<< Go Back

Sabat 13 Januari 2024

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Kemenangan Akhir Bab 28 Pengadilan Pemeriksaan

Sebagaimana raut muka seseorang dilukiskan oleh seorang pelukis dengan ketepatan yang tinggi, demikianlah tabiat dilukiskan dengan setia di dalam kitab-kitab di atas. Namun, betapa sedikitnya kekuatiran yang dirasakan mengenai catatan yang akan disaksikan oleh makhluk-makhluk Surga. Seandainya tabir atau selubung yang memisahkan dunia yang tampak dari dunia yang tidak tampak dapat dibuka, dan anak-anak manusia dapat memandang malaikat yang mencatat setiap perkataan dan perbuatan, yang mereka akan hadapi di depan pengadilan kelak, betapa banyak perkataan yang diucapkan setiap hari yang harus tidak diucapkan; betapa banyak perbuatan yang harus tidak dilakukan.—- KA 509.2

Dalam penghakiman, penggunaan setiap talenta akan diteliti dengan cermat. Bagaimanakah kita menggunakan modal yang dipinjamkan Surga kepada kita? Apakah Tuhan pada waktu kedatangan-Nya menerima bagianNya dari bunganya? Apakah kita sudah mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diberikan kepada kita, melalui tangan dan hati serta pikiran kita untuk memuliakan Allah dan untuk memberkati dunia ini? Bagaimanakah kita menggunakan waktu, pena, suara, uang dan pengaruh kita? Apakah yang sudah kita perbuat bagi Kristus, melalui orang-orang miskin, orang-orang yang susah dan menderita, yatim piatu, atau janda-janda? Allah telah membuat kita menjadi tempat penyimpanan firman-Nya yang suci; apakah yang telah kita lakukan dengan terang dan kebenaran yang telah diberikan kepada kita yang membuat manusia berhikmat dan menuntun kepada keselamatan? Tidak ada gunanya hanya mengaku beriman kepada Kristus, hanya kasih yang ditunjukkan melalui perbuatan, yang dianggap sejati. Dalam pemandangan surga, hanya kasih saja yang membuat sesuatu tindakan bernilai. Apa saja yang dilakukan dengan kasih, betapapun kecilnya bagi pemandangan manusia, akan diterima dan diberi upah oleh Allah.—- KA 510.1

Sifat mementingkan diri sendiri manusia yang tersembunyi tetap nyata di dalam kitab-kitab surga. Di sana tercatat tugas-tugas yang tidak dilaksanakan kepada sesamanya, tentang tuntutan-tuntutan Juruselamat yang dilupakan. Dalam kitab itu mereka akan melihat betapa seringnya waktu, pikiran, dan kekuatan yang menjadi milik Kristus diberikan kepada Setan. Betapa menyedihkan laporan yang dibawa malaikat ke surga. Makhluk-makhluk yang cerdas, yang mengaku pengikut Kristus, begitu larut mengejar harta duniawi atau kesenangan dan kepelesiran duniawi. Uang, waktu, dan kekuatan dikorbankan demi penonjolan dan pemanjaan diri, tetapi hanya sedikit waktu yang digunakan untuk berdoa, untuk menyelidiki Alkitab, untuk merendahkan diri dan mengakui dosa. —- KA 510.2

Orang benar dan orang jahat masih akan hidup di dunia ini dalam keadaan mereka yang fana manusia akan menanam dan membangun, makan dan minum, semuanya tidak sadar bahwa keputusan terakhir yang tidak bisa diubah telah dibuat di tempat kudus di atas. Sebelum air bah, sesudah Nuh masuk ke dalam bahtera, Allah menutupnya di dalam, sementara orang fasik di luar. Tetapi untuk selama tujuh hari lamanya orang-orang meneruskan ketidakperdulian mereka, kehidupan mereka yang cinta kepelesiran, dan ejekannya terhadap amaran pengadilan yang mengancam, tidak mengetahui bahwa kebinasaannya telah ditetapkan. Demikian pulalah halnya kelak,” kata Juruselamat, “pada kedatangan Anak Manusia.” (Matius 24:39). Secara diam-diam, tidak diketahui seperti pencuri di tengah malam, akan datang saat yang menentukan yang menandakan penentuan nasib semua orang, penarikan terakhir tawaran rahmat kepada orang berdosa. —- KA 513.3

Karena itu berjaga-jagalah… supaya kalau Ia tiba-tiba datang jangan kamu didapati-Nya sedang tidur.” (Markus 13:35, 36). Sangat berbahaya keadaan mereka, yang menjadi lelah dalam penantian mereka, lalu berpaling ke penarikan-penarikan dunia ini. Sementara pengusaha-pengusaha sibuk dengan usaha mereka mencari untung, sementara orang-orang yang mencintai kepelesiran memanjakan diri mereka, sementara gadis-gadis tergila-gila dengan pakaian dan perhiasan — mungkin pada waktu itulah Hakim seluruh dunia itu mengumumkan keputusan, “tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.” (Daniel 5:27). —- KA 514.1

Setan menciptakan berbagai rencana untuk mengisi pikiran kita, agar tidak memikirkan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan baik. Penipu utama itu membenci kebenaran agung yang menyingkapkan korban pendamaian, Pengantara Yang Mahakuasa itu. Setan tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung pada usahanya untuk memalingkan pikiran manusia dari Yesus dan kebenaran-Nya. —– KA 510.3

Petunjuk Ny. Ellen G. White memenangkan diri:

Kita harus menjaga diri terhadap satu penyimpangan dari kebenaran; karena satu pelanggaran, satu pengabaian manifestasi roh Kristus, membuka jalan bagi satu lagi, masih satu lagi sampai pikiran dikuasai oleh prinsip-prinsip musuh. Kalau dibangun, roh mementingkan diri sendiri menjadi nafsu yang mengganyang yang tak dapat dikalahkan kecuali dengan kuasa Kristus. — Testimonies jilid. 6, halaman 264, 265. –—— PyM 37.3

Engkau harus tahu waktunya menghemat dan waktunya membelanjakan uangmu. Kita tidak dapat menjadi pengikut Kristus kecuali kita menyangkal diri dan mengangkat salib. Utang harus dilunaskan; sisa-sisa yang tercecer harus dikumpulkan; pengeluaran tidak perlu harus dibatasi dan hanya hak milik yang sah yang boleh ditahan dan disimpan. Engkau harus memperhitungkan apa yang digunakan hanya untuk memuaskan citarasa dan dalam memelihara nafsu makan yang rusak dan suka hidup serba mewah. Uang yang dibelanjakan untuk makanan lezat yang tidak berguna dapat digunakan guna memperbanyak keenakan dan kenikmatan di rumahmu. Engkau tidak perlu hidup dalam kemelaratan; engkau harus jujur terhadap diri sendiri dan terhadap saudara-saudaramu. Kemelaratan adalah penyalahgunaan kelimpahan Allah. Pemborosan juga adalah suatu penyalahgunaan. Pengeluaran kecil-kecil yang menurut anggapanmu tidak berarti akan ternyata besar jumlahnya pada akhirnya. —– NBS 181.2

Pertanyaan yang perlu kita pertimbangkan ialah. Apakah kita lambang Kristus? Maaf tidak bernilai. Semua keadaan, semua selera dan nafsu harus menjadi hamba kepada orang yang takut akan Allah, bukan menjadi penguasa atas dia. Orang-orang Kristen tidak untuk diperbudak oleh kebiasan-kebiasaan yang diwarisi maupun yang dipupuk atau oleh kecenderungan —- SpT Series A, No. 9, hal 56, 1897 (TM 421)

 

 

 

 

PELAJARAN MENGGUNAKAN PERASAAN ATAU PENDAPAT SENDIRI DARI PENGALAMAN UMAT ALLAH

 

 

Pengalaman niat baik Uza yang menggunakan caranya sendiri harus mati karena memegang tabut perjanjian yang mau jatuh (2 Samuel 6:7)

 

 

Tetapi “sesampainya mereka itu di tempat pengirik Nakhon, tiba-tiba dicapai Uza akan tabut Allah, dipegangnya, karena terserandunglah lembunya. Maka berbangkitlah murka Tuhan akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di sana dekat dengan tabut Allah.” Satu kegentaran yang mendadak telah memenuhi rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka itu. ….. —–PB2 316.2 atau SRNJ2 367.2

 

Daud dan orang banyak itu telah berhimpun untuk melaksanakan suatu tugas yang suci, dan mereka telah mengambil bagian di dalam pekerjaan itu dengan hati yang senang dan sukarela; tetapi Tuhan tidak dapat menerima pelayanan mereka, oleh karena itu tidak dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Bangsa Filistin yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum Allah, telah menempatkan tabut itu di atas satu pedati yang baru pada waktu mereka mengembalikannya kepada Israel, dan Tuhan telah menerima usaha yang telah mereka adakan itu. Tetapi Israel memiliki di tangannya satu pernyataan yang jelas tentang kehendak Allah di dalam segala perkara ini, dan kelalaian mereka terhadap petunjuk-petunjuk ini merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Di atas diri Uza tertanggung satu kesalahan yang lebih besar, yaitu perbuatan yang takabur. Pelanggaran terhadap hukum Allah telah mengurangi kepekaannya terhadap kesucian tabut itu, dan dengan dosa yang belum diakui terdapat di dalam dirinya ia telah di hadapan larangan Ilahi itu—berani menjamah lambang hadirat Ilahi. Allah tidak dapat menerima penurutan yang setengah-setengah, tidak menerima cara yang sembarangan dalam memperlakukan hukum-hukum-Nya. Dengan menghukum Uza Ia bermaksud untuk mengingatkan Israel akan pentingnya memberikan perhatian yang ketat terhadap segala tuntutan-Nya. Dengan demikian kematian seorang, dengan menuntun mereka kepada pertobatan, akan dapat mencegah perlunya diturunkan hukuman ke atas ribuan orang. ——SRNJ2 368.2

 

Nasib Uza adalah merupakan satu hukuman Ilahi terhadap pelanggaran atas satu perintah yang paling nyata. Melalui Musa Tuhan telah memberikan petunjuk yang khusus sehubungan dengan pemindahan tabut itu. Tidak ada seorang pun kecuali para imam, turunan Harun, boleh menjamahnya, atau sekalipun hanya memandangnya tanpa penutupnya. Perintah Ilahi adalah, “Pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati.” Bilangan 4:15. Para imam harus menutupi tabut itu, dan kemudian anak-anak Kehat harus mengangkatnya dengan memegang alat pengusungnya, yang diletakkan di dalam satu bulatan pada kedua belah sisi tabut itu, dan yang tidak boleh dipindahkan. Kepada bani Gerson dan Merari, yang bertanggung jawab atas tirai-tirai dan papan-papan serta tiang-tiang Kemah Suci, Musa telah memberikan pedati dan lembunya untuk alat pengangkutan dari apa yang telah diserahkan atas tanggung jawab mereka. “Tetapi kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, karena pekerjaan mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas bahunya.” Bilangan 7:9. Dengan demikian, di dalam membawa tabut itu dari Kiryat-Yearim ada satu pelanggaran yang langsung dan tidak dapat dimaafkan terhadap perintah Tuhan. ——-SRNJ2 368.1

 

Setelah tiga bulan berlalu ia mengambil keputusan untuk mencoba sekali lagi memindahkan tabut itu, dan sekarang ia telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap setiap petunjuk Ilahi sampai kepada perkara yang kecil sekalipun. Sekali lagi para pemuka bangsa itu dihimpunkan, dan satu perkumpulan yang besar telah berhimpun di sekeliling tempat tinggal orang Gat itu. Dengan sikap yang hormat tabut itu sekarang diletakkan di atas bahu orang-orang yang telah ditetapkan oleh Ilahi, orang banyak itu berbaris, dan dengan hati yang gemetar rombongan orang banyak itu telah bergerak maju. Setelah maju enam langkah sangkakala berbunyi menandakan bahwa mereka harus berhenti. Oleh petunjuk Daud korban “seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan” dipersembahkan. Sekarang kesukaan menggantikan rasa kegentaran. Raja telah menanggalkan jubah kerajaannya dan mengenakan baju efod yang biasa, seperti yang biasa digunakan oleh para imam. Oleh tindakan ini ia tidaklah menyatakan bahwa ia akan melakukan pekerjaan imam, oleh karena baju efod kadang-kadang dipakai oleh orang lain selain imam. Tetapi di dalam upacara yang suci ini ia mau mengambil tempat, di hadapan Allah, sebagai seorang yang setaraf dengan bawahannya. Pada hari itu Tuhan harus ditinggikan. Ia harus menjadi satu-satunya Pribadi yang dihormati. —–SRNJ2 370.1

 

Contoh pengalaman-pengalaman sebaliknya tentang kepatuhan tidak menggunakan cara-cara sendiri dari tembok Yerikho, dan Daud

 

“Oleh iman juga roboh tembok negeri Yerikho.” Ibrani 11:30. Penghulu bala tentara Allah hanya berhubungan dengan Yusak saja; Ia tidak menyatakan diriNya kepada segenap perhimpunan itu, dan terserah kepada mereka untuk mempercayai atau meragukan kata-kata Yusak, untuk menurut kepada perintah yang diberikan olehnya di dalam nama Tuhan, atau untuk menyangkal wewenangnya. Mereka tidak dapat melihat bala tentara malaikat yang mengawal mereka di bawah pimpinan Anak Allah. Mereka bisa saja berdalih: “Betapa tidak berartinya usaha-usaha ini, dan betapa ganjilnya untuk berbaris setiap hari mengelilingi dinding kota itu sambil meniup terompet yang terbuat dari tanduk domba. Ini tidak akan ada pengaruhnya terhadap benteng-benteng yang menjulang tinggi itu.” Tetapi rencana untuk meneruskan pekerjaan ini yang memakan waktu yang cukup lama sebelum hancurnya tembok-tembok itu telah memberikan kesempatan untuk berkembangnya iman di antara bani Israel. Haruslah dijelaskan kepada pikiran mereka bahwa kekuatan mereka bukan terdapat dalam kebijaksanaan manusia, atau di dalam kegagahannya, tetapi hanya di dalam Allah keselamatan mereka. Dengan demikian mereka akan terbiasa bersandar sepenuhnya kepada pemimpin ilahi mereka. —–PB2 84.3

 

Allah memerintahkan Daud, sambil berkata, “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu Tuhan telah ke luar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.” Jikalau Daud seperti Saul, telah memilih jalannya sendiri, sukses tidak akan menjadi bagiannya. Tetapi ia berbuat sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan, dan ia “memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer. Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan Tuhan mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.” I Tawarikh 14:16, 17. ————–SRNJ2 366.3

 

Nasihat EGW:

 

Apakah Anda telah memegang kebenaran berharga dari satu tema ke tema yang lain yang telah diberikan kepadamu? Atau apakah engkau sedang berpikir untuk mengikuti pemikiran dan pendapatmu sendiri dan membaca dan menghakimi Firman Allah dengan pendapat dan teori-teorimu sendiri? Atau akankah kamu menempatkan pemikiran-pemikiran dan teori-teorimu kepada Firman Allah dan membiarkan Sabda-Nya yang hidup dibukakan untukmu di mana engkau dapat melihat kekurangan dan cacat terdapat dalam pemikiran-pemikiran dan teori-teorimu? Kita tidak dapat menghakimi Firman Allah karena kita mempercayai demikian. ‘“Carilah pengajaran dan kesaksian!’ Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar” (Yesaya 8:20). —-——-Iman dan Perbuatan 109.3

 

Alkitab ditulis bukanlah hanya untuk kaum sarjana, sebaliknya, Alkitab itu direncanakan untuk orang-banyak. Kebenaran-kebenaran yang besar yang perlu untuk memperoleh keselamatan sudah dinyatakan dengan jelas bagai hari siang; dan tidak seorang pun yang akan salah atau tersesat jalannya kecuali orang yang menurut pertimbangan pikirannya sendiri ganti kehendak Allah yang telah dinyatakan dengan jelas. ––Kebahagiaan Sejati 82.2

Pendapat menilai diri sendiri baik dari kekurangan orang lain

Pengalaman Petrus

Ketika Petrus berjalan di sisi Yesus, Ia melihat bahwa Yohanes sedang mengikuti. Suatu kerinduan datang kepadanya hendak mengetahui masa depannya, dan ia “berkata kepada Yesus, ya Tuhan, apakah yang akan terjadi dengan dia ini? Jawab Yesus: Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: ikutlah Aku.” Petrus sudah seharusnya mempertimbangkan bahwa Tuhannya akan menyatakan kepadanya segala sesuatu sehingga paling baik baginya untuk diketahui. Adalah kewajiban setiap orang mengikut Kristus, tanpa kecemasan yang berlebih-lebihan, tentang pekerjaan yang ditentukan bagi orang lain. Dalam mengatakan tentang Yohanes, “Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang,” Yesus tidak memberikan jaminan bahwa murid ini harus hidup sampai kedatangan Tuhan kedua kalinya. Ia hanya menegaskan kuasa-Nya sendiri yang unggul itu, dan meskipun Ia menghendakinya sedemikian, hal itu sekalikali tidak akan mempengaruhi pekerjaan Petrus. Masa depan Yohanes dan Petrus adalah dalam tangan Tuhan mereka. Penurutan dalam mengikut Dia merupakan kewajiban yang dituntut dari setiap orang. ———-KSZ2 470.2

Alangkah banyak orang yang seperti Petrus dewasa ini. Mereka menaruh perhatian dalam persoalan orang lain dan ingin mengetahui kewajiban mereka, sedangkan mereka ada dalam bahaya melalaikan kewajiban mereka sendiri. Adalah pekerjaan kita untuk memandang kepada Kristus dan mengikut Dia. Kita akan melihat adanya kesalahan-kesalahan dalam kehidupan orang lain, serta cacat dalam tabiat mereka. Manusia dikelilingi dengan kelemahan. Tetapi dalam Kristus kita akan mendapat kesempurnaan. Oleh memandang Dia, kita akan diubahkan.—-KSZ2 470.3

Sebelum kejatuhannya, Petrus selalu berbicara tanpa dipikirkan masak-masak dari dorongan hati pada saat itu juga. Ia selalu bersedih memperbaiki orang lain, dan mengungkapkan isi pikirannya, sebelum ia mempunyai suatu pengertian yang terang tentang dirinya atau tentang apa yang hendak dikatakannya. Tetapi Petrus yang sudah bertobat sangatlah berbeda. Ia tetap memelihara semangatnya yang terdahulu, tetapi rahmat Kristus mengatur kerajinannya. Ia tidak lagi bersemangat dengan cara sembrono, percaya pada diri sendiri saja, dan meninggikan diri, melainkan tenang, dapat mengendalikan diri, dan dapat diajar. Pada waktu itulah ia dapat memberi makan domba-domba dalam kandang Kristus. —-KSZ2 468.1

Nasihat EGW:

Orang yang sering memandang ke salib Golgota, mengingat bahwa dosa-dosanyalah yang menempatkan Juruslamat itu di sana, tidak akan berupaya untuk menaksir derajat kesalahannya dibandingkan dengan kesalahan-kesalahan orang lain. Dia tidak akan menduduki kursi pengadilan untuk melontarkan tuduhan terhadap orang lain. Tidak boleh ada roh mengritik atau membesar-besarkan diri di pihak orang-orang yang berjalan dalam bayang-bayang salib Golgota.—— KAB 145.1

 

Para pekerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai waktu untuk memikir-mikirkan kesalahan orang lain. Kita tidak dapat hidup di atas kulit kesalahan atau kegagalan orang lain. Berbicara jahat adalah kutuk ganda, yang jatuh lebih berat ke atas si pembicara daripada ke atas si pendengar. Barang siapa menyebarkan benih perpecahan dan pertengkaran, akan menuai buah yang mematikan. Perbuatan mencari-cari kejahatan orang lain berarti mengembangkan kejahatan pada diri mereka yang mencari-cari itu. Dengan memikir-mikirkan kesalahan orang lain, kita diubah kepada gambaran yang sama. Tetapi dengan memandang kepada Yesus, mereguk kasih dan kesempurnaan tabiat-Nya, kita menjadi berubah kepada citra-Nya. Dengan merenungkan cita-cita tinggi yang ditempatkan-Nya di hadapan kita, maka kita akan ditinggikan kepada suatu suasana yang murni dan suci, dan di hadapan hadirat Allah. Bilamana kita tinggal di sini, akan keluar dari kita terang yang menyinari semua orang yang berhubungan dengan kita. —-PI 411.1

 

Gantinya mengeritik dan menyalahkan orang lain, katakan, “Saya harus mengerjakan keselamatan saya sendiri. Jikalau saya bekerja sama dengan Dia yang rindu menyelamatkan jiwa saya, maka saya harus menjaga diri saya sendiri dengan tekun. Saya harus menyingkirkan setiap kejahatan dari kehidupan saya. Saya harus mengalahkan setiap kesalahan. Saya harus menjadi seorang makhluk yang baru di dalam Kristus. Barulah, gantinya melemahkan mereka yang bergumul melawan kejahatan, saya dapat menguatkan mereka dengan kata-kata yang memberi semangat.” —- PI 411.2

Engkau perlu berkenalan dengan kelemahan sebagaimana dengan kekuatan yang ditunjukkan dalam tabiatmu, supaya engkau tetap waspada jangan sampai engkau terlibat dalam perusahaan dan menerima tanggung jawab yang tidak dirancang Allah untukmu. Engkau tidak boleh membandingkan tindakan-tindakanmu dan mengukur kehidupanmu dengan suatu standar manusia, melainkan dengan peraturan kewajiban yang dinyatakan dalam Alkitab. —— PI 280.2

“Banyak yang tertipu mengenai keadaan hati mereka. Tidak mereka sadari bahwa pada hakekatnya hati itu adalah penipu adanya terlebih dari pada segala sesuatu, dan tiada berketentuan jahatnya. Mereka menyelubungi sekeliling dirinya dengan kebenarannya sendiri lalu merasa puas karena telah mencapai standar sifat-sifat tabiat manusia ukurannya sendiri. Tetapi alangkah bahayanya kegagalan mereka bilamana tidak mereka mencapai standard ukuran Ilahi, yang oleh mereka sendiri tak mungkin dapat mereka penuhi syarat-syarat keinginan Allah.

Kita boleh saja mengukur diri sendiri dengan ukuran kita sendiri, kita boleh saja memperbandingkan diri sendiri diantara sesama kita sendiri, kita boleh saja mengatakan bahwa kita telah berbuat seperti si Anu yang itu atau pun si Anu yang ini, tetapi masyalahnya yang mana pengadilan akan minta untuk dijawab adalah, sudahkah kita memenuhi tuntutan-tuntutan sorga yang diatas? Sudahkah kita mencapai standar ukuran Ilahi itu? Adakah hati kita sesuai dengan Allah segala langit itu?”—-Selected Messages, book 1, pp. 320, 321.

 

 

 

 

PENDAPAT-PENDAPAT MANUSIA, TRADISI-TRADISI, DAN PENGAJARAN-PENGAJARAN SESAT DARI MANUSIA DALAM PERISTIWA PENGGENAPAN UJUNG PERHITUNGAN TIME SETTING

 

 

Maranatha, 8 Januari – Kekecewaan-Kekecewaan Yang Sama

 

Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. Yakobus 5:11.

Tidak jarang pikiran orang-orang dan bahkan hamba-hamba Tuhan dibutakan oleh pendapat-pendapat manusia, tradisi-tradisi, dan pengajaran-pengajaran sesat dari manusia, agar mereka bisa hanya setengah-setengah memahami perkara-perkara besar yang diungkapkan Allah di dalam firmanNya. Demikian telah terjadi dengan murid-murid Kristus walaupun Sang Juruselamat telah ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran-pikiran mereka telah menjadi diilhami dengan konsepsi populer tentang Mesias sebagai seorang raja yang bersifat sementara, yang harus meninggikan Israel pada tahta kerajaan dunia, dan 16.1

Sejak kelahiran mereka hati mereka telah ditetapkan pada kemuliaan yang akan datang dari kerajaan duniawi, dan hal ini telah membutakan pengertian mereka….  16.2

Pengalaman murid-murid yang mengkhotbahkan “injil kerajaan” pada kedatangan pertama Kristus, memiliki contoh saingannya dalam pengalaman orang-orang yang mewartakan kedatanganNya yang kedua……..   16.3

Seperti murid-murid yang pertama itu, William Miller dan rekan-rekannya sendiri belum sepenuhnya memahami masukan pesan yang mereka munculkan. Kesalahan-kesalahan yang telah begitu lama bercokol di dalam gereja mencegah mereka untuk sampai pada interpretasi yang benar dari sebuah poin penting di dalam nubuatan. Oleh karena itu, meskipun mereka menyebarkan pesan yang telah Allah tugaskan kepada mereka untuk diberitahukan ke seluruh dunia, oleh karena kesalahpahaman akan maknanya mereka menderita kekecewaan….  16.4

Bagi orang-orang yang beriman ini, seperti halnya bagi murid-murid yang pertama itu,  perkara-perkara yang dalam jam pencobaan terlihat gelap pada pemahaman mereka selanjutnya akan dibuat menjadi jelas. Bilamana mereka akan melihat “akhir dari Tuhan” itu mereka akan mengetahui bahwa, meskipun cobaan itu akibat dari kesalahan-kesalahan mereka, tujuan-tujuan cintaNya kepada mereka telah sedang menggenapi secara terus-menerus. Mereka akan belajar melalui sebuah pengalaman yang terberkati bahwa Dia adalah “sangat berbelaskasih dan penuh rahmat”; bahwa semua jalanNya “adalah rahmat dan kebenaran bagi mereka yang memelihara perjanjian dan kesaksian-kesaksianNya”.  16.5

Maranatha 9 Januari – Orang-Orang Yang Rendah Hati Mewartakan Kabar Kerajaan Itu

Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 2 Petrus 1:19.

Pesan ini [Wahyu 14:6, 7] dinyatakan menjadi bagian dari “injil yang kekal”. Pekerjaan pewartaan injil belum pernah diserahkan kepada para malaikat, tetapi telah dipercayakan kepada manusia. Para malaikat telah ditugaskan untuk mengarahkan pekerjaan ini, mereka bertanggung-jawab akan pergerakan-pergerakan besar untuk penyelamatan manusia; tetapi pewartaan yang sebenarnya akan injil itu dilakukan oleh hamba-hamba Kristus di muka bumi ini.  17.1

Orang-orang beriman, yang patuh pada petunjuk-petunjuk yang berasal dari Roh Allah dan ajaran-ajaran dari perkataanNya, disuruh mewartakan amaran ini kepada dunia. Mereka adalah orang-orang yang telah mengambil pelajaran dari “perkataan yang pasti dari nubuatan”, yaitu “pelita yang bercahaya di tempat yang gelap, sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar”.  2 Petrus 1:19. Mereka telah menemukan pengetahuan akan Allah lebih daripada harta karun, menganggapnya “lebih baik daripada barang dagangan yang terbuat dari perak, keuntungannya melebihi emas murni.” Amsal 3:14. Dan Tuhan mengungkapkan kepada mereka perkara-perkara besar tentang kerajaan itu. “Rahasia Tuhan ada bersama mereka yang takut kepadaNya; dan Ia akan memberitahukan kepada mereka perjanjianNya.” Mazmur 25:14. 17.2

Bukanlah para ahli teologi yang berpendidikan yang memiliki pengertian tentang kebenaran ini dan yang ikut serta dalam pewartaannya. Jika saja mereka ini menjadi orang-orang yang berjaga-jaga dengan penuh iman, yang dengan tekun dan penuh doa menyelidiki Kitab-Kitab Suci, maka mereka akan mengetahui waktu malam itu; nubuatan-nubuatan akan membukakan ke hadapan mereka peristiwa-peristiwa yang akan segera terjadi. Tetapi mereka tidak menduduki posisi ini, dan kabar [tentang kerajaan] itu telah diberikan kepada orang-orang yang lebih rendah hati. Yesus berkata: “Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu.” Yoh. 12:35. Mereka yang beralih dari terang yang diberikan Allah itu, atau mengabaikan untuk mencarinya di dalam pencarian mereka, akan ditinggalkan dalam kegelapan. Tetapi Sang Juruselamat berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Yoh. 8:12. Siapa saja yang dengan satu tujuan mencari untuk melakukan kehendak Allah, dengan sungguh-sungguh mengikuti terang yang telah diberikan, akan menerima terang yang lebih besar lagi; dan bagi jiwanya suatu bintang dengan pijaran surgawi akan dikirim untuk menuntun dia ke dalam segala kebenaran. 17.3

Maranatha 10 Januari – Kebenaran akan Menang

Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi! Wahyu 10:5, 6.

Pesan dari Wahyu Pasal 14, yang mengabarkan jam penghakiman Allah ada datang, diberikan dalam waktu penghabisan; dan malaikat dalam Wahyu Pasal 10 dilambangkan berdiri di atas laut dan di atas bumi, seraya memberitahukan bahwa pesan tersebut akan disampaikan ke tempat-tempat yang jauh, lautan akan diseberangi, dan pulau-pulau akan mendengar pekabaran dari amaran terakhir…..  18.1

“Dan malaikat yang kulihat berdiri di atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, dan ia bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala isinya, katanya: “Tidak akan ada penundaan lagi! (Wahyu 10:5, 6). Pesan ini mengumumkan akhir dari periode-periode nubuatan. Kekecewaan dari mereka yang telah menanti-nanti untuk melihat Tuhan kita dalam tahun 1884 yang lalu adalah benar-benar pahit bagi mereka yang dengan tekun menantikan kedatanganNya. Adalah kehendak Tuhan bahwa kekecewaan ini harus terjadi….  18.2

Tak ada satu pun awan jatuh di atas gereja yang luput dari perhatian Allah; tak ada satu pun kekuatan penentang yang telah bangkit untuk menangkal pekerjaan Allah yang tidak diramalkanNya. Semuanya telah terjadi sebagaimana yang diramalkanNya melalui para nabiNya.  Dia tidak meninggalkan gerejaNya di dalam kegelapan, terbuang, akan tetapi telah menggariskan dalam pernyataan-pernyataan nubuatan apa yang akan terjadi, dan melalui pembuktianNya, dengan bertindak pada tempat yang telah ditentukan dalam sejarah dunia, Dia telah mendatangkan perkara yang diinspirasikan oleh Roh KudusNya kepada para nabi untuk dinubuatkan. Semua tujuanNya akan digenapi dan ditetapkan. HukumNya berhubungan dengan tahtaNya, dan agen-agen setan yang bergabung dengan agen-agen manusia tidak bisa menghancurkannya.  Kebenaran diinspirasikan dan dikawal oleh Tuhan; ia akan hidup dan akan berhasil, meskipun berkali-kali diburamkan. Injil Kristus adalah hukum yang dicontohkan di dalam tabiat. Penyesatan-penyesatan yang bertindak menentangnya, yakni setiap alat untuk membenarkan kesalahan, setiap kesalahan yang dibentuk oleh agen-agen setan, pada akhirnya akan dihancurkan selamanya, dan terompet kebenaran akan menjadi seperti terbitnya mentari di pagi hari. Matahari Kebenaran itu akan bersinar dengan penyembuhan pada sayap-sayapNya, dan seluruh bumi akan dipenuhi dengan kemuliaanNya. 18.3

Contoh tentang kematian Yesus adalah memang dinubuatkan untuk tdk dipahami, merupakan contoh bagi TIME SETTING walaupun pengetahuan telah disampaikan

 

Tetapi kekecewaan ini tidak sebesar yang dialami oleh murid-murid pada waktu kedatangan Kristus yang pertama. Pada waktu Yesus mengendarai seekor keledai dengan kemenangan memasuki kota Yerusalem, para pengikut-Nya percaya bahwa Ia sudah mau menduduki takhta Daud dan membebaskan orang-orang Israel dari penindas-penindasnya. Dengan harapan-harapan yang tinggi dan antisipasi sukacita, mereka berlomba satu sama lain untuk menunjukkan penghormatan kepada Raja mereka. Banyak yang membentangkan pakaian mereka sebagai karpet di jalan yang akan dilalui-Nya, atau menyebarkan daun-daun palem dihadapan-Nya. Dalam sukacita mereka yang sangat besar, mereka bersatu dan berseru dengan gembira, “Hosana bagi anak Daud!” Pada waktu orang-orang Farisi terganggu dan marah oleh karena luapan kegembiraan besar ini, mereka meminta agar Yesus menegur murid-murid-Nya itu. Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan berteriak.” (Lukas 19:40). Nubuatan harus digenapi. Murid-murid itu sedang melaksanakan rencana Allah, namun mereka menderita kekecewaan pahit. Tetapi beberapa hari telah berlalu sebelum mereka menyaksikan kematian Juruselamat yang memilukan itu dan meletakkan-Nya di dalam kubur. Yang mereka nantikan belum terwujud sedikit pun, padahal semua harapan-harapan mereka telah sirna bersama Yesus. Mereka tidak mengerti sebelum Tuhan mereka keluar dari kubur dalam kemenangan, bahwa semua telah diramalkan terlebih dahulu oleh nubuatan, dan “bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati.” (Kisah 17:3). ——–KA 422.2

Lima ratus tahun sebelumnya, Tuhan telah menyatakan melalui Nabi Zakharia, “Bersorak-soraklah dengan nyaring hai putri Sion, bersorak-soraklah, hai putri Yerusalem! Lihat rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. la lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Zakharia. 9:9). Sekiranya murid-murid itu menyadari bahwa Kristus akan dihakimkan dan dibunuh, mereka tidak akan menggenapi nubuatan ini.—— KA 423.1

 

 

 

 

MERUBAH PENDAPAT KESUSAHAN DAN PENDERITAAN ADALAH KUTUK DAN KEBERUNTUNGAN ATAU KEBERHASILAN HIDUP ADALAH BERKAT

Pengantar:

SEHINGGA BESAR SEKALI MASING-MASING UMAT ALLAH MENJADI :

TAWAR HATI DAN BERSUNGUT-SUNGUT

Bacaan pembuka:

Yohanes 13:7:

Jawab Yesus kepadanya (Petrus): ”Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengerti kelak.”

 

……Ia mengetahui kesusahan yang kita rasakan sampai ke lubuk jiwa, yang tidak dapat kita ungkapkan. Bilamana segala sesuatu tampak gelap dan tak dapat diterangkan, ingatlah perkataan Kristus, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak” (Yohanes 13:7). —-PI 408.8

 

 

Segala pencobaan yang dilawan Kristus itulah juga yang kita rasa begitu sukar untuk melawannya. Pencobaan itu dikerahkan kepadaNya dengan derajat yang sama kuatnya sebagaimana keadaan tabiatNya jauh lebih tinggi daripada kepribadian kita. Dengan beratnya dosa yang dahsyat  yang menekan Dia, Kristus melalui ujian terhadap selera, terhadap kecintaan kepada dunia ini, dan kecintaan terhadap pertunjukan yang menuntun kepada sifat takabur. Inilah pencobaan yang mengalahkan Adam dan Hawa, dan yang mudah sekali mengalahkan kita. —–Kerinduan Segala Zaman 1 hal 110.1

 

 

Pembahasan dari kacamata pikiran Tuhan (Yesaya 55:8,9):

 

 

PENDERITAAN, ANIAYA DAN KEKERASAN, BUKAN SEBAGAI SUATU KUTUK, TETAPI SEBAGAI SUATU BERKAT

 

….Telah dituliskan bahwa Allah mengutuk bumi itu karena manusia. Kejadian 3:17. Unak dan duri — kesusahan dan pencobaan yang membuat hidup manusia itu menderita — telah dibuat demi kebaikan manusia sebagai satu latihan yang amat diperlukan di dalam rencana Allah mengangkatnya dari puing-puing kehinaan yang dibawa dosa itu. Dunia ini, meskipun sudah jatuh, bukanlah semata-mata menjadi duka dan kesengsaraan. Di dalam alam itu sendiri terdapat kabar-kabar pengharapan dan penghiburan. Di dalam alam ini terdapat bunga-bunga dari pohon yang berduri, dan duri-duri yang ditutupi oleh bunga-bunga mawar.——KS 3.3

Kuasa kegelapan sedang mengelilingi jiwa dan menutup Yesus dari pandangan kita, sehingga berulang kali kita hanya menunggu di dalam kedudukan dan kekaguman sampai kabut itu berlalu. Suasana ini kadang-kadang mengerikan. Pengharapan tampaknya sia-sia, kekecewaan menjarah kita. Pada saat-saat yang menakutkan ini kita harus belajar percaya dan bergantung sepenuhnya kepada jasa-jasa penebusan, dan di dalam keadaan yang tak berdaya itu jatuhkanlah diri kita ke atas Juruselamat yang tersalib dan dibangkitkan itu. Kita tidak akan pernah akan binasa jika melakukan ini —-tidak pernah! Apabila cahaya memancar pada jalan kita, bukanlah suatu hal yang besar jika kita kokoh di dalam kekuatan kasih karunia. Tetapi menanti dengan pengharapan apabila kabut gelap membungkus kita dan segalanya tampak gelap dan suram, menuntut iman dan ketaatan sehingga keinginan kita dapat diselubungi oleh kehendak Allah. Kita terlalu cepat kecewa, dan cepat berseru apabila pencobaan menggoncangkan kita apabila kita diminta sabar untuk bertahan dan meminta kasih karunia untuk mengatasinya.

Allah dalam kasihNya yang agung berupaya menumbuhkan di dalam kita kasih karunia Roh Kudus yang amat berharga itu. Ia mengizinkan kita menghadapi penderitaan, aniaya dan kekerasan, bukan sebagai suatu kutuk, tetapi sebagai suatu berkat yang terbesar di dalam hidup kita. Setiap pencobaan yang ditolak, setiap penderitaan yang ditanggung dengan berani, memberikan kita suatu pengalaman baru dan meningkatkan kita dalam pembangunan tabiat. Jiwa yang melalui kuasa ilahi menolak pencobaan menyatakan kepada dunia dan kepada seluruh alam semesta faedahnya kasih karunia Kristus.—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Tujuan Kasih Karunia 16 April hal 120

Dalam hidup ini kita harus menghadapi segala pencobaan yang mengerikan dan penuh risiko pengorbanan, tetapi damai Kristus menjadi pahala kita. Begitu sedikit pengorbanan, tetapi damai Kristus menjadi pahala kita. Begitu sedikit pengorbanan diri, begitu sedikit penyangkalan diri dalam tugas-tugas yang dipercayakan Kristus kepada kita sehingga hampir-hampir saja salib itu dilupakan. Kita harus ikut ambil bagian dengan Kristus di dalam penderitaanNya apabila kita ingin duduk dalam kemenangan dengan Dia di atas takhtaNya.

Sorga begitu dekat dengan mereka yang menderita karena kebenaran. Kristus menyamakan keinginanNya dengan keinginan umat-umatNya; Ia menderita dalam tubuh orang-orang saleh, dan barangsiapa yang menjamah salah seorang dari umat pilihanNya berarti menjamah Dia. Kuasa yang begitu dekat untuk melepaskan umatNya dari penganiayaan fisik atau tekanan batin, begitu dekat pula untuk menyelamatkan mereka dari kejahatan yang lebih besar, yang memungkinkan hamba Allah itu memelihara kesetiaan mereka di bawah segala pengaruh, dan memenangkannya melalui kasih karunia Ilahi.

Aniaya harus menghasilkan sukacita bagi murid-murid Kristus, karena ini merupakan suatu bukti bahwa mereka sedang mengikuti jejak-jejakNya.

Tuhan tidak menjanjikan umatNya pembebasan dari segala penderitaan dan pencobaan, tetapi Ia menjanjikan suatu yang jauh lebih baik. Ia mengatakan, “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu sebab justru di dalam kelemahanlah kuasaKu kasih karuniaKu bagimu, sebab justru di dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna” (II Kor 12:9). “Selama umurmu kiranya kekuatanmu” (Im 33:25). Jikalau saudara diminta melalui dapur api yang menyala-nyala demi pekerjaanNya, Yesus berada disisimu sama seperti yang dihadapi tiga pemuda Ibrani di Babel. Mereka yang mengasihi Penebusnya akan bersukacita di dalam setiap kesempatan untuk membagikan bersama Dia kerendahan hati dan celaan. Kasih yang menyebabkan mereka menderita karena Tuhannya akan menjadikan penderitaan itu suatu kenikmatan demi Yesus.——Kasih Karunia Bagi Setiap Insan sub judul Takhta Kasih Karunia tanggal 23 Maret hal 94.

Kata-kata Juruselamat mengandung kata penghiburan juga bagi mereka yang sedang menderita kesengsaraan atau belasungkawa. Kesusahan kita tidak meloncat keluar dari dalam tanah. Allah “tidak rela menyusahkan atau mendukakan anak manusia.” Bilamana Dia mengizinkan pencobaan dan penderitaan, itu “adalah untuk keberuntungan kita agar kita mengambil bagian dalam kesucian-Nya.” Jika diterima dalam iman, pencobaan yang nampaknya begitu pahit dan berat dipikul, akan menjadi satu berkat. Pukulan kejam yang merusak kegembiraan dunia akan menjadi sarana mengarahkan pandangan kita ke surga. Berapa banyak orang berada di sana yang tidak pernah mengenal Yesus kalau bukan kesusahan yang menuntun mereka untuk mencari hiburan dalam Dia. —-PYM 19.3

Kristuslah satu-satunya orang yang tidak berdosa yang pernah tinggal di dunia ini, namun hampir tiga puluh tahun lamanya Ia hidup di antara penduduk Nazaret yang jahat. Kenyataan ini merupakan suatu teguran bagi orang-orang yang mengira bahwa mereka bergantung pada tempat, nasib, atau kemakmuran, agar dapat hidup dengan tiada bercacat. Pencobaan, kemiskinan, kemelaratan, justru merupakan disiplin yang diperlukan untuk mengembangkan kesucian dan keteguhan.—— KSZ1 62.3

Sebaliknya:

KEMAKMURANLAH YANG SANGAT BERBAHAYA BAGI KEHIDUPAN ROHANI

 

Di tengah-tengah kemakmuran bahaya mengintai. Sepanjang zaman kekayaan dan kemuliaan telah selalu mendatangkan bahaya pada kemanusiaan dan kerohanian. Bukanlah cawan yang kosong yang sukar kita angkut, melainkan cawan yang penuh sampai di tepi yang harus dijaga keseimbangannya. Malapetaka dan kemalangan mungkin menyebabkan kesusahan, tetapi adalah kemakmuranlah yang sangat berbahaya bagi kehidupan rohani. Kecuali sifat manusia tetap ditaklukkan kepada kehendak Allah, kecuali ia disucikan oleh kebenaran, maka kemakmuran pastilah mendatangkan kecenderungan yang lazim kepada pencobaan. —–PR 34.3

Contoh-contoh keuntungan atau keistimewaan, keberhasilan dan kenyamanan cenderung membuat terlena dan menjauhkan umat Allah dari Tuhan:

Bangsa Israel :

Kepada suatu bangsa yang dalam hatinya hukum-Nya tertulis, kasih sayang Allah dipastikan. Mereka satu dengan Dia. Tetapi orang Yahudi telah memisahkan diri dari Allah. Karena dosa mereka menderita di bawah hukum-Nya. Inilah yang menyebabkan perhambaan mereka kepada bangsa kafir. Pikiran mereka sudah digelapkan oleh pelanggaran, dan oleh sebab pada waktu yang lalu Tuhan telah memberikan kepada mereka kasih sayang yang begitu besar, mereka memaafkan segala dosa mereka. Mereka memuji-muji diri dengan mengatakan bahwa mereka lebih baik daripada orang lain, dan berhak mendapat berkat-berkat-Nya.  —–KSZ1 98.1

 

Hal ini “dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.” 1 Kor. 10:11. Betapa sering kita salah menafsirkan berkat-berkat Allah, serta memuji diri kita sendiri bahwa kita beroleh kasih sayang karena sesuatu kebaikan yang ada dalam diri kita. Allah tidak dapat melakukan bagi kita apa yang ingin dilakukan. Segala karunia-Nya telah digunakan untuk memperbesar kepuasan diri kita sendiri serta untuk mengeraskan hati kita dalam keadaan kurang percaya dan dosa. ————-KSZ1 98.2

“Dan lagi,” kata nabi itu, “Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” Bukan oleh namanya, melainkan oleh buahnya nilai sesuatu pohon ditentukan. Kalau buahnya tidak berguna, maka namanya tidak dapat menyelamatkan pohon itu dari kebinasaan. Yohanes menegaskan kepada orang Yahudi bahwa kedudukan mereka di hadapan Allah harus ditentukan oleh tabiat serta kehidupan mereka. Pengakuan tidak berguna. Kalau kehidupan dan tabiat mereka tidak sesuai dengan hukum Allah, mereka itu bukanlah umat-Nya. ————-KSZ1 98.4

Semua orang yang menjadi rakyat kerajaan Kristus katanya, akan membuktikan adanya iman dan pertobatan. Kebaikan hati, kejujuran dan kesetiaan akan tampak dalam kehidupan mereka. Mereka akan menolong fakir miskin, dan membawa persembahan mereka kepada Allah. Mereka akan melindungi orang yang tidak mempunyai perlindungan, serta memberikan teladan kebajikan dan belas kasihan. Demikianlah para pengikut Kristus akan memberikan bukti akan kuasa Roh Suci yang mengubahkan itu. Dalam kehidupan sehari-hari, keadilan, kemurahan, dan kasih Allah, akan kelihatan. Jika tidak demikian maka mereka adalah seperti sekam, yang dicampakkan ke dalam api————-KSZ1 99.2

Lagi pula, pada waktu bani Israel turun ke tanah Mesir, maka mereka telah mencapai taraf hidup yang tinggi di negeri Goshen. Mereka hidup bagaikan raja-raja. Sesungguhnya mereka bahkan telah mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dari pada yang terbaik dari orang-orang Mesir itu. Walaupun Allah mengetahui, bahwa jika apabila masanya makin dekat bagi kelepasan mereka, mereka terus menerus hidup bagaikan raja-raja, jika segala perkara terus menerus begitu mudah bagi mereka seperti halnya semasa hidupnya Yusuf, maka mereka tidak pernah, tidak akan pernah mau mengambil keputusan untuk kembali ke tanah perjanjian. Demikian itulah, maka keadaan-keadaan cobaan yang telah ditakdirkan telah didatangkan untuk memaksa mereka berseru siang dan malam bagi kelepasannya. Kemudian bersiap-siaplah mereka untuk pergi. Sungguhpun demikian untuk lebih memastikan bahwa mereka semuanya akan meninggalkan Mesir, maka Tuhan membiarkan para majikan Mesir itu mencambuk punggung-punggung mereka serta lebih memberati kerja mereka sewaktu Musa masih berada di negeri itu. Sama juga halnya cinta akan dunia harus juga dicambuk keluar dari kita, jika kita akan memulai menuju ke rumah Eden kita itu.—-Amaran Sekarang jld 1 no. 1

 

Kemenangan besar (atas Yerikho) yang diadakan Allah bagi mereka telah menjadikan bani Israel merasa percaya kepada diri sendiri. Oleh karena Ia telah menjanjikan kepada mereka negeri Kanaan itu mereka merasa aman dan gagal untuk menyadari bahwa hanya pertolongan ilahi saja yang dapat memberikan sukses kepada mereka. Yusak sendiri telah mengadakan rencana-rencana untuk menaklukkan Ai tanpa meminta nasihat dari Allah. ———-PB2 85.3`

 

Bangsa Israel telah mulai mengagung-agungkan kekuatan mereka sendiri serta menganggap remeh musuh mereka. Mereka merasa bahwa kemenangan akan diperoleh dengan mudah, dan mereka berpendapat tiga ribu orang saja sudah cukup untuk merebut kota itu. Mereka ini dengan tergesa-gesa telah mengadakan serangan tanpa adanya jaminan bahwa Allah akan beserta dengan mereka. Pada waktu mereka sudah mendekati pintu gerbang kota itu, mereka ternyata menghadapi satu pertahanan yang amat kuat. Mereka panik melihat jumlah musuh yang banyak serta persiapan yang baik itu, mereka telah melarikan diri dengan kacau balau melalui jalan yang menurun. Bangsa Kanani mengejarnya dengan garangnya; “dan lagi diusirnya akan mereka itu daripada pintu negerinya, . . . lalu dipecah-pecahkannya mereka itu pada curam bukit.” Sekalipun kerugian mereka kecil jumlah-. nya—tetapi tiga puluh enam orang telah mati terbunuh—kekalahan itu telah mengecewakan seluruh perhimpunan itu. “Maka hilanglah hati orang banyak itu, dan menjadi tawar. seperti air.” Ini adalah kali yang pertama dimana mereka telah berhadapan dengan bangsa Kanani dalam peperangan yang sebenarnya, dan jikalau mereka bisa diusir oleh bala tentara dari kota yang kecil itu, apakah yang menjadi akibatnya bilamana mereka harus menghadapi satu peperangan yang lebih besar di hadapan mereka? Yusak menganggap bahwa kegagalan mereka itu sebagai ungkapan murka Allah, dan dengan hati yang sedih dan susah ia “mencarik-carik pakaiannya, lalu tersungkur dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan sampai petang hari, baik ia baik segala tua-tua Israel dan disiramkannya abu kepada kepalanya.” ————PB2 85.4

Pada waktu bangsa Israel berada dalam satu keadaan yang senang dan amanlah mereka telah dituntun ke dalam dosa. Mereka telah gagal untuk membiarkan Allah selalu ada di hadapan mereka, mereka melalaikan doa, dan memanjakan roh percaya kepada diri sendiri. Kesenangan dan pemanjaan diri telah menyebabkan benteng jiwa tidak dijaga dan pikiran-pikiran yang merusakpun telah memasukinya. Pengkhianat-pengkhianat di dalam bentenglah yang telah membinasakan prinsip-prinsip, dan menyerahkan Israel ke dalam tangan setan. Dengan cara demikianlah setan masih tetap berusaha untuk membinasakan jiwa. Satu proses persiapan yang lama, yang tidak diketahui oleh dunia, berlangsung di dalam hati orang Kristen sebelum ia melakukan dosa yang terang-terangan. Pikiran tidaklah secara mendadak berpindah dari keadaan yang suci dan bersih kepada kemerosotan, kejahatan dan dosa. Ia memerlukan waktu untuk merusak mahluk-mahluk yang dijadikan dalam peta Allah, supaya merosot menjadi setaraf dengan binatang atau sesuatu yang bersifat iblis. Oleh memandang kita diubahkan. Dengan pemanjaan pikiran yang kotor, manusia dapat mendidik pikirannya sedemikian rupa sehingga dosa yang dulunya memuakkan dirinya sekarang akan menjadi sesuatu yang menyenangkan baginya.—-PB2 52.2

Daud:

Sebelum berakhirnya peperangan dengan bangsa Ammon, Daud, dengan menyerahkan kepemimpinan atas bala tentara itu kepada Yoab, telah kembali ke Yerusalem. Bangsa Syam sudah menyerah kepada Israel, dan kehancuran total bangsa Ammon kelihatannya sudah dapat dipastikan. Daud dikelilingi oleh hasil-hasil kemenangan dan kemuliaan pemerintahannya yang bijaksana dan mantap itu. Sekaranglah, pada saat ia sedang berada dalam keadaan senang dan lengah, dimana sipenggoda itu telah menggunakan kesempatan untuk menguasai pikirannya. Kenyataan bahwa Allah telah membawa Daud ke dalam hubungan yang sangat erat dengan Dirinya Sendiri dan telah menyatakan kebajikannya yang amat besar itu, seharusnya menjadi satu pendorong baginya untuk menjaga tabiatnya agar tidak bercacat. Tetapi bilamana di dalam kesenangan dan merasa diri aman ia melepaskan pegangannya kepada Allah, Daud telah menyerah kepada setan dan mendatangkan ke atas jiwanya noda dosa. Ia, pemimpin bangsa yang telah diangkat oleh Sorga, yang telah dipilih Allah untuk menegakkan hukumNya, telah melanggar peraturan-peraturannya. Ia yang seharusnya menjadi suatu kegentaran kepada orang-orang yang berbuat jahat, oleh tindakannya sendiri telah menguatkan tangan mereka. ——PB2 329.1

Sejarah Daud memberikan salah satu kesaksian yang paling mengesankan yang pernah diberikan sehubungan dengan bahaya yang mengancam jiwa yang datang dari kekuasaan dan kekayaan dan kehormatan duniawi—perkara perkara yang sangat diinginkan oleh manusia. Hanya sedikit orang yang pernah melalui satu pengalaman dengan cara yang lebih baik, untuk menyediakan mereka agar dapat bertahan terhadap ujian yang seperti itu. Kehidupan Daud yang mula-mula sebagai seorang gembala, dengan pelajaran-pelajarannya yang penuh dengan kerendahan hati, ketabahan, dan kelemahlembutannya terhadap ternaknya, hubungannya dengan alam di bukit-bukit yang sunyi, yang mengembangkan keahliannya dalam musik dan sajak, dan mengarahkan pikirannya kepada Khaliknya, disiplin yang lama dalam kehidupannya di padang belantara, yang telah menghasilkan keberanian, keteguhan, kesabaran dan iman akan Allah, telah ditetapkan oleh Tuhan sebagai satu persediaan untuk menaiki tahta kerajaan Israel. Daud telah menikmati pengalaman-pengalaman yang berharga sehubungan dengan kasih Allah dan dengan berkelimpahan telah dikaruniai dengan RohNya, di dalam sejarah kehidupan Saul ia telah melihat betapa sia-sianya hikmat manusia itu. Namun demikian, sukses dan kehormatan duniawi telah begitu melemahkan tabiat Daud sehingga berulang-ulang ia telah dikalahkan oleh sipenggoda itu. ——-PB2 360.2

Nasihat menyikapi penderitaan/pencobaan dan ambisi-ambisi:

Tidak layak berlagak kaya, atau menunjukkan lebih dari keadaan kita yang sebenarnya-para pengikut Juruselamat yang lemah-lembut dan rendah hati. Kita tidak usah merasa resah kalau tetangga kita mendirikan dan memperlengkapi rumah mereka dalam cara yang tidak dapat kita ikuti secara wajar. Bagaimana Yesus memandang pada persediaan kita yang mementingkan diri untuk pemanjaan nafsu makan, untuk menyenangkan tamu kita, atau untuk memuaskan kecenderungan kita sendiri. Adalah suatu jerat bagi kita bila kita bertujuan mengadakan pertunjukan atau membiarkan anak-anak kita berbuat demikian di bawah pengendalian kita! —–NBS 181.4

Segala pencobaan hidup adalah perkakas-perkakas Tuhan Allah untuk membuang segala kekotoran, dan kekasaran dari tabiat kita. Memotong membuatnya menjadi empat persegi, dipahat, dihempelas dan dipelitur adalah satu proses yang amat sakit, dalam memasukkan ke dalam putaran roda. Tetapi batu itupun dikeluarkan dari sana siap sedia untuk mengisi tempatnya dalam kaabah surga. Tuhan tiada mencurahkan pekerjaan yang begitu teliti dan sempurna atas bahan yang tiada berguna. Hanyalah segala batu permataNya yang indah-indah yang digosok setuju dengan peta istana —–Thoughts from the Mount of Blessing, hal 23, 24

Alat yang dipakai oleh penggoda itu tidak boleh dijadikan sebagai satu maaf terhadap satu perbuatan yang salah. Setan merasa gembira sekali apabila ia mendengar orang-orang yang mengaku diri pengikut-pengikut Kristus mengadakan maaf terhadap cacat, dalam tabiatnya. Hal itu merupakan maaf-maaf yang membawa kepada dosa. Tidak ada maaf untuk berbuat dosa. Salah satu perangai yang suci, satu hidup yang seperti Kristus, adalah mungkin didapat oleh tiap-tiap anak Allah yang bertobat dan percaya——-Desire of Ages, hal 311

Bukan kehendak Allah agar para pekerja-Nya harus menjadi kaya. Mengenai hal itu, Paulus menuliskan kepada Timotius: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta akan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri sendiri dan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan.” Oleh teladan sebagaimana yang diajarkan, duta-duta Kristus haruslah memperingatkan “orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan kepada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Perhatikanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.” 1 Timotius 6:10, 11, 17-19. ——KR 308.2

Pekerjaan Allah hendaknya jangan memakai peta dan ukuran manusia. Kadang-kadang Tuhan akan menggunakan alat-alat yang lain, yang olehnya maksud-Nya dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Berbahagialah mereka yang sudi bila dirinya direndahkan, dengan berkata bersama Yohanes Pembaptis, “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” ——-KSZ1 184.1

 

 

 

 

HARUS BERHENTI MENYAYANGI DIRI SENDIRI

PADA MULANYA manusia dikaruniai kuasa berpikir yang mulia dan seimbang. Manusia itu sempurna tubuhnya, selaras dengan kehendak Allah. Pikiran- pikirannya bersih, maksud-maksudnya pun suci. Tetapi karena durhaka, kuasanya berubah, lalu rasa mementingkan diri-sendiri mengambil-alih tempat kasih itu. Keadaannya menjadi amat lemah karena pelanggaran itu sehingga membuat dia tidak mungkin, dengan kekuatannya sendiri, melawan kuasa kejahatan itu. Dia telah ditawan Setan dan akan tetap dikuasainya kalau Tuhan Allah tidak turut campur-tangan secara khusus. Maksud penggoda ialah menghalang-halangi rencana ilahi di dalam penciptaan manusia itu, lalu memenuhi bumi ini dengan bencana yang memilukan. Dan dia akan menunjukkan bahwa semuanya ini terjadi sebagai akibat daripada pekerjaan Tuhan Allah dalam menjadikan manusia itu

 

 

Kebiasaan-kebiasaan buruk lebih mudah dibentuk daripada kebiasaan-kebiasaan baik, dan lebih banyak kesulitan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Kemerosotan moral alamiah dari dalam hati untuk fakta yang dikenal secara baik ini yang memerlukan jauh lebih sedikit pekerjaan untuk melemahkan moralitas pemuda, mengotori ide-ide mereka tentang karakter moral dan religius daripada menanamkan pada karakter mereka kebiasaan-kebiasaan yang tidak kotor, murni, dan kekal dari kesalehan dan kebenaran. Pemaafan diri, cinta kesenangan, rasa permusuhan, kesombongan, harga diri, iri hati, kecemburuan, akan tumbuh secara spontan tanpa contoh dan pengajaran. Dalam keadaan kejatuhan kita yang perlu dilakukan adalah menyerahkan pikiran dan karakter kepada kecenderungan-kecenderungannya yang alami. Dalam dunia alami, tinggalkanlah sebidang tanah sendirian dan engkau akan melihat bahwa ia itu diselubungi dengan onak dan semak berduri; tetapi jika ia itu menghasilkan butir-butir yang berharga atau bunga-bunga yang indah, maka perawatan dan pekerjaan yang terus-menerus harus diberikan.  229.3—Maranatha 9 Agustus hal 229

Kita tidak boleh membiarkan perasaan kita dengan mudah tersinggung. Kita harus menghayati, bukan sekadar menjaga perasaan kita atau nama baik kita, tetapi untuk menyelamatkan orang. Manakala kita tertarik kepada keselamatan orang lain, maka kita tak akan memikirkan lagi perbedaan kecil yang sering timbul dalam pergaulan kita satu dengan yang lain. Apa saja yang mungkin orang lain pikirkan tentang kita, itu tidak perlu mengganggu kesatuan kita dengan Kristus, yakni perhubungan dengan Roh itu. “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah” (1 Petrus 2:20). ——-PI 407.5

Kita tidak tahan membiarkan roh kita luka atas setiap kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja yang dilakukan pada orang lain. Diri kita sendiri adalah musuh yang sangat perlu kita waspadai. Tidak ada bentuk kejahatan yang mempunyai pengaruh terselubung atas tabiat melebihi nafsu manusia yang tidak berada di bawah pengendalian Roh Kudus. Tidak ada kemenangan lain yang dapat kita raih yang lebih berharga daripada kemenangan atas diri sendiri. ——-PI 407.4

Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1

 

Kita perlu waspada terhadap rasa kasihan pada diri sendiri. jangan pernah menurutkan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya, bahwa usaha-usahamu tidak dihargai, bahwa pekerjaanmu terlalu sukar. Biarlah ingatan terhadap apa yang telah ditanggung Kristus demi kita mendiamkan setiap pemikiran keluhan. Kita diperlukan lebih baik daripada Tuhan kita.”Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5) —MH 476 (1905)

Berhentilah bersimpati kepada dirimu sendiri, dan ingatlah Penebus dunia ini. Renungkanlah pengorbanan yang telah dilakukannya demi manusia, dan pikirkanlah kekecewaanNya bahwa sesudah ia membuat pengorbanan seperti itu demi manusia, manusia memilih bersekutu dengan mereka yang membenci Kristus dan kebenaran, dan menjadi salah seorang dari mereka yang memanjakan diri mereka dalam selera yang menyesatkan, dengan demikian mendatangkan kebinasaan kekal kepada jiwanya—-5T 508 (1889)

 

Pelajarilah kisah tentang Yusuf dan Daniel. ‘Tuhan tidak mencegah rencana orang yang berusaha membahayakan mereka, tetapi Ia menyebabkan semua rencana ini bekerja demi kebaikan bagi hamba-Nya, yang berada di tengah tengah kesukaran dan pertentangan, memelihara iman dan kesetiaan mereka. —–PI 409.1

 

Tidak perlu kita menyimpan catatan tentang kesukaran, kesulitan, kesedihan dan kesusahan kita. Semua hal ini tertulis dalam buku surga, dan surga yang akan menjaganya. Sementara kita menghitung-hitung hal-hal yang tidak menyenangkan, banyak hal yang menyenangkan untuk dipantulkan berlalu dari ingatan; antara lain seperti kebaikan Allah yang penuh rahmat yang mengelilingi kita setiap saat, dan kasih di atas mana malaikat-malaikat kagum, yaitu Allah mengaruniakan Anak-Nya mati demi kita. Jikalau sebagai pekerja Kristus engkau merasa bahwa engkau telah mengalami kekurangan dan kesukaran yang lebih besar daripada yang telah menimpa orang lain, ingatlah bahwa bagimu ada kedamaian yang tidak diketahui oleh mereka yang menolak beban ini. Terdapat hiburan sukacita dalam pekerjaan Kristus. Biarlah dunia melihat bahwa hidup bersama Dia tidak pernah gagal——PI 409.3

 

 

Contoh dari Murid-Murid Yesus:

Sifat tidak percaya telah menguasai hati dan pikiran mereka. Cinta akan kehormatan telah membutakan mereka. Mereka mengetahui bahwa Yesus dibenci oleh orang Farisi, sehingga mereka rindu melihat Dia diagungkan sesuai dengan pikiran mereka. Bersatu dengan seorang guru yang dapat melakukan mukjizat yang besar; malahan dicaci sebagai seorang penipu adalah suatu ujian yang dapat mereka tanggung dengan sukar. Apakah mereka selalu dianggap sebagai pengikut seorang nabi palsu? Apakah Kristus tidak pernah akan menyatakan kuasa-Nya sebagai raja? Mengapa Ia yang mempunyai kuasa semacam itu tidak memperlihatkan diri-Nya sendiri di dalam sifat-Nya yang sejati, dan membuat jalan mereka tidak begitu susah? Mengapakah Ia tidak menyelamatkan Yohanes Pembaptis dari kematian yang ngeri itu? Demikianlah pikiran murid-murid itu sehingga mereka menyelubungi diri mereka sendiri dengan kegelapan rohani yang besar. Mereka bertanya: Mungkinkah Yesus seorang penipu, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang Farisi? —–KSZ1 408.2

 

Murid-murid mengetahui bahwa adalah maksud Kristus untuk memberkati orang-orang Samaria oleh hadirat-Nya; dan sikap dingin, kecemburuan, dan tidak hormat, yang ditunjukkan kepada Tuhan mereka memenuhi mereka dengan keheranan dan amarah. Yakobus dan Yohanes terutama telah digerakkan. Bahwa Ia yang mereka harus hormati harus diperlakukan secara demikian, tampaknya kepada mereka suatu kesalahan yang terlalu besar untuk dilewati tanpa hukuman segera. Dalam semangat mereka, mereka pun berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” menyinggung kepada kebinasaan kapten-kapten Samaria dan rombongan mereka yang dikirim untuk mengambil nabi Elia. Mereka terkejut untuk melihat bahwa Yesus merasa sedih oleh perkataan mereka, dan masih juga terkejut sementara kemarahan-Nya jatuh atas telinga mereka. Lukas 9:54-56. ——KR 456.2

(Catatan: Seperti inilah karakter murid-murid sebelum mereka memperoleh pendidikan 40 hari, yaitu sama persis dengan kita-kita sekarang…..yaitu masih CINTA AKAN KEHORMATAN, atau HARGA DIRI atau TIDAK RELA DIRENDAHKAN dan mengira Yesus seperti mereka juga, oleh karena itu mereka sempat bertanya-tanya meragukan Yesus sebagai Mesias)

 

 

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart