<< Go Back

Sabat 30 November 2024

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

“Waktu sudah singkat, maka apa yang anda lakukan harus dilakukan secepatnya. Bertekadlah untuk menebus waktu itu. Janganlah mencari keplesiranmu sendiri. Bangunkanlah dirimu. Berpeganglah pada tugas itu dengan suatu ketetapan hati. Tuhan akan membuka jalan di hadapanmu. Usahakanlah setiap kemungkinan untuk bekerja sesuai penggarisan-penggarisan Kristus, dalam lemah lembut dan kerendahan hati, sambil bergantung padaNya untuk kekuatan. Pahami dengan baik tugas yang Tuhan berikan kepadamu untuk dilaksanakan, dan bergantunglah pada Allah, engkau akan dimungkinkan untuk terus bertambah-tambah kekuatan demi kekuatan, kemurahan demi kemurahan. Engkau akan dibuat mampu untuk bekerja dengan rajin, tekun, bagi kaummu selagi siang hari; karena malam akan datang dimana tidak lagi seorangpun akan dapat bekerja.” —-Testimonies, vol. 9, p.200

 

“….pergerakan-pergerakan terakhir akan merupakan pergerakan-pergerakan yang cepat.”—–Testimonies, vol. 9, p. 11

 

Pekerjaan yang terbentang dihadapan kita adalah satu pekerjaan yang akan mengerahkan segenap tenaga manusia. Itu akan memerlukan penggunaan iman yang kuat dan tetap waspada. Pada suatu ketika kesukaran yang akan kita hadapi akan sangat memilukan hati. Besarnya pekerjaan itu sendiri akan menekan kita . Tetapi oleh pertolongan Allah, umatNya pada akhirnya akan menang. —–Selected Messages, buku 2, hlm 407

 

Pemimpin yang telah dipilih Allah (Gideon) untuk menghancurkan bangsa Midian, tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga bapanya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaanNya, orang-orang yang mempunyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakanNya dengan sebaik-baiknya. “Maka rendah hati itu dahulu daripada hormat.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepadaNya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasaNya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmatNya. ——-PB2 152.3

 

Periksalah hatimu dengan teliti, dan juga keadaan cita-cita hatimu terhadap Tuhan Allah. Tanyalah, apakah saya sudah gunakan segala waktu yang indah pada hari ini untuk menyenangkan diriku sendiri, mencahari kegemaran diriku sendiri? Atau sudahkah saya membikin orang lain bersuka-suka? Sudahkah saya menolong semua orang yang bergaul dengan saya menuju penyerahan diri yang lebih tekun kepada Allah dan menghargakan perkara-perkara yang kekal? Sudahkah saya membawa agama saya ke dalam rumah tangga sendiri, dan di sana menyatakan karunia Kristus dalam perkataan dan dalam kelakuanku? Dengan penurutanku dengan hormat, sudahkah saya menghormati orang tuaku, dan dengan demikian memeliharakan hukum yang kelima? Sudahkah saya dengan gembira melakukan pekerjaanku yang sedikit setiap hari, serta melakukan dia dengan ketulusan, dan melakukan segala apa yang saya boleh perbuat untuk meringankan beban-beban orang lain? Sudahkah saya menjaga bibirku daripada yang jahat, dan lidahku daripada berkata tipu daya? Sudahkah saya menghormati Kristus, Juruselamatku yang sudah memberikan darahNya yang indah itu supaya hidup yang kekal boleh tercapai olehku? ——AML 112.1

 

 

CONTOH SADAR DIRI DARI YAHYA, PAULUS DAN YAKUB

 

Bahkan Yahya sendiripun, murid yang disayangi itu, salah-satu yang paling baik persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dilihatnyalah kekurangannya, dan pengetahuannya ini merendahkan dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemah-lembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di dalam kehidupan Anak Allah sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasihnya kepada Tuannya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membaharui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasihNya, melembutkan hati, menaklukkan jiwa, serta meluhurkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Allah dan surga. ——-KS 68.1

 

Tidak cukuplah hanya sekedar mengerti kelembutan kasih Allah

 

Dengan banyak perumpamaan Roh Allah telah berusaha menggambarkan kebenaran ini, dan membuatnya demikian jelas kepada jiwa-jiwa yang sudah lama merindukan kebebasan dari kungkungan beban salah. Manakala setelah dosanya, yakni menipu Esau, Jakub melarikan diri dari rumah ayahnya, dia dibebani satu perasaan bersalah. Dalam keadaan seorang diri dan terbuang terpisah dari segala sesuatu yang membuat hidupnya berharga, satu pikiran yang paling dipikirkannya di dalam jiwanya, ialah rasa takut bahwa dosanya telah memisahkan dia dari Allah, bahwa Surga telah meninggalkan dia. Dalam keadaan dukacita yang dalam dia membaringkan tubuhnya beristirahat sebentar di atas tanah, disekitarnya terdapat hanyalah bukit-bukit sepi, dan di atasnya, bintang-bintang menyinari langit. Ketika dia tertidur lelap, sebaris cahaya mengambang dalam khayalnya; dan lihatlah, dari lembah tempat dia berbaring, ada jenjang tangga yang menjurus ke langit hingga pintu gerbang surga, dan di atasnya para malaikat Allah turun-naik, sementara dari kemuliaan yang dari atas, suara Allah kedengaran di dalam satu pesan penghiburan dan pengharapan. Demikianlah dinyatakan kepada Yakub pemenuhan kebutuhan dan kerinduan jiwanya — kerinduan akan seorang Juru- selamat. Dengan perasaan gembira dan syukur dia telah memandang satu jalan yang mana, dia sebagai seorang yang berdosa, dapat dipulihkan berhubungan dengan Allah. Jenjang tangga yang ajaib itu yang dilihat dalam mimpinya menggambarkan Yesus, satu-satunya jalan hubungan antara Allah dan manusia.—- KS 15.1

 

PENGENALAN DIRI

Barang siapa yang memahami dengan baik tabiat mereka sendiri, mengetahui dosa yang paling mudah menyerangnya, serta godaan yang tampaknya hampir mengalahkannya, tidak akan membiarkan dirinya secara terbuka dengan sia-sia, dan mengundang pencobaan dengan menempatkan dirinya sendiri di atas tanah musuh. Jikalau kewajiban memanggilnya di mana keadaan lingkungan tidak menyenangkan, ia akan mendapat pertolongan khusus dari Allah, dengan demikian dapat menyiapkan diri secara penuh menghadapi musuh.—— PI 245.1

Pengenalan diri akan menyelamatkan banyak orang dari kejatuhan ke dalam penggodaan yang menyedihkan, dan mencegah banyak orang mengalami kekalahan yang memalukan. Untuk mengenal diri kita sendiri, sangatlah penting bagi kita menyelidiki dengan setia motif dan prinsip tindak-tanduk kita, membandingkan perbuatan kita dengan standar kewajiban yang dinyatakan dalam firman Allah.——-PI 245.2 

 

NASIHAT BAGI MEREKA YANG MASIH SERUPA DENGAN DUNIA

Yesus akan datang dengan segera, dan apakah akan didapatNya satu umat yang serupa dengan dunia ini? Dan apakah Dia akan mengaku mereka itu sebagai umatNya, yang sudah disucikanNya bagi DiriNya? Oh, tidak. Tiada lain melainkan orang yang suci dan bersih akan diakui olehNya milikNya. Semua orang yang sudah disucikan dan dijadikan putih oleh sengsara, dan telah memisahkan diri dengan tiada bercacat dari dunia ini, akan diakuiNya sebagai milikNya. AML 117.2

Sementara saya melihat hal betapa ngerinya umat Tuhan yang sama dengan dunia ini, tiada perbedaan suatu apapun kecuali dalam nama, di antara orang banyak yang mengaku murid Yesus yang rendah hati dan lemah lembut itu, dengan orang-orang yang tidak percaya, maka jiwaku merasa duka yang amat dalam. Saya melihat bahwa Yesus sudah luka dan dipermalukan dengan terang-terangan. Malaikat itu berkata, sementara dengan duka-cita ia melihat umat yang mengaku dirinya milik Tuhan, cinta akan dunia ini dan turut dalam roh dunia, dan menurut segala cara-caranya, “Pisahkan diri! Pisahkan diri! Kalau-kalau Dia tentukan bahagianmu dengan orang-orang pura-pura dan yang tiada percaya di luar kota itu. Pengakuanmu hanya akan mendatangkan kesengsaraan yang lebih hebat kepadamu, dan hukumanmu kelak akan lebih besar, karena engkau mengetahui kehendakNya, tetapi engkau tidak melakukannya.” AML 117.3

Semua orang yang mengaku percaya pada pekabaran malaikat yang ketiga seringkali melukai pekerjaan Allah dengan hati ringan, berseloroh, dan bermain-main. Telah dinyatakan kepadaku bahwa kejahatan ini terdapat pada seluruh golongan kita. Saya melihat bahwa haruslah ada satu tindakan yang sifatnya merendahkan diri di hadapan Tuhan. Umat Israel yang dari Tuhan harus mengoyakkan hati, bukan jubahnya; kesederhanaan yang seperti anak-anak jarang sekali kelihatan; kerapkali keridlaan manusia dipentingkan daripada murka Allah. AML 117.4

 

NASIHAT PENTING UNTUK YANG MENUNGGU MUJIZAT

Tetapi mereka yang menunggu untuk melihat perubahan mujizat dalam tabiat mereka tanpa usaha yang tekun pada pihak mereka untuk mengalahkan dosa, akan mengalami kekecewaan. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bimbang kecuali bahwa Ia sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepadaNya; kecuali kita terus menerus merasa takut jangan-jangan sifat kita yang lama kembali mengungguli kita, jangan sampai musuh itu akan menemukan perangkap dimana kita kembali menjadi tawanannya. Kita memang harus mencari keselamatan kita sendiri dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang bekerja di dalam dirimu pada kemauan dan melaksanakan kesenangannya yang baik. Dengan kuasa kita yang terbatas kita harus menjadi kudus dalam lingkungan kita sebagaimana Allah kudus dalam lingkunganNya. Sejauh kemampuan kita, kita harus menyatakan kebenaran, kasih dan keistimewaan tabiat Ilahi. Sebagaimana lilin mengambil pengaruh materai, begitulah jiwa harus mengambil pengaruh Roh Allah dan memelihara citra Kristus.

Kita harus bertumbuh dalam keindahan rohani setiap hari. Kita akan sering gagal dalam usaha kita untuk meniru teladan Ilahi. Kita harus sering sujud dan menangis di kaki Yesus, oleh sebab kekurangan dan kesalahan kita; tetapi kita jangan putus asa; kita harus berdoa lebih tekun, percaya lebih penuh, dan berusaha kembali dengan lebih teguh supaya bertumbuh menjadi serupa dengan Tuhan kita. Kita tidak mengandalkan kuasa kita sendiri, maka kita akan mengandalkan kuasa Juruselamat kita, dan memberikan pujian kepada Allah, yang merupakan kesehatan raut wajah kita, dan Allah kita.—–Maranatha 7 Agustus hal 227

 

Tetapi kalau kita menghinakan dan melalaikan segala ketentuan dan kesempatan-kesempatan yang baik ini, Tuhan Allah tidak akan mengadakan mujizat untuk menyelamatkan salah seorang dari kita, dan kitapun

Janganlah sekali-kali pikir bahwa Tuhan Allah akan melakukan satu mujizat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang lemah yang senang akan dosa, yang hidup dalam dosa, atau yang sesuatu anasir surga akan dimasukkan dalam hidup mereka itu, mengangkatnya ke luar dari diri kepada satu suasana yang lebih tinggi di mana segala-galanya akan menjadi gampang, dengan tidak usah mengeluarkan tenaga istimewa, pergumulan yang luar biasa, dengan tiada menyalibkan diri, karena semua orang yang membuang-buang tempo dalam daerah setan dengan maksud hal yang demikian diadakan atasnya, akan binasa dengan orang yang berbuat jahat. Mereka itu akan dibinasakan dengan sekonyong-konyong dan itupun dengan tidak ada penawar suatu apa.—Testimonies to Ministers, p 453.

 

Dosa makin tampak tidak menjijikkan

 

Setan mengumpulkan segenap kekuatannya dan mengerahkan seluruh tenaganya ke medan pertempuran. Mengapa ia tidak menemui perlawanan yang besar? Mengapa bala tentara Kristus begitu mengantuk dan acuh tak acuh? Oleh karena mereka mempunyai sedikit hubungan yang sesungguh-nya dengan Kristus; oleh karena mereka kekurangan Roh-Nya. Dosa bagi mereka bukanlah yang menjijikkan dan kebencian, seperti kepada Guru mereka. Mereka tidak menghadapinya, seperti Kristus menghadapinya; dengan perlawanan tegas dan menentukan. Mereka tidak menyadari kejahatan yang begitu luar biasa serta keganasan dosa, dan mereka dibutakan terhadap tabiat dan kuasa raja kegelapan itu. Hanya sedikit permusuhan melawan Setan dan pekerjaannya, karena adanya sikap tidak peduli dan masa bodoh mengenai kuasa dan kebencian Setan, dan hebatnya serta luasnya peperangannya melawan Kristus dan jemaat-Nya. Orang-orang banyak tertipu di sini. Mereka tidak tahu bahwa musuh mereka adalah jenderal perkasa, yang mengendalikan pikiran malaikat-malaikat jahat, dan bahwa dengan rencana matang dan gerakan yang trampil ia berperang melawan Kristus untuk mencegah penyelamatan jiwa-jiwa manusia itu. Di antara orang-orang yang mengaku Kristen, bahkan di antara pelayan-pelayan Injil, jarang disebutkan mengenai Setan, kecuali barangkali secara kebetulan disebutkan dari mimbar. Mereka lalai melihat tanda-tanda kegiatannya yang terus-menerus dan keberhasilannya; mereka melalaikan amaran-amaran mengenai kelicikannya; tampaknya mereka mengabaikan keberadaan Setan itu sendiri——KA 532.1

 

Sementara orang-orang mengabaikan usaha-usaha Setan, musuh yang waspada ini maju terus setiap saat. Ia memaksakan kehadirannya di setiap bagian rumah tangga, di jalan-jalan kota, di dalam jemaat-jemaat, di majelis-majelis nasional, di pengadilan-pengadilan, untuk membingungkan, menipu, menggoda, untuk menghancurkan tubuh dan jiwa para pria dan wanita dan anak-anak, menghancurkan keutuhan rumah tangga, untuk menaburkan bibit kedengkian, persaingan, perselisihan, hasutan dan pembunuhan. Dan dunia Kristen menganggap hal-hal ini seolah-olah telah ditetapkan oleh Allah dan harus ada. —–KA 532.2

 

Setan terus-menerus berusaha mengalahkan umat Allah dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah yang memisahkan mereka dari dunia ini. Israel kuno terbujuk melakukan dosa pada waktu mereka memberanikan diri mengadakan hubungan yang terlarang dengan bangsa-bangsa kafir. Dengan cara yang sama juga orang-orang Israel modem disesatkan. ” … orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat adanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4). Semua yang bukan pengikut-pengikut Kristus yang sejati adalah hamba-hamba Setan. Dalam hati yang tidak dibarui terdapat kasih terhadap dosa, dan kecenderungan untuk membela dosa itu dan memaafkannya. Dalam hati yang sudah dibarui ada kebencian terhadap dosa dan tekad untuk melawan dosa itu. Bilamana orang Kristen memilih bergaul dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak percaya, mereka membukakan dirinya kepada pencobaan. Setan menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka, dan dengan diam-diam menutupi mata mereka dengan tipuan. Mereka tidak bisa melihat bahwa pergaulan seperti itu bisa mendatangkan bahaya. Dan sementara semua waktu digunakan untuk berbaur dengan dunia ini di dalam tabiat, perkataan dan tindakan atau perbuatan, maka mereka menjadi semakin dibutakan.—– KA 533.1

 

Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —— KA 533.2

 

Tuhan mau mengajar umatNya untuk mengakui keadilan tindakanNya untuk memperbaiki itu, agar orang lain merasa takut. Ada orang-orang di antara bangsa Israel, yang untuknya amaran hukuman yang mengerikan ini, sebenarnya dapat menyelamatkan mereka daripada tindakan yang takabur terhadap panjang sabar Allah sampai mereka, juga memeteraikan nasib mereka sendiri. Tempelakan ilahi dinyatakan kepada rasa simpati yang salah terhadap orang berdosa yang berusaha mencari dalih bagi dosanya. Adalah pengaruh dari dosa yang telah melenyapkan pandangan moral, sehingga orang yang berbuat dosa itu tidak menyadari kejinya pelanggaran, dan tanpa kuasa Roh Kudus yang meyakinkan itu, ia tetap tinggal dalam keadaan setengah buta terhadap dosanya. Adalah tugas hamba-hamba Kristus untuk menunjukkan kepada orang berdosa itu akan bahaya yang sedang dihadapinya. Mereka yang menghilangkan pengaruh daripada amaran itu dengan membutakan mata orang berdosa terhadap sifat-sifat dan akibat-akibat yang sebenarnya dari dosa sering membanggakan diri bahwa mereka memberikan bukti tentang belas kasihan mereka; tetapi mereka sedang menentang dan menghalangi dengan secara langsung akan pekeijaan Roh Kudus Allah; mereka sedang menina bobokan orang berdosa supaya tetap berdiam di tepi jurang kebinasaan; mereka sedang menjadikan diri mereka sendiri ambil bahagian dalam dosanya dan mendatangkan satu tanggung jawab yang mengerikan atas tidak bertobatnya orang itu. Banyak, banyak orang yang telah binasa sebagai akibat daripada rasa simpati yang palsu dan menipu itu. —-PB1 377.2

 

 

 

PERTOBATAN YANG DIHADIAHI PENGAMPUNAN

 

Orang-orang yang belum merendahkan dirinya di hadapan Allah dengan jalan mengakui kesalahan mereka, berarti belumlah memenuhi syarat pertama penerimaan itu. Jika kita belum mengalami pertobatan yang tidak perlu disesalkan, serta belum mempunyai rendah-hati yang sejati dalam jiwa dan roh pengakuan yang luluh mengakui dosa-dosa kita, jijik akan kesalahan- kesalahan kita, berarti kita belum berusaha dengan sungguh-sungguh mencari keampunan dosa; dan jika kita tidak pernah mencarinya dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah mendapat damai Allah. Satu-satunya sebab mengapa kita tidak mendapat keampunan dosa-dosa kita pada masa lampau ialah karena kita tidak mau merendahkan hati serta menurut syarat-syarat firman kebenaran itu. Petunjuk-petunjuk yang jelas telah diberikan mengenai hal ini. Pengakuan dosa, apakah di hadapan orang-banyak atau hanya sendirian, haruslah dengan sepenuh hati dan dinyatakan dengan tulus. Bukannya harus karena terpaksa dari orang yang berdosa itu. Bukan pula dengan cara sembrono dan remeh, atau dipaksa dari orang-orang yang tidak menyadari rasa jijiknya sifat dosa itu. Pengakuan yang mengalir dari segenap jiwa berjalan menuju Allah yang mempunyai kasih tiada batasnya. Penulis Mazmur berkata seperti berikut: ,,Maka Tuhan itu hampirlah pada segala orang yang hancur hatinya, dan akan orang yang luluh-lantak hatinyapun ditolongnya. ”Mazmur 34:19. ——KS 33.1

 

Tiada kasih Allah yang dalam itu dapat tinggal di hati orang yang tidak menyadari dosa-dosanya sendiri. Jiwa yang telah diubahkan melalui karunia Kristus akan mengagumi tabiat ilahiNya; tetapi apabila kita tidak dapat melihat cacad moral kita sendiri, ini merupakan satu bukti yang nyata bahwa kita belum melihat keindahan dan kemuliaan Kristus. —– Kebahagiaan Sejati 60.2

 

 Tak seorangpun dari para rasul-rasul dan nabi-nabi itu pernah menyatakan dirinya sebagai tak berdosa. Orang-orang yang telah hidup terdekat dengan Allah, orang-orang yang rela mengorbankan kehidupan itu sendiri dari pada secara sadar melibatkan diri dengan sesuatu perbuatan yang salah, orang-orang yang Allah telah kuasakan kepadanya terang dan kuasa Ilahi, semuanya mengakui keadaan mereka yang berdosa itu. Mereka tidak menaruh harap pada daging, tidak menyatakan memiliki kebenaran dari dirinya sendiri, melainkan menaruh harap seluruhnya kepada kebenaran Kristus.

“Demikianlah kelak dengan semua orang yang memandang kepada Kristus. Makin dekat kita datang kepada Kristus, dan makin jelas terlihat kita akan kesucian tabiatNya, maka makin jelaslah akan kita saksikan betapa besarnya dosa, dan makin kuranglah perasaan kita untuk meninggikan diri sendiri—-Act of The Apostles, p.561

 

BAGAIMANAKAH seorang manusia dapat benar di hadapan Allah? Bagaimanakah orang berdosa itu dapat dibenarkan? Hanya melalui Kristuslah kita dapat rukun dengan Allah, dengan kesucian, tetapi bagaimanakah kita datang kepada Kristus? Banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang serupa itu, sebagaimana yang juga ditanyakan orang banyak pada Hari Pentakosta, ketika dosanya ditunjukkan, mereka berseru: “Apakah yang wajib kami perbuat? ” Jawab Petrus yang pertama ialah: “Hendaklah kamu bertobat.” Kisah 2:37, 38. Pada saat yang lain dengan singkat dikatakannya; “Sebab itu hendaklah kamu menyesal dan bertobat, supaya dosamu dihapuskan.” Kisah 3:19. ————–KS 18.1

 

Siapa yang diampuni Kristus, Dialah yang pertama membuat menyesal, dan tugas Roh Kuduslah menyadarkan orang terhadap dosa. Mereka yang hatinya telah digerakkan oleh Roh Allah yang memberikan keyakinan melihat bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka. Mereka lihat bahwa semua yang pernah mereka lakukan adalah bercampur dengan diri dan dosa. Seperti pemungut cukai yang malang itu, mereka berdiri jauhjauh, tidak berani menengadah ke langit, dan berseru, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Dan mereka diberkati. Ada pe-ngampunan bagi orang yang menyesal; karena Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Janji Allah adalah: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” “Akan Kuberikan hati yang baru kepadamu— Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu” (Yesaya 1:18; Yehezkiel 36:26, 27). 

 

Di dalam pertobatan termasuk penyesalan akan dosa dan berpaling daripadanya. Kita tidak akan meninggalkan dosa itu kecuali kita melihat betapa jahatnya dosa-dosa itu; sebelum kita mengenyahkannya dari dalam hati kita, tidak akan ada perubahan yang sesungguhnya di dalam kehidupan. —–KS 18.2

 

SADAR/PEKA

 

 

MENYADARI KESALAHAN/RASA BERSALAH      

 

MENGAKUI  

 

 

MENYESAL

 

 

BERTOBAT

 

 

PENGAMPUNAN

 

 

Catatan:

Secara singkat kita dapat memahami tentang kesadaran, mengakui dan penyesalan seperti bacaan di atas dalam pengalaman Harun dan Musa (Para Nabi dan Bapa jilid 1 hal 331 s.d 339), Harun berasalan takut kepada orang banyak akhirnya menyetujui perdirian patung lembu emas, ia walaupun tidak sependapat dengan patung lembu emas tersebut, namun oleh karena bergaul dan bersatu dengan orang-orang banyak yang mendesak itu, ia menjadi kehilangan rasa jijiknya terhadap pelanggaran dosa, ia terlihat tanpa paksaan memimpin pengumpulan emas dan perak pembangunan patung lembu emas. Sebaliknya Musa jauh berbeda ketika ia turun dari gunung Sinai, ia tidak ada rasa takut dan tidak ada rasa tolerasi atau kompromi terhadap pelanggaran hukum, ia jijik terhadap pelanggaran hukum…..maka itu ia langsung menghancurkan patung lembu emas itu dan memerintahkan orang untuk membakar dan meminum airnya……ia sama seorang diri seperti Harun, namun ia tidak memiliki rasa takut seperti harun.

 

Harun dan bangsa Israel, tertolong oleh kehadiran Musa, Musalah yang melindungi dan memohon kepada Tuhan agar membatalkan murkaNya kepada Harun dan bangsa Israel.

Oleh karena kehadiran dan teguran Musa……HARUN SADAR—MENGAKUI—MENYESALI—BERTOBAT —DIAMPUNI.

Secara singkat dapat dipahami bahwa PERTOBATAN tidak akan ada tanpa ada PENYESALAN, PENYESALAN juga tidak akan ada tanpa PENGAKUAN, PENGAKUAN juga tidak akan ada bila tidak ada KESADARAN/RASA SALAH. Kemudian RASA SALAH pun dapat muncul bila terdapat kejadian dan bila tidak melalui kejadian, RASA SALAH dapat muncul dari PENGETAHUAN, dan seseorang memperoleh PENGETAHUAN dari MEMBACA atau MENDENGAR.

 

Perbedaan Harun dengan kita sekarang adalah, keberuntungan Harun karena ada teguran dari Musa, sementara kita sekarang tidak memiliki seorang Musa yang hadir diantara kita, kita harus mandiri, peka dan sensitif atas kehendaknya….supaya kita bisa BERTOBAT, satu-satunya yang membuat kita SADAR adalah hanya melalui P E N G E T A H U A N, jadi seseorang disaat sekarang ini, disaat tidak ada juru kabar yang hidup ….bisa SADAR, RASA BERSALAH hanya melalui PENAMBAHAN PENGETAHUAN, tanpa PENGETAHUAN yang cukup, tertutama terhadap kebenaran yang berkembang, maka tuntutan-tuntutan yang dimintakan kepada umatNya diakhir zaman ini tidak akan diketahui, dan dengan demikian TIDAK AKAN ADA PERTOBATAN ATAS KESALAHAN TERSEBUT.

 

PERINGATAN

 

“Kebenaran dan kemuliaan Allah adalah tak terpisahkan. Adalah tidak mungkin bagi kita, dengan Alkitab dalam jangkauan kita, tetapi menghormati Allah dengan pikiran-pikiran yang keliru. Banyak orang mengatakan, bahwa tidak menjadi soal apa saja yang dipercayai seseorang, asalkan hidupnya benar. Tetapi kehidupan dibentuk oleh iman. Jika terang dan kebenaran berada dalam jangkauan kita, tetapi kita lalai memperbaiki kesempatan untuk mendengar dan melihatnya, maka berarti kita menolak terang itu selengkapnya; kita sedang memilih kegelapan dan bukan terang.” —— The Great Controversy, pp. 595, 597.

 

 

Pembenaran diri adalah bahaya pada zaman ini; hal ini memisahkan kita dari Kristus. Mereka yang percaya kepada kebenaran mereka sendiri tidak dapat mengerti bagaimana keselamatan datang melalui Kristus. Mereka menyatakan bahwa dosa adalah kebenaran dan kebenaran adalah dosa. Mereka tidak menghargai jahatnya pelanggaran dosa, tidak mengerti akan teror yang dilakukan terhadap hukum; karena mereka tidak menghargai standar moral Allah. Alasan mengapa banyak pertobatan yang menipu pada zaman ini adalah karena sedikitnya penghargaan terhadap hukum Allah. Sebagai gantinya standar kebenaran Allah, manusia menegakkan standar mereka sendiri untuk mengukur karakter manusia. Mereka melihat melalui gelas kaca yang gelap dan membawakan ide yang salah tentang pembenaran kepada orang banyak, juga membawakan egoisme, kesombongan dan pembenaran diri. Doktrin penyucian yang dibawakan kebanyakan orang adalah doktrin yang penuh dengan penipuan, karena hal ini cenderung membanggakan diri sendiri; tetapi hal yang paling baik yang dapat dikhotbahkan kepada orang berdosa adalah kebenaran yang diikat dengan hukum Allah. Iman dan perbuatan harus bekerja bersama-sama; karena jika berdiri sendiri iman tanpa perbuatan adalah mati. —-IP165.1

 

 

 

SIKAP SADAR/KRITIS

 

Sadar/kritisnya Ellen G. White dalam belajar

Juruselamat kita telah memberi amaran kepada murid-murid-Nya bahwa sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, satu keadaan akan muncul sama seperti yang telah terjadi sebelum Air Bah. Makan minum akan dilakukan secara berlebihan. Dunia akan menggandrungi kepelesiran. Keadaan seperti ini terjadi pada saat ini. Dunia sudah menyerah kepada pemanjaan nafsu. Dunia mode akan memperbudak kita dalam kebiasaan-kebiasaan jelek, yaitu kebiasaan yang semakin menciptakan kita seperti penduduk Sodom yang terkutuk itu. Saya merasa heran mengapa penduduk dunia sekarang ini tidak dimusnahkan seperti penduduk Sodom dan Gomora. Saya dapat melihat cukup bukti dari kebejatan moral di dunia ini. Nafsu berahi menguasai pertimbangan sehat, dan perhatian orang banyak tertuju kepada nafsu.—-MMD 18.3

 

Selebarannya (Joseph Bates) tentang hari Sabat yang terdiri atas 48 halaman diterbitkan bulan Agustus 1946. Sebuah dari antaranya tiba ke tangan James dan Ellen White ketika mereka baru kawin akhir bulan Agustus itu. Dari bukti kitab Suci yang tercantum di dalamnya, mereka menerimanya lalu mulai memelihara Sabat hari ketujuh. Mengenai hal ini Ellen G. White kemudian menulis: “Pada musim gugur tahun 1846 kami mulai memelihara hari Sabat yang diajarkan Alkitab dan mengajarkannya serta mempertahankannya.” Testimonies, jld 1, hal 75.

James dan Ellen White menetapkan pendirian mereka yang murni berdasarkan kitab suci kemana pikiran mereka telah diarahkan dalam tulisan Bates. Kemudian pada hari Sabat pertama bulan April 1847, tujuh bulan sesudah mereka memulai memelihara dan mengajarkan Sabat hari ketujuh, Tuhan memberikan sebuah Khayal kepada Ellen White di Topsham, Maine yang menekankan tentang pentingnya hari Sabat itu…… —Tulisan Permulaan, sub judul “Latar belakang penulisan buku ini, Pemeliharaan Hari Sabat Mulai”.

 

Sadar/kritisnya Victor T. Houteff

Meskipun demikian, orang-orang yang tetap tenang dalam kesentausaan palsu kepuasan sendiri tidak akan menaruh perhatian kepada nasehat amaran itu, sehingga akibatnya mereka akan kehilangan segala perkara —- diludahkan keluar! Namun betapa sedikitnya orang yang dibangunkan oleh gemparnya ancaman yang mengerikan ini! Betapa sedikitnya orang yang berhasil dipaksanya untuk mencari tahu dimana letak kekacauan itu dan bagaimana mereka berdiri! Memang, betapa sedikitnya yang berhasil dibuat gempar oleh amaran itu. Dan betapa sedikitnya orang yang cenderung untuk menyelidikinya karena takut kalau-kalau ia itu akan menegor jalan kejahatannya dan merampas mereka dari beberapa kesenangan dosanya yang mereka pegang dengan sungguh-sungguh! Mengherankan karena hanya sedikit, namun sekaliannya itu memang begitu.—-Tanya Jawab buku 1, pendahuluan berkenaan dengan Tanya Jawab ini – Tahukah saudara.

 

Sadar/kritis kita yang seharusnya menjelang kelepasan

“Pada waktu apabila murka-Nya akan keluar dalam pehukuman-pehukuman, pengikut-pengikut Kristus yang sederhana dan yang setia ini akan kelak dapat dibedakan dari penduduk dunia lainnya oleh jiwa mereka yang bersedih, yang terlihat dalam ratap dan tangis, tegoran-tegoran dan amaran-amarannya. Sementara orang lain mencoba menutup-nutupi kejahatan yang ada, dan memaafkan kekejian besar yang merajalela di mana-mana, maka mereka yang memiliki semangat yang sejati untuk memuliakan Allah dan memiliki kasih terhadap jiwa-jiwa, mereka tidak akan berdiam diri demi untuk memperoleh simpati siapapun juga. Jiwa-jiwa mereka yang benar dibebani dari hari ke hari dengan perbuatan-perbuatan dan pembicaraan-pembicaraan yang tidak suci dari mereka yang tidak benar itu. Mereka adalah tidak mampu untuk menghentikan derasnya arus kejahatan, maka sebab itu mereka dipenuhi dengan kesedihan dan perasaan tidak tenteram. Mereka menangis di hadapan Allah karena melihat agama diremehkan di dalam rumah-rumah tangga orang-orang yang telah memperoleh terang besar. Mereka meratap dan sedih jiwanya karena kesombongan, keras kepala, sifat mementingkan diri, dan kesesatan dalam hampir segala bentuk terdapat di dalam sidang. Roh Allah yang mendorong untuk menegor telah diinjak-injak, sementara sebaliknya hamba-hamba Setan berhasil menang. Allah dipermalukan, kebenaran dibuat menjadi tidak berdaya…….. Kekejian-kekejian yang karenanya mereka yang setia itu berkeluh-kesah dan menangis, semuanya itu masih dapat dilihat dengan mata biasa, tetapi dosa-dosa yang terjahat yang jauh lebih lagi dari itu, yaitu yang membakar kebencian Allah yang suci dan murni itu, belum diungkapkan.”— Testimonies, jilid 5, halaman 210, 211 

 

SADAR/KRITIS CONTOH DARI RAJA ISRAEL YANG SETIA

(Pengalaman di dahului dengan ditemukannya kitab Ulangan oleh imam besar bait suci  Hilkia ketika direnovasi, setelah diabaikan/tidak dibaca dan hilang bertahun-tahun secara aneh di zaman raja Manasye, kemudian diminta oleh raja Yosia (anak raja Manasye) dibacakan kitab tersebut)

Yosia sangat tergugah ketika ia mendengar kitab itu dibaca untuk pertama kali yang berisi nasihat-nasihat dan amaran yang tercatat di dalam naskah yang sudah tua ini. Belum pernah ia menyadari dengan begitu sepenuhnya keterangan yang jelas yang telah dibentangkan Allah di hadapan Israel “Kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk” (Ulangan 30:19); dan berapa banyak kali diulang-ulangi mereka telah diberi dorongan untuk memilih jalan kehidupan, supaya mereka menjadi suatu kepujian di bumi, suatu berkat kepada segala bangsa. “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar,” Israel telah dinasihati melalui Musa; “Sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ulangan 31:6. —–PR 226.4

Semangat keberanian yang ditawarkan sebagai pahala penurutan disertai dengan nubuatan-nubuatan tentang pehukuman terhadap pelanggaran; dan ketika raja itu mendengar kata-kata yang diilhamkan itu, ia mengetahui dalam gambaran yang dibentangkan di hadapannya, akan keadaan-keadaan yang mirip dengan mereka yang berada di dalam kerajaannya. Sehubungan dengan pemisahan dari Allah yang menyolok ini secara nubuatan, ia dikejutkan ketika menemukan pernyataan-pernyataan tegas terhadap akibat bahwa hari malapetaka akan segera terjadi dan tidak ada yang dapat menangkisnya. Bahasa itu tegas; tidak mungkin ada yang salah dalam arti perkataan itu. Pada bagian akhir buku itu, dalam ringkasan tentang perlakuan Allah terhadap Israel dan tentang gambaran peristiwa-peristiwa yang akan datang…—-PR 227.1

Bagian-bagian yang mirip ini mengungkapkan kepada Yosia kasih Allah bagi umat-Nya dan kebencian-Nya terhadap dosa. Ketika raja itu membaca nubuatan-nubuatan mengenai pehukuman yang segera akan terjadi kepada mereka yang tetap melakukan pelanggaran, maka ia gemetar memikirkan masa yang akan datang. Sifat suka melawan Yehuda begitu besar; apakah yang akan menjadi akibat kemurtadan yang berkesinambungan? —-PR 229.3

Pada tahun-tahun sebelumnya raja itu tidak bersikap, acuh tak acuh terhadap penyembahan berhala yang merajalela. “Pada tahun ke delapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, . . .” ia telah —–PR 229.4

Menyerahkan dirinya sendiri sepenuhnya kepada pekerjaan Allah. Empat tahun kemudian, ketika berusia duapuluh tahun, ia mengadakan suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk melenyapkan pencobaan dari rakyatnya dengan membersihkan” . . . Yehuda dan Yerusalem daripada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan. Mezbah-mezbah para Baal dirobohkan di hadapannya; ia menghancurkan pedupaan-pedupaan yang ada di atasnya; ia meremukkan dan menghancur-luluhkan tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan, dan menghamburkannya ke atas kuburan orang-orang yang mempersembahkan korban kepada berhala-berhala itu. Tulang-tulang para imam dibakarnya di atas mezbah-mezbah mereka. Demikianlah ia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem.” 2 Tawarikh 34:3-5.——-PR 229.5

 

BANDINGKAN

 

 “Dalam khayalku yang terakhir kepada saya diperlihatkan, bahwa bahkan pekabaran dari Saksi Yang Benar yang menentukan inipun tidak berhasil menyelesaikan rencana Allah. Orang banyak itu  (orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh) terus saja tidur dalam dosa-dosa mereka. Mereka terus saja menyatakan dirinya kaya dan tidak berkekurangan. Banyak yang bertanya: Mengapa semua tegoran ini diberikan?  Mengapa Kesaksian-Kesaksian itu  terus menerus menuduh  kami murtad dan berdosakan dosa-dosa besar? Kami mencintai kebenaran, kami sedang maju berkembang, kami tidak membutuhkan Kesaksian-Kesaksian yang berisikan amaran dan tegoran ini  ……

“Kepada saya ditunjukkan bahwa a l a s a n  yang  u t a m a  mengapa umat Allah kini ditemukan dalam kondisi buta rohani ini, ialah karena mereka itu t i d a k  m a u  menerima  t e g u r a n.”—– Testimonies, vol. 3, pp. 254 – 255

 

 

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

 

Kita yang berada di penghujung pekerjaan bagi sidang, bagaimanakah sikap kita setelah mengetahui dibukakan, disampaikan kepada kita, lalu membacanya?, adakah kita terkejut seperti Yosia, Ellen G. White dan Victor T. Houteff? Ataukah kita biasa saja dan cenderung mempertanyakan amaran-amaran tersebut seperti orang-orang sidang Laodekia?.

 

CERMATILAH DIRI SENDIRI.

 

DARI SIKAP REAKSI KITA TERLIHATLAH …… ROH SIAPA YANG SEDANG MEMIMPIN DIRI KITA. 

 

NASIHAT ELLEN G. WHITE:

Hari-hari persiapan adalah hari-hari penyelidikan hati yang mendalam. Murid-murid merasa keperluan rohani mereka dan berseru kepada Tuhan dengan perbuatan dan kesungguh-sungguhan kudus yang akan menyanggupkan mereka untuk pekerjaan penyelamatan jiwa-jiwa. Mereka tidak minta untuk suatu berkat bagi mereka saja. Mereka ditanggungkan beban keselamatan jiwa. Mereka menyadari bahwa Injil harus disampaikan ke seluruh dunia, dan mereka menuntut kuasa yang Kristus telah janjikan. —– KR 32.1

 

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart