<< Go Back

7 Oktober 2023

RENUNGAN PENDAHULUAN

  1. Amaran Sekarang jld 2 No. 39:

JANGANLAH MENGUKUR PEKERJAAN ALLAH
DENGAN TALI PENGUKUR MANUSIA

Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, halaman 79, paragraf satu sebagai berikut:

“Orang-orang terkemuka pemikir agama dalam generasi ini mengumandangkan pujian-pujian dan mendirikan monumen-monumen bagi mereka yang telah menanamkan benih kebenaran berabad-abad yang lalu. Tidakkah banyak orang pada waktu ini sedang beralih dari pekerjaan ini menginjak-injak pertumbuhan yang keluar dari benih yang sama? Seruan dahulu kala itu kini terulang kembali, ‘Kami tahu bahwa Allah berbicara kepada Musa; kalau mengenai orang ini (Kristus di dalam diri juru-kabar yang diutus-Nya), kami tidak tahu dari mana ia berasal.’ Sama seperti halnya dalam abad-abad yang terdahulu kebenaran-kebenaran penting bagi zaman ini diperoleh bukan dari penguasa-penguasa keimamatan, melainkan dari orang-orang laki-laki dan perempuan yang tidak terlalu terpelajar atau terlalu pintar untuk percaya firman Allah. ‘Karena kamu menyaksikan panggilanmu, saudara-saudaraku, bagaimana mereka yang dipanggil itu, tidak banyak orang pintar menurut ukuran manusia, tidak banyak orang yang gagah perkasa, tidak banyak orang bangsawan yang dipanggil; melainkan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang bodoh untuk mengacaukan orang-orang pintar; dan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang lemah untuk mengacaukan perkara-perkara yang kuat perkasa.”

Bacaan ini memerintahkan kita untuk berdoa bagi orang-orang yang dianggap pintar, karena pada waktu ini sama seperti halnya di masa lalu mereka yang disebut pemuka-pemuka agama yang mulia itu pada satu pihak seolah-olah sedang mengumandangkan pujian-pujian, membangun monumen-monumen bagi hamba-hamba Allah yang hidup beradab-abad sebelumnya, sementara di lain pihak mereka sedang menginjak-injak utusan-utusan Allah yang hidup dalam sejarahnya sendiri. Mereka juga pada kenyataannya mengatakan, “Kami tahu bahwa Allah berbicara kepada Musa; kalau mengenai orang ini kami tidak tahu dari mana Ia berasal.’ Kita hendaklah berdoa agar mereka dapat menginsyafi akan kekeliruannya mengukur pekerjaan Allah dengan tali pengukur manusia. Dan juga berdoalah agar kita sendiri tidak akan jatuh kedalam praktik-praktik yang sedemikian ini.

  1. Amaran Sekarang jld 1 No. 20 (Berulang kali kita dibawa untuk menyaksikan, bahwa kita sebagai mahluk-mahluk yang terbatas tidak pernah mengetahui akan rencana-rencana Allah.)

 

Saya akan membaca dari buku “The Mount of Blessing,” halaman 174, dimulai dengan paragraf yang pertama. Judul dari bacaan ini adalah, “Engkaulah yang empunya kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan.”

Mount of Blessing, p. 174:

“Kalimat terakhir seperti halnya kalimat pertama dari doa Tuhan Yesus itu, menunjuk kepada Bapa kita sebagai di atas semua kuasa dan penguasa dan setiap nama yang disebut …………. Di tengah-tengah pergolakan nasional dan kehancuran, langkah-langkah dari para murid itu dikelilingi berbagai bahaya, dan seringkali hati mereka dikekang oleh ketakutan. Mereka akan menyaksikan Yerusalem sebagai kota yang sunyi, sebagai kaabah yang akan hanyut, tempat ibadahnya yang untuk selamanya berakhir, dan Israel akan tercerai berai ke semua negeri, yang bagaikan kehancuran kapal pada suatu pantai yang hampa. Yesus mengatakan: “Kamu akan mendengar dari hal perang-perangan, dan berita-berita peperangan,” “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan; dan akan terdapat berbagai kelaparan, dan berbagai penyakit sampar, dan gempa-gempa bumi, di berbagai tempat. Semua ini adalah permulaan dari segala penderitaan.” Namun pengikut-pengikut Kristus tidak perlu takut, bahwa harapan mereka telah lenyap, atau bahwa Allah telah meninggalkan bumi. Kuasa dan kemuliaan adalah milik-Nya, yaitu Dia yang semua maksud-Nya yang besar masih akan terus bergerak dengan tidak terhalang sampai semuanya itu tercapai. Dalam doa yang menyuarakan kebutuhan mereka setiap hari, murid-murid Kristus dibawa untuk memandang ke atas semua kuasa dan kekuasaan jahat, dalam Tuhan Allah mereka, yang kerajaanNya memerintah atas semua, dan bahwa Ialah Bapa mereka dan Temannya yang kekal.”

Murid-murid mengharapkan Yerusalem yang ada dalam sejarah mereka itu akan menjadi ibu kota dari Kerajaan Allah yang besar. Namun bertentangan dengan harapan-harapan mereka, Yesus memberitahukan, bahwa Yerusalem akan menjadi suatu kerobohan batu, dan sebuah kaabah yang hancur! Jadi, berulang kali kita dibawa untuk menyaksikan, bahwa kita sebagai mahluk-mahluk yang terbatas tidak pernah mengetahui akan rencana-rencana Allah. Sesungguhnya, kita perlu berdoa memohonkan Roh-Nya untuk memimpin kita terus menerus, dan untuk menunjukkan kepada kita jalan yang benar pada setiap persimpangan sepanjang perjalanan kita menuju Akhirat. Marilah kita sekarang berdoa agar supaya pengetahuan akan semua kebenaran ini akan membuat kita menjadi seperti yang sepatutnya bagi kita.

 

Gambaran mengapa dosa dalam masa kasihan/panjang sabar sekarang ini semakin merajalela dan hampir-hampir tidak ditemukan orang benar adalah …..karena kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu

 

Demikian pula dengan kemurtadan di Sinai. Kecuali dengan segera hukuman dijatuhkan ke atas pelanggaran, maka akibat-akibat yang sama akan terlihat kembali. Bumi ini akan sama jahatnya seperti pada zaman Nuh. Jikalau orang-orang yang melanggar ini telah dibiarkan hidup, kejahatan-kejahatan akan mengikutinya, yang lebih besar daripada apa yang telah diakibatkan oleh dibiarkannya Kain hidup. Adalah merupakan rahmat Allah dimana ribuan orang harus menderita, untuk mencegah diturunkannya hukuman ke atas jutaan manusia. Agar supaya menyelamatkan orang banyak itu, Ia harus menghukum yang sedikit. Lebih jauh lagi, apabila orang banyak telah memutuskan kesetiaannya kepada Allah, mereka kehilangan perlindungan ilahi, dan dengan hilangnya perlindungan mereka itu maka seluruh bangsa itu terbuka kepada kuasa daripada musuh mereka. Andaikata kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu. Adalah perlu demi untuk kebaikan Israel, dan juga sebagai satu pelajaran kepada generasi-generasi mendatang, bahwa kejahatan harus dihukum dengan segera. Dan adalah merupakan rahmat Allah kepada orang berdosa bahwa mereka itu harus dibinasakan dalam kejahatan mereka. Kalau mereka dibiarkan hidup, maka roh yang sama yang telah memimpin mereka untuk memberontak terhadap Allah akan tetap nyata dalam kebencian serta perkelahian di antara mereka sendiri, dan akhirnya mereka akan saling membunuh satu dengan yang lainnya. Adalah dalam rasa kasih kepada dunia ini, kasih kepada Israel dan bahkan kasih kepada orang-orang yang melanggar itu dimana kejahatan telah dihukum dengan segera dan dengan hebat. ——-PB1 340.4

 

Catatan:

Dari kata-kata Ellen G. White ini, kita dapat gambaran bahwa pada pekerjaan pematangan calon-calon pekerja Roh Suci Hujan Awal (sebagai contoh) Tuhan perlu membuang SEKAM dari antara GANDUM yaitu Yudas dari antara rasul-rasul, dan demikian pula dalam contoh saingannya di masa kita akhir zaman dalam masa pematangan pekerja-pekerja Roh Suci Hujan Akhir Ia juga perlu memisahkan SEKAM dari antara GANDUM calon-calon 144000, walaupun dilakukan sebelum waktu pemisahan orang-orang benar dari antara orang jahat sebenarnya yang telah direncanakanNya.

Untuk pemisahan yang dimaksud dalam periode kita Ellen G. White menguatkannya:

“Allah akan membangunkan umat-Nya, kalau saja cara-cara yang lain gagal, maka berbagai perselisihan faham akan masuk di antara mereka, yang akan menyaring mereka itu, untuk memisahkan  s e k a m  daripada g a n d u m . Tuhan Allah berseru kepada semua orang yang percaya pada firman-Nya untuk bangun daripada tidur.  Terang yang berharga  s u d a h  datang, yang benar-benar sesuai bagi zaman ini.”—– 5 Testimonies, p. 707.

 

Akibat tidak segera dilakukan tindakan:

  1. Periode akhir zaman ini berbeda dengan contohnya dahulu, dimana Tuhan tidak segera mengambil tindakan terhadap orang-orang yang melanggar hukum di dalam kalangan gandum, maka kebalikan dari contohnya dahulu, orang-orang yang jahat menjadi lebih banyak, dan untuk menyelamatkan orang yang benar, Tuhan pada akhirnya akan membinasakan yang banyak jumlahnya untuk menyelamatkan yang sedikit,
  2. Dengan dikatakan “juga sebagai satu pelajaran kepada generasi-generasi mendatang, bahwa kejahatan harus dihukum dengan segera”, maka dengan memperhatikan akibat hasil pengaruh pelanggaran hukum yang cepat berkembangnya di dalam contohnya dahulu, tidaklah salah bila Tuhan di akhir zaman ini melalui 5 Testimonies, p. 707, melakukan tindakan eksekusi dengan memisahkan sekam dari antara gandum dan inilah yang dimaksudkan kejahatan harus dihukum dengan segera”, jadi kata-kata itu bukan ditindak lanjuti dengan PEMBINASAAN yang sebenarnya seperti yang dipahami oleh David Khoresh dahulu dengan mempersenjatai anggota-anggotanya.
  3. Bila dahulu jumlah yang dibinasakan oleh karena mengikuti ajakan untuk menyembang patung lembu emas sebanyak 3000 orang dikatakan “jumlah yang sedikit” dibandingkan keseluruhan bangsa Israel yang keluar dari Mesir, maka dengan 40 hari saja pengaruh ajakan setan untuk menyimpang dari Musa kemudian menyembang patung lembu emas meningkat dengan cepat hingga jumlah 3000 orang, bagaimana dengan kita yang sejak tahun 1955 Victor T. Houteff meninggal sebagai contoh saingan dari Musa naik ke gunung Sinai hingga tahun 2023 yang berkali-kali lipat dari 40 hari itu, maka tentunya menjadi yang mayoritas bukan yang minoritas, bahkan hampir-hampir tidak ada lagi yang mematuhi Musa.
  4. Oleh karena itu, bila sekarang kita sering mendapatkan tawaran untuk bersatu dengan teman-teman lainnya yang mengatakan kita memiliki akan Torat dan Kesaksian yang sama yaitu EGW dan VTH dan sama-sama menggempur Yerusalem, maka berhati-hatilah inilah usaha-usaha semburan air naga yang menyejukkan, dan hasilnya kita akan turut terbawa bukan kita menobatkan mereka.

 

Maka dari itu cara yang teraman sesuai contoh dan contoh saingan bangsa Israel adalah KITA TERPISAH DARI KESEMUA ORANG-ORANG LAINNYA YANG BERBEDA PEMAHAMAN.

 

 

 

 

 

Resume tentang SIAPA PEKERJA-PEKERJA dari jenis SEKAM dirumuskan dari contoh pribadi seorang YUDAS

 

Catatan:

Oleh karena dalam lambang upacara bayangan penjelasan Victor T. Houteff terhadap nubuatan Imamat 23 dan Keluaran pasal 12 dari jawaban pertanyaan No. 50 Tanya Jawab buku 3, kita adalah contoh saingan dari Yesus, maka selain kita juga contoh saingan dari Rasul-Rasul pengalaman aniaya Yudas terhadap Yesuspun juga akan kita rasakan, yaitu :

Maranatha 8 Juli, hal 197:

Dikhianati oleh Para Sahabat dan Kaum Kerabat

Dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.  Matius. 10:36.

 

Ketika hukum Allah dinyatakan tidak berlaku, dan gereja disaring dengan pencobaan yang berapi-api atas segala yang hidup di bumi ini, maka sejumlah besar orang yang disangka suci akan mencurahkan perhatian mereka untuk merusak berbagai semangat dan akan menjadi pengkhianat yang mengkhianati kebenaran-kebenaran yang murni. Mereka akan terbukti sebagai penganiaya kita yang paling keji. “Dari tengah-tengahmu akan bangkit orang-orang yang berbicara hal-hal yang jahat, untuk menarik para murid ke pihak mereka”; dan banyaklah yang akan menaruh hati untuk roh-roh penggoda itu. 197.1  

Mereka yang ingkar pada masa pencobaan itu akan menyebarkan kesaksian palsu dan mengkhianati saudara-saudara mereka demi mempertahankan kenyamanan mereka sendiri. Mereka akan mengatakan di mana tempat saudara-saudara mereka bersembunyi dengan menempatkan serigala-serigala di dalam perjalanan saudara-saudara mereka itu. Kristus telah mengingatkan kita akan hal ini agar kita tidak perlu terkejut akan perlakuan yang kejam dan yang tidak alamiah yang dilakukan oleh para sahabat dan kaum kerabat kita.  197.2       

 

Maranatha 24 Juli, hal 213:

Umat yang Sisa dan Pemeteraian

 

Mereka yang benar di hadapan Allah dan pada kewajibannya akan diancam, dituduh, dan dihalangi. Mereka akan dikhianati oleh “orangtua, saudara-saudara, sanak-saudara, dan teman-teman.”  213.1

Harapan mereka satu-satunya hanyalah belaskasihan Allah; pertahanan mereka hanyalah doa. Sebagaimana Yosua memohon di hadapan Malaikat, demikian pula umat yang sisa, dengan kehancuran hati dan iman yang sungguh, akan memohon pengampunan dan kelepasan melalui Yesus Pembela mereka…..  213.2

 

 

 

 

Peristiwa kepemimpinan Tuhan benar-benar membutuhkan percaya (Iman), tidak mencoba-coba dengan pikiran atau cara-cara sendiri atau nambah atau mengurang, (gambaran bahwa pikiran Tuhan dan manusia bagaikan bumi dan langit (Yesaya 55:8,9))

 

“Oleh iman juga roboh tembok negeri Yerikho.” Ibrani 11:30. Penghulu bala tentara Allah hanya berhubungan dengan Yusak saja; Ia tidak menyatakan diriNya kepada segenap perhimpunan itu, dan terserah kepada mereka untuk mempercayai atau meragukan kata-kata Yusak, untuk menurut kepada perintah yang diberikan olehnya di dalam nama Tuhan, atau untuk menyangkal wewenangnya. Mereka tidak dapat melihat bala tentara malaikat yang mengawal mereka di bawah pimpinan Anak Allah. Mereka bisa saja berdalih: “Betapa tidak berartinya usaha-usaha ini, dan betapa ganjilnya untuk berbaris setiap hari mengelilingi dinding kota itu sambil meniup terompet yang terbuat dari tanduk domba. Ini tidak akan ada pengaruhnya terhadap benteng-benteng yang menjulang tinggi itu.” Tetapi rencana untuk meneruskan pekerjaan ini yang memakan waktu yang cukup lama sebelum hancurnya tembok-tembok itu telah memberikan kesempatan untuk berkembangnya iman di antara bani Israel. Haruslah dijelaskan kepada pikiran mereka bahwa kekuatan mereka bukan terdapat dalam kebijaksanaan manusia, atau di dalam kegagahannya, tetapi hanya di dalam Allah keselamatan mereka. Dengan demikian mereka akan terbiasa bersandar sepenuhnya kepada pemimpin ilahi mereka. —–PB2 84.3

 

Allah akan melakukan perkara-perkara yang besar bagi mereka yang berharap kepadaNya. Sebab mengapa orang-orang yang mengaku diri sebagai umatNya tidak memiliki kekuatan yang lebih besar oleh karena mereka berharap terlalu banyak kepada kebijaksanaan mereka sendiri, dan tidak memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk menyatakan kuasaNya demi kepentingan mereka. Ia akan menolong umatNya yang percaya di dalam setiap keadaan darurat jikalau mereka mau menaruh segenap kepercayaan mereka di dalam Dia, dan dengan setia menurut kepadaNya. ————–PB2 85.1

 

Segera setelah kehancuran Yerikho, Yusak bertekad untuk menyerang Ai, sebuah kota kecil di antara lembah-lembah beberapa mil di sebelah barat Lembah Yarden. Mata-mata yang diutus ke tempat ini telah membawa kembali laporan bahwa penduduknya sedikit, dan bahwa dengan sedikit saja kekuatan tentara maka kota itu akan dapat ditaklukkan. —————PB2 85.2

 

Kemenangan besar yang diadakan Allah bagi mereka telah menjadikan bani Israel merasa percaya kepada diri sendiri. Oleh karena Ia telah menjanjikan kepada mereka negeri Kanaan itu mereka merasa aman dan gagal untuk menyadari bahwa hanya pertolongan ilahi saja yang dapat memberikan sukses kepada mereka. Yusak sendiri telah mengadakan rencana-rencana untuk menaklukkan Ai tanpa meminta nasihat dari Allah. ———-PB2 85.3

 

Bangsa Israel telah mulai mengagung-agungkan kekuatan mereka sendiri serta menganggap remeh musuh mereka. Mereka merasa bahwa kemenangan akan diperoleh dengan mudah, dan mereka berpendapat tiga ribu orang saja sudah cukup untuk merebut kota itu. Mereka ini dengan tergesa-gesa telah mengadakan serangan tanpa adanya jaminan bahwa Allah akan beserta dengan mereka. Pada waktu mereka sudah mendekati pintu gerbang kota itu, mereka ternyata menghadapi satu pertahanan yang amat kuat. Mereka panik melihat jumlah musuh yang banyak serta persiapan yang baik itu, mereka telah melarikan diri dengan kacau balau melalui jalan yang menurun. Bangsa Kanani mengejarnya dengan garangnya; “dan lagi diusirnya akan mereka itu daripada pintu negerinya, . . . lalu dipecah-pecahkannya mereka itu pada curam bukit.” Sekalipun kerugian mereka kecil jumlah-. nya—tetapi tiga puluh enam orang telah mati terbunuh—kekalahan itu telah mengecewakan seluruh perhimpunan itu. “Maka hilanglah hati orang banyak itu, dan menjadi tawar. seperti air.” Ini adalah kali yang pertama dimana mereka telah berhadapan dengan bangsa Kanani dalam peperangan yang sebenarnya, dan jikalau mereka bisa diusir oleh bala tentara dari kota yang kecil itu, apakah yang menjadi akibatnya bilamana mereka harus menghadapi satu peperangan yang lebih besar di hadapan mereka? Yusak menganggap bahwa kegagalan mereka itu sebagai ungkapan murka Allah, dan dengan hati yang sedih dan susah ia “mencarik-carik pakaiannya, lalu tersungkur dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut Tuhan sampai petang hari, baik ia baik segala tua-tua Israel dan disiramkannya abu kepada kepalanya.” ————PB2 85.4

 

“Ya Tuhan Hua!” teriaknya, “mengapa maka Engkau sudah menyuruh orang banyak itu menyeberang Yarden? supaya kami diserahkan ke tangan orang Amorikah? supaya kami dibinasakankah? …. Ya Tuhan! apakah boleh hamba katakan setelah sudah Israel membuang belakang di hadapan musuhnya? Bahwa perkara ini kedengaranlah kelak kepada orang Kanani dan kepada segala orang isi negeri ini, maka kami akan dikepungnya dan dihapuskannya nama kami dari atas bumi! maka apakah akan kuperbuat karena namaMu yang besar?” ———PB2 86.1

 

Jawab dari Tuhan adalah, “Bangkitlah engkau berdiri. Apa guna engkau tersungkur demikian? Israel telah . . . melangkah perjanjian yang telah Kupesan kepada mereka.” Itu adalah saat untuk bertindak dengan cepat dan tegas, dan bukan untuk bersusah hati dan kecewa. Ada satu dosa tersembunyi di perkemahan mereka, dan itu harus diselidiki dan dibuangkan sebelum berkat dan hadirat Tuhan dapat menyertai mereka. “Jikalau tiada kamu membuang tumpas itu dari tengah-tengahmu, maka tiada boleh lagi Aku menyertai akan kamu.” ——PB2 86.2

 

…..menunggu perintah Ilahi. “Bertanyalah Daud kepada Tuhan: ‘Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?’ Tuhan menjawab Daud: ‘Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.’” Dengan segera Daud bergerak maju menyerang musuh itu dan mengalahkan serta membinasakan mereka, dan merebut dari tangan mereka dewadewa yang mereka bawa bersama dengan mereka untuk memastikan kemenangan mereka. Marah oleh karena merasa hina atas kekalahannya itu, bangsa Filistin telah mengerahkan bala tentaranya yang lebih kuat lagi, dan kembali untuk berperang. Dan sekali lagi mereka “memencar di lembah Refaim.” Kembali Daud mencari Tuhan dan AKU ADA yang besar itu telah memimpin bangsa Israel. ————–SRNJ2 366.3

 

Allah memerintahkan Daud, sambil berkata, “Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau. Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu Tuhan telah ke luar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin.” Jikalau Daud seperti Saul, telah memilih jalannya sendiri, sukses tidak akan menjadi bagiannya. Tetapi ia berbuat sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Tuhan, dan ia “memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer. Lalu termasyhurlah nama Daud di segala negeri, dan Tuhan mendatangkan rasa takut kepadanya atas segala bangsa.” I Tawarikh 14:16, 17. ————–SRNJ2 366.3

 

——————–

 

Pelajaran dari pengalaman Uza orang dari suku Kehat yang mati karena memegang tabut perjanjian yang mau jatuh—mengabaikan petunjuk dan menggunakan cara-cara sendiri Tuhan tidak berkenan (2 Samuel 6:7)

 

Tetapi “sesampainya mereka itu di tempat pengirik Nakhon, tiba-tiba dicapai Uza akan tabut Allah, dipegangnya, karena terserandunglah lembunya. Maka berbangkitlah murka Tuhan akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di sana dekat dengan tabut Allah.” Satu kegentaran yang mendadak telah memenuhi rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka itu. ….. —–PB2 316.2 atau SRNJ2 367.2

 

Daud dan orang banyak itu telah berhimpun untuk melaksanakan suatu tugas yang suci, dan mereka telah mengambil bagian di dalam pekerjaan itu dengan hati yang senang dan sukarela; tetapi Tuhan tidak dapat menerima pelayanan mereka, oleh karena itu tidak dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-Nya. Bangsa Filistin yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hukum Allah, telah menempatkan tabut itu di atas satu pedati yang baru pada waktu mereka mengembalikannya kepada Israel, dan Tuhan telah menerima usaha yang telah mereka adakan itu. Tetapi Israel memiliki di tangannya satu pernyataan yang jelas tentang kehendak Allah di dalam segala perkara ini, dan kelalaian mereka terhadap petunjuk-petunjuk ini merupakan suatu penghinaan kepada Allah. Di atas diri Uza tertanggung satu kesalahan yang lebih besar, yaitu perbuatan yang takabur. Pelanggaran terhadap hukum Allah telah mengurangi kepekaannya terhadap kesucian tabut itu, dan dengan dosa yang belum diakui terdapat di dalam dirinya ia telah di hadapan larangan Ilahi itu—berani menjamah lambang hadirat Ilahi. Allah tidak dapat menerima penurutan yang setengah-setengah, tidak menerima cara yang sembarangan dalam memperlakukan hukum-hukum-Nya. Dengan menghukum Uza Ia bermaksud untuk mengingatkan Israel akan pentingnya memberikan perhatian yang ketat terhadap segala tuntutan-Nya. Dengan demikian kematian seorang, dengan menuntun mereka kepada pertobatan, akan dapat mencegah perlunya diturunkan hukuman ke atas ribuan orang. ——SRNJ2 368.2

 

Nasib Uza adalah merupakan satu hukuman Ilahi terhadap pelanggaran atas satu perintah yang paling nyata. Melalui Musa Tuhan telah memberikan petunjuk yang khusus sehubungan dengan pemindahan tabut itu. Tidak ada seorang pun kecuali para imam, turunan Harun, boleh menjamahnya, atau sekalipun hanya memandangnya tanpa penutupnya. Perintah Ilahi adalah, “Pada waktu perkemahan akan berangkat, barulah orang Kehat boleh masuk ke dalam untuk mengangkat barang-barang itu; tetapi janganlah mereka kena kepada barang-barang kudus itu, nanti mereka mati.” Bilangan 4:15. Para imam harus menutupi tabut itu, dan kemudian anak-anak Kehat harus mengangkatnya dengan memegang alat pengusungnya, yang diletakkan di dalam satu bulatan pada kedua belah sisi tabut itu, dan yang tidak boleh dipindahkan. Kepada bani Gerson dan Merari, yang bertanggung jawab atas tirai-tirai dan papan-papan serta tiang-tiang Kemah Suci, Musa telah memberikan pedati dan lembunya untuk alat pengangkutan dari apa yang telah diserahkan atas tanggung jawab mereka. “Tetapi kepada bani Kehat tidak diberikannya apa-apa, karena pekerjaan mereka ialah mengurus barang-barang kudus, yang harus diangkat di atas bahunya.” Bilangan 7:9. Dengan demikian, di dalam membawa tabut itu dari Kiryat-Yearim ada satu pelanggaran yang langsung dan tidak dapat dimaafkan terhadap perintah Tuhan. ——-SRNJ2 368.1

 

Setelah tiga bulan berlalu ia mengambil keputusan untuk mencoba sekali lagi memindahkan tabut itu, dan sekarang ia telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap setiap petunjuk Ilahi sampai kepada perkara yang kecil sekalipun. Sekali lagi para pemuka bangsa itu dihimpunkan, dan satu perkumpulan yang besar telah berhimpun di sekeliling tempat tinggal orang Gat itu. Dengan sikap yang hormat tabut itu sekarang diletakkan di atas bahu orang-orang yang telah ditetapkan oleh Ilahi, orang banyak itu berbaris, dan dengan hati yang gemetar rombongan orang banyak itu telah bergerak maju. Setelah maju enam langkah sangkakala berbunyi menandakan bahwa mereka harus berhenti. Oleh petunjuk Daud korban “seekor lembu dan seekor anak lembu gemukan” dipersembahkan. Sekarang kesukaan menggantikan rasa kegentaran. Raja telah menanggalkan jubah kerajaannya dan mengenakan baju efod yang biasa, seperti yang biasa digunakan oleh para imam. Oleh tindakan ini ia tidaklah menyatakan bahwa ia akan melakukan pekerjaan imam, oleh karena baju efod kadang-kadang dipakai oleh orang lain selain imam. Tetapi di dalam upacara yang suci ini ia mau mengambil tempat, di hadapan Allah, sebagai seorang yang setaraf dengan bawahannya. Pada hari itu Tuhan harus ditinggikan. Ia harus menjadi satu-satunya Pribadi yang dihormati. —–SRNJ2 370.1

 

Catatan:

 

Pengalaman tidak menggunakan cara-cara sendiri atau menambahkan ataupun mengurangi dari yang diperintahkan kita juga dapatkan dalam pengalaman Daud ketika ia disuruh memilih 5 batu dan bagaimana ia mengalahkan Goliat, Gideon ketika melawan bangsa Filistin dengan 300 orang pasukan, Elia ketika seorang diri bersaing dengan 250 dukun-dukun raja Ahab dan pengalaman-pengalaman umat-umat lainnya.

 

Pelajaran bagaimana Gideon dahulu disuruh Tuhan untuk memilih tentaranya sebanyak 300 orang dari sebelumnya 32000 orang—— cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji, sukses tidak tergantung jumlah bilangan

 

Oleh karena jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah musuhnya, Gideon telah melarang untuk mengadakan pengumuman yang biasa itu. Ia dipenuhi oleh rasa heran pada waktu kepadanya diberitahukan bahwa bala tentaranya itu terlalu besar jumlahnya. Tetapi Tuhan melihat kesombongan dan sikap tidak percaya yang ada di dalam hati umatNya. Dirangsang oleh ajakan Gideon yang menggugah hati itu, mereka telah menggabungkan diri dengan cepat-cepat; tetapi banyak yang dipenuhi oleh rasa takut pada waktu mereka melihat bala tentara Midian yang besar itu. Namun demikian, kalau saja Israel telah menang, maka mereka itulah yang akan mengambil kemuliaan bagi diri mereka sendiri gantinya menyatakan bahwa kemenangan itu adalah milik Tuhan. ——-PB2 150.1

 

Gideon menuruti perintah Tuhan, dan dengan hati yang berat ia melihat dua puluh dua ribu orang, atau lebih dari dua pertiga dari seluruh bala tentara itu, pulang ke rumah mereka (seluruhnya 32000 – PB2 149.1). Sekali lagi firman Tuhan datang kepadanya: “Ada lagi terlalu banyak orang. Suruhlah mereka itu turun ke tempat air, maka di sana Aku mencobai akan mereka itu kelak karena sebab engkau, bahwasanya barangsiapa yang firmanKu kepadamu akan halnya demikian: Orang ini hendaklah berjalan sertamu, biarlah iapun berjalan sertamu; tetapi barangsiapa yang firmanKu akan halnya: Orang ini tiada akan berjalan sertamu, jangan iapun berjalan sertamu.” Orang banyak itupun dipimpin ke tepi sebuah sungai, sambil mengharapkan bahwa dengan segera mereka akan menyerang musuh. Sedikit saja orang yang dengan cepat-cepat mengambil sedikit air dengan tangannya, dan menghirupnya sambil berjalan terus: tetapi hampir semuanya yang bertelut di atas lutut mereka, dan dengan tenangnya minum dari permukaan sungai itu. Mereka yang menciduk air dengan tangannya hanya berjumlah tiga ratus orang dari antara kesepuluh ribu orang itu, namun demikian mereka inilah yang telah dipilih; semua yang lain diijinkan pulang kembali ke rumah mereka. ———-PB2 150.2

 

Oleh cara-cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji. Mereka yang di dalam saat-saat yang berbahaya bermaksud mencukupi kebutuhannya sendiri, bukanlah orang-orang yang patut dipercayai dalam keadaan darurat. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam pekerjaanNya bagi orang yang malas dan suka memanjakan diri. Orang-orang pilihanNya adalah mereka yang jumlahnya sedikit yang tidak mau membiarkan kebutuhan pribadinya memperlambat panggilan tugas. Ketiga ratus orang pilihan itu bukan saja memiliki keberanian dan pengendalian diri, tetapi juga adalah orang-orang yang beriman. Mereka tidak pernah menajiskan diri dengan penyembahan berhala. Allah dapat memimpin mereka, dan melalui mereka Ia dapat mengadakan kelepasan bagi Israel. Sukses tidaklah bergantung kepada jumlah bilangan. Ia tidaklah lebih dihormati oleh jumlah yang lebih besar daripada oleh tabiat dari mereka yang melayani Dia. ———-PB2 150.3

 

Pelajaran dari bangsa Israel tentang tidak terima hukuman larangan memasuki kota Kanaan selama 40 tahun, bangsa Israel mau mencoba dengan cara-cara sendiri

 

Allah telah menjadikannya sebagai satu kesempatan dan satu tugas bagi mereka untuk memasuki negeri itu pada waktu yang telah ditetapkanNya, tetapi melalui kelalaian mereka yang disengaja maka ijin itu telah ditarik kembali. Setan telah mencapai tujuannya dalam menghalangi mereka untuk memasuki Kanaan; dan sekarang ia menganjurkan kepada mereka untuk terus melakukan, sekalipun telah ada larangan ilahi, apa yang mereka enggan melakukannya pada waktu Tuhan memerintahkanNya. Dengan demikian sipenipu besar itu telah memperoleh kemenangan oleh menuntun mereka kepada pemberontakan untuk kedua kalinya. Mereka tidak mempercayai kuasa Allah untuk bekerja sama dengan usaha mereka, untuk memperoleh tanah Kanaan itu; tetapi sekarang mereka mau mengandalkan kekuatan mereka sendiri untuk melaksanakan tugas itu tanpa pertolongan ilahi. Mereka berseru, “Bahwa kami telah berdosa kepada Tuhan, maka kami hendak pergi berperang menurut segala firman Tuhan.” Ulangan 1:41. Oleh pelanggaran mereka telah dibutakan sama sekali. Tuhan tidak pernah memerintahkan mereka supaya “pergi dan berperang.” Bukanlah maksudNya agar mereka itu memperoleh negeri itu melalui peperangan, melainkan oleh penurutan yang seksama atas perintah-perintahNya——PB1 413.2

 

…………Tetapi sekarang, bertentangan dengan perintah Allah dan larangan-larangan pemimpin-pemimpin mereka, tanpa peti perjanjian itu dan tanpa Musa, mereka telah pergi menghadapi tentara musuh. ——-PB1 414.2

 

Terompet menyatakan satu tanda bahaya, dan Musa dengan segera pergi menemui mereka dengan satu amaran, “Mengapa kamu hendak melalui firman Tuhan pula? niscaya kamu tiada akan selamat. Jangan kiranya kamu berjalan, karena Tuhan akan tiada di antara kamu; kalau-kalau kamu alah di hadapan segala musuhmu. Bahwasanya orang Amalek dan Kanani adalah di hadapanmu, dan kamupun akan rebah dimakan pedang.” Bilangan 14:41-43. ——PB1 414.3

 

Bangsa Kanani mendirikan pos-pos pertahanan mereka di tempat yang berbatu-batu yang dapat dicapai hanya dengan melalui jalan-jalan yang sulit dan pendakian yang curam serta berbahaya. Jumlah orang Ibrani yang amat besar itu telah menyebabkan kekalahan mereka itu lebih hebat lagi. Dengan pelahan-lahan mereka menyusuri jalan-jalan yang ada di gunung itu, dan mereka terbuka terhadap lemparan batu-batu yang mematikan dari musuh mereka yang ada di atas gunung. Batu-batu besar dengan dahsyatnya telah menimpa bala tentara Israel, menjadikan jalan mereka itu berlumuran darah. Mereka yang tiba di puncaknya, yang kehabisan tenaga karena perjalanan mendaki gunung itu, telah dihancurkan dengan kejamnya dan dipukul mundur dengan suatu kerugian yang besar. Medan pertempuran itu dipenuhi oleh mayat-mayat. Bala tentara Israel sama sekali dikalahkan. Kehancuran dan kematian adalah akibat pemberontakan mereka itu—–PB1 415.2

 

—————-

Berpaling daripada-Nya kepada kepintaran manusia (cara-cara sendiri), maka terang mereka akan menjadi gelap. Kesanggupan-kesanggupan yang mereka andalkan akan menjadi suatu perangkap.

 

Orang-orang yang mengindahkan amaran dari kemurtadan Salomo akan menjauhkan diri dari pendekatan pertama dari dosa-dosa yang mengalahkannya. Hanyalah dengan penurutan terhadap tuntutan Surga manusia akan terpelihara dari kemurtadan. Allah telah mengaruniakan banyak berkat dan terang yang besar kepada manusia; tetapi kecuali terang dan berkat-berkat ini diterima, maka tidak ada jaminannya untuk menentang pendurhakaan dan kemurtadan. Bilamana orang-orang yang telah diangkat Allah untuk menduduki jabatan-jabatan yang tinggi berpaling daripada-Nya kepada kepintaran manusia, maka terang mereka akan menjadi gelap. Kesanggupan-kesanggupan yang mereka andalkan akan menjadi suatu perangkap. —–PR 49.2

 

 

 

 

CARA-CARA YANG BERKENAN KEPADA TUHAN :

 

 

Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman:

Setan rajin sekali mempelajari Kitab Suci. Ia mengetahui bahwa waktunya sudah singkat, dan ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menghalangi pekerjaan Tuhan di atas bumi ini. Tidaklah mungkin memberikan sesuatu buah pikiran tentang pengalaman umat Allah yang akan hidup di atas bumi bila kemuliaan surga dan aniaya yang berulang-ulang pada masa yang lampau dicampurkan. Mereka akan berjalan dalam terang yang keluar dari takhta Allah. Dengan perantaraan malaikat-malaikat akan ada perhubungan yang tetap antara surga dan bumi. Dan Setan, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang jahat, dan mengaku sebagai Allah, akan melakukan segala jenis mukjizat, untuk menipu, jika mungkin, umat pilihan sekalipun. Umat Allah tidak akan mendapat keamanan mereka dalam mengadakan mukjizat, karena Setan akan memalsukan yang akan diadakan. Umat Allah dicoba dan diuji akan mendapat kuasa dalam tanda yang disebutkan dalam Keluaran 31:12-18. Mereka harus berdiri teguh di atas firman itu: “Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman. Orang-orang yang telah melanggar perjanjian mereka dengan Allah pada masa itu akan berada dalam keadaan tanpa Allah dan tanpa pengharapan. ———NBS 34.3

 

 

Karena kesempatan yang dilalaikan dan hak istimewa yang digunakan salah, tetapi anggota- anggota ini tidak bertumbuh “dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Ptr. 3:18). Itulah sebabnya mereka lemah dalam iman, kurang dalam pengetahuan, dan masih kanak-kanak dalam pengalaman. Mereka tidak berakar dan beralas yang teguh dalam kebenaran. Kalau mereka tetap dalam keadaan demikian, banyak penipuan pada akhir zaman ini sudah pasti akan menipu mereka, sebab mereka tidak akan mendapat pandangan rohani untuk membedakan kebenaran dan kesalahan. Allah Ingin Memberikan Karunia Roh Suci ——NBS 53.3

 

Yesaya 66 : 3, 4

“Barangsiapa yang membunuh seekor lembu adalah seolah-olah ia membunuh orang; barangsiapa yang mengorbankan seekor anak domba yaitu seolah-olah ia memotong putus leher seekor anjing; barangsiapa yang mempersembahkan persembahan makanan, ia itu seolah-olah ia mempersembahkan darah babi; barangsiapa yang membakar kemenyan, yaitu seolah-olah ia memuja berhala. Sesungguhnya, mereka telah memilih jalannya sendiri, dan jiwa mereka berkenan kepada semua kekejian mereka. Aku juga suka akan pembalasan perbuatan mereka itu, dan barang yang ditakutinya itu Ku datangkan kelak atasnya; sebab sudah Aku berseru, tetapi seorang pun tiada yang menyahut; sudah Aku berfirman, tetapi tiada mereka itu mendengar, melainkan diperbuatnya barang yang jahat di hadapan mata-Ku, dan disukainya akan barang yang tiada Aku berkenan.”


Tidak menjadi soal betapa pun baiknya atau pun betapapun pentingnya korban-korban yang dipersembahkan, selama kita berbakti kepada-Nya menurut cara-cara kita sendiri, maka pemberian-pemberian dan korban-korban kita itu hanyalah akan merupakan kekejian bagi-Nya. Cara-cara manusia sendiri harus dilepaskan, walaupun itu merupakan tugas yang terberat yang akan dihadapi, jika ia hendak berdamai dengan Allah.—-Amaran Sekarang jld 1 no. 45

 

 

 

 

Nasihat Ellen G. White tentang penggunaan metode sendiri

 

Keluhan Ellen G. White terhadap yang terjadi di Bettle Creak:

 

….Kepada saudara-saudaraku di Battle Creek saya ingin berkata: Tuhan tidak harus mengirim perintah-perintahNya kepada utusan yang ada di seluruh dunia melalui Battle Creek. Ia tidak menyerahkan tanggung jawab ini kepada orang yang beranggapan mereka dapat berkata kepada pekerja Tuhan. “Kerjakan ini.” “Jangan buat itu.” Allah tidak dihormati bila orang dituntun supaya berharap kepada Battle Creek sejauh itu.

…..

Kepadaku telah ditunjukkan bahwa manusia mencari terlalu banyak kuasa dan berusaha mengendalikan sendiri pekerjaan itu. Mereka meninggalkan Tuhan Allah, Pekerjaan Yang Mahakuasa, terlalu sering keluar dan mengikuti metode dan rencana mereka dan tidak mempercayakan segala sesuatu kepadaNya menyangkut kemajuan pekerjaan. Janganlah seorangpun memikirkan bahwa dia sanggup mengatur hal yang menjadi milik: Akulah Aku yang Besar; Allah didalam pengaturanNya sedang mempersiapkan satu jalan agar pekerjaan itu boleh dilakukan oleh manusia. Kemudian biarlah setiap orang berdiri ditempat mana dia bekerja untuk melakukan bagiannya sekarang dan mengetahui bahwa Allah adalah gurunya.

 

Di dalam merebut Yerikho, Tuhan Semesta Alam adalah Panglima tentara itu. Dia membuat rencana untuk berperang dan menyatukan agen-agen surga dan dunia untuk mengambil bagian di dalam pekerjaan itu, tetapi tidak ada tangan manusia yang menyentuh Yerikho! Allah telah mengatur rencana itu sedemikian rupa sehingga manusia tidak dapat mengambil pujian bagi dirinya sendiri di dalam mencapai kemenangan. Allah sendiri yang harus dimuliakan. Demikian jugalah didalam pekerjaan dimana kita terlibat. Kemuliaan tidak akan diberikan kepada manusia, Tuhan saja yang harus ditinggikan. Bacalah dengan cermat Yehezkiel pasal tiga. Kita harus belajar menaruh seluruh kepercayaan kita kepada Allah, namun kita harus mengingat bahwa Tuhan Allah memerlukan setiap agen yang memegang kebenaran di dalam kebenaran. Sebagai pekerja-pekerja bagi Kristus kita harus berdiri memandang salib Golgota sementara, sambil mengabarkan kepada dunia: Lihatlah Anak Domba Allah yang menanggung dosa dunia ini.” Kita memaklumkan Pekabaran malaikat ketiga dengan suara manusia, sampai ke dunia dengan kuasa dan kemuliaan.

 

Allah menginginkan setiap orang jangan berharap kepada yang terbatas saja, mengurangi ketergantungan kepada manusia. Pada kita ada para penasihat yang membuat pernyataan bahwa mereka tidak memiliki suatu pengetahuan atas anugerah Kristus dan tidak memahami kebenaran sebagaimana adanya di dalam Kristus. Orang yang bekerja sama dengan Allah tentulah memiliki pandangan rendah hati tentang diri mereka sendiri. Mereka tidak sombong, tidak merasa cukup dan meninggikan diri. Mereka panjang sabar, ramah, penuh kemurahan serta membuahkan buah-buah yang baik. Ambisi manusia dibelakangkan. Kebenaran Kristus berada di depan mereka dan kemuliaan Tuhan menjadi upah mereka. .——-Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil sub judul “Organisasi Allah” hal. 205-208.

 

Catatan:

Pada paragraf sebelum kutipan ini Ellen G. White selain menasihati untuk mempelajari Yehezkiel pasal 3 ia juga mengingatkan untuk :

Para pekerja Allah sebaiknya mempelajari dengan seksama buku Yesaya 6, juga pasal 1 dan 2 Yehezkiel.

 

oleh karena ia mengantarkan kita untuk mempelajari nubuatan Yesaya 6, Yehezkiel 1,2 dan 3, dimana ayat-ayat tersebut diarahkan kepada sidang Laodekia dan bila kita membaca khususnya ayat terakhir dari Yesaya 6:13 yaitu berbunyi:

Dan jika di situ masih tinggal sepersepuluh dari mereka, mereka harus sekali lagi ditimpa kebinasaan, namun keadaannya akan seperti pohon beringin dan pohon jawi-jawi yang tunggulnya tinggal berdiri pada waktu ditebang. Dan dari tunggul itulah akan keluar tunas yang kudus!”

 

Kita akan melihat bahwa 1/10 ini adalah mereka yang terpisah dari 9/10 lainnya, tentunya sesuai pemahaman kita diperiode setelah pekabaran Tongkat bergabung dengan pekabaran 3 malaikat, maka kita pahami bahwa kelompok pemegang makanan pada waktunyalah yang dimaksudkan sebagai 1/10 tersebut. Dengan demikian dalam kelompok inipun masih ditemukan orang-orang yang memiliki posisi-posisi tinggi dalam organisasi yang akan mengambil wewenang miliki Tuhan sama seperti di contohnya dahulu organisasi sebelum RE-ORGANISASI. Terhadap mereka ini sesuai nubuatan Yesaya 6:13 tersebut akan dibersihkan pula sama seperti yang di dalam 9/10. Itulah sebabnya dalam nubuatan lainnya dari buku Yesaya:

Yesaya 63:1

“siapakah ini yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju-baju berwarna merah? Siapakah ini yang bersemarak dengan pakaianNya, yang berjalan dalam kebesaran kekuatanNya? Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk menyelamatkan.”

VTH menjelaskan dalam Amaran Sekarang Jld 1 No. 43 mengatakan pembantaian akan Tuhan lakukan bukan saja di Edom (General Conference) tetapi juga di Bozra (kelompok Davidian), dan oleh karena kata-kata Elen G. White diatas mengarah kepada organisasi, maka mereka yang berada di dalam rumah tangga organisasilah yang akan menjadi sasaran pembantaian tersebut.

 

 

 

Sikap orang-orang Kristen pada umumnya menyalahkan Daniel dalam penurutan yang kaku – Gambaran bahwa jauh pikiran Tuhan dan pikiran orang-orang pada umumnya

 

Ada banyak orang yang mengaku Kristen sekarang ini yang menganggap bahwa Daniel terlalu fanatik dan mencapnya bodoh dan berpikiran sempit. Mereka menganggap bahwa urusan makan dan minum terlalu kecil artinya dalam membuat satu keputusan yang besar. Mungkin salah satu sebabnya ialah pengorbanan setiap kesempatan di dunia ini. Tetapi mereka yang berpikir demikian akan mendapati pada hari penghakiman bahwa mereka sudah lari dari tuntutan Allah yang jelas dan membuat pikiran mereka sebagai standar menentukan salah atau benar. Mereka akan mendapati bahwa apa yang nampaknya tidak penting bagi mereka, bukanlah demikian anggapan Allah. TuntutanNya harus dituruti secara khidmat. Mereka yang menerima dan menuruti hukum-Nya karena menyenangkan melakukannya sementara mereka menolak yang lain karena penurutan memerlukan pengorbanan, menurunkan derajat standar kebenaran, dengan demikian mereka memberi contoh sehingga orang lain menganggap remeh hukum Allah yang kudus. “Beginilah Firman Tuhan” seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala hal. ——MMD 31.4

 

 

 

 

Bertentangan dengan berbagai keistimewaan Yudas, berikut orang-orang pekerja yang Tuhan pilih

 

Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menghancurkan bangsa Midian, tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga bapanya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaanNya, orang-orang yang mempunyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakanNya dengan sebaik-baiknya. “Maka rendah hati itu dahulu daripada hormat.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepadaNya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasaNya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmatNya. – PB2 152.3

 

 

 

 

PEKERJAAN AKAN DISELESAIKAN DI DALAM TANGANNYA SENDIRI

 

Amaran Sekarang jld 2 No. 9 jadilah kamu sebuah alat penumbuk baru di dalam tangan Allah

Jesaya 40 : 11

“Ia akan menggembalakan kawanan domba-Nya bagaikan seorang gembala; Ia akan mengumpulkan domba-domba itu dengan tangan-Nya, lalu menghantarkan mereka di dalam pangkuan-Nya, lalu dengan sabar menghantarkan yang masih menyusui anak-anaknya.”

Pelayanan atas umat-Nya ini kelak akan dirasakan apabila tangan-Nya akan memerintah bagi-Nya. Ia akan kelak pada waktu itu mengawasi sendiri pekerjaan-Nya, mengawasi sendiri umatNya, sebagai seorang gembala mengawasi sekawanan domba. Ia akan melaksanakan sendiri pengawasan-Nya secara pribadi atas semua orang secara sama baik tua maupun muda.

Jesaya 40 : 12

“Siapakah gerangan yang telah mengukur segala air di dalam tangan-Nya, dan mengukur langit dengan jengkal tangannya, dan menyukat debu bumi dengan takaran, dan menimbang segala gunung di dalam timbangan, dan segala bukit di dalam neraca?”

Oleh karena tidak ada lagi yang lain selain Allah sendiri yang dapat melakukan segala perkara ini, dan oleh karena Ia sendirilah yang akan mengawasi segala kawanan domba-Nya, maka dapatIah kita ketahui bahwa pengawasan-Nya atas mereka itu akan tidak tertandingi. Maka mengapakah tidak kita mempercepatkan hari itu?

Jesaya 40 : 13, 14

“Siapakah gerangan yang telah mengendalikan Roh Tuhan, atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasehat-Nya? Kepada siapakah Ia meminta nasehat untuk memperoleh pengertian, dan siapakah yang memberikan petunjuk kepada-Nya, dan mengajarkan kepada-Nya di dalam jaIan keadiIan, dan mengajarkan kepada-Nya pengetahuan, dan menunjukkan kepada-Nya jalan hikmah kebijaksanaan?”

Kita mengetahui, bahwa Roh yang memimpin kepada segala Kebenaran dan segala hikmah kebijaksanaan adalah bukan Dia yang dipimpin atau pun diajar oleh seseorang manusia. Oleh karena itu, maka mengapakah kita harus bergantung kepada seseorang yang tanpa Ilham memutuskan hukum atas Kebenaran yang diilhami? Firman menunjukkan, bahwa bukan hanya manusia, melainkan bahkan segala bangsa adalah sia-sia adanya:

Jesaya 40 : 15 – 17

“Bahwasanya segala bangsa itu adalah bagaikan setitik air pada timba, dan diperhitungkan bagaikan habu kecil di atas neraca; bahwasanya, dipegang-Nya segala pulau itu bagaikan sebuah benda terkecil. Maka se Libanon sekalipun tak cukup untuk kayu bakar, maupun segala binatangnya untuk suatu korban bakaran. Segala bangsa di hadapan-Nya adaIah bagaikan sia-sia belaka; dan mereka diperhitungkan kepada-Nya kurang dari tak ada sesuatu, dan sia-sia.

Apabila kita menyadari, bahwa segala bangsa di bumi ini diperbandingkan kepada kuasa Allah adalah bagaikan sia-sia adanya, sehingga kayu ataupun segala binatang Lebanon sekalipun tak cukup untuk hanya dijadikan korban bakaran, sama halnya bahwa tak lama lagi kita akan menyaksikan segala manusia, termasuk pula diri kita sendiri, bagaikan tidak berarti dan tak berharga bagaikan habu. Kemudian kita akan saksikan betapa perlunya ketergantungan kita kepada-Nya selengkapnya, sebagaimana ketergantungan anak kecil kepada orang tuanya.

Jesaya 40 : 18

“Dengan siapa gerangan hendak kamu menyamakan Allah? Atau dengan apakah hendak kamu memperbandingkan Dia?”

Inilah yang sekarang merupakan suatu masalah bagi setiap orang untuk dijawab di dalam pikirannya.

Jesaya 40 : 19, 20

“Tukang menuangkan sebuah patung, dan tukang emas menyalutkannya dengan emas dan dilengkapi dengan rantai-rantai perak. Oleh orang yang kurang persembahannya itu dipilihnya sebatang kayu yang tiada rapuh; dicarilah baginya seorang tukang yang pandai untuk membuatkan sebuah patung yang tiada tergoncang.”

Dalam ayat-ayat ini ditunjukkan bagaimana bodohnya manusia. Mereka tidak henti-hentinya memikirkan, bahwa walaupun sepotong kayu adalah baik untuk kayu bakar, namun apabila manusia mencoba membuatkan dari padanya sesuatu yang sama dengan Allah, maka itu hanyalah suatu kebodohan dan bahwa untuk menyembah sujud kepadanya adalah penghinaan dan pendurhakaan.

Jesaya 40 : 21 – 26

“Tiadakah kamu tahu? Tiadakah kamu dengar? Tiadakah dimaklumkan kepadamu semenjak mula pertama? Tiadakah kamu mengerti semenjak segala alas bumi ini? Adalah Dia yang duduk di atas bulat bumi, dan segala penduduknya adalah bagaikan Ialang jua adanya; bahwa Ia membentangkan segala Iangit bagaikan sehelai kain, dan dihamparkannya itu bagaikan sebuah tenda untuk didiami; Ia juga meniadakan segala penghulu, dan segala hakim di bumi dibuatNya sia-sia adanya. Ya, mereka tidak akan ditanam; ya, mereka tidak akan ditabur; ya, batang-batangnya tidak akan mengeluarkan akar di bumi; maka Ia juga akan menghembuskan angin ke atas mereka, maka Iayulah mereka itu, maka angin ribut akan menerbangkan mereka itu pergi bagaikan jerami. Lalu kepada siapakah hendak kamu mempersamakan Daku, atau dengan apakah Aku hendak dipersamakan? Demikianlah firman Yang Maha Suci. Angkatlah matamu ke atas, dan pandanglah Siapakah yang telah menciptakan segala perkara ini, yang membawa keluar segala tentaranya dengan biIangannya; Ia memanggiI mereka semuanya dengan nama-namanya oleh kebesaran kuasaNya, karena itulah Ia kuat dan berkuasa; tak ada satupun yang gagal.”


Oleh karena Allah adalah lebih besar dari pada yang dapat dipikirkan oleh akal manusia, maka mengapakah manusia begitu sedikit bergantung kepadaNya, dan lebih banyak bergantung kepada pekerjaan mereka sendiri? Benar, kita mungkin tidak sungguh-sungguh menyembah sujud kepada sesuatu patung, tetapi kita mungkin saja melakukan perkara-perkara lainnya yang sama sifatnya dengan penyembahan berhala. Sesungguhnya, jika yang sedemikian itu tidak dipermasalahkan, maka tegoran-tegoran ini tidak akan muncul kepada kita melalui pemecahan nubuatan yang tepat pada waktunya ini.

……………..

Jesaya 41 : 14, 15

“Janganlah takut, hai kamu ulat kecil Jakub, dan kamu orang-orang dari Israel; Aku akan menolongmu, demikianlah Firman Tuhan, dan Penebusmu, Yang Maha Suci dari Israel. Bahwasanya Aku akan menjadikan dikau sebuah alat penumbuk baru yang tajam yang memiliki gigi-gigi, engkau akan menumbuk hancur segala gunung, memalu mereka itu sampai menjadi kecil-kecil, dan engkau akan menghancurkan segala bukit itu menjadi sekam.”

Menumbuk segala gunung (segala kerajaan) ialah mengambil keluar gandum (orang-orang suci) dari padanya. Oleh karena itu hamba-hamba Allah di sini dijanjikan sebuah alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya; yaitu, pengumpulan orang-orang suci dalam masa penuaian yang akan diselesaikan dalam suatu cara yang belum terpikirkan, yang bertentangan dengan setiap perencanaan manusia. Alat ini akan memiliki gigi-gigi; ia akan memisahkah dengan tiba-tiba gandum dari pada jerami lalu meniup keluar sekam-sekam. Kristus, “yang alat pengipasNya berada dalam tanganNya … hendak membersihkan lantaiNya dengan selengkapnya, Ialu mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung; tetapi la akan membakar habis sekam-sekam itu dengan api yang tak terpadamkan.” Matius 3 : 12. Untuk alasan inilah kita dipanggil, dan untuk tugas yang besar dan mulia inilah kita harus mempersiapkan jalan.

catatan:

Dari penjelasan VTH atas ayat Yesaya 40 dan 41 ini kita dapat lihat bahwa orang-orang disaat ayat ini digenapi akan banyak orang-orang yang berkedudukan (yang merasa dipercayakan pekerjaan kepadanya) akan mengira bahwa pekerjaan akan terlaksana sebagaimana yang mereka telah pahami, walaupun harus kita akui bahwa pemahaman yang telah dipegang mereka adalah berasal dari apa yang telah disampaikan Tuhan sebelumnya melalui juru kabarNya yang terakhir di akhir zaman namun dalam penjelasan atas nubuatan Yesaya ini ditegaskan kepada kita bahwa tetap Tuhan masih memiliki jalanNya sendiri yang tidak keseluruhannya dibukakan kepada orang-orang yang mengaku telah menerima dan mengikuti setiap pengungkapan kebenaran makanan pada waktunya.

Kesimpulan itu kita dapat pahami dari penjelasannya kata-kata : “ Menumbuk segala gunung (segala kerajaan) ialah mengambil keluar gandum (orang-orang suci) dari padanya. Oleh karena itu hamba-hamba Allah di sini dijanjikan sebuah alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya; yaitu, pengumpulan orang-orang suci dalam masa penuaian yang akan diselesaikan dalam suatu cara yang belum terpikirkan, yang bertentangan dengan setiap perencanaan manusia.”

Potongan kutipan kata-kata di atas dapat kita pahami bahwa:

  1. “alat yang baru yang berbeda dari setiap alat yang pernah dipergunakan sebelumnya” artinya bukan dari bentuk organisasi-organisasi yang sebelumnya pernah dipercayakan Tuhan, mereka yang akan dijadikan alat yang nanti adalah benar-benar alat-alat baru,
  2. Kemunculannya akan keluar melalui cara-cara yang belum terpikirkan, bertentangan dengan setiap perencanaan manusia, artinya orang-orang yang mengaku sebagai pekerja-pekerja akhir zaman sudah mempunyai rencana-rencananya sebagaimana yang diajarkan dan diyakini sebagai apa yang akan Tuhan laksanakan dipenyelesaian pekerjaan pada penjelasan Yesaya 40: 13, 14 di atas,
  3. Kata-kata pada paragraf terakhir ini sama dengan yang dijelaskan oleh EGW untuk pekerjaan penghabisan bagi sidang dalam Testimonies To Ministers p. 300 yaitu:

 

Amaran Sekarang Jld 1 No. 45 para Esau yang perkasa dan para Yakub yang sederhana

Yesaya 66 : 8:

“Siapakah yang telah mendengar akan hal yang sedemikian itu, siapakah yang telah melihat perkara-perkara yang sedemikian itu? Dapatkah bumi dilahirkan dalam sehari jua? Atau dapatkah suatu bangsa dilahirkan secara tiba-tiba? Karena segera sesudah Sion menggeliat kesakitan, maka ia melahirkan anak-anaknya.”

Sidang pada waktu ini penuh dengan lalang, dengan ikan yang jelek dan dengan kambing-kambing. Adalah sulit untuk menemukan orang-orang suci. Tetapi bagaimanapun juga ia sekali kelak akan membawakan sejumlah besar orang-orang bertobat yang tak seorangpun dapat menghitungnya. Organisasi tidak percaya akan hal ini; sama seperti halnya orang-orang Yahudi tidak percaya, bahwa Juruselamat dilahirkan di dalam palungan, juga mereka tidak mengira, bahwa para nelayan Galilea itu akan menggantikan kedudukan para imam yang setia maupun para pemimpin agama yang dimuliakan di masa itu, mereka juga tidak mengira bahwa orang-orang Kapir akan ikut juga memperoleh bagian dari janji-janji kepada Israel. Juga Organisasi pada waktu ini mengira bahwa masa yang akan datang itu sama saja dengan masa kini, bahwa Tuhan Allah telah membiarkan manusia untuk selamanya berbuat sesuai dengan kehendak mereka. Ia tidak mengetahui bahwa Tuhan sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri (Testimonies to Ministers, p, 300). Ia masih tetap mengira, bahwa ia adalah kaya dan telah bertambah kekayaannya (Kebenaran), dan tidak memerlukan apa-apa lagi. Bagaimanapun sidang akan menyaksikan semua perjanjian ini digenapi. Ia akan menyaksikan, bahwa semua kata-kata firman ini terdapat di dalam Alkitab bukan hanya untuk memenuhi ruangan. Segera sesudah ia merasa sakit hendak melahirkan yang sedemikian dan merasakan kebutuhannya, segera itu pula semua serambinya akan dipenuhi dengan orang-orang suci dan tugasnya selesai.

 

Catatan:

  1. Dari kutipan diatas kita bisa lihat bahwa rencana Tuhan bukanlah rencana manusia,
  2. Orang-orang yang Tuhan pilih nanti adalah orang-orang yang diluar dugaan sama sekali, orang-orang yang diremehkan, tidak diperhitungkan,
  3. Organisasi yang sekarang berkuasa ini mengira bahwa rencana Tuhan menyelesaikan pekerjaan di dalam sidang Laodekia dan mengeluarkan buah-buah pertama akan sama seperti bagaimana orang-orang dunia menuntaskan sesuatu pekerjaan, sesuai VTH menggunakan Testimonies to Ministers, p. 300 kita diberitahukan bahwa semua rencana penyelesaianNya akan benar-benar jauh bertentangan dengan semua pemikiran,
  4. Dalam penjelasan VTH diatas memang tampak diarahkan kepada General Conference, namun bukan berarti hal demikian tidak berlaku kepada reorganisasinya, karena kenyataannya reorganisasinya yaitu General Asosiation of Davidian Sevent Days Adventis ternyata juga menjunjung tinggi organisasi, dan mengarahkan orang-orangnya untuk bergantung kepada organisasi, mereka semua ini akan ikut tidak mengira para pekerja-pekerja yang Tuhan akan munculkan menggantikan kedudukan mereka.

 

Pembina Gedung Putih hal 59 (paragraf “sungguhpun demikian…”):

Adalah secara tertulis diharapkan agar umat Allah mau melihat sekarang, bahwa bagaimanapun tidaklah penting apakah pertanda jam kesebelas milik sorga — PEMBINA ini — memiliki cap pengesahan manusia atau tidak, melainkan adalah maha penting bahwa ia itu memilki cap pengesahan ilahi, dan agar setiap “domba” dari kawanannya dapat memanfaatkan hak karunia Allahnya untuk memeriksanya dengan mata kepalanya sendiri, dan kemudian tanpa dipengaruhi sesuatu suara yang lain selain Roh Kebenaran itu sendiri yang ada di dalamnya untuk memutuskan sendiri semua kenyataan dalam persoalan ini.

 

 

 

 

PENUTUP

 

Tuhan akan memberi keberhasilan kepada usaha yang paling lemah, metode yang paling tidak menjanjikan hasil

 

Semua keajaiban yang Allah perbuat kepada umatNYA telah dilakukan dengan cara yang sederhana. Bila umat Tuhan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka IA akan menggunakan mereka melaksanakan pekerjaan NYA di dunia ini. Tetapi kita harus ingat bahwa keberhasilan apa pun yang kita peroleh, kemuliaan dan kehormatan adalah milik Allah, oleh karena setiap kemampuan dan kuasa adalah karunia dari padaNYA.

………..

Tuhan tidak bergantung kepada orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi, yang mempunyai intelektual yang besar atau yang berpengetahuan luas. Orang – orang seperti itu sering menjadi sombong dan merasa mampu sendiri. Mereka merasa dirinya berkompeten untuk membuat dan melaksanakan rencana tanpa meminta nasihat dari Allah. Mereka memisahkan diri dari Pokok Anggur yang Benar itu, dan sebagai akibat nya menjadi kering dan tak berbuah karena carang-carangnya layu.

Tuhan akan mempermalukan orang yang menyombongkan diri. Ia akan memberikan keberhasilan kepada usaha yang paling lemah, metode yang paling tidak menjanjikan hasil, apabila ditugasi ILAHI dan dilaksanakan dengan rendah hati dan penuh percaya.”  — Sign of the Times, 30 Juni 1881

 

Matius 13 : 31, 32:

“Suatu perumpamaan yang lain pula dibentangkanNya kepada mereka, katanya: Kerajaan sorga itu diumpamakan dengan sebiji sesawi yang diambil orang lalu ditaburkannya di ladangnya. Sungguhpun itu adalah yang terkecil dari pada segala benih, namun apabila ia tumbuh, maka ia adalah yang terbesar di antara segala pokok sayur-sayuran, dan akan menjadi sebuah pohon sehingga burung-burung di udara akan datang dan hinggap pada segala dahannya.”

Benih sesawi yang terkecil dari antara segala benih ditunjukkan dalam perumpamaan ini bahwa ia yang akan memulaikan Kerajaan itu akan merupakan sesuatu yang sangat tidak berarti, bertentangan dengan semua harapan manusia. Namun bagaimanapun juga, seperti halnya tanaman sesawi itu akan menjadi yang terbesar dari pada segala rerumputan, maka demikianlah Kerajaan itu akan bertumbuh dan menjadi terbesar dari pada segala kerajaan. Ini bertentangan dengan semua rencana manusia, tetapi adalah hakekatnya, bahwa selain dari pada orang-orang yang seperti Nicodemus, maka orang-orang yang terus saja merasa malu untuk dipersamakan dengan sesuatu yang tidak terkenal, dibenci, dan tak berarti, akan kelak sebagai hasilnya tertinggal di luar Kerajaan itu.-–Amaran Sekarang jld 2 No. 11

 

 

 

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart