<< Go Back

Sabat 14 Juni 2025

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

 

PERMULAAN HIKMAT (2 Januari, Buku Inilah Hidup yang Kekal)

 

Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal yang Mahakuasa adalah pengertian. Amsal 9:10.

 

Ada perbedaan besar antara kemampuan untuk menjadi sempurna yang telah diberikan Allah kepada manusia, dan tingkat kesempurnaan yang sesungguhnya mereka capai.

 

Firman Allah memberikan arti pendidikan yang sangat kuat, serta sumber pengetahuan yang paling berharga, yang dapat dicapai oleh manusia. Pengertian disesuaikan dengan dimensi pokok yang harus dipelajari. Jika dipelajari dengan sepele, hanya sebagai hal-hal yang biasa saja, tidak pernah menuntut usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerti kebenaran agung dan kekal, maka pengertian akan menjadi kerdil dan lemah. Oleh sebab itu nilai Alkitab, sebagai satu alat pemeliharaan intelektual. . . menuntun langsung kepada perenungan kebenaran yang paling tinggi, paling agung, dan paling gemilang yang disajikan kepada pikiran manusia. Menuntun pikiran kita kepada Pencipta segala sesuatu. Kita melihat tabiat Yang Lanjut Usia dinyatakan, dan mendengarkan suaraNya sementara Ia bersekutu dengan para bapa dan para nabi. Kita melihat rahasia pemeliharaan-Nya diterangkan, masalah-masalah besar yang memenuhi semua pikiran manusia, tetapi tanpa bantuan penyataan (wahyu), kepandaian manusia sia-sia mencari penyelesaiannya. Kitab Suci membukakan kepada pengertian kita sistem teologi yang sederhana namun agung, menyajikan kebenaran yang seorang anak pun dapat menangkapnya, tetapi juga merupakan penyelidikan yang begitu luas yang menyusahkan kuasa pikiran yang paling kuat sekalipun.

Semakin cermat firman Allah diselidiki, dan semakin baik pengertian, maka semakin jelaslah bagi pelajar bahwa di sana ada hikmat, pengetahuan dan kuasa yang tak terbatas…

Jikalau para pemuda belajar dari Guru surgawi, sebagaimana yang dilakukan oleh Daniel, mereka akan tahu bahwa takut akan Allah adalah permulaan segala hikmat. … Mereka yang mengabdikan diri kepada Allah, dan yang memiliki perlindungan karunia-Nya dan pengaruh dorongan Roh-Nya, akan menunjukkan kuasa intelek yang lebih tajam daripada yang sekadar duniawi. Mereka akan sanggup mencapai latihan paling tinggi dan paling agung dari seluruh kemampuan.

 

 

PENGETAHUAN YANG DANGKALTIDAK CUKUP (4 Januari, Buku Inilah Hidup yang Kekal)

 

Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! Kolose 1:27.

 

Ada banyak rahasia dalam firman Allah yang kita tidak mengerti, dan banyak di antara kita yang merasa puas dan menghentikan penyelidikannya pada waktu kita baru saja mulai menerima sedikit pengetahuan mengenai Kristus. Sementara masih sedikit dari maksud-maksud Ilahi diungkapkan kepada pikiran, dan kita mulai mendapat sedikit pengetahuan mengenai tabiat Allah, lalu kita, merasa puas berpikir bahwa kita telah menerima semua terang yang ada bagi kita dalam firman Allah. Tetapi kebenaran Allah adalah tak terbatas. Dengan usaha keras kita harus bekerja dalam tambang kebenaran untuk menemukan permata-permata berharga yang tersembunyi. Demikianlah maksud Yesus dengan apa yang dikatakan-Nya ketika la menyuruh murid-murid-Nya untuk “menyelidiki Kitab-kitab Suci” (Yoh. 5:39). Menyelidiki artinya membandingkan tulisan dengan tulisan, dan perkara-perkara rohani dengan yang rohani. Kita tidak boleh merasa puas hanya dengan pengetahuan yang dangkal.

Kita tidak boleh mengerti setengah-setengah apa yang Tuhan mau lakukan kepada umat-Nya…. Permohonan kita, yang berbaur dengan iman dan penyesalan atas perbuatan-perbuatan yang tidak baik, harus dinaikkan kepada Allah untuk memohon pengertian akan rahasia yang Pena Allah akan beritahukan kepada orang-orang kudus-Nya. . . malaikat tidak bisa menggambarkan seluruh kemuliaan rencana keselamatan yang sudah dinyatakan. Alkitab memberitahukan bagaimana Kristus menanggung dosa-dosa kita dan mengambil kesedihan-kesedihan kita. Di sini dinyatakan bagaimana belas kasihan dan kebenaran bertemu bersama di kayu salib Golgota, bagaimana kebenaran dan kedamaian saling bersentuhan satu sama lain, bagaimana kebenaran Kristus diberikan kepada manusia yang sudah jatuh. Di sana diperagakan hikmat, keadilan, belas kasihan dan kasih yang tak terhingga. Dalamnya, tingginya, panjangnya dan luasnya kasih dan hikmat, semua pengetahuan, telah dinyatakan dalam rencana keselamatan.

la yang merindukan kebenaran dalam hatinya, yang menginginkan kuasanya bekerja dalam hidup dan tabiat, akan benar-benar memilikinya. Juruselamat berkata, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Mat. 5:6)

 

Catatan:

Melalui dua kutipan Ellen G. White tersebut di atas kita dapat memahami :

  1. Pengertian kita sebagai siswa Alkitab dipengaruhi oleh sejauh mana (dimensi) usaha kita dalam belajar,
  2. Belajar terbagi dalam dua kelompok, yaitu :
  3. Belajar sepele, hanya sebagai hal-hal yang biasa saja = tidak pernah menuntut usaha yang sungguh-sungguh untuk mengerti kebenaran agung dan kekal >>>>> pengertian akan menjadi kerdil dan lemah.

 

Belajar sepele = mengerti setengah-setengah = belajar cepat puas = belajar tanpa menyelidiki = belajar tidak sungguh-sungguh

 

  1. Belajar dengan perenungan = menyelidiki >>>>> Semakin cermat firman Allah diselidiki, dan semakin baik pengertian, maka semakin jelaslah bagi pelajar bahwa di sana ada hikmat, pengetahuan dan kuasa yang tak terbatas.

 

Kesimpulan:

Belajar yang tidak membanding-bandingkan satu tulisan dengan tulisan lainnya atau perkara rohani  dengan perkara rohani lainnya, berarti hanya fokus kepada satu pengertian dari sesuatu bacaan saja = TIDAK MENYELIDIKI >>>>> Belajar sepele = mengerti setengah-setengah = belajar cepat puas belajar tidak sungguh-sungguh >>>>> PENGETAHUAN YANG DANGKAL

Tulisan lain menyatakan:

Hukum pikiranlah yang akan mempersempit atau memperluas matra (dimensi) hal-hal yang mana ia terbiasa. Kemampuan mental pasti akan mengkerut dan akan kehilangan kemampuannya menangkap arti-arti yang dalam dari Firman Allah kecuali pikiran itu digunakan dengan sekuat tenaga dan terus menerus untuk menyelidiki kebenaran. Pikiran akan menjadi luas jika ia digunakan untuk menelurusi hubungan pokok-pokok Alkitab, membandingkan kitab dengan kitab, dan perkara-perkara rohani dengan yang bersifat rohani. Pergilah ke bawah permukaan: kekayaan pikiran yang paling berharga sedang menunggu murid yang cerdas dan rajin disana —- RH, 17 Juli1888. (MYP 262)

 

Dari bacaan ini makin memberi kejelasan bahwa orang-orang yang cara belajarnya tidak banding membandingkan tulisan dengan tulisan, dan perkara-perkara rohani dengan yang rohani adalah orang yang pengetahuannya hanya dipermukaan >>>>> akibatnya PIKIRAN MENJADI SEMPIT, tidak luas, maka oleh sesuai Matius 5:6 keadaan yang sedemikian mereka TIDAK AKAN DIPUASKAN dan banyak rahasia dalam firman Allah yang akan tetap tidak dapat dimengerti serta kehilangan kemampuan menangkap arti-arti yang dalam dari Firman Allah.

 

Pertanyaan:

Sesuai dengan bacaan di atas dan kesimpulan yang kita telah rumuskan, oleh karena petunjuk yang disampaikan oleh tulisan EGW diatas sangat jelas, bahwa kita dalam belajar harus menyelidiki, tidak cepat puas dan pergi ke bawah permukaan dari kebenaran EGW dan VTH yang sudah diungkapkan, maka antara lain pertanyaan yang dapat timbul adalah apakah penyimpulan demikian berarti TULISAN EGW dan VTH yang telah diberikan adalah KEBENARAN DANGKAL/hanya KEBENARAN DIPERMUKAAN saja?.

Jawaban:

Mari kita melihat dari sudut kebenaran pekabaran Victor T. Houteff, bila kita mempelajari buku-bukunya Victor T. Houteff kita akan temukan bagaimana metode Victor T. Houteff belajar adalah MENYELIDIKI, kita saksikan bagaimana ia membanding-bandingkan antar pernyataan-pernyataan EGW dari beberapa buku-bukunya, dia juga menyajikan perkara rohani dengan perkara rohani yang disaksikannya pada praktek-praktek beragama dunia dalam perkembangannya, dengan demikian sesuai petunjuk bacaan yang telah kita bahas di atas jelas tulisan-tulisan VTH BUKANLAH KEBENARAN DANGKAL atau KEBENARAN PERMUKAAN, namun sesuai kutipan berikut:

Di sini terlihat, bahwa Ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukan-Nya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua Kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-pintu Gerbang Mutiara.—–Amaran Sekarang Jld 1 No. 11

Dan sesuai petunjuk atau perintah Victor T. Houteff kepada guru-guru kebenaran dalam:

“…… sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (terbitan-terbitan resmi dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh), k a m i harus mengajar hanya dalam terang dari Tongkat itu, bagian-bagian pekabaran (passages) yang dalam satu dan lain hal perlu untuk diinterpretasikan. Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran Sekarang akan senantiasa memiliki pemikiran yang sama, sependapat, dan membicarakan perkara-perkara yang sama (1 Korinthi 1 : 10; 1 Petrus 3 : 8; Yesaya 52 : 8).“ – Kepercayaan-Kepercayaan Dasar Davidian MAHK, hal. 26, 27.

Dari kutipan-kutipan di atas terlihat bahwa tugas penyelidikan itu tidak berhenti, tugas tersebut harus terus dilanjutkan walapun Victor T. Houteff telah meninggal, sehingga berarti jika kita sekarang ini yang masih memperoleh penugasan lanjutan dari Victor T. Houteff tidak menjalankannya dan hanya membaca-membaca saja, tanpa melanjutkan metode penyelidikan yaitu banding-membandingkan antar tulisan-tulisan yang telah diungkapkan baik dari EGW dan VTH dan menganalisa perkara rohani dengan perkara rohani sebagaimana yang dahulu dilakukan Victor T. Houteff, maka kita jatuh dalam praktek beragama yang dituduhkan oleh tulisan EGW diatas yaitu orang-orang yang setengah-setengah. Karena masih ada bagian gulungan-gulungan kebenaran, satu dan lain hal yang masih perlu diinterpretasikan…..artinya masih akan ada lagi kebenaran-kebenaran yang akan dibukakan oleh Tuhan dalam mendekati penutupan pekerjaan bagi sidang, sama sebagaimana contohnya dahulu di dalam 40 hari murid-murid Yesus, masih ada pengetahuan kebenaran-kebenaran yang pengertiannya baru dibukakan yang sebelumnya tidak dipahami oleh murid-muridnya sebelum kematian Yesus.

Jadi VTH yang menghasilkan buku-buku Tongkat Gembala sesuai kebenaran yang dibukakan oleh Tuhan hingga selesai penugasannya adalah secara pribadi adalah dari jenis ORANG YANG BELAJAR MENYELIDIKI (melakukan perenungan), sedangkan adanya para pengikutnya setelah kematian VTH tidak bersedia melaksanakan beban penugasan mengajarkan bagian-bagian kebenaran yang masih perlu diinterpretasikan, maka berarti jenis kelompok seperti mereka inilah yang di kategorikan sebagai orang-orang yang belajarnya setengah-setengah, atau tidak sungguh-sungguh.

DARI BUAH-BUAHNYALAH KAMU AKAN MENGENALINYA…… Matius 7:16-20.

Kutipan tidak lagi relevan diterapkan dalam lambang 40 hari contoh saingan

 

Berkaitan memanfaatkan waktu luang/adanya kesempatan

Kantongilah Alkitab kecil bersamamu sementara engkau bekerja, dan manfaatkanlah setiap kesempatan untuk menghafalkan janji-janjinya yang berharga itu. — RH, 27 April 1905.

 

Adalah baik bagi kita untuk menggunakan waktu satu jam setiap hari untuk merenungkan hidup Kristus. Kita harus melakukannya selangkah demi selangkah dan biarlah daya khayal membayangkan setiap gambaran, khususnya gambaran saat-saat terakhirnya. — DA 83 (1898)

 

Beberapa kali setiap hari saat-saat keemasan yang berharga itu harus disisihkan untuk berdoa dan mempelajari Kitab Suci, walaupun hanya sekedar menghafalkan satu ayat saja, agar kehidupan rohani akan terdapat di dalam jiwa. — 4T 459 (1880)

 

Hanya sedikit saja manfaat yang diperoleh dari membaca Kitab Suci secara terburu-buru. Seseorang dapat membaca seluruh Alkitab namun tidak berhasil melihat keindahannya serta mengerti ke dalaman maknanya yang tersembunyi. Satu bagian yang pendek yang dipelajari sampai maknanya jelas kepada pikiran dan hubungannya dengan rencana keselamatan jelas betul, itu lebih bernilai daripada membaca beberapa fasal tanpa tujuan tertentu serta tiada pengajaran yang positif yang diperolehnya. Peganglah selalu Alkitabmu. Kalau kau mempunyai kesempatan, bacalah; lekatkan ayat-ayat Alkitab itu dalam pikiranmu. Meski engkau berjalan di jalan-jalan engkau dapat membaca satu bagian dan merenungkannya, dengan demikian memasukkan dalam pikiran. —— KS 84.2

 

Pengertian berkat badani

“Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.” —– MKS 256.5

 

Tuhan akan memerintahkan berkat ke atasmu, di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu: Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan Aliahmu. Tuhan akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang kepada perintah Tuhan, Aliahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya. Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama Tuhan telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu. Juga Tuhan akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumi—di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu. Tuhan akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberikan hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu… Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Aliahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya.” ——— MKS 257.1

 

Sekarang kita sebagai orang-orang Kristen harus menggabungkan diri kepada Tuhan sama seperti Yakub, dan berlaku rajin dalam mengejar apa yang telah dikaruniakan Allah kepada masing-masing kita untuk dilaksanakan, kalau saja kita ingin diberkati seperti Yakub. Kerajinan dan kesetiaan adalah ciri dari semua orang besar dunia ini, dan inilah satu-satunya cara untuk mencapai berkat-berkat yang kekal dan untuk disenangi Allah maupun manusia. Karena, demikianlah kata orang bijaksana: “Orang yang setia akan melimpah berkat-berkatnya, tetapi dia yang terburu-buru menjadi kaya tidak akan luput dari kesalahan. Orang yang terburu-buru menjadi kaya memiliki penglihatan jahat, dan tidak memikirkan bahwa kemelaratan akan menimpa dirinya.” Amzal Solaiman 28 : 20, 22. — Symbolic Code Jilid 12 No. 4 (APAKAH YANG MEMBERI SUKSES?)

 

Berkat-berkat besar dijanjikan kepada orang Israel dengan syarat penurutan kepada perintah-perintah Tuhan. “Maka Aku akan menurunkan hujanKu kepadamu pada musimnya,” kataNya, “dan tanahpun akan memberi hasilnya dan segala pokok di ladangpun akan memberi buah-buahnya. Maka musim penebahan gandum akan mendapat musim pungutan buah anggur, dan musim pungutan buah anggur akan mendapatkan musim penaburan, maka kamu akan makan rezekimu sampai kenyang-kenyang, dan dengan sentosa kamu akan duduk dalam negerimu. Maka Aku akan memberi sejahtera dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tiada dikejutkan oleh barang seorang, dan Aku akan melalukan segala binatang yang buas daripada negerimu dan pedangpun tiada akan menerusi negerimu. . . . Dan Aku akan berjalan di antara kamu serta menjadi Aliahmu dan kamu akan menjadi umatKu. . . . Tetapi jikalau tiada kamu mendengar akan Daku dan tiada kamu melakukan segala hukum ini; dan .. . meniadakan perjanjianKu, . . . maka cuma-cuma kamu akan menabur biji-bijianmu, karena musuhmu kelak akan makan habis akan dia. Maka Aku akan memalingkan wajahKu melawan kamu, sehingga kamu dialahkan oleh segala musuhmu, dan segala pembencimu akan memerintahi kamu, dan kamu akan lari, apabila seorangpun tiada yang mengejar.” Imamat 26:4-17. —— PB2 133.2

 

Menjadi ahli-ahli di berbagai bidang

Para anggota dari sidang-Kerajaan, menurut Yesaya, harus cekatan dalam setiap usaha dan pekerjaan mereka. Sebagai ahli-ahli pembangun, insinyur-insinyur, tukang-tukang kayu, tukang-tukang batu, montir-montir, atau apapun juga, mereka harus “membangun kembali kehancuran-kehancuran yang lama ………. mendirikan segala kerobohan batu yang terdahulu, dan ………. memperbaiki kota-kota yang rusak, yaitu semua kehancuran dari banyak generasi.” Yesaya 61 : 4. Mereka juga harus menjadi pemelihara hewan, pemilik kebun anggur, ahli-ahli pertanian. Dan seperti yang sedemikian ini, mereka harus cakap dalam ilmu managemen, yang mempekerjakan beribu-ribu orang luar, bukan saja melayani kebutuhan-kebutuhan mereka dan membangun (Yesaya 60 : 10), melainkan juga untuk “berdiri dan memberi makan” kawanan domba mereka, dan menjadi orang-orang pembajak tanah dan pemelihara anggur mereka itu (Yesaya 61 : 5). Dengan demikianlah, maka “mempelajari bidang pertanian harus merupakan pendidikan A, B dan C yang diberikan di sekolah-sekolah kita.” — Testimonies, vol. 6, p. 179. “Agama yang murni dan praktis akan dimanifestasikan dalam mengerjakan tanah sebagai rumah perbendaharaan Allah. Makin seseorang menjadi pintar, pengaruh agama akan makin bersinar-sinar keluar dari dirinya. Dan Tuhan menghendaki kita mengerjakan tanah sebagai sesuatu perbendaharaan yang berharga, yang dipercayakan kepada kita secara pinjaman.” — Testimonies to Ministers, p. 245.

Di samping menjadi ahli-ahli pengolah tanah yang cakap, tukang-tukang, dan pedagang, para pemimpin Kerajaan ini, sebagai pewujud-pewujud Kristen murni yang hidup, harus juga menjadi ahli-ahli perbankan, ahli-ahli ekonomi, ahli-ahli kepegawaian dan pengatur lalu lintas secara internasional, dan pengatur-pengatur perbekalan, yang bersama-sama menangani “barisan-barisan” dan “harta kekayaan orang-orang Kapir.” Yesaya 60 : 5, 11; 61 : 6. Dan dengan dilengkapi sedemikian ini dengan keahlian-keahlian yang sempurna, maka melebihi segala-segalanya, mereka akan menjadi “Iman-Imam Tuhan ………. Pendeta-Pendeta dari Allah kita” — yaitu “orang-orang yang dikagumi.” Yesaya 61 : 6; Zakharia 3 : 8. —– Tanya Jawab buku 5 pertanyaan no. 109.

PETUNJUK BAGI ORANG-ORANG YANG BERADA DI MASA

 40 HARI CONTOH SAINGAN

 

DALAM PROSES

 

Hendaklah setiap orang dengan bijaksana memanfaatkan peralihan yang mendesak ini dengan cara sedikit demi sedikit mengurangi dia mengejar kepentingan-kepentingannya sendiri, dan secara meningkat mengejar kepentingan-kepentingan Tuhan. Dengan cara ini, maka setiap orang akan terus menanjak mulai dari usaha sendiri yang kosong dan masa lalu yang tidak menggembirakan, sampai kepada masa depan usaha ilahi yang penuh dan mulia, yang kelak akan menyerukan “mulai dari hujung bumi ………… nyanyian-nyanyian, yaitu kemuliaan bagi orang-orang yang benar.” Yesaya 24 : 16.

………

Saudara-Saudaraku, jika engkau memilih untuk memperoleh bagian dalam pekerjaan yang terbesar ini, yaitu tindakan memahkotai dalam penebusan dunia ini, maka engkau harus secepatnya sekarang bersiap-siap. Janganlah kekhawatiran-kekhawatiran akan hidup ini merampas dari padamu mahkota kehidupan yang kekal itu. Janganlah menawarkan maaf-maaf untuk tidak melakukan sesuatu perubahan; janganlah berdiri di pihak orang-orang itu yang mengatakan: “Saya sudah membeli sebidang tanah, maka saya tak dapat tiada perlu pergi dulu untuk melihatnya ; saya mohon kiranya dimaafkan”; atau, “saya telah membeli lima pasang lembu, maka saya akan pergi dulu mengujinya; saya mohon kiranya saya dimaafkan,” atau, “saya baru habis kawin, dan sebab itulah saya tak dapat datang”. Lukas 14:18-20. Karena semua yang ada di dalam dunia ini, yaitu nafsu keinginan daging, dan nafsu keinginan mata, dan kesombongan hidup ini, bukan dari Bapa asalnya, melainkan dari dunia ini.

………..

Oleh sebab itu, maka selagi masih berkecimpung dalam kedudukanmu sekarang, pergilah kamu ke dalam kebun anggur Tuhan itu, maka sementara kepentinganmu di sana bertumbuh, hendaklah segala kepentingan pribadimu menyusut sampai kelak engkau menemukan dirimu selengkapnya berpisah dari sekaliannya itu dan bergabung kepada segala kepentingan Tuhan.Berita-berita terakhir bagi ibu sub judul “Hamba-hambaNya di masa depan”, Kepercayaan-kepercayaan dasar Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh, sub judul Penugasan Jam Kesebelas – Peralihan Jabatan.

 

HASIL DARI PROSES

 

Saudara-Saudaraku yang kekasih, hendaklah kiranya perintah-perintah Allah (Hukum Torat) dan kesaksian Jesus Kristus itu (ROH

NUBUATAN) senantiasa berada di dalam pikiranmu. Dan hendaklah sekaliannya itu mengusir keluar semua ingatan dan perhatian keduniawian. Apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun, hendaklah perintah-perintah Allah dan kesaksian Jesus Kristus itu selalu menjadi renunganmu. Hidupkan dan bertindaklah sepenuhnya sambil memandang kepada kedatangan Anak Manusia. M a s a  p e m e  t e r a i a n  itu adalah               s a n g a t   s i n g k a t,   d a n   a k a n   s e g e r a    b e r  a k h i r.  K i n i l a h  waktunya, selagi e m p a t   m a l a i k a t (dari Wahyu pasal 7)  masih menahan empat angin-angin itu, untuk menjamin dan memastikan  p a n g g i l a n  dan  p e m i l i h a n   kita. ——Early Writings, p. 58:

 

NASIHAT BAGI KITA SISWA 40 HARI

 

Ditunjukkan kepada saya bahwa Allah menghendaki agar orang saleh melepaskan diri dari setiap penghalang sebelum masa kepicikan tiba, dan mengadakan perjanjian dengan Allah melalui pengorbanan. Jika mereka menaruh harta mereka di atas medzbah, dan dengan sungguh-sungguh menanyakan kepada Allah untuk menurut, Ia akan mengajarkan kepada mereka bilamana mereka harus menjual harta ini. Dengan demikian mereka akan bebas pada masa kepicikan, dan tidak ada beban yang memberatkan mereka.

……..

Praktekkanlah ekonomi di rumah tanggamu.  Oleh banyak orang, ilah-ilah disayangi dan disembah. Jauhkanlah ilah-ilah. Buangkanlah kesenanganmu yang bersifat mementingkan diri. Saya memohon kepadamu, janganlah menghabiskan hartamu untuk menghiasi rumahmu, karena itulah uang Allah, dan harta itu akan dituntut kembali dari padamu. Hai orang tua, demi Kristus janganlah gunakan uang Tuhan untuk menyenangkan keinginan anak-anakmu. Janganlah mengajar mereka mencari mode dan pertunjukkan agar mendapat pengaruh dalam dunia.

……..

Janganlah mendidik anak-anakmu untuk memikirkan bahwa cintamu bagi mereka harus dinyatakan oleh memanjakan kesombongan, pemborosan, serta sifat suka memperagakan. Tidak ada waktu sekarang untuk mencari jalan bagaimana menghabiskan uang. Gunakanlah kesanggupanmu dalam usaha menghemat. Gantinya memuaskan kecenderungan yang bersifat mementingkan diri, membelanjakan uang untuk perkara-perkara yang merusakkan kesanggupan berpikir sehat, pelajarilah bagaimana caranya menyangkal diri, agar engkau dapat menanam sesuatu dalam meninggikan derajat kebenaran di ladang-ladang yang baru. Kecerdasan adalah suatu talenta; gunakanlah itu dalam mempelajari bagaimana menggunakan hartamu sebaik-baiknya untuk keselamatan jiwa-jiwa.

——– Juruselamat mengatakan : “Sedemikian juga barang siapa diantara kamu, yang tiada meninggalkan segala sesuatu yang dipunyainya, tiada dapat menjadi muridKu”, Lukas 14:33—– Nasihat Bagi Sidang jilid 1 hal 96, 97.

 

…… Anak-anak, yang bergantung kepada harta orang tua, sering gagal mencapai kemajuan dalam kehidupan di dunia ini, dan biasanya gagal semata-mata mendapat hidup kekal.

Warisan terbaik yang dapat ditinggalkan orang tua kepada anak-anaknya ialah suatu pengetahuan tentang pekerjaan yang berguna serta teladan suatu kehidupan yang ditandai dengan kebajikan yang tulus iklas. —— Nasihat Bagi Sidang jilid 1 hal 92.

 

Kita tidak boleh berpendapat bahwa oleh sebab kita sudah anggota gereja maka dengan sendirinya kita akan selamat, sementara kita tidak memberikan bukti bahwa kita telah sesuai dengan citra Kristus, sementara kita tetap berpaut kepada kebiasaan kita yang lama, dan menenun kain kita dengan benang-benang keinginan dan kebiasaan duniawi.

…….. Kristus mengajarkan kepada kita bahwa pengakuan tidak ada artinya. “Setiap orang yang mau mengikut Aku,” kataNya, “ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. —— Maranatha hal 54.

Saya melihat bahwa tidaklah mungkin mencintai dan terpikat dengan perkara-perkara duniawi, dengan menimbun harga duniawi, sambil berada dalam posisi menunggu dan berjaga-jaga, sebagaimana yang telah diperintahkan Juruselamat kita. Malaikat berkata: ”Mereka hanya memilih satu dunia. Supaya dapat memperoleh harga sorgawi, mereka harus mengorbankan harta duniawi. Mereka tidak dapat memegang kedua-duanya.”

Saya melihat bahwa kesiap siagaan demi kesiap siagaan telah dilakukan pada masa yang silam. Oleh sebab hal ini haruskah kewaspadaan dikurangi? Oh tidak! Malahan kebutuhan besar kewaspadaan yang tidak kendor harus ada, karena sekarang waktu sudah lebih sedikit daripada ketika mengadakan kewaspadaan pada pertama kali…… Jikalau kita berjaga-jaga dengan kewaspadaan yang tidak boleh kendor maka betapa besar kebutuhan untuk melipatgandakan kewaspadaan pada kedua kali. Lewatnya kewaspadaan yang kedua telah membawa kita kepada yang ketiga, dan pada masa kini tidak ada maaf bila mengendorkan kewaspadaan. Kewaspadaan yang ketiga menuntut kesungguh-sungguhan tiga kali lipat. Menjadi tidak sabar sekarang akan menghilangkan semua ketekunan, ketabahan kita untuk berjaga-jaga seterusnya. Malam gelap yang panjang sedang menguji; tetapi pagi itu ditangguhkan dalam bentuk rahmat, sebab kalau Tuhan harus datang, begitu banyak yang kedapatan tidak siap. Ketidakrelaan Allah terhadap kebinasaan umatNya menjadi alasan mengapa penundaan itu terasa lama….

Perbedaan diantara mereka yang mengasihi dunia dan mereka yang mengasihi Kristus begitu jelas sehingga tidak bisa salah. Sementara orang-orang yang kedunia-duniaan semua bertekun dan bertujuan mengumpulkan harta duniawi, umat Allah tidak boleh menyesuaikan diri dengan dunia, tetapi menunjukkan dengan ketekunan, kewaspadaan dan posisi menunggu mereka sehingga mereka itu diubahkan; bahwa rumah mereka bukan di dunia ini, tetapi bahwa mereka mengusahakan negri yang lebih baik, yaitu yang sorgawi. —— Maranatha hal 56.

 

Mereka yang ingin mendapat bagian manfaat dari pengantaraan Juruselamat tidak boleh mengizinkan sesuatu pun untuk mengganggu tugas penyucian yang sempurna dalam takut akan Allah. Jam-jam yang berharga, gantinya digunakan untuk kepelesiran, pamer, atau mencari keuntungan, harus digunakan untuk mempelajari Firman kebenaran dengan sungguh-sungguh dan dengan doa. Pelajaran mengenai tempat kudus dan pengadilan pemeriksaan harus dimengerti dengan jelas oleh umat Allah. Semua harus mengerti kedudukan dan pekerjaan Imam Besar Agung mereka. Kalau tidak, mustahil mereka mengamalkan iman yang diperlukan sekarang ini atau menempati kedudukan yang Allah rencanakan bagi mereka. Setiap orang mempunyai jiwa-jiwa yang akan diselamatkan atau dibiarkan hilang. Masing-masing mempunyai kasus yang akan diputuskan di pengadilan Allah. Masing-masing harus menghadap Hakim Agung muka dengan muka. Betapa pentingnya, agar setiap pikiran sering memikirkan pemandangan yang sungguh-sungguh dan khidmat pada waktu pengadilan dimulai dan kitab-kitab dibukakan, bilamana, bersama Daniel, setiap orang harus berdiri sendiri pada hari kesudahan. —- KA 511.1

 

Kita sekarang hidup pada hari pendamaian yang besar. Dalam acara di Bait Suci duniawi, sementara imam besar mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, semua diharuskan merendahkan diri mereka oleh pertobatan dari dosa dan merendahkan diri di hadirat Tuhan agar mereka tidak dipisahkan dari antara umat itu. Dengan cara yang sama, semua yang mau agar namanya tetap tertulis di dalam kitab kehidupan, sekarang harus, dalam hari-hari terakhir masa percobaan itu merendahkan diri mereka di hadirat Allah oleh menyesali dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Harus ada penyelidikan hati yang sungguh-sungguh dan mendalam. Roh sembrono dan menganggap enteng yang dimanjakan oleh banyak yang mengaku Kristen harus ditinggalkan. Ada peperangan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi semua orang yang mau mengalahkan kecenderungan-kecenderungan jahat yang mau menguasainya. Pekerjaan persediaan adalah pekerjaan individu, perseorangan. Kita tidak diselamatkan secara kelompok. Kesucian dan penyerahan seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini pada orang lain. Walaupun seluruh bangsa melewati pengadilan di hadirat Allah, namun Ia akan memeriksa kasus setiap orang dengan sangat teliti seolah-olah tidak ada lagi orang lain yang hidup di atas dunia ini. Setiap orang harus diuji, dan didapati “tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu” (Efesus 5:27). —– KA 512.1

 

Contoh bagaimana umat Allah di masa lalu pun berjuang

Manusia yang disukai Allah, dan yang kepadanya Dia telah mempercayakan tanggung jawab-tanggung jawab yang besar sering dikalahkan oleh godaan-godaan dan berbuat dosa, sebagaimana halnya kita pada zaman sekarang ini bergumul, terombang-ambing dan sering jatuh ke dalam perbuatan yang salah. Kehidupan mereka, dengan segala kesalahan-kesalahan serta tindakan-tindakan mereka yang bodoh, terbentang di hadapan kita, agar menjadi dorongan dan juga amaran. Jikalau mereka itu ditampilkan sebagai orang-orang yang seolah-olah bebas dari kesalahan, maka kita, dengan sifat alamiah kita yang berdosa ini, akan menjadi putus asa melihat segala kesalahan-kesalahan serta kegagalan kita. Tetapi dengan melihat bahwa orang-orang lainpun bergumul melalui kekecewaan-kekecewaan seperti halnya kita sendiri, bahwa merekapun jatuh kepada godaan sebagaimana kitapun pernah alami, tetapi kemudian bangkit lagi dan menang oleh anugerah Allah, maka kitapun mendapat dorongan untuk bergumul mencapai kebenaran. Sebagaimana mereka, sekalipun sering dipukul mundur tetapi kemudian maju lagi dan diberkati Allah, maka kitapun dapat menjadi pemenang-pemenang dengan kekuatan yang berasal dari Yesus. Sebaliknya, catatan hidup mereka berguna sebagai satu amaran bagi kita. Itu menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkan begitu saja orang-orang yang bersalah. Ia memperhatikan dosa-dosa orang yang paling berkenan kepadaNya sekalipun, dan Ia memperlakukan diri mereka dengan lebih ketat daripada terhadap mereka yang mempunyai lebih sedikit terang serta tanggung jawab yang lebih kecil. ——- PB1 245.2 (Kutipan ini adalah cerita pengalaman terakhir Yakub sebelum kematiannya)

 

Allah berbicara kepada kita di dalam firmanNya. Di dalamnya dapat kita lihat dengan terang kenyataan tabiatNya, dari hal tindakanNya terhadap manusia, dan pekerjaan besar mengenai penebusan. Dengan inilah di hadapan kita dibentangkan sejarah para bapa-bapa dan nabi-nabi serta orang-orang saleh jaman dahulu kala. Mereka itu “sama sifatnya dengan kita, ” Yakub 5:17. Kita dapat melihat mereka berjuang melawan kekecewaan sama seperti kekecewaan kita, bagaimana mereka jatuh pada pencobaan sama juga seperti kita, namun demikian hati mereka diberanikan dan menang melalui anugerah Allah; dan dengan memandang hati kita pun diberanikan dalam usaha memperoleh kebenaran itu. Apabila kita membaca pengalaman-pengalaman mereka yang amat berharga, dari hal terang dan kasih serta berkat yang mereka nikmati, dan dari hal pekerjaan yang dibawakannya melalui anugerah yang diberikan kepada mereka itu, maka roh yang menggerakkan mereka menyalakan sebuah api keinginan yang suci dalam hati kita, dan suatu kerinduan menjadi seperti mereka dalam tabiat seperti mereka berjalan bersama Allah. –– Kebahagiaan Sejati 81.3.

 

Masalah yang paling sulit adalah menyalibkan diri sendiri

 

Orang Kristen, apakah Kristus dinyatakan di dalam diri kita? Kita harus berusaha keras untuk memiliki tubuh yang sehat dan pikiran yang kuat yang tidak mudah melemah, pikiran yang melihat melampaui diri sendiri terhadap penyebab dan akibat dari setiap gerakan yang dilakukan. Maka kita akan berada di jalan yang benar untuk menanggung kesulitan sebagai prajurit yang baik. Kita  membutuhkan pikiran yang dapat melihat kesulitan dan melewatinya dengan hikmat yang datang dari Tuhan, yang dapat bergumul dengan masalah-masalah sulit dan menaklukkannya. Masalah yang paling sulit adalah menyalibkan diri sendiri, menanggung kesulitan dalam pengalaman-pengalaman rohani, melatih jiwa dengan disiplin yang keras. Ini mungkin tidak akan mendatangkan kepuasan terbaik pada awalnya, tetapi akibat setelahnya adalah kedamaian dan kebahagiaan.” — Surat 43, 1899 

 

Karena mereka itu belum bertobat

 

Tetapi manusia tidak dapat mengubah dirinya sendiri dengan menggunakan kemauannya. Ia tidak memiliki kuasa dengan mana perubahan ini bisa berhasil. Ragi itu—sesuatu benda yang sama sekali dari luar—harus diadukkan ke dalam makanan sebelum keinginan untuk berubah timbul di dalamnya. Demikianlah rahmat Allah harus diterima orang berdosa sebelum ia dapat dilayakkan masuk kerajaan kemuliaan. Segenap kebudayaan dan pendidikan yang dapat diberikan dunia ini, akan gagal untuk menjadikan anak hina yang berdosa menjadi anak sorga. Tenaga pembaharuan harus datang dari Allah. Perubahan itu hanya bisa dilaksanakan oleh Roh Kudus. Semua orang yang akan diselamatkan, berpangkat tinggi atau rendah, kaya atau miskin, harus menyerahkan dirinya kepada pekerjaan kuasa ini.

Seperti ragi itu, bilamana dicampur-adukkan dengan adonan bekerja dari dalam ke luar, begitulah juga oleh pembaharuan hati sehingga rahmat Allah bekerja untuk mengubah hidup itu. Perubahan-perubahan di luar saja tidak cukup untuk membawa kita ke dalam persesuaian dengan Allah. Banyak orang yang mencoba untuk mengubah dengan memperbaiki kebiasaan buruk ini dan itu dan mereka berharap bahwa dengan jalan ini mereka menjadi orang Kristen, tetapi mereka memulainya dari tempat yang salah. Pekerjaan kita yang pertama adalah dengan hati.

Suatu pengakuan iman dan memiliki kebenaran di dalam jiwa adalah dua perkara yang berbeda. Sekedar mengetahui kebenaran tidaklah cukup. Kita bisa memiliki ini, tetapi alam pikiran kita tidak berubah. Hati harus ditobatkan dan disucikan.

Orang yang berusaha untuk memelihara hukum Allah dari perasaan wajib saja—sebab ia dituntut harus berbuat begitu—tidak akan pernah masuk ke dalam kesukaan dari penurutan. Bilamana tuntutan Allah di anggap sebagai suatu beban sebab ia mengekang kecenderungan manusia, kita bisa mengetahui bahwa kehidupan itu bukanlah suatu kehidupan kekristenan. Penurutan yang benar adalah hasil kerja dari satu azas di dalam. Ia bertunas dari kasih kepada kebenaran, kasih terhadap hukum Allah lni dari segala kebenaran ialah kesetiaan kepada Penebus kita. Ini akan memimpin kita untuk berbuat hal yang benar sebab itu adalah benar-sebab berbuat benar itu berkenan kepada Allah.

Kebenaran besar dari pertobatan hati oleh Roh Kudus dipersembahkan dalam perkataan Kristus kepada Nikodemus: “Aku berkata kepadamu sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu; Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya lengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”2

Rasul Paulus, menulis perantaraan Roh Kudus berkata, “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang berlimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.” 3

Ragi yang tersembunyi di dalam adonan bekerja tanpa terlihat untuk membawa seluruh tepung itu ke dalam proses khamir; demikianlah ragi kebenaran itu bekerja secara rahasia, diam-diam, tetap, untuk mengubah pra. Kecenderungan-kecenderungan biasa diperhalus dan ditaklukkan. Pikiran-pikiran yang baru, perasaan-perasaan yang baru, motif-motif yang baru ditanamkan. Sebuah ukuran tabiat yang baru didirikan—kehidupan Kristus. Pikiran diubah; kecakapan dibangunkan untuk bekerja dalam bidang baru. Manusia tidak dianugerahi pembawaan yang baru tapi pembawaannya itu disucikan. Angan-angan hati dibangunkan. Kita dianugerahi perangai yang menyanggupkan kita bekerja bagi Allah.

Sering timbul pertanyaan, Kalau begitu, mengapa begitu banyak orang yang mengaku percaya kepada firman Allah, dalam mana tidak tampak pembaharuan dalam perkataan, roh dan tabiat? Mengapa begitu banyak orang yang tidak bisa menahan perlawanan terhadap maksud-maksud dan rencana-rencananya, yang menunjukkan perangai yang tidak suci dan yang menggunakan kata-kata yang kasar, terlanjur dan penuh nafsu? Dalam dirinya terlihat cinta diri yang sama, pemanjaan diri yang sama, perangai yang sama serta kata-kata yang terlanjur yang terlihat dalam kehidupan orang dunia. Ada pula perasaan angkuh, menyerah kepada kecenderungan-kecenderungan biasa yang sama, tabiat menyimpang yang sama, seolah-olah kebenaran ini sama sekali tidak dikenalnya. Alasannya ialah karena mereka itu belum bertobat. Mereka tidak menyimpan ragi kebenaran itu di dalarn hatinya. Ia belum mendapat kesempatan untuk melakukan pekerjaannya. Kecenderungan-kecenderungannya yang biasa dan yang cenderung kepada tindakan jahat belum ditaklukkan ke bawah kuasa yang dapat mengubahkannya. Kehidupan mereka menunjukkan tidak adanya rahmat Kristus, suatu ketidakpercayaan dalam kuasa-Nya untuk mengubah tabiat. —– Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus, sub judul Seumpama Ragi hal 64-66.

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart