<< Go Back

Sabat 8 Maret 2025

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Hukum Allah adalah cermin untuk memperlihatkan kepada manusia kecacatan dalam tabiat mereka. Tetapi mereka yang senang dalam kejahatan, tidak suka melihat kecacatan moral mereka. Mereka tidak menghargai cermin berharga ini karena menyatakan dosa mereka. Oleh sebab itu, gantinya mengadakan perang terhadap pikiran jasmani, mereka malah berperang melawan cermin sejati dan setia itu, yang diberikan oleh Yahweh untuk maksud agar mereka tidak tertipu, tetapi agar cermin itu dapat menyatakan kecacatan dalam tabiat mereka. Haruskah penemuan tentang kecacatan ini menuntun mereka membenci cermin itu, atau membenci diri mereka sendiri? Haruskah mereka membenci cermin itu, atau membenci diri mereka sendiri? Haruskah mereka menyingkirkan cermin yang telah menemukan kecacatan ini? Tidak. Dosa-dosa yang mereka pelihara, yang diperlihatkan oleh cermin setia itu, akan menutup pintu-pintu surga kecuali dosa-dosa itu disingkirkan, dan mereka menjadi sempurna di hadapan Allah.

Dengarkan kata-kata dari rasul setia ini, ”oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.” Orang-orang yang giat meniadakan hukum jauh lebih baik memperlihatkan semangat mereka dalam meniadakan dosa mereka……

Tuhan membuat umat manusia itu tegak lurus, tetapi kita telah jatuh dan menjadi hina karena menolak menurut kepada tuntutan suci yang ada pada hukum Allah. Semua hasrat kita, jika dengan benar dikendalikan dan dengan benar diarahkan, akan berperan pada kesehatan fisik dan moral dan menjamin kebahagiaan besar bagi kita. Pezinah, pelaku mesum dan pelaku asusila tidak menikmati kehidupan. Tidak akan ada kenikmatan sejati bagi pelanggar hukum Allah. Tuhan mengetahui ini; oleh sebab itu Ia melarang kita. Ia mengarahkan kita, memerintahkan kita, dan Ia dengan nyata-nyata melarang….

Dosa tidak tampak sebagai dosa kecuali dipandang di cermin sejati yang Allah telah berikan kepada kita sebagai satu ujian tabiat. Ketika pria dan wanita mengetahui pernyataan hukum Allah dan meneguhkan kaki mereka diatas panggung kebenaran kekal, maka mereka akan berdiri di mana Tuhan dapat memberikan kekuatan moral kepada mereka untuk memancarkan sinar mereka dihadapan manusia agar mereka dapat melihat pekerjaan baiknya dan memuliakan Bapa yang ada di Surga.

Jalan mereka akan ditandai dengan konsistensi. Mereka tidak akan mendapat tuduhan yang benar terhadap kemunafikan dan sensualisme. Mereka dapat menghotbahkan Kristus dengan kekuatan, diilhami dengan RohNya. Mereka dapat mengucapkan kebenaran-kebenaran yang akan membuka jalan mereka ke hati orang-orang. —– Review and Herald, 8 Maret 1870.

 

Profile umat Allah pada penghujung akhir penyelesaian pekerjaan pengumpulan 144000 (Amaran Sekarang jld 2 no. 37)

Kita berada dalam masa penampian, waktu dimana  segera sesuatu yang bisa diguncang akan terguncang. Tuhan tidak akan memaafkan orang-orang yang mengenal kebenaran jika mereka tidak menurut perintah-perintahNya baik dalam perkataan maupun perbuatan —-6T 332 (1900)

Kerinduan-kerinduan akan kebajikan dan kesucian memang baik adanya; tetapi jika engkau berhenti sampai disitu saja, maka tiadalah gunanya. Banyak orang yang hilang sementara berharap dan ingin menjadi orang Kristen. Mereka tidak sampai pada titik penyerahan kemauan kepada Allah. Mereka tidak memilih sekarang juga menjadi orang-orang Kristen. ——-KS 43.1

Marilah kita berjuang dengan seluruh kemampuan yang telah dikaruniakan Allah pada kita untuk masuk dalam rombongan mereka 144.000 itu. —–Review and  Herald, March 9, 1905

SISTEM HUKUM GANDA

“Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah” (2 Korintus 5:21)

Fakta bahwa pasangan suci, yang tidak menghormati satu larangan khusus Allah, dengan demikian melanggar hukumNya, dan sebagai akibatnya menderita akibat kejatuhan itu, harus mempengaruhi semua dengan satu pemahaman benar tentang karakter hukum Allah yang suci….

Umat Allah, yang disebut kepunyaanNya yang istimewa, diberi keistimewaan dengan satu sistem hukum ganda, hukum moral dan hukum upacara. Yang satu, mengarah kembali pada Penciptaan untuk tetap mengingat Allah yang hidup yang telah menjadikan dunia, yang tuntutannya mengikat semua takdir, dan yang akan ada sepanjang masa dan kekekalan. Yang lain, diberikan karena pelanggaran Adam terhadap hukum moral, penurutan yang terdiri dari pengorbanan dan persembahan mengarah pada penebusan yang akan datang….

Kasih yang Allah berikan kepada umat manusia, yang telah diciptakanNya dalam gambarNya sendiri, menuntun Dia memberikan AnakNya untuk mati bagi pelanggaran mereka, kalau tidak maka bertambahnya dosa akan membuat mereka melupakan Allah dan penebusan yang dijanjikan itu, sistem persembahan korban ditetapkan untuk melambangkan persembahan sempurna Anak Allah….

Kristus jadi berdosa bagi umat berdosa dalam menerima hukum ke atas diriNya sendiri, yang seharusnya diterima oleh orang berdosa karena telah melanggar hukum Allah. Kristus berdiri memimpin keluarga manusia sebagai perwakilan mereka. Ia telah mengambil ke atas diriNya sendiri, dosa-dosa dunia itu. Dalam keserupaan manusia berdosa, Ia menghukum dosa dalam tubuh itu….

Hukum Yehovah, yang dimulai dari penciptaan, terdiri dari dua prinsip besar, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu; inilah hukum yang pertama. Dan yang kedua yakni, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum yang lebih besar daripada ini.”…

Apakah kehendak Bapa itu? Agar kita memelihara hukumnya…..

Kematian Yesus Kristus untuk penebusan umat manusia menyingkap selubung dan memantulkan pancaran cahaya dari ratusan tahun yang lalu ke atas seluruh lembaga sistem keagamaan Yahudi. Tanpa kematian Kristus, semua sistem ini tak berarti. —– Review and Herald, 6 Mei 1875.

 

PELAJARAN DARI PENGALAMAN GIDEON

KERUNTUHAN

 

Ketika Gideon berdiri memimpin tiga puluh ribu orang untuk berperang melawan bangsa Midian, ia merasa bahwa kalau Allah tidak bekerja bagi Israel, maka mereka akan gagal. Dengan perintah Ilahi bala tentara Ibrani berkurang oleh ujian-ujian yang berturut-turut sampai tinggal hanya tiga ratus orang untuk melawan jumlah musuh yang tak terhitung banyaknya itu. Tidak heran hatinya pun ciut memikirkan perkara itu.

Tetapi Tuhan tidak membuat hambaNya yang setia itu putus asa. Ia berbicara kepada Gideon di malam hari, dan menyuruh dia, bersama dengan Pura, bujangnya yang setia pergi ke perkemahan orang Midian, sambil mengatakan bahwa ia akan mendengar sesuatu yang akan membuatnya berani. Ia pergi dan menunggu dalam kegelapan dan keheningan, ia mendengar seorang tentara yang baru terbangun, menceritakan mimpinya kepada temannya, “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh.”

Yang lain menjawab dalam perkataan yang menggugah pendengar yang bersembunyi itu, “ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerang orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.”

Gideon mengenali suara Allah berbicara kepadanya melalui perkataan orang-orang Midian ini. Keyakinan dan keberaniannya sangat dikuatkan, dan ia bergembira karena Allah orang Israel dapat bekerja melalui cara-cara paling sederhana untuk merendahkan kesombongan manusia. Dengan keyakinan dan pengharapan ia kembali kesekumpulan kecil tentaranya, dengan berkata, “ Bangunlah, sebab Tuhan telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu.”…

Sebagaimana sekeping roti masuk ke tenda yang membuatnya roboh, demikian pula sekelompok kecil bangsa Israel menghancurkan musuh-musuh mereka yang kuat dan banyak.

Tuhan sendiri mengarahkan pikiran Gideon dalam membuat satu rencana yang segera dijalankan…

Sungguh satu pelajaran tentang rendah hati dan iman yang kita bisa pelajari saat mengingat pertolongan-pertolongan Allah kepada ciptaanNya. —- Signs of the times, 14 Juli 1881.

 

KEMENANGAN TUHAN

 

Setelah menggulingkan bangsa Midian, berita tersebar luas ke mana-mana bahwa Allah Israel sekali lagi berperang bagi umatNya. Tidak ada kata yang dapat menggambarkan kengerian bangsa-bangsa sekitar ketika mereka mengetahui cara sederhana apa yang telah menghasilkan kemenangan melawan semua kekuatan dan keahlian dari satu bangsa yang kuat dan berani.

Kemanapun berita itu tersebar, semua merasakan bahwa kemenangan itu haruslah dianggap berasal dari Allah saja. Dengan demikian nama Tuhan dimuliakan, iman Bangsa Israel dikuatkan, dan musuh-musuh mereka menjadi malu dan bingung.

Tidak aman bagi umat Allah untuk mengadopsi adat dan kebiasaan bangsa yang tidak beriman. Prinsip-prinsip dan cara kerja Ilahi sangatlah berbeda dari dunia. Sejarah bangsa-bangsa tidak memperlihatkan kemenangan-kemenangan seperti penaklukan Yerikho atau bangsa Midian. Tidak ada jenderal tentara kapir yang pernah mengadakan peperangan sebagaimana yang pernah dilakukan Yosua dan Gideon. Kemenangan-kemenangan ini mengajarkan satu pelajaran besar bahwa satu-satunya sumber keberhasilan adalah pertolongan dari Allah, yang bekerja dengan usaha manusia. Mereka yang percaya pada hikmatnya sendiri dan kemampuan mereka sendiri sudah tentu akan kecewa. Satu-satunya cara aman dalam semua rencana dan tujuan hidup adalah memelihara  kesederhanaan iman. Kepercayaan yang rendah hati kepada Allah dan penurutan yang setia kepada kehendakNya penting bagi orang Kristen dalam menjalankan peperangan rohani sebagaimana bagi Gideon dan rekan-rekannya yang berani berjuang dalam peperangan Tuhan.

Perintah Allah haruslah dituruti dengan sempurna, tidak peduli pendapat dunia….Semua orang harus sungguh-sungguh memperbaiki setiap hak-hak keagamaan dan bertanya setiap hari kepada Allah untuk mengetahui kehendakNya. Kehidupan dan perkataan Kristus harus tekun dipelajari dan perintahnya dengan senang hati dituruti. Mereka yang bersiap dengan baju perang kebenaran tidak perlu takut kepada musuh-musuh Allah. Mereka dapat diyakinkan dengan perlindungan Panglima Perang Tuhan…..

Tuhan bersedia memberikan pengalaman berharga kepada umatNya. Ia mau mengajar mereka menyerahkan pertimbangan dan kehendak mereka sepenuhnya kepada Dia. Kemudian mereka akan melihat dan mengetahui bahwa dari diri mereka tidak dapat melakukan apapun; bahwa Allah adalah segalanya dan di dalam segala hal. —- Signs of the Times, 21 Juli 1881.

 

IMAN YANG TIDAK DIRAGUKAN

 

“Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan yesus kepadanya, lalu pergi” (Yohanes 4:50)

 

Di kota Kapernaum, seorang anak pegawai istana terbaring sakit hampir mati. Seorang utusan datang dengan langkah tergesa-gesa ke rumah besar itu dan menemui sang bangsawan. Ia memberitahu bahwa ia baru tiba dari Yerusalem, dan di Galilea ada seorang Nabi Allah, yang dikatakan beberapa orang sebagai Mesias yang sudah lama dinanti-nanti…mungkin Ia dapat menyembuhkan anak itu… Ketika pegawai istana itu mendengar, ekspresi wajahnya berubah dari putus asa menjadi penuh harapan…. Harapan yang muncul dalam  jiwanya semakin kuat saat ia bersiap-siap melakukan perjalanan. Sebelum fajar menyingsing, ia sudah melakukan perjalanan menuju Kana Galilea, dimana Yesus katanya berada…

Setelah berjumpa dengan Yesus, ia memohon kepadaNya untuk datang ke Kapernaum dan menyembuhkan putranya. “Jika engkau tidak melihat tanda dan mujizat, engkau tidak percaya,“ jawab Yesus. Pada tingkatan tertentu sang bangsawan itu memang percaya, kalau tidak ia tentu tidak akan mengadakan perjalanan panjang pada saat kritis seperti itu. Tetapi Kristus ingin menambah imannya.

Dengan permohonan yang memedihkan hati sang ayah itu menangis, “Tuhan datanglah sebelum anakku mati.” Ia takut kalau tiap waktu yang berlalu akan menempatkan sang putra di luar kekuatan sang Penyembuh… Sambil ingin menuntun dia pada iman yang sempurna, Juruselamat menjawab, “Pergilah, anakmu hidup.” Yakin bahwa kematian yang ditakutkannya tidak akan terjadi kepada putranya, sang pegawai istana itupun tidak bertanya ataupun meminta penjelasan apapun. Ia percaya. Berulangkali ia mengulangi kata-kata Yesus di dalam hatinya, “Anakmu hidup.”

Dan kekuatan kata-kata Penebus itu melintas seperti kilat dari Kana ke Kapernaum, dan anak itu sembuh….. Para penjaga di samping tempat tidur melihat dengan napas tertahan. Dan ketika demam tinggi hilang dalam sekejap, mereka sangat kagum. Mengetahui kekhawatiran sang ayah, mereka pergi menemui dia dengan gejolak sukacita. Ia hanya mengajukan satu pertanyaan, Kapankah anak itu mulai sembuh? Mereka memberitahu dia dan ia puas… Sekarang imannya diliputi dengan kepastian….

Dalam pekerjaan kita bagi Kristus, kita memerlukan lebih banyak iman yang tak meragukan seperti sang pegawai istana itu….. Yang mempercayai Juruselamat secara mutlak, menemukan pintu gerbang Surga dan dipenuhi dengan kemuliaan dari tahta Allah. —- Youth Instructor, 4 Desember 1902.

 

Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka firman Tuhan dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. (2 Korintus 6:17)

 

Inilah satu janji kepada kita pada kondisi penurutan. Jika kita mau keluar dari dunia dan terpisah, dan tidak menyentuh apa yang najis, maka Ia akan menerima kita. Inilah syarat penerimaan kita kepada Allah. Kita memiliki sesuatu untuk kita lakukan. Inilah satu pekerjaan bagi kita. Kita harus memperlihatkan terpisahnya kita dari dunia. Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Tidak mungkin bagi kita menjadi sahabat dunia namun bersatu dengan Kristus. Bersahabat dengan dunia adalah bergandengan tangan dengan mereka, menikmati apa yang mereka nikmati, mengasihi apa yang mereka kasihi, mencari kesenangan, mencari kepuasan, mengikuti kecenderungan kita sendiri. Dalam mengikuti kecendrungan kita tidak memiliki kasih kepada Allah; kita sedang mengasihi dan melayani diri sendiri. Tetapi disinilah janji besar itu: “Keluarlah dari antara mereka, dan pisahkan dirimu,” Berpisah dari apa? Kecenderungan-kecenderungan dunia, cita rasa mereka, kebiasaan-kebiasaan mereka; mode-mode, kesombongan, dan kebiasaan dunia….. Dalam membuat langkah ini, dalam memperlihatkan bahwa kita tidak sejalan dengan dunia janji Allah itu milik kita.”….

Kau memiliki jaminan bahwa kau akan diterima Allah. Kemudian dalam berpisah dengan dunia, kau akan terhubung dengan Allah; kamu akan menjadi anggota keluarga kerajaan; kamu menjadi anak-anak Tuhan yang Maha tinggi; kamu adalah anak-anak dari Raja Surgawi, diterima ke dalam keluargaNya, dan diawasi dari atas, bersatu dengan Allah yang kekal yang tanganNya mengatur dunia.

Sungguh satu keistimewaan besar disukai dan dihormati oleh Allah, disebut anak-anak Tuhan Yang Maha tinggi. Sulit dipahami memang; tetapi dengan semua janji dan penghiburan ini, ada banyak yang mempertanyakan dan meragukan. Mereka berada dalam posisi tak menentu. Mereka kelihatannya berpikir bahwa jika mereka menjadi orang-orang Kristen, maka akan ada segunung tanggung jawab, kewaspadaan seumur hidup, bergumul dengan kecenderungan mereka sendiri, dengan kemauan mereka sendiri, dengan keinginan mereka sendiri, dan dengan kesenangan mereka sendiri; dan saat mereka memandangnya, sepertinya tak mungkin bagi mereka mengambil langkah itu, memutuskan bahwa mereka akan menjadi anak-anak Allah, para hamba Yang Maha tinggi. —- Signs of the Times, 31 jan 1878.

 

PERSAMAAN DIANTARA SEBAHAGIAN ORANG YANG MEMELIHARAKAN HARI SABAT DENGAN ORANG-ORANG DUNIA

 

Sementara itu orang yang berjalan di jalan yang lebar selalu memikirkan dirinya sendiri, pakaiannya, dan segala kesenangan yang ada, sepanjang jalan itu. Mereka memuaskan hatinya dengan tertawa tergelak-gelak serta bersuka-ria, dan tiada memikirkan kesudahan perjalanan itu, yaitu kebinasaan yang kekal yang ada pada ujung jalan itu. Tiap-tiap hari mereka menghampiri lebih dekat kepada kebinasaannya; meskipun demikian mereka itu terjun makin lama makin cepat. Aduh, alangkah ngerinya hal ini kelihatan kepada saya! ———– AML 115.2

Saya melihat pada jalan yang lebar ini berjalan banyak orang yang padanya tertulis, “Mati bagi dunia ini. Penghabisan segala perkara sudah dekat. Biarlah engkau juga bersedia.” Mereka sama saja seperti orang yang sia-sia yang ada sekelilingnya, kecuali sedikit rupa sedih yang saya lihat terdapat pada wajah mereka. Percakapan mereka itu sama saja seperti orang-orang yang bersuka-ria dan tiada memikirkan apa yang ada sekelilingnya, tetapi kadang-kadang mereka itu menunjukkan dengan perasaan puas kepada tulisan-tulisan yang ada pada jubahnya, menarik perhatian orang-orang lain supaya menuliskan yang serupa itu pada jubahnya. Mereka itu berjalan pada jalan yang lebar, tetapi mengaku dirinya sebagai orang yang berjalan pada jalan yang sempit itu. Semua orang yang ada sekeliling mereka itu berkata, “Tidak ada perbedaan di antara kita. Kita semua serupa; kita berpakaian dan berbicara serta bertindak sama. . . .” ——– AML 115.3

Kepada saya sudah ditunjukkan persamaan di antara sebahagian orang yang memeliharakan hari Sabat dengan orang-orang dunia. Aduh, saya melihat bahwa itulah satu kehinaan kepada pengakuannya, satu kehinaan bagi pekerjaan Tuhan. Mereka membohongi pengakuannya. Mereka kira bahwa mereka itu bukanlah seperti dunia, tetapi sebenarnya mereka serupa dengan dunia dalam soal pakaian, dalam pembicaraannya, dan perbuatannya, sehingga tiada lagi bedanya. Saya melihat mereka itu menghiasi tubuhnya yang papa dan fana itu, yang pada segenap waktu bisa dijamah oleh jari Tuhan Allah dan ditidurkan atas balai kesengsaraan. Aduh, sementara mereka itu mendekati perubahannya yang terakhir, kesengsaraan yang maha hebat menyiksakan lembaganya, dan pada ketika itu datanglah pertanyaan yang maha penting. “Apakah saya sudah sedia mati? Sedia menghadap hadirat Allah pada hari pehukuman, dan lulus dalam pemeriksaan yang maha besar itu?” ——- AML 116.1

Mengapa begitu sukar untuk hidup dalam penyangkalan diri dan kerendahan hati? Karena orang-orang yang mengaku dirinya Kristen tidak mati bagi dunia ini. Di balik kematian ini kelak akan ada damai sentosa. Akan tetapi banyak orang yang rindu akan bawang-bawang yang di Mesir. Padanya ada tabiat hendak berpakaian dan berbuat sebanyak mungkin seperti dunia ini, tetapi ingin masuk surga. Orang yang demikian mendaki jalan yang lain. Tiada dimasukinya pintu yang kecil dan jalan yang sempit itu…. ——— AML 116.3

Orang yang demikian tidak dapat dimaafkan. Banyak orang berpakaian seperti dunia ini supaya mempunyai pengaruh. Tetapi di sini diadakannya satu kesalahan yang sedih dan amat celaka. Jikalau mereka itu ingin mendapat pengaruh yang benar serta menyelamatkan, biarlah mereka itu menghidupkan pengakuannya, menunjukkan percayanya melalui perbuatan-perbuatan kebenaran, dan membuat perbedaan besar di antara orang Kristen dan dunia. Saya melihat bahwa segala perkataan, pakaian, dan perbuatan harus mempunyai arti bagi Tuhan. Maka satu pengaruh yang kudus akan tercurah atas semuanya, dan semua orang akan kenal bahwa mereka itu bersama Yesus. Orang-orang yang tiada percaya akan melihat bahwa kebenaran yang kita akui mempunyai satu pengaruh yang suci, dan dengan adanya kepercayaan terhadap kedatangan Kristus akan mempengaruhi tabiat seorang laki-laki atau pun perempuan. Jikalau barang seorang ingin supaya pengaruhnya bermanfaat bagi kebenaran, biarlah mereka itu menghidupkan kebenaran itu, dan dengan demikian menurut Teladan yang rendah hati itu. —– AML 116.4

 

NASIHAT BAGI MEREKA YANG SERUPA DENGAN DUNIA

 

Yesus akan datang dengan segera, dan apakah akan didapatNya satu umat yang serupa dengan dunia ini? Dan apakah Dia akan mengakui mereka itu sebagai umatNya, yang sudah disucikanNya bagi DiriNya? Oh, tidak. Tiada lain melainkan orang yang suci dan bersih akan diakui olehNya milikNya. Semua orang yang sudah disucikan dan dijadikan putih oleh sengsara, dan telah memisahkan diri dengan tiada bercacat dari dunia ini, akan diakuiNya sebagai milikNya. —– AML 117.2

Sementara saya melihat hal betapa ngerinya umat Tuhan yang sama dengan dunia ini, tiada perbedaan suatu apapun kecuali dalam nama, diantara orang banyak yang mengaku murid Yesus yang rendah hati dan lemah lembut itu, dengan orang-orang yang tidak percaya, maka jiwaku merasa duka yang amat dalam. Saya melihat bahwa Yesus sudah luka dan dipermalukan dengan terang-terangan. Malaikat itu berkata, sementara dengan duka-cita ia melihat umat yang mengaku dirinya milik Tuhan, cinta akan dunia ini dan turut dalam roh dunia, dan menurut segala cara-caranya, “Pisahkan diri! Pisahkan diri! Kalau-kalau Dia tentukan bahagianmu dengan orang-orang pura-pura dan yang tiada percaya di luar kota itu. Pengakuanmu hanya akan mendatangkan kesengsaraan yang lebih hebat kepadamu, dan hukumanmu kelak akan lebih besar, karena engkau mengetahui kehendakNya, tetapi engkau tidak melakukannya.” —– AML 117.3

Semua orang yang mengaku percaya pada pekabaran malaikat yang ketiga seringkali melukai pekerjaan Allah dengan hati ringan, berseloroh, dan bermain-main. Telah dinyatakan kepadaku bahwa kejahatan ini terdapat pada seluruh golongan kita. Saya melihat bahwa haruslah ada satu tindakan yang sifatnya merendahkan diri di hadapan Tuhan. Umat Israel yang dari Tuhan harus mengoyakkan hati, bukan jubahnya; kesederhanaan yang seperti anak-anak jarang sekali kelihatan; kerapkali keridlaan manusia dipentingkan daripada murka Allah. —– AML 117.4

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart