Sabat 29 Juni 2024
RENUNGAN PENDAHULUAN
” Nasihat dan amarannya, perkataan iman dan keberaniannya, diperlukan oleh setiap jiwa yang akan mempertahankan imannya “sampai kepada akhirnya.” Ibrani 3:14. Rasul itu berusaha mengajarkan kepada orang-orang percaya betapa pentingnya memelihara pikiran dari mengembara kepada pokok pikiran yang terlarang atau oleh menghambur-hambur tenaga pada persoalan yang tidak penting. Mereka yang tidak mau jatuh ke dalam tipu muslihat Setan, harus menjaga baik-baik jalan masuk ke dalam jiwa; mereka harus menghindarkan membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang mengusulkan buah pikiran yang tidak suci. Pikiran jangan hendaknya dibiarkan memikirkan secara serampangan setiap persoalan yang dianjurkan oleh musuh jiwa-jiwa. Hati harus dijaga dengan setia, kalau tidak kejahatan yang di luar akan membangkitkan kejahatan yang di dalam, dan jiwa itu akan mengembara dalam kegelapan. “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu pernyataan Yesus Kristus … jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah engkau menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” —–KR 437.4
Banyak orang yang mengaku percaya Firman Tuhan tampaknya tidak memahami pekerjaan musuh yang menipu. Mereka tidak menyadari bahwa akhir zaman sudah dekat, tetapi Setan mengetahuinya, dan ketika manusia tidur ia bekerja. Nafsu daging, nafsu mata, dan keangkuhan (kesombongan) hidup menguasai laki-laki dan perempuan. Setan sedang bekerja bahkan di antara umat Allah, untuk menyebabkan perpecahan. Keegoisan, korupsi, dan kejahatan dari segala jenis memegang teguh atas hati. Melalui banyak orang, Firman Tuhan yang berharga diabaikan. Sebuah novel atau buku cerita menarik perhatian…….yang menggairahkan imajinasi dilahap dengan penuh semangat, sementara Firman Tuhan dikesampingkan———– HP309.2
Jalan dunia biasanya mulai dengan kebesaran dan kesombongan. Jalan Allah adalah menjadikan hari perkara-perkara kecil sebagai permulaan kemenangan mulia dari kebenaran dan keadilan. Kadang-kadang Ia melatih para pekerja-Nya dengan mendatangkan kepada mereka kekecewaan dan kegagalan yang datang membayang. Adalah maksud-Nya supaya mereka belajar menguasai kesulitan-kesulitan. —–PR 345.3
Kita harus menjaga diri terhadap satu penyimpangan dari kebenaran; karena satu pelanggaran, satu pengabaian manifestasi roh Kristus, membuka jalan bagi satu lagi, masih satu lagi sampai pikiran dikuasai oleh prinsip-prinsip musuh. Kalau dibangun, roh mementingkan diri sendiri menjadi nafsu yang mengganyang yang tak dapat dikalahkan kecuali dengan kuasa Kristus. — Testimonies jld. 6, hlm 264, 265. –——PyM 37.3
BEBERAPA RESUME PEMBELAJARAN SABAT 15 JUNI 2024:
- Pola penyampaian kebenaran makanan pada waktunya:
KEBENARAN KRISTUS:
- Terkait dengan pokok pelajaran PEMBANGUNAN DAN REFORMASI dan HAL-HAL YANG AKAN DATANG:
Kebenaran firman/amaran/petunjuk
+
(harus ada) Kebenaran contoh
&
Perkara/peristiwa
+
(harus ada) Khayal/nubuatan
- Kebenaran contoh : Pengalaman Ibrahim
Pekabaran dari Allah datang kepada Ibrahim, “Keluarlah engkau dari negerimu dan daripada kaum keluargamu dan dari dalam rumah bapamu, pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu kelak.” Agar supaya Allah dapat melayakkan dia bagi tugasnya yang besar sebagai pemelihara hukum-hukum yang suci itu, Ibrahim harus dipisahkan dari pergaulan masa kanak-kanaknya. Pengaruh kaum kerabat dan sahabat-sahabatnya akan menghalangi latihan-latihan yang akan Tuhan berikan kepada hambaNya. Karena Ibrahim sekarang, dengan satu cara yang istimewa mempunyai hubungan dengan sorga, ia harus hidup di antara orang-orang asing. Tabiatnya harus berbeda daripada orang-orang di dalam dunia ini. Ia sendiri tidak dapat menjelaskan segala tindakan yang telah diambilnya agar dapat dimengerti oleh sahabat-sahabatnya. Perkara-perkara rohani harus dipahami secara rohani, motif yang menggerakkan tindakannya tidak dapat dipahami oleh kaum keluarganya yang menyembah berhala-berhala itu.—-PB1 123.1
……Kita harus hidup sebagai pengembara dan orang asing di dunia ini jikalau kita ingin memperoleh “satu negeri yang lebih baik yaitu sorga.” ayat 16. Mereka yang menjadi anak-anak Ibrahim, akan berusaha memperoleh kota yang dicari oleh Ibrahim, “yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.” .—– PB1 170.1
- Kebenaran contoh : Pengalaman kehancuran kota Sodom dan Gomora
Sebelum kehancuran Sodom, Allah telah mengirimkan satu berita kepada Lut, “Lari lepaskanlah nyawamu, janganlah kamu menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di seluruh padang ini; larilah kamu ke gunung, supaya kamupun jangan binasa.” Kejadian 19:17. Suara amaran yang sama telah terdengar oleh murid-murid Kristus sebelum kehancuran Yerusalem: “Tetapi apabila kamu nampak Yerusalem dilingkungi oleh laskar, lalu kamu ketahui, bahwa kebinasaannya sudah dekat. Pada masa itu hendaklah orang yang di tanah Yudea lari ke gunung, dan orang yang di dalam negeri itu hendaklah lari keluar dan orang di luar negeri itu jangan masuk ke dalamnya.” Lukas 21:20-21. Mereka tidak boleh berlambatan untuk menyelamatkan sesuatu dari harta benda mereka, melainkan harus menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menyelamatkan diri. —–PB1 165.3
Ada satu usaha untuk lari ke luar, satu perpisahan dari yang jahat, satu usaha untuk menyelamatkan diri. Demikianlah itu terjadi pada zaman Nuh; demikian pula dengan Lut; demikian juga dengan murid-murid sebelum kehancuran Yerusalem; dan demikian pula akan terjadi pada zaman akhir. Sekali lagi suara Allah terdengar dalam satu amaran, memerintahkan umatNya untuk memisahkan diri dari kejahatan yang sedang merajalela. —–PB1 165.4
…..Sebagaimana pada zaman Nuh dan Lut, harus ada satu perpisahan yang nyata dari dosa dan orang-orang yang berdosa. Tidak akan ada kompromi antara dunia ini dengan Allah, tidak akan ada penyimpangan untuk memperoleh harta duniawi. “Tiadalah dapat kamu bertuhankan Allah bersama-sama dengan Mammon.” Matius 6:24. —–PB1 166.1
- Pelajaran godaan setan kepada hukum Adam dan Hawa serta Yesus setelah puasa 40 hari
Ada 3 pengaruh dosa tercipta pada peristiwa adam dan hawa dan juga rayuan setan kepada Yesus, yaitu
- Kerusakan selera,
- Keinginan memuliakan/meninggikan diri (melalui mempertunjukan/ pameran),
- Cinta terhadap dunia/kekayaan (Melalui hasutan kemuliaan diri/setara dengan Allah tentunya juga akhirnya akan kepada cinta terhadap dunia/harta kekayaan).
Dengan demikian melalui kebenaran firman/amaran/petunjuk dan dilengkapi kebenaran contoh kita dituntut kepada :
TUNTUTAN
PEMBANGUNAN DAN REFORMASI
PELAJARAN DAMPAK DARI PELANGGARAN HUKUM ADAM DAN HAWA DAN SERANGAN SETAN YANG TERUS DIRASAKAN HINGGA DI AKHIR ZAMAN
Asal mula kejatuhan:
Kutipan Roh Nubuatan | Catatan ulasan |
Sebenarnya Lucifer bisa saja tetap berkenan kepada Allah, dikasihi dan dihormati oleh seluruh malaikat surga, dan menjalankan kuasanya yang mulia untuk memberkati yang lain-lain serta memuliakan Penciptanya. Tetapi kata nabi itu, “Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu.” (Yehezkiel 28:17). Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan suatu keinginan untuk meninggikan diri sendiri. “Ka-rena hatimu menempatkan diri sama dengan Allah.” “Engkau yang tadi-nya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendi-rikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi.” (Yehezkiel 28:6; Yesaya. 14:13-14). Gantinya berusaha membuat Allah yang tertinggi dalam kasih dan kesetiaan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, Lucifer berusaha untuk memenangkan pelayanan dan penghargaan mereka untuk dirinya sendiri. Dan karena menginginkan kehormatan yang dikaruniakan Bapa Semawi kepada Anak-Nya, lalu penghulu malaikat ini menginginkan kuasa yang hanya Kristus saja memiliki hak prerogatif itu.—-KA517.2
| Kecantikan atau sesuatu yang melebihi dari yang lain dapat menjadi bumerang dan pintu masuk bagi pelanggaran, berikut petunjuk tersebut: …..Bakat atau talenta dan pendidikan memang dianggap sebagai karunia Allah. Tetapi kalau karunia ini dibuat menggantikan kesalehan, bilamana kemampuan ini membuat orang jauh dari Allah yang seharusnya membawa orang lebih dekat kepada-Nya, maka bakat, talenta dan pendidikan itu akan menjadi kutuk dan jerat. Pendapat yang tersebar luas mengatakan bahwa semua yang tampak sopan atau kehalusan budi bahasa dan tingkah laku dalam berbagai hal, berhubungan dengan Kristus. Ini adalah suatu kekeliruan besar. Sifat-sifat ini memang haruslah menjadi tabiat orang Kristen, karena akan mendatangkan pengaruh yang kuat bagi agama yang besar. Tetapi sifat-sifat itu haruslah diabdikan kepada Allah, atau kalau tidak, itu juga dapat menjadi alat ampuh bagi kejahatan. Banyak orang yang terdidik dan yang bertingkah laku yang menyenangkan, yang tidak tunduk kepada apa yang biasanya dianggap sebagai tindakan tak bermoral, sebenarnya hanyalah alat yang sudah digosok mengkilap di tangan Setan. Tabiat tersembunyi dan menipu dari pengaruhnya dan teladannya menjadikannya seorang musuh yang lebih berbahaya kepada kepentingan Kristus daripada mereka yang acuh tak acuh dan yang tidak beradab dan tidak berpendidikan. ——-KA 533.3
|
Roh ketidakpuasan sebelumnya tidak dikenal di surga. Pada mulanya Lucifer tidak melihat ke arah mana ia sedang hanyut; ia tidak mengerti sifat perasaannya yang sesungguhnya. Tetapi pada waktu ketidakpuasannya terbukti tanpa alasan, Lucifer yakin bahwa ia salah, bahwa tuntutan Ilahi adalah benar dan adil, dan ia harus mengakuinya demikian di hadapan segenap warga surga. Seandainya ia melakukan hal ini, maka ia dapat menyelamatkan dirinya dan banyak malaikat lain. Pada waktu itu belum seluruhnya ia meninggalkan kesetiaannya kepada Allah. Walaupun ia sudah meninggalkan kedudukannya sebagai kerub yang berjaga (menaungi), namun seandainya ia mau kembali kepada Allah, mengakui hikmat Pencipta, dan puas dengan mengisi kedudukan yang telah ditetapkan baginya di dalam rencana besar Allah, maka ia akan dikembalikan kepada jabatartnya yang semula. Tetapi keangkuhan menghalanginya untuk menyerah. Ia tetap mempertahankan jalannya, dengan mengatakan bahwa ia tidak perlu bertobat dan tunduk sepenuhnya kepada Penciptanya dalam pertentangan besar ini.—–KA 519.1 | 1. Roh ketidakpuasan sebelumnya tidak dikenal di surga. 2. Muculnya roh ketidakpuasan adalah dari adanya pengaruh PERASAAN, artinya PERASAAN bertolak belakang dan cenderung berbanding terbalik dengan RATIO dan kesombongan/keangkuhannya dalam bacaan ini adalah buah dari PERASAAN, maka tampaknya dapatlah dipahami bahwa PERASAAN adalah tempat bagi PIKIRAN DOSA
|
Untuk menangani dosa, Allah hanya dapat menggunakan keadilan dan kebenaran. Setan dapat menggunakan apa yang Allah tidak dapat atau tidak mau gunakan—sanjungan yang berlebihan dan penipuan atau kecurangan. Ia telah berusaha memalsukan firman Allah dan telah menyalahtafsirkan rencana pemerintahan-Nya di hadapan malaikat-malaikat, mengatakan bahwa Allah tidak adil dalam memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan atas penghuni surga; sehingga di dalam menghendaki penyerahan dan penurutan dari makhluk-makhluk-Nya, Ia hanya berusaha meninggikan diri-Nya sendiri. Oleh sebab itu harus ditunjukkan di hadapan penghuni surga serta dunia-dunia lain, bahwa pemerintahan Allah adalah adil, dan hukum-hukum-Nya adalah sempurna. Setan menunjukkan seolah-olah ia berusaha untuk memajukan kebaikan alam semesta. Sifat yang sebenarnya perampas kekuasaan itu dan tujuannya yang sebenarnya harus dimengerti oleh semua. Ia harus mempunyai waktu untuk menyatakan dirinya oleh pekerjaan-pekerjaannya yang jahat. .—–KA 521.2 | Dari kata-kata ini menguatkan kita bahwa PERASAAN adalah sesuatu yang Allah tidak dapat atau tidak mau gunakan. Pelajaran contoh dari peristiwa kejatuhan Adam dan Hawa ini menerangkan petunjuk Ellen G. White tentang perasaan:
“Agama Kristus adalah bukan suatu agama perasaan belaka. Anda tidak mungkin dapat bergantung pada perasaan-perasaan untuk sesuatu bukti perkenan oleh Allah, karena perasaan-perasaan itu berubah-ubah. Anda harus menanamkan kakimu pada janji-janji firman Allah …… dan belajar hidup oleh iman. “Segera seseorang mulai mempertimbangkan perasaan-perasaannya, maka ia berada pada pijakan yang berbahaya.” – In Heavenly Places, p. 126. |
Oleh karena tidak ada lagi kebebasan untuk membangkitkan pemberontakan di sorga, permusuhan setan terhadap Tuhan mendapat satu arena baru dalam rencananya untuk menghancurkan umat manusia. Di dalam kebahagiaan dan damai yang dinikmati oleh pasangan yang suci di Eden, ia melihat satu gambaran kemuliaan yang telah hilang daripadanya untuk selama-lamanya. Didorong oleh rasa iri hati, ia bertekad untuk menghasut mereka agar memberontak, dan mendatangkan kepada mereka kesalahan dan hukuman dosa. Ia akan mengubah kasih mereka menjadi sifat tidak percaya, dan nyanyian pujian mereka menjadi kata-kata celaan terhadap Khalik mereka. Dengan demikian ia bukan saja akan menjerumuskan mahluk-mahluk yang tidak berdosa ini ke dalam penderitaan yang sama yang sedang dialaminya tetapi juga akan mendatangkan celaan kepada Allah, dan menimbulkan kedukaan di dalam sorga.—–PB1 42.1 | Diawali karena merasa diri lebih cantik daripada lainnya yang dipupuk terus menerus, mendorong Lusifer merasa seharusnya ialah yang menduduki posisi Yesus.
Menyambung dengan penjelasan pada paragraf sebelumnya jelas “rasa iri hati” ini adalah pengaruh dari KESOMBONGAN/KEANGKUHAN lawan dari rendah hati. |
Catatan:
Dengan kejatuhan Lucifer yang memiliki ketidak puasan terhadap Allah sebagai dorongan dari keinginannya lebih ditinggikan daripada yang lainnya bahkan termasuk juga keinginannya merebut kedudukan anak Allah, maka dapatlah kita bayangkan dan pahami mengapa dunia saat ini setelah lambang materai kuda merah hingga hari ini tidak kita jumpai kedamaian diantara manusia adalah karena dengan satu saja Lucifer di dalam sorga telah menciptakan kerusakan terhadap pemerintahan Allah, tidak lah heran bila sekarang ini ada bermilyar-milyar manusia yang tertular keinginan Lucifer mengungguli dan menonjolkan dirinya dari antara manusia lainnya, sehingga persaingan, peperangan, perebutan kedudukan, kekerasan terhadap sesama demi untuk mengungguli lainnya tidak pernah berhenti diantara manusia dan bangsa-bangsa.
Satu-satunya bila diinginkan terjadi kembali kedamaian sebagaimana sebelumnya adalah HARUS DIMUSNAHKAN PENYEBAB HADIRNYA KETIDAK PUASAN DAN ROH MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DARI SELURUH PEMERINTAHAN SORGA.
Godaan setan kepada Adam dan Hawa:
“Agar supaya dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa kelihatan, 𝐬𝐞𝐭𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐥𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐥𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚—𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐚𝐥𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐢𝐩𝐮𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚. 𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐢𝐭𝐮 𝐮𝐥𝐚𝐫 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐞𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐡𝐥𝐮𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐜𝐞𝐫𝐝𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢 𝐛𝐮𝐦𝐢 𝐢𝐧𝐢. Dia mempunyai sayap dan bilamana terbang di udara ia memberikan satu penampilan yang berkilauan serta memiliki warna keemasan yang indah dan menarik. Hinggap di atas dahan yang sarat oleh buah-buah yang dilarang itu sambil memuaskan dirinya dengan buah yang lezat itu, ia merupakan satu hal yang menarik perhatian dan menyukakan mata yang memandangnya. Demikianlah di dalam taman yang penuh damai itu menyelinap sipembinasa itu sambil mengamat-amati mangsanya.” —-PB1 44.1
| Alasan ia tidak datang secara langsung dalam diri Lucifer sebagai malaikat, karena kepada Adam dan Hawa telah diingatkan untuk berhati-hati akan adanya malaikat yang jatuh, sehingga ia memilih datang dalam wujud yang lain, yang tidak dikenali. Dan pilihannya kepada ular jelas dapat kita pahami bahwa karena kejatuhannya Lucifer dari paragraf sebelumnya diatas kita telah baca bahwa itu adalah pengaruh dari adanya PERASAAN, maka demikian pula cara ia merayu menjatuhkan manusia juga dengan membawa pengaruh RASA kepada Adam dan Hawa, yaitu mempengaruhinya dengan pengaruh MENYUKAKAN MATA MEMANDANG. |
Malaikat-malaikat telah mengamarkan Hawa agar jangan memisahkan diri dari suaminya sementara sedang asyik dengan pekerjaan mereka sehari-hari dalam taman itu; bersama-sama dengan suaminya ia berada dalam bahaya pencobaan yang lebih kecil daripada kalau ia berjalan sendirian. Tetapi sedang asyik dalam tugas yang menyenangkan itu, dengan tidak sadar ia telah meninggalkan suaminya. Pada waktu ia menyadari bahwa ia sendirian ia merasakan adanya bahaya, tetapi sambil mengusir rasa takutnya itu, ia merasa bahwa ia mempunyai akal budi dan kekuatan yang cukup untuk mengetahui serta menolak yang jahat. Dengan tidak mengindahkan amaran-amaran malaikat-malaikat segera ia mendapati dirinya sedang melihat-lihat pohon yang dilarang itu dengan perasaan ingin tahu bercampur dengan rasa kekagumannya. Buahnya memang indah sekali, dan ia bertanya-tanya dalam dirinya mengapa Tuhan telah menahan buah ini dari mereka. Sekarang adalah kesempatan untuk sipenggoda itu. Seakan-akan mengetahui apa yang sedang dipikir-pikirkan oleh Hawa, ia berkata kepada perempuan itu: “Barangkali firman Tuhan begini: jangan kamu makan buah-buah segala pohon yang ada di dalam taman ini?” Hawa merasa heran dan terkejut karena seolah-olah ia dapat mendengar gema dari pikirannya. Tetapi ular itu meneruskan, dengan suatu suara yang merdu, memberikan pujian akan kecantikannya; dan kata-katanya bukanlah sesuatu yang tidak menyenangkan. Gantinya lari dari tempat itu ia tetap berdiri di sana sambil mengagumi seekor ular yang dapat berkata-kata. Kalau saja ia telah disapa oleh suatu mahluk seperti malaikat-malaikat, rasa takutnya akan bangkit; tetapi ia tidak pernah memikirkan bahwa ular yang indah itu dapat dijadikan sebagai satu alat musuh yang sudah jatuh ke dalam dosa.—–PB1 44.2
| 1. Walaupun Hawa belum jatuh dalam dosa, namun ia telah memiliki bakat meninggikan diri, sehingga menjadi titik lobang bagi penggodaan. 2. Hawa telah membiasakan dirinya menggunakan RASA lebih daripada Adam, (tidak ada catatan yang menunjukkan Adam juga mengagumi buah dari pohon terlarang, Ia cenderung menggunakan RATIO sebelum ia terpengaruh oleh HAWA) 3. Dengan Lusifer dikatakan seakan-akan mengetahui apa yang dipikir-pikir Hawa, Lusifer menerapkan bagaimana kelemahan dirainya kepada Hawa yaitu membesar-besarkan penggunaan RASA daripada RATIO. 4. Dengan penekanan terhadap penggunaan RASA inilah Lusifer sejak kejatuhan Hawa terus menekankan manusia berdosa menilai banyak hal dengan RASA
|
Begitulah cara setan bekerja semenjak zaman Adam sampai sekarang ini, dan melalui cara ini ia telah beroleh hasil yang gemilang. Ia menggoda manusia untuk meragukan kasih Allah dan hikmatNya. Ia senantiasa berusaha membangkitkan roh ingin tahu yang tidak hormat, satu keinginan yang didorong oleh rasa gelisah dan bertanya-tanya untuk mendalami rahasia hikmat serta kuasa ilahi. Di dalam usaha mereka untuk menyelidiki apa yang disembunyikan Tuhan dari mereka, banyak orang telah mengabaikan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakanNya dan yang perlu bagi keselamatan. Setan menggoda manusia untuk berbuat pelanggaran oleh memimpin mereka untuk mempercayai bahwa mereka sedang memasuki satu bidang pengetahuan yang ajaib. Tetapi semuanya ini adalah suatu penipuan belaka. Dirangsang oleh keinginan untuk lebih maju, mereka, dengan menginjak-injak tuntutan Allah, sedang menjejakkan kaki mereka pada jalan yang menuntun mereka kepada kemerosotan dan kebinasaan.—-PB1 45.2
| Dengan cara menggunakan dan membangkitkan pikiran yang dipengaruhi oleh PERASAAN setan bekerja hingga zaman paling terakhir sekarang ini dan walaupun contoh telah diberikan sekian banyak dari kejatuhan banyak manusia, namun terbukti penggunaan PERASAAN ini masih merupakan alat yang paling ampuh dan memberi hasil yang gilang gemilang bagi setan menaklukan manusia.
Dari membaca pengalaman kejatuhan manusia pertama ini kita dapat saksikan penggunaan PERASAAN ini ternyata cukup luas sekali, yaitu antara lain kita dapatkan keinginan meninggikan diri, memutar balik, menyederhanakan, meragukan, mengalihkan perintah Allah.
Bahkan dalam kutikan ini penggunaan PERASAAN ini berhasil membawa orang mengabaikan kebenaran-kebenaran yang perlu bagi keselamatan. Ternyata pengaruh penggunaan PERASAAN sangat besar bahayanya. |
Setan menyatakan kepada pasangan yang suci itu, bahwa mereka akan menjadi orang-orang yang beruntung dengan melanggar hukum Allah. Bukankah dewasa ini juga kita mendengar ucapan yang sama ini? Banyak orang yang membicarakan tentang kepicikan daripada mereka yang mentaati hukum Allah, sementara mereka sendiri mengaku mempunyai pendapat yang lebih luas dan menikmati kebebasan yang lebih besar. Apakah makna hal ini selain daripada satu gema daripada satu suara di Eden, “Pada hari engkau makan buah itu”—melanggar tuntutan ilahi—”engkau akan menjadi seperti Allah?” Setan mengaku telah menerima perkara-perkara yang baik dengan jalan memakan buah yang dilarang itu, tetapi ia tidak memperlihatkan bahwa oleh pelanggaran itu ia sudah terbuang dari sorga. Sekalipun ia telah mendapati bahwa dosa itu mengakibatkan satu kerugian yang tidak terhitung, ia telah menyembunyikan penderitaannya agar dapat menarik orang lain kepada keadaan yang sama. Demikian juga sekarang ini orang-orang yang melanggar berusaha untuk menyembunyikan tabiat mereka yang sebenarnya; boleh jadi ia mengaku suci; tetapi pengakuannya yang tinggi itu hanyalah menjadikan dirinya sebagai seorang penipu yang berbahaya. Ia berada di pihak setan, menginjak-injak hukum Allah dan memimpin orang lain untuk berbuat hal yang sama, yang akan mengakibatkan kebinasaan mereka.——PB1 45.3
| Pada paragraf ini kita kembali ditunjukkan bahwa oleh menggunakan PERASAAN setan mendorong orang lebih banyak membicarakan tentang KEPICIKAN atau KESUSAHAN, KESULITAN atau PENDERITAAN daripada bagaimana mempelajari/memahami dan menuruti petunjuk-petunjuk yang Tuhan telah berikan. Kesemua pengabaian mentaati hukum Allah ini berkaitan dengan paragraf sebelumnya, yaitu dikarekan mereka MENGABAIKAN KEBENARAN YANG PERLU BAGI KESELAMATAN.
Berbicara tentang KEPICIKAN atau KESUSAH, KESULITAN dan PENDERITAAN tentunya bukanlah berbicara tentang KEPICIKAN YAKUB yang akan dirasakan oleh calon 144000, karena dikatakan oleh Ellen G. White “Bukankah dewasa ini kita mendegar ucapan yang sama ini?”, kata-kata ini tentunya dimaksudkan kepada pembicaraan orang-orang pada umumnya. KEPICIKAN atau KESUSAH, KESULITAN dan PENDERITAAN tersebut tentunya adalah berbagai kesulitan dan kesusahan dalam perjalanan hidup sehari-hari atau beban hidup. |
Ular itu memetik buah pohon yang dilarang itu dan meletakkannya di tangan Hawa yang merasa agak ragu-ragu. Kemudian ia mengingatkan kepadanya akan kata-katanya sendiri bahwa Tuhan telah melarang mereka untuk menjamahnya agar jangan mereka mati. Ia tidak akan menderita sesuatu yang lebih besar dengan memakan buah itu, katanya, daripada dengan menjamahnya. Melihat bahwa tidak ada akibat buruk apa-apa yang terjadi terhadap apa yang diperbuatnya, Hawa menjadi lebih berani. Tatkala ia melihat “sedap kepada pemandangan mata, yaitu sebatang pohon asyik akan mendatangkan budi, maka diambilnya daripada buahnya, lalu dimakannya, serta diberikannya pula kepada lakinya, maka iapun makanlah.” Memang rasanya sedap dan bilamana ia memakannya, ia seolah-olah merasakan adanya satu kuasa yang menggairahkan hidupnya dan membayangkan bahwa ia sedang memasuki suatu kehidupan yang lebih mulia. Tanpa perasaan takut sedikitpun ia memetik dan memakannya. Dan sekarang, setelah ia melakukan pelanggaran, ia menjadi alat setan dalam membinasakan suaminya. Dengan satu perasaan gembira yang aneh dan ganjil, dengan tangan yang dipenuhi oleh buah-buahan yang dilarang itu, ia mencari suaminya dan menceritakan segala sesuatu yang terjadi. —-PB1 46.2
| 1. Disini kita lihat bahwa sebelum Hawa memakan dan mengetahui rasa dari buah tersebut, sebagaimana diparagraf sebelumnya ia telah terkesan dengan RASA daripada RATIOnya, baru dari situlah pertahanannya untuk tidak memakan buah tersebut goyah. 2. Hawa dengan memakan buah tersebut, membuat ia jadi mengenal selain baik dan jahat, mengenal rasa sedap dan tidak sedap, dan tentunya membuat ia jadi mengenal hal-hal yang lain yang saling bertolak belakang, sehingga membuka untuk timbul kecenderungan-kecenderungan yang berseberangan dengan kondisi awalnya yang hanya mengenal segala sesuatu itu hanya dari sisi yang baik dan benar, sebagaimana dalam paragraf awal Luciferpun tidak pernah mengenai “ketidakpuasan”. |
Menjawab pertanyaan sipenggoda itu ia berkata: “Boleh kami makan buah pohon yang ada dalam taman ini, akan tetapi akan buah pohon yang di tengah taman itu adalah firman Allah: jangan engkau makan atau jamah akan dia supaya jangan engkau mati. Lalu kata ular kepada perempuan itu: Niscaya tiada kamu akan mati, melainkan telah diketahui Allah akan hal jika engkau makan buah itu, tak dapat tiada pada ketika itu juga celiklah matamu dan engkau jadi seperti Allah, sebab mengetahui baik dan jahat.” —–PB1 44.3
Sambil memakan buah pohon itu, ia mengatakan, bahwa mereka akan tiba kepada suatu keadaan hidup yang lebih mulia dan memasuki satu bidang pengetahuan yang lebih luas lagi. Ia sendiri telah memakan buah yang dilarang itu dan sebagai akibatnya, ia telah memperoleh kesanggupan untuk berkata-kata. Dan ia telah menghasutnya sambil mengatakan bahwa Tuhan didorong oleh rasa cemburu telah menahan buah ini dari mereka, agar jangan mereka itu menjadi setara dengan diriNya. Adalah disebabkan oleh karena khasiatnya yang ajaib, yang dapat memberikan hikmat dan kuasa, sehingga Ia telah melarang mereka untuk mengecap bahkan menjamahnya. Si penggoda itu menjelaskan bahwa amaran ilahi itu tidak akan menjadi satu kenyataan; itu hanya sekedar menakut-nakuti mereka. Bagaimana mungkin mereka itu akan mati? Bukankah mereka sudah memakan buah pohon alhayat? Tuhan sedang berusaha mencegah mereka jangan tiba kepada satu keadaan yang lebih mulia dan memperoleh kebahagiaan yang lebih besar. —–PB1 45.1
| Paragraf ini menjelaskan bagaimana Lucifer mentrasfer keinginannya/nafsunya ingin memperoleh kedudukan yang tinggi, hasil dari pengaruh kepada manusia ini, mendorong manusia menjadi pribadi yang mengejar kemuliaan diri, keunggulan diri, menjadikan dirinya utama, kesemuanya ini menggantikan seluruh pengetahuan yang sebelumnya telah tertanam dalam diri manusia yaitu HANYA ALLAH YANG MULIA.
Dari paragraf ini, kita dapat saksikan bagaimana cara setan yang berhasil mempengaruhi manusia yang awalnya sama sekali tidak mengenal KETIDAKPUASAN, tidak mengenal MEMENTINGKAN DIRI, tidak mengenal MENGUNGGULKAN DIRI, TIDAK MENGINGINKAN KESETARAAN DENGAN ANAK ALLAH, yaitu dengan HASUTAN dan HASUTANnya dilakukan dengan PEMUTAR BALIKAN KEBENARAN. |
Kepada Adam, Allah berkata, “Bahwa sebab telah engkau mendengar akan kata binimu serta sudah makan buah pohon, yang telah kupesan kepadamu jangan engkau makan dia, maka terkutuklah bumi itu sebab engkau, maka dengan kesusahan engkau akan makan hasilnya seumur hidupmu. Maka bumi itu akan menumbuhkan bagimu duri dan onak, dan sayur-sayuran di ladang akan menjadi makananmu. Maka dengan berpeluh mukamu engkau akan makan rezekimu sehingga engkau kembali pula kepada tanah, karena daripadanya engkau telah diambil; bahwa abulah adanya, maka kepada abupun engkau akan kembali juga.”—–PB1 50.3 | Disini kita paham bahwa bekerja mencari makan/nafkah adalah untuk KEPENTINGANNYA SENDIRI…..artinya sebelumnya manusia yang suci dan makluk lainnya yang suci……HANYA MENGENAL KEPENTINGAN/MEMULIAKAN ALLAH, keseluruhan kebutuhannya termasuk makanan telah tersedia, sehingga Tidak ada dipahami KEPENTINGAN SENDIRI. Lalu melakukan hal berkaitan dengan KEPENTINGAN SENDIRI antara lain bekerja untuk makanan itu adalah akibat dari DOSA, jadi keberadaan KEPENTINGAN SENDIRI pada dasarnya hanya sementara selama dosa itu masih ada. Tanggung jawab manusia awalnya hanyalah satu yaitu MEMULIAKAN ALLAH, namun setelah kejatuhannya dalam dosa, maka menjadi memiliki 2 kewajiban, yaitu kewajiban utama yang tetap yaitu MEMULIAKAN ALLAH dan kewajiban yang baru yaitu bagi kepentingan dirinya sendiri. Awalnya melaksanakan untuk kepentingan sendiri ini adalah penderitaan akibat dari dosa, namun dalam perkembangannya kepentingan diri sendiri ini berkembang oleh karena dampak dari penggunaan PERASAAN yang salah satunya KEINGINAN MENINGGIKAN DIRI SENDIRI, kemudian perlahan-lahan menjadi perhatian dan usaha utama dan dan pada akhirnya KEWAJIBAN UTAMANYA MEMULIAKAN ALLAH YANG DAHULU TIDAK MEMILIKI PESAING pada akhirnya terlebih di akhir zaman ini sudah tidak ada lagi orang yang menjalankan dan mengetahui bagaimana MEMULIAKAN ALLAH itu, mayoritas termasuk sidangNya Laodekia mengejar MEMULIAKAN DIRI. Sehingga bagi kita yang telah memiliki kebenaran makanan pada waktunya termasuk gulungan kebenaran yang makin terbuka yang berjuang MEMULIAKAN ALLAH di lingkungan sekitar berada seharusnya sudah sangat jauh berbeda, dan tersiksa….. bilapun bila tidak didapati atau tidak dirasakan perbedaan adalah KARENA KITA MASIH BERADA DALAM MANUSIA LAMA DAN HANYUT MENYESUAIKAN DIRI DENGAN BUDAYA DAN KEBIASAAN MEREKA YANG BERHASIL DIMENANGKAN PENGARUH PERASAAN OLEH SETAN. |
Dan kehidupan yang disertai dengan kesukaran dan pergumulan itu yang harus menjadi nasib manusia sejak saat itu telah ditetapkan dalam kasih. Itu adalah satu disiplin yang diperlukan sebagai akibat daripada dosanya, untuk menolong mengendalikan pemanjaan nafsu dan selera makan, untuk mengembangkan kebiasaan mengendalikan diri. Itu adalah sebagian daripada rencana Allah yang besar untuk memulihkan manusia dari kehancuran serta kemerosotan yang diakibatkan oleh dosa.—-PB1 51.3
| Pengaruh dari setan melalui PERASAAN adalah mendorong manusia mencintai dirinya sendiri, menjadi budak nafsu dan cinta serta makananpun menjadi bagian dari pemanjaan diri sendiri.
Sehingga peperangan manusia sekarang ini dari melawan DIRI SENDIRI adalah melawan NAFSU dan SELERA, kesukaran dan pergumulan adalah sarana yang digunakan Tuhan menghilangkan penguasa diri kita: Allah dalam kasihNya yang agung berupaya menumbuhkan di dalam kita kasih karunia Roh Kudus yang amat berharga itu. Ia mengizinkan kita menghadapi penderitaan, aniaya dan kekerasan, bukan sebagai suatu kutuk, tetapi sebagai suatu berkat yang terbesar di dalam hidup kita. Setiap pencobaan yang ditolak, setiap penderitaan yang ditanggung dengan berani, memberikan kita suatu pengalaman baru dan meningkatkan kita dalam pembangunan tabiat. Jiwa yang melalui kuasa ilahi menolak pencobaan menyatakan kepada dunia dan kepada seluruh alam semesta faedahnya kasih karunia Kristus.—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Tujuan Kasih Karunia 16 April hal 120
|
Godaan terhadap malaikat-malaikat
Dengan meninggalkan tempatnya di hadapan. Allah, Lucifer pergi untuk menyebarkan roh ketidakpuasan di antara malaikat-malaikat. Sambil bekerja dengan diam-diam dan misterius, dan untuk sementara menyembunyikan maksudnya yang sebenarnya dengan berpura-pura tampak menghormati Allah, ia berusaha untuk membangkitkan ketidakpuasan terhadap hukum-hukum yang mengatur makhluk-makhluk surgawi, dengan mengatakan bahwa mereka dibebani dengan pembatasan-pembatasan yang tidak perlu. Oleh karena alamiah mereka adalah suci, ia mendorong malaikat- malaikat itu untuk mengikuti kehendak hati mereka sendiri. Ia berusaha mendapatkan simpati, dengan mengatakan bahwa Allah telah memperlakukannya dengan tidak adil dengan memberikan penghormatan tertinggi bagi Kristus. Ia mengatakan bahwa dalam cita-citanya untuk memperoleh kuasa dan penghormatan yang lebih besar bukan karena bercita-cita mau meninggikan diri, tetapi untuk memperoleh kebebasan bagi segenap penghuni surga, agar dengan begitu mereka boleh memperoleh eksistensi yang lebih tinggi. —–KA 518.2
Allah, dalam kemurahan-Nya yang besar, bersabar terhadap Lucifer. Ia tidak segera diturunkan dari kedudukannya yang tinggi itu pada waktu pertama sekali ia menunjukkan roh ketidakpuasan, atau bahkan pada waktu ia mulai menyatakan tuntutannya di hadapan malaikat-malaikat yang setia. Lama ia dipertahankan tetap di surga. Berkali-kali ia diampuni dengan syarat pertobatan dan penyerahan serta tunduk kepada Allah. Usaha-usaha seperti ini, yang hanya kasih dan hikmat yang tak terhingga saja yang bisa memberi, telah dibuat untuk meyakinkannya mengenai kesalahannya. Roh ketidakpuasan sebelumnya tidak dikenal di surga…… —–KA 518.3
| Kembali kita ditunjukkan oleh Ellen G. White bagaimana setan mendapatkan hati para malaikat-malaikat yang sebanyak 1/3 di langit, yaitu sama dengan bagaimana awalnya ia jatuh yaitu melalui KETIDAK PUASAN, artinya sebagaimana analisa kita di atas di awal kejatuhan setan membangunkan penggunaan PERASAAN kepada malaikat-malaikat tersebut.
Dalam paragraf bagian bawah sama halnya dengan yang telah dibahas di awal “Roh ketidakpuasan sebelumnya tidak dikenal di surga”, artinya juga tidak ada MEMENTINGKAN DIRI ada dikenal di dalam sorga dan tentunya seluruh alam semesta. |
Godaan setan kepada Yesus:
Banyak orang yang memandang perjuangan antara Kristus dan Setan ini sebagai sesuatu yang tidak mengandung hubungan istimewa dengan kehidupan mereka; dan bagi mereka hal itu kurang penting. Tetapi di dalam hati setiap manusia peperangan ini diulangi. Tidak pernah seseorang meninggalkan barisan kejahatan dan masuk ke dalam pekerjaan Allah tanpa menemui serangan Setan. Segala pencobaan yang dilawan Kristus itulah juga yang kita rasa begitu sukar untuk melawannya. Pencobaan itu dikerahkan kepadaNya dengan derajat yang sama kuatnya sebagaimana keadaan tabiatNya jauh lebih tinggi daripada kepribadian kita. Dengan beratnya dosa yang dahsyat yang menekan Dia, Kristus melalui ujian terhadap selera, terhadap kecintaan kepada dunia ini, dan kecintaan terhadap pertunjukan yang menuntun kepada sifat takabur. Inilah pencobaan yang mengalahkan Adam dan Hawa, dan yang mudah sekali mengalahkan kita. —–Kerinduan Segala Zaman 1 hal 109.4
| Kembali lagi kita saksikan dari pengalaman Yesus sendiri menghadapi godaan setan di atas gunung setelah Ia menjalankan puasa penuh selama 40 hari, godaan terhadap selera, cinta kepada dunia dan kecintaan untuk pertunjukan atau dapat dipahami keinginan memperlihatkan kelebihan diri kepada orang-orang lain.
Ketiga dosa ini akar dari berbagai dosa-dosa turunannya yang makin berkembang hingga di akhir dunia ini. |
Catatan:
Ada 3 pengaruh dosa tercipta pada peristiwa adam dan hawa dan juga rayuan setan kepada Yesus, yaitu
- Kerusakan selera,
- Keinginan memuliakan/meninggikan diri (melalui mempertunjukan/pameran),
- Cinta terhadap dunia/kekayaan (Melalui hasutan kemuliaan diri/setara dengan Allah tentunya juga akhirnya akan kepada cinta terhadap dunia/harta kekayaan).
Pada awalnya kedua manusia ini diciptakan sempurna dan suci sebagaimana malaikat-malaikat. Memperhatikan nama buah terlarang tersebut adalah pengetahuan baik dan jahat, maka dapat disimpulkan Adam dan Hawa berikut dengan semua mahluk yang suci di seluruh alam semesta hanya memiliki pengetahuan tentang hal yang baik saja, tidak sama sekali ada yang mengetahui dari hal apa itu kejahatan, berarti mereka dalam kesemua hal mereka hanya memiliki satu saja pengetahuan, bukan dua sisi pengetahuan yang saling bertolak belakang seperti kita sekarang yang sudah mengenal dosa.
Sehingga mereka tidak mengetahui, banyak hal dari sisi sebelah yang berlawanan dengan kehendak Allah sebagaimana setelah mereka jatuh dalam dosa, seperti nyaman – tidak nyaman, enak – tidak enak, sedap – tidak sedap, indah dan tidak indah, menyenangkan – tidak menyenangkan, gembira – sedih, bahagia – susah/menderita, sehat – sakit, tertawa – menangis.
Sebagai contoh tidak sama sekali mampu mengecap rasa “sedap” atau “tidak sedap”, sehingga dari pengaruh dosa inilah muncul selera dalam diri manusia berdosa, sehingga ketika Tuhan memberikan Manna yang merupakan makanan sorga kepada bangsa Israel mereka menolaknya, kemudian juga kedua manusia ini awalnya tidak tidak sama sekali mempermasalahkan posisinya dengan Allah, sama sebagaimana malaikat-malaikat lainnya tidak memiliki keinginan mementingkan diri bahkan meninggikan diri sejajar dengan Allah, kesemuanya hanya berpusat kepada pelayanan kepada Allah . Namun akibat pengaruh hasutan setan sejak saat itu manusia hingga kita sekarang dipengaruhi keinginan berjuang memperoleh kemuliaan meninggikan diri sebagai tujuan dalam segala praktek hidupnya, mereka sudah tidak mampu kembali menjadi seperti kondisinya yang semula yang lugu penuh pemikiran yang murni tertuju sepenuhnya kepada Allah saja.
Keluguan Hawa inilah membuat kewaspadaannya lemah, sedangkan Adam tetap terjaga karena ia tidak mencoba-coba untuk tidak mendengar nasihat Allah dan malaikat. Ke tidak waspadaan Hawa dimanfaatkan oleh setan.
Pada ketiga hal ini kita dapat saksikan dengan jelas sekali di lingkungan sekitar kita hidup, orang-orang secara umum dunia, tidak terkecuali orang-orang gereja Advent baik tua maupun muda, miskin kaya, sehat maupun tidak sehat kesemuanya diperhamba oleh selera dan mengejari memperoleh penghormatan.
Dimana mana bermunculan restoran-restoran menawarkan berbagai jenis makanan-makanan yang memenuhi pemanjaan selera dan mereka terikat dan tidak mampu menghindar dari sandera selera lidah.
Kemudian dari melihat sekitar juga kita saksikan bagaimana dunia politik, kekuasaan termasuk pendidikan mengakomodir ambisi-ambisi orang untuk memuliakan diri sendiri termasuk dunia perdagangan juga tidak kalahnya dalam menyediakan semua sarana-sarana pemanjaan diri sendiri, pakaian-pakaian/mode-mode hadir memenuhi hasrat memuliakan diri, tempat-tempat plesiran makin berkembang, permainan-permainan, pertandingan-pertandingan olahraga disediakan, perkembangan kendaraan, design-design tempat tinggal dan lain sebagainya yang kesemuanya berubah makna dari diciptakan untuk pemanfaatan fungsi berubah kepada pemenuhan selera design/model yang akhirnya kesemuanya dipertunjukkan sebagai bukti kepada PEMULIAAN DIRI SENDIRI dan CINTA DUNIA.
Dan alangkah sedihnya kita ada disana dan kita berada di dalam keterikatan pengaruh dan budaya/gaya/kebiasaan hidup berbagi dengan mereka orang-orang dunia
Akibatnya:
Kita yg awalnya jelas adalah dari bangsa non Israel yang oleh karena menerima kebenaran Kristus kita di cangkokan ke pada keturunan Abraham (Galatia 3:7,8,14,29), maka kita ketika datang berkenalan dengan kebenaran ini masih membawa roh budaya/gaya/kebiasaan orang-orang dunia sekitar yang kita diskusikan diatas, sehingga kecenderungan kita adalah hidup sama seperti orang-orang dunia hidup, minat kita sama dengan orang dunia, mimpi kita sama dengan orang dunia, harapan kita sama, cita-cita kita sama, pilihan-pilihan dalam banyak hal sama, pemaafan-pemaafan/pemakluman sama, cara mendidik anak sama, mimpi-mimpi kita untuk anak-anak, alasan mengirimkan anak untuk sekolah juga sama, termasuk yang kita benci, hindari/jauhi, musuhi, aibkan, tabukan pun sama dan yang ditakuti/dikawatirkan dari kehidupan dan masa depanpun sama dengan orang-orang dunia pada umumnya.
Dan alangkah sedihnya… .karena orang dunia tidak kenal kebenaran Tuhan, maka yang dituntut/diwajibkan, dihidari oleh kebenaran Tuhan, dilarang oleh kebenaran Tuhan, dibahayakan oleh kebenaran Tuhan TIDAK DIHINDARI atau DILARANG DAN TIDAK DIPANDANG BAHAYA OLEH KITA ORANG-ORANG CALON UMAT-UMATNYA, amaran-amaran Tuhan yang tegas resikonya … ..tidak ditakuti, bahkan diremehkan dipandang sederhana dan mudah… ..terlebih kita hidup dalam periode Tuhan menerapkan sikap panjang sabar – masa kasihan atau yang dalam contohnya sama seperti masa selama 120 tahun zaman nabi Nuh yang sama sekali tidak ada dampak apapun terhadap pelanggaran hukum.
Oleh karena itulah amaran untuk kita yg hidup pada jam mendekati kelepasan 144000/mendekati seruan keras pekabaran malaikat ke 3…… .tahapannya sebelum bertugas langkah awalnya adalah BERPISAH DARI DUNIA supaya kita menghentikan CARA BERPIKIR KITA, MINAT, KEINGINAN, MIMPI, HARAPAN, PERHATIAN, KEPEDULIAN, KEKAWATIRAN, KETAKUTAN KITA YANG SAMA PERSIS SEPERTI MEREKA,ORANG DUNIA.
MENGGANTIKAN DENGAN PERHATIAN, MINAT, HARAPAN, MIMPI, KEPEDULIAN, KEKAWATIRAN, KETAKUTAN HANYA KEPADA AMARAN-AMARAN, NASIHAT, PETUNJUK TUHAN
INI BAGIAN DARI PEMBANGUNAN DAN REFORMASI PEKABARAN DARI 144000
Mungkin bila kita amati sekitar kita, banyak kita temui orang-orang dunia yg baik hati namun karena mereka tidak mengenal kebenaran dan mereka adalah hasil dari pendidikan formil dan non formil orang dunia maka fokusnya adalah hasil pengaruh lusifer ke Hawa, yaitu pemuliaan diri sendiri/upaya memunculkan diri sendiri dalam persaingan hidup, sehingga walaupun menurut ukuran-ukuran dunia mereka adalah orang baik, tidak mencuri merampok, merugikan orang lain bahkan lebih peduli kepada sesama daripada kita… ..tetapi bagaimanapun karena tujuan hidupnya ada pemuliaan diri sendiri, bukan kepada Tuhan…… maka kitapun dituntut memisahkan diri dengan mereka.
Walaupun pengaruh setan atas 3 dosa tersebut telah berlangsung ribuan tahun, yaitu pertama 4000 tahun di masa Yesus, ternyata kita dapat saksikan dalam sebelum upacara cuci kaki perjamuan suci, jelas sebagai akhir dari pendidikan 3 ½ tahun Yesus bersama-sama dengan mereka, jelas Yesus tidak berhasil menghilangkan pengaruh atas dari dosa Hawa dan godaan setan kepada Yesus yaitu memuliakan diri sendiri dan mencintai kekayaan dunia, Ia hanya mampu membenahi dampak dari dosa selera murid-muridNya, maka diperlukan pendidikan lanjutan 40 hari, dan dalam 40 hari tersebut fokus Yesus adalah membenahi manusia lama murid-muridNya Penelitian terhadap hal tersebut lebih lanjut kita membaca kepada pelajaran berikutnya “
”MEMBANDINGKAN PERINTAH YESUS PADA PENDIDIKAN 3 ½ TAHUN DAN DALAM 40 HARI”
MEMBANDINGKAN PERINTAH YESUS PADA PENDIDIKAN 3 ½ TAHUN DAN DALAM 40 HARI
Dalam pendidikan 3 ½ tahun:
Selama tiga setengah tahun murid-murid mendapat petunjuk dari Guru yang terbesar yang pernah dikenal dunia. Oleh perhubungan pribadi dan pergaulan, Kristus melatih mereka untuk pekerjaan-Nya. Setiap hari mereka berjalan dan bercakap-cakap dengan Dia, mendengarkan perkataan-Nya yang menghibur orang yang lelah dan yang berbeban berat, dan melihat kenyataan kuasa-Nya untuk kepentingan orang sakit dan yang dirundung malang. Kadang-kadang Ia mengajar mereka, duduk dengan mereka di lereng gunung; kadang-kadang di tepi pantai atau sementara berjalan, Ia menyatakan rahasia kerajaan Allah. Di mana saja hati terbuka untuk menerima pekabaran Ilahi, Ia membukakan kebenaran untuk jalan keselamatan. Ia tidak memerintahkan murid-murid-Nya untuk melakukan ini atau itu, tetapi mengatakan, “ Ikutlah Aku. ” Dalam perjalanan-Nya melalui negeri dan kota-kota Ia membawa mereka serta-Nya, supaya mereka melihat bagaimana Ia mengajar orang banyak. Mereka mengadakan perjalanan dengan Dia dari tempat ke tempat. Mereka mengambil bagian dari makanan-Nya yang sederhana dan seperti Dia kadang-kadang lapar dan sering lelah. Di jalan-jalan yang ramai, di tepi danau, di padang pasir yang sunyi, mereka beserta dengan Dia. Mereka melihat Dia pada setiap segi kehidupan.—-KR 15.2
Catatan:
- Dari bacaan ini menunjukkan bahwa murid-murid dalam 3 ½ tahun mereka belajar bersama Yesus, mendengar hotbah-hotbah Yesus, artinya mereka menerima kebenaran pada waktunya, kemudian mereka juga belajar dan memahami karakter dan pribadi Yesus dalam prilakuNya, namun sejauh yang kita ketahui di akhir penamatan pendidikan 3 ½ tahunnya, mereka ternyata masih saling berselisih berebut tempat paling tinggi dari antara mereka sendiri, menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka baru menerima Yesus sebagai kebenaran, mengenal, mengerti dan mempercayai, namun mereka belum menghidupkan karakter prilaku Yesus dalam praktek hidupnya. Mereka sebagaimana dimulai tahun 27 awal pemanggilan mereka, mereka menginginkan menjadi murid Yesus sebagai perbaikan status sosialnya, pada akhir 3 ½ tahunpun mereka masih bercita-citakan hal yang sama, tidak didapatkan manusia baru dalam diri mereka, tidak ada rendah hati, kerelaan, pengorbanan diri sebagaimana Yesus teladannya, sehingga diperlukan tambahan waktu pendidikan untuk menuntaskan kekurangan hasil pendidikan,
- Sebagaimana kita telah membaca sebelumnya di saat sebelum Yesus ditangkap, ternyata murid-muridNya tidak ada yang mengenali siapa Yesus itu sebenarnya bila tidak dibantu oleh Roh Kudus, maka jelas bahwa bila hanya berbekal pendidikan 3 ½ tahun yang dilewati murid-muridNya, maka bila tetap Tuhan curahkan Roh Suci Hujan Awal waktu itu, maka tentunya mereka akan membagikan kepada banyak orang dan banyak bangsa pemahaman mereka yang salah, yaitu Yesus akan mendirikan kerajaanNya di dunia ini, dan mereka akan mengumpulkan orang-orang yang berambisi seperti mereka yang berebutan kedudukan di dalam kerajaan impian mereka. Tidak ada pemahaman tentang misi Yesus menebus dosa dan membebaskan manusia dari belenggu dosa dan tidak ada orang yang mengenali siapa Yesus itu sebenarnya selain hanya sejajar dengan Raja Saul, Raja Daud dan Raja-Raja Israel lainNya yang adalah manusia berdosa yang sama dengan mereka.
- Terlihat bahwa perjalanan Yesus bersama-sama murid-muridNya dengan menghibur orang yang lelah dan yang berbeban berat, dan memperlihatkan kuasa-Nya kepada orang sakit dan yang dirundung malang yang dilakukan dari tempat ke tempat tidak berhasil membuat mereka merubah karakter, mimpi, harapan manusia lama mereka, perjalanan Yesus tampak adalah perjalanan pengumpulan calon pekerja-pekerja potensial dari penerima Roh Suci Hujan Awal.
Artinya dari kaca mata kebenaran kita di akhir zaman sebagai contoh saingannya, PEMBANGUNAN DAN REFORMASI belum terwujud di akhir 3 ½ tahun.
Dalam pendidikan 40 hari:
Pembenahan pemahaman-pemahaman mereka terhadap nubuatan yang sebelumnya belum dapat mereka mengerti
Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2
Selama hari-hari yang digunakan oleh Kristus dengan murid-muridNya, mereka memperoleh suatu pengalaman yang baru. Sementara mereka mendengar Tuhan mereka yang kekasih menjelaskan Kitab Suci dalam terang dari semua yang telah terjadi, iman mereka kepada-Nya dikuatkan dengan sepenuhnya. Mereka tiba di tempat di mana mereka dapat mengatakan, “ Aku tahu kepada siapa aku percaya. ” 2 Timotius 1:12. Mereka mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka, untuk melihat bahwa mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran yang dipercayakan kepada mereka. Peristiwa mengenai kehidupan Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan yang menunjuk kepada peristiwa ini, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk pengampunan dosa–kepada segala perkara ini mereka telah menjadi saksi, dan harus memberitahukannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——KR 23.3
Mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurang percayaan mereka (yang belum mereka lakukan dalam pendidikan 3 ½ tahun)
Sementara murid-murid menunggu kegenapan perjanjian itu, mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurangpercayaan mereka. Sementara mereka teringat akan perkataan yang diucapkan oleh Kristus kepada mereka sebelum kematian-Nya, mereka pun lebih mengerti akan maksud yang sebenarnya. Kebenaran yang telah berlalu dari ingatan mereka dibawa sekali lagi kepada pikiran mereka, dan ini mereka ulangi satu sama lain. Mereka sendiri menyesal karena salah mengerti akan Juruselamat. Bagai suatu prosesi, pemandangan demi pemandangan tentang hidup-Nya yang luar biasa lewat di hadapan mereka. Sementara mereka merenungkan tentang kehidupanNya yang suci, mereka merasa bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu sukar, tidak ada pengorbanan yang terlampau besar, kalau saja mereka dapat bersaksi dalam kehidupan mereka kepada keindahan tabiat Kristus. Oh, jikalau seandainya mereka bisa mengulangi lagi masa tiga tahun hidup bersama-sama, pikir mereka, alangkah berbedanya tindakan mereka! Jikalau mereka dapat melihat Tuhan sekali lagi, betapa sungguhsungguh mereka berusaha untuk menunjukkan kepada-Nya akan dalamnya mereka mengasihi Dia, dan betapa mereka menunjukkan rasa berdukanya mereka karena telah menyusahkan Dia dengan suatu perkataan atau perbuatan yang kurang percaya! Tetapi mereka telah dihiburkan oleh pikiran bahwa mereka telah diampuni. Dan sejauh mungkin mereka memutuskan, mereka akan tebus ketidakpercayaan mereka dengan berani mengakui Dia di hadapan dunia.——-KR 31.1
Catatan:
Dari bacaan pengalaman murid-murid Yesus dahulu, terlihat perbedaan pendidikan 3 ½ tahun dan 40 hari dari materi pendidikan dan fokus sasaran, yaitu bila dahulu kepada mereka terdapat 2 hal yang mereka harus lakukan, yakni menjala orang-orang untuk menjadi pengikut Kristus dan pembangunan dan reformasi terhadap diri mereka sendiri, sedangkan dalam 40 hari fokus sasaran secara intensif kepada pembangunan dan reformasi diri mereka sendiri, atau PEMBENAHAN TERHADAP PRIBADI MANUSIA HASIL DARI PENGUMPULAN CALON-CALON PEKERJA ROH SUCI HUJAN AWAL.
KARENA APA TUHAN MENGKHUSUSKAN PENDIDIKAN 40 HARI TERSEBUT KE DALAM PRIBADI MURID-MURIDNYA, TIDAK IA TEKANKAN KEPADA PENGUMPULAN ORANG-ORANG YANG MASIH DAPAT DITOBATKAN DARI BANGSA YAHUDI…..JAWABANNYA ADALAH KARENA MURID-MURIDNYA DALAM 3 ½ TAHUN TERBUKTI HANYA MAMPU BERPISAH DENGAN DUNIA/LINGKUNGAN/KELUARGA DAN MAMPU BERTAHAN MENGALAHKAN ANIAYA, HINAAN, DIKUCILKAN/DIASINGKAN, DIREMEHKAN, HUJATAN, AKAN TETAPI ………MEREKA TIDAK MAMPU MENGALAHKAN DIRINYA SENDIRI.
Mengenai jumlah mereka berkembang dari 11 orang menjadi 120 orang, oleh karena tidak ada catatan yang jelas selain kutipan-kutipan di atas, maka kemungkinan yang dapat kita pahami adalah mereka adalah hasil dari pekerjaan Yesus selama perjalanan 3 ½ tahun, seperti Yusuf dari Arimatea, Nikodemus, Maria Magdalena, Maria ibuNya, Lasarus dan orang-orang lainnya yang menerima banyak mujizat-mujizat Yesus, kesemuanya tampaknya turut ikut dikucilkan/diasingkan dari antara orang banyak selama 40 hari tersebut.
Setelah pendidikan 40 hari selesai, barulah mereka layak menerima pencurahan Roh Suci Hujan Awal dan menuntaskan tugas Yesus pergi ke seluruh dunia menjadikan mereka muridNya (contoh saingan 144000 telah juga selesai pendidikan 40 hari dan memperoleh pencurahan Roh Suci Hujan Akhir)
Sebelum naik ke surga, Kristus memberikan kepada murid-muridNya tugas mereka. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menjadi wali dari kehendak dalam mana Ia mewariskan kepada dunia harta kehidupan yang kekal. Kamu menjadi saksi tentang hidup pengorbanan-Ku demi kepentingan dunia, kata-Nya kepada mereka. Kamu telah melihat pekerjaan-Ku bagi Israel. Dan meskipun umat-Ku tidak mau datang kepada-Ku supaya mereka bisa hidup, meskipun imam-imam dan penghulu-penghulu telah berbuat kepada-Ku sebagaimana yang mereka rencanakan, meskipun mereka telah menolak Aku, mereka masih juga akan mempunyai kesempatan yang lain untuk menerima Anak Allah. Kamu telah melihat bahwa semua orang yang datang kepada-Ku dan mengaku dosa mereka, Aku terima dengan tangan terbuka. Ia yang datang kepada-Ku sekali-kali Aku tidak akan menolaknya. Kepadamu, murid-murid-Ku, Aku serahkan pekabaran kemurahan ini. Hal itu akan diberikan kepada orang-orang Yahudi dan orang kafir— mula-mula kepada Israel, dan kemudian kepada segala bangsa, bahasa dan kaum. Semua orang yang percaya akan dikumpulkan di dalam satu sidang. —-KR 24.1
Kehadiran Kristus yang dapat dilihat sudah hampir ditarik dari muridmurid-Nya, tetapi pemberian kuasa yang baru adalah bagian mereka. Roh Kudus harus dikaruniakan dalam kepenuhannya, memeteraikan dia untuk pekerjaannya. “Dan Aku,” kata Juruselamat “akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Lukas 24:49. “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah 1:5, 8.—-KR 26.3
Catatan:
Perintah mengajar disini kita dapat saksikan berkaitan dengan setelah mereka menerima kehadiran Roh Kudus dalam kepenuhannya , bukan di dalam masa pendidikan 40 hari, hal ini terlihat dari kata-kata “Kehadiran Kristus yang dapat dilihat sudah hampir ditarik dari murid-murid-Nya”.
PENUTUP
Karakter dan pengalaman kita sendirilah yang menentukan pengaruh kita terhadap orang lain. Untuk meyakinkan orang lain tentang kuasa kasih karunia Kristus, kita harus mengetahui kuasanya di dalam hati dan hidup kita sendiri. Injil yang kita hadirkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa haruslah Injil yang olehnya jiwa kita sendiri diselamatkan. Hanya melalui iman yang hidup di dalam Kristus sebagai Juruselamat pribadi, pengaruh kita dapat dirasakan di dunia yang skeptis. Jika kita ingin menarik orang berdosa keluar dari arus yang deras, kaki kita sendiri harus berdiri kokoh di atas Batu Karang, Kristus Yesus. —– AG 276.6