Sabat 29 Juli 2023
RENUNGAN PENDAHULUAN
Seseorang mungkin tidak dapat mengatakan waktu atau tempat yang tepat, atau menceriterakan mata-rantai keadaan di dalam proses pertobatannya; tetapi inilah bukan membuktikan bahwa dia belum bertobat. Kristus berkata kepada Nikodemus: “Angin bertiup barang ke mana dikehendakinya, dan engkau mendengar bunyi derunya, tetapi tiada engkau tahu dari mana datangnya dan ke mana perginya. Demikianlah hal tiap-tiap orang, yang jadi daripada Roh itu.’’Yahya 3:8. Seperti angin yang tiada kelihatan, namun efek kerjanya dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas, demikianlah Roh Allah bekerja di dalam hati manusia. Kuasa yang membaharui itu, yang tidak dapat dilihat mata manusia, melahirkan satu hati baru di dalam jiwa; yaitu menciptakan satu mahluk baru di dalam gambaran peta Allah. Ketika pekerjaan Roh Kudus itu berjalan dengan diam-diam dan tidak kelihatan, hasil kerjanya jelas benar tampak. Jika hati sudah dibaharui oleh Roh Allah, maka kehidupan pun akan menjadi kesaksian dalam kenyataannya. Sementara kita tidak dapat melakukan sesuatu apapun untuk mengubah hati kita atau membawa diri kita sendiri rukun dengan Allah; sementara kita tidak dapat berharap pada diri kita sendiri atau kepada amal perbuatan kita yang baik, hidup kita akan menunjukkan apakah anugerah Allah tinggal di dalam kita. Perubahan akan tampak di dalam sifat, kebiasaan, dan usaha kita. Perbedaan itu akan jelas nyata dan pasti diantara keadaan mereka waktu dahulu dengan yang sekarang. Tabiat itu akan nyata bukan dengan perbuatan-perbuatan baik yang kadang-kadang dan perbuatan-perbuatan buruk yang kadang-kadang pula, melainkan dengan adanya kecenderungan perkataan dan perbuatan sehari-hari. —–KS 52.2
Memang benar bahwa mungkin juga ada tingkah-laku yang kelihatan secara luar tiada cacat-cela tanpa adanya kuasa pembaharuan Kristus. Cinta akan pengaruh dan keinginan akan penghormatan dari orang lain dapat juga menghasilkan kehidupan yang baik. Hormat kepada diri sendiri dapat juga menuntun kita menjauhkan dari yang kelihatannya jahat. Satu hati yang mementingkan diri sendiri dapat mengadakan perbuatan-perbuatan yang dermawan. Kalau demikian, dengan apakah kita dapat memastikan dipihak mana kita berada? ——KS 53.1
Siapakah yang telah memiliki hati kita? Darihal siapakah yang kita pikir-pikirkan? Tentang siapakah yang kita senang bicarakan? Siapakah yang menerima kasih-sayang dan tenaga kita yang terbaik? Jika kita adalah milik Kristus maka pikiran-pikiran kita pun padaNya, dan pikiran-pikiran kita yang paling indah juga padaNya. Semua yang ada pada kita diserahkan padaNya. Kita ingin memperoleh gambaran petaNya, menafaskan rohNya, melakukan kehendakNya, dan memperkenankan Dia di dalam segala sesuatu. ——KS 53.2
Orang-orang yang telah menjadi ciptaan baru di dalam Kristus Yesus akan membuahkan buah-buah Roh, “kasih, sukacita, perdamaian, panjang hati, kemurahan, kebaikan, setiawan, lemah-lembut, tahan nafsu.” Galati 5:22, 23. Mereka tidak lagi hidup sesuai dengan hawa-nafsu mereka yang lama, melainkan dengan iman akan Anak Allah mereka akan mengikuti langkah-langkahNya, memantulkan tabiatNya, dan menyucikan diri sebagaimana Tuhan suci adanya. Hal-hal yang tadinya mereka benci sekarang mereka cintai, dan yang tadinya mereka cintai sekarang mereka benci. Yang sombong dan tinggi hati sekarang menjadi rendah-hati dan lemah-lembut. Yang tadinya suka menonjolkan diri dan sombong menjadi orang yang sungguh-sungguh dan tidak menonjolkan diri. Orang pemabuk menjadi ramah, dan orang yang tadinya suka percabulan menjadi suci. Kebiasaan-kebiasaan menonjolkan diri dan kebiasaan dunia ditinggalkan. Orang-orang Kristen janganlah mencari “per- hiasaan lahir” melainkan “sifat yang baik pada batinnya, itulah perhiasan yang tiada akan binasa, yaitu perangai yang lemah-lembut dan pendiam.1 Petrus 3:3, 4. ——KS 53.3
Ada dua kesalahan terhadap mana anak-anak Allah — khususnya orang-orang yang datang berharap di dalam karuniaNya — perlu sekali waspada. Pertama, seperti sudah dikatakan di atas, memandang perbuatan mereka sendiri, berharap pada hal-hal yang dilakukannya, untuk membawa diri mereka sendiri rukun kepada Allah. Orang yang mencoba menjadi suci melalui perbuatannya sendiri mengerjakan hukum itu, mencoba sesuatu yang mustahil. Segala yang dapat dilakukan manusia tanpa Kristus adalah dicemarkan dosa dan rasa mementingkan diri sendiri. Hanyalah dengan anugerah Kristus, melalui iman, dapat membuat kita suci. ——KS 56.2
Kesalahan yang sebaliknya juga tidak kurang bahayanya ialah bahwa percaya di dalam Kristus membebaskan manusia itu daripada pemeliharaan hukum Allah; jadi karena dengan iman saja kita menjadi turut ambil bagian daripada anugerah Kristus, pekerjaan kita tiada hubungannya dengan pe-nebusan kita. ——KS 56.3
Syarat kehidupan kekal itu adalah sama juga sekarang dengan yang dahulu— sama dengan yang dahulu sebelum leluhur kita jatuh ke dalam dosa di Taman Eden — penurutan yang sempurna kepada hukum Tuhan, kebenaran yang sempurna. Jikalau kehidupan kekal itu diberikan dengan syarat yang kurang daripada syarat ini maka kebahagiaan alam semesta inipun berada dalam bahaya. Jalan akan terbuka bagi dosa dengan segala derita dan sengsaranya, menjadi kekal selamanya. ——–KS 58.1
GAMBARAN PERBANDINGAN CONTOH DAN CONTOH SAINGAN
- Hasil pendidikan 3 ½ tahun:
Sesudah kematian Kristus murid-murid sudah hampir dikalahkan oleh kekecewaan. Tuhan mereka telah ditolak, dipersalahkan, dan disalibkan. Imam-imam dan penghulu-penghulu telah menyatakan dengan ejekan, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Ia raja Israel? Baiklah ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.” Matius 27:42. Matahari pengharapan murid-murid telah terbenam, dan malam telah menimpa hati mereka. Sering mereka mengulangi perkataan, “Padahal kami dulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” Lukas 24:21. Sepi dan sakit hati, mereka teringat akan perkataan-Nya, “Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu yang hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” Lukas 23:31. ——-KR 22.1
Yesus telah beberapa kali mencoba membuka masa depan kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak menghiraukan untuk memikirkan tentang apa yang dikatakan-Nya. Oleh karena hal ini kematian-Nya telah datang kepada mereka sebagai sesuatu yang mengagetkan; dan sesudah itu, sementara mereka mengulangi masa lampau dan melihat akibat kurang percaya mereka, mereka dipenuhi dengan kesusahan. Bila Yesus disalibkan, mereka tidak percaya bahwa Ia akan bangkit. Ia telah menerangkan dengan jelas bahwa ia akan bangkit pada hari yang ketiga, tetapi mereka bingung untuk mengetahui apa yang Ia maksudkan. Kekurangan pengertian ini meninggalkan mereka pada waktu kematian-Nya. Ketiadaan harapan sama sekali. Mereka sangat kecewa. Iman mereka tidak menembusi bayang-bayang yang telah ditaruh oleh Setan, menghalangi masa mendatang. Semuanya tampaknya samar-samar dan rahasia kepada mereka. Kalau mereka telah percaya pada perkataan Kristus, betapa banyak kesusahan dapat mereka hindarkan.——- KR 22.2
- Hasil pendidikan 40 hari:
Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2
Selama hari-hari yang digunakan oleh Kristus dengan murid-muridNya, mereka memperoleh suatu pengalaman yang baru. Sementara mereka mendengar Tuhan mereka yang kekasih menjelaskan Kitab Suci dalam terang dari semua yang telah terjadi, iman mereka kepada-Nya dikuatkan dengan sepenuhnya. Mereka tiba di tempat di mana mereka dapat mengatakan, “ Aku tahu kepada siapa aku percaya. ” 2 Timotius 1:12. Mereka mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka, untuk melihat bahwa mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran yang dipercayakan kepada mereka. Peristiwa mengenai kehidupan Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan yang menunjuk kepada peristiwa ini, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk pengampunan dosa–kepada segala perkara ini mereka telah menjadi saksi, dan harus memberitahukannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——KR 23.3
Contoh:
27 31
Contoh saingan:
I I I I
1929 1991 2027 2031
Catatan :
- Thn 27 oleh karena banyak org Yahudi mengelu elukan Yesus setelah dibabtis menjadi raja, maka Rasul2 dahulu karena keinginannya sebenarnya adalah keluar dari keadaan kemiskinan, mereka betapa mudah dan tidak pikir panjang saat diajak mengikuti Yesus, mereka langsung meninggalkan keluarga dan pekerjaannya, demikian pemungut cukaipun rela meminggalkan kekayaannya…. Karena berpikir bila kerajaannya berdiri mereka akan mendapat kedudukan dan akan lebih makmur lagi. Selain itu ……dikatakan bahwa Yesus sebenarnya sdh menceritakan akan kematiannya dan kerajaannya bukan dr dunia ini, hanya mereka hiraukan, sehingga kematiannya mengagetkan mereka, jadi seandainya mereka sudah tahu dari awal bahwa Yesus tidak akan membangun kerajaanNya di dunia ini, mungkin mereka tidak akan mau jadi murid2Nya dan demikian pula 5000 org2 tdk akan mau belajar bersama Yesus………….jadi mereka ini sama seperti kita semua….. Manusia2 biasa saja,
- Bila kita amati bagaimana dahulu Yesus bekerja bagi pekerja-pekerja roh suci hujan awal, kita melihat terdapat perbedaan antara pekerjaannya dalam 3 ½ tahun dan 40 hari, dari buku Kerinduan Segala Zaman hal 22.1 dan 22.2 kita dapat lihat bahwa ternyata dalam jangka waktu 3 ½ telah bersama-sama dengan Yesus murid-murid masih menggunakan pandangan-pandangan umum yang dipegang dan dipercayai, mereka tidak menghiraukan apa yang telah disampaikan oleh Yesus. Hal ini mengakibatkan adanya bagian-bagian kebenaran yang tidak dipahami. Dengan demikian oleh karena kita adalah contoh saingan dari mereka, maka demikian juga dengan kita sekarang ini, banyak dari kita tidak sepenuhnya memahami kebenaran yang sebenarnya telah diberikan dan dibukakan kepada kita,
- Dalam 40 hari Tuhan membukakan pikiran mereka, barulah mereka dapat memahami hal-hal yang dahulu mereka tidak mengerti, artinya sebagai contoh saingannya kita mempunyai waktu belajar pekabaran Tongkat Gembala ini terbagi menjadi 2, yaitu jangka waktu 3 ½ tahun dan 40 hari, dalam 40 hari ini akan terdapat kebenaran-kebenaran yang pengertiannya disampaikan, walaupun tulisan-tulisannya sebenarnya telah ada diberikan dalam periode pendidikan 3 ½ tahun.
- Sebagaimana contohnya dahulu dalam 40 hari tersebut tidak semua kebenaran dipelajari kembali, melainkan hanya penekanan pada beberapa bagian kebenaran yang dahulu belum dipahami.
- Jangka waktu 40 hari ini adalah pendidikan kelanjutan setelah pendidikan 3 ½ tahun bukan sebaliknya, orang-orang yang dapat mengikuti pendidikan jangka waktu 40 hari adalah orang-orang yang telah lulus dari pendidikan 3 ½ tahun contoh saingan, tidak ada seseorang dapat langsung masuk kelas jangka waktu 40 hari tanpa sebelumnya ia menyelesaikan pendidikan 3 ½ tahun. Orang-orang yang tidak lulus adalah sebagaimana dalam contohnya Yudas. Ia baru dapat teridentifikasi di akhir dari pendidikan 3 ½ tahun, dan ia tidak dapat ikut dalam lanjutan pendidikan 40 hari, maka dapat kita simpulkan bahwa akan ada saat pemisahan sekam dari pada gandum dalam kelas pendidikan 3 ½ tahun, namun hal tersebut terjadi di akhir masa pendidikan.
- Artinya dari uraian diatas, akan ada orang-orang dari para pemegang pekabaran Tongkat yang pada dasarnya hanya menempuh pendidikan 3 ½ tahun tidak lanjut kepada pendidikan berikutnya, sementara calon-calon 144000 yang benarlah yang akan melanjutkan kepada pendidikan 40 hari untuk penuntasan penugasannya,
- Sebagaimana yang kita pahami dari bagan di atas, bahwa 3 ½ tahun ternyata tidak dapat berhasil membuat diri rasul-rasul memenuhi tuntutan-tuntutan Yesus, maka diperlukan masa pendidikan lanjutan lagi, yaitu 40 hari. Pendidikan 40 hari ini dalam Kerinduan Segala Zaman hal 23.2 dan 23.3 kita lihat dalam contohnya Yesus berfokus kepada muridnya saja tidak terbagi sebagaimana 3 ½ tahun, maka kitapun perlu mengatur waktu bagi diri kita sendiri kapan kita mau benar-benar fokus dalam pendidikan terakhir kita, fokus berarti meninggalkan segala yang mengagalkan kita dapat menurut atau memenuhi persyaratan yang dituntut dalam 3 ½ tahun yang gagal, mengumpulkan atau menyusun dan mengurutkan semua kelemahan-kelemahannya dan mencari tahu penyebab berbagai kelemahan kegagalan-kegagalannya sendiri membuat Imannya = perbuatan, semua unsur-unsur yang melemahkan dan yang mempengaruhi serta menggagalkan tersebut harus dihindari dan ditinggalkan dalam waktu 40 hari ini, tidak ada lagi maaf-maaf lagi yang dapat kita berikan, hingga kita mendapatkan “Pengalaman yang baru”.
- Bila kita membandingkan jangka waktu 3 ½ tahun dan 40 hari, maka jelas bahwa 40 hari sangatlah singkat, sehingga sebagaimana contohnya dahulu kapan tanda waktu perubahan dari 3 ½ tahun kepada jangka waktu berikutnya 40 hari ditanda pertama-tama dengan terpisahnya Yudas dari antara murid-muridNya, dengan demikian jika sekarang diakhir zaman ini telah tiba dalam pengalaman kita terpisahnya sekam-sekam sebagai contoh saingan dari Yudas, maka dari itu kita telah tiba disaat-saat memasuki pendidikan 40 hari.
- Pendidikan 40 hari inilah yang membuat kita layak, sebagaimana para pekerja dari roh suci hujan awal, pribadi tabiat Yohanes, Yakobus, Petrus dan lain-lain yang masih sama dengan pelanggaran-pelanggaran hukum orang-orang yang tidak menerima Yesus sebagai kebenaran tidak kita temukan lagi dalam diri mereka setelah menjadi manusia baru, bahkan yang kita lihat dalam diri mereka adalah Ayub, Daniel, Yusuf, Musa dan lainnya sebagai teladan-teladan yang istimewa. Dengan demikian kata-kata VTH berikut baru dapat terwujud:
Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35
- Bila rasul-rasul saja 3 1/2 th sudah dipisahkan dari keluarga dan pergaulan 100% hanya bergaul dengan Yesus saja tidak berhasil diubah menjadi manusia baru, memerlukan kelas intensif 40 hari, tentunya jangan kita berharap sebagai contoh saingannya setelah kita menerima pekabaran tongkat dengan nyatanya tidak meninggalkan keluarga dan juga tidak memisahkan diri dr lingkungan pergaulan, masih sama seperti sebelum menerima Tongkat kita dpt berubah menjadi manusia baru. Jadi kelas 40 hari ini jelas sangat dibutuhkan bagi kita contoh saingan rasul2 dahulu, dan kelas 40 hari inilah yg membalikan segala kegagalan kita dalan 3 1/2 tahun,
- Pendidikan 3 1/2 th kita hanya membentuk iman hingga percaya….. Belum tiba pada perbuatan, dalam 40 hari itulah kita membuat iman+perbuatan (selain juga ada kebenaran-kebenaran yang sebelumnya belum dipahami dibukakan),
- Pertanyaan: apakah contoh saingan 3 1/2 th dimulai 1844? Ataukah 1929? Jawaban yang bisa kita berikan adalah oleh karena Yesus datang bukan ke dunia, melainkan ke bangsa Yahudi yang merupakan umatNya, maka dapat kita simpulkan bahwa Yesus datang ke dalam gereja Advent yang telah berdiri, dengan demikian berarti bisa kita persamakan kedatangan Yesus tersebut dengan kedatangan Victor T. Houteff dalam tahun 1929,
- 1929 hingga 1991 kita samakan dengan periode 3 ½ tahun, karena dalam tahun 1991 Waco Texas ciptaan manusia diperdirikan – maka sebenarnya mulai saat itulah kita telah masuk dalam periode masa 40 hari, karena sekam telah teridentifikasi dan mulai terlihat siapa gandum dan siapa sekam, dan kebenaran-kebenaran yang sebenarnya sudah ada diberikan EGW dan VTH dalam buku masing-masing mulai satu persatu dibukakan oleh Tuhan yang dahulu dalam periode 3 ½ tahun tidak dimengerti,
- Oleh karena sesuai contohnya 40 hari itu hanya menghasilkan 100% orang-orang berhasil menjadi pekerja-pekerja Roh Suci Hujan Awal, maka dengan demikian VTH hingga meninggalnya belum menjalani pendidikan 40 hari, dengan demikian juga orang-orang yang hingga hari ini pengertiannya masih sama 100% dengan apa yang dibagikan VTH, tidak bersedia memiliki pengertian yang lebih berkembang, walaupun mereka masih hidup dan mengaku sedang menunggu kerajaan berdiri, pada dasarnya telah terhenti dalam pendidikan 3 ½ tahun saja, tidak ikut kelas intensif 40 hari. Demikian pula walaupun dalam contohnya tidak ada yang dalam kelas 40 hari ini gagal, jangan membuat kita besar kepala percaya diri bahwa kita pasti akan menjadi salah seorang dari 144000, bila demikian kita berarti belum selesai menamatkan pendidikan 3 ½ tahun kita, mungkin kita tidak dapat mengetahui apakah kita sendiri telah tiba dalam pendidikan 40 hari kita, hanya hasil akhirnya yang menjawab,
- Kelas 40 hari melihat kepada fakta-fakta yang berkembang secara mayoritas atau melihat dalam lingkup pergerakan kita dapat simpulkan sejak 1991 hingga hari kelepasan 2027, namun jangka waktu diatas tidak berlaku untuk individu-individu, masing-masing individu-individu ada yang baru memulai proses 3 ½ tahun di saat mereka menerima pekabaran Tongkatnya, akan tetapi seperti di atas adalah ujian apakah orang-orang tersebut akan lanjut kepada kelas 40 hari sebagai siswa lanjutan, atau berhenti dalam sekolah 3 ½ tahun saja, kesimpulan ini kita dapatkan karena sesuai dengan Matius 24 dikatakan yang seorang akan diambil dan seorang lainnya akan ditinggalkan,
- Contoh yang sangat jelas dan merupakan contoh saingan sebagai Elia adalah YOHANES PEMBABTIS, kita harus juga menerapkan cara EKSTRIM YOHANES PEMBABTIS, dan pengalaman Lot jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa ia yang dahulunya seperti kita sekarang yang masih memandang diri memiliki kemampuan melawan semua pengaruh lingkungan, menjaga diri dan keluarganya ketika memutuskan untuk memasuki kota sodom dan Gomora, namun setelah pengalaman dipetik dari dalam api, sementara anak-anaknya tidak belajar dari pengalaman tetap memilih tinggal di kota Zoar, ia memutuskan untuk tinggal di goa tempat tinggal binatang-binatang buas.
- Bila dalam 3 ½ tahun ternyata masih terdapat pemahaman-pemahaman yang belum dimiliki, walaupun kebenarannya telah disampaikan, akan tetapi dalam 40 hari tidak akan ada lagi kebenaran-kebenaran praktis yang berkaitan dengan jalan kelepasan 144000 tidak dibukakan, maka dalam kelas 40 hari ini orang-orangnya akan memiliki pengetahuan kebenaran dan gaya praktek beragama yang jauh berbeda, bukan saja dengan orang-orang dari kelas lalang-lalang bahkan dari lambang orang-orang kelas dari Yudas-Yudas. Hal ini terlihat dari belum sepenuhnya transparan Yesus menunjukkan dirinya siapa dan bagaimana kerajaannya pada 3 ½ tahun yang berbeda dalam 40 hari pendidikan tersebut.
MEMAHAMI TUHAN MENYELESAIKAN MANUSIA LAMA DARI RASUL-RASUL
(membenahi akar penyebabnya dahulu—–baru ke akibat)
“Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Pertengkaran ini yang diadakan di hadapan Kristus, menyedihkan dan melukai Dia. Murid-murid berpaut pada pendapat yang mereka sukai bahwa Kristus akan menyatakan kuasa-Nya, dan mengambil kedudukan-Nya di atas takhta Daud. Dan dalam hati, masing-masing masih merindukan tempat tertinggi dalam kerajaan itu. Mereka telah memberikan perkiraan sendiri pada diri sendiri dan pada satu dengan yang lain, dan gantinya menganggap saudara-saudara mereka lebih layak, mereka menempatkan diri sendiri lebih dulu. Permohonan Yakobus dan Yohanes untuk duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri takhta Kristus telah mengobarkan kemarahan murid-murid yang lain. Keberanian kedua bersaudara itu untuk meminta kedudukan tertinggi sangat menggemparkan kesepuluh murid sehingga hubungan mereka terancam kerenggangan. Mereka merasa bahwa mereka diperlakukan dengan tidak adil, bahwa kesetiaan dan talenta mereka tidak dihargai. Yudas paling keras terhadap Yakobus dan Yohanes. ——-KSZ2 283.2
Hal lain yang menyebabkan perselisihan telah timbul. Pada suatu pesta biasanya seorang hamba membasuh kaki para tamu, dan pada kesempatan ini persiapan sudah diadakan untuk upacara itu. Tempayan, baskom, dan handuk sudah ada, siap untuk pembasuhan kaki. Tetapi tidak ada hamba yang hadir, dan murid-murid yang harus melakukannya. Tetapi setiap murid, sebab perasaannya telah dilukai, menentukan tidak mau melakukan tugas seorang hamba. Semuanya menunjukkan sikap acuh tak acuh yang tidak mudah terpengaruh, tampaknya tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang harus mereka lakukan. Oleh bersikap diam mereka enggan merendahkan diri sendiri. ——KSZ2 283.4
Bagaimanakah dapat Kristus membawa jiwa-jiwa yang malang ini ke tempat di mana Setan pasti tidak akan mendapat kemenangan mereka? Bagaimanakah Ia dapat menunjukkan bahwa hanya dengan mengaku sebagai murid tidak menjadikan mereka murid-Nya, atau memastikan kepada mereka suatu tempat dalam kerajaan-Nya? Bagaimanakah Ia dapat menunjukkan bahwa pelayanan yang penuh kasih, kerendahan yang sejati, itulah yang menentukan kebesaran sejati? Bagaimanakah harus Ia menyalakan kasih dalam hati mereka, dan memungkinkan mereka mengerti apa yang ingin diceritakan-Nya kepada mereka? ——- KSZ2 284.1
Dalam memilih tempat duduknya di meja, Yudas telah mencoba menempatkan dirinya lebih dulu, dan Kristus sebagai seorang hamba melayani dia lebih dulu. Yohanes, yang sangat dibenci oleh Yudas. dilayani paling akhir. Tetapi Yohanes tidak menganggapnya sebagai suatu tempelakan atau sifat meremehkan. Sementara murid-murid memperhatikan tindakan Kristus, mereka merasa sangat terharu. Ketika giliran Petrus tiba, ia berseru dengan keheranan, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Sifat Kristus yang merendahkan diri itu menghancurkan hatinya. Ia dipenuhi dengan perasaan malu memikirkan bahwa salah seorang murid tidak melakukan upacara ini. “Apa yang Kuperbuat,” kata Kristus, “engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Petrus tidak bisa tahan melihat Tuhannya, yang ia percayai sebagai Anak Allah, sedang melakukan tugas seorang hamba. Segenap jiwanya bangkit menentang sifat merendahkan diri ini. Ia tidak menyadari bahwa untuk hal inilah Kristus datang ke dunia. Dengan penegasan yang besar ia berseru, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” ——KSZ2 286.1
Dengan penuh khidmat Kristus berkata kepada Petrus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Upacara yang ditolak oleh Petrus melambangkan penyucian yang lebih tinggi. Kristus telah datang untuk membasuh hati dari noda dosa. Dalam menolak mengizinkan Yesus membasuh kakinya, Petrus sedang menolak pembersihan yang lebih tinggi yang termasuk dalam yang lebih rendah. Sesungguhnya ia sedang menolak Tuhannya. Tidaklah merendahkan bagi Tuhan bila mengizinkan Dia bekerja bagi penyucian kita. Kerendahan yang paling sejati ialah menerima dengan hati yang penuh terima kasih sesuatu persediaan yang diadakan untuk kepentingan kita, dan dengan kesungguh-sungguhan melakukan pelayanan bagi Kristus. ——-KSZ2 286.2
Mendengar perkataan “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku,” Petrus menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala. Ia tidak tahan memikirkan tentang perpisahan dari Kristus, hal itu berarti kematian baginya. “Tuhan jangan hanya kakiku saja,” katanya, “tetapi juga tangan dan kepalaku.” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.” ——KSZ2 286.3
Sebagaimana halnya dengan Petrus dan saudara-saudaranya, kita juga sudah dibasuh dalam darah Kristus, namun sering oleh hubungan dengan kejahatan, kesucian hati dinajiskan. Kita harus datang kepada Kristus untuk mendapat anugerah penyucian-Nya. Petrus enggan membiarkan kakinya yang sudah kotor itu dipegang dengan tangan Tuhan dan Gurunya, tetapi berapa sering kita membawa hati kita yang berdosa dan sudah dinajiskan berhubungan dengan hati Kristus! Alangkah menyedihkan bagi-Nya perangai kita yang jahat itu, kekosongan dan kesombongan kita! Meskipun demikian segala kelemahan dan kenajisan kita harus kita bawa kepada-Nya. Ia sajalah yang dapat membasuh kita sampai bersih. Kita tidak bersedia untuk perjamuan suci dengan Dia kecuali kita disucikan oleh kuasa-Nya. ——KSZ2 287.2
……………. Supaya umat-Nya tidak akan disesatkan oleh sifat mementingkan diri yang terdapat dalam hati jasmani dan yang bertambah kuat oleh melayani diri sendiri, Kristus Sendiri memberikan teladan kerendahan hati. Ia tidak mau meninggalkan hal yang besar ini dalam tanggung jawab manusia. Ia memandang-Nya sangat penting, sehingga Ia Sendiri, Seorang yang sama dengan Allah, bertindak sebagai seorang hamba kepada murid-murid-Nya. Sementara mereka bertengkar untuk mendapat tempat tertinggi, Ia yang kepada-Nya setiap lutut akan bertelut, Ia yang layak disembah oleh malaikat-malaikat kemuliaan, menundukkan diri untuk membasuh kaki orang-orang yang memanggil Dia Tuhan. Ia membasuh kaki orang yang menyerahkan Dia. ——KSZ2 288.3
Berkali-kali Yesus telah berusaha menegakkan prinsip ini di antara murid-murid-Nya. Ketika Yakobus dan Yohanes mengajukan permohonan untuk menjadi yang terbesar, Ia berkata, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Mat. 20:26. Dalam kerajaan-Ku prinsip pilih kasih dan keunggulan tidak ada tempatnya. Satu-satunya kebesaran ialah kebesaran kerendahan hati. Satu-satunya perbedaan terdapat dalam penyerahan pada pelayanan bagi orang lain. ——KSZ2 289.2
Upacara ini merupakan persiapan yang ditentukan oleh Kristus untuk upacara agama. Sementara kesombongan, perbedaan paham, dan perselisihan untuk mencapai keunggulan disimpan dalam hati, sudah tentu hati tidak dapat memasuki persekutuan dengan Kristus. Kita tidak bersedia menerima perjamuan suci dari tubuh-Nya dan darah-Nya. Itulah sebabnya Yesus menentukan diadakannya peringatan kerendahan hati itu lebih dulu. ——KSZ2 289.4
……………Dalam manusia terdapatlah pembawaan untuk menghormati diri sendiri lebih tinggi daripada saudaranya, bekerja bagi diri sendiri, mencari tempat tertinggi; dan sering hal ini mengakibatkan sifat sangka-sangka jahat dan Roh kepahitan. Upacara yang mendahului perjamuan Tuhan dimaksudkan untuk melenyapkan salah pengertian ini, mengeluarkan manusia dari sifat mementingkan diri, menurunkan dia dari sifat meninggikan diri, kepada kerendahan hati yang akan menuntun dia untuk melayani saudaranya. ——KSZ2 290.1
Catatan dan Kesimpulan:
Kesimpulan yang kita dapat dalam cara pendahuluan Yesus memulai mematangkan murid-muridnya sebelum bekerja dan memulai pendidikan 40 harinya sesuai syarat pertama merendahkan diri adalah:
- Tidak lagi “berpaut pada pendapat yang mereka sukai” tidak menjunjung tinggi pandangan atau pengertian-pengertian yang telah diyakini sebelumnya, tidak peduli seberapa lama telah dipegang, kesemuanya harus ditinggalkan ketika pengertian baru dari terbukanya gulungan kebenaran diberikan kepada kita.
Sebagai contohnya kepada kita dapat terlihat dari kekecewaan murid-murid Yesus terhadap kematian Yesus, berikut Ellen G. White mengungkapkannya:
Yesus telah beberapa kali mencoba membuka masa depan kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak menghiraukan untuk memikirkan tentang apa yang dikatakan-Nya. Oleh karena hal ini kematian-Nya telah datang kepada mereka sebagai sesuatu yang mengagetkan; dan sesudah itu, sementara mereka mengulangi masa lampau dan melihat akibat kurang percaya mereka, mereka dipenuhi dengan kesusahan. Bila Yesus disalibkan, mereka tidak percaya bahwa Ia akan bangkit. Ia telah menerangkan dengan jelas bahwa ia akan bangkit pada hari yang ketiga, tetapi mereka bingung untuk mengetahui apa yang Ia maksudkan. Kekurangan pengertian ini meninggalkan mereka pada waktu kematian-Nya. Ketiadaan harapan sama sekali. Mereka sangat kecewa. Iman mereka tidak menembusi bayang-bayang yang telah ditaruh oleh Setan, menghalangi masa mendatang. Semuanya tampaknya samar-samar dan rahasia kepada mereka. Kalau mereka telah percaya pada perkataan Kristus, betapa banyak kesusahan dapat mereka hindarkan.——- KR 22.2
Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal yang kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juruselamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya—-KA 361.2
Lebih lanjut untuk contoh saingannya kepada kita di akhir zaman adalah kesediaan untuk memahami nasihat VTH dalam Amaran Sekarang Jld 1 No. 13 “Pembangunan dan Reformasi”:
Tetapi anda mungkin bertanya, “tidakkah pendapat ini bertentangan terhadap kepercayaan kita yang terdahulu?” — Saya akui memang begitu. Tetapi akan kita terus berjalan dengan apa yang kita telah percayai, ataukah oleh apa yang Firman Tuhan katakan? Maka untuk tujuan apakah semua nubuatan itu jika kita tidak akan menaruh perhatian kepadanya? Dan mengapakah semuanya itu kini dibukakan lalu dibawakan ke hadapan perhatian kita jika ini bukan masanya dalam mana Allah akan menyatakan kuasa-Nya dan akan menyelesaikan semua perkara ini? Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merubah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi rute perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan-Nya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merubah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.
Para pelopor gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengharapkan Tuhan datang segera sesudah 144.000 orang bertobat menggabungkan diri dengan sidang, dan berharap hidup untuk menyaksikan kedatangan-Nya. Sungguh pun keanggotaan sidang sudah berjumlah beberapa kali lipat 144.000 orang, para pelopor itu sudah mati, dan Tuhan masih akan datang. Jadi, masalahnya adalah bukan apakah kita hendak merubah pikiran kita atau tidak, melainkan apakah kita harus merubah pikiran.
Beberapa tahun lalu kepada kita diceritakan, bahwa “Para pengerja akan tercengang oleh alat-alat sederhana yang Ia akan gunakan untuk mendatangkan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya. Orang-orang yang dinilai sebagai pengerja-pengerja yang baik akan perlu datang dekat kepada Allah, mereka akan memerlukan sentuhan Ilahi.” — Testimonies to Ministers, p. 300.
Sementara Ilham membukakan Gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara — alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merubah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.
Sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh kita pernah sekali menyombongkan diri, bahwa kita “mengenal akan Alkitab kita”, tetapi semenjak kelompok ini berhenti menyombongkan diri, maka diketahui bahwa ia mengetahui sangat sedikit diperbandingkan kepada apa yang diketahuinya sekarang, dan saya masih belum dapat mengatakan, bahwa saya memiliki cukup pengetahuan terhadap Alkitab yang dapat membawa saya dengan lebih jelas sampai ke dalam pintu-pintu gerbang mutiara itu. Sesungguhnya, saya mengetahui, bahwa masih banyak lagi yang harus saya pelajari.
- Tidak lagi ” menempatkan diri sendiri lebih dulu” atau “menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala”, hal seperti ini antara lain dapat kita lihat dari sikap Yudas dan Simon Petrus memandang remeh Maria Magdalena yang menuangkan minyak wangi kepada yesus dalam cerita berikut:
Yudas menganggap tinggi kesanggupannya untuk memimpin. Sebagai seorang ahli keuangan ia menganggap dirinya jauh melebihi muridmurid yang lain, dan ia telah menuntun mereka kepada anggapan yang demikian. Ia telah dapat meyakinkan mereka, dan mempunyai pengaruh yang kuat pada mereka. Simpatinya yang hanya sekadar rupa bagi orang miskin menipu mereka, dan sindirannya yang cerdik itu menyebabkan mereka memandang pada kecintaan Maria dengan perasaan curiga. Persungutan itu disampaikan di sekeliling meja makan, “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” —-KSZ1 179.2
Simon terharu oleh kebaikan Yesus dalam hal tidak menempelak dia terang-terangan di hadapan tamu-tamu. Ia tidak diperlakukan sebagaimana ia menghendaki Maria diperlakukan. Ia melihat bahwa Yesus tidak ingin membeberkan kesalahannya kepada orang lain, melainkan mencari suatu ucapan yang benar mengenai perkara itu untuk meyakinkan pikir annya, serta oleh kebaikan yang menaruh belas kasihan untuk menaklukkan hatinya. Celaan yang keras hanyalah mengeraskan hati Simon terhadap pertobatan, tetapi nasihat yang penuh kesabaran meyakinkan dia tentang kesalahannya. Ia melihat alangkah besarnya utangnya kepada Tuhannya. Kesombongannya direndahkan, ia bertobat, dan orang Farisi yang angkuh itu berubah menjadi seorang murid yang rendah hati, dan mengorbankan diri. —-KSZ1 188.1
Maria telah dipandang sebagai seorang yang besar dosanya, tetapi Kristus mengetahui keadaan yang telah membentuk kehidupannya. Ia dapat memadamkan setiap harapan dalam jiwanya, tetapi Ia tidak berbuat demikian. Ialah yang telah mengangkatnya dari keadaan putus asa dan kebinasaan. Tujuh kali dia telan mendengar Yesus menghardik Setansetan yang menguasai hati dan pikirannya. Ia telah mendengar suara-Nya yang nyaring kepada Bapa demi kepentingannya. Ia mengetahui betapa menjijikkan dosa itu terhadap kesucian-Nya yang tidak bernoda itu. dan dalam kekuatan-Nya ia telah menang. —-KSZ1 188.2
- Bersedia menjadi “hamba” atau “hendaklah ia menjadi pelayan”, , untuk memahaminya perlu kita mengulangi kata-kata Ellen G. White di atas:
……………Dalam manusia terdapatlah pembawaan untuk menghormati diri sendiri lebih tinggi daripada saudaranya, bekerja bagi diri sendiri, mencari tempat tertinggi; dan sering hal ini mengakibatkan sifat sangka-sangka jahat dan Roh kepahitan. Upacara yang mendahului perjamuan Tuhan dimaksudkan untuk melenyapkan salah pengertian ini, mengeluarkan manusia dari sifat mementingkan diri, menurunkan dia dari sifat meninggikan diri, kepada kerendahan hati yang akan menuntun dia untuk melayani saudaranya. ——KSZ2 290.1
ARTINYA ORANG-ORANG YANG DAPAT MASUK KELAS 40 HARI ADALAH BUKAN ORANG-ORANG YANG DALAM MELAKSANAKAN REFORMASI DARI BAGIAN PEMBANGUNAN DAN REFORMASI HANYA FOKUS PADA SEGI RE-ORGANISASINYA SAJA ……TETAPI JUGA KEPADA PEMBAHARUAN CARA BERPIKIR DAN TEORI-TEORI DAN PEMBANGUNAN PERTAMA YANG PERLU DITUNJUKAN ADALAH “menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala” serta bersedia “menjadi pelayan”.
Contoh dan contoh saingan peralihan dari pendidikan 3 ½ tahun kepada kelas pendidikan 40 hari persiapan pekerja menjelang diterjunkan bagi pekerjaan yang paling terakhir
Contoh Rasul-Rasul | Contoh saingan di akhir zaman calon-calon 144000 |
……………. Supaya umat-Nya tidak akan disesatkan oleh sifat mementingkan diri yang terdapat dalam hati jasmani dan yang bertambah kuat oleh melayani diri sendiri, Kristus Sendiri memberikan teladan kerendahan hati. Ia tidak mau meninggalkan hal yang besar ini dalam tanggung jawab manusia. Ia memandang-Nya sangat penting, sehingga Ia Sendiri, Seorang yang sama dengan Allah, bertindak sebagai seorang hamba kepada murid-murid-Nya. Sementara mereka bertengkar untuk mendapat tempat tertinggi, Ia yang kepada-Nya setiap lutut akan bertelut, Ia yang layak disembah oleh malaikat-malaikat kemuliaan, menundukkan diri untuk membasuh kaki orang-orang yang memanggil Dia Tuhan. Ia membasuh kaki orang yang menyerahkan Dia. ——KSZ2 288.3
Berkali-kali Yesus telah berusaha menegakkan prinsip ini di antara murid-murid-Nya. Ketika Yakobus dan Yohanes mengajukan permohonan untuk menjadi yang terbesar, Ia berkata, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Mat. 20:26. Dalam kerajaan-Ku prinsip pilih kasih dan keunggulan tidak ada tempatnya. Satu-satunya kebesaran ialah kebesaran kerendahan hati. Satu-satunya perbedaan terdapat dalam penyerahan pada pelayanan bagi orang lain. ——KSZ2 289.2
Upacara ini merupakan persiapan yang ditentukan oleh Kristus untuk upacara agama. Sementara kesombongan, perbedaan paham, dan perselisihan untuk mencapai keunggulan disimpan dalam hati, sudah tentu hati tidak dapat memasuki persekutuan dengan Kristus. Kita tidak bersedia menerima perjamuan suci dari tubuh-Nya dan darah-Nya. Itulah sebabnya Yesus menentukan diadakannya peringatan kerendahan hati itu lebih dulu. ——KSZ2 289.4
Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2 | Para pelajar kebenaran, yang duduk di kakiNya, akan menemukan permata-permata kebenaran yang berharga yang diucapkan oleh Juruslamat kita, dan akan melihat artinya dan menghargai nilainya. Lebih dan lebih lagi, bilamana mereka hidup rendah hati dan mudah diajar, maka pengertian mereka akan dibukakan untuk menemukan perkara-perkara yang ajaib pada hukumNya, karena Kristus sudah menyampaikan kepada mereka pengertian-pengertian yang jelas dan tajam. Doktrin Kasih karunia dan keselamatan melalui Kristus adalah suatu misteri pada sejumlah besar orang yang namanya ada pada buku-buku gereja. Seandainya Kristus ada di bumi dan berbicara kepada UmatNya, maka Ia akan berkata kepada yang lamban dan tidak mengerti itu, “Saya sudah meninggalkan bagimu kebenaran-kebenaran yang meneguhkan keselamatanmu, tetapi kamu sendiri tidak mengerti nilainya”. — Selected Messages vol. 3, p 187, 188
Dengan iman kita dapat memandang kepada akhir jaman dan memegang janji Allah untuk pertumbuhan pikiran, kemampuan manusia dipadukan dengan yang ilahi, dan setiap kuasa jiwa dihubungkan langsung dengan Sumber terang itu. Kita dapat bergembira karena segala yang telah menggelisahkan kita di dalam segala takdir Allah kemudian akan dijelaskan, perkara-perkara yang tadinya amat susah dipahami akan mendapat penjelasan; yang dengan pikiran kita yang terbatas ini semuanya serba kacau dan tiada mempunyai maksud-tujuan, kita akan melihat keharmonisan yang amat sempurna dan indah. “Karena sekarang ini kita nampak di dalam cermin muka kelam; tetapi pada masa itu kelak muka bertentangan dengan muka. Maka sekarang pengetahuanku belum sempurna, tetapi pada masa itu aku akan mengetahui sebagaimana aku juga telah diketahui. ” Korintus 13:12. ––Kebahagiaan Sejati 106.3 |
Usaha-usaha setan melemahkan semangat para calon-calon 144000 (kelas yang telah melewati pendidikan 3 ½ tahun)
- Mematahkan daya juang (tawar hati)
Oleh karena banyaknya dan beratnya tuntutan-tuntutan kerohanian Tuhan untuk kita dapat tergabung dalam kelompok 144000, dan faktanya dalam kehidupanpun usaha untuk bertahan hiduppun semakin hari semakin sulit, maka kecenderungan dari kita umat-umat Allah pesimis dan cenderung putus asa, sehingga banyak yang pada akhirnya pasrah dan usaha perubahan yang ia lakukan hanya sekadar-sekedar saja, berikut EGW mengatakan:
Setan telah mengatakan bahwa adalah mustahil bagi manusia untuk menaati hukum-hukum Allah; dan di dalam kekuatan kita sendiri kita tidak dapat menaatinya. Tetapi Kristus datang dalam wujud manusia dan melalui penurutan-Nya yang sempurna Ia membuktikan bahwa kemanusiaan dan Keilahian yang dipadukan dapat menaati setiap peraturan Allah.—– MKA 243.1
Sekarang kita benar-benar adalah kaya dengan Kebenaran kalau saja kita sudah mempelajari dan menghayati semua yang telah diberikan kepada kita, karena kita telah memanfaatkan “emas yang sudah teruji dalam api” supaya kita menjadi kaya, “salp mata” itu sehingga kita “dapat melihat,” dan “pakaian” dengan mana kita berpakaian (Wahyu 3), dan “minyak tambahan” itu supaya perjalanan kita dapat diterangi (Matius 25). Oleh sebab itu Iblis tidak akan pergi menyerang kita dimana ia menyerang orang-orang Laodikea, melainkan ia akan mengatakan kepada kita, bahwa kita adalah miskin dalam Kebenaran. Ia akan melakukan ini dalam cara apa saja. Beberapa kesaksian yang saya dengar yang diberikan di sini oleh beberapa orang tadi malam justru memperlihatkan hal itu. Kesaksian-kesaksian sedemikian ini tidak akan menciptakan keberanian dalam diri setiap orang, melainkan sebaliknya akan mengecilkan hati. Bagi seseorang yang datang ke sesuatu pertemuan lalu memanifestasikan perasaan tawar hatinya, ia itu merupakan suatu pertanda yang pasti tentang kehancuran kerohanian pribadinya sendiri, yaitu kekalahan pribadinya.
(contoh yg diberikan VTH dari org2 Babil sebagai contoh gambaran mereka org Advent yaitu yg percaya diri yang merasa kaya tidak membutuhkan apa2 lagi, dimana mereka org babilon sangat yakin perlindungannya kepada tembok2 mereka yang kokoh ketika dikalahkan kerajaan Medi dan Persia.)——– Symbolic code buku 1 jld 11 no. 2
- Menciptakan suasana kurang kawatir dan tidak takut akan acaman-ancaman dalam petunjuk-petunjuk di dalam hati.
Apabila waktu berlalu, dengan tidak adanya tampak perubahan dalam alam, manusia yang tadinya hatinya digentarkan oleh rasa takut, sekarang tenang kembali. Mereka seperti orang-orang pada zaman ini berpendapat bahwa alam itu lebih tinggi daripada Allah yang menjadikan alam, dan bahwa hukum-hukumNya itu kokoh sehingga Allah sendiri tidak dapat mengubahnya….—–PB1 89.3
Bukanlah orang banyak atau suara terbanyak yang berada di pihak yang benar. Dunia ini berbaris melawan keadilan Allah dan hukum-hukumNya, dan Nuh dianggap sebagai orang fanatik. Setan pada waktu menggoda Hawa untuk melanggar perintah Allah, berkata kepadanya, “Niscaya engkau tidak akan mati.” Kejadian 3:4. Orang-orang besar, orang-orang dunia yang terhormat dan bijaksana mengulangi hal yang sama itu. “Ancaman Allah,” kata mereka, adalah sekedar untuk menakut-nakuti dan tidak pernah akan menjadi kenyataan. Engkau tidak perlu panik. Kejadian-kejadian seperti kehancuran dunia oleh Allah yang telah menciptakanNya dan hukuman terhadap mahluk-mahluk yang telah dijadikanNya tidak pernah akan terjadi. Tenang-tenang saja, dan jangan takut. Nuh adalah seorang yang fanatik.” Dunia mengolok-olok kebodohan orang tua yang tertipu itu. Gantinya merendahkan diri di hadapan Allah, mereka terus hidup dalam pelanggaran dan kejahatan, seolah-olah Allah tidak pernah berkata-kata kepada mereka melalui hambaNya. —- PB1 88.3
Pekerja-pekerja injil kadang-kadang mengadakan bahaya yang besar oleh membiarkan kesabaran mereka terhadap yang bersalah untuk merosot ke dalam toleransi dosa dan sedang berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian mereka terpimpin untuk memaafkan dan meringankan sesuatu yang telah dipersalahkan Allah, dan sesudah suatu saat mereka menjadi begitu buta untuk mempersalahkan orang—orang lain yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk dipersalahkan. Ia yang mengumpulkan pandangan rohaninya oleh kelonggaran yang berdosa kepada siapa yang dipersalahkan Allah, tidak lama kemudian akan melakukan dosa yang lebih besar dengan kehebatan dan kekerasan terhadap mereka yang disetujui Allah. ——KR 426.1
Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —–KA 533.2
- Memandang enteng/remeh sehingga menunda-nunda terhadap usaha-usaha yang harus segera dilakukan
Tidak ada yang lebih besar bahayanya dari pengaruh roh-roh jahat daripada mereka yang menyangkal keberadaan Setan dan agen-agen roh jahat serta malaikat-malaikatnya, walaupun secara langsung Alkitab memberi kesaksian mengenai keberadaannya. Selama kita meremehkan tipu muslihat mereka, maka mereka memperoleh kemajuan yang hampir tidak disadari. Banyak yang memperhatikan usul-usul atau saran-saran Setan sementara seharusnya mengikuti kata hikmat mereka. Inilah sebabnya, sementara kita mendekati akhir zaman, bilamana Setan bekerja dengan kuasa yang lebih besar untuk menipu dan membinasakan orang-orang, ia menyebarkan ke mana-mana kepercayaan bahwa ia tidak ada. Adalah kebijakannya untuk menyembunyikan dirinya dan cara kerjanya. —-KA 541.3
“……..Saya ingin mengamarkan kepadamu agar jangan menunda-nunda, jangan menunggu kepada sesuatu saat bilamana kamu akan lebih cenderung untuk melayani Allah dari pada waktu ini. Setiap jam yang kamu tunda, engkau mengalihkan dirimu sendiri dari Allah, engkau mendirikan barikade-barikade memisahkan dirimu melawan Dia oleh semua kebiasaan-kebiasaan perbuatan-perbuatanmu, maka pertobatanmu dan kembalimu kepada jalan-jalan yang benar akan makin menjadi sulit. Kiranya Allah menolong orang murtad dan orang berdosa agar supaya tidak lagi mereka tetap di dalam ikatan yang sedang dipasang mengelilingi mereka oleh si jahat itu…..— Review and Herald, Juni 29, 1897
Kasih karunia berharga Roh Kudus tidak dikembangkan dalam sekejap. Ketabahan, kekuatan, kelemahlembutan, iman, kepercayaan yang tidak goyah dalam kuasa Allah yang menyelamatkan, diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun. Oleh berusaha hidup suci dan teguh mentaati yang benar, anak-anak Allah memeteraikan nasib mereka —-MH 454 (1905)
Kristus telah bersedia melepaskan kita dari dosa, tetapi kehendak kita tidaklah dipaksaNya; tetapi jika pelanggaran-pelanggaran masih terus saja dilakukan maka kemauan itu sendiri dikeraskan kepada kejahatan, sehingga kita tidak ingin lagi bebas, dan jika kemauan tidak menerima karuniaNya, apa lagi yang dapat diperbuatnya? Kita telah membinasakan diri kita sendiri dengan menentukan penolakan kita atas kasihNya. “Sesungguhnya sekarang inilah masa yang diperkenankan itu, bahkan, sekarang inilah hari keselamatan itu. ” “Pada hari ini, jikalau kamu mendengar suaranya, janganlah keraskan hatimu. ” —- Kebahagiaan Sejati 28.4
Catatan:
Pengalaman inilah yang kita saksikan dalam diri anak-anak Lot, mereka telah berhasil dan menjalankan serta merasakan sendiri bagaimana bahayanya memelihara dosa di dalam kengerian kehancuran kota Sodom dan Gomora, akan tetapi mereka tidak berdaya terhadap tabiat kebiasaan cintanya terhadap pelanggaran-pelanggaran yang sudah membentuk dirinya, ketika telah lolos dari kehancuran kota Sodom dan Gomora, mereka anak-anak Lot bersama Lot bermukim di kota Zoar dan mengulangi lagi kehidupan pelanggarannya, ketika diberitahukannya kota itupun akan dihancurkan, hanya Lot seorang dirilah yang rela menyingkir ke gua tempat tinggal binatang-binatang buas, sedangkan anak-anaknya dengan kesadarannya akan bahayanya tetap memilih tinggal dalam kota Zoar dan akhirnya mereka kedua-duanya mati, Lot selamat dari dalam kehancuran kota itu.
Disini kita dapat lihat bagaimana kekuasaan ada dalam diri anak-anak Lot, namun mereka seakan-akan tidak mampu lagi mengalahkan selera dan meninggalkan kecintaannya terhadap kebiasaan-kebiasaan kehidupan yang melanggar, dapat dikatakan mereka terperangkap dalam jerat setan.
- Mengaburkan pemahaman orang akan dekatnya waktu, menanamkan ke pemikiran bahwa masih banyak waktu lagi yang tersedia, hingga berhasil membuat orang makin tidak mampu keluar dari pikiran-pikirannya
Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.
Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1
Catatan:
Dengan menanamkan pemahaman bahwa waktunya masih jauh dan terus berusaha memimpin orang-orang untuk menangguhkan waktu yang telah ditetapkan, setan mendorong orang menolak ajaran tentang TIME SETTING, dan menanamkan ketidak percayaan bahwa waktunya telah singkat.
- Mengalihkan perhatian daripada kewajiban melakukan persiapan
Setan menciptakan berbagai rencana untuk mengisi pikiran kita, agar tidak memikirkan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan baik. Penipu utama itu membenci kebenaran agung yang menyingkapkan korban penda-maian, Pengantara Yang Mahakuasa itu. Setan tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung pada usahanya untuk memalingkan pikiran manusia dari Yesus dan kebenaran-Nya. —–KA 510.3
……”Maka demikian pula halnya di waktu ini. Apabila kita dikepung oleh keragu-raguan, disusahkan oleh berbagai keadaan, atau disengsarakan oleh kemelaratan dan kekecewaan, maka Setan akan berusaha menggoncangkan keyakinan kita pada Allah. Pada waktu itulah ia akan menjejerkan di depan kita semua kesalahan kita, lalu mencobai kita untuk tidak mempercayai Allah, untuk mempertanyakan kasih-Nya. Ia ingin mematahkan semangat jiwa kita, dan menghancurkan pegangan kita pada Allah.
“Orang-orang yang berdiri pada barisan depan pertikaian, yang terdorong oleh Roh Suci untuk melakukan suatu pekerjaan istimewa, akan sering merasakan suatu reaksi apabila tekanan itu disingkirkan. Keputusasaan dapat menggoncangkan iman kepahlawanan sekali pun, dan melemahkan kemauan yang sangat teguh. Tetapi Allah memahami, dan Ia masih tetap sayang dan mencintai. Ia membaca semua motif dan maksud hati. Menunggu dengan sabar, dan menaruh harap apabila segala-galanya tampak gelap, ialah pelajaran yang perlu dipelajari oleh para pemimpin dalam pekerjaan Allah. Sorga tidak akan melalaikan mereka pada hari kepicikannya. Tak ada sesuatu pun yang tampaknya sangat tidak berdaya tetapi justru lebih kokoh, daripada jiwa yang merasakan kehampaannya, lalu bergantung sepenuhnya pada Allah. …….—–Symbolic code buku 1 jld 11 No. 6
Mungkin engkau mengalami kesulitan dalam usaha, pengharapan masa depanmu bertumbuh semakin gelap, dan kamu mungkin terancam bangkrut; tetapi janganlah tawar-hati, letakkanlah segala kesusahamu kepada Allah, tetaplah tenang dan gembira. Doakanlah supaya diberi kebijaksanaan mengatur masalahmu dengan bijaksana, dengan demikianlah engkau dapat mencegah kerugian dan malapetaka. Lakukanlah sekuat tenagamu apa yang dapat engkau lakukan untuk mendatangkan hasil yang baik. Yesus telah menjanjikan pertolonganNya, tetapi janji itu tidaklah terpisah daripada usaha kita sendiri. Apabila bergantung kepada Penolorg kita itu, engkau telah lakukan semua yang dapat engkau lakukan, terimalah hasilnya dengan gembira. ––Kebahagiaan Sejati 115.3
- Perlawanan dari pihak-pihak terdekat, rasa takut di aibkan atau direndahkan
Juruselamat mengatakan kepada murid-murid-Nya agar jangan menyangka bahwa musuh-musuh kabar Injil itu akan ditaklukkan, dan bahwa perlawanan itu akan berhenti sendiri. Ia berkata: “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Timbulnya perbantahan ini bukanlah akibat kabar Injil, melainkan hasil perlawanan terhadapnya. Dari semua penganiayaan yang paling berat ditanggung ialah perlawanan di dalam rumah tangga, kebencian sahabat-sahabat karib dunia. Tetapi Yesus berkata: “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” —-KSZ1 386.1
Demikianlah firman Tuhan, “Dengarkanlah Aku hai kamu yang mengetahui apa yang benar, hai bangsa yang menyimpan pengajaran-Ku dalam hatimu! Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka. Sebab ngengat akan memakan mereka seperti memakan kain bulu domba; tetapi keselamatan yang dari pada-Ku akan tetap untuk selama-lamanya dan kelepasan yang Kuberikan akan lanjut dari keturunan kepada keturunan.” (Yesaya 51:7, 8). —-KA 481.2
MEMAHAMI PERTOBATAN
BAGAIMANAKAH seorang manusia dapat benar di hadapan Allah? Bagaimanakah orang berdosa itu dapat dibenarkan? Hanya melalui Kristuslah kita dapat rukun dengan Allah, dengan kesucian, tetapi bagaimanakah kita datang kepada Kristus? Banyak orang yang menanyakan pertanyaan yang serupa itu, sebagaimana yang juga ditanyakan orang banyak pada Hari Pentakosta, ketika dosanya ditunjukkan, mereka berseru: “Apakah yang wajib kami perbuat? ” Jawab Petrus yang pertama ialah: “Hendaklah kamu bertobat.” Kisah 2:37, 38. Pada saat yang lain dengan singkat dikatakannya; “Sebab itu hendaklah kamu menyesal dan bertobat, supaya dosamu dihapuskan.” Kisah 3:19. ————–KS 18.1
TAHAP PERTAMA PERTOBATAN “KESADARAN ATAU PENYESALAN AKAN DOSANYA”
Di dalam pertobatan termasuk penyesalan akan dosa dan berpaling daripadanya. Kita tidak akan meninggalkan dosa itu kecuali kita melihat betapa jahatnya dosa-dosa itu; sebelum kita mengenyahkannya dari dalam hati kita, tidak akan ada perubahan yang sesungguhnya di dalam kehidupan. .—-Kebahagiaan Sejati 18.2
Tiada kasih Allah yang dalam itu dapat tinggal di hati orang yang tidak menyadari dosa-dosanya sendiri. Jiwa yang telah diubahkan melalui karunia Kristus akan mengagumi tabiat ilahiNya; tetapi apabila kita tidak dapat melihat cacad moral kita sendiri, ini merupakan satu bukti yang nyata bahwa kita belum melihat keindahan dan kemuliaan Kristus. —–Kebahagiaan Sejati 60.2
Siapa yang diampuni Kristus, Dialah yang pertama membuat menyesal, dan tugas Roh Kuduslah menyadarkan orang terhadap dosa. Mereka yang hatinya telah digerakkan oleh Roh Allah yang memberikan keyakinan melihat bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka. Mereka lihat bahwa semua yang pernah mereka lakukan adalah bercampur dengan diri dan dosa. Seperti pemungut cukai yang malang itu, mereka berdiri jauh-jauh, tidak berani menengadah ke langit, dan berseru, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini” (Lukas 18:13). Dan mereka diberkati. Ada pengampunan bagi orang yang menyesal; karena Kristus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29). Janji Allah adalah: “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” “Akan Kuberikan hati yang baru kepadamu— Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu” (Yesaya 1:18; Yehezkiel 36:26, 27).—- KAB 17.1.
KESALAHAN USAHA PERTOBATAN
Banyak orang yang gagal mengerti keadaan yang sesungguhnya daripada pertobatan itu. Orang banyak merasa sedih karena mereka telah berbuat dosa dan mengadakan pembaharuan secara lahiriah karena mereka takut terhadap perbuatan yang salah yang dilakukan mereka akan membawa bencana kepada diri mereka sendiri. Tetapi bukan pertobatan yang semacam ini yang dikatakan di dalam Alkitab. Mereka meratapi kesengsaraan melebihi dosa itu sendiri. Demikianlah duka yang dialami oleh Esau ketika hak-sulungnya hilang untuk selama-lamanya. Bileam, takut karena malaikat berdiri di tengah jalan- nya dengan pedang yang terhunus, mengaku kesalahannya supaya nyawanya jangan hilang tetapi bukan itulah pertobatan sejati terhadap dosanya, tiada perubahan maksud, tiada kemuakan akan kejahatan. Judas Iskariot, setelah menghianati Tuhannya berseru: “Aku berdosa, sebab menyerahkan darah orang yang tiada bersalah.’’Matius 27:4. —– Kebahagiaan Sejati 18.3
Pengakuan terdorong dari jiwanya yang merasa bersalah dengan perasaan akan hukuman yang dahsyat dan satu pandangan yang menakutkan atas pehukumannya. Akibat-akibat yang ditanggungnya memenuhi dirinya dengan perasaan yang dahsyat, namun tiada berakar dalam, dengan hati yang hancur di dalam jiwanya, karena dia telah menghianati Anak Allah yang tiada bersalah sama sekali serta menyangkal Yang Maha Suci orang Israel. Firaun, yang mengakui salahnya untuk menghindarkan hukuman yang berikutnya, bahkan kembali melawan Allah begitu kutuk itu dihentikan. Semua ratapan semacam ini hanyalah akibat-akibat dosa itu, tetapi bukan karena berdukacita atas dosa itu sendiri. —- Kebahagiaan Sejati 18.4
Pertobatan sejati adalah perubahan dari sifat mementingkan diri kepada perasaan kasih sayang yang disucikan terhadap Allah dan sesamanya.—1 SM 114, 115 (1901)
Pembenaran diri adalah bahaya pada zaman ini; hal ini memisahkan kita dari Kristus. Mereka yang percaya kepada kebenaran mereka sendiri tidak dapat mengerti bagaimana keselamatan datang melalui Kristus. Mereka menyatakan bahwa dosa adalah kebenaran dan kebenaran adalah dosa. Mereka tidak menghargai jahatnya pelanggaran dosa, tidak mengerti akan teror yang dilakukan terhadap hukum; karena mereka tidak menghargai standar moral Allah. Alasan mengapa banyak pertobatan yang menipu pada zaman ini adalah karena sedikitnya penghargaan terhadap hukum Allah. Sebagai gantinya standar kebenaran Allah, manusia menegakkan standar mereka sendiri untuk mengukur karakter manusia. Mereka melihat melalui gelas kaca yang gelap dan membawakan ide yang salah tentang pembenaran kepada orang banyak, juga membawakan egoisme, kesombongan dan pembenaran diri. Doktrin penyucian yang dibawakan kebanyakan orang adalah doktrin yang penuh dengan penipuan, karena hal ini cenderung membanggakan diri sendiri; tetapi hal yang paling baik yang dapat dikhotbahkan kepada orang berdosa adalah kebenaran yang diikat dengan hukum Allah. Iman dan perbuatan harus bekerja bersama-sama; karena jika berdiri sendiri iman tanpa perbuatan adalah mati. —-IP165.1
Engkau perlu berkenalan dengan kelemahan sebagaimana dengan kekuatan yang ditunjukkan dalam tabiatmu, supaya engkau tetap waspada jangan sampai engkau terlibat dalam perusahaan dan menerima tanggung jawab yang tidak dirancang Allah untukmu. Engkau tidak boleh membandingkan tindakan-tindakanmu dan mengukur kehidupanmu dengan suatu standar manusia, melainkan dengan peraturan kewajiban yang dinyatakan dalam Alkitab. —— PI 280.2
PERTOBATAN DALAM CONTOH
PERTOBATAN YANG GAGAL
- Air bah
Apabila tofan dahsyat melanda, pohon-pohon, bangunan-bangunan, batu-batu karang dan tanah terlempar ke segala penjuru. Kegentaran manusia dan binatang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Lebih keras daripada derunya tofan terdengar jeritan orang-orang yang telah menghinakan kekuasaan Allah. Setan sendiri, yang dipaksa untuk tetap tinggal di tengah-tengah keadaan yang hebat ini, merasa takut akan hidupnya itu. Ia telah bersuka-suka untuk mengendalikan manusia dengan penuh kuasa, dan menghendaki agar mereka hidup untuk mempraktekkan kekejian itu dan terus memberontak terhadap pemerintah sorga. Sekarang dia menghujat Tuhan dan menuduhNya sebagai satu oknum yang tidak adil dan kejam. Banyak dari antara orang-orang itu, seperti setan, menghujat Tuhan, dan kalau saja mereka sanggup, mereka mau menurunkan Dia dari tahta kekuasaanNya. Yang lain panik dan takut, mereka mengulurkan tangan mereka ke arah bahtera itu minta supaya diperbolehkan masuk. Tetapi permintaan mereka itu sia-sia. Akhirnya angan-angan hati mereka mau mengakui bahwa ada seorang Tuhan yang memerintah di sorga. Mereka berseru kepada Tuhan dengan bersungguh-sungguh, tetapi telingaNya tidak lagi terbuka terhadap teriakan mereka. Pada jam-jam yang mengerikan itu mereka melihat bahwa pelanggaran terhadap hukum Allah telah menyebabkan kebinasaan mereka. Namun demikian, sementara mereka mengakui dosa-dosa mereka oleh sebab takut terhadap hukuman, mereka tidak merasakan kekejian dosa. Kalau saja hukuman itu dibatalkan mereka akan kembali mengulangi perbuatan mereka untuk mencemoohkan sorga. Demikian pula pada saat pehukuman Tuhan akan menimpa bumi ini, sebelum api itu diturunkan, orang-orang yang tidak bertobat itu akan mengetahui dengan baik di mana dan apa dosa mereka—yaitu pelanggaran terhadap hukum Allah yang suci. Tetapi sebagaimana orang-orang berdosa pada zaman dahulu kala itu mereka juga tidak akan bertobat dengan sungguh-sungguh. —– Para Nabi dan Bapa vol. 1 93.3
- Anak-anak dara perumpamaan Matius 25
“Maka sementara mereka itu pergi membeli, pengantin laki-laki itu datang; lalu mereka yang sudah siap itu masuklah bersama-sama dengan dia ke pesta perkawinan itu; lalu pintu pun tertutuplah. Kemudian dari pada itu datang pula anak-anak dara yang lain itu, sambil mengatakan, Ya Tuan, Ya Tuan, bukakanlah kiranya pintu. Tetapi ia menjawab sambil mengatakan: ‘Sesungguhnya aku mengatakan kepadamu, tiada aku kenal kamu.’ Karena anak-anak dara yang bodoh itu pada akhirnya datang sampai ke pintu, maka jelaslah bahwa mereka telah memperoleh minyak itu (telah mengetahui pekabaran itu), tetapi sudah terlambat – pintu sudah tertutup, dan mereka telah ditinggalkan. Sekarang,mengapakah mereka pada mulanya tidak menaruh perhatian, tetapi pada akhimya mereka sangat bersemangat? Pengalaman dalam contoh ini adalah kira-kira sama seperti pengalaman air bah dahulu. Sementara Nuh memberitakan kedatangan air bah itu, dunia telah menaruh sedikit sekali perhatian kepada pekabarannya; tetapi mereka yang percaya, mereka itulah yang masuk ke dalam bahtera pada saat yang ditentukan dan pintu pun tertutuplah. Tetapi tak lama kemudian, tanda-tanda dari ramalan Nuh itu mulai tampak; lalu sementara butir-butir hujan mulai berjatuhan rombongan besar orang jahat itu menjadi gempar lalu berIarian menyerbu bahtera itu, tetapi pintu telah tertutup sehingga mereka tertinggal di luar. Pintu yang “tertutup”, itu ialah sebuah lambang yang menunjukkan, bahwa masa kasihan bagi sidang telah berakhir tak lama setelah anak-anak dara yang bodoh itu menjadi gempar. Pada akhirnya mereka rela untuk membayar harga dan membeli minyak itu; tetapi ia itu bukanlah suatu perubahan hati, melainkan hanya takut kehilangan. Perbuatan mereka itu telah meninggalkan mereka tanpa meterai – “orang yang membawa botol tinta penyurat itu” telah berjalan melewati mereka itu. Betapa bahayanya kesalahan mereka itu! Alangkah kecewanya! Nyaris saja selamat, tetapi seluruhnya binasa! ——Tongkat Gembala jld 2 sub judul Matius pasal 24 dan tanda-tanda kedatangan dari kedatangan Kristus.
- Yudas
Yudas telah menggabungkan diri dengan murid-murid ketika orang banyak sedang mengikut Kristus. Ajaran Juruselamat menggerakkan hati mereka ketika mereka terpesona mendengar perkataan-Nya, yang di-ucapkan dalam rumah sembahyang, di tepi pantai, di atas gunung. Yudas melihat orang sakit, orang timpang, orang buta, berduyun-duyun datang kepada Yesus dari kota-kota. Ia melihat orang yang hampir mati dibaringkan di kaki-Nya. Ia menyaksikan perbuatan juruselamat yang ajaib dalam menyembuhkan orang sakit, mengusir Setan, dan membangkitkan orang mati. Ia merasakan dalam dirinya sendiri bukti kuasa Kristus. Ia mengakui ajaran Kristus sebagai sesuatu yang jauh melebihi segala ajaran yang sudah pernah didengarnya. Ia mengasihi Guru Besar itu, dan ingin bersama-sama dengan Dia. Ia merasakan suatu kerinduan untuk diubahkan dalam tabiat dan kehidupan, dan ia mengharapkan untuk mengalami hal ini dengan jalan menghubungkan dirinya dengan Yesus. Juruselamat tidak menolak Yudas. Ia memberi dia suatu tempat di antara kedua belas murid. Ia mempercayai dia untuk melakukan pekerjaan seorang evangelis. Ia mengaruniainya kuasa untuk menyembuhkan yang sakit dan mengusir Setan. Tetapi Yudas tidak sampai menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Kristus. Ia tidak meninggalkan cita-cita duniawi atau kelobaannya akan uang. Meskipun ia menerima jabatan pekerja Kristus, ia tidak menempatkan dirinya di bawah pembentukan Ilahi. Ia merasa bahwa ia dapat berpegang teguh pada pertimbangan dan pendapatnya sendiri, dan ia memupuk suatu pembawaan untuk mengritik dan menuduh. —–KSZ2 359.1
Yudas sangat disegani oleh murid-murid, dan besar pengaruhnya terhadap mereka. Ia sendiri menganggap tinggi kecakapannya sendiri, dan memandang saudara-saudaranya lebih rendah daripadanya dalam pertimbangan dan kesanggupan. Ia berpendapat bahwa mereka tidak melihat kesempatan mereka, dan mengambil kesempatan dari keadaan. Jemaat tidak pernah makmur dengan adanya orang-orang yang mempunyai pandangan sempit sebagai pemimpin. Petrus sangat bersemangat, ia mau bergerak tanpa pertimbangan. Yohanes, yang sedang mengumpulkan kebenaran yang keluar dari bibir Kristus, dipandang oleh Yudas sebagai seorang yang tidak cakap dalam urusan keuangan. Matius. yang pendidikannya telah mengajarkan kepadanya ketelitian dalam segala perkara, sangatlah teliti mengenai kejujuran, dan ia senantiasa merenungkan perkataan Kristus, dan menjadi sangat tercekam dalamnya sehingga, pada hemat Yudas, Ia tidak dapat diharapkan melakukan urusan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan dan pandangan jauh. Demikianlah Yudas menarik kesimpulan bagi semua murid, dan memuji dirinya bahwa jemaat sering akan mengalami kebingungan dan kesulitan kalau bukan oleh kesanggupannya sebagai seorang pengurus. Yudas menganggap dirinya sebagai seorang yang sanggup, yang tidak dapat disaingi. Dalam penilaiannya sendiri ia merupakan suatu kehormatan bagi pekerjaan Tuhan dan begitulah ia selalu menggambarkan dirinya. —-KSZ2 359.2
Pernyataan yang sering diulangi oleh Kristus bahwa kerajaan-Nya bukannya dari dunia ini menyakiti hati Yudas. Ia telah menandai batas yang di atasnya .a mengharapkan Kristus bekerja. Ia telah merencanakan bahwa Yohanes Pembaptis harus dilepaskan dari penjara. Tetapi lihatlah, Yohanes dibiarkan kepalanya dipancung. Dan Yesus, gantinya menyatakan hak kerajaan-Nya dan membalas dendam atas kematian Yohanes, hanya mengasingkan diri bersama murid-murid-Nya ke suatu tempat di luar kota. Yudas menghendaki peperangan yang lebih agresif. Ia berpendapat bahwa kalau Yesus tidak menghalangi murid-murid untuk melaksanakan rencana mereka, pekerjaan itu akan lebih maju. Ia memperhatikan permusuhan yang makin bertambah di pihak para pemimpin Yahudi, dan melihat tantangan mereka tidak dihiraukan ketika mereka menuntut dari Kristus suatu tanda dari langit. Hatinya terbuka terhadap sifat kurang percaya, dan musuh menyediakan pikiran untuk meragukan dan memberontak. Mengapa Yesus terlalu banyak merenungkan hal yang mengecewakan? Mengapa Ia meramalkan ujian dan aniaya bagi diri-Nya Sendiri dan bagi murid-murid-Nya? Harapan akan mendapat suatu tempat yang tinggi dalam kerajaan yang baru telah menuntun Yudas untuk menyokong pekerjaan Kristus. Apakah harapannya akan dikecewakan? Yudas tidak mengambil keputusan bahwa Yesus bukannya Anak Allah, tetapi ia sedang meragukan, dan berusaha mencari penjelasan tentang perbuatan-Nya yang besar itu. ——KSZ2 360.2
Meskipun sudah mendengar ajaran Juruselamat sendiri, Yudas terus menerus mengemukakan pendapat bahwa Kristus akan memerintah sebagai raja di Yerusalem…….—- KSZ2 361.1
PERTOBATAN YANG BERHASIL
Raja Daud
Roh percaya kepada diri sendiri dan meninggikan diri itulah yang telah menyediakan jalan bagi kejatuhan Daud. Puji-pujian dan bujukan yang licik daripada kekuasaan dan kemewahan bukannya tanpa akibat terhadap dirinya. Pergaulan dengan bangsa-bangsa sekeliling juga mendatangkan satu pengaruh yang tidak baik. Sesuai dengan adat kebiasaan yang ada di antara raja-raja Timur, kejahatan-kejahatan yang tidak boleh ditolerir jikalau dilakukan oleh rakyat jelata tidak akan dihukum jikalau itu dilakukan oleh raja-raja, maka raja tidak perlu mengadakan pengendalian diri yang sama seperti yang dilakukan oleh rakyat. Semuanya ini cenderung untuk mengurangi kepekaan Daud terhadap kejinya dosa. Dan gantinya dengan rendah hati bergantung atas kuasa Tuhan, ia mulai berharap kepada kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri. Segera setelah setan berhasil memisahkan jiwa dari Allah, satu-satunya Sumber kekuatan itu, ia akan berusaha untuk membangkitkan keinginan-keinginan yang keji daripada sifat alamiah manusia yang jahat itu. Pekerjaan musuh itu bukanlah secara mendadak; pada permulaannya, itu tidak mengejutkan; itu merupakan suatu usaha yang diam-diam untuk menghancurkan benteng-benteng prinsip. Itu dimulai dengan perkara-perkara yang kelihatannya kecil—kelalaian untuk setia kepada Allah dan untuk bergantung dengan sepenuhnya kepadaNya, kecenderungan untuk mengikuti kebiasaan dan praktek-praktek duniawi. ——PB2 328.2
Sebelum berakhirnya peperangan dengan bangsa Ammon, Daud, dengan menyerahkan kepemimpinan atas bala tentara itu kepada Yoab, telah kembali ke Yerusalem. Bangsa Syam sudah menyerah kepada Israel, dan kehancuran total bangsa Ammon kelihatannya sudah dapat dipastikan. Daud dikelilingi oleh hasil-hasil kemenangan dan kemuliaan pemerintahannya yang bijaksana dan mantap itu. Sekaranglah, pada saat ia sedang berada dalam keadaan senang dan lengah, dimana sipenggoda itu telah menggunakan kesempatan untuk menguasai pikirannya. Kenyataan bahwa Allah telah membawa Daud ke dalam hubungan yang sangat erat dengan Dirinya Sendiri dan telah menyatakan kebajikannya yang amat besar itu, seharusnya menjadi satu pendorong baginya untuk menjaga tabiatnya agar tidak bercacat. Tetapi bilamana di dalam kesenangan dan merasa diri aman ia melepaskan pegangannya kepada Allah, Daud telah menyerah kepada setan dan mendatangkan ke atas jiwanya noda dosa. Ia, pemimpin bangsa yang telah diangkat oleh Sorga, yang telah dipilih Allah untuk menegakkan hukumNya, telah melanggar peraturan-peraturannya. Ia yang seharusnya menjadi suatu kegentaran kepada orang-orang yang berbuat jahat, oleh tindakannya sendiri telah menguatkan tangan mereka. —-PB2 329.1
Di tengah-tengah bahaya pada awal hidupnya, Daud dengan jujur dapat menyerahkan hidupnya kepada Allah. Tangan Tuhan telah menuntun dia dengan selamat melalui jerat yang tidak terhitung banyaknya yang telah dipasang untuk menjerat kakinya. Tetapi sekarang, dalam keadaan bersalah dan tidak bertobat, ia tidak meminta pertolongan dan bimbingan dari Sorga, tetapi berusaha untuk melepaskan diri dari bahaya ke dalam mana dosa telah melibatkan dirinya. Batsyeba, yang keelokan parasnya itu terbukti telah menjadi jerat kepada raja, adalah isteri Uria, orang Heti, salah seorang pegawai Daud yang paling berani dan setia. Tidak ada seorangpun yang dapat meramalkan apa yang akan menjadi akibatnya jikalau kejahatan itu diketahui. Hukum Allah menuntut hukuman mati atas diri orang yang berzinah, dan serdadu yang sombong itu, yang telah dihina secara keji, akan mengadakan balas dendam dengan membunuh raja atau dengan menghasut bangsa itu untuk memberontak. ——PB2 329.2
Setiap usaha yang Daud adakan untuk menutupi kesalahannya itu ternyata sia-sia saja. Ia telah mengkhianati dirinya dan menyerahkannya kepada kekuasaan setan; bahaya mengelilingi dirinya, kehinaan yang lebih getir daripada kematian ada di hadapannya. Kelihatannya hanya ada satu saja jalan kelepasan, dan di dalam kekecewaannya itu dengan cepatnya ia telah menambahkan dosa pembunuhan kepada perzinahan. Ia yang telah berhasil dalam membinasakan Saul sedang berusaha untuk menuntun Daud juga ke dalam kehancuran. Sekalipun pencobaannya berbeda, semuanya itu sama-sama memimpin kepada pelanggaran akan hukum Allah. Daud berpikir bahwa jikalau Uria dibunuh oleh tangan musuh di dalam peperangan, maka kesalahan yang terjadi atas kematiannya itu tidak akan dapat dikenakan kepada raja, Batsyeba akan bebas untuk menjadi isteri Daud, kecurigaan akan dapat dicegah, dan kehormatannya sebagai seorang raja akan tetap dipertahankan. —-PB2 330.1
Uria telah dijadikan sebagai pembawa surat perintah kematiannya sendiri. Sepucuk surat telah dikirimkan melalui tangannya kepada Yoab dari raja yang memerintahkan, “Taruhlah olehmu akan Uria itu pada haluan tentara, di tempat perang itu sangat ramai, lalu undurlah daripadanya, supaya iapun kena lalu mati.” Yoab, yang sudah bersalah atas pembunuhannya yang kejam itu, tidak berlambatan untuk menuruti perintah raja, dan Uria tewas oleh pedang bangsa Ammon. —-PB2 330.2
Sampai kepada saat itu catatan hidup Daud sebagai seorang pemimpin adalah sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja yang dapat menyamainya. Telah tersurat tentang dirinya bahwa ia “melakukan kebenaran dan keadilan kepada segala bangsanya.” 2 Samuel 8:15. Kejujurannya telah menawan kepercayaan dan kesetiaan bangsa itu. Tetapi apabila ia berpaling dari Allah dan menyerahkan dirinya kepada sijahat itu, untuk sementara ia telah menjadi alat setan; namun demikian, ia masih tetap menduduki kedudukan dan wewenang yang telah diberikan Allah kepadanya, dan oleh sebab hal ini, menuntut penurutan yang akan membahayakan jiwa dia yang tidak mau menurutnya. Dan Yoab, yang kesetiaannya telah diberikan kepada Daud gantinya kepada Allah, telah melanggar hukum Allah oleh sebab raja telah memerintahkannya. —-PB2 330.3
Kuasa Daud telah diberikan Allah kepadanya, tetapi harus dijalankan selaras dengan hukum ilahi saja. Apabila ia memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan hukum Allah, maka akan menjadi dosa jika diturutnya. “Maka segala kuasa yang ada itu ditetapkan oleh Allah” (Rom 13:1), tetapi kita tidak harus menurutnya bila itu bertentangan dengan hukum Allah. Rasul Paulus, dalam tulisannya kepada sidang Korintus, menyatakan prinsip yang dengannya kita harus diperintah. Ia berkata, “Hendaklah kamu menurut teladan aku, seperti akupun menurut teladan Kristus.” 1 Korintus 11:1. ———PB2 331.1
……………
Semenjak awalnya setan telah menggambarkan kepada manusia keuntungan-keuntungan yang bisa diperoleh melalui pelanggaran. Dengan cara demikianlah ia telah menipu malaikat-malaikat. Dengan cara demikian ia telah memperdayakan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dan dengan cara yang sama seperti ini pulalah ia sedang menuntun banyak orang untuk berpaling dari penurutan kepada Allah. Jalan pelanggaran telah dijadikan kelihatan menarik, “tetapi akhirnya kelak menjadi jalan kepada maut.” Amsal Solaiman 14:12. Berbahagialah mereka yang, setelah menempuh jalan ini, menyadari betapa pahitnya buah dosa itu, dan berpaling daripadanya dengan segera. Allah di dalam rahmatNya tidak meninggalkan Daud untuk dibujuk ke dalam kebinasaan total oleh upah dosa yang penuh tipu daya itu. ——PB2 331.5
Demi kepentingan Israel juga maka perlu bagi Allah untuk campur tangan. Apabila waktu berlalu, dosa Daud terhadap Batsyeba telah diketahui, dan kecurigaan telah timbul bahwa ia telah merencanakan kematian Uria. Tuhan telah dihinakan. Ia telah berbuat baik dan menghormati Daud, dan dosa Daud telah menampilkan tabiat Allah dengan secara ‘keliru dan telah melemparkan cemoohan kepada namaNya. Hal itu cenderung untuk merendahkan ukuran peribadatan di antara Israel, untuk mengurangi rasa kejinya dosa dalam banyak pikiran manusia; sementara mereka yang tidak mengasihi dan takut akan Allah olehnya telah dijadikan berani di dalam berbuat pelanggaran. ——PB2 332.1
Nabi Natan telah diperintahkan untuk menyampaikan satu teguran kepada Daud. Teguran itu merupakan satu kabar yang sifatnya keras. Teguran seperti itu hanya dapat diberikan kepada sedikit saja dari antara raja-raja tetapi itupun dengan upah kematian kepada orang yang mengadakan teguran itu. Natan menyampaikan hukuman ilahi dengan beraninya, tetapi dengan disertai hikmat yang berasal dari sorga sehingga bisa memperoleh simpati dari raja, untuk membangkitkan hati nuraninya, dan untuk mengeluarkan dari dalam bibirnya sendiri hukuman mati terhadap dirinya. Sambil menyatakan bahwa Daud adalah seorang pembela hak-hak rakyatnya yang sudah diangkat oleh ilahi, nabi itu telah menuturkan satu cerita tentang tindakan yang salah dan menekan yang perlu untuk diperbaiki. ——PB2 332.2
“Dalam sebuah negeri anu adalah dua orang,” katanya, “seorang yang kaya, seorang yang miskin. Maka pada orang kaya itu adalah amat banyak lembu dan kambing domba. Tetapi orang miskin itu tiada empunya melainkan hanya seekor anak domba yang telah dibelinya dan dipeliharakannya, sehingga ia itu menjadi besar bersama-sama dengan dia dan dengan anak-anaknyapun, maka ia itupun makanlah daripada makanannya dan minumlah daripada cawannya, dan tidurlah pada ribaannya dan adalah ia itu baginya seperti seorang anaknya. Maka datanglah seorang perjalanan singgah kepada orang kaya itu, maka disayangkannya orang kaya itu akan kambing domba dan lembunya sendiri, tiada ia mau mengambil dia akan disediakan bagi orang perjalanan yang telah singgah kepadanya itu, melainkan diambilnya akan anak domba orang miskin itu, disediakannya bagi orang yang telah singgah kepadanya.” ——-PB2 332.3
Kemarahan raja bangkit, dan ia berseru, “Demi Tuhan yang hidup, orang yang telah berbuat demikian itulah akan mati dibunuh! Tak akan jangan diberinya ganti anak domba itu empat kali ganda, sebab telah diperbuatnya perkara yang demikian dan sebab tiada ia menaruh kasihan.” 2 Samuel 12:5, 6. —–PB2 333.1
Natan memusatkan pandangannya kepada raja, kemudian sambil mengangkat tangan kanannya ke atas, dengan khidmat ia berkata, “Tuanku juga orang itu!” “Mengapa gerangan,” sambungnya, “engkau sudah mempermudahkan firman Tuhan dengan berbuat perkara yang jahat kepada pemandangannya?” Orang yang bersalah bisa berusaha, sebagaimana yang telah dicoba oleh Daud, untuk menyembunyikan kejahatan mereka dari manusia; mereka bisa berusaha untuk mengubur perbuatan jahat dari pandangan manusia untuk selama-lamanya; tetapi “nyata dan terbuka segala sesuatu kepada pemandangan Allah, yang harus kita memberi jawab kepadaNya.” Ibrani 4:13. “Suatupun tiada yang tertudung yang tidak dibukakan kelak, dan suatupun tiada yang tersembunyi yang tiada dinyatakan kelak.” Matius 10:26. Natan menyatakan: “Maka inilah firman Tuhan, Allah orang Israel: Bahwa Aku sudah menyiram engkau akan raja orang Israel dan Aku sudah meluputkan dikau daripada tangan Saul. . . . Mengapa gerangan engkau sudah mempermudahkan firman Tuhan dengan berbuat barang yang jahat kepada pemandangannya? Bahwa engkau sudah membunuh Uria, orang Heti itu dengan pedang dan bininya telah kau ambil akan isterimu; bahkan engkau sudah membunuh Uria itu dengan pedang bani Ammon! Maka sekarang pedang itu tiada akan undur daripada isi rumah mu sampai selama-lamanya. . . . Bahwa Aku akan menerbitkan jahat atasmu kelak dari dalam isi istanamu, dan Aku akan mengambil isterimu di hadapan matamu dan memberikan dia kepada kawanmu. . . . Adapun engkau sudah berbuat perkara itu dengan sembunyi-sembunyi, tetapi Aku akan mengadakan perkara itu kelak di hadapan segenap Israel dan di hadapan matahari.” ——-PB2 333.2
Teguran nabi itu menjamah hati Daud, hati nuraninya dibangkitkan; kesalahannya nampak dalam segala kekejiannya. Jiwanya tertunduk dalam pertobatan kepada Allah. Dengan bibir yang gemetar ia berkata, “Bahwa aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Segala kesalahan yang diperbuat kepada orang lain telah terpantul kembali dari yang disakiti kepada Allah. Daud telah melakukan dosa yang keji, baik terhadap Uria dan juga Batsyeba, dan ia benar-benar merasakannya. Tetapi jauh lebih besar daripada itu adalah dosanya terhadap Allah.—— PB2 333.3
Sekalipun tidak akan didapati seorang di dalam Israel untuk melaksanakan hukuman mati kepada orang yang sudah dilantik bagi Tuhan, Daud gemetar, karena jangan-jangan, dalam keadaan yang bersalah dan tidak diampuni, ia akan dibunuh oleh hukuman Allah yang segera. Tetapi satu kabar telah dikirimkan kepadanya oleh nabi, “Bahwa Tuhan juga sudah mengangkat dosa itu daripada tuanku, supaya jangan tuanku mati dibunuh.” Namun demikian keadilan harus dipertahankan. Hukuman mati itu dipindahkan dari diri Daud kepada anak yang telah diperolehnya dalam dosa. Dengan demikian raja diberi kesempatan untuk bertobat; sementara kepadanya penderitaan dan kematian anak itu, sebagai sebahagian daripada hukumannya itu, adalah lebih getir daripada kematiannya sendiri. Nabi itu berkata, “Sebab tuanku sudah menyebabkan segala seteru tuanku itu menghujat sangat, tak dapat tiada putera tuanku yang baharu jadi bagi tuanku, itu akan mati kelak.” ——-PB2 334.1
Pada waktu anak ini sakit payah, Daud, dengan berpuasa dan dengan merendahkan diri, memohon agar anak itu hidup. Ia menanggalkan jubah rajanya, ia menanggalkan mahkotanya, dan dari malam ke malam ia berbaring di atas tanah, dengan hati yang hancur memohon bagi seorang yang menderita karena kesalahannya. “Maka segala tua-tua dalam istana bagindapun berbangkitlah, lalu mendapatkan baginda hendak membangkitkan baginda dari tanah itu, tetapi tiada baginda mau.” Sering bilamana hukuman sudah dinyatakan kepada manusia ataupun negeri, sikap merendahkan hati dan pertobatan telah menegahkan hukuman itu, dan Yang Senantiasa menunjukkan rahmat itu, yang cepat mengampuni, telah mengirimkan utusan-utusan perdamaian. Didorong oleh pendapat ini, Daud terus bertahan dalam permohonannya selama anak itu masih hidup. Setelah mengetahui bahwa anak itu sudah mati, dengan diam-diam ia telah menyerah kepada pernyataan Allah. Pukulan yang pertama daripada pembalasan itu telah dinyatakannya sendiri sebagai sesuatu yang adil telah dijatuhkan; tetapi Daud, sambil berharap kepada rahmat Allah, bukannya tanpa penghiburan. ——-PB2 334.2
………….
Allah bermaksud bahwa sejarah kejatuhan Daud itu akan berguna sebagai satu amaran bahwa sekalipun mereka yang telah diberkati dan dikasihi oleh Allah hendaknya jangan merasa aman dan melalaikan doa dan sikap waspada. Dan dengan demikian itu telah terbukti kepada mereka yang dengan rendah hati telah berusaha untuk mengambil pelajaran yang Allah mau berikan. Dari generasi kepada generasi ribuan orang telah dituntun dengan cara demikian untuk menyadari akan bahaya yang sedang mereka hadapi dari kuasa sipenggoda itu. Kejatuhan Daud, seorang yang amat dihormati Allah, telah membangkitkan di dalam diri mereka sikap untuk tidak berharap, kepada diri sendiri. Mereka telah merasa bahwa Allah saja yang dapat memelihara mereka oleh kuasaNya melalui iman. Dengan menyadari bahwa kekuatan dan keselamatan mereka itu ada di dalam Dia, maka mereka merasa takut untuk mengambil langkah yang pertama di daerah setan. ——PB2 336.2
………………
Dengan demikian di dalam satu nyanyian yang suci yang harus dinyanyikan di dalam perkumpulan umum bangsanya itu, di hadapan orang-orang istana—para imam dan hakim, penghulu dan tentara—dan yang akan memelihara pengetahuan tentang kejatuhannya sampai kepada generasi yang paling akhir, raja Israel ini telah menceritakan dosanya, pertobatannya, dan pengharapannya akan keampunan melalui rahmat Allah. Gantinya berusaha untuk menyembunyikan kesalahannya ia menghendaki agar orang lain dapat diajar melalui sejarah yang menyedihkan dari kejatuhannya itu.—– PB2 337.3
Pertobatan Daud sangat dalam dan sungguh-sungguh. Tidak ada usaha untuk mencari dalih atas kejahatannya. Tidak ada keinginan untuk melepaskan diri dari hukuman yang telah dinyatakan kepadanya, yang mendorong doanya itu. Tetapi ia melihat kejinya pelanggaran terhadap Allah; ia melihat noda pada jiwanya; ia merasa muak atas dosanya itu. Bukan hanya untuk keampunan saja ia berdoa, tetapi juga untuk kesucian hati. Daud tidak menghentikan pergumulannya itu dalam kekecewaan. Di dalam janjij-anji Allah kepada orang berdosa yang bertobat ia melihat bukti daripada keampunan dan penerimaannya. ——PB2 337.4
Peringatan:
Tuhan Allah tidak akan mengadakan mujizat untuk menyelamatkan salah seorang dari kita, dan kitapun akan hilang sama seperti Yudas dan setan.
Janganlah sekali-kali pikir bahwa Tuhan Allah akan melakukan satu mujizat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang lemah yang sangang akan dosa, yang hidup dalam dosa, atau yang sesuatu anasir surga akan dimasukkan dalam hidup mereka itu, mengangkatnya ke luar dari diri kepada satu suasana yang lebih tinggi di mana segala-galanya akan menjadi gampang, dengan tidak usah mengeluarkan tenaga istimewa, pergumulan yang luar biasa, dengan tiada menyalibkan diri, karena semua orang yang membuang-buang tempo dalam daerah setan dengan maksud hal yang demikian diadakan atasnya, akan binasa dengan orang yang berbuat jahat. Mereka itu akan dibinasakan dengan sekonyong-konyong dan itupun dengan tidak ada penawar suatu apa.—Testimonies to Ministers, p 453.
Pembenaran diri adalah bahaya pada zaman ini; hal ini memisahkan kita dari Kristus. Mereka yang percaya kepada kebenaran mereka sendiri tidak dapat mengerti bagaimana keselamatan datang melalui Kristus. Mereka menyatakan bahwa dosa adalah kebenaran dan kebenaran adalah dosa. Mereka tidak menghargai jahatnya pelanggaran dosa, tidak mengerti akan teror yang dilakukan terhadap hukum; karena mereka tidak menghargai standar moral Allah. Alasan mengapa banyak pertobatan yang menipu pada zaman ini adalah karena sedikitnya penghargaan terhadap hukum Allah. Sebagai gantinya standar kebenaran Allah, manusia menegakkan standar mereka sendiri untuk mengukur karakter manusia. Mereka melihat melalui gelas kaca yang gelap dan membawakan ide yang salah tentang pembenaran kepada orang banyak, juga membawakan egoisme, kesombongan dan pembenaran diri. Doktrin penyucian yang dibawakan kebanyakan orang adalah doktrin yang penuh dengan penipuan, karena hal ini cenderung membanggakan diri sendiri; tetapi hal yang paling baik yang dapat dikhotbahkan kepada orang berdosa adalah kebenaran yang diikat dengan hukum Allah. Iman dan perbuatan harus bekerja bersama-sama; karena jika berdiri sendiri iman tanpa perbuatan adalah mati. —-IP165.1
Dalam keadaan manusia tanpa dosa, dia dapat mengadakan hubungan yang menyenangkan dengan Allah yang “di dalam Dia itu ada segala perhimpunan hikmat dan marifat terlindung.” Kolose 2:3. Tetapi sejak manusia jatuh ke dalam dosa, tiada lagi dia dapat menikmati kesenangan hubungan yang kudus itu, bahkan dia mencoba menyembunyikan dirinya dari hadapan hadirat Tuhan Allah. Demikianlah selalu keadaan hati yang masih belum dibaharui. Ia tidak sesuai dengan Allah dan tidak akan mendapat kesenangan dalam hubungan dengan Dia. Orang yang berdosa tidak senang di hadapan Allah, dia akan takut dan mengundurkan diri dari pergaulan dengan mahluk-mahluk yang suci. Sekiranya dia diperkenankan memasuki surga, hal itu tidak akan menggembirakannya. Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri yang bertahta di surga setiap hati menyambut hati-kasih Allah yang Tiada Batasnya — tidak akan mendapat sambutan di dalam jiwanya. Pikiran-pikirannya, yang memikat hati- nya, motif-motif yang terdapat padanya, berlawanan dengan orang-orang yang tiada berdosa yang tinggal di sana. Dia akan menjadi satu bunyi sumbang dalam irama surga. Baginya surga adalah tempat penuh siksa; dia lebih suka lenyap dari Tuhan yang menjadi terang itu, dan menjadi pusat dari segala kegembiraan. Bukannya Tuhan yang sewenang-wenang memerintahkan supaya orang jahat itu enyah dari surga, mereka sendirilah yang telah mengatupkannya dengan ketidak-layakan mereka menghadapi pergaulan yang terdapat di- sana. Bagi mereka kemuliaan Allah akan menjadi satu bara api yang menyala- nyala. Mereka menyambut kebinasaan supaya mereka dapat terlindung dari wajah Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus mereka.—-Kebahagiaan Sejati 11.2