<< Go Back

Sabat 22 April 2023

Renungan Pendahuluan

 

Pembentukan Tabiat

  1. Bermula dalam hati

….Semua kecelaan tabiat bermula dalam hati. Kesombongan, kesia-siaan, perangai yang jahat, dan keserakahan berasal dari hati daging yang tidak dibaharui oleh kasih karunia Kristus.

Oleh pembaharuan hati maka kasih karunia Allah bekerja mengubahkan hidup. Perubahan lahiriah belumlah cukup untuk serasi dengan Allah. Banyak orang berusaha mengubah diri oleh memperbaiki kebiasaan jahat ini atau kebiasaan jahat itu, dan berharap dengan jalan ini mereka menjadi orang-orang Kristen, tetapi sayangnya mereka memulai dari tempat yang kurang tepat. Tugas kita pertama ialah mulai dari hati.

Kitab suci adalah alat terbesar untuk mengubah tabiat ini. Kristus berdoa, “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firmanMu adalah kebenaran” (Yoh 17:17). Bila dipelajari dan dituruti, firman Allah bekerja dari dalam, menaklukkan setiap sifat yang tidak suci.Roh Kudus turun untuk menyakinkan dosa, dan iman bersemi dalam hati yang dipengaruhi oleh kasih Kristus, memenuhi baik tubuh, jiwa maupun roh kepada kehendakNya…..—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Pengaruh Kasih Karunia 3 Agustus hal 237.

 

  1. Tidak sekejap mata, merupakan tindakan yang diulang-ulangi

Pikiran seorang pria atau seorang wanita tidak turun sekejap mata dari kesucian dan kejernihan kepada yang rusak, jahat dan bobrok, diperlukan cukup waktu.

Tabiat tidak dibentuk oleh kesempatan. Tidak pula ditentukan oleh satu ledakan amarah yang tiba-tiba, selangkah yang mengarah pada tujuan yang salah. Hal itu merupakan tindakan yang diulang-ulangi sehingga menjadi kebiasaan lalu membentuk tabiat untuk kebaikan  atau kejahatan.

  1. Sarana yang mengisi hati atau pikiran

 

Kita mempunyai kewajiban untuk melawan pencobaan. Mereka yang tidak akan jatuh menjadi mangsa alat-alat Setan harus menjaga baik-baik jalan-jalan jiwanya; mereka harus menghindarkan diri dari membaca, menonton/melihat atau mendengar hal-hal yang akan mendorong pemikiran-pemikiran yang tidak bersih.

Pikiran tidak boleh dibiarkan mengembara tanpa tujuan kepada hal-hal yang dianjurkan oleh musuh-musuh jiwa. “Sebab itu siapkanlah akal budimu, ” kata Rasul Petrus, “Waspadalah dan letakanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu pernyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu” (1 Petrus 1:13-15).

Kata Rasul Paulus, “Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan, dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (Pilipi 4:8, KJV). Untuk ini perlu berdoa dengan sungguh-sungguh dan berjaga-jaga tanpa henti-hentinya. Kita harus dibantu oleh pengaruh Roh Kudus yang diam di dalam kita, yang akan menarik pikiran menuju ke atas, dan yang akan membiasakannya tinggal pada perkara-perkara murni dan suci. Dan kita harus mempelajari Firman Allah dengan sungguh-sungguh. “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu. “Firman-Mu,” kata peMazmur, “dalam hatiku aku menyimpan janjiMu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau” (Mazmur 119:9, 11, KJV)— PP460 (1890)

 

 

…….Pikiran ribuan orang pelayan-pelayan Injil dikerdilkan oleh karena mereka diizinkan tinggal dalam perkara-perkara biasa, dantidak membiasakan diri mencari harta yang tersembunyi – Firman Allah. Pada waktu pikiran dibawa untuk mempelajari Firman Allah, maka pengertian akan diperluas dan kemampuan yang lebih tinggi akan diperkembangkan untuk mengerti kebenaran yang meninggikan dan memuliakan.

Adalah menurut sifat dari masalah dengan mana pikiran dibiasakan yang akan mengkerdilkan atau memperluas pikiran. Jika pikiran tidak diangkat untuk menjadikannya kuat dan usaha terus-menerus untuk mengerti kebenaran oleh membandingkan kitab dengan kitab, maka sudah pasti pikiran itu akan mengkerut dan kehilangan sifat dan kekuatannya. Kita harus menaruh pikiran kita pada tugas menyelidiki kebenaran yang tidak terletak langsung dipermukaan. —RH, 28 September 1897

 

Hukum pikiranlah yang akan mempersempit atau memperluas matra (dimensi) hal-hal yang mana ia terbiasa. Kemampuan mental pasti akan mengkerut dan akan kehilangan kemampuannya menangkap arti-arti yang dalam dari Firman Allah kecuali pikiran itu digunakan dengan sekuat tenaga dan terus menerus untuk menyelidiki kebenaran. Pikiran akan menjadi luas jika ia digunakan untuk menelurusi hubungan pokok-pokok Alkitab, membandingkan kita dengan kitab, dan perkara-perkara rohani dengan yang bersifat rohani. Pergilah ke bawah permukaan: kekayaan pikiran yang paling berharga sedang menunggu murid yang cerdas dan rajin disana —- RH, 17 Juli1888. (MYP 262)

 

” Nasihat dan amarannya, perkataan iman dan keberaniannya, diperlukan oleh setiap jiwa yang akan mempertahankan imannya “sampai kepada akhirnya.” Ibrani 3:14. Rasul itu berusaha mengajarkan kepada orang-orang percaya betapa pentingnya memelihara pikiran dari mengembara kepada pokok pikiran yang terlarang atau oleh menghambur-hambur tenaga pada persoalan yang tidak penting. Mereka yang tidak mau jatuh ke dalam tipu muslihat Setan, harus menjaga baik-baik jalan masuk ke dalam jiwa; mereka harus menghindarkan membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang mengusulkan buah pikiran yang tidak suci. Pikiran jangan hendaknya dibiarkan memikirkan secara serampangan setiap persoalan yang dianjurkan oleh musuh jiwa-jiwa. Hati harus dijaga dengan setia, kalau tidak kejahatan yang di luar akan membangkitkan kejahatan yang di dalam, dan jiwa itu akan mengembara dalam kegelapan. “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu pernyataan Yesus Kristus … jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah engkau menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” —–KR 437.4

 

 

  1. Alasan mengapa kita perlu menjaga hati/pikiran kita

Setiap organ tubuh dijadikan untuk menjadi hamba kepada pikiran. Pikiran adalah ibukota tubuh–– 3T 136 (1872)

Pikiran mengendalikan manusia itu seutuhnya. Semua tindakan kita yang baik atau yang buruk, bersumber pada pikiran. Pikiranlah yang menyembah Allah dan yang menghubungkan kita dengan mahluk-mahluk surgawi. Namun banyak orang menghabiskan seluruh hidup mereka tanpa menjadi cerdas dalam hubungannya dengan peti (kotak permata) yang berisi harta ini. —-SpTEd 33, 11 Mei 1896. (FE 426)

 

 

 

Rangkaian pembelajaran kita dari PERATURAN PELAKSANAAN:

 

 

  1. Pelajaran tentang struktur Hukum Allah,
  2. Kronologis dari hukum Tuhan yang awalnya disampaikan dari mulut ke mulut, kemudian menjadi tertulis, dari 10 hukum berkembang +  peraturan pelaksanaan
  3. Penjelasan tentang kedudukan 10 hukum dan hukum Musa sebagai peraturan pelaksanaan, yang satu tidak dapat berubah, sedangkan yang satunya dapat berubah bahkan tidak lagi berlaku,
  4. Pelajaran memahami peraturan pelaksanaan :
  5. Kita mempunyai banyak pelajaran-pelajaran yang masih harus dipelajari, dan banyak, masih banyak yang harus ditinggalkan. Allah dan Sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah……. ——-Testimonies to Ministers, p.30,
  6. Diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari…—- Amaran Sekarang jld 1 buku 2 no. 7 hal 28,
  7. Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.—— Buku Amaran Sekarang buku 4 jld 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”

Antara lain memahami :

  • Perbedaan bagaimana tulisan-tulisan Ellen G. White dan Victor T. Houteff,
  • Membanding-bandingkan Tulisan-tulisan Ellen G. White dan tulisan Victor T. Houteff yang penerimaan kebenarannya diberikan secara bertahap, sehingga kadang didapati satu sama lain berbeda, sehingga diperlukan usaha banding membandingkan,
  1. Perbedaannya setelah kita dengan sebaik-baiknya memahami buku Daniel dan Wahyu (Testimonies to Ministers, p. 114):
  • Pekerjaan/pekabaran yang disampaikan bukan merupakan sesuatu yang menghibur atau membesarkan hati,
  • Memahami kebenaran hanya didasarkan dari Zakharia pasal 4, menghindari penggunaan pendapat sendiri,
  • Perubahan sikap kita dan dampak kepada orang lain (seperti Yesus menjadi orang yang menyiksa bagi yang masih menyayangi pelanggaran),
  1. Pelajaran dari contoh-contoh tentang pelaku-pelaku firman :
  • Pengalaman murid-murid termasuk masih memiliki keinginan meninggikan diri,
  • Pengalaman Yesus setelah usia 12 tahun,
  • Pembahasan tentang PENCOBAAN (pencobaan dari ijin Tuhan, dan pencobaan hasil diri sendiri yang membawa ke dalam cobaan),
  • Usaha/jerat setan di periode terakhir:
  1. Dari kebenaran (yaitu dengan memasukan atau menyusupkan pemahaman/mencampurkan yang benar dengan yang palsu),
  2. Dari keluarga (godaan dari pasangan atau anak/orang tua, yaitu orang yang disayangi),
  3. Dari mencintai diri sendiri (meninggikan diri/sombong/menjadikan diri yang utama atau ukuran/menjadi diri tidak tersinggung/direndahkan/diremehkan),
  4. Mencintai dunia :
  • Ketamakan
  • Pergaulan

 

Tujuan akhir adalah :

 

PEMBANGUNAN DAN REFORMASI >>>>>> MANUSIA BARU

Hati-hati dengan kepiawaian usaha-usaha setan

 

  1. Melalui kebenaran

Dosa Akhan telah mendatangkan malapetaka ke atas segenap bangsa itu. Untuk dosa satu orang murka Allah telah turun ke atas segenap sidangNya sampai pelanggaran itu diselidiki dan dibuangkan. Pengaruh yang harus paling ditakuti oleh gereja bukanlah pengaruh dari orang-orang yang menentang dengan terang-terangan, orang-orang kapir, dan penghujat-penghujat, tetapi pengaruh dari orang-orang yang mengaku diri Kristen tetapi tidak hidup seperti orang Kristen. Mereka inilah yang telah menahan berkat-berkat Allah Israel dan menyebabkan kelemahan di antara umatNya. ——PB2 89.2

Pengaruh-pengaruh yang sama sedang bekerja dewasa ini dengan perantaraan mereka yang berusaha menjelaskan hukum Allah sedemikian rupa untuk menyesuaikannya dengan kebiasaan mereka. Golongan ini tidak menyerang hukum dengan terang-terangan, melainkan mengemukakan teori-teori yang bersifat mengadu untuk yang melemahkan prinsip-prinsipnya. Mereka menjelaskannya agar dapat merusakkan kekuatannya—-KSZ2 15.1

 

William Miller tidak bersimpati dengan pengaruh-pengaruh yang menuntun kepada kefanatikan, la menyatakan, bersama Luther, bahwa setiap roh harus diuji dengan firman Allah. “Si jahat itu,” kata Miller, “mempunyai kuasa besar atas pikiran sebagian orang sekarang ini. Dan bagaimanakah kita tahu jenis roh yang ada pada mereka? Alkitab menjawab, ‘Dari buahnya kamu mengetahui’ . . . Ada banyak roh yang pergi ke dunia ini.Dan kita disuruh untuk menguji roh-roh itu. Roh yang tidak membuat kita hidup sungguh-sungguh dan tenang, benar, dan saleh di dunia sekarang ini, ia bukan Roh Kristus. Saya semakin yakin bahwa Setan memegang peranan penting dalam gerakan pengacauan ini …. Banyak di antara kita, yang pura-pura disucikan seluruhnya, mengikuti tradisi manusia, dan nyata-nyata adalah bodoh mengenai kebenaran seperti yang lain-lain yang tidak berpura-pura.” Bliss, “ Memoirs of Wm. Miller,” hlm 236,237,282. “Roh kesalahan akan menuntun kita jauh dari kebenaran. Dan Roh Allah akan menuntun kita ke dalam kebenaran. Tetapi, katamu, seseorang mungkin bersalah, tetapi berpikir bahwa ia mempunyai kebenaran! Lalu apa? Kami menjawab, ‘Bahwa Roh dan Firman itu tidak bertentangan’. Jikalau seseorang meyakinkan dirinya sendiri dengan firman Allah dan menemukan keharmonisan yang sempuna dengan seluruh firman itu, ia boleh percaya bahwa ia mempunyai kebenaran. Tetapi jikalau ia temukan roh yang menuntunnya itu tidak harmonis atau selaras dengan seluruh maksud hukum atau buku Allah, maka baiklah ia berhati-hati berjalan, agar jangan tertangkap jerat si jahat.”The Advent Herald and Signs of the Times Reporter, Jld. VIII, No. 23, “Saya sering mendapatkan lebih banyak bukti kesalehan dalam hati melalui mata yang bersinar, pipi yang basah, dan ucapan yang tersendat-sendat daripada semua suara gaduh dalam dunia Kristen.”—Bliss, “ Memoirs of Wm. Miller,” hlm.236, 237,282. —– KA 415.1

 

  1. Melalui diluar kebenaran – keluarga

 

Kita harus berhati-hati agar jangan meremehkan usaha Allah yang penuh kemurahan untuk keselamatan kita. Ada orang Kristen yang berkata, “Saya tidak mau diselamatkan kecuali isteri dan anak-anak diselamatkan bersama sama dengan saya.” Mereka merasa bahwa sorga bukanlah sorga tanpa kehadiran mereka yang sangat dikasihi. Tetapi apakah mereka yang memanjakan perasaan seperti ini mempunyai satu pemikiran yang benar akan hubungan mereka kepada Allah, mengingat akan kebajikan serta rahmatNya yang besar itu terhadap diri mereka? Apakah mereka telah melupakan bahwa mereka telah diikat oleh ikatan kasih dan hormat serta kesetiaan yang paling erat kepada pelayanan akan Khalik dan Penebus mereka? Panggilan rahmat ditujukan kepada semua orang; dan oleh sebab sahabat kita menolak panggilan kasih dari Juruselamat, apakah kita juga akan menolaknya? Penebusan jiwa mahal harganya. Kristus telah membayar dengan satu harga yang tidak terbatas bagi keselamatan kita, dan tidak seorangpun yang menghargakan nilai daripada pengorbananNya yang besar ini, atau daripada nilai jiwa itu akan menyia-nyiakan rahmat Allah itu hanya karena orang lain telah memilih untuk berbuat demikian. Kenyataan bahwa orang lain mengabaikan tuntutan-tuntutanNya yang adil harus membuat kita lebih sungguh-sungguh, agar kita sendiri menghormati Allah, dan menuntun orang lain yang dapat kita pengaruhi untuk menerima kasihNya. ——PB1 162.2

 

  1. Melalui mencintai diri sendiri

 

Dia yang melihat Kristus dalam penyangkalan diri-Nya, kerendahan hati-Nya akan dipaksa mengatakan, seperti Daniel, ketika dia melihat Seorang seperti anak manusia, “Aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.” Daniel 10:8. Kebebasan dan keunggulan diri di mana kita bangga kelihatan dalam keburukannya sebagai tanda-tanda perhambaan kepada Setan. Sifat manusia selalu bergumul untuk dinyatakan, siap untuk bertanding; tetapi dia yang belajar mengenai Kristus dikosongkan dari diri, dari kesombongan, dari cinta akan keunggulan, dan ada ketenangan di dalam jiwa. Diri diserahkan kepada urusan Roh Kudus. Kemudian kita tidak ingin untuk memperoleh tempat tertinggi. Kita tidak berambisi untuk mendesak dan mendorong diri kita supaya diperhatikan; tetapi kita merasa bahwa tempat kita yang tertinggi adalah di kaki Juruselamat kita. Kita melihat Yesus, menunggu tanganNya untuk memimpin, mendengar suara-Nya untuk membimbing. Rasul Paulus memperoleh pengalaman ini, dan ia katakan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20. —KAB 24.3

 

 

Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1

 

Kita perlu waspada terhadap rasa kasihan pada diri sendiri. jangan pernah menurutkan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya, bahwa usaha-usahamu tidak dihargai, bahwa pekerjaanmu terlalu sukar. Biarlah ingatan terhadap apa yang telah ditanggung Kristus demi kita mendiamkan setiap pemikiran keluhan. Kita diperlukan lebih baik daripada Tuhan kita.”Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5) —MH 476 (1905)

 

Berhentilah bersimpati kepada dirimu sendiri, dan ingatlah Penebus dunia ini. Renungkanlah pengorbanan yang telah dilakukannya demi manusia, dan pikirkanlah kekecewaanNya bahwa sesudah ia membuat pengorbanan seperti itu demi manusia, manusia memilih bersekutu dengan mereka yang membenci Kristus dan kebenaran, dan menjadi salah seorang dari mereka yang memanjakan diri mereka dalam selera yang menyesatkan, dengan demikian mendatangkan kebinasaan kekal kepada jiwanya—-5T 508 (1889)

 

Apabila hati hanya memikir-mikirkan diri saja, berarti hati itu berpaling daripada Kristus, sumber kekuatan dan hidup. Itulah sebabnya Setan selalu berusaha menarik perhatian menjauh dari Juruselamat dan mencegah hubungan jiwa dengan Kristus. Kepelisiran dunia ini, keluh-kesah kehidupan, kebimbangan dan duka, kesalahan-kesalahan orang lain atau kesalahan-kesalahanmu sendiri serta ketidak sempurnaanmu — kepada salah-satu atau semua ini setan akan berusaha menarik perhatianmu. Janganlah disesatkan tipu-dayanya. Banyak orang yang sungguh-sungguh tulus, dan ingin hidup bagi Allah, dia sering menuntun untuk memikir-mikirkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka sendiri, dan dengan demikian oleh menceraikan mereka dari Kristus, Setan berharap memperoleh kemenangan. Janganlah kita menjadikan diri-kita sebagai pusat segalanya dan selalu cemas apakah kita akan selamat atau tidak. Semuanya ini akan memalingkan jiwa dari Sumber kekuatan kita itu. Serahkanlah penjagaan jiwamu kepada Allah, dan berharaplah di dalam Dia. Berbicara dan berpikirlah mengenai Yesus. Biarlah dirimu lebur di dalam Dia. Buangkanlah segala kebimbangan; enyahkan segala kuatirmu. Katakanlah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku; tetapi hidup di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada Anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya karena aku. ’’Galatia 2:20. Tinggallah di dalam Kristus. Dia dapat menjaga apa yang telah kau serahkan padaNya. Jika engkau mau menyerahkan dirimu sendiri ke dalam tanganNya, maka Dia akan menjadikan engkau terlebih daripada pemenang di dalam Dia yang telah mengasihi engkau. ——-KS 66.1

 

Ada sejumlah besar rasa bersalah yang menjadi tanggung jawab gereja. Mengapa mereka yang memiliki terang tidak menunjukkan dengan sungguh-sungguh upaya untuk memberikan cahaya itu kepada orang lain? Mereka melihat bahwa akhir sudah dekat. Mereka melihat banyak orang setiap hari melanggar hukum Allah; dan mereka tahu bahwa jiwa-jiwa ini tidak dapat diselamatkan dalam pelanggaran. Namun mereka memiliki lebih banyak kepentingan dalam perdagangan mereka, pertanian mereka, rumah mereka, barang dagangan mereka, pakaian mereka, meja mereka, daripada jiwa pria dan wanita yang mereka harus bertemu muka dengan muka dalam penghakiman. Orang-orang yang mengklaim untuk mematuhi kebenaran sedang tidur. Mereka tidak bisa merasa nyaman sebagaimana adanya mereka terjaga. Cinta akan kebenaran sedang sekarat dari hati mereka. Teladan mereka tidak sedemikian rupa untuk meyakinkan dunia yang mereka miliki kebenaran di depan setiap orang lain di bumi. Di bagian paling waktu ketika mereka harus kuat di dalam Tuhan, memiliki pengalaman hidup sehari-hari, mereka lemah, ragu-ragu, bergantung pada para pengkhotbah untuk dukungan, ketika mereka harus melayani orang lain dengan pikiran dan jiwa dan suara dan pena dan waktu dan uang. —-Testimonies Vol. 5, p. 457

 

Kita memerlukan roh Kristus dan sedikit sekali memerlukan diri sendiri.

 

Kristus telah menaruh tangan Ilahi-Nya di sekeliling bangsa manusia. Ia telah membawa kuasa Ilahi-Nya kepada manusia, supaya Ia dapat mendorong jiwa yang miskin, yang sakit karena dosa, yang sudah tua untuk mencapai kehidupan yang lebih tinggi. O, kita memerlukan lebih banyak roh Kristus, dan sedikit sekali memerlukan diri sendiri! Kita memerlukan kuasa Allah yang menobatkan hati kita setiap hari. Kita memerlukan roh Kristus yang lembut, untuk menaklukkan dan melembutkan jiwa kita. Satu-satunya jalan bagi mereka yang merasa bahwa mereka sehat, adalah jatuh di atas Batu Karang itu dan dihancurkan. Kristus dapat mengubah engkau menjadi serupa dengan Dia, jika engkau menyerahkan dirimu sendiri kepada-Nya. —-PI 294.1

 

 

 

Pelajaran tentang Diri sendiri (Meninggikan diri, dipuji, disanjung, menonjolkan diri, mementingkan diri, menyayangi diri, mengasihani diri, dihargai, dipandang, diperhitungkan)

 

Latar belakang:

Amaran Sekarang jilid II buku 5 No. 28, dijelaskan bahwa dosa atau kejahatan telah ada sebelum Hawa, yaitu telah ada sejak Lucifer dan sesuai Wahyu 12:4 pada saat ia terlempar dari dalam sorga, ia membawa sepertiga malaikat disorga turut serta tercampak ke bumi,  sehingga VT. Houteff menyatakan sebagai berikut:

“Kedua dosa ini, yaitu percaya kepada manusia dan keinginan untuk meninggikan diri sendiri, masih juga merupakan unsur-unsur dosa yang terkemuka pada waktu ini di bumi. Dimasa lalu inilah batu sandungannya Hawa dan bagi banyak orang diwaktu inipun inilah batu sandungannya mereka.”

Tanya Jawab buku 1 hal 54—Oleh sebab itu ketidak percayaan, keras kepala, tidak percaya kepada Kepemimpinan Ilahi, dan suka mencari kedudukan telah menjadi hantu berkepala empat yang telah menelan orang banyak dari Exodus itu. Dan sekaliannya ini pun akan menelan setiap orang percaya penganut Kebenaran sekarang yang sesat ke dalam sarang mereka.

 

Munculnya pertama sekali:

Sedikit demi sedikit Lucifer memanjakan keinginan untuk meninggikan diri. Alkitab berkata, “Bahwa hatimu sudah membesarkan dirinya sebab keelokanmu, maka budimu sudah kau permalukan dengan kebesaran kemuliaanmu, sekarang kucampak engkau ke bumi, dan kuserahkan dikau kepada raja-raja akan suatu tamasya kepadanya.” Yehezkiel 28:17. “Katamu di dalam hatimu demikian: Bahwa aku hendak naik ke langit, aku hendak meninggikan tahtaku di atas segala bintang Allah, dan duduk di atas bukit perhimpunan pada pihak utara. Bahwa aku hendak naik tinggi daripada awan-awan dan menyamakan diriku dengan Yang Mahatinggi.” Yesaya 14:13, 14. Sekalipun segenap kemuliaannya itu berasal dari Tuhan, malaikat yang berkuasa ini merasa bahwa itu datang dari dalam dirinya sendiri. Tidak puas dengan kedudukannya, sekalipun dihormati di atas segenap penduduk sorga, ia mencoba untuk merebut kehormatan yang hanya layak bagi Khalik saja. Gantinya berusaha agar menjadikan Allah terutama di dalam kasih dan kesetiaan seluruh mahluk kejadian, ia mencoba untuk mengalihkan pelayanan dan kesetiaan mereka kepada dirinya sendiri. Merasa ingin akan kemuliaan yang Allah Bapa telah tanamkan di dalam AnakNya, penghulu malaikat ini telah bercita-cita untuk memperoleh kuasa yang merupakan hak mutlak Kristus.——-PB1 23.1

Di dalam rahmatNya yang besar, sesuai dengan sifat keilahianNya, Allah bersikap sabar terhadap Lucifer. Roh ketidakpuasan dan kebencian tadinya tidak pernah dikenal di sorga. Itu merupakan suatu unsur yang baru, ganjil, bersifat rahasia dan tidak terpikirkan. Lucifer sendiri pada mulanya tidak mengerti keadaan yang sebenarnya akan perasaannya; dan untuk sementara waktu ia takut untuk mencetuskan bayangan-bayangan serta jalan pikirannya; tetapi ia tidak membuangkannya. Ia tidak tahu ke mana ia sedang hanyut. Tetapi usaha, yang hanya dapat diadakan oleh hikmat serta kasih yang tidak terbatas itu telah diadakan untuk meyakinkan dia akan kesalahannya. Kebenciannya itu terbukti tanpa sebab dan kepadanya diberitahukan apa akibatnya bila ia tetap memberontak. Lucifer telah diyakinkan bahwa ia berada di pihak yang salah. Ia mengetahui bahwa “Allah itu benar di dalam segala jalanNya dan suci di dalam segala perbuatanNya” (Mazmur 145:17); bahwa undang-undang ilahi itu adil dan ia harus mengakuinya demikian di hadapan segenap sorga. Kalau saja ia sudah berbuat demikian maka ia telah menyelamatkan dirinya dan juga banyak malaikat lain. Waktu itu ia belum sama sekali memutuskan kesetiaannya kepada Allah. Walaupun ia sudah meninggalkan kedudukannya sebagai kerubiun yang menutupi, tetapi kalau saja ia mau kembali kepada Tuhan, mengakui kebijaksanaan KhalikNya dan merasa puas dengan kedudukan yang telah ditentukan baginya di dalam rencana Allah yang besar itu, ia akan dikembalikan ke jabatannya yang semula. Saatnya telah tiba untuk satu keputusan yang terakhir; ia harus dengan sepenuhnya taat kepada pemerintahan ilahi atau menempatkan dirinya di dalam pemberontakan yang terbuka. Ia nyaris mengambil keputusan untuk kembali, tetapi kesombongan telah memegahkannya. Ia merasa adalah suatu pengorbanan yang terlalu besar bagi seorang, yang pernah mendapat kehormatan yang tinggi, untuk mengakui bahwa ia bersalah, bahwa pendapatnya keliru, dan tunduk kepada kekuasaan yang sedang dicobanya untuk membuktikan ketidak-adilannya.——- PB1 27.1

 

 

Keberhasilan setan mengembangkan pengaruh dosa :

  1. Kejatuhan Adam dan Hawa

Leluhur kita yang pertama tidaklah dibiarkan begitu saja tanpa mendapat amaran lebih dulu tentang bahaya yang mengancam mereka. Pesuruh-pesuruh sorga membeberkan kepada mereka sejarah kejatuhan setan dan rencananya untuk membinasakan mereka, menjelaskan dengan lebih sempurna sifat pemerintahan ilahi, yang sedang dicoba untuk digulingkan oleh penghulu kejahatan itu. Adalah oleh pelanggaran terhadap perintah Allah yang adil bahwa setan dan segala pengikutnya telah jatuh. Kalau demikian, betapa pentingnya bahwa Adam dan Hawa harus menghormati hukum itu, yang olehnya saja keselarasan dan keadilan mungkin untuk dipertahankan. —PB1 42.2

Agar supaya dapat melaksanakan pekerjaannya tanpa kelihatan, setan telah memilih menggunakan ular sebagai alatnya—satu alat yang tersembunyi yang telah disesuaikan dengan usaha penipuannya. Pada waktu itu ular adalah salah seekor mahluk yang paling cerdik dan paling indah di bumi ini. Dia mempunyai sayap dan bilamana terbang di udara ia memberikan satu penampilan yang berkilauan serta memiliki warna keemasan yang indah dan menarik. Hinggap di atas dahan yang sarat oleh buah-buah yang dilarang itu sambil memuaskan dirinya dengan buah yang lezat itu, ia merupakan satu hal yang menarik perhatian dan menyukakan mata yang memandangnya. Demikianlah di dalam taman yang penuh damai itu menyelinap sipembinasa itu sambil mengamat-amati mangsanya. —-PB1 44.1

Malaikat-malaikat telah mengamarkan Hawa agar jangan memisahkan diri dari suaminya sementara sedang asyik dengan pekerjaan mereka sehari-hari dalam taman itu; bersama-sama dengan suaminya ia berada dalam bahaya pencobaan yang lebih kecil daripada kalau ia berjalan sendirian. Tetapi sedang asyik dalam tugas yang menyenangkan itu, dengan tidak sadar ia telah meninggalkan suaminya. Pada waktu ia menyadari bahwa ia sendirian ia merasakan adanya bahaya, tetapi sambil mengusir rasa takutnya itu, ia merasa bahwa ia mempunyai akal budi dan kekuatan yang cukup untuk mengetahui serta menolak yang jahat. Dengan tidak mengindahkan amaran-amaran malaikat-malaikat segera ia mendapati dirinya sedang melihat-lihat pohon yang dilarang itu dengan perasaan ingin tahu bercampur dengan rasa kekagumannya. Buahnya memang indah sekali, dan ia bertanya-tanya dalam dirinya mengapa Tuhan telah menahan buah ini dari mereka. Sekarang adalah kesempatan untuk sipenggoda itu. Seakanakan mengetahui apa yang sedang dipikir-pikirkan oleh Hawa, ia berkata kepada perempuan itu: “Barangkali firman Tuhan begini: jangan kamu makan buah-buah segala pohon yang ada di dalam taman ini?” Hawa merasa heran dan terkejut karena seolah-olah ia dapat mendengar gema dari pikirannya. Tetapi ular itu meneruskan, dengan suatu suara yang merdu, memberikan pujian akan kecantikannya; dan kata-katanya bukanlah sesuatu yang tidak menyenangkan. Gantinya lari dari tempat itu ia tetap berdiri di sana sambil mengagumi seekor ular yang dapat berkata-kata. Kalau saja ia telah disapa oleh suatu mahluk seperti malaikat-malaikat, rasa takutnya akan bangkit; tetapi ia tidak pernah memikirkan bahwa ular yang indah itu dapat dijadikan sebagai satu alat musuh yang sudah jatuh ke dalam dosa. —PB1 44.2

 

Sambil memakan buah pohon itu, ia mengatakan, bahwa mereka akan tiba kepada suatu keadaan hidup yang lebih mulia dan memasuki satu bidang pengetahuan yang lebih luas lagi. Ia sendiri telah memakan buah yang dilarang itu dan sebagai akibatnya, ia telah memperoleh kesanggupan untuk berkata-kata. Dan ia telah menghasutnya sambil mengatakan bahwa Tuhan didorong oleh rasa cemburu telah menahan buah ini dari mereka, agar jangan mereka itu menjadi setara dengan diriNya. Adalah disebabkan oleh karena khasiatnya yang ajaib, yang dapat memberikan hikmat dan kuasa, sehingga Ia telah melarang mereka untuk mengecap bahkan menjamahnya. Sipenggoda itu menjelaskan bahwa amaran ilahi itu tidak akan menjadi satu kenyataan; itu hanya sekedar menakut-nakuti mereka. Bagaimana mungkin mereka itu akan mati? Bukankah mereka sudah memakan buah pohon alhayat? Tuhan sedang berusaha mencegah mereka jangan tiba kepada satu keadaan yang lebih mulia dan memperoleh kebahagiaan yang lebih besar. —–PB1 45.1

 

Begitulah cara setan bekerja semenjak zaman Adam sampai sekarang ini, dan melalui cara ini ia telah beroleh hasil yang gemilang. Ia menggoda manusia untuk meragukan kasih Allah dan hikmatNya. Ia senantiasa berusaha membangkitkan roh ingin tahu yang tidak hormat, satu keinginan yang didorong oleh rasa gelisah dan bertanya-tanya untuk mendalami rahasia hikmat serta kuasa ilahi. Di dalam usaha mereka untuk menyelidiki apa yang disembunyikan Tuhan dari mereka, banyak orang telah mengabaikan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakanNya dan yang perlu bagi keselamatan. Setan menggoda manusia untuk berbuat pelanggaran oleh memimpin mereka untuk mempercayai bahwa mereka sedang memasuki satu bidang pengetahuan yang ajaib. Tetapi semuanya ini adalah suatu penipuan belaka. Dirangsang oleh keinginan untuk lebih maju, mereka, dengan menginjak-injak tuntutan Allah, sedang menjejakkan kaki mereka pada jalan yang menuntun mereka kepada kemerosotan dan kebinasaan. —-PB1 45.2

 

Hawa dengan sungguh-sungguh mempercayai kata-kata setan, tetapi kepercayaannya itu tidaklah menyelamatkan dia dari hukuman dosa. Ia tidak mempercayai sabda Allah dan inilah yang telah menyebabkan kejatuhannya. Dalam pehukuman, manusia tidak dihukum oleh karena mereka dengan sadar mempercayai satu dusta melainkan olehkarena mereka tidak mempercayai kebenaran, olehkarena mereka melalaikan kesempatan untuk mempelajari apakah kebenaran itu. Sekalipun adanya muslihat setan untuk berbuat yang sebaliknya, adalah selalu berbahaya untuk tidak menurut Tuhan. Kita harus menetapkan hati untuk mengetahui apakah kebenaran itu. Segala pelajaran yang Tuhan telah sengaja untuk mencatatnya di dalam firmanNya adalah untuk menjadi amaran serta petunjuk bagi kita. Semuanya itu diberikan untuk menyelamatkan kita dari penipuan. Melalaikan semua itu berarti kehancuran kepada kita. Apapun yang bertentangan dengan firman Allah, kita dapat memastikan bahwa itu berasal dari setan—-PB1 46.1

 

Sekarang baru mereka mulai melihat sifat yang sebenarnya daripada dosa mereka. Adam mempersalahkan pasangannya atas kebodohannya sehingga telah pergi dari sampingnya dan membiarkan dirinya ditipu oleh ular itu; tetapi kedua-duanya mencoba menghibur diri dengan mengatakan bahwa Ia yang telah memberikan kepada mereka begitu banyak bukti tentang kasihNya akan mengampuni pelanggaran yang satu ini, atau juga mereka tentunya tidak akan dijatuhi satu hukuman yang terlalu berat sebagaimana yang mereka takuti—-PB1 48.2

 

Adam tidak dapat menyangkal atau mencari dalih akan dosanya itu; tetapi gantinya menyatakan pertobatan, ia berusaha untuk melemparkan kesalahan atas diri isterinya, dan dengan demikian berarti kepada Tuhan sendiri: “Adapun perempuan yang telah Tuhan karuniakan kepadaku itu, ia itu memberikan daku buah pohon itu, lalu kumakan.” Ia yang, oleh karena cintanya kepada Hawa, dengan sengaja telah memilih meninggalkan kehendak Allah, rumahnya di Firdaus dan satu kehidupan yang kekal yang penuh kesukaan, sekarang, setelah berdosa, berusaha menjadikan kawannya itu, bahkan Khalik itu sendiri, bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Sungguh hebat kuasa dosa. —-PB1 49.1

 

Pada waktu perempuan itu ditanya, “Apakah ini yang telah kau perbuat?” Ia menjawab, “Si ular itu menipu aku, lalu aku makan.” “Mengapakah Engkau menciptakan ular itu? Mengapakah Engkau membiarkan ular itu masuk ke dalam taman Eden?”—inilah sebenarnya yang dimaksudkan dalam pertanyaan Hawa itu sebagai dalih terhadap dosanya. Dengan demikian, seperti Adam, ia menuduh Allah bertanggung jawab atas kejatuhan mereka ke dalam dosa. Roh membenarkan diri berasal dari bapa segala dusta; itu dimanjakan oleh leluhur kita yang pertama segera setelah mereka menyerah kepada pengaruh setan dan telah dinyatakan oleh semua keturunan Adam. Gantinya dengan rendah hati mengaku dosa-dosa mereka, mereka mencoba membela diri dengan melemparkan kesalahan ke atas diri orang lain, terhadap keadaan sekeliling, atau terhadap Allah—menjadikan berkat berkatNya sekalipun sebagai satu sebab untuk bersungut-sungut kepadaNya. —-PB1 49.2

 

  1. Penciptaan iri hati yang mendorong pembunuhan pertama:

 

Kain dan Habil, anak-anak Adam, berbeda sekali dalam tabiat mereka. Habil memiliki roh kesetiaan kepada Tuhan; Ia melihat keadilan dan rahmat di dalam hubungan Khalik terhadap umat yang berdosa, dan dengan penuh rasa syukur menerima pengharapan penebusan itu. Tetapi Kain memanjakan roh pemberontakan dan bersungut-sungut terhadap Allah oleh sebab kutuk yang dijatuhkan ke atas bumi ini dan kepada umat manusia karena dosa Adam. Ia membiarkan pikirannya sejalan dengan arah yang telah memimpin kepada kejatuhan setan—memanjakan keinginan untuk meninggikan diri dan meragukan keadilan serta kekuasaan ilahi. —–PB1 64.1

 

Kedua bersaudara ini sama-sama mendirikan mezbah mereka dan masingmasing membawa persembahan. Habil membawa satu korban dari antara kawanan dombanya sesuai dengan petunjuk Tuhan. “Dan Tuhan pun berkenan akan Habil dengan persembahannya.” Api memancar dari sorga dan membakar korban itu. Tetapi Kain, telah melanggar petunjuk dan perintah Tuhan yang jelas itu, dengan hanya membawa persembahan buah-buahan. Tidak ada tanda-tanda dari sorga bahwa persembahannya diterima. Habil mengajak saudaranya untuk menghampiri Allah dengan cara seperti yang telah dijelaskan Tuhan tetapi bujukan Habil itu hanya membuat Kain lebih nekad untuk mengikuti kemauannya. Sebagai anak sulung ia merasa terlalu tinggi untuk menerima nasihat saudaranya, dan iapun menolaknya. —–PB1 64.3

 

Kain datang ke hadapan Allah disertai persungutan dan tidak percaya di dalam hatinya sehubungan dengan korban yang dijanjikan itu dan perlunya persembahan korban itu. Pemberiannya tidak menyatakan adanya pertobatan akan dosanya. Ia merasa, sebagaimana banyak orang sekarang ini, bahwa adalah merupakan satu kelemahan untuk mengikuti dengan seksama akan rencana yang telah digariskan oleh Tuhan, untuk mempercayakan keselamatan itu dengan sepenuhnya kepada penebusan Juruselamat yang telah dijanjikan. Ia memilih untuk bergantung kepada diri sendiri. Ia mau mengandalkan jasa baiknya sendiri. Ia tidak mau membawa domba dan mencampur darahnya dengan persembahannya, melainkan mempersem-bahkan buah-buahannya, hasil jerih payahnya. Ia menghadapkan persembahannya itu sebagai satu jasa baiknya kepada Tuhan, melalui mana ia mengharapkan untuk memperoleh persetujuan ilahi. Kain menurut dalam mendirikan sebuah mezbah, menurut dalam hal membawa satu korban; tetapi satu penurutan yang hanya sebahagian saja. Bahagian yang perlu, pengakuan akan kebutuhan seorang Penebus, telah diabaikan. —–PB1 65.1

 

Pada waktu Kain melihat bahwa persembahannya ditolak, ia marah terhadap Tuhan dan Habil; ia marah bahwa Tuhan tidak menerima usaha manusia sebagai pengganti korban yang telah ditetapkan oleh ilahi, dan marah terhadap saudaranya karena telah memilih untuk menurut Allah gantinya bergabung dalam pemberontakan terhadap Tuhan. Walaupun Kain tidak menghargai perintah ilahi, Tuhan tidak membiarkan dia begitu saja; tetapi Ia rela turun untuk bermusyawarah dengan seorang yang bertindak dengan tidak sepantasnya. Dan Tuhan bersabda kepada Kain, “Mengapa engkau marah dan mukamupun tunduk?” Melalui malaikat amaran ilahi disampaikan: “Jikalau engkau berbuat baik tidakkah engkau akan diterima? Dan jikalau engkau tidak berbuat baik, maka dosa itu ada sedia di muka pintu.” Pilihan ada di tangan Kain sendiri. Jikalau ia mau berharap kepada jasa daripada Juruselamat yang dijanjikan itu serta mau menurut tuntutan-tuntutan Allah, ia akan diperkenankan oleh Tuhan. Tetapi kalau saja ia berkeras tidak mau percaya dan tetap melanggar ia tidak mempunyai alasan untuk bersungut bahwa ia tidak diterima oleh Tuhan. Tetapi gantinya mengakui dosanya, Kain terus bersungut bahwa Allah tidak adil dan terus memanjakan cemburu serta kebencian terhadap Habil. Dengan marah ia menyalahkan Habil dan berusaha untuk mengajaknya berdebat tentang perlakuan Allah terhadap mereka. Dengan lemah lembut, tetapi tanpa rasa takut dan dengan teguh, Habil membela keadilan dan kebajikan Allah. Ia menunjukkan kesalahan Kain dan berusaha meyakinkan dia bahwa kesalahan ada di pihaknya. Ia menyebutkan belas kasihan Tuhan yang telah membiarkan orang tua mereka hidup di mana sebenarnya Ia dapat menghukumkan mereka dengan kematian di saat itu juga, dan ia menyatakan bahwa Tuhan mengasihi mereka, kalau tidak, tentu Ia tidak akan mau memberikan AnakNya, yang suci dan tidak bersalah, untuk menderita hukuman yang telah diakibatkan oleh dosa mereka. Semuanya ini telah menyebabkan kemarahan Kain makin menjadi-jadi. Pemikiran dan nurani mengatakan kepadanya bahwa Habil berada pada pihak yang benar; tetapi dia menjadi sangat gusar karena orang yang tidak mau menaruh perhatian terhadap ajakannya itu-sekarang ini mencoba untuk melawan dia, dan juga karena ia tidak mendapat simpati di dalam pemberontakannya. Di dalam nafsu marahnya ia telah membunuh saudaranya. —–PB1 67.2

 

Kain membenci dan membunuh saudaranya, bukan oleh karena ada sesuatu kesalahan yang telah dilakukan oleh Habil, tetapi “karena perbuatannya adalah jahat dan perbuatan saudaranya adalah benar.” 1 Yohanes 3:12. Demikian pula pada segala zaman orang jahat membenci mereka yang lebih baik dari mereka. Kehidupan Habil yang penuh penurutan dan imannya yang teguh kepada Kain merupakan satu tempelakan yang terus-menerus. “Karena barang siapa yang berbuat jahat, benci akan terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya jangan kelak segala perbuatannya itu kena tempelak.” Yohanes 3:20. Lebih bercahaya terang sorga yang dipantulkan dari tabiat hamba-hamba Allah yang setia, lebih jelas dosa daripada orang jahat dinyatakan dan lebih nekad lagi usaha mereka untuk membinasakan orang-orang yang mengganggu ketenangan mereka. —-PB1 68.1

 

Pembunuhan Habil adalah contoh yang pertama tentang permusuhan yang Tuhan telah nyatakan akan ada di antara ular dan benih perempuan itu—antara setan dan pengikut-pengikutnya dengan Kristus dan pengikut-pengikutNya. Melalui dosa manusia, setan telah memperoleh kuasa untuk mengendalikan umat manusia, tetapi Kristus akan menyanggupkan mereka untuk melepaskan diri dari cengkramannya. Bilamana saja melalui iman di dalam anak domba Allah, seseorang meninggalkan pelayanan terhadap dosa, maka amarah setan akan berkobar-kobar. Kehidupan Habil yang suci menjadi saksi yang melawan pernyataan setan yang menyatakan bahwa mustahil bagi manusia menurut hukum Allah. Pada waktu Kain, digerakkan oleh roh sijahat, melihat bahwa ia tidak dapat menguasai Habil, ia menjadi begitu marah sehingga ia telah dibinasakan hidupnya. Dan di mana saja ada seseorang yang berdiri teguh untuk mempertahankan kebenaran hukum Allah, maka roh yang sama itu akan dinyatakan terhadap mereka, itu adalah roh yang sepanjang zaman telah mendirikan tonggak-tonggak kayu dan menyalakan api pembakaran bagi murid-murid Kristus. Tetapi segala kekejaman yang telah ditimpakan ke atas pengikut-pengikut Yesus itu dibangkitkan oleh setan dan malaikat-malaikatnya, oleh karena mereka tidak dapat memaksa dia untuk menyerah kepada kekuasaan mereka. Itu adalah kemarahan dari seteru yang sudah dikalahkan. Setiap orang yang mati syahid bagi Yesus telah mati sebagai seorang pemenang. Nabi berkata, “Sekaliannya itu telah menyalahkan dia (ular tua itu yang disebut Iblis dan setan) oleh sebab darah Anak Domba itu, dan oleh sebab perkataan kesaksian mereka itu tidak menyayangi nyawanya, walaupun sampai mati.” Wahyu 12:11. ——-PB1 68.2

 

 

Usaha setan mengembangkan pengaruh dosa:

 

Siswa-siswa di dalam sekolah Allah belajar berdasarkan prinsip dan dengan hanya satu tujuan untuk memajukan Kerajaan Allah, sebaliknya siswa-siswa dalam sekolah manusia belajar berdasarkan pandangan dari segi keuangan untuk khusus membantu dirinya sendiri dan bukan orang lain, yang mana kita sebagai orang-orang Kristen tidak dapat melakukannya jika kita berharap untuk menjadi pelaksana dari pada apa yang Allah kehendaki kita perbuat. Setiap ahli pikir yang memandang pada segala perkara menurut pandangan Allah, tak dapat tiada adalah hasil dari sekolah Allah.—-Amaran Sekarang jld 2 No. 25 (Hasil dari sekolah manusia dan sekolah Allah)

 

Catatan:

Karena kita lahir dari dosa, mewarisi gilir ke tiga dan ke empat dari cemburunya Tuhan, serta kita dibesarkan pada umumnya di dalam lingkungan pandangan masyarakat umum (yang tidak mengenal kebenaran), kemudian masing-masing kita umumnya telah mengenyam pendidikan sekolah manusia yang cukup panjang dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, disamping itu masing-masing kita dalam perjalanan hidup membangun pergaulan dengan lingkungan.

 

MAKA HASILNYA ADALAH:

Allah memanggil mereka yang telah dipercayakan memegang harta-Nya untuk menjadi pelayan-pelayan yang setia. Tuhan menempatkan semua ketertarikan akan hal-hal yang sementara menempati tempat yang kedua di dalam hati dan pikiran; tetapi Setan menempatkan hal-hal duniawi pada tempat pertama dalam kehidupan kita. Tuhan menyetujui hal-hal yang baik. Ia menunjukkan kepada kita pertentangan yang harus kita hadapi, bahwa kita harus menyatakan sifat dan rencana penebusan. Ia akan menyatakan bagimu bahaya yang engkau akan temui, kebutuhanmu akan penyangkalan diri, dan Ia akan memberikan penghargaan, memastikan supaya engkau dapat dengan berani menang dalam pertentangan, dan kuasa Ilahi akan bergabung dengan usaha manusia. ———-Iman dan Perbuatan 157.1

 

Akibat dari kita menempatkan hal-hal yang sementara (DIRI SENDIRI) pada tempat yang pertama:

 “Firman Allah seringkali masuk bertabrakan terhadap sifat-sifat dari tabiat manusia yang turun-temurun dan yang dimanjakan, dan terhadap kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Tetapi pendengar dari jenis tanah yang baik, dalam menerima firman ia menyambut semua persyaratannya berikut semua tuntutan dari firman itu.” …..—–Christ’s Object Lessonshalaman 60, paragraf yang ketiga

 

“Orang-orang yang mendengarkan kata-kata firman dari Kristus masih lagi mengharapkan dengan sungguh-sungguh beberapa pemberitahuan dari hal kerajaan dunia. Sementara Jesus membukakan kepada mereka perbendaharaan-perbendaharaan sorga, maka masalah yang amat dipikirkan di dalam ingatan banyak orang adalah : Bagaimana suatu hubungan dengan Dia dapat meningkatkan harapan-harapan masa depan kita di dunia ini? Jesus menunjukkan, bahwa oleh memikirkan perkara-perkara dunia ini dengan penuh perhatian, maka mereka adalah bagaikan bangsa-bangsa kapir di sekelilingnya yang hidup bagaikan tanpa Allah, yaitu Dia yang mengawasi dengan kasih sayang atas segala mahklukNya……. ——-Mount of Blessing, hal. 147

 

Banyak dari orang-orang yang mengaku Kristen ini berpakaian, berbicara, dan bertindak seperti dunia dan satu-satunya hal yang olehnya mereka dapat dikenal ialah pengakuan percaya mereka. Walaupun mereka mengaku sedang menunggu Kristus, percakapan mereka tidak di sorga, melainkan mengenai perkara-perkara duniawi. “Bagaimanakah patut kamu melakukan dirimu,” inilah yang harus dijaga di dalam kehidupan yang suci dan beribadat,” yaitu orang-orang yang mengaku sedang “menantikan dan menyegerakan kedatangan Hari Allah itu.” II Petrus 3:11, 12.”Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.” I Yohanes 3:3. Tetapi nyatalah bahwa banyak orang yang membawa-bawa nama Advent belajar lebih banyak untuk menghiasi diri mereka dan supaya tampil dengan baik di mata dunia daripada belajar dari Firman Allah agar mereka dapat berkenan kepadaNya.—— Tulisan Permulaan Sub Judul Pengharapan Gereja hal 208-210

 

“Kristus berusaha untuk menyingkirkan apa yang menggelapkan kebenaran ….. Kata-kata firman-Nya menempatkan ajaran-ajaran dari alam sama seperti ajaran-ajaran dari Alkitab dalam suatu pandangan yang baru, dan membuat semuanya itu menjadi sebuah ungkapan yang baru …. Ia memberikan pelajaran: ‘Perhatikanlah bunga-bunga bakung di padang, bagaimana mereka itu bertumbuh (dalam kesederhanaan keindahan alamiah); mereka tidak bekerja, mereka juga tidak menganyam, namun sunguh-sungguh Aku mengatakan kepadamu, bahwa walaupun Solaiman di dalam semua kemuliaannya ia tidak diatur rapih seperti salah satu dari pada semuanya ini.’ Kemudian menyusul jaminan yang manis dan pelajaran yang penting: ‘Olehnya itu jika Allah sedemikian itu menghiasi : segala rumput di padang yang pada hari ini ada, dan besok dicampakkan ke dalam dapur api, tidakkah Ia akan lebih lagi menghiasi kamu, hai orang yang kurang percaya?’ Dalam hotbah di atas gunung kata-kata ini …. telah diucapkan kepada rombongan orang banyak itu, di dalamnya terdapat orang-orang lelaki dan perempuan yang penuh dengan keraguan dan berbagai kekacauan, dan penuh dengan kekecewaan dan kesusahan yang mendalam. Yesus selanjutnya mengatakan: ‘Oleh sebab itu janganlah merisaukan dari hal apa yang akan kita makan, atau, apa yang akan kita minum atau apa yang akan kita pakai (karena semua perkara inilah yang dikejar oleh orang-orang Kapir); karena Bapa samawimu mengetahui, bahwa kamu memerlukan segala perkara ini.’ . . .—— Christ’s Object Lessons halaman 18

 

Tidak layak berlagak kaya, atau menunjukkan lebih dari keadaan kita yang sebenarnya-para pengikut Juruselamat yang lemah-lembut dan rendah hati. Kita tidak usah merasa resah kalau tetangga kita mendirikan dan memperlengkapi rumah mereka dalam cara yang tidak dapat kita ikuti secara wajar. Bagaimana Yesus memandang pada persediaan kita yang mementingkan diri untuk pemanjaan nafsu makan, untuk menyenangkan tamu kita, atau untuk memuaskan kecenderungan kita sendiri. Adalah suatu jerat bagi kita bila kita bertujuan mengadakan pertunjukan atau membiarkan anak-anak kita berbuat demikian di bawah pengendalian kita! —NBS 181.4

 

Apabila hati hanya memikir-mikirkan diri saja, berarti hati itu berpaling daripada Kristus, sumber kekuatan dan hidup. Itulah sebabnya Setan selalu berusaha menarik perhatian menjauh dari Juruselamat dan mencegah hubungan jiwa dengan Kristus. Kepelisiran dunia ini, keluh-kesah kehidupan, kebimbangan dan duka, kesalahan-kesalahan orang lain atau kesalahan-kesalahanmu sendiri serta ketidak sempurnaanmu — kepada salah-satu atau semua ini setan akan berusaha menarik perhatianmu. Janganlah disesatkan tipu-dayanya. Banyak orang yang sungguh-sungguh tulus, dan ingin hidup bagi Allah, dia sering menuntun untuk memikir-mikirkan kesalahan-kesalahan dan kelemahan-kelemahan mereka sendiri, dan dengan demikian oleh menceraikan mereka dari Kristus, Setan berharap memperoleh kemenangan. Janganlah kita menjadikan diri-kita sebagai pusat segalanya dan selalu cemas apakah kita akan selamat atau tidak. Semuanya ini akan memalingkan jiwa dari Sumber kekuatan kita itu. Serahkanlah penjagaan jiwamu kepada Allah, dan berharaplah di dalam Dia. Berbicara dan berpikirlah mengenai Yesus. Biarlah dirimu lebur di dalam Dia. Buangkanlah segala kebimbangan; enyahkan segala kuatirmu. Katakanlah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus: “Adapun hidupku ini bukannya aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku; tetapi hidup di dalam tubuh ini, aku hidup di dalam iman kepada Anak Allah, yang mengasihi aku dan yang menyerahkan Dirinya karena aku. ’’Galatia 2:20. Tinggallah di dalam Kristus. Dia dapat menjaga apa yang telah kau serahkan padaNya. Jika engkau mau menyerahkan dirimu sendiri ke dalam tanganNya, maka Dia akan menjadikan engkau terlebih daripada pemenang di dalam Dia yang telah mengasihi engkau. ——-KS 66.1

 

Kita perlu waspada terhadap rasa kasihan pada diri sendiri. jangan pernah menurutkan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya, bahwa usaha-usahamu tidak dihargai, bahwa pekerjaanmu terlalu sukar. Biarlah ingatan terhadap apa yang telah ditanggung Kristus demi kita mendiamkan setiap pemikiran keluhan. Kita diperlukan lebih baik daripada Tuhan kita.”Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5) —MH 476 (1905)

 

Dia yang melihat Kristus dalam penyangkalan diri-Nya, kerendahan hati-Nya akan dipaksa mengatakan, seperti Daniel, ketika dia melihat Seorang seperti anak manusia, “Aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.” Daniel 10:8. Kebebasan dan keunggulan diri di mana kita bangga kelihatan dalam keburukannya sebagai tanda-tanda perhambaan kepada Setan. Sifat manusia selalu bergumul untuk dinyatakan, siap untuk bertanding; tetapi dia yang belajar mengenai Kristus dikosongkan dari diri, dari kesombongan, dari cinta akan keunggulan, dan ada ketenangan di dalam jiwa. Diri diserahkan kepada urusan Roh Kudus. Kemudian kita tidak ingin untuk memperoleh tempat tertinggi. Kita tidak berambisi untuk mendesak dan mendorong diri kita supaya diperhatikan; tetapi kita merasa bahwa tempat kita yang tertinggi adalah di kaki Juruselamat kita. Kita melihat Yesus, menunggu tanganNya untuk memimpin, mendengar suara-Nya untuk membimbing. Rasul Paulus memperoleh pengalaman ini, dan ia katakan, “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Galatia 2:20. KAB 24.3

 

Saya telah melihat malaikat yang berdiri dengan neraca di tangannya menimbang pikiran dan minat umat Allah, terutama orang-orang muda. Dalam satu daun neraca terdapatlah pikiran dan minat yang cenderung ke surga; dalam daun neraca yang lain terdapatlah pikiran dan minat yang cenderung ke bumi. Dan dalam daun neraca ini dimasukkan segala pembacaan buku cerita, pikiran tentang pakaian dan pertunjukan, sifat suka berlagak, kesombongan, dan lain-lain. Oh, betapa hebatnya saat itu! Malaikat-malaikat Allah berdiri dengan neraca, menimbang pikiran orang-orang yang mengaku anak-anak-Nya-mereka yang mengaku mati bagi dunia dan hidup bagi Allah. Daun neraca yang dipenuhi dengan pikiran tentang dunia sifat suka berlagak, dan kesombongan turun dengan cepatnya, meskipun berat dikeluarkan sebagian demi sebagian dari neraca itu. Daun neraca yang penuh pikiran dan minat yang cenderung ke surga naik dengan cepatnya sedangkan yang lain turun, dan oh, alangkah ringannya bagian itu! Saya dapat menceritakan hal ini seperti yang saya lihat; tetapi tidak pernah saya dapat memberikan kesan yang serius dan jelas yang tertera di atas pikiran saya sebagaimana saya melihat malaikat dengan neraca menimbang pikiran dan minat umat Allah. Malaikat berkata: “Dapatkah orang seperti itu masuk surga? Tidak, tidak, tidak pernah. Katakanlah kepada mereka bahwa pengharapan yang ada pada mereka sia-sia adanya, dan kecuali mereka bertobat dengan cepat dan mendapat keselamatan, mereka mesti binasa.” ——-NBS 35.4

 

Rumah tangga leluhur kita yang pertama itu haruslah menjadi suatu pola bagi rumah tangga lainnya bila anak-anak mereka memenuhi dunia ini. Rumah tangga itu, yang dihiasi oleh tangan Allah sendiri, bukanlah suatu istana yang megah. Manusia, di dalam kesombongannya, menyukai peralatan yang mewah serta mahal dan bermegah-megah di dalam benda-benda buatan tangannya; tetapi Allah menempatkan Adam di dalam sebuah taman. Inilah rumah tempat tinggalnya, langit yang biru merupakan atapnya; bumi ini dengan bunga-bunganya yang indah serta permadani rumput adalah lantainya; dan dahan serta daun-daun pohon yang indah merupakan tempat bernaungnya. Pada dinding-dindingnya bergantungan hiasan-hiasan yang indah—hasil ciptaan seniman yang Agung itu. Di sekeliling pasangan yang suci itu terdapat satu pelajaran bagi segala zaman—bahwa kebahagiaan yang sejati bukan terdapat di dalam pemanjaan akan kemewahan serta kemegahan, tetapi di dalam persekutuan dengan Allah melalui hasil ciptaanNya. Kalau saja manusia mau memberikan lebih sedikit perhatian kepada benda-benda buatan tangan manusia dan memupuk kesederhanaan, maka mereka akan lebih mengerti tentang maksud-maksud Allah dalam menciptakan manusia. Kesombongan dan cita-cita hati tidak pernah dipuaskan, tetapi mereka yang benar-benar bijaksana akan mendapat kesukaan yang sejati di dalam sumber-sumber kebahagiaan yang ditempatkan Allah pada jangkauan semua orang——PB1 39.2

 

 

Tiga pencobaan setan di padang belantara terhadap Yesus, ….. jerat setan cinta diri dan ketamakan

 

 

Di padang belantara pencobaan, Kristus menghadapi pencobaan besar yang dapat mengalahkan manusia. Di sana Dia berjuang, dan dengan seorang diri melawan musuh yang licik dan bernafsu dan dikalahkan-Nya. Pencobaan besar yang pertama menyangkut selera; pencobaan kedua menyangkut kesombongan; pencobaan ketiga menyangkut cinta akan dunia. Setan telah mengalahkan berjuta-juta orang dengan menggoda mereka untuk memanjakan selera. Melalui pemuasan citarasa, susunan saraf akan terangsang dan kuasa otak akan dilemahkan sehingga seseorang mustahil dapat berpikir dengan tenang berdasarkan rasio. Pikiran itu tidak seimbang. Pikiran yang mulia dengan yang lebih tinggi diselewengkan untuk melayani nafsu kebinatangan, dan

keinginan kekal yang suci tidak dihargai. Apabila hal ini diperoleh, Setan dapat menyerang dengan dua buah penggodaan lain yang sudah diberikannya. Penggodaannya yang berlipat ganda itu bertumbuh dari ketiga inti pencobaan ini.

 

Dari semua pelajaran yang dapat disimak dari penggodaan besar yang dihadapi Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih penting daripada bertahan dan mengendalikan selera serta nafsu. Dalam segala zaman penggodaan yang menyangkut fisik sangat berhasil dalam memerosotkan dan merusakkan umat manusia. Dengan kebiasaan tidak bertarak, Setan bekerja untuk merusak kuasa mental dan moral yang telah diberikan Allah kepada manusia sebagai hadiah yang tidak ternilai. Dengan demikian mustahillah bagi mereka untuk menghargai perkara-perkara yang bernilai abadi. Dengan pemanjaan nafsu, Setan berusaha menghambat jiwa supaya tidak serupa dengan Allah.

 

…………………………. Contoh kehidupan-Nya menyatakan bahwa satu-satunya harapan kita untuk memperoleh hidup kekal ialah usaha mengendalikan selera dan nafsu dan menyerahkannya kepada kehendak Allah. — Counsel on Diet & Food hal. 147-148

 

 

 

…..Jikalau mereka dicenderungkan menjadi cinta diri dan tamak, setan berdiri di pihak mereka, mereka supaya ketagihan dalam lingkungan dosa mereka. Anugerah Allah dan terang kebenaran dapat meluluhkan ketamakan dan cinta diri mereka untuk sementara waktu,  tetapi jikalau mereka tidak meraih kemenangan yang seutuhnya, maka setan akan masuk pada ketika mereka tidak berada di bawah pengaruh yang menyelamatkan dan merusak setiap prinsip keagungan dan kebaikan, dan mereka merasa bahwa teralu banyak yang dituntut dari mereka. Mereka menjadi jemu berbuat baik dan melupakan pengorbanan besar yang diadakan Yesus untuk menebus mereka dari kuasa setan dan dari keadaan malang tiada berdaya. (458)

Dan saya melihat bahwa ada orang-orang seperti Yudas di antara mereka yang mengaku sedang menunggu Tuhan mereka. Setan mengendalikan mereka, tetapi mereka tidak mengetahuinya. Allah tidak menghendaki adanya ketamakan atau cinta diri sendiri terkecil sekalipun dan ia membenci doa dan pujian mereka yang memanjakan sifat-sifat jahat ini. Karena setan melihat bahwa waktunya sudah singkat, maka ia memimpin manusia supaya semakin lama semakin mengasihi diri sendiri dan tamak, lalu kemudian bersuka-suka ketika ia melihat mereka terbungkus di dalam diri mereka sendiri, terkurung, kikir dan mementingkan diri. Jikalau mata orang-orang tersebut dapat dibuka, maka mereka akan melihat setan bersorak kemenangan neraka, bergembira atas mereka dan menertawakan kebodohan mereka yang menerima anjuran-anjurannya dan masuk perangkapnya.——Tulisan Permulaan hal 458, 459.

 

NASIHAT-NASIHAT TERKAIT PERGAULAN

 

 

Keluaran 20:5:

sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci.

 

Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

=

Tabiat terbentuk

Cerita awalnya bagaimana kebiasaan dunia muncul dalam umat Allah

Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2

Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang  diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah—–PB1 432.1

Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka. —-PB1 386.3

Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembah-penyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya. —-PB1 387.1

Setan terus-menerus berusaha mengalahkan umat Allah dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah yang memisahkan mereka dari dunia ini. Israel kuno terbujuk melakukan dosa pada waktu mereka memberanikan diri mengadakan hubungan yang terlarang dengan bangsa-bangsa kafir. Dengan cara yang sama juga orang-orang Israel modern disesatkan. ” … orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat adanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4). Semua yang bukan pengikut-pengikut Kristus yang sejati adalah hamba-hamba Setan. Dalam hati yang tidak diperbaharui terdapat kasih terhadap dosa, dan kecenderungan untuk membela dosa itu dan memaafkannya. Dalam hati yang sudah diperbaharui ada kebencian terhadap dosa dan tekad untuk melawan dosa itu. Bilamana orang Kristen memilih bergaul dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak percaya, mereka membukakan dirinya kepada pencobaan. Setan menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka, dan dengan diam-diam menutupi mata mereka dengan tipuan. Mereka tidak bisa melihat bahwa pergaulan seperti itu bisa mendatangkan bahaya. Dan sementara semua waktu digunakan untuk berbaur dengan dunia ini di dalam tabiat, perkataan dan tindakan atau perbuatan, maka mereka menjadi semakin dibutakan. —-KA 533.1

 

Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —–KA 533.2

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

+

Pergaulan dengan dunia

=

Tabiat terbentuk

 

 

OBATNYA

Selain dari nasihat-nasihat untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita, nasihat berikut adalah salah satu obat yang dipandang mengatasi penyebab mengapa kita hanyut atau larut dalam berbagai pelanggaran:

 

Kebebasan moral memang pada tempatnya bila melawan dunia. Dengan menyesuaikan seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan berada di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat pentingnya ketentuan berpisah dari adat istiadat dan cara-cara dunia. Tidak perlu kita mengangkat standar kita sedikit lebih tinggi di atas standar dunia, tetapi kita harus menunjukkan perbedaan yang mencolok. Bukanlah masalah yang mudah untuk mencapai harta indah hidup kekal. Tidak ada orang yang dapat melakukan hal ini sambil hanyut dengan arus dunia. Ia harus keluar dari dunia dan berpisah serta tidak menyentuh barang yang najis. Tidak ada orang yang berlaku kedunia-duniaan tanpa terbawa oleh arus dunia. Tidak ada orang yang akan mencapai kemajuan tanpa usaha yang tekun….——Maranatha hal 47.

 

Orang Kristen perlu kuasa berpikir, kemauan yang teguh, dan mengetahui apa yang menjadi hasil mempelajari Firman Allah. Mereka sama sekali tidak boleh mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak penting. Setiap hari mereka harus dibaharui dalam kuasa rohani—- Maranatha hal 120

 

Bercerailah dan berlaku lainlah dari dunia – di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia, memantulkan sinar terang matahari kebenaran, jadilah suci, kudus dan tak bercacat serta dengan iman membawakan terang ke jalan-jalan dan lorong-lorong di bumi——-Maranatha 111

 

Para pengikut Kristus harus bercerai dari dunia dalam prinsip-prinsip dan minat, tetapi mereka tidak boleh mengasingkan diri dari dunia. Dengan tetap Juruselamat bergaul dengan manusia,bukan untuk mendorong mereka dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan mengagungkan mereka. “Aku menguduskan diriKu”. Yohanes 17:19. Begitulah orang Kristen harus tinggal di antara manusia, supaya nikmatnya kasih Ilahi menjadi seperti garam yang memelihara dunia dari kejahatan.—– Maranatha 112 (alasan kita dinasihati untuk bercerai dengan dunia dalam prinsip dan minat, namun tetap tidak mengasingkan diri adalah karena pemahaman EGW kita wajib menobatkan dunia, ia tidak memahami pekerjaan sekarang kepada sidang, sehingga pengertiannya sesuai kebenaran kita makanan pada waktunya – kita harus berpisah dengan dunia termasuk mengasingkan diri dari orang dunia, namun tetap dekat dengan gereja sebagai sasaran pekerjaan)

 

Tuntutan Ilahi telah membawa umat Allah keluar dari kebiasaan kemewahan dunia, menjauhkan diri dari pemanjaan selera dan hawa nafsu, berdiri di atas ketinggian penyangkalan diri dan pertarakan dalam segala perkara. Umat yang dipimpin Allah haruslah istimewa. Mereka tidak boleh sama dengan dunia. Tetapi kalau mereka mengikuti tuntunan Allah maka mereka akan menggenapi tujuanNya, dan akan menyerahkan kehendak mereka kepada kehendakNya. Kristus akan tinggal dalam hati…..Rasul itu berkata,”Tubuhmu itu adalah kaabah Roh Kudus.————Maranatha 118

 

Setiap pergaulan yang kita bentuk, betapapun terbatas membawa pengaruh terhadap kita. Meluasnya pengaruh yang menguasai kita itu akan ditentukan oleh derajat keakraban, pergaulan yang secara tetap, dan kasih serta pemujaan kita kepada orang yang menjadi teman kita bergaul. Maka dengan demikian oleh pengenalan dan pergaulan kita dengan Kristus kita boleh menjadi serupa dengan Dia, sebagai satu-satunya teladan yang tidak mempunyai kesalahan.——- Maranatha hal 74

 

Dalam pergaulan kita dalam masyarakat, dalam keluarga, atau dalam hubungan kehidupan apa saja kita ditempatkan, baik yang terbatas maupun yang meluas, ada banyak cara yang dalamnya kita dapat mengakui Tuhan kita dan banyak cara yang dalamnya kita dapat menyangkal Dia. Kita dapat menyangkal Dia dalam perkataan kita, oleh berkata jahat tentang orang lain, oleh percakapan yang bodoh, bersenda-gurau, oleh perkataan yang sia-sia dan tidak ramah, oleh memutar-balikkan perkataan, atau berkata-kata yang bertentangan dengan kebenaran. Dalam perkataan kita dapatlah kita mengakui bahwa Kristus tidak ada di dalam kehidupan kita. Dalam tabiat kita dapatlah kita menyangkal Dia oleh sifat kita yang suka pada enak-enak saja, oleh menghindari kewajiban dan beban kehidupan yang harus ditanggung oleh seseorang kalau kita tidak mau menanggungnya, dan oleh menyukai kesenangan yang berdosa. Kita dapat pula menyangkal Kristus oleh kesombongan dalam berpakaian dan penyesuaian diri kepada dunia, atau oleh kelakuan yang tidak sopan. Kita dapat menyangkal Dia oleh menyukai pendapat kita sendiri saja dan berusaha mempertahankan dan membenarkan diri sendiri. Kita dapat pula menyangkal Dia dalam membiarkan pikiran mengalir dalam saluran perasaan cinta yang meluap- luap dan memikir-mikirkan nasib dan ujian yang kita duga sangat berat. ——–NBS 117.4

 

Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.

Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1

 

Kebiasaan memikir-mikirkan keburukan yang dirasakan tidaklah bijaksana dan bukannya sifat kristen. Dalam berbuat demikian kita gagal menikmati berkat-berkat dan mempergunakan kesempatan masa sekarang. Tuhan minta agar kita melaksanakan kewajiban masa sekarang dan menanggung segala ujiannya. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga agar jangan kita bersalah dalam perkataan atau perbuatan. Sekarang ini kita harus memuji dan menghormati Allah. Dengan menggunakan iman yang hidup sekarang ini kita harus mengalahkan musuh. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga dan bekerja dan berdoa seolah-olah inilah hari terakhir yang dikaruniakan kepada kita. Sebab itu, betapa tekunnya kita harus hidup sekarang ini. Kita harus mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh dalam segala perkataan dan perbuatan kita.——-NBS2 95.

 

Banyak orang berpakaian seperti dunia supaya dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak beriman, tetapi dalam hal ini mereka mengadakan suatu kekeliruan yang sangat menyedihkan. Kalau mereka mau mempunyai suatu pengaruh yang benar dan menyelamatkan, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka, menunjukkan iman mereka oleh perbuatan mereka yang benar dan mengadakan perbedaan yang jelas sekali antara orang Kristen dan orang duniawi. Perkataan, pakaian, perbuatan, harus memberikan kesaksian untuk Allah. Dengan demikian suatu pengaruh yang suci akan dipancarkan ke atas semua orang di sekeliling mereka, dan orang-orang yang tidak beriman sekalipun akan mengetahui bahwa mereka telah tinggal bersama dengan Yesus. Kalau ada orang ingin bersaksi untuk kebenaran oleh pengaruh mereka, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka dan dengan mereka meniru teladan yang rendah hati itu. ——NBS 3 96.

 

Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang betul, kita harus bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengaruh akhlak dan kerohanian yang sehat. ——– NBS 189.2

 

Kalau orang muda dapat diyakinkan untuk bergaul dengan orang-orang yang suci, memikirkan kepentingan orang lain, dan ramah tamah, pengaruhnya akan sangat baik. Kalau mereka memilih sahabat-sahabat yang takut akan Tuhan, pengaruh itu akan menuntun kepada kebenaran, kewajiban, dan kesucian. Suatu kehidupan Kristen yang benar merupakan suatu kuasa bagi kebaikan. Tetapi sebaliknya, mereka yang bergaul dengan pria dan wanita yang mempunyai akhlak yang diragukan, atau prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak lama kemudian mereka akan berjalan pada jalan yang sama. Kecenderungan hati yang biasa ialah ke arah bawah. Ia yang bergaul dengan seorang yang tidak percaya akan Allah tidak lama kemudian akan tidak percaya akan Allah lagi; ia yang memilih persahabatan dengan orang jahat hampir dapat dipastikan menjadi jahat. Berjalan dalam bicara orang fasik merupakan langkah pertama untuk berdiri pada jalan orang berdosa dan duduk dalam perhimpunan orang pengolok—-NBS 189.3

 

Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Allah itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan dikau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi. ——NBS 193.7

 

Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran. Bacaan Yang Merusak Jiwa —–NBS 194.1

 

Percakapan itu seharusnya tentang perkara-perkara rohani dan Ilahi; tetapi hal yang sebaliknya telah terjadi. Kalau pergaulan dengan sahabat-sahabat Kristen digunakan terutama untuk perbaikan pikiran dan hati, tidak akan ada penyesalan kemudian, dan mereka dapat menoleh ke belakang pada wawancara itu dengan suatu kepuasan yang menyenangkan. Tetapi jika jam-jam itu digunakan dalam perbuatan yang sembrono dan percakapan yang sia-sia, dan waktu yang berharga itu digunakan dalam merusakkan kehidupan dan tabiat orang lain, maka hubungan persaudaraan itu akan terbukti menjadi sumber kejahatan, dan pengaruhmu akan menjadi suatu bau maut menuju mati.——NBS 197.2

 

Mungkin saja engkau menjadi seorang percaya yang setengah-setengah dan yang biasa, dan engkau akan didapati ringan serta akan kehilangan hidup yang abadi. Mungkin saja, dan menghidupkan sebagian anjuran Alkitab serta dianggap sebagai orang Kristen, tetapi akan binasa karena engkau kekurangan sifat-sifat yang sangat perlu bagi tabiat Kristen. Jika engkau menyia- nyiakan atau bersikap acuh tak acuh terhadap amaran yang sudah diberikan Allah, jika engkau menyimpan atau memberi maaf kepada dosa, berarti engkau sedang memeteraikan nasib jiwamu. Engkau akan ditimbang pada neraca dan akan didapati dalam keadaan ringan. Anugerah sejahtera dan ampunan akan ditarik untuk selama-lamanya. Yesus akan melewati engkau, tiada akan pernah datang lagi begitu dekat sehingga dapat dijangkau oleh doa dan permohonanmu. Selagi rahmat menunggu, selagi Juruselamat melakukan pekerjaan seorang pengantara, hendaklah kita melakukan pekerjaan yang saksama guna keselamatan kita.———-NBS 289.4

 

“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1

 

Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1

 

NASIHAT DALAM BERGAUL

Teladan yang diberikan Kristus dalam menghubungkan diri-Nya dengan kepentingan manusia haruslah diikuti oleh semua orang yang memasyhurkan sabda-Nya, dan oleh semua orang yang telah mendapat Injil rahmat-Nya. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan sosial. Kita tidak boleh mengasingkan diri dari orang lain. Untuk dapat mencapai segenap golongah, kita mesti menjumpai mereka di mana mereka itu berada. Mereka jarang datang sendiri hendak mencari kita. Bukan dari mimbar saja hati manusia dapat dijamah oleh kebenaran Ilahi. Masih ada lagi lapangan pekerjaan lain, mungkin lebih hina, tetapi sama mengandung harapan penuh. Lapangan pekerjaan itu terdapat di rumah orang-orang yang hina-dina dan di rumah orang-orang besar, pada jamuan yang disediakan oleh orang yang suka menerima tamu dan pada kumpulan sosial yang polos. ———-KSZ1 152.1

 

Sebagai murid-murid Kristus tidak boleh kita bergaul dengan dunia ini hanya karena kita gemar akan kepelesiran belaka, untuk bersatu dengan mereka dalam kebodohan. Pergaulan serupa itu dapat mendatangkan bencana belaka. Kita sekali-kali tidak boleh membenarkan dosa perkataan atau perbuatan kita, oleh berdiam diri atau oleh kehadiran kita. Ke mana saja kita pergi, kita harus membawa Yesus beserta kita, dan harus menyatakan kepada orang-orang lain indahnya Juruselamat kita itu. Tetapi orang-orang yang berusaha hendak memelihara agamanya oleh menyembunyikannya di dalam tembok batu, kehilangan kesempatan yang indah untuk melakukan kebajikan. Oleh hubungan sosial, Kekristenan berhubungan dengan dunia ini. Setiap orang yang telah mendapat penerangan Ilahi, haruslah menerangi jalan orang-orang yang belum mengenal Terang kehidupan. ——–KSZ1 152.2

 

Kita semua harus menjadi saksi bagi Yesus. Kuasa sosial yang disucikan oleh rahmat Kristus, wajib dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam menarik jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Biarlah dunia ini melihat bahwa kita tidak mencurahkan segenap perhatian dengan kikir atas kepentingan kita belaka, melainkan bahwa kita ingin supaya orang-orang lain juga turut beroleh berkat dan karunia yang kita peroleh. Biarlah mereka melihat bahwa agama kita tidak membuat kita tidak menaruh simpati dan bersifat keras. Biarlah semua orang yang mengaku telah menemukan Kristus, melayani sebagaimana Ia melayani dahulu untuk kebahagiaan manusia. ——-KSZ1 152.3

 

 

WASPADA KEPADA:

 

Dan janganlah seorangpun berkata kepada dirinya sendiri bahwa dosa yang disayangi pada suatu waktu nanti akan dengan mudah dihilangkan. Tidak demikian halnya. Setiap dosa yang disayangi melemahkan tabiat dan menguatkan kebiasaan; dan akibatnya adalah kerugian jasmani, mental dan moral. Engkau bisa menyesali kesalahan yang telah engkau perbuat, dan menjejakkan kakimu pada jalan yang benar; tetapi bentuk pikiranmu dan kebiasaanmu dengan yang jahat akan membuatmu sukar membedakan antara yang benar dan yang salah. Melalui kebiasaan salah yang terbentuk, Setan akan menyerangmu berulang-ulang.—COL 281 (1900)

 

Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—-NBS3 102

 

Setan mengendalikan setiap pikiran yang tidak tegas dibawah pengendalian Roh Allah—-Lt 57, 1895 (TM 79 )

 

Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.——KA 653.3

 

Contoh-contoh dampak pergaulan:

 

Pengalaman Abraham dan lot:

 

Pengalaman beratnya usaha Lot untuk dapat selamat:

 

Pengalaman Esau dan Yakub (gambaran tentang yang bergaul dan yang tidak bergaul):

 

Pengalaman Yohanes Pembabtis:

“Adalah suatu daerah yang sunyi sepi dimana ia telah menemukan tempat tinggalnya, yaitu di tengah-tengah bukit yang tandus, jurang-jurang yang menakutkan, dan gua-gua batu karang. Tetapi itulah pilihannya untuk menghindari kesenangan-kesenangan dan kemewahan-kemewahan hidup bagi disiplin yang ketat dari padang belantara.” – The Desire of Ages, halaman 101.

Yohanes memisahkan dirinya sendiri dari sahabat-sahabat dan dari kemewahan hidup. Kesederhanaan pakaiannya, baju yang dibuat dari bulu onta, merupakan teguran yang mantap terhadap keborosan yang ditunjukkan oleh para imam Yahudi dan orang banyak pada umumnya. Makanannya terdiri dari sayur-sayuran murni, dari belalang dan madu hutan, merupakan teguran terhadap pemanjaan selera dan kerakusan yang berlaku di mana-mana…..Pokok reformasi yang besar harus digalakkan dan perhatian umum harus digerakkan. Di dalam segala perkara pertarakan harus dikaitkan dengan pekabaran, untuk membalikkan umat Allah dari berhala mereka, kerakusan mereka, dan keborosan mereka dalam pakaian dan lain-lain.

Penyangkalan diri, kerendahan hati, dan pertarakan yang dituntut dari orang benar, yang khusus dipimpin dan diberkati Allah, haruslah dinyatakan kepada banyak orang untuk melawan pemborosan, kebiasaan merusak kesehatan dari mereka yang hidup dalam zaman yang merosot ini. Allah telah menunjukkan bahwa reformasi kesehatan berkaitan erat dengan pekabaran malaikat yang ketiga sebagaimana tangan dengan tubuh.——Maranatha 14 Jan, hal 22.3

 

Pengalaman Henoch:

Merasa tertekan oeh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidak percayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henoch menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendakNya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan nafas jiwa; ia hidup dalam suasana sorga — PB 79.1

 

Pengalaman Daniel:

 

Pengalaman Ellen G. White dibabtis usia 13 tahun dan usia 11 tahun telah bertobat:

……

Umur sebelas tahun saya dibabtis serta menjadi anggota gereja Metodis. Umur tiga belas tahun saya mendengar ceramah umum yang diadakan William Miller untuk kedua kalinya di Portland Maine. Ketika itu saya merasa bahwa sayat tidak layak, dan tidak siap untuk bertemu dengan Yesus. Jadi, ketika undangan diadakan untuk para anggota gereja dan orang-orang berdosa supaya tampil ke depan untuk didoakan, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan pertama, sebab saya mengetahui bahwa saya harus melakukan kewajiban besar yang dapat melayakkan saya untuk masuk ke sorga. Jiwa saya haus akan keselamatan yang penuh dan diberikan cuma-Cuma, tetapi tidak mengetahui bagaimana untuk mencapainya—— Tulisan-tulisan Permulaan, sub judul “Pengalaman dan Khayal-khayal”.

 

 

Pengalaman Samuel dan anak2 Imam Eli, yang sama-sama mendapat pendidikan Rumah Tangga, hanya kemudian anak2nya bergaul, namun Samuel tetap patuh tidak bergaul:

 

Nasihat-Nasihat Ellen G. White dan Victor T. Houteff:

Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35

 

Pindah ke desa

 

Bersekolah di sekolah Advent

 

 

KESIMPULAN

 

  1. PERGAULAN SEBAGAI SARANA SETAN UNTUK MENAKLUKAN PEKERJAAN PENYELESAIAN 144000, PERGAULAN MUSUH YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA,
  2. Contoh2 umat Allah dahulu musuhnya adalah sepenuhnya dari agen-agen setan, sedangkan musuh atau halangan dari dirinya sendiri TELAH mereka selesaikan, berbeda dengan kita,
  3. Umat Allah akhir zaman awal ketika ia baru lahir musuhnya adalah DIRI SENDIRI, tetapi setelah ia telah berhubungan dengan dunia melalui pergaulan, maka = DIRI SENDIRI + DUNIA, namun dalam perkembangannya setelah keseluruhan kesenangan, perhatian, minat, impian, harapan, selera orang-orang dunia telah diserap orang umat Allah, maka musuhnya menjadi sepenuhnya DIRI SENDIRI (ini untuk yang masih di dalam kekuasaan umat itu sendiri).

PERJUANGAN TERBERAT = MELAWAN DIRI SENDIRI

 

Kesucian adalah usaha seumur hidup, dan usaha yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah harus disiplin

 

“Kesucian ……. bukanlah dicapai melalui suatu perasaan terbang yang menggembirakan, melainkan adalah hasil daripada terus-menerus mati untuk dosa, dan senantiasa hidup bagi Kristus. Kesalahan-kesalahan tidak mungkin dapat diluruskan, juga reformasi-reformasi tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam tabiat oleh usaha-usaha yang hanya sekali-sekali dan lemah. Adalah hanya oleh usaha yang tekun dan lama, disiplin yang ketat, dan perjuangan yang keras, maka kita akan menang. Kita tidak tahu pada hari yang satu berapa kuatnya kelak perjuangan kita pada hari berikutnya. Selama setan memerintah, maka kita harus berhasil mengalahkan diri sendiri, menguasai semua dosa untuk menang; sepanjang hayat dikandung badan tidak akan ada satupun tempat berhenti, tidak ada satupun titik tujuan yang dapat kita capai lalu mengatakan : ‘Saya sudah sepenuhnya berhasil. Kesucian ialah hasil dari pada kepatuhan seumur hidup.” — The Acts of the Apostles, p. 560.

 

 

Pembenaran oleh iman yaitu KESUCIAN tidak akan didapat bagi orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran – – artinya KESUCIAN bertorelasi dengan kelengkapan kebenaran yang dimiliki (sesuai gambar profile umat Allah di akhir zaman)

 

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.

 

Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2

 

PENUTUP

 

Tidak ada yang lebih besar bahayanya dari pengaruh roh-roh jahat daripada mereka yang menyangkal keberadaan Setan dan agen-agen roh jahat serta malaikat-malaikatnya, walaupun secara langsung Alkitab memberi kesaksian mengenai keberadaannya. Selama kita meremehkan tipu muslihat mereka, maka mereka memperoleh kemajuan yang hampir tidak disadari. Banyak yang memperhatikan usul-usul atau saran-saran Setan sementara seharusnya mengikuti kata hikmat mereka. Inilah sebabnya, sementara kita mendekati akhir zaman, bilamana Setan bekerja dengan kuasa yang lebih besar untuk menipu dan membinasakan orang-orang, ia menyebarkan ke mana-mana kepercayaan bahwa ia tidak ada. Adalah kebijakannya untuk menyembunyikan dirinya dan cara kerjanya. —-KA 541.3

 

Adalah oleh karena ia telah menyembunyikan dirinya dengan keahlian yang sempurna, sehingga pertanyaan ini sering ditanyakan, “Apakah makhluk seperti itu benar-benar ada?” Adalah suatu bukti keberhasilannya bahwa teori-teori yang mengatakan bohong pada kesaksian Alkitab yang paling sederhana diterima secara umum oleh dunia agama. Dan adalah oleh karena Setan dapat dengan mudah mengendalikan pikiran mereka yang tidak menyadari pengaruhnya, sehingga firman Allah memberikan kepada kita banyak contoh-contoh pekerjaan ganas Setan itu dan mengungkapkan kepada kita kekuatan rahasianya, dan dengan demikian membuat kita berjaga-jaga terhadap serangan-serangannya. —-KA 542.2

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart