<< Go Back

Sabat 24 Agustus 2024

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Pelajaran dari Daniel dan teman-teman setia dalam perkara-perkara kecil dan dalam kewajiban yang amat kecil sama dengan tanggung jawab yang besar.

 

Allah membawa Daniel dan rekan-rekannya berhubungan dengan orang-orang besar Babel, supaya di tengah-tengah suatu bangsa yang menyembah berhala mereka dapat menyatakan tabiat-Nya. Bagaimana sampai mereka layak untuk suatu jabatan dengan kepercayaan dan penghormatan yang begitu besar? Adalah kesetiaan dalam perkara-perkara yang kecil yang mewarnai corak seluruh kehidupan mereka. Mereka menghormati Allah dalam kewajiban-kewajiban yang amat kecil, sama dengan dalam tanggung jawab yang lebih besar. Sebagaimana Allah memanggil Daniel untuk bersaksi bagi-Nya di Babel, begitulah Ia memanggil kita untuk menjadi saksi bagi-Nya di dunia sekarang. Dalam persoalan-persoalan hidup yang terkecil sama seperti yang terbesar, Ia menginginkan kita menyatakan kepada manusia prinsip-prinsip kerajaan-Nya. Banyak orang sedang menunggu pekerjaan besar dibawakan kepada mereka, sedangkan setiap hari mereka kehilangan kesempatan untuk menyatakan kesetiaan kepada Allah. Setiap hari mereka gagal mempertanggungjawabkan dengan sepenuh hati kewajiban-kewajiban hidup yang kecil. Sementara mereka menunggu-nunggu pekerjaan besar di mana mereka dapat menjalankan talenta yang dikira besar, dan dengan demikian memuaskan kerinduan ambisi mereka, maka hari-hari mereka berlalulah. ——PR 282.3

 

Suatu tabiat yang mulia bukanlah hasil kebetulan; itu bukanlah imbalan kebaikan khusus atau anugerah pemeliharaan-Nya. Itu adalah hasil penyangkalan diri, tunduknya sifat yang lebih rendah kepada sifat yang lebih tinggi, itu adalah penyerahan diri kepada pelayanan terhadap Allah dan manusia.——PR 283.1

 

————————

Kelonggaran terhadap satu saja pelanggaran, akan membawa kepada langkah-langkah pelanggaran lainnya (pelajaran dari pengalaman Daniel dan teman-teman)

 

Tetapi Daniel tidak ragu-ragu. Persetujuan Allah adalah lebih mahal baginya daripada kebaikan raja duniawi yang sangat berkuasa itu–lebih mahal daripada kehidupan itu sendiri. Ia berketetapan untuk berdiri teguh dalam kesetiaannya, apapun yang akan menjadi akibatnya. Ia “berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.” Dan di dalam keputusan ini ia ditunjang oleh ketiga temannya itu. .—-PR 279.4

 

Dalam mencapai keputusan ini, orang-orang muda Ibrani ini tidak bertindak gegabah, tetapi dengan bersandar teguh pada Allah. Mereka bukan mau berlaku aneh, tetapi mereka mau berlaku demikian daripada mereka tidak menghormati Allah. Sekiranya mereka menyesuaikan diri dengan yang salah dalam kesempatan ini dengan menyerah kepada tekanan keadaan, maka perpisahan mereka dari prinsip akan melemahkan perasaan mereka terhadap yang benar dan kejijikan mereka terhadap yang salah. Langkah pertama yang salah akan membawa kepada langkah-langkah salah yang lain, sampai perhubungan mereka dengan Surga putus, maka mereka akan dihempaskan oleh pencobaan.—-PR 279.4

——————–

Hukuman menjadi rendah pada pemandangan bangsa-bangsa, ditelantarkan, merana dalam pengungsian atau berbagai penderitaan yang harus dirasakan calon 144000 adalah suatu pelajaran yang harus selesai mereka pelajari……adalah DEMI KEBAIKAN KEROHANIAN MEREKA

 

Menjadi rendah pada pemandangan bangsa-bangsa, mereka yang pernah dikenal sebagai yang diistimewakan Surga di atas semua bangsa lain di bumi harus belajar dalam pengungsian pelajaran tentang penurutan yang begitu penting untuk kebahagiaan mereka di masa yang akan datang. Sebelum mereka selesai mempelajari pelajaran ini, Allah tidak dapat melakukan bagi mereka apa yang ingin dilakukan-Nya. “Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.” Ia memaklumkan dalam keterangan tentang tujuan-Nya untuk menghukum mereka demi kebaikan kerohanian mereka. Yeremia 30:11. Namun mereka yang menjadi sasaran kasih-Nya yang lembut itu tidak akan ditelantarkan selama-lamanya; di hadapan segala bangsa di bumi Ia akan menunjukkan rencana-Nya untuk mendatangkan kemenangan dari apa yang tampaknya kekalahan, untuk menyelamatkan bukan untuk membinasakan. Kepada nabi itu pekabaran diberikan—–PR 274.1

——————

Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka

 

Demikianlah firman Tuhan, “Dengarkanlah Aku hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan.” (Yesaya 51:7, 8). —-KA 481.2

————————-

Pertanyaan setiap orang haruslah

 

Pertentangan akhir akan singkat namun menakutkan. Kita sedang berdiri diambang peristiwa yang besar dan pasti. Nubuatan akan digenapi. Pertentangan akhir akan singkat namun menakutkan. Perseteruan lama akan dibangkitkan kembali. Pertentangan baru akan muncul. Kita harus berusaha keras. Pekerjaan penginjilan tidak boleh dihentikan. Peringatan terakhir harus diberikan kepada dunia. Ada kekuatan khusus dalam pengenalan akan kebenaran di masa ini. Berapa lama akan berakhir? Hanya sebentar……

Pertanyaan setiap orang haruslah, “Milik siapakah aku ini? Kepada siapa aku harus setia? Apakah hatiku diperbarui? Apakah jiwaku diubahkan? Apakah dosaku diampuni? Apakah dosa-dosa itu dihapuskan bila saatnya tiba?…..—3SM 418, 419

 

TULISAN PERMULAAN, “KEWAJIBAN DALAM PEMANDANGAN AKAN MASA KESUKARAN” HALAMAN 126, 127

 

Saya melihat bahwa kalau ada orang berpegang pada hartanya dan tidak bertanya kepada Tuhan apa kewajibannya, maka Tuhan tidak akan memberitahukan kewajiban itu, dan mereka akan dibiarkan menyimpan hartanya, dan pada masa kesukaran harta itu akan muncul di hadapan mereka bagaikan sebuah gunung yang hendak menimpa mereka, lain mereka akan berusaha untuk menggunakannya, tetapi tidak dapat digunakan lagi. Saya mendengar ada yang menangis begini: “ Pekerjaan sedang tersendat-sendat, umat Allah sedang lapar akan kebenaran sedangkan kita tidak berusaha untuk memenuhi kekurangan; sekarang harta kita tak ada gunanya. Aduh, sekiranya kita telah menyumbangkannya dan menyimpan harta di Sorga!” Saya melihat bahwa suatu PENGORBANAN tidak bertambah melainkan BERKURANG dan HABIS. Saya juga melihat bahwa Allah tidak menuntut semua umatNya menggunakan harta mereka pada saat yang sama; tetapi jikalau mereka mau diajar, Ia akan mengajar mereka, pada masa kekurangan, bilamanakah menjual dan berapa banyak yang dijual. Ada orang yang telah diminta untuk menggunakan harta mereka pada masa yang lampau untuk menunjang pekerjaan Advent, sementara yang lain dibiarkan menyimpan harta mereka sampai pada masa dibutuhkan. Barulah pada saat pekerjaan membutuhkannya, maka kewajiban merekalah untuk menjual.

Saya melihat bahwa pekabaran, “Juallah yang ada padamu dan berilah sedekah”, belum diajarkan oleh beberapa orang di dalam terangnya yang nyata, dan tujuan perkataan Juruselamat belum diajarkan dengan jelas. Tujuan menjual bukanlah memberi pada mereka yang mampu bekerja dan membiayai diri mereka sendiri, tetapi untuk menyebarkan kebenaran……

Tuhan telah menunjukkan kepada saya bahaya membiarkan pikiran kita dipenuhi dengan pikiran-pikiran dan perhatian duniawi. Saya melihat bahwa pikiran beberapa orang dijauhkan dari kebenaran masa kini dan kasih akan Alkitab yang kudus dengan membaca buku lain yang mengasyikan; pikiran-pikiran orang lain dipenuhi dengan kerisauan dan perhatian untuk apa yang mereka akan makan, minum dan pakai. Ada yang mengharapkan supaya kedatangan Tuhan itu masih begitu lama. Waktu telah berlangsung lebih cepat beberapa tahun daripada yang diharapkan mereka; itulah sebabnya mereka merasa bahwa waktu akan berlangsung beberapa tahun lagi, dan di dalam cara ini pikiran mereka dijauhkan dari kebenaran masa kini dan menuju kepada dunia. Dalam hal-hal ini saya melihat bahaya  besar;  karena jikalau pikiran dipenuhi dengan hal-hal lain, maka kebenaran masa kini terdesak ke luar, dan tidak ada tempat lagi pada dahi kita untuk meterai Allah yang hidup itu. Saya melihat bahwa saatnya hampir berakhir dan saat tersebut dapat diperpanjang tetapi tidak berlangsung lama. Sesungguhnya waktu senggang kita haruslah digunakan untuk menyelidiki Alkitab, yang akan menghakimkan  kita pada hari kiamat.

Saudara-saudara saya yang kekasih, biarlah hukum Allah dan kesaksian Yesus Kristus selalu dalam ingatanmu dan biarlah hal itu mendesak keluar segala pikiran dan percintaan dunia. Bila engkau tidur dan bila engkau bangun, hendaknya itulah yang dipikir-pikirkan. Hiduplah dan berbuatlah seluruhnya ditujukan kepada kedatangan Anak Manusia. Masa pemeteraian itu sangat singkat adanya, dan segera akan berakhir. Sekaranglah waktunya, sementara keempat malaikat itu menahan empat angin, untuk memperkokoh panggilan dan pilihan kita.

SUATU RENUNGAN KEKAWATIRAN TERHADAP KEKURANGAN DAN KEHORMATAN DAN SANJUNGAN

 

Pelajaran dari pemanggilan murid-muridNya yang tidak kawatir terhadap kekurangan

SELAIN DARI tentara Roma di Palestina, tidak ada orang yang paling dibenci oleh rakyat daripada seorang pemungut cukai. Sebabnya ialah pajak yang dituntut oleh kuasa asing adalah merupakan gangguan yang terus menerus kepada bangsa Yahudi, karena hal ini hanyalah mengingatkan pada mereka bahwa kemerdekaan mereka telah hilang. Dan pemungut cukai ini bukan saja menjadi alat penindasan Roma, tetapi mereka juga mencari keuntungan diri sendiri dengan menggaruk harta orang banyak. Seorang Yahudi yang menerima pekerjaan ini di bawah pengawasan bangsa Roma dianggap sebagai seorang pengkhianat bangsanya Ia dihina sebagai seorang yang telah murtad dan digolongkan dengan orang yang terjahat dalam masyarakat. —-KSZ1 286.1

 

Matius orang Lewi ini termasuk dalam golongan ini, seorang yang telah dipanggil untuk bekerja bagi Kristus setelah empat murid yang lain dipanggil di Nazaret. Orang Farisi menghakimi Matius menurut pekerjaannya, tetapi Yesus melihat di dalam orang ini suatu hati yang terbuka untuk menerima pekabaran. Matius telah mendengar pengajaran Juruselamat. Pada saat Roh Allah yang meyakinkan itu menyatakan akan hidupnya yang penuh dosa itu, ia rindu mencari pertolongan dari Kristus, tetapi ia telah biasa dikucilkan dari para rabi dan tidak berpikir bahwa Guru Besar ini akan memperhatikan dirinya. —-KSZ1 286.2

 

Pada suatu hari sementara ia duduk di kursi pemungut cukai, ia melihat Yesus yang sedang datang menuju padanya. Ia sangat heran mendengar perkataan yang ditujukan kepada dirinya, “Ikutlah Aku.” —-KSZ1 287.1

 

Matius “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.” Tidak terdapat keragu-raguan dalam hatinya, atau pertanyaan dalam pikirannya mengenai pekerjaannya yang akan diganti dengan kemiskinan dan kesukaran. Telah cukup baginya jika ia telah bersama-sama dengan Yesus, agar ia boleh mendengar akan firman-Nya, dan bersatu dengan Dia di dalam pekerjaan-Nya. —-KSZ1 287.2

 

Demikian pula dengan murid-murid yang mula-mula dipanggil. Apabila Yesus memanggil Petrus dan kawan-kawannya untuk mengikuti Dia, dengan segera mereka meninggalkan perahu dan jala mereka itu. Beberapa dari murid-murid ini mempunyai kawan-kawan yang hidupnya bergantung pada mereka itu; tetapi bila mereka menerima undangan Juruselamat, mereka tidak ragu-ragu dan bertanya “Bagaimana saya akan hidup dan membiayai keluargaku?Mereka patuh pada panggilan-Nya. dan setelah itu bila Yesus bertanya kepada mereka, “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Maka jawab mereka itu, “Tidak.” —-KSZ1 287.3

 

Kepada Matius dengan kekayaannya dan kepada Andreas serta Petrus dengan kekurangannya, ujian yang sama telah diberikan dan penyerahan yang sama pula dibuat oleh masing-masing mereka. Pada saat mereka makmur, ialah bila jala mereka itu penuh dengan ikan dan di saat dorongan kehidupan yang lama menjadi lebih kuat, Yesus minta kepada murid-murid yang berada di tepi pantai itu untuk meninggalkan segala sesuatu untuk pengabaran Injil. Oleh sebab itu tiap-tiap jiwa diuji di dalam hal manakah yang lebih kuat kerinduannya bagi harta duniawi atau persekutuannya dengan Kristus. —-KSZ1 287.4

 

Prinsip selamanya tepat. Tidak ada seorang dapat maju di dalam pekerjaan Allah kecuali seluruh hatinya berada di dalam pekerjaan itu dan ia menganggap segala sesuatu itu kerugian demi keutamaan pengetahuan tentang Kristus. Tidak seorang pun yang masih mempunyai cadangan dalam hidupnya yang dapat menjadi murid Kristus, ataupun menjadi teman kerja-Nya. Apabila manusia menghargai keselamatan yang besar itu, maka pengorbanan diri yang dilihat di dalam kehidupan Kristus akan terlihat dalam hidup mereka itu juga. Ke mana saja Ia pergi, dengan gembiranya mereka itu akan mengikut Dia.—-KSZ1 287.5

 

Bandingkan dengan pengalaman Daud dan sanjungan serta kekawatiran

 

Sukses dan kehormatan duniawi telah melemahkan tabiat

 

Sebelum berakhirnya peperangan dengan bangsa Ammon, Daud, dengan menyerahkan kepemimpinan atas bala tentara itu kepada Yoab, telah kembali ke Yerusalem. Bangsa Syam sudah menyerah kepada Israel, dan kehancuran total bangsa Ammon kelihatannya sudah dapat dipastikan. Daud dikelilingi oleh hasil-hasil kemenangan dan kemuliaan pemerintahannya yang bijaksana dan mantap itu. Sekaranglah, pada saat ia sedang berada dalam keadaan senang dan lengah, dimana sipenggoda itu telah menggunakan kesempatan untuk menguasai pikirannya. Kenyataan bahwa Allah telah membawa Daud ke dalam hubungan yang sangat erat dengan Dirinya Sendiri dan telah menyatakan kebajikannya yang amat besar itu, seharusnya menjadi satu pendorong baginya untuk menjaga tabiatnya agar tidak bercacat. Tetapi bilamana di dalam kesenangan dan merasa diri aman ia melepaskan pegangannya kepada Allah, Daud telah menyerah kepada setan dan mendatangkan ke atas jiwanya noda dosa. Ia, pemimpin bangsa yang telah diangkat oleh Sorga, yang telah dipilih Allah untuk menegakkan hukumNya, telah melanggar peraturan-peraturannya. Ia yang seharusnya menjadi suatu kegentaran kepada orang-orang yang berbuat jahat, oleh tindakannya sendiri telah menguatkan tangan mereka. ——PB2 329.1

 

Sejarah Daud memberikan salah satu kesaksian yang paling mengesankan yang pernah diberikan sehubungan dengan bahaya yang mengancam jiwa yang datang dari kekuasaan dan kekayaan dan kehormatan duniawi—perkara perkara yang sangat diinginkan oleh manusia. Hanya sedikit orang yang pernah melalui satu pengalaman dengan cara yang lebih baik, untuk menyediakan mereka agar dapat bertahan terhadap ujian yang seperti itu. Kehidupan Daud yang mula-mula sebagai seorang gembala, dengan pelajaran-pelajarannya yang penuh dengan kerendahan hati, ketabahan, dan kelemahlembutannya terhadap ternaknya, hubungannya dengan alam di bukit-bukit yang sunyi, yang mengembangkan keahliannya dalam musik dan sajak, dan mengarahkan pikirannya kepada Khaliknya, disiplin yang lama dalam kehidupannya di padang belantara, yang telah menghasilkan keberanian, keteguhan, kesabaran dan iman akan Allah, telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai satu persediaan untuk menaiki tahta kerajaan Israel. Daud telah menikmati pengalaman-pengalaman yang berharga sehubungan dengan kasih Allah dan dengan berkelimpahan telah dikaruniai dengan RohNya, di dalam sejarah kehidupan Saul ia telah melihat betapa sia-sianya hikmat manusia itu. Namun demikian, sukses dan kehormatan duniawi telah begitu melemahkan tabiat Daud sehingga berulang-ulang ia telah dikalahkan oleh sipenggoda itu. ——-PB2 360.2

 

———————

JAWABAN YESUS TERHADAP SEORANG KAYA YANG DATANG MENANYAKAN BAGAIMANA MEMPEROLEH HIDUP KEKAL.

 

“Hanya satu lagi kekuranganmu,” kata Yesus, “Jikalau engkau hendak menjadi sempurna, pergilah, juallah apa yang ada padamu, dan berikanlah kepada orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga; kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.” Kristus membaca hati penghulu itu. Hanya satu perkara yang kurang padanya, tetapi hal itu merupakan suatu prinsip yang penting sekali. Ia memerlukan kasih Allah dalam jiwa. Kalau tidak dipenuhi, kekurangan ini akan terbukti mendatangkan bahaya baginya, semua sifatnya akan menjadi rusak. Oleh memanjakan diri, sifat mementingkan diri dikuatkan. Cinta yang utama akan dirinya sendiri harus ditinggalkan, agar ia dapat menerima kasih Allah.——— KSZ2 137.1

 

Kristus memberi orang ini suatu ujian. Ia memanggil dia untuk memiliki antara harta surga dan kebesaran duniawi. Harta surga sudah dipastikan kepadanya, jika ia mau mengikuti Kristus. Tetapi diri sendiri harus diserahkan, kemauannya harus diberikan untuk dikendalikan oleh Kristus. Kesucian Allah ditawarkan kepada penghulu muda itu. la mendapat kesempatan untuk menjadi seorang anak Allah, serta menjadi ahli waris bersama-sama dengan Kristus terhadap harta surga. Tetapi ia harus memikul salib, dan mengikut Juruselamat dengan jalan penyangkalan diri.—– KSZ2 137.2

 

Perkataan Kristus sesungguhnya merupakan undangan bagi penghulu itu, “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah.” Yosua 24:15. Pilihan terserah kepadanya. Yesus merindukan pertobatannya. Ia telah menunjukkan cacat dalam tabiatnya, dan alangkah besarnya minatNya memperhatikan persoalan itu sementara orang muda itu mempertimbangkan pertanyaan itu! Jika ia memutuskan untuk menurut Kristus, ia harus mentaati Perkataan-Nya dalam segala perkara. Ia harus berbalik dari rencana-rencananya yang penuh cita-cita. Dengan kerinduan yang sungguh-sungguh dan penuh kecemasan, dengan perasaan lapar bagi jiwa, Juruselamat memandang pada orang muda itu, dengan mengharapkan bahwa ia akan menyerah pada undangan Roh Allah. —–KSZ2 137.3

 

Kristus memberikan satu-satunya syarat yang dapat memberi peluang bagi penghulu itu untuk menyempurnakan suatu tabiat Kristen. Perkataan-Nya merupakan perkataan akal budi, meskipun tampaknya keras dan banyak tuntutannya. Dalam menerima dan mentaatinya terdapatlah satu-satunya harapan keselamatan bagi penghulu itu. Kedudukannya yang tinggi serta hartanya sedang mempengaruhi tabiatnya kepada Kejahatan. Jika dipelihara dalam hati, hal itu akan menggantikan Allah dalam kasih-Nya. —–KSZ2 138.1

 

Menahan sedikit atau banyak dari Allah berarti menahan sesuatu yang akan mengurangi kekuatan dan kesanggupan akhlaknya; karena jika perkara-perkara dunia ini dipelihara dalam hati, meskipun tampaknya tidak menentu dan tidak pantas, namun akan sangat berpengaruh. —-KSZ2 138.2

 

Penghulu itu mengerti segala perkara yang terkandung dalam perkataan Kristus, dan ia menjadi gelisah. Kalau saja ia telah menyadari nilai pemberian yang ditawarkan itu, maka tentu ia sudah mendaftarkan dirinya sebagai salah seorang pengikut Kristus. Ia salah seorang anggota majelis Yahudi yang dihormati, dan Setan sedang menggoda dia dengan harapan adanya masa depan yang muluk-muluk. Ia mengingini harta surga, tetapi ia mengingini juga keuntungan duniawi yang akan diperolehnya dari kekayaannya. Ia menyesal melihat adanya syarat seperti itu, ia menghendaki hidup kekal, tetapi ia tidak rela berkorban. Harga hidup kekal tampaknya terlampau besar. Sebab itu ia pun pergi dengan sedih, “karena ia banyak harta-Nya.”—-KSZ2 138.3

 

Catatan:

 

Bila kita membandingkan dengan pengalaman Lot dahulu, pengalaman orang kaya yang datang kepada Yesus ini jauh berbeda, yaitu dahulu Lot dipaksa untuk meninggalkan kekayaan dan kehidupannya, sehingga kepatuhannya bisa kita simpulkan karena kondisi keadaan kota Sodom dan Gomora yang sudah tampak memaksa  Lot untuk meninggalkan semuanya, sementara orang kaya ini berada dalam keadaan dan kondisi yang tenang, tidak terjadi sesuatu keadaan yang memaksanya meninggalkan semua hartanya yang merupakan penghalangnya menjadi murid Yesus. Dan kita sekarang ini cenderung sama dengan kondisi dari orang kaya ini, kita hidup dimasa dari contoh saingan 120 tahunnya nabi Nuh dahulu, dimana tidak ada sama sekali desakan atau keadaan yang memaksakan kita meninggalkan atau merubah semua kebiasaan kita, jadi artinya kita sama persis dengan orang kaya tersebut, yaitu Tuhan meminta KEIKLASAN KITA UNTUK BERKORBAN.

 

 

Berkat-berkat atau kesempatan-kesempatan yang besar jangan pernah meninabobokan kita dalam rasa aman atau sikap acuh

 

Berikut kepada Musa dan Harun, Nadab dan Abihu telah berdiri dalam kedudukan yang tertinggi di antara orang Israel. Mereka telah mendapat kehormatan dari Tuhan dengan cara yang istimewa, dengan diijinkannya mereka bersama-sama dengan tujuh puluh tua-tua untuk memandang kemuliaanNya di atas gunung itu. Tetapi sekalipun demikian pelanggaran mereka tidak dapat dimaafkan atau dianggap remeh. Semuanya itu menyebabkan dosanya menjadi lebih keji. Oleh sebab manusia telah menerima terang yang besar, oleh sebab mereka sudah, seperti penghulu-penghulu Israel, naik ke atas gunung, dan mempunyai kesempatan untuk berhubungan dengan Allah, dan tinggal di dalam terang kemuliaanNya, janganlah mereka membanggakan diri bahwa mereka kemudian bisa berbuat dosa tanpa mendapat hukuman, bahwa oleh karena mereka telah dihormati dengan cara demikian, Allah tidak akan tegas menghukum kejahatan mereka. Ini adalah satu tipu daya yang mematikan. Terang dan kesempatan-kesempatan yang besar yang telah diberikan itu menuntut dikembalikannya jasa baik dan kesucian sebanding dengan terang yang telah diberikan itu. Sesuatu yang kurang dari ini tidak dapat diterima oleh Allah. Berkat-berkat atau kesempatan-kesempatan yang besar jangan pernah meninabobokan kita dalam rasa aman atau sikap acuh. Perkara-perkara itu hendaknya jangan memberikan ijin untuk berbuat dosa atau menyebabkan orang-orang yang menerimanya merasa bahwa Allah tidak akan bersikap tegas terhadap mereka. Segala keuntungan yang telah diberikan Allah adalah alat-alatNya untuk memberikan gairah kepada roh, semangat atas usaha, dan kekuatan untuk melaksanakan kehendakNya yang suci. ——PB1 376.1

 

 

Sanjungan adalah racun, lebih berbahaya daripada celaan

Anak-anak mewarisi kecenderungan-kecenderungan kepada yang salah, tetapi mereka juga mempunyai ciri-ciri tabiat yang baik yang ini harus diperkuat dan diperkembangkan, sementara kecenderungan kepada yang jahat harus diawasi, dilawan dan ditekan. Janganlah anak-anak disanjung, karena sanjungan bagaikan racun kepada mereka; tetapi orang tua harus menunjukkan perhatian yang tulus dan lemah lembut kepada mereka, dengan demikian akan memenangkan keyakinan dan kasih mereka.——RH 24 Januari 1907

 

Menjilat dan memuji hasil sedikit usahanya, pujian dari teman jauh lebih berbahaya daripada celaan

 

Setan  sedang bekerja membanggakan dirinya di mana-mana. Dia memecah-belah orang-orang yang paling bersahabat sekalipun. Ada orang-orang yang selalu membicarakan dan menggosipkan serta mengemukakan kesaksian palsu, yang menebarkan benih-benih pertentangan dan menimbulkan perselisihan. Surga memandang kelompok orang-orang semacam ini sebagai budak-budak yang paling efisien milik Setan. Tetapi orang yang terluka berada dalam posisi yang lebih sedikit bahayanya daripada ketika ia menjilat dan memuji sedikit usahanya yang kelihatannya berhasil. Pujian dari teman-teman yang palsu jauh lebih berbahaya daripada celaan.  —–Maranatha 8 Agustus 228.2

 

 

Kesimpulan:

 

Bacaan-bacaan ini keseluruhannya berkaitan dengan RENUNGAN PENDAHULUAN Sabat tgl 15 Juni 2024 dari Amaran Sekarang jld 1 no. 35 dengan judul “Tuhan Kebenaran Kita”, yang antara lain menyadarkan kita kepada Matius 6:27-34 yaitu janganlah kamu khawatir sambil mengatakan, Apa yang akan kami makan, atau apa yang akan kami minum, atau dengan apakah kami akan dihiasi? (Karena semua perkara inilah yang dikejar oleh orang-orang Kapir),  untuk kesekian kalinya kepada kita diingat kepada kata-kata “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Matius 6:21, walaupun hal ini sudah cukup banyak dipahami bahkan orang-orang Kristen pada umumnya, namun masalah ini masih saja menjadi persoalan diantara kita yang telah berada dalam kebenaran yang terakhir pekabaran calon-calon 144000. Mengenai masalah harta, kenyamanan dan kekawatiran selain contoh saingan dari Daud dan, oleh karena kita akan melaksanakan suatu pengalaman yang sama dengan Rasul-Rasul dahulu,  maka disamping perlunya mengkombinasikan kedua pelajaran pengalaman tersebut, terpenting adalah pelajaran dari pemanggilan murid-murid Yesus dahulu yaitu tuntutan untuk tidak menjadikan segala sesuatu kebutuhan kita penghalang bagi panggilannya, jelas inilah tuntutan yang berat, jadi bukan hanya kepada kekayaan atau harta dan kebanggan diri dari sanjungan ataupun kenyamanan/menyenangkan diri, bahkan kebutuhan dasarpun tidak diperbolehkan menjadi penghalang terhadap panggilannya menjelang akhir 40 hari contoh saingan.

 

Inilah tantangan kita yang harus diselesaikan secara tuntas dalam sisa pendidikan lambang 40 tahun/hari kita, itulah sebabnya bacaan nasihat pembangunan dan reformasi seperti ini banyak sekali kita jumpai dari petunjuk-petunjuk Roh Nubuatan, karena PERSYARATAN YANG TIDAK DAPAT DITOLAK ADALAH HARUS MENJADIKAN TUHAN YANG UTAMA.

 

HARGA DIRI/GENGSI

DAN

MENYALAHKAN ORANG LAIN

 

Amaran Sekarang jld 2 no. 24 “Orang-Orang Yang Sukar Memperoleh Kesempatan”:

2 Petrus 1 : 21:

“Karena nubuatan tidak datang di masa lalu oleh kehendak manusia, melainkan orang-orang suci dari Allah yang mengucapkannya karena mereka itu digerakkan oleh Roh Suci.” (Terjemahan yang lebih tepat).

Inilah tepat sebabnya mengapa nubuatan tidak dapat di pecahkan pengertiannya oleh orang-orang secara bebas, tidak dapat dibukakan tanpa bantuan Roh yang telah mendiktekan nubuatan-nubuatan itu kepada orang-orang suci di masa lalu. Maka demikianlah nubuatan-nubuatan tidak akan diterjemahkan oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak Roh Kebenaran, “Roh Nubuatan”, yaitu Roh yang sama yang telah mendiktekan penulisan nubuatan-nubuatan itu sendiri. Saudara lihat, ini bukanlah pendapat saya, inilah bahasa yang jelas dari Alkitab sendiri. Namun jika sekiranya masih terdapat sesuatu keragu-raguan dalam pikiran anda, maka kami akan berusaha memberikan bukti Alkitab yang lain lagi.

Oleh sebab itu, marilah kita kembali meninjau raja-raja dari Babil dan Mesir itu. Raja-raja dari negeri-negeri kuno itu telah memberikan kepada orang-orang pandainya bukan saja kesempatan yang diumpani dengan penghargaan yang kaya untuk menterjermahkan arti dari khayal-khayal mereka yang kita temui sekarang dalam Alkitab, tetapi juga mengancam untuk membantai mereka jika mereka gagal untuk menterjemahkannya. Ini adalah benar-benar terjadi di Babil. Semua orang pandai mereka itu telah gagal dan bahkan secara terbuka dan dengan bijaksana mereka mengakui, bahwa bukanlah pekerjaan mereka untuk mengungkapkan perkara-perkara Allah yang rahasia.

Tidakkah semua bukti ini cukup wajar untuk meyakinkan setiap orang, bahwa perkara-perkara Allah yang rahasia, seperti halnya nubuatan-nubuatan yang dirahasiakan ini, betapa pun sederhananya, semua itu tidak akan dapat diungkapkan oleh manusia-manusia berdosa? Juga tidak oleh Iblis. Apabila Allah menghendaki sesuatu perkara menjadi rahasia, maka betapa pun itu sederhana dan jelas, ia itu akan tetap tertutup sampai kelak Ia sendiri yang akan mengungkapkannya. Kemudian setelah ia itu terungkap maka semua orang akan mengetahui, bahwa Allah sendiri sedang bekerja. Demikianlah mereka semua akan mengenali akan musim dan masa dari pekerjaan Injil. OIeh sebab itu, bukankah “orang-orang pandai” pada waktu ini sedang membodohi dirinya sendiri dengan cara mengudarakan berbagai interpretasi pribadi mereka terhadap bagian-bagian Alkitab yang belum terungkapkan itu?

Jika untuk mengatakan, “Saya keliru,” adalah sukar walaupun bagi orang yang tidak biasa berpura-pura pandai, maka katakanlah kiranya padaku bagaimana gampangnya kelak hal itu bagi mereka yang menyangka dirinya pandai? Karena inilah yang tepat yang harus mereka perbuat kepada para pendengarnya jika mereka sendiri pernah akan menerima Kebenaran itu apabila Ia itu diungkapkan sendiri oleh Roh Suci. Dan jika kemudian mereka tidak melepaskan semua interpretasi pribadinya Ialu mengambil hasil interpretasi dari Roh Suci, tidakkah mereka itu kelak berdosa melawan Roh Suci?

Orang-orang pandai dari Kasdim dan Mesir itu tidak mengutarakan pendapat-pendapat pribadi mereka mengenai apa yang dapat diartikan dari khayal-khayal raja itu, dengan begitu mudah saja bagi mereka untuk mengatakan, “Kami tidak tahu.” Tetapi jika hal itu tidak mudah bagi para imam, ahli-ahli Torat dan orang-orang Parisi yang angkuh di masa Kristus dahulu untuk menarik kembali apa yang telah mereka ajarkan kepada orang banyak, maka juga tidak akan mudah bagi para penterjemah pribadi masa kini untuk menarik kembali hasil-hasil interpretasinya walaupun mereka cukup mengetahui, bahwa pengakuan yang jujur dan teruji yang sedemikian itu akan membuat mereka menjadi pahlawan-pahlawan besar bagi Allah.

Dosa pertama pengalaman Lusifer

Walaupun ia sudah meninggalkan kedudukannya sebagai kerub yang berjaga (menaungi), namun seandainya ia mau kembali kepada Allah, mengakui hikmat Pencipta, dan puas dengan mengisi kedudukan yang telah ditetapkan baginya di dalam rencana besar Allah, maka ia akan dikembalikan kepada jabatannya yang semula. Tetapi keangkuhan menghalanginya untuk menyerah. Ia tetap mempertahankan jalannya, dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu bertobat dan tunduk sepenuhnya kepada Penciptanya dalam pertentangan besar ini.—–KA 519.1

 

Dosa manusia pertama Adam dan Hawa

Sekarang baru mereka mulai melihat sifat yang sebenarnya daripada dosa mereka. Adam mempersalahkan pasangannya atas kebodohannya sehingga telah pergi dari sampingnya dan membiarkan dirinya ditipu oleh ular itu; tetapi kedua-duanya mencoba menghibur diri dengan mengatakan bahwa Ia yang telah memberikan kepada mereka begitu banyak bukti tentang kasihNya akan mengampuni pelanggaran yang satu ini, atau juga mereka tentunya tidak akan dijatuhi satu hukuman yang terlalu berat sebagaimana yang mereka takuti.——PB1 48.2

 

Adam tidak dapat menyangkal atau mencari dalih akan dosanya itu; tetapi gantinya menyatakan pertobatan, ia berusaha untuk melemparkan kesalahan atas diri isterinya, dan dengan demikian berarti kepada Tuhan sendiri: “Adapun perempuan yang telah Tuhan karuniakan kepadaku itu, ia itu memberikan daku buah pohon itu, lalu kumakan.” Ia yang, oleh karena cintanya kepada Hawa, dengan sengaja telah memilih meninggalkan kehendak Allah, rumahnya di Firdaus dan satu kehidupan yang kekal yang penuh kesukaan, sekarang, setelah berdosa, berusaha menjadikan kawannya itu, bahkan Khalik itu sendiri, bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Sungguh hebat kuasa dosa. —–PB1 49.1

 

Pada waktu perempuan itu ditanya, “Apakah ini yang telah kau perbuat?” Ia menjawab, “Si ular itu menipu aku, lalu aku makan.” “Mengapakah Engkau menciptakan ular itu? Mengapakah Engkau membiarkan ular itu masuk ke dalam taman Eden?”—inilah sebenarnya yang dimaksudkan dalam pertanyaan Hawa itu sebagai dalih terhadap dosanya. Dengan demikian, seperti Adam, ia menuduh Allah bertanggung jawab atas kejatuhan mereka ke dalam dosa. Roh membenarkan diri berasal dari bapa segala dusta; itu dimanjakan oleh leluhur kita yang pertama segera setelah mereka menyerah kepada pengaruh setan dan telah dinyatakan oleh semua keturunan Adam. Gantinya dengan rendah hati mengaku dosa-dosa mereka, mereka mencoba membela diri dengan melemparkan kesalahan ke atas diri orang lain, terhadap keadaan sekeliling, atau terhadap Allah—menjadikan berkat berkatNya sekalipun sebagai satu sebab untuk bersungut-sungut kepadaNya.—–PB1 49.2

 

Pengalaman Yesus datang

Ketika Yesus dilahirkan

Sekarang kesombongan dan iri hati menutup pintu terhadap terang. Sekiranya segala laporan yang dibawa oleh gembala-gembala dan orang Majus itu diakui, maka akan ditempatkannyalah imam-imam dan rabi-rabi itu dalam suatu kedudukan yang paling tidak disukai, membatalkan pengakuan mereka sebagai ahli tafsir kebenaran Allah. Guru-guru yang terpelajar ini tidak mau merendahkan hati untuk diberi petunjuk oleh orang-orang yang mereka sebut kafir. Mustahil, kata mereka, Allah sudah melampaui mereka, untuk berhubungan dengan gembala-gembala yang tidak tahu apa-apa atau dengan orang kafir yang tidak disunat. Mereka bertekad untuk menunjukkan hinaan terhadap laporan yang tengah mengharukan Raja Herodes dan seluruh kota Yerusalem. Malahan mereka tidak mau pergi ke Betlehem untuk melihat kalau segala perkara ini demikian halnya. Dan mereka menuntun orang banyak untuk menganggap perhatian kepada Yesus sebagai suatu kehebohan yang mengandung anasir kefanatikan. Di sinilah mulai terjadi penolakan terhadap Kristus oleh imam-imam dan rabi-rabi. Dari titik ini kesombongan serta kedegilan mereka pun tumbuhlah hingga menjadi kebencian yang tetap terhadap Juruselamat. Sementara Allah membuka pintu bagi orang kafir, para pemimpin Yahudi sedang menutup pintu bagi mereka sendiri. ——-KSZ1 53.2

 

Ketika Yesus berumur 12 tahun

Perkataan Yesus telah menggerakkan hati mereka sebagaimana belum pernah dahulu digerakkan oleh ucapan yang keluar dari bibir manusia. Allah sedang berusaha hendak memberikan terang kepada para pemimpin Israel, dan Ia menggunakan satu-satunya ikhtiar yang dengan itu mereka dapat dicapai. Dalam kesombongannya mereka niscaya akan merasa tidak suka mengaku bahwa mereka dapat menerima pelajaran dari seseorang. Sekiranya Yesus tampak seakan-akan berusaha hendak mengajar mereka, sudah tentu mereka tidak akan mau mendengarkan-Nya. Tetapi mereka membanggakan diri sendiri bahwa mereka sedang mengajar Dia, atau sekurang-kurangnya menguji pengetahuan-Nya akan Alkitab. Kesederhanaan serta budi pekerti kemudaan Yesus melenyapkan segenap prasangka mereka. Dengan tidak sadar pikiran mereka terbuka bagi Firman Allah, dan Roh Kudus berbicara kepada hati mereka. —–KZ1 71.1

 

Tidak boleh tidak mereka harus sadar bahwa pengharapan mereka tentang Mesias tidak disokong oleh nubuatan; tetapi mereka tidak mau meninggalkan teori-teori yang telah membesar-besarkan cita-cita mereka. Mereka tidak mau mengaku bahwa mereka sudah salah mengerti akan Alkitab yang mereka ajarkan itu. Dari seorang kepada seorang beredarlah pertanyaan, Bagaimanakah Anak Muda ini mendapat pengetahuan, sedangkan Ia tidak pernah belajar? Terang sudah bersinar dalam kegelapan; tetapi “kegelapan itu tidak menguasainya.” Yoh. 1:5.—–KZ1 71.2

 

Catatan:

Mengenai hal “Harga Diri” kita juga jumpai dalam pengalaman penolakan General Conference tahun 1888 di Miniapolis oleh karena meremehkan Jones dan Wagoner, bukan karena pekabaran “Pembenaran Oleh Iman” yang dibawakan merupakan kesalahan, namun harga diri para pemimpin dalam pertemuan itu lebih  diutamakan. Demikian kita juga jumpai banyak lagi contoh-contoh lainnya dari pengalaman umat-umatNya dari zaman ke zaman.

 

Nasihat-nasihat:

 

Menangani pikiran manusia adalah pekerjaan yang paling sulit yang pernah dipercayakan kepada manusia fana, dan para guru senantiasa memerlukan pertolongan Roh Allah, agar mereka dapat melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Diantara orang-orang muda yang memasuki sekolah akan terdapat tabiat dan pendidikan yang berbeda-beda. Guru akan menghadapinya dengan dorongan hati, ketidaksabaran, kebanggaan, mementingkan diri sendiri, rasa harga diri yang tidak pada tempatnya. Sebagian dari orang-orang muda itu telah hidup dalam unsur kesewenang-wenangan yang tertahan dan kekasaran, yang telah memperkembangkan suatu roh keras kepala dan pembangkangan. Yang lain telah diperlakukan sebagai binatang peliharaan, diharuskan mengikuti kecenderungan orang tua mereka yang terlalu menyayangi mereka. Kelemahan-kelemahan telah dimaafkan sampai tabiat rusak.—–CT 264 (1913)

 

Amaran Sekarang Jld 1 buku 9 No. 49:

Untuk menyingkirkan semua halangan itu, maka yang seorang harus meninggalkan semua harta kekayaannya, dan seorang lainnya harus meninggalkan kesombongannya. Untuk menghapuskan kesombongan orang harus dilahirkan kembali, ia harus menjadi seorang manusia baru. Tetapi untuk menghapuskan cinta akan uang orang harus memberikan uangnya kepada mereka yang betul-betul membutuhkannya.

Alkitab berisikan catatan, bahwa Ibrahim adalah sangat kaya. Tetapi ia disebut “teman Allah”. Oleh sebab itu, kekayaan itu sendiri dapat merupakan suatu berkah, sungguhpun itu seringkali menjadi suatu laknat. Tetapi kesombongan adalah tidak pernah baik.

Ingatlah, bahwa Setan menemukan dalam masing-masing kita sedikit-dikitnya sebuah lubang tembak. Bagaimanapun juga keadaan lubang tembak itu, ia itu harus disingkirkan — apakah itu berupa kekayaan atau pun kesombongan. Tentu saja tidak semua orang adalah kaya dan terikat pada kekayaan mereka, tetapi setiap orang dapat saja terikat pada dirinya sendiri, yaitu “manusia yang lama” itu. Dan tidak semua orang perlu melepaskan kekayaan, tetapi semua orang perlu melepaskan diri dari “manusia yang lama” itu yang membawa mereka ke dalam apa saja terkecuali ke dalam mana yang mereka patut berada.

 

PELAJARAN DARI PENGALAMAN YEREMIA

 

(Catatan:

Catatan tentang 40 tahun ini menambah perbendaharaan kita tentang pendidikan persiapan/akhir yang Tuhan siapkan bagi suatu umat sebelum menghadapi suatu misi pekerjaan yang lebih besar didepan, sebagaimana Musa 40 tahun di padang belantara, Yesus 40 tahun dicobai, bangsa Israel menghadapi 40 tahun berputar-putar dipadang belantara, dan lambang-lambang 40 hari dari Murid Yesus dan Musa naik ke gunung Sinai.

Perbedaannya bila yang lainnya bicara tentang contoh PEMBANGUNAN DAN REFORMASI ke dalam diri calon pekerja itu sendiri, pelajaran dari contoh Yeremia berbicara tentang tugas khusus pekerjaan akhir mempersiapkan calon-calon pekerja)

 

Contoh pengalaman Yeremia bagi pekerjaan calon-calon 144000 40 tahun sebelum Yehuda ditawan bangsa Babilon (tahun sekitar 586 SM)

 

Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi untuk kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya ia harus menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah yang benar. Selama pengepungan Yerusalem yang mengerikan ia menjadi jurubicara Yehova. Ia harus menubuatkan kejatuhan keluarga Daud dan kebinasaan bait suci yang indah yang dibangun oleh Salomo itu. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia masih tetap berbicara dengan tegas terhadap dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada akhirnya ia harus menyaksikan kegenapan nubuatan-nubuatannya sendiri secara harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu. —–PR 235.3

 

DI ANTARA mereka yang mengharapkan adanya suatu kebangunan rohani yang mantap sebagai hasil pembaruan yang dilancarkan Yosia adalah Yeremia, yang dipanggil Allah kepada pekerjaan nabi ketika ia masih muda, pada tahun yang ketiga belas dalam pemerintahan Yosia. Sebagai seorang anggota keimamatan orang Lewi, Yeremia telah dididik untuk pekerjaan suci sejak masih kecil. Pada tahun-tahun persiapan yang menyenangkan itu ia sedikit saja menyadari bahwa ia telah diurapi sejak lahir untuk menjadi “. . . nabi bangsa-bangsa;” dan ketika panggilan Ilahi datang, ia diselubungi dengan perasaan ketidaklayakannya. . . . “Ah, Tuhan Allah!” serunya, “Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” Yeremia 1:5, 6. —–PR 235.1

 

Di dalam diri Yeremia yang masih muda itu, Allah melihat orang yang akan berlaku benar kepada tanggung jawabnya dan yang akan berdiri demi kebenaran terhadap perlawanan besar. Pada waktu masih anak-anak ia telah membuktikan kesetiaannya; dan kini ia harus menahan kesukaran, sebagai serdadu salib yang baik. “. . .Janganlah katakan: Aku ini masih muda,” kata Tuhan membujuk pesuruh pilihan-Nya itu; “tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kau sampaikan. Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau. . . .” “Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar kepada mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka. Mengenai Aku, sesungguhnya pada hari ini, Aku membuat engkau menjadi kota yang berkubu, menjadi tiang besi dan menjadi tembok tembaga melawan seluruh negeri ini, menentang raja-raja Yehuda dan pemuka-pemukanya, menentang para imamnya dan rakyat negeri ini. Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah Firman Tuhan.” Ayat 7, 8, 17-19. —–PR 235.2

 

Pekabaran Yeremia kepada para imam dan rakyat membangkitkan sikap permusuhan dari banyak orang. Dengan mengadakan kegaduhan yang terang-terangan mereka berseru dengan nyaring, “Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya? Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.” Yeremia 26:9. Para imam, nabi palsu dan orang banyak menjadi marah kepadanya yang tidak mau membicarakan hal-hal yang enak atau nubuatan yang menipu. Begitulah pekabaran Allah tidak diindahkan, dan hamba-Nya diancam dengan kematian. Berita mengenai perkataan Yeremia disampaikan kepada semua pangeran Yehuda, lalu mereka bersegera dari istana raja ke bait suci, pergi mencari tahu sendiri kebenaran perkara itu. “Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.’” Ayat 11. Tetapi Yeremia berdiri dengan berani di hadapan para pemuka orang banyak sambil mengumumkan, “Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Ayat 12-15.—–PR 241.1

—————

Kehancuran Yerusalem dari yang diamarkan Yeremia merupakan contoh bagi contoh saingannya gereja Advent.

 

Namun di tengah-tengah kebinasaan umum yang akan segera dialami bangsa itu, Yeremia seringkali diizinkan memandang ke seberang pemandangan-pemandangan menyedihkan pada waktu ini kepada pengharapan-pengharapan mulia pada masa yang akan datang, ketika umat Allah akan ditebus dari negeri musuh dan ditempatkan kembali ke Sion. Ia melihat lebih dahulu waktunya bilamana Tuhan akan membarui perjanjian hubungan dengan mereka. “. . . Hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.” Yeremia 31:12.———-PR 236.1

 

 

Dosa Eli itu terdiri atas menganggap remeh kejahatan anak-anaknya terhadap pekerjaan kudus, dan atas kejahatan yang melanda seluruh negeri itu. Kelalaiannya untuk membetulkan kejahatan-kejahatan ini telah menyebabkan suatu bencana mengerikan terhadap Israel. Anak-anaknya tewas dalam pertempuran, Eli sendiri kehilangan nyawanya, tabut Allah telah dibawa dari negeri Israel, tiga puluh ribu jiwa dari bangsa itu telah terbunuh dan semuanya oleh sebab dosa telah dibiarkan bertumbuh dengan subur dengan tidak ditegur atau diperbaiki. Israel dengan sia-sia mengira bahwa, walaupun perbuatan-perbuatan mereka berdosa, maka adanya tabut perjanjian itu akan memastikan kemenangan terhadap bangsa Filistin. Dalam cara yang sama, selama zaman Yeremia, para penduduk Yehuda cenderung percaya bahwa suatu pemeliharaan yang ketat terhadap upacara-upacara bait kudus yang ditetapkan Ilahi akan dapat melindungi mereka dari hukuman yang ditentukan untuk jalan mereka yang jahat.—-PR 240.3

 

Alangkah indahnya pelajaran ini kepada orang-orang yang memegang jabatan tanggung jawab sekarang di dalam gereja Allah! Alangkah indah amaran khidmat yang dilakukan dengan setia terhadap kesalahan-kesalahan yang mendatangkan kehinaan pada pekerjaan kebenaran! Hendaklah jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tunjukkan secara luar terhadap hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi. Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan perkemahan dari perbuatan jahat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala kejahatan. Suatu kelalaian untuk bertobat dan menunjukkan pertobatan yang rela akan mendatangkan akibat-akibat yang serius kepada pria dan wanita sebagaimana yang menimpa orang Israel. Ada suatu batas waktu di mana pehukuman-pehukuman Yehova tidak dapat lagi ditunda-tunda. Kebinasaan Yerusalem pada zaman Yeremia adalah suatu amaran khidmat kepada Israel modern, bahwa nasihat-nasihat dan anjuran-anjuran yang diberikan kepada mereka melalui alat-alat yang terpilih tidak boleh diremehkan dengan tidak mendapat hukuman.—-PR 240.4

 

Catatan:

Dicantumkannya cerita pengalaman Iman Eli oleh Ellen G. White dalam cerita pengalaman Yeremia ini, jelas keluar dari konteks karena, Yeremia jauh hidup setelah pengalaman Imam Eli, Yeremia hidup disaat 10 suku sudah diserakan tahun 721 SM, sementara Imama Eli kita ketahui hidup dimasa Samuel masih baru diserahkan oleh Hana, sehingga jelas digunakannya cerita Imam Eli disini untuk menunjukkan bagaimana sikap MEREMEHKAN kebenaran dan kesempatan yang Tuhan sudah berikan, disini kita ditunjukkan akan ada Imam-Imam Eli sejenis dalam contoh saingan kita diakhir zaman.

 

———————————–

 

Pelajaran dari pengalaman Yeremia di zaman kepemimpinan raja Zedekia (raja terakhir Yehuda), petunjuk atau nasihat Allah saat itu sebagai makanan pada waktunya bertentangan dengan pandangan umum (yang mengira Tuhan akan menggunakan cara biasa) , umat akan diuji kepada siapa ia akan berpegang, bila suatu petunjuk diterima itu berarti separuh kebinasaan bisa dihindari

 

Dengan air mata Yeremia memohon kepada Zedekia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan rakyatnya. Dengan kesedihan yang dalam ia memastikan kepada raja itu bahwa kecuali ia mau memperhatikan nasihat Allah, maka ia tidak dapat menyelamatkan nyawanya, dan segala miliknya akan jatuh kepada orang-orang Babel. Tetapi raja itu telah menempuh jalan yang salah, dan ia tidak sudi menyusuri kembali langkah-langkahnya. Ia memutuskan untuk mengikuti nasihat para nabi palsu, dan orang-orang yang benar-benar ia anggap rendah, dan yang mencela kelemahannya yang begitu bersedia menyerah kepada kehendak mereka. Ia mengorbankan kemerdekaan keperkasaannya yang mulia itu dan menjadi budak yang merangkak pada pendapat umum. Dengan tidak bermaksud melakukan kejahatan yang nyata, ia juga tidak mempunyai keputusan untuk berdiri dengan berani demi kebenaran. Menjadi sasaran hukuman walaupun ia mendapat nasihat yang diberikan Yeremia, ia tidak mempunyai kekuatan moral untuk menurut; dan sebagai akibatnya dengan tetap ia maju menempuh arah yang salah. ——PR 265.1

 

Raja itupun terlalu lemah untuk berterus-terang supaya orang-orang di istana dan rakyatnya dapat mengetahui bahwa ia telah mengadakan perundingan dengan Yeremia, maka begitu penuhnya ketakutan orang itu. Jikalau Zedekia telah berdiri dengan berani dan menyatakan bahwa ia percaya akan perkataan nabi itu, maka sudah separuh digenapi, kebinasaan apa yang dapat dihindarkan! Ia seharusnya berkata, Aku akan mengikut Tuhan, dan menyelamatkan kota dari kehancuran yang tuntas. Saya tidak berani meremehkan perintah Allah oleh sebab takut atau kebaikan manusia. Saya mengasihi kebenaran, saya membenci dosa, dan saya akan mengikuti nasihat Yang Mahakuasa orang Israel.——PR 265.2

 

(Catatan :

Pekabaran Yeremia merupakan suatu gambaran contoh bahwa pekabaran Tuhan contoh saingan akan bertentangan dengan pandangan umum sehingga orang yang bersedia menerimanya harus siap berbeda dengan orang banyak, dan orang yang menerimanya hanya orang-orang yang tidak merasakan masalah bila ia harus merendahkan diri.

Nasihat Allah melalui Yeremia adalah nasihat yang jauh berbeda dan tidak biasa, yaitu disuruh untuk menerima ditawan dan tunduk kepada pemerintahan Nebukadnezar sementara waktu (hingga menanti nasihat berikutnya jika diterima), sementara pandangan umum yang dimiliki orang Yahudi adalah oleh karena sepanjang perjalanan mereka keluar dari Mesir mereka dipimpin untuk melawan kepada setiap kerajaan yang mencoba mengganggu keberadaan mereka, demikian pula saat itu mereka berusaha meminta bantuan bangsa Mesir untuk melawan kerajaan Babilonia (PR 261.1 – Yesaya 31:1) Ini kembali menunjukkan bahwa oleh karena pengalaman Yeremia ini merupakan contoh bagi umat Allah pada buah-buah pertama, maka demikian pula pekabaran makanan pada waktunya yang merupakan pekabaran 144000 adalah pekabaran yang bertentangan dengan pandangan-pandangan umum, suatu pekabaran perjalanan kelepasan yang tidak biasa.

 Dikatakan bahwa bila perkataan nabi Yeremia itu diterima, maka Zedekia telah menyelamatkan separuh diri dan keluarganya dari kebinasaan, hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang pembenaran oleh Iman….yaitu iman yang dibenarkan adalah iman + perbuatan,  jadi agar supaya lengkap suatu penerimaan akan kebenaran harus ditambahkan dengan perbuatan.)

 

 

 

Berikut pertentangan dengan pandangan umum tersebut yang dikarenakan Tuhan memberikan petunjuk atau nasihat bukan cara biasa yang telah dipahami, sehingga mengherankan banyak orang umum:

 

Sejak mulanya, Yeremia telah mengikuti suatu jalan yang tetap dengan nasihat supaya taat kepada bangsa Babel. Nasihat ini bukan saja hanya diberikan kepada Yehuda, tetapi kepada banyak bangsa di sekeliling. Pada permulaan pemerintahan Zedekia, para duta dari raja Edom, Moab dan Tirus, serta bangsa-bangsa lain mengunjungi raja Yehuda untuk mempelajari apakah menurut pertimbangannya waktunya menguntungkan untuk mengadakan suatu persekutuan dan apakah ia mau bergabung dengan mereka bertempur melawan raja Babel. Sementara para duta ini sedang menunggu jawabnya, Firman Tuhan datang kepada Yeremia, bunyinya, “Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.” Yeremia 27:2, 3. —–PR 256.3

 

Yeremia diperintahkan untuk menyampaikan kepada para utusan supaya mengatakan kepada raja mereka bahwa Allah telah menyerahkan mereka semua ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel itu, sehingga dengan demikian mereka harus “takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri.” Ayat 7. —–PR 256.4

 

Lebih jauh para utusan itu diberi petunjuk untuk memaklumkan kepada raja mereka bahwa jikalau mereka tidak mau takluk kepada raja Babel maka mereka akan dihukum “dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar,” sampai mereka musnah. Teristimewa mereka harus berpaling dari pengajaran para nabi palsu yang dengan kata lain harus diberi nasihat. “Janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu,” kata Tuhan memaklumkan, “juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu, dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu, Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel, sebab mereka bernubuat palsu kepadamu, dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa. Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah Firman Tuhan, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.” Ayat 8-11. Hukuman paling ringan yang dapat ditimpakan Allah yang berkemurahan kepada suatu bangsa yang begitu durhaka adalah menaklukkan diri kepada undang-undang Babel, tetapi jikalau mereka berperang melawan perintah melayani ini maka mereka harus merasakan kehebatan penuh daripada hukuman-Nya. —–PR 257.1

 

Di hadapan para imam dan orang banyak, Yeremia dengan sungguh-sungguh mendesak agar mereka mau tunduk kepada raja Babel. —–PR 257.3

 

Keheranan majelis bangsa-bangsa yang berkumpul tidak terhingga sama sekali ketika Yeremia, dengan membawa kuk penaklukan di sekeliling tengkuknya, menjadikan mereka sampai mengetahui kehendak Allah. —–PR 257.4

 

Catatan:

Perintah Tuhan dalam pengalaman Yeremia ini jauh bertentangan dengan kebiasaan dan pemahaman pada umumnya, dimana secara umum, baik umat Allah orang Yehuda maupun bangsa sekitar paham bahwa bangsa Israel ini adalah bangsa pilihan Tuhan Allah, sehingga mereka memahami setiap suatu bangsa mengganggu atau hendak mencelakakan bangsa Israel maka mereka akan dikalahkan oleh Tuhan. Disini menunjukkan bahwa suatu pelajaran bahwa umat Allah harus terus mengikuti perkembangan kebenaran atau perintah yang dibukakan kepadanya, sebagaimana dahulu perintah pelangi menggantikan pembinasaan oleh air, namun Nimrod masih tetap memahami pembinasaan oleh air.

———————

 

Contoh jumlah yang akan diselamatkan dari dalam sidang adalah jumlah yang kecil dari keseluruhan, ….. diantaranya terdapat Daniel bersama 3 temannya yang selamat — jelas mereka adalah orang-orang hasil menerima usaha Yeremia selama 40 tahun (sama seperti lambang 40 tahun Musa, lambang 40 hari murid-murid Yesus)

 

Nubuatan-nubuatan tentang malapetaka yang ditegaskan Yeremia ke atas orang-orang sisa yang memberontak terhadap Nebukadnezar dengan mengungsi ke Mesir disertai dengan janji-janji pengampunan kepada mereka yang bertobat dari kebodohan mereka dan bersedia untuk kembali. Sementara Tuhan tidak akan membiarkan hidup mereka yang meninggalkan nasihat-Nya dan beralih kepada pengaruh-pengaruh berhala orang Mesir yang memikat itu, namun Ia hendak menunjukkan kemurahan kepada mereka yang akan menunjukkan setia dan benar. “Hanya beberapa orang yang terluput dari pedang–jumlahnya kecil–yang akan kembali dari tanah Mesir ke tanah Yehuda,” Firman-Nya memaklumkan: “maka seluruh sisa Yehuda yang telah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana akan mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Ku atau perkataan mereka.” Yeremia 44:28.—–PR 266.4

 

TAHUN-TAHUN gelap kebinasaan dan kematian menandai tamatnya kerajaan Yehuda tentulah mendatangkan keputusasaan kepada hati yang gagah berani sekiranya tidak ada dorongan dalam ucapan-ucapan nubuatan utusan-utusan Allah. Melalui Yeremia di Yerusalem, melalui Daniel di istana Babel, melalui Yehezkiel di tepi sungai Khebar, dengan kemurahan Tuhan menjelaskan rencana-Nya yang kekal dan memberikan kepastian tentang kesediaan-Nya untuk menggenapkan kepada umat pilihan-Nya janji-janji yang tercatat di dalam tulisan-tulisan Musa. Bahwa apa yang telah difirmankan-Nya akan dilakukan-Nya kepada mereka yang terbukti benar pada-Nya, dengan pasti Ia akan menggenapinya. “. . . Firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” 1 Petrus 1:23. —–PR 268.3

 

DI ANTARA anak-anak Israel yang dibawa sebagai tawanan ke Babel pada permulaan tujuh puluh tahun penawanan itu terdapat patriot-patriot Kristen, yakni orang-orang yang benar kepada prinsip laksana baja, yang tidak mau dicemari dengan sifat mementingkan diri, tetapi yang mau menghormati Allah walaupun kehilangan segala sesuatu. Di negeri di mana mereka ditawan mereka harus menggenapi rencana Allah dengan memberikan berkat-berkat kepada bangsa-bangsa kafir yang datang melalui pengenalan akan Yehova. Mereka harus menjadi wakil-wakil-Nya. Mereka tidak akan pernah menyesuaikan diri dengan para penyembah berhala; iman mereka dan nama mereka sebagai para penyembah Allah yang hidup mereka akan pertahankan sebagai suatu kehormatan yang tinggi. Dan hal ini memang mereka lakukan. Dalam kemakmuran dan kemalangan mereka menghormati Allah, dan Allah menghormati mereka. —–PR 277.2

 

“Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya.” Dengan melihat di dalam diri orang-orang muda ini adanya kemampuan yang luar biasa, maka Nebukadnezar memutuskan bahwa mereka harus dididik untuk mengisi jabatan-jabatan penting dalam kerajaannya. Supaya mereka dapat memenuhi persyaratan sepenuhnya untuk pekerjaan seumur hidup mereka, ia mengatur supaya mereka mempelajari bahasa Kasdim dan selama tiga tahun diberikan keuntungan-keuntungan pendidikan khusus yang lazim diberikan bangsawan-bangsawan kerajaan. Nama-nama Daniel dan teman-temannya diganti dengan nama-nama yang melambangkan dewa-dewa orang Kasdim. Ada makna yang besar terkandung dalam nama yang diberikan oleh para orangtua Ibrani kepada anak-anak mereka. Seringkali makna ini adalah merupakan sifat tabiat yang ingin dilihat oleh orangtua berkembang dalam diri sang anak. Oleh penghulu yang bertanggung jawab di mana orang-orang muda tawanan ini di tempatkan, “Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego.”—— PR 278.1

 

Sang raja tidak memaksa orang-orang muda Ibrani itu meninggalkan iman mereka lalu menyembah berhala, tetapi ia mengharapkan dapat melakukan hal itu dengan pelahan-lahan. Dengan memberi mereka nama-nama yang melambangkan penyembahan berhala, dengan membawa mereka setiap hari berhubungan akrab dengan kebiasaan-kebiasaan menyembah berhala, dan di bawah pengaruh upacara-upacara perbaktian orang kafir yang memikat, ia berharap untuk membujuk mereka meninggalkan agama bangsa mereka dan bersatu dengan perbaktian orang-orang Babel. —– PR 278.2

 

Catatan:

Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah siswa dari pendidikan 40 tahun Yeremia, itulah sebabnya mereka mampu mempertahankan keberanian dan kesetiaannya sebagaimana contoh dari hasil pendidikan 40 tahun Musa di padang belantara dan lambang Yusak dan Kaleb hasil dari pendidikan 40 tahun perjalanan bangsa Israel berputar-putar di padang belantara, dan 30 tahun Yohanes Pembabtis hidup di padang gurun, dan juga lambang 40 hari murid-murid Yesus serta lambang 40 hari Musa naik ke gunung Sinai mendapatkan orang-orang Israel yang sudah terpisah dari mereka yang tidak setia.

Pendidikan 40 tahun Yeremia adalah sama dengan pendidikan Musa, dan lain-lainnya yaitu menghilangkan karekter MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI, jadi sepenuhnya hanya Allah saja yang jadi perhatiannya dan ketergantungannya.

KARUNIA KESANGGUPAN

 

TUHAN akan mengaruniakan kesanggupan bekerja kepada setiap pria dan wanita yang mau bekerjasama dengan kuasa Ilahi. Segala talenta yang diperlukan; keberanian, ketabahan, iman dan kebijaksanaan akan datang bila mereka mengenakan perisai Allah. Pekerjaan besar harus dibuat di dunia kita ini dan agen-agen manusia pasti akan menerima panggilan itu. Dunia harus mendengar amaran ini. Apabila panggilan datang, “Siapakah yang akan Aku utus, dan siapakah yang mau pergi?” jawablah dengan jelas, “Inilah aku, utuslah aku.” ——-ML 9.3

 

Para penonton yang tidak peduli, mungkin tidak menghargai atau tidak melihat pentingnya pekerjaan anda. Mereka menganggap pekerjaan anda mendatangkan kerugian, suatu kehidupan yang tidak dihargai dan penuh pengorbanan. Tetapi para pelayan Yesus melihatnya dalam terang yang bersinar dari salib. Pengorbanannya akan terlihat kecil dibanding dengan pengorbanan TUHAN, dan dia senang mengikuti jejak-Nya. —–ML 9.4

 

PEKERJAAN DALAM LAMBANG 40 TAHUN YEREMIA CONTOH SAINGAN

 

“Memang betul ada yang membeli buku-buku itu, lalu menyimpannya diatas rak atau hanya menjadi perhiasan meja di ruang tamu dan jarang membacanya. Namun Allah terus menjaga kebenaran-Nya, dan masanya akan datang bila buku-buku ini akan dicari dan dibaca.” —–ML 5.1

“Allah akan segera melakukan hal-hal besar untuk kita, jika kita mau percaya dan merendahkan diri di kaki-Nya. Lebih daripada seribu orang akan ditobatkan dalam sehari, dimana kebanyakan dari mereka diyakinkan pertama sekali dengan membaca terbitan kita. ——ML 5.2

Kita harus memperlakukan setiap baris terbitan kita yang berisi kebenaran zaman ini sebagai harta yang suci. Bahkan bagian dari risalah atau pamphlet pun harus dianggap sesuatu yang berguna. Siapa yang dapat menduga bahwa sehelai kertas yang berisi kebenaran tentang pekabaran malaikat ketiga akan mempengaruhi seseorang yang sedang mencari kebenaran? Hendaklah kita ingat bahwa seseorang akan senang membaca seluruh buku dan risalah yang kita sediakan. —-ML 5.3

Bila para anggota jemaat menyadari pentingnya penyiaran terbitan kita, mereka akan menggunakan lebih banyak waktu untuk pekerjaan ini. Risalah-risalah, traktat-traktat, dan buku-buku akan ditempatkan di rumah-rumah, dan mengabarkan injil melalui baris-baris tulisan itu… Gereja harus memberi perhatiannya terhadap pekerjaan penjualan buku. Inilah satu cara untuk menerangi dunia. Dengan demikian, jemaat akan muncul “laksana fajar mereka, indah bagaikan bulan purnama, becahaya bagaikan surya, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya.” —–ML 7.2

Tak ada waktu kita untuk disia-siakan. Kita mengemban pekerjaan penting, dan jika kita hamba yang lalai kita akan kehilangan pahala surga. Tetapi hanya sedikit yang mempunyai pandangan luas tentang apa yang dapat dicapai dengan menyiarkan terbitan kita secara pribadi dan bijaksana. Banyak orang yang tidak tertarik mendengar kebenaran melalui pendeta, akan mengambil dan mendalami risalah atau tulisan; banyak hal yang mereka baca sesuai dengan ide mereka, sehingga mereka tertarik membaca semua isinya.. –—- ML 8.3

Waktunya telah tiba bahwa sebagian besar pekerjaan ini harus dilakukan oleh para penginjil literature. Dunia ini sedang tidur dan sebagai penjaga mereka harus membunyikan lonceng amaran tentang bahaya yang sedang datang. Gereja-gereja tidak mengetahui datangnya amaran. Sering mereka dapat mempelajari kebenaran dengan sebaik-baiknya melalui upaya para penjual buku. —-ML 8.4

 

Victor T Houteff:

“Karena masa dan injil sudah berada pada jamnya yang terakhir, dan pekerjaan dengan sendirinya merupakan bidang yang amat luas dan penting, tetapi singkat sekali waktunya, maka Allah telah mengilhami manusia untuk menciptakan dan membangun berbagai macam alat dan mesin penghemat waktu dan tenaga yang bekerja secara ajaib, yang menguasai bumi — yaitu keajaiban-keajaiban yang sudah akan membingungkan imajinasi dan menurunkan kepercayaan generasi-generasi yang terdahulu, meskipun abad-abad sebelumnya itu “Dia yang tinggi dan maha tinggi yang mendiami kekekalan” Yesaya (57:15) menyatakan “Tetapi akan dikau, hai Daniel, tutuplah semua perkataan ini dan meteraikanlah kitab itu, bahkan sampai kepada akhir zaman, banyak orang akan berlarian pergi datang dan pengetahuian akan dipertambahkan.” Daniel 12:4.— Pembina Gedung Putih hal. 38

 

Catatan:

Melihat dari tulisan singkat ini, maka nyambung dengan pembelajaran kita lambang 40 tahun/40 hari/30 hari contoh saingan, maka jelas yang dapat memunculkan mereka yang tersembunyi adalah buku-buku atau sekarang ini dalam masa teknologi berkembang kesemuanya dapat juga di dalam bentuk tulisan digital/elektronik melalui media-media online, jadi bukanlah kehadiran kita dalam diskusi-diskusi perdebatan yang biasa dilaksanakan oleh orang-orang Advent.

Melalui postingan-postingan pelajaran-pelajaran kebenaran yang kita bagikan dalam media-media digital seperti contohnya di media sosial Facebook, untuk postingan tulisan atau pelajaran terdapat fasilitas penyimpanan yang bertahan bertahun-tahun, maka kata-kata “ dan masanya akan datang bila buku-buku ini akan dicari dan dibaca” dapat terpenuhi. Dengan demikian oleh karena tidak bertemunya para pekerja-pekerja literatur akhir zaman ini dengan para pembacanya, maka tergenapilah contoh saingan dari keluhan Elia di masa lalu yang tidak menyadari bahwa ada lagi Elia-Elia lain disamping dirinya.

PENUTUP

 

KESIMPULAN LAMBANG MASA PERALIHAN / LAMBANG CONTOH 40 TAHUN/HARI

 

Dari beberapa lambang masa peralihan atau suatu masa persiapan sebelum penugasan penting pengalaman umat-umat Allah, kita coba menganalisa dari 2 orang contoh yang Tuhan persiapkan sebelum penugasannya, yaitu Musa dan Yohanes pembabtis.

Bila kita cermati dalam pengalaman Musa dan Yohanes Pembabtis tidak keseluruhan 40 tahun dan 30 tahun mereka keseluruhannya adalah  satu jenis PENDIDIKAN MENJADI MANUSIA BARU, ternyata haruslah kita membaginya menjadi 2 bagian, yaitu saat meninggalkan manusia lama, meninggalkan/menghindari/menjauhi/merubah semua kebiasaan, gaya hidup, perhatian, kesukaan, minat, kecintaan, pemakluman terhadap kesalahan, kesemuanya itu kita dapat simpulkan sebagai BAGIAN PERTAMA,

Kemudian BAGIAN KEDUAnya adalah

Penyesuaian diri dengan semua tuntutan, proses membiasakan diri dengan gaya hidup baru, pikiran baru, perhatian baru.

Kapan bagian pertama Musa dan Yohanes pembabtis lakukan?……jawabannya adalah di AWAL PENDIDIKAN 40 TAHUN Musa meninggalkan Mesir atau 30 TAHUN Yohanes pembabtis meninggalkan pergaulan dan keluarganya. Lalu setelah Musa tinggal dipadang belantara dan Yohanes di padang gurun barulah mereka memasuki tahapan bagian kedua dari pendidikannya, yaitu Penyesuaian diri. Jadi Musa dan Yohanes bukan selama 40 tahun atau 30 tahun belajar meninggalkan  kesemua gaya hidup lamanya, jatuh bangun mereka jadi bukanlah dalam hal meninggalkan, akan tetapi dalam hal menyesuaikan, karena bila kita mau cermati adalah 2 hal yang berbeda jatuh bangun pada bagian meninggalkan dan jatuh bangun pada bagian penyesuaian, jatuh bangun pada tahap meninggalkan cenderung mengarah kepada kekalahan, tetapi bila sudah masuk dibagian  penyesuaian diri, kecenderungan kekalahan lebih kecil dan potensi untuk sepenuhnya sesuai jauh lebih besar dibandingkan bila orang masih di tahapan atau bagian meninggalkan.

Dari pengalaman Musa dan Yohanes Pembabtis tergambarkan hal tersebut, yaitu tahapan “meninggalkan” mereka lakukan di awal dari pendidikan 40 tahun dan 30 tahunnya bukan diakhir atau dipertengahan, jadi masa terpanjang dari waktu 40 tahun dan 30 tahun mereka adalah tahapan “penyesuaian diri”, dan oleh karena kepada kita dicontoh dan contoh saingankan, maka seharusnya sekarang ini kita sebagai siswa yang sama dari tahapan pendidikan persiapan pekerjaan besar yang akan dibebankan kepada kita, bukanlah diisi dengan bertele-tele, tawar-tawar atau menciptakan maaf-maaf, melainkan berjuang “menyesuaikan” menjadi manusia yang baru, bukan terus mempertahankan manusia lama kita.


Tahap terpanjang dari pendidikan persiapan adalah penyesuaian diri atau membiasakan diri dengan gaya hidup, prilaku, kebiasaan, budaya baru. Dibutuhkannya waktu panjang karena selain meninggalkan manusia lama kita, kepada kita juga harus diperoleh jaminan bahwa kita tidak akan kembali lagi jatuh, sebagaimana kata-kata Ellen G. White:

Tetapi orang-orang yang menunggu untuk melihat perubahan magis dalam karakter mereka tanpa menjalankan usaha untuk mengalahkan dosa, akan kecewa. Kita tak punya alasan untuk takut sementara menatap Yesus, tak ada alasan untuk ragu melainkan percaya bahwa Dia dapat menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepadaNya; tetapi kita boleh tetap takut kalau tabiat kita yang lama akan kembali merajalela, sehingga musuh itu akan memikirkan perangkap dimana kita akan kembali menjadi tawanannya. Kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar, sebab adalah Allah yang bekerja di dalam dirimu untuk menghendaki dan melakukan kesenangan baikNya.  Dengan kekuatan kita yang terbatas kita dapat suci dalam ruang lingkup kita sebagaimana Allah adalah suci dalam ruang lingkupNya. Pada tingkatan kemampuan kita, kita harus membuat manifestasi kebenaran dan kasih serta keunggulan karakter ilahi. Sebagaimana lilin mendapat tanda cetakan dari meterai, demikian pula jiwa memperoleh cetakan dari Roh Allah dan memegang teguh gambaran Kristus.  ——Maranatha 7 Agustus 227.2

 

Mereka yang hanya sedikit melatih imannya sekarang, berada dalam bahaya yang sangat besar untuk jatuh ke bawah kuasa penipuan Setan dan perintah pemaksaan hati nurani. Dan walaupun mereka tahan terhadap ujian itu, mereka akan terjerumus ke dalam kesusahan dan penderitaan yang lebih dalam pada waktu kesesakan itu, sebab mereka tidak membiasakan diri percaya kepada Allah. Pelajaran-pelajaran iman yang telah mereka lalaikan, terpaksa mereka harus pelajari di bawah tekanan keputusasaan yang hebat. Kita harus membiasakan diri sekarang dengan Allah dengan cara membuktikan janji-janji-Nya. Malaikat-malaikat mencatat setiap doa yang tekun dan sungguh-sungguh. Memang baik kita melakukan kepentingan diri kita namun tidak melalaikan persekutuan dengan Allah, yang paling dalam, penyangkalan diri yang paling besar dengan persetujuan-Nya adalah lebih baik daripada kekayaan, kehormatan, kesenangan dan persahabatan tanpa persetujuan-Nya. Kita harus mengambil waktu untuk berdoa. Jikalau kita membiarkan pikiran kita disibukkan oleh penarikan-penarikan dunia ini, mungkin Tuhan akan memberikan waktu bagi kita untuk membuangkan dari kita berhala-berhala emas, rumah, atau tanah-tanah yang subur—-KA 655.2

 

Tabiat tidak dibentuk oleh kesempatan. Tidak pula ditentukan oleh satu ledakan amarah yang tiba-tiba, selangkah yang mengarah pada tujuan yang salah. Hal itu merupakan tindakan yang diulang-ulangi sehingga menjadi kebiasaan lalu membentuk tabiat untuk kebaikan  atau kejahatan.—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Pengaruh Kasih Karunia 4 Agustus hal 238

Adalah … dengan mengulang-ulangi perbuatan maka tabiat itu dibentuk dan tabiat dikuatkan —-MABJ 209.2

Dengan demikian  bukanlah sekedar perubahan-perubahan sementara yang berpotensi akan dapat kembali lagi ke dalam sifat dan karakter manusia lama kita…..melainkan perubahan SECARA PERMANEN dan itulah AKHIR DARI PENDIDIKAN PERSIAPAN LAMBANG 40 TAHUN, 40 HARI ATAUPUN 30 HARI, yaitu DISELAMATKAN DARI DOSA bukan DALAM DOSA.


Dalam pendidikan 40 tahun atau 30 hari tersebut, kita harus menjadikan diri kita melihat setiap pelanggaran hukum adalah sesuatu yang MENJIJIKAN bukan sebaliknyanya membela dan mencintainya lagi sebagaimana sebelumnya.

Ilustrasi contoh untuk mudah dipahami adalah seperti perjalanan vegetariannya kita…… dahulu sebagian dari kita pemakan daging, mencintai makanan daging tersebut, bagaimana pada awal-awalnya meninggalkan dan bandingkan ketika kita telah lama dan telah menyesuaikan diri dengan pola makanan yang sudah tidak memakan daging, tentunya setelah meninggalkannya dan telah menjalani proses panjang kebiasaan hidup tanpa daging, maka sekarang kita sebaliknya dari dahulu, kita sekarang risih dan bahkan jijik melihat berbagai jenis makanan daging tersebut walaupun orang-orang banyak sangat menikmatinya, kita sudah tidak tergiur terhadap makanan daging tersebut…… karena apa karena KEBIASAAN KITA SUDAH BERUBAH, BUDAYA HIDUP KITA SUDAH BERBEDA, kemungkinan kembali memakan daging sudah tidak ada lagi.

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart