23 September 2023
RENUNGAN PENDAHULUAN
Testimonies to Ministers, p. 300:
“Marilah kuberitahukan kepadamu, bahwa Tuhan akan bekerja dalam tugas yang terakhir ini dalam suatu cara yang sangat berbeda daripada yang biasanya, dan dalam suatu cara yang akan bertentangan dengan setiap perencanaan manusia. Akan ada kelak orang-orang di antara kita yang selalu ingin mengontrol pekerjaan Allah, untuk mengatur bahkan sampai dengan pergerakan-pergerakan apa saja, yang hendak dibuat sewaktu pekerjaan bergerak maju di bawah pengarahan dari malaikat itu, yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran untuk diberitakan kepada dunia. Allah akan menggunakan berbagai cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa Ia sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri. Para pekerja akan dibuat kagum oleh sarana-sarana yang sederhana, yang akan digunakanNya untuk memulai dan menyempurnakan pekerjaan pembenaranNya.”
Tongkat Gembala jld 2 sub judul Gandum dan Jelai masing-masing sedinar harganya – Mengapa kamu berdiri-diri saja menganggur?:
Musa telah menghabiskan empat puluh tahun dalam sekolah Kristus. Sementara memelihara domba-domba ia telah menggantikan pengalaman latihannya di Mesir itu dengan pengetahuan dan hikmat dari Yang Maha Kuasa. Dengan demikian ia telah disiapkan untuk memimpin umatNya keluar dari Mesir. Kepada Paulus teIah diperlihatkan, bahwa kepandaian dunianya yang diperolehnya dari sekolah-sekolah manusia adalah berbahaya, dan tidak bermanfaat dalam pekerjaan Kristus, sehingga rasul itu mengatakan: “Demikian aku pun, tatkala aku sudah datang kepadamu, hai Saudara-Saudaraku, bukannya aku datang dengan fasih lidah atau dengan kepintaran dalam hal aku memberitakan kepadamu kesaksian Allah itu. Karena aku sudah memutuskan untuk tidak mau tahu apapun di antara kamu, terkecuali Yesus Kristus dan Dia yang tersalib itu. Maka pembicaraanku dan pemberitaanku bukannya dengan kata-kata menarik orang pandai, melainkan dalam mendemonstrasikan Roh dan kuasa itu.” (1Korinthi 2 : 1, 2, 4).
Paulus maksudkan, bahwa ia telah memutuskan untuk menghotbahkan Alkitab dan hanya Alkitab saja, yang akan mengungkapkan Kristus dan Dia yang tersalib itu. Dihotbahkan di bawah kuasa Roh Allah, dan bukan oleh kepintaran manusia. Dengan demikian, maka rasul yang sangat terpelajar itu teIah merendahkan diri sampai serendah para nelayan itu yang bodoh dalam pengetahuan manusia, pada waktu yang sama itupun ia naik bersama-sama sebelas rasul yang lainnya dalam pengetahuan ilahi, yang jika diperbandingkan dengan kehormatan di bumi dan kebesaran manusia ia itu tenggelam menjadi tak berarti. Oleh karena itu, maka perkara yang suci tidak dapat dicampurkan dengan perkara biasa.
Sejak zaman Adam sampai kepada zaman kita, musuh besar kita telah menggunakan kuasanya untuk menindas dan membinasakan. Sekarang ia sedang bersiap-siap untuk kampanyenya yang terakhir melawan jemaat. Semua yang mau mengikut Yesus akan menghadapi pertentangan dengan musuh kejam ini. Semakin mirip orang Kristen meniru pola Ilahi semakin pasti ia jadikan dirinya menjadi sasaran serangan-serangan Setan. Semua yang giat dalam pekerjaan Allah, yang berusaha menelanjangi penipuan si jahat dan menyatakan Kristus di hadapan orang-orang, akan dapat bergabung dengan Rasul Paulus, di mana ia berbicara dari hal melayani Tuhan dengan segala kesederhanaan pikiran serta dengan air mata dan pencobaan.—–KA 534.3
Allah bekerja melalui pernyataan RohNya untuk menegur dan meyakinkan orang yang berdosa; dan jikalau pekerjaan Roh itu akhirnya ditolak, tidak ada lagi yang dapat diperbuat Allah bagi jiwa kita. Sumber yang terakhir daripada rahmat ilahi telah digunakan. Orang-orang yang melanggar itu telah memutuskan diri dari Allah, dan dosa tidak mempunyai obat untuk menyembuhkan dirinya. Tidak ada kuasa cadangan oleh mana Allah dapat bekerja untuk meyakinkan dan menjadikan orang berdosa itu bertobat. “Biarkan dia sendiri,” (Hosea 4:17) adalah perintah ilahi. Kemudian “tidak ada lagi korban karena dosa, melainkan ada dahsyat orang menantikan hukuman itu, dan ada suatu hangat api yang akan melulur segala orang yang melawan.” Ibrani 10:26, 27. ——–PB1 428.1
Gambaran mengapa dosa dalam masa kasihan/panjang sabar sekarang ini semakin merajalela dan hampir-hampir tidak ditemukan orang benar adalah …..karena kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu
Demikian pula dengan kemurtadan di Sinai. Kecuali dengan segera hukuman dijatuhkan ke atas pelanggaran, maka akibat-akibat yang sama akan terlihat kembali. Bumi ini akan sama jahatnya seperti pada zaman Nuh. Jikalau orang-orang yang melanggar ini telah dibiarkan hidup, kejahatan-kejahatan akan mengikutinya, yang lebih besar daripada apa yang telah diakibatkan oleh dibiarkannya Kain hidup. Adalah merupakan rahmat Allah dimana ribuan orang harus menderita, untuk mencegah diturunkannya hukuman ke atas jutaan manusia. Agar supaya menyelamatkan orang banyak itu, Ia harus menghukum yang sedikit. Lebih jauh lagi, apabila orang banyak telah memutuskan kesetiaannya kepada Allah, mereka kehilangan perlindungan ilahi, dan dengan hilangnya perlindungan mereka itu maka seluruh bangsa itu terbuka kepada kuasa daripada musuh mereka. Andaikata kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu. Adalah perlu demi untuk kebaikan Israel, dan juga sebagai satu pelajaran kepada generasi-generasi mendatang, bahwa kejahatan harus dihukum dengan segera. Dan adalah merupakan rahmat Allah kepada orang berdosa bahwa mereka itu harus dibinasakan dalam kejahatan mereka. Kalau mereka dibiarkan hidup, maka roh yang sama yang telah memimpin mereka untuk memberontak terhadap Allah akan tetap nyata dalam kebencian serta perkelahian di antara mereka sendiri, dan akhirnya mereka akan saling membunuh satu dengan yang lainnya. Adalah dalam rasa kasih kepada dunia ini, kasih kepada Israel dan bahkan kasih kepada orang-orang yang melanggar itu dimana kejahatan telah dihukum dengan segera dan dengan hebat. ——-PB1 340.4
Catatan:
Dari kata-kata Ellen G. White ini, kita dapat gambaran bahwa pada pekerjaan pematangan calon-calon pekerja Roh Suci Hujan Awal (sebagai contoh) Tuhan perlu membuang SEKAM dari antara GANDUM yaitu Yudas, dan demikian pula dalam contoh saingannya di masa kita akhir zaman dalam masa pematangan pekerja-pekerja Roh Suci Hujan Akhir Ia juga perlu memisahkan SEKAM dari antara GANDUM calon-calon 144000.
Untuk periode kita Ellen G. White menguatkannya:
“Allah akan membangunkan umat-Nya, kalau saja cara-cara yang lain gagal, maka berbagai perselisihan faham akan masuk di antara mereka, yang akan menyaring mereka itu, untuk memisahkan s e k a m daripada g a n d u m . Tuhan Allah berseru kepada semua orang yang percaya pada firman-Nya untuk bangun daripada tidur. Terang yang berharga s u d a h datang, yang benar-benar sesuai bagi zaman ini.”—– 5 Testimonies, p. 707
MENGENALI YUDAS CONTOH SAINGAN DARI ORANG-ORANG KELOMPOK SEKAM AKHIR ZAMAN
Pribadi Yudas sebagai contoh
Kerinduan Segala Zaman:
Yudas telah menggabungkan diri dengan murid-murid ketika orang banyak sedang mengikut Kristus. Ajaran Juruselamat menggerakkan hati mereka ketika mereka terpesona mendengar perkataan-Nya, yang diucapkan dalam rumah sembahyang, di tepi pantai, di atas gunung. Yudas melihat orang sakit, orang timpang, orang buta, berduyun-duyun datang kepada Yesus dari kota-kota. Ia melihat orang yang hampir mati dibaringkan di kaki-Nya. Ia menyaksikan perbuatan juruselamat yang ajaib dalam menyembuhkan orang sakit, mengusir Setan, dan membangkitkan orang mati. Ia merasakan dalam dirinya sendiri bukti kuasa Kristus. Ia mengakui ajaran Kristus sebagai sesuatu yang jauh melebihi segala ajaran yang sudah pernah didengarnya. Ia mengasihi Guru Besar itu, dan ingin bersama-sama dengan Dia. Ia merasakan suatu kerinduan untuk diubahkan dalam tabiat dan kehidupan, dan ia mengharapkan untuk mengalami hal ini dengan jalan menghubungkan dirinya dengan Yesus. Juruselamat tidak menolak Yudas. Ia memberi dia suatu tempat di antara kedua belas murid. Ia mempercayai dia untuk melakukan pekerjaan seorang evangelis. Ia mengaruniainya kuasa untuk menyembuhkan yang sakit dan mengusir Setan. Tetapi Yudas tidak sampai menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Kristus. Ia tidak meninggalkan cita-cita duniawi atau kelobaannya akan uang. Meskipun ia menerima jabatan pekerja Kristus, ia tidak menempatkan dirinya di bawah pembentukan Ilahi. Ia merasa bahwa ia dapat berpegang teguh pada pertimbangan dan pendapatnya sendiri, dan ia memupuk suatu pembawaan untuk mengritik dan menuduh. —-KSZ2 359.1
Yudas sangat disegani oleh murid-murid, dan besar pengaruhnya terhadap mereka. Ia sendiri menganggap tinggi kecakapannya sendiri, dan memandang saudara-saudaranya lebih rendah daripadanya dalam pertimbangan dan kesanggupan. Ia berpendapat bahwa mereka tidak melihat kesempatan mereka, dan mengambil kesempatan dari keadaan. Jemaat tidak pernah makmur dengan adanya orang-orang yang mempunyai pandangan sempit sebagai pemimpin. Petrus sangat bersemangat, ia mau bergerak tanpa pertimbangan. Yohanes, yang sedang mengumpulkan kebenaran yang keluar dari bibir Kristus, dipandang oleh Yudas sebagai seorang yang tidak cakap dalam urusan keuangan. Matius, yang pendidikannya telah mengajarkan kepadanya ketelitian dalam segala perkara, sangatlah teliti mengenai kejujuran, dan ia senantiasa merenungkan perkataan Kristus, dan menjadi sangat tercekam dalamnya sehingga, pada hemat Yudas, Ia tidak dapat diharapkan melakukan urusan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan dan pandangan jauh. Demikianlah Yudas menarik kesimpulan bagi semua murid, dan memuji dirinya bahwa jemaat sering akan mengalami kebingungan dan kesulitan kalau bukan oleh kesanggupannya sebagai seorang pengurus. Yudas menganggap dirinya sebagai seorang yang sanggup, yang tidak dapat disaingi. Dalam penilaiannya sendiri ia merupakan suatu kehormatan bagi pekerjaan Tuhan dan begitulah ia selalu menggambarkan dirinya. —-KSZ2 359.2
Yudas tidak melihat kelemahan tabiatnya sendiri, dan Kristus menempatkan dia pada keadaan di mana ia akan mendapat suatu kesempatan untuk melihat dan memperbaiki hal ini. Sebagai bendahara bagi murid-murid, ia ditugaskan untuk menyediakan keperluan rombongan kecil itu, dan meringankan kekurangan orang miskin. Ketika Yesus berkata kepadanya dalam ruangan Paskah. ” Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” (Yoh. 13:27), murid-murid berpendapat bahwa Ia telah menyuruh dia membeli apa yang diperlukan untuk pesta itu, atau memberikan sesuatu kepada orang miskin. Dalam melayani orang lain, Yudas dapat mengembangkan suatu roh yang tidak mementingkan diri. Tetapi sementara mendengarkan pelajaran Kristus sehari-hari dan menyaksikan kehidupan-Nya yang tidak mementingkan diri, Yudas memanjakan pembawaannya yang serakah itu. Jumlah kecil yang diterimanya terus menerus merupakan suatu penggodaan baginya. Sering bila ia melakukan pelayanan yang kecil bagi Kristus, atau mencurahkan waktunya untuk maksud agama, ia membayar dirinya sendiri dari dana yang serba kurang ini. Pada pemandangannya sendiri dalih-dalih ini dapat digunakan untuk memaafkan tindakannya; tetapi pada pemandangan Allah ia seorang pencuri. —-KSZ2 360.1
Pernyataan yang sering diulangi oleh Kristus bahwa kerajaan-Nya bukannya dari dunia ini menyakiti hati Yudas. Ia telah menandai batas yang di atasnya Ia mengharapkan Kristus bekerja. Ia telah merencanakan bahwa Yohanes Pembaptis harus dilepaskan dari penjara. Tetapi lihatlah, Yohanes dibiarkan kepalanya dipancung. Dan Yesus, gantinya menyatakan hak kerajaan-Nya dan membalas dendam atas kematian Yohanes, hanya mengasingkan diri bersama murid-murid-Nya ke suatu tempat di luar kota. Yudas menghendaki peperangan yang lebih agresif. Ia berpendapat bahwa kalau Yesus tidak menghalangi murid-murid untuk melaksanakan rencana mereka, pekerjaan itu akan lebih maju. Ia memperhatikan permusuhan yang makin bertambah di pihak para pemimpin Yahudi, dan melihat tantangan mereka tidak dihiraukan ketika mereka menuntut dari Kristus suatu tanda dari langit. Hatinya terbuka terhadap sifat kurang percaya, dan musuh menyediakan pikiran untuk meragukan dan memberontak. Mengapa Yesus terlalu banyak merenungkan hal yang mengecewakan? Mengapa Ia meramalkan ujian dan aniaya bagi diri-Nya Sendiri dan bagi murid-murid-Nya? Harapan akan mendapat suatu tempat yang tinggi dalam kerajaan yang baru telah menuntun Yudas untuk menyokong pekerjaan Kristus. Apakah harapannya akan dikecewakan? Yudas tidak mengambil keputusan bahwa Yesus bukannya Anak Allah, tetapi ia sedang meragukan, dan berusaha mencari penjelasan tentang perbuatan-Nya yang besar itu. —-KSZ2 360.2
Sejak saat itu ia menyatakan keragu-raguannya yang membingungkan murid-murid. Ia memasukkan pertentangan dan perasaan yang menyesatkan mengulangi bantahan yang didesakkan oleh ahli Taurat dan orang Farisi terhadap tuntutan Kristus. Segala kesusahan dan kemalangan kecil dan besar, kesulitan dan hal yang tampaknya menghalangi perkembangan Injil, ditafsirkan oleh Yudas sebagai bukti yang melawan kebenarannya. Ia mengemukakan ayat-ayat Kitab Suci yang tidak ada hubungannya dengan kebenaran yang sedang ditunjukkan oleh Kristus. Ayat-ayat ini. yang tidak ada hubungannya, membingungkan murid-murid, dan menambahkan keadaan putus asa yang senantiasa menekan mereka. Meskipun demikian segala perkara ini dilakukan oleh Yudas sedemikian rupa sehingga tampaknya ia sangat cermat. Dan sementara murid-murid berusaha mencari bukti untuk menguatkan perkataan Guru Besar itu, Yudas menuntun mereka pada jalan lain dalam keadaan yang hampir tidak kentara. Demikianlah dalam cara yang sangat taat pada agama dan tampaknya bijaksana, ia sedang mengemukakan perkara-perkara dalam terang yang berbeda dengan terang yang dalamnya Yesus telah memberikannya, dan mengenakan pada perkataan-Nya makna yang tidak dimaksudkan-Nya. Anjuran-anjurannya senantiasa membangkitkan suatu keinginan yang ingin mencari nama untuk mendapat pengangkatan duniawi dan dengan demikian mengalihkan perhatian murid-murid dari perkara-perkara penting yang seharusnya mereka pertimbangkan. Perselisihan tentang siapa dari mereka harus menjadi yang terbesar umumnya dibangkitkan oleh Yudas. —-KSZ2 362.2
Ketika Yesus mengemukakan syarat untuk menjadi murid kepada penghulu muda yang kaya, Yudas merasa tidak senang. Pada hematnya suatu kekeliruan telah diadakan. Jika orang-orang seperti penghulu ini dapat dihubungkan dengan orang-orang percaya, mereka akan menolong menyokong pekerjaan Kristus, la berpendapat bahwa kalau saja Yudas diterima sebagai penasihat, ia dapat menganjurkan banyak rencana yang menguntungkan sidang yang kecil itu. Prinsip-prinsip dan metode-metodenya akan agak berbeda dengan yang berasal dari Kristus, tetapi dalam hal ini ia pikir dirinya lebih bijaksana daripada Kristus. —-KSZ2 363.1
Meskipun demikian Yudas tidak melawan dan tampaknya tidak meragukan pelajaran-pelajaran Juruselamat. Ia tidak bersungut secara lahir sampai pada waktu diadakan pesta di rumah Simon. Ketika Maria mengurapi kaki Juruselamat, Yudas menunjukkan pembawaannya yang serakah. Ketika ditegur oleh Yesus perangainya yang sebenarnya tampaknya menjadi amat pahit. Keangkuhan yang dilukai dan keinginan hendak membalas dendam merubuhkan penghalang, dan keserakahan yang sudah lama dimanjakannya menguasai dia. Inilah yang akan menjadi pengalaman setiap orang yang bersekongkol dengan dosa. Unsur-unsur kerusakan tabiat yang tidak dilawan dan dikalahkan menyambut penggodaan Setan, dan jiwa itu ditawan atas kemauannya sendiri.—-KSZ2 363.3
Meskipun demikian, Yudas tidak percaya bahwa Kristus akan mengizinkan diri-Nya ditangkap. Dalam menyerahkan Dia, ia berniat mengajarkan kepada-Nya suatu pelajaran. Ia berniat mengambil bagian yang akan menjadikan Juruselamat berhati-hati dalam memperlakukan dia dengan penghargaan yang patut sejak saat itu. Tetapi Yudas tidak mengetahui bahwa ia sedang menyerahkan Kristus kepada kematian. Berapa sering, ketika Juruselamat mengajar dalam perumpamaan, ahli Taurat dan orang Farisi sangat dipengaruhi dengan segala perumpamaan-Nya yang menarik perhatian. Berapa sering mereka telah mengucapkan hukuman terhadap diri mereka sendiri! Sering bila kebenaran dijelaskan kepada mereka, kemarahan memenuhi hati mereka, dan mereka mengambil batu hendak melontari Dia; tetapi berkali-kali Ia meloloskan diri-Nya. Pada hemat Yudas, karena Ia telah lolos dari banyak sekali jerat, sudah tentu sekarang pun Ia tidak akan membiarkan diri-Nya ditangkap. —-KSZ2 364.2
Yudas memutuskan untuk menguji hal itu. Kalau Yesus itu sesungguhnya Mesias, maka orang banyak yang bagi mereka Ia telah melakukan banyak perkara, akan berkumpul kembali di sekeliling-Nya, dan akan mengumumkan Dia Raja. Hal ini akan membereskan banyak pikiran selama-lamanya, yang sekarang dalam keadaan tidak menentu. Yudas akan mendapat nama baik karena telah menempatkan raja pada takhta Daud. Dan perbuatan ini akan memastikan kedudukan utama baginya di sebelah Kristus, dalam kerajaan baru itu. —-KSZ2 364.3
Yudas melihat orang-orang yang menangkap Kristus, berbuat menurut perkataannya, mengikat Dia erat-erat. Dengan keheran-heranan ia melihat bahwa Juruselamat membiarkan diri-Nya dibawa. Dengan penuh kecemasan diikutinya Dia dari taman ke tempat pengadilan di hadapan penghulu-penghulu Yahudi. Pada setiap saat ia memperhatikan Dia untuk mengagetkan musuh-musuh-Nya, oleh menunjukkan diri kepada mereka sebagai Anak Allah, dan menggagalkan segala rencana jahat dan kuasa mereka. Tetapi ketika saat demi saat lalu, dan Yesus menyerah pada segala ni.,taan yang ditimpakan kepada-Nya, suatu ketakutan yang mengerikan dirasakan oleh pengkhianat itu karena ia telah menjual Gurunya kepada kematian-Nya.—KSZ2 365.2
Yudas melihat bahwa permohonannya sia-sia belaka, dan ia cepat-cepat meninggalkan ruangan itu sambil berseru-seru, Sudah terlambat’ Sudah terlambat! Ia merasa bahwa ia tidak dapat hidup melihat Yesus disalibkan, dan dalam keadaan putus asa keluarlah ia dan menggantung dirinya. —-KSZ2 366.3
Kemudian pada hari itu juga, dijalan dari ruangan Pilatus ke Golgota, terhentilah teriak dan ejekan orang banyak yang jahat itu yang sedang membawa Yesus ke tempat penyaliban. Ketika mereka melalui suatu tempat yang sepi, mereka melihat tubuh Yudas di kaki sebuah pohon yang sudah kering. Pemandangan itu sungguh sangat mengerikan. Berat tubuhnya telah memutuskan tali yang digunakannya untuk menggantung dirinya di pohon. Setelah terjatuh, tubuhnya koyak dalam keadaan yang sangat mengerikan dan anjing-anjing kini sedang memakannya dengan lahapnya. Mayatnya dengan segera dikuburkan, tetapi berkuranglah ejekan di antara orang banyak, dan banyak muka pucat menyatakan keadaan batin. Pembalasan tampaknya sudah menimpa orang-orang yang bersalah terhadap darah Yesus. —-KSZ2 366.4
Catatan:
- Yudas jelas tidak dapat diklasifikasikan sebagai contoh saingan lalang, karena ia berbeda dengan Parisi-Parisi dahulu, ia mempercayai dan mengasihi Yesus sebagai guru besar,
- Yudas juga dipercaya untuk melakukan pekerjaan seorang evangelis. Tuhan mengaruniainya kuasa untuk menyembuhkan yang sakit dan mengusir Setan,
- Tetapi Yudas tidak sampai menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Kristus. Ia tidak meninggalkan cita-cita duniawi atau kelobaannya akan uang,
- Ia tidak menempatkan dirinya di bawah pembentukan Ilahi. Ia merasa bahwa ia dapat berpegang teguh pada pertimbangan dan pendapatnya sendiri,
- Yudas sangat disegani oleh murid-murid, dan besar pengaruhnya terhadap murid-murid Yesus,
- Yudas menganggap tinggi kecakapannya sendiri, Ia berpendapat bahwa Jemaat tidak akan pernah makmur dengan adanya orang-orang yang mempunyai pandangan sempit sebagai pemimpin. Ia memandang walaupun murid-murid tersebut berasal dari berbagai latar belakang namun semua penuh dengan kekurangan dan kelemahan. Yudas menganggap dirinya sebagai seorang yang sanggup, yang tidak dapat disaingi. Dalam penilaiannya sendiri ia merupakan suatu kehormatan bagi pekerjaan Tuhan dan begitulah ia selalu menggambarkan dirinya. Bahkan di KSZ2 360.2 kita melihat iapun mengeritik rencana-rencana Yesus, sementara dalam waktu yang sama kita tidak melihat kekecewaan Yudas terhadap cara-cara kerja murid-murid dan juga sikap-sikap Yesus dikeluhkan oleh murid-murid lainya, dari sini kita dapat melihat bahwa Yudas banyak mendikte-dikte mengatur-atur pekerjaan-pekerjaan murid-murid dahulu, dengan demikian sebagai contoh saingannyapun tentunya Yudas-Yudas contoh saingan akan banyak menggunakan kecerdasan pendapatnya sendiri,
- Pandangan Yudas terhadap perlakuan Yesus kepada Yohanes Pembabtis yang berbeda dengan Yesus, menggambarkan dalam contoh saingannya diakhir zaman Yudas-Yudas akan memiliki pandangan-pandangan yang berbeda dengan apa yang Tuhan telah sampaikan, hal ini kita dapat lihat dari apa yang disampaikan di halaman dan paragraf KSZ2 363.1 yang mengatakan “Prinsip-prinsip dan metode-metodenya akan agak berbeda dengan yang berasal dari Kristus, tetapi dalam hal ini ia pikir dirinya lebih bijaksana daripada Kristus”.
Karakter Yudas ini kita juga dapatkan dalam pribadi Korah, yaitu memandang cara-cara Musalah yang salah membawa mereka tidak dapat memasuki tanah Kanaan, ia mendorong orang-orang memandang pekerjaan seharus sesuai pemikiran dan jalan mereka, kita dapat baca dari kutipan berikut:
Korah mengulangi kembali sejarah perjalanan mereka melalui padang belantara, di tempat mana mereka telah dibawa ke tempat-tempat yang sulit, dan banyak yang telah binasa oleh sebab persungutan dan pelanggaran mereka. Orang-orang yang mendengarnya merasa bahwa mereka mengerti dengan jelas bahwa kesulitan-kesulitan mereka dapat dihindarkan jikalau Musa telah mengikuti jalan yang lain. Mereka berkesimpulan bahwa segala bencana yang telah jatuh ke atas diri mereka itu adalah oleh karena kesalahan Musa, dan tidak dapat masuknya mereka ke Kanaan adalah sebagai akibat daripada kepemimpinan yang salah dari Musa dan Harun; bahwa jikalau Korah menjadi pemimpin mereka dan akan mendorong mereka untuk tetap meneruskan perbuatan-perbuatan mereka yang baik gantinya menempelak dosa-dosa mereka, maka mereka akan dapat menikmati satu perjalanan yang aman dan tentram; gantinya mengembara hilir mudik di padang belantara, mereka akan berjalan langsung menuju ke Tanah Perjanjian itu. —–PB1 419.1
Korah tidak akan menempuh jalan yang telah dilaluinya itu jikalau ia telah mengetahui bahwa segala petunjuk dan teguran yang disampaikan kepada orang Israel itu berasal dari Allah. Tetapi sebenarnya ia dapat mengetahui hal ini. Allah telah memberikan bukti-bukti yang banyak bahwa Ia sedang memimpin Israel. Tetapi Korah dan teman-temannya telah menolak terang itu sehingga mereka telah dibutakan dimana pernyataan kuasaNya yang paling jelas itupun tidak cukup untuk meyakinkan mereka; mereka katakan bahwa itu berasal dari alat-alat manusia biasa atau dari setan. Hal yang sama telah dilakukan oleh orang banyak, yang pada hari setelah dibinasakannya Korah dan teman-temannya itu datang kepada Musa dan Harun, sambil berkata, “Engkau telah membunuh umat Tuhan.” Sekalipun mereka mempunyai bukti yang paling nyata tentang murka Allah terhadap tindakan-tindakan mereka itu, di dalam kebinasaan orang-orang yang telah menipu mereka, mereka berani mengatakan bahwa hukumanNya itu berasal dari setan, sambil menyatakan bahwa melalui kuasa Iblis, Musa dan Harun telah menyebabkan kematian orang-orang suci dan benar. Tindakan mereka inilah yang telah memeteraikan kebinasaan mereka. Mereka telah melakukan dosa melawan Roh Kudus, satu dosa oleh mana hati manusia dikeraskan terhadap pengaruh anugerah ilahi. Kristus berkata, “Dan barang siapa yang mengatakan perkataan yang melawan Anak manusia, ia itu akan diampuni; tetapi barang siapa yang mengatakan perkataan yang melawan Rohulkudus, ia itu tidak akan diampuni, baik di dalam dunia ini baik di dalam akhirat.” Matius 12:32. Kata-kata ini diucapkan oleh Juruselamat pada waktu pekerjaan rahmat yang telah dilakukanNya melalui kuasa Allah itu oleh orang Yahudi dinyatakan sebagai pekerjaan Baalzebul. Adalah melalui Roh Kudus, Allah mengadakan hubungan dengan manusia; dan mereka yang dengan sengaja menolak alat ini dan menyatakannya sebagai alat setan, telah memutuskan saluran komunikasi satu-satunya antara jiwanya dengan sorga. ——–PB1 427.2
- Dilain pihak murid-murid tidak ada yang kecewa atau menerapkan ide-ide pelaksanaan pekerjaan sebagaimana Yudas, termasuk perlakuan Yesus kepada Yohanes Pembabtispun tidak ada yang mempermasalahkan, ini berarti dalam contoh saingannyapun mereka yang dilambangkan dengan murid-murid akan sepenuhnya melaksanakan perintah-perintah firman yang telah dibukakan tanpa menambahkan dengan pendapat-pendapat sendiri, walaupun tampak pekerjaannya kurang bersemangat dan berhasil maksimal sebagaimana pandangan Yudas.
Pada halaman dan paragraf KSZ2 362.2, hal ini lebih tegas lagi kita lihat, ia menggabungkan pemahaman-pemahaman orang-orang Parisi dan demikian pula dalam pemahaman-pemahaman, sebagaimana dikatakan “ia sedang mengemukakan perkara-perkara dalam terang yang berbeda dengan terang yang dalamnya Yesus telah memberikannya”.
- Pada dasarnya karekter Yudas ini bukanlah orang jahat sebagaimana yang dipahami kebanyakan orang Kristen, hal demikian kita lihat di paragraf KSZ2 364.2. Terlihat bahwa Yudas karena telah menyakini bahwa Tuhan mempunyai kuasa maka ia yakin Tuhan akan mampu melepaskan dirinya, namun faktanya berbeda karena ia tidak mengetahui rencana Tuhan berbeda dengan rencananya sebagai seorang manusia, kemudian di KSZ2 364.3 kita lihat pada dasarnya rencananya adalah untuk memperlihatkan siapa sebenarnya Yesus itu dan merupakan kemuliaan bagiNya, walaupun ia juga mencari kesempatan meninggakan diri bila rencananya berhasil, jadi tidaklah heran bila Yudas akhirnya tidak dapat menerima akibat perbuatannya dan memutuskan untuk menggantung dirinya.
Perbandingan Yudas dengan Yohanes dalam melaksanakan tuntutan Tuhan
Kisah Para Rasul:
Dalam perbedaan yang mencolok kepada penyucian yang dikerjakan dalam kehidupan Yohanes adalah pengalaman teman sesama murid, Yudas. Sebagai rekannya, Yudas mengaku sebagai seorang murid Kristus, tetapi ia hanya memiliki suatu bentuk peribadatan. Ia merasakan keindahan tabiat Kristus; dan sering, sedang ia mendengarkan perkataan Juruselamat, keyakinan datang kepadanya, tetapi ia tidak mau merendahkan hatinya atau mengaku dosa-dosanya. Oleh menolak pengaruh Ilahi ia tidak menghormati Tuhannya yang pura-pura dikasihinya. Yohanes memerangi dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan-kesalahannya; tetapi Yudas melanggar kata hatinya dan menyerah kepada pencobaan, mengikatkan lebih ketat pada dirinya sendiri kebiasaan-kebiasaannya yang jahat. Kebiasaan kebenaran yang diajarkan oleh Kristus berbeda dengan keinginan dan maksudnya, dan ia tidak dapat membawa dirinya sendiri untuk menyerah kepada buah pikirannya supaya menerima akal budi dari surga. Gantinya berjalan di dalam terang, ia memilih berjalan di dalam kegelapan. Keinginan yang jahat, loba, keinginan untuk membalas dendam, pikiran-pikiran yang gelap dan bersungut, dipelihara dalam hati sampai Setan mengendalikan dia sepenuhnya. ———————KR 470.2
Yohanes dan Yudas adalah wakil dari mereka yang mengaku pengikut-pengikut Kristus. Kedua murid ini mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari dan mengikuti contoh Ilahi. Keduanya berhubungan erat dengan Yesus dan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ajaran-Nya. Masing-masing mempunyai kekurangan tabiat yang serius; dan masing-masing mempunyai jalan masuk kepada rahmat Ilahi yang mengubahkan tabiat. Tetapi sementara seorang dalam kerendahan hati sedang belajar tentang Yesus, yang lain menyatakan bahwa ia bukannya pelaku perkataan itu, tetapi pendengar saja. Seorang, yang mati bagi dirinya sendiri setiap hari dan mengalahkan dosa, disucikan oleh kebenaran; yang lain, menolak kuasa anugerah yang mengubahkan dan mengikuti kehendaknya sendiri, terbawa ke dalam perhambaan Setan. ————–KR 471.1
Tulisan Victor T. Houteff yang menyebutkan sebagian dari antara orang-orang yang mengaku orang benar atau diantara gandum diakhir zaman akan ada yang dilambangkan sebagai Yudas.
Symbolic Code buku 1 jld 11 No. 7 :
Renungan Doa:
“Pernahkah Allah mengungkapkan kepada orang-orang yang menyesatkan dirinya ini, bahwa tidak satu pun tegoran atau pembetulan-pembetulan yang berasal dari-Nya akan memiliki sesuatu bobot kalau bukan sekaliannya itu datang melalui khayal yang langsung? Saya memikirkan hal ini, karena pendirian banyak orang mengenainya adalah suatu khayalan Setan yang menghancurkan jiwa-jiwa. Setelah ia berhasil menjerat dan melemahkan mereka melalui cara berpikirnya yang menyesatkan, sehingga apabila mereka ditegor mereka akan tetap tidak menghiraukan semua usaha Roh Allah, maka kemenangan Setan atas mereka akan menjadi sempurna. Sebagian orang yang mengakui dirinya benar akan seperti Yudas yang menyerahkan Tuhan secara berkhianat ke dalam tangan musuh-musuh besar-Nya. Orang-orang yang percaya diri sendiri ini, yang bertekad mengikuti jalannya sendiri, lalu menganjurkan pendapat-pendapatnya sendiri, akan maju terus dari yang jelek kepada yang terburuk, sampai kelak mereka akan mengikuti jalan apa saja, tetapi tidak mau melepaskan kemauannya sendiri. Mereka akan maju terus secara buta pada jalan yang jahat; tetapi seperti halnya orang-orang Parisi yang tersesat itu, demikian itulah mereka tertipu sendiri, sehingga mereka mengira mereka sedang melaksanakan pelayanan Allah. Kristus menggambarkan perjalanan Itu yang akan ditempuh kelas orang-orang tertentu, apabila mereka memperoleh kesempatan untuk mengembangkan tabiatnya yang sebenarnya: ‘Maka kamu akan dikhianati baik oleh para orangtua, saudara-saudara, kaum, maupun teman-teman; dan sebagian dari kamu akan mereka tuntut untuk dihukum mati.’ “—– Testimonies, vol. 5, pp. 688 – 691.
Pelajaran ini adalah bagi semua yang mengakui dirinya pendeta-pendeta di dalam sidang, dan juga bagi orang-orang yang mengakui dirinya murid-murid Kristus. Orang-orang Parisi (para pendeta) tidak mau memperhatikan tegoran-tegoran dan Kebenaran dari Kristus sendiri. Yudas (salah seorang murid-Nya) juga tidak, namun sebaliknya Yudas telah menunjukkan tabiatnya yang sebenarnya pada akhirnya, bahwa ia adalah seorang pengkhianat yang jahat, bukannya seorang murid, seorang dermawan besar, atau pun seorang teman. Kiranya Allah membantu kita semua untuk mengerti sendiri, dan supaya senantiasa berada dalam hubungan yang langsung dengan-Nya agar jangan kita jatuh ke dalam cobaan, demikianlah hendaknya doa kita.
Perlunya pemetraian itu.
Yeheskiel 27 : 10, 11:
“Namun kota yang terlindung benteng itu akan menjadi sunyi, dan tempat kediaman itu akan ditolak dan ditinggalkan bagaikan suatu padang belantara; di sana anak lembu akan memakan rumput, dan di sanalah ia akan berbaring, dan memakan habis cabang-cabangnya. Apabila dahan-dahannya layu, sekaliannya akan patah; wanita-wanita datang lalu membakarnya: karena itulah umat yang tidak berpengertian; maka sebab itu Dia yang menciptakan mereka itu tidak akan menyayangi mereka, dan Dia yang telah membentuk mereka itu tidak mau menunjukkan kepada mereka kasih sayang-Nya.”
Pasal ini pertama sekali menggambarkan kebun anggur Allah dalam keindahannya dan dalam kondisi terbaik, yang menunjukkan sidang Allah dalam keadaan hari depannya yang sudah disucikan. Ayat-ayat yang sedang kita baca sekarang menggambarkan kondisi sidang-Nya pada waktu ini sebelum ia itu disucikan. Betapa besarnya perbedaan gambaran itu! Yahya menggambarkannya sebagai berada dalam keadaan “tidak terkasihan” dan sedang akan “diludahkan keluar.”
Apabila seseorang membenahi kebun buah-buahannya lalu ditemukannya cabang-cabang yang mati pada pohon-pohon itu, maka cabang-cabang itu akan ditebangnya lalu dikumpulkannya bertumpuk-tumpuk bagi seseorang untuk dibakar, karena sekaliannya itu sudah tidak lagi berguna. Ilustrasi inilah yang digunakan oleh Yesaya untuk menunjukkan apa yang akan Allah perbuat terhadap umat-Nya, yaitu mereka yang dilambangkan oleh cabang-cabang yang kering itu —— yaitu orang-orang yang tidak berpengertian. Mereka itu adalah orang-orang yang senantiasa belajar, tetapi tidak pernah sampai kepada pengetahuan Kebenaran. Memang, mereka adalah cabang-cabang dari pohon, tetapi kehidupan rohaninya adalah hampa. Ada sesuatu yang salah secara mendasar pada kelas orang-orang ini, karena Allah mampu membuat setiap orang menjadi bijaksana; Ia dapat membuat setiap orang menjadi kuat. Kebenaran-Nya adalah begitu sederhana, sehingga sekalipun mereka itu bodoh mereka tidak perlu keliru di dalamnya (Yesaya 35 : 8). Oleh sebab itu semua orang dapat memperoleh pengertian. Karena alasan inilah, maka orang-orang itu yang tidak memperoleh pengertian akan dibinasakan AIlah tanpa menaruh sayang.
Contoh saingan Prilaku Yudas terhadap Yesus di akhir zaman
Dari uraian Victor T. Houteff yang mengambil kata-kata kutipan Ellen G. White “Maka kamu akan dikhianati baik oleh para orangtua, saudara-saudara, kaum, maupun teman-teman; dan sebagian dari kamu akan mereka tuntut untuk dihukum mati” dalam Testimonies, vol. 5, pp. 688 – 691 dikaitkan dengan keberadaan Yudas dari antara orang-orang yang mengaku orang-orang benar, maka kita dapat simpulkan bahwa kata-kata Ellen G. White ini merupakan contoh saingan dimasa yang akan datang dari contohnya peristiwa Yudas menjual Yesus kepada orang-orang Parisi. Lebih lanjut kita mencoba menelusuri lebih jauh bagaimana penghianatan yang akan dilakukan Yudas-Yudas akhir zaman:
Maranatha 8 Juli, hal 197:
Dikhianati oleh Para Sahabat dan Kaum Kerabat
Dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Matius. 10:36.
Ketika hukum Allah dinyatakan tidak berlaku, dan gereja disaring dengan pencobaan yang berapi-api atas segala yang hidup di bumi ini, maka sejumlah besar orang yang disangka suci akan mencurahkan perhatian mereka untuk merusak berbagai semangat dan akan menjadi pengkhianat yang mengkhianati kebenaran-kebenaran yang murni. Mereka akan terbukti sebagai penganiaya kita yang paling keji. “Dari tengah-tengahmu akan bangkit orang-orang yang berbicara hal-hal yang jahat, untuk menarik para murid ke pihak mereka”; dan banyaklah yang akan menaruh hati untuk roh-roh penggoda itu. 197.1
Mereka yang ingkar pada masa pencobaan itu akan menyebarkan kesaksian palsu dan mengkhianati saudara-saudara mereka demi mempertahankan kenyamanan mereka sendiri. Mereka akan mengatakan di mana tempat saudara-saudara mereka bersembunyi dengan menempatkan serigala-serigala di dalam perjalanan saudara-saudara mereka itu. Kristus telah mengingatkan kita akan hal ini agar kita tidak perlu terkejut akan perlakuan yang kejam dan yang tidak alamiah yang dilakukan oleh para sahabat dan kaum kerabat kita. 197.2
Kita akan menemukan kenyataan bahwa kita harus melepaskan segala pegangan tangan kecuali pegangan tangan Yesus Kristus. Para sahabat akan terbukti tidak setia dan akan mengkhianati kita. Sementara kaum kerabat keluarga kita yang ditipu oleh musuh mengira bahwa mereka melakukan kebajikan bagi Allah jika menentang iman kita dan melakukan upaya-upaya yang sehebat-hebatnya untuk membawa kita ke tempat-tempat yang sukar dengan harapan agar kita menyangkal iman kita. Tetapi kita boleh mempercayakan tangan kita pada lengan Kristus meskipun di dalam kegelapan dan bahaya. 197.3
Para pengikut Kristus mesti menemukan ejekan-ejekan. Mereka akan dicaci-maki; kata-kata dan iman mereka akan disalahpahami. Kebekuan hubungan dan kehinaan mungkin lebih keras untuk ditanggung daripada mati sahid…. 197.4
Para orangtua akan bersikap kasar menentang anak-anak mereka yang menerima kebenaran yang tidak populer. Mereka yang secara sadar melayani Allah akan dituduh sebagai pemberontak. Harta milik yang telah diserahkan kepada anak-anak atau sanak famili lainnya yang percaya pada kebenaran masa kini akan diambil alih dan diserahkan kepada orang lain. Para pejabat akan merampok hak-hak anak-anak yatim piatu dan para janda. Mereka yang bertolak dari ajaran yang jahat akan membuat bagi diri mereka sendiri suatu rampasan melalui aturan-aturan yang ditetapkan untuk memaksakan suara hati nurani. Orang-orang akan mengambil harta yang bukan hak milik mereka. Kata-kata rasul itu akan digenapi di masa depan: “Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita penganiayaan.” 197.5
Maranatha 24 Juli, hal 213:
Umat yang Sisa dan Pemeteraian
Lalu berkatalah Malaikat Tuhan kepada Iblis itu: ”Tuhan kiranya menghardik engkau, hai Iblis! Tuhan, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?” Zakharia 3:2.
Umat yang sisa akan dibawa ke dalam pencobaan dan kesusahan besar. Mereka yang memelihara hukum-hukum Allah dan iman akan Yesus, akan merasakan kemarahan naga itu dan para pengikutnya. Setan menjadikan dunia sebagai bonekanya; dia telah mengendalikan gereja-gereja yang murtad. Tetapi di sini ada sekelompok kecil yang tetap menentang kekuasaannya. Jika dia dapat memusnahkan mereka ini dari dunia, maka kemenangannya akan lengkap. Sebagaimana dia dulunya mempengaruhi bangsa-bangsa kafir untuk menghancurkan Israel, maka demikian pula di masa mendatang dia akan mengendalikan kuasa-kuasa jahat bumi untuk menghancurkan umat Allah. Semua orang akan dituntut menyerahkan kepatuhannya pada perintah-perintah manusia dalam rangka merusak hukum ilahi. Mereka yang benar di hadapan Allah dan pada kewajibannya akan diancam, dituduh, dan dihalangi. Mereka akan dikhianati oleh “orangtua, saudara-saudara, sanak-saudara, dan teman-teman.” 213.1
Harapan mereka satu-satunya hanyalah belaskasihan Allah; pertahanan mereka hanyalah doa. Sebagaimana Yosua memohon di hadapan Malaikat, demikian pula umat yang sisa, dengan kehancuran hati dan iman yang sungguh, akan memohon pengampunan dan kelepasan melalui Yesus Pembela mereka….. 213.2
Setan mendakwa mereka di hadapan Allah, dengan menyatakan bahwa mereka telah kehilangan perlindungan ilahi akibat dosa-dosa mereka, dan mengklaim berhak untuk menghancurkan mereka sebagai para pelanggar hukum…… 213.3
Namun meskipun para pengikut Kristus telah berdosa, mereka tidak menyerahkan diri mereka dalam penguasaan setan. Mereka telah meninggalkan dosa mereka, dan telah mencari Tuhan dalam kerendahan hati dan penyesalan, dan Sang Pembela ilahi itu memohon demi kepentingan mereka….. 213.4
Umat Allah berkeluh-kesah dan menangis atas kekejian yang terjadi di negeri itu. Dengan berurai air mata mereka mengingatkan orang-orang jahat itu atas bahaya menginjak-injak hukum Allah, dan dengan kesedihan yang tak terkatakan mereka merendahkan diri mereka di hadapan Allah atas pelanggaran-pelanggaran mereka. Orang-orang jahat itu mengolok-olok kesedihan mereka, menertawakan himbauan-himbauan mereka yang serius, dan mencibirkan kelemahan mereka. Namun penderitaan dan kerendahan hati umat Allah itu adalah bukti yang tidak dapat disalahkan bahwa mereka sedang memperoleh kembali kekuatan dan keluhuran karakter yang telah hilang sebagai akibat dosa…. 213.5
Sementara Setan mendesakkan tuduhan-tuduhannya, maka malaikat-malaikat suci yang tidak kelihatan datang mengitari mereka dengan menempatkan meterai Allah yang hidup atas diri mereka. 213.6
Catatan:
Walaupun tampaknya dari uraian Ellen G. White pada bagian awalnya diatas dimaksudkan kepada buah-buah kedua, namun pada paragraf terakhir 213.5 dan 2013.6 jelas kata-kata tersebut dimaksudkan kepada pengumpulan buah-buah pertama, jadi apa yang diramalkan Ellen G. White ini adalah merupakan peristiwa yang akan dialami oleh calon-calon 144000 dari saudaranya sendiri Yudas-Yudas contoh saingan.
Peristiwa kepemimpinan Tuhan benar-benar membutuhkan percaya (Iman), tidak mencoba-coba dengan pikiran atau cara-cara sendiri atau nambah atau mengurang, (gambaran bahwa pikiran Tuhan dan manusia bagaikan bumi dan langit (Yesaya 55:8,9))
“Oleh iman juga roboh tembok negeri Yerikho.” Ibrani 11:30. Penghulu bala tentara Allah hanya berhubungan dengan Yusak saja; Ia tidak menyatakan diriNya kepada segenap perhimpunan itu, dan terserah kepada mereka untuk mempercayai atau meragukan kata-kata Yusak, untuk menurut kepada perintah yang diberikan olehnya di dalam nama Tuhan, atau untuk menyangkal wewenangnya. Mereka tidak dapat melihat bala tentara malaikat yang mengawal mereka di bawah pimpinan Anak Allah. Mereka bisa saja berdalih: “Betapa tidak berartinya usaha-usaha ini, dan betapa ganjilnya untuk berbaris setiap hari mengelilingi dinding kota itu sambil meniup terompet yang terbuat dari tanduk domba. Ini tidak akan ada pengaruhnya terhadap benteng-benteng yang menjulang tinggi itu.” Tetapi rencana untuk meneruskan pekerjaan ini yang memakan waktu yang cukup lama sebelum hancurnya tembok-tembok itu telah memberikan kesempatan untuk berkembangnya iman di antara bani Israel. Haruslah dijelaskan kepada pikiran mereka bahwa kekuatan mereka bukan terdapat dalam kebijaksanaan manusia, atau di dalam kegagahannya, tetapi hanya di dalam Allah keselamatan mereka. Dengan demikian mereka akan terbiasa bersandar sepenuhnya kepada pemimpin ilahi mereka. —–PB2 84.3
Allah akan melakukan perkara-perkara yang besar bagi mereka yang berharap kepadaNya. Sebab mengapa orang-orang yang mengaku diri sebagai umatNya tidak memiliki kekuatan yang lebih besar oleh karena mereka berharap terlalu banyak kepada kebijaksanaan mereka sendiri, dan tidak memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk menyatakan kuasaNya demi kepentingan mereka. Ia akan menolong umatNya yang percaya di dalam setiap keadaan darurat jikalau mereka mau menaruh segenap kepercayaan mereka di dalam Dia, dan dengan setia menurut kepadaNya. ————–PB2 85.1
Segera setelah kehancuran Yerikho, Yusak bertekad untuk menyerang Ai, sebuah kota kecil di antara lembah-lembah beberapa mil di sebelah barat Lembah Yarden. Mata-mata yang diutus ke tempat ini telah membawa kembali laporan bahwa penduduknya sedikit, dan bahwa dengan sedikit saja kekuatan tentara maka kota itu akan dapat ditaklukkan. —————PB2 85.2
Kemenangan besar yang diadakan Allah bagi mereka telah menjadikan bani Israel merasa percaya kepada diri sendiri. Oleh karena Ia telah menjanjikan kepada mereka negeri Kanaan itu mereka merasa aman dan gagal untuk menyadari bahwa hanya pertolongan ilahi saja yang dapat memberikan sukses kepada mereka. Yusak sendiri telah mengadakan rencana-rencana untuk menaklukkan Ai tanpa meminta nasihat dari Allah. ———-PB2 85.3
Bangsa Israel telah mulai mengagung-agungkan kekuatan mereka sendiri serta menganggap remeh musuh mereka. Mereka merasa bahwa kemenangan akan diperoleh dengan mudah, dan mereka berpendapat tiga ribu orang saja sudah cukup untuk merebut kota itu. Mereka ini dengan tergesa-gesa telah mengadakan serangan tanpa adanya jaminan bahwa Allah akan beserta dengan mereka. Pada waktu mereka sudah mendekati pintu gerbang kota itu, mereka ternyata menghadapi satu pertahanan yang amat kuat. Mereka panik melihat jumlah musuh yang banyak serta persiapan yang baik itu, mereka telah melarikan diri dengan kacau balau melalui jalan yang menurun. Bangsa Kanani mengejarnya dengan garangnya; “dan lagi diusirnya akan mereka itu daripada pintu negerinya, . . . lalu dipecah-pecahkannya mereka itu pada curam bukit.” Sekalipun kerugian mereka kecil jumlah-. nya—tetapi tiga puluh enam orang telah mati terbunuh—kekalahan itu telah mengecewakan seluruh perhimpunan itu. “Maka hilanglah hati orang banyak itu, dan menjadi tawar. seperti air.” Ini adalah kali yang pertama dimana mereka telah berhadapan dengan bangsa Kanani dalam peperangan yang sebenarnya, dan jikalau mereka bisa diusir oleh bala tentara dari kota yang kecil itu, apakah yang menjadi akibatnya bilamana mereka harus menghadapi satu peperangan yang lebih besar di hadapan mereka? Yusak menganggap bahwa kegagalan mereka itu sebagai ungkapan murka Allah, dan dengan hati yang sedih dan susah ia “mencarik-carik pakaiannya, lalu tersungkur dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan sampai petang hari, baik ia baik segala tua-tua Israel dan disiramkannya abu kepada kepalanya.” ————PB2 85.4
“Ya Tuhan Hua!” teriaknya, “mengapa maka Engkau sudah menyuruh orang banyak itu menyeberang Yarden? supaya kami diserahkan ke tangan orang Amorikah? supaya kami dibinasakankah? …. Ya Tuhan! apakah boleh hamba katakan setelah sudah Israel membuang belakang di hadapan musuhnya? Bahwa perkara ini kedengaranlah kelak kepada orang Kanani dan kepada segala orang isi negeri ini, maka kami akan dikepungnya dan dihapuskannya nama kami dari atas bumi! maka apakah akan kuperbuat karena namaMu yang besar?” ———PB2 86.1
Jawab dari Tuhan adalah, “Bangkitlah engkau berdiri. Apa guna engkau tersungkur demikian? Israel telah . . . melangkah perjanjian yang telah Kupesan kepada mereka.” Itu adalah saat untuk bertindak dengan cepat dan tegas, dan bukan untuk bersusah hati dan kecewa. Ada satu dosa tersembunyi di perkemahan mereka, dan itu harus diselidiki dan dibuangkan sebelum berkat dan hadirat Tuhan dapat menyertai mereka. “Jikalau tiada kamu membuang tumpas itu dari tengah-tengahmu, maka tiada boleh lagi Aku menyertai akan kamu.” ——PB2 86.2
…..menunggu perintah Ilahi. “Bertanyalah Daud kepada Tuhan: ‘Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?’ Tuhan menjawab Daud: ‘Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.’” Dengan segera Daud bergerak maju menyerang musuh itu dan mengalahkan serta membinasakan mereka, dan merebut dari tangan mereka dewadewa yang mereka bawa bersama dengan mereka untuk memastikan kemenangan mereka. Marah oleh karena merasa hina atas kekalahannya itu, bangsa Filistin telah mengerahkan bala tentaranya yang lebih kuat lagi, dan kembali untuk berperang. Dan sekali lagi mereka “memencar di lembah Refaim.” Kembali Daud mencari Tuhan dan AKU ADA yang besar itu telah memimpin bangsa Israel. ————–SRNJ2 366.3
Allah memerintahkan Daud, sambil berkata, “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu Tuhan telah ke luar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.” Jikalau Daud seperti Saul, telah memilih jalannya sendiri, sukses tidak akan menjadi bagiannya. Tetapi ia berbuat sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan, dan ia “memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer. Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan Tuhan mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.” I Tawarikh 14:16, 17. ————–SRNJ2 366.3
——————–
Pelajaran dari pengalaman Uza orang dari suku Kehat yang mati karena memegang tabut perjanjian yang mau jatuh—mengabaikan petunjuk dan menggunakan cara-cara sendiri Tuhan tidak berkenan (2 Samuel 6:7)
Tetapi “sesampainya mereka itu di tempat pengirik Nakhon, tiba-tiba dicapai Uza akan tabut Allah, dipegangnya, karena terserandunglah lembunya. Maka berbangkitlah murka Tuhan akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di sana dekat dengan tabut Allah.” Satu kegentaran yang mendadak telah memenuhi rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka itu. ….. —–PB2 316.2 atau SRNJ2 367.2
Daud dan orang banyak itu telah berhimpun untuk melaksanakan suatu tugas yang suci, dan mereka telah mengambil bagian di dalam pekerjaan itu dengan hati yang senang dan sukarela; tetapi Tuhan tidak dapat menerima pelayanan mereka, oleh karena itu tidak dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Bangsa Filistin yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum Allah, telah menempatkan tabut itu di atas satu pedati yang baru pada waktu mereka mengembalikannya kepada Israel, dan Tuhan telah menerima usaha yang telah mereka adakan itu. Tetapi Israel memiliki di tangannya satu pernyataan yang jelas tentang kehendak Allah di dalam segala perkara ini, dan kelalaian mereka terhadap petunjuk-petunjuk ini merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Di atas diri Uza tertanggung satu kesalahan yang lebih besar, yaitu perbuatan yang takabur. Pelanggaran terhadap hukum Allah telah mengurangi kepekaannya terhadap kesucian tabut itu, dan dengan dosa yang belum diakui terdapat di dalam dirinya ia telah di hadapan larangan Ilahi itu—berani menjamah lambang hadirat Ilahi. Allah tidak dapat menerima penurutan yang setengah-setengah, tidak menerima cara yang sembarangan dalam memperlakukan hukum-hukum-Nya. Dengan menghukum Uza Ia bermaksud untuk mengingatkan Israel akan pentingnya memberikan perhatian yang ketat terhadap segala tuntutan-Nya. Dengan demikian kematian seorang, dengan menuntun mereka kepada pertobatan, akan dapat mencegah perlunya diturunkan hukuman ke atas ribuan orang. ——SRNJ2 368.2
Nasib Uza adalah merupakan satu hukuman Ilahi terhadap pelanggaran atas satu perintah yang paling nyata. Melalui Musa Tuhan telah memberikan petunjuk yang khusus sehubungan dengan pemindahan tabut itu. Tidak ada seorang pun kecuali para imam, turunan Harun, boleh menjamahnya, atau sekalipun hanya memandangnya tanpa penutupnya. Perintah Ilahi adalah, “Pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati.” Bilangan 4:15. Para imam harus menutupi tabut itu, dan kemudian anak-anak Kehat harus mengangkatnya dengan memegang alat pengusungnya, yang diletakkan di dalam satu bulatan pada kedua belah sisi tabut itu, dan yang tidak boleh dipindahkan. Kepada bani Gerson dan Merari, yang bertanggung jawab atas tirai-tirai dan papan-papan serta tiang-tiang Kemah Suci, Musa telah memberikan pedati dan lembunya untuk alat pengangkutan dari apa yang telah diserahkan atas tanggung jawab mereka. “Tetapi kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, karena pekerjaan mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas bahunya.” Bilangan 7:9. Dengan demikian, di dalam membawa tabut itu dari Kiryat-Yearim ada satu pelanggaran yang langsung dan tidak dapat dimaafkan terhadap perintah Tuhan. ——-SRNJ2 368.1
Setelah tiga bulan berlalu ia mengambil keputusan untuk mencoba sekali lagi memindahkan tabut itu, dan sekarang ia telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap setiap petunjuk Ilahi sampai kepada perkara yang kecil sekalipun. Sekali lagi para pemuka bangsa itu dihimpunkan, dan satu perkumpulan yang besar telah berhimpun di sekeliling tempat tinggal orang Gat itu. Dengan sikap yang hormat tabut itu sekarang diletakkan di atas bahu orang-orang yang telah ditetapkan oleh Ilahi, orang banyak itu berbaris, dan dengan hati yang gemetar rombongan orang banyak itu telah bergerak maju. Setelah maju enam langkah sangkakala berbunyi menandakan bahwa mereka harus berhenti. Oleh petunjuk Daud korban “seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan” dipersembahkan. Sekarang kesukaan menggantikan rasa kegentaran. Raja telah menanggalkan jubah kerajaannya dan mengenakan baju efod yang biasa, seperti yang biasa digunakan oleh para imam. Oleh tindakan ini ia tidaklah menyatakan bahwa ia akan melakukan pekerjaan imam, oleh karena baju efod kadang-kadang dipakai oleh orang lain selain imam. Tetapi di dalam upacara yang suci ini ia mau mengambil tempat, di hadapan Allah, sebagai seorang yang setaraf dengan bawahannya. Pada hari itu Tuhan harus ditinggikan. Ia harus menjadi satu-satunya Pribadi yang dihormati. —–SRNJ2 370.1
Catatan:
Pengalaman tidak menggunakan cara-cara sendiri atau menambahkan ataupun mengurangi dari yang diperintahkan kita juga dapatkan dalam pengalaman Daud ketika ia disuruh memilih 5 batu dan bagaimana ia mengalahkan Goliat, Gideon ketika melawan bangsa Filistin dengan 300 orang pasukan, Elia ketika seorang diri bersaing dengan 250 dukun-dukun raja Ahab dan pengalaman-pengalaman umat-umat lainnya.
Pelajaran bagaimana Gideon dahulu disuruh Tuhan untuk memilih tentaranya sebanyak 300 orang dari sebelumnya 32000 orang—— cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji, sukses tidak tergantung jumlah bilangan
Oleh karena jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah musuhnya, Gideon telah melarang untuk mengadakan pengumuman yang biasa itu. Ia dipenuhi oleh rasa heran pada waktu kepadanya diberitahukan bahwa bala tentaranya itu terlalu besar jumlahnya. Tetapi Tuhan melihat kesombongan dan sikap tidak percaya yang ada di dalam hati umatNya. Dirangsang oleh ajakan Gideon yang menggugah hati itu, mereka telah menggabungkan diri dengan cepat-cepat; tetapi banyak yang dipenuhi oleh rasa takut pada waktu mereka melihat bala tentara Midian yang besar itu. Namun demikian, kalau saja Israel telah menang, maka mereka itulah yang akan mengambil kemuliaan bagi diri mereka sendiri gantinya menyatakan bahwa kemenangan itu adalah milik Tuhan. ——-PB2 150.1
Gideon menuruti perintah Tuhan, dan dengan hati yang berat ia melihat dua puluh dua ribu orang, atau lebih dari dua pertiga dari seluruh bala tentara itu, pulang ke rumah mereka (seluruhnya 32000 – PB2 149.1). Sekali lagi firman Tuhan datang kepadanya: “Ada lagi terlalu banyak orang. Suruhlah mereka itu turun ke tempat air, maka di sana Aku mencobai akan mereka itu kelak karena sebab engkau, bahwasanya barangsiapa yang firmanKu kepadamu akan halnya demikian: Orang ini hendaklah berjalan sertamu, biarlah iapun berjalan sertamu; tetapi barangsiapa yang firmanKu akan halnya: Orang ini tiada akan berjalan sertamu, jangan iapun berjalan sertamu.” Orang banyak itupun dipimpin ke tepi sebuah sungai, sambil mengharapkan bahwa dengan segera mereka akan menyerang musuh. Sedikit saja orang yang dengan cepat-cepat mengambil sedikit air dengan tangannya, dan menghirupnya sambil berjalan terus: tetapi hampir semuanya yang bertelut di atas lutut mereka, dan dengan tenangnya minum dari permukaan sungai itu. Mereka yang menciduk air dengan tangannya hanya berjumlah tiga ratus orang dari antara kesepuluh ribu orang itu, namun demikian mereka inilah yang telah dipilih; semua yang lain diijinkan pulang kembali ke rumah mereka. ———-PB2 150.2
Oleh cara-cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji. Mereka yang di dalam saat-saat yang berbahaya bermaksud mencukupi kebutuhannya sendiri, bukanlah orang-orang yang patut dipercayai dalam keadaan darurat. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam pekerjaanNya bagi orang yang malas dan suka memanjakan diri. Orang-orang pilihanNya adalah mereka yang jumlahnya sedikit yang tidak mau membiarkan kebutuhan pribadinya memperlambat panggilan tugas. Ketiga ratus orang pilihan itu bukan saja memiliki keberanian dan pengendalian diri, tetapi juga adalah orang-orang yang beriman. Mereka tidak pernah menajiskan diri dengan penyembahan berhala. Allah dapat memimpin mereka, dan melalui mereka Ia dapat mengadakan kelepasan bagi Israel. Sukses tidaklah bergantung kepada jumlah bilangan. Ia tidaklah lebih dihormati oleh jumlah yang lebih besar daripada oleh tabiat dari mereka yang melayani Dia. ———-PB2 150.3
Pelajaran dari bangsa Israel tentang tidak terima hukuman larangan memasuki kota Kanaan selama 40 tahun, bangsa Israel mau mencoba dengan cara-cara sendiri
Allah telah menjadikannya sebagai satu kesempatan dan satu tugas bagi mereka untuk memasuki negeri itu pada waktu yang telah ditetapkanNya, tetapi melalui kelalaian mereka yang disengaja maka ijin itu telah ditarik kembali. Setan telah mencapai tujuannya dalam menghalangi mereka untuk memasuki Kanaan; dan sekarang ia menganjurkan kepada mereka untuk terus melakukan, sekalipun telah ada larangan ilahi, apa yang mereka enggan melakukannya pada waktu Tuhan memerintahkanNya. Dengan demikian sipenipu besar itu telah memperoleh kemenangan oleh menuntun mereka kepada pemberontakan untuk kedua kalinya. Mereka tidak mempercayai kuasa Allah untuk bekerja sama dengan usaha mereka, untuk memperoleh tanah Kanaan itu; tetapi sekarang mereka mau mengandalkan kekuatan mereka sendiri untuk melaksanakan tugas itu tanpa pertolongan ilahi. Mereka berseru, “Bahwa kami telah berdosa kepada Tuhan, maka kami hendak pergi berperang menurut segala firman Tuhan.” Ulangan 1:41. Oleh pelanggaran mereka telah dibutakan sama sekali. Tuhan tidak pernah memerintahkan mereka supaya “pergi dan berperang.” Bukanlah maksudNya agar mereka itu memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan oleh penurutan yang seksama atas perintah-perintahNya. ——PB1 413.2
…………Tetapi sekarang, bertentangan dengan perintah Allah dan larangan-larangan pemimpin-pemimpin mereka, tanpa peti perjanjian itu dan tanpa Musa, mereka telah pergi menghadapi tentara musuh. ——-PB1 414.2
Terompet menyatakan satu tanda bahaya, dan Musa dengan segera pergi menemui mereka dengan satu amaran, “Mengapa kamu hendak melalui firman Tuhan pula? niscaya kamu tiada akan selamat. Jangan kiranya kamu berjalan, karena Tuhan akan tiada di antara kamu; kalau-kalau kamu alah di hadapan segala musuhmu. Bahwasanya orang Amalek dan Kanani adalah di hadapanmu, dan kamupun akan rebah dimakan pedang.” Bilangan 14:41-43. ——PB1 414.3
Bangsa Kanani mendirikan pos-pos pertahanan mereka di tempat yang berbatu-batu yang dapat dicapai hanya dengan melalui jalan-jalan yang sulit dan pendakian yang curam serta berbahaya. Jumlah orang Ibrani yang amat besar itu telah menyebabkan kekalahan mereka itu lebih hebat lagi. Dengan pelahan-lahan mereka menyusuri jalan-jalan yang ada di gunung itu, dan mereka terbuka terhadap lemparan batu-batu yang mematikan dari musuh mereka yang ada di atas gunung. Batu-batu besar dengan dahsyatnya telah menimpa bala tentara Israel, menjadikan jalan mereka itu berlumuran darah. Mereka yang tiba di puncaknya, yang kehabisan tenaga karena perjalanan mendaki gunung itu, telah dihancurkan dengan kejamnya dan dipukul mundur dengan suatu kerugian yang besar. Medan pertempuran itu dipenuhi oleh mayat-mayat. Bala tentara Israel sama sekali dikalahkan. Kehancuran dan kematian adalah akibat pemberontakan mereka itu. —–PB1 415.2
—————-
Berpaling daripada-Nya kepada kepintaran manusia (cara-cara sendiri), maka terang mereka akan menjadi gelap. Kesanggupan-kesanggupan yang mereka andalkan akan menjadi suatu perangkap.
Orang-orang yang mengindahkan amaran dari kemurtadan Salomo akan menjauhkan diri dari pendekatan pertama dari dosa-dosa yang mengalahkannya. Hanyalah dengan penurutan terhadap tuntutan Surga manusia akan terpelihara dari kemurtadan. Allah telah mengaruniakan banyak berkat dan terang yang besar kepada manusia; tetapi kecuali terang dan berkat-berkat ini diterima, maka tidak ada jaminannya untuk menentang pendurhakaan dan kemurtadan. Bilamana orang-orang yang telah diangkat Allah untuk menduduki jabatan-jabatan yang tinggi berpaling daripada-Nya kepada kepintaran manusia, maka terang mereka akan menjadi gelap. Kesanggupan-kesanggupan yang mereka andalkan akan menjadi suatu perangkap. —–PR 49.2
CARA-CARA YANG BERKENAN KEPADA TUHAN :
Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman:
Setan rajin sekali mempelajari Kitab Suci. Ia mengetahui bahwa waktunya sudah singkat, dan ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menghalangi pekerjaan Tuhan di atas bumi ini. Tidaklah mungkin memberikan sesuatu buah pikiran tentang pengalaman umat Allah yang akan hidup di atas bumi bila kemuliaan surga dan aniaya yang berulang-ulang pada masa yang lampau dicampurkan. Mereka akan berjalan dalam terang yang keluar dari takhta Allah. Dengan perantaraan malaikat-malaikat akan ada perhubungan yang tetap antara surga dan bumi. Dan Setan, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang jahat, dan mengaku sebagai Allah, akan melakukan segala jenis mukjizat, untuk menipu, jika mungkin, umat pilihan sekalipun. Umat Allah tidak akan mendapat keamanan mereka dalam mengadakan mukjizat, karena Setan akan memalsukan yang akan diadakan. Umat Allah dicoba dan diuji akan mendapat kuasa dalam tanda yang disebutkan dalam Keluaran 31:12-18. Mereka harus berdiri teguh di atas firman itu: “Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman. Orang-orang yang telah melanggar perjanjian mereka dengan Allah pada masa itu akan berada dalam keadaan tanpa Allah dan tanpa pengharapan. ———NBS 34.3
Karena kesempatan yang dilalaikan dan hak istimewa yang digunakan salah, tetapi anggota- anggota ini tidak bertumbuh “dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Ptr. 3:18). Itulah sebabnya mereka lemah dalam iman, kurang dalam pengetahuan, dan masih kanak-kanak dalam pengalaman. Mereka tidak berakar dan beralas yang teguh dalam kebenaran. Kalau mereka tetap dalam keadaan demikian, banyak penipuan pada akhir zaman ini sudah pasti akan menipu mereka, sebab mereka tidak akan mendapat pandangan rohani untuk membedakan kebenaran dan kesalahan. Allah Ingin Memberikan Karunia Roh Suci ——NBS 53.3
Nasihat Ellen G. White tentang penggunaan metode sendiri
Keluhan Ellen G. White terhadap yang terjadi di Bettle Creak:
….Kepada saudara-saudaraku di Battle Creek saya ingin berkata: Tuhan tidak harus mengirim perintah-perintahNya kepada utusan yang ada di seluruh dunia melalui Battle Creek. Ia tidak menyerahkan tanggung jawab ini kepada orang yang beranggapan mereka dapat berkata kepada pekerja Tuhan. “Kerjakan ini.” “Jangan buat itu.” Allah tidak dihormati bila orang dituntun supaya berharap kepada Battle Creek sejauh itu.
…..
Kepadaku telah ditunjukkan bahwa manusia mencari terlalu banyak kuasa dan berusaha mengendalikan sendiri pekerjaan itu. Mereka meninggalkan Tuhan Allah, Pekerjaan Yang Mahakuasa, terlalu sering keluar dan mengikuti metode dan rencana mereka dan tidak mempercayakan segala sesuatu kepadaNya menyangkut kemajuan pekerjaan. Janganlah seorangpun memikirkan bahwa dia sanggup mengatur hal yang menjadi milik: Akulah Aku yang Besar; Allah didalam pengaturanNya sedang mempersiapkan satu jalan agar pekerjaan itu boleh dilakukan oleh manusia. Kemudian biarlah setiap orang berdiri ditempat mana dia bekerja untuk melakukan bagiannya sekarang dan mengetahui bahwa Allah adalah gurunya.
Di dalam merebut Yerikho, Tuhan Semesta Alam adalah Panglima tentara itu. Dia membuat rencana untuk berperang dan menyatukan agen-agen surga dan dunia untuk mengambil bagian di dalam pekerjaan itu, tetapi tidak ada tangan manusia yang menyentuh Yerikho! Allah telah mengatur rencana itu sedemikian rupa sehingga manusia tidak dapat mengambil pujian bagi dirinya sendiri di dalam mencapai kemenangan. Allah sendiri yang harus dimuliakan. Demikian jugalah didalam pekerjaan dimana kita terlibat. Kemuliaan tidak akan diberikan kepada manusia, Tuhan saja yang harus ditinggikan. Bacalah dengan cermat Yehezkiel pasal tiga. Kita harus belajar menaruh seluruh kepercayaan kita kepada Allah, namun kita harus mengingat bahwa Tuhan Allah memerlukan setiap agen yang memegang kebenaran di dalam kebenaran. Sebagai pekerja-pekerja bagi Kristus kita harus berdiri memandang salib Golgota sementara, sambil mengabarkan kepada dunia: Lihatlah Anak Domba Allah yang menanggung dosa dunia ini.” Kita memaklumkan Pekabaran malaikat ketiga dengan suara manusia, sampai ke dunia dengan kuasa dan kemuliaan.
Allah menginginkan setiap orang jangan berharap kepada yang terbatas saja, mengurangi ketergantungan kepada manusia. Pada kita ada para penasihat yang membuat pernyataan bahwa mereka tidak memiliki suatu pengetahuan atas anugerah Kristus dan tidak memahami kebenaran sebagaimana adanya di dalam Kristus. Orang yang bekerja sama dengan Allah tentulah memiliki pandangan rendah hati tentang diri mereka sendiri. Mereka tidak sombong, tidak merasa cukup dan meninggikan diri. Mereka panjang sabar, ramah, penuh kemurahan serta membuahkan buah-buah yang baik. Ambisi manusia dibelakangkan. Kebenaran Kristus berada di depan mereka dan kemuliaan Tuhan menjadi upah mereka. .——-Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil sub judul “Organisasi Allah” hal. 205-208.
Catatan:
Pada paragraf sebelum kutipan ini Ellen G. White selain menasihati untuk mempelajari Yehezkiel pasal 3 ia juga mengingatkan untuk :
Para pekerja Allah sebaiknya mempelajari dengan seksama buku Yesaya 6, juga pasal 1 dan 2 Yehezkiel.
oleh karena ia mengantarkan kita untuk mempelajari nubuatan Yesaya 6, Yehezkiel 1,2 dan 3, dimana ayat-ayat tersebut diarahkan kepada sidang Laodekia dan bila kita membaca khususnya ayat terakhir dari Yesaya 6:13 yaitu berbunyi:
Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!”
Kita akan melihat bahwa 1/10 ini adalah mereka yang terpisah dari 9/10 lainnya, tentunya sesuai pemahaman kita diperiode setelah pekabaran Tongkat bergabung dengan pekabaran 3 malaikat, maka kita pahami bahwa kelompok pemegang makanan pada waktunyalah yang dimaksudkan sebagai 1/10 tersebut. Dengan demikian dalam kelompok inipun masih ditemukan orang-orang yang memiliki posisi-posisi tinggi dalam organisasi yang akan mengambil wewenang miliki Tuhan sama seperti di contohnya dahulu organisasi sebelum RE-ORGANISASI. Terhadap mereka ini sesuai nubuatan Yesaya 6:13 tersebut akan dibersihkan pula sama seperti yang di dalam 9/10. Itulah sebabnya dalam nubuatan lainnya dari buku Yesaya:
Yesaya 63:1
“siapakah ini yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju-baju berwarna merah? Siapakah ini yang bersemarak dengan pakaianNya, yang berjalan dalam kebesaran kekuatanNya? Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk menyelamatkan.”
VTH menjelaskan dalam Amaran Sekarang Jld 1 No. 43 mengatakan pembantaian akan Tuhan lakukan bukan saja di Edom (General Conference) tetapi juga di Bozra (kelompok Davidian), dan oleh karena kata-kata Elen G. White diatas mengarah kepada organisasi, maka mereka yang berada di dalam rumah tangga organisasilah yang akan menjadi sasaran pembantaian tersebut.
Sikap orang-orang Kristen pada umumnya menyalahkan Daniel dalam penurutan yang kaku – Gambaran bahwa jauh pikiran Tuhan dan pikiran orang-orang pada umumnya
Ada banyak orang yang mengaku Kristen sekarang ini yang menganggap bahwa Daniel terlalu fanatik dan mencapnya bodoh dan berpikiran sempit. Mereka menganggap bahwa urusan makan dan minum terlalu kecil artinya dalam membuat satu keputusan yang besar. Mungkin salah satu sebabnya ialah pengorbanan setiap kesempatan di dunia ini. Tetapi mereka yang berpikir demikian akan mendapati pada hari penghakiman bahwa mereka sudah lari dari tuntutan Allah yang jelas dan membuat pikiran mereka sebagai standar menentukan salah atau benar. Mereka akan mendapati bahwa apa yang nampaknya tidak penting bagi mereka, bukanlah demikian anggapan Allah. TuntutanNya harus dituruti secara khidmat. Mereka yang menerima dan menuruti hukum-Nya karena menyenangkan melakukannya sementara mereka menolak yang lain karena penurutan memerlukan pengorbanan, menurunkan derajat standar kebenaran, dengan demikian mereka memberi contoh sehingga orang lain menganggap remeh hukum Allah yang kudus. “Beginilah Firman Tuhan” seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala hal. ——MMD 31.4
Sikap saudara-saudara Yesus = Yudas
Ketika anak-anak Yusuf mengadakan persiapan untuk menghadiri Hari Raya Pondok Daun-daunan, mereka melihat bahwa Kristus tidak mengadakan usaha yang menandakan niat-Nya untuk menghadirinya. Mereka memperhatikan Dia dengan sifat ingin tahu. Sejak penyembuhan di Betesda Ia tidak menghadiri perhimpunan nasional. Untuk menghindarkan pertentangan yang tidak berguna dengan para pemimpin di Yerusalem, Ia telah membatasi pekerjaan-Nya di Galilea. Sikap-Nya yang tampaknya melalaikan perhimpunan keagamaan yang besar, serta permusuhan yang ditunjukkan kepada-Nya oleh imam imam dan para rabi menyebabkan kebingungan bagi orang-orang di sekeliling-Nya, malah kepada murid-murid-Nya dan sanak saudara-Nya sendiri. Dalam ajaran-Nya Ia telah menekankan berkat-berkat penurutan hukum Allah, namun Ia sendiri tampaknya bersikap acuh tak acuh terhadap pelayanan yang telah ditetapkan Allah. Pergaulan-Nya dengan para pemungut cukai serta orang-orang lain yang mempunyai nama yang tidak naik, sikap-Nya yang tidak mengindahkan segala peraturan yang dipelihara oleh para rabi serta kebebasan dalam mengesampingkan tuntutan tradisi mengenai Sabat, tampaknya semua menempatkan Dia dalam perlawanan terhadap para pemimpin agama, dan menimbulkan banyak pertanyaan. Saudara-saudara-Nya berpendapat bahwa sikap-Nya yang merenggangkan hubungan-Nya dengan orang-orang besar dan terpelajar dan bangsa itu salah adanya. Mereka merasa bahwa orang-orang ini sudah mesti benar dan bahwa Yesus sudah salah oleh menempatkan diri-Nya dalam perlawanan terhadap mereka. Tetapi mereka telah menyaksikan kehidupan-Nya yang tidak bercela, dan meskipun mereka tidak menyelaraskan diri dengan murid-murid-Nya, namun mereka sangat terharu oleh perbuatan-Nya. Kepopuleran-Nya di Galilea memuaskan cita-cita mereka, mereka masih mengharapkan agar Ia memberikan suatu bukti kuasa-Nya yang akan menginsafkan orang Farisi bahwa tuntutanNya benar adanya. Apakah akan terjadi jika benar Ialah Mesias Putra Israel? Mereka menaruh pendapat ini dalam hati mereka dengan perasaan puas yang membanggakan. ——-KSZ2 58.4
Mereka sangat cemas akan hal ini sehingga mereka mendesak Kristus pergi ke Yerusalem. “Berangkatlah dari sini,” kata mereka, “dan pergilah ke tanah Yudea, supaya murid-murid-Mu juga melihat perbuatan-perbuatan yang Engkau lakukan. Sebab tidak seorang pun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal demikian tampakkanlah diri-Mu kepada dunia.” Kata “jikalau” menyatakan keraguan dan kurang percaya. Mereka berpendapat bahwa la pengecut dan lemah. Jikalau Ia mengetahui bahwa Ialah Mesias, mengapa Ia menahan diri dan tidak bertindak? Jikalau sesungguhnya Ia memiliki kuasa seperti itu, mengapa tidak pergi dengan beraninya ke Yerusalem, dan mempertahankan hak-Nya? Mengapa tidak mengadakan di Yerusalem perbuatan yang ajaib yang dilaporkan tentang Dia di Galilea? Jangan bersembunyi di daerah-daerah terpencil, mereka mengatakan, dan lakukanlah perbuatan-Mu yang sangat besar demi keuntungan petani dan nelayan yang tidak berpengetahuan. Perkenalkanlah diri-Mu di ibu kota, carilah dukungan imam-imam dan penghulu-penghulu dan satukanlah bangsa itu dalam mendirikan Kerajaan yang baru. ——-KSZ2 59.1
Saudara-saudara Yesus ini memberikan pertimbangan dari motif yang mementingkan diri yang sering terdapat dalam hati orang-orang yang bercita-cita hendak memperagakan dirinya. Roh ini adalah roh dunia yang berkuasa. Mereka sakit hati karena, gantinya mencari takhta duniawi, Kristus telah menyatakan diri-Nya sebagai roti hidup. Mereka sangat dikecewakan ketika banyak sekali murid-murid-Nya meninggalkan Dia. Mereka sendiri berbalik dari Dia untuk menghindari salib dalam mengakui apa yang dinyatakan oleh perbuatan-Nya—bahwa Ia diutus Allah. ——-KSZ2 60.1
“Maka kata Yesus kepada mereka: Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu. Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat. Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap. Demikianlah kata-Nya kepada mereka, dan Ia pun tinggal di Galilea.” Saudara-saudara-Nya telah berbicara kepadaNya dalam nada kekuasaan, menentukan jalan yang harus diikuti-Nya. Ia membalikkan teguran kepada mereka, menggolongkan mereka bukannya dengan murid-murid yang menyangkal diri, melainkan dengan dunia. “Dunia tidak dapat membenci kamu,” kata-Nya, “tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia, bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.” Dunia tidak membenci mereka yang serupa dengan dia dalam roh, dunia mengasihi mereka yang seperti dirinya sendiri. ——-KSZ2 60.2
Bertentangan dengan berbagai keistimewaan Yudas, berikut orang-orang pekerja yang Tuhan pilih
Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menghancurkan bangsa Midian, tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga bapanya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaanNya, orang-orang yang mempunyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakanNya dengan sebaik-baiknya. “Maka rendah hati itu dahulu daripada hormat.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepadaNya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasaNya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmatNya. – PB2 152.3
PEKERJAAN AKAN DISELESAIKAN DI DALAM TANGANNYA SENDIRI
Amaran Sekarang jld 2 No. 9 jadilah kamu sebuah alat penumbuk baru di dalam tangan Allah
Jesaya 40 : 11
“Ia akan menggembalakan kawanan domba-Nya bagaikan seorang gembala; Ia akan mengumpulkan domba-domba itu dengan tangan-Nya, lalu menghantarkan mereka di dalam pangkuan-Nya, lalu dengan sabar menghantarkan yang masih menyusui anak-anaknya.”
Pelayanan atas umat-Nya ini kelak akan dirasakan apabila tangan-Nya akan memerintah bagi-Nya. Ia akan kelak pada waktu itu mengawasi sendiri pekerjaan-Nya, mengawasi sendiri umatNya, sebagai seorang gembala mengawasi sekawanan domba. Ia akan melaksanakan sendiri pengawasan-Nya secara pribadi atas semua orang secara sama baik tua maupun muda.
Jesaya 40 : 12
“Siapakah gerangan yang telah mengukur segala air di dalam tangan-Nya, dan mengukur langit dengan jengkal tangannya, dan menyukat debu bumi dengan takaran, dan menimbang segala gunung di dalam timbangan, dan segala bukit di dalam neraca?”
Oleh karena tidak ada lagi yang lain selain Allah sendiri yang dapat melakukan segala perkara ini, dan oleh karena Ia sendirilah yang akan mengawasi segala kawanan domba-Nya, maka dapatIah kita ketahui bahwa pengawasan-Nya atas mereka itu akan tidak tertandingi. Maka mengapakah tidak kita mempercepatkan hari itu?
Jesaya 40 : 13, 14
“Siapakah gerangan yang telah mengendalikan Roh Tuhan, atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasehat-Nya? Kepada siapakah Ia meminta nasehat untuk memperoleh pengertian, dan siapakah yang memberikan petunjuk kepada-Nya, dan mengajarkan kepada-Nya di dalam jaIan keadiIan, dan mengajarkan kepada-Nya pengetahuan, dan menunjukkan kepada-Nya jalan hikmah kebijaksanaan?”
Kita mengetahui, bahwa Roh yang memimpin kepada segala Kebenaran dan segala hikmah kebijaksanaan adalah bukan Dia yang dipimpin atau pun diajar oleh seseorang manusia. Oleh karena itu, maka mengapakah kita harus bergantung kepada seseorang yang tanpa Ilham memutuskan hukum atas Kebenaran yang diilhami? Firman menunjukkan, bahwa bukan hanya manusia, melainkan bahkan segala bangsa adalah sia-sia adanya:
Jesaya 40 : 15 – 17
“Bahwasanya segala bangsa itu adalah bagaikan setitik air pada timba, dan diperhitungkan bagaikan habu kecil di atas neraca; bahwasanya, dipegang-Nya segala pulau itu bagaikan sebuah benda terkecil. Maka se Libanon sekalipun tak cukup untuk kayu bakar, maupun segala binatangnya untuk suatu korban bakaran. Segala bangsa di hadapan-Nya adaIah bagaikan sia-sia belaka; dan mereka diperhitungkan kepada-Nya kurang dari tak ada sesuatu, dan sia-sia.
Apabila kita menyadari, bahwa segala bangsa di bumi ini diperbandingkan kepada kuasa Allah adalah bagaikan sia-sia adanya, sehingga kayu ataupun segala binatang Lebanon sekalipun tak cukup untuk hanya dijadikan korban bakaran, sama halnya bahwa tak lama lagi kita akan menyaksikan segala manusia, termasuk pula diri kita sendiri, bagaikan tidak berarti dan tak berharga bagaikan habu. Kemudian kita akan saksikan betapa perlunya ketergantungan kita kepada-Nya selengkapnya, sebagaimana ketergantungan anak kecil kepada orang tuanya.
Jesaya 40 : 18
“Dengan siapa gerangan hendak kamu menyamakan Allah? Atau dengan apakah hendak kamu memperbandingkan Dia?”
Inilah yang sekarang merupakan suatu masalah bagi setiap orang untuk dijawab di dalam pikirannya.
Jesaya 40 : 19, 20
“Tukang menuangkan sebuah patung, dan tukang emas menyalutkannya dengan emas dan dilengkapi dengan rantai-rantai perak. Oleh orang yang kurang persembahannya itu dipilihnya sebatang kayu yang tiada rapuh; dicarilah baginya seorang tukang yang pandai untuk membuatkan sebuah patung yang tiada tergoncang.”
Dalam ayat-ayat ini ditunjukkan bagaimana bodohnya manusia. Mereka tidak henti-hentinya memikirkan, bahwa walaupun sepotong kayu adalah baik untuk kayu bakar, namun apabila manusia mencoba membuatkan dari padanya sesuatu yang sama dengan Allah, maka itu hanyalah suatu kebodohan dan bahwa untuk menyembah sujud kepadanya adalah penghinaan dan pendurhakaan.
Jesaya 40 : 21 – 26
“Tiadakah kamu tahu? Tiadakah kamu dengar? Tiadakah dimaklumkan kepadamu semenjak mula pertama? Tiadakah kamu mengerti semenjak segala alas bumi ini? Adalah Dia yang duduk di atas bulat bumi, dan segala penduduknya adalah bagaikan Ialang jua adanya; bahwa Ia membentangkan segala Iangit bagaikan sehelai kain, dan dihamparkannya itu bagaikan sebuah tenda untuk didiami; Ia juga meniadakan segala penghulu, dan segala hakim di bumi dibuatNya sia-sia adanya. Ya, mereka tidak akan ditanam; ya, mereka tidak akan ditabur; ya, batang-batangnya tidak akan mengeluarkan akar di bumi; maka Ia juga akan menghembuskan angin ke atas mereka, maka Iayulah mereka itu, maka angin ribut akan menerbangkan mereka itu pergi bagaikan jerami. Lalu kepada siapakah hendak kamu mempersamakan Daku, atau dengan apakah Aku hendak dipersamakan? Demikianlah firman Yang Maha Suci. Angkatlah matamu ke atas, dan pandanglah Siapakah yang telah menciptakan segala perkara ini, yang membawa keluar segala tentaranya dengan biIangannya; Ia memanggiI mereka semuanya dengan nama-namanya oleh kebesaran kuasaNya, karena itulah Ia kuat dan berkuasa; tak ada satupun yang gagal.”
Oleh karena Allah adalah lebih besar dari pada yang dapat dipikirkan oleh akal manusia, maka mengapakah manusia begitu sedikit bergantung kepadaNya, dan lebih banyak bergantung kepada pekerjaan mereka sendiri? Benar, kita mungkin tidak sungguh-sungguh menyembah sujud kepada sesuatu patung, tetapi kita mungkin saja melakukan perkara-perkara lainnya yang sama sifatnya dengan penyembahan berhala. Sesungguhnya, jika yang sedemikian itu tidak dipermasalahkan, maka tegoran-tegoran ini tidak akan muncul kepada kita melalui pemecahan nubuatan yang tepat pada waktunya ini.
……………..
Jesaya 41 : 14, 15
“Janganlah takut, hai kamu ulat kecil Jakub, dan kamu orang-orang dari Israel; Aku akan menolongmu, demikianlah Firman Tuhan, dan Penebusmu, Yang Maha Suci dari Israel. Bahwasanya Aku akan menjadikan dikau sebuah alat penumbuk baru yang tajam yang memiliki gigi-gigi, engkau akan menumbuk hancur segala gunung, memalu mereka itu sampai menjadi kecil-kecil, dan engkau akan menghancurkan segala bukit itu menjadi sekam.”
Menumbuk segala gunung (segala kerajaan) ialah mengambil keluar gandum (orang-orang suci) dari padanya. Oleh karena itu hamba-hamba Allah di sini dijanjikan sebuah alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya; yaitu, pengumpulan orang-orang suci dalam masa penuaian yang akan diselesaikan dalam suatu cara yang belum terpikirkan, yang bertentangan dengan setiap perencanaan manusia. Alat ini akan memiliki gigi-gigi; ia akan memisahkah dengan tiba-tiba gandum dari pada jerami lalu meniup keluar sekam-sekam. Kristus, “yang alat pengipasNya berada dalam tanganNya … hendak membersihkan lantaiNya dengan selengkapnya, Ialu mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung; tetapi la akan membakar habis sekam-sekam itu dengan api yang tak terpadamkan.” Matius 3 : 12. Untuk alasan inilah kita dipanggil, dan untuk tugas yang besar dan mulia inilah kita harus mempersiapkan jalan.
catatan:
Dari penjelasan VTH atas ayat Yesaya 40 dan 41 ini kita dapat lihat bahwa orang-orang disaat ayat ini digenapi akan banyak orang-orang yang berkedudukan (yang merasa dipercayakan pekerjaan kepadanya) akan mengira bahwa pekerjaan akan terlaksana sebagaimana yang mereka telah pahami, walaupun harus kita akui bahwa pemahaman yang telah dipegang mereka adalah berasal dari apa yang telah disampaikan Tuhan sebelumnya melalui juru kabarNya yang terakhir di akhir zaman namun dalam penjelasan atas nubuatan Yesaya ini ditegaskan kepada kita bahwa tetap Tuhan masih memiliki jalanNya sendiri yang tidak keseluruhannya dibukakan kepada orang-orang yang mengaku telah menerima dan mengikuti setiap pengungkapan kebenaran makanan pada waktunya.
Kesimpulan itu kita dapat pahami dari penjelasannya kata-kata : “ Menumbuk segala gunung (segala kerajaan) ialah mengambil keluar gandum (orang-orang suci) dari padanya. Oleh karena itu hamba-hamba Allah di sini dijanjikan sebuah alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya; yaitu, pengumpulan orang-orang suci dalam masa penuaian yang akan diselesaikan dalam suatu cara yang belum terpikirkan, yang bertentangan dengan setiap perencanaan manusia.”
Potongan kutipan kata-kata di atas dapat kita pahami bahwa:
- “alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya” artinya bukan dari bentuk organisasi-organisasi yang sebelumnya pernah dipercayakan Tuhan, mereka yang akan dijadikan alat yang nanti adalah benar-benar alat-alat baru,
- Kemunculannya akan keluar melalui cara-cara yang belum terpikirkan, bertentangan dengan setiap perencanaan manusia, artinya orang-orang yang mengaku sebagai pekerja-pekerja akhir zaman sudah mempunyai rencana-rencananya sebagaimana yang diajarkan dan diyakini sebagai apa yang akan Tuhan laksanakan dipenyelesaian pekerjaan pada penjelasan Yesaya 40: 13, 14 di atas,
- Kata-kata pada paragraf terakhir ini sama dengan yang dijelaskan oleh EGW untuk pekerjaan penghabisan bagi sidang dalam Testimonies To Ministers p. 300 yaitu:
Amaran Sekarang Jld 1 No. 45 para Esau yang perkasa dan para Yakub yang sederhana
Yesaya 66 : 8:
“Siapakah yang telah mendengar akan hal yang sedemikian itu, siapakah yang telah melihat perkara-perkara yang sedemikian itu? Dapatkah bumi dilahirkan dalam sehari jua? Atau dapatkah suatu bangsa dilahirkan secara tiba-tiba? Karena segera sesudah Sion menggeliat kesakitan, maka ia melahirkan anak-anaknya.”
Sidang pada waktu ini penuh dengan lalang, dengan ikan yang jelek dan dengan kambing-kambing. Adalah sulit untuk menemukan orang-orang suci. Tetapi bagaimanapun juga ia sekali kelak akan membawakan sejumlah besar orang-orang bertobat yang tak seorangpun dapat menghitungnya. Organisasi tidak percaya akan hal ini; sama seperti halnya orang-orang Yahudi tidak percaya, bahwa Juruselamat dilahirkan di dalam palungan, juga mereka tidak mengira, bahwa para nelayan Galilea itu akan menggantikan kedudukan para imam yang setia maupun para pemimpin agama yang dimuliakan di masa itu, mereka juga tidak mengira bahwa orang-orang Kapir akan ikut juga memperoleh bagian dari janji-janji kepada Israel. Juga Organisasi pada waktu ini mengira bahwa masa yang akan datang itu sama saja dengan masa kini, bahwa Tuhan Allah telah membiarkan manusia untuk selamanya berbuat sesuai dengan kehendak mereka. Ia tidak mengetahui bahwa Tuhan sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri (Testimonies to Ministers, p, 300). Ia masih tetap mengira, bahwa ia adalah kaya dan telah bertambah kekayaannya (Kebenaran), dan tidak memerlukan apa-apa lagi. Bagaimanapun sidang akan menyaksikan semua perjanjian ini digenapi. Ia akan menyaksikan, bahwa semua kata-kata firman ini terdapat di dalam Alkitab bukan hanya untuk memenuhi ruangan. Segera sesudah ia merasa sakit hendak melahirkan yang sedemikian dan merasakan kebutuhannya, segera itu pula semua serambinya akan dipenuhi dengan orang-orang suci dan tugasnya selesai.
Catatan:
- Dari kutipan diatas kita bisa lihat bahwa rencana Tuhan bukanlah rencana manusia,
- Orang-orang yang Tuhan pilih nanti adalah orang-orang yang diluar dugaan sama sekali, orang-orang yang diremehkan, tidak diperhitungkan,
- Organisasi yang sekarang berkuasa ini mengira bahwa rencana Tuhan menyelesaikan pekerjaan di dalam sidang Laodekia dan mengeluarkan buah-buah pertama akan sama seperti bagaimana orang-orang dunia menuntaskan sesuatu pekerjaan, sesuai VTH menggunakan Testimonies to Ministers, p. 300 kita diberitahukan bahwa semua rencana penyelesaianNya akan benar-benar jauh bertentangan dengan semua pemikiran,
- Dalam penjelasan VTH diatas memang tampak diarahkan kepada General Conference, namun bukan berarti hal demikian tidak berlaku kepada reorganisasinya, karena kenyataannya reorganisasinya yaitu General Asosiation of Davidian Sevent Days Adventis ternyata juga menjunjung tinggi organisasi, dan mengarahkan orang-orangnya untuk bergantung kepada organisasi, mereka semua ini akan ikut tidak mengira para pekerja-pekerja yang Tuhan akan munculkan menggantikan kedudukan mereka.
Pembina Gedung Putih hal 59 (paragraf “sungguhpun demikian…”):
Adalah secara tertulis diharapkan agar umat Allah mau melihat sekarang, bahwa bagaimanapun tidaklah penting apakah pertanda jam kesebelas milik sorga — PEMBINA ini — memiliki cap pengesahan manusia atau tidak, melainkan adalah maha penting bahwa ia itu memilki cap pengesahan ilahi, dan agar setiap “domba” dari kawanannya dapat memanfaatkan hak karunia Allahnya untuk memeriksanya dengan mata kepalanya sendiri, dan kemudian tanpa dipengaruhi sesuatu suara yang lain selain Roh Kebenaran itu sendiri yang ada di dalamnya untuk memutuskan sendiri semua kenyataan dalam persoalan ini.
PENUTUP
Tuhan akan memberi keberhasilan kepada usaha yang paling lemah, metode yang paling tidak menjanjikan hasil
Semua keajaiban yang Allah perbuat kepada umatNYA telah dilakukan dengan cara yang sederhana. Bila umat Tuhan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka IA akan menggunakan mereka melaksanakan pekerjaan NYA di dunia ini. Tetapi kita harus ingat bahwa keberhasilan apa pun yang kita peroleh, kemuliaan dan kehormatan adalah milik Allah, oleh karena setiap kemampuan dan kuasa adalah karunia dari padaNYA.
………..
Tuhan tidak bergantung kepada orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi, yang mempunyai intelektual yang besar atau yang berpengetahuan luas. Orang – orang seperti itu sering menjadi sombong dan merasa mampu sendiri. Mereka merasa dirinya berkompeten untuk membuat dan melaksanakan rencana tanpa meminta nasihat dari Allah. Mereka memisahkan diri dari Pokok Anggur yang Benar itu, dan sebagai akibat nya menjadi kering dan tak berbuah karena carang-carangnya layu.
Tuhan akan mempermalukan orang yang menyombongkan diri. Ia akan memberikan keberhasilan kepada usaha yang paling lemah, metode yang paling tidak menjanjikan hasil, apabila ditugasi ILAHI dan dilaksanakan dengan rendah hati dan penuh percaya.” — Sign of the Times, 30 Juni 1881