Sabat 5 April 2025
RENUNGAN PENDAHULUAN
Pengenalan diri akan menyelamatkan banyak orang dari kejatuhan
Banyak orang yang lengah untuk memperhatikan diri mereka sendiri dalam cermin yang menyatakan kekurangan tabiat; itulah sebabnya cacat dan dosa ada, dan jelas bagi orang lain, jika tidak dimengerti oleh mereka yang berada dalam kesalahan. Banyak dosa mementingkan diri yang menjijikkan sampai pada taraf yang tinggi, bahkan pada beberapa orang yang mengaku mengabdi kepada pekerjaan Tuhan. Jikalau mereka mau membandingkan tabiat mereka dengan hukum-hukum-Nya, terutama dengan standar besar, yakni hukum Allah yang kudus, mereka akan merasa pasti, jika bersungguh-sungguh, penyelidik yang jujur, ternyata mereka benar-benar ringan adanya. Tetapi ada yang tidak mau melihat cukup jauh atau cukup dalam untuk mengerti keburukan hati mereka sendiri. Mereka ternyata ringan dalam banyak hal, namun mereka tetap saja tidak mau tahu kesalahan mereka.
Barang siapa yang memahami dengan baik tabiat mereka sendiri, mengetahui dosa yang paling mudah menyerangnya, serta godaan yang tampaknya hampir mengalahkannya, tidak akan membiarkan dirinya secara terbuka dengan sia-sia, dan mengundang pencobaan dengan menempatkan dirinya sendiri di atas tanah musuh. Jikalau kewajiban memanggilnya di mana keadaan lingkungan tidak menyenangkan, ia akan mendapat pertolongan khusus dari Allah, dengan demikian dapat menyiapkan diri secara penuh menghadapi musuh.
Pengenalan diri akan menyelamatkan banyak orang dari kejatuhan ke dalam penggodaan yang menyedihkan, dan mencegah banyak orang mengalami kekalahan yang memalukan. Untuk mengenal diri kita sendiri, sangatlah penting bagi kita menyelidiki dengan setia motif dan prinsip tindak-tanduk kita, membandingkan perbuatan kita dengan standar kewajiban yang dinyatakan dalam firman Allah. — Pelayanan Injil hal. 244-245
——————
Pengampunan hanya bagi mereka yang sadar membuat penyesalan
Siapa yang diampuni Kristus, Dialah yang pertama membuat menyesal, dan tugas Roh Kuduslah menyadarkan orang terhadap dosa. Mereka yang hatinya telah digerakkan oleh Roh Allah yang memberikan keyakinan melihat bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka. Mereka lihat bahwa semua yang pernah mereka lakukan adalah bercampur dengan diri dan dosa. Seperti pemungut cukai yang malang itu, mereka berdiri jauh-jauh, tidak berani menengadah ke langit, dan berseru, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Dan mereka diberkati. Ada pengampunan bagi orang yang menyesal; karena Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Janji Allah adalah: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” “Akan Kuberikan hati yang baru kepadamu— Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu” (Yesaya 1:18; Yehezkiel 36:26, 27). —- KAB 17.1
PERTANYAAN:
Melihat di sosial media facebook banyak sekali orang-orang posting tulisan-tulisan baik dari tulisan Ellen G. White ataupun dari Alkitab secara langsung tentang pembangunan/perbaikan moral, yang kesemuanya sangat-sangat baik, lalu dikaitkan dengan kebenaran yang sejauh ini telah dibukakan, khususnya kepada kita para pemegang kebenaran sekarang, pertanyaan muncul apabila setiap orang-orang para pembagi dan pembaca tulisan-tulisan tersebut dapat memiliki karakter/tabiat Yesus ? Berkenankah Tuhan kepada usaha-usaha mendalam yang dilakukan mereka membuat dirinya serupa Yesus? Lalu bila berkenan, apa kaitannya kita sekarang ini mengetahui tentang nubuatan-nubuatan akhir zaman?
SISTEM HUKUM GANDA
Review and Herald, 6 Mei 1875:
Fakta bahwa pasangan suci, yang tidak menghormati satu larangan khusus Allah, dengan demikian melanggar hukumNya, dan sebagai akibatnya menderita akibat kejatuhan itu, harus mempengaruhi semua dengan satu pemahaman benar tentang karakter hukum Allah yang suci….
Umat Allah, yang disebut kepunyaanNya yang istimewa, diberi keistimewaan dengan satu sistem hukum ganda, hukum moral dan hukum upacara. Yang satu, mengarah kembali pada Penciptaan untuk tetap mengingat Allah yang hidup yang telah menjadikan dunia, yang tuntutannya mengikat semua takdir, dan yang akan ada sepanjang masa dan kekekalan. Yang lain, diberikan karena pelanggaran Adam terhadap hukum moral, penurutan yang terdiri dari pengorbanan dan persembahan mengarah pada penebusan yang akan datang…
HUKUM (SEPULUH HUKUM)
(Buku Kisah Pengharapan, Bab 6 hal 52-55)
Tuhan menampakan diri kepada Abraham dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak tercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engaku, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak” (Kejadian 17:1,2). “Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu” (Kejadian 17:7).
Kemudian Dia meminta kepada Abraham dan ke keturunannya disunat, yaitu memotong secara melingkar pada bagian tubuh, yang menjadi satu tanda bahwa Allah telah membawa mereka keluar dan terpisah dari bangsa penyembah berhala, sebagai harta kepunyaan-Nya sendiri. Dengan tanda ini mereka berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan kawin mengawin dengan bangsa lain, karena dengan melakukan hal itu mereka akan kehilangan rasa hormat kepada Tuhan dan hukumNya yang suci dan akan menjadi sama seperti bangsa penyembah berhala yang ada disekitar mereka.
Dengan tindakan penyunatan, berarti dengan sungguh-sungguh setuju melaksanakan perjanjian yang dibuat bersama Abraham, terpisah dengan bangsa lain dan menjadi sempurna. Apabila keturunan Abraham tetap memisahkan diri dari bangsa-bangsa lain, mereka tidak akan terjerat jatuh ke dalam penyembahan berhala. Mereka akan menghilangkan pencobaan besar untuk terlibat ke dalam praktek-praktek dosa bangsa itu dan memberontak melawan Allah. Sampai kepada satu derajat yang tinggi, mereka menghilangkan perbedaan, karakter yang suci karena berbaur dengan bangsa di sekitar mereka.
Sebagai hukuman. Allah mendatangkan kelaparan kepada mereka, yang memaksa mereka pergi ke Mesir untuk kelangsungan hidup mereka. Karena perjanjian Allah dengan Abraham, Allah tidak meninggalkan mereka sepenuhnya di Mesir. Dia mengizinkan mereka ditindas oleh bangsa Mesir dan menderita, agar mereka kembali kepadaNya dan memilih kebenaranNya dan pemerintahan yang berkemurahan itu serta menuruti kehendakNya.
Hanya beberapa keluarga saja yang pergi ke Mesir pada mulanya. Kemudian diikuti oleh banyak keluarga. Mereka dengan tegas memperingatkan anak-anak mereka untuk memelihara hukum Allah, tetapi setiap hari menyaksikan penyembahan berhala sehingga meragukan hukum Allah. Orang yang masih menghormati Allah berseru kepadaNya dengan kesedihan yang mendalam agar terlepas dari perbudakan, dan membawa mereka keluar dari negeri penawanan supaya mereka bebas melayani Dia. Allah mendengar terikan mereka dan lahirlah Musa sebagai alatNya untuk membebaskan umatNya itu. Sesudah mereka meninggalkan Mesir dan Tuhan membelah air Laut Merah. Allah menguji mereka untuk mengetahui apakah mereka tetap percaya kepadaNya, yang telah melepaskan mereka, melalui tanda-tanda pencobaan-pencoba an dan hal-hal yang mengherankan. Tetapi mereka gagal dalam ujian itu. Mereka kembali bersungut-sungut dan melawan Allah karena kesulitan-kesulitan di perjalanan, dan mereka ingin kembali ke Mesir.
Untuk meninggalkan mereka tanpa pengampunan, Tuhan sendiri merendahkan diri merendahkan diri turun ke Gunung Sinai, dalam kemuliaan dan dikelilingi malaikat-malaikatNya. Begitu dahsyat dan penuh kemuliaan Dia menyampaikan kepada mereka hukumNya yaitu sepuluh hukum. Dia tidak mempercayakan orang lain untuk mengajar mereka, bahkan kepada malaikat-malaikatNya, tetapi dengan suratnya sendiri Dia mengatakan sehingga didengar oleh bangsa itu. Bahkan Dia tidak mempercayakan kepada mereka yang memiliki ingatan pendek yang cenderung lupa, tetapi Dia menuliskannya dengan jariNya sendiri yang suci pada loh batu. Dia ingin mencegah segala kemungkinan bahwa mereka akan mencampur aduk tradisi dengan hukumNya yang suci atau salah tafsir dengan hukumNya dengan praktek-praktek hidup manusia.
Kemudian Dia datang mendekat kepada umatNya yang sangat mudah sesat, dan tidak akan meninggalkan mereka hanya dengan sepuluh perintah itu. Dia memerintahkan kepada Musa untuk menuliskan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan itu dengan tuntunan Ilahi, diberikan dengan petunjuk yang terperinci apa yang Dia inginkan untuk mereka lakukan. Dengan cara ini Dia menjaga sepuluh hukum yang Dia ukir pada loh-loh batu itu. Dia memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dan peraturan-peraturan untuk menarik manusia yang berdosa untuk menuruti hukum moral itu, yang cenderung mereka langgar.
Apabila manusia memelihara hukum Allah, sebagaimana yang diberikan kepada Adam sesudah kejatuhannya, yang diperlihara oleh Nuh, dan dipatuhi oleh Abraham, maka tidak perlu diadakan upacara sunat. Apabila keturunan Abraham setia memegang teguh perjanjian upacara sunat itu, mereka tidak akan jatuh oleh penyembahan berhala kafir, mereka tidak perlu menderita perbudakan di Mesir, dan tidak diperlukan bagi Allah untuk menyatakan hukumNya di Gunung Sinai, atau menuliskannya pada loh-loh batu, dan mempraktekkan prinsip-prinsip sepuluh hukum, maka tidak perlu ada petunjuk-petunjuk tambahan diberikan kepada Musa.
Musa diperintahkan untuk menuliskan ketetapan dan peraturan yang diucapkan langsung oleh Tuhan ketika dia bersama Allah di atas Gunung Sinai. Bilamana umat Allah menuruti prinsip sepuluh hukum, mereka tidak memerlukan lagi petunjuk khusus Allah yang dia berikan kepada Musa tentang kewajiban mereka kepada Allah dan kepada sesama manusia, yang dia telah tulis pada sebuah buku. Petunjuk yang Allah berikan kepada musa tentang kewajiban bangsa itu kepada satu sama lainnya dan kepada orang asing, merupakan prinsip dari sepuluh hukum, disederhanakan dan dijabarkan dalam bentuk sikap yang tidak keliru, sehingga mereka tidak perlu salah mengerti tentang hukum itu.
Allah memerintahkan kepada Musa dengan jelas mengenai upaya korban yang saat ini sudah diakhiri oleh kematian Yesus. Sistem upacara korban membayangkan pengorbanan Kristus sebagai Domba yang tidak bersalah.
Kesimpulan bacaan dan jawaban atas pertanyaan
Dari sub judul Hukum buku Kisah Pengharapan Bab 6 hal 52-55 kita dapatkan jawaban atas
pertanyaan kita yaitu:
- Tidak bisa orang yang telah jatuh melanggar hukum moral langsung saja melaksanakan perbaikan tanpa terlebih dahulu melaksanakan peraturan baru tambahan yang harus dipenuhi, yaitu hukum upacara (hukum upacara sunat), dengan demikian terjawab bahwa hanya pemegang kebenaran sekaranglah yang hanya bisa diterima penurutannya bila mereka melaksanakan hukum moral, selain dari pada mereka walaupun hukum moral yang sama…… tidak akan berkenan,
- Dari bacaan ini kita dapat lihat betapa berbahayanya PERGAULAN, dan kita bisa lihat…… akibat dari tindakan membuka diri berhubungan dengan bangsa yang tidak mengenal kebenaran…..seluruh generasi umat Allah setelah bangsa Israel hingga kita di akhir zaman harus menanggung sulitnya memahami dan melaksanakan hukum upacara baru kemudian juga sulitnya membenahi dan kewajiban meninggalkan pengaruh hukum moral.
- Dari cerita dampak pergaulan inipun, kita dapatkan pemahaman bagaimana seseorang yang telah terdampak dengan PERGAULAN dan mereka yang tidak terdampak PERGAULAN yaitu orang yang terdampak PERGAULAN mereka menjadi ORANG YANG MEMILIKI SEDIKIT SEDIH, sementara yang tetap teguh dalam kebenaran dan tidak bergaul mereka MEMILIKI SEDIH YANG MENDALAM, contoh keduanya dapat kita lihat dari pengalaman Abraham dan Lot dan Abraham dan Keturunannya, serta Musa dan Harun,
- Dan terakhir kita juga dapatkan perlunya kita memiliki kepedulian terhadap hukumnya tidak dicampur aduk dengan pandangan tradisi, kebiasaan-kebiasaan atau praktek-praktek kehidupan manusia (sebagaimana EGW jelaskan dari pengalaman Gideon), sampai-sampai Tuhan Allah rela merendahkan diriNya turun ke gunung Sinai menjaga hal tersebut.
TELADAN DARI PENGALAMAN HENOKH DAN YOHANES PEMBABTIS
HENOKH
Henokh belajar dari bibir Adam, kisah menyakitkan tentang kejatuhan dan kisah indah tentang kasih karunia Allah yang rendah hati dalam pemberian AnakNya sebagai penebus dunia. Ia percaya, dan mengandalkan janji yang diberikan. Henokh adalah orang suci. Ia melayani Allah dengan tulus hati. Ia menyadari kejahatan keluarga manusia dan memisahkan diri dari keturunan Kain dan mencela mereka atas kejahatan besar mereka. Ada orang-orang di atas bumi yang menyembah Allah , yang takut dan menyembah Dia. Namun Henokh orang benar itu begitu tertekan dengan bertambahnya kejahatan sehingga ia tidak mau bergaul setiap hari dengan mereka, takut ia akan terpengaruh oleh ketidaksetiaan mereka dan ia tidak akan pernah lagi menghormati Allah atas tabiatNya yang agung. Jiwanya sakit melihat mereka setiap hari menginjak-injak kekuasaan Allah. Ia memilih untuk berpisah dari mereka dan menghabiskan sebagian besar waktu dalam kesunyian, merenung dan berdoa. Ia menunggu Allah dan berdoa untuk mengetahui kehendakNya dengan lebih sempurna, agar ia dapat melaksanakannya. Allah bersekutu dengan Henokh melalui para malaikatNya dan memberikan instruksi Ilahi kepadanya. Allah memberitahu dia bahwa Ia tidak selalu tahan melihat manusia dalam pemberontakannya – bahwa Ia bermaksud menghancurkan umat manusia yang penuh dosa dengan membuat air bah ke atas bumi.
Taman Eden yang indah, darimana orang tua pertama kita telah diusir, tetap ada sampai Allah bertekad menghancurkan bumi oleh air bah. Tuhan telah membuat taman itu dan terutama memberkatinya, dan dalam pemeliharaanNya yang ajaib ia menariknya dari bumi dan akan mengembalikannya lagi kelak, dihias dengan kemuliaan yang lebih besar daripada sebelum diangkat. Allah bermaksud memelihara satu spesimen dari karya ciptaanNya yang sempurna bebas dari kutukan yang telah diakibatkan dosa ke atas bumi….
Henokh terus bertumbuh lebih ke arah surgawi sambil bersekutu dengan Allah. WajahNya memancarkan terang yang suci….Tuhan mengasihi Henokh, karena ia dengan setiap mengikutiNya….Ia rindu menyatukan dirinya sendiri semakin dekat kepada Allah, yang ditakutinya, dihormatinya dan dipujanya. Tuhan tidak akan mengizinkan Henokh mati seperti yang lainnya, tetapi mengirim para malaikatNya mengambil dia ke Surga tanpa mengalami kematian. Di hadapan orang benar dan orang jahat, Henokh diangkat dari antara mereka. — Signs of the Times, 20 Feb 1879.
———————————-
Setelah kejatuhan Adam dari keadaan bahagia yang sempurna kepada kondisi dosa dan kesengsaraan, ada bahaya bahwa manusia akan berkecil hati….. Tetapi instruksi-instruksi yang Allah berikan kepada Adam, dan yang diulang-ulangi oleh Set dan diteladani oleh Henokh, menyingkirkan kesuraman dan kegelapan itu, dan memberikan pengharapan kepada semua orang bahwa sebagaimana melalui Adam dan kematian, maka melalui Yesus, sang Penebus yang dijanjikan itu, akan ada kehidupan dan kekekalan.
Dalam kasus Henokh, orang setia diajarkan bahwa meskipun tinggal di tengah masyarakat yang jahat dan berdosa, yang secara terbuka dan berani memberontak terhadap Pencipta mereka, jika mereka mau menuruti Dia dan memiliki iman di dalam Penebus yang dijanjikan itu, maka mereka akan memperoleh kebenaran seperti Henokh yang setia, diterima oleh Allah dan akhirnya diangkat ke takhta surga-Nya.
Henokh, yang memisahkan diri dari dunia dan menghabiskan banyak waktunya dalam doa dan persekutuan dengan Allah, mewakili umat Allah yang setia di akhir zaman, yang akan terpisah dari dunia…. Umat Allah akan menjauhkan diri dari kebiasaan salah mereka yang ada di sekitarNya sampai gambar IlahiNya akan dipantulkan di dalam diri mereka. Seperti Henokh, mereka akan dilayakkan untuk masuk ke Surga. Sementara berusaha keras memperingatkan dan mengamarkan dunia, mereka tidak akan mengikuti roh dan kebiasaan orang-orang tak percaya tetapi akan menghukum mereka oleh perkataan mereka yang suci dan teladan yang saleh. Pengangkatan Henokh ke Surga tepat sebelum dihancurkannya dunia oleh air bah melambangkan pengangkatan semua orang benar yang hidup dari bumi sebelum kehancuran oleh api. Orang-orang kudus akan dimuliakan dihadapi orang-orang yang membenci mereka karena penurutan mereka yang setia kepada perintah Allah yang benar.
Henokh memberitahu keluarganya tentang Air Bah. Metusalah, putra Henokh, mendengarkan pekabaran dari cucunya Nuh, yang dengan setia memperingatkan penduduk dunia bahwa air bah akan segera datang ke bumi. Metusalah bersama anak-anak dan cucu- cucunya hidup di zaman pembangunan bahtera itu. Mereka bersama beberapa orang lainnya, menerima instruksi dari Nuh dan membantunya dalam pekerjaannya. —– Signs of the Times, 20 Feb. 1879.
———————–
YOHANES PEMBABTIS
Kelahiran Yohanes Pembabtis telah diramalkan para nabi, dan seorang malaikat diutus untuk memberitahu Zakharia tentang peristiwa itu. Jurukabar surga itu menyuruh sang ayah untuk membesarkan si anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik saja….
Yohanes tidak merasa cukup kuat untuk menahan tekanan godaan yang besar yang akan dihadapinya dalam bergaul dengan masyarakat. Ia takut tabiatnya akan terbentuk menurut kebiasaan orang-orang Yahudi yang ada saat itu, dan ia memilih untuk memisahkan diri dari dunia dan membuat padang belantara menjadi rumahnya… Ia sangat menikmati kehidupannya yang sederhana dan tenang, tidak kesepian, murung, dan kebiasaannya yang menahan diri, menjaga semua inderanya tak menyimpang…
Yohanes memiliki satu tugas istimewa untuk dilakukan bagi Allah. Ia harus berhadapan dengan dosa-dosa dan kebodohan orang-orang. Agar dilayakkan bagi pekerjaan besar penting ini, ia sendiri harus memenuhi syarat dengan mencari pengetahuan surga. Ia harus merenungkan dan berdoa, dan dengan belajar, ia mengetahui nubuatan-nubuatan dan kehendak Allah. Jauh dari kesibukan dunia, yang penuh dengan masalah dan kesenangan yang akan mengalihkan pikirannya dan membelokkan pemikiran dan angan-angannya, ia tersembunyi bersama Allah dan alam…. Oleh kebiasaan mengalihkan diri yang ketat ia menjaga kesehatan fisik, mental dan moralnya sendiri….
Yohanes membiasakan diri untuk menyendiri dan menghadapi kesulitan, agar ia sanggup bertahan di tengah masyarakat dan tak tergoyahkan oleh keadaan sebagaimana batu dan pegunungan di padang belantara yang mengelilinginya selama tiga puluh tahun. Satu tugas besar ada dihadapannya; dan ia perlu membentuk satu tabiat yang tidak akan menyimpang dari yang benar dan tugas oleh pengaruh lingkungan manapun….
Yohanes adalah satu teladan bagi….umat di zaman akhir ini, yang telah dipercayakan kebenaran-kebenaran penting dan suci. Allah ingin mereka bertarak dalam segala hal. Ia ingin mereka melihat perlunya penyangkalan selera, menjaga hawa nafsu mereka di bawah kendali akal. Ini perlu agar mereka memiliki kekuatan mental dan kejelasan untuk melihat antara benar dan salah, antara kebenaran dan kesalahan. Ada pekerjaan bagi semua orang…. untuk dilakukan di kebun anggur Tuhan, dan Ia ingin mereka melayakkan diri untuk mengambil peran yang berguna. ——– Youth’s Instructor, 7 Jan 1897.
————————-
…. Pekerjaan Yohanes Pembabtis menggambarkan pekerjaan di zaman ini. Pekerjaannya, dan pekerjaan mereka yang pergi dalam semangat dan kekuatan Elia untuk membangun orang-orang dari sikap apatis mereka, sama dalam banyak hal. Kristus akan datang kedua kalinya untuk menghakimi dunia dalam kebenaran. Para jurukabar Allah yang membawa pekabaran peringatan kepada dunia sedang menyiapkan jalan bagi kedatangan Kristus kedua kali sebagaimana Yohanes menyiapkan jalan bagi kedatanganNya yang pertama kali. Jika kerajaan surga mengalami kekerasan di zaman Yohanes, maka sekarangpun mengalami kekerasan; kini berkat-berkat Injil harus dijaga dengan cara yang sama.——- Youth’s Instructor, 17 Mei 1900.
________________
…… Lihat pada gambar dunia sekarang ini. Ketidakjujuran, penipuan, dan kepailitan, kekerasan dan pertumpahan darah, ada dimana-mana…. dengan demikian Ketajaman dan kepekaan terhadap apa yang menjadi prinsip-prinsip benar itu telah dilumpuhkan…. Terang diberikan, panggilan untuk bertobat telah dipudarkan…. oleh awan tebal ketidak percayaan, dan perlawanan yang menyertai rencana dan ciptaan manusia….
Seruan penuh doa dan bersungguh-sungguh yang berasal dari hati seorang utusan yang tulus akan menciptakan keyakinan….semua orang yang mengenal satu-satunya Allah yang benar dan hidup akan mengenal Yesus Kristus, Anak tunggal Bapa, dan mereka akan mengabarkan Kristus dan Dia yang telah disalibkan.—- Review and Herald, 1 Nov 1906.
MEMAHAMI MEREKA YANG MASIH TERSEMBUNYI
Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yang dalam masa kegoncangan dan ujian mereka itu akan muncul keluar. Ada orang-orang yang berharga yang kini masih tersembunyi yang tidak akan menyembah sujud kepada Baal. Mereka belum memiliki terang itu yang telah bercahaya dalam suatu pemusatan sinar ke atasmu. Namun, mungkin sekali di bawah selubung lahiriah yang kasar dan tak menarik kecerahan yang bersih dari suatu tabiat Kristen yang murni akan dinyatakan.” ——- Testimonies, vol. 5. pp. 80, 81.
Berikut beberapa petunjuk tentang mereka yang tersembunyi itu akan keluar:
Nicodemus dan Yusuf Arimatea
Pada masa bahaya ini Nikodemus datang ke muka dalam pengakuan yang tidak khawatir akan imannya dalam Juruselamat yang disalibkan. Nikodemus adalah seorang anggota Sanhedrin dan dengan orang-orang yang lain telah digerakkan oleh ajaran Yesus. Sementara ia menyaksikan pekerjaan Kristus yang ajaib, keyakinan telah berurat-berakar pada pikirannya bahwa inilah yang dikirim oleh Allah. Terlalu sombong untuk mengakui dengan terbuka bahwa dirinya sendiri di dalam simpati dengan Guru Galilea itu, ia mengupayakan secara diam-diam. Dalam wawancara ini Yesus telah membukakan kepadanya rencana keselamatan dan tugasNya ke dunia ini, namun Nikodemus masih ragu-ragu. Ia menyembunyikan kebenaran dalam hatinya dan selama tiga tahun hanya sedikit buah-buah yang nyata. Tetapi biarpun Nikodemus tidak mengakui Yesus secara umum, ia seringkali merintangi rencana Sanhedrin imam-imam untuk membinasakan Dia. Bila pada akhirnya Kristus telah ditinggikan di atas salib, Nikodemus teringat akan perkataan yang telah diucapkanNya kepadanya pada wawancara di waktu malam di Bukit Zaitun, “ Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan” (Yohanes 3 :14); dan ia melihat kepada Yesus Penebus dunia ini. —- KR 87.2
(Tampak dari paragraf ini Nicodemus munculnya pada masa kegoncangan, dan ketika ia keluar, ia tidak memiliki kekawatiran-kekawatiran, dari kata-kata ini secara interpretasi a contrario berarti pada kemunculannya akan ada orang-orang yang memiliki kekawatiran-kekawatiran iman, cerita ini mengingatkan kita kepada tulisan VTH tentang orang-orang tua karena banyak beralasan digantikan dengan mereka yang lebih muda memasuki tanah Kanaan. Terlihat juga dalam paragraf ini Nicodemus pada dasarnya bukanlah orang yang benar-benar baru dalam pengenalan akan Yesus, ia sudah mengikuti selama 3 tahun artinya ia sudah mengikuti Yesus dari ½ tahun dari awal Yesus memulai pekerjaannya, hanya ia tidak memperlihatkannya, sehingga tidak dikenali oleh murid-murid Yesus.)
Bersama Yusuf Arimatea, Nikodemus telah menanggung ongkos penguburan Yesus. Murid murid takut untuk menunjukkan diri mereka sendiri sebagai pengikut-pengikut Kristus, tetapi Nikodemus dan Yusuf dengan berani telah datang untuk menolong mereka. Pertolongan orang-orang yang kaya dan terhormat ini sangat diperlukan pada saat kegelapan itu. Mereka telah sanggup berbuat bagi Tuhan mereka yang mati apa yang tidak mungkin bagi murid-murid yang miskin untuk berbuat; dan kekayaan serta pengaruh mereka telah memberikan perlindungan kepada mereka dari kebencian imam-imam dan para penguasa. —- KR 88.1
Sekarang, bila orang-orang Yahudi mencoba untuk membinasakan sidang yang masih kecil itu, Nikodemus maju untuk mempertahankannya. Tanpa tegur dan bertanya, ia memberanikan iman murid-murid dengan menggunakan kekayaannya untuk menolong menunjang sidang di Yerusalem dan dalam memajukan pekerjaan Injil. Mereka yang pada hari-hari yang lalu telah menghormatinya, sekarang menista dan menganiaya dia; dan ia menjadi miskin dalam harta dunia; namun ia tidak terserandung dalam mempertahankan
imannya. —- KR 88.2
(Pada paragraf ini kita saksikan bagaimana relanya seorang Nicodemus ini kehilangan kedudukannya dan hartanya, serta rela dari dihormati menjadi terhina, dimana hal-hal seperti ini merupakan pengganjal orang Israel tua-tua sekarang ini)
Penganiayaan yang datang kepada sidang di Yerusalem berhasil memberikan suatu pendorong yang besar bagi pekerjaan Injil. Kemajuan telah menyertai pekerjaan Injil di tempat itu, dan ada bahayanya karena murid-murid terlalu berlambat-lambat di sana, tidak mengindahkan perintah Juruselamat untuk pergi ke seluruh dunia. Melupakan bahwa kekuatan untuk melawan kejahatan paling baik diperoleh oleh pelayanan yang agresif, mereka mulai memikirkan bahwa mereka tidak mempunyai pekerjaan yang begitu penting seperti menjaga sidang di Yerusalem dari serangan musuh. Gantinya mendidik orang-orang yang baru bertobat untuk menyampaikan kabar Injil kepada mereka yang belum pernah mendengarnya, mereka ada dalam keadaan bahaya mengambil jalan yang akan menuntun semuanya untuk merasa puas dengan apa yang telah dilaksanakan. Untuk mencerai-beraikan wakil-wakil-Nya ke seluruh negeri, di mana mereka dapat bekerja untuk orang-orang lain, Allah mengizinkan penganiayaan datang kepada mereka. Diusir dari Yerusalem, orang-orang percaya pergi menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil.” —- KR 88.3
Orang-orang bertobat setelah peristiwa pengadilan dan kebangkitan Yesus
Kehadiran Yesus dan perkataanNya selama pengadilan diriNya memberi kesan mendalam dalam pikiran banyak orang yang berada disana. Hasilnya terlihat sesudah kebangkitanNya. Diantara mereka ada yang ditambahkan ke dalam gereja (sidang), banyak yang diyakinkan sesudah kematian Yesus…..
Rombongan orang banyak itu mengikuti Yesus sampai ke Kalvari. Mereka menghina dan mengejek, tetapi ada banyak orang yang menangis dan bersimpati kepada-Nya. Mereka adalah orang yang disembuhkan dan orang yang dibangkitkan dari kematian, mereka menyatakan pekerjaan ajaib-Nya dan ingin mengetahui apakah yang telah dilakukan Yesus sehingga Dia harus diperlakukan sebagai penjahat.—– Buku Kisah Pengharapan Bab 8. Pengorbanan, hal. 86, 87.
Murid-murid berkumpul di ruang atas, bertekun dengan sehati dalam doa bersama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus. Saudara- saudara-Nya ini yang semula tidak percaya, sekarang iman percaya mereka dibangunkan setelah penyaliban dan kebangkitan dan kenaikan Yesus. Mereka berjumlah kira-kira 120 orang. ——- Buku Kisah Pengharapan Bab 10. Pengorbanan, hal. 108.