Sabat 7 September 2024
RENUNGAN PENDAHULUAN
BANYAK YANG MENGAKU MENGIKUTI PERINTAH ALLAH JUSTRU MENCEMARKAN DAN MENCELA SAHABAT TERBAIK MEREKA—DIA YANG PALING DAPAT MENYELAMATKAN MEREKA
Alasan mengapa banyak orang yang mengaku murid Yesus, jatuh ke dalam pencobaan yang menyedihkan, adalah bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang benar tentang diri mereka sendiri. Disinilah letak kelemahan Petrus yang dengan mudah digoncang musuh…..
Perhatikan jalan yang dilalui Petrus. Kejatuhannya tidak seketika itu juga, tetapi perlahan-lahan. Lankah demi langkah dijalani sampai si malang yang berdosa itu menyangkal Tuhannya dengan kutukan dan sumpah….
Kokok ayam jantan mengingatkan Petrus dengan perkataan Kristus, dan terkejut serta kaget, ia berbalik dan memandang Tuhannya. Seketika itu juga Kristus memandang Petrus, dan melihat pandangan sedih itu, dimana belas kasih dan sayang kepadanya terpadu, Petrus mengerti dirinya sendiri. Dengan jelas perkataannya yang percaya diri terlintas dalam benaknya, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” “Aku bersedia pergi bersamamu, baik ke dalam penjara, dan kepada kematian.” Namun ia telah menyangkal Tuhannya dengan kutukan dan sumpah!
Tetapi Petrus tidak dibiarkan dalam keadaan tak berdaya. Pandangan yang Kristus berikan kepadanya membawa sinar pengharapan kepada murid yang bersalah itu. Disana ia membaca kata-kata, “Petrus, Aku menyesal untukmu. Karena kau telah menyesal dan bertobat, Aku mengampunimu.” Sementara jiwa Petrus sedang mengalami penyesalan yang demikian dalam, melalui pergumulan yang sedemikian hebat dengan agen-agen setan, ia mengingat perkataan Kristus, “Aku telah berdoa untukmu,” dan kata-kata itu merupakan jaminan baginya….Dalam kejatuhan Petrus, di hadapan kita terletak masalah individu kita sendiri. Sama seperti yang Petrus lakukan, banyak yang mengaku mengikuti perintah Allah justru mencemarkan dan mencela sahabat terbaik mereka—Dia yang paling dapat menyelamatkan mereka. Tetapi Tuhan mau menerima kembali mereka yang telah mencemarkan Dia oleh perbuatan-perbuatan yang tidak menuruti hukum.
Petrus berdosa terhadap terang dan pengetahuan dan terhadap keistimewaan besar dan mulia. Kepercayaan dirilah yang telah menyebabkan dia gagal dan kejahatan yang sama inilah yang sekarang bekerja dalam hati manusia. Mungkin maksud kita untuk menjadi benar dan melakukan yang benar, tetapi kita sudah tentu akan salah kalau tidak terus menerus belajar di sekolah Kristus. Satu-satunya keselamatan kita adalah berjalan dengan rendah hati bersama Allah —– Youth’s Instrutor, 15 Des 1898
MENARUH PERHATIAN DALAM PERSOALAN ORANG LAIN
Ketika Petrus berjalan di sisi Yesus, Ia melihat bahwa Yohanes sedang mengikuti. Suatu kerinduan datang kepadanya hendak mengetahui masa depannya, dan ia “berkata kepada Yesus, ya Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini? Jawab Yesus: Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” Petrus sudah seharusnya mempertimbangkan bahwa Tuhannya akan menyatakan kepadanya segala sesuatu sehingga paling baik baginya untuk diketahui. Adalah kewajiban setiap orang mengikut Kristus, tanpa kecemasan yang berlebih-lebihan, tentang pekerjaan yang ditentukan bagi orang lain. Dalam mengatakan tentang Yohanes, “Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,” Yesus tidak memberikan jaminan bahwa murid ini harus hidup sampai kedatangan Tuhan kedua kalinya. Ia hanya menegaskan kuasa-Nya sendiri yang unggul itu, dan meskipun Ia menghendakinya sedemikian, hal itu sekalikali tidak akan mempengaruhi pekerjaan Petrus. Masa depan Yohanes dan Petrus adalah dalam tangan Tuhan mereka. Penurutan dalam mengikut Dia merupakan kewajiban yang dituntut dari setiap orang. ———-KSZ2 470.2
Alangkah banyak orang yang seperti Petrus dewasa ini. Mereka menaruh perhatian dalam persoalan orang lain dan ingin mengetahui kewajiban mereka, sedangkan mereka ada dalam bahaya melalaikan kewajiban mereka sendiri. Adalah pekerjaan kita untuk memandang kepada Kristus dan mengikut Dia. Kita akan melihat adanya kesalahan-kesalahan dalam kehidupan orang lain, serta cacat dalam tabiat mereka. Manusia dikelilingi dengan kelemahan. Tetapi dalam Kristus kita akan mendapat kesempurnaan. Oleh memandang Dia, kita akan diubahkan.—-KSZ2 470.3
PELAJARAN HARGA DIRI DARI SEORANG PAULUS
Ada beberapa orang keberatan Paulus bekerja dengan tangannya, menyatakan bahwa hal itu tidak konsekwen dengan pekerjaan seorang pelayan Injil. Mengapakah Paulus, seorang pelayan dengan jabatan yang tertinggi, lalu menghubungkan pekerjaan tangan dengan mengabarkan perkataan itu? Bukankah pekerja layak mendapat upahnya? Mengapakah ia harus menggunakan waktu dalam membuat tenda yang pada segala pemandangan dapat dimanfaatkan kepada nilai yang lebih baik? ————-KR 295.3
Kadang-kadang Paulus bekerja siang dan malam, bukan untuk tunjangannya sendiri, tetapi supaya ia dapat membantu teman-teman sekerjanya. Ia membagikan pendapatannya dengan Lukas, dan menolong Timotius. Malah ia suatu waktu menderita kelaparan, supaya ia boleh meringankan keperluan orang lain. Kehidupannya adalah kehidupan yang tidak mementingkan diri. Pada akhir pelayanannya, kesempatan ucapan selamat jalan kepada tua-tua Efesus, di Miletus, ia dapat mengangkat di hadapan mereka tangannya yang bekerja keras, dan mengatakan, “Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapa pun juga. Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab la sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.” Kisah 20:33-35. ——KR 296.1
Jika pendeta-pendeta merasa sedang menderita kesukaran dan kekurangan dalam pekerjaan Kristus, biarlah mereka dalam angan-angan mengunjungi tempat bekerja di mana Paulus bekerja. Biarlah mereka ingat bahwa orang-orang yang terpilih oleh Allah ini membuat kemah, ia sedang bekerja untuk roti yang baru saja ia dapat dengan pekerjaannya sebagai seorang rasul. ——KR 296.2
PELAJARAN TENTANG PENGALAMAN MURID-MURID MENINGGALKAN PEKERJAANNYA YANG SEMULA
Andreas, Petrus, Yakobus, dan Yohanes kemudian dikenal sebagai para murid Yesus….Meskipun mereka hadir saat hotbah tentang Yesus dan banyak berkumpul di dekatNya, mereka masih melakukan pekerjaan mereka; tetapi waktunya tiba ketika mereka harus meninggalkan jala dan perahu nelayan mereka dan bergaul lebih dekat dengan Yesus. Orang banyak sekarang mengikuti pelayananNya, dan saat Ia mengajar di tepi danau Genesaret, mereka begitu “berdesak-desakan untuk mendengar Firman Allah,” sehingga ia masuk ke perahu Petrus, dan dari atas perahu itu mengajarkan orang banyak di pantai. Ketika Ia sudah berhenti berbicara, Ia berkata kepada Petrus, ”Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.”
Petrus menjawab bahwa mereka telah bekerja keras sepanjang malam dan tidak mendapatkan apapun. Usaha mereka tanpa hasil pada waktu biasa mencari ikan, dan tidak ada kemungkinan manusia berhasil sekarang; “tetapi” kata Petrus, “Karena engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.” Itu sudah dilakukan, dan muatan ikan begitu banyak sehingga jala itu tidak dapat memuatnya, dan Yakobus dan Yohanes, rekanan Andreas dan Petrus dipanggil untuk membantu mereka….
Pekerjaan penting dan kudus ada di hadapan mereka. Mereka harus meninggalkan satu-satunya cara mencari nafkah dan menghabiskan masa hidup mereka untuk menyelamatkan orang-orang berdosa yang akan binasa, tetapi sebelum Allah memanggil mereka kepada kehidupan penyangkalan diri ini dan ketergantungan kepada Allah, Juruselamat penuh kasih memperlihatkan kepada mereka bahwa, sebagai Tuhan atas langit dan bumi, Ia sangat mampu menyediakan segala kebutuhan mereka.—-Signs of the Times, 8 Jan, 1885
MEMAHAMI TULISAN ELLEN G WHITE TENTANG ROH KUDUS DARI PENGALAMAN RASUL-RASUL SETELAH KEBANGKITAN YESUS
Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2
Selama hari-hari yang digunakan oleh Kristus dengan murid-muridNya, mereka memperoleh suatu pengalaman yang baru. Sementara mereka mendengar Tuhan mereka yang kekasih menjelaskan Kitab Suci dalam terang dari semua yang telah terjadi, iman mereka kepada-Nya dikuatkan dengan sepenuhnya. Mereka tiba di tempat di mana mereka dapat mengatakan, “ Aku tahu kepada siapa aku percaya. ” 2 Timotius 1:12. Mereka mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka, untuk melihat bahwa mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran yang dipercayakan kepada mereka. Peristiwa mengenai kehidupan Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan yang menunjuk kepada peristiwa ini, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk pengampunan dosa–kepada segala perkara ini mereka telah menjadi saksi, dan harus memberitahukannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——KR 23.3
Sementara murid-murid menunggu kegenapan perjanjian itu, mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurangpercayaan mereka. Sementara mereka teringat akan perkataan yang diucapkan oleh Kristus kepada mereka sebelum kematian-Nya, mereka pun lebih mengerti akan maksud yang sebenarnya. Kebenaran yang telah berlalu dari ingatan mereka dibawa sekali lagi kepada pikiran mereka, dan ini mereka ulangi satu sama lain. Mereka sendiri menyesal karena salah mengerti akan Juruselamat. Bagai suatu prosesi, pemandangan demi pemandangan tentang hidup-Nya yang luar biasa lewat di hadapan mereka. Sementara mereka merenungkan tentang kehidupanNya yang suci, mereka merasa bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu sukar, tidak ada pengorbanan yang terlampau besar, kalau saja mereka dapat bersaksi dalam kehidupan mereka kepada keindahan tabiat Kristus. Oh, jikalau seandainya mereka bisa mengulangi lagi masa tiga tahun hidup bersama-sama, pikir mereka, alangkah berbedanya tindakan mereka! Jikalau mereka dapat melihat Tuhan sekali lagi, betapa sungguhsungguh mereka berusaha untuk menunjukkan kepada-Nya akan dalamnya mereka mengasihi Dia, dan betapa mereka menunjukkan rasa berdukanya mereka karena telah menyusahkan Dia dengan suatu perkataan atau perbuatan yang kurang percaya! Tetapi mereka telah dihiburkan oleh pikiran bahwa mereka telah diampuni. Dan sejauh mungkin mereka memutuskan, mereka akan tebus ketidakpercayaan mereka dengan berani mengakui Dia di hadapan dunia.——-KR 31.1 | Tetapi baru setelah Kristus naik kepada BapaNya, baru setelah Roh Kudus, maka para murid sepenuhnya menghargai tabiat dan misi Kristus. Setelah babtisan Roh Kudus mereka mulai menyadari bahwa selama ini mereka berada dalam kehidupan dan kemuliaan hadirat Tuhan. Saat Roh Kudus mengingatkan perkataan Kristus, pengertian mereka terbuka untuk memahami nubuatan, untuk memahami mujizat-mujizat agung yang Ia telah lakukan….Mereka merasa jadi sangat kurang penting di mata mereka sendiri, setelah menyadari fakta bahwa Kristus tadinya berada di antara mereka, daripada yang mereka rasakan sebelum menyadari ini. Mereka tidak pernah jemu mengulang kembali setiap hal yang mereka perhatikan dalam kaitannya dengan kata-kata dan perbuatanNya. Mereka seringkali dipenuhi penyesalan yang dalam akan kebodohan mereka dan ketidakpercayaan dan kesalahan pengertian mereka saat mengenang pelajaran-pelajaranNya, namun mereka kurang mengerti ketika Ia mengucapkannya dihadapan mereka, yang kini muncul sebagai wahyu baru. Kitab Suci menjadi buku baru bagi mereka….—-Review and Herald, 23 April 1895 | Ketika Yesus berjumpa dengan murid-murid-Nya, Ia mengingatkan kepada mereka perkataan yang telah diucapkan-Nya kepada mereka sebelum kematian-Nya, bahwa segala perkara yang tertulis dalam hukum Musa, dan kitab nabi-nabi dan juga dalam buku Mazmur mengenai Dia, harus digenapi. “Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab suci. Kata-Nya kepada mereka: ‘Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada seluruh bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi akan semuanya ini.” —–KSZ2 457.2
Murid-murid mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka. Mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran ajaib yang telah dipercayakan Kristus kepada mereka. Peristiwa-peristiwa kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan-nubuatan yang menunjukkan kepada peristiwa-peristiwa ini, kesucian hukum Allah, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk keampunan dosa—terhadap segala perkara ini mereka menjadi saksi, dan mereka harus memberitakannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——-KSZ2 457.3
“Dan sesudah berkata demikian. Ia mengembusi mereka dan berkata, Terimalah Roh Kudus, ‘jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Roh Kudus belum dinyatakan sepenuhnya, karena Kristus belum dipermuliakan. Karunia Roh yang lebih limpah tidak terjadi sampai sesudah kenaikan Kristus. Nanti sesudah hal ini diterima barulah murid-murid dapat memenuhi perintah untuk memasyhurkan Injil pada dunia. Tetapi Roh itu kini diberikan untuk maksud khusus. Sebelum murid-murid dapat memenuhi kewajiban mereka yang resmi berhubungan dengan jemaat; Kristus menghembuskan Roh-Nya kepada mereka Ia sedang mengamanatkan kepada mereka suatu tanggung jawab yang suci, dan Ia ingin memberi kesan kepada mereka dengan kenyataan bahwa tanpa Roh Kudus pekerjaan ini tidak dapat dilaksanakan. ——-KSZ2 458.1
Roh Kudus merupakan napas kehidupan rohani di dalam jiwa. Karunia Roh merupakan karunia hidup Kristus. Hal itu memenuhi si penerima dengan sifat-sifat Kristus. Hanyalah mereka yang diajar Allah dengan jalan demikian, mereka yang memiliki pekerjaan Roh di dalam batin, dan yang dalam hidupnya kehidupan Kristus ditunjukkan, akan berdiri sebagai orang-orang yang mewakili, untuk melayani guna kepentingan jemaat. ——-KSZ2 458.2
|
Sepanjang zaman para bapa, pengaruh Roh Kudus telah sering dinyatakan dalam cara yang nyata, tetapi tidak pernah sepenuhnya. Sekarang, dalam penurutan kepada sabda Juruselamat, murid-murid mempersembahkan permohonan mereka untuk pemberian ini, dan di dalam surga Kristus menambahkan pengantaraan-Nya. Ia menuntut pemberian Roh, supaya Ia dapat mencurahkannya ke atas umat-Nya. ——KR 32.2
Catatan renungan:
Banyak orang yang masih berbuat seperti yang diperbuat oleh murid-murid yaitu memahami dengan pengertian mereka, walaupun kebenaran telah disampaikan (bahkah Yesus sendiri yang bangkitpun tidak mudah merubah pengertian Maria dan rasul-rasul)
Ketika mereka mendengar petunjuk itu, yang diberikan dengan pasti, murid-murid mulai memikirkan perkataan Kristus kepada mereka yang meramalkan kebangkitan-Nya. Tetapi sekarang pun mereka tidak bergembira. Mereka tidak dapat membuangkan keragu-raguan dan kebingungan mereka. Meskipun ketika wanita-wanita itu menyatakan bahwa mereka telah melihat Tuhan, namun murid-murid tidak mau percaya. Mereka beranggapan bahwa wanita-wanita itu sedang berangan-angan.—–KSZ2 446.2
Dan sepanjang waktu itu mereka dapat bergembira bila mengetahui tentang Juruselamat yang sudah bangkit. Di taman Maria telah berdiri menangis, ketika Yesus berada di sampingnya. Matanya sangat dibutakan oleh air mata sehingga ia tidak mengenal Dia. Dan hati murid-murid sangat berdukacita sehingga mereka tidak percaya akan pekabaran malaikat-malaikat atau perkataan Kristus Sendiri. —-KSZ2 447.1
Betapa banyaknya orang yang masih berbuat seperti yang diperbuat oleh murid-murid ini! Betapa banyak orang yang menggemakan tangisan putus asa Maria, “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia ditelakkan ” Kepada beberapa banyak orang perkataan Juruselamat diucapkan, “Mengapa engkau menangis?” Siapakah yang engkau cari? Ia ada dekat di sisi mereka, tetapi mata mereka yang dibutakan dengan air mata tidak melihat Dia. Ia berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti. —-KSZ2 447.2
Oh sekiranya kepala yang tunduk dapat diangkat, supaya mata dapat dibuka untuk melihat Dia, supaya telinga dapat mendengar suara-Nya! “Pergilah kamu dengan segera katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia sudah bangkit.” Suruhlah mereka untuk tidak melihat ke dalam kubur Yusuf yang baru, yang tertutup dengan batu besar, dan dimeteraikan dengan meterai Roma. Kristus tidak ada di situ. Jangan melihat kubur yang kosong. Jangan berkabung seperti mereka yang tidak menaruh harapan dan tidak berdaya. Yesus hidup, dan sebab Ia hidup, kita akan hidup juga. Dari hati yang berterima kasih, dari bibir yang disentuh dengan api suci, biarlah nyanyian gembira digemakan, Kristus sudah bangkit! Ia hidup untuk mengadakan syafaat bagi kita. Peganglah pengharapan ini, dan hal itu akan menahan jiwa bagaikan jangkar yang pasti dan telah diuji. Percayalah, dan engkau akan melihat kemuliaan Allah.—-KSZ2 447.3
PELAJARAN DARI PENGALAMAN YEREMIA
(Catatan:
Catatan tentang 40 tahun ini menambah perbendaharaan kita tentang pendidikan persiapan/akhir yang Tuhan siapkan bagi suatu umat sebelum menghadapi suatu misi pekerjaan yang lebih besar didepan, sebagaimana Musa 40 tahun di padang belantara, Yesus 40 tahun dicobai, bangsa Israel menghadapi 40 tahun berputar-putar dipadang belantara, dan lambang-lambang 40 hari dari Murid Yesus dan Musa naik ke gunung Sinai.
Perbedaannya bila yang lainnya bicara tentang contoh PEMBANGUNAN DAN REFORMASI ke dalam diri calon pekerja itu sendiri, pelajaran dari contoh Yeremia berbicara tentang tugas khusus pekerjaan akhir mempersiapkan calon-calon pekerja)
Contoh pengalaman Yeremia bagi pekerjaan calon-calon 144000 40 tahun sebelum Yehuda ditawan bangsa Babilon (tahun sekitar 586 SM)
Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi untuk kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya ia harus menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah yang benar. Selama pengepungan Yerusalem yang mengerikan ia menjadi jurubicara Yehova. Ia harus menubuatkan kejatuhan keluarga Daud dan kebinasaan bait suci yang indah yang dibangun oleh Salomo itu. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia masih tetap berbicara dengan tegas terhadap dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada akhirnya ia harus menyaksikan kegenapan nubuatan-nubuatannya sendiri secara harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu. —–PR 235.3
DI ANTARA mereka yang mengharapkan adanya suatu kebangunan rohani yang mantap sebagai hasil pembaruan yang dilancarkan Yosia adalah Yeremia, yang dipanggil Allah kepada pekerjaan nabi ketika ia masih muda, pada tahun yang ketiga belas dalam pemerintahan Yosia. Sebagai seorang anggota keimamatan orang Lewi, Yeremia telah dididik untuk pekerjaan suci sejak masih kecil. Pada tahun-tahun persiapan yang menyenangkan itu ia sedikit saja menyadari bahwa ia telah diurapi sejak lahir untuk menjadi “. . . nabi bangsa-bangsa;” dan ketika panggilan Ilahi datang, ia diselubungi dengan perasaan ketidaklayakannya. . . . “Ah, Tuhan Allah!” serunya, “Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Yeremia 1:5, 6. —–PR 235.1
Di dalam diri Yeremia yang masih muda itu, Allah melihat orang yang akan berlaku benar kepada tanggung jawabnya dan yang akan berdiri demi kebenaran terhadap perlawanan besar. Pada waktu masih anak-anak ia telah membuktikan kesetiaannya; dan kini ia harus menahan kesukaran, sebagai serdadu salib yang baik. “. . .Janganlah katakan: Aku ini masih muda,” kata Tuhan membujuk pesuruh pilihan-Nya itu; “tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau. . . .” “Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar kepada mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka. Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini, Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah Firman Tuhan.” Ayat 7, 8, 17-19. —–PR 235.2
Pekabaran Yeremia kepada para imam dan rakyat membangkitkan sikap permusuhan dari banyak orang. Dengan mengadakan kegaduhan yang terang-terangan mereka berseru dengan nyaring, “Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya? Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.” Yeremia 26:9. Para imam, nabi palsu dan orang banyak menjadi marah kepadanya yang tidak mau membicarakan hal-hal yang enak atau nubuatan yang menipu. Begitulah pekabaran Allah tidak diindahkan, dan hamba-Nya diancam dengan kematian. Berita mengenai perkataan Yeremia disampaikan kepada semua pangeran Yehuda, lalu mereka bersegera dari istana raja ke bait suci, pergi mencari tahu sendiri kebenaran perkara itu. “Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.’” Ayat 11. Tetapi Yeremia berdiri dengan berani di hadapan para pemuka orang banyak sambil mengumumkan, “Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Ayat 12-15.—–PR 241.1
—————
Kehancuran Yerusalem dari yang diamarkan Yeremia merupakan contoh bagi contoh saingannya gereja Advent.
Namun di tengah-tengah kebinasaan umum yang akan segera dialami bangsa itu, Yeremia seringkali diizinkan memandang ke seberang pemandangan-pemandangan menyedihkan pada waktu ini kepada pengharapan-pengharapan mulia pada masa yang akan datang, ketika umat Allah akan ditebus dari negeri musuh dan ditempatkan kembali ke Sion. Ia melihat lebih dahulu waktunya bilamana Tuhan akan membarui perjanjian hubungan dengan mereka. “. . . Hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.” Yeremia 31:12.———-PR 236.1
Dosa Eli itu terdiri atas menganggap remeh kejahatan anak-anaknya terhadap pekerjaan kudus, dan atas kejahatan yang melanda seluruh negeri itu. Kelalaiannya untuk membetulkan kejahatan-kejahatan ini telah menyebabkan suatu bencana mengerikan terhadap Israel. Anak-anaknya tewas dalam pertempuran, Eli sendiri kehilangan nyawanya, tabut Allah telah dibawa dari negeri Israel, tiga puluh ribu jiwa dari bangsa itu telah terbunuh dan semuanya oleh sebab dosa telah dibiarkan bertumbuh dengan subur dengan tidak ditegur atau diperbaiki. Israel dengan sia-sia mengira bahwa, walaupun perbuatan-perbuatan mereka berdosa, maka adanya tabut perjanjian itu akan memastikan kemenangan terhadap bangsa Filistin. Dalam cara yang sama, selama zaman Yeremia, para penduduk Yehuda cenderung percaya bahwa suatu pemeliharaan yang ketat terhadap upacara-upacara bait kudus yang ditetapkan Ilahi akan dapat melindungi mereka dari hukuman yang ditentukan untuk jalan mereka yang jahat.—-PR 240.3
Alangkah indahnya pelajaran ini kepada orang-orang yang memegang jabatan tanggung jawab sekarang di dalam gereja Allah! Alangkah indah amaran khidmat yang dilakukan dengan setia terhadap kesalahan-kesalahan yang mendatangkan kehinaan pada pekerjaan kebenaran! Hendaklah jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tunjukkan secara luar terhadap hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi. Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan perkemahan dari perbuatan jahat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala kejahatan. Suatu kelalaian untuk bertobat dan menunjukkan pertobatan yang rela akan mendatangkan akibat-akibat yang serius kepada pria dan wanita sebagaimana yang menimpa orang Israel. Ada suatu batas waktu di mana pehukuman-pehukuman Yehova tidak dapat lagi ditunda-tunda. Kebinasaan Yerusalem pada zaman Yeremia adalah suatu amaran khidmat kepada Israel modern, bahwa nasihat-nasihat dan anjuran-anjuran yang diberikan kepada mereka melalui alat-alat yang terpilih tidak boleh diremehkan dengan tidak mendapat hukuman.—-PR 240.4
Catatan:
Dicantumkannya cerita pengalaman Iman Eli oleh Ellen G. White dalam cerita pengalaman Yeremia ini, jelas keluar dari konteks karena, Yeremia jauh hidup setelah pengalaman Imam Eli, Yeremia hidup disaat 10 suku sudah diserakan tahun 721 SM, sementara Imama Eli kita ketahui hidup dimasa Samuel masih baru diserahkan oleh Hana, sehingga jelas digunakannya cerita Imam Eli disini untuk menunjukkan bagaimana sikap MEREMEHKAN kebenaran dan kesempatan yang Tuhan sudah berikan, disini kita ditunjukkan akan ada Imam-Imam Eli sejenis dalam contoh saingan kita diakhir zaman.
———————————–
Pelajaran dari pengalaman Yeremia di zaman kepemimpinan raja Zedekia (raja terakhir Yehuda), petunjuk atau nasihat Allah saat itu sebagai makanan pada waktunya bertentangan dengan pandangan umum (yang mengira Tuhan akan menggunakan cara biasa) , umat akan diuji kepada siapa ia akan berpegang, bila suatu petunjuk diterima itu berarti separuh kebinasaan bisa dihindari
Dengan air mata Yeremia memohon kepada Zedekia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan rakyatnya. Dengan kesedihan yang dalam ia memastikan kepada raja itu bahwa kecuali ia mau memperhatikan nasihat Allah, maka ia tidak dapat menyelamatkan nyawanya, dan segala miliknya akan jatuh kepada orang-orang Babel. Tetapi raja itu telah menempuh jalan yang salah, dan ia tidak sudi menyusuri kembali langkah-langkahnya. Ia memutuskan untuk mengikuti nasihat para nabi palsu, dan orang-orang yang benar-benar ia anggap rendah, dan yang mencela kelemahannya yang begitu bersedia menyerah kepada kehendak mereka. Ia mengorbankan kemerdekaan keperkasaannya yang mulia itu dan menjadi budak yang merangkak pada pendapat umum. Dengan tidak bermaksud melakukan kejahatan yang nyata, ia juga tidak mempunyai keputusan untuk berdiri dengan berani demi kebenaran. Menjadi sasaran hukuman walaupun ia mendapat nasihat yang diberikan Yeremia, ia tidak mempunyai kekuatan moral untuk menurut; dan sebagai akibatnya dengan tetap ia maju menempuh arah yang salah. ——PR 265.1
Raja itupun terlalu lemah untuk berterus-terang supaya orang-orang di istana dan rakyatnya dapat mengetahui bahwa ia telah mengadakan perundingan dengan Yeremia, maka begitu penuhnya ketakutan orang itu. Jikalau Zedekia telah berdiri dengan berani dan menyatakan bahwa ia percaya akan perkataan nabi itu, maka sudah separuh digenapi, kebinasaan apa yang dapat dihindarkan! Ia seharusnya berkata, Aku akan mengikut Tuhan, dan menyelamatkan kota dari kehancuran yang tuntas. Saya tidak berani meremehkan perintah Allah oleh sebab takut atau kebaikan manusia. Saya mengasihi kebenaran, saya membenci dosa, dan saya akan mengikuti nasihat Yang Mahakuasa orang Israel.——PR 265.2
(Catatan :
Pekabaran Yeremia merupakan suatu gambaran contoh bahwa pekabaran Tuhan contoh saingan akan bertentangan dengan pandangan umum sehingga orang yang bersedia menerimanya harus siap berbeda dengan orang banyak, dan orang yang menerimanya hanya orang-orang yang tidak merasakan masalah bila ia harus merendahkan diri.
Nasihat Allah melalui Yeremia adalah nasihat yang jauh berbeda dan tidak biasa, yaitu disuruh untuk menerima ditawan dan tunduk kepada pemerintahan Nebukadnezar sementara waktu (hingga menanti nasihat berikutnya jika diterima), sementara pandangan umum yang dimiliki orang Yahudi adalah oleh karena sepanjang perjalanan mereka keluar dari Mesir mereka dipimpin untuk melawan kepada setiap kerajaan yang mencoba mengganggu keberadaan mereka, demikian pula saat itu mereka berusaha meminta bantuan bangsa Mesir untuk melawan kerajaan Babilonia (PR 261.1 – Yesaya 31:1) Ini kembali menunjukkan bahwa oleh karena pengalaman Yeremia ini merupakan contoh bagi umat Allah pada buah-buah pertama, maka demikian pula pekabaran makanan pada waktunya yang merupakan pekabaran 144000 adalah pekabaran yang bertentangan dengan pandangan-pandangan umum, suatu pekabaran perjalanan kelepasan yang tidak biasa.
Dikatakan bahwa bila perkataan nabi Yeremia itu diterima, maka Zedekia telah menyelamatkan separuh diri dan keluarganya dari kebinasaan, hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang pembenaran oleh Iman….yaitu iman yang dibenarkan adalah iman + perbuatan, jadi agar supaya lengkap suatu penerimaan akan kebenaran harus ditambahkan dengan perbuatan.)
Berikut pertentangan dengan pandangan umum tersebut yang dikarenakan Tuhan memberikan petunjuk atau nasihat bukan cara biasa yang telah dipahami, sehingga mengherankan banyak orang umum:
Sejak mulanya, Yeremia telah mengikuti suatu jalan yang tetap dengan nasihat supaya taat kepada bangsa Babel. Nasihat ini bukan saja hanya diberikan kepada Yehuda, tetapi kepada banyak bangsa di sekeliling. Pada permulaan pemerintahan Zedekia, para duta dari raja Edom, Moab dan Tirus, serta bangsa-bangsa lain mengunjungi raja Yehuda untuk mempelajari apakah menurut pertimbangannya waktunya menguntungkan untuk mengadakan suatu persekutuan dan apakah ia mau bergabung dengan mereka bertempur melawan raja Babel. Sementara para duta ini sedang menunggu jawabnya, Firman Tuhan datang kepada Yeremia, bunyinya, “Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.” Yeremia 27:2, 3. —–PR 256.3
Yeremia diperintahkan untuk menyampaikan kepada para utusan supaya mengatakan kepada raja mereka bahwa Allah telah menyerahkan mereka semua ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel itu, sehingga dengan demikian mereka harus “takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri.” Ayat 7. —–PR 256.4
Lebih jauh para utusan itu diberi petunjuk untuk memaklumkan kepada raja mereka bahwa jikalau mereka tidak mau takluk kepada raja Babel maka mereka akan dihukum “dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar,” sampai mereka musnah. Teristimewa mereka harus berpaling dari pengajaran para nabi palsu yang dengan kata lain harus diberi nasihat. “Janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu,” kata Tuhan memaklumkan, “juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu, dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu, Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel, sebab mereka bernubuat palsu kepadamu, dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa. Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah Firman Tuhan, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.” Ayat 8-11. Hukuman paling ringan yang dapat ditimpakan Allah yang berkemurahan kepada suatu bangsa yang begitu durhaka adalah menaklukkan diri kepada undang-undang Babel, tetapi jikalau mereka berperang melawan perintah melayani ini maka mereka harus merasakan kehebatan penuh daripada hukuman-Nya. —–PR 257.1
Di hadapan para imam dan orang banyak, Yeremia dengan sungguh-sungguh mendesak agar mereka mau tunduk kepada raja Babel. —–PR 257.3
Keheranan majelis bangsa-bangsa yang berkumpul tidak terhingga sama sekali ketika Yeremia, dengan membawa kuk penaklukan di sekeliling tengkuknya, menjadikan mereka sampai mengetahui kehendak Allah. —–PR 257.4
Catatan:
Perintah Tuhan dalam pengalaman Yeremia ini jauh bertentangan dengan kebiasaan dan pemahaman pada umumnya, dimana secara umum, baik umat Allah orang Yehuda maupun bangsa sekitar paham bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa pilihan Tuhan Allah, sehingga mereka memahami setiap suatu bangsa mengganggu atau hendak mencelakakan bangsa Israel maka mereka akan dikalahkan oleh Tuhan. Disini menunjukkan bahwa suatu pelajaran bahwa umat Allah harus terus mengikuti perkembangan kebenaran atau perintah yang dibukakan kepadanya, sebagaimana dahulu perintah pelangi menggantikan pembinasaan oleh air, namun Nimrod masih tetap memahami pembinasaan oleh air.
———————
Contoh jumlah yang akan diselamatkan dari dalam sidang adalah jumlah yang kecil dari keseluruhan, ….. diantaranya terdapat Daniel bersama 3 temannya yang selamat — jelas mereka adalah orang-orang hasil menerima usaha Yeremia selama 40 tahun (sama seperti lambang 40 tahun Musa, lambang 40 hari murid-murid Yesus)
Nubuatan-nubuatan tentang malapetaka yang ditegaskan Yeremia ke atas orang-orang sisa yang memberontak terhadap Nebukadnezar dengan mengungsi ke Mesir disertai dengan janji-janji pengampunan kepada mereka yang bertobat dari kebodohan mereka dan bersedia untuk kembali. Sementara Tuhan tidak akan membiarkan hidup mereka yang meninggalkan nasihat-Nya dan beralih kepada pengaruh-pengaruh berhala orang Mesir yang memikat itu, namun Ia hendak menunjukkan kemurahan kepada mereka yang akan menunjukkan setia dan benar. “Hanya beberapa orang yang terluput dari pedang–jumlahnya kecil–yang akan kembali dari tanah Mesir ke tanah Yehuda,” Firman-Nya memaklumkan: “maka seluruh sisa Yehuda yang telah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana akan mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Ku atau perkataan mereka.” Yeremia 44:28.–—–PR 266.4
TAHUN-TAHUN gelap kebinasaan dan kematian menandai tamatnya kerajaan Yehuda tentulah mendatangkan keputusasaan kepada hati yang gagah berani sekiranya tidak ada dorongan dalam ucapan-ucapan nubuatan utusan-utusan Allah. Melalui Yeremia di Yerusalem, melalui Daniel di istana Babel, melalui Yehezkiel di tepi sungai Khebar, dengan kemurahan Tuhan menjelaskan rencana-Nya yang kekal dan memberikan kepastian tentang kesediaan-Nya untuk menggenapkan kepada umat pilihan-Nya janji-janji yang tercatat di dalam tulisan-tulisan Musa. Bahwa apa yang telah difirmankan-Nya akan dilakukan-Nya kepada mereka yang terbukti benar pada-Nya, dengan pasti Ia akan menggenapinya. “. . . Firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” 1 Petrus 1:23. —–PR 268.3
DI ANTARA anak-anak Israel yang dibawa sebagai tawanan ke Babel pada permulaan tujuh puluh tahun penawanan itu terdapat patriot-patriot Kristen, yakni orang-orang yang benar kepada prinsip laksana baja, yang tidak mau dicemari dengan sifat mementingkan diri, tetapi yang mau menghormati Allah walaupun kehilangan segala sesuatu. Di negeri di mana mereka ditawan mereka harus menggenapi rencana Allah dengan memberikan berkat-berkat kepada bangsa-bangsa kafir yang datang melalui pengenalan akan Yehova. Mereka harus menjadi wakil-wakil-Nya. Mereka tidak akan pernah menyesuaikan diri dengan para penyembah berhala; iman mereka dan nama mereka sebagai para penyembah Allah yang hidup mereka akan pertahankan sebagai suatu kehormatan yang tinggi. Dan hal ini memang mereka lakukan. Dalam kemakmuran dan kemalangan mereka menghormati Allah, dan Allah menghormati mereka. —–PR 277.2
“Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.” Dengan melihat di dalam diri orang-orang muda ini adanya kemampuan yang luar biasa, maka Nebukadnezar memutuskan bahwa mereka harus dididik untuk mengisi jabatan-jabatan penting dalam kerajaannya. Supaya mereka dapat memenuhi persyaratan sepenuhnya untuk pekerjaan seumur hidup mereka, ia mengatur supaya mereka mempelajari bahasa Kasdim dan selama tiga tahun diberikan keuntungan-keuntungan pendidikan khusus yang lazim diberikan bangsawan-bangsawan kerajaan. Nama-nama Daniel dan teman-temannya diganti dengan nama-nama yang melambangkan dewa-dewa orang Kasdim. Ada makna yang besar terkandung dalam nama yang diberikan oleh para orangtua Ibrani kepada anak-anak mereka. Seringkali makna ini adalah merupakan sifat tabiat yang ingin dilihat oleh orangtua berkembang dalam diri sang anak. Oleh penghulu yang bertanggung jawab di mana orang-orang muda tawanan ini di tempatkan, “Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.”—— PR 278.1
Sang raja tidak memaksa orang-orang muda Ibrani itu meninggalkan iman mereka lalu menyembah berhala, tetapi ia mengharapkan dapat melakukan hal itu dengan pelahan-lahan. Dengan memberi mereka nama-nama yang melambangkan penyembahan berhala, dengan membawa mereka setiap hari berhubungan akrab dengan kebiasaan-kebiasaan menyembah berhala, dan di bawah pengaruh upacara-upacara perbaktian orang kafir yang memikat, ia berharap untuk membujuk mereka meninggalkan agama bangsa mereka dan bersatu dengan perbaktian orang-orang Babel. —– PR 278.2
Catatan:
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah siswa dari pendidikan 40 tahun Yeremia, itulah sebabnya mereka mampu mempertahankan keberanian dan kesetiaannya sebagaimana contoh dari hasil pendidikan 40 tahun Musa di padang belantara dan lambang Yusak dan Kaleb hasil dari pendidikan 40 tahun perjalanan bangsa Israel berputar-putar di padang belantara, dan 30 tahun Yohanes Pembabtis hidup di padang gurun, dan juga lambang 40 hari murid-murid Yesus serta lambang 40 hari Musa naik ke gunung Sinai mendapatkan orang-orang Israel yang sudah terpisah dari mereka yang tidak setia.
Pendidikan 40 tahun Yeremia adalah sama dengan pendidikan Musa, dan lain-lainnya yaitu menghilangkan karekter MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI, jadi sepenuhnya hanya Allah saja yang jadi perhatiannya dan ketergantungannya.
KARUNIA KESANGGUPAN
TUHAN akan mengaruniakan kesanggupan bekerja kepada setiap pria dan wanita yang mau bekerjasama dengan kuasa Ilahi. Segala talenta yang diperlukan; keberanian, ketabahan, iman dan kebijaksanaan akan datang bila mereka mengenakan perisai Allah. Pekerjaan besar harus dibuat di dunia kita ini dan agen-agen manusia pasti akan menerima panggilan itu. Dunia harus mendengar amaran ini. Apabila panggilan datang, “Siapakah yang akan Aku utus, dan siapakah yang mau pergi?” jawablah dengan jelas, “Inilah aku, utuslah aku.” ——-ML 9.3
Para penonton yang tidak peduli, mungkin tidak menghargai atau tidak melihat pentingnya pekerjaan anda. Mereka menganggap pekerjaan anda mendatangkan kerugian, suatu kehidupan yang tidak dihargai dan penuh pengorbanan. Tetapi para pelayan Yesus melihatnya dalam terang yang bersinar dari salib. Pengorbanannya akan terlihat kecil dibanding dengan pengorbanan TUHAN, dan dia senang mengikuti jejak-Nya. —–ML 9.4
PEKERJAAN DALAM LAMBANG 40 TAHUN YEREMIA CONTOH SAINGAN
“Memang betul ada yang membeli buku-buku itu, lalu menyimpannya diatas rak atau hanya menjadi perhiasan meja di ruang tamu dan jarang membacanya. Namun Allah terus menjaga kebenaran-Nya, dan masanya akan datang bila buku-buku ini akan dicari dan dibaca.” —–ML 5.1
“Allah akan segera melakukan hal-hal besar untuk kita, jika kita mau percaya dan merendahkan diri di kaki-Nya. Lebih daripada seribu orang akan ditobatkan dalam sehari, dimana kebanyakan dari mereka diyakinkan pertama sekali dengan membaca terbitan kita. ——ML 5.2
Kita harus memperlakukan setiap baris terbitan kita yang berisi kebenaran zaman ini sebagai harta yang suci. Bahkan bagian dari risalah atau pamphlet pun harus dianggap sesuatu yang berguna. Siapa yang dapat menduga bahwa sehelai kertas yang berisi kebenaran tentang pekabaran malaikat ketiga akan mempengaruhi seseorang yang sedang mencari kebenaran? Hendaklah kita ingat bahwa seseorang akan senang membaca seluruh buku dan risalah yang kita sediakan. —-ML 5.3
Bila para anggota jemaat menyadari pentingnya penyiaran terbitan kita, mereka akan menggunakan lebih banyak waktu untuk pekerjaan ini. Risalah-risalah, traktat-traktat, dan buku-buku akan ditempatkan di rumah-rumah, dan mengabarkan injil melalui baris-baris tulisan itu… Gereja harus memberi perhatiannya terhadap pekerjaan penjualan buku. Inilah satu cara untuk menerangi dunia. Dengan demikian, jemaat akan muncul “laksana fajar mereka, indah bagaikan bulan purnama, becahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.” —–ML 7.2
Tak ada waktu kita untuk disia-siakan. Kita mengemban pekerjaan penting, dan jika kita hamba yang lalai kita akan kehilangan pahala surga. Tetapi hanya sedikit yang mempunyai pandangan luas tentang apa yang dapat dicapai dengan menyiarkan terbitan kita secara pribadi dan bijaksana. Banyak orang yang tidak tertarik mendengar kebenaran melalui pendeta, akan mengambil dan mendalami risalah atau tulisan; banyak hal yang mereka baca sesuai dengan ide mereka, sehingga mereka tertarik membaca semua isinya.. –—- ML 8.3
Waktunya telah tiba bahwa sebagian besar pekerjaan ini harus dilakukan oleh para penginjil literature. Dunia ini sedang tidur dan sebagai penjaga mereka harus membunyikan lonceng amaran tentang bahaya yang sedang datang. Gereja-gereja tidak mengetahui datangnya amaran. Sering mereka dapat mempelajari kebenaran dengan sebaik-baiknya melalui upaya para penjual buku. —-ML 8.4
Victor T Houteff:
“Karena masa dan injil sudah berada pada jamnya yang terakhir, dan pekerjaan dengan sendirinya merupakan bidang yang amat luas dan penting, tetapi singkat sekali waktunya, maka Allah telah mengilhami manusia untuk menciptakan dan membangun berbagai macam alat dan mesin penghemat waktu dan tenaga yang bekerja secara ajaib, yang menguasai bumi — yaitu keajaiban-keajaiban yang sudah akan membingungkan imajinasi dan menurunkan kepercayaan generasi-generasi yang terdahulu, meskipun abad-abad sebelumnya itu “Dia yang tinggi dan maha tinggi yang mendiami kekekalan” Yesaya (57:15) menyatakan “Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah semua perkataan ini dan meteraikanlah kitab itu, bahkan sampai kepada akhir zaman, banyak orang akan berlarian pergi datang dan pengetahuian akan dipertambahkan.” Daniel 12:4.— Pembina Gedung Putih hal. 38
Catatan:
Melihat dari tulisan singkat ini, maka nyambung dengan pembelajaran kita lambang 40 tahun/40 hari/30 hari contoh saingan, maka jelas yang dapat memunculkan mereka yang tersembunyi adalah buku-buku atau sekarang ini dalam masa teknologi berkembang kesemuanya dapat juga di dalam bentuk tulisan digital/elektronik melalui media-media online, jadi bukanlah kehadiran kita dalam diskusi-diskusi perdebatan yang biasa dilaksanakan oleh orang-orang Advent.
Melalui postingan-postingan pelajaran-pelajaran kebenaran yang kita bagikan dalam media-media digital seperti contohnya di media sosial Facebook, untuk postingan tulisan atau pelajaran terdapat fasilitas penyimpanan yang bertahan bertahun-tahun, maka kata-kata “ dan masanya akan datang bila buku-buku ini akan dicari dan dibaca” dapat terpenuhi. Dengan demikian oleh karena tidak bertemunya para pekerja-pekerja literatur akhir zaman ini dengan para pembacanya, maka tergenapilah contoh saingan dari keluhan Elia di masa lalu yang tidak menyadari bahwa ada lagi Elia-Elia lain disamping dirinya.
PENUTUP
KESIMPULAN LAMBANG MASA PERALIHAN / LAMBANG CONTOH 40 TAHUN/HARI
Dari beberapa lambang masa peralihan atau suatu masa persiapan sebelum penugasan penting pengalaman umat-umat Allah, kita coba menganalisa dari 2 orang contoh yang Tuhan persiapkan sebelum penugasannya, yaitu Musa dan Yohanes pembabtis.
Bila kita cermati dalam pengalaman Musa dan Yohanes Pembabtis tidak keseluruhan 40 tahun dan 30 tahun mereka keseluruhannya adalah satu jenis PENDIDIKAN MENJADI MANUSIA BARU, ternyata haruslah kita membaginya menjadi 2 bagian, yaitu saat meninggalkan manusia lama, meninggalkan/menghindari/menjauhi/merubah semua kebiasaan, gaya hidup, perhatian, kesukaan, minat, kecintaan, pemakluman terhadap kesalahan, kesemuanya itu kita dapat simpulkan sebagai BAGIAN PERTAMA,
Kemudian BAGIAN KEDUAnya adalah
Penyesuaian diri dengan semua tuntutan, proses membiasakan diri dengan gaya hidup baru, pikiran baru, perhatian baru.
Kapan bagian pertama Musa dan Yohanes pembabtis lakukan?……jawabannya adalah di AWAL PENDIDIKAN 40 TAHUN Musa meninggalkan Mesir atau 30 TAHUN Yohanes pembabtis meninggalkan pergaulan dan keluarganya. Lalu setelah Musa tinggal dipadang belantara dan Yohanes di padang gurun barulah mereka memasuki tahapan bagian kedua dari pendidikannya, yaitu Penyesuaian diri. Jadi Musa dan Yohanes bukan selama 40 tahun atau 30 tahun belajar meninggalkan kesemua gaya hidup lamanya, jatuh bangun mereka jadi bukanlah dalam hal meninggalkan, akan tetapi dalam hal menyesuaikan, karena bila kita mau cermati adalah 2 hal yang berbeda jatuh bangun pada bagian meninggalkan dan jatuh bangun pada bagian penyesuaian, jatuh bangun pada tahap meninggalkan cenderung mengarah kepada kekalahan, tetapi bila sudah masuk dibagian penyesuaian diri, kecenderungan kekalahan lebih kecil dan potensi untuk sepenuhnya sesuai jauh lebih besar dibandingkan bila orang masih di tahapan atau bagian meninggalkan.
Dari pengalaman Musa dan Yohanes Pembabtis tergambarkan hal tersebut, yaitu tahapan “meninggalkan” mereka lakukan di awal dari pendidikan 40 tahun dan 30 tahunnya bukan diakhir atau dipertengahan, jadi masa terpanjang dari waktu 40 tahun dan 30 tahun mereka adalah tahapan “penyesuaian diri”, dan oleh karena kepada kita dicontoh dan contoh saingankan, maka seharusnya sekarang ini kita sebagai siswa yang sama dari tahapan pendidikan persiapan pekerjaan besar yang akan dibebankan kepada kita, bukanlah diisi dengan bertele-tele, tawar-tawar atau menciptakan maaf-maaf, melainkan berjuang “menyesuaikan” menjadi manusia yang baru, bukan terus mempertahankan manusia lama kita.
Tahap terpanjang dari pendidikan persiapan adalah penyesuaian diri atau membiasakan diri dengan gaya hidup, prilaku, kebiasaan, budaya baru. Dibutuhkannya waktu panjang karena selain meninggalkan manusia lama kita, kepada kita juga harus diperoleh jaminan bahwa kita tidak akan kembali lagi jatuh, sebagaimana kata-kata Ellen G. White:
Tetapi orang-orang yang menunggu untuk melihat perubahan magis dalam karakter mereka tanpa menjalankan usaha untuk mengalahkan dosa, akan kecewa. Kita tak punya alasan untuk takut sementara menatap Yesus, tak ada alasan untuk ragu melainkan percaya bahwa Dia dapat menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepadaNya; tetapi kita boleh tetap takut kalau tabiat kita yang lama akan kembali merajalela, sehingga musuh itu akan memikirkan perangkap dimana kita akan kembali menjadi tawanannya. Kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar, sebab adalah Allah yang bekerja di dalam dirimu untuk menghendaki dan melakukan kesenangan baikNya. Dengan kekuatan kita yang terbatas kita dapat suci dalam ruang lingkup kita sebagaimana Allah adalah suci dalam ruang lingkupNya. Pada tingkatan kemampuan kita, kita harus membuat manifestasi kebenaran dan kasih serta keunggulan karakter ilahi. Sebagaimana lilin mendapat tanda cetakan dari meterai, demikian pula jiwa memperoleh cetakan dari Roh Allah dan memegang teguh gambaran Kristus. ——Maranatha 7 Agustus 227.2
Mereka yang hanya sedikit melatih imannya sekarang, berada dalam bahaya yang sangat besar untuk jatuh ke bawah kuasa penipuan Setan dan perintah pemaksaan hati nurani. Dan walaupun mereka tahan terhadap ujian itu, mereka akan terjerumus ke dalam kesusahan dan penderitaan yang lebih dalam pada waktu kesesakan itu, sebab mereka tidak membiasakan diri percaya kepada Allah. Pelajaran-pelajaran iman yang telah mereka lalaikan, terpaksa mereka harus pelajari di bawah tekanan keputusasaan yang hebat. Kita harus membiasakan diri sekarang dengan Allah dengan cara membuktikan janji-janji-Nya. Malaikat-malaikat mencatat setiap doa yang tekun dan sungguh-sungguh. Memang baik kita melakukan kepentingan diri kita namun tidak melalaikan persekutuan dengan Allah, yang paling dalam, penyangkalan diri yang paling besar dengan persetujuan-Nya adalah lebih baik daripada kekayaan, kehormatan, kesenangan dan persahabatan tanpa persetujuan-Nya. Kita harus mengambil waktu untuk berdoa. Jikalau kita membiarkan pikiran kita disibukkan oleh penarikan-penarikan dunia ini, mungkin Tuhan akan memberikan waktu bagi kita untuk membuangkan dari kita berhala-berhala emas, rumah, atau tanah-tanah yang subur. —-KA 655.2
Tabiat tidak dibentuk oleh kesempatan. Tidak pula ditentukan oleh satu ledakan amarah yang tiba-tiba, selangkah yang mengarah pada tujuan yang salah. Hal itu merupakan tindakan yang diulang-ulangi sehingga menjadi kebiasaan lalu membentuk tabiat untuk kebaikan atau kejahatan.—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Pengaruh Kasih Karunia 4 Agustus hal 238
Adalah … dengan mengulang-ulangi perbuatan maka tabiat itu dibentuk dan tabiat dikuatkan —-MABJ 209.2
Dengan demikian bukanlah sekedar perubahan-perubahan sementara yang berpotensi akan dapat kembali lagi ke dalam sifat dan karakter manusia lama kita…..melainkan perubahan SECARA PERMANEN dan itulah AKHIR DARI PENDIDIKAN PERSIAPAN LAMBANG 40 TAHUN, 40 HARI ATAUPUN 30 HARI, yaitu DISELAMATKAN DARI DOSA bukan DALAM DOSA.
Dalam pendidikan 40 tahun atau 30 hari tersebut, kita harus menjadikan diri kita melihat setiap pelanggaran hukum adalah sesuatu yang MENJIJIKAN bukan sebaliknyanya membela dan mencintainya lagi sebagaimana sebelumnya.
Ilustrasi contoh untuk mudah dipahami adalah seperti perjalanan vegetariannya kita…… dahulu sebagian dari kita pemakan daging, mencintai makanan daging tersebut, bagaimana pada awal-awalnya meninggalkan dan bandingkan ketika kita telah lama dan telah menyesuaikan diri dengan pola makanan yang sudah tidak memakan daging, tentunya setelah meninggalkannya dan telah menjalani proses panjang kebiasaan hidup tanpa daging, maka sekarang kita sebaliknya dari dahulu, kita sekarang risih dan bahkan jijik melihat berbagai jenis makanan daging tersebut walaupun orang-orang banyak sangat menikmatinya, kita sudah tidak tergiur terhadap makanan daging tersebut…… karena apa karena KEBIASAAN KITA SUDAH BERUBAH, BUDAYA HIDUP KITA SUDAH BERBEDA, kemungkinan kembali memakan daging sudah tidak ada lagi.