<< Go Back

Sabat 15 Juni 2024

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Amaran Sekarang jilid 1 no. 35 “Tuhan Kebenaran Kita”:

 

Matius 6 : 27 – 34:

“Siapakah di antara kamu dengan khawatirnya dapat melanjutkan umurnya barang sedikitpun? Dan mengapakah kamu khawatir dari hal pakaianmu? Perhatikanlah bunga bakung di padang, bagaimana mereka itu tumbuh; tiada mereka bekerja, dan tiada pula mereka memintal benang; namun Aku mengatakan kepadamu, bahwa walaupun Solaiman dalam segala kemuliaannya tiada ia dihiasi seperti salah satu dari pada segala kuntum bunga itu. Olehnya itu, jika sedemikian itu Allah menghiasi rumput di padang yang ada pada hari ini, dan esoknya dibuang ke dalam dapur api, tidakkah Ia akan lebih menghiasi kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu khawatir sambil mengatakan, Apa yang akan kami makan, atau apa yang akan kami minum, atau dengan apakah kami akan dihiasi? (Karena semua perkara inilah yang dikejar oleh orang-orang Kapir) karena Bapa samawimu mengetahui, bahwa kamu membutuhkan semua perkara ini. Tetapi caharilah dahulu olehmu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua perkara ini akan dipertambahkan kepadamu. Oleh karena itu janganlah kamu khawatir akan hari esok, karena hari esok itu ada kekhawatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

 

Janganlah khawatir akan hari esok, karena hari esok akan mengawasi dirinya sendiri – mengapa membuang-buang waktu memikirkan hal-hal yang tidak akan timbul? Mengapa khawatir bagaimana kamu akan mengisi perutmu dan dengan apa kamu akan menutupi dirimu besok jika semua itu diperhatikan sekarang? Mengapa khawatir mengenai segala kebutuhanmu, mengapa tidak khawatir tentang bagaimana memajukan Kerajaan AlIah? Dengan melakukan kerja extra untuk membangun tenda-tenda atau memperbaiki sepatu untuk nafkah adalah benar kalau saja tidak anda katakan, “Saya hendak melakukan ini dan lainnya dan memperoleh uang untuk membeli dan membangun ini atau itu.” Saudara sebaliknya harus mengatakan, “Jika Allah berkenan, saya hendak melakukan ini atau itu, supaya saya dapat sampai ke sini atau sampai ke sana, supaya saya dapat berbuat ini dan lainnya demi kemajuan kepentingan-Nya”. Apapun tujuan yang ada di balik tindakanmu, ia itu harus demi kemajuan KerajaanNya.

 

Mengapa tidak anda menaruh perhatian utama terhadap pekerjaan-Nya? Mengapa tidak terhadap Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, supaya “semua perkara ini dapat dipertambahkan kepadamu”? Mengapa bekerja untuk memberi makan kepada dirimu sendiri? Mengapa tidak bekerja bagi Allah dan membiarkan Dia memberi makan dan memberi pakaian bagimu? Ia adalah jauh lebih mampu untuk memberikan kepadamu dari pada kemampuanmu sendiri. Mengapa tidak membiarkan Dia mengawasi pekerjaanmu, mengawasi rumahmu, mengawasi tubuhmu?

 

Sementara anda melaksanakan permintaan-Nya, maka Ia tidak akan pernah melalaikan anda. Mengapa tidak melakukan ini dan menjadi seorang Kristen yang lengkap? Mengapa menjadi hanya Kristen dalam nama, tetapi seorang Kapir daIam hati dan iman? Jangan lagi bekerja bagi diri sendiri, bekerjalah bagi Allah dan bebas dari kekhawatiran, bebas dari keharusan mencari nafkah menurut caramu sendiri. Para nelayan Galilea, sementara mereka mencari ikan dalam caranya sendiri mereka terus gagal, tetapi setelah mereka membuang pukatnya di tempat yang dianjurkan Yesus, maka selekas pula pukat mereka dipenuhi dengan ikan.

 

Ketahuilah pertama-tama, bahwa Allah tidak berkenan dalam usahamu yang mementingkan diri, melainkan dalam dirimu dan usaha penyelamatan-Nya. Oleh sebab itu tidak perlu anda melayani mammon (diri sendiri), lalu pada waktu yang sama mengharapkan berkat-Nya bagi berbagai kepentingan dari mammon itu. Tak seorangpun juga di dunia ini dapat bekerja bagi kepentingan dirinya sendiri dan masih mengharapkan lagi dari perusahaannya untuk mengangkatnya, atau mempertahankannya pada sesuatu jabatan. Tidak ada majikan yang mempekerjakan orang-orang karena ia ingin pegawainya memperoleh nafkah, melainkan hanya karena ia ingin agar usahanya dapat dilayani. Ketahuilah, bawah pekerjaan Allah adalah jauh lebih penting dan mempunyai akibat-akibat yang menjangkau jauh ke depan dari pada setiap usaha perorangan dan bahwa Allah adalah jauh lebih teliti dan tepat dari pada setiap orang yang pernah ada atau pun akan ada kemudian.

 

Berita-berita Terakhir Bagi Ibu, sub judul “Hamba-hambaNya di masa depan”:

 

Saudara-Saudaraku, jika engkau memilih untuk memperoleh bagian dalam pekerjaan yang terbesar ini, yaitu tindakan memahkotai dalam penebusan dunia ini, maka engkau harus secepatnya sekarang bersiap-siap. Janganlah kekhawatiran-kekhawatiran akan hidup ini merampas dari padamu mahkota kehidupan yang kekal itu. Janganlah menawarkan maaf-maaf untuk tidak melakukan sesuatu perubahan; janganlah berdiri di pihak orang-orang itu yang mengatakan: “Saya sudah membeli sebidang tanah, maka saya tak dapat tiada perlu pergi dulu untuk melihatnya ; saya mohon kiranya dimaafkan”; atau, “saya telah membeli lima pasang lembu, maka saya akan pergi dulu mengujinya; saya mohon kiranya saya dimaafkan,” atau, “saya baru habis kawin, dan sebab itulah saya tak dapat datang”. Lukas 14 : 18 – 20. Karena semua yang ada di dalam dunia ini, yaitu nafsu keinginan daging, dan nafsu keinginan mata, dan kesombongan hidup ini, bukan dari Bapa asalnya, melainkan dari dunia ini. Maka dunia akan berlalu berikut nafsu keinginannya; tetapi orang yang melakukan kehendak Allah akan tinggal untuk selama-lamanya.” 1 Yahya 2 : 16, 17.

 

Oleh sebab itu, maka selagi masih berkecimpung dalam kedudukanmu sekarang, pergilah kamu ke dalam kebun anggur Tuhan itu, maka sementara kepentinganmu di sana bertumbuh, hendaklah segala kepentingan pribadimu menyusut sampai kelak engkau menemukan dirimu selengkapnya berpisah dari sekaliannya itu dan bergabung kepada segala kepentingan Tuhan.

 

Roh Nubuatan mengatakan: “Waktu sudah singkat, maka segala kekuatan kita harus diorganisasikan untuk melaksanakan suatu tugas yang lebih luas. Para pekerja adalah diperlukan, yaitu mereka yang mengerti akan kebesarannya pekerjaan itu, dan yang akan ikut di dalamnya, bukan untuk memperoleh upah, melainkan karena sadar akan betapa dekatnya kesudahan itu. Waktu menuntut ketepatan yang lebih besar dan penyerahan yang lebih dalam. Ya, saya sangat dipenuhi dengan masalah ini sehingga saya berseru kepada Allah : ‘Bangkitkanlah dan suruhkanlah utusan-utusan yang dipenuhi dengan perasaan tanggung jawab mereka, yaitu utusan-utusan yang di dalam hatinya pendewaan diri sendiri yang merupakan landasan dari segala dosa telah disalibkan.‘ —– Testimonies, Vol. 9, p. 27.

 

Saudara dan saudariku, dalam pelayananmu datanglah dekat kepada orang. Angkat tinggi-tinggi mereka yang terbuang. Anggap bencana itu sebagai berkat terselubung, kesengsaraan sebagai kemurahan. Bekerjalah dengan suatu cara yang akan menyebabkan pengharapan menyeruak dalam tempat kesusahan. —- Pelayan Injil 31.2

 

 

RINGKASAN PELAJARAN SABAT 1 JUNI 2024 YANG BERKAITAN DENGAN PEMBAHASAN SABAT 15 JUNI 2024

 

  1. Renungan Pendahuluan:

Keluar kamu dari antara mereka, dan berpisah lah dirimu  dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka AKU akan menerima kamu.” 2 Korintus 6:17

 

Inilah satu janji kepada kita pada kondisi penurutan. … Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan ALLAH. Tidak mungkin bagi kita menjadi sahabat dunia namun bersatu dengan Kristus. Bersahabat dengan dunia adalah bergandengan tangan dengan mereka, menikmati apa yang mereka nikmati, mengasihi apa yang mereka kasihi, mencari kesenangan, mencari kepuasan, mengikuti kecenderungan kita sendiri. Dalam mengikuti kecenderungan kita tidak memiliki kasih kepada ALLAH; kita sedang mengasihi dan melayani diri sendiri. Tetapi disini lah janji besar itu : “Keluar kamu dari antara mereka, dan berpisah lah dirimu”

 

Berpisah dari apa? Kecenderungan-kecenderungan dunia, cita rasa mereka, kebiasaan-kebiasaan mereka, mode-mode, kesombongan, dan kebiasaan dunia… Dalam membuat langkah ini, dalam memperlihatkan bahwa kita tidak sejalan dengan dunia, janji ALLAH milik kita…

 

Ada segunung tanggung jawab, kewaspadaan seumur hidup, bergumul dengan kecenderungan mereka sendiri, dengan kemauan mereka sendiri, dengan keinginan mereka sendiri, dan dengan kesenangan; dan saat mereka memandangnya, sepertinya tidak mungkin bagi mereka mengambil langkah itu, memutuskan bawah mereka akan menjadi anak-anak ALLAH, para hamba YANG MAHATINGGI. ——–Sign of the Times, 31 Januari, 1878.

 

Kita sebenarnya tak mempunyai musuh di luar diri kita yang patut kita takuti. Pergumulan kita yang terbesar adalah dengan diri kita yang tak berserah. Apabila kita mengalahkan diri kita, kita lebih besar daripada hulu balang perang melalui Dia yang telah mengasihi kita. . . . R&H, 15 Maret 1908

 

  1. Pelajaran dari pengalaman Metusalah dan anak-anak Lot :

Terdapat mereka anak-anak atau paman dan bibi Nuh serta saudara-saudara kandungnya yang ikut membantu membangun bahtera, namun tidak turut masuk ke dalam bahtera dan anak-anak Lot yang tidak memanfaatkan pelajaran dari Sodom dan Gomora, mereka kalah dari ujiannya yang paling terakhir di kehancuran kota Zoar.

 

  1. Memahami pembenaran oleh iman – belajar harus hingga mengerti:

Adalah menurut sifat dari masalah dengan mana pikiran dibiasakan yang akan mengkerdilkan atau memperluas pikiran. Jika pikiran tidak diangkat untuk menjadikannya kuat dan usaha terus-menerus untuk mengerti kebenaran oleh membandingkan kitab dengan kitab, maka sudah pasti pikiran itu akan mengkerut dan kehilangan sifat dan kekuatannya. Kita harus menaruh pikiran kita pada tugas menyelidiki kebenaran yang tidak terletak langsung dipermukaan. —RH, 28 September 1897

  1. Pelajaran tentang perintah “Waspada”:

Matius 3 : 7, 8:

“Tetapi apabila dilihatnya banyak dari orang-orang Parisi dan Sadukipun datang minta dibaptiskan, berkatalah ia kepada mereka itu: “Hai, bangsa ular, siapakah yang mengamarkan kamu supaya melarikan diri dari pada murka yang akan datang itu? Oleh sebab itu keluarkanlah olehmu buah-buah yang sepadan dengan pertobatan.”

Sungguhpun semua mereka ini adalah keIompok-keIompok yang terkenal di masa Yahya, namun bukan saja ia menolak untuk membaptiskan mereka, melainkan juga dengan jeIas dan sopan ia memberikan kepada mereka itu penjelasan, bahwa baptisan bukanlah sesuatu dengan mana dosa dapat ditutup, melainkan adalah sesuatu dengan mana semua dosa dapat dihapuskan. Ia menjelaskan, bahwa ia bukan bertugas untuk membuat orang-orang menjadi munafik. Yahya tidak membiarkan mereka ragu-ragu di dalam pikirannya, bahwa Allah tidak memerlukan mereka, melainkan bahwa merekalah yang membutuhkan Dia. Kemudian orang-orang Parisi dan Saduki itu pergi dengan penuh kesadaran, bahwa penghotbah besar yang penuh kewaspadaan pada hari itu tidak senang dengan kepopuleran mereka itu, ia berasal dari keturunan yang lebih rendah dari mereka. Melihat kepada keteguhan Yahya, dan dari kenyataan bahwa Tuhan telah mengatakan tidak ada seorang nabi yang lebih besar dari dia yang pernah muncul, maka kita ketahui bahwa Yahya adalah amat waspada, dan demikianlah seharusnya semua penghotbah.

Juga kita sebagai anggota-anggota sidang harus waspada seperti Yahya, dan teguh seperti Ayub, yang mampu mengatakan: “Walaupun Ia membunuh aku, namun aku akan tetap berharap kepada-Nya ……………..” — Ayub 13 : 15.

  1. Pelajaran dari Amaran Sekarang jilid 2 no. 27 “Sakit kronis dengan terlalu banyak pengetahuan dan terlalu sedikit pengertian”:

Saudara dapat saksikan, bahwa pengetahuan yang tidak disertai pengertian Ilahi adalah sama bahayanya bagi jiwa seperti api yang dilepaskan di dalam rumah yang dibangun dari pada kayu dan rumput kering. Oleh sebab itu jangan lagi kita menjadi orang-orang yang suka memihak, melainkan datanglah ke meja santapan Allah yang telah dipenuhiNya dengan limpah dengan makanan rohani, dan dengan tidak ragu-ragu dan bebas dari semua syakwasangka berpesta pora sampai kenyang, menyegarkan jiwa kita dan menguatkan tulang punggung kita dengan pengertian-pengertian yang baik sehingga kita dapat mampu berdiri melawan semua penyakit kronis dari pengetahuan duniawi; supaya kita mengalahkan cobaan dengan kekuatan dari Dia Yang Maha Tinggi, dan kita diijinkan mengambil bagian dalam memberitakan pekabaran apabila ia itu akan berkembang menjadi Seruan Keras.

 

 

BEBERAPA PRINSIP DALAM MEMAHAMI KEBENARAN KIRIMAN TUHAN/POLA METODE PENYAMPAIAN KEBENARAN TUHAN

 

 

2 Timotius 3:16,17:

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

 

Amsal 29:18:

Bila tidak ada khayal binasalah umat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

 

 

 

Terang ini yang telah disampaikan melalui keajaiban-keajaiban dari peristiwa-peristiwa contoh (typical events), adalah suatu manifestasi yang jelas bahwa akan ada sebuah contoh (type) bagi setiap kejadian yang memiliki kepentingan utama bagi sidang Allah; yang merupakan satu-satunya pembuktian yang pasti dan penjelasan-penjelasan yang terang mengenai kejadian-kejadian takdir ilahi. Karena tidak terdapat contoh bagi apa saja yang palsu, maka para guru yang memiliki teori-teori tanpa penyajian contoh bagi kebenaran-kebenaran Alkitab ajarannya, berikut orang-orang yang percaya kepada mereka itu, adalah bagaikan si buta yang memimpin sesama butanya. Contoh-contoh itu digunakan untuk membukakan kekeliruan dan mengungkapkan kebenaran. Orang-orang yang jujur akan meninggalkan iblis dengan cara memeluk kenyataan-kenyataan, dan dengan cara berjalan dalam terang.— Tongkat Gembala jilid 2 hal 398

 

 

Jika sebelumnya belum pernah kita tahu, maka kini akan kita saksikan bahwa dimana terdapat contoh akan terdapat juga contoh saingannya dan bahwa dimana tidak ada contoh, maka tidak akan ada Kebenaran. — Amaran Sekarang jld I buku 8 no. 47 hal 75

 

Oleh menggunakan gambar-gambar bagan, lambang-lambang, dan berbagai macam peragaan, maka pendeta dapat membuat kebenaran itu tampak jelas dan nyata. Inilah alat bantu yang sesuai dengan firman Allah —-Gospel Workers, p. 355.

 

 

Di sini kepada kita diberitahukan, bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah merupakan test asam kimia untuk menguji sesuatu yang disebut Kebenaran Alkitab, artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran dalamnya. Ya, khayal-khayal daripara nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik kita jika kita memang harus dilindungi. — Amaran Sekarang jld II buku 4 No. 24 hal 78, 79.

 

 

KESIMPULAN:

Pola penyampaian kebenaran makanan pada waktunya:

 

KEBENARAN KRISTUS:

 

KEBENARAN FIRMAN/AMARAN/PETUNJUK

+

KEBENARAN CONTOH

 

 

 

PERKARA/PERISTIWA

+

KHAYAL/NUBUATAN

 

Catatan:

Kesimpulan ini juga termasuk kepada kebenaran pembangunan moral yang adalah bagian dari pekerjaan PEMBANGUNAN DAN REFORMASI, dapat dibuktikan dengan kata-kata berikut:

 

Pekerjaan pemulihan dan pembaruan yang dilaksanakan orang-orang yang pulang dari pembuangan, di bawah kepemimpinan Zerubabel, Ezra dan Nehemia, memberikan suatu gambaran pekerjaan pemulihan kerohanian yang harus dilakukan pada hari-hari terakhir sejarah dunia ini. Sisa orang Israel adalah bangsa yang lemah, terbuka untuk diporak-porandakan oleh musuh-musuh mereka; tetapi melalui mereka Allah bermaksud menyediakan di bumi suatu pengetahuan tentang diri-Nya sendiri dan hukum-Nya. Mereka adalah para penjaga perbaktian yang sejati, para pemelihara hukum-hukum yang suci. Bermacam-macam pengalaman yang menimpa mereka sementara mereka membangun kembali rumah Allah dan tembok Yerusalem; perlawanan yang kuat mereka harus hadapi. Pikulan-pikulan berat dikenakan oleh para pemimpin dalam pekerjaan ini; tetapi orang-orang ini bergerak maju dengan keyakinan yang tidak goyah, dengan roh kerendahan hati, dan dengan teguh bergantung kepada Allah, sambil percaya bahwa Ia akan membawa kebenaran-Nya kepada kemenangan. Sama seperti raja Hizkia, Nehemia “berpaut kepada Tuhan, tidak menyimpang daripada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah Tuhan . . . . Maka Tuhan menyertai dia.” 2 Raja-raja 18:6, 7.—-PR 393.1

 

 

PELAJARAN MEMAHAMI MAKSUD TUHAN DARI “PENDERITAAN” PENGALAMAN ABRAHAM

 

Pekabaran dari Allah datang kepada Ibrahim, “Keluarlah engkau dari negerimu dan daripada kaum keluargamu dan dari dalam rumah bapamu, pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu kelak.” Agar supaya Allah dapat melayakkan dia bagi tugasnya yang besar sebagai pemelihara hukum-hukum yang suci itu, Ibrahim harus dipisahkan dari pergaulan masa kanak-kanaknya. Pengaruh kaum kerabat dan sahabat-sahabatnya akan menghalangi latihan-latihan yang akan Tuhan berikan kepada hambaNya. Karena Ibrahim sekarang, dengan satu cara yang istimewa mempunyai hubungan dengan sorga, ia harus hidup di antara orang-orang asing. Tabiatnya harus berbeda daripada orang-orang di dalam dunia ini. Ia sendiri tidak dapat menjelaskan segala tindakan yang telah diambilnya agar dapat dimengerti oleh sahabat-sahabatnya. Perkara-perkara rohani harus dipahami secara rohani, motif yang menggerakkan tindakannya tidak dapat dipahami oleh kaum keluarganya yang menyembah berhala-berhala itu. —- PB1 123.1

 

Banyak yang masih diuji sebagaimana halnya Ibrahim. Mereka tidak mendengar suara Allah berkata-kata langsung dari sorga, tetapi Ia memanggil mereka melalui pengajaran-pengajaran sabdaNya dan peristiwa-peristiwa yang merupakan pimpinanNya. Boleh jadi mereka dituntut untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang akan mendatangkan kekayaan dan kehormatan, untuk meninggalkan pergaulan yang menyenangkan dan menguntungkan, dan berpisah dari keluarga, untuk memasuki apa yang kelihatan hanya sebagai satu jalan yang penuh dengan penyangkalan diri, kesukaran dan pengorbanan. Tuhan memberikan kepada mereka satu tugas untuk dilaksanakan; tetapi satu kehidupan yang senang-senang dan pengaruh daripada sahabat serta keluarga, akan menghalangi perkembangan tabiat yang amat dibutuhkan pelaksanaannya. Ia memanggil mereka keluar dari pengaruh-pengaruh serta pertolongan manusia, dan memimpin mereka untuk merasakan kebutuhan akan pertolonganNya, dan bergantung hanya kepadaNya saja, agar Ia dapat menyatakan DiriNya kepada mereka. Siapakah yang mau menerima tanggung jawab yang baru, dan masuk ke ladang-ladang yang belum pernah dimasuki serta melaksanakan pekerjaan Allah dengan sungguh-sungguh dan sukarela, dan demi untuk Kristus menghitung segala kerugian itu sebagai satu keuntungan? Ia yang mau melakukan hal ini mempunyai iman Ibrahim dan bersama-sama dengan dia akan mengambil bahagian dalam “satu kemuliaan yang kekal yang berlimpah-limpah,” dan dengan mana “sengsara yang ada sekarang ini tidak berarti apa-apa jika dibandingkan.” 2 Korintus 4:17; Rum 8:18.—PB1 124.1

 

Tuhan di dalam pimpinanNya telah mendatangkan ujian ini kepada Ibrahim untuk mengajarkan kepadanya pelajaran-pelajaran tentang berserah, sabar dan iman — pelajaran-pelajaran yang harus dicatat demi keuntungan semua orang yang di kemudian hari dipanggil untuk menahan penderitaan. Tuhan menuntun anak-anakNya melalui satu jalan yang mereka tidak ketahui, tetapi Ia tidak melupakan atau meninggalkan mereka yang berharap kepadaNya. Ia mengizinkan penderitaan menimpa diri Ayub, tetapi Ia tidak meninggalkannya. Ia membiarkan Yohannes yang kekasih dibuang ke pulau Patmos yang terpencil tetapi Anak Allah menemuinya di sana dan khayalnya dipenuhi oleh pemandangan-pemandangan yang dipenuhi oleh kemuliaan yang baka. Allah mengizinkan penggodaan menyerang umatNya agar oleh ketetapan hati serta penurutan mereka, mereka sendiri akan diperkaya secara rohani dan agar teladan hidup mereka dapat menjadi sumber kekuatan bagi orang lain. “Karena Aku ini amat mengetahui akan segala maksud yang kutaruh akan kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu maksud akan selamat dan bukan akan barang sesuatu yang jahat, supaya pada akhirnya Aku mengaruniakan kepadamu barang yang kamu harap itu.” Yeremia 29:11. Kesukaran-kesukaran yang menguji iman kita dengan hebatnya, dan yang menjadikan seolah-olah Tuhan telah meninggalkan kita, harus memimpin kita untuk datang lebih dekat kepada Kristus agar dapat kita meletakkan segala beban kita di kakiNya dan mengalami damai yang akan diberikan kepada kita sebagai penggantinya. ———-PB1 126.3

 

Catatan:

  1. Perintah Allah kepada Ibrahim “keluarlah engkau dari negerimu dan daripada kaum keluargamu dan dari dalam rumah bapamu, pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu kelak” adalah dalam rangka agar supaya Allah dapat melayakkan Ibrahim untuk tugas yang besar, jadi disini kita dapatkan bahwa ……untuk tugas yang besar tersebut, Ibrahim tidak mungkin dapat melakukannya bila ia tetap berada di tempatnya sebelumnya,
  2. Ibrahim harus dipisahkan dari pergaulan masa kanak-kanaknya (keluarganya dan sahabat-sahabatnya), keberadaannya dengan mereka akan menghalangi latihan-latihan yang akan Tuhan berikan kepada hambaNya

 

PELAJARAN DARI KEHANCURAN SODOM DAN GOMORA BAGI ORANG AKHIR ZAMAN

 

Ada sebab untuk menjadi takut akan adanya bahaya di dalam keadaan dunia keagamaan dewasa ini. Rahmat Allah telah diremehkan. Orang banyak telah meniadakan hukum Allah, “sambil mengajarkan hukum-hukum akal manusia.” Matius 15:9. Kekapiran sedang merajalela di banyak gereja di dunia ini; bukan kekapiran dalam arti yang luas—yaitu penyangkalan yang terang-terangan terhadap Alkitab—melainkan satu kekapiran yang berpakaikan jubah kekristenan, sementara itu ia mencoba menghancurkan iman terhadap Alkitab sebagai satu wahyu dari Allah. Ketekunan serta kesalehan yang sangat penting itu, telah diganti oleh formalitas yang dangkal. Sebagai akibatnya, kemurtadan dan nafsu merajalela. Kristus mengumumkan, “Demikian juga seperti yang berlaku pada zaman Lut, . . . seperti itu juga kelak berlaku pada hari Anak Manusia dinyatakan,” Lukas 17:28, 30. Catatan sehari-hari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi menyaksikan kegenapan kata-katanya. Dunia ini dengan cepat sekali telah matang untuk dibinasakan. Segera pehukuman Allah akan dijatuhkan dan dosa serta orang yang berdosa akan dibakar. —PB1 165.1

 

Kata Juruselamat: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan ditakluk oleh gelojoh dan mabuk dan percintaan kehidupan ini, sehingga dengan tiada disangka-sangka hari itu terentang ke atasmu seperti jerat. Karena demikianlah kelak datangnya ke atas sekalian orang yang diam di seluruh muka bumi.” Lukas 21:34, 35. —–PB1 165.2

 

Sebelum kehancuran Sodom, Allah telah mengirimkan satu berita kepada Lut, “Lari lepaskanlah nyawamu, janganlah kamu menoleh ke belakang dan janganlah berhenti di seluruh padang ini; larilah kamu ke gunung, supaya kamupun jangan binasa.” Kejadian 19:17. Suara amaran yang sama telah terdengar oleh murid-murid Kristus sebelum kehancuran Yerusalem: “Tetapi apabila kamu nampak Yerusalem dilingkungi oleh laskar, lalu kamu ketahui, bahwa kebinasaannya sudah dekat. Pada masa itu hendaklah orang yang di tanah Yudea lari ke gunung, dan orang yang di dalam negeri itu hendaklah lari keluar dan orang di luar negeri itu jangan masuk ke dalamnya.” Lukas 21:20-21. Mereka tidak boleh berlambatan untuk menyelamatkan sesuatu dari harta benda mereka, melainkan harus menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk menyelamatkan diri. —–PB1 165.3

 

Ada satu usaha untuk lari ke luar, satu perpisahan dari yang jahat, satu usaha untuk menyelamatkan diri. Demikianlah itu terjadi pada zaman Nuh; demikian pula dengan Lut; demikian juga dengan murid-murid sebelum kehancuran Yerusalem; dan demikian pula akan terjadi pada zaman akhir. Sekali lagi suara Allah terdengar dalam satu amaran, memerintahkan umatNya untuk memisahkan diri dari kejahatan yang sedang merajalela. —–PB1 165.4

 

Keadaan yang penuh kejahatan dan kemurtadan pada zaman akhir yang akan timbul di dalam dunia keagamaan, telah dinyatakan kepada rasul Yohanes dalam khayal tentang Babilon, “negeri yang besar, yang memerintah segala raja-raja di bumi!” Wahyu 17:18. Sebelum kehancurannya satu panggilan diberikan dari sorga, “Keluarlah daripadanya hai kaumKu, supaya jangan kamu terbabit di dalam segala dosanya, dan jangan kamu sama kena balanya.” Wahyu 18:4. Sebagaimana pada zaman Nuh dan Lut, harus ada satu perpisahan yang nyata dari dosa dan orang-orang yang berdosa. Tidak akan ada kompromi antara dunia ini dengan Allah, tidak akan ada penyimpangan untuk memperoleh harta duniawi. “Tiadalah dapat kamu bertuhankan Allah bersama-sama dengan Mammon.” Matius 6:24. —–PB1 166.1

 

Seperti penduduk lembah Siddim, orang banyak sedang memimpimimpikan kemakmuran dan damai. “Lari dan selamatkan dirimu,” adalah amaran dari malaikat Allah; tetapi suara yang lain terdengar berkata, “Jangan panik; tidak ada alasan untuk jadi takut.” Orang banyak berseru,” Damai dan selamat,” sementara sorga mengumumkan bahwa kehancuran yang cepat akan segera datang ke atas orang-orang yang melanggar. Pada malam sebelum kebinasaan mereka, kota-kota di padang itu mabuk-mabuk dalam kepelesiran dan mencemoohkan amaran dari pesuruh Allah; tetapi pengolokolok itu binasa dalam api yang berkobar-kobar; pada malam itu juga pintu rahmat ditutup untuk selama-lamanya kepada penduduk Sodom yang bersikap tidak acuh dan jahat itu. Tuhan tidak akan dapat selalu diolokolok; Ia tidak akan dapat diremehkan senantiasa. “Bahwasanya hari Tuhan akan datang dengan bengis dan geram, dan murka yang sangat akan menjadikan negeri itu sunyi, dan akan menumpas segala orang yang berdosa dari dalamnya.” Yesaya 13:9. Sebahagian besar daripada penduduk dunia ini akan menolak rahmat Allah, dan akan dilanda oleh kehancuran yang cepat dan tidak dapat dielakkan. Tetapi mereka yang memperhatikan amaran itu akan tinggal “di tempat perlindungan Yang Mahatinggi”, dan “bermalam di bawah naungan Yang Mahakuasa.” Kebenarannya akan menjadi perisai mereka. Bagi merekalah janji, “Maka aku akan memuaskan dia dengan lanjut umur dan menunjukkan kepadanya selamatku.” Mazmur 91:1, 4, 16. —–PB1 166.2

 

PELAJARAN DARI PENGALAMAN LUT KEHILANGAN SEMUANYA TERMASUK SEBUAH CONTOH DARI JENIS UMAT KELAS SEKAM YAITU ANAK-ANAK LUT YANG TELAH BERHASIL KELUAR DARI KOTA SODOM DAN GOMORA, NAMUN GAGAL DI KOTA ZOAR

 

Lut bermukim di Zoar untuk sementara waktu saja. Kejahatan merajalela di sana sebagaimana halnya di Sodom, dan ia merasa takut tetap tinggal di sana. Karena jangan-jangan kota inipun akan dibinasakan pula. Tidak lama sesudah itu Zoar dibakar, seperti yang telah direncanakan Allah. Lut berjalan menuju ke gunung dan tinggal di dalam sebuah goa, kehilangan segala sesuatu untuk mana ia telah berani membiarkan keluarganya berada di bawah pengaruh-pengaruh kota yang jahat itu, tetapi kutuk Sodom mengikuti dia hingga di tempat ini sekalipun. Perbuatan yang keji dari putri-putrinya adalah akibat daripada pergaulan yang salah di kota yang jahat itu. Kejahatan akhlaknya telah demikian berpadu dengan tabiat-tabiat mereka sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Keturunan Lut, orang-orang Moab dan Amon, adalah bangsa yang jahat dan penyembah berhala, pemberontak terhadap Allah dan musuh besar daripada umatNya. —- PB1 166.3

 

Betapa besar perbedaan hidup Ibrahim dan Lut! Dulu mereka bersahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lut telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Ibrahim dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anak-anaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “satu puntung yang sudah direbut dari dalam api.” Zakharia 3:2, tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas isteri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah goa, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala, yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umatNya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan merekapun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat daripada satu langkah yang tidak bijaksana! —–PB1 167.1

 

Kata orang yang bijaksana itu, “Janganlah engkau berlelah hendak menjadi kaya, jikalau kiranya engkau berakal, maka tinggalkanlah akan dia.” Amsal 23:4. Dan rasul Paulus berkata, ‘Tetapi orang yang berkehendakkan menjadi kaya itu jatuh ke dalam pencobaan dan jerat dan banyak keinginan yang bodoh dan yang mendatangkan bencana, yang menenggelamkan manusia ke dalam kerusakan dan kebinasaan,” 1 Timotius 6:9. —- PB1 167.2

 

 

ABRAHAM PUN PADA AKHIRNYA JUGA TIDAK MEMILIKI APA-APA

 

Pusaka yang telah dijanjikan Allah kepada umatNya tidak terdapat di dalam dunia ini. Ibrahim tidak mempunyai harta benda di dunia ini, “setapak kakipun tidak.” Kisah 7:5. Ia mempunyai banyak perkara dan ia gunakan semuanya itu demi kemuliaan Allah dan untuk kebajikan sesama manusia; tetapi ia tidak menganggap dunia ini sebagai rumahnya. Tuhan telah memanggil dia untuk meninggalkan bangsanya yang menyembah berhala dengan janji akan memberikan kepadanya tanah Kanaan sebagai harta milik untuk selama-lamanya; namun demikian baik ia atau anak-anaknya atau cucunya, tidak memperolehnya. Pada waktu Ibrahim mencari satu tempat untuk kuburan, ia harus membelinya dari seorang Kanaan. Satu-satunya harta miliknya di Tanah Perjanjian itu adalah liang kubur yang ada di goa Makpelah.—– PB1 169.1

Catatan:

Beda Lot dengan Abraham, Lot kehilangan kesemuanya lebih cepat dari apa yang Tuhan rencanakan karena kesalahannya sendiri, sedangkan Abraham kita tidak memiliki catatan apapun bagaimana Abraham dari kekayaan yang sebelumnya kemudian dia akhirnya harus pula tidak memiliki apapun selain kuburannya sendiri….dapat kita pahami sebagai pelaksanaan dari kata-kata berikut:

 

Allah telah memberikan kepada Ibrahim satu pandangan akan pusaka yang kekal itu, dan ia puas dengan pengharapan ini. “Dari sebab iman juga ia sudah menumpang di tanah yang dijanjikan seperti di tanah orang, maka duduklah ia di dalam kemah, demikian juga Ishak dan Yakub, yang sama waris dengan dia di dalam perjanjian itu juga, karena ia berharap akan negeri yang beralas itu, yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.” Ibrani 11:9, 10. .—– PB1 169.3

 

Tentang keturunan Ibrahim tertulis sebagai berikut, “Di dalam iman juga sekaliannya itu sudah mati dengan tiada sempat menerima perjanjian itu, tetapi menurut imannya tampak sekaliannya itu serta menyambut dari jauh, sambil mengaku dirinya orang dagang dan penumpang di dalam dunia ini.” Ayat 13. Kita harus hidup sebagai pengembara dan orang asing di dunia ini jikalau kita ingin memperoleh “satu negeri yang lebih baik yaitu sorga.” ayat 16. Mereka yang menjadi anak-anak Ibrahim, akan berusaha memperoleh kota yang dicari oleh Ibrahim, “yang dibangunkan dan dijadikan oleh Allah.” .—– PB1 170.1

 

 

PELAJARAN DAMPAK DARI PELANGGARAN HUKUM ADAM DAN HAWA DAN SERANGAN SETAN YANG TERUS DIRASAKAN HINGGA DI AKHIR ZAMAN

 

 

Godaan setan kepada Adam dan Hawa:

 

Ular itu memetik buah pohon yang dilarang itu dan meletakkannya di tangan Hawa yang merasa agak ragu-ragu. Kemudian ia mengingatkan kepadanya akan kata-katanya sendiri bahwa Tuhan telah melarang mereka untuk menjamahnya agar jangan mereka mati. Ia tidak akan menderita sesuatu yang lebih besar dengan memakan buah itu, katanya, daripada dengan menjamahnya. Melihat bahwa tidak ada akibat buruk apa-apa yang terjadi terhadap apa yang diperbuatnya, Hawa menjadi lebih berani. Tatkala ia melihat “sedap kepada pemandangan mata, yaitu sebatang pohon asyik akan mendatangkan budi, maka diambilnya daripada buahnya, lalu dimakannya, serta diberikannya pula kepada lakinya, maka iapun makanlah.” Memang rasanya sedap dan bilamana ia memakannya, ia seolah-olah merasakan adanya satu kuasa yang menggairahkan hidupnya dan membayangkan bahwa ia sedang memasuki suatu kehidupan yang lebih mulia. Tanpa perasaan takut sedikitpun ia memetik dan memakannya. Dan sekarang, setelah ia melakukan pelanggaran, ia menjadi alat setan dalam membinasakan suaminya. Dengan satu perasaan gembira yang aneh dan ganjil, dengan tangan yang dipenuhi oleh buah-buahan yang dilarang itu, ia mencari suaminya dan menceritakan segala sesuatu yang terjadi. —-PB1 46.2

 

 

Menjawab pertanyaan si penggoda itu ia berkata: “Boleh kami makan buah pohon yang ada dalam taman ini, akan tetapi akan buah pohon yang di tengah taman itu adalah firman Allah: jangan engkau makan atau jamah akan dia supaya jangan engkau mati. Lalu kata ular kepada perempuan itu: Niscaya tiada kamu akan mati, melainkan telah diketahui Allah akan hal jika engkau makan buah itu, tak dapat tiada pada ketika itu juga celiklah matamu dan engkau jadi seperti Allah, sebab mengetahui baik dan jahat.” —– PB1 44.3

 

Sambil memakan buah pohon itu, ia mengatakan, bahwa mereka akan tiba kepada suatu keadaan hidup yang lebih mulia dan memasuki satu bidang pengetahuan yang lebih luas lagi. Ia sendiri telah memakan buah yang dilarang itu dan sebagai akibatnya, ia telah memperoleh kesanggupan untuk berkata-kata. Dan ia telah menghasutnya sambil mengatakan bahwa Tuhan didorong oleh rasa cemburu telah menahan buah ini dari mereka, agar jangan mereka itu menjadi setara dengan diriNya. Adalah disebabkan oleh karena khasiatnya yang ajaib, yang dapat memberikan hikmat dan kuasa, sehingga Ia telah melarang mereka untuk mengecap bahkan menjamahnya. Si penggoda itu menjelaskan bahwa amaran ilahi itu tidak akan menjadi satu kenyataan; itu hanya sekedar menakut-nakuti mereka. Bagaimana mungkin mereka itu akan mati? Bukankah mereka sudah memakan buah pohon alhayat? Tuhan sedang berusaha mencegah mereka jangan tiba kepada satu keadaan yang lebih mulia dan memperoleh kebahagiaan yang lebih besar. —–PB1 45.1

 

Dan kehidupan yang disertai dengan kesukaran dan pergumulan itu yang harus menjadi nasib manusia sejak saat itu telah ditetapkan dalam kasih. Itu adalah satu disiplin yang diperlukan sebagai akibat daripada dosanya, untuk menolong mengendalikan pemanjaan nafsu dan selera makan, untuk mengembangkan kebiasaan mengendalikan diri. Itu adalah sebagian daripada rencana Allah yang besar untuk memulihkan manusia dari kehancuran serta kemerosotan yang diakibatkan oleh dosa.—-PB1 51.3

 

Godaan setan kepada Yesus:

 

Banyak orang yang memandang perjuangan antara Kristus dan Setan ini sebagai sesuatu yang tidak mengandung hubungan istimewa dengan kehidupan mereka; dan bagi mereka hal itu kurang penting. Tetapi di dalam hati setiap manusia peperangan ini diulangi. Tidak pernah seseorang meninggalkan barisan kejahatan dan masuk ke dalam pekerjaan Allah tanpa menemui serangan Setan. Segala pencobaan yang dilawan Kristus itulah juga yang kita rasa begitu sukar untuk melawannya. Pencobaan itu dikerahkan kepadaNya dengan derajat yang sama kuatnya sebagaimana keadaan tabiatNya jauh lebih tinggi daripada kepribadian kita. Dengan beratnya dosa yang dahsyat  yang menekan Dia, Kristus melalui ujian terhadap selera, terhadap kecintaan kepada dunia ini, dan kecintaan terhadap pertunjukan yang menuntun kepada sifat takabur. Inilah pencobaan yang mengalahkan Adam dan Hawa, dan yang mudah sekali mengalahkan kita. —–Kerinduan Segala Zaman 1 hal 109.4

 

Catatan:

 

Ada 3 pengaruh dosa tercipta pada peristiwa adam dan hawa dan juga rayuan setan kepada Yesus, yaitu

  1. Kerusakan selera,
  2. Keinginan memuliakan/meninggikan diri (melalui mempertunjukan/pameran),
  3. Cinta terhadap dunia/kekayaan (Melalui hasutan kemuliaan diri/setara dengan Allah tentunya juga akhirnya akan kepada cinta terhadap dunia/harta kekayaan).

 

Pada awalnya kedua manusia ini diciptakan sempurna dan suci sebagaimana malaikat-malaikat. Memperhatikan nama buah terlarang tersebut adalah pengetahuan baik dan jahat, maka dapat disimpulkan Adam dan Hawa berikut dengan semua mahluk yang suci di seluruh alam semesta hanya memiliki pengetahuan tentang hal yang baik saja, tidak sama sekali ada yang mengetahui dari hal apa itu kejahatan, berarti mereka dalam kesemua hal mereka hanya memiliki satu saja pengetahuan, bukan dua sisi pengetahuan yang saling bertolak belakang.

Sehingga mereka tidak mengetahui, banyak hal dari sisi sebelah yang berlawanan sebagaimana setelah mereka jatuh dalam dosa, seperti nyaman – tidak nyaman, enak – tidak enak, sedap – tidak sedap, indah dan tidak indah, menyenangkan – tidak menyenangkan, gembira – sedih, bahagia – susah/menderita, sehat – sakit, tertawa – menangis.

Sebagai contoh tidak sama sekali mampu mengecap rasa “sedap” atau “tidak sedap”, sehingga dari pengaruh dosa inilah muncul selera dalam diri manusia berdosa, sehingga ketika Tuhan memberikan Manna yang merupakan makanan sorga kepada bangsa Israel mereka menolaknya, kemudian juga kedua manusia ini awalnya tidak tidak sama sekali mempermasalahkan posisinya dengan Allah, sama sebagaimana malaikat-malaikat lainnya tidak memiliki keinginan mementingkan diri bahkan meninggikan diri sejajar dengan Allah, kesemuanya hanya berpusat kepada pelayanan kepada Allah . Namun akibat pengaruh hasutan setan sejak saat itu manusia hingga kita sekarang dipengaruhi keinginan berjuang memperoleh kemuliaan meninggikan diri sebagai tujuan dalam segala praktek hidupnya, mereka sudah tidak mampu kembali menjadi seperti kondisinya yang semula yang lugu penuh pemikiran yang murni tertuju sepenuhnya kepada Allah saja.

Keluguan Hawa inilah membuat kewaspadaannya lemah, sedangkan Adam tetap terjaga karena ia tidak mencoba-coba untuk tidak mendengar nasihat Allah dan malaikat. Ke tidak waspadaan Hawa dimanfaatkan oleh setan.

Pada ketiga hal ini kita dapat saksikan dengan jelas sekali di lingkungan sekitar kita hidup, orang2 secara umum dunia, tidak terkecuali orang-orang gereja Advent baik tua maupun muda, miskin kaya, sehat maupun tidak sehat kesemuanya diperhamba oleh selera dan mengejari memperoleh penghormatan.

Dimana mana bermunculan restoran2 menawarkan berbagai jenis makanan-makanan yang memenuhi pemanjaan selera dan mereka terikat dan tidak mampu menghindar dari sandera selera lidah.

Kemudian dari melihat sekitar juga kita saksikan bagaimana dunia politik, kekuasaan termasuk pendidikan mengakomodir ambisi-ambisi orang untuk memuliakan diri sendiri termasuk dunia perdagangan juga tidak kalahnya dalam menyediakan semua sarana-sarana pemanjaan diri sendiri, pakaian-pakaian/mode-mode hadir memenuhi hasrat memuliakan diri, tempat-tempat plesiran makin berkembang, permainan-permainan, pertandingan-pertandingan olahraga disediakan, perkembangan kendaraan, design-design tempat tinggal dan lain sebagainya yang kesemuanya berubah makna dari diciptakan untuk pemanfaatan fungsi berubah kepada pemenuhan selera design/model yang akhirnya kesemuanya dipertunjukkan sebagai bukti kepada PEMULIAAN DIRI SENDIRI dan CINTA DUNIA.

 

Dan alangkah sedihnya kita ada disana dan kita berada di dalam keterikatan pengaruh dan budaya/gaya/kebiasaan hidup berbagi dengan mereka orang2 dunia

 

Akibatnya:

Kita yg awalnya jelas adalah dari bangsa non Israel yang oleh karena menerima kebenaran Kristus kita di cangkokan ke pada keturunan Abraham (Galatia 3:7,8,14,29), maka kita ketika datang berkenalan dengan kebenaran ini masih membawa roh budaya/gaya/kebiasaan orang-orang dunia sekitar yang kita diskusikan diatas, sehingga kecenderungan kita adalah hidup sama seperti orang-orang dunia hidup, minat kita sama dengan orang dunia, mimpi kita sama dengan orang dunia, harapan kita sama, cita-cita kita sama, pilihan-pilihan dalam banyak hal sama, pemaafan-pemaafan/pemakluman sama, cara mendidik anak sama, mimpi-mimpi kita untuk anak-anak, alasan mengirimkan anak untuk sekolah juga sama, termasuk yang kita benci, hindari/jauhi, musuhi, aibkan, tabukan pun sama dan yang ditakuti/dikawatirkan dari kehidupan dan masa depanpun sama dengan orang-orang dunia pada umumnya.

 

Dan alangkah sedihnya… .karena orang dunia tidak kenal kebenaran Tuhan, maka yang dituntut/diwajibkan, dihidari oleh  kebenaran Tuhan, dilarang oleh kebenaran Tuhan, dibahayakan oleh kebenaran Tuhan TIDAK DIHINDARI atau DILARANG DAN TIDAK DIPANDANG BAHAYA OLEH KITA ORANG-ORANG CALON UMAT-UMATNYA, amaran2 Tuhan yang tegas resikonya … ..tidak ditakuti, bahkan diremehkan dipandang sederhana dan mudah… ..terlebih kita hidup dalam periode Tuhan menerapkan sikap panjang sabar – masa kasihan atau yang dalam contohnya sama seperti masa selama 120 tahun zaman nabi Nuh yang sama sekali tidak ada dampak apapun terhadap pelanggaran hukum.

 

Oleh karena itulah amaran untuk kita yg hidup pada jam mendekati kelepasan 144000/mendekati seruan keras pekabaran malaikat ke 3…… .tahapannya sebelum bertugas langkah awalnya adalah BERPISAH DARI DUNIA supaya kita menghentikan CARA BERPIKIR KITA, MINAT, KEINGINAN, MIMPI, HARAPAN, PERHATIAN, KEPEDULIAN, KEKAWATIRAN, KETAKUTAN KITA YANG SAMA PERSIS SEPERTI MEREKA,ORANG DUNIA.

 

MENGGANTIKAN DENGAN PERHATIAN, MINAT, HARAPAN, MIMPI, KEPEDULIAN, KEKAWATIRAN, KETAKUTAN HANYA KEPADA AMARAN-AMARAN, NASIHAT, PETUNJUK TUHAN

 

INI BAGIAN DARI PEMBANGUNAN DAN REFORMASI PEKABARAN DARI 144000

 

Mungkin bila kita amati sekitar kita, banyak kita temui org2 dunia yg baik hati namun karena mereka tidak mengenal kebenaran dan mereka adalah hasil dari pendidikan formil dan non formil orang dunia maka fokusnya adalah hasil pengaruh lusifer ke Hawa, yaitu pemuliaan diri sendiri/upaya memunculkan diri sendiri dalam persaingan hidup, sehingga walaupun menurut ukuran-ukuran dunia mereka adalah orang baik, tidak mencuri merampok, merugikan orang lain bahkan lebih peduli kepada sesama daripada kita… ..tetapi bagaimanapun karena tujuan hidupnya ada pemuliaan diri sendiri, bukan kepada Tuhan…… maka kitapun dituntut memisahkan diri dengan mereka.

 

Walaupun pengaruh setan atas 3 dosa tersebut telah berlangsung ribuan tahun, yaitu pertama 4000 tahun di masa Yesus, ternyata kita dapat saksikan dalam sebelum upacara cuci kaki perjamuan suci, jelas sebagai akhir dari pendidikan 3 ½ tahun Yesus bersama-sama dengan mereka, jelas Yesus tidak berhasil menghilangkan pengaruh atas dari dosa Hawa dan godaan setan kepada Yesus yaitu memuliakan diri sendiri dan mencintai kekayaan dunia, Ia hanya mampu membenahi dampak dari dosa selera murid-muridNya, maka diperlukan pendidikan lanjutan 40 hari, dan dalam 40 hari tersebut fokus Yesus adalah membenahi manusia lama murid-muridNya Penelitian terhadap hal tersebut lebih lanjut kita membaca kepada pelajaran berikutnya “

 

”MEMBANDINGKAN PERINTAH YESUS PADA PENDIDIKAN 3 ½ TAHUN DAN DALAM 40 HARI”

 

 

 

MEMBANDINGKAN PERINTAH YESUS PADA PENDIDIKAN 3 ½ TAHUN DAN DALAM 40 HARI

 

Dalam pendidikan 3 ½ tahun:

Selama tiga setengah tahun murid-murid mendapat petunjuk dari Guru yang terbesar yang pernah dikenal dunia. Oleh perhubungan pribadi dan pergaulan, Kristus melatih mereka untuk pekerjaan-Nya. Setiap hari mereka berjalan dan bercakap-cakap dengan Dia, mendengarkan perkataan-Nya yang menghibur orang yang lelah dan yang berbeban berat, dan melihat kenyataan kuasa-Nya untuk kepentingan orang sakit dan yang dirundung malang. Kadang-kadang Ia mengajar mereka, duduk dengan mereka di lereng gunung; kadang-kadang di tepi pantai atau sementara berjalan, Ia menyatakan rahasia kerajaan Allah. Di mana saja hati terbuka untuk menerima pekabaran Ilahi, Ia membukakan kebenaran untuk jalan keselamatan. Ia tidak memerintahkan murid-murid-Nya untuk melakukan ini atau itu, tetapi mengatakan, “ Ikutlah Aku. ” Dalam perjalanan-Nya melalui negeri dan kota-kota Ia membawa mereka serta-Nya, supaya mereka melihat bagaimana Ia mengajar orang banyak. Mereka mengadakan perjalanan dengan Dia dari tempat ke tempat. Mereka mengambil bagian dari makanan-Nya yang sederhana dan seperti Dia kadang-kadang lapar dan sering lelah. Di jalan-jalan yang ramai, di tepi danau, di padang pasir yang sunyi, mereka beserta dengan Dia. Mereka melihat Dia pada setiap segi kehidupan.—-KR 15.2

Catatan:

  1. Dari bacaan ini menunjukkan bahwa murid-murid dalam 3 ½ tahun mereka belajar bersama Yesus, mendengar hotbah-hotbah Yesus, artinya mereka menerima kebenaran pada waktunya, kemudian mereka juga belajar dan memahami karakter dan pribadi Yesus dalam prilakuNya, namun sejauh yang kita ketahui di akhir penamatan pendidikan 3 ½ tahunnya, mereka ternyata masih saling berselisih berebut tempat paling tinggi dari antara mereka sendiri, menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka baru menerima Yesus sebagai kebenaran, mengenal, mengerti dan mempercayai, namun mereka belum menghidupkan karakter prilaku Yesus dalam praktek hidupnya. Mereka sebagaimana dimulai tahun 27 awal pemanggilan mereka, mereka menginginkan menjadi murid Yesus sebagai perbaikan status sosialnya, pada akhir 3 ½ tahunpun mereka masih bercita-citakan hal yang sama, tidak didapatkan manusia baru dalam diri mereka, tidak ada rendah hati, kerelaan, pengorbanan diri sebagaimana Yesus teladannya, sehingga diperlukan tambahan waktu pendidikan untuk menuntaskan kekurangan hasil pendidikan,
  2. Sebagaimana kita telah membaca sebelumnya di saat sebelum Yesus ditangkap, ternyata murid-muridNya tidak ada yang mengenali siapa Yesus itu sebenarnya bila tidak dibantu oleh Roh Kudus, maka jelas bahwa bila hanya berbekal pendidikan 3 ½ tahun yang dilewati murid-muridNya, maka bila tetap Tuhan curahkan Roh Suci Hujan Awal waktu itu, maka tentunya mereka akan membagikan kepada banyak orang dan banyak bangsa pemahaman mereka yang salah, yaitu Yesus akan mendirikan kerajaanNya di dunia ini, dan mereka akan mengumpulkan orang-orang yang berambisi seperti mereka yang berebutan kedudukan di dalam kerajaan impian mereka. Tidak ada pemahaman tentang misi Yesus menebus dosa dan membebaskan manusia dari belenggu dosa dan tidak ada orang yang mengenali siapa Yesus itu sebenarnya selain hanya sejajar dengan Raja Saul, Raja Daud dan Raja-Raja Israel lainNya yang adalah manusia berdosa yang sama dengan mereka.
  3. Terlihat bahwa perjalanan Yesus bersama-sama murid-muridNya dengan menghibur orang yang lelah dan yang berbeban berat, dan memperlihatkan kuasa-Nya kepada orang sakit dan yang dirundung malang yang dilakukan dari tempat ke tempat tidak berhasil membuat mereka merubah karakter, mimpi, harapan manusia lama mereka, perjalanan Yesus tampak adalah perjalanan pengumpulan calon pekerja-pekerja potensial dari penerima Roh Suci Hujan Awal.

Artinya dari kaca mata kebenaran kita di akhir zaman sebagai contoh saingannya, PEMBANGUNAN DAN REFORMASI belum terwujud di akhir 3 ½ tahun.

 

 

Dalam pendidikan 40 hari:

Pembenahan pemahaman-pemahaman mereka terhadap nubuatan yang sebelumnya belum dapat mereka mengerti

 

Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2

 

Selama hari-hari yang digunakan oleh Kristus dengan murid-muridNya, mereka memperoleh suatu pengalaman yang baru. Sementara mereka mendengar Tuhan mereka yang kekasih menjelaskan Kitab Suci dalam terang dari semua yang telah terjadi, iman mereka kepada-Nya dikuatkan dengan sepenuhnya. Mereka tiba di tempat di mana mereka dapat mengatakan, “ Aku tahu kepada siapa aku percaya. ” 2 Timotius 1:12. Mereka mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka, untuk melihat bahwa mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran yang dipercayakan kepada mereka. Peristiwa mengenai kehidupan Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan yang menunjuk kepada peristiwa ini, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk pengampunan dosa–kepada segala perkara ini mereka telah menjadi saksi, dan harus memberitahukannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——KR 23.3

 

Mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurang percayaan mereka (yang belum mereka lakukan dalam pendidikan 3 ½ tahun)

 

Sementara murid-murid menunggu kegenapan perjanjian itu, mereka merendahkan hati dalam pertobatan yang sebenarnya dan mengaku kekurangpercayaan mereka. Sementara mereka teringat akan perkataan yang diucapkan oleh Kristus kepada mereka sebelum kematian-Nya, mereka pun lebih mengerti akan maksud yang sebenarnya. Kebenaran yang telah berlalu dari ingatan mereka dibawa sekali lagi kepada pikiran mereka, dan ini mereka ulangi satu sama lain. Mereka sendiri menyesal karena salah mengerti akan Juruselamat. Bagai suatu prosesi, pemandangan demi pemandangan tentang hidup-Nya yang luar biasa lewat di hadapan mereka. Sementara mereka merenungkan tentang kehidupanNya yang suci, mereka merasa bahwa tidak ada pekerjaan yang terlalu sukar, tidak ada pengorbanan yang terlampau besar, kalau saja mereka dapat bersaksi dalam kehidupan mereka kepada keindahan tabiat Kristus. Oh, jikalau seandainya mereka bisa mengulangi lagi masa tiga tahun hidup bersama-sama, pikir mereka, alangkah berbedanya tindakan mereka! Jikalau mereka dapat melihat Tuhan sekali lagi, betapa sungguhsungguh mereka berusaha untuk menunjukkan kepada-Nya akan dalamnya mereka mengasihi Dia, dan betapa mereka menunjukkan rasa berdukanya mereka karena telah menyusahkan Dia dengan suatu perkataan atau perbuatan yang kurang percaya! Tetapi mereka telah dihiburkan oleh pikiran bahwa mereka telah diampuni. Dan sejauh mungkin mereka memutuskan, mereka akan tebus ketidakpercayaan mereka dengan berani mengakui Dia di hadapan dunia.——-KR 31.1

 

Catatan:

Dari bacaan pengalaman murid-murid Yesus dahulu, terlihat perbedaan pendidikan 3 ½ tahun dan 40 hari dari materi pendidikan dan fokus sasaran, yaitu bila dahulu kepada mereka terdapat 2 hal yang mereka harus lakukan, yakni menjala orang-orang untuk menjadi pengikut Kristus dan pembangunan dan reformasi terhadap diri mereka sendiri, sedangkan dalam 40 hari fokus sasaran secara intensif kepada pembangunan dan reformasi diri mereka sendiri, atau PEMBENAHAN TERHADAP PRIBADI MANUSIA HASIL DARI PENGUMPULAN CALON-CALON PEKERJA ROH SUCI HUJAN AWAL.

KARENA APA TUHAN MENGKHUSUSKAN PENDIDIKAN 40 HARI TERSEBUT KE DALAM PRIBADI MURID-MURIDNYA, TIDAK IA TEKANKAN KEPADA PENGUMPULAN ORANG-ORANG YANG MASIH DAPAT DITOBATKAN DARI BANGSA YAHUDI…..JAWABANNYA ADALAH KARENA MURID-MURIDNYA DALAM 3 ½ TAHUN TERBUKTI HANYA MAMPU BERPISAH DENGAN DUNIA/LINGKUNGAN/KELUARGA DAN MAMPU BERTAHAN MENGALAHKAN ANIAYA, HINAAN, DIKUCILKAN/DIASINGKAN, DIREMEHKAN, HUJATAN,  AKAN TETAPI ………MEREKA TIDAK MAMPU MENGALAHKAN DIRINYA SENDIRI.

Mengenai jumlah mereka berkembang dari 11 orang menjadi 120 orang, oleh karena tidak ada catatan yang jelas selain kutipan-kutipan di atas, maka kemungkinan yang dapat kita pahami adalah mereka adalah hasil dari pekerjaan Yesus selama perjalanan 3 ½ tahun, seperti Yusuf dari Arimatea, Nikodemus, Maria Magdalena, Maria ibuNya, Lasarus dan orang-orang lainnya yang menerima banyak mujizat-mujizat Yesus, kesemuanya tampaknya turut ikut dikucilkan/diasingkan dari antara orang banyak selama 40 hari tersebut.

 

Setelah pendidikan 40 hari selesai,  barulah mereka layak menerima pencurahan Roh Suci Hujan Awal dan menuntaskan tugas Yesus pergi ke seluruh dunia menjadikan mereka muridNya (contoh saingan 144000 telah juga selesai pendidikan 40 hari dan memperoleh pencurahan Roh Suci Hujan Akhir)

 

 

Sebelum naik ke surga, Kristus memberikan kepada murid-muridNya tugas mereka. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menjadi wali dari kehendak dalam mana Ia mewariskan kepada dunia harta kehidupan yang kekal. Kamu menjadi saksi tentang hidup pengorbanan-Ku demi kepentingan dunia, kata-Nya kepada mereka. Kamu telah melihat pekerjaan-Ku bagi Israel. Dan meskipun umat-Ku tidak mau datang kepada-Ku supaya mereka bisa hidup, meskipun imam-imam dan penghulu-penghulu telah berbuat kepada-Ku sebagaimana yang mereka rencanakan, meskipun mereka telah menolak Aku, mereka masih juga akan mempunyai kesempatan yang lain untuk menerima Anak Allah. Kamu telah melihat bahwa semua orang yang datang kepada-Ku dan mengaku dosa mereka, Aku terima dengan tangan terbuka. Ia yang datang kepada-Ku sekali-kali Aku tidak akan menolaknya. Kepadamu, murid-murid-Ku, Aku serahkan pekabaran kemurahan ini. Hal itu akan diberikan kepada orang-orang Yahudi dan orang kafir— mula-mula kepada Israel, dan kemudian kepada segala bangsa, bahasa dan kaum. Semua orang yang percaya akan dikumpulkan di dalam satu sidang. —-KR 24.1

 

Kehadiran Kristus yang dapat dilihat sudah hampir ditarik dari muridmurid-Nya, tetapi pemberian kuasa yang baru adalah bagian mereka. Roh Kudus harus dikaruniakan dalam kepenuhannya, memeteraikan dia untuk pekerjaannya. “Dan Aku,” kata Juruselamat “akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.” Lukas 24:49. “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah 1:5, 8.—-KR 26.3

 

Catatan:

Perintah mengajar disini kita dapat saksikan berkaitan dengan setelah mereka menerima kehadiran Roh Kudus dalam kepenuhannya , bukan di dalam masa pendidikan 40 hari, hal ini terlihat dari kata-kata “Kehadiran Kristus yang dapat dilihat sudah hampir ditarik dari muridmurid-Nya”.

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart