<< Go Back

Sabat 8 April 2023

Renungan Pendahuluan

 

Bilamana pada akhir-akhir ini saya melihat keliling untuk menemukan para pengikut Yesus yang lemah lembut dan rendah hati itu, maka pikiran saya sangat terangsang. Banyak orang yang mengaku sedang mengharapkan kedatangan Yesus dengan segera mulai menyesuaikan diri dengan dunia ini dan dengan lebih tekun berusaha dipuji-puji oleh orang-orang disekelilingnya daripada berkenan kepada Allah. Mereka dingin dan berpegang pada syarat-syarat gereja darimana mereka berasal yang belum lama mereka tinggalkan itu. Kata-kata yang ditunjukkan kepada gereja Laodekia menggambarkan keadaan mereka sekarang dengan sempurnanya. (Lihat Wahyu 3:14-20). Mereka itu “Tidak dingin dan tidak panas,” tetapi “suam-suam kukuh.” Maka kecuali mereka memperhatikan nasihat “Saksi yang setiawan dan benar itu,” dan bertobat dengan sungguh-sungguh serta memperoleh “emas yang diuji dalam api”, “jubah putih,” dan “minyak pengoles mata,” maka Ia akan memuntahkan mereka dari mulutNya.

Waktunya sudah tiba bilamana sebagian besar dari mereka yang tadinya bersuka-suka dan bersorak-sorak gembira karena memandang akan kedatangan Tuhan dengan segera, sudah berada didaerah gereja-gereja dan dunia yang pernah mengolok-olok mereka karena percaya bahwa Yesus akan datang, dan menyiarkan segala macam kepalsuan untuk membangkit purbasangka terhadap mereka dan membinasakan pengaruh mereka. Sekarang jikalau ada orang yang merindukan Allah yang hidup itu, lapar dan haus akan kebenaran, dan Allah mengizinkan supaya ia merasakan kuasaNya, dan memuaskan jiwanya yang merindukan itu dengan memancarkan kasihNya ke dalam hatinya, dan jikalau ia memuliakan Allah dengan memuji-mujiNya, maka ia oleh orang-orang yang mengaku percaya ini terhadap kedatangan Tuhan yang segera itu, sering dianggap telah tersesat, dan dituduh sebagai orang yang telah kena pengaruh ilmu sihir dan memiliki roh yang jahat.

Banyak dari orang-orang yang mengaku Kristen ini berpakaian, berbicara, dan bertindak seperti dunia dan satu-satunya hal yang olehnya mereka dapat dikenal ialah pengakuan percaya mereka. Walaupun mereka mengaku sedang menunggu Kristus, percakapan mereka tidak di sorga, melainkan mengenai perkara-perkara duniawi. “Bagaimanakah patut kamu melakukan dirimu,” inilah yang harus dijaga di dalam kehidupan yang suci dan beribadat,” yaitu orang-orang yang mengaku sedang “menantikan dan menyegerakan kedatangan Hari Allah itu.” II Petrus 3:11, 12.”Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” I Yohanes 3:3. Tetapi nyatalah bahwa banyak orang yang membawa-bawa nama Advent belajar lebih banyak untuk menghiasi diri mereka dan supaya tampil dengan baik di mata dunia daripada belajar dari Firman Allah agar mereka dapat berkenan kepadaNya.

Apakah yang akan terjadi jikalau Yesus yang indah itu, sebagai teladan kita, muncul di antara mereka dan para pengikut agama pada umumnya, sama seperti kedatanganNya yang pertama? Ia dilahirkan di palungan. Mengikuti Dia sepanjang hidup dan pekerjaanNya. Ia adalah seorang yang penuh dengan kesusahan dan mengetahui penderitaan manusia. Orang-orang yang mengaku Kristen ini akan menjadi malu melihat tampang Juruselamat yang lemah lembut dan rendah hati itu yang hanya memakai pakaian sederhana, yang tidak dikelim, dan tidak mempunyai tempat dimana Ia dapat meletakan kepalaNya. Hidupnya yang tidak bercacat cela dan penuh penyangkalan diri itu akan menuduh mereka; Kekhidmatannya yang kudus akan menjadi larangan yang menyakitkan terhadap kehidupan mereka yang serba enak dan bersenang-senang; percakapanNya yang terus terang akan menjadi suatu pengawas terhadap percakapan mereka yang duniawi dan serakah; caraNya menyatakan kebenaran yang membelah itu akan menunjukkan tabiat mereka yang sebenarnya, maka mereka pasti menginginkan supaya teladan lemah lembut dari Yesus yang indah itu,supaya selekas mungkin lenyap dan berlalu. Mereka akan berada diantara yang pertama kali berusaha menangkapNya dalam kata-kataNya dan berseru, “Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia!” —– Tulisan Permulaan Sub Judul Pengharapan Gereja hal 208-210

 

(catatan: Buku Tulisan Permulaan pertama diterbitkan tahun 1851, penambahan bagian terakhir tentang khayal peperangan yang sebelumnya telah dibukukan dalam buku Life Skectches (September 1858) dimasukkan dalam buku Tulisan Permulaan pada tahun 1858)

Mereka yang memilih kejujuran sebagai pendamping mereka akan mewujudkannya dalam semua tindakan mereka. Untuk skala yang besar, orang-orang ini tidak menyenangkan, tetapi bagi Tuhan mereka indah —-Testimonies for the Church, jld. 4, hlm 607

 

Allah akan menguji umat-Nya. Yesus bersabar bersama mereka, dan tidak memuntahkan mereka dari mulut-Nya dalam sekejap. Kata malaikat itu: “Allah sedang menimbang umat-Nya.” Jika pesan itu berdurasi sesingkat yang kita duga, tidak akan ada waktu bagi mereka untuk mengembangkan karakter. Banyak yang tergerak dari perasaan, bukan dari asas dan iman, dan pesan khusyuk dan menakutkan ini menggerakkan mereka. Itu menempa perasaan mereka, dan membangkitkan ketakutan mereka, tetapi tidak menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan rancang sebagaimana mestinya. Tuhan membaca hati. Agar umat-Nya tidak tertipu dalam hal diri mereka sendiri, Dia memberi mereka waktu agar kegembiraan memudar, dan kemudian membuktikan mereka untuk melihat apakah mereka akan mematuhi nasihat dari Saksi Sejati. Dia membawa mereka ke titik-titik berbeda yang diperhitungkan untuk mewujudkan apa yang ada di dalam hati. Beberapa bertahan pada satu titik, tetapi jatuh pada titik berikutnya. Pada setiap titik lanjut jantung diuji dan dicoba sedikit lebih dekat. Jika orang-orang yang mengaku umat Allah menemukan hati mereka menentang pekerjaan yang lurus ini, itu harus meyakinkan mereka bahwa mereka memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk diatasi, jika mereka tidak akan dimuntahkan dari mulut Tuhan. Kata malaikat: “Tuhan akan membawa pekerjaan-Nya lebih dekat dan lebih dekat untuk menguji dan membuktikan setiap umat-Nya.” Beberapa bersedia menerima satu poin; tetapi Tuhan membawa mereka ke titik ujian lain, mereka menyusut darinya dan mundur, karena mereka menemukan bahwa itu menyerang langsung pada beberapa berhala yang disayangi. Di sini mereka memiliki kesempatan untuk melihat apa yang ada di dalam hati mereka yang menutup Yesus. Mereka menghargai sesuatu yang lebih tinggi daripada kebenaran, dan hati mereka tidak siap untuk menerima Yesus. Orang-orang diuji dan dibuktikan dalam jangka waktu yang lama untuk melihat apakah mereka akan mengorbankan berhala mereka dan mengindahkan nasihat dari Saksi Sejati. Jika ada orang yang tidak mau disucikan dengan menaati kebenaran, dan mengatasi keegoisan mereka, kesombongan mereka, dan nafsu jahat mereka, para malaikat Tuhan memiliki tanggung jawab: “Mereka bergabung dengan berhala-berhala mereka, biarkan mereka sendiri,” dan mereka meneruskan pekerjaan mereka, meninggalkan ini dengan sifat-sifat berdosa mereka yang tidak ditundukkan, untuk mengendalikan malaikat jahat. Mereka yang datang ke setiap titik, dan bertahan dalam setiap ujian, dan mengatasi, menjadi harga apa pun yang mungkin, telah mengindahkan nasihat dari Saksi Sejati, dan mereka akan menerima hujan akhir, dan dengan demikian cocok untuk diterjemahkan. … Oh, seandainya setiap profesor yang suam-suam kuku dapat menyadari pekerjaan bersih yang akan Tuhan lakukan di antara orang-orang yang diakui-Nya! Teman-teman terkasih, janganlah menipu dirimu sendiri mengenai kondisimu. Anda tidak bisa menipu Tuhan. Kata Saksi Sejati: “Aku tahu pekerjaan-Mu.” Malaikat ketiga memimpin suatu bangsa, selangkah demi selangkah, semakin tinggi. Pada setiap langkah mereka akan diuji. ——-Kesaksian Harta 1, hal.65.1

Profile umat Allah pada penghujung akhir penyelesaian pekerjaan pengumpulan 144000 (Amaran Sekarang jld 2 no. 37)

Amaran Sekarang jld 1 No. 13:

 

 

PEMBANGUNAN DAN REFORMASI

Oleh: Victor T. Houteff






Sore hari ini kita akan memulai penyelidikan kita terhadap apa yang telah kita tinggalkan dalam penyelidikan kita yang terdahulu terhadap nubuatan-nubuatan Hajai dan Zakharia. Marilah kita kembali kepada:


Hajai 2 : 1 – 3:

“Pada bulan yang ketujuh, pada hari yang kedua puluh satu dari bulan itu datanglah firman Tuhan dengan lidah nabi Hajai, bunyinya: ‘Katakanlah sekarang kepada Zerubabel bin Sealtiel, penghulu Yehuda, dan kepada Yoshua bin Yozadak, imam besar, dan kepada orang-orang yang lagi tinggal itu demikian: Siapakah yang masih tertinggal di antara kamu yang telah menyaksikan rumah ini dalam kemuliaannya yang dahulu itu? Dan bagaimanakah kamu menyaksikannya sekarang? Bukankah pada pemandanganmu seakan-akan satu pun tiada adanya?”


Seperti pada masa pendirian kaabah yang menjadi contoh itu, demikian pula tak dapat tiada akan jadi pada masa pendirian kaabah contoh saingan dalam sejarah kita. Dari contoh itu terlihat bahwa seperti halnya Firman Tuhan kemudian telah dialamatkan kepada para penghulu, kepada imam besar, dan kepada orang-orang biasa, demikian pula pada waktu itu Firman Tuhan akan dibawakan kepada semua orang tanpa melihat kepada pangkat ataupun kedudukan dalam hidupnya.


Firman Tuhan kepada seluruh umat dalam masa hidupnya Hajai dan Zakharia adalah supaya para tukang hendaknya memikirkan bagi kekecewaan hatinya, bahwa kemuliaan dari kaabah yang sedang dibangunnya itu pada pemandangan mata mereka adalah sia-sia diperbandingkan dengan kemuliaan kaabah Solaiman.



Hajai 2 : 4, 5:

”Tetapi sekarang pertetapkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman Tuhan! Dan beranikanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar. Dan pertetapkanlah hatimu, hai segala anak negeri, demikianlah firman Tuhan, bekerjalah, karena Aku ada menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam: sesuai dengan firman tatkala Aku berjanji dengan kamu pada masa kamu keluar dari Mesir, maka Roh-Ku akan tinggal di tengah-tengah kamu selalu; janganlah kamu takut.”

Tuhan memberikan jaminan kepada umat-Nya, bahwa cinta yang Ia miliki bagi mereka itu tidak berkurang, dan bahwa kuasaNya untuk melepaskan dan menolong masih tetap sama seperti pada masa Ia membawa keluar leluhur mereka itu dari Mesir; sebagaimana Ia tidak melalaikan umat-Nya di masa itu, maka Ia pun tidak akan melalaikan mereka itu, dan bahwa Roh-Nya akan tetap berada dengan mereka.


Hajai 2 : 6 – 8:

“Karena demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam: sekali lagi, seketika juga adanya, maka Aku akan menggentarkan segala langit dan bumi dan laut dan darat. Dan Aku akan menggetarkan segala bangsa, maka kegemaran segala bangsa itu akan datang: maka Aku akan mengisi rumah ini dengan kemuliaan, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam. Perak adalah milik-Ku, dan emas adalah milik-Ku, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.”


Bahwa nubuatan di dalam ayat-ayat ini masih akan digenapi, adalah sangat jelas, karena pada masa kaabah ini diperdirikan Allah akan menggetarkan segala langit, bumi, dan segala bangsa; bahwa harapan mereka itu kemudian akan datang dan bahwa kaabah itu akan dipenuhi dengan kemuliaan; bahwa para tukang tidak akan kecewa memikirkan keuangan.

Adalah benar, bahwa orang-orang mengawasi dan menggunakan perak dan emas, namun tidak boleh dilupakan, bahwa semua itu adalah kepunyaan Allah, dan bahwa jika Ia memerlukannya, maka Ia mampu untuk mengambilnya dan berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya dengan semuanya itu, bahwa para tukang tidak perlu takut akan kekurangan emas dan perak itu jika mereka menggunakannya sesuai dengan apa yang Allah menghendaki mereka berbuat dengannya.


Oleh karena adalah jelas, bahwa kaabah yang kuno itu adalah contoh dari sebuah kaabah yang akan diperdirikan pada masa Allah menggetarkan segala langit, bumi, dan segala bangsa, maka persoalan ini menjadi sangat jelas, bahwa Ilham di sini berbicara dari hal sebuah kaabah contoh saingan.


Hajai 2 : 9:

“Adapun kemuIiaan rumah yang kemudian ini akan lebih besar dari pada kemuliaan rumah yang dahulu itu, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; dan dalam tempat ini akan Ku karuniakan damai, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam.”


Janjinya adalah, bahwa kemuliaan yang pernah berada dengan kaabah Solaiman itu kelak akan melebihi lagi dengan kaabah contoh saingan, yang akan diperdirikan oleh sidang yang sudah suci, yaitu sidang selama masa penuaian, masa di mana Allah akan menggetarkan langit, bumi, dan segala bangsa — selama hari Tuhan yang besar dan hebat itu.


Oleh karena semua janji ini tidak digenapi di masa kaabahnya Zerubabel, maka persoalan ini menjadi sangat jelas, bahwa semua janji itu akan digenapi di waktu ini, dan oleh karena kebenaran-kebenaran akhir zaman ini kini telah dibukakan bagi kita, maka kita harus menjadi tukang-tukangnya, yaitu kemuliaan oleh mana akan melebihi semua kemuliaan yang di masa lalu. Lagi pula tempat di mana kaabah contoh saingan ini berkedudukan akan terdapat damai, dan caranya perdamaian itu selengkapnya akan dicapai diceriterakan dalam:


Hajai 2 : 21, 22:

Katakanlah olehmu ini kepada Zerubabel, penghulu Yehuda, bahwa Aku akan menggoncangkan segala langit dan bumi; dan Aku akan meruntuhkan tahta segala kerajaan, dan Aku akan membinasakan kekuatan segala kerajaan orang kapir; dan Aku akan membalikkan segala kereta serta orang-orang yang menunggangnya; maka segala kuda dan penunggang-penunggangnya akan jatuh, masing-masingnya oleh pedang saudaranya sendiri.”


Kembali terlihat, bahwa pada masa Tuhan menggoncangkan segala langit dan bumi, Ia juga membinasakan segala kerajaan bumi dengan cara membiarkan mereka saling membunuh antar sesamanya. Jadi, tidaklah heran, bahwa segala bangsa kini ikut dalam perlombaan senjata, dan seluruh dunia berada di tepi jurang kejatuhan ke dalam pertikaian berdarah yang akan pernah diketahui. Adalah sukar bagi siapapun untuk sampai kepada sesuatu kesimpulan lain dari pada kesimpulan bahwa hari Tuhan yang besar dan hebat itu adalah sudah dekat.


Oleh karena Zerubabel adalah sebuah “tanda kecil”, yaitu suatu lambang atau contoh dari tukang-tukang itu di masa Tuhan menggoncangkan segala langit dan bumi, maka gambaran Yehezkiel dari hal kaabah mistik (pasal 40 – 47) yang masih akan diperdirikan itu, dapat merupakan denah dari kaabah contoh saingannya Zerubabel.


Tetapi anda mungkin bertanya, “tidakkah pendapat ini bertentangan terhadap kepercayaan kita yang terdahulu?” — Saya akui memang begitu. Tetapi akan kita terus berjalan dengan apa yang kita telah percayai, ataukah oleh apa yang Firman Tuhan katakan? Maka untuk tujuan apakah semua nubuatan itu jika kita tidak akan menaruh perhatian kepadanya? Dan mengapakah semuanya itu kini dibukakan lalu dibawakan ke hadapan perhatian kita jika ini bukan masanya dalam mana Allah akan menyatakan kuasa-Nya dan akan menyelesaikan semua perkara ini? Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merubah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi rute perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan-Nya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merubah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.


Para pelopor gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengharapkan Tuhan datang segera sesudah 144.000 orang bertobat menggabungkan diri dengan sidang, dan berharap hidup untuk menyaksikan kedatangan-Nya. Sungguh pun keanggotaan sidang sudah berjumlah beberapa kali lipat 144.000 orang, para pelopor itu sudah mati, dan Tuhan masih akan datang. Jadi, masalahnya adalah bukan apakah kita hendak merubah pikiran kita atau tidak, melainkan apakah kita harus merubah pikiran.

Beberapa tahun lalu kepada kita diceritakan, bahwa “Para pengerja akan tercengang oleh alat-alat sederhana yang Ia akan gunakan untuk mendatangkan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya. Orang-orang yang dinilai sebagai pengerja-pengerja yang baik akan perlu datang dekat kepada Allah, mereka akan memerlukan sentuhan Ilahi.” — Testimonies to Ministers, p. 300.


Sementara Ilham membukakan Gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara — alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merubah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.


Sebagai orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh kita pernah sekali menyombongkan diri, bahwa kita “mengenal akan Alkitab kita”, tetapi semenjak kelompok ini berhenti menyombongkan diri, maka diketahui bahwa ia mengetahui sangat sedikit diperbandingkan kepada apa yang diketahuinya sekarang, dan saya masih belum dapat mengatakan, bahwa saya memiliki cukup pengetahuan terhadap Alkitab yang dapat membawa saya dengan lebih jelas sampai ke dalam pintu-pintu gerbang mutiara itu. Sesungguhnya, saya mengetahui, bahwa masih banyak lagi yang harus saya pelajari.


Hajai 2 : 10 – 13:

“Pada hari yang kedua puluh empat dari bulan yang kesembilan, dalam tahun kedua dari kerajaan Darius, datanglah Firman Tuhan dengan lidah nabi Hajai, bunyinya: ‘Demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam; bertanyakanlah sekarang segala imam akan torat, katakanlah; Apabila seorang membawa daging yang suci dalam punca kainnya, dan dengan punca itu terkenalah ia kepada roti, atau kepada kentang, atau kepada air anggur, atau kepada minyak, atau kepada barang sesuatu makanan, maka bolehkah ia itu menjadi suci? Maka sahut segala imam itu katanya. Tidak. Maka kata Hajai: ‘Jikalau barang seorang najis oleh bangkai lalu menyentuh sesuatu dari pada segala perkara ini, bolehkah itu menjadi najis? Maka sahut segala imam itu, katanya: ‘Ia itu akan najis juga.”

Jika sekiranya seseorang yang membawakan pesan-pesan Allah yang suci menyentuh sesuatu benda yang biasa, benda itu akan masih tetap biasa dan tidak pantas untuk dibawa kepada Allah; tetapi jika sekiranya seseorang yang tubuhnya kotor menyentuh sesuatu benda suci, maka benda itu akan menjadi najis, tidak pantas untuk digunakan bagi korban kepada Tuhan. Artinya, orang yang suci harus tidak membawakan sesuatu benda yang najis kepada Tuhan, dan orang yang tidak suci harus tidak membawakan walaupun benda-benda yang suci sekalipun kepadaNya.
   
Hajai 2 : 15 – 17:

”Maka sekarang, hendakIah kiranya kamu memperhatikan semenjak hari ini dan yang sudah lalu, dahulu dari pada batu ditumpangkan di atas batu di dalam kaabah Tuhan: Semenjak hari-hari itu, tatkala datang orang kepada timbunan gandum yang dua puluh gantang, maka didapatinya hanya sepuluh gantang: tatkala orang datang kepada tempat air anggur hendak menciduk lima puluh takar dari dalam apitan, maka didapatinya hanya dua puluh. Kamu sudah kupalu dengan peledakan dan dengan kelapukan dan dengan hujan air beku kepada segala perbuatan tanganmu; namun kamu tidak juga berbalik kepada-Ku, demikianlah firman Tuhan.

Dengan contoh pengalaman ini kata-kata firman ini mengajarkan, bahwa berusaha mencari nafkah sambil lalai melaksanakan pekerjaan Tuhan, maka kemelaratanlah sebagai ganti kemakmuran yang akan menjadi bagian seseorang. Oleh karena itu adalah mutlak penting, bahwa para penganut Kebenaran sekarang pertama-tama berusaha mendirikan Kerajaan Allah dan KebenaranNya, jika mereka hendak berkembang makmur. (Matius 6 : 28 – 34). Marilah kita kenangkan selalu, bahwa jika kita sepenuhnya berada pada pihak Tuhan, di balik pagar perlindungan Allah, seperti akan halnya Ayub, maka kita tak perlu takut akan sesuatu perkara, walaupun si jahat sekalipun.


Hajai 2 : 18, 19:

“Perhatikanlah sekarang semenjak hari ini dan ke atas, semenjak hari yang kedua puluh empat dari bulan yang kesembilan, yaitu semenjak dari hari dibubuh alas kaabah Tuhan, perhatikanlah dia baik-baik. Masih adakah lagi benih di dalam lumbung? Sesungguhnya karena pokok anggur, dan pokok ara, dan pokok delima, dan pokok zait belum juga berbuah, maka mulai dari pada hari ini Aku akan memberkati kamu.”


Contoh ini mengajarkan, bahwa semenjak dari hari kita mulai melaksanakan pekerjaan Tuhan, semenjak hari itu juga Tuhan akan memberkati kita.


Hajai 2 : 14:

” . . . . Begitulah hal umat ini, dan begitulah hal bangsa ini di hadapan hadirat-Ku, demikianlah firman Tuhan; dan begitulah hal segala perbuatan tangan mereka; maka apa yang dipersembahkannya di sana, semuanya itu najis adanya.”


Ayat ini menunjukkan, bahwa jika kita gagal melaksanakan tugas pemberian Allah kita, maka tidak akan ada penggantinya.


Segera setelah kepada mereka diceritakan dari hal dosa-dosa para leluhur mereka dan dosa-dosa mereka sendiri, maka contoh-contoh kita dengan gembira menyesuaikan kepada kehendak-kehendak Tuhan. (Lihat Hajai 1 : 5 – 11). Dengan cara yang sama Ia akan memberkahi kita semenjak dari hari ini dan seterusnya, jika kita juga mengakui perbuatan-perbuatan kita yang keliru, lalu memperbaikinya.


Hajai 1 : 12 – 14:

“Hata, maka pada masa itu dipatuhilah oleh Zerubabel bin Sealtiel dan Josua bin Jozadak, imam besar itu; dan segala orang lain yang masih tinggal itu akan suara Tuhan, Allah mereka, dan akan kata nabi Hajai yang telah disuruhkan oleh Tuhan, Allah mereka itu; maka takutlah orang banyak itu di hadapan hadirat Tuhan. Maka kata Hajai, utusan Tuhan itu, dengan firman Tuhan kepada orang banyak itu begini: bahwa Aku adalah menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan. Maka dijagakan Tuhan akan roh Zerubabel bin Sealtiel, penghulu Yehuda, dan roh Josua bin Jozadak imam besar itu, dan roh segala orang yang lagi tinggaI itu; laIu datanglah mereka itu mengerjakan pekerjaan di daIam rumah Tuhan serwa sekalian alam, yaitu Allah mereka.”


Ayat-ayat ini menceriterakan kepada kita, bahwa segera setelah semua umat mematuhi akan utusan-utusan Allah itu, maka sesegera itu juga Roh Tuhan membangkitkan kemampuan mereka, laIu kemudian dengan segera semua mereka pergi bekerja. Kita pun akan memiliki suatu pengaIaman yang sedemikian jika kita sekarang memutuskan daIam hati kita, bahwa semenjak jam ini dan seterusnya kita akan memperhatikan dengan sungguh-sungguh akan pekabaran Allah dan melayani Tuhan Allah kita dengan sebulat-bulat hati dan jiwa. Hendaknya jangan kita mengesampingkan berkat-berkat Allah dari pada kita.


Hajai 2 : 20, 21:

“Maka kembali datanglah Firman Tuhan kepada Hajai pada hari yang kedua puluh empat dari bulan itu, bunyinya: Katakanlah kepada Zerubabel, penghulu Yehuda, bahwa Aku akan menggoncangkan segaIa langit dan bumi.”

Melihat kepada kenyataan, bahwa Tuhan akan segera menggoncangkan segala langit dan bumi, maka tidakkah sepatutnya, bahwa kita sekarang juga membuang semua kemunafikan? Marilah kita berhenti dari mengundang datangnya “kekeringan”, “letusan”, dan “kelapukan” atas diri kita sendiri. SebaIiknya marilah kita menyerahkan hati kita kepada Allah dan oleh karenanya menjaminkan bagi diri kita kegembiraan, kebahagiaan, kesenangan dan hidup yang kekaI. Jika kita tidak melakukan ini, maka pasti kita akan digoncangkan keluar, gantinya membangun dan bereformasi.

 

Catatan point-point penting :

 

Pengalaman bangsa Israel dalam kepemimpinan Musa yang lalu, jelas kita dapat sama-sama baca bahwa Musa sendiri yang berkomunikasi langsung dengan Tuhan tidak menduga bahwa harus menghadapi perubahan rencana perjalanan yaitu harus terpaksa memutar perjalanan selama 40 tahun, lagi pula perubahan dari perencanaan selama 40 tahun itu, ia tidak ketahui diawal perubahannya melainkan setelah ia menjalaninya baru ia sadari ternyata memakan waktu selama 40 tahun, dan bahkan ia sendiripun bersama-sama Harun tidak menyangka bahwa pada akhirnya mereka berdua tidak diijinkan untuk memasuki tanah Kanaan, demikian pula dengan ternyata banyaknya ujian-ujian yang harus mereka hadapi satu demi satu itupun juga sesuatu yang diluar rencana-rencana Musa dan Harun,  bila kita renungkan bersama-sama seandainya Musa tidak segera menyesuaikan diri terhadap keadaan yang Tuhan tetapkan dan tetap memaksa sesuai rencana-rencananya yang ia telah tetapkan kepada seluruh bangsa Israel dengan mengesampingkan semua petunjuk-petunjuk perkembangan yang Tuhan telah sampaikan kepadanya……………kira-kira akankah bangsa Israel pada akhirnya sampai di tanah Kanaan?.

Kita telah ketahui sesuai Bilangan 20:11, 12 dengan kesalahan satu saja yaitu karena memukul bukit batu itu sebanyak 2 kali mereka berdua tidak diijinkan memasuki tanah Kanaan, kiranya ini sudah cukup menjawab kepada kita bahwa —KITA HARUS MENYESUAIKAN SEMUA RENCANA-RENCANA KITA JIKA KITA HENDAK MENANG DAN MEMASUKI TANAH KANAAN SAMAWI. Contoh berikutnya juga Rasul-Rasul, bila kita membaca dalam buku Kerinduan Segala Zaman :

Dengan kematian Kristus punahlah harapan murid-murid-Nya. Mereka memandang pada kelopak mata-Nya yang tertutup dan kepala-Nya yang tunduk. rambut-Nya kusut dengan darah, tangan dan kaki-Nya yang ditembusi paku, dan kesedihan mereka tidak terperikan. Sampai pada akhirnya mereka tidak percaya bahwa Ia akan mati, mereka hampir tidak percaya bahwa sesungguhnya Ia sudah mati. Karena bingung dengan kesusahan, mereka tidak teringat akan perkataan-Nya yang meramalkan peristiwa ini. Tidak suatu pun yang telah dikatakan-Nya memberi mereka penghiburan sekarang. Mereka melihat hanya salib dan Korbannya yang sedang berdarah. Masa depan tampaknya gelap dengan putus asa. Iman mereka kepada Yesus lenyaplah, tetapi belum pernah mereka mengasihi Tuhan mereka seperti sekarang. Belum pernah sebelumnya mereka merasakan jasa-Nya, serta keperluan mereka akan hadirat-Nya. —–KSZ2 423.3

 

Kita lihat bahwa murid-muridNya yang telah belajar bersama-sama secara langsungpun dengan Yesus selama 3 ½ tahun tidak menyangka Ia harus mati di kayu salib, walaupun Yesus telah memberitahukan tentang kematianNya terlihat bahwa ternyata mereka tidak sepenuhnya memahaminya, disini sama sebagaimana Musa kita saksikan merekapun harus segera merubah rencana-rencananya barulah mereka dapat dipercayakan Roh Suci Hujan Awal, pertanyaan yang sama dapat kita renungkan yaitu mungkinkah Tuhan tetap mengaruniakan Roh Suci Hujan Awal bila mereka tetap dalam rencana-rencananya yang tidak disesuaikan dengan perkembangan yang jauh berbeda dengan yang mereka harapkan?, jawabannyapun kita dapat pahami sebagaimana perjalanan Musa dalam contoh sebelumnya.

Pengalaman-pengalaman selanjutnya dari para umat Allah orang-orang Ibrani yang dari budak menjadi raja-raja secara mayoritas bila kita telusuri pengalaman perjalanan hidupnya, merekapun harus merubah rencana-rencananya, dan alangkah berbedanya dengan tokoh-tokoh Alkitab yang kita telah sama-sama saksikan, bangsa Israel setelah terpecah menjadi 2 bangsa besar tidak mampu belajar dari pengalaman-pengalaman para orang-orang tuanya, tahun 721 Israel 10 suku harus dihancurkan Tuhan hingga tercerai berai di segala bangsa hingga tidak diketahui lagi identitasnya, demikian pula 2 suku Yehuda juga demikian setelah mengalami penolakan Tuhan sebagai bangsa pilihan dalam tahun 34 yang lalu, dalam tahun 70 kota Yerusalem kebanggaan merekapun harus hancur dengan banyaknya peristiwa-peristiwa tragis yang menyesakkan telinga kita, ……..kesemuanya mengapa terjadi dari bangsa yang paling diberkati menjadi bangsa yang dikutuk?, jawabannya adalah karena MEREKA TIDAK BERSEDIA UNTUK MERUBAH RENCANA-RENCANANYA.

…….bila dimasa lalu beberapa pengalaman umat-umatNya masih mengalami kesempatan-kesempatan kedua, akan tetapi dari yang kita pahami khususnya mereka yang juga sama-sama telah mengikuti kebenaran-kebenaran pemahaman urut-urutan peristiwa yang Victor T. Houteff sampaikan, adakah kesempatan kedua bagi kita yang hidup di penghujung penggenapan nubuatan-nubuatan bagi sidang Laodekia?.

Para nabi telah lebih dahulu meninggal mendahului kita, Ellen G. White meninggal tahun 1915, jauh sebelum kehadiran malaikat lain dari Wahyu 18:1 menggabungkan dirinya dengan Pekabaran Tiga Malaikat, Ellen G. White telah memberikan petunjuk atau suatu peringatan dini (Early Warning) kepada para anggota gereja Advent bahwa mereka harus maju terus menerima terang yang lebih berkembang, beberapa petunjuk-petunjuk atau peringatan dini tersebut antara lain adalah khayal tahun 1903 tentang masuk barisan, Early Writing p.277, Testimonies to Ministers p. 475 adalah merupakan bagian dari pola Tuhan bekerja sesuai Amsal 29:18 sebelum peristiwanya terjadi. Kemudian sebagai nabi penerus Victor T. Houteff meninggal tahun 1955, sebelum peristiwa besar tahun 1962 sebagai peristiwa yang dipercaya para pemegang pekabaran Tongkat Gembala sebagai penggenapan dari pukulan mematikan ramalannya dalam buku Pembina Gedung Putih.

Salah satu kata-kata dari kutipan tulisan Victor T. Houteff Amaran Sekarang Jld 1 No. 13 di atas yaitu “MAKA MASIH TERDAPAT BERBAGAI KEJUTAN YANG LAIN SEPANJANG SEJARAH SAMPAI KEPADA HARI INI”, secara meyakinkan menunjukkan bahwa pengalaman-pengalaman diluar dugaan sebagaimana umat-umatNya dimasa lalu seharusnya telah menjadi suatu peringatan dini, untuk tidak sepenuhnya berhenti kepada pegangan-pegangan pemahaman yang telah dipercaya, dan sekarangpun bagi kita yang hidup telah jauh lebih maju dari tahun 1962pun kata-kata ini masih harus menjadi peringatan dan memberikan gambaran sebagaimana Musa, Rasul-Rasul dan umat Allah dahulu menjalankan perjalanan hidupnya sepenuhnya sesuai apa yang telah ia pahami, tanpa mendapati adanya peristiwa-peristiwa yang ia tidak ketahui yang Tuhan sengaja tidak memberitahukannya sebagai sarana ujian, hal ini diingatkannya dalam kata-kata berikut:

Tidak seorangpun, betapapun dihormati oleh sorga, pernah berhasil mencapai pengertian yang penuh mengenai rencana penebusan yang besar itu, ataupun mengerti dengan sempurna rencana ilahi dalam pekerjaan bagi masanya sendiri. Manusia tidak dapat sepenuhnya mengerti akan apa yang hendak Allah selesaikan dengan pekerjaan yang diberikanNya kepada mereka untuk dilaksanakan; mereka tidak dapat mengerti pekabaran yang mereka ucapkan dalam namaNya, dalam semua arahnya.” —-The Great Controversy, p. 343

 

Di sini terlihat, bahwa Ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukan-Nya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua Kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-pintu Gerbang Mutiara.—–Amaran Sekarang jld 1 No. 11

Perbedaan kita bila kita bandingkan dengan pengalaman bangsa Israel ketika keluar dari Mesir ke tanah Kanaan dibawah kepemimpinan Musa  dahulu yang harus merubah rencana-rencananya adalah bangsa Israel masih lebih beruntung karena nabi atau juru kabar Tuhan  yang memberi tuntunan kerohanian mereka masih hidup dan turut mengalami perbedaan rencana-rencana dengan pelaksanaannya, dan kemudian penyesuaian perubahan rencana-rencana manusia tersebut disesuaikan dengan rencana Tuhan dilakukan oleh Musa sendiri dan orang-orang hanya tinggal menerima dan mengikutinya saja, sementara kita sekarang walaupun petunjuk peringatan dini sebagaimana yang sedang kita pelajari ini telah diberikan oleh Victor T. Houteff seperti mutiara yang kececer yang perlu di gali, namun ia tidak dapat hadir turut menyaksikan dan mendampingi penggenapan dari ramalan petunjuk peringatan dini tersebut, sehingga keputusan dan langkah-langkah yang harus diambil ketika ramalan tersebut tergenapi harus diambil dan ditentukan sendiri oleh kita para pemegang pekabaran Tongkat Gembala, inilah ujian kemuridan terakhir yang Tuhan persiapkan dipenutupan pekerjaan bagi sidang. Pertaruhan ketergantungan kita kepada Tuhan ataukah kepada diri sendiri yang telah merasa cukup mampu dan mengetahui atau kepada manusia lainnya yang dihormati menjadi penentunya.

Sebagai nasihat penutup yang dapat kita sama-sama pikirkan untuk segera mengambil tindakan:

Banyak orang yang tidak mau menerima Kristus sampai seluruh rahasia daripada rencana keselamatan menjadi jelas kepada mereka. Mereka menolak untuk memandang dengan iman, sekalipun mereka telah melihat bahwa ribuan orang telah memandang dan merasakan khasiat daripada memandang kepada salib Kristus. Banyak yang telah mengembara di dalam segala macam filsafat, untuk mencari sebab-sebab dan bukti-bukti yang mereka tidak pernah akan peroleh, sementara mereka menolak bukti yang Allah suka berikan. Mereka menolak berjalan di dalam terang Matahari Kebenaran, sebelum sebab-sebab daripada bersinarnya terang itu dijelaskan kepada mereka. Semua orang yang tetap dalam sikap seperti ini akan gagal datang kepada pengetahuan akan kebenaran itu. Allah tidak pernah akan membuangkan setiap kesempatan untuk jadi bimbang. Ia memberikan bukti yang cukup di atas mana kita dapat mengalaskan iman kita, dan jikalau ini tidak diterima, maka pikiran kita akan dibiarkan berada dalam kegelapan. Jikalau mereka yang dipagut ular-ular itu telah bersikap bimbang dan ragu-ragu sebelum mereka mau memandang, maka mereka akan binasa. Adalah tugas kita, pertama-tama, untuk memandang; dan pandangan iman itu akan memberikan kepada kita hidup—-Para Nabi dan Bapa 2 22.3.

Rangkaian pembelajaran kita dari PERATURAN PELAKSANAAN:

 

 

  1. Pelajaran tentang struktur Hukum Allah,
  2. Kronologis dari hukum Tuhan yang awalnya disampaikan dari mulut ke mulut, kemudian menjadi tertulis, dari 10 hukum berkembang +  peraturan pelaksanaan
  3. Penjelasan tentang kedudukan 10 hukum dan hukum Musa sebagai peraturan pelaksanaan, yang satu tidak dapat berubah, sedangkan yang satunya dapat berubah bahkan tidak lagi berlaku,
  4. Pelajaran memahami peraturan pelaksanaan :
  5. Kita mempunyai banyak pelajaran-pelajaran yang masih harus dipelajari, dan banyak, masih banyak yang harus ditinggalkan. Allah dan Sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah……. ——-Testimonies to Ministers, p.30,
  6. Diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari…—- Amaran Sekarang jld 1 buku 2 no. 7 hal 28,
  7. Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.—— Buku Amaran Sekarang buku 4 jld 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”

Antara lain memahami :

  • Perbedaan bagaimana tulisan-tulisan Ellen G. White dan Victor T. Houteff,
  • Membanding-bandingkan Tulisan-tulisan Ellen G. White dan tulisan Victor T. Houteff yang penerimaan kebenarannya diberikan secara bertahap, sehingga kadang didapati satu sama lain berbeda, sehingga diperlukan usaha banding membandingkan,
  1. Perbedaannya setelah kita dengan sebaik-baiknya memahami buku Daniel dan Wahyu (Testimonies to Ministers, p. 114):
  • Pekerjaan/pekabaran yang disampaikan bukan merupakan sesuatu yang menghibur atau membesarkan hati,
  • Memahami kebenaran hanya didasarkan dari Zakharia pasal 4, menghindari penggunaan pendapat sendiri,
  • Perubahan sikap kita dan dampak kepada orang lain (seperti Yesus menjadi orang yang menyiksa bagi yang masih menyayangi pelanggaran),
  1. Pelajaran dari contoh-contoh tentang pelaku-pelaku firman :
  • Pengalaman murid-murid termasuk masih memiliki keinginan meninggikan diri,
  • Pengalaman Yesus setelah usia 12 tahun,
  • Pembahasan tentang PENCOBAAN (pencobaan dari ijin Tuhan, dan pencobaan hasil diri sendiri yang membawa ke dalam cobaan),
  • Usaha/jerat setan di periode terakhir:
  1. Dari kebenaran (yaitu dengan memasukan atau menyusupkan pemahaman/mencampurkan yang benar dengan yang palsu),
  2. Dari keluarga (godaan dari pasangan atau anak/orang tua, yaitu orang yang disayangi),
  3. Dari mencintai diri sendiri (meninggikan diri/sombong/menjadikan diri yang utama atau ukuran/menjadi diri tidak tersinggung/direndahkan/diremehkan),
  4. Mencintai dunia :
  • Ketamakan
  • Pergaulan

 

Tujuan akhir adalah :

 

PEMBANGUNAN DAN REFORMASI >>>>>> MANUSIA BARU

Tiga pencobaan setan di padang belantara terhadap Yesus, ….. jerat setan cinta diri dan ketamakan

 

 

Di padang belantara pencobaan, Kristus menghadapi pencobaan besar yang dapat mengalahkan manusia. Di sana Dia berjuang, dan dengan seorang diri melawan musuh yang licik dan bernafsu dan dikalahkan-Nya. Pencobaan besar yang pertama menyangkut selera; pencobaan kedua menyangkut kesombongan; pencobaan ketiga menyangkut cinta akan dunia. Setan telah mengalahkan berjuta-juta orang dengan menggoda mereka untuk memanjakan selera. Melalui pemuasan citarasa, susunan saraf akan terangsang dan kuasa otak akan dilemahkan sehingga seseorang mustahil dapat berpikir dengan tenang berdasarkan rasio. Pikiran itu tidak seimbang. Pikiran yang mulia dengan yang lebih tinggi diselewengkan untuk melayani nafsu kebinatangan, dan

keinginan kekal yang suci tidak dihargai. Apabila hal ini diperoleh, Setan dapat menyerang dengan dua buah penggodaan lain yang sudah diberikannya. Penggodaannya yang berlipat ganda itu bertumbuh dari ketiga inti pencobaan ini.

 

Dari semua pelajaran yang dapat disimak dari penggodaan besar yang dihadapi Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih penting daripada bertahan dan mengendalikan selera serta nafsu. Dalam segala zaman penggodaan yang menyangkut fisik sangat berhasil dalam memerosotkan dan merusakkan umat manusia. Dengan kebiasaan tidak bertarak, Setan bekerja untuk merusak kuasa mental dan moral yang telah diberikan Allah kepada manusia sebagai hadiah yang tidak ternilai. Dengan demikian mustahillah bagi mereka untuk menghargai perkara-perkara yang bernilai abadi. Dengan pemanjaan nafsu, Setan berusaha menghambat jiwa supaya tidak serupa dengan Allah.

 

…………………………. Contoh kehidupan-Nya menyatakan bahwa satu-satunya harapan kita untuk memperoleh hidup kekal ialah usaha mengendalikan selera dan nafsu dan menyerahkannya kepada kehendak Allah. — Counsel on Diet & Food hal. 147-148

 

 

 

…..Jikalau mereka dicenderungkan menjadi cinta diri dan tamak, setan berdiri di pihak mereka, mereka supaya ketagihan dalam lingkungan dosa mereka. Anugerah Allah dan terang kebenaran dapat meluluhkan ketamakan dan cinta diri mereka untuk sementara waktu,  tetapi jikalau mereka tidak meraih kemenangan yang seutuhnya, maka setan akan masuk pada ketika mereka tidak berada di bawah pengaruh yang menyelamatkan dan merusak setiap prinsip keagungan dan kebaikan, dan mereka merasa bahwa teralu banyak yang dituntut dari mereka. Mereka menjadi jemu berbuat baik dan melupakan pengorbanan besar yang diadakan Yesus untuk menebus mereka dari kuasa setan dan dari keadaan malang tiada berdaya. (458)

Dan saya melihat bahwa ada orang-orang seperti Yudas di antara mereka yang mengaku sedang menunggu Tuhan mereka. Setan mengendalikan mereka, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Allah tidak menghendaki adanya ketamakan atau cinta diri sendiri terkecil sekalipun dan ia membenci doa dan pujian mereka yang memanjakan sifat-sifat jahat ini. Karena setan melihat bahwa waktunya sudah singkat, maka ia memimpin manusia supaya semakin lama semakin mengasihi diri sendiri dan tamak, lalu kemudian bersuka-suka ketika ia melihat mereka terbungkus di dalam diri mereka sendiri, terkurung, kikir dan mementingkan diri. Jikalau mata orang-orang tersebut dapat dibuka, maka mereka akan melihat setan bersorak kemenangan neraka, bergembira atas mereka dan menertawakan kebodohan mereka yang menerima anjuran-anjurannya dan masuk perangkapnya.——Tulisan Permulaan hal 458, 459.

 

NASIHAT-NASIHAT TERKAIT DENGAN PERINTAH-PERINTAH ATAU SYARIAT-SYARIAT

 

 

Keluaran 20:5:

sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci.

 

Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

=

Tabiat terbentuk

Pengakuan kita tidak bernilai apapun bila tidak sebanding dengan perlakuan:

 

Yakub 2 : 19, 20:

“Engkau percaya bahwa terdapat ada satu Allah; itu benar; segala iblis pun percaya dan gementar. Tetapi maukah engkau mengetahui, hai manusia yang sia-sia, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati?”.

 

B e r a g a m a yang benar artinya menghayati firman dalam praktik kehidupanmu. Pengakuanmu tidak akan bernilai apapun tanpa mempraktikkan firman itu.” – Testimonies to Ministers, p. 127.

        
  
   
  

Mengerti

 
   

Percaya

 
 
 
 

 

 

BELAJAR 

 

 

Cerita awalnya bagaimana kebiasaan dunia muncul dalam umat Allah

Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2

Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang  diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah—–PB1 432.1

Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka. —-PB1 386.3

Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembah-penyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya. —-PB1 387.1

Seperti Guru mereka, pengikut-pengikut Kristus dalam setiap zaman harus menjadi terang dunia. ……—-PB1 387.2

 

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

+

Pergaulan dengan dunia

=

Tabiat terbentuk

 

 

OBATNYA

Selain dari nasihat-nasihat untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita, nasihat berikut adalah salah satu obat yang dipandang mengatasi penyebab mengapa kita hanyut atau larut dalam berbagai pelanggaran:

 

Kebebasan moral memang pada tempatnya bila melawan dunia. Dengan menyesuaikan seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan berada di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat pentingnya ketentuan berpisah dari adat istiadat dan cara-cara dunia. Tidak perlu kita mengangkat standar kita sedikit lebih tinggi di atas standar dunia, tetapi kita harus menunjukkan perbedaan yang mencolok. Bukanlah masalah yang mudah untuk mencapai harta indah hidup kekal. Tidak ada orang yang dapat melakukan hal ini sambil hanyut dengan arus dunia. Ia harus keluar dari dunia dan berpisah serta tidak menyentuh barang yang najis. Tidak ada orang yang berlaku kedunia-duniaan tanpa terbawa oleh arus dunia. Tidak ada orang yang akan mencapai kemajuan tanpa usaha yang tekun….——Maranatha hal 47.

 

Orang Kristen perlu kuasa berpikir, kemauan yang teguh, dan mengetahui apa yang menjadi hasil mempelajari Firman Allah. Mereka sama sekali tidak boleh mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak penting. Setiap hari mereka harus dibaharui dalam kuasa rohani—- Maranatha hal 120

 

Bercerailah dan berlaku lainlah dari dunia – di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia, memantulkan sinar terang matahari kebenaran, jadilah suci, kudus dan tak bercacat serta dengan iman membawakan terang ke jalan-jalan dan lorong-lorong di bumi——-Maranatha 111

 

Para pengikut Kristus harus bercerai dari dunia dalam prinsip-prinsip dan minat, tetapi mereka tidak boleh mengasingkan diri dari dunia. Dengan tetap Juruselamat bergaul dengan manusia,bukan untuk mendorong mereka dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan mengagungkan mereka. “Aku menguduskan diriKu”. Yohanes 17:19. Begitulah orang Kristen harus tinggal di antara manusia, supaya nikmatnya kasih Ilahi menjadi seperti garam yang memelihara dunia dari kejahatan.—– Maranatha 112 (alasan kita dinasihati untuk bercerai dengan dunia dalam prinsip dan minat, namun tetap tidak mengasingkan diri adalah karena pemahaman EGW kita wajib menobatkan dunia, ia tidak memahami pekerjaan sekarang kepada sidang, sehingga pengertiannya sesuai kebenaran kita makanan pada waktunya – kita harus berpisah dengan dunia termasuk mengasingkan diri dari orang dunia, namun tetap dekat dengan gereja sebagai sasaran pekerjaan)

 

Tuntutan Ilahi telah membawa umat Allah keluar dari kebiasaan kemewahan dunia, menjauhkan diri dari pemanjaan selera dan hawa nafsu, berdiri di atas ketinggian penyangkalan diri dan pertarakan dalam segala perkara. Umat yang dipimpin Allah haruslah istimewa. Mereka tidak boleh sama dengan dunia. Tetapi kalau mereka mengikuti tuntunan Allah maka mereka akan menggenapi tujuanNya, dan akan menyerahkan kehendak mereka kepada kehendakNya. Kristus akan tinggal dalam hati…..Rasul itu berkata,”Tubuhmu itu adalah kaabah Roh Kudus.————Maranatha 118

 

Setiap pergaulan yang kita bentuk, betapapun terbatas membawa pengaruh terhadap kita. Meluasnya pengaruh yang menguasai kita itu akan ditentukan oleh derajat keakraban, pergaulan yang secara tetap, dan kasih serta pemujaan kita kepada orang yang menjadi teman kita bergaul. Maka dengan demikian oleh pengenalan dan pergaulan kita dengan Kristus kita boleh menjadi serupa dengan Dia, sebagai satu-satunya teladan yang tidak mempunyai kesalahan.——- Maranatha hal 74

 

Dalam pergaulan kita dalam masyarakat, dalam keluarga, atau dalam hubungan kehidupan apa saja kita ditempatkan, baik yang terbatas maupun yang meluas, ada banyak cara yang dalamnya kita dapat mengakui Tuhan kita dan banyak cara yang dalamnya kita dapat menyangkal Dia. Kita dapat menyangkal Dia dalam perkataan kita, oleh berkata jahat tentang orang lain, oleh percakapan yang bodoh, bersenda-gurau, oleh perkataan yang sia-sia dan tidak ramah, oleh memutar-balikkan perkataan, atau berkata-kata yang bertentangan dengan kebenaran. Dalam perkataan kita dapatlah kita mengakui bahwa Kristus tidak ada di dalam kehidupan kita. Dalam tabiat kita dapatlah kita menyangkal Dia oleh sifat kita yang suka pada enak-enak saja, oleh menghindari kewajiban dan beban kehidupan yang harus ditanggung oleh seseorang kalau kita tidak mau menanggungnya, dan oleh menyukai kesenangan yang berdosa. Kita dapat pula menyangkal Kristus oleh kesombongan dalam berpakaian dan penyesuaian diri kepada dunia, atau oleh kelakuan yang tidak sopan. Kita dapat menyangkal Dia oleh menyukai pendapat kita sendiri saja dan berusaha mempertahankan dan membenarkan diri sendiri. Kita dapat pula menyangkal Dia dalam membiarkan pikiran mengalir dalam saluran perasaan cinta yang meluap- luap dan memikir-mikirkan nasib dan ujian yang kita duga sangat berat. ——–NBS 117.4

 

Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.

Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1

 

 

Kebiasaan memikir-mikirkan keburukan yang dirasakan tidaklah bijaksana dan bukannya sifat kristen. Dalam berbuat demikian kita gagal menikmati berkat-berkat dan mempergunakan kesempatan masa sekarang. Tuhan minta agar kita melaksanakan kewajiban masa sekarang dan menanggung segala ujiannya. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga agar jangan kita bersalah dalam perkataan atau perbuatan. Sekarang ini kita harus memuji dan menghormati Allah. Dengan menggunakan iman yang hidup sekarang ini kita harus mengalahkan musuh. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga dan bekerja dan berdoa seolah-olah inilah hari terakhir yang dikaruniakan kepada kita. Sebab itu, betapa tekunnya kita harus hidup sekarang ini. Kita harus mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh dalam segala perkataan dan perbuatan kita.——-NBS2 95.

 

Banyak orang berpakaian seperti dunia supaya dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak beriman, tetapi dalam hal ini mereka mengadakan suatu kekeliruan yang sangat menyedihkan. Kalau mereka mau mempunyai suatu pengaruh yang benar dan menyelamatkan, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka, menunjukkan iman mereka oleh perbuatan mereka yang benar dan mengadakan perbedaan yang jelas sekali antara orang Kristen dan orang duniawi. Perkataan, pakaian, perbuatan, harus memberikan kesaksian untuk Allah. Dengan demikian suatu pengaruh yang suci akan dipancarkan ke atas semua orang di sekeliling mereka, dan orang-orang yang tidak beriman sekalipun akan mengetahui bahwa mereka telah tinggal bersama dengan Yesus. Kalau ada orang ingin bersaksi untuk kebenaran oleh pengaruh mereka, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka dan dengan mereka meniru teladan yang rendah hati itu. ——NBS 3 96.

 

Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang betul, kita harus bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengaruh akhlak dan kerohanian yang sehat. ——– NBS 189.2

 

Kalau orang muda dapat diyakinkan untuk bergaul dengan orang-orang yang suci, memikirkan kepentingan orang lain, dan ramah tamah, pengaruhnya akan sangat baik. Kalau mereka memilih sahabat-sahabat yang takut akan Tuhan, pengaruh itu akan menuntun kepada kebenaran, kewajiban, dan kesucian. Suatu kehidupan Kristen yang benar merupakan suatu kuasa bagi kebaikan. Tetapi sebaliknya, mereka yang bergaul dengan pria dan wanita yang mempunyai akhlak yang diragukan, atau prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak lama kemudian mereka akan berjalan pada jalan yang sama. Kecenderungan hati yang biasa ialah ke arah bawah. Ia yang bergaul dengan seorang yang tidak percaya akan Allah tidak lama kemudian akan tidak percaya akan Allah lagi; ia yang memilih persahabatan dengan orang jahat hampir dapat dipastikan menjadi jahat. Berjalan dalam bicara orang fasik merupakan langkah pertama untuk berdiri pada jalan orang berdosa dan duduk dalam perhimpunan orang pengolok—-NBS 189.3

 

Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Allah itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan dikau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi. ——NBS 193.7

 

Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran. Bacaan Yang Merusak Jiwa —–NBS 194.1

 

Percakapan itu seharusnya tentang perkara-perkara rohani dan Ilahi; tetapi hal yang sebaliknya telah terjadi. Kalau pergaulan dengan sahabat-sahabat Kristen digunakan terutama untuk perbaikan pikiran dan hati, tidak akan ada penyesalan kemudian, dan mereka dapat menoleh ke belakang pada wawancara itu dengan suatu kepuasan yang menyenangkan. Tetapi jika jam-jam itu digunakan dalam perbuatan yang sembrono dan percakapan yang sia-sia, dan waktu yang berharga itu digunakan dalam merusakkan kehidupan dan tabiat orang lain, maka hubungan persaudaraan itu akan terbukti menjadi sumber kejahatan, dan pengaruhmu akan menjadi suatu bau maut menuju mati.——NBS 197.2

 

Mungkin saja engkau menjadi seorang percaya yang setengah-setengah dan yang biasa, dan engkau akan didapati ringan serta akan kehilangan hidup yang abadi. Mungkin saja, dan menghidupkan sebagian anjuran Alkitab serta dianggap sebagai orang Kristen, tetapi akan binasa karena engkau kekurangan sifat-sifat yang sangat perlu bagi tabiat Kristen. Jika engkau menyia- nyiakan atau bersikap acuh tak acuh terhadap amaran yang sudah diberikan Allah, jika engkau menyimpan atau memberi maaf kepada dosa, berarti engkau sedang memeteraikan nasib jiwamu. Engkau akan ditimbang pada neraca dan akan didapati dalam keadaan ringan. Anugerah sejahtera dan ampunan akan ditarik untuk selama-lamanya. Yesus akan melewati engkau, tiada akan pernah datang lagi begitu dekat sehingga dapat dijangkau oleh doa dan permohonanmu. Selagi rahmat menunggu, selagi Juruselamat melakukan pekerjaan seorang pengantara, hendaklah kita melakukan pekerjaan yang saksama guna keselamatan kita.———-NBS 289.4

 

“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1

 

Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1

 

NASIHAT DALAM BERGAUL

Teladan yang diberikan Kristus dalam menghubungkan diri-Nya dengan kepentingan manusia haruslah diikuti oleh semua orang yang memasyhurkan sabda-Nya, dan oleh semua orang yang telah mendapat Injil rahmat-Nya. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan sosial. Kita tidak boleh mengasingkan diri dari orang lain. Untuk dapat mencapai segenap golongah, kita mesti menjumpai mereka di mana mereka itu berada. Mereka jarang datang sendiri hendak mencari kita. Bukan dari mimbar saja hati manusia dapat dijamah oleh kebenaran Ilahi. Masih ada lagi lapangan pekerjaan lain, mungkin lebih hina, tetapi sama mengandung harapan penuh. Lapangan pekerjaan itu terdapat di rumah orang-orang yang hina-dina dan di rumah orang-orang besar, pada jamuan yang disediakan oleh orang yang suka menerima tamu dan pada kumpulan sosial yang polos. ———-KSZ1 152.1

 

Sebagai murid-murid Kristus tidak boleh kita bergaul dengan dunia ini hanya karena kita gemar akan kepelesiran belaka, untuk bersatu dengan mereka dalam kebodohan. Pergaulan serupa itu dapat mendatangkan bencana belaka. Kita sekali-kali tidak boleh membenarkan dosa perkataan atau perbuatan kita, oleh berdiam diri atau oleh kehadiran kita. Ke mana saja kita pergi, kita harus membawa Yesus beserta kita, dan harus menyatakan kepada orang-orang lain indahnya Juruselamat kita itu. Tetapi orang-orang yang berusaha hendak memelihara agamanya oleh menyembunyikannya di dalam tembok batu, kehilangan kesempatan yang indah untuk melakukan kebajikan. Oleh hubungan sosial, Kekristenan berhubungan dengan dunia ini. Setiap orang yang telah mendapat penerangan Ilahi, haruslah menerangi jalan orang-orang yang belum mengenal Terang kehidupan. ——–KSZ1 152.2

 

Kita semua harus menjadi saksi bagi Yesus. Kuasa sosial yang disucikan oleh rahmat Kristus, wajib dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam menarik jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Biarlah dunia ini melihat bahwa kita tidak mencurahkan segenap perhatian dengan kikir atas kepentingan kita belaka, melainkan bahwa kita ingin supaya orang-orang lain juga turut beroleh berkat dan karunia yang kita peroleh. Biarlah mereka melihat bahwa agama kita tidak membuat kita tidak menaruh simpati dan bersifat keras. Biarlah semua orang yang mengaku telah menemukan Kristus, melayani sebagaimana Ia melayani dahulu untuk kebahagiaan manusia. ——-KSZ1 152.3

 

 

 

WASPADA KEPADA:

 

Dan janganlah seorangpun berkata kepada dirinya sendiri bahwa dosa yang disayangi pada suatu waktu nanti akan dengan mudah dihilangkan. Tidak demikian halnya. Setiap dosa yang disayangi melemahkan tabiat dan menguatkan kebiasaan; dan akibatnya adalah kerugian jasmani, mental dan moral. Engkau bisa menyesali kesalahan yang telah engkau perbuat, dan menjejakkan kakimu pada jalan yang benar; tetapi bentuk pikiranmu dan kebiasaanmu dengan yang jahat akan membuatmu sukar membedakan antara yang benar dan yang salah. Melalui kebiasaan salah yang terbentuk, Setan akan menyerangmu berulang-ulang.—COL 281 (1900)

 

Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—-NBS3 102

 

Setan mengendalikan setiap pikiran yang tidak tegas dibawah pengendalian Roh Allah—-Lt 57, 1895 (TM 79 )

 

Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.——KA 653.3

 

Contoh-contoh :

 

Pengalaman Abraham dan lot:

 

Pengalaman beratnya usaha Lot untuk dapat selamat:

 

Pengalaman Esau dan Yakub (gambaran tentang yang bergaul dan yang tidak bergaul):

 

Pengalaman Yohanes Pembabtis:

“Adalah suatu daerah yang sunyi sepi dimana ia telah menemukan tempat tinggalnya, yaitu di tengah-tengah bukit yang tandus, jurang-jurang yang menakutkan, dan gua-gua batu karang. Tetapi itulah pilihannya untuk menghindari kesenangan-kesenangan dan kemewahan-kemewahan hidup bagi disiplin yang ketat dari padang belantara.” – The Desire of Ages, halaman 101.

Yohanes memisahkan dirinya sendiri dari sahabat-sahabat dan dari kemewahan hidup. Kesederhanaan pakaiannya, baju yang dibuat dari bulu onta, merupakan teguran yang mantap terhadap keborosan yang ditunjukkan oleh para imam Yahudi dan orang banyak pada umumnya. Makanannya terdiri dari sayur-sayuran murni, dari belalang dan madu hutan, merupakan teguran terhadap pemanjaan selera dan kerakusan yang berlaku di mana-mana…..Pokok reformasi yang besar harus digalakkan dan perhatian umum harus digerakkan. Di dalam segala perkara pertarakan harus dikaitkan dengan pekabaran, untuk membalikkan umat Allah dari berhala mereka, kerakusan mereka, dan keborosan mereka dalam pakaian dan lain-lain.

Penyangkalan diri, kerendahan hati, dan pertarakan yang dituntut dari orang benar, yang khusus dipimpin dan diberkati Allah, haruslah dinyatakan kepada banyak orang untuk melawan pemborosan, kebiasaan merusak kesehatan dari mereka yang hidup dalam zaman yang merosot ini. Allah telah menunjukkan bahwa reformasi kesehatan berkaitan erat dengan pekabaran malaikat yang ketiga sebagaimana tangan dengan tubuh.——Maranatha 14 Jan, hal 22.3

 

Pengalaman Henoch:

Merasa tertekan oeh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidak percayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henoch menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendakNya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan nafas jiwa; ia hidup dalam suasana sorga — PB 79.1

 

Pengalaman Daniel:

 

Pengalaman Ellen G. White dibabtis usia 13 tahun dan usia 11 tahun telah bertobat:

……

Umur sebelas tahun saya dibabtis serta menjadi anggota gereja Metodis. Umur tiga belas tahun saya mendengar ceramah umum yang diadakan William Miller untuk kedua kalinya di Portland Maine. Ketika itu saya merasa bahwa sayat tidak layak, dan tidak siap untuk bertemu dengan Yesus. Jadi, ketika undangan diadakan untuk para anggota gereja dan orang-orang berdosa supaya tampil ke depan untuk didoakan, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan pertama, sebab saya mengetahui bahwa saya harus melakukan kewajiban besar yang dapat melayakkan saya untuk masuk ke sorga. Jiwa saya haus akan keselamatan yang penuh dan diberikan cuma-Cuma, tetapi tidak mengetahui bagaimana untuk mencapainya—— Tulisan-tulisan Permulaan, sub judul “Pengalaman dan Khayal-khayal”.

 

 

Pengalaman Samuel dan anak2 Imam Eli, yang sama-sama mendapat pendidikan Rumah Tangga, hanya kemudian anak2nya bergaul, namun Samuel tetap patuh tidak bergaul:

 

Nasihat-Nasihat Ellen G. White dan Victor T. Houteff:

Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35

 

Pindah ke desa

 

Bersekolah di sekolah Advent

 

 

KESIMPULAN

 

  1. PERGAULAN SEBAGAI SARANA SETAN UNTUK MENAKLUKAN PEKERJAAN PENYELESAIAN 144000, PERGAULAN MUSUH YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA,
  2. Contoh2 umat Allah dahulu musuhnya adalah sepenuhnya dari agen-agen setan, sedangkan musuh dari dirinya sendiri mereka seluruhnya TELAH MENYELESAIKANNYA,
  3. Umat Allah akhir zaman adalah awal ketika ia baru lahir musuhnya adalah DIRI SENDIRI, tetapi setelah ia telah berhubungan dengan dunia melalui pergaulan, maka = DIRI SENDIRI + DUNIA, namun dalam perkembangannya setelah keseluruhan kesenangan, perhatian, minat, impian, harapan, selera orang-orang dunia telah diserap orang umat Allah, maka musuhnya menjadi DIRI SENDIRI (ini untuk yang masih di dalam kekuasaan umat itu sendiri).

PERJUANGAN TERBERAT = MELAWAN DIRI SENDIRI YANG TELAH LENGKAP KESELURUHANNYA

 

Kesucian adalah usaha seumur hidup, dan usaha yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah harus disiplin

 

“Kesucian ……. bukanlah dicapai melalui suatu perasaan terbang yang menggembirakan, melainkan adalah hasil daripada terus-menerus mati untuk dosa, dan senantiasa hidup bagi Kristus. Kesalahan-kesalahan tidak mungkin dapat diluruskan, juga reformasi-reformasi tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam tabiat oleh usaha-usaha yang hanya sekali-sekali dan lemah. Adalah hanya oleh usaha yang tekun dan lama, disiplin yang ketat, dan perjuangan yang keras, maka kita akan menang. Kita tidak tahu pada hari yang satu berapa kuatnya kelak perjuangan kita pada hari berikutnya. Selama setan memerintah, maka kita harus berhasil mengalahkan diri sendiri, menguasai semua dosa untuk menang; sepanjang hayat dikandung badan tidak akan ada satupun tempat berhenti, tidak ada satupun titik tujuan yang dapat kita capai lalu mengatakan : ‘Saya sudah sepenuhnya berhasil. Kesucian ialah hasil dari pada kepatuhan seumur hidup.” — The Acts of the Apostles, p. 560.

 

 

Pembenaran oleh iman yaitu KESUCIAN tidak akan didapat bagi orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran – – artinya KESUCIAN bertorelasi dengan kelengkapan kebenaran yang dimiliki (sesuai gambar profile umat Allah di akhir zaman)

 

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.

 

Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart