Sabat 1 Juni 2024
RENUNGAN PENDAHULUAN
“Keluar kamu dari antara mereka, dan berpisah lah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka AKU akan menerima kamu.” 2 Korintus 6:17
Inilah satu janji kepada kita pada kondisi penurutan. … Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan ALLAH. Tidak mungkin bagi kita menjadi sahabat dunia namun bersatu dengan Kristus. Bersahabat dengan dunia adalah bergandengan tangan dengan mereka, menikmati apa yang mereka nikmati, mengasihi apa yang mereka kasihi, mencari kesenangan, mencari kepuasan, mengikuti kecenderungan kita sendiri. Dalam mengikuti kecenderungan kita tidak memiliki kasih kepada ALLAH; kita sedang mengasihi dan melayani diri sendiri. Tetapi disini lah janji besar itu : “Keluar kamu dari antara mereka, dan berpisah lah dirimu”
Berpisah dari apa? Kecenderungan-kecenderungan dunia, cita rasa mereka, kebiasaan-kebiasaan mereka, mode-mode, kesombongan, dan kebiasaan dunia… Dalam membuat langkah ini, dalam memperlihatkan bahwa kita tidak sejalan dengan dunia, janji ALLAH milik kita…
………
Ada segunung tanggung jawab, kewaspadaan seumur hidup, bergumul dengan kecenderungan mereka sendiri, dengan kemauan mereka sendiri, dengan keinginan mereka sendiri, dan dengan kesenangan; dan saat mereka memandangnya, sepertinya tidak mungkin bagi mereka mengambil langkah itu, memutuskan bawah mereka akan menjadi anak-anak ALLAH, para hamba YANG MAHATINGGI. Sign of the Times, 31 Januari, 1878.
Kebenaran-kebenaran firman Allah harus kita bawakan dalam hidup dan kita harus berpegang teguh padanya. Jika kita melakukan ini, maka kebenaran-kebenaran itu akan memiliki pengaruh yang menyucikan atas hidup kita; menyiapkan kita jadi layak bagi kerajaan kemuliaan; agar ketika pintu kasihan ditutup, kita dapat melihat Raja dalam keindahan NYA dan tinggal di dalam hadirat Nya selama-lamanya…
Tuhan meminta kamu berpisah dari dunia dan hal-hal duniawi. “Jangan mengasihi dunia, juga hal-hal yang ada di dunia. Jika ada yang mengasihi dunia, kasih kepada Bapa tidak di dalam dia.” Perpisahan dari kasih kepada dunia inilah yang diminta, dan apakah yang diberikan kepada nya menggantikannya? “Aku akan menjadi Bapa bagimu.” Apakah engkau harus menyingkirkan rasa sayangmu akan sahabat -sahabat? Apakah kebenaran meminta engkau berdiri di dalam posisi melayani Allah karena orang di sekitar nya tidak bersedia berserah kepada panggilan Kristus atas mereka? Ya, dan inilah salib yang harus engkau pikul, yang menuntun banyak orang berkata, “Aku tidak bisa berserah pada tuntutan kebenaran itu.” Namun Kristus berkata, ‘”Jika ada yang mengasihi bapanya, atau ibunya, atau saudara nya…lebih dari Aku, maka ia tidak layak bagiKU.” “Barang siapa mengikuti Aku dan akan menjadi muridKU, biarlah ia memikul salibnya dan mengikut Aku.” Inilah salib penyangkalan dan pengorbanan diri, meninggalkan kasih sayang mu disini dari mereka yang tidak mau berserah kepada tuntutan-tuntutan kebenaran. “Apakah ini merupakan pengorbanan terlalu besar bagi Dia yang mengorbankan segala nya bagimu?” ———Review and Herald, 19 April 1870.
……..Setan mengendalikan semua orang yang tidak dilindungi Allah secara khusus. Sebagian dibuatnya senang dan diberinya kemakmuran agar dapat melanjutkan rencana-rencananya, dan ia akan mendatangkan kesusahan kepada yang lain-lain, dan menuntun orang untuk mempercayai bahwa Allahlah yang membuat mereka menderita.—Kemenangan Akhir 619.2
Pengabdian kepada usaha mendapat uang, dan sifat tamak yang dilahirkan oleh upaya untuk mendapat untung itulah yang mematikan kerohanian sidang, dan menjauhkan kasih sayang Allah dari sidang itu. Apabila kepala-kepala dan tangan-tangan senantiasa sibuk dengan rencana dan usaha menimbun kekayaan, kepentingan-kepentingan Allah dan manusia dilupakan.
Jika Allah telah memberkati kita dengan kemakmuran, tidak berarti bahwa waktu dan perhatian kita harus dialihkan daripadaNya dan diberikan kepada berkat-berkat yang telah Ia pinjamkan kepada kita. Pemberi itu lebih besar daripada pemberian itu. Kita telah dibeli dengan harga yang mahal, kita bukan lagi milik kita. Lupakah kita bahwa suatu harga yang tak terduga besarnya telah dibayarkan bagi penebusan kita? Apakah rasa syukur telah mati di dalam hati? Tidakkah salib Kristus mempermalukan hidup yang dipenuhi dengan sifat cinta diri dan pemanjaan? . . . Kita sedang menyabit buah-buah dari pengorbanan diriNya yang tak ternilai ini; namun bila ada pekerjaan harus dilakukan, bila uang kita dibutuhkan untuk membantu pekerjaan Penebus dalam rangka penyelamatan jiwa-jiwa, kita memohon untuk dimaafkan. Kemalasan yang hina, sikap tidak peduli dan rasa cinta diri yang jahat menutup kesadaran kita terhadap tuntutan-tuntutan Allah.
Biarlah kita abdikan waktu dan harta kita bagi pekerjaan Allah, agar kita boleh berkenan di hadapanNya dan menerima pahalaNya. ———R &H, 17 Oktober 1882
Kita sebenarnya tak mempunyai musuh di luar diri kita yang patut kita takuti. Pergumulan kita yang terbesar adalah dengan diri kita yang tak berserah. Apabila kita mengalahkan diri kita, kita lebih besar daripada hulu balang perang melalui Dia yang telah mengasihi kita. . . . R&H, 15 Maret 1908
PELAJARAN DARI KEGAGALAN CONTOH DARI JENIS MEREKA YANG DILAMBANGKAN DENGAN SEKAM-SEKAM
- Contoh anak-anak dan cucuk Metusalah turut membantu membuat bahtera, namun tidak ikut masuk
Di tengah-tengah kejahatan yang merajalela, Metusalah, Nuh, dan banyak lagi yang lain, telah berusaha untuk tetap menghidupkan pengetahuan akan Allah yang benar, dan membendung arus kejahatan akhlak. Seratus dua puluh tahun sebelum air bah, Tuhan melalui seorang malaikat yang suci menyatakan kepada Nuh akan maksudNya, dan memerintahkannya untuk membuat sebuah bahtera. Sementara membuat bahtera ia harus berkhotbah bahwa Tuhan akan menurunkan air bah ke atas bumi untuk membinasakan orang-orang jahat itu. Mereka yang percaya akan pekabaran itu, dan mau bersedia untuk menghadapi peristiwa itu melalui pertobatan serta pembaharuan, akan memperoleh pengampunan dan akan diselamatkan. Henokh telah mengulangi kepada anak-anaknya akan apa yang telah dinyatakan Tuhan kepadanya sehubungan dengan air bah. Dan Metusalah serta anak-anaknya, yang sempat mendengarkan khotbah Nuh ikut membantu membuat bahtera itu.—–PB1 86.1
Sumber :
Kejadian 5:25-32:
5:25 Setelah Metusalah hidup seratus delapan puluh tujuh tahun, ia memperanakkan Lamekh.
5:26 Dan Metusalah masih hidup tujuh ratus delapan puluh dua tahun, setelah ia memperanakkan Lamekh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5:27 Jadi Metusalah mencapai umur sembilan ratus enam puluh sembilan tahun, lalu ia mati.l
5:28 Setelah Lamekh hidup seratus delapan puluh dua tahun, ia memperanakkan seorang anak laki-laki,
5:29 dan memberi nama Nuh kepadanya, katanya: “Anak ini akan memberi kepada kita penghiburan dalam pekerjaan kita yang penuh susah payah di tanah yang telah terkutuk oleh TUHAN.”
5:30 Dan Lamekh masih hidup lima ratus sembilan puluh lima tahun, setelah ia memperanakkan Nuh, dan ia memperanakkan anak-anak lelaki dan perempuan.
5:31 Jadi Lamekh mencapai umur tujuh ratus tujuh puluh tujuh tahun, lalu ia mati.
5:32 Setelah Nuh berumur lima ratus tahun, ia memperanakkan Sem, Ham dan Yafet.
Kejadian 7:6:
7:5 Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi.
Analisa:
- Artinya karena khotbah Nuh 120 tahun maka terdapat masa 20 tahun sebelum Sem, ham dan Yafet lahir. Berarti pembangunan bahtera Nuh dibantu oleh banyak orang yang nantinya mereka tidak akan masuk ke dalam bahtera tersebut.
- Artinya Metusalah masih hidup selama Nuh ngajar dan membangun bahtera, baru pas di hari Air Bah ia diambil mati,.
- Lamekh ia telah meninggal 5 tahun sebelum metusalah meninggal dan sebelum Air Bah.
- Kematian mereka bukan karena air bah, artinya bukan akibat dari penolakan pekabaran Nuh. Kedua orang ini adalah contoh mereka orang benar yang akan diambil mati.
Catatan:
Anak-anak dan cucuk-cucuk Metusalah atau paman dan bibi nabi Nuh serta saudara-saudara kandungnya yang dikatakan turut membangun bahtera tentunya bukanlah orang-orang yang turut mengolok-olok karena dikatakan mereka membantu setelah mendengar hotbah Nuh, namun oleh karena yang tercatat dalam sumber kitab Kejadian hanya Metusalah dan Lamekh yang diambil mati sebelum pencurahan air bah, maka bisa kita simpulkan bahwa paman dan bibi serta saudara-saudara Nuh yang tidak turut masuk dalam bahtera Nuh kesemuanya binasa tenggelam dalam air bah.
Jadi dari contoh ini kita dapat 3 kelompok:
- Mereka yang menolak dan mengolok-olok hotbah Nuh. Tidak masuk bahtera — binasa
- Mendengar hotbah Nuh dan turut membantu membangun bahtera, namun tidak ikut masuk — binasa,
- Mendengar hotbah Nuh, turut membantu membangun bahtera dan masuk bantera — lolos dari kebinasaan.
Contoh dari kegagalan anak-anak Lot yang hampir selamat
“Matahari terbit di atas bumi pada waktu Lut memasuki kota “Zoar.” Pagi yang terang benderang itu kelihatannya hanya menyatakan kemakmuran serta ketenangan ke kota-kota yang ada di padang itu. Kesibukan-kesibukan kerja mulai terlihat di jalan-jalan; orang banyak hilir mudik dalam urusan dagangnya, yang lain asyik mencari kepelesiran. Anak-anak mantu Lut sedang mengolok-olok perasaan takut serta amaran orang tua yang lemah ingatan itu. Tiba-tiba dan tanpa diharapkan seperti gemuruh guntur dari langit yang tak berawan, topan melanda. Tuhan telah menurunkan belerang dan api dari langit ke atas kota-kota serta padang yang subur itu; istanai-stana serta kuil-kuilnya, tempat-tempat tinggal yang mewah, kebun-kebun anggur dan orang banyak yang sedang bersuka-suka dalam kepelesiran yang pada malam sebelumnya telah menghinakan pesuruh-pesuruh sorga—semuanya dibakar. Asap api yang berkobar-kobar itu naik ke atas seperti dapur api yang besar. Dan lembah Siddim yang indah menjadi tempat yang sunyi-senyap, satu tempat yang tidak pernah dibangun atau dihuni lagi—satu kesaksian kepada semua generasi akan pasti pehukuman Allah terhadap pelanggaran.—-PB1 163.1
Lut bermukim di Zoar untuk sementara waktu saja. Kejahatan merajalela di sana sebagaimana halnya di Sodom, dan ia merasa takut tetap tinggal di sana. Karena jangan-jangan kota inipun akan dibinasakan pula. Tidak lama sesudah itu Zoar dibakar, seperti yang telah direncanakan Allah. Lut berjalan menuju ke gunung dan tinggal di dalam sebuah goa, kehilangan segala sesuatu untuk mana ia telah berani membiarkan keluarganya berada di bawah pengaruh-pengaruh kota yang jahat itu, tetapi kutuk Sodom mengikuti dia hingga di tempat ini sekalipun. Perbuatan yang keji dari putri-putrinya adalah akibat daripada pergaulan yang salah di kota yang jahat itu. Kejahatan akhlaknya telah demikian berpadu dengan tabiat-tabiat mereka sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Keturunan Lut, orang-orang Moab dan Amon, adalah bangsa yang jahat dan penyembah berhala, pemberontak terhadap Allah dan musuh besar daripada umatNya. —-PB1 166.3
Betapa besar perbedaan hidup Ibrahim dan Lut! Dulu mereka bersahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lut telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Ibrahim dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anak-anaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “satu puntung yang sudah direbut dari dalam api.” Zakharia 3:2, tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas isteri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah goa, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala (Moab dan Amon), yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umatNya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan merekapun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat daripada satu langkah yang tidak bijaksana! —–PB1 167.1
Catatan:
Anak-anak Lot telah melewati ujian di kota Sodom dan Gomorah, akan tetapi mereka gagal mengambil pelajaran dari pengalaman mahal mereka sendiri dan gagal mempertahankan kepercayaannya di kota Zoar.
Jadi terdapat 4 kelompok dalam pelajaran ini:
- Penduduk Sodom dan Gomora yang menolak ajakan atau amaran Lot untuk mempercayai pembinasaan kota —binasa,
- Istri Lot yang menerima ajakan atau amaran Lot, mempercayai pembinasaan kota, namun dipersimpangan jalan jatuh oleh masih memiliki berhala yang mengalihkan dari Allah — binasa,
- Anak-anak Lot menerima dan mempercayai serta menyaksikan pembinasaan kota, namun akhirnya kalah oleh karena mengulangi kesalahan ibunya masih memiliki cinta terhadap dirinya sendiri yang lama yang belum mampu ia kalahkan —binasa,
- Lot yang telah mempercayai, menyaksikan pembinasaan kota dan telah sepenuhnya meninggalkan manusia lamanya – selamat.
PELAJARAN DARI PENGALAMAN FILIPUS DENGAN SEORANG ETIOPIA
Filipus dipimpin untuk pergi kepada orang Etiopia itu dan menerangkan kepadanya nubuatan yang sedang dibacanya. “ Pergilah ke situ” kata Roh, “ dan dekatilah kereta itu! ” Dan sementara Filipus datang mendekat, ia bertanya kepada sida-sida itu, “ Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu. Jawabnya: Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku? Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Tulisan yang dibacanya adalah nubuatan Yesaya yang menceritakan tentang Kristus: “ Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang menceritakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. ” ——-KR 91.1
Orang Etiopia ini menggambarkan suatu rombongan yang besar yang memerlukan penginjil-penginjil sukarela seperti Filipus orang-orang yang akan mendengar suara Allah dan pergi ke mana Ia mengutus mereka. Ada banyak yang membaca Kitab Suci yang tidak dapat mengerti maksud yang sebenarnya. Di seluruh dunia pria dan wanita memandang dengan penuh perhatian ke surga. Doa dan air mata dan pertanyaan naik dari jiwa-jiwa yang merindukan terang, untuk anugerah, untuk Roh kudus. Banyak yang berada di batas kerajaan itu, hanya menunggu untuk dikumpulkan. ——KR 92.1
Seorang malaikat menuntun Filipus kepada seorang yang sedang mencari terang dan yang sedia untuk menerima Injil; dan pada dewasa ini malaikat-malaikat menuntun langkah-langkah dari pekerja-pekerja yang akan mengizinkan Roh Kudus untuk menyucikan lidah mereka dan menghaluskan serta memuliakan hati mereka. Malaikat yang dikirim kepada Filipus dapat melakukan pekerjaan bagi orang Etiopia itu tetapi hal ini bukanlah cara kerja Allah. Adalah rencana-Nya bahwa manusia harus bekerja untuk sesama mereka. ——KR 92.2
——————
NASIHAT TIDAK CUKUP MEMBACA – MENGERTI
Kristus sudah berkata: “Bahwa kamu menyelidik akan Alkitab, karena pada sangkamu boleh mendapat hidup yang kekal dari dalamnya, maka Kitab itu juga memberi kesaksian akan Daku.” Yahya 5:39. Yesus, Penebus dunia ini, meminta kepada manusia, supaya mereka bukan saja membaca, melainkan “menyelidik akan Alkitab” juga. Ini satu pekerjaan yang besar dan penting, dan hal itu sudah ditanggungkan ke atas kita. Dan dengan berbuat ini, kita akan mendapat untung yang besar; karena penurutan pada perintah Kristus tidak akan berjalan dengan tiada upahnya. Dia akan makotai dengan tanda-tanda karunia yang istimewa perbuatan kesetiaan ini dalam penurutan terang yang sudah dinyatakan dalam SabdaNya. — Testimonies on Sabbath School Work, hal. 29, 30..
…….Pikiran ribuan orang pelayan-pelayan Injil dikerdilkan oleh karena mereka diizinkan tinggal dalam perkara-perkara biasa, dan tidak membiasakan diri mencari harta yang tersembunyi – Firman Allah. Pada waktu pikiran dibawa untuk mempelajari Firman Allah, maka pengertian akan diperluas dan kemampuan yang lebih tinggi akan diperkembangkan untuk mengerti kebenaran yang meninggikan dan memuliakan.
Adalah menurut sifat dari masalah dengan mana pikiran dibiasakan yang akan mengkerdilkan atau memperluas pikiran. Jika pikiran tidak diangkat untuk menjadikannya kuat dan usaha terus-menerus untuk mengerti kebenaran oleh membandingkan kitab dengan kitab, maka sudah pasti pikiran itu akan mengkerut dan kehilangan sifat dan kekuatannya. Kita harus menaruh pikiran kita pada tugas menyelidiki kebenaran yang tidak terletak langsung dipermukaan. —RH, 28 September 1897
Hukum pikiranlah yang akan mempersempit atau memperluas matra (dimensi) hal-hal yang mana ia terbiasa. Kemampuan mental pasti akan mengkerut dan akan kehilangan kemampuannya menangkap arti-arti yang dalam dari Firman Allah kecuali pikiran itu digunakan dengan sekuat tenaga dan terus menerus untuk menyelidiki kebenaran. Pikiran akan menjadi luas jika ia digunakan untuk menelurusi hubungan pokok-pokok Alkitab, membandingkan kitab dengan kitab, dan perkara-perkara rohani dengan yang bersifat rohani. Pergilah ke bawah permukaan: kekayaan pikiran yang paling berharga sedang menunggu murid yang cerdas dan rajin disana —- RH, 17 Juli1888. (MYP 262)
MEMAHAMI PELAJARAN PERINTAH “WASPADA”
(Pelajaran ini melanjutkan pembelajaran Sabat 6 April 2024 bagian pelajaran “Mengisi sisa waktu 40 hari pendidikan khusus sebelum menyandang tugas roh suci hujan akhir” sub judul “Berhati-hati terhadap tawaran persatuan” dari sudut studi kasus, antara lain bacaan berikut:
Akan tetapi tidak ada persekutuan antara Putra terang dengan putra kegelapan, dan tidak akan ada persekutuan antara pengikut-pengikut mereka. Bilamana orang-orang Kristen mau bersekutu dengan mereka yang setengah-setengah bertobat dari kekafiran, mereka memasuki satu jalan yang menuntun mereka semakin jauh dan semakin jauh dari kebenaran. Setan bersuka karena ia telah berhasil menipu begitu banyak pengikut Kristus, la kemudian mengerahkan lebih banyak kuasanya dalam usaha ini dan mengilhami mereka untuk menganiaya mereka yang tetap setia kepada Allah. Tidak ada yang paling mengerti cara menentang iman Kristen yang benar seperti mereka yang pada suatu waktu pernah mempertahankannya. Dan orang-orang Kristen yang murtad ini, bergabung bersama-sama dengan teman-temannya yang setengah kafir, menunjukkan peperangan mereka menentang anjuran-anjuran Kristus yang paling penting. —–KA 46.1
Setelah melalui pertikaian panjang dan sengit, mereka yang setia dan sedikit, memutuskan untuk menghilangkan semua persekutuan dengan gereja yang murtad, kalau gereja itu tetap menolak membebaskan dirinya dari kepalsuan dan penyembahan berhala. Mereka melihat bahwa pemisahan mutlak diperlukan jikalau mereka mau menuruti firman Allah. Mereka tidak berani bersikap toleransi terhadap kesalahan-kesalahan yang fatal bagi jiwa mereka sendiri dan memberikan contoh yang membahayakan iman anak-anak dan cucu-cucu mereka. Untuk menjamin perdamaian dan persatuan, mereka siap melakukan kelonggaran yang sesuai dengan kesetiaan kepada Allah. Tetapi mereka merasa bahwa perdamaian sekalipun akan terlalu mahal jika harus dibeli dengan mengorbankan prinsip. Jikalau persatuan dapat dijamin hanya oleh dikompromikannya kebenaran dan kebajikan, maka biarlah ada perbedaan dan bahkan peperangan.—— KA 46.3
Yesus Sendiri tidak pernah membeli damai melalui kompromi. HatiNya dipenuhi kasih bagi seluruh umat manusia, akan tetapi Ia tidak pernah memanjakan dosa-dosa mereka. Ia menjadi sahabat karib mereka sehingga Ia tidak dapat tinggal diam saja melihat mereka mengikuti jalan yang akan membinasakan jiwa mereka, jiwa-jiwa yang telah dibeli-Nya dengan darah-Nya sendiri. Ia bekerja supaya manusia benar kepada dirinya sendiri, benar terhadap perhatiannya yang lebih mulia dan kekal. Hamba-hamba Kristus juga dipanggil kepada pekerjaan yang serupa, dan mereka harus berhati-hati supaya jangan di dalam mencari jalan untuk mencegah perpecahan, mereka menyerahkan kebenaran. Mereka harus “mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera” (Roma 14:19); tetapi damai yang sejati tidak pernah didapat oleh prinsip kompromi. Dan tidak ada seorang pun yang benar terhadap prinsip tanpa mendatangkan perlawanan. Suatu Kekristenan yang rohani akan ditentang oleh anak-anak yang durhaka. Tetapi Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa.” Orang-orang yang benar terhadap Allah tidak perlu takut akan terhadap manusia atau pun permusuhan Setan. Di dalam Kristus kehidupan yang kekal itu pasti. Ketakutan mereka hanyalah kalau-kalau mereka meninggalkan kebenaran, dan mengkhianati kepercayaan akan Allah yang telah menghormati mereka.—KSZ1 384.1
Alasan pelajaran ini dibahas:
Lebih baik mati daripada dihina atau melanggar akan hukum Allah adalah semboyan orang Kristen yang seharusnya. Sebagai suatu umat yang mengaku pembawa pembaruan, yang memiliki kebenaran yang paling suci dan yang menyucikan, kita harus meninggikan patokan itu lebih tinggi daripada yang sekarang. Dosa dan orang berdosa di dalam sidang patutlah segera diselesaikan agar orang lain pun tidak turut dinajiskan. Kebenaran dan kesucian menuntut agar kita melakukan pekerjaan yang lebih saksama membersihkan sidang dari orang-orang yang seperti Akhan. Hendaklah orang yang bertanggung jawab jangan membiarkan dosa dalam diri saudaranya. Tegaskanlah kepadanya bahwa dia harus memilih meninggalkan dosanya atau melepaskan keanggotaannya daripada sidang.———–NBS 256.7
(Tampak walaupun kita tidak dibenarkan jadi polisi bagi orang lain, namun kita juga harus berlaku seperti Yohanes Pembabtis, yaitu menjaga domba-domba tidak terkena angin-angin pengajaran)
“Jika seorang saudara sedang mengajarkan yang salah, maka mereka yang berada pada kedudukan-kedudukan bertanggungjawab patut mengetahuinya; maka jika ia sedang mengajarkan kebenaran, maka mereka harus berdiri pada pihaknya. Kita semua hendaknya tahu apa yang sedang diajarkan di antara kita; karena jika itu adalah kebenaran, maka kita perlu mengetahuinya.” Testimonies to Ministers, halaman 110.
Hotbah Victor T. Houteff “Sidang Memasuki Periode Masa Penuaian”
Amaran Sekarang jld 1 no. 21 :
Pegangan dari kelompok yang menawarkan PERSATUAN, paragraf pertama hotbah “Sidang Memasuki Periode Masa Penuaian”:
Betapapun besarnya dan betapapun efektifnya suatu pembangunan dan reformasi yang mungkin Allah sendiri laksanakan di dalam sidang-Nya, namun Alkitab menjelaskan, bahwa baik orang-orang berdosa maupun orang-orang suci, kedua-duanya akan tetap berada di dalam sidang sampai kepada masa penuaian. Orang tak perlu membual, bahwa anggota-anggota sidangnya semuanya adalah orang-orang suci, bahwa mereka semuanya adalah seia-sekata. Jika mereka betul-betul adalah seia-sekata, maka tak dapat tiada mereka itu semuanya adalah lalang, sehingga tak seorang suci pun terdapat di antara mereka itu, sehingga sidang itu jelas bukanlah sidang yang dimaksudkan oleh Kristus dalam Firman-Nya. Jika setiap perkara di dalam Alkitab adalah jelas, maka kiranya perkara ini cukup jelas. Sekarang marilah kita melihat kepada buku Matius pasal yang ke tiga belas.
Catatan:
Berdasarkan kutipan ini kelompok yang menawarkan PERSATUAN tersebut berkesimpulan bahwa oleh karena tidak ada sekarang ini (sebelum pembersihan) kelompok yang dapat mengatakan mereka seia sekata dan bilapun ada sesuai dikatakan Victor T. Houteff berarti kesemuanya lalang, maka dari itu kelompok ini sekarang ini sedang bekerja menemui semua aliran-aliran Davidian, mengajak untuk bersatu melepaskan semua perbedaan-perbedaan pandangan asalkan kesemuanya adalah para pemegang pekabaran Tongkat Gembala.
——————————————————————————————————————————————
Menguji apakah pandangan kelompok yang menawarkan PERSATUAN itu benar?
Petunjuk-petunjuk Ellen G. White:
Kita harus benar-benar sadar dan waspada
Kita berada di ambang pintu masa yang sukar. Setiap orang yang beroleh pengetahuan akan kebenaran haruslah bangun dan menempatkan dirinya, badan, jiwa, dan roh di bawah pimpinan Allah. Seteru itu mengikuti jejak kita. Kita harus benar-benar sadar dan waspada terhadap dia. Patutlah kita mengenakan selengkap senjata Allah. Kita harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Roh Nubuat. Kita harus mencintai dan menurut akan kebenaran bagi zaman ini. Ini akan menyelamatkan kita dari kejahatan yang besar. Allah sudah berkata-kata kepada kita melalui sabda-Nya. Dia sudah berbicara kepada kita melalui amanat kepada sidang dan melalui buku yang menjelaskan tugas kita pada zaman ini dan sikap yang patut kita pegang sekarang. Amaran yang sudah diberikan, satu persatu, syarat demi syarat, patutlah diperhatikan. Apakah alasan kita untuk tidak mempedulikannya?————— NBS 277.6
————————-
Setan akan menyelimuti ajaran salah dengan tampilan menarik, dan orang yang memperoleh terang besar yang paling hebat diserang
Pesuruh Setan menyelimuti ajaran yang salah dengan jubah yang menarik, sama seperti Setan di Taman Eden menyelubungi sifatnya dari penglihatan nenek moyang kita dengan berbicara melalui ular. Dengan jalan inilah ditanamkan dalam pikiran manusia kesalahan yang mematikan. Hipnotis Setan akan menguasai orang yang berpaling daripada firman Allah yang jelas dan menerima dongeng yang rasanya menyenangkan. ————NBS 275.6
Orang yang beroleh lebih banyak teranglah yang paling hebat diserang oleh Setan untuk menjeratnya. Diketahuinya jika dia dapat menipu mereka, oleh pimpinannya mereka akan menyelimuti dosa dengan jubah kebenaran lalu membuat manusia kesasar. ————NBS 275.7
———————-
Mencampur kepalsuan dengan kebenaran
Adalah melalui tipu muslihat dimana setan telah memperdayakan malaikat-malaikat; dengan cara seperti itulah sepanjang zaman ia telah menjalankan pekerjaannya di antara manusia dan ia akan terus menggunakan cara ini sampai kepada akhirnya. Jikalau dengan terang-terangan ia mengaku sedang berperang melawan Allah dan hukumNya, manusia akan waspada; tetapi ia telah menyelubungi dirinya dan mencampur-baurkan yang benar dengan yang salah. Kepalsuan yang paling berbahaya ialah kepalsuan yang bercampur dengan kebenaran. Dengan cara demikianlah yang salah telah diterima sehingga telah menawan dan membinasakan jiwa manusia. Oleh cara ini setan telah menguasai dunia ini. Tetapi harinya akan datang bilamana kemenangannya itu akan diakhiri untuk selama-lamanya. —–PB1 355.2
———————-
Jangan mendasarkan agama kepada teori dugaan atau kira-kira
Berjalanlah dengan tetap, dengan pasti, dengan kakimu berkasutkan persediaan akan Injil perdamaian. Maka engkau akan dapat memastikan bahwa agama yang suci dan tiada bercacat- cela bukanlah agama sensasi. Allah tiada menanggungkan di atas pundak seorang pun beban merangsang selera bagi ajaran dan teori yang hanya berdasarkan dugaan. Saudara-saudaraku, jauhkanlah perkara-perkara ini daripada ajaranmu. Janganlah biarkan perkara ini memasuki hidupmu. Janganlah pekerjaanmu dirusakkan olehnya———–NBS 276.7
Saya membujuk mereka yang bekerja bagi Allah agar tidak menggantikan yang benar dengan yang salah. Hendaklah bukan pertimbangan manusia menggantikan yang Ilahi, melainkan seharusnyalah kebenaran yang menyucikan. Kristus menantikan untuk menyalakan iman dan kasih di dalam hati umat-Nya. Janganlah ajaran yang salah kedengaran dari umat yang harus berdiri teguh di atas panggung kebenaran yang kekal. Allah menyuruh kita berpegang teguh pada prinsip-prinsip pokok yang berdasarkan kuasa yang tiada dapat diragukan. Kasih Akan Pengetahuan Terhadap Sabda-Jaminan Kita —————NBS 277.2
——————————————————————————————————————————————
Petunjuk Victor T. Houteff:
Lanjutan hotbah Victor T. Houteff“Sidang Memasuki Periode Masa Penuaian”
Amaran Sekarang jld 1 no. 21 (pegangan dari kelompok yang menawarkan PERSATUAN itu sendiri)
Matius 13 : 24, 25:
“Suatu perumpamaan yang lain lagi dikemukakan-Nya kepada mereka itu, kata-Nya: ‘Bahwa Kerajaan Sorga itu diumpamakan dengan seseorang yang menabur benih yang baik di ladangnya; maka sementara orang tidur, datanglah musuhnya menabur pula benih laIang di antara gandum itu, laIu pergilah ia.”
Alasan yang diberikan mengapa lalang-Ialang itu terdapat di antara gandum-gandum ialah karena “orang-orang tidur.” Jadi jelaslah, jika orang-orang terus berjaga, maka Musuh itu tidak akan menaburkan lalang-Ialang itu. Sekarang untuk menentukan apa yang dimaksudkan bagi manusia untuk berjaga, kita akan bacakan pada Matius pasal yang ketiga.
Matius 3 : 5, 6:
“Tatkala itu keluarlah orang-orang isi negeri Yerusalem, dan seisi tanah Yudea dan segenap daerah sekitar sungai Yarden mendapatkan Yahya, lalu dibaptiskannya mereka itu di dalam sungai Yarden, sambil masing-masing mengaku dosanya.”
Kata-kata firman ini menjelaskan, bahwa Yahya membaptiskan banyak orang, dan bahwa orang-orang yang dibaptisnya itu adalah hanya mereka yang mengakui dosa-dosanya.
Matius 3 : 7, 8:
“Tetapi apabila dilihatnya banyak dari orang-orang Parisi dan Sadukipun datang minta dibaptiskan, berkatalah ia kepada mereka itu: “Hai, bangsa ular, siapakah yang mengamarkan kamu supaya melarikan diri dari pada murka yang akan datang itu? Oleh sebab itu keluarkanlah olehmu buah-buah yang sepadan dengan pertobatan.”
Sungguhpun semua mereka ini adalah keIompok-keIompok yang terkenal di masa Yahya, namun bukan saja ia menolak untuk membaptiskan mereka, melainkan juga dengan jeIas dan sopan ia memberikan kepada mereka itu penjelasan, bahwa baptisan bukanlah sesuatu dengan mana dosa dapat ditutup, melainkan adalah sesuatu dengan mana semua dosa dapat dihapuskan. Ia menjelaskan, bahwa ia bukan bertugas untuk membuat orang-orang menjadi munafik. Yahya tidak membiarkan mereka ragu-ragu di dalam pikirannya, bahwa Allah tidak memerlukan mereka, melainkan bahwa merekalah yang membutuhkan Dia. Kemudian orang-orang Parisi dan Saduki itu pergi dengan penuh kesadaran, bahwa penghotbah besar yang penuh kewaspadaan pada hari itu tidak senang dengan kepopuleran mereka itu, ia berasal dari keturunan yang lebih rendah dari mereka. Melihat kepada keteguhan Yahya, dan dari kenyataan bahwa Tuhan telah mengatakan tidak ada seorang nabi yang lebih besar dari dia yang pernah muncul, maka kita ketahui bahwa Yahya adalah amat waspada, dan demikianlah seharusnya semua penghotbah.
Juga kita sebagai anggota-anggota sidang harus waspada seperti Yahya, dan teguh seperti Ayub, yang mampu mengatakan: “Walaupun Ia membunuh aku, namun aku akan tetap berharap kepada-Nya ……………..” — Ayub 13 : 15.
Catatan:
Lanjutan khotbah Victor T. Houteff ini, memberikan jawaban kepada kita bagaimana sebenarnya kata-kata Victor T. Houteff pada paragraf pertama, tampak lanjutan khotbah ini Victor T. Houteff memberikan amaran kepada kita untuk melakukan juga sebagaimana Yohanes pembabtis waspada terhadap orang-orang yang datang bergabung kedalam kelompok kebenaran. Petunjuk atau amaran ini cenderung bukan merupakan nasihat tetapi perintah kepada para petugas lanjutan Epesus 4:11 atau pipa-pipa kecil dari Zakharia pasal 4, kata-kata tersebut sangat jelas dan tegas “maka kita ketahui bahwa Yahya adalah amat waspada, dan demikianlah seharusnya semua penghotbah” dan sebagian paragraf terakhir “Juga kita sebagai anggota-anggota sidang harus waspada seperti Yahya”.
Dengan demikian jika kita membaca keseluruhan konteks tanpa memisahkan paragraf pertama dengan kelanjutan hotbah Victor T. Houteff tersebut, maka para pembaca tidak akan memiliki pemahaman yang salah dan berbeda dengan perspektif penulisnya.
Amaran Sekarang jilid 2 no. 27:
SAKIT CHRONIS DENGAN
TERLALU BANYAK PENGETAHUAN
DAN TERLALU SEDIKIT
PENGERTIAN
Oleh:
Victor T. Houteff
Pendeta dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 14 Februari 1948
Gereja Mount Carmel, Waco, Texas
Amerika Serikat
Untuk melukiskan pokok penyelidikan kita pada sore hari ini, maka marilah kita mengambil sebagai contoh buku yang Organisasi telah terbitkan mengenai Daniel dan Wahyu, yaitu dua buku yang sangat berharga dari Alkitab. Buku yang saya maksudkan ialah yang aslinya berjudul THOUGHTS ON DANIEL AND THE REVELATION. Buku itu telah ditulis sesuai model bentuk ilmiah, dan semua isinya adalah demikian meyakinkan, sehingga beribu-ribu buah telah berhasil dijual di seluruh dunia dalam sejumlah bahasa. Seseorang yang dapat menulis sebuah buku seperti itu tentunya memiliki pengetahuan yang luas. Tetapi bagaimana pun juga kita hendaknya memeriksa untuk melihat berapa luas pengertian yang terdapat pada buku-buku dari Daniel dan dari Wahyu itu sendiri.
Ambillah sebagai contoh Wahyu pasal 12, di mana dibicarakan dari hal wanita yang bermahkota dengan dua belas bintang. Di dalam buku yang kusebutkan itu Organisasi menjelaskan, bahwa wanita ini adalah melambangkan sidang Kristen, bahwa pakaian mataharinya ialah Injil Kristus, maka masyarakat tampaknya menerimanya dengan baik sekali.
Tetapi jika saudara-saudara itu ditanya: “Bagaimana mungkin wanita itu melambangkan sidang Kristen, lalu pada waktu yang bersamaan juga menjadi ibu dari Kristus?” Mereka akan memerlukan waktu untuk menjawab, sebab Kristus sendiri yang telah melahirkan sidang Kristen itu menjadi kenyataan tiga puluh tahun atau Iebih sesudah kelahiran-Nya. Akibatnya sidang itu tidak mungkin menjadi ibu-Nya.
Dan jika mereka ditanya, ‘Bagaimana mungkin wanita yang berpakaian matahari itu melambangkan sidang Kristen yang berpakaikan pakaian lnjil Kristus seperti yang anda tegaskan?’ maka mereka akan mendapat kesulitan untuk menjawab karena perempuan itu berpakaian matahari pada waktu sebelum Kristus Iahir, dan bahkan sebelum Injil muncul.
Kalau saja pertanyaan-pertanyaan ini disampaikan kepada saudara-saudara itu, maka saya yakin bahwa mereka mungkin sekali akan menjadi sangat kacau dalam usahanya untuk menjawab. Tetapi karena dari kenyataan tak seorang pun mengemukakan pertanyaan-pertanyaan ini, maka terbukti bahwa di seluruh dunia Kristen terdapat sangat sedikit pengertian.
Sekali lagi anda tak dapat membantah kenyataan, bahwa Organisasi telah memberikan suatu penyajian yang sangat ilmiah mengenai nubuatan Tujuh Trompet, dengan memaksakan suatu cara untuk membuka jalan terhadap lambang yang sedemikan ruwet itu, sambil menguatkan penjelasan-penjelasan mereka terhadapnya dengan menggunakan berbagai komentar dan sejarah dan memungkinkan orang banyak menerimanya dengan senang hati sesuai dengan yang mereka sajikan. Sungguhpun demikian, dengan metode-metode mereka yang ilmiah mereka pertahankan bahwa belalang-belalang yang dilepaskan segera setelah Bintang dari Langit itu membukakan “lubang yang tak terduga dalamnya itu” pada waktu trompet yang ke lima berbunyi (Wahyu 9 : 1 – 3), adalah melambangkan bala tentara orang-orang Mohammedan. Ini mereka lakukan walaupun pada kenyataanya belalang-belalang itu tidak akan membunuh seorang pun terkecuali hanya menyakiti orang-orang yang tidak memiliki meterai Allah pada dahi-dahi mereka, tetapi sebaliknya orang-orang Mohammedan itu membunuh setiap orang yang bangkit melawan mereka, terutama orang-orang Kristen, yaitu orang-orang yang memiliki meterai itu.
Lagi pula saudara-saudara itu menjelaskan, bahwa 200.000.000 ekor kuda itu berikut para penunggangnya yang akan membunuh sepertiga bagian dari umat manusia (Wahyu 9 : 18) adalah melambangkan pasukan kuda dari orang-orang Mohammedan itu, walaupun pada kenyataannya orang-orang Mohammedan itu tidak pernah memiliki sesuatu pasukan kuda yang sedemikian besar itu selama sejarah mereka.
Selanjutnya Yahya Pewahyu menceritakan dengan jelas, bahwa ekor dari kuda-kuda itu adalah seperti ular, dan kepala-kepalanya adalah seperti kepala singa, yang menyemburkan api, asap, dan belerang. Bertentangan terhadap kenyataan-kenyataan ini saudara-saudara itu mengatakan, bahwa kuda-kuda itu adalah kuda-kuda Arab yang biasa, bahwa tentara-tentara Turki yang bersenjata sedang menungganginya, bahwa Yahya gagal untuk melihat dengan tepat bahwa api, asap, dan belerang itu sesungguhnya keluar dari senjata-senjata, bukan dari mulut kuda-kuda itu.
Saya mengatakan bagi seseorang untuk sekian kali dengan cara yang kacau memberikan pendapat yang salah terhadap Alkitab lalu kemudian membuat orang percaya bahwa ia sedemikian itu sedang mengungkapkan Kebenaran, ia tak dapat tiada harus memiliki kemampuan yang luas, tetapi terlalu sedikit pengertiannya terhadap kenyataan, bahwa kalau saja Yahya telah dibiarkan keliru dalam sebagian khayalnya ini, maka ia mungkin sekali sudah dibiarkan keliru pada keseluruhan Buku Wahyu itu; dan bahwa bagi setiap orang yang menyuarakan pendapatnya mengenai Alkitab sedemikian itu, ia bukanlah sedang membangun iman, melainkan justru sedang meruntuhkan iman kepada semua nabi, mendorong orang untuk mengatakan, bahwa kalau saja Alkitab itu adalah sedemikian tidak sempurna begitu seperti yang di perlihatkan oleh mereka, maka apakah kebaikan-kebaikannya Alkitab itu? Dan bagaimanakah dapat kita menemukan Kebenaran itu lalu diselamatkan olehnya, karena jika para nabi itu sendiri tidak mampu menceritakan kenyataan-kenyataannya, maka bagaimanakah seseorang dari kita dapat berbuat begitu beribu-ribu tahun lamanya sesudah sejarah mereka?
Oleh karena saudara-saudara itu ternyata tidak mampu untuk melihat hal ini, dan karena tak ada seorang pun yang telah mempelajari ungkapan-ungkapan mereka itu juga mampu untuk melihatnya, maka tidakkah hal itu kelihatan jelas olehmu, bahwa walaupun terdapat banyak pengetahuan di mana-mana, ternyata terlalu sedikit pengertian terdapat dimana saja, bukan?
Dalam menangani keadaan yang seperti ini, maka Rasul Paulus mengatakan:
1 Korinthi 3 : 1:
“Hai Saudara-saudaraku, dahulu tiada dapat aku mengatakan kepada kamu seperti kepada orang-orang rohani melainkan seperti kepada orang-orang yang bertabiat duniawi, bahkan seperti kepada orang-orang menjadi bayi dalam Kristus.”
Di sini Paulus, menegur orang-orang yang pengetahuannya tampaknya luas, tetapi pengertian mereka tumpul, yaitu orang-orang, yang tidak memiliki pertambahan kerohanian yang seimbang dengan perkembangan masa, yang tidak dapat berpegang teguh kepada apa yang dikatakan Firman, tidak berkembang menjadi orang-orang Kristen yang dewasa. Oleh sebab itu ia terdorong untuk mengatakan:
1 Korinthi 3 : 2:
“Aku sudah memberikan kamu susu, dan bukan daging, karena sampai sekarang kamu belum tahan memakan daging, bahkan detik inipun kamu belum tahan.”
Paulus merasa kecewa dengan kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Korinthi. Mereka masih belum mampu untuk memakan makanan keras. Dengan lebih tegas ia mengatakan:
1 Korinthi 3 : 3, 4:
“Karena kamu masih dalam tabiat duniawi, karena jikalau ada dengki dan pertengkaran di antara kamu, bukankah kamu di dalam tabiat duniawi lalu melakukan cara orang dunia? Karena sementara seseorang mengatakan, saya adalah dari pihak Paulus, dan yang lain mengatakan, saya adalah dari pihak Apollos, bukankah kamu orang duniawi?”
Dengan cara memihak, sebagian memihak kepada Paulus dan sebagian kepada Apollos, mereka ternyata menerima apa yang Allah kirimkan melalui perantaraan juru kabar yang satu, dan menolak apa yang dikirimkanNya melalui perantaraan juru kabar yang lain. Hal ini akan anda saksikan lebih jelas dalam ayat-ayat berikutnya:
1 Korinthi 3 : 5 – 7:
“Maka siapakah Paulus itu, dan siapakah Apolos, kalau bukan hanya pendeta-pendeta, yang oleh mereka kamu teIah percaya, yaitu seperti yang Tuhan sudah karuniakan kepada setiap orang? Aku ini yang menanam, Apollos yang menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Maka sebab itu bukan dia yang menanam sesuatu, juga bukan dia yang menyirami itu yang dihargakan, meIainkan Allah yang menumbuhkan.”
Allah adalah segala-galanya, dan orang-orang pilihanNya adalah hanya penyambung lidahNya saja.
1 Korinthi 3 : 8, 9:
“Kini dia yang menanam dan dia yang menyirami itu adalah satu, maka setiap orang akan menerima upahnya sendiri sesuai dengan usahanya. Karena kami adalah orang-orang pekerja bersama-sama dengan Allah; kamu adalah pertanian Allah, kamu adalah bangunan Allah.”
Cara-cara memihak kepada seseorang yang seperti ini merusak orang-orang Kristen di masa Paulus dahulu, dan itu pun sedang merusak orang-orang Kristen di masa kita sekarang; artinya, orang-orang sedang menyanjung-nyanjung mereka yang pernah membawanya kepada pengetahuan Injil, gantinya mereka meninggikan Dia yang telah mengutus orang-orang itu dengan Injil. Dan bahkan lebih celaka lagi ialah nyata sekarang bahwa orang banyak sedang menyanjung-nyanjung orang-orang yang justru sama sekali tidak memiliki sedikit pun terang Ilham dalam dirinya, yaitu orang-orang yang sama sekali tidak diutus oleh Allah, melainkan yang bekerja sendiri dengan bebas menurut kehendaknya.
1 Korinthi 3 : 10 :
“Sesuai dengan karunia Allah yang telah diberikan kepadaku, sebagai seorang ahli bangunan yang pandai, maka aku sudah meletakkan alas, dan orang lain membangun di atasnya. Tetapi hendaklah setiap orang memperhatikan bagaimana ia membangun di atasnya.”
Kehidupan orang Kristen adalah seolah-olah bagaikan sebuah bangunan yang sedang dibangun. Seorang jurukabar Allah membangun pondasinya, orang lain membangun di atasnya. Jadi, tidak seluruh bahan bangunan dipercayakan kepada seorang jurukabar saja untuk membangun.
Akibatnya, jika seseorang hendak memilih menaruh harap kepada jurukabar yang ini atau yang itu sebagai gantinya menaruh harap kepada Allah dan kepada semua hambaNya yang telah diutusNya satu demi satu, maka orang itu pasti akan dibiarkan dalam kekurangan bahan bangunan, dan akibatnya ia tidak akan memperoleh cukup bahan yang diperlukan untuk dimiliki pada kedatangan Tuhan yang akan datang.
1 Korinthi 3 : 11 – 18:
“Karena lain pondasi tak dapat diletakkan oleh siapa pun, kecuali apa yang sudah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Kini jika barang seorang mendirikan rumah emas, perak, batu yang indah-indah, kayu, rumput kering, atau jerami di atas pondasi itu, maka semua pekerjaan orang-orang itu akan nyata kelak, karena hari itu akan menerangkan halnya, sebab ia itu akan diungkapkan oleh api, dan api akan menguji setiap pekerjaan manusia. Jika pekerjaan seseorang dapat bertahan, yaitu yang telah dibangunkannya di atas pondasi itu, niscaya kelak akan diperolehnya pahala. Jika pekerjaan seseorang terbakar, maka ia akan menderita rugi, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, namun seolah-olah dari dalam api. Tidakkah kamu ketahui, bahwa kamulah kaabah Allah, dan bahwa Roh Allah berdiam di dalam dirimu? Jika barang seorang menajiskan kaabah Allah, maka ia akan dibinasakan Allah, karena kaabah Allah itu kudus adanya, yaitu kamulah. Janganlah seseorang menipu dirinya sendiri. Jikalau barang seorang di antara kamu tampaknya bijaksana di dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh supaya ia dapat menjadi bijaksana.”
Di sini kepada kita diceritakan, bahwa teori-teori yaitu kayu, rumput kering, jerami — yang dihasilkan oleh orang-orang yang bukan utusan Allah, yang tidak diilhami, terhadap yang sedemikian ini seperti yang saya mintakan perhatian anda sejak mulanya, yaitu teori-teori yang tampaknya akan keluar dari suatu perbendaharaan pengetahuan yang luas, tetapi ternyata tanpa Roh Suci, seperti yang sudah anda saksikan adalah sampah yang mudah terbakar oleh api dari Allah dan jiwa-jiwa manusia tetap merana.
Dan sekali lagi kepada kita diceritakan, bahwa kepandaian duniawi adalah kebodohan bagi Allah, dan bahwa jika kita ingin susunan Kebenaran kita dapat menentang angin ribut, maka kita perlu membuang semua sampah itu lalu mengambil semua bahan kiriman Allah sementara kita terus membangun.
1 Korinthi 3 : 19, 20 :
“Karena kepintaran dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Karena ada tertulis, bahwa Tuhan menangkap orang pandai itu dalam kecerdikannya sendiri.” Dan Iagi, bahwa Tuhan mengetahui segala pikiran orang pandai, bahwa mereka itu sia-sia adanya.”
Oleh karena kepintaran dunia ini adalah kebodohan bagi Allah, maka kita lebih baik tidak berurusan dengannya, dan janganlah kita memihak — seseorang memihak kepada Luther, seseorang yang lain memihak Wesley, orang lain lagi kepada Campbell, atau kepada White — tetapi lebih baik kita berdiri pada pihak Tuhan saja, lalu menyambut semua Kebenaran yang datang dari semua hamba pilihan utusanNya. Jika tidak, maka apabila kita tiba di pintu Ia tak dapat tiada akan mengatakan kepada kita: “Enyahlah kamu, saya tidak pernah mengenal kamu.
1 Korinthi 3 : 21, 22:
“Oleh sebab itu janganlah seorang pun bermegah-megah atas hal manusia. Karena segala perkara adalah kepunyaanmu, baik Paulus, baik Apollos, baik Kepas, baik dunia ini, baik hidup ataupun mati; baik segala perkara yang ada sekarang, ataupun segala perkara yang akan datang kelak; semua itu adalah kepunyaanmu.”
Bermegah-megah dalam manusia, apakah itu dalam diri sendiri ataupun dalam orang lain, ialah membohongi dirimu sendiri dalam segala perkara. Ambillah sebagai contoh orang-orang Yahudi. Mereka telah mengambil keputusan bahwa “mereka berasal dari Musa”, dan karena mereka berpandangan begitu, maka untuk menerima para nabi atau pun Kristus, bagi mereka hal ini berarti melepaskan Musa. Sebagai akibatnya, gantinya segala perkara adalah milik mereka, mereka ternyata telah kehilangan segala-galanya, termasuk juga Musa; maka di manakah mereka itu pada waktu ini? Kayu, rumput kering, dan jerami yang sudah mereka susun pada struktur Kebenaran sesudah Musa meninggalkan mereka, sudah sejak lama habis terbawa oleh Api Kebenaran, yaitu Roh Suci.
Satu-satunya jalan yang selamat untuk membangun ialah dengan Kebenaran yang datang dari tahta Allah. Inilah caranya bagaimana Musa, nabi-nabi, dan para Rasul dahulu telah membangun, dan ini pun, caranya bagaimana kita patut membangun. Musa misalnya telah mendirikan pondasi bagi struktur Kebenarannya di atas batu karang kejadian yang kokoh, kitab Kejadian, pada pekerjaan dari Dia yang telah menciptakan segala dunia (Iberani 1 : 1). Para nabi yang kemudian dari padanya, termasuk juga para Rasul, mereka terus membangun di atas pondasi yang sama, bukan di atas teori-teori dari para imam dan ahli-ahli Torat, yaitu para pendidik yang dikenal pada masa itu. Dan itulah sebabnya mengapa struktur Kebenaran mereka itu tetap berdiri makin teguh pada waktu ini dari pada sebelumnya.
Saudara dapat saksikan, bahwa pengetahuan yang tidak disertai pengertian Ilahi adalah sama bahayanya bagi jiwa seperti api yang dilepaskan di dalam rumah yang dibangun dari pada kayu dan rumput kering. Oleh sebab itu jangan lagi kita menjadi orang-orang yang suka memihak, melainkan datanglah ke meja santapan Allah yang telah dipenuhiNya dengan limpah dengan makanan rohani, dan dengan tidak ragu-ragu dan bebas dari semua syakwasangka berpesta pora sampai kenyang, menyegarkan jiwa kita dan menguatkan tulang punggung kita dengan pengertian-pengertian yang baik sehingga kita dapat mampu berdiri melawan semua penyakit kronis dari pengetahuan duniawi; supaya kita mengalahkan cobaan dengan kekuatan dari Dia Yang Maha Tinggi, dan kita diijinkan mengambil bagian dalam memberitakan pekabaran apabila ia itu akan berkembang menjadi Seruan Keras.
PELAJARAN DARI PENGALAMAN YEREMIA
Contoh pengalaman Yeremia bagi pekerjaan calon-calon 144000 (tahun sekitar 586 SM)
Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi untuk kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya ia harus menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah yang benar. Selama pengepungan Yerusalem (Babilonia-Nebukadnezar) yang mengerikan ia menjadi jurubicara Yehova. Ia harus menubuatkan kejatuhan keluarga Daud dan kebinasaan bait suci yang indah yang dibangun oleh Salomo itu. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia masih tetap berbicara dengan tegas terhadap dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada akhirnya ia harus menyaksikan kegenapan nubuatan-nubuatannya sendiri secara harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu.—-PR 235.1
Pekabaran Yeremia kepada para imam dan rakyat membangkitkan sikap permusuhan dari banyak orang. Dengan mengadakan kegaduhan yang terang-terangan mereka berseru dengan nyaring, “Mengapa engkau bernubuat demi nama Tuhan dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya? Dan seluruh rakyat berkumpul mengerumuni Yeremia di rumah Tuhan.” Yeremia 26:9. Para imam, nabi palsu dan orang banyak menjadi marah kepadanya yang tidak mau membicarakan hal-hal yang enak atau nubuatan yang menipu. Begitulah pekabaran Allah tidak diindahkan, dan hamba-Nya diancam dengan kematian. Berita mengenai perkataan Yeremia disampaikan kepada semua pangeran Yehuda, lalu mereka bersegera dari istana raja ke bait suci, pergi mencari tahu sendiri kebenaran perkara itu. “Kemudian berkatalah para imam dan para nabi itu kepada para pemuka dan kepada seluruh rakyat itu, katanya: Orang ini patut mendapat hukuman mati, sebab ia telah bernubuat tentang kota ini, seperti yang kamu dengar dengan telingamu sendiri.’” Ayat 11. Tetapi Yeremia berdiri dengan berani di hadapan para pemuka orang banyak sambil mengumumkan, “Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu. Oleh sebab itu, perbaikilah tingkah lakumu dan perbuatanmu, dan dengarkanlah suara Tuhan, Allahmu, sehingga Tuhan menyesal akan malapetaka yang diancamkan-Nya atas kamu. Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab Tuhan benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.” Ayat 12-15.—–PR 241.1
—————
Kehancuran Yerusalem dari yang diamarkan Yeremia merupakan contoh bagi contoh saingannya gereja Advent.
Selama empat puluh tahun Yeremia harus berdiri di hadapan bangsa itu sebagai saksi untuk kebenaran dan keadilan. Pada zaman kemurtadan yang tiada taranya ia harus menunjukkan dalam kehidupan dan tabiat penyembahan kepada satu-satunya Allah yang benar. Selama pengepungan Yerusalem yang mengerikan ia menjadi jurubicara Yehova. Ia harus menubuatkan kejatuhan keluarga Daud dan kebinasaan bait suci yang indah yang dibangun oleh Salomo itu. Dan ketika dipenjarakan oleh sebab ucapan-ucapannya yang tidak mengenal takut, ia masih tetap berbicara dengan tegas terhadap dosa di kalangan atas. Dihina, dibenci, ditolak oleh manusia, pada akhirnya ia harus menyaksikan kegenapan nubuatan-nubuatannya sendiri secara harafiah mengenai nasib yang akan datang, dan ikut merasakan kesusahan dan penderitaan yang harus mengikuti kebinasaan kota yang malang itu. —–PR 235.3
Namun di tengah-tengah kebinasaan umum yang akan segera dialami bangsa itu, Yeremia seringkali diizinkan memandang ke seberang pemandangan-pemandangan menyedihkan pada waktu ini kepada pengharapan-pengharapan mulia pada masa yang akan datang, ketika umat Allah akan ditebus dari negeri musuh dan ditempatkan kembali ke Sion. Ia melihat lebih dahulu waktunya bilamana Tuhan akan membarui perjanjian hubungan dengan mereka. “. . . Hidup mereka akan seperti taman yang diairi baik-baik, mereka tidak akan kembali lagi merana.” Yeremia 31:12.———-PR 236.1
Dosa Eli itu terdiri atas menganggap remeh kejahatan anak-anaknya terhadap pekerjaan kudus, dan atas kejahatan yang melanda seluruh negeri itu. Kelalaiannya untuk membetulkan kejahatan-kejahatan ini telah menyebabkan suatu bencana mengerikan terhadap Israel. Anak-anaknya tewas dalam pertempuran, Eli sendiri kehilangan nyawanya, tabut Allah telah dibawa dari negeri Israel, tiga puluh ribu jiwa dari bangsa itu telah terbunuh dan semuanya oleh sebab dosa telah dibiarkan bertumbuh dengan subur dengan tidak ditegur atau diperbaiki. Israel dengan sia-sia mengira bahwa, walaupun perbuatan-perbuatan mereka berdosa, maka adanya tabut perjanjian itu akan memastikan kemenangan terhadap bangsa Filistin. Dalam cara yang sama, selama zaman Yeremia, para penduduk Yehuda cenderung percaya bahwa suatu pemeliharaan yang ketat terhadap upacara-upacara bait kudus yang ditetapkan Ilahi akan dapat melindungi mereka dari hukuman yang ditentukan untuk jalan mereka yang jahat.—-PR 240.3
Alangkah indahnya pelajaran ini kepada orang-orang yang memegang jabatan tanggung jawab sekarang di dalam gereja Allah! Alangkah indah amaran khidmat yang dilakukan dengan setia terhadap kesalahan-kesalahan yang mendatangkan kehinaan pada pekerjaan kebenaran! Hendaklah jangan ada orang yang mengaku pemelihara hukum Allah memuji-muji diri mereka sendiri bahwa penghormatan yang mereka dapat tunjukkan secara luar terhadap hukum-hukum itu akan melindungi mereka dari pada pelaksanaan keadilan Ilahi. Janganlah ada orang yang tidak mau ditegur karena kejahatan, ataupun membebani hamba-hamba Allah dengan berlaku terlampau berani dalam usaha membersihkan perkemahan dari perbuatan jahat. Allah yang membenci dosa memanggil mereka yang mengaku memelihara hukum-Nya supaya berpisah dari segala kejahatan. Suatu kelalaian untuk bertobat dan menunjukkan pertobatan yang rela akan mendatangkan akibat-akibat yang serius kepada pria dan wanita sebagaimana yang menimpa orang Israel. Ada suatu batas waktu di mana pehukuman-pehukuman Yehova tidak dapat lagi ditunda-tunda. Kebinasaan Yerusalem pada zaman Yeremia adalah suatu amaran khidmat kepada Israel modern, bahwa nasihat-nasihat dan anjuran-anjuran yang diberikan kepada mereka melalui alat-alat yang terpilih tidak boleh diremehkan dengan tidak mendapat hukuman.—-PR 240.4
———————————–
Pelajaran dari pengalaman Yeremia di zaman kepemimpinan raja Zedekia, petunjuk atau nasihat Allah saat itu sebagai makanan pada waktunya bertentangan dengan pandangan umum (yang mengira Tuhan akan menggunakan cara biasa) , umat akan diuji kepada siapa ia akan berpegang, bila suatu petunjuk diterima itu berarti separuh kebinasaan bisa dihindari
Dengan air mata Yeremia memohon kepada Zedekia untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan rakyatnya. Dengan kesedihan yang dalam ia memastikan kepada raja itu bahwa kecuali ia mau memperhatikan nasihat Allah, maka ia tidak dapat menyelamatkan nyawanya, dan segala miliknya akan jatuh kepada orang-orang Babel. Tetapi raja itu telah menempuh jalan yang salah, dan ia tidak sudi menyusuri kembali langkah-langkahnya. Ia memutuskan untuk mengikuti nasihat para nabi palsu, dan orang-orang yang benar-benar ia anggap rendah, dan yang mencela kelemahannya yang begitu bersedia menyerah kepada kehendak mereka. Ia mengorbankan kemerdekaan keperkasaannya yang mulia itu dan menjadi budak yang merangkak pada pendapat umum. Dengan tidak bermaksud melakukan kejahatan yang nyata, ia juga tidak mempunyai keputusan untuk berdiri dengan berani demi kebenaran. Menjadi sasaran hukuman walaupun ia mendapat nasihat yang diberikan Yeremia, ia tidak mempunyai kekuatan moral untuk menurut; dan sebagai akibatnya dengan tetap ia maju menempuh arah yang salah. ——PR 265.1
Raja itupun terlalu lemah untuk berterus-terang supaya orang-orang di istana dan rakyatnya dapat mengetahui bahwa ia telah mengadakan perundingan dengan Yeremia, maka begitu penuhnya ketakutan orang itu. Jikalau Zedekia telah berdiri dengan berani dan menyatakan bahwa ia percaya akan perkataan nabi itu, maka sudah separuh digenapi, kebinasaan apa yang dapat dihindarkan! Ia seharusnya berkata, Aku akan mengikut Tuhan, dan menyelamatkan kota dari kehancuran yang tuntas. Saya tidak berani meremehkan perintah Allah oleh sebab takut atau kebaikan manusia. Saya mengasihi kebenaran, saya membenci dosa, dan saya akan mengikuti nasihat Yang Mahakuasa orang Israel.——PR 265.2
(Catatan :
Pekabaran Yeremia merupakan suatu gambaran contoh bahwa pekabaran Tuhan contoh saingan akan bertentangan dengan pandangan umum sehingga orang yang bersedia menerimanya harus siap berbeda dengan orang banyak, dan orang yang menerimanya hanya orang-orang yang tidak merasakan masalah bila ia harus merendahkan diri.
Nasihat Allah melalui Yeremia adalah nasihat yang jauh berbeda dan tidak biasa, yaitu disuruh untuk menerima ditawan dan tunduk kepada pemerintahan Nebukadnezar sementara waktu (hingga menanti nasihat berikutnya jika diterima), sementara pandangan umum yang dimiliki orang Yahudi adalah oleh karena sepanjang perjalanan mereka keluar dari Mesir mereka dipimpin untuk melawan kepada setiap kerajaan yang mencoba mengganggu keberadaan mereka, demikian pula saat itu mereka berusaha meminta bantuan bangsa Mesir untuk melawan kerajaan Babilonia (PR 261.1 – Yesaya 31:1) Ini kembali menunjukkan bahwa oleh karena pengalaman Yeremia ini merupakan contoh bagi umat Allah pada buah-buah pertama, maka demikian pula pekabaran makanan pada waktunya yang merupakan pekabaran 144000 adalah pekabaran yang bertentangan dengan pandangan-pandangan umum, suatu pekabaran perjalanan kelepasan yang tidak biasa.
Dikatakan bahwa bila perkataan nabi Yeremia itu diterima, maka Zedekia telah menyelamatkan separuh diri dan keluarganya dari kebinasaan, hal ini berkaitan dengan pemahaman tentang pembenaran oleh Iman….yaitu iman yang dibenarkan adalah iman + perbuatan, jadi agar supaya lengkap suatu penerimaan akan kebenaran harus ditambahkan dengan perbuatan.)
Berikut pertentangan dengan pandangan umum tersebut yang dikarenakan Tuhan memberikan petunjuk atau nasihat bukan cara biasa yang telah dipahami, sehingga mengherankan banyak orang umum:
Sejak mulanya, Yeremia telah mengikuti suatu jalan yang tetap dengan nasihat supaya taat kepada bangsa Babel. Nasihat ini bukan saja hanya diberikan kepada Yehuda, tetapi kepada banyak bangsa di sekeliling. Pada permulaan pemerintahan Zedekia, para duta dari raja Edom, Moab dan Tirus, serta bangsa-bangsa lain mengunjungi raja Yehuda untuk mempelajari apakah menurut pertimbangannya waktunya menguntungkan untuk mengadakan suatu persekutuan dan apakah ia mau bergabung dengan mereka bertempur melawan raja Babel. Sementara para duta ini sedang menunggu jawabnya, Firman Tuhan datang kepada Yeremia, bunyinya, “Buatlah tali pengikat dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! Kemudian kirimlah pesan kepada raja Edom, kepada raja Moab, kepada raja bani Amon, kepada raja Tirus dan kepada raja Sidon, dengan perantaraan utusan-utusan yang telah datang ke Yerusalem menghadap Zedekia, raja Yehuda.” Yeremia 27:2, 3. —–PR 256.3
Yeremia diperintahkan untuk menyampaikan kepada para utusan supaya mengatakan kepada raja mereka bahwa Allah telah menyerahkan mereka semua ke dalam tangan Nebukadnezar, raja Babel itu, sehingga dengan demikian mereka harus “takluk kepadanya dan kepada anaknya dan kepada cucunya, sampai saatnya juga tiba bagi negerinya sendiri.” Ayat 7. —–PR 256.4
Lebih jauh para utusan itu diberi petunjuk untuk memaklumkan kepada raja mereka bahwa jikalau mereka tidak mau takluk kepada raja Babel maka mereka akan dihukum “dengan pedang, kelaparan dan penyakit sampar,” sampai mereka musnah. Teristimewa mereka harus berpaling dari pengajaran para nabi palsu yang dengan kata lain harus diberi nasihat. “Janganlah kamu mendengarkan nabi-nabimu,” kata Tuhan memaklumkan, “juru-juru tenungmu, juru-juru mimpimu, tukang-tukang ramalmu, dan tukang-tukang sihirmu yang berkata kepadamu, Janganlah kamu mau takluk kepada raja Babel, sebab mereka bernubuat palsu kepadamu, dengan maksud menjauhkan kamu dari atas tanahmu, sehingga kamu Kucerai-beraikan dan menjadi binasa. Tetapi bangsa yang mau menaruh tengkuknya ke bawah kuk raja Babel dan yang takluk kepadanya, maka mereka akan Kubiarkan di atas tanahnya, demikianlah Firman Tuhan, dan mereka akan mengolahnya dan diam di sana.” Ayat 8-11. Hukuman paling ringan yang dapat ditimpakan Allah yang berkemurahan kepada suatu bangsa yang begitu durhaka adalah menaklukkan diri kepada undang-undang Babel, tetapi jikalau mereka berperang melawan perintah melayani ini maka mereka harus merasakan kehebatan penuh daripada hukuman-Nya. —–PR 257.1
Di hadapan para imam dan orang banyak, Yeremia dengan sungguh-sungguh mendesak agar mereka mau tunduk kepada raja Babel. —–PR 257.3
Keheranan majelis bangsa-bangsa yang berkumpul tidak terhingga sama sekali ketika Yeremia, dengan membawa kuk penaklukan di sekeliling tengkuknya, menjadikan mereka sampai mengetahui kehendak Allah. —–PR 257.4
———————
Contoh jumlah yang akan diselamatkan dari dalam sidang adalah jumlah yang kecil dari keseluruhan
Nubuatan-nubuatan tentang malapetaka yang ditegaskan Yeremia ke atas orang-orang sisa yang memberontak terhadap Nebukadnezar dengan mengungsi ke Mesir disertai dengan janji-janji pengampunan kepada mereka yang bertobat dari kebodohan mereka dan bersedia untuk kembali. Sementara Tuhan tidak akan membiarkan hidup mereka yang meninggalkan nasihat-Nya dan beralih kepada pengaruh-pengaruh berhala orang Mesir yang memikat itu, namun Ia hendak menunjukkan kemurahan kepada mereka yang akan menunjukkan setia dan benar. “Hanya beberapa orang yang terluput dari pedang–jumlahnya kecil–yang akan kembali dari tanah Mesir ke tanah Yehuda,” Firman-Nya memaklumkan: “maka seluruh sisa Yehuda yang telah pergi ke Mesir untuk tinggal sebagai orang asing di sana akan mengetahui perkataan siapa yang terwujud, perkataan-Ku atau perkataan mereka.” Yeremia 44:28.–—–PR 266.4
———————-
Contoh kemunculan nabi palsu Hananya yang menandingi nabi Yeremia, ia juga menggunakan “Beginilah Firman Tuhan semesta alam” (artinya kepalsuan yang dibuat sedemikian mirip dengan aslinya akan terjadi dalam contoh saingannya di akhir zaman dengan menggunakan metode yang sama, sehingga menjadi ujian berat bagi umatNya)
Terhadap perlawanan yang kuat Yeremia berdiri dengan teguh mempertahankan kebijaksanaan untuk menaklukkan diri. Yang menonjol di antara mereka yang memberanikan diri untuk melawan nasihat Tuhan adalah Hananya, salah satu dari nabi palsu terhadap siapa orang banyak itu telah diberi amaran. Dengan mengira akan memperoleh kebaikan raja dan seisi istana kerajaan, ia mengangkat suaranya mengadakan protes, sambil memaklumkan bahwa Tuhan telah memberinya kata-kata membangkitkan semangat bagi orang-orang Yahudi. Ia berkata: “Beginilah Firman Tuhan semesta alam, Allah —–PR 257.5
Israel, Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah Tuhan yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel. Juga Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikian Firman Tuhan! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!” Yeremia 28:2-4. Yeremia di depan para imam dan orang banyak, dengan sungguh-sungguh mengajak mereka supaya takluk kepada raja Babel untuk selama jangka waktu yang Tuhan telah tentukan. Ia mengingatkan orang-orang Yehuda kepada nubuatan-nubuatan Hosea, Habakuk, Zefanya dan yang lain-lain yang pekabaran-pekabaran mereka mengenai teguran dan amaran sama dengan pekabaran-pekabarannya sendiri. Ia mengingatkan mereka kepada peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam kegenapan nubuatan-nubuatan mengenai ganjaran untuk dosa tidak bertobat. Pada masa yang lampau hukuman-hukuman Allah telah ditimpakan ke atas orang yang tidak menyesali dosanya dengan kegenapan yang tepat terhadap rencana-Nya seperti yang dinyatakan melalui para utusan-Nya. —–PR 257.6
Perkataan Yeremia yang menasihati supaya takluk merangsang Hananya untuk mengadakan suatu tantangan yang berani terhadap adanya pekabaran yang telah disampaikan itu. Dengan merebut kuk lambang dari tengkuk Yeremia, Hananya mematahkannya sambil berkata, “Beginilah Firman Tuhan; Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, daripada tengkuk segala bangsa. —–PR 258.2
“Lalu berkatalah nabi Yeremia kepada nabi Hananya; Dengarkanlah hai Hananya! Tuhan tidak mengutus engkau, tetapi engkau telah membuat bangsa ini percaya kepada dusta. Sebab itu beginilah Firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku menyuruh engkau pergi dari muka bumi. Tahun ini juga engkau akan mati, sebab engkau telah mengajak murtad terhadap Tuhan.” Maka matilah nabi Hananya dalam tahun itu juga, pada bulan yang Ketujuh. Ayat 13-17. . —–PR 258.4
Nabi palsu itu telah menguatkan ketidakpercayaan orang banyak terhadap Yeremia dan pekabarannya. Dengan jahatnya ia telah menyatakan dirinya sendiri utusan Tuhan, dan ia menderita kematian sebagai akibatnya. Pada bulan yang kelima Yeremia menubuatkan kematian Hananya, dan pada bulan yang Ketujuh kata-katanya terbukti benar oleh kegenapannya. . —–PR 258.5