<< Go Back

Sabat 8 Februari 2025

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

DOA FORMAL dan DOA IMAN

 

Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allak. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan – (Matius 6:7)

 

Ada dua macam doa – doa untuk penampilan dan doa iman. Pengulangan kalimat yang sudah ditentukan, dibiasakan ketika hati tidak merasa memerlukan Allah, adalah doa formal… kita harus berhati-hati dalam segala doa untuk mengungkapkan keinginan hati dan hanya mengatakan apa yang kita maksudkan. Semua kata-kata hiasan yang kita ucapkan tidak setara dengan sebuah keinginan suci. Doa yang paling berkesan itu sia-sia, jika tidak mengekspresikan perasaan hati yang sesungguhnya. Namun doa yang berasal dari hati bersungguh-sungguh, ketika keinginan jiwa yang sederhana diekspresikan sama seperti meminta bantuan kepada teman di dunia, berharap agar itu dikabulkan – inilah doa beriman. Pemungut cukai yang masuk ke dalam bait suci untuk berdoa adalah sebuah contoh baik akan penyembah yang tulus dan berserah. Dia merasa bahwa dia seorang pendosa, dan kebutuhan besarnya menuntun pada satu keinginan kuat yang menyala-nyala, “Allah kasihanilah aku yang berdosa ini.”…

Untuk bersekutu dengan Allah kita harus mengatakan sesuatu kepadaNya tentang kehidupan nyata kita. Daftar kejahatan kita yang panjang ada dihadapan mata yang kekal. Daftarnya lengkap; tidak ada pelanggaran kita yang terlupakan. Tetapi Dia yang secara ajaib menempa hamba-hambaNya dulu kala akan mendengar doa beriman dan mengampuni pelanggaran kita. Dia telah berjanji, dan Dia akan menepatinya….

Setelah kita melayangkan permohonan kita, maka kita harus menjawabnya sendiri sebisa mungkin, dan tidak menunggu Allah melakukan bagi kita apa yang kita bisa lakukan bagi diri sendiri…..pertolongan Ilahi harus dipadukan dengan usaha, aspirasi, dan energi manusia……Kita tidak bisa mengandalkan doa orang lain padahal kita sendiri lalai untuk berdoa, karena Allah tidak membuat ketetapan seperti itu buat kita. Bahkan kekuatan Ilahi tidak dapat mengangkat satu jiwa ke surga yang tidak bersedia berusaha sendiri….

Sambil selangkah demi selangkah menaiki tangga bercahaya menuju kota Allah, oh betapa seringnya kita akan kecil hati dan menangis di kaki Yesus atas kegagalan dan kekalahan kita. Namun hendaknya kita tidak menghentikan usaha kita. Kita semua bisa mencapai surga, jika kita mau berjuang dengan benar, melakukan kehendak Yesus dan bertumbuh ke dalam gambarNya. Kegagalan sementara harus membuat kita lebih bersandar kepada Kristus dan kita harus maju terus dengan hati yang berani, kemauan yang keras dan tujuan yang tak tergoyahkan. —–Signs of the times, 14 Agust, 1884

—————————-

MENGUCAPKAN DOA TUHAN SEMENTARA MELAKUKAN SESUATU YANG LAIN = HOJAT

 

Dan sekarang bagaimanakah hendaknya doa kita? – Supaya kita dapat dengan sadar mengatakan, “Datanglah kerajaan-Mu,” sambil menyadari, bahwa kita sedang betul-betul mengatakan, bahwa kita sedang melakukan apa saja yang dapat kita buat untuk mengatakan kata-kata itu, bahwa kita sedang bekerja dengan tak henti-hentinya untuk itu; bahwa kita sedang menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan seperti halnya malaikat-malaikat.

Betapa bertentangannya bagi seseorang yang mengucapkan doa Tuhan itu sementara melakukan sesuatu yang lain dari pada berusaha bagi kegenapannya! Itu adalah bagaikan seseorang yang mengatakan, “Berikanlah saya tanganmu,” sementara pada waktu yang sama ia menghapuskannya. Doa yang sedemikian justru merupakan suatu bentuk hojat. Kita hendaknya berdoa supaya kita menyesuaikan kemauan kita dengan kehendak Allah, setia di dalam pekerjaan-Nya, dan jujur kepada milik-Nya saja.—— Amaran Sekarang jld 1 No. 10, renungan Doa

————————–

 

PENGAKUAN DOSA: HARUSLAH PASTI LANGSUNG PADA SASARANNYA, NYATA-NYATA TELAH DILAKUKAN

Pengakuan yang sesungguhnya senantiasa merupakan satu sifat yang unik, serta mengakui dosa-dosa khusus pula. Mungkin keadaan dosanya itu sedemikian rupa sehingga harus dibawa ke hadapan Allah saja; mungkin pula kesalahan-kesalahan mereka itu haruslah diakui kepada orang-orang yang telah menderita karenanya, atau mungkin pula kesalahan yang dilakukan di hadapan orang-banyak, maka perlu diakui di hadapan orang-banyak. Tetapi semua pengakuan haruslah pasti langsung pada sasarannya, mengakui dosa yang nyata-nyata telah dilakukan.—–KS 33.2

 

Perwujudan dari kerendahan hati 

 

SADAR/PEKA

MENYADARI KESALAHAN/RASA BERSALAH

MENGAKUI

MENYESAL

BERTOBAT

PENGAMPUNAN

 

 

DISIPLIN UJIAN

 

Lencana Kekristenan bukanlah tanda lahiriah, bukan dengan memakai tanda salib atau mahkota, tetapi itu adalah sesuatu yang menyatakan kesatuan antara manusia Allah. Dengan kuasa kemurahan-Nya yang dinyatakan dengan perubahan tabiat, dunia ini diyakinkan bahwa Allah telah mengutus Putra-Nya sebagai Penebusnya. Tidak ada pengaruh lain yang menyelubungi jiwa manusia mempunyai kuasa sedemikian sebagaimana pengaruh satu kehidupan yang tidak mementingkan diri. Argumentasi terkuat tentang Injil ialah seorang Kristen yang mencintai dan dicintai.

 

Untuk menghidupkan satu kehidupan seperti itu, untuk memberikan pengaruh yang demikian, memerlukan usaha setiap langkah, pengorbanan diri dan disiplin. Adalah karena mereka tidak memahami hal ini maka banyak orang begitu mudah kecewa dalam kehidupan Kristen. Banyak orang yang dengan sungguh-sungguh mengabdikan hidupnya bagi pekerjaan Allah, merasa heran dan kecewa menemukan diri mereka, menghadapi halangan, godaan dan kebingungan yang belum pernah dialami. Mereka berdoa untuk tabiat yang seperti tabiat Kristus, untuk kelayakan bagi pekerjaan Tuhan, lalu mereka dihadapkan pada situasi yang nampaknya memancing semua sifat alami mereka yang jahat. Kesalahan dinyatakan yang keberadaannya tidak mereka sangka. Seperti Bangsa Israel dulu mereka bertanya, “Kalau Allah sedang memimpin kita, mengapa hal ini terjadi kepada kita?”

Adalah karena Allah sedang memimpin mereka sehingga hal-hal itu terjadi kepada mereka. Ujian dan halangan adalah metode disiplin Tuhan dan ditentukan-Nya. la yang membaca hati manusia mengetahui tabiat mereka lebih baik daripada mereka sendiri. la melihat bahwa sebagian orang mempunyai kuasa dan kelemahan yang kalau diarahkan dengan benar dapat digunakan dalam memajukan pekerjaan-Nya. Dalam pemeliharaan-Nya la menempatkan orang-orang ini pada posisi yang berbeda dan situasi yang berbeda pula, agar mereka dapat menemukan dalam tabiat mereka itu cacat yang tersembunyi dari pengetahuan mereka. Ia memberi kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki cacat ini dan melayakkan diri mereka untuk pekerjaan-Nya. Sering la mengizinkan api penyiksaan menyerang mereka agar mereka disucikan.

 

Kepastian bahwa kita dipanggil untuk menanggung godaan itu menunjukkan bahwa Tuhan Yesus melihat dalam diri kita sesuatu yang berharga yang ingin dikembangkan-Nya. Jika la tidak melihat dalam diri kita sesuatu yang akan memuliakan nama-Nya, maka la tidak akan menggunakan waktu-Nya untuk memurnikan kita. la tidak akan melemparkan batu yang tidak berharga ke dalam dapur api-Nya. Hanyalah biji logam yang berharga yang la per halus. Pandai besi memasukkan besi dan baja ke dalam api untuk mengetahui jenis logam apa itu sebenarnya. Tuhan membiarkan umat pilihan-Nya memasuki api siksaan untuk membuktikan jenis wataknya, apakah mereka bisa dibentuk untuk pekerjaan-Nya.

Ahli tembikar mengambil tanah liat dan membentuknya sesuai keinginannya. Dia meremas-remas adonan itu dan mengerjakannya. Dia mencabik dan menyatukannya kembali. Dia membasahinya kemudian mengeringkannya. Dia membiarkannya tergeletak tanpa mengganggunya untuk sementara. Setelah cukup waktunya untuk dibentuk, dia meneruskan pekerjaan itu dengan membentuknya menjadi sebuah bejana. Dia membentuknya di atas putaran, kemudian melicinkannya. Dia mengeringkannya di bawah sinar matahari kemudian membakarnya dalam tungku. Demikianlah itu menjadi sebuah bejana yang siap untuk dipakai. Begitulah Penjunan Agung itu ingin membentuk kita. Sebagaimana tanah liat di tangan ahli tembikar, begitulah kita ditangan-Nya. Kita tidak mencoba melakukan pekerjaan ahli tembikar. Bagian kita hanyalah menyerahkan diri untuk dibentuk oleh Penjunan Agung itu.

 

“Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersuka cita pada waktu la menyatakan kemuliaan-Nya.”

 

Di bawah cahaya siang hari, dan sementara mendengar suara musik yang lain, burung di sangkar tidak akan menyanyikan lagu yang diajarkan oleh tuannya. Dia menangkap bunyi ini dan itu, tetapi tidak pernah seluruh melodi secara terpisah. Tetapi tuannya menutupi sangkar itu, dan menaruhnya di tempat di mana burung itu akan mendengarkan kepada satu lagu yang akan dinyanyikannya. Di dalam gelap, dia mencoba lagi dan mencoba lagi, sampai dia menyanyikannya dengan sempurna. Kemudian burung itu dikeluarkan; dan sejak itu dia dapat menyanyikan lagu itu di tempat yang terang.  Demikianlah Allah berbuat kepada anak-anak-Nya. la mempunyai sebuah nyanyian untuk diajarkan kepada kita, akan apabila kita sudah mempelajarinya di tengah bayang-bayang penderitaan maka kelak kita akan bisa menyanyikannya sejak waktu itu.  —- Hidup Yang Terbaik hal. 456-458.

 

Pelajaran UJIAN KESETIAAN APAPUN TANTANGAN YANG DIHADAPI dari seorang perempuan Kanaan yang memohon kesembuhan anaknya dari kerasukan setan kepada Yesus (Matius 15)

 

“Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan Setan dan sangat menderita.’” Mat. 15:22. Rakyat di distrik ini berasal dari bangsa Kanaan yang dahulu. Mereka adalah penyembah berhala, dan dipandang hina serta dibenci oleh orang Yahudi. Dari golongan inilah asalnya perempuan yang kini datang kepada Yesus. Ia seorang kafir, dan itulah sebabnya ia tidak diperkenankan mendapat keuntungan yang dinikmati oleh orang Yahudi sehari-hari. Banyak orang Yahudi tinggal di antara orang Fenisia dan kabar tentang pekerjaan Kristus telah tersebar di daerah ini. Beberapa dari orang-orang itu telah mendengar perkataan-Nya dan telah menyaksikan perbuatan-Nya yang ajaib. Perempuan ini telah mendengar tentang nabi itu, yang menurut laporan yang didengarnya, menyembuhkan segala jenis penyakit. Ketika ia mendengar tentang kuasa-Nya, timbullah harapan dalam hatinya. Karena di-ilhami dengan kasih ibu, ia menentukan untuk menyampaikan keadaan anaknya kepada-Nya. Ia bertekad menyampaikan penderitaannya kepada Yesus. Ia harus menyembuhkan anaknya. Ia telah mencari pertolongan dari ilah-ilah kafir, tetapi tidak mendapat keringanan. Dan kadang-kadang ia tergoda untuk berpikir, Apakah yang dapat dilakukan oleh guru Yahudi ini bagi saya? Tetapi kabar sudah datang, Ia dapat menyembuhkan segala jenis penyakit, tidak menjadi soal apakah orang-orang yang datang kepada-Nya kaya atau miskin. Ia bertekad tidak akan kehilangan pengharapan yang satu-satunya ini. ——KSZ1 435.2

 

Tetapi meskipun Yesus tidak menjawab, wanita itu tidak goyah imannya. Waktu Ia lewat, Ia seolah-olah tidak mendengarnya, wanita itu mengikuti Dia. seraya melanjutkan permohonannya. Karena terganggu dengan desakannya, murid-murid minta agar Yesus menyuruh dia pergi. Mereka melihat bahwa Tuhannya memperlakukan dia dengan sikap acuh tak acuh, dan itulah sebabnya mereka beranggapan bahwa prasangka orang Yahudi terhadap orang Kanaan berkenan pada-Nya. Tetapi sebenarnya perempuan itu menyampaikan permohonannya kepada Juruselamat yang penuh belas kasihan, dan sebagai jawab terhadap permintaan murid-murid itu Yesus berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Meskipun jawab ini tampaknya sesuai dengan prasangka orang Yahudi, namun merupakan tempelakan tidak langsung kepada murid-murid, yang sesudah itu mereka mengerti juga sebagai sesuatu yang memperingatkan kepada mereka tentang ajaran yang sudah sering dikatakan-Nya kepada mereka—bahwa Ia datang ke dunia ini untuk menyelamatkan semua orang yang mau menerima Dia. ——KSZ1 437.1

 

Wanita itu mendesakkan persoalannya dengan kesungguh-sungguhan yang kian bertambah, tunduk di kaki Kristus, seraya berseru, “Tuhan, tolonglah aku.” Yesus yang tampaknya masih menolak permohonannya, menurut prasangka orang Yahudi yang tidak berperasaan, menjawab, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak -anak dan melemparkannya kepada anjing.” Ucapan ini sebenarnya menyatakan bahwa tidak layak mengambil berkat-berkat yang dibawa kepada umat Allah yang disenangi dan memberikannya kepada orang asing dan bukan orang Israel. Jawaban ini dapat membuat tawar hati seseorang yang mencari Yesus dengan kurang tekun. Tetapi wanita itu melihat bahwa kesempatannya sudah tiba. Dalam jawaban Yesus yang tampaknya sebagai penolakan itu. ia melihat belas kasihan yang tidak dapat disembunyikan-Nya. “Benar Tuhan,” jawabnya, “Namun, anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Sementara anak-anak dalam lingkungan keluarga makan dari meja sang ayah, anjing-anjing sekalipun tidak ditinggalkan dalam keadaan lapar. Anjing-anjing itu berhak mendapatkan remah-remah yang jatuh dari meja yang disediakan dengan limpahnya. Dengan demikian meski pun banyak berkat diberikan kepada bangsa Israel, tiadakah berkat baginya juga? Ia dipandang sebagai seekor anjing, dan kalau demikian halnya, bukankah anjing pun berhak mendapat remah-remah dari kedermawanan-Nya? ———KSZ1 437.2

 

Yesus baru saja meninggalkan tempat pekerjaan-Nya karena ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berusaha membunuh Dia. Mereka bersungut-sungut dan mengeluh Mereka menunjukkan sikap kurang percaya dan kepahitan, dan menolak keselamatan yang ditawarkan kepada mereka dengan limpahnya. Di sini Kristus berjumpa dengan salah seorang dari suku bangsa yang malang dan dihinakan, yang tidak dikaruniai terang sabda Allah: meskipun demikian ia berserah dengan segera kepada pengaruh Kristus, dan mempunyai iman sepenuhnya atas kesanggupanNya untuk mengabulkan kebajikan yang dimintanya. Ia meminta remah-remah yang jatuh dari meja Tuhan. Jika ia boleh mendapat hak sebagai seekor anjing, maka ia rela dianggap sebagai seekor anjing. Ia tidak mempunyai prasangka nasional atau agama, maupun kesombongan untuk mempengaruhi tingkah lakunya dan dengan segera ia mengakui Yesus sebagai Penebus, dan yang sanggup melakukan segala sesuatu yang ia minta dari pada-Nya. ——–KSZ1 438.1

 

Juruselamat merasa puas. Ia telah menguji iman perempuan itu kepada-Nya. Oleh perlakuan Yesus kepadanya, Ia telah menunjukkan bahwa dia yang telah di anggap sebagai seorang terbuang dari Israel bukan lagi seorang asing, melainkan seorang anak dalam keluarga Allah. Sebagai seorang anak ia mempunyai kesempatan mendapat bagian dalam pemberian Bapa. Kini Kristus mengabulkan permohonannya, dan menyelesaikan pelajaran kepada murid-murid. Sambil memandang kepadanya dengan pandangan yang penuh belas kasihan dan kasih, Ia berkata, “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki.” Sejak saat itu anaknya sembuhlah. Iblis tidak lagi mengganggu dia. Perempuan itu meninggalkan tempat itu sambil mengakui Juruselamatnya, dan bergembira karena doanya sudah terkabul. ——–KSZ1 438.2

 

—————————-

Meskipun pekerja-pekerja pengikut Paulus rela untuk digunakan bagi Injil, mereka tidak bebas dari pencobaan— kekurangan keuangan untuk mereka dan keluarga tetap hadir dalam kehidupannya

 

Pekerja-pekerja yang setia ini, meskipun rela untuk menggunakan dan digunakan bagi Injil, tidak bebas dari pencobaan. Bila dihalangi dan dibebani dengan kecemasan sebab suatu kegagalan di pihak sidang untuk memberikan kepada mereka tunjangan keuangan yang layak, beberapa orang diserang dengan ganasnya oleh penggoda itu. Bila mereka melihat pekerjaan mereka dihargai dengan sangat remehnya, mereka menjadi sedih. Benar mereka memandang kepada waktu pehakiman untuk pahala mereka yang adil, dan hal ini memberanikan mereka; tetapi dalam pada itu keluarga mereka harus mempunyai makanan dan pakaian. Jika mereka dapat merasa bahwa mereka dibebaskan dari perintah Ilahi mereka akan rela bekerja dengan tangannya. Tetapi mereka menyadari bahwa waktu mereka kepunyaan Allah, meskipun pandangan yang singkat dari mereka yang harus menyediakan bagi mereka dana yang cukup. Mereka bangkit atas pencobaan untuk masuk ke dalam pencarian oleh mana dapat dengan segera menempatkan diri sendiri melebihi jangkauan kekurangan, dan mereka meneruskan untuk bekerja bagi kemajuan pekerjaan yang lebih mahal kepada mereka daripada diri sendiri. Tetapi supaya melakukan hal ini, mereka boleh dipaksa untuk mengikuti teladan Paulus dan sibuk untuk sementara waktu dalam pekerjaan jasmani sementara meneruskan menjalankan pekerjaan kependetaan mereka. Hal ini mereka lakukan untuk memajukan bukan saja minat mereka sendiri, melainkan minat pekerjaan Allah di dunia ini. ——KR 300.1

 

Dalam melakukan pekerjaan-Nya Tuhan tidak selamanya menjadikan segala sesuatu nyata di hadapan hamba-hamba-Nya. Ia kadang-kadang mencoba kepercayaan umat-Nya yang membawa keadaan-keadaan yang memaksa mereka maju di dalam iman. Sering Ia membawa mereka ke dalam tempat yang sukar, dan meminta kepada mereka untuk maju bila nampaknya kaki mereka menjamah air sungai Yordan. Adalah pada waktu seperti ini, bila doa hamba-hamba-Nya naik kepada-Nya dalam iman yang sungguh-sungguh, Allah membuka jalan di hadapan mereka dan membawa mereka keluar ke suatu tempat yang besar. . ——KR 301.1

 

Bila pesuruh-pesuruh Allah mengenal tanggung jawab-tanggung jawab mereka terhadap bagian-bagian yang berkekurangan dari kebun anggur Tuhan, dan dalam roh Pekerja yang Agung bekerja dengan tidak kenal jerih lelah untuk pertobatan jiwa-jiwa, malaikat-malaikat Allah akan menyediakan jalan bagi mereka, dan alat-alat yang perlu untuk menjalankan pekerjaan akan disediakan. Mereka yang diterangi akan memberikan dengan limpah untuk menyokong pekerjaan yang dilakukan demi kepentingan mereka. Mereka yang menyambut dengan leluasa kepada setiap panggilan untuk menolong, dan Roh Allah akan menguasai hati mereka untuk menolong pekerjaan Allah bukan saja di ladang-ladang di dalam negeri, tetapi di daerah-daerah seberang. Dengan demikian kekuatan akan datang kepada kemajuan pekerjaan di tempat-tempat lain, dan pekerjaan Tuhan akan maju dalam cara yang ditentukan-Nya sendiri. ——KR 301.2

 

 

BAHAYANYA IRI HATI DARI PELAJARAN HUKUMAN KEPADA MYRIAM DAN HARUN (sama dengan pelajaran pengalaman Petrus yang ditegur karena memperhatikan persoalan orang lain dalam KSZ2 470.2 &3)

 

 

Allah telah memilih Musa dan telah mencurahkan RohNya ke atas dirinya; Miryam dan Harun, oleh persungutan mereka, telah bersalah dalam hal tidak setia, bukan saja kepada pemimpin mereka yang telah ditetapkan itu, tetapi juga kepada Allah sendiri. Orang-orang yang telah bersungutsungut itu kemudian dipanggil ke kaabah dan dibawa menghadap muka dengan muka kepada Musa. “Maka turunlah Tuhan dalam tiang awan lalu berdiri di pintu kemah, sambil dipanggilnya Harun dan Miryam, maka keduanyapun tampil ke hadapan.” Pengakuan mereka telah memperoleh karunia nubuatan tidaklah disangkal; Allah sebenarnya dapat berbicara kepada mereka di dalam khayal dan mimpi. Tetapi kepada Musa yang telah dikatakan Allah sendiri “yang setiawan dalam segenap rumahKu,” satu hubungan yang lebih erat telah diadakan. Dengan dia, Allah berbicara muka dengan muka. “Maka bagaimana tiada kamu takut berbantah-bantah dengan Musa hambaku ini? Demikianlah murka Tuhan bernyala-nyala kepada keduanya, lalu Tuhanpun gaiblah. ——PB1 404.1

 

Awan itu meninggalkan kaabah sebagai tanda murka Allah, dan Miryam telah dihukum. Ia “menderita penyakit kusta, putih seperti salju.” Harun selamat, tetapi dengan hukuman terhadap Miryam itu dirinya telah ditempelak. Kini, kesombongan mereka dicampakkan ke tanah, Harun mengakui dosa mereka dan memohon agar saudaranya itu jangan dibiarkan binasa oleh kutuk yang memuakkan dan mematikan itu. Sebagai jawab kepada doa Musa penyakit kustanya itu telah disembuhkan. Namun demikian, Miryam diasingkan dari perkemahan itu selama tujuh hari. Setelah ia dikeluarkan dari perkemahan itu selama tujuh hari, barulah tanda daripada kasihan Allah itu kelihatan kembali di atas kaabah. Dengan penuh rasa hormat atas jabatannya yang tinggi, dan dengan rasa sedih atas hukuman yang telah menimpa dirinya itu, seluruh perhimpunan yang tinggal di Hazirot itu, menunggu-nunggu kedatangannya kembali. ———PB1 404.2

 

 

IRI HATI, MEMPERHATIKAN/MENGKRITIK ORANG LAIN DAN MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI ADALAH SASARAN DARI PENDIDIKAN 40 HARI YANG HENDAK DIHILANGKAN (Sebagaimana contoh murid-murid Yesus yang lalu, setelah upacara cuci kaki Ia ingin mengembalikan dalam diri mereka KASIH YANG MULA-MULA YANG TELAH HILANG DIGANTI DENGAN MEMENTINGKAN DIRI)

 

Pernyataan murka Tuhan ini dimaksudkan untuk menjadi satu amaran kepada semua orang Israel, untuk mencegah berkembangnya roh tidak puas dan memberontak. Jikalau roh tidak puas dan iri hati Miryam tidak ditempelak dengan keras maka itu akan menimbulkan kejahatan yang lebih besar lagi. Iri hati adalah salah satu sifat iblis yang paling jahat yang dapat timbul di dalam hati manusia, dan itu adalah salah satu sifat yang paling jahat yang dapat timbul di dalam hati manusia, dan itu adalah salah satu sifat yang jahat dalam pengaruhnya. Kata orang yang bijaksana itu, “Bahwa bengislah adanya nyala-nyala amarah, dan murka itu seperti air bah yang meliput, tetapi cemburuan, siapa gerangan dapat menahankan dia?” Adalah sifat iri hati yang pertama-tama telah menyebabkan kekacauan di sorga dan pemanjaan akan sifat itu telah mengakibatkan kejahatan yang tak dapat dilukiskan di antara manusia. “Karena barang di mana ada perasaan yang dengki dan perbantahan, di situlah huru-hara dan segala perbuatan yang jahat.”——- PB1 404.3

 

Janganlah dianggap sebagai satu perkara remeh untuk berbicara jahat tentang orang lain atau menjadikan diri kita hakim terhadap tindakan dan motif mereka. “Adapun orang yang mencela saudaranya atau menyalahkan saudaranya, ialah mencela hukum serta menyalahkan hukum. Tetapi jikalau engkau menyalahkan hukum itu, bukannya engkau penurut hukum itu, melainkan hakimnya.” Hanya ada satu hakim saja—yakni Dia “yang akan menerangkan barang yang tersembunyi di dalam gelap dan akan menyatakan segala kasad hati orang.” 1 Korinti 4:5. Dan barangsiapa yang menghakimkan dan menghukumkan sesamanya, dia merebut hak mutlak daripada Khalik itu. —–PB1 405.1

 

Kalau engkau membuka hatimu terhadap iri hati dan sangkaan jahat, Roh Suci tidak dapat tinggal dalam hatimu—NBJ 246

 

Sesudah engkau merasa bahwa engkau dapat mengorbankan martabat dirimu sendiri, bahkan mengorbankan hidupmu untuk menyelamatkan seorang saudara yang bersalah, barulah engkau dapat membuang balok dari matamu sendiri agar engkau bersedia untuk menolong saudaramu. Kemudian engkau dapat mendekatinya dan menjamah hatinya. Tidak seorang pun yang pernah dapat diperbaiki kembali dari suatu sikap yang salah dengan kritikan atau celaan; tetapi banyak yang dengan cara demikian telah diusir dari Kristus dan menutup hati mereka terhadap keyakinan. Roh yang lemah-lembut, kelakuan yang baik dan memikat hati, dapat menyelamatkan orang yang bersalah dan menyembunyikan banyak dosa. Penyataan Kristus dalam tabiatmu sendiri akan mempunyai kuasa yang mengubah bagi semua dengan siapa engkau berhubungan. Biarlah Kristus setiap hari nyata dalam engkau, dan Dia akan menyatakan kuasa pembaruan dari firman-Nya melalui engkau pengaruh yang lembut, membujuk namun berkuasa untuk menciptakan kembali jiwa-jiwa lain dalam keindahan Tuhan Allah kita. .—— KAB 145.2

 

Gantinya mengeritik dan menyalahkan orang lain, katakan, “Saya harus mengerjakan keselamatan saya sendiri. Jikalau saya bekerja sama dengan Dia yang rindu menyelamatkan jiwa saya, maka saya harus menjaga diri saya sendiri dengan tekun. Saya harus menyingkirkan setiap kejahatan dari kehidupan saya. Saya harus mengalahkan setiap kesalahan. Saya harus menjadi seorang makhluk yang baru di dalam Kristus. Barulah, gantinya melemahkan mereka yang bergumul melawan kejahatan, saya dapat menguatkan mereka dengan kata-kata yang memberi semangat.” —-PI 411.2

 

Bila manusia menunjukkan keyakinan mereka atas sesama, mereka akan lebih dekat memiliki pikiran Kristus. Tuhan telah menyatakan penilaianNya atas manusia. “Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Tetapi banyak orang selalu berpikir berusaha untuk membentuk tabiat orang lain sesuai dengan pikiran dan ukuran mereka sendiri. Allah tidak memberikan pekerjaan untuk mereka lakukan.

Diri akan senantiasa menginginkan satu penilaian yang tinggi atas diri sendiri. Bila manusia kehilangan kasih yang mula-mula, mereka tidak memelihara hukum-hukum Allah dan kemudian mulai mengeritik orang lain. Roh ini akan terus berkuasa hingga akhir masa. Setan berupaya membatu memperkembangkan, agar saudara-saudara di dalam ketidaktahuan mereka berusaha saling menelan. Allah tidak dimuliakan, tetapi sangat dipermalukan; Roh Allah didukakan; Setan bersukaria, karena dia mengetahui jika ia dapat membuat saudara mengamati saudara di dalam gereja dan di dalam pelayanan banyak yang akan kecewa dan putus asa sehingga meninggalkan tempat tugas mereka. Ini bukanlah pekerjaan Roh Kudus; satu kuasa dari bawah sedang bekerja di dalam serambi pikiran dan di dalam bait suci jiwa, untuk menempatkan sifat-sifarnya dimana sifat-sifat Kristus seharusnya ada.——Nasihat kepada pendeta dan pelayan Injil, bab 8 Rekan Sekerja Allah, Kasih dan Kepercayaan di antara sesama saudara (30 Okt 1894) hal. 182.

 

PADA MULANYA manusia dikaruniai kuasa berpikir yang mulia dan seimbang. Manusia itu sempurna tubuhnya, selaras dengan kehendak Allah. Pikiran- pikirannya bersih, maksud-maksudnya pun suci. Tetapi karena durhaka, kuasanya berubah, lalu rasa mementingkan diri-sendiri mengambil-alih tempat kasih itu. Keadaannya menjadi amat lemah karena pelanggaran itu sehingga membuat dia tidak mungkin, dengan kekuatannya sendiri, melawan kuasa kejahatan itu. Dia telah ditawan Setan dan akan tetap dikuasainya kalau Tuhan Allah tidak turut campur-tangan secara khusus. Maksud penggoda ialah menghalang-halangi rencana ilahi di dalam penciptaan manusia itu, lalu memenuhi bumi ini dengan bencana yang memilukan. Dan dia akan menunjukkan bahwa semuanya ini terjadi sebagai akibat daripada pekerjaan Tuhan Allah dalam menjadikan manusia itu. ——KS 11.1

 

AKIBAT DARI IRI HATI BUAH DARI MEMENTINGKAN DIRI

 

Allah menuntut semangat lebih besar lagi daripada apa yang sudah ditunjukkan sampai sekarang. Sebagai satu umat di dalam berbagai segi kita jauh ketinggalan dalam pekerjaan misionaris. Kita masih belum melakukan seperduapuluh bagian dari yang baik yang boleh kita capai dalam hal yang dipercayakan, karena sifat mementingkan diri sendiri begitu besar diantara kita. Sebagian iri terhadap yang lain, takut bahwa mereka akan dipandang lebih tinggi daripada diri mereka sendiri. .——Nasihat kepada pendeta dan pelayan Injil, bab 8 Rekan Sekerja Allah, Kasih dan Kepercayaan di antara sesama saudara (30 Okt 1894) hal. 188.

PENGAJARAN BAGI MURID

 

Ada hal-hal di dalam “Nasihat-nasihat” yang dituliskan, bukan untuk dunia, tetapi untuk anak-anak Allah yang percaya dan adalah tidak tepat memberikan pelajaran, amaran, teguran atau nasihat yang sifatnya seperti ini kepada dunia secara umum. Penebus dunia yang diutus dari Allah, Guru yang paling besar yang pernah dikenal anak-anak manusia menyampaikan berbagai pengajaran, bukan kepada dunia, tetapi pada murid-muridNya saja. Pada saat yang sama Dia mempunyai pekabaran yang direncanakan bagi orang banyak yang mengikuti perjalananNya, dia juga mempunyai terang dan pengajaran khusus untuk disampaikan kepada pengikut-pengikutNya yang tidak disampaikanNya kepada orang banyak karena mereka tidak akan mengerti dan menghargainya. Dia mengutus murid-muridNya berhotbah dan bila mereka kembali dari pekerjaan penginjilan yang pertama dan mempunyai berbagai pengalaman untuk diceritakan tentang kesuksesan mereka di dalam mengkhotbahkan Injil kerajaan Allah. Ia berkata kepada mereka “Marilah mengasingkan diri ke padang gurun, dan beristirahat sejenak. Di tempat yang sepi Yesus menyampaikan pengajaran nasihat, amaran dan perbaikan kepada murid-muridNya yang dilihatNya perlu di dalam cara mereka bekerja. Tetapi pengajaran yang diberikanNya kepada mereka bukan untuk disampaikan kepada orang banyak karena kata-kataNya dikhususkan bagi murid-muridNya saja.

Di dalam beberapa peristiwa ketika Tuhan mengerjakan pekerjaan penyembuhan. Dia memerintahkan kepada mereka yang telah diberikatiNya untuk tidak mengatakan kepada siapapun perbuatan bahwa Kristus tidak hanya sekedar menuntut berdiri tetapi ada alasan atas perintahNya itu, dan mereka seharusnya tidak mengabaikan keinginan yang diungkapkanNya. Seharusnya sudah cukup bagi mereka untuk mengetahui bahwa Ia menginginkan mereka untuk mengikuti nasihat, dan mempunyai alasan yang baik atas permohonanNya yang mendesak. Tuhan tahu bahwa di dalam menyembuhkan penglihatan yang buta dan untuk mentahirkan yang berpenyakit kusta membahayakan hidupNya sendiri; karena jika imam-imam dan penguasa tidak mau menerima bukti-bukti yang diberikanNya kepada mereka tentang misi IlahiNya mereka akan salah tanggap memalsukan dan melontarkan tuduhan terhadapNya. Adalah benar bahwa Ia berbuat banyak mujizat secara terang-terangan, namun dalam beberapa kejadian Dia memohon agar mereka yang telah diberkatiNya tidak memberitahukan kepada siapapun apa yang telah dilakukanNya kepada mereka. Ketika prasangka muncul, iri hati dan kecemburuan bangkit dan pergerakan Nya dibatasi Dia meninggalkan kota-kota itu dan pergi mencari mereka yang ingin mendengar dan menghargai kebenaran yang diberikanNya.

Tuhan Yesus beranggapan bahwa adalah perlu untuk membuat banyak hal jelas bagi murid-muridNya hal-hal yang tidak diungkapkanNya kepada khalayak. Dengan terang-terangan membukakan kepada mereka alasan kebencian yang dinyatakan kepadaNya oleh ahli-ahli Taurat. Orang Farisi, dan imam-imam, serta menceritakan kepada mereka alasan kebencian yang dinyatakan kepada Nya oleh ahli-ahli Taurat, orang Farisi dan imam-imam serta menceritakan kepada mereka tentang penderitaannya, pengkhianatan dan kematian. ”Tetapi kepada dunia Ia tidak menjelaskan hal-hal itu. Ia memberikan amaran-amaran kepada pengikut-pengikutNya dan membukakan perkembangan yang menyedihkan yang akan terjadi kepada mereka dan apa yang akan mereka harapkan. Kepada murid-muridNya Ia memberikan pengajaranya yang berharga yang bahaya tidak mereka mengerti hingga setelah kematian, kebangkitan dan kenaikanNya. Ketika Roh Kudus dicurahkan kepada mereka, mereka mengingatkan segala apa saja yang telah dikatakanNya kepada mereka.———-Nasihat bagi pendeta dan pelayanan injil, sub judul pengajaran bagi murid hal. 30

PENUTUP

 

Kasih kepada dunia, kecintaan kepada kesenangan dan pertunjukkannya, dan kesukaan kepada hal-hal lain menahan jiwa jauh dari Allah

Disemak duri yang menghimpit benih yang baik, Sang Guru Agung menggambarkan bahaya yang ada di sekitar mereka yang mendengar Firman Allah; karena ada musuh di setiap sudut untuk membuat kebenaran Allah tidak berpengaruh. Semua tidak memiliki kasih sayang dari Allah, semua yang mengisi perhatian agar Kristus tidak memiliki ruang dalam hati, harus ditinggalkan jika benih kebenaran ingin berkembang dalam jiwa. Yesus berkata bahwa perkara-perkara dunia, kekayaan yang menipu, dan keinginan terhadap hal-hal lain, menghambat firman, benih kerohanian yang sedang bertumbuh, agar dengan demikian jiwa tidak mendapat makanan dari Kristus. Kasih kepada dunia, kecintaan kepada kesenangan dan pertunjukkannya, dan kesukaan kepada hal-hal lain menahan jiwa jauh dari Allah; karena mereka tidak menggantungkan semangat mereka, pengharapan mereka, sukacita mereka pada Allah. Mereka tidak mengetahui apa artinya memiliki sukacita Kristus yang menuntun kepada Mata Air Kehidupan, memenangkan jiwa-jiwa kepada kebenaran….

Ketika mereka yang memiliki sebagian kebenaran diajak untuk mempelajari beberapa titik yang menyimpang dari pendapat mereka sebelumnya, mereka jadi bingung. Pendapat mereka sebelumnya itu seperti duri yang menghimpit Sabda Allah, dan ketika kebenaran ditabur, dan perlu menggeser semak duri agar akarnya bertumbuh, mereka merasa segala sesuatu menjauh dari mereka, dan mereka berada dalam masalah.

….

Hukum Allah adalah aturan bagi pemerintahan Allah, dan sepanjang zaman kekekalan itu akan menjadi standar kerajaanNya….Jika kita tidak berserah pada syarat-syaratnya dalam kehidupan ini, belajar mengasihi Allah dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti diri sendiri, maka kita tidak akan mengalami perubahan tabiat pada saat Yesus datang—– Review and Herald, 21 Juni 1892

———————-

Ketika terdapat perintah Tuhan kepada manusia, tidak ada satupun penarikan duniawi boleh menghalangi…..(satu contoh tentang bagaimana ketika perintah Tuhan pindah berpisah dari dunia harus dilakukan—-tidak ada penundaan….contoh dari Yesus sendiri sebagaimana murid-muridNya ketika mereka dipanggil)

 

 

Pada kunjungan-Nya ke Bait Suci waktu Ia masih kanak-kanak, ketika rahasia pekerjaan hidup-Nya terbuka di hadapan-Nya, Kristus telah berkata kepada Maria, “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Lukas 2:49. Ucapan ini menunjukkan inti seluruh hidup dan pekerjaan-Nya. Segala sesuatu dikesampingkan demi pekerjaan-Nya, yaitu pekerjaan penebusan yang besar yang hendak dilaksanakan-Nya oleh kedatangan-Nya ke dunia ini. Sekarang Ia mengulangi pelajaran itu. Ada bahaya bahwa Maria menganggap hubungannya dengan Yesus memberi kepadanya hak istimewa atas Dia, dan hak, dalam sesuatu tingkat, untuk memimpin Dia di dalam tugas-Nya. Selama tiga puluh tahun Ia telah merupakan seorang anak yang penuh kasih dan penurut baginya, dan kasih-Nya tidak berubah; tetapi sekarang Ia mesti pergi keluar untuk melakukan pekerjaan Bapa-Nya. Sebagai Putra Yang Mahatinggi, dan Juruselamat dunia, tiada satu pun ikatan duniawi yang dapat menahan Dia dari melaksanakan pekerjaan-Nya itu, atau mempengaruhi tingkah laku-Nya. Ia mesti bebas untuk melakukan kehendak Allah. Pelajaran ini adalah juga untuk kita. Hak-hak Allah adalah lebih utama daripada segala ikatan hubungan manusia. Tiada satu pun penarikan duniawi yang boleh memalingkan kaki kita dari jalan yang disuruhNya kita jalani. ——KSZ1 145.1

 

——————–

Suatu analisa perenungan

 

Kita dicontoh saingankan dengan bangsa Israel keluar dari mesir, namun sadar kah saudara-saudara bahwa kita cenderung lebih buruk dan lebih berat dari mereka orang Israel?

Bila dahulu bangsa Israel keluar dari Mesir, karena kemauan dan kerelaan/sukarela mereka karena tersiksa di perhambaan Mesir, jadi tawaran dari Musa adalah benar-benar yang mereka nanti-nantikan, sedangkan kita sampai hari inipun mayoritas kita sebenarnya belum pernah benar-benar keluar dari Mesir (dunia), tulisan Ellen G. White sangat banyak memerintahkan kita untuk berpisah dengan dunia, namun sampai hari ini mayoritas kita masih bersatu dan cenderung menolak untuk meninggalkan dunia yang tak lain adalah kehidupan kita.


Jadi dengan demikian bila direnungkan, perjuangan bangsa Israel yang lalu setelah keluar dari Mesir…..secara umum adalah DIRI MEREKA SENDIRI/MESIR YANG ADA DI DALAM DIRI MEREKA. Tetapi kita memiliki perjuangan yang lebih berat, yaitu selain dari DIRI SENDIRI/MESIR YANG ADA DI DALAM DIRI KITA, kita juga berperang dengan dunia/Mesir yang sebenarnya, baik dari kebutuhan hidup dari demi hari, juga godaan-godaan pesona dunia.


Bangsa Israel dahulu telah disediakan Tuhan tiang awan dan tiang api, makanan manna dari langit, sedangkan kita masih harus mencari nafkah sendiri dan dalam usaha tersebut kita masih harus berhubungan dengan dunia, dengan demikian jika orang Israel hanya satu yaitu diri mereka sendiri, musuh kita ada 3 yaitu, MESIR/DUNIA NYATA, kebutuhan sehari-hari dan DIRI SENDIRI/MESIR DI DALAM DIRI.


Bila bangsa Israel gagal hanya dari 1 saja musuhnya, kita bisa gagal dari 3 musuh, maka perintah untuk memilih tempat yang terpencil dan perlahan-lahan menyusut dari seluruh kepentingan kita sampai sepenuhnya hanya Tuhan saja, adalah usaha untuk mengurangi musuh kita, menjadi 2 musuh.

Bila dahulu dalam 3 1/2 tahun kita diingatkan untuk berkeluh kesah dan menangis oleh karena segala kekejian yang terjadi di dalam sidang, maka dalam 40 hari oleh karena kita cenderung difokuskan kepada pembangunan dan reformasi dalam diri sendiri, maka berkeluh kesah dan menangis kita adalah pada ketidakmampuan atau kekalahan-kekalahan kita dari hari-hari berjuang menghidupkan kehidupan Yesus dalam pengalaman kita, sebagaimana kutipan :


….Tetapi mereka yang menunggu untuk melihat perubahan mujizat dalam tabiat mereka tanpa usaha yang tekun pada pihak mereka untuk mengalahkan dosa, akan mengalami kekecewaan. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bimbang kecuali bahwa Ia sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepadaNya; kecuali kita terus menerus merasa takut jangan-jangan sifat kita yang lama kembali mengungguli kita, jangan sampai musuh itu akan menemukan perangkap dimana kita kembali menjadi tawanannya. Kita memang harus mencari keselamatan kita sendiri dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang bekerja di dalam dirimu pada kemauan dan melaksanakan kesenangannya yang baik. Dengan kuasa kita yang terbatas kita harus menjadi kudus dalam lingkungan kita sebagaimana Allah kudus dalam lingkunganNya. Sejauh kemampuan kita, kita harus menyatakan kebenaran, kasih dan keistimewaan tabiat Ilahi. Sebagaimana lilin mengambil pengaruh materai, begitulah jiwa harus mengambil pengaruh Roh Allah dan memelihara citra Kristus.

Kita harus bertumbuh dalam keindahan rohani setiap hari. Kita akan sering gagal dalam usaha kita untuk meniru teladan Ilahi. Kita harus sering sujud dan menangis di kaki Yesus, oleh sebab kekurangan dan kesalahan kita; tetapi kita jangan putus asa; kita harus berdoa lebih tekun, percaya lebih penuh, dan berusaha kembali dengan lebih teguh supaya bertumbuh menjadi serupa dengan Tuhan kita. Bila kita tidak mengandalkan kuasa kita sendiri, maka kita akan mengandalkan kuasa Juruselamat kita, dan memberikan pujian kepada Allah, yang merupakan kesehatan raut wajah kita, dan Allah kita.—–Maranatha 7 Agustus hal 227

 

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart