Sabat 25 Oktober 2025
RENUNGAN PENDAHULUAN
- Dari kekalahan kepada kemenangan
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yak 5:16
Semua bertanggung jawab kepada kesalahan, oleh sebab itu firman Allah mengatakan dengan jelas kepada kita bagaimana memperbaiki dan menyembuhkan kesalahan ini. Tak seorangpun bisa mengatakan bahwa ia tidak pernah melakukan kesalahan, sehingga ia tak pernah berdosa sama sekali, tetapi adalah sangat penting untuk mempertimbangkan tindakan apa yang harus diambil terhadap kesalahan-kesalahan ini. Rasul Paulus membuat kesalahan yang menyedihkan, meskipun ia berpikir bahwa ia melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi pada waktu Roh Tuhan menyatakan masalahnya di hadapannya dalam terang yang benar, ia mengakui perbuatan-perbuatannya yang salah, dan sesudah itu, ia mengakui perbuatan-perbuatannya yang salah, dan sesudah itu ia mengakui belas kasihan Allah yang besar dalam mengampuni pelanggarannya. Anda juga bisa saja telah melakukan kesalahan, dengan berpikir bahwa anda adalah besar, tetapi bilamana waktu menyatakan kesalahanmu, maka adalah kewajibanmu untuk merendahkan hatimu dan mengakui dosa-dosamu…
Apapun sifat dosa anda, anda harus mengakuinya. Jikalau kesalahan itu hanya terhadap Allah, akuilah hanya kepadaNya. Jikalau anda telah bersalah kepada atau menyerang orang lain, akuilah kepada mereka dan berkat-berkat Tuhan akan turun ke atasmu. Dengan cara ini anda mati terhadap diri sendiri, dan Kristus terbentuk di dalammu.
Bilamana di bawah pencobaan setan, manusia jatuh ke dalam kesalahan, dan perkataan dan tingkah laku mereka tidak seperti Kristus, mungkin mereka tidak menyadari keadaan mereka, oleh karena dosa adalah bersifat menipu dan cenderung mematikan persepsi moral. Tetapi melalui pemeriksaan diri sendiri, penyelidikan Alkitab dan berdoa dengan rendah hati, oleh pertolongan Roh Kudus, akan sanggup melihat kesalahan mereka. Kemudian jika mereka mengakui dosa-dosa mereka dan berbalik dari padanya, maka penggoda itu tidak lagi tampak kepada mereka sebagai malaikat terang, tetapi sebagai penipu…
Mereka yang menerima teguran dan perbaikan bagaikan yang datang dari Allah dan dengan demikian menyanggupkan mereka untuk melihat dan memperbaiki kesalahan, mereka sedang mempelajari pelajaran berharga dari kesalahan itu. Kekalahan mereka telah dibalikkan menjadi kemenangan. Mereka berdiri, tidak mengandalkan kekuatan mereka, tetapi mengandalkan kasih sayang yang dipadukan dengan kerendahan hati dan di atur oleh peraturan-peraturan firman Allah…..Mereka berjalan tidak tersandung, tetapi aman, di jalan di mana surga bersinar.——-Inilah hidup yang kekal, tgl 21 Agustus hal 238
——————————-
- Aman dalam setiap angin ribut
Pengharapan telah ditetapkan di hadapan kita, bahkan pengharapan kehidupan kekal. Tidak ada yang akan memuaskan Penebus kita selain memberikan berkat-berkat itu kepada kita, tetapi adalah tugas kita untuk berpegang pada pengharapan ini oleh iman kepadaNya yang telah menjanjikannya. Kita bisa berharap akan menderita, karena mereka yang mengambil bagian dalam penderitaanNyalah yang akan mempunyai bagian bersamaNya dalam kemuliaanNya.
……………
Kita memperoleh surga bukan karena jasa-jasa kita tetapi melalui jasa-jasa Kristus Yesus…Biarlah pengharapanmu bukan berpusat pada dirimu sendiri, tetapi dalam Dia yang telah menundukkan diriNya . Bicarakanlah pengharapan yang berbahagia dan penampilan yang mulia dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Benar bahwa kita kena kepada malapetaka moral yang besar; benar bahwa kita dalam bahaya kebejatan. Tetapi bahaya ini akan mengancam kita hanya kalau kita percaya kepada diri sendiri dan melihat tidak lebih dari usaha-usaha kemanusiaan kita. Berbuat seperti ini akan membuat kapal iman kita karam.——Inilah Hidup Yang Kekal hal 78.
KEMENANGAN TUHAN
“Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Gideon: ‘Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu’” (Hakim-Hakim 7:7)
Setelah menggulingkan bangsa Midian, berita tersebar luas ke mana-mana bahwa Allah Israel sekali lagi berperang bagi umatNya. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan kengerian bangsa-bangsa sekitar ketika mereka mengetahui cara sederhana apa yang telah menghasilkan kemenangan melawan semua kekuatan dan keahlian dari satu bangsa yang kuat dan berani.
Kemanapun berita itu tersebar, semua merasakan bahwa kemenangan itu haruslah dianggap berasal dari Allah saja. Dengan demikian nama Tuhan dimuliakan, iman Bangsa Israel diperkuat, dan musuh-musuh mereka menjadi malu dan bingung.
Tidak aman bagi umat Allah untuk mengadopsi adat dan kebiasaan bangsa yang tidak beriman. Prinsip-prinsip dan cara kerja Ilahi sangatlah berbeda dari dunia. Sejarah bangsa-bangsa tidak memperlihatkan kemenangan-kemenangan seperti penakluk Yerikho atas bangsa Midian. Tidak ada jenderal tentara kafir yang pernah mengadakan peperangan sebagaimana yang pernah dilakukan Yosua dan Gideon. Kemenangan-kemenangan ini mengajarkan satu pelajaran besar bahwa satu-satu sumber keberhasilans adalah pertolongan dari Allah, yang bekerja dengan usaha manusia. Mereka yang percaya pada hikmatnya sendiri dan kemampuan mereka sendiri sudah tentu akan kecewa. Satu-satunya cara aman dalam semua rencana dan tujuan hidup adalah memelihara kesederhanaan iman. Kepercayaan yang rendah hati kepada Allah dan penurutan yang setia kepada kehendakNya penting bagi orang Kristen dalam menjalankan peperangan rohani sebagaimana bagi Gideon dan rekan-rekannya yang berani berjuang dalam peperangan Tuhan.
Perintah Allah haruslah dituruti dengan sempurna, tidak peduli pendapat dunia….Semua orang harus sungguh-sungguh memperbaiki setiap hak-hak keagamaan dan bertanya setiap hari kepada Allah untuk mengetahui kehendakNya. Kehidupan dan perkataan Kristus harus tekun dipelajari dan perintahNya dengan senang hati dituruti. Mereka yang bersiap dengan baju perang kebenaran tidak perlu takut kepada musuh-musuh Allah. Mereka dapat diyakinkan dengan perlindungan Panglima perang Tuhan….
Tuhan bersedia memberikan pengalaman berharga kepada umatNya. Ia mau mengajar mereka menyerahkan pertimbangan dan kehendak mereka sepenuhnya kepada Dia. Kemudian mereka akan melihat dan mengetahui bahwa dari diri mereka tidak dapat melakukan apapun; bahwa Allah adalah segalanya dan di dalam segala hal. —–Signs of the Timesf, 21 Juli 1881
PENDERITAAN DAN KESUSAHAN ADALAH DEMI KEBAIKAN KITA – CARA TUHAN MEMBERI PENGINGATAN/PENYADARAN
Yohanes 13:7:
Jawab Yesus kepadanya (Petrus): ”Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengerti kelak.”
Kita cenderung mengharapkan rasa simpati dan dukungan dari sesama manusia gantinya berharap pada Yesus. Dalam belas kasihan dan kesetiaan, Allah sering membiarkan orang-orang yang menjatuhkan kita sendiri, agar kita dapat mempelajari kebodohan dalam mempercayai manusia dan menjadikan daging sebagai senjata kita. Marilah kita percaya pada Allah dengan sepenuhnya, rendah hati dan dengan tidak mementingkan diri sendiri. la mengetahui kesedihan yang kita rasakan sampai ke kedalaman jiwa kita yang tidak dapat kita ungkapkan. Bila segala sesuatu tampak gelap dan sulit dimengerti, ingatlah perkataan Yesus, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.”
Pelajarilah sejarah kehidupan Yusuf dan Daniel. Tuhan tidak mencegah rencana busuk manusia yang berusahalah mencelakakan mereka; tetapi la membuat semua rencana ini bekerja demi kebaikan hamba-hamba-Nya yang memelihara iman dan kesetiaan mereka pada sang pencobaan dan pergumulan.
Selama kita masih di dunia ini, kita akan menghadapi pengaruh yang berlawanan. Akan ada hasutan untuk menguji temperamen kita; dengan menghadapi hal ini dalam roh yang benar maka keagungan Kristen akan dikembangkan. Jika Kristus tinggal di dalam kita, kita akan menjadi sabar, baik hati dan tabah menghadapi gangguan dan keresahan. Dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, kita tetap mengalahkan diri dan bertumbuh ke dalam kepahlawanan yang mulia. Inilah tugas kita yang sudah ditentukan; tetapi itu tidak dapat dilaksanakan tanpa pertolongan Yesus, keputusan yang pasti, tujuan yang tidak goyah, kewaspadaan yang terus menerus dan doa yang tidak berkeputusan. Setiap orang menghadapi peperangan untuk dimenangkan. Allah sendiri pun tidak dapat menjadikan hidup kita mulia atau bermanfaat kecuali kita menjadi mitra kerja bagi-Nya. Mereka yang kałah dalam pergumulan akan kehilangan kekuatan dan kebahagiaan kemenangan. — Hidup yang Terbaik hal. 473.
Sebagai pekerja bersama Tuhan, kita membutuhkan kesalehan yang lebih sungguh-sungguh dan lebih sedikit meninggikan diri sendiri. Semakin diri ditinggikan, semakin berkurang iman pada kesaksian Roh Tuhan. Mereka yang paling dekat hubungannya dengan Tuhan adalah mereka yang mengenal suara-Nya ketika Dia berbicara kepada mereka. Mereka yang rohani memahami hal-hal rohani. Orang-orang seperti itu akan merasa bersyukur bahwa Tuhan telah menunjukkan kesalahan mereka, sementara mereka yang sepenuhnya percaya pada diri mereka sendiri akan semakin sedikit melihat Tuhan dalam kesaksian Roh-Nya. Pekerjaan kita harus disertai dengan kerendahan hati yang mendalam, puasa, dan doa. Kita tidak boleh mengharapkan semua kedamaian dan sukacita. Akan ada kesedihan; tetapi jika kita menabur dengan air mata, kita akan menuai dengan sukacita. Kegelapan dan keputusasaan terkadang dapat memasuki hati orang-orang yang mengorbankan diri; tetapi ini bukan berarti menentang mereka. Mungkin ini adalah rencana Tuhan agar mereka mencari Dia dengan lebih sungguh-sungguh. — Testimony Treasures vol. 2 hal. 27-29
Menjadi rendah pada pemandangan bangsa-bangsa, mereka yang pernah dikenal sebagai yang diistimewakan Surga di atas semua bangsa lain di bumi harus belajar dalam pengungsian pelajaran tentang penurutan yang begitu penting untuk kebahagiaan mereka di masa yang akan datang. Sebelum mereka selesai mempelajari pelajaran ini, Allah tidak dapat melakukan bagi mereka apa yang ingin dilakukan-Nya. “Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.” Ia memaklumkan dalam keterangan tentang tujuan-Nya untuk menghukum mereka demi kebaikan kerohanian mereka. Yeremia 30:11. Namun mereka yang menjadi sasaran kasih-Nya yang lembut itu tidak akan ditelantarkan selama-lamanya; di hadapan segala bangsa di bumi Ia akan menunjukkan rencana-Nya untuk mendatangkan kemenangan dari apa yang tampaknya kekalahan, untuk menyelamatkan bukan untuk membinasakan. Kepada nabi itu pekabaran diberikan—–PR 274.1
“Sepanjang sejarah umat Allah, gunung besar kesulitan yang kelihatannya tak teratasi, selalu membayang di hadapan mereka yang sedang maju di dalam membuka pemeliharaan Tuhan. Hambatan-hambatan kepada kemajuan seperti itu telah diizinkan Tuhan sebagai ujian iman. Bila kita bertahan di segala segi, inilah waktunya, di atas segala sesuatu yang lain, untuk percaya pada Allah dan pada kuasa Roh Kudus-Nya. Kita tidak berjalan atas kekuatan kita sendiri, tetapi atas kekuatan Allah orang Israel. Adalah suatu kebodohan untuk mengharap dan mengandalkan manusia, atau mengandalkan tenaga kita. Kita harus berharap pada Yahwe, karena di dalam Dialah kekuatan yang selama-lamanya. Allah, dalam tanggapan atas kata-kata dan perbuatan iman, yang membuat jalan rata di hadapan hamba-Nya Zerubabel, sanggup menyingkirkan segala hambatan yang dibuat oleh Setan untuk menghalangi lajunya pekerjaan Tuhan. Melalui melatih iman yang gigih dan teguh, semua gunung kesulitan akan dapat dihilangkan.
Kadang-kadang Allah melatih pekerja-pekerja-Nya dengan mendatangkan kekecewaan dan kegagalan nyata, Adalah maksud-Nya agar umat-umat-Nya belajar untuk mengatasi kesulitan. la ingin mengilhami mereka dengan satu tekad agar membuat kegagalan itu keberhasilan. — Review and Herald, 16 Januari 1908.
……Ia mengetahui kesusahan yang kita rasakan sampai ke lubuk jiwa, yang tidak dapat kita ungkapkan. Bilamana segala sesuatu tampak gelap dan tak dapat diterangkan, ingatlah perkataan Kristus, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak” (Yohanes 13:7). —-PI 408.8
———————————-
Contoh-contoh keuntungan atau keistimewaan, keberhasilan dan kenyamanan cenderung membuat terlena dan menjauhkan umat Allah dari Tuhan:
Bangsa Israel :
Kepada suatu bangsa yang dalam hatinya hukum-Nya tertulis, kasih sayang Allah dipastikan. Mereka satu dengan Dia. Tetapi orang Yahudi telah memisahkan diri dari Allah. Karena dosa mereka menderita di bawah hukum-Nya. Inilah yang menyebabkan perhambaan mereka kepada bangsa kafir. Pikiran mereka sudah digelapkan oleh pelanggaran, dan oleh sebab pada waktu yang lalu Tuhan telah memberikan kepada mereka kasih sayang yang begitu besar, mereka memaafkan segala dosa mereka. Mereka memuji-muji diri dengan mengatakan bahwa mereka lebih baik daripada orang lain, dan berhak mendapat berkat-berkat-Nya. —–KSZ1 98.1
Hal ini “dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” 1 Kor. 10:11. Betapa sering kita salah menafsirkan berkat-berkat Allah, serta memuji diri kita sendiri bahwa kita beroleh kasih sayang karena sesuatu kebaikan yang ada dalam diri kita. Allah tidak dapat melakukan bagi kita apa yang ingin dilakukan. Segala karunia-Nya telah digunakan untuk memperbesar kepuasan diri kita sendiri serta untuk mengeraskan hati kita dalam keadaan kurang percaya dan dosa. ————-KSZ1 98.2
“Dan lagi,” kata nabi itu, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Bukan oleh namanya, melainkan oleh buahnya nilai sesuatu pohon ditentukan. Kalau buahnya tidak berguna, maka namanya tidak dapat menyelamatkan pohon itu dari kebinasaan. Yohanes menegaskan kepada orang Yahudi bahwa kedudukan mereka di hadapan Allah harus ditentukan oleh tabiat serta kehidupan mereka. Pengakuan tidak berguna. Kalau kehidupan dan tabiat mereka tidak sesuai dengan hukum Allah, mereka itu bukanlah umat-Nya. ————-KSZ1 98.4
Semua orang yang menjadi rakyat kerajaan Kristus katanya, akan membuktikan adanya iman dan pertobatan. Kebaikan hati, kejujuran dan kesetiaan akan tampak dalam kehidupan mereka. Mereka akan menolong fakir miskin, dan membawa persembahan mereka kepada Allah. Mereka akan melindungi orang yang tidak mempunyai perlindungan, serta memberikan teladan kebajikan dan belas kasihan. Demikianlah para pengikut Kristus akan memberikan bukti akan kuasa Roh Suci yang mengubahkan itu. Dalam kehidupan sehari-hari, keadilan, kemurahan, dan kasih Allah, akan kelihatan. Jika tidak demikian maka mereka adalah seperti sekam, yang dicampakkan ke dalam api. ————-KSZ1 99.2
Lagi pula, pada waktu bani Israel turun ke tanah Mesir, maka mereka telah mencapai taraf hidup yang tinggi di negeri Goshen. Mereka hidup bagaikan raja-raja. Sesungguhnya mereka bahkan telah mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dari pada yang terbaik dari orang-orang Mesir itu. Walaupun Allah mengetahui, bahwa jika apabila masanya makin dekat bagi kelepasan mereka, mereka terus menerus hidup bagaikan raja-raja, jika segala perkara terus menerus begitu mudah bagi mereka seperti halnya semasa hidupnya Yusuf, maka mereka tidak pernah, tidak akan pernah mau mengambil keputusan untuk kembali ke tanah perjanjian. Demikian itulah, maka keadaan-keadaan cobaan yang telah ditakdirkan telah didatangkan untuk memaksa mereka berseru siang dan malam bagi kelepasannya. Kemudian bersiap-siaplah mereka untuk pergi. Sungguhpun demikian untuk lebih memastikan bahwa mereka semuanya akan meninggalkan Mesir, maka Tuhan membiarkan para majikan Mesir itu mencambuk punggung-punggung mereka serta lebih memberati kerja mereka sewaktu Musa masih berada di negeri itu. Sama juga halnya cinta akan dunia harus juga dicambuk keluar dari kita, jika kita akan memulai menuju ke rumah Eden kita itu.—-Amaran Sekarang jld 1 no. 1
Kemenangan besar (atas Yerikho) yang diadakan Allah bagi mereka telah menjadikan bani Israel merasa percaya kepada diri sendiri. Oleh karena Ia telah menjanjikan kepada mereka negeri Kanaan itu mereka merasa aman dan gagal untuk menyadari bahwa hanya pertolongan ilahi saja yang dapat memberikan sukses kepada mereka. Yusak sendiri telah mengadakan rencana-rencana untuk menaklukkan Ai tanpa meminta nasihat dari Allah. ———-PB2 85.3
Bangsa Israel telah mulai mengagung-agungkan kekuatan mereka sendiri serta menganggap remeh musuh mereka. Mereka merasa bahwa kemenangan akan diperoleh dengan mudah, dan mereka berpendapat tiga ribu orang saja sudah cukup untuk merebut kota itu. Mereka ini dengan tergesa-gesa telah mengadakan serangan tanpa adanya jaminan bahwa Allah akan beserta dengan mereka. Pada waktu mereka sudah mendekati pintu gerbang kota itu, mereka ternyata menghadapi satu pertahanan yang amat kuat. Mereka panik melihat jumlah musuh yang banyak serta persiapan yang baik itu, mereka telah melarikan diri dengan kacau balau melalui jalan yang menurun. Bangsa Kanani mengejarnya dengan garangnya; “dan lagi diusirnya akan mereka itu daripada pintu negerinya, . . . lalu dipecah-pecahkannya mereka itu pada curam bukit.” Sekalipun kerugian mereka kecil jumlah-. nya—tetapi tiga puluh enam orang telah mati terbunuh—kekalahan itu telah mengecewakan seluruh perhimpunan itu. “Maka hilanglah hati orang banyak itu, dan menjadi tawar. seperti air.” Ini adalah kali yang pertama dimana mereka telah berhadapan dengan bangsa Kanani dalam peperangan yang sebenarnya, dan jikalau mereka bisa diusir oleh bala tentara dari kota yang kecil itu, apakah yang menjadi akibatnya bilamana mereka harus menghadapi satu peperangan yang lebih besar di hadapan mereka? Yusak menganggap bahwa kegagalan mereka itu sebagai ungkapan murka Allah, dan dengan hati yang sedih dan susah ia “mencarik-carik pakaiannya, lalu tersungkur dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan sampai petang hari, baik ia baik segala tua-tua Israel dan disiramkannya abu kepada kepalanya.” ————PB2 85.4
Pada waktu bangsa Israel berada dalam satu keadaan yang senang dan amanlah mereka telah dituntun ke dalam dosa. Mereka telah gagal untuk membiarkan Allah selalu ada di hadapan mereka, mereka melalaikan doa, dan memanjakan roh percaya kepada diri sendiri. Kesenangan dan pemanjaan diri telah menyebabkan benteng jiwa tidak dijaga dan pikiran-pikiran yang merusakpun telah memasukinya. Pengkhianat-pengkhianat di dalam bentenglah yang telah membinasakan prinsip-prinsip, dan menyerahkan Israel ke dalam tangan setan. Dengan cara demikianlah setan masih tetap berusaha untuk membinasakan jiwa. Satu proses persiapan yang lama, yang tidak diketahui oleh dunia, berlangsung di dalam hati orang Kristen sebelum ia melakukan dosa yang terang-terangan. Pikiran tidaklah secara mendadak berpindah dari keadaan yang suci dan bersih kepada kemerosotan, kejahatan dan dosa. Ia memerlukan waktu untuk merusak mahluk-mahluk yang dijadikan dalam peta Allah, supaya merosot menjadi setaraf dengan binatang atau sesuatu yang bersifat iblis. Oleh memandang kita diubahkan. Dengan pemanjaan pikiran yang kotor, manusia dapat mendidik pikirannya sedemikian rupa sehingga dosa yang dulunya memuakkan dirinya sekarang akan menjadi sesuatu yang menyenangkan baginya.—-PB2 52.2
Daud:
Sebelum berakhirnya peperangan dengan bangsa Ammon, Daud, dengan menyerahkan kepemimpinan atas bala tentara itu kepada Yoab, telah kembali ke Yerusalem. Bangsa Syam sudah menyerah kepada Israel, dan kehancuran total bangsa Ammon kelihatannya sudah dapat dipastikan. Daud dikelilingi oleh hasil-hasil kemenangan dan kemuliaan pemerintahannya yang bijaksana dan mantap itu. Sekaranglah, pada saat ia sedang berada dalam keadaan senang dan lengah, dimana sipenggoda itu telah menggunakan kesempatan untuk menguasai pikirannya. Kenyataan bahwa Allah telah membawa Daud ke dalam hubungan yang sangat erat dengan Dirinya Sendiri dan telah menyatakan kebajikannya yang amat besar itu, seharusnya menjadi satu pendorong baginya untuk menjaga tabiatnya agar tidak bercacat. Tetapi bilamana di dalam kesenangan dan merasa diri aman ia melepaskan pegangannya kepada Allah, Daud telah menyerah kepada setan dan mendatangkan ke atas jiwanya noda dosa. Ia, pemimpin bangsa yang telah diangkat oleh Sorga, yang telah dipilih Allah untuk menegakkan hukumNya, telah melanggar peraturan-peraturannya. Ia yang seharusnya menjadi suatu kegentaran kepada orang-orang yang berbuat jahat, oleh tindakannya sendiri telah menguatkan tangan mereka. ——PB2 329.1
Sejarah Daud memberikan salah satu kesaksian yang paling mengesankan yang pernah diberikan sehubungan dengan bahaya yang mengancam jiwa yang datang dari kekuasaan dan kekayaan dan kehormatan duniawi—perkara perkara yang sangat diinginkan oleh manusia. Hanya sedikit orang yang pernah melalui satu pengalaman dengan cara yang lebih baik, untuk menyediakan mereka agar dapat bertahan terhadap ujian yang seperti itu. Kehidupan Daud yang mula-mula sebagai seorang gembala, dengan pelajaran-pelajarannya yang penuh dengan kerendahan hati, ketabahan, dan kelemahlembutannya terhadap ternaknya, hubungannya dengan alam di bukit-bukit yang sunyi, yang mengembangkan keahliannya dalam musik dan sajak, dan mengarahkan pikirannya kepada Khaliknya, disiplin yang lama dalam kehidupannya di padang belantara, yang telah menghasilkan keberanian, keteguhan, kesabaran dan iman akan Allah, telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai satu persediaan untuk menaiki tahta kerajaan Israel. Daud telah menikmati pengalaman-pengalaman yang berharga sehubungan dengan kasih Allah dan dengan berkelimpahan telah dikaruniai dengan RohNya, di dalam sejarah kehidupan Saul ia telah melihat betapa sia-sianya hikmat manusia itu. Namun demikian, sukses dan kehormatan duniawi telah begitu melemahkan tabiat Daud sehingga berulang-ulang ia telah dikalahkan oleh sipenggoda itu. ——-PB2 360.2
Nasihat menyikapi penderitaan/pencobaan:
Alat yang dipakai oleh penggoda itu tidak boleh dijadikan sebagai satu maaf terhadap satu perbuatan yang salah. Setan merasa gembira sekali apabila ia mendengar orang-orang yang mengaku diri pengikut-pengikut Kristus mengadakan maaf terhadap cacat, dalam tabiatnya. Hal itu merupakan maaf-maaf yang membawa kepada dosa. Tidak ada maaf untuk berbuat dosa. Salah satu perangai yang suci, satu hidup yang seperti Kristus, adalah mungkin didapat oleh tiap-tiap anak Allah yang bertobat dan percaya——-Desire of Ages, hal 311
Pekerjaan Allah hendaknya jangan memakai peta dan ukuran manusia. Kadang-kadang Tuhan akan menggunakan alat-alat yang lain, yang olehnya maksud-Nya dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Berbahagialah mereka yang sudi bila dirinya direndahkan, dengan berkata bersama Yohanes Pembaptis, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” ——-KSZ1 184.1









