<< Go Back

Sabat 1 Juli 2023

RENUANGAN PENDAHULUAN

Orang yang mencoba menjadi suci melalui perbuatannya sendiri mengerjakan hukum itu, mencoba sesuatu yang mustahil

 

Lukas 22:

22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

22:33 Jawab Petrus: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”

22:34 Tetapi Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.”

 

Petrus biasanya bersifat suka mendahului dan mudah digerakkan oleh dorongan hati, dan Setan mengambil kesempatan dari ciri-ciri ini untuk mengalahkan dia. Menjelang kejatuhan Petrus, Yesus telah mengatakan kepadanya, “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” Luk. 22:31, 32. Waktunya sudah tiba, dan perubahan dalam kehidupan Petrus sudah nyata. Pertanyaan Tuhan yang keras dan bersifat menguji itu tidak memerlukan jawab yang merasa diri sudah cukup, karena kerendahan dan pertobatannya, Petrus lebih bersedia daripada sebelumnya untuk berbuat sebagai gembala domba. —- KZR2 467.3

 

Ada dua kesalahan terhadap mana anak-anak Allah — khususnya orang-orang yang datang berharap di dalam karuniaNya — perlu sekali waspada. Pertama, seperti sudah dikatakan di atas, memandang perbuatan mereka sendiri, berharap pada hal-hal yang dilakukannya, untuk membawa diri mereka sendiri rukun kepada Allah. Orang yang mencoba menjadi suci melalui perbuatannya sendiri mengerjakan hukum itu, mencoba sesuatu yang mustahil. Segala yang dapat dilakukan manusia tanpa Kristus adalah dicemarkan dosa dan rasa mementingkan diri sendiri. Hanyalah dengan anugerah Kristus, melalui iman, dapat membuat kita suci. —-KS 56.2

 

 Kesalahan yang sebaliknya juga tidak kurang bahayanya ialah bahwa percaya di dalam Kristus membebaskan manusia itu daripada pemeliharaan hukum Allah; jadi karena dengan iman saja kita menjadi turut ambil bagian daripada anugerah Kristus, pekerjaan kita tiada hubungannya dengan pe-nebusan kita —-KS 56.3

 

Syarat kehidupan kekal itu adalah sama juga sekarang dengan yang dahulu— sama dengan yang dahulu sebelum leluhur kita jatuh ke dalam dosa di Taman Eden — penurutan yang sempurna kepada hukum Tuhan, kebenaran yang sempurna. Jikalau kehidupan kekal itu diberikan dengan syarat yang kurang daripada syarat ini maka kebahagiaan alam semesta inipun berada dalam bahaya. Jalan akan terbuka bagi dosa dengan segala derita dan sengsara- nya, menjadi kekal selamanya. —-KS 58.1

 

 Lebih lagi daripada ini, Kristus mengubah hati itu. Dia tinggal di dalam hatimu karena iman. Sepatutnya engkau memelihara perhubungan dengan Kristus ini dengan iman serta penyerahan kehendakmu yang terus- menerus kepadaNya; selama engkau melakukan hal seperti ini, maka Dia akan bekerja di dalam dirimu baik dalam kehendak dan berbuat sesuai dengan kehendakNya. Maka engkaupun dapat berkata: “Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku; tetapi hidup yang sekarang aku hidup di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada Anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya karena aku. ” Galatia 2:20. Demikianpun Kristus berkata kepada murid-muridNya: “Karena bukannya kamu sendiri yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu yang berkata di dalam dirimu.” Matius 10:20. Kemudian dengan Kristus yang bekerja di dalam dirimu, engkau akan menunjukkan roh yang sama serta melakukan pekerjaan yang baik— pekerjaan kebenaran, penurutan. ——KS 58.3

 

Itulah makanya tiada sesuatu pun di dalam diri kita sendiri yang patut disombongkan. Kita tidak mempunyai alasan untuk mengagung-agung- kan diri kita sendiri. Satu-satunya alas pengharapan kita ialah di dalam kebenaran Kristus yang dihisabkan kepada kita, dan yang ditempa oleh Roh KudusNya yang bekerja di dalam kita dan melalui kita. ——KS 59.1

 

Semakin dekat engkau datang kepada Yesus, makin jelas salahmu engkau lihat sendiri; karena pandanganmu semakin jelas, dan kekurang ke- sempurnaanmu akan jelas sekali berbeda dengan keadaanNya yang sempurna itu. Inilah bukti bahwa tipu-daya setan telah kehilangan kuasanya, karena kuasa Roh Allah sudah menggerakkan engkau. —–KS 60.1

 

Tiada kasih Allah yang dalam itu dapat tinggal di hati orang yang tidak menyadari dosa-dosanya sendiri. Jiwa yang telah diubahkan melalui karunia Kristus akan mengagumi tabiat ilahiNya; tetapi apabila kita tidak dapat melihat cacad moral kita sendiri, ini merupakan satu bukti yang nyata bahwa kita belum melihat keindahan dan kemuliaan Kristus. —–KS 60.2

 

 Semakin kurang kita lihat yang patut disombongkan dalam diri kita sendiri, semakin banyaklah kita lihat kasih dan kesucian Juruselamat kita yang tiada taranya. Satu pandangan terhadap dosa kitayang begitu besar akan mendorong kita pada Dia yang dapat mengampuni; dan bila jiwa menyadari keadaan kita yang tak berdaya, mencari Kristus, maka Dia di dalam kuasa akan menyatakan Dirinya Sendiri. Semakin banyak perasaan akan kekurangan kita mendesak kita kepadaNya dan kepada Firman Tuhan, semakinting- gi dan mulia kita lihat tabiatNya, lalu semakin sempurna pula kita membayangkan gambarNya. —-KS 60.3

 

Banyak orang yang beranggapan bahwa mereka harus mengerjakan sendiri sebagian pekerjaan itu. Mereka telah mengharapkan keampunan dosa di dalam Kristus, tetapi sekarang mereka berusaha sendiri mendapatkan kehidupan yang benar. Tetapi usaha-usaha yang demikian pasti gagal. Kata Yesus: “Kalau dada beserta dengan Aku, suatupun tiada dapat kamu perbuat. ” Pertumbuhan kita di dalam anugerah, kegembiraan kita, kegunaan kita —semuanya tergantung atas perhubungan kita dengan Kristus. Dengan perhubungan dengan Dia dari hari ke hari, setiap jam-dengan tinggal di dalam anugerah. Dia bukan saja awal tetapi juga kesudahan iman kita. Kristuslah yang pertama dan yang terakhir dan yang selalu ada. Dia haruslah bersama- sama dengan kita, bukan hanya pada permulaan dan akhir perjalanan kita, tetapi pada setiap langkah jalan kita. Daud berkata: “Maka pada sediakala aku melihat Tuhan di hadapanku, maka tiada aku akan tergelincuh. ” Mazmur 16:8. —-KS 64.2

Demikianlah murid-murid Yesus yang mula-mula itu mendapat wajah seperti Kristus yang dikasihi. Manakala murid-murid itu mendengar kata-kata Yesus, mereka merasa perlunya akan Dia. Mereka berusaha mencarinya dan mendapatnya, mereka mengikuti Dia. Mereka bersama-sama dengan Dia di dalam rumah, di meja makan, di dalam bilik dan di ladang. Mereka bersama Dia sebagai murid dengan seorang guru, setiap hari menerima pelajaran-pelajaran kebenaran yang suci daripadaNya. Mereka menatap padaNya, sebagai hamba kepada tuannya. mempelajari tanggungjawab mereka. Murid-murid itupun adalah menusia yang “sama sifatnya dengan kita.’’Yakub 5:17. Mereka juga mempunyai peperangan yang sama memerangi dosa. Mereka memerlukan anugerah yang serupa supaya dapat menghidupkan satu kehidupan yang suci. —–KS 67.1

 

Bahkan Yahya sendiripun, murid yang disayangi itu, salah-satu yang paling baik persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi jiiga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dilihatnyalah kekurangannya, dan pengetahuannya ini merendahkan dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan ke- lemah-lembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di dalam kehidupan Anak Allah sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasihnya kepada Tuahnya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membaharui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasihNya, melembutkan hati, menaklukkan jiwa, serta meluhurkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Allah dan surga. —–KS 68.1

 

Ada dua kesalahan terhadap mana anak-anak Allah — khususnya orang-orang yang datang berharap di dalam karuniaNya — perlu sekali waspada. Pertama, seperti sudah dikatakan di atas, memandang perbuatan mereka sendiri, berharap pada hal-hal yang dilakukannya, untuk membawa diri mereka sendiri rukun kepada Allah. Orang yang mencoba menjadi suci melalui perbuatannya sendiri mengerjakan hukum itu, mencoba sesuatu yang mustahil. Segala yang dapat dilakukan manusia tanpa Kristus adalah dicemarkan dosa dan rasa mementingkan diri sendiri. Hanyalah dengan anugerah Kristus, melalui iman, dapat membuat kita suci. —–Kebahagiaan Sejati 56.2

 

GAMBARAN CONTOH BAGAIMANA MURID-MURID YESUS MENGGANTI MANUSIA LAMA MENJADI MANUSIA BARU

 
  

 

 

 

 

 
  

 

 

 

 

 

 

 

RENUNGAN PENDAHULUAN

 

Rendah Hati Syarat Pertama

 

  1. Kewajiban merendahkan hati

Orang-orang yang belum merendahkan dirinya di hadapan Allah dengan jalan mengakui kesalahan mereka, berarti belumlah memenuhi syarat pertama penerimaan itu. Jika kita belum mengalami pertobatan yang tidak perlu disesalkan, serta belum mempunyai rendah-hati yang sejati dalam jiwa dan roh pengakuan yang luluh mengakui dosa-dosa kita, jijik akan kesalahan- kesalahan kita, berarti kita belum berusaha dengan sungguh-sungguh mencari keampunan dosa; dan jika kita tidak pernah mencarinya dengan sungguh-sungguh, maka kita tidak akan pernah mendapat damai Allah. Satu-satunya sebab mengapa kita tidak mendapat keampunan dosa-dosa kita pada masa lampau ialah karena kita tidak mau merendahkan hati serta menurut syarat-syarat firman kebenaran itu. Petunjuk-petunjuk yang jelas telah diberikan mengenai hal ini. Pengakuan dosa, apakah di hadapan orang-banyak atau hanya sendirian, haruslah dengan sepenuh hati dan dinyatakan dengan tulus. Bukannya harus karena terpaksa dari orang yang berdosa itu. Bukan pula dengan cara sembrono dan remeh, atau dipaksa dari orang-orang yang tidak menyadari rasa jijiknya sifat dosa itu. Pengakuan yang mengalir dari segenap jiwa berjalan menuju Allah yang mempunyai kasih tiada batasnya. Penulis Mazmur berkata seperti berikut: ,,Maka Tuhan itu hampirlah pada segala orang yang hancur hatinya, dan akan orang yang luluh-lantak hatinyapun ditolongnya. ”Mazmur 34:19. ——KS 33.1

 

Kesombongan, mengasihi diri sendiri, mementingkan diri sendiri, kebencian, iri hati dan kecemburuan telah meredupkan kemampuan persepsi —-2T 605 (1871)

 

  1. Contoh dari Rasul-Rasul

Untuk melakukan pekerjaan-Nya, Kristus tidak memilih orang terpelajar atau yang fasih dari Sanhedrin orang Yahudi atau kuasa Roma. Mengabaikan guru-guru Yahudi yang membenarkan diri sendiri, Pekerja yang Agung itu memilih yang rendah hati, orang yang tidak terpelajar untuk memasyhurkan kebenaran yang akan menggerakkan dunia ini. Orang-orang ini Ia maksudkan untuk dilatih dan dididik sebagai pemimpin-pemimpin sidang-Nya. Mereka sebaliknya harus mendidik orang-orang lain dan mengirim mereka dengan pekabaran Injil. Supaya mereka memperoleh kemajuan dalam pekerjaan Tuhan, mereka harus diberi kuasa Roh Suci. Bukannya dengan kuasa manusia atau dengan kebijaksanaan manusia Injil itu harus dimasyhurkan, tetapi dengan kuasa Allah. —–KR 15.1

 

Kepura-puraan orang Parisi ialah hasil mementingkan diri sendiri yang merupakan tujuan hidup mereka…..Bahkan murid-murid, walaupun mereka telah meninggalkan segala sesuatu demi Kristus, namun dalam hati belumlah berhenti mencari perkara-perkara besar bagi dirinya sendiri……Sebagaimana ragi, jika dibiarkan menyelesaikan pekerjaannya, akan merusak dan membusukkan, demikian juga halnya dengan roh mementingkan diri sendiri, bila dipertumbuhkan dalam hati, akan menimbulkan kenajisan dan kebinasaan jiwa. Diantara para pengikut Kristus dewasa ini, sama seperti pada zaman dahulu, betapa besarnya dosa yang licik dan menyesatkan itu! Betapa seringnya pelayanan kita kepada Kristus, persekutuan kita satu sama lain dirusakkan oleh keinginan yang meninggikan diri!……Kepada murid-muridNya sendiri amaran Kristus diucapkan, “Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu dari ragi orang Parisi.”……Hanya kuasa Allahlah yang dapat membuangkan sifat memikirkan diri sendiri dan kepura-puraan.——Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan 8 April hal. 112

 

Catatan:

Oleh karena dari contohnya dahulu kita tidak melihat adanya Yesus membuat suatu mujizat perubahan rendah hati terhadap diri rasul-rasul, maka nasihat berikut harus menyadarkan kita:

Tetapi kalau kita menghinakan dan melalaikan segala ketentuan dan kesempatan-kesempatan yang baik ini, Tuhan Allah tidak akan mengadakan mujizat untuk menyelamatkan salah seorang dari kita, dan kitapun akan hilang sama seperti Yudas dan setan.

Janganlah sekali-kali pikir bahwa Tuhan Allah akan melakukan satu mujizat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang lemah yang sangang akan dosa, yang hidup dalam dosa, atau yang sesuatu anasir surga akan dimasukkan dalam hidup mereka itu, mengangkatnya ke luar dari diri kepada satu suasana yang lebih tinggi di mana segala-galanya akan menjadi gampang, dengan tidak usah mengeluarkan tenaga istimewa, pergumulan yang luar biasa, dengan tiada menyalibkan diri, karena semua orang yang membuang-buang tempo dalam daerah setan dengan maksud hal yang demikian diadakan atasnya, akan binasa dengan orang yang berbuat jahat. Mereka itu akan dibinasakan dengan sekonyong-konyong dan itupun dengan tidak ada penawar suatu apa.—Testimonies to Ministers, p 453.

 

 

 

 

 

GAMBARAN PERBANDINGAN CONTOH DAN CONTOH SAINGAN

  1. Hasil pendidikan 3 ½ tahun:

Sesudah kematian Kristus murid-murid sudah hampir dikalahkan oleh kekecewaan. Tuhan mereka telah ditolak, dipersalahkan, dan disalibkan. Imam-imam dan penghulu-penghulu telah menyatakan dengan ejekan, “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan. Ia raja Israel? Baiklah ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.” Matius 27:42. Matahari pengharapan murid-murid telah terbenam, dan malam telah menimpa hati mereka. Sering mereka mengulangi perkataan, “Padahal kami dulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.” Lukas 24:21. Sepi dan sakit hati, mereka teringat akan perkataan-Nya, “Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu yang hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?” Lukas 23:31. ——-KR 22.1

 

Yesus telah beberapa kali mencoba membuka masa depan kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak menghiraukan untuk memikirkan tentang apa yang dikatakan-Nya. Oleh karena hal ini kematian-Nya telah datang kepada mereka sebagai sesuatu yang mengagetkan; dan sesudah itu, sementara mereka mengulangi masa lampau dan melihat akibat kurang percaya mereka, mereka dipenuhi dengan kesusahan. Bila Yesus disalibkan, mereka tidak percaya bahwa Ia akan bangkit. Ia telah menerangkan dengan jelas bahwa ia akan bangkit pada hari yang ketiga, tetapi mereka bingung untuk mengetahui apa yang Ia maksudkan. Kekurangan pengertian ini meninggalkan mereka pada waktu kematian-Nya. Ketiadaan harapan sama sekali. Mereka sangat kecewa. Iman mereka tidak menembusi bayang-bayang yang telah ditaruh oleh Setan, menghalangi masa mendatang. Semuanya tampaknya samar-samar dan rahasia kepada mereka. Kalau mereka telah percaya pada perkataan Kristus, betapa banyak kesusahan dapat mereka hindarkan.——- KR 22.2

 

  1. Hasil pendidikan 40 hari:

 

Selama empat puluh hari Kristus tinggal di dunia ini, menyediakan murid-murid untuk pekerjaan yang ada di hadapan mereka dan menjelaskan yang sampai kini mereka belum sanggup untuk mengerti. Ia mengucapkan nubuatan-nubuatan tentang kedatangan-Nya, penolakanNya oleh orang-orang Yahudi, dan kematian-Nya, menunjukkan bahwa tiap-tiap perincian dari nubuatan-nubuatan ini telah digenapi. Ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menganggap kegenapan nubuatan ini sebagai suatu kepastian kuasa yang akan menyertai mereka dalam pekerjaan mereka di masa yang akan datang. “ Lalu Ia membuka pikiran mereka,” kita baca “sehingga mereka mengerti Kitab Suci. KataNya kepada mereka: ‘ Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. ” Lalu Ia menambahkan “ Kamu adalah saksi dari semuanya ini. ” Lukas 24:45-48. ——KR 23.2

 

Selama hari-hari yang digunakan oleh Kristus dengan murid-muridNya, mereka memperoleh suatu pengalaman yang baru. Sementara mereka mendengar Tuhan mereka yang kekasih menjelaskan Kitab Suci dalam terang dari semua yang telah terjadi, iman mereka kepada-Nya dikuatkan dengan sepenuhnya. Mereka tiba di tempat di mana mereka dapat mengatakan, “ Aku tahu kepada siapa aku percaya. ” 2 Timotius 1:12. Mereka mulai menyadari sifat dan luasnya pekerjaan mereka, untuk melihat bahwa mereka harus memasyhurkan kepada dunia kebenaran yang dipercayakan kepada mereka. Peristiwa mengenai kehidupan Kristus, kematian dan kebangkitan-Nya, nubuatan yang menunjuk kepada peristiwa ini, rahasia rencana keselamatan, kuasa Yesus untuk pengampunan dosa–kepada segala perkara ini mereka telah menjadi saksi, dan harus memberitahukannya kepada dunia. Mereka harus memasyhurkan Injil perdamaian dan keselamatan melalui pertobatan dan kuasa Juruselamat. ——KR 23.3

 

 

 

 

 
  

 

Contoh:

 

 

 

 

 

                                                                                                27                                                                                             31

Contoh saingan:

      
   
  
    
 
 

 

 

                                                                                                 I                                                                                 I                                                    I                                                                       I

                                                                                             1929                                                                                         1991                                                     2027                                                                            2031

 

 

Catatan :

  1. Thn 27 oleh karena banyak org Yahudi mengelu elukan Yesus setelah dibabtis menjadi raja, maka Rasul2 dahulu karena keinginannya sebenarnya adalah keluar dari keadaan kemiskinan, mereka betapa mudah dan tidak pikir panjang saat diajak mengikuti Yesus,  mereka langsung meninggalkan keluarga dan pekerjaannya,  demikian pemungut cukaipun rela meminggalkan kekayaannya….  Karena  berpikir bila kerajaannya berdiri mereka akan mendapat kedudukan dan akan lebih makmur lagi. Selain itu ……dikatakan bahwa Yesus sebenarnya sdh menceritakan akan kematiannya dan kerajaannya bukan dr dunia ini,  hanya mereka hiraukan,  sehingga kematiannya mengagetkan mereka,  jadi seandainya mereka sudah tahu dari awal bahwa Yesus tidak akan membangun kerajaanNya di dunia ini,  mungkin mereka tidak akan mau jadi murid2Nya dan demikian pula  5000 org2 tdk akan mau belajar bersama Yesus………….jadi mereka ini sama seperti kita semua….. Manusia2 biasa saja,
  2. Bila kita amati bagaimana dahulu Yesus bekerja bagi pekerja-pekerja roh suci hujan awal, kita melihat terdapat perbedaan antara pekerjaannya dalam 3 ½ tahun dan 40 hari, dari buku Kerinduan Segala Zaman hal 22.1 dan 22.2 kita dapat lihat bahwa ternyata dalam jangka waktu 3 ½ telah bersama-sama dengan Yesus murid-murid masih menggunakan pandangan-pandangan umum yang dipegang dan dipercayai, mereka tidak menghiraukan apa yang telah disampaikan oleh Yesus. Hal ini mengakibatkan adanya bagian-bagian kebenaran yang tidak dipahami. Dengan demikian oleh karena kita adalah contoh saingan dari mereka, maka demikian juga dengan kita sekarang ini, banyak dari kita tidak sepenuhnya memahami kebenaran yang sebenarnya telah diberikan dan dibukakan kepada kita,
  3. Dalam 40 hari Tuhan membukakan pikiran mereka, barulah mereka dapat memahami hal-hal yang dahulu mereka tidak mengerti, artinya sebagai contoh saingannya kita mempunyai waktu belajar pekabaran Tongkat Gembala ini terbagi menjadi 2, yaitu jangka waktu 3 ½ tahun dan 40 hari, dalam 40 hari ini akan terdapat kebenaran-kebenaran yang pengertiannya disampaikan, walaupun tulisan-tulisannya sebenarnya telah ada diberikan dalam periode pendidikan 3 ½ tahun.
  4. Sebagaimana contohnya dahulu dalam 40 hari tersebut tidak semua kebenaran dipelajari kembali, melainkan hanya penekanan pada beberapa bagian kebenaran yang dahulu belum dipahami.
  5. Jangka waktu 40 hari ini adalah pendidikan kelanjutan setelah pendidikan 3 ½ tahun bukan sebaliknya, orang-orang yang dapat mengikuti pendidikan jangka waktu 40 hari adalah orang-orang yang telah lulus dari pendidikan 3 ½ tahun contoh saingan, tidak ada seseorang dapat langsung masuk kelas jangka waktu 40 hari tanpa sebelumnya ia menyelesaikan pendidikan 3 ½ tahun. Orang-orang yang tidak lulus adalah sebagaimana dalam contohnya Yudas. Ia  baru dapat teridentifikasi di akhir dari pendidikan 3 ½ tahun, dan ia tidak dapat ikut dalam lanjutan pendidikan 40 hari, maka dapat kita simpulkan bahwa akan ada saat pemisahan sekam dari pada gandum dalam kelas pendidikan 3 ½ tahun, namun hal tersebut terjadi di akhir masa pendidikan.
  6. Artinya dari uraian diatas, akan ada orang-orang dari para pemegang pekabaran Tongkat yang pada dasarnya hanya menempuh pendidikan 3 ½ tahun tidak lanjut kepada pendidikan berikutnya, sementara calon-calon 144000 yang benarlah yang akan melanjutkan kepada pendidikan 40 hari untuk penuntasan penugasannya,
  7. Sebagaimana yang kita pahami dari bagan di atas, bahwa 3 ½ tahun ternyata tidak dapat berhasil membuat diri rasul-rasul memenuhi tuntutan-tuntutan Yesus, maka diperlukan masa pendidikan lanjutan lagi, yaitu 40 hari. Pendidikan 40 hari ini dalam Kerinduan Segala Zaman hal 23.2 dan 23.3 kita lihat dalam contohnya Yesus berfokus kepada muridnya saja tidak terbagi sebagaimana 3 ½ tahun, maka kitapun perlu mengatur waktu bagi diri kita sendiri kapan kita mau benar-benar fokus dalam pendidikan terakhir kita, fokus berarti meninggalkan segala yang mengagalkan kita dapat menurut atau memenuhi persyaratan yang dituntut dalam 3 ½ tahun yang gagal, mengumpulkan atau menyusun dan mengurutkan semua kelemahan-kelemahannya dan mencari tahu penyebab berbagai kelemahan kegagalan-kegagalannya sendiri membuat Imannya = perbuatan, semua unsur-unsur yang melemahkan dan yang mempengaruhi serta menggagalkan tersebut harus dihindari dan ditinggalkan dalam waktu 40 hari ini, tidak ada lagi maaf-maaf lagi yang dapat kita berikan, hingga kita mendapatkan “Pengalaman yang baru”.
  8. Bila kita membandingkan jangka waktu 3 ½ tahun dan 40 hari, maka jelas bahwa 40 hari sangatlah singkat, sehingga sebagaimana contohnya dahulu kapan tanda waktu perubahan dari 3 ½ tahun kepada jangka waktu berikutnya 40 hari ditanda pertama-tama dengan terpisahnya Yudas dari antara murid-muridNya, dengan demikian jika sekarang diakhir zaman ini telah tiba dalam pengalaman kita terpisahnya sekam-sekam sebagai contoh saingan dari Yudas, maka dari itu kita telah tiba disaat-saat memasuki pendidikan 40 hari.
  9. Pendidikan 40 hari inilah yang membuat kita layak, sebagaimana para pekerja dari roh suci hujan awal, pribadi tabiat Yohanes, Yakobus, Petrus dan lain-lain yang masih sama dengan pelanggaran-pelanggaran hukum orang-orang yang tidak menerima Yesus sebagai kebenaran tidak kita temukan lagi dalam diri mereka setelah menjadi manusia baru, bahkan yang kita lihat dalam diri mereka  adalah Ayub, Daniel, Yusuf, Musa dan lainnya sebagai teladan-teladan yang istimewa. Dengan demikian kata-kata VTH berikut baru dapat terwujud:

Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35

  1. Bila rasul-rasul saja 3 1/2 th sudah dipisahkan dari keluarga dan pergaulan 100% hanya bergaul dengan Yesus saja tidak berhasil diubah menjadi manusia baru, memerlukan kelas intensif 40 hari,  tentunya jangan kita berharap sebagai contoh saingannya setelah kita menerima pekabaran tongkat dengan nyatanya tidak meninggalkan keluarga dan juga tidak memisahkan diri dr lingkungan pergaulan,  masih sama seperti sebelum menerima Tongkat kita dpt berubah menjadi manusia baru. Jadi kelas 40 hari ini jelas sangat dibutuhkan bagi kita contoh saingan rasul2 dahulu,  dan kelas 40 hari inilah yg membalikan segala kegagalan kita dalan 3 1/2 tahun,
  2. Pendidikan 3 1/2 th kita hanya membentuk iman hingga percaya….. Belum tiba pada perbuatan, dalam 40 hari itulah kita membuat iman+perbuatan (selain juga ada kebenaran-kebenaran yang sebelumnya belum dipahami dibukakan)
  3. Pertanyaan: apakah contoh saingan 3 1/2 th dimulai 1844? Ataukah 1929? Jawaban yang bisa kita berikan adalah oleh karena Yesus datang bukan ke dunia, melainkan ke bangsa Yahudi yang merupakan umatNya, maka dapat kita simpulkan bahwa Yesus datang ke dalam gereja Advent yang telah berdiri, dengan demikian berarti bisa kita persamakan kedatangan Yesus tersebut dengan kedatangan Victor T. Houteff dalam tahun 1929,
  4. 1929 hingga 1991 kita samakan dengan periode 3 ½ tahun, karena dalam tahun 1991 Waco Texas ciptaan manusia diperdirikan – maka sebenarnya mulai saat itulah kita telah masuk dalam periode masa 40 hari, karena sekam telah teridentifikasi dan mulai terlihat siapa gandum dan siapa sekam, dan kebenaran-kebenaran yang sebenarnya sudah ada diberikan EGW dan VTH dalam buku masing-masing mulai satu persatu dibukakan oleh Tuhan yang dahulu dalam periode 3 ½ tahun tidak dimengerti,
  5. Oleh karena sesuai contohnya 40 hari itu hanya menghasilkan 100% orang-orang berhasil menjadi pekerja-pekerja Roh Suci Hujan Awal, maka dengan demikian VTH hingga meninggalnya belum menjalani pendidikan 40 hari, dengan demikian juga orang-orang yang hingga hari ini pengertiannya masih sama 100% dengan apa yang dibagikan VTH, tidak bersedia memiliki pengertian yang lebih berkembang, walaupun mereka masih hidup dan mengaku sedang menunggu kerajaan berdiri, pada dasarnya telah terhenti dalam pendidikan 3 ½ tahun saja, tidak ikut kelas intensif 40 hari. Demikian pula walaupun dalam contohnya tidak ada yang dalam kelas 40 hari ini gagal, jangan membuat kita besar kepala percaya diri bahwa kita pasti akan menjadi salah seorang dari 144000, bila demikian kita berarti belum selesai menamatkan pendidikan 3 ½ tahun kita, mungkin kita tidak dapat mengetahui apakah kita sendiri telah tiba dalam pendidikan 40 hari kita, hanya hasil akhirnya yang menjawab,
  6. Kelas 40 hari melihat kepada fakta-fakta yang berkembang secara mayoritas atau melihat dalam lingkup pergerakan kita dapat simpulkan sejak 1991 hingga hari kelepasan 2027, namun jangka waktu diatas tidak berlaku untuk individu-individu, masing-masing  individu-individu ada yang baru memulai  proses 3 ½ tahun di saat mereka menerima pekabaran Tongkatnya, akan tetapi seperti di atas adalah ujian apakah orang-orang tersebut akan lanjut kepada kelas 40 hari sebagai siswa lanjutan, atau berhenti dalam sekolah 3 ½ tahun saja, kesimpulan ini kita dapatkan karena sesuai dengan Matius 24 dikatakan yang seorang akan diambil dan seorang lainnya akan ditinggalkan,
  7. Contoh yang sangat jelas dan merupakan contoh saingan sebagai Elia adalah YOHANES PEMBABTIS, kita harus juga menerapkan cara EKSTRIM YOHANES PEMBABTIS, dan pengalaman Lot jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa ia yang dahulunya seperti kita sekarang yang masih memandang diri memiliki kemampuan melawan semua pengaruh lingkungan, menjaga diri dan keluarganya ketika memutuskan untuk memasuki kota sodom dan Gomora, namun setelah pengalaman dipetik dari dalam api, sementara anak-anaknya tidak belajar dari pengalaman tetap memilih tinggal di kota Zoar,  ia memutuskan untuk tinggal di goa tempat tinggal binatang-binatang buas.
  8. Bila dalam 3 ½ tahun ternyata masih terdapat pemahaman-pemahaman yang belum dimiliki, walaupun kebenarannya telah disampaikan, akan tetapi dalam 40 hari tidak akan ada lagi kebenaran-kebenaran praktis yang berkaitan dengan jalan kelepasan 144000 tidak dibukakan, maka dalam kelas 40 hari ini orang-orangnya akan memiliki pengetahuan kebenaran dan gaya praktek beragama yang jauh berbeda, bukan saja dengan orang-orang dari kelas lalang-lalang bahkan dari lambang orang-orang kelas dari Yudas-Yudas. Hal ini terlihat dari belum sepenuhnya transparan Yesus menunjukkan dirinya siapa dan bagaimana kerajaannya pada 3 ½ tahun yang berbeda dalam 40 hari pendidikan tersebut.

 

 

MEMAHAMI TUHAN MENYELESAIKAN MANUSIA LAMA DARI RASUL-RASUL

(membenahi akar penyebabnya dahulu—–baru ke akibat)

 

“Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. Pertengkaran ini yang diadakan di hadapan Kristus, menyedihkan dan melukai Dia. Murid-murid berpaut pada pendapat yang mereka sukai bahwa Kristus akan menyatakan kuasa-Nya, dan mengambil kedudukan-Nya di atas takhta Daud. Dan dalam hati, masing-masing masih merindukan tempat tertinggi dalam kerajaan itu. Mereka telah memberikan perkiraan sendiri pada diri sendiri dan pada satu dengan yang lain, dan gantinya menganggap saudara-saudara mereka lebih layak, mereka menempatkan diri sendiri lebih dulu. Permohonan Yakobus dan Yohanes untuk duduk di sebelah kanan dan di sebelah kiri takhta Kristus telah mengobarkan kemarahan murid-murid yang lain. Keberanian kedua bersaudara itu untuk meminta kedudukan tertinggi sangat menggemparkan kesepuluh murid sehingga hubungan mereka terancam kerenggangan. Mereka merasa bahwa mereka diperlakukan dengan tidak adil, bahwa kesetiaan dan talenta mereka tidak dihargai. Yudas paling keras terhadap Yakobus dan Yohanes. ——-KSZ2 283.2

 

Hal lain yang menyebabkan perselisihan telah timbul. Pada suatu pesta biasanya seorang hamba membasuh kaki para tamu, dan pada kesempatan ini persiapan sudah diadakan untuk upacara itu. Tempayan, baskom, dan handuk sudah ada, siap untuk pembasuhan kaki. Tetapi tidak ada hamba yang hadir, dan murid-murid yang harus melakukannya. Tetapi setiap murid, sebab perasaannya telah dilukai, menentukan tidak mau melakukan tugas seorang hamba. Semuanya menunjukkan sikap acuh tak acuh yang tidak mudah terpengaruh, tampaknya tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang harus mereka lakukan. Oleh bersikap diam mereka enggan merendahkan diri sendiri——KSZ2 283.4

 

Bagaimanakah dapat Kristus membawa jiwa-jiwa yang malang ini ke tempat di mana Setan pasti tidak akan mendapat kemenangan mereka? Bagaimanakah Ia dapat menunjukkan bahwa hanya dengan mengaku sebagai murid tidak menjadikan mereka murid-Nya, atau memastikan kepada mereka suatu tempat dalam kerajaan-Nya? Bagaimanakah Ia dapat menunjukkan bahwa pelayanan yang penuh kasih, kerendahan yang sejati, itulah yang menentukan kebesaran sejati? Bagaimanakah harus Ia menyalakan kasih dalam hati mereka, dan memungkinkan mereka mengerti apa yang ingin diceritakan-Nya kepada mereka? ——- KSZ2 284.1

 

Dalam memilih tempat duduknya di meja, Yudas telah mencoba menempatkan dirinya lebih dulu, dan Kristus sebagai seorang hamba melayani dia lebih dulu. Yohanes, yang sangat dibenci oleh Yudas. dilayani paling akhir. Tetapi Yohanes tidak menganggapnya sebagai suatu tempelakan atau sifat meremehkan. Sementara murid-murid memperhatikan tindakan Kristus, mereka merasa sangat terharu. Ketika giliran Petrus tiba, ia berseru dengan keheranan, “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Sifat Kristus yang merendahkan diri itu menghancurkan hatinya. Ia dipenuhi dengan perasaan malu memikirkan bahwa salah seorang murid tidak melakukan upacara ini. “Apa yang Kuperbuat,” kata Kristus, “engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Petrus tidak bisa tahan melihat Tuhannya, yang ia percayai sebagai Anak Allah, sedang melakukan tugas seorang hamba. Segenap jiwanya bangkit menentang sifat merendahkan diri ini. Ia tidak menyadari bahwa untuk hal inilah Kristus datang ke dunia. Dengan penegasan yang besar ia berseru, “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” ——KSZ2 286.1

 

Dengan penuh khidmat Kristus berkata kepada Petrus, “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Upacara yang ditolak oleh Petrus melambangkan penyucian yang lebih tinggi. Kristus telah datang untuk membasuh hati dari noda dosa. Dalam menolak mengizinkan Yesus membasuh kakinya, Petrus sedang menolak pembersihan yang lebih tinggi yang termasuk dalam yang lebih rendah. Sesungguhnya ia sedang menolak Tuhannya. Tidaklah merendahkan bagi Tuhan bila mengizinkan Dia bekerja bagi penyucian kita. Kerendahan yang paling sejati ialah menerima dengan hati yang penuh terima kasih sesuatu persediaan yang diadakan untuk kepentingan kita, dan dengan kesungguh-sungguhan melakukan pelayanan bagi Kristus. ——-KSZ2 286.2

 

Mendengar perkataan “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku,” Petrus menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala. Ia tidak tahan memikirkan tentang perpisahan dari Kristus, hal itu berarti kematian baginya. “Tuhan jangan hanya kakiku saja,” katanya, “tetapi juga tangan dan kepalaku.” Kata Yesus kepadanya, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.” ——KSZ2 286.3

 

Sebagaimana halnya dengan Petrus dan saudara-saudaranya, kita juga sudah dibasuh dalam darah Kristus, namun sering oleh hubungan dengan kejahatan, kesucian hati dinajiskan. Kita harus datang kepada Kristus untuk mendapat anugerah penyucian-Nya. Petrus enggan membiarkan kakinya yang sudah kotor itu dipegang dengan tangan Tuhan dan Gurunya, tetapi berapa sering kita membawa hati kita yang berdosa dan sudah dinajiskan berhubungan dengan hati Kristus! Alangkah menyedihkan bagi-Nya perangai kita yang jahat itu, kekosongan dan kesombongan kita! Meskipun demikian segala kelemahan dan kenajisan kita harus kita bawa kepada-Nya. Ia sajalah yang dapat membasuh kita sampai bersih. Kita tidak bersedia untuk perjamuan suci dengan Dia kecuali kita disucikan oleh kuasa-Nya. ——KSZ2 287.2

 

……………. Supaya umat-Nya tidak akan disesatkan oleh sifat mementingkan diri yang terdapat dalam hati jasmani dan yang bertambah kuat oleh melayani diri sendiri, Kristus Sendiri memberikan teladan kerendahan hati. Ia tidak mau meninggalkan hal yang besar ini dalam tanggung jawab manusia. Ia memandang-Nya sangat penting, sehingga Ia Sendiri, Seorang yang sama dengan Allah, bertindak sebagai seorang hamba kepada murid-murid-Nya. Sementara mereka bertengkar untuk mendapat tempat tertinggi, Ia yang kepada-Nya setiap lutut akan bertelut, Ia yang layak disembah oleh malaikat-malaikat kemuliaan, menundukkan diri untuk membasuh kaki orang-orang yang memanggil Dia Tuhan. Ia membasuh kaki orang yang menyerahkan Dia. ——KSZ2 288.3

 

Berkali-kali Yesus telah berusaha menegakkan prinsip ini di antara murid-murid-Nya. Ketika Yakobus dan Yohanes mengajukan permohonan untuk menjadi yang terbesar, Ia berkata, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.” Mat. 20:26. Dalam kerajaan-Ku prinsip pilih kasih dan keunggulan tidak ada tempatnya. Satu-satunya kebesaran ialah kebesaran kerendahan hati. Satu-satunya perbedaan terdapat dalam penyerahan pada pelayanan bagi orang lain. ——KSZ2 289.2

 

Upacara ini merupakan persiapan yang ditentukan oleh Kristus untuk upacara agama. Sementara kesombongan, perbedaan paham, dan perselisihan untuk mencapai keunggulan disimpan dalam hati, sudah tentu hati tidak dapat memasuki persekutuan dengan Kristus. Kita tidak bersedia menerima perjamuan suci dari tubuh-Nya dan darah-Nya. Itulah sebabnya Yesus menentukan diadakannya peringatan kerendahan hati itu lebih dulu. ——KSZ2 289.4

 

……………Dalam manusia terdapatlah pembawaan untuk menghormati diri sendiri lebih tinggi daripada saudaranya, bekerja bagi diri sendiri, mencari tempat tertinggi; dan sering hal ini mengakibatkan sifat sangka-sangka jahat dan Roh kepahitan. Upacara yang mendahului perjamuan Tuhan dimaksudkan untuk melenyapkan salah pengertian ini, mengeluarkan manusia dari sifat mementingkan diri, menurunkan dia dari sifat meninggikan diri, kepada kerendahan hati yang akan menuntun dia untuk melayani saudaranya. ——KSZ2 290.1

 

Catatan dan Kesimpulan:

Kesimpulan yang kita dapat dalam cara pendahuluan Yesus memulai mematangkan murid-muridnya sebelum bekerja dan memulai pendidikan 40 harinya sesuai syarat pertama merendahkan diri adalah:

  1. Tidak lagi “berpaut pada pendapat yang mereka sukai” tidak menjunjung tinggi pandangan atau pengertian-pengertian yang telah diyakini sebelumnya, tidak peduli seberapa lama telah dipegang, kesemuanya harus ditinggalkan ketika pengertian baru dari terbukanya gulungan kebenaran diberikan kepada kita.

Sebagai contohnya kepada kita dapat terlihat dari kekecewaan murid-murid Yesus terhadap kematian Yesus, berikut Ellen G. White mengungkapkannya:

Yesus telah beberapa kali mencoba membuka masa depan kepada murid-murid-Nya, tetapi mereka tidak menghiraukan untuk memikirkan tentang apa yang dikatakan-Nya. Oleh karena hal ini kematian-Nya telah datang kepada mereka sebagai sesuatu yang mengagetkan; dan sesudah itu, sementara mereka mengulangi masa lampau dan melihat akibat kurang percaya mereka, mereka dipenuhi dengan kesusahan. Bila Yesus disalibkan, mereka tidak percaya bahwa Ia akan bangkit. Ia telah menerangkan dengan jelas bahwa ia akan bangkit pada hari yang ketiga, tetapi mereka bingung untuk mengetahui apa yang Ia maksudkan. Kekurangan pengertian ini meninggalkan mereka pada waktu kematian-Nya. Ketiadaan harapan sama sekali. Mereka sangat kecewa. Iman mereka tidak menembusi bayang-bayang yang telah ditaruh oleh Setan, menghalangi masa mendatang. Semuanya tampaknya samar-samar dan rahasia kepada mereka. Kalau mereka telah percaya pada perkataan Kristus, betapa banyak kesusahan dapat mereka hindarkan.——- KR 22.2

 

Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal yang kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juruselamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya—-KA 361.2

 

Lebih lanjut untuk contoh saingannya kepada kita di akhir zaman adalah kesediaan untuk memahami nasihat VTH dalam Amaran Sekarang Jld 1 No. 13 “Pembangunan dan Reformasi”:

Tetapi anda mungkin bertanya, “tidakkah pendapat ini bertentangan terhadap kepercayaan kita yang terdahulu?” — Saya akui memang begitu. Tetapi akan kita terus berjalan dengan apa yang kita telah percayai, ataukah oleh apa yang Firman Tuhan katakan? Maka untuk tujuan apakah semua nubuatan itu jika kita tidak akan menaruh perhatian kepadanya? Dan mengapakah semuanya itu kini dibukakan lalu dibawakan ke hadapan perhatian kita jika ini bukan masanya dalam mana Allah akan menyatakan kuasa-Nya dan akan menyelesaikan semua perkara ini? Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merubah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi rute perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan-Nya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merubah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.

Para pelopor gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengharapkan Tuhan datang segera sesudah 144.000 orang bertobat menggabungkan diri dengan sidang, dan berharap hidup untuk menyaksikan kedatangan-Nya. Sungguh pun keanggotaan sidang sudah berjumlah beberapa kali lipat 144.000 orang, para pelopor itu sudah mati, dan Tuhan masih akan datang. Jadi, masalahnya adalah bukan apakah kita hendak merubah pikiran kita atau tidak, melainkan apakah kita harus merubah pikiran.

Beberapa tahun lalu kepada kita diceritakan, bahwa “Para pengerja akan tercengang oleh alat-alat sederhana yang Ia akan gunakan untuk mendatangkan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya. Orang-orang yang dinilai sebagai pengerja-pengerja yang baik akan perlu datang dekat kepada Allah, mereka akan memerlukan sentuhan Ilahi.” — Testimonies to Ministers, p. 300.

Sementara Ilham membukakan Gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara — alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merubah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.

Sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh kita pernah sekali menyombongkan diri, bahwa kita “mengenal akan Alkitab kita”, tetapi semenjak kelompok ini berhenti menyombongkan diri, maka diketahui bahwa ia mengetahui sangat sedikit diperbandingkan kepada apa yang diketahuinya sekarang, dan saya masih belum dapat mengatakan, bahwa saya memiliki cukup pengetahuan terhadap Alkitab yang dapat membawa saya dengan lebih jelas sampai ke dalam pintu-pintu gerbang mutiara itu. Sesungguhnya, saya mengetahui, bahwa masih banyak lagi yang harus saya pelajari.

  1. Tidak lagi ” menempatkan diri sendiri lebih dulu” atau “menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala, hal seperti ini antara lain dapat kita lihat dari sikap Yudas dan Simon Petrus memandang remeh Maria Magdalena yang menuangkan minyak wangi kepada yesus dalam cerita berikut:

Yudas menganggap tinggi kesanggupannya untuk memimpin. Sebagai seorang ahli keuangan ia menganggap dirinya jauh melebihi muridmurid yang lain, dan ia telah menuntun mereka kepada anggapan yang demikian. Ia telah dapat meyakinkan mereka, dan mempunyai pengaruh yang kuat pada mereka. Simpatinya yang hanya sekadar rupa bagi orang miskin menipu mereka, dan sindirannya yang cerdik itu menyebabkan mereka memandang pada kecintaan Maria dengan perasaan curiga. Persungutan itu disampaikan di sekeliling meja makan, “Untuk apa pemborosan ini? Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin.” —-KSZ1 179.2

Simon terharu oleh kebaikan Yesus dalam hal tidak menempelak dia terang-terangan di hadapan tamu-tamu. Ia tidak diperlakukan sebagaimana ia menghendaki Maria diperlakukan. Ia melihat bahwa Yesus tidak ingin membeberkan kesalahannya kepada orang lain, melainkan mencari suatu ucapan yang benar mengenai perkara itu untuk meyakinkan pikir annya, serta oleh kebaikan yang menaruh belas kasihan untuk menaklukkan hatinya. Celaan yang keras hanyalah mengeraskan hati Simon terhadap pertobatan, tetapi nasihat yang penuh kesabaran meyakinkan dia tentang kesalahannya. Ia melihat alangkah besarnya utangnya kepada Tuhannya. Kesombongannya direndahkan, ia bertobat, dan orang Farisi yang angkuh itu berubah menjadi seorang murid yang rendah hati, dan mengorbankan diri. —-KSZ1 188.1

Maria telah dipandang sebagai seorang yang besar dosanya, tetapi Kristus mengetahui keadaan yang telah membentuk kehidupannya. Ia dapat memadamkan setiap harapan dalam jiwanya, tetapi Ia tidak berbuat demikian. Ialah yang telah mengangkatnya dari keadaan putus asa dan kebinasaan. Tujuh kali dia telan mendengar Yesus menghardik Setansetan yang menguasai hati dan pikirannya. Ia telah mendengar suara-Nya yang nyaring kepada Bapa demi kepentingannya. Ia mengetahui betapa menjijikkan dosa itu terhadap kesucian-Nya yang tidak bernoda itu. dan dalam kekuatan-Nya ia telah menang. —-KSZ1 188.2

 

  1. Bersedia menjadi “hamba” atau “hendaklah ia menjadi pelayan”, , untuk memahaminya perlu kita mengulangi kata-kata Ellen G. White di atas:

……………Dalam manusia terdapatlah pembawaan untuk menghormati diri sendiri lebih tinggi daripada saudaranya, bekerja bagi diri sendiri, mencari tempat tertinggi; dan sering hal ini mengakibatkan sifat sangka-sangka jahat dan Roh kepahitan. Upacara yang mendahului perjamuan Tuhan dimaksudkan untuk melenyapkan salah pengertian ini, mengeluarkan manusia dari sifat mementingkan diri, menurunkan dia dari sifat meninggikan diri, kepada kerendahan hati yang akan menuntun dia untuk melayani saudaranya. ——KSZ2 290.1

 

ARTINYA ORANG-ORANG YANG DAPAT MASUK KELAS 40 HARI ADALAH BUKAN ORANG-ORANG YANG DALAM MELAKSANAKAN REFORMASI DARI BAGIAN PEMBANGUNAN DAN REFORMASI  HANYA  FOKUS PADA SEGI RE-ORGANISASINYA SAJA ……TETAPI JUGA KEPADA PEMBAHARUAN CARA BERPIKIR DAN TEORI-TEORI DAN PEMBANGUNAN PERTAMA YANG PERLU DITUNJUKAN ADALAH menyerahkan kesombongannya dan sifat keras kepala” serta bersedia “menjadi pelayan”.

 

Usaha-usaha setan melemahkan semangat para calon-calon 144000 (kelas yang telah melewati pendidikan 3 ½ tahun)

 

  1. Mematahkan daya juang (tawar hati)

Oleh karena banyaknya dan beratnya tuntutan-tuntutan kerohanian Tuhan untuk kita dapat tergabung dalam kelompok 144000, dan faktanya dalam kehidupanpun usaha untuk bertahan hiduppun semakin hari semakin sulit, maka kecenderungan dari kita umat-umat Allah pesimis dan cenderung putus asa, sehingga banyak yang pada akhirnya pasrah dan usaha perubahan yang ia lakukan hanya sekadar-sekedar saja, berikut EGW mengatakan:

Setan telah mengatakan bahwa adalah mustahil bagi manusia untuk menaati hukum-hukum Allah; dan di dalam kekuatan kita sendiri kita tidak dapat menaatinya. Tetapi Kristus datang dalam wujud manusia dan melalui penurutan-Nya yang sempurna Ia membuktikan bahwa kemanusiaan dan Keilahian yang dipadukan dapat menaati setiap peraturan Allah.—– MKA 243.1

 

(Hal ini bertentangan dengan kata-kata Lukas 18:27 Kata Yesus: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.”, setan sengaja menanamkan hal ini supaya manusia putus asa dan tidak pergi meminta bantuan kepada Allah)

Sekarang kita benar-benar adalah kaya dengan Kebenaran kalau saja kita sudah mempelajari dan menghayati semua yang telah diberikan kepada kita, karena kita telah memanfaatkan “emas yang sudah teruji dalam api” supaya kita menjadi kaya, “salp mata” itu sehingga kita “dapat melihat,” dan “pakaian” dengan mana kita berpakaian (Wahyu 3), dan “minyak tambahan” itu supaya perjalanan kita dapat diterangi (Matius 25). Oleh sebab itu Iblis tidak akan pergi menyerang kita dimana ia menyerang orang-orang Laodikea, melainkan ia akan mengatakan kepada kita, bahwa kita adalah miskin dalam Kebenaran. Ia akan melakukan ini dalam cara apa saja. Beberapa kesaksian yang saya dengar yang diberikan di sini oleh beberapa orang tadi malam justru memperlihatkan hal itu. Kesaksian-kesaksian sedemikian ini tidak akan menciptakan keberanian dalam diri setiap orang, melainkan sebaliknya akan mengecilkan hati. Bagi seseorang yang datang ke sesuatu pertemuan lalu memanifestasikan perasaan tawar hatinya, ia itu merupakan suatu pertanda yang pasti tentang kehancuran kerohanian pribadinya sendiri, yaitu kekalahan  pribadinya.

(contoh yg diberikan VTH dari org2 Babil sebagai contoh gambaran mereka org Advent yaitu yg percaya diri yang merasa kaya tidak membutuhkan apa2 lagi, dimana mereka org babilon sangat yakin perlindungannya kepada tembok2 mereka yang kokoh ketika dikalahkan kerajaan Medi dan Persia.)——– Symbolic code buku 1 jld 11 no. 2

  1. Menciptakan suasana kurang kawatir dan tidak takut akan acaman-ancaman dalam petunjuk-petunjuk di dalam hati.

Apabila waktu berlalu, dengan tidak adanya tampak perubahan dalam alam, manusia yang tadinya hatinya digentarkan oleh rasa takut, sekarang tenang kembali. Mereka seperti orang-orang pada zaman ini berpendapat bahwa alam itu lebih tinggi daripada Allah yang menjadikan alam, dan bahwa hukum-hukumNya itu kokoh sehingga Allah sendiri tidak dapat mengubahnya….—–PB1 89.3

 

Bukanlah orang banyak atau suara terbanyak yang berada di pihak yang benar. Dunia ini berbaris melawan keadilan Allah dan hukum-hukumNya, dan Nuh dianggap sebagai orang fanatik. Setan pada waktu menggoda Hawa untuk melanggar perintah Allah, berkata kepadanya, “Niscaya engkau tidak akan mati.” Kejadian 3:4. Orang-orang besar, orang-orang dunia yang terhormat dan bijaksana mengulangi hal yang sama itu. “Ancaman Allah,” kata mereka, adalah sekedar untuk menakut-nakuti dan tidak pernah akan menjadi kenyataan. Engkau tidak perlu panik. Kejadian-kejadian seperti kehancuran dunia oleh Allah yang telah menciptakanNya dan hukuman terhadap mahluk-mahluk yang telah dijadikanNya tidak pernah akan terjadi. Tenang-tenang saja, dan jangan takut. Nuh adalah seorang yang fanatik.” Dunia mengolok-olok kebodohan orang tua yang tertipu itu. Gantinya merendahkan diri di hadapan Allah, mereka terus hidup dalam pelanggaran dan kejahatan, seolah-olah Allah tidak pernah berkata-kata kepada mereka melalui hambaNya. —- PB1 88.3

 

Pekerja-pekerja injil kadang-kadang mengadakan bahaya yang besar oleh membiarkan kesabaran mereka terhadap yang bersalah untuk merosot ke dalam toleransi dosa dan sedang berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian mereka terpimpin untuk memaafkan dan meringankan sesuatu yang telah dipersalahkan Allah, dan sesudah suatu saat mereka menjadi begitu buta untuk mempersalahkan orang—orang lain yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk dipersalahkan. Ia yang mengumpulkan pandangan rohaninya oleh kelonggaran yang berdosa kepada siapa yang dipersalahkan Allah, tidak lama kemudian akan melakukan dosa yang lebih besar dengan kehebatan dan kekerasan terhadap mereka yang disetujui Allah. ——KR 426.1

 

Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —–KA 533.2

 

  1. Memandang enteng/remeh sehingga menunda-nunda terhadap usaha-usaha yang harus segera dilakukan

 

Ada banyak orang yang mengaku Kristen sekarang ini yang menganggap bahwa Daniel terlalu fanatik dan mencapnya bodoh dan berpikiran sempit. Mereka menganggap bahwa urusan makan dan minum terlalu kecil artinya dalam membuat satu keputusan yang besar. Mungkin salah satu sebabnya ialah pengorbanan setiap kesempatan di dunia ini. Tetapi mereka yang berpikir demikian akan mendapati pada hari penghakiman bahwa mereka sudah lari dari tuntutan Allah yang jelas dan membuat pikiran mereka sebagai standar menentukan salah atau benar. Mereka akan mendapati bahwa apa yang nampaknya tidak penting bagi mereka, bukanlah demikian anggapan Allah. TuntutanNya harus dituruti secara khidmat. Mereka yang menerima dan menuruti hukum-Nya karena menyenangkan melakukannya sementara mereka menolak yang lain karena penurutan memerlukan pengorbanan, menurunkan derajat standar kebenaran, dengan demikian mereka memberi contoh sehingga orang lain menganggap remeh hukum Allah yang kudus. “Beginilah Firman Tuhan” seharusnya menjadi peraturan kita dalam segala hal. ——MMD 31.4

 

Jangan sesaatpun mengakui pencobaan setan sebagai yang selaras dengan pikiranmu. Jauhilah pencobaan sebagaimana kamu menjauhi musuh itu sendiri. Pekerjaan setan ialah membuat hati tawar. Pekerjaan Kristus membangkitkan semangat dengan iman dan pengharapan. Setan berusaha menggoyang keyakinan kita. Ia mengatakan kepada kita bahwa pengharapan kita dibangun di atas dasar yang salah bukan di atas firman yang pasti dan kekal dari Dia yang tidak bisa berdosa —-MS 31, 1911. (HC 85)

 

Adalah baik bagi jemaat dan dunia jikalau prinsip yang menggerakkan jiwa-jiwa yang berdiri teguh itu, dihidupkan kembali didalam hati mereka yang mengaku umat Allah. Ada bahaya acuh tak acuh dalam hubungannya dengan ajaran atau doktrin yang menjadi tiang-tiang iman Kristen. Ada pendapat yang muncul bahwa, pada akhirnya, ajaran-ajaran itu tidaklah sesuatu yang vital. Kemersotan ini menguatkan usaha kaki-tangan Setan, sehingga teori-teori palsu dan penipuan-penipuan fatal yang membahayakan hidup umat-umat yang setia yang menolaknya dan melayaninya pada masa lalu, sekarang di anggap sebagai sesuatu yang menyenangkan oleh ribuan orang yang mengatakan dirinya pengikut-pengikut Kristus.——KA 47.1

 

Tidak ada yang lebih besar bahayanya dari pengaruh roh-roh jahat daripada mereka yang menyangkal keberadaan Setan dan agen-agen roh jahat serta malaikat-malaikatnya, walaupun secara langsung Alkitab memberi kesaksian mengenai keberadaannya. Selama kita meremehkan tipu muslihat mereka, maka mereka memperoleh kemajuan yang hampir tidak disadari. Banyak yang memperhatikan usul-usul atau saran-saran Setan sementara seharusnya mengikuti kata hikmat mereka. Inilah sebabnya, sementara kita mendekati akhir zaman, bilamana Setan bekerja dengan kuasa yang lebih besar untuk menipu dan membinasakan orang-orang, ia menyebarkan ke mana-mana kepercayaan bahwa ia tidak ada. Adalah kebijakannya untuk menyembunyikan dirinya dan cara kerjanya. —-KA 541.3

 

“……..Saya ingin mengamarkan kepadamu agar jangan menunda-nunda, jangan menunggu kepada sesuatu saat bilamana kamu akan lebih cenderung untuk melayani Allah dari pada waktu ini. Setiap jam yang kamu tunda, engkau mengalihkan dirimu sendiri dari Allah, engkau mendirikan barikade-barikade memisahkan dirimu melawan Dia oleh semua kebiasaan-kebiasaan perbuatan-perbuatanmu, maka pertobatanmu dan kembalimu kepada jalan-jalan yang benar akan makin menjadi sulit. Kiranya Allah menolong orang murtad dan orang berdosa agar supaya tidak lagi mereka tetap di dalam ikatan yang sedang dipasang mengelilingi mereka oleh si jahat itu…..— Review and Herald, Juni 29, 1897

 

Kasih karunia berharga Roh Kudus tidak dikembangkan dalam sekejap. Ketabahan, kekuatan, kelemahlembutan, iman, kepercayaan yang tidak goyah dalam kuasa Allah yang menyelamatkan, diperoleh dari pengalaman bertahun-tahun. Oleh berusaha hidup suci dan teguh mentaati yang benar, anak-anak Allah memeteraikan nasib mereka —-MH 454 (1905)

Kristus telah bersedia melepaskan kita dari dosa, tetapi kehendak kita tidaklah dipaksaNya; tetapi jika pelanggaran-pelanggaran masih terus saja dilakukan maka kemauan itu sendiri dikeraskan kepada kejahatan, sehingga kita tidak ingin lagi bebas, dan jika kemauan tidak menerima karuniaNya, apa lagi yang dapat diperbuatnya? Kita telah membinasakan diri kita sendiri dengan menentukan penolakan kita atas kasihNya. “Sesungguhnya sekarang inilah masa yang diperkenankan itu, bahkan, sekarang inilah hari keselamatan itu. ” “Pada hari ini, jikalau kamu mendengar suaranya, janganlah keraskan hatimu. ” —- Kebahagiaan Sejati 28.4

 

Catatan:

Pengalaman inilah yang kita saksikan dalam diri anak-anak Lot, mereka telah berhasil dan menjalankan serta merasakan sendiri bagaimana bahayanya memelihara dosa di dalam kengerian kehancuran kota Sodom dan Gomora, akan tetapi mereka tidak berdaya terhadap tabiat kebiasaan cintanya terhadap pelanggaran-pelanggaran yang sudah membentuk dirinya, ketika telah lolos dari kehancuran kota Sodom dan Gomora, mereka anak-anak Lot bersama Lot bermukim di kota Zoar dan mengulangi lagi kehidupan pelanggarannya, ketika diberitahukannya kota itupun akan dihancurkan, hanya Lot seorang dirilah yang rela menyingkir ke gua tempat tinggal binatang-binatang buas, sedangkan anak-anaknya dengan kesadarannya akan bahayanya tetap memilih tinggal dalam kota Zoar dan akhirnya mereka kedua-duanya mati, Lot selamat dari dalam kehancuran kota itu.

Disini kita dapat lihat bagaimana kekuasaan ada dalam diri anak-anak Lot, namun mereka seakan-akan tidak mampu lagi mengalahkan selera dan meninggalkan kecintaannya terhadap kebiasaan-kebiasaan kehidupan yang melanggar, dapat dikatakan mereka terperangkap dalam jerat setan.

 

  1. Mengaburkan pemahaman orang akan dekatnya waktu, menanamkan ke pemikiran bahwa masih banyak waktu lagi yang tersedia, hingga berhasil membuat orang makin tidak mampu keluar dari pikiran-pikirannya

 

Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.

Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1

 

Catatan:

Dengan menanamkan pemahaman bahwa waktunya masih jauh dan terus berusaha memimpin orang-orang untuk menangguhkan waktu yang telah ditetapkan, setan mendorong orang menolak ajaran tentang TIME SETTING, dan menanamkan ketidak percayaan bahwa waktunya telah singkat.

 

  1. Mengalihkan perhatian daripada kewajiban melakukan persiapan

 

Setan menciptakan berbagai rencana untuk mengisi pikiran kita, agar tidak memikirkan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan baik. Penipu utama itu membenci kebenaran agung yang menyingkapkan korban penda-maian, Pengantara Yang Mahakuasa itu. Setan tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung pada usahanya untuk memalingkan pikiran manusia dari Yesus dan kebenaran-Nya. —–KA 510.3

 

……”Maka demikian pula halnya di waktu ini. Apabila kita dikepung oleh keragu-raguan, disusahkan oleh berbagai keadaan, atau disengsarakan oleh kemelaratan dan kekecewaan, maka Setan akan berusaha menggoncangkan keyakinan kita pada Allah. Pada waktu itulah ia akan menjejerkan di depan kita semua kesalahan kita, lalu mencobai kita untuk tidak mempercayai Allah, untuk mempertanyakan kasih-Nya. Ia ingin mematahkan semangat jiwa kita, dan menghancurkan pegangan kita pada Allah.

“Orang-orang yang berdiri pada barisan depan pertikaian, yang terdorong oleh Roh Suci untuk melakukan suatu pekerjaan istimewa, akan sering merasakan suatu reaksi apabila tekanan itu disingkirkan. Keputusasaan dapat menggoncangkan iman kepahlawanan sekali pun, dan melemahkan kemauan yang sangat teguh. Tetapi Allah memahami, dan Ia masih tetap sayang dan mencintai. Ia membaca semua motif dan maksud hati. Menunggu dengan sabar, dan menaruh harap apabila segala-galanya tampak gelap, ialah pelajaran yang perlu dipelajari oleh para pemimpin dalam pekerjaan Allah. Sorga tidak akan melalaikan mereka pada hari kepicikannya. Tak ada sesuatu pun yang tampaknya sangat tidak berdaya tetapi justru lebih kokoh, daripada jiwa yang merasakan kehampaannya, lalu bergantung sepenuhnya pada Allah. …….—–Symbolic code buku 1 jld 11 No. 6

 

  1. Cinta diri sendiri

Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13:4-8. ——KAB 26.1

 

Kita perlu waspada terhadap rasa kasihan pada diri sendiri. jangan pernah menurutkan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya, bahwa usaha-usahamu tidak dihargai, bahwa pekerjaanmu terlalu sukar. Biarlah ingatan terhadap apa yang telah ditanggung Kristus demi kita mendiamkan setiap pemikiran keluhan. Kita diperlukan lebih baik daripada Tuhan kita.”Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5) —MH 476 (1905)

 

Berhentilah bersimpati kepada dirimu sendiri, dan ingatlah Penebus dunia ini. Renungkanlah pengorbanan yang telah dilakukannya demi manusia, dan pikirkanlah kekecewaanNya bahwa sesudah ia membuat pengorbanan seperti itu demi manusia, manusia memilih bersekutu dengan mereka yang membenci Kristus dan kebenaran, dan menjadi salah seorang dari mereka yang memanjakan diri mereka dalam selera yang menyesatkan, dengan demikian mendatangkan kebinasaan kekal kepada jiwanya—-5T 508 (1889)

 

Apabila hati hanya memikir-mikirkan diri saja, berarti hati itu berpaling daripada Kristus, sumber kekuatan dan hidup. Itulah sebabnya Setan selalu berusaha menarik perhatian menjauh dari Juruselamat dan mencegah hubungan jiwa dengan Kristus. Kepelisiran dunia ini, keluh-kesah kehidupan, kebimbangan dan duka, kesalahan-kesalahan orang lain atau kesalahan-kesalahanmu sendiri serta ketidak sempurnaanmu — kepada salah-satu atau semua ini setan akan berusaha menarik perhatianmu. Janganlah disesatkan tipu-dayanya. Banyak orang yang sungguh-sungguh tulus, dan ingin hidup bagi Allah, dia sering menuntun untuk memikir-mikirkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka sendiri, dan dengan demikian oleh menceraikan mereka dari Kristus, Setan berharap memperoleh kemenangan. Janganlah kita menjadikan diri-kita sebagai pusat segalanya dan selalu cemas apakah kita akan selamat atau tidak. Semuanya ini akan memalingkan jiwa dari Sumber kekuatan kita itu. Serahkanlah penjagaan jiwamu kepada Allah, dan berharaplah di dalam Dia. Berbicara dan berpikirlah mengenai Yesus. Biarlah dirimu lebur di dalam Dia. Buangkanlah segala kebimbangan; enyahkan segala kuatirmu. Katakanlah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku; tetapi hidup di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada Anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya karena aku. ’’Galatia 2:20. Tinggallah di dalam Kristus. Dia dapat menjaga apa yang telah kau serahkan padaNya. Jika engkau mau menyerahkan dirimu sendiri ke dalam tanganNya, maka Dia akan menjadikan engkau terlebih daripada pemenang di dalam Dia yang telah mengasihi engkau. ——-KS 66.1

 

  1. Menggunakan pikiran sendiri

Kepada saudara-saudaraku yang sedang melayani saya hendak mengatakan, Beritakan firman itu. Jangan bawa kayu, jerami, tunggui ke landasan-yaitu dugaan-dugaan dan pemikiran-pemikiranmu sendiri, yang tidak bermanfaan bagi siapapun. Pokok-pokok pembicaraan yang sangat penting dinyatakan dalam firman Allah, dan inilah yang pantas terhadap pikiran kita yang paling dalam. Tetapi kita tidak usah menyelidiki hal-hal yang didiamkan Allah.——- PI 275.3

 

Bilamana pertanyaan-pertanyaan timbul atas hal yang tidak jelas dan pasti, marilah kita bertanya, “Apa kata Kitab Suci?” Dan jika Kitab Suci tidak mengatakan apa-apa tentang pertanyaan yang muncul itu, janganlah itu dijadikan pokok perbincangan. Biarlah mereka yang menginginkan sesuatu yang baru, mencari kebaruan hidup hasil dari kelahiran baru. Biarlah mereka menyucikan jiwa mereka dengan menaati kebenaran, dan bertindak sesuai dengan pelajaran yang diberikan Kristus. —– PI 275.4

 

Pikiran harus dikendalikan dan jangan dibiarkan melantur. Pikiran harus dilatih tetap tinggal pada Kitab Suci dan pada tema-tema yang mulia dan meninggikan. Bagian-bagian dari Kitab Suci, bahkan seluruh pasal, boleh dimasukkan ke dalam ingatan untuk diulangi kembali bilaman setan datang dengan penggodaannya. Kitab Yesaya pasal yang kelimapuluh delapan sangat bermanfaat untuk tujuan ini. Pagarilah jiwa dengan pembatasan-pembatasan dan perintah-perintah yang diberikan oleh ilham Roh Allah.

Bilamana setan menuntun pikiran untuk tinggal pada perkara-perkara duniawi dan hawa nafsu, pikiran sudah siap melawan dengan “Ada tertulis”….Bilamana setan menganjurkan keragu-raguan apakah kita benar-benar orang yang dituntun oleh Allak, yang oleh ujian dan bukti-bukti Ia bersedia berdiri pada hari besar itu, bersiaplah untuk menghadapi tuduhannya itu oleh menunjukkan bukti-bukti dari Firman Allah bahwa kita adalah umat yang sisa, yang memelihara hukum-hukum Allah dan iman kepada Yesus—-RH, 8 April 1884

 

Ini adalah zaman dimana kita perlu sangat waspada dan menjaga dengan cermat tabiat pekerjaan yang dilakukan. Sebagian orang berusaha memasukkan teori-teori palsu dan akan datang dengan pekabaran-pekabaran palsu. Setan akan menggerakkan pikiran manusia untuk menciptakan kefanatikan dalam barisan kita. Kita telah melihat yang seperti ini pada tahun 1908. Allah ingin umat-umatNya bergerak dengan hati-hati, menjaga ekspesi dan bahkan sikap. Setan akan menggunakan keanehan sikap suara untuk menimbulkan kegemparan dan bekerja pada pikiran manusia untuk menipu —–Lt12,1909

 

Biarlah setiap pendeta berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memastikan apa pikiran Kristus. Ada mereka yang mengutip dari Firman Allah, dan juga dari Testimonies, paragraf atau kalimat yang dihilangkan yang bisa ditafsirkan sesuai dengan ide-ide mereka, dan mereka berpegang pada ini dan membangun posisi mereka, sementara Allah tidak menuntun mereka. Sekarang semua ini menyenangkan musuh itu. Kita seharusnya tidak mengambil kursus yang tidak berguna yang membuat perbedaan dan menyebabkan ketegangan. Kita tidak boleh memberi kesan bahwa jika ide kita tertentu tidak diikuti, hal itu disebabkan pendeta-pendeta itu kurang pemahaman.

Ada dalam pelajaran Kristus banyak pokok pelajaran yang boleh kamu bicarakan, dan misteri yang baik kamu maupun para pendetamu bisa mengerti atau terangkan yang lebih baik ditinggalkan. Berikanlah kepada Tuhan Yesus ruang untuk mengajar, biarkanlah Dia oleh pengaruh RohNya membuka pengertian akan rencana keselamatan yang luar biasa itu ——MS 111, 1894.

 

Allah menyuruh hamba-hambaNya mempelajari pikiran dan kehendakNya. Lalu bilamana orang-orang datang dengan teori-teori yang diciptakan secara aneh, janganlah berbantah-bantah dengan mereka, tetapi tegaskanlah apa yang kamu tahu, “Ada tertulis” adalah senjatamu. Ada orang-orang yang mencoba memintal benang mereka dengan teori-teori palsu. Syukur kepada Allah karena masih ada orang-orang yang telah diajar oleh Dia dan yang mengetahui apa itu kebenaran. —–Lt 191, 1905

 

Sementara akhir zaman semakin dekat, musuh akan bekerja dengan sekuat tenaganya memasukan fanatisme di antara kita. Ia bersukacita melihat Masehi Advent Hari Ketujuh begitu ekstrim sehingga mereka dicap oleh dunia ini sebagai badan atau perkumpulan orang-orang fanatik. Terhadap bahaya ini saya telah disuruh untuk mengamarkan para pendeta dananggota-anggota awam. Pekerjaan kita ialah mengajar laki-laki dan perempuan membangun pondasi yang benar, menjejakkan kaki mereka pada “Demikianlah firman Tuhan.”—-GW 316 (1915)

 

Akan tetapi tidak ada persekutuan antara Putra terang dengan putra kegelapan, dan tidak akan ada persekutuan antara pengikut-pengikut mereka. Bilamana orang-orang Kristen mau bersekutu dengan mereka yang setengah-setengah bertobat dari kekafiran, mereka memasuki satu jalan yang menuntun mereka semakin jauh dan semakin jauh dari kebenaran. Setan bersuka karena ia telah berhasil menipu begitu banyak pengikut Kristus, la kemudian mengerahkan lebih banyak kuasanya dalam usaha ini dan mengilhami mereka untuk menganiaya mereka yang tetap setia kepada Allah. Tidak ada yang paling mengerti cara menentang iman Kristen yang benar seperti mereka yang pada suatu waktu pernah mempertahankannya. Dan orang-orang Kristen yang murtad ini, bergabung bersama-sama dengan teman-temannya yang setengah kafir, menunjukkan peperangan mereka menentang anjuran-anjuran Kristus yang paling penting. —–KA 46.1

 

Setelah melalui pertikaian panjang dan sengit, mereka yang setia dan sedikit, memutuskan untuk menghilangkan semua persekutuan dengan gereja yang murtad, kalau gereja itu tetap menolak membebaskan dirinya dari kepalsuan dan penyembahan berhala. Mereka melihat bahwa pemisahan mutlak diperlukan jikalau mereka mau menuruti firman Allah. Mereka tidak berani bersikap toleransi terhadap kesalahan-kesalahan yang fatal bagi jiwa mereka sendiri dan memberikan contoh yang membahayakan iman anak-anak dan cucu-cucu mereka. Untuk menjamin perdamaian dan persatuan, mereka siap melakukan kelonggaran yang sesuai dengan kesetiaan kepada Allah. Tetapi mereka merasa bahwa perdamaian sekalipun akan terlalu mahal jika harus dibeli dengan mengorbankan prinsip. Jikalau persatuan dapat dijamin hanya oleh dikompromikannya kebenaran dan kebajikan, maka biarlah ada perbedaan dan bahkan peperangan.—— KA 46.3

 

 

Contoh teladan perjuangan memenangkan diri sendiri

 

Kasih yang mempercayai dan pengabdian yang tidak mementingkan diri yang ditunjukkan dalam kehidupan dan tabiat Yohanes memberikan pelajaran yang tak terkira nilainya kepada gereja Kristen. Yohanes tidak dengan sendirinya memiliki keindahan tabiat yang dinyatakan oleh pengalamannya yang lebih akhir ini. Oleh sifatnya ia mempunyai kelemahan-kelemahan yang serius. Ia bukan saja sombong, tegas, dan bercita-cita untuk kehormatan, tetapi tidak sabar, dan benci kepada hal yang merugikan diri sendiri. Ia dan saudaranya disebut “anak-anak suruh.” Sifat yang jelek, keinginan untuk membalas dendam, roh kritik, semuanya ada pada murid yang kekasih. Tetapi melebihi semuanya ini Guru yang Ilahi itu melihat hati yang sangat rajin, sungguh-sungguh dan mengasihi. Yesus memarahi sifat memikirkan diri, mengecewakan cita-citanya, menguji imannya. Tetapi Ia menyatakan kepada dia sesuatu untuk mana jiwanya merindukan keindahan kesucian, perubahan kuasa kasih. ——KR 455.3

 

Murid-murid mengetahui bahwa adalah maksud Kristus untuk memberkati orang-orang Samaria oleh hadirat-Nya; dan sikap dingin, kecemburuan, dan tidak hormat, yang ditunjukkan kepada Tuhan mereka memenuhi mereka dengan keheranan dan amarah. Yakobus dan Yohanes terutama telah digerakkan. Bahwa Ia yang mereka harus hormati harus diperlakukan secara demikian, tampaknya kepada mereka suatu kesalahan yang terlalu besar untuk dilewati tanpa hukuman segera. Dalam semangat mereka, mereka pun berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” menyinggung kepada kebinasaan kapten-kapten Samaria dan rombongan mereka yang dikirim untuk mengambil nabi Elia. Mereka terkejut untuk melihat bahwa Yesus merasa sedih oleh perkataan mereka, dan masih juga terkejut sementara kemarahan-Nya jatuh atas telinga mereka. Lukas 9:54-56. ——KR 456.2

 

 

Bahkan Yahya sendiripun, murid yang disayangi itu, salah-satu yang paling baik persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dilihatnyalah kekurangannya, dan pengetahuannya ini merendahkan dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemah-lembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di dalam kehidupan Anak Allah sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasihnya kepada Tuahnya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membaharui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasihNya, melembutkan hati, menaklukkan jiwa, serta meluhurkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Allah dan surga. ——-KS 68.1

 

 

 

Kutipan Nasihat EGW  yang diperlukan dalam 40 hari

 

 

Melaksanakan bagian kita

 

Allah menuntut umat-Nya supaya membersihkan diri mereka dari segala pencemaran daging dan roh untuk menyempurnakan kesucian di dalam takut akan Allah. Mereka yang enggan melakukannya dan memaafkan diri dalam pekerjaan ini lalu menantikan Tuhan untuk melakukannya bagi mereka sedangkan Dia menuntut mereka melakukannya sendiri akan didapati berkekurangan pada hari murka Tuhan, tetapi orang-orang sabar di bumi yang telah menjalankan perintah-Nya akan terlindung. ——–MMD 34.2

 

Telah ditunjukkan pada saya bahwa jika umat Allah tidak berusaha melakukan bagiannya tetapi menunggu datangnya penyegaran lalu membuang dosa dan membersihkan kesalahan; jika mereka bergantung pada itu untuk membersihkan mereka dari pencemaran daging dan roh agar mereka siap mengambil bagian dalam seruan nyaring malaikat ketiga, maka mereka akan didapati berkekurangan. Penyegaran atau kuasa Allah berlaku hanya bagi mereka yang mempersiapkan diri untuk itu dengan melakukan pekerjaan yang Allah berikan, yaitu membersihkan diri mereka dari segala pencemaran tubuh dan pikiran, menyempurnakan kesucian dalam takut akan Allah.—— MMD 34.3

 

Catatan:

Kaitkan tulisan ini dengan bagan profil umat Allah pada periode pengumpulan 144000, dimana adalah percuma kita memahami hal-hal yang akan datang, seperti memahami tentang 144000, pembersihan sidang, time setting sekalipun, namun kita lalai dalam BERUSAHA MELAKUKAN BAGIANNYA, maka kita akan didapati BERKEKURANGAN.

Pencemaran daging sudah cukup jelas adalah dimaksudkan kepada tidak bertarak dan tidak reformasi pakaian (berkaitan dengan fisik), sedangkan pencemaran oleh roh dapat kita pahami berkaitan dengan pemikiran (non fisik).

Bagian kita adalah “PEMBANGUNAN DAN REFORMASI”, kita sering terlalu menuntut dan memikirkan bagianNya Tuhan, kita menagih bagianNya Tuhan, namun lupa akan bagian kita sendiri, kita tidak bisa meminta bagianNya dahulu Ia tunjukkan kepada kita baru kita mau melakukan bagian kita. Bukan Tuhan yang wajib melayani kita, melainkan sebaliknya kitalah yang harus melayaninya — jangan kita perintah-perintah Tuhan kita.

 

Gantinya mengeritik dan menyalahkan orang lain, katakan, “Saya harus mengerjakan keselamatan saya sendiri. Jikalau saya bekerja sama dengan Dia yang rindu menyelamatkan jiwa saya, maka saya harus menjaga diri saya sendiri dengan tekun. Saya harus menyingkirkan setiap kejahatan dari kehidupan saya. Saya harus mengalahkan setiap kesalahan. Saya harus menjadi seorang makhluk yang baru di dalam Kristus. Barulah, gantinya melemahkan mereka yang bergumul melawan kejahatan, saya dapat menguatkan mereka dengan kata-kata yang memberi semangat.” —- PI 411.2

 

 

Harus berusaha lebih dari pada apa yang telah kita lakukan sebelumnya

 

Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—NBS3 102

 

Tuhan menginginkan kita supaya muncul di gunung, lebih langsung ke hadirat-Nya. Kita sedang mendekati suatu krisis yang lebih dari waktu sebelumnya sejak dunia mulai, akan menuntut segenap penyerahan setiap orang yang telah diberi nama Kristus. —PI 283.2

 

 

 

Lebih sedikit perhatian kepada benda-benda buatan tangan manusia (harta benda) dan memupuk kesederhanaan, maka mereka akan lebih mengerti….

Rumah tangga leluhur kita yang pertama itu haruslah menjadi suatu pola bagi rumah tangga lainnya bila anak-anak mereka memenuhi dunia ini. Rumah tangga itu, yang dihiasi oleh tangan Allah sendiri, bukanlah suatu istana yang megah. Manusia, di dalam kesombongannya, menyukai peralatan yang mewah serta mahal dan bermegah-megah di dalam benda-benda buatan tangannya; tetapi Allah menempatkan Adam di dalam sebuah taman. Inilah rumah tempat tinggalnya, langit yang biru merupakan atapnya; bumi ini dengan bunga-bunganya yang indah serta permadani rumput adalah lantainya; dan dahan serta daun-daun pohon yang indah merupakan tempat bernaungnya. Pada dinding-dindingnya bergantungan hiasan-hiasan yang indah—hasil ciptaan seniman yang Agung itu. Di sekeliling pasangan yang suci itu terdapat satu pelajaran bagi segala zaman—bahwa kebahagiaan yang sejati bukan terdapat di dalam pemanjaan akan kemewahan serta kemegahan, tetapi di dalam persekutuan dengan Allah melalui hasil ciptaanNya. Kalau saja manusia mau memberikan lebih sedikit perhatian kepada benda-benda buatan tangan manusia dan memupuk kesederhanaan, maka mereka akan lebih mengerti tentang maksud-maksud Allah dalam menciptakan manusia. Kesombongan dan cita-cita hati tidak pernah dipuaskan, tetapi mereka yang benar-benar bijaksana akan mendapat kesukaan yang sejati di dalam sumber-sumber kebahagiaan yang ditempatkan Allah pada jangkauan semua orang. ——PB1 39.2

 

Meninggalkan kemalasan

Kemalasan adalah kutuk yang terbesar yang dapat terjadi ke atas diri manusia, karena kejahatan dan kekejaman akan mengikutinya. Itu melemahkan pikiran, merusakkan pengertian dan menjadikan merosotnya jiwa seseorang. Setan berada di tempat yang tersembunyi, siap untuk membinasakan mereka yang tidak waspada, yang waktu luangnya memberikan kepada setan kesempatan untuk menutupi dirinya di bawah jubah yang menarik. Ia tidak pernah lebih berhasil selain daripada apabila ia datang kepada manusia di saat-saat ia sedang bermalas-malasan. —–PB1 156.2

 

Kebiasaan/tabiat Bisa Diperbaiki Tetapi Jarang Dapat Diganti. 

 

Apa yang dilihat dan didengar seorang anak meninggalkan bekas yang dalam pada pikirannya yang lembut itu, yang tidak dapat dihapuskan seluruhnya oleh keadaan-keadaan yang berlaku pada hari kemudiannya. Pikirannya sekarang ini sedang dibentuk, dan perasaannya sedang menerima pengarahan dan kekuatan. Tindakan-tindakan yang diulang-ulangi dalam satu waktu tertentu akan menjadi kebiasaan. Semuanya ini dapat diperbaiki oleh pendidikan yang sungguh-sungguh, pada hari kemudian, tetapi jarang dapat diganti—– MABJ 210.1, GH, Januari 1880. (CG 199, 200)

 

Sekali dibentuk, kebiasaan menjadi lebih dalam dan lebih dalam lagi ditanamkan pada tabiat. Pikiran itu terus-menerus menerima bentuknya dari kesempatan-kesempatan dan keuntungan-keuntungan, menjadi lebih buruk atau lebih baik. Hari demi hari kita membentuk tabiat yang akan menempatkan para pelajar sebagai tentara-tentara yang berada di bawah bendera Putera Mahkota Imanuel, atau pemberontak-pemberontak yang berada di bawah penghulu kegelapan. Akan menjadi yang manakah itu? —– MABJ 210.2

 

Usaha Keras/tidak ada mujizat

“Tidak seorangpun akan dapat dibawa ke atas tanpa usaha yang keras dan tekun dalam kepentingannya sendiri. Semua harus melibatkan diri dalam peperangan ini ……….. Peperangan untuk menang atas diri sendiri, untuk mencapai kesucian dan sorga, adalah suatu peperangan seumur hidup. Tanpa usaha yang terus-menerus dan aktifitas yang tetap, tidak akan terdapat kemajuan dalam kehidupan ilahi, tidak akan tercapai mahkota pemenang.” — Testimonies, vol. 8, p. 313.

Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2

 

….Tetapi mereka yang menunggu untuk melihat perubahan mujizat dalam tabiat mereka tanpa usaha yang tekun pada pihak mereka untuk mengalahkan dosa, akan mengalami kekecewaan. Tidak ada alasan bagi kita untuk merasa bimbang kecuali bahwa Ia sanggup menyelamatkan sepenuhnya semua orang yang datang kepadaNya; kecuali kita terus menerus merasa takut jangan-jangan sifat kita yang lama kembali mengungguli kita, jangan sampai musuh itu akan menemukan perangkap dimana kita kembali menjadi tawanannya. Kita memang harus mencari keselamatan kita sendiri dengan takut dan gentar, karena Allahlah yang bekerja di dalam dirimu pada kemauan dan melaksanakan kesenangannya yang baik. Dengan kuasa kita yang terbatas kita harus menjadi kudus dalam lingkungan kita sebagaimana Allah kudus dalam lingkunganNya. Sejauh kemampuan kita, kita harus menyatakan kebenaran, kasih dan keistimewaan tabiat Ilahi. Sebagaimana lilin mengambil pengaruh materai, begitulah jiwa harus mengambil pengaruh Roh Allah dan memelihara citra Kristus.

Kita harus bertumbuh dalam keindahan rohani setiap hari. Kita akan sering gagal dalam usaha kita untuk meniru teladan Ilahi. Kita harus sering sujud dan menangis di kaki Yesus, oleh sebab kekurangan dan kesalahan kita; tetapi kita jangan putus asa; kita harus berdoa lebih tekun, percaya lebih penuh, dan berusaha kembali dengan lebih teguh supaya bertumbuh menjadi serupa dengan Tuhan kita. Bila kita tidak mengandalkan kuasa kita sendiri, maka kita akan mengandalkan kuasa Juruselamat kita, dan memberikan pujian kepada Allah, yang merupakan kesehatan raut wajah kita, dan Allah kita.—–Maranatha 7 Agustus hal 227

 

 

Bertahan

Waktu menunggu mungkin tampaknya lama, jiwa mungkin ditindas oleh keadaan-keadaan yang membuat putus asa, banyak orang yang tadinya mempunyai keyakinan mungkin akan jatuh di jalan; tetapi dengan nabi yang telah memperlihatkan ketabahan untuk membangkitkan semangat Yehuda pada zaman kemurtadan yang tiada bandingannya, marilah kita dengan yakin menyatakan, “Tuhan ada didalam baitNya yang kudus. Berdiam dirilah dihadapanNya, ya segenap bumi.” Habakuk 2:20. Marilah kita selalu ingat akan pekabaran yang menggembirakan itu, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh…..Orang yang benar itu akan hidup oleh percaya.” Ayat 3,4—–Para Nabi dan Raja pasal 32 hal. 15

 

Mengarahkan pikiran

“Sepanjang minggu kita harus memikirkan tentang Sabat dan mengadakan persiapan untuk memeliharanya sesuai dengan hukum itu. Kita tidak hanya sekedar menghormati Sabat sebagai sesuatu yang bersifat hukum. Kita harus memahami hubungan kerohaniannya dengan semua transaksi kehidupan.

Apabila Sabat itu diingat sedemikian rupa, maka hal jasmaniah tidak akan dibiarkan untuk mengganggu hal yang rohaniah. Tidak ada tugas yang harus dilakukan selama enam hari bekerja itu ditinggalkan sampai hari Sabat.” —- 6T 353, 354 (1900)

 

Setiap pagi serahkanlah dirimu bersama anak-anakmu kepada Allah untuk hari itu. Jangan berhitung secara bulanan atau tahunan; itu bukanlah hakmu. Satu hari yang singkat diberikan kepadamu. Seolah-olah itulah harimu yang terakhir di bumi ini, bekerja selama jam-jam hari itu bagi Tuhan. Bentangkanlah rencana-rencanamu di hadapan Allah, untuk dilaksanakan ataupun dibatalkan, sebagaimana akan ditunjukkan oleh pemeliharaan-Nya.— 7T 44 (1902). 

 

Saudara-Saudaraku yang kekasih, hendaklah kiranya perintah-perintah Allah (Hukum Torat) dan kesaksian Jesus Kristus itu (ROH NUBUATAN) senantiasa berada di dalam pikiranmu. Dan hendaklah sekaliannya itu mengusir keluar semua ingatan dan perhatian keduniawian. Apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun, hendaklah perintah-perintah Allah dan kesaksian Jesus Kristus itu selalu menjadi renunganmu. Hidupkan dan bertindaklah sepenuhnya sambil memandang kepada kedatangan Anak Manusia. M a s a  p e m e  t e r a i a n  itu adalah               s a n g a t   s i n g k a t,   d a n   a k a n   s e g e r a    b e r  a k h i r.  K i n i l a h  waktunya, selagi e m p a t   m a l a i k a t (dari Wahyu pasal 7)  masih menahan empat angin-angin itu, untuk menjamin dan memastikan  p a n g g i l a n  dan  p e m i l i h a n   kita. —–Early Writings, p. 58

 

Profile umat Allah pada penghujung akhir penyelesaian pekerjaan pengumpulan 144.000 (Amaran Sekarang jilid 2 no. 37).

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart