<< Go Back

Sabat 3 Desember 2022

Naskah untuk Berdoa :

JADILAH PENDENGAR DARI JENIS TANAH

YANG BAIK



Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, dimulai pada halaman 59 dari paragraf yang kedua:


“Para pendengar dari jenis tanah yang baik menerima firman itu bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan seolah-olah itulah kebenaran, yaitu firman Allah. Hanya orang yang menerima Injil sebagai suara Allah yang berbicara kepadanya, itulah pelajar yang benar. Ia gementar mendengar firman itu, karena baginya itulah kenyataan yang hidup. Ia membuka kemampuan berfikirnya dan hatinya untuk menerima firman itu. Pendengar-pendengar yang sedemikian ini adalah Kornelius dan teman-temannya, yang mengatakan kepada rasul Paulus, ‘Sebab itu sekarang kita berada di sini di hadapan Allah, untuk mendengarkan segala perkara yang diperintahkan kepadamu dari Allah.’ Suatu pengetahuan kebenaran tidak terlalu banyak bergantung kepada kemampuan kecerdasan melainkan kepada maksud yang murni, kesederhanaan dari iman yang sungguh-sungguh . . . . . . Para pendengar dari jenis tanah yang baik setelah mendengarkan firman itu, Ialu memegangnya dengan tekun. Setan berikut semua kaki tangannya yang jahat tidak dapat menangkapnya untuk dibuang. Dengan hanya mendengar atau membaca firman adalah tidak cukup. Barangsiapa yang rindu untuk memperoleh manfaat dari Alkitab harus merenungkan kebenaran itu yang telah disampaikan kepadanya. OIeh perhatian yang sungguh-sungguh dan pikiran yang penuh doa ia harus mempelajari arti dari semua firman kebenaran itu, dan minum sebanyak-banyaknya dari pada roh dari ucapan-ucapan yang suci itu.”

Kita perlu berdoa agar kiranya kita boleh menjadi pendengar-pendengar dari jenis tanah yang baik dan pelajar-pelajar yang benar; agar kiranya Firman Allah dapat menjadi suatu kenyataan yang hidup di dalam kita; agar kiranya kita sekarang memberikan telinga kepada ajaran dari Roh Suci; agar kiranya kita tidak saja menjadi pendengar-pendengar Firman, melainkan juga pelaksana-pelaksana dari Firman itu.

 

 

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.

 

Kita tidak akan dapat memperoleh akal-budi tanpa perhatian yang sungguh-sungguh disertai belajar dengan doa yang tekun. Beberapa bagian daripada Kitab Suci itu memang begitu mudah untuk tidak disalah pahami, tetapi ada pula yang lain yang artinya tidaklah terletak pada permukaan yang dapat dilihat hanya sekilas saja. Bagian-bagian Kitab Suci itu haruslah dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. Harus diadakan penyelidikan yang hati-hati disertai perhatian dan doa yang tekun. Cara belajar yang demikian memang amat banyak manfaatnya. Seperti seorang penambang yang menemukan saluran barang-tambang yang amat berharga tersembunyi di bawah bumi, demikianlah orang yang dengan tekun menyelidiki firman Allah seperti mencari permata-permata kebenaran yang tiada ternilai harganya, yang tersembunyi dari pandangan orang yang mencari dengan sembrono. Firman yang diilhamkan Allah, ditimbang-timbang dalam hati, akan menjadi seperti sungai yang mengalir dari pancaran kehidupan itu. ——KS 84.3

 

 

Terang Allah selamanya bersinar di tengah kegelapan kekafiran. Sementara orang Majus ini mempelajari angkasa yang penuh bintang itu, dan berusaha menduga rahasia yang tersembunyi pada jalan-jalannya yang gemerlapan itu, nampaklah oleh mereka kemuliaan Khalik. Dalam usaha mencari pengetahuan yang lebih terang, mereka berpaling kepada Alkitab Ibrani. Di negeri mereka sendiri ada tulisan-tulisan nubuat yang meramalkan kedatangan seorang guru Ilahi. Bileam termasuk golongan para ahli nujum, sungguhpun ia pernah menjadi nabi Allah; oleh Roh Kudus ia telah meramalkan kemakmuran Israel dan kedatangan Mesias; dan nubuatan-nubuatannya itu telah disampaikan oleh tradisi dari abad ke abad. Tetapi dalam Perjanjian Lama kedatangan Juruselamat dinyatakan lebih jelas. Orang Majus itu mempelajari dengan kesukaan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, dan seluruh dunia harus dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan.——— KSZ1 49.3

 

Setan rajin sekali mempelajari Kitab Suci. Ia mengetahui bahwa waktunya sudah singkat, dan ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menghalangi pekerjaan Tuhan di atas bumi ini. Tidaklah mungkin memberikan sesuatu buah pikiran tentang pengalaman umat Allah yang akan hidup di atas bumi bila kemuliaan surga dan aniaya yang berulang-ulang pada masa yang lampau dicampurkan. Mereka akan berjalan dalam terang yang keluar dari takhta Allah. Dengan perantaraan malaikat-malaikat akan ada perhubungan yang tetap antara surga dan bumi. Dan Setan, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang jahat, dan mengaku sebagai Allah, akan melakukan segala jenis mukjizat, untuk menipu, jika mungkin, umat pilihan sekalipun. Umat Allah tidak akan mendapat keamanan mereka dalam mengadakan mukjizat, karena Setan akan memalsukan yang akan diadakan. Umat Allah dicoba dan diuji akan mendapat kuasa dalam tanda yang disebutkan dalam Keluaran 31:12-18. Mereka harus berdiri teguh di atas firman itu: “Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman. Orang-orang yang telah melanggar perjanjian mereka dengan Allah pada masa itu akan berada dalam keadaan tanpa Allah dan tanpa pengharapan. ———NBS 34.3

 

 

Memelihara hukum sesuai dengan hurufnya ialah mendirikan sebuah tembok mengelilinginya seperti yang diperbuat oleh orang-orang Parisi yang sombong dahulu. Kami kutip 1 Yahya 3:15 yang berbunyi sebagai berikut: “siapapun juga yang membenci saudaranya ialah pembunuh”. Oleh karena itu, walaupun kita tidak membunuh, tetapi membenci saudara kita, kita telah mematuhi hukum itu dengan tidak bersalah sesuai dengan hurufnya, tetapi bukan sesuai dengan Rohnya. Mematuhi hukum sesuai dengan roh mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada yang dapat ditangkap oleh pikiran tabiat yang berdosa. Jika saya harus mematuhi semua hukum, maka saya harus mematuhi seluruh firman Allah dalam segala hal, sebab jika tidak, maka saya akan menghina Dia, dan saya akan menjadi seorang pelanggar hukum seperti seorang anak durhaka yang mempermalukan orangtuanya dibumi, dan menjadi bersalah melawan perintah ke lima di dalam hukum itu.——Tongkat Gembala jilid 2 halaman 115

 

Kesimpulan pelajaran :

 

  1. Ellen G. White (pekabaran 3 Malaikat) ditugaskan:
  • Menyampaikan apa yang ia lihat dalam khayal,
  • Menuliskan rencana Allah yang ia sendiri tidak pahami terkait hal yang akan datang,
  • Meletakan pelajaran pembangunan dan reformasi (pembangunan moral).
  1. Victor T. Houteff (pekabaran mempersiapkan jalan kedatanganNya) ditugaskan:
  • Menuliskan hasil penyelidikan atau pembelajarannya dari Alkitab dan tulisan-tulisan Roh Nubuatan dari Ellen G. White terutama terkait dengan hal yang akan datang.

 

Perbedaannya :

Ellen G. White secara umum menuliskan dari apa yang dilihatnya dan apa yang disampaikan kepadanya sedangkan Victor T. Houteff menuliskan hasil dari pengertian dari pembelajarannya.

Renungan pendahuluan:

 

DAPATKAH SESEORANG MENEMUKAN KEBENARAN
TANPA MEMPEROLEH KHAYAL-KHAYAL
DI BAWAH KESADARAN ?


 

Pertanyaan No. 111 :

Mengenai apa yang ditulisnya, Nyonya White mengatakan : “Kepada saya diperlihatkan” atau “Saya dibawa dalam khayal.” Bolehkah saya bertanya, bagaimana dapat kita percaya pada buku-buku “Tongkat Gembala” jika semua isinya itu bukan diungkapkan dengan cara yang sama — oleh sesuatu mujizat ?

Jawab :

Adalah tidak pernah terjamin bagi orang yang melandaskan keputusannya terhadap sesuatu pekabaran dari Tuhan pada cara dalam mana ia itu diperoleh. Pengalaman-pengalaman luar biasa bukanlah merupakan bukti yang terkuat hubungan seseorang dengan kuasa Ilahi. Pada kenyataannya sekalian itu sama sekali bukan merupakan bukti yang diperlukan, karena ada banyak doktrin dan iman yang dibangun di atas sesuatu mujizat ataupun lainnya, namun sama sekali hampa kebenarannya. Dan jangan seorangpun mengabaikan kenyataan, bahwa kepercayaan palsu yang akan datang yang akan melanda dunia ini akan diberi kekuasaan dengan mujizat-mujizat, sampai juga menurunkan api dari langit (Wahyu 13 : 13, 14). Meskipun demikian melalui Firman Allah kita diamarkan supaya jangan terbawa olehnya.

Juga jangan sekali dilupakan bahwa tidak semua nabi-nabi Alkitab memperoleh khayal-khayal di bawah kesadaran. Apa yang dicatat oleh Daud dan Solaiman itu bukan yang diberikan kepada mereka dalam khayal, melainkan yang mereka terima melalui cara-cara yang lain. Dan Yahya Pembaptis bahkan telah disebut sebagai melebihi seorang nabi, namun tidak ada satupun ucapan nubuatan yang dicatat olehnya, juga tidak ada satupun catatan bahwa ia pernah dibawa di bawah kesadaran lalu diberikan khayal-hayal. Ia hanyalah  seorang penterjemah tulisan-tuIisan para nabi. Demikianlah Allah telah berbicara pada berbagai masa yang berlainan dalam berbagai cara kepada nabi-nabi-Nya (Ibrani 1 : 1)

Sungguhpun demikian perlu dicatat, bahwa hanya sebagian kecil tulisan-tulisan Nyonya White yang telah diterima melalui khayal di bawah kesadaran. Dan perkara-perkara yang diperlihatkan dalam khayal-khayal yang sedemikian ini, sebagai aturannya, adalah bersifat nubuatan — yang memandang ke depan ke beberapa peristiwa masa depan — dan, lebih kurang merupakan suatu tambahan kepada nubuatan-nubuatan, bukan interpretasi dari nubuatan-nubuatan itu.

Ternyata umat Allah pada waktu sekarang ini tidak memerlukan khayal-khayal, melainkan sebaliknya memerlukan para penterjemah khayal-khayal nubuatan-nubuatan lama yang masih belum dimengerti. Dan itulah yang oleh-Nya dipandang pantas untuk diberikan kepada kita supaya kita dapat memahami Alkitab. Inilah mujizat yang terbesar yang berkaitan dengan Tongkat Gembala itu. (Lihatlah ilustrasi di dalam Buku Traktat No. 6, Mengapa Binasa!).

Tetapi janganlah iman Saudara bergantung pada mujizat-mujizat atau pada pengalaman-pengalaman manusia, melainkan bergantunglah pada ungkapan-ungkapan Firman nubuatan-Nya.

Maka sekarang satu-satunya prosedur yang aman dan sehat ialah membaca dengan seksama setiap halaman dari pekabaran penting yang terdapat di dalam terbitan-terbitan Tongkat Gembala. Jangan membiarkan satu barispun luput dari perhatianmu. Pelajarilah setiap kata dengan seksama dan dengan penuh doa. Berlakulah bersungguh-sungguh dan rajin dalam engkau mempelajari Kebenaran, dan “buktikanlah segala perkara; berpegang teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 21.

 

Pelajaran tentang struktur Hukum Allah

 

 

 

Kronologis dari hukum Tuhan yang awalnya disampaikan dari mulut ke mulut, kemudian menjadi tertulis, dari 10 hukum berkembang terdapat hukum Musa adalah karena PERGAULAN, bangsa Israel oleh karena membuka diri bergaul dengan penyembahan berhala, peraturan-peraturan dicampur aduk dengan kebiasaan atau adat istiadat.

 

 

Adam mengajarkan keturunannya tentang hukum Allah, dan hal itu disampaikan dari bapa kepada anak, dan terus sepanjang generasi-generasi mendatang. Tetapi walaupun persediaan yang penuh dengan kemurahan itu telah diadakan untuk penebusan manusia, hanya sedikit saja yang menerimanya dan menunjukkan penurutan mereka. Melalui pelanggaran dunia ini menjadi begitu jahat sehingga perlu untuk dibersihkan dari kejahatannya itu dengan Air Bah. Hukum itu telah dipelihara oleh Nuh dan keluarganya, dan Nuh mengajarkan keturunannya tentang Sepuluh Hukum itu. Apabila manusia sekali lagi berpaling dari Allah, Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan perse-kutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. ——PB1 380.2

 

Pada saat itu ia tidak mempercayakan hukumNya itu ke dalam ingatan satu bangsa yang cenderung untuk melupakan tuntutan-tuntutanNya, melainkan Ia telah menuliskannya di atas loh batu. Ia mau membuangkan dari Israel segala kemungkinan untuk mencampur-baurkan tradisi-tradisi kapir dengan hukumNya yang suci, atau mengacau-balaukan tuntutan-tuntutanNya dengan adat kebiasaan manusia. Tetapi Ia tidak berhenti hanya dengan memberikan kepada mereka peraturan-peraturan dari Sepuluh Hukum itu saja. Bangsa itu telah menunjukkan diri mereka sangat mudah untuk tersesat sehingga Ia tidak mau membiarkan satupun pintu pencobaan yang tidak dijaga. Musa diperintahkan untuk menuliskan, sebagaimana dikatakan Allah kepadanya, pertimbangan-pertimbangan serta hukum-hukum sambil memberikan petunjuk-petunjuk yang terperinci tentang apa yang dituntut. Petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan tugas bangsa itu kepada Allah, kepada satu dengan yang lainnya, dan kepada orang-orang asing hanyalah merupakan prinsip-prinsip daripada hukum Allah yang diperluas, dan diberikan dalam cara yang khusus agar tidak seorangpun keliru. Mereka dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum-hukum yang diukirkan dalam loh batu itu. ——PB1 381.1

 

Jikalau manusia telah menurut akan hukum Allah, sebagaimana yang telah diberikan kepada Adam setelah kejatuhannya, telah dipelihara oleh Nuh dan diturut oleh Ibrahim, maka tidak perlu diadakan upacara sunat. Dan jikalau keturunan Ibrahim telah memelihara perjanjian itu, untuk mana sunat adalah merupakan satu tanda, mereka tidak akan pernah terjerat oleh penyembahan berhala, dan tidak perlu bagi mereka untuk menderita perbudakan di Mesir; mereka akan memelihara hukum Allah di dalam pikiran mereka, dan hukum itu tidak perlu diumumkan dari Sinai atau diukir di atas loh batu. Dan kalau bangsa itu mempraktekkan prinsip-prinsip Sepuluh Hukum itu, maka tidak perlu petunjuk-petunjuk tambahan diberikan kepada Musa. ——PB1 381.2

 

Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka—PB1 386.3

 

 

Penjelasan tentang kedudukan 10 hukum dan hukum Musa sebagai peraturan pelaksanaan, yang satu tidak dapat berubah, sedangkan yang satunya dapat berubah bahkan tidak lagi berlaku

 

 

Upacara persembahan korban, yang telah diserahkan kepada Adam, juga telah disalahgunakan oleh keturunannya. Tahyul, penyembahan berhala, kekejaman dan perbuatan cabul telah menodai upacara yang sederhana dan penuh arti yang telah ditetapkan Allah itu. Melalui pergaulan yang lama dengan penyembah-penyembah berhala itu bangsa Israel telah mencampurbaurkan banyak adat kapir dengan perbaktian mereka; oleh sebab itu Tuhan telah memberikan kepada mereka di Sinai petunjuk-petunjuk yang tertentu sehubungan dengan upacara korban. Setelah dibangunkannya kaabah itu Ia telah mengadakan hubungan dengan Musa dari awan kemuliaan yang ada di atas tutupan grafirat, dan memberikan kepadanya petunjuk-petunjuk yang lengkap tentang tata cara persembahan korban itu, dan bentuk perbaktian yang harus dipertahankan di dalam kaabah. Hukum upacara ini dengan demikian diberikan kepada Musa, dan telah ditulisnya di dalam sebuah buku. Tetapi Sepuluh Hukum yang diucapkan dari gunung Sinai telah ditulis oleh Allah sendiri di atas loh batu, dan disimpan dengan hati-hati di dalam peti perjanjian. ——–PB1 381.3

 

Ada banyak orang yang mencoba untuk menggabungkan kedua macam hukum ini, sambil menggunakan ayat-ayat Alkitab yang membicarakan tentang hukum upacara untuk membuktikan bahwa hukum moral itu telah dihapuskan; tetapi ini adalah satu penyalahgunaan ayat-ayat Kitab Suci. Perbedaan antara kedua hukum ini sangat luas dan jelas. Hukum upacara itu terdiri dari lambang-lambang yang menunjuk kepada Kristus, kepada pengorbananNya dan keimamatanNya. Hukum upacara ini, dengan segala korban dan acara-acaranya harus dijalankan oleh orang Ibrani sampai lambang itu menemui wujudnya di dalam kematian Kristus, Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Kemudian segala persembahan korban itu tidak berlaku lagi. Hukum inilah yang Kristus “telah ambil dari kita lalu memakukannya kepada salib.” Kolose 2:14. Tetapi tentang Sepuluh Hukum, pemazmur berkata, “Bahwa firmanMu, ya Tuhan, tetap berdiri selama-lamanya dalam segala langit.” Mazmur 119:89. Dan Kristus sendiri berkata, “Janganlah kamu sangkakan Aku datang untuk merombak hukum. . . . Sesungguhnya Aku berkata kepadamu”— menjadikan sebutan ini setegas-tegasnya “sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titikpun sekali-kali tidak akan lenyap daripada hukum Torat ini sampai semuanya telah jadi.” Matius 5:17, 18. Di sini Ia mengajarkan, bukan semata-mata apa yang menjadi tuntutan daripada hukum Allah pada saat itu, tetapi juga bahwa tuntutan-tuntutan itu akan tetap berlaku selama langit dan bumi berdiri. Hukum Allah sama kekalnya seperti takhtaNya. Itu akan tetap mempertahankan tuntutannya kepada manusia sepanjang zaman. —–PB1 382.1

 

Sebagaimana Alkitab menampilkan dua hukum, yang satu kekal dan tidak dapat diubah, yang lain bersifat perlambang dan sementara, demikian pula di sana terdapat dua perjanjian. Perjanjian anugerah pertama-tama diadakan dengan manusia di Eden, pada waktu setelah kejatuhan kepadanya diberikan satu janji ilahi bahwa benih perempuan itu akan meremukkan kepala ular itu. Kepada semua orang perjanjian ini menawarkan keampunan dan anugerah Allah yang membantu dalam penurutan melalui iman pada hari mendatang. Itu juga menjanjikan kepada mereka hidup yang kekal dengan syarat tetap setia kepada hukum Allah. Dengan demikian bapa-bapa itu telah menerima pengharapan keselamatan. ——PB1 387.4

 

Perjanjian yang serupa ini telah diperbaharui kepada Ibrahim di dalam janji, “Di dalam benihmu segala bangsa di dunia ini akan diberkati.” Kejadian 22:18. Janji ini menunjuk kepada Kristus. Jadi Ibrahim mengerti akan hal itu (lihat Galati 3:18, 16), dan ia berharap kepada Kristus demi keampunan dosa-dosanya. Iman inilah yang dihisabkan kepadanya sebagai kebenaran. Perjanjian dengan Ibrahim juga mempertahankan wewenang dari hukum Allah. Tuhan menunjukkan diriNya kepada Ibrahim dan berkata, “Akulah Allah yang Mahakuasa; hendaklah engkau berjalan di hadapan hadiratKu dan hendaklah tulus hatimu.” kejadian 17:1. Kesaksian Allah tentang hambaNya yang setia itu adalah,” Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya akan syaratKu dan segala pesanKu dan syariatKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Dan Tuhan berkata kepadanya, “Aku akan meneguhkan perjanjianKu antara Aku dengan kamu dan dengan anak cucumu kemudian daripadamu dengan bangsanya, yaitu suatu perjanjian yangkekal, bahwa Aku menjadi Allah bagimu dan segala anak cucumu yang kemudian daripadamu.” Kejadian 17:7.——- PB1 388.1

 

Sekalipun perjanjian ini diadakan dengan Adam dan diperbaharui kepada Ibrahim, itu tidak dapat disyahkan sampai kepada kematian Kristus. Itu telah ada oleh janji Allah semenjak dinyatakannya penebusan manusia untuk pertama kalinya; itu telah diterima oleh iman; tetapi apabila itu disyahkan oleh Kristus, itu disebut satu perjanjian baru. Hukum Allah adalah dasar daripada perjanjian ini, yang merupakan satu cara untuk membawa manusia kembali kepada keselarasan dengan kehendak ilahi, dan menempatkan mereka dimana mereka dapat menurut hukumNya. ——PB1 388.2

 

Perjanjian yang lain—yang disebut dalam Kitab Suci sebagai perjanjian “lama”—diadakan antara Allah dengan bangsa Israel di gunung Sinai, dan pada saat itu telah disyahkan oleh darah korban. Perjanjian kepada Ibrahim disyahkan oleh darah Kristus, dan itu disebut perjanjian yang “kedua” atau yang “baru”, oleh sebab darah oleh mana itu dimeteraikan, telah dicurahkan sesudah perjanjian yang pertama. Bahwa perjanjian baru itu berlaku pada zaman Ibrahim adalah nyata dari kenyataan bahwa itu diteguhkan pada saat itu baik oleh janji dan oleh sumpah Allah—”dua perkara yang tetap yang di dalamnya mustahil bagi Allah berdusta.” Ibrani 6:1.8. ——PB1 388.3

 

Tetapi jikalau perjanjian Ibrahim itu berisi janji penebusan, mengapakah perjanjian yang lain itu diadakan di Sinai? Di dalam perbudakan mereka bangsa itu sebegitu jauh telah kehilangan pengetahuan akan Allah dan tentang prinsip-prinsip daripada perjanjian Ibrahim. Di dalam melepaskan mereka dari Mesir, Allah berusaha untuk menyatakan kepada mereka kuasa dan rahmatNya agar mereka dapat dituntun untuk mengasihi dan mempercayai Dia. Ia membawa mereka ke Laut Merah—yang mana, pada waktu dikejar oleh orang Mesir, kelepasan kelihatannya mustahil—agar mereka dapat menyadari akan keadaan mereka yang sama sekali tidak berdaya, akan kebutuhan mereka akan pertolongan ilahi; dan kemudian Iapun memberikan kelepasan bagi mereka. Dengan demikian mereka dipenuhi oleh kasih dan rasa syukur kepada Allah dan dengan kepercayaan kepada kuasaNya untuk menolong mereka. Ia telah mengikat mereka kepada diriNya Sendiri sebagai Penebus mereka dari perbudakan yang bersifat sementara itu. ——PB1 388.4

 

Pelajaran memahami peraturan pelaksanaan:

 

 

Kita mempunyai banyak pelajaran-pelajaran yang masih harus dipelajari, dan banyak, masih banyak yang harus ditinggalkan. Allah dan Sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah. Mereka yang berpikir bahwa mereka tidak akan seharusnya meninggalkan sesuatu pandangan yang disenanginya tidak pernah akan memperoleh kesempatan untuk merobah sesuatu pendapat, mereka kelak akan kecewa. Selama kita tetap berpegang kepada pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat kita sendiri dengan tekat yang teguh, maka kita tak akan mencapai persatuan yang untuk mana Kristus telah mendoakan.—- Testimonies to Ministers, p.30.

 

Alkitab telah ditulis oleh orang-orang yang diilhami, tetapi itu bukanlah bentuk pikiran dan ucapan dari Tuhan Allah. Itu adalah dari kemanusiaan sendiri. sebagai seorang penulis Allah tidak dapat diwakili………. Penulis-penulis Alkitab adalah juru-juru tulisNya Tuhan Allah, bukan p e n a Nya.

Bukan kata-kata dari Alkitab itu yang diilhami, melainkan orang-orang yang diilhami. Ilham berlaku bukan ke atas perkataan-perkataan seseorang atau ke atas ucapan-ucapannya, melainkan ke atas orang itu sendiri, yaitu orang yang oleh pengaruh Roh Suci telah diresapi dengan pemikiran-pemikiran. —–Selected Messages, book 1, p. 21.

 

 

 

Tugas kita sebagai pelajar-pelajar Alkitab :

 

 

Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jld 1 buku 2 no. 7 hal 28

 

 “……Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merobah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi route perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaanNya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merobah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.

Sementara ilham membukakan gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merobah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.—— Buku Amaran Sekarang buku 4 jld 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”

 

 

Beberapa contoh dari tulisan-tulisan yang harus kita buktikan apakah benar atau tidak :

 

Petunjuk telah diberikan kepada saya bahwa buku-buku penting yang berisi terang yang telah Allah berikan berkenan dengan kemurtadan setan di dalam Sorga hendaklah disebarkan secara luas di waktu ini, sebab melalui buku-buku itu kebenaran akan mencapai banyak orang. Patriatch and Prophets, Daniel and the Revelation, and the Great Controversy adalah sangat diperlukan sekarang daripada sebelumnya. Buku-buku itu hendaknya disebarkan secara meluas sebab kebenaran-kebenaran yang ditekankan didalamnya akan mencelekkan banyak mata yang buta.—–Colpolteur Ministry, p. 123.

 

Tuhan telah memandang pantas untuk menasehati pendeta Smith, memberikan kepadanya kata-kata tegoran sebab ia telah keliru. Tetapi apakah ini suatu bukti bahwa Allah telah menyangkalnya? – t i d a k.——Selected Messages, book 2, p. 81

 

 

Tuhan Allah mengendalikan pikiran William Miller kepada nubuatan-nubuatan dan memberikan kepadanya terang besar terhadap buku Wahyu.—— Early Writing, p. 231.

 

 

………maka kamu yang mengaku sebagai umat Allah yang sisa ( the remnant of the people of God) sebaiknya tidak didapati menolong dia (DM. Canright) dengan terus menerus mempersalahkan, mengutuk, serta menuduh-nuduh. Berusahalah membetulkan, tetapi tidak memecah belah, melarang, serta merusak.——- EGW. Review and Herald vol. 6,p.516.

Catatan:

Ajaran Canright (1892/1893):

  1. Menggunakan Roh Nubuatan untuk menguatkan ajaran susunannya,
  2. Menyebut Masehi Advent hari ketujuh sebagai babil,
  3. Memberitakan bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah jatuh sebelum tahun 1893.
  4. Menyerukan supaya umat Allah keluar meninggalkan Masehi Advent Hari Ketujuh dan supaya menggabungkan diri ke dalam organisasi gerejanya.

 

 

Roh saya menggelisahkan saya. Saya merasakan sesuatu beban tanggungan bagi umat Allah, bukan saja hanya karena hasil yang satu ini (hasil perbuatannya D. M. Canright), melainkan disebabkan oleh perkara-perkara yang seperti ini, yang sedang akan datang kehadapan umat Allah, yang mengaku sebagai pekabaran-pekabaran dari Tuhan Allah. —–EGW. Review and Herald, vol. 6, p. 513.

 

 

Adalah terlalu banyak terdapat semangat-semangat yang berdiri sendiri-sendiri yang dimiliki di antara para juru-juru kabar. Ini harus disingkirkan, dan harus terdapat suatu pendekatan dari semua hamba-hamba Tuhan………berkumpullah………..berkumpulah.—–Testimonies, vol. 1.pp.113, 114.

 

Allah sedang menghantarkan keluar suatu umat bukan sekelompok kecil orang-orang yang terpisah di sini maupun di sana, seseorang mempercayai ini seseorang mempercayai itu. —- Testimonies, vol. 1.pp.207.

 

Umat Allah harus bergerak dengan bijaksana, dan harus bersatu dalam segala usaha-usaha mereka. Mereka harus memilki pengertian yang sama, mereka harus memiliki pertimbangan yang sama; dengan begitu usaha mereka tidak akan terpisah-pisah, melainkan usaha itu akan memberitakan dengan penuh kuasa dalam memperkembangkan kepentingan kebenaran sekarang. Ketertiban harus dipatuhi, dan harus ada persatuan dalam memelihara ketertiban, atau setan akan mengambil keuntungan.——– Testimonies, vol. 1.pp.210.

 

Tuhan Allah mempunyai satu sidang di dunia ini, yaitu umat pilihanNya, yaitu mereka yang memeliharakan hukum-hukumNya. Ia memimpin bukan terhadap cabang-cabang yang terlepas sendiri-sendiri (pasilan), bukan terhadap satu di sana satu di sini, melainkan terhadap suatu umat. —— Testimonies to Ministers, p. 61.

 

 

Nasihat yang perlu direnungkan:

 

Tuhan menegor kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam umatNya, tetapi inikah suatu bukti bahwa Ia telah menolak mereka?— t i d a k. Terdapat kesalahan-kesalahan di dalam sidang, maka tuhan tunjukkan kepada mereka melalui perwakilan-perwakilan pilihanNya sendiri, tidak selalu melalui tulisan-tulisan T e s t i m o n I e s. —–Selected Messages, book 2, p. 81.

 

 

Bilamana buku-buku Daniel dan Wahyu itu dapat dimengerti dengan sebaik-baiknya, maka orang-orang percaya akan memperoleh suatu pengalaman beragama yang sama sekali berlainan. —– Testimonies to Ministers, p. 114.

 

Bilamana kita sebagai suatu umat mengerti apa manfaatnya buku ini (buku Wahyu) bagi kita, maka akan terlihat diantara kita suatu pembangunan besar. —— Testimonies to Ministers, p. 113.

 

Jika umat kita setengah bangun saja, jika dapat mereka menyadari dekatnya peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam Wahyu, maka suatu reformasi akan dapat terlaksana di dalam gereja-gereja kita, dan lebih banyak lagi yang akan mempercayai pekabaran itu. —— Testimonies to Ministers, p. 118.

 

 

Bagaimana perbedaannya setelah kita dengan sebaik-baiknya memahami buku Daniel dan Wahyu:

 

Kita tidak akan pernah mampu melaksanakan pekerjaan Eliyah dengan kata-kata yang baik dan pembicaraan-pembicaraan yang indah. Maka jika kita membawa pekabaran Eliyah, kita akan menimbulkan ketidak puasan pada pihak orang-orang yang tidak setia, sehingga memerlukan suatu perjuangan sampai kepada akhirnya—– Symbolic code buku 1 jld 10 no. 7

 

Pekabaran yang harus kita bawa ini bukanlah sebuah pekabaran yang perlu membuat orang ngeri memberitakannya. Jangan mereka berusaha menutup-nutupinya, atau merahasiakan asal mula dan maksud tujuannya. Penganjur-penganjurnya harus orang-orang yang tidak akan mau mendiamkan suaranya baik siang atau pun malam. Sebagaimana orang-orang yang telah membuat janji-janji setia kepada Allah, dan yang telah ditugaskan sebagai utusan-utusan Kristus, sebagai penatalayan-penatalayan dari rahasia-rahasia kemurahan Allah, maka kita berkewajiban untuk menyatakan dengan setia keseluruhan nasehat Allah. Janganlah kita mengurangi pentingnya kebenaran-kebenaran istimewa yang telah memisahkan kita dari dunia, dan yang telah membuat kita sebagaimana adanya sekarang; karena sekaliannya itu adalah penuh dengan berbagai kepentingan yang kekal. Allah telah memberikan kepada kita terang mengenai perkara-perkara yang kini sedang terjadi dalam sisa-sisa sejarah yang terakhir, maka dengan pena maupun suara kita harus memberitakan kebenaran kepada dunia, bukan dalam cara yang jinak-jinak dan tidak bersemangat, melainkan dalam pameran Roh dan kuasa Allah. Pertikaian-pertikaian yang terhebat adalah termasuk dalam usaha memajukan pekabaran, dan hasil-hasil pemberitaannya ada masanya baik bagi sorga maupun bumi.—-Renungan doa Symbolic code buku 2 jld 12 no. 1

 

Perbedaan Ellen G. White dan Victor T. Houteff:

 

  1. Ellen G. White masih berbicara sebagaimana Paulus berbicara, sebagian dari tulisannya berisikan keindahan-keindahan yang menciptakan rasa damai sejahtera.

(Paulus hotbah-hotbahnya banyak berbicara janji-janji kedamaian adalah karena ia sedang memanggil orang-orang kapir atau bukan umat menjadi umat, Ellen G. White juga menyampaikan demikian adalah dimaksudkan untuk buah-buah kedua yang juga orang-orang non umat dipanggil untuk menjadi umat.)

 

Ellen G. White hadir dalam dua periode yaitu :

 

 I                                                                       I                                                                                              I

1844                                                             1888                                                                                      1915

 

1844 s.d 188 = gereja Advent masih terdiri dari 5 anak dara yang pintar.

1888 s.d 1915 = gereja Advent telah terdiri dari 10 anak dara yaitu 5 anak dara pintar dan 5 anak dara bodoh.

 

  1. Victor T. Houteff hadil tahun 1929 s.d 5 Februari 1955 sepenuhnya didalam kondisi gereja Advent terdiri dari 10 anak dara yaitu 5 anak dara pintar dan 5 anak dara bodoh, ia hadir bertugas sebagai EMAS, PAKAIAN PUTIH dan SALEB MATA artinya mengobati kondisi sidang Laodekia yang miskin buta dan bertelanjang.

 

Sesuai kata-kata:

“Alangkah besarnya kesesatan yang dapat menguasai pikiran orang daripada keyakinan bahwa mereka adalah b e n a r, padahal mereka sama sekali k e l i r u. Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam suatu kesesatan yang sangat menyedihkan, namun mereka jujur dalam kesesatan itu.  Mereka tidak mengetahui, bahwa kondisi mereka adalah sangat menyedihkan dalam pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang ditegur itu menyombongkan dirinya bahwa mereka sedang berada dalam kondisi kerohanian yang prima, maka pekabaran dari Saksi Yang Benar memecahkan ketenangan mereka dengan tuduhan-tuduhan yang  mengejutkan mengenai kondisi mereka yang sebenarnya, yaitu buta rohani, melarat dan malang. Kesaksian yang sedemikian keras dan tajam itu tidak mungkin salah, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang mengucapkannya, maka kesaksian-Nya itu tak dapat tiada harus benar. ……………………

     

“Kepada saya ditunjukkan bahwa a l a s a n  y a n g  u t a m a  mengapa umat Allah kini ditemukan dalam kondisi  buta rohani ini, ialah karena mereka t i d a k  m a u  menerima  t e g u r a n.”-—- Testimonies, vol. 3, pp. 253 – 255.

 

  1. Ellen G. White masih belum sepenuhnya memahami prosedur Zakharia 4, sedangkan Victor T. Houteff telah mewajibkan sepenuhnya kita memanfaatkan mangkok keemasan, sehingga dibutuhkan penjelasan ekstra bila berbicara kepada orang Advent.

Seperti kutipan berikut :

Alkitab harus menjadi penasehat anda. Pelajarilah Alkitab itu dan kesaksian yang Allah sudah berikan karena itu semuanya tidak pernah bertentangan dengan FirmanNya. – Letter 106, 1907. Selected Messages vol. 3, p 31-33

 

Nubuatan yang tampaknya paling jelas menyatakan ”waktu” kedatangan kedua kali itu ialah Daniel 8:14, ”Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan disucikan dalam keadaan yang wajar”. Dengan mengikuti aturan yang dibuatnya yang membuat Alkitab itu penafsir sendiri, Miller mengetahui bahwa satu hari dalam nubuatan simbolis melambangkan satu tahun (Bilangan 14:34; Yehezkiel 4:6) —–Sub Judul 18 Pembaru Amerika, Kemenangan Akhir hal 340

 

 

 

Gambaran bagaimana Yesus setelah usia 12 tahun, ia jauh berbeda dengan saudara-saudara dan orang-orang

 

 

Yesus disalah mengerti oleh saudara-saudara-Nya sebab Ia tidak seperti mereka. Asas yang dipegang-Nya bukanlah asas yang mereka pegang. Akibat memandang kepada manusia mereka telah menjauhkan diri dari Allah, dan mereka tidak mempunyai kuasa-Nya dalam hidup mereka. Segala peraturan agama yang mereka anut itu, tidak dapat mengubah tabiat. Mereka membayar “persepuluhan dari selasih adas manis dan jintan,” tetapi “yang terpenting dalam hukum taurat kamu abaikan yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” Mat. 23:23. Teladan yang diberikan Yesus merupakan suatu gangguan yang terus menerus bagi mereka. Hanya satu perkara yang dibenci-Nya di dunia ini, yaitu dosa. Ia tidak dapat menyaksikan satu perbuatan yang salah tanpa kepedihan yang tidak mungkin dapat disembunyikan. Di kalangan orang-orang yang beragama sekadar peraturan saja, yang kesuciannya secara lahiriah menyembunyikan kecintaan pada dosa, dengan suatu tabiat yang dalamnya semangat untuk kemuliaan Allah selamanya paling utama, perbedaan amat nyata. Oleh karena kehidupan Yesus mempersalahkan kejahatan, Ia dilawan baik di rumah maupun di luar rumah. Sifat tidak mementingkan diri dan ketulusan-Nya dibicarakan dengan sikap mengejek. Kesabaran dan kebaikan hati-Nya disebut sebagai pengecut. —–KSZ1 81.1

 

Tetapi bagi setiap penggodaan Ia mempunyai satu jawab, “Ada tertulis.” Ia jarang mengecam sesuatu perlakuan salah dari saudara-saudaraNya, tetapi pada-Nya ada kabar dari Allah untuk disampaikan kepada mereka. Kerapkali Ia dituduh sebagai pengecut karena tidak mau bergabung dengan mereka dalam sesuatu perbuatan terlarang; tetapi jawabNya ialah, ada tertulis, “Takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Ayb. 28:28 —–KSZ1 82.1

 

Maria acapkali menegur Yesus, serta mendesak agar Ia mengikuti kebiasaan rabi-rabi. Akan tetapi Ia tidak dapat dibujuk untuk mengubah kebiasaan-Nya dalam merenungkan perbuatan tangan Allah serta berusaha meringankan penderitaan manusia, bahkan penderitaan binatang-binatang yang bisu sekalipun. Apabila imam-imam dan guru-guru menuntut bantuan Maria dalam mengendalikan Yesus, ia merasa susah; tetapi damai datang ke dalam hatinya setelah diucapkan-Nya sebutan-sebutan Alkitab yang menyokong segala kebiasaan-Nya. —–KSZ1 84.1

 

PEMAHAMAN TENTANG KEPEMIMPINAN PASANGAN

KUDA DAUK DAN KUDA TEJI, MENJAWAB PANDANGAN BAHWA PASANGAN KUDA TEJI ADALAH GENERAL ASOCIATON OF DAVIDIAN (WACO TEXAS)

SERTA

MENGENAI GUNUNG KARMEL BERIKUT DENGAN RERUMPUTAN HIJAUNYA

 

 

 

  1. Pasangan kuda dauk dan kuda teji dari Zhakaria pasal 6

 

 

Dalam membaca dan mempelajari buku Paradoks besar sepanjang zaman kita akan memperoleh pengertian bhwa VT. Houteff menjelaskan bahwa dua pasangan kuda yang keempat adalah :

  1. Pasangan kuda Dauk melambangkan organisasi General Conference,
  2. Pasangan kuda Teji melambangkan organisasi Waco Texas.

Keberadaan kepemimpinan kedua pasangan kuda tersebut baru terpisah pada saat terjadinya pembersihan sidang.

  1. Houteff dalam hampir semua tulisannya, setiap kutipan dari Ny. White ia tujukan kepada gereja Advent. Hal ini ia lakukan oleh karena ia selama menulis bukunya dan sampai meninggalnya tidak mengetahui bahwa setelah ia meninggal organisasi Davidian akan disusupi oleh setan yaitu antara lain dalam kepemimpinan Ny. Houteff yang membuat suatu pemahaman tentang akan berdirinya kerajaan Daud dalam tahun 1959 dan bahkan dalam tahun 1962 organisasi Davidian dibubarkan dan seluruh asset Waco Texas dijual serta kondisi-kondisi organisasi Davidian menjelang pembersihan sidang (setelah organisasi dibentuk kembali dan menempati tempat semula Waco Texas dalam tahun 1991), walaupun dari tulisannya kita juga jumpai banyak petunjuk yang menggambarkan mengenai bagaimana kondisi Davidian setelah tidak ada lagi nabinya, namun demikian ia tidak memahami secara jelas dari arti dan maksud yang ia sendiri telah tulis.

 

Dengan memahami hal tersebut maka kita yang awalnya berpikiran bahwa semua tuduhan dan kritikan VT. Houteff hanya ditujukan kepada gereja Advent, maka setelah kejadian tahun 1962 tersebut maka kita harus merubah semua pandangan kita yang ternyata tuduhan dan kritikan tersebut juga terjadi di dalam kelompok Davidian. Hal ini perlu kita pahami karena setan tidak akan tinggal diam apabila pekerjaan Tuhan dilaksanakan dan Setan tahu pada pekerjaan yang terakhir ini apabila ia kalah sekarang ia akan kalah selamanya, maka tentunya setan tidak akan lagi bekerja hanya di gereja Advent namun ia akan bekerja secara maksimal pada kelompok Davidian.

 

Berkaitan dengan kita harus rela merubah pandangan kita yang telah kita pegang sejak awal, VT Houteff telah memberikan petunjuk dalam Amaran Sekarang buku 3 jilid 1 hal 39, 40 :

“……Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merobah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi route perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaanNya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merobah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.

Sementara ilham membukakan gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara – alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merobah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.

 

Oleh karena itu kutipan-kutipan dalam buku Paradoks besar sepanjang zaman juga terjadi di dalam kelompok Davidian. (karena dari buah-buahnya Waco Texas menunjukkan hal tersebut) :

 

”Sekarang ingin saya katakan, bahwa Allah tidak menaruh sesuatu kekuasaan raja apapun di dalam barisan kita untuk mengontrol cabang ini atau itu daripada pekerjaan. Pekerjaan telah banyak dibatasi oleh usaha-usaha untuk mengontrolnya pada setiap garis. Di sinilah terdapat suatu kebun anggur yang memberikan tempat-tempatnya yang tandus yang belum memperoleh pekerja satupun. Dan jika seseorang hendak mulai mengolah tempat-tempat ini dalam nama Tuhan, jika ia tidak memperoleh persetujuan dari orang-orang di dalam sebuah lingkungan kekuasaan kecil itu, maka ia tidak akan memperoleh bantuan apapun. Allah menghendaki agar para pekerja Nya harus memperoleh bantuan. Jika sekiranya seratus orang akan memulaikan suatu missi ke lapangan-lapangan yang tandus, dengan berseru kepada Allah, maka Ia akan membuka ke hadapan mereka.

Marilah kuceritakan kepadamu, jika hatimu ada pada pekerjaan itu dan engkau percaya pada Allah, engkau tidak perlu bergantung pada persetujuan pendeta manapun atau umat manapun; jika engkau pergi langsung bekerja dalam nama Tuhan, dalam cara yang sederhana melakukan apa saja yang dapat engkau ajarkan kebenaran itu, Allah akan meneguhkan engkau.

Jika Sekiranya pekerjaan tidak dibatasi sedemikian rupa oleh sesuatu rintangan di sini, dan disana dan bahkan rintangan diseberang sana, maka ia itu akan maju dalam kebesarannya. Ia itu sudah akan maju pertama sekali dalam kelemahan; namun Allah di Sorga hidup.” – Review and Herald, April 16 1901

 

Selanjutnya jika orang tetap berpikiran bahwa pasangan kuda teji itu harus organisasi Waco Texas maka patut untuk dipertanyakan berkaitan dengan kejadian tahun 1962 yang secara resmi oleh Ny. Houteff yang pada waktu itu sebagai ketua membubarkan organisasi, apakah pengertian bahwa kuda teji tersebut tetap kita simpulkan kepada organisasi Waco Texas, jika demikian kita sekarang patut mempertanyakan seluruh nubuatan karena jelas sekali dengan dibubarkannya organisasi tahun 1962 maka pasangan kuda dauk yang dibawah kepemimpinan organisasi general conference telah dengan bebas menarik kereta ke negeri selatan dan Tuhan telah gagal mempertahankan sidangNya dan misi penebusan yang dilakukan di kayu salib tahun 31 yang lalu menjadi sia-sia, dunia menjadi sepenuhnya milik setan. Selain itu jika kita memandang bukan kepada organisasi melainkan kepada lokasi Waco Texas, (sebagaimana kita pahami selama ini bahwa lokasi tersebut adalah tempat yang permanen sebagaimana kata-kata berikut “Selagi di Waco perhatian kita telah diarahkan kepada sebuah harta tetap (permanen) yang terletak sekitar lima miles dari pusat kota, dan dekat dengan sebuah danau buatan dari mana penyediaan air bagi kota diambil, dengan demikian makin kami memikirkan lokasi ini, maka makin meyakinkan kami bahwa Tuhan sedang mengarahkan kami ke tempat ini, sebagaimana ternyata dari ’banyak bukti yang tidak gagal’, yang kami sendiri tidak berani mempertanyakan, karena keseluruhan adegan dari gambaran itu pada mulanya bertentangan dengan setiap rencana manusia dari kami sendiri….” – 1 SC 10 : 3) oleh karena setelah dijual oleh Ny. Houteff tahun 1962, Waco Texas tersebut dibeli oleh gereja Presbitarian maka apakah kita yakin bahwa kepemimpinan pasangan kuda teji yang merupakan sidang Tuhan dalam masa nubuatan Laodekia adalah gereja Presbitarian selama tahun 1962 sampai dengan 1991 (berdirinya kembali organisasi Davidian di Waco Texas). Apakah demikian yang dimaksud oleh VT. Houteff sendiri sebagai penulis jika ia sendiri masih hidup pada waktu itu?, bukankah kita harus bersedia merubah pengertian kita yang telah kita anut tersebut.

 

Maka dengan demikian dari penjelasan singkat tersebut dapat kita simpulkan bahwa pasangan kuda teji yang akan memimpin kereta untuk berkeliling ke seluruh dunia sebelum dipisahkan dengan pasangan kuda dauk tidak mutlak adalah organisasi Davidian pusat Waco Texas.

 

Nubuatan Zhakaria pasal 6 tersebut dan penjelasan VT. Houteff tidak memberikan gambaran tentang adanya proses jatuh bangun pasangan kuda teji, maka oleh karena itu sesuai dengan penjelasan VT. Houteff bahwa pasangan kuda teji tersebut memiliki terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli (hal 48), pada awalnya pada saat VT. Houteff masih hidup pasangan kuda teji tersebut melambangkan organisasi Waco Texas namun setelah tahun 1962 tidak dapat lagi lambang tersebut tergenapi pada organisasi maupun lokasi Waco Texas.

Selanjutnya kita membaca buku VT. Houteff yaitu buku Symbolic code No. 10 yang ditulis tahun  1954 yang merupakan buku terakhir sebelum ia meninggal pada tanggal 5 Februari 1955, yaitu sebagai berikut :

 

“Iaitu kini menjadi makin jelas bahwa waktunya sudah singkat, bahwa dia yang ingin bersiap-siap bagi pesta “perjamuan yang besar“ dan bagi rumahnya yang kekal, sudah akan membuka matanya terhadap Kebenaran dan hatinya terhadap kebahagiaan kekalnya. Allah akan mengarahkan dia dari hari ke hari.

“Jadi tentu saja gerakan ini sudah akan dapat menjadi sebuah tanda patok baik bagi orang-orang Davidian maupun bagi orang-orang Laodikea, bahwa pekabaran Panggilan Jam Ke – 11 itu sudah mendekati akhir dari suatu usaha habis-habisan untuk memenangkan kembali sidang dari tangan-tangan Musuh.

“Oleh sebab itu, hendaklah diketahui bahwa sebagian dari harta tetap tanah Gunung Karmel itu sedang dibagi-bagi untuk perumahan tempat tinggal orang-orang kaya dimulai pada peach orchard yang tua itu yang dekat dengan pintu masuk Gunung Karmel ……….

 “……..Kemudian siapa tahu, kalau bukan Tuhan, bahwa contoh yang menggemparkan hati ini dapat segera berbalik menjadi suatu bunyi ketakutan lalu diikuti oleh setiap penganut Davidian yang setia di seluruh negeri. Bahkan kini, teladan Tuhan untuk menghimpun dana oleh menjual harta-harta milik-Nya, adalah sebuah seruan keras bagi setiap Davidian untuk bangkit kepada kenyataan bahwa ia berkewajiban untuk bergabung dengan kampanye itu pertama-tama dengan perpuluhan dan persembahan yang setia, dan terakhir mengembangkan dana-dana itu oleh memberikan apa saja supaya pekerjaan dapat diselesaikan dan umat kesucian  dikumpulkan.” – 10 SC 1 : 3 – 6 (Sept 1954)

 

“Masih terngiang-ngiang dalam telinga dari Gunung Karmel ialah pemberitahuan yang mengejutkan dalam bulan Juli 1954, yang memberitahukan perihal mulainya penjualan harta tetap (tanah) Gunung Karmel dan mengenai persiapan bagi suatu usaha habis-habisan untuk merebut kembali Sidang  daripada tangan-tangan Musuh.

“Iaitu terbawa ke perhatian kita, bahwa dengan berlalunya setiap jam iaitu menjadi makin hari makin jelas kepada semua orang Davidian, bahwa Tuhan mengharapkan dari umat-Nya untuk membantu pekerjaan-Nya dengan senang hati, pertama-tama dengan perpuluhan dan persembahan, dan kemudian oleh menjual semua, jika mereka mau masuk ke dalam hidup yang kekal. Telah ditegaskan bahwa dia yang dengan setia memenuhi persyaratan-persyaratan-Nya yang pertama, dalam perpuluhan dan persembahan, akan pada akhirnya dengan suka-cita pergi menjual semua apabila Allah mengeluarkan perintah. Dengan demikian ia akan dapat dengan suka cita membeli ladang itu berikut harta kekayaannya.

“Penjualan harta kekayaan Gunung Karmel telah digambarkan merupakan suatu gerakan yang harus membangkitkan kita semua kepada kenyataan, bahwa pekabaran Panggilan Jam Ke-11 itu sudah mendekati suatu usaha habis-habisan yang terakhir untuk memenangkan kembali Sidang dari tangan-tangan penabur lalang.

Pengumuman ini telah dibawakan ke lapangan dalam bentuk cetakan dari The Symbolic Code itu. Demikianlah The Symbolic Code itu kembali memainkan peranannya yang penting untuk menyampaikan berita-berita ini ataupun yang lainnya kepada orang-orang Davidian di seluruh dunia.

“Sekaliannya ini berlangsung sebelum kekeringan datang. Kini pohon-pohon itu sudah tua, sudah layu sebagiannya, dan hanya sekedar bertahan hidup. Tetapi mengapakah kita harus bersedih ? Sekaliannya itu sudah melayani dengan baik sesuai maksudnya selama kita membutuhkan mereka. Kini tanah itu akan dijual dengan sebuah keuntungan dan uang-uangnya akan digunakan untuk mencari dan menyelamatkan domba-domba yang sesat di Rumah Israel. Selamat tinggal pohon-pohon peach orchard tua yang tersayang.” 10 SC 2 : 11 – 13, Desember 1954.

Dari kutipan tersebut jelas bahwa lokasi Waco Texas yang dahulu dipandang merupakan lokasi yang permanen atau harta tetap melalui buku terakhirnya sudah tidak permanen lagi, dan tidak memiliki keistimewaan lagi, walaupun pada masa hidupnya VT. Houteff baru menjual sebagian tanah yaitu  “peach orchard yang tua itu yang dekat dengan pintu masuk Gunung Karmel” (seluas 35 hektar). Hal itu bukan berarti perintah seruan keras usaha habis-habisan yang ia sampaikan kepada seluruh anggota Davidian tidak berlaku bagi lokasi Waco Texas, melainkan itu baru permulaan sebagaimana kata-katanya “dimulai peach orchard”, namun kelanjutannya tidak dapat ia lakukan untuk menuntaskan usaha habis-habisan oleh karena ia sudah meninggal tanggal 5 Februari 1955.  Perintahnya tersebut kemudian dilakukan oleh Ny. Houteff dengan menjual seluruh lokasi Waco Texas dan tidak ada catatan dari VT. Houteff setelah usaha habis-habisan tersebut untuk membeli kembali lokasi Waco Texas sebagaimana yang dilakukan oleh organisasi Davidian Waco Texas yang kembali berdiri tahun 1991.

Selain itu kejadian pembubaran organisasi Waco Texas pada tahun 1962 yang dilakukan oleh Ny. Houteff merupakan penggenapan ramalan VT. Houteff tentang pukulan mematikan yang ditulis dalam buku Pembina gedung putih, sedangkan keberadaan organisasi Davidian yang kembali dibangun tahun 1991 tidak mempunyai dasar apapun, sebagaimana kata-kata E. White berikut :

Di sini kepada kita diberitahukan, bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah merupakan test asam kimia untuk menguji sesuatu yang disebut Kebenaran Alkitab, artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran dalamnya. Ya, khayal-khayal daripara nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik  kita jika kita memang harus dilindungi.—Amaran Sekarang jld II buku 4 No. 24 hal 78,79

 

Terang ini yang telah disampaikan melalui keajaiban-keajaiban dari peristiwa-peristiwa contoh (typical events), adalah suatu manifestasi yang jelas bahwa akan ada sebuah contoh (type) bagi setiap kejadian yang memiliki kepentingan utama bagi sidang Allah; yang merupakan satu-satunya pembuktian yang pasti dan penjelasan-penjelasan yang terang mengenai kejadian-kejadian takdir ilahi. Karena tidak terdapat contoh bagi apa saja yang palsu, maka para guru yang memiliki teori-teori tanpa penyajian contoh bagi kebenaran-kebenaran Alkitab ajarannya, berikut orang-orang yang percaya kepada mereka itu, adalah bagaikan si buta yang memimpin sesama butanya. Contoh-contoh itu digunakan untuk membukakan kekeliruan dan mengungkapkan kebenaran. Orang-orang yang jujur akan meninggalkan iblis dengan cara memeluk kenyataan-kenyataan, dan dengan cara berjalan dalam terang.— Tongkat Gembala jld 2 hal 398

 

Jika sebelumnya belum pernah kita tahu, maka kini akan kita saksikan bahwa dimana terdapat contoh akan terdapat juga contoh saingannya dan bahwa dimana tidak ada contoh, maka tidak akan ada Kebenaran. — Amaran Sekarang jld I buku 8 no. 47 hal 75

 

Dari kutipan tersebut jelas bahwa setiap sesuatu yang benar harus didukung dengan adanya nubuatan atau khayal dan juga dikatakan “bahwa akan ada sebuah contoh (type) bagi setiap kejadian yang memiliki kepentingan utama bagi sidang Allah”, sehingga jika kejadian tahun 1991 itu merupakan bangkitnya kembali dari pukulan mematikan dan merupakan rencana dari kehendak Allah, maka kejadian itu tentunya merupakan “kepentingan utama bagi sidang Allah” sudah seharusnya didukung dengan khayal dan contohnya.

 

Dengan kesimpulan yang didasari dari kutipan-kutipan diatas maka demikian pula kemunculannya organisasi Davidian di Waco Texas tahun 1991 tidak dapat mewakili pasangan kuda teji yang merupakan sidang Tuhan dalam masa menjelang jam kesebelas sekarang ini. Lalu siapa yang melambangkan pasangan kuda teji tersebut, karena apabila tidak ada maka sebagaimana telah dibahas diatas maka Tuhan telah gagal sepenuhnya.

 

Untuk itu kita harus mengikuti dan bersedia menerima apa yang diperintahkan oleh VT. Houteff terhadap bagian-bagian yang belum jelas, yaitu sebagai berikut :

 

Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala , maka apabila Tongkat Gembala diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuat juga diajarkan. …… maka sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (penerbitan-penerbitan resmi dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh) kami harus mengajarkan hanya dalam terang dari Tongkat itu bagian-bagian yang satu dan lain hal perlu diberi interpretasi. Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran sekarang akan senantiasa memiliki pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama (1 Korintus 1:10; 1 Petrus 3:8; Yesaya 52:8).The Fundamental Beliefs of DSDA, p 26

Dari pernyataan tersebut terlihat terdapat wewenang yang diberikan oleh VT. Houteff kepada para guru dari Tongkat Gembala untuk dapat menginterpretasi bagian-bagian yang masih memerlukan penjelasan dengan persyaratan harus dilakukan dibawah terang dari Tongkat Gembala, selain pernyataan ini merupakan pemberian wewenang (walaupun guru bukan nabi) secara implisit, hal ini pun merupakan perintah yang diberikan kepada guru-guru Tongkat Gembala sebagai dinas pelayanan ilahi sebagaimana yang disebutkan dalam Epesus 4:11.

Selain itu pula terkait hal yang sama kita baca dari penjelasan VT. Houteff atas pertanyaan No. 3 dalam buku Tanya Jawab buku 1 halaman 33-50 (penjelasan yang sama diberikan pula pada buku Tanya Jawab buku 2 halaman 68 jawaban atas pertanyaan no. 42):

(Hal 41…..)

……apabila sesuatu hal di dalam tulisan-tulisan seseorang belum jelas, maka hanya penulis itulah yang harus diminta keterangannya mengenai hal itu, sekiranya ia masih hidup. Jika tidak, maka hanya Roh Ilham yang sama itu dari penulis tulisan-tulisan itu yang asli, yang dapat menjelaskan apapun juga yang terkandung di dalamnya”.

(Hal 42…..)

Dari hal-hal yang sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas, bahwa hasil-hasil akhir dari pada ilham itu jatuh dalam dua kategori —– yaitu Ilham dalam kata-kata atau ilham dalam pendapat-pendapat.

……Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan.  Tetapi penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas dari pada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri atau kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” —- yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.

Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yahya Pembabtis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yahya telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian kerajaan itu. Ia telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaann – bahwa apabila Raja itu datang Ia pasti akan mendirikan kerajaanNya lalu dengan demikian membebaskan umat Nya dari belenggu Romawi.

Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, Ia menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang pincang ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yahya sebagai nabi paslu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yahya sebagai nabi yang benar dan menolak Yesus sebagai seorang Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan kebawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yahya.

Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, maupun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya dizaman Yahya. Dan dengan demikianlah sekarang seperti halnya dimasa lalu orang-orang yang suka mengeritik, yang tidak mau percaya dan yang ragu-ragu akan menemukan banyak cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka. Tetapi sama halnya sekarang seperti di masa lalu orang-orang yang suka ragu-ragu itu akan terbawa dalam kepintarannya sendiri.

Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa :

  1. VT. Houteff membagi Ilham menjadi dua bagian, yaitu :
  1. Ilham kata-kata
  2. Ilham pendapat-pendapat atau pengertian
  1. Suatu bagian kebenaran yang belum jelas dapat diperoleh penjelasannya dari dua cara, yaitu:
  1. Penggalian dari pekabaran itu sendiri,
  2. Dari suatu pengertian yang terbatas yang dimiliki pada saat itu (pandangan umum),
  1. Dalam menjelaskan khususnya ilham pendapat-pendapat VT. Houteff memberikan contoh dari Yahya Pembabtis (seseorang yang mempersiapkan jalan kedatangan Yesus I), yang diberikan pengetahuan hanya sebatas kedatangan seorang Raja, namun oleh desakan dan pengertian yang terbatas pada saat itu, ia menambahkan penjelasan (interpretasi) mengenai keberadaan kerajaan, sama dengan pengertian orang-orang pada umumnya,
  2. Interpretasi tersebut ternyata berbeda dengan penggenapannya, yaitu kerajaannya belum datang pada saat itu, namun hal tersebut tidak menjadikan si juru kabar dipersalahkan, melainkan digunakan Tuhan sebagai sarana untuk menguji umat Allah pada saat itu,
  3. Interpretasi tersebut menyaring umat Allah pada saat itu, yaitu “bijaksana” dan “orang yang berhenti tidak berkembang”,
  4. Walaupun hasil interpretasi yang dilakukan Yahya Pembabtis salah, namun kepada kita diperintahkan/diharuskan untuk menggunakan cara yang sama untuk menjelaskan bagian-bagian kebenaran yang belum jelas,
  5. Perintah yang diberikan tersebut dengan mengambil contoh dari kesalahan Yahya Pembabtis menunjukkan bahwa, tidak menjadi masalah apabila pengertian yang terbatas yang digunakan tidak sesuai dengan penggenapannya, dengan persyaratan apabila pengertian  yang benar telah datang maka kita harus bersedia untuk menyesuaikan dengan perkembangannya,
  6. Oleh karena VT. Houteff adalah nabi yang terakhir dan hotbahnya termasuk penjelasan mengenai ilham tersebut ditujukan kepada para pengikutnya maka, tentu perintah tersebut diberikan kepada Penginjil, gembala dan guru yang dalam penjelasan tersebut tersimpul bahwa mereka termasuk juru kabar milik Allah, bukan hanya Nabi yang dikategorikan sebagai juru kabar Allah.
  7. Dari penjelasan dan perintah VT. Houteff tersebut secara implisit dapat disimpulkan bahwa VT. Houteff menyadari dimungkinkan terdapat bagian-bagian yang belum sepenuhnya jelas dan mudah dimengerti..

 

 Menggunakan cara-cara tersebut maka pasangan kuda teji setelah tahun 1962 tidak dilambangkan kepada organisasi melainkan kepada Dinas pelayanan ilahi, karena walaupun secara organisasi telah dibubarkan namun kenyataan orang-orang Davidian tetap ada dan lambang dinas pelayanan ilahi ini akan berlaku seterusnya sampai dengan pembersihan sidang yang akan datang.

 

  1. White menuliskan sebagai berikut :

“Kita telah cenderung mengira, bahwa dimana tidak terdapat pendeta-pendeta yang setia, tidak mungkin akan ada orang-orang Kristen yang sejati. Namun ini adalah bukan masalahnya. Allah telah berjanji, bahwa dimana para gembala didapati tidak benar, maka Ia akan menggembalakan sendiri kawanan domba itu. Allah tidak pernah membiarkan kawanan domba-Nya sepenuhnya bergantung pada alat-alat manusia. Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sudah dekat sekali. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar. Dalam penyaringan yang hebat, yang segera akan jadi kita akan lebih mampu mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda menunjukkan, bahwa masa itu sudah dekat apabila Tuhan akan menyatakan, bahwa sapu-Nya sudah ada di dalam tangan-Nya, dan Ia akan membersihkan sepenuhnya seluruh lantai-Nya.”— 5 Testimonies, p. 80

 

“Tuhan akan bekerja dalam pekerjaan yang terakhir ini dalam suatu cara yang sama sekali berbeda daripada biasanya, dan dalam cara yang bertentangan dengan setiap rencana manusia. Akan ada orang-orang di antara kita yang selalu ingin mengontrol pekerjaan Allah, untuk mendikte sampai keapda pergerakan apa saja yang akan dibuat apabila pekerjaan itu bergerak maju di bawah pengarahan dari malaikat itu yang bergabung dengan malaikat yang ketiga dalam pekabaran yang akan diberikan kepada dunia. Allah akan menggunakan cara-cara dan sarana oleh mana iaitu akan tampak, bahwa IA sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tanganNya sendiri. Para pekerja akan terpesona oleh sarana-sarana yang sederhana yang akan digunakanNya untuk membuat dan memantapkan pekerjaan pembenaranNya.” Testimonies to Ministers, p. 300

 

“Orang-orang terkemuka pemikir agama dalam generasi ini mengumandangkan pujian-pujian dan mendirikan monumen-monumen bagi mereka yang telah menanamkan benih kebenaran berabad-abad yang lalu, Tidakkah banyak orang pada waktu ini sedang beralih dari pekerjaan ini menginjak-injak pertumbuhan yang keluar dari benih yang sama? Seruan dahulu kala itu kini terulang kembali, ‘Kami tahu bahwa Allah berbicara kepada Musa; kalau mengenai orang ini (Kristus di dalam diri juru-kabar yang diutusNya), kami tidak tahu dari mana ia berasal.’ Sama seperti halnya dalam abad-abad yang terdahulu kebenaran-kebenaran penting bagi zaman ini diperoleh bukan dari penguasa-penguasa keimamatan, melainkan dari orang-orang laki-laki dan perempuan yang tidak terlalu terpelajar atau terlalu pintar untuk percaya firman Allah. ‘Karena kamu menyaksikan panggilanmu, saudara saudaraku, bagaimana mereka yang dipanggil itu, tidak banyak orang pintar menurut ukuran manusia, tidak banyak orang yang gagah perkasa, tidak banyak orang bangsawan yang dipanggil; melainkan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang bodoh untuk mengacaukan orang-orang pintar; dan Allah telah memilih perkara-perkara dunia yang lemah untuk mengacaukan perkara perkara yang kuat perkasa.” Christ’s Object Lessons, halaman 79, paragrap satu.

 

 

 

  1. Gunung Karmel dengan rerumputan hijau

 

 

Setelah kita mempelajari kembali mengenai kepemimpinan pasangan kuda dari Zhakaria pasal 6 dengan adanya pemahaman yang perlu kita rubah setelah mengikut perkembangannya, maka pertanyaan berikutnya adalah apakah kejadian tahun 1962 yang tidak diketahui oleh VT. Houteff juga berakibat kepada perlunya kita melakukan perubahan pemahaman mengenai Gunung Karmel, demikian pula apakah dengan dijualnya seluruh asset Waco Texas membuat Gunung Karmel menjadi layu, untuk memperoleh jawabannya kita membaca kutipan dari dari VT. Houteff yang ditulis dalam buku The Symbolic Code Vol . 1 No. 14, p 4-6:

 Amos 1:2

“Tuhan akan bergemuruh suara-Nya dari Zion, dan mengeluarkan suara-Nya dari Jerusalem; maka tempat-tempat tinggal para gembala akan meratap, dan p u n c a k  K a r m e l  akan layu.”

 

“Dengan sedikit komentar terhadap tulisan di atas, maka setiap siswa Alkitab akan mengenalnya sepintas lalu, bahwa iaitu berlaku di akhir zaman, sebagaimana yang dijelaskan oleh nabi Injil berikut : ‘Maka akan jadi kelak di akhir zaman, bahwa gunung dari rumah Tuhan akan didirikan pada puncak dari gunung-gunung, dan iaitu akan ditinggikan di atas bukit-bukit ………. karena dari Zion akan terbit hukum, dan firman Tuhan dari Jerusalem.’ (Jesaya 2 : 2, 3), yang dalam bahasa dari Amos berbunyi : ‘Mengucapkan suara-Nya dari Jerusalem.’ Sambil memandang kepada masa yang sama ini Joel mengemukakannya sebagai berikut : ‘Maka Tuhan akan mengucapkan suaranya ke hadapan bala tentaranya : karena kemah-Nya : besar sekali : karena Ia adalah kuat yang melaksanakan firman-Nya; karena hari Tuhan itu besar adanya dan sangat mengerikan, maka siapakah yang dapat tahan berdiri ?’ (Joel 2 : 11).

 

“Sebagaimana Amos mengatakan : ‘Tempat-tempat tinggal dari para gembala akan meratap,’ adalah jelas bahwa nubuatan Amos itu masih akan jadi di depan, karena kata-kata ‘tempat-tempat tinggal‘ (tempat-tempat) itu terdapat dalam bentuk jamak yang tidak mungkin dapat diaplikasikan kepada satu tempat tinggal gembala (gereja) saja, melainkan kepada semua gereja yang berada pada waktu itu. Sebutan ‘gembala-gembala’ berarti, sebagaimana difahami, sama dengan ‘para tua-tua yang berada di depan rumah itu’ — yaitu para pendeta. ‘Testimonies for the Church, vol. 5, p. 211. Perhatikanlah bahwa para gembala itu sendiri tidak meratap, melainkan hanya ‘tempat-tempat tinggal mereka’ (rumah-rumah mereka); artinya, para anggota dari gereja-gereja, kenyataan mana mengungkapkan bahwa yang sedemikian itu akan jadi apabila rombongan orang banyak yang tertidur dalam gereja-gereja bangkit dari lumpuh (knocked-out blows) kerohanian mereka itu lalu menemukan bahwa para gembala (Karmel) mereka itu yang sudah mereka sepenuhnya percaya bagi penyelamatannya justru telah menyesatkan mereka semua.

 

Nabi Jeremiah dalam kata-kata berikut ini menjelaskan bahwa ratap tangis ini dari mereka yang sedemikian itu telah disesatkan akan jadi pada akhir masa kasihan. Karena mereka akan mengatakan ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, dan kami belum juga selamat’ (Jeremiah 8 : 20). Artinya, sesudah penuaian, masa dimana mereka sudah harus dapat diselamatkan, akan mereka sadari bahwa masa kasihan sudah berakhir. Pada waktu itulah ‘tempat-tempat tinggal dari para gembala itu akan meratap, dan puncak Karmel akan layu.’ Sebab itu, sebelum masa itu puncak Karmel tak dapat tiada harus hijau keadaannya dengan padang rumput yang luas, sebab jika tidak, maka tidak akan ada yang layu; artinya, sekalipun Karmel pada waktu ini melimpah rerumputan hijaunya (Kebenaran sekarang), apabila masa kasihan berakhir iaitu harus ditinggalkan (‘layu’), karena Roh Nubuatan mengatakan : ‘Dalam masa kesusahan itu kita semua melarikan diri dari kota-kota dan kampung-kampung.’ Early Writings, p. 34.

 

“Demikianlah kelak puncak Karmel itu akan layu, maka mereka yang tidak mau mematuhi himbauan, ‘Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu, pada akhirnya akan gempar karena kesempatan mereka untuk menyambut kebenaran itu sudah lenyap. Kemudian dalam keadaan yang tergesa-gesa, dalam usahanya yang bagaikan orang gila, untuk memperkenalkan dirinya kepada kebenaran sekarang yang keluar dari puncak Karmel, secara tak terduga mereka akan menemukan bahwa Karmel telah mengakhiri tugasnya, semua penghuninya sudah pindah, dan masa kasihan sudah berakhir, pada saat mana para penghuni Karmel hanya dapat mengulangi ucapan, ‘penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, maka kami tidak lagi memiliki apa-apa bagimu.’

 

Dari kutipan tersebut dapat kita peroleh pemahaman yaitu :

  1. Dipersamakan dengan nubuatan Yesaya 2:2,3 maka dapat disimpulkan bahwa puncak karmel akan layu apabila kerajaan Daud telah berdiri dan pekabaran akan keluar hanya dari “Yerusalem” yang telah kembali diperdirikan tidak lagi melalui puncak karmel,
  2. Tempat-tempat tinggal dari gembala yang merupakan gereja-gereja pada waktu itu adalah dimaksudkan kepada gereja-gereja Advent saja karena VT. Houteff dalam menjelaskan mengenai gembala, ia menjelaskan dengan kata-kata “para tua-tua yang berada di depan rumah itu”, kata-kata tersebut jelas berasal dari nubuatan Yeheskiel pasal 9 yang kita pahami berlaku hanya untuk sidang,
  3. Gembala-gembala yang dimaksud dari kata-kata tersebut adalah para pendeta,
  4. Yang meratap hanya para anggota dari gereja-gereja atau para anggota gereja Advent,
  5. Meratapnya para anggota gereja tersebut juga oleh VT. Houteff dikatakan sebagaimana yang dinubuatkan dalam Yeremia 8:20 yaitu “penuaian sudah berlalu, musim panas sudah berakhir, dan kami belum juga selamat”, ini kembali menunjukkan bahwa kegenapan nubuatan Amos tersebut hanya berlaku di dalam sidang Advent,
  6. Meratapnya mereka pada saat nubuatan Amos ini digenapi akan sangat terlambat karena mereka mengabaikan kata-kata “‘Hari ini jika engkau kelak mendengar suara-Nya, janganlah mengeraskan hatimu” pada saat kebenaran tersebut masih ditawarkan kepada masing-masing mereka dalam masa pengumpulan buah-buah pertama 144000,
  7. Sebelum kejadian meratapnya para anggota gereja Advent tersebut kondisi padang rumput puncak Karmel hijau keadaannya, sehingga jelas bahwa walaupun Waco Texas pada tahun 1962 telah dijual keseluruhannya oleh Ny. Houteff, namun dikatakan kondisinya tetap akan hijau dan akan layu pada saat berdirinya kerajaan Daud atau terkumpulnya 144000,
  8. Lambang dari usaha mereka yang tergesa-gesa memperkenalkan dirinya kepada kebenaran setelah meratap adalah sama dengan perumpamaan tentang sepuluh anak dara yang juga dilambangkan dengan berusaha untuk meminta atau membeli minyak tambahan (kebenaran sekarang), yaitu :

“Maka kata yang bodoh itu kepada mereka yang bijaksana: Berikanlah kami minyakmu, karena pelita-pelita kami hendak padam.” Pada akhimya dara-dara yang bodoh itu menyaksikan diri mereka sendiri dalam kegelapan. Kemudian mereka pergi kepada dara-dara yang bijaksana itu lalu memintakan minyak sebagai suatu hadiah; “Tetapi mereka yang bijaksana itu menjawab sambil mengatakan, Janganlah begitu; nanti tidak akan cukup bagi kami dan bagimu; tetapi sebaiknya pergilah kamu kepada mereka yang berjualan, dan belilah bagi dirimu sendiri.” Minyak itu dijual dan harus ada sesuatu diberikan sebagai pengganti untuk memperoleh tambahan minyak. Harga yang harus dibayar oleh mereka itu ialah “berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang dibuat ditengah-tengahnya,” berhenti berbuat dosa dan mematuhi kebenaran. Tanda terima mereka itu untuk nilai tukarnya nanti ialah meterai dari Allah yang hidup di dalam dahi-dahi mereka.” Tongkat Gembala jld 2 hal. 276.

Oleh karena lambang dari kedua-duanya sama dan sebagaimana perumpamaan sepuluh anak dara tidak sama sekali menyebutkan adanya tempat yang dipusatkan,  demikian pula keberadaan puncak karmel sejak keluarnya perintah “usaha habis-habisan”, Waco Texas tidak lagi merupakan tempat yang permanen terbukti dari diawali dengan dijualnya sebagian lokasi oleh VT. Houteff sendiri dan  kemudian sepenuhnya pada tahun 1962 dijual keseluruhannya, maka puncak karmel tidak lagi harus di Waco Texas melainkan berpindah dimana saja terdapat rerumputan hijau sampai dengan berdirinya kerajaan Daud, sebagaimana kata-kata berikut :

 

Kini kebenaran yang nyata itu ialah, bahwa jika sejarah akan diperpanjang dan jika kita harus tetap tinggal dalam jalan Kekristenan yang benar di mana terang itu bercahaya, maka semua orang harus berbuat sesuatu terhadap pekerjaan melayani orang susah yang sangat dilalaikan ini, karena ia itu tidak akan terselesaikan dari satu tempat yang terpusat, melainkan harus dialokasikan di daerah dan Negara dimana saja pekabaran dari hal jam itu “berakar dan mengeluarkan buah”. Amaran Sekarang buku 8 jilid II hal 92.

 

Selain itu oleh karena puncak karmel adalah menunjukkan kepada  tempat  bukan menunjukkan organisasi sebagaimana pemahaman awal pasangan kuda dari Zhakaria pasal 6 diatas, maka apabila kita juga sama halnya dengan pembahasan dalam Zhakaria pasal 6 tidak bersedia untuk merubah pengertian kita yang semula sebagaimana yang dimaksudkan oleh VT. Houteff sudah barang tentu puncak karmelpun juga akan diwakilkan kepada gereja Presbitarian pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1991 setelah kembalinya lokasi tersebut dibeli oleh organisasi Davidian, atas hal tersebut juga tentunya kerohanian atau makanan (rerumputan hijau) yang disediakan bagi domba-domba atau anggota Davidian pada saat itu juga berasal dari ajaran-ajaran gereja Presbitarian bukan Tongkat Gembala, demikian pula mengenai munculnya kembali organisasi Davidian tahun 1991 juga tidak dapat mewakili puncak karmel sebagaimana telah cukup jelas dibahas diatas.

 

Dari ulasan tersebut terjawablah pertanyaan-pertanyaan kapankah puncak karmel akan layu dan apakah dengan dijualnya Waco Texas dalam tahun 1962 menjadi layu serta kembalinya Davidian menguasai Waco Texas pada tahun 1991 apakah dapat dilambangkan kembali sebagai puncak karmel.

 

Pertanyaan selanjutnya adalah siapa sajakah yang meratap dalam nubuatan Amos tersebut, apakah hanya orang-orang anggota gereja Advent saja yang telah terlambat menerima penawaran kebenaran atau juga terdapat pihak lainnya lagi, untuk menjawab pertanyaan tersebut, dapat diperoleh jawabannya dari penjelasan VT. Houteff di dalam Amaran Sekarang, Jilid, 1 No. 43 berikut :

 

…. Oleh karena anda kini mengetahui dengan pasti, bahwa pasal-.pasal ini adalah berlaku terhadap anda dan saya, maka siaplah kita untuk mulai mempelajari pasal-pasal itu ayat demi ayat.

 

Yesaya 63 : 1:

“Siapakah ini yang datang dari Edom, yang datang dari Bozrah dengan baju-baju berwarna merah? Siapakah ini yang bersemarak dengan pakaian-Nya, yang berjalan dalam kebesaran kekuatanNya? Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk menyelamatkan.”

 

Dalam khayal nabi itu melihat seseorang dengan baju-bajunya yang terpercik darah bergegas-gegas kembali dari Edom dan Bozrah. Terhadap pertanyaan dari nabi itu, “Siapakah ini yang datang dari Edom, yang datang dari Bozra dengan baju-baju berwarna merah?” datanglah jawaban, “Aku yang berbicara dalam kebenaran, berkuasa untuk menyelamatkan.”

 

Siapa lagi orang ini kalau bukan Tuhan sendiri, Juruselamat dunia, Yang maha kuasa untuk menyelamatkan itu? Kembali nabi itu menanyakan,

 

 

Yesaya 63: 2 :

Mengapakah pakaian-Mu merah begitu, dan baju-bajuMu seperti baju pengirik buah anggur?”

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan itu mengemukakan suatu urutan peristiwa-peristiwa besar, yaitu peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam,

 

Yesaya 63:3-5:

“Aku seorang diri melakukan pengirikan itu, dan dari mereka itu tidak seorangpun ikut bersama-Ku : karena aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka dalam amarah-Ku; maka darah mereka akan tepercik pada baju-Ku, dan aku akan menodai seluruh pakaian-Ku. Karena hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang. Dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; maka heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : olehnya itu lenganKu sendirilah yang membawa keselamatan bagi-Ku; dan murka-Ku itulah yang menunjang-Ku.”

 

Kata-kata : “Aku seorang diri melakukan pengirikan itu,” “Sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu, maka heran Aku karena tidak ada seorang pun menunjang” (sekaliannya dalam ‘past tense’/masa lampau) menunjukkan semangat dan tekad dari Juruselamat untuk menyelamatkan umat-Nya yang sesat pada kedatangan-Nya yang pertama, sekalipun tidak ada seorangpun bersama-Nya untuk membantu, artinya, semua imam dan para pemimpin agama – General Conference di zaman-Nya (Sanhedrin) telah menentang Dia gantinya membantu dalam tugas-Nya. Tetapi kata-kata : “karena Aku akan mengirik mereka itu dalam murka-Ku, dan menginjak-injak mereka itu dalam amarah-Ku, maka darah mereka  akan terpercik pada baju-Ku, dan Aku akan menodai seluruh pakaian-Ku, karena; hari pembalasan itu sudah ada di dalam hati-Ku, dan tahun penebusan-Ku ada datang.; dan sudah Ku pandang, tetapi tidak ada seorangpun membantu ; dan heran Aku karena tidak ada seorangpun menunjang : oleh karena itu lengan-Ku sendiri membawakan selamat bagiKu, dan amarah-Ku, itulah yang menunjang-Ku (semuanya dalam ‘future tense’/ masa yang akan datang) — menunjukkan kepada kondisi sidang yang sekarang yang bukan saja sama buruknya dengan kondisi pada kedatangan-Nya yang pertama, melainkan bahkan jauh lebih buruk lagi. Betapa tepatnya sejarah itu berulang.! Sementara hari pembalasan itu makin mendekat, maka orang-orang yang dianggap menunjang dan membantu dalam pekerjaan penebusan, yaitu para pendeta dan para pemimpin agama, Sanhedrin contoh saingan masa kini (General Conference) kini justru tampak sedang menutup jalan, berdiri menghalangi Dia mencapai umat-Nya. Demikianlah mereka membangkitkan amarah-Nya, sehingga perlu Ia bangkit membebaskan umat-Nya dari tangan-tangan para gembala yang tidak setia itu. Merekalah yang membuat Dia menodai baju-Nya dengan darah mereka sementara Dia menginjak-injak mereka itu dalam murka-Nya. 

 

Jesaya 63 : 6:

 “Maka Aku akan menginjak-injak mereka itu dalam murka-Ku, dan membuat mereka mabuk dalam amarah-Ku, maka Aku akan menjatuhkan kekuatan mereka sampai ke tanah.”

 

Penjelasan singkat mengenai keadaan itu dari Tuhan lebih diperluas lagi oleh nabi Jehezkiel yang menuliskannya sebagai berikut :

“Dia berseru juga pada telingaku dengan suara nyaring, katanya: ‘Suruhkanlah mereka yang bertugas menjaga kota itu untuk datang ke sini, yaitu setiap orang dengan senjata pembantainya di tangannya. Maka, tengok datanglah enam orang dari jalan pintu gerbang yang lebih tinggi, yang terletak arah ke utara, masing-masingnya dengan sebuah alat pembantai di tangannya; maka salah seorang dari antara mereka itu berpakaian linen dan di sisinya terdapat pena penyurat: maka masuklah mereka, lalu berdiri di sisi medzbah tembaga. Maka kemuliaan Allah Israel naik dari malaikat cerubium, dimana iaitu berada, sampai ke ambang pintu rumah itu. Lalu dipanggilnya orang yang berpakaian linen itu, yang memiliki pena penyurat pada sisinya. Maka firman Tuhan kepadanya, Pergilah kamu melewati tengah-tengah kota itu, melalui tengah-tengah Jerusalem, lalu bubuhlah sebuah tanda pada dahi orang-orang yang berkeluh-kesah dan berseru-seru karena sebab berbagai kekejian yang dibuat di tengah-tengahnya. Dan kepada yang lainnya ia mengatakan pada pendengaranku, Pergilah kamu mengikuti dia ke seluruh kota itu, dan bunuhlah : janganlah matamu menaruh sayang, dan jangan kenal belas kasihan. Bunuhlah seluruhnya, baik orang-orang tua maupun orang-orang muda, baik anak-anak dara maupun anak-anak kecil, dan perempuan-perempuan; Tetapi janganlah menghampiri setiap orang yang padanya terdapat tanda itu. Dan mulailah pada kaabah kesucianku. Lalu mulailah mereka terhadap orang-orang bangsawan yang berada di depan rumah itu.” Jeheskiel  9 : 1 – 6

 

Nubuatan Yeheskiel mengungkapkan dengan jelas, bahwa pekerjaan penyucian ini terjadi di dalam sidang (di dalam Yerusalem), dalam masa pemisahan orang-orang yang tidak setia dari antara orang-orang setia, yaitu masa untuk membinasakan segala “lalang” (Matius 13 : 30), untuk membuang keluar ikan-ikan yang jelek (ayat 47 – 49), untuk membersihkan sidang (Testimonies, vol. 5, p. 80), untuk membersihkan jawatan penginjilan (Maleakhi 3 : 1 – 3); untuk menyucikan tempat kesucian (Daniel 8 : 14) — yaitu pekerjaan Pehukuman bagi orang-orang Hidup. Roh Nubuat di masa kita mengemukakan sebagai berikut :

 “. Tetapi hari-hari pembersihan sidang itu sedang mendekat dengan segeranya. Allah hendak memiliki suatu umat yang bersih dan benar. Dalam penyaringan besar yang segera akan jadi itu, kita akan lebih mampu mengukur kekuatan Israel. Tanda-tanda mengungkapkan, bahwa hari itu sudah dekat apabila Tuhan akan memanifestasikan, bahwa kipasnya sudah berada dalam tangan-Nya, dan ia akan membersihkan seluruh lantainya ….

 

“Di sini kita lihat, bahwa sidang — tempat kesucian Tuhan itu —.adalah yang pertama-tama sekali akan merasakan pukulan murka Allah itu. Orang-orang bangsawan, yaitu mereka yang telah dikaruniakan Allah terang besar, dan yang telah berdiri sebagai pengawaI-pengawaI kepentingan kerohanian umat, telah menghianati kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Mereka telah mengambil tempat agar kita tidak perlu lagi menunggu datangnya keajaiban-kejaiban dan manifestasi-manifestasi nyata kuasa Allah seperti di masa-rnasa laIu. Sejarah telah berubah. Semua kata-kata ini memperkeras ketidak-percayaan mereka, dan mereka mengatakan, bahwa Tuhan tidak akan berbuat yang baik, Ia juga tidak

akan berbuat yang jahat. Ia adaIah maha pengampun uutuk mendatangkan kebinasaan atas umat-Nya pada masa pehukuman. Demikianlah damai dan sejahtera adaIah teriakan dari orang-orang yang tidak akan pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet” untuk menunjukkan kepada umat Allah segaIa pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosanya. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyaIak, adalah orang-orang yang akan merasakan pembaIasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-Iaki, perempuan, dan anak-anak kecil, semuanya binasa bersama-sama.” — Testimonies vol. 5, pp. 80, 21l.

 

Dan rasul Petrus menambahkan : ”Karena masanya akan datang, bahwa pehukuman harus mulai pada isi rumah Allah; dan jika ia itu pertama-tama berlaku atas kita, maka apakah kelak akhir daripada mereka yang tidak mematuhi Injil Allah? Dan jika jarang sekaIi orangbenar yang dapat diselamatkan, maka di manakah kelak orang-orang yang tidak mengenai Tuhan dan orang-orang berdosa itu muncul? 1 Petrus 4 : 17, 18.

 

Oleh karena umat Allah pada waktu ini bukan berada di tanah Edom, di sebelah selatan Palestina; melainkan sedang terceraiberai di seluruh bumi, dan karena Tuhan akan memalu sernua musuh mereka itu untuk menyelamatkan mereka, maka kebenaran itu jelas, bahwa semua ini adalah Edom dan Bozra contoh saingan.

 

Sesudah Esau yang dahulu itu menjual hak kesulungannya untuk mendapatkan sepiring kacang merah ia telah disebut Edom; dan nama Bozrah berarti “kandang domba.” J adi, jelaslah, bahwa orang-orang Edom pada Yesaya 63 : 1 adalah berarti orang-orang yang di dalam masa sejarah kita telah menjual hak kesulungannya, dan yang pada waktu yang sama sedang menganiaya (seperti yang, diperbuat Esau dalam menganiaya Yakub) orang-orang yang telab membeli hak kesulungan itu; begitulah dimisalkan. Jadi, sebagaimana umat Allah harus dilepaskan dari Sanhederin di masa Kristus yang lalu, mereka harus sekarang juga dilepaskan dari General Conference, saudara-saudara orang Edom contoh saingan itu, supaya mereka itu dapat dihantarkan kepada segala Kebenaran, dan ke dalam tanah nenek moyang mereka.

 

Kata-kata, “tahun dari umat tebusan-Ku sudah sampai,” dan “hari pembalasan itu sudah Ku rencanakan,” dengan jelas mengatakan, bahwa perbuatan Tuhan yang aneh di Edom dan Bozrah ialah hari pembalasan dan suatu tanda dari Israel contoh saingan (sidang yang sudah disucikan) kembali ke tanah airnya.

 

Dari penjelasan VT. Houteff tersebut walaupun ia tidak menjelaskan siapakah Bozrah, namun dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa Edom adalah pihak yang telah menjual hak kesulungannya dan pada waktu yang sama dengan menganiaya, maka sudah barang tentu ia melambangkan Esau atau gereja Advent berikut organisasinya, sedangkan Bozrah dikatakan adalah kandang domba, juga sudah dapat dipastikan dari lambang anak-anak Ishak ia adalah Yakub atau orang-orang Davidian berikut juga organisasinya.

Oleh karenadalam  nubuatan tersebut Tuhan melakukan pengirikan di dua tempat tersebut maka jelas dipahami bahwa pertanyaan siapa saja yang meratap adalah mereka yang berasal dari keduanya yaitu Edom dan Bozrah.

 

  1. Houteff memberikan pernyataan kepada kita sebagai salah satu pedoman, terutama kita yang hidup setelah tidak adanya nabi :

 

Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jld 1 buku 2 no. 7 hal 28

 

Memeliharakan hukum sesuai dengan hurufnya ialah mendirikan sebuah tembok mengelilinginya seperti yang diperbuat oleh orang-orang Parisi yang sombong dahulu. Kami kutip 1 Yahya 3 : 15 yang berbunyi sebagai berikut: “Siapapun juga yang membenci saudaranya ialah pembunuh.” Oleh karena itu, walaupun kita tidak membunuh, tetapi membenci saudara kita, kita telah mematuhi hukum itu dengan tidak bersalah sesuai dengan hurufnya, tetapi bukan sesuai dengan Rohnya. Mematuhi hukum sesuai dengan Roh mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada yang dapat ditangkap oleh pikiran tabiat yang berdosa. Jika saya harus mematuhi semua hukum, maka saya harus mematuhi seluruh Firman Allah dalam segala hal, sebab jika tidak, maka saya akan menghina Dia, dan saya akan menjadi seorang pelanggar hukum seperti seorang anak durhaka yang mempermalukan orangtuanya di bumi, dan menjadi bersalah melawan perintah ke lima di dalam hukum itu.—Tongkat Gembala jld 2 hal 115

 

Kembali lagi dari uraian di atas kita saksikan bahwa kita dapat memahami rencana-rencana Allah hanya apabila kita memperoleh pemahaman dari hamba-hamba pilihanNya dan selain itu juga kita juga dapat mengetahui rencana-rencana Allah dari apa yang kita saksikan dari hari ke hari, ini berarti kita tidak dapat hanya berpegang kepada yang disampaikan oleh nabi saja, namun kita juga harus mengikuti perkembangannya yang terjadi sampai dengan masa kita hidup, terhadap hal ini juga memungkinkan kita akan lebih mengetahui rencana-rencana Allah dari nabi yang memberikan tuntunan kepada kita.

Selanjutnya jika kita tidak mengkombinasikannya dengan perkembangan dari hari ke hari, maka sebagaimana contoh-contoh umat Tuhan di masa sebelum kita telah memberikan gambaran, yaitu salah satunya adalah yang terjadi pada orang-orang dimasanya William Miller, hanya sedikit sekali yang bergabung dengan E. White yang mau untuk mempelajari kembali atas kesalahan interprestasi William Miller. E. White berikut dengan beberapa orang pada saat itu adalah contoh dari orang-orang yang tidak hanya memahami rencana Allah dari nabi pada saat itu saja, ia juga menggabungkan dengan “apa yang kita saksikan dari hari ke hari”, sedangkan banyak orang pada saat itu yang kecewa dengan ketidak tergenapinya hasil interprestasi William Miller mereka tetap tidak dengan pengertian yang ia peroleh dari nabi dan tidak mengikuti perkembangannya atau apa yang kita saksikan dari hari ke hari, demikian pula dengan generasi-generasi lainnya pada setiap perkembangan kebenaran dan perlu kita pahami bahwa pada awal E. White mempelajari perhitungan William Miller tersebut, ia belumlah diketahui oleh orang-orang sebagai nabi, demikian  pula setiap pergerakan perkembangan kebenaran, juru kabarnya pun tidak dikenal oleh orang-orang sebagai nabi.

 

Selanjutnya dari kutipan berikutnya kita diingatkan oleh VT. Houteff agar kita jangan memandang sebuah permasalahan secara kaku sesuai dengan “huruf” melainkan memadang secara luas, memahami lebih luas dari segala hal.

 

Setelah pembahasan ini kembali kita mengevaluasi diri kita dengan jujur melalui kutipan berikut :

 

“Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan avat-avat lain yang membicarakan masalah itu, ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.” Tanya Jawab buku 3, halaman 44

 

“Roh kekeliruan akan memimpin kita dari kebenaran dan Roh Allah akan memimpin kita ke dalam kebenaran. Tetapi katamu, seseorang mungkin berada dalam suatu kekeliruan, namun disangkanya ia memiliki kebenaran. Jadi bagaimana? Kami menjawab, Roh dan firman adalah sepaham. Jika seseorang menguji dirinya dengan firman Allah, lalu menemukan kecocokan yang sempurna melalui keseluruhan firman itu, maka ia harus percaya bahwa ia telah memiliki kebenaran; tetapi jika ditemukannya bahwa roh yang mengendalikannya itu tidak sejalan dengan keseluruhan isi dari hukum Allah atau buku Nya, maka hendaklah ia berjalan berhati-hati supaya ia jangan jatuh ke dalam jerat iblis”. Great Controversy, hal 397

 Apakah kita setelah pembahasan ini kita telah melakukan “analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya” ataukah kita sebaliknya mengesampingkan beberapa kutipan atau tulisan E. White dan VT. Houteff, kemudian pertanyaan berikutnya roh dari jenis yang bagaimanakah yang memimpin kita dalam memperoleh pemahaman atas kebenaran mendekati pengirikan yang akan Tuhan lakukan di Edom dan di Bozrah.

Banyak lagi pertanyaan yang seharusnya kita jawab, namun terdapat pula pertanyaan yang perlu kita cermati adalah patutkah setiap perintah-perintah dari E. White dan VT. Houteff  diabaikan dan tidak dilakukan, seperti perintah kepada guru-guru untuk menerangkan bagian-bagian dari (Alkitab dan roh nubuatan termasuk tulisan VT. Houteff) yang masih harus diinterpretasi, para juru kabar diharuskan menggunakan cara dari Yohanes Pembabtis terhadap tulisan-tulisan yang masih belum diperoleh penjelasan dari yang telah diberikan oleh penulisnya dan demikian pula terhadap perintah usaha habis-habisan dengan pertama-tama dengan perpuluhan dan persembahan dan kemudian untuk menjual seluruh harta kekayaan (dengan contoh dari VT. Houteff diawali menjual sebagian dari lokasi Waco Texas).

 

Kiranya pertanyaan-pertanyaan tersebut dapatlah kita masing-masing menjawab bagi diri kita sendiri.

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart