<< Go Back

Sabat 12 Agustus 2023

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Janji-janjiNya terpenuhi dalam diri kita jika telah membuat Allah sebagai perhatian utama

  Mount of Blessing, pp. 162, 163:

 “Setengah bagian yang pertama dari doa yang diajarkan Yesus kepada kita, adalah mengenai nama dan kerajaan dan kehendak Allah, supaya nama-Nya dapat dihormati, Kerajaan-Nya diperdirikan, kehendak-Nya terlaksana. Apabila anda telah melakukan pelayanan terhadap Allah sedemikian sebagai perhatianmu yang terutama, maka anda boleh meminta dengan keyakinan, bahwa segala keperluanmu sendiri pun dapat dipenuhi . . . . . . . . . . . Janganlah putus asa jika anda tidak memiliki cukup bagi hari esok. Anda memiliki jaminan dari janji-Nya, “Engkau akan tinggal di tanah itu, dan sungguh-sungguh engkau akan dikenyangkan.”

  

Yesus tidak mengeluarkan apapun dari gudang, begitulah misalkan. Ia menerima setiap hari suatu persediaan yang segar bagi semua kebutuhan-Nya, bagi diri-Nya sendiri dan bagi pekerjaan-Nya. Ya, setiap perkara —– pokok-pokok bagi ajaran-ajaran-Nya, anggur pada perkawinan, roti untuk memberi makan orang banyak, dan bahkan uang untuk membayar pajak. Semua ini diperoleh-Nya karena Ia memerlukan semuanya itu. Tidak pernah Ia kekurangan sesuatu. Jika kita menjadikan Kerajaan Allah itu sebagai usaha kita yang terutama seperti yang dilakukan-Nya, bekerja untuk itu seperti halnya Ia telah bekerja untuk itu, berdoa seperti halnya Ia berdoa, berharap seperti yang la harapkan, maka tak akan ada alasan bagi kita untuk menerima kurang daripada apa yang telah diterima-Nya. Kekayaan surga akan tersedia bagi kita. Sesungguhnya Ia menjaminkan kepada kita: “Segala perkara ini akan dipertambahkan kepadamu.”

  

Sekarang untuk apakah hendak kita berdoa? Kita hendaknya berdoa supaya kepentingan kita yang pertama-tama bukanlah terutama itu yang melengkapi diri kita dengan harta benda dunia ini, tetapi, sebaliknya yang mempercepat kedatangan Kerajaan Allah; berdoalah supaya kita boleh sungguh-sungguh menyadari, bahwa adalah urusan-Nya dan kerelaan-Nya untuk melayani segala kebutuhan kita, dan bahwa kita menjadikan itu sebagai usaha kita dan senang untuk melayani semua kepentinganNya. (Amaran Sekarang jld 1 No. 12)

 

————————

 

Iman dan doa (syarat doa didengar)

“Melalui iman dalam Kristus, setiap kekurangan dari pada tabiat dapat dilengkapi, setiap kekotoran dapat dibersihkan, setiap kesalahan dapat diperbaiki, setiap kesempurnaan dapat dikembangkan.

“Kamu adalah sempurna di dalam Dia”

“Doa dan iman adalah erat bergabung, dan keduanya perlu diselidiki bersama-sama. Dalam doa yang berasal dari iman terdapat suatu ilmu pengetahuan samawi; itulah sebuah ilmu pengetahuan yang harus dipahami oleh setiap orang yang hendak membuat kehidupan kerjanya sesuatu yang berhasil. Kristus mengatakan, ‘Perkara-perkara apapun juga yang kamu ingini, apabila kamu berdoa, percayalah bahwa kamu akan memperolehnya, dan kamu akan memilikinya.’ Ia membuatnya menjadi jelas, bahwa permohonan kita itu harus sesuai dengan kehendak Allah; kita harus memohonkan perkara-perkara yang telah dijanjikanNya, maka apapun juga yang kita peroleh harus digunakan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Jika persyaratan-persyaratan dipenuhi, maka janji itu adalah tidak ada tandingannya.

“Bagi keampunan dosa, bagi Roh Suci, bagi suatu temperamen yang seperti Kristus bagi hikmat dan kekuatan untuk melaksanakan pekerjaan-Nya, bagi setiap karunia yang dijanjikan-Nya, kita boleh memohon; kemudian kita haruslah percaya bahwa kita akan menerima, lalu mengembalikan syukur terima kasih kepada Allah bahwa kita telah menerima.

“Kita perlu berharap bukan terhadap bukti kenyataan berkat yang lahiriah. Karunia itu terdapat dalam janji, maka kita dapat mengusahakan pekerjaan kita dengan merasa pasti, bahwa apa yang Allah telah janjikan Ia mampu untuk melaksanakan, dan bahwa karunia yang sudah kita miliki, ia itu akan menjadi kenyataan apabila betul-betul kita memerlukannya”. – Education, pp. 257, 258. (Renungan Doa Amaran Sekarang jld 2 no. 45)

———————

Jika kita mempercayainya betul-betul, segala jenis kecemasan yang tidak sepatutnya akan lenyap. Kehidupan kita tidaklah begitu dipenuhi kekecewaan seperti yang sekarang ini; karena segala sesuatu, baik kecil maupun besar, akan diserahkan ke tangan Tuhan, yang tidak digelisahkan oleh ragam- ragam keperluan, atau dikalahkan oleh keluh kesahnya. Kita akan menikmati satu kedamaian jiwa, yang kepada orang lain sudah lama tidak dirasainya. —–Kebahagiaan Sejati 80.3

 

Allah berbicara kepada kita di dalam firmanNya. Di dalamnya dapat kita lihat dengan terang kenyataan tabiatNya, dari hal tindakanNya terhadap manusia, dan pekerjaan besar mengenai penebusan. Dengan inilah di hadapan kita dibentangkan sejarah para bapa-bapa dan nabi-nabi serta orang-orang saleh jaman dahulu kala. Mereka itu “sama sifatnya dengan kita, ” Yakub 5:17. Kita dapat melihat mereka berjuang melawan kekecewaan sama seperti kekecewaan kita, bagaimana mereka jatuh pada pencobaan sama juga seperti kita, namun demikian hati mereka diberanikan dan menang melalui anugerah Allah; dan dengan memandang hati kita pun diberanikan dalam usaha memperoleh kebenaran itu. Apabila kita membaca pengalaman-pengalaman mereka yang amat berharga, dari hal terang dan kasih serta berkat yang mereka nikmati, dan dari hal pekerjaan yang dibawakannya melalui anugerah yang diberikan kepada mereka itu, maka roh yang menggerakkan mereka menyalakan sebuah api keinginan yang suci dalam hati kita, dan suatu kerinduan menjadi seperti mereka dalam tabiat seperti mereka berjalan bersama Allah. ––Kebahagiaan Sejati 81.3

 

————————————————-

———————-

Mengapa banyak orang yang mengaku percaya kepada firman Allah, dalam mana tidak tampak pembaharuan dalam perkataan, roh dan tabiat?

Sering timbul pertanyaan, kalau begitu mengapa banyak orang yang mengaku percaya kepada firman Allah, dalam mana tidak tampak pembaharuan dalam perkataan, roh dan tabiat? Mengapa begitu banyak orang yang tidak bisa menahan perlawanaan terhadap maksud dan rencananya, yang menunjukkan perangai yang tidak suci dan yang menggunakan kata yang kasar, terlanjur dan penuh nafsu?….Alasannya ialah karena mereka itu belum bertobat. Mereka  tidak menyimpan ragi kebenaran itu dalam dirinya….Kehidupan mereka menunjukkan tidak adanya rahmat Kristus, suatu ketidak percayaan dalam kuasaNya untuk mengubah tabiat.——–COL p 66

 

Pelajaran dari pengalaman bangsa Israel, bagaimana sesuatu umat tidak memiliki pemimpin yang hadir diantara mereka……gambaran setelah VTH meninggal.

Kepemimpinan Harun suatu contoh dari pekerja yang lemah dan mengikuti arus 

 

Selama Musa tidak berada di antara mereka, bagi Israel hal itu merupakan satu waktu menunggu dengan rasa cemas. Orang banyak mengetahui bahwa ia telah naik ke atas gunung bersama Yusak dan telah memasuki awan tebal yang dapat dilihat dari tempat mereka tinggal, yang ada di puncak gunung itu, dan dari waktu ke waktu diterangi oleh kilat yang memancar dari hadirat ilahi. Dengan penuh kerinduan mereka menunggu kembalinya Musa. Oleh karena selama berada di Mesir sudah terbiasa dengan ilah-ilah yang diwakili dengan benda-benda, maka sukarlah bagi mereka untuk berharap kepada satu oknum yang tidak kelihatan, dan selama ini mereka telah bergantung kepada Musa untuk menguatkan iman mereka. Sekarang ia telah diambil dari antara mereka. Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu tetapi Musa belum juga kembali. Sekalipun awan itu masih tampak, bagi orang banyak yang ada di tenda-tenda itu seolah-olah Musa telah meninggalkan mereka, atau telah dimusnahkan oleh api yang menghanguskan itu. ——PB1 331.1

 

Selama waktu menunggu itu (40 hari sesuai PB1 351.3), sebenarnya ada kesempatan bagi mereka untuk merenung-renungkan hukum Allah yang sudah mereka dengar itu, dan untuk menyediakan hati mereka untuk menerima kenyataan yang lebih jauh yang dapat diberikanNya kepada mereka. Mereka tidak mengambil waktu untuk hal itu; dan andaikata mereka telah berusaha mencari pengertian yang lebih jelas akan tuntutan-tuntutan Allah itu, dan merendahkan hati di hadapanNya, mereka akan terlindung dari pencobaan. Tetapi mereka tidak melakukan hal ini, dan dengan segera merekapun menjadi lalai, tidak berhati-hati dan menjadi jahat. Hal ini terutama sekali terjadi di antara bangsa campuran itu. Mereka menjadi tidak sabar untuk berada dalam perjalanan menuju tanah Perjanjian itu—negeri yang berkelimpahan susu dan air madu. Hanyalah dengan syarat penurutan bahwa negeri yang subur itu dijanjikan kepada mereka, tetapi mereka telah kehilangan pandangan akan hal ini. Ada beberapa yang mengusulkan agar kembali saja ke Mesir, tetapi apakah itu maju terus ke Kanaan atau kembali ke Mesir, orang banyak sudah bertekad tidak lagi mau menunggu akan Musa——–PB1 331.2

 

Merasa tidak berdaya oleh karena tidak hadirnya pemimpin mereka, mereka telah kembali kepada takhyul-takhyul mereka yang dulu. Bangsa campuran itu adalah yang pertama-tama telah bersungut-sungut dan bersikap tidak sabar dan merekalah pemimpin dalam kemurtadan yang terjadi selanjutnya. Di antara benda-benda yang dianggap oleh orang-orang Mesir sebagai lambang ilah mereka adalah lembu atau anaknya, dan adalah atas anjuran mereka yang sudah pernah mempraktekkan bentuk penyembahan berhala ini di Mesir dimana sekarang telah dibuat dan disembah satu patung anak lembu. Orang banyak menghendaki satu patung untuk melambangkan Allah dan memimpin mereka sebagai pengganti Musa. Allah tidak pernah memberikan patung apapun untuk menggambarkan diriNya, dan Ia telah melarang dibuatnya patung-patung untuk maksud itu. Mujizat-mujizat yang hebat di Mesir dan di Laut Merah dimaksudkan untuk meneguhkan iman di dalam Dia sebagai Penolong Israel yang tidak kelihatan, dan yang maha kuasa, satu-satunya Allah yang benar. Dan keinginan untuk memperoleh satu pernyataan yang kelihatan akan hadiratNya telah dikabulkan dalam tiang awan dan api yang telah memimpin mereka, dan juga dalam pernyataan kemuliaanNya di gunung Sinai. Tetapi dengan awan HadiratNya yang masih tampak di hadapan mereka, mereka telah berpaling dalam hati mereka kepada penyembahan berhala di Mesir, dan menggambarkan kemuliaan Allah yang tidak kelihatan itu dengan patung seekor lembu! ——-PB1 332.1

 

Selagi Musa bepergian, wewenang pemerintahan telah dipercayakan kepada Harun, dan sekelompok orang banyak telah mengerumuni kemahnya, dengan tuntutan, “Mari, perbuatkanlah kami berhala, yang berjalan di hadapan kami, karena adapun akan Musa, orang yang telah menghantar kami keluar dari negeri Mesir, tiada kami tahu apa jadinya.” Awan itu, kata mereka, yang telah memimpin mereka sampai ke tempat itu, sekarang telah tinggal menetap di atas gunung, itu tidak akan lagi memimpin mereka dalam perjalanan. Mereka harus mempunyai sebuah patung sebagai penggantinya; dan jikalau, seperti telah diusulkan, mereka harus kembali ke Mesir, maka mereka akan memperoleh belas kasihan dari orang Mesir dengan membawa patung ini di hadapan mereka, dan mengakuinya sebagai dewa mereka. ——-PB1 332.2

 

Dalam kemelut seperti ini diperlukan orang yang teguh, yang berani mengambil keputusan, yang betul-betul berani; seorang yang lebih mengutamakan kehormatan Allah lebih daripada untuk menjadi populer, lebih daripada keselamatan diri atau daripada hidup itu sendiri. Tetapi pemimpin Israel yang sekarang ini tidaklah mempunyai watak seperti itu. Harun dengan lembek memprotes tuntutan itu, tetapi kebimbangan serta perasaan takutnya pada saat yang kritis itu hanyalah membuat mereka menjadi lebih nekad lagi. Kekacauan semakin bertambah. Kegaduhan yang membabi-buta dan tidak beralasan tampaknya menguasai orang banyak itu. Banyak yang setia atas perjanjian mereka dengan Allah, tetapi jauh lebih banyak orang-orang yang menggabungkan diri dalam kemurtadan ini. Beberapa orang yang berani untuk menyatakan bahwa pembuatan patung seperti yang telah direncanakan itu adalah penyembahan berhala, telah diperlakukan dengan kasar dan di dalam kekacauan serta kegaduhan itu akhirnya mereka telah kehilangan nyawa. ——–PB1 332.3

 

Harun merasa takut akan keselamatan dirinya; dan gantinya berdiri teguh untuk kehormatan nama Tuhan, ia telah menyerah kepada tuntutan orang banyak. Tindakannya yang pertama adalah menyuruh agar anting-anting emas dikumpulkan dari semua orang dan dibawa kepadanya, dengan mengharapkan bahwa kesombongan mereka akan menjadikan mereka enggan untuk mengadakan pengorbanan seperti itu. Tetapi dengan sukarela mereka telah menyerahkan perhiasan-perhiasan mereka; dan dari benda-benda ini ia telah membuat sebuah patung tuangan, yang menyerupai dewa Mesir. Orang banyak itu kemudian mengumumkan, “Hai orang Israel! Inilah dewamu, yang telah membawa kamu keluar dari negeri Mesir.” Dan Harun telah mengijinkan penghinaan yang keji ini terhadap Tuhan. Dan ia berbuat lebih dari itu. Melihat bagaimana puasnya orang banyak itu telah menerima dewa keemasan itu, ia telah mendirikan sebuah mezbah di hadapannya, serta memberikan satu pengumuman, “Esok hari adalah hari raya bagi Allah.” Pengumuman itu didahului oleh peniup-peniup terompet dari satu kelompok kepada kelompok yang lain di seluruh perkemahan itu. “Maka pada keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu dipersembahkannya korban bakaran dan dibawanya korban syukur pula, maka orang banyak itupun duduklah makan minum, kemudian bangkitlah mereka berdiri hendak bermain ramai-ramai.” Dengan berpura-pura mengadakan “satu upacara bagi Tuhan,” mereka telah menyerahkan diri mereka kepada pesta pora yang gelojoh dan penuh nafsu. ——-PB1 333.1

 

Betapa sering, pada zaman kita ini, cinta kepelesiran ditutupi dengan satu “bentuk peribadatan”! Satu agama yang mengijinkan manusia, sementara mengadakan upacara kebaktian, untuk menyerahkan diri kepada pemanjaan hawa nafsu dan sifat mementingkan diri, adalah sangat menarik kepada orang banyak sekarang ini seperti pada zaman Israel itu. Dan hingga kini masih ada Harun-harun yang lembek, yang, sementara menduduki jabatan yang berwenang di dalam sidang, akan menyerah kepada keinginan orang-orang yang belum berserah, dan dengan demikian mendorong mereka berbuat dosa. ——PB1 333.2

 

Di kaki gunung Sinai itu juga, setan telah mulai hendak melaksanakan rencana-rencananya untuk menghancurkan hukum Allah, dengan demikian meneruskan pekerjaan yang sama yang telah dimulainya di sorga. Selama empat puluh hari sementara Musa berada di atas gunung bersama Allah, setan sibuk membangkitkan kebimbangan, kemurtadan dan pemberontakan. Sementara Allah sedang menuliskan hukumNya, untuk diserahkan kepada umat perjanjianNya, bangsa Israel, dengan menyangkal kesetiaan mereka kepada Tuhan, telah menuntut agar dewa keemasan dibuat! Pada waktu Musa kembali dari hadirat kemuliaan ilahi yang hebat itu, dengan prinsip-prinsip hukum itu di tangannya, untuk mana mereka telah berjanji akan menurutnya, ia dapati mereka, dengan terang-terangan melawan perintahNya, sedang menyembah sujud dalam perbaktian kepada sebuah patung emas. —-PB1 351.3


Adalah melalui tipu muslihat dimana setan telah memperdayakan malaikat-malaikat; dengan cara seperti itulah sepanjang zaman ia telah menjalankan pekerjaannya di antara manusia dan ia akan terus menggunakan cara ini sampai kepada akhirnya. Jikalau dengan terang-terangan ia mengaku sedang berperang melawan Allah dan hukumNya, manusia akan waspada; tetapi ia telah menyelubungi dirinya dan mencampur-baurkan yang benar dengan yang salah. Kepalsuan yang paling berbahaya ialah kepalsuan yang bercampur dengan kebenaran. Dengan cara demikianlah yang salah telah diterima sehingga telah menawan dan membinasakan jiwa manusia. Oleh cara ini setan telah menguasai dunia ini. Tetapi harinya akan datang bilamana kemenangannya itu akan diakhiri untuk selama-lamanya. —–PB1 355.2




————————–

 

Pelajaran dari ketegasan Musa daripada Harun dan besar hatinya Musa menolong bangsa Israel dan Harun dari kebinasaan akibat menyembah patung lembu emas…..(keberuntungan bagi bangsa Israel dan Harun sehingga terhindar dari murka Tuhan)

 

Musa yang berada di atas gunung telah diamarkan tentang kemurtadan yang terjadi di perkemahan itu, dan diperintahkan supaya kembali dengan segera. Allah bersabda, “Pergilah engkau, turunlah dari atas bukit, karena bangsamu, yang telah kau bawa naik dari negeri Mesir, ia itu telah merusakkan halnya. Dengan segera juga mereka itu telah undur daripada jalan yang kupesan kepadanya! Mereka itu telah memperbuat akan dirinya seekor anak lembu tuangan, lalu mereka itu sujud di hadapannya.” Allah sebenarnya dapat menghentikan pergerakan itu dari awainya; tetapi Ia membiarkan hal itu berlaku sampai ke puncaknya agar Ia dapat memberikan pelajaran dalam hukumanNya terhadap penghinaan dan kemurtadan. ——–PB1 334.2

 

Perjanjian Allah dengan umatNya telah dibatalkan, dan Ia menyatakan kepada Musa, “Maka sekarang biarkanlah Aku menyalakan murkaku akan dia serta menghanguskan akan dia, maka Aku akan menjadikan dikau suatu bangsa yang besar.” Bangsa Israel, terutama sekali bangsa campuran itu, akan senantiasa cenderung untuk memberontak terhadap Allah. Mereka juga bersungut-sungut terhadap pemimpin mereka dan menduka-citakan hatinya melalui sikap tidak percaya dan keras kepala, dan adalah satu tanggung jawab yang berat dan benar-benar menguji jiwa seseorang untuk memimpin mereka terus sampai ke Tanah Perjanjian. Dosa-dosa mereka telah meniadakan belas kasihan Allah kepada mereka dan keadilan menuntut agar mereka itu dibinasakan. Oleh sebab itu Allah bermaksud untuk membinasakan mereka dan menjadikan Musa sebagai satu bangsa yang berkuasa. ——-PB1 334.3

 

“Biarkan Aku sendiri . . . agar Aku binasakan mereka itu,” adalah sabda Allah. Jikalau Allah telah bermaksud untuk membinasakan Israel siapakah yang dapat memohon untuk dapat menyelamatkan mereka? Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk membiarkan orang berdosa kepada nasib mereka! Betapa sedikitnya orang yang enggan untuk menukar satu tanggung jawab yang berat, sukar dan penuh pengorbanan, yang dibalas dengan persungutan dan sikap tidak berterima kasih dengan satu kedudukan yang empuk dan terhormat, pada saat dimana Allah sendiri yang menawarkannya. ——-PB1 335.1

 

Tetapi Musa dapat melihat adanya dasar pengharapan dimana seolah-olah yang ada hanyalah kekecewaan dan murka. Firman Allah, “Biarkanlah Aku sendiri,” ia tafsirkan bukan sebagai sesuatu yang melarang melainkan mendorong untuk diadakannya pembelaan, yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu kecuali doa Musa dapat menyelamatkan Israel, dan jikalau diminta dengan cara itu, maka Allah akan membiarkan umatNya hidup. Ia “menyembah sujud di hadapan hadirat Tuhan, Aliahnya, sambil sembahnya: Ya Tuhan! mengapa gerangan murkaMu dinyalakan atas umatMu, yang telah Kau bawa keluar dari negeri Mesir dengan kodratMu yang besar serta dengan tangan yang kuat?” ——-PB1 335.2

 

Apabila Musa mengadakan permohonan bagi Israel, rasa takutnya hilang ditelan oleh perhatian dan kasihnya yang dalam bagi mereka yang untuknya ia telah (di dalam tangan Allah) menjadi sebagai satu alat yang berbuat banyak perkara. Tuhan mendengar permohonannya itu, dan mengabulkan doanya yang tidak mementingkan diri itu. Allah telah menguji hambaNya; Ia telah menguji kesetiaan dan kasihnya bagi bangsa yang bersalah dan tidak tahu berterima kasih itu, dan dengan agungnya Musa telah menjalani ujian itu. Perhatiannya terhadap Israel bersumber dari motif yang tidak mementingkan diri sendiri. Kemakmuran umat Allah baginya lebih berharga daripada kehormatan pribadi, lebih mahal daripada kesempatan untuk menjadi bapa dari satu bangsa yang berkuasa. Allah merasa senang dengan kesetiaannya, kerendahan hatinya dan ketulusan hatinya, dan Ia telah menyerahkan kepadanya sebagai seorang gembala yang setia, tugas yang besar untuk memimpin Israel menuju ke Tanah Perjanjian. ——-PB1 336.1

 

Apabila mereka berada lebih dekat dengan perkemahan mereka itu, mereka melihat orang banyak sedang berteriak-teriak dan menari-nari di sekeliling berhala mereka. Hal itu adalah satu pemandangan upacara kekapiran, satu perbuatan yang menyerupai upacara penyembahan berhala di Mesir; tetapi betapa jauh bedanya dengan perbaktian kepada Allah yang suasananya penuh hormat serta khidmat! Musa merasa heran. Ia baru saja keluar dari hadirat Allah yang penuh dengan kemuliaan, dan sekalipun ia telah diamarkan tentang apa yang sedang terjadi ia tidak bersedia untuk melihat pertunjukan yang hebat daripada kemerosotan Israel. Kemarahannya meluap-luap. Untuk menunjukkan rasa jijiknya terhadap kejahatan mereka itu, ia melemparkan kedua loh batu itu, dan kedua-duanya hancur di hadapan semua orang, dengan demikian itu mengertikan bahwa sebagaimana mereka telah menghancurkan perjanjian mereka dengan Allah, demikian juga Allah telah menghancurkan perjanjianNya dengan mereka. —–PB1 336.3

 

Apabila ia memasuki perkemahan itu, Musa melewati orang banyak yang sedang berpesta pora itu, kemudian ia mengambil berhala itu dan mencampakkannya ke dalam api. Setelah itu ia menggilingnya menjadi seperti tepung, dan setelah menghamburkannya ke dalam satu sungai yang mengalir dari atas gunung, ia menyuruh orang banyak meminum airnya. Dengan demikian ditunjukkan bagaimana sia-sianya dewa yang mereka sembah itu. —–PB1 337.1

 

Pemimpin besar itu memanggil saudaranya yang bersalah itu, dan dengan tegas menanyakan, “Engkau dipengapakan orang banyak ini maka engkau mendatangkan atasnya salah yang begitu besar?” Harun berusaha untuk membela dirinya dengan menceritakan desakan orang banyak; sehingga jikalau ia tidak mengabulkan keinginan mereka, maka ia akan dibunuh. Ia berkata, “Janganlah kiranya amarah tuan sangat bernyala! Tuan tahu akan hal bangsa ini sama sekali jahat adanya. Maka kata mereka itu kepada hamba: Perbuatlah akan kami berhala, yang berjalan di hadapan kami, karena adapun Musa, orang yang telah membawa akan kami naik dari negeri Mesir, tiada kami tahu apakah jadinya. Lalu kata hamba kepada mereka itu: Barangsiapa yang pakai emas, hendaklah dicabutnya serta dibawanya ke mari kepadaku. Maka telah kulontarkan dia ke dalam api, lalu keluarlah rupa anak lembu ini.” Ia mau membujuk Musa untuk mempercayai bahwa satu mujizat telah terjadi—bahwa emas itu telah dilemparkan ke dalam api, dan oleh satu kuasa gaib telah berubah menjadi satu patung anak lembu. Tetapi dalih-dalih serta keterangan palsunya itu tidak menolongnya. Dengan adil ia telah diperlakukan sebagai pemimpin kemurtadan itu. ——PB1 337.2

 

Kenyataan bahwa Harun telah diberkati serta dihormati jauh lebih tinggi di atas orang banyak itulah yang justru menjadikan dosanya itu begitu keji. Adalah Harun, “yang disucikan bagi Tuhan” (Mazmur 106:16) yang telah membuat berhala itu dan mengumumkan pesta itu. Adalah dia yang telah diangkat sebagai juru bicara bagi Musa, dan tentang siapa Allah sendiri telah bersaksi, “Aku tahu ia dapat berkata-kata dengan baik” (Keluaran 4:14) yang telah gagal untuk mencegah penyembah-penyembah berhala itu di dalam maksud mereka yang bertentangan dengan sorga. Ia yang Allah telah gunakan sebagai alat untuk menurunkan hukuman baik kepada orang Mesir dan juga kepada dewa-dewa mereka tidak merasa apa-apa pada waktu mendengar pengumuman di hadapan patung itu, “Hai orang Israel, inilah dewamu, yang telah membawa akan kamu keluar dari negeri Mesir.” Adalah dia yang telah bersama-sama dengan Musa di atas gunung dan telah melihat kemuliaan Tuhan, yang telah melihat bahwa di dalam pernyataan-pernyataan kemuliaan itu tidak ada suatupun untuk mana satu patung dapat dibuat—dialah yang telah menukar kemuliaan itu menjadi satu patung yang menyerupai anak lembu. Ia, yang kepadanya Allah telah mempercayakan pemerintahan atas bangsa itu waktu ditinggalkan Musa telah kedapatan membenarkan pemberontakan mereka. “Maka akan Harunpun sangatlah murka Tuhan, sehingga hendak dibinasakannya akan dia.” Tetapi sebagai jawab terhadap doa Musa yang sungguh-sungguh, hidupnya telah dipeliharakan; dan di dalam kerendahan hati satu pertobatan akan dosanya yang besar itu, ia telah diperkenankan Allah kembali. —–PB1 337.3

 

Jikalau Harun mempunyai keberanian untuk berdiri bagi yang benar, dengan tidak mempedulikan akibatnya, maka ia akan dapat mencegah kemurtadan itu. Jikalau ia dengan teguh telah mempertahankan kesetiaannya sendiri kepada Allah, jikalau ia telah menunjukkan mereka kepada mara bahaya di Sinai dan telah mengingatkan mereka akan janji mereka yang khidmat kepada Allah untuk menurut hukumNya, maka perbuatan jahat itu akan dapat dicegah. Tetapi persetujuannya terhadap keinginan orang banyak dan jaminan oleh mana ia telah memimpin untuk menjalankan rencana mereka telah memberanikan mereka untuk pergi lebih jauh dalam dosa daripada apa yang ada dalam pikiran mereka sebelumnya.—–PB1 338.1

 

Pada waktu Musa, sekembalinya ke perkemahan, berhadapan dengan pemberontak-pemberontak itu, tempelakan serta kemarahannya yang meluap-luap yang ia nyatakan dengan menghancurkan loh batu hukum yang suci itu telah diperbandingkan dengan kata-kata yang lemah lembut dari saudaranya, dan juga pembawaannya yang agung, dan orang banyak menaruh simpati kepada Harun. Untuk membenarkan dirinya, Harun telah berusaha untuk menjadikan orang banyak itu bertanggung jawab atas kelembekannya yang telah menyerah kepada tuntutan mereka; namun demikian, mereka dipenuhi dengan rasa kagum akan kesabaran serta kelemah-lembutannya. Tetapi Allah melihat bukan seperti manusia melihat. Roh Harun yang mudah menyerah dan keinginannya untuk menyenangkan orang lain telah membutakan matanya terhadap kekejian kejahatan yang ia benarkan. Tindakannya dalam memberikan pengaruh untuk berbuat dosa di kalangan orang Israel telah menyebabkan tewasnya ribuan manusia. Betapa bedanya dengan tindakan Musa, yang, sementara dengan setia melaksanakan pehukuman Allah, telah menunjukkan bahwa kesejahteraan Israel baginya lebih berharga daripada kemakmuran, kehormatan ataupun nyawa. —–PB1 338.2

 

Daripada segala macam dosa yang akan dihukum oleh Allah, tidak ada yang lebih keji pada pemandanganNya daripada mereka yang mendorong orang lain untuk berbuat kejahatan. Allah mau agar hamba-hambaNya membuktikan kesetiaan mereka dengan menempelak pelanggaran bagaimanapun menyakitkannya tindakan tersebut. Mereka yang telah diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas ilahi janganlah menjadi orang yang lemah, yang mudah digoyahkan oleh keadaan. Mereka janganlah bertujuan untuk meninggikan diri atau menghindarkan diri dari tanggung jawab yang tidak menyenangkan hati, melainkan melaksanakan pekerjaan Allah dengan kejujuran yang tak tergoyahkan. —–PB1 338.3

 

Catatan:

 

Penahanan Tuhan dari penyampaian murkanya kepada bangsa Israel dan Harun oleh membuat ilah lain karena doa Musa dan pertobatan Harun sebagai penggenapan dari janjiNya dalam Yehezkiel pasal 3 yang mengatakan apabila orang jahat itu berbalik dari pelanggarannya, maka segala dosanya tidak lagi diingatnya. Hal kata-kataNya dalam Yehezkiel 3 ini juga terbukti menunjukan Tuhan tidak lagi mengungkit-ungkit peristiwa patung lembu emas tersebut ketika menjadikan Harun tidak dapat menyeberang memasuki kota Kanaan, Ia mempersalahkannya hanya untuk kesalahannya yang sama dengan kesalahan Musa dan oleh jasa Musa pertobatannya membawa kematian bersama-sama Musa sebagai jalan memperoleh upah yang diimpikan semua manusia. 

 

Berikut kutipan perbedaan Musa dan Harun:



  1. Peduli akan dirinya sendiri:

Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1



  1. Tidak tegas terhadap dosa:

Setan mengumpulkan segenap kekuatannya dan mengerahkan seluruh tenaganya ke medan pertempuran. Mengapa ia tidak menemui perlawanan yang besar? Mengapa bala tentara Kristus begitu mengantuk dan acuh tak acuh? Oleh karena mereka mempunyai sedikit hubungan yang sesungguh-nya dengan Kristus; oleh karena mereka kekurangan Roh-Nya. Dosa bagi mereka bukanlah yang menjijikkan dan kebencian, seperti kepada Guru mereka. Mereka tidak menghadapinya, seperti Kristus menghadapinya; dengan perlawanan tegas dan menentukan. Mereka tidak menyadari kejahatan yang begitu luar biasa serta keganasan dosa, dan mereka dibutakan terhadap tabiat dan kuasa raja kegelapan itu. Hanya sedikit permusuhan melawan Setan dan pekerjaannya, karena adanya sikap tidak peduli dan masa bodoh mengenai kuasa dan kebencian Setan, dan hebatnya serta luasnya peperangannya melawan Kristus dan jemaat-Nya. Orang-orang banyak tertipu di sini. Mereka tidak tahu bahwa musuh mereka adalah jenderal perkasa, yang mengendalikan pikiran malaikat-malaikat jahat, dan bahwa dengan rencana matang dan gerakan yang trampil ia berperang melawan Kristus untuk mencegah penyelamatan jiwa-jiwa manusia itu. Di antara orang-orang yang mengaku Kristen, bahkan di antara pelayan-pelayan Injil, jarang disebutkan mengenai Setan, kecuali barangkali secara kebetulan disebutkan dari mimbar. Mereka lalai melihat tanda-tanda kegiatannya yang terus-menerus dan keberhasilannya; mereka melalaikan amaran-amaran mengenai kelicikannya; tampaknya mereka mengabaikan keberadaan Setan itu sendiri. ——KA 532.1

 

Sementara orang-orang mengabaikan usaha-usaha Setan, musuh yang waspada ini maju terus setiap saat. Ia memaksakan kehadirannya di setiap bagian rumah tangga, di jalan-jalan kota, di dalam jemaat-jemaat, di majelis-majelis nasional, di pengadilan-pengadilan, untuk membingungkan, menipu, menggoda, untuk menghancurkan tubuh dan jiwa para pria dan wanita dan anak-anak, menghancurkan keutuhan rumah tangga, untuk menaburkan bibit kedengkian, persaingan, perselisihan, hasutan dan pembunuhan. Dan dunia Kristen menganggap hal-hal ini seolah-olah telah ditetapkan oleh Allah dan harus ada—–KA 532.2

 

Setan terus-menerus berusaha mengalahkan umat Allah dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah yang memisahkan mereka dari dunia ini. Israel kuno terbujuk melakukan dosa pada waktu mereka memberanikan diri mengadakan hubungan yang terlarang dengan bangsa-bangsa kafir. Dengan cara yang sama juga orang-orang Israel modem disesatkan. ” … orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat adanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4). Semua yang bukan pengikut-pengikut Kristus yang sejati adalah hamba-hamba Setan. Dalam hati yang tidak dibarui terdapat kasih terhadap dosa, dan kecenderungan untuk membela dosa itu dan memaafkannya. Dalam hati yang sudah dibarui ada kebencian terhadap dosa dan tekad untuk melawan dosa itu. Bilamana orang Kristen memilih bergaul dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak percaya, mereka membukakan dirinya kepada pencobaan. Setan menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka, dan dengan diam-diam menutupi mata mereka dengan tipuan. Mereka tidak bisa melihat bahwa pergaulan seperti itu bisa mendatangkan bahaya. Dan sementara semua waktu digunakan untuk berbaur dengan dunia ini di dalam tabiat, perkataan dan tindakan atau perbuatan, maka mereka menjadi semakin dibutakan.—– KA 533.1



  1. Salah pemahaman tentang “lemah lembut”:

Tuduhan-tuduhan mereka itu ditanggung oleh Musa tanpa persungutan sedikitpun. Ini adalah pengalaman yang diperolehnya selama tahun-tahun yang penuh kesukaran di Midian—roh kerendahan hati dan panjang sabar telah dikembangkan di tempat ini—yang telah mempersiapkan Musa untuk menghadapi dengan sabar sikap tidak percaya dan persungutan daripada orang banyak itu, dan kesombongan serta iri-hati daripada mereka yang seharusnya menjadi penolong yang tetap baginya. Musa “adalah seorang yang amat lemah lembut perangainya, terlebih lembut ia daripada segala orang yang di atas bumi,” dan inilah yang menyebabkan mengapa telah dikaruniai dengan hikmat dan pimpinan ilahi lebih daripada semua orang yang lainnya. Kata Alkitab, “Bahwa Ia memimpin orang yang rendah hatinya kepada yang benar dan diajarkannya jalannya akan orang yang lemah-lembut hatinya.” Orang yang lemah-lembut dipimpin oleh Tuhan oleh karena mereka bisa diajar, mau untuk diberi petunjuk. Mereka mempunyai satu keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah. Janji Juruselamat adalah, “Jikalau barang seorang suka melakukan kehendak Bapa, ia akan mengerti pengajaran ini. Yohanes 7:17. Dan melalui rasul Yakub, Ia berkata, “Jikalau ada orang di antara kamu yang kurang bijak, hendaklah ia memohonkan kepada Allah, yang mengaruniakan dengan murahnya kepada tiap-tiap orang dengan tiada membangkit-bangkitkan, niscaya dikaruniakannya kelak kepadanya.” Tetapi janjiNya ini hanyalah bagi mereka yang mau mengikut Tuhan dengan segenap hatinya. Allah tidak memaksa kemauan seorangpun; oleh sebab itu Ia tidak dapat memimpin mereka yang terlalu sombong untuk diajar, yang cenderung untuk mengikuti jalannya sendiri. Tentang orang yang pikirannya bercabang—ia berusaha mengikuti kemauannya sendiri, sementara mengaku sedang melakukan kehendak Allah—telah tertulis, “Maka orang yang semacam itu janganlah menyangka, bahwa ia akan beroleh barang apapun daripada Tuhan.”—-PB1 403.2

 

————————–

 

Pelajaran dari dosa Nadab dan Abihu anak-anak Harun yang mengulangi kesalahan Kain dahulu, yaitu menggunakan pikiran sendiri, meremehkan petunjuk Tuhan dan nambah-nambah dan mengurang-ngurang dari apa yang sudah disampaikan

 

Setelah penahbisan kaabah itu, imam-imam diserahkan kepada tugas mereka yang suci. Upacara-upacara ini memakan waktu tujuh hari, masing-masing ditandai oleh upacara-upacara khusus. Pada hari yang kedelapan mereka memulai pelayanan mereka. Dengan dibantu oleh anak-anaknya, Harun mempersembahkan korban-korban yang dituntut Allah, dan ia mengangkat tangannya dan memberkati orang banyak. Segala sesuatu telah dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkan Allah, dan Ia berkenan atas korban itu, dan menyatakan kemuliaanNya dengan satu cara yang amat mengesankan; api turun dari Tuhan dan membakar korban yang ada di atas mezbah itu. Orang banyak memandang atas pernyataan yang ajaib dari kuasa ilahi ini dengan penuh perhatian dan rasa kagum. Mereka melihat di dalamnya satu tanda akan persetujuan dan kemuliaan Allah, dan merekapun menaikkan kata-kata pujian dan penghormatan, dan kemudian bersujud dengan muka sampai ke tanah seolah-olah mereka berada di hadirat Tuhan. ——PB1 375.1

Tetapi segera setelah itu malapetaka yang mendadak dan mengerikan telah menimpa keluarga imam besar. Pada jam kebaktian, apabila doa dan pujian orang banyak naik kepada Allah, dua dari antara anak-anak lelaki Harun mengambil pedupaannya masing-masing dan membakar kemenyan yang harum di dalamnya, untuk menaikkan bau yang harum semerbak itu ke hadapan Tuhan. Tetapi mereka telah melanggar perintahNya dengan menggunakan “api yang asing.” Untuk membakar kemenyan itu mereka telah mengambil api yang biasa gantinya api suci yang telah dinyalakan Allah sendiri, dan yang telah diperintahkanNya supaya digunakan untuk maksud ini. Untuk dosa ini api telah turun dari Tuhan dan membinasakan mereka di hadapan orang banyak itu. ——PB1 375.2

 

Berikut kepada Musa dan Harun, Nadab dan Abihu telah berdiri dalam kedudukan yang tertinggi di antara orang Israel. Mereka telah mendapat kehormatan dari Tuhan dengan cara yang istimewa, dengan diijinkannya mereka bersama-sama dengan tujuh puluh tua-tua untuk memandang kemuliaanNya di atas gunung itu. Tetapi sekalipun demikian pelanggaran mereka tidak dapat dimaafkan atau dianggap remeh. Semuanya itu menyebabkan dosanya menjadi lebih keji. Oleh sebab manusia telah menerima terang yang besar, oleh sebab mereka sudah, seperti penghulu-penghulu Israel, naik ke atas gunung, dan mempunyai kesempatan untuk berhubungan dengan Allah, dan tinggal di dalam terang kemuliaanNya, janganlah mereka membanggakan diri bahwa mereka kemudian bisa berbuat dosa tanpa mendapat hukuman, bahwa oleh karena mereka telah dihormati dengan cara demikian, Allah tidak akan tegas menghukum kejahatan mereka. Ini adalah satu tipu daya yang mematikan. Terang dan kesempatan-kesempatan yang besar yang telah diberikan itu menuntut dikembalikannya jasa baik dan kesucian sebanding dengan terang yang telah diberikan itu. Sesuatu yang kurang dari ini tidak dapat diterima oleh Allah. Berkat-berkat atau kesempatan-kesempatan yang besar jangan pernah meninabobokan kita dalam rasa aman atau sikap acuh. Perkara-perkara itu hendaknya jangan memberikan ijin untuk berbuat dosa atau menyebabkan orang-orang yang menerimanya merasa bahwa Allah tidak akan bersikap tegas terhadap mereka. Segala keuntungan yang telah diberikan Allah adalah alat-alatNya untuk memberikan gairah kepada roh, semangat atas usaha, dan kekuatan untuk melaksanakan kehendakNya yang suci. ——PB1 376.1 (kutipan ini menyadarkan kita untuk jangan mengira bahwa setelah menerima pekabaran tongkat, maka amaran-amaran Ellen G. White itu sudah tidak lagi berlaku kepada kita…..sejalan dengan pernyataan VTH dalam jawaban pertanyaan no. 4 bahwa kita pemegang pekabaran sekarang masih berpotensi jatuh kembali dalam kondisi sidang Laodekia)

 

Nadab dan Abihu pada waktu masa muda mereka tidak pernah dilatih dalam kebiasaan untuk mengendalikan diri. Kecenderungan bapanya untuk menyerah, kurangnya keteguhan untuk yang benar, telah menuntun dia melalaikan disiplin anak-anaknya itu. Anak-anaknya telah dibiarkan mengikuti kecenderungan diri mereka. Kebiasaan memanjakan diri, yang sudah lama dipupuk, telah mengikat diri mereka sehingga tanggung jawab daripada tugas yang paling suci sekalipun tidak dapat memutuskannya. Mereka tidak diajar untuk menghormati wewenang bapa mereka, dan mereka tidak menyadari perlunya penurutan yang seksama atas tuntutan-tuntutan Allah. Sikap Harun yang salah dalam memanjakan anak-anaknya itu telah menyiapkan mereka menjadi korban hukuman ilahi. ——PB1 376.2

 

Tuhan bermaksud mengajar orang banyak bahwa mereka harus mendekati Dia dengan sikap hormat dan khidmat, dan dengan cara seperti yang telah ditetapkanNya. Ia tidak dapat menerima penurutan yang setengah-setengah. Tidaklah cukup dalam suasana perbaktian yang khidmat itu bahwa hampir segala sesuatunya dilaksanakan sebagaimana yang diperintahkanNya. Allah telah mengucapkan satu kutuk terhadap mereka yang meninggalkan hukum-hukumNya, dan tidak membedakan antara yang biasa dengan yang suci. Melalui nabi Ia berkata, “Wai bagi orang yang mengatakan jahat itu baik dan akan baik itu jahat; yang menjadikan kegelapan itu terang dan akan terang itu kegelapan.’. . . Wai bagi orang yang bijak kepada pemandangannya sendiri dan pada sangkanya dirinya juga budiman! . . . Yang membenarkan orang jahat karena sesuap, dan yang menahan akan kebenaran daripada orang yang benar! . . . Mereka telah membuang Torat Tuhan serwa sekalian alam dan mencelakan firman Yang Mahasuci orang Israel.” Yesaya 5:20-24. Jangan seorangpun menipu dirinya sendiri dengan keyakinan bahwa hukum-hukum Allah itu tidak perlu atau bahwa Ia akan menerima satu pengganti bagi apa yang telah dituntutNya. Kata nabi Yeremia, “Siapakah dia yang berkata, dan yang dikatakannya itu terjadi, bilamana Allah tidak memerintahkannya?” Nudub Yeremia 3:37. Allah tidak menempatkan dalam firmanNya satu perintah yang dapat diturut manusia atau melanggar sesuka hatinya, dan tidak akan menderita akibat-akibatnya. Jikalau manusia memilih jalan lain daripada penurutan yang seksama, mereka akan menemukan bahwa “ujungnya adalah membawa kepada maut.” Amsal Solaiman 14:12. ——-PB1 376.3

 

“Maka kata Musa kepada Harun dan kepada Eliazar dan Itamar, anak-anak Harun: Janganlah kamu menguraikan rambutmu atau mengoyakkan pakaianmu; supaya jangan kamu mati; . . . karena minyak urapan Tuhan ada di atasmu.” Pemimpin besar itu mengingatkan saudaranya tentang firman Allah, “Aku akan disucikan di dalam mereka yang datang dekat kepadaKu dan di hadapan segala manusia Aku akan dipermuliakan.” Harun berdiam diri. Kematian anak-anaknya, yang terjadi tanpa amaran, dalam satu dosa yang hebat itu—satu dosa yang sekarang dilihatnya bahwa itu adalah akibat daripada kelalaiannya sendiri terhadap tugasnya—telah menekan hati bapanya dengan rasa duka, tetapi ia tidak mencetuskan perasaannya itu. Ia seolah-olah tidak mau menunjukkan simpati terhadap dosa dengan memperlihatkan perasaan susahnya. Perhimpunan itu tidak boleh dituntun untuk bersungut-sungut terhadap Allah. ——–PB1 377.1

 

Tuhan mau mengajar umatNya untuk mengakui keadilan tindakanNya untuk memperbaiki itu, agar orang lain merasa takut. Ada orang-orang di antara bangsa Israel, yang untuknya amaran hukuman yang mengerikan ini, sebenarnya dapat menyelamatkan mereka daripada tindakan yang takabur terhadap panjang sabar Allah sampai mereka, juga memeteraikan nasib mereka sendiri. Tempelakan ilahi dinyatakan kepada rasa simpati yang salah terhadap orang berdosa yang berusaha mencari dalih bagi dosanya. Adalah pengaruh dari dosa yang telah melenyapkan pandangan moral, sehingga orang yang berbuat dosa itu tidak menyadari kejinya pelanggaran, dan tanpa kuasa Roh Kudus yang meyakinkan itu, ia tetap tinggal dalam keadaan setengah buta terhadap dosanya. Adalah tugas hamba-hamba Kristus untuk menunjukkan kepada orang berdosa itu akan bahaya yang sedang dihadapinya. Mereka yang menghilangkan pengaruh daripada amaran itu dengan membutakan mata orang berdosa terhadap sifat-sifat dan akibat-akibat yang sebenarnya dari dosa sering membanggakan diri bahwa mereka memberikan bukti tentang belas kasihan mereka; tetapi mereka sedang menentang dan menghalangi dengan secara langsung akan pekerjaan Roh Kudus Allah; mereka sedang menina bobokan orang berdosa supaya tetap berdiam di tepi jurang kebinasaan; mereka sedang menjadikan diri mereka sendiri ambil bahagian dalam dosanya dan mendatangkan satu tanggung jawab yang mengerikan atas tidak bertobatnya orang itu. Banyak, banyak orang yang telah binasa sebagai akibat daripada rasa simpati yang palsu dan menipu itu.——– PB1 377.2

 

Nadab dan Abihu tidak akan pernah melakukan dosa yang mematikan itu andaikata mereka tidak lebih dulu membuat diri mereka setengah mabuk oleh karena penggunaan minuman keras yang berlebihan. Mereka mengerti bahwa persiapan-persiapan yang paling seksama dan khidmat perlu diadakan sebelum menghadapkan diri mereka di dalam kaabah, dimana Hadirat ilahi dinyatakan; tetapi dengan tidak bertarak mereka telah menjadi tidak layak bagi tugas mereka yang suci. Pikiran mereka menjadi kacau dan pandangan akhlak mereka digelapkan sehingga mereka tidak dapat melihat perbedaan antara yang suci dan yang biasa. Kepada Harun dan anak-anaknya yang masih hidup telah diberikan amaran: “Baik air anggur baik minuman keras, jangan diminum olehmu atau oleh anak-anakmupun sertamu, apabila kamu masuk ke dalam kemah perhimpunan, supaya jangan kamu mati dibunuh; maka inilah satu hukum yang kekal di antara kamu turun temurun, supaya dapat kamu membedakan antara perkara yang suci dengan perkara yang tiada suci dan antara barang yang haram dengan barang yang halal, dan supaya dapat kamu mengajarkan bani Israel segala hukum, yang firman Tuhan kepadanya dengan lidah Musa.” Imamat 10:9-11. Penggunaan minuman keras yang berisi alkohol mendatang-kan akibat yang melemahkan tubuh, mengacaukan pikiran dan merusakkan akhlak. Itu akan menghalangi manusia sehingga tidak akan dapat menyadari kesucian perkara-perkara yang kudus dan kuasa daripada tuntutan Allah yang mengikat. Semua orang yang menempati jabatan dengan tanggung jawab yang suci haruslah orang-orang yang benar-benar bertarak, agar pikiran mereka bisa menjadi terang untuk membedakan yang benar dan yang salah, agar mereka dapat memiliki keteguhan prinsip dan hikmat untuk menjalankan keadilan dan menunjukkan rahmat. ——–PB1 378.1

 

Tanggung jawab yang sama ada di atas bahu setiap pengikut Kristus. Rasul Petrus berkata, “Kamu inilah satu keluarga yang terpilih, suatu imamat yang berkerajaan, satu bangsa yang suci dan suatu kaum milik Allah sendiri.” 1 Petrus 2:9. Kita dituntut oleh Allah untuk memelihara setiap kesanggupan kita dalam keadaan yang sebaik-baiknya agar kita dapat memberikan pelayanan yang berkenan kepada Khalik kita. Bilamana benda-benda yang memabukkan itu digunakan, maka akibat-akibat yang sama akan terjadi sebagaimana halnya dengan imam-imam Israel itu. Hati nurani akan kehilangan kepekaannya terhadap dosa, dan satu proses pengerasan hati terhadap kejahatan pasti akan terjadi, sampai perbedaan makna daripada yang biasa dan yang suci tidak akan dapat dilihat lagi. Kalau demikian bagaimanakah kita dapat memenuhi ukuran daripada tuntutan ilahi itu? “Atau tiadakah kamu mengetahui bahwa tubuhmu itulah Rumah Rohul kudus yang diam di dalammu itu, yang telah kamu peroleh daripada Allah, dan bukan kamu milikmu sendiri? Karena kamu sudah dibeli dengan harga tunai. Sebab itu hendaklah kamu memuliakan Allah dengan tubuhmu.” “Sebab itu baik kamu makan atau minum, baik barang sesuatu perbuatanmu, perbuatlah sekalian itu kepada kemuliaan Allah.” 1 Korinti 16:19, 20; 10:31. Kepada gereja Kristus di dalam segala zaman diberikan amaran yang khidmat dan menakutkan, “Jikalau barang seorang membinasakan Rumah Allah maka ia akan dibinasakan Allah; karena Rumah Allah itu kudus, yaitu kamulah.” 1 Korinti 3:17. ——-PB1 379.1

 

Gambaran yang sama kita dapat dari penjelasan Victor T. Houteff:

 

Amaran Sekarang jld 1 No. 45:

 

Yesaya 66 : 3, 4

“Barangsiapa yang membunuh seekor lembu adalah seolah-olah ia membunuh orang; barangsiapa yang mengorbankan seekor anak domba yaitu seolah-olah ia memotong putus leher seekor anjing; barangsiapa yang mempersembahkan persembahan makanan, ia itu seolah-olah ia mempersembahkan darah babi; barangsiapa yang membakar kemenyan, yaitu seolah-olah ia memuja berhala. Sesungguhnya, mereka telah memilih jalannya sendiri, dan jiwa mereka berkenan kepada semua kekejian mereka. Aku juga suka akan pembalasan perbuatan mereka itu, dan barang yang ditakutinya itu Ku datangkan kelak atasnya; sebab sudah Aku berseru, tetapi seorang pun tiada yang menyahut; sudah Aku berfirman, tetapi tiada mereka itu mendengar, melainkan diperbuatnya barang yang jahat di hadapan mata-Ku, dan disukainya akan barang yang tiada Aku berkenan.”

 

Tidak menjadi soal betapa pun baiknya atau pun betapapun pentingnya korban-korban yang dipersembahkan, selama kita berbakti kepada-Nya menurut cara-cara kita sendiri, maka pemberian-pemberian dan korban-korban kita itu hanyalah akan merupakan kekejian bagi-Nya. Cara-cara manusia sendiri harus dilepaskan, walaupun itu merupakan tugas yang terberat yang akan dihadapi, jika ia hendak berdamai dengan Allah.

Tidak ada masalah terkecuali bahwa Allah kini menyampaikan pekabaran amaran ini kepada hamba-hamba-Nya yang tidak setia yang merasa kepentingan sendiri, walaupun mereka tidak dan tidak mau mendengar.

 

(salah satu contoh yang dapat kita saksikan diantara orang-orang yang mengaku telah menerima makanan pada waktunya ternyata masih menggunakan cara atau tradisi yang biasa diterapkan dunia antara lain seperti membuat postingan tawaran-tawaran belajar kebenaran, yaitu dengan menambahkan gambar-gambar indah yang mempengaruhi RASA dari para calon undangan pada postingan kebenaran EGW atau VTH, dan kebiasaan memberikan ucapan-ucapan salam seperti kata-kata “SHALOM dan GBU”)

 

Tidak perlu memikirkan perasaan dari orang yang hendak ditobatkan

 

Allah tidak mengutus pesuruh untuk memuji-muji orang berdosa. Ia tidak memberikan kabar damai, untuk membuai orang-orang yang belum disucikan ke dalam keamanan maut, Ia meletakkan beban berat di atas angan-angan hati orang yang bersalah, serta menusuk jiwa dengan anak panah keyakinan. Malaikat-malaikat yang melayani menghadapkan kepadanya hukuman Allah yang mengerikan untuk memperdalam rasa keperluan, serta mendorong orang itu berseru “Apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?” Kemudian tangan yang telah merendahkan ke dalam abu itu mengangkat orang yang bertobat itu. Suara yang telah menempelak dosa, dan mendatangkan malu kepada kecongkakan dan sifat suka mencari nama, bertanya dengan belas kasihan yang selembutlembutnya, “Apakah kau kehendaki Kuperbuat padamu?” ——–KSZ1 95.5

 

Agak berbahaya juga apabila terlalu banyak menganggap pentingnya masalah tatacara, dan mengalihkan banyak waktu untuk pendidikan pokok pelajaran tentang cara dan etiket, yang tidak begitu besar manfaatnya bagi banyak orang muda. Berbahaya juga menjadikan hal-hal yang lahiriah penting sekali, menaksir terlalu tinggi hal-hal yang biasa saja. Hasilnya tidak akan sebanding dengan penggunaan waktu dan tenaga yang digunakan untuk masalah-masalah ini. Ada yang terlatih untuk memberikan banyak perhatian terhadap hal-hal ini, menyatakan sedikit penghormatan atau simpati yang betul terhadap sesuatu, betapa pun istimewanya, yang gagal memenuhi standarnya yang biasa. —-PI 292.2

 

Ada sebagian pendeta yang membuat kesalahan dengan mengira bahwa sukses bergantung atas menarik banyak anggota dengan penampilan secara lahiriah, dan kemudian menyampaikan pekabaran kebenaran dengan gaya teater. Tetapi ini adalah menggunakan api biasa ganti api kudus yang dinyalakan Allah. Tuhan tidak dimuliakan dengan cara bekerja seperti ini. Bukan dengan perhatian yang mengejutkan dan pertunjukan yang mahal maka pekerjaan-Nya diselesaikan, melainkan dengan mengikuti metode yang serupa dengan Kristus. “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam”(Zakharia 4:6). Adalah kebenaran yang tidak berselubung yang seperti pedang tajam bermata dua, memotong dua arah, yang membangkitkan kehidupan rohani mereka yang mati dalam pelanggaran dan dosa. Orang akan mengakui Injil itu bilamana disampaikan kepada mereka dengan suatu cara yang sesuai dengan maksud Allah. ——-PI 331.4

 

……Baik pikiran maupun perbuatan akan menjadi penting jikalau engkau hendak mencapai kesempurnaan tabiat. Ketika harus berhubungan dengan dunia, engkau harus berjaga-jaga sehingga engkau tidak melakukan hal itu dengan bersemangat untuk memperoleh pujian manusia dan hidup demi opini mereka…….. menumbuhkan karunia kerendahan hati, dan menggantungkan jiwamu yang tidak berdaya itu kepada Kristus…Ditengah-tengah kekacauan dan pencobaan masyarakat duniawi, dengan kemanusiaan yang sempurna engkau boleh mempertahankan kemerdekaan jiwa….. —-Maranatha hal 226

 

Musa teIah menghabiskan empat puluh tahun dalam sekolah Kristus. Sementara memelihara domba-domba ia telah menggantikan pengalaman latihannya di Mesir itu dengan pengetahuan dan hikmat dari Yang Maha Kuasa. Dengan demikian ia telah disiapkan untuk memimpin umatNya keluar dari Mesir. Kepada Paulus teIah diperlihatkan, bahwa kepandaian dunianya yang diperolehnya dari sekolah-sekolah manusia adalah berbahaya, dan tidak bermanfaat dalam pekerjaan Kristus, sehingga rasul itu mengatakan: “Demikian aku pun, tatkala aku sudah datang kepadamu, hai Saudara-Saudaraku, bukannya aku datang dengan fasih lidah atau dengan kepintaran dalam hal aku memberitakan kepadamu kesaksian Allah itu. Karena aku sudah memutuskan untuk tidak mau tahu apapun di antara kamu, terkecuali Yesus Kristus dan Dia yang tersalib itu. Maka pembicaraanku dan pemberitaanku bukannya dengan kata-kata menarik orang pandai, melainkan dalam mendemonstrasikan Roh dan kuasa itu.” (1Korinthi 2 : 1, 2, 4).

 

Paulus maksudkan, bahwa ia teIah memutuskan untuk menghotbahkan Alkitab dan hanya Alkitab saja, yang akan mengungkapkan Kristus dan Dia yang tersalib itu. Dihotbahkan di bawah kuasa Roh Allah, dan bukan oleh kepintaran manusia. Dengan demikian, maka rasul yang sangat terpelajar itu teIah merendahkan diri sampai serendah para nelayan itu yang bodoh dalam pengetahuan manusia, pada waktu yang sama itupun ia naik bersama-sama sebelas rasul yang lainnya dalam pengetahuan ilahi, yang jika diperbandingkan dengan kehormatan di bumi dan kebesaran manusia ia itu tenggelam menjadi tak berarti. Oleh karena itu, maka perkara yang suci tidak dapat dicampurkan dengan perkara biasa.——-Tongkat Gembala jld 2 sub judul Gandum dan jelai masing-masing sedinar harganya- mengapa kamu berdiri-diri saja menganggur?

 

Jangan membawakan kebenaran menyesuaikan atau untuk menyenangkan orang (menciptakan kesan-kesan melalui perasaan) antara lain melalui penyesuaian dengan cara dan tradisi dunia.

 

Kalau kita bekerja untuk menciptakan suatu perasaan gembira maka kita akan mendapatkan semua yang kita inginkan, dan lebih dari mungkin dapat kita kelola. Dengan tenang dan jelas “Khotbahkanlah Firman itu.” Kita tidak boleh menganggap sebagai tugas kita untuk menciptakan suatu kegembiraan. Roh Kudus Allah sajalah yang dapat menciptakan semangat yang sehat. Biarlah Allah bekerja, dan biarlah agen manusia itu berjalan dengan tenang di hadapanNya, sambil memperhatikan, menunggu, berdoa, memandang kepada Yesus setiap saat, dituntun dan dikendalikan oleh Roh yang mulia, yang merupakan terang dan kehidupan.— 2SM 16, 17 (1894).

 

Kita harus pergi kepada orang banyak membawa firman Allah yang teguh, dan bilamana mereka menerima firman itu maka Roh Kudus akan datang, tetapi Ia selalu datang seperti yang telah saya katakan sebelumnya, dalam cara yang layak bagi-Nya pada pertimbangan orang banyak. Dalam khotbah kita, nyanyian kita, dan segala kegiatan rohani kita, kita harus menyatakan keanggunan dan keagungan serta rasa takut yang saleh yang menggerakkan setiap anak Allah yang sejati.2SM 43 (1908).

 

Adalah melalui firman itu — bukan perasaan atau kegairahan — yang kita inginkan untuk mempengaruhi orang banyak agar menuruti kebenaran. Di atas mimbar firman Allah kita dapat berdiri dengan aman.— 3SM 375 (1908).

 

Demikianlah sementara kita bergantung pada Allah, kita tidak akan ditemukan berperang melawan kebenaran, tetapi kita akan selalu dimampukan untuk membela kebenaran. Kita harus bergantung pada pengajaran Alkitab dan tidak mengikuti kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi dunia, dalam perkataan dan perlakuan manusia —IP 144.2

 

Gambaran mengapa dosa dalam masa kasihan/panjang sabar sekarang ini semakin merajalela dan hampir-hampir tidak ditemukan orang benar adalah …..karena kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu

 

Demikian pula dengan kemurtadan di Sinai. Kecuali dengan segera hukuman dijatuhkan ke atas pelanggaran, maka akibat-akibat yang sama akan terlihat kembali. Bumi ini akan sama jahatnya seperti pada zaman Nuh. Jikalau orang-orang yang melanggar ini telah dibiarkan hidup, kejahatan-kejahatan akan mengikutinya, yang lebih besar daripada apa yang telah diakibatkan oleh dibiarkannya Kain hidup. Adalah merupakan rahmat Allah dimana ribuan orang harus menderita, untuk mencegah diturunkannya hukuman ke atas jutaan manusia. Agar supaya menyelamatkan orang banyak itu, Ia harus menghukum yang sedikit. Lebih jauh lagi, apabila orang banyak telah memutuskan kesetiaannya kepada Allah, mereka kehilangan perlindungan ilahi, dan dengan hilangnya perlindungan mereka itu maka seluruh bangsa itu terbuka kepada kuasa daripada musuh mereka. Andaikata kejahatan tidak segera dilenyapkan, maka mereka segera akan menjadi mangsa daripada musuh mereka yang banyak dan kuat itu. Adalah perlu demi untuk kebaikan Israel, dan juga sebagai satu pelajaran kepada generasi-generasi mendatang, bahwa kejahatan harus dihukum dengan segera. Dan adalah merupakan rahmat Allah kepada orang berdosa bahwa mereka itu harus dibinasakan dalam kejahatan mereka. Kalau mereka dibiarkan hidup, maka roh yang sama yang telah memimpin mereka untuk memberontak terhadap Allah akan tetap nyata dalam kebencian serta perkelahian di antara mereka sendiri, dan akhirnya mereka akan saling membunuh satu dengan yang lainnya. Adalah dalam rasa kasih kepada dunia ini, kasih kepada Israel dan bahkan kasih kepada orang-orang yang melanggar itu dimana kejahatan telah dihukum dengan segera dan dengan hebat. ——-PB1 340.4

 

Catatan:

Dari kata-kata Ellen G. White ini, kita juga dapat gambaran bahwa mengapa pada pekerjaan pematangan calon-calon pekerja Roh Suci Hujan Awal (sebagai contoh) Tuhan perlu membuang SEKAM dari antara GANDUM yaitu Yudas, dan demikian pula dalam contoh saingannya di masa kita akhir zaman inipun, Tuhan melakukan suatu pekerjaan yang dilakukannya di akhir mendekati kelepasan, sama halnya dengan contohnya sebelum memasuki pendidikan 40 hari Ia memisahkan SEKAM dari antara GANDUM calon-calon 144000.

“Allah akan membangunkan umat-Nya, kalau saja cara-cara yang lain gagal, maka berbagai perselisihan faham akan masuk di antara mereka, yang akan menyaring mereka itu, untuk memisahkan  s e k a m  daripada g a n d u m . Tuhan Allah berseru kepada semua orang yang percaya pada firman-Nya untuk bangun daripada tidur.  Terang yang berharga  s u d a h  datang, yang benar-benar sesuai bagi zaman ini.”—– 5 Testimonies, p. 707

 

Perbedaan yang dibiarkan begitu saja akan merusak persekutuan Kristen

 

Sedikit perbedaan yang dibiarkan begitu saja akan merusak persekutuan Kristen. Jangan kita biarkan musuh memperoleh keuntungan atas  diri kita. Biarlah kita semakin dekat kepada Allah dan kepada satu-sama lain.

Hati Juruselamat ditetapkan pada pengikut-pengikutNya yang menggenapi maksudNya baik tinggi maupun dalamnya. Mereka harus menjadi satu di dalam Dia. Walaupun mereka tersebar luas di atas bumi. Apabila mereka meyakini doa Kristus sepenuhnya,… kesatuan tindakan akan terlihat di dalam segala lapisan. Saudara bersaudara akan terikat dalam rantai emas kasih Kristus. Karena hanya Roh Allahlah yang bisa mempersatukan hal ini Dia yang mengorbankan diriNya sendiri tentu sanggup menyucikan murid-muridNya. Bersatu dengan Dia, mereka akan dipersatukan dengan satu sama lain dalam iman yang paling suci.—–21 Juli, sub judul Roh Kasih Karunia, hal. 222 buku Kasih Karunia Bagi Setiap Insan.

 

Pokok anggur mempunyai banyak carang. Di dalam perbedaan ada kesatuan dan persatuan. Semua orang memperoleh makanannya dari satu sumber. Inilah suatu gambaran tentang suatu persatuan yang ada diantara para pengikut Kristus. Dalam pekerjaan mereka yang berbeda-beda, mereka mempunyai satu kepala. Roh yang sama, walaupun dalam cara yang berbeda bekerja melalui mereka. Meskipun karunianya berbeda-beda ada tindakan yang serasi…..Allah memanggil masing-masing orang … untuk melaksanakan pekerjaan yang telah ditentukan sesuai kemampuan yang diberikanNya kepada mereka.—–22 Juli, sub judul Roh Kasih Karunia, hal. 223 buku Kasih Karunia Bagi Setiap Insan.

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart