<< Go Back

Sabat 17 Desember 2022

Naskah untuk Berdoa :

JADILAH PENDENGAR DARI JENIS TANAH

YANG BAIK



Saya akan membaca dari buku Christ’s Object Lessons, dimulai pada halaman 59 dari paragraf yang kedua:


“Para pendengar dari jenis tanah yang baik menerima firman itu bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan seolah-olah itulah kebenaran, yaitu firman Allah. Hanya orang yang menerima Injil sebagai suara Allah yang berbicara kepadanya, itulah pelajar yang benar. Ia gementar mendengar firman itu, karena baginya itulah kenyataan yang hidup. Ia membuka kemampuan berfikirnya dan hatinya untuk menerima firman itu. Pendengar-pendengar yang sedemikian ini adalah Kornelius dan teman-temannya, yang mengatakan kepada rasul Paulus, ‘Sebab itu sekarang kita berada di sini di hadapan Allah, untuk mendengarkan segala perkara yang diperintahkan kepadamu dari Allah.’ Suatu pengetahuan kebenaran tidak terlalu banyak bergantung kepada kemampuan kecerdasan melainkan kepada maksud yang murni, kesederhanaan dari iman yang sungguh-sungguh . . . . . . Para pendengar dari jenis tanah yang baik setelah mendengarkan firman itu, Ialu memegangnya dengan tekun. Setan berikut semua kaki tangannya yang jahat tidak dapat menangkapnya untuk dibuang. Dengan hanya mendengar atau membaca firman adalah tidak cukup. Barangsiapa yang rindu untuk memperoleh manfaat dari Alkitab harus merenungkan kebenaran itu yang telah disampaikan kepadanya. OIeh perhatian yang sungguh-sungguh dan pikiran yang penuh doa ia harus mempelajari arti dari semua firman kebenaran itu, dan minum sebanyak-banyaknya dari pada roh dari ucapan-ucapan yang suci itu.”

Kita perlu berdoa agar kiranya kita boleh menjadi pendengar-pendengar dari jenis tanah yang baik dan pelajar-pelajar yang benar; agar kiranya Firman Allah dapat menjadi suatu kenyataan yang hidup di dalam kita; agar kiranya kita sekarang memberikan telinga kepada ajaran dari Roh Suci; agar kiranya kita tidak saja menjadi pendengar-pendengar Firman, melainkan juga pelaksana-pelaksana dari Firman itu.

 

 

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.

 

Kita tidak akan dapat memperoleh akal-budi tanpa perhatian yang sungguh-sungguh disertai belajar dengan doa yang tekun. Beberapa bagian daripada Kitab Suci itu memang begitu mudah untuk tidak disalah pahami, tetapi ada pula yang lain yang artinya tidaklah terletak pada permukaan yang dapat dilihat hanya sekilas saja. Bagian-bagian Kitab Suci itu haruslah dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. Harus diadakan penyelidikan yang hati-hati disertai perhatian dan doa yang tekun. Cara belajar yang demikian memang amat banyak manfaatnya. Seperti seorang penambang yang menemukan saluran barang-tambang yang amat berharga tersembunyi di bawah bumi, demikianlah orang yang dengan tekun menyelidiki firman Allah seperti mencari permata-permata kebenaran yang tiada ternilai harganya, yang tersembunyi dari pandangan orang yang mencari dengan sembrono. Firman yang diilhamkan Allah, ditimbang-timbang dalam hati, akan menjadi seperti sungai yang mengalir dari pancaran kehidupan itu. ——KS 84.3

 

 

Terang Allah selamanya bersinar di tengah kegelapan kekafiran. Sementara orang Majus ini mempelajari angkasa yang penuh bintang itu, dan berusaha menduga rahasia yang tersembunyi pada jalan-jalannya yang gemerlapan itu, nampaklah oleh mereka kemuliaan Khalik. Dalam usaha mencari pengetahuan yang lebih terang, mereka berpaling kepada Alkitab Ibrani. Di negeri mereka sendiri ada tulisan-tulisan nubuat yang meramalkan kedatangan seorang guru Ilahi. Bileam termasuk golongan para ahli nujum, sungguhpun ia pernah menjadi nabi Allah; oleh Roh Kudus ia telah meramalkan kemakmuran Israel dan kedatangan Mesias; dan nubuatan-nubuatannya itu telah disampaikan oleh tradisi dari abad ke abad. Tetapi dalam Perjanjian Lama kedatangan Juruselamat dinyatakan lebih jelas. Orang Majus itu mempelajari dengan kesukaan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, dan seluruh dunia harus dipenuhi dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan.——— KSZ1 49.3

 

Setan rajin sekali mempelajari Kitab Suci. Ia mengetahui bahwa waktunya sudah singkat, dan ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menghalangi pekerjaan Tuhan di atas bumi ini. Tidaklah mungkin memberikan sesuatu buah pikiran tentang pengalaman umat Allah yang akan hidup di atas bumi bila kemuliaan surga dan aniaya yang berulang-ulang pada masa yang lampau dicampurkan. Mereka akan berjalan dalam terang yang keluar dari takhta Allah. Dengan perantaraan malaikat-malaikat akan ada perhubungan yang tetap antara surga dan bumi. Dan Setan, yang dikelilingi oleh malaikat-malaikat yang jahat, dan mengaku sebagai Allah, akan melakukan segala jenis mukjizat, untuk menipu, jika mungkin, umat pilihan sekalipun. Umat Allah tidak akan mendapat keamanan mereka dalam mengadakan mukjizat, karena Setan akan memalsukan yang akan diadakan. Umat Allah dicoba dan diuji akan mendapat kuasa dalam tanda yang disebutkan dalam Keluaran 31:12-18. Mereka harus berdiri teguh di atas firman itu: “Ada tersurat.” Inilah satu-satunya dasar yang di atasnya mereka dapat berdiri dengan aman. Orang-orang yang telah melanggar perjanjian mereka dengan Allah pada masa itu akan berada dalam keadaan tanpa Allah dan tanpa pengharapan. ———NBS 34.3

 

 

Memelihara hukum sesuai dengan hurufnya ialah mendirikan sebuah tembok mengelilinginya seperti yang diperbuat oleh orang-orang Parisi yang sombong dahulu. Kami kutip 1 Yahya 3:15 yang berbunyi sebagai berikut: “siapapun juga yang membenci saudaranya ialah pembunuh”. Oleh karena itu, walaupun kita tidak membunuh, tetapi membenci saudara kita, kita telah mematuhi hukum itu dengan tidak bersalah sesuai dengan hurufnya, tetapi bukan sesuai dengan Rohnya. Mematuhi hukum sesuai dengan roh mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada yang dapat ditangkap oleh pikiran tabiat yang berdosa. Jika saya harus mematuhi semua hukum, maka saya harus mematuhi seluruh firman Allah dalam segala hal, sebab jika tidak, maka saya akan menghina Dia, dan saya akan menjadi seorang pelanggar hukum seperti seorang anak durhaka yang mempermalukan orangtuanya dibumi, dan menjadi bersalah melawan perintah ke lima di dalam hukum itu.——Tongkat Gembala jilid 2 halaman 115

 

Kesimpulan pelajaran :

 

  1. Ellen G. White (pekabaran 3 Malaikat) ditugaskan:
  • Menyampaikan apa yang ia lihat dalam khayal,
  • Menuliskan rencana Allah yang ia sendiri tidak pahami terkait hal yang akan datang,
  • Meletakan pelajaran pembangunan dan reformasi (pembangunan moral).
  1. Victor T. Houteff (pekabaran mempersiapkan jalan kedatanganNya) ditugaskan:
  • Menuliskan hasil penyelidikan atau pembelajarannya dari Alkitab dan tulisan-tulisan Roh Nubuatan dari Ellen G. White terutama terkait dengan hal yang akan datang.

 

Perbedaannya :

Ellen G. White secara umum menuliskan dari apa yang dilihatnya dan apa yang disampaikan kepadanya sedangkan Victor T. Houteff menuliskan hasil dari pengertian dari pembelajarannya.

Renungan pendahuluan:

 

DAPATKAH SESEORANG MENEMUKAN KEBENARAN
TANPA MEMPEROLEH KHAYAL-KHAYAL
DI BAWAH KESADARAN ?


 

Pertanyaan No. 111 :

Mengenai apa yang ditulisnya, Nyonya White mengatakan : “Kepada saya diperlihatkan” atau “Saya dibawa dalam khayal.” Bolehkah saya bertanya, bagaimana dapat kita percaya pada buku-buku “Tongkat Gembala” jika semua isinya itu bukan diungkapkan dengan cara yang sama — oleh sesuatu mujizat ?

Jawab :

Adalah tidak pernah terjamin bagi orang yang melandaskan keputusannya terhadap sesuatu pekabaran dari Tuhan pada cara dalam mana ia itu diperoleh. Pengalaman-pengalaman luar biasa bukanlah merupakan bukti yang terkuat hubungan seseorang dengan kuasa Ilahi. Pada kenyataannya sekalian itu sama sekali bukan merupakan bukti yang diperlukan, karena ada banyak doktrin dan iman yang dibangun di atas sesuatu mujizat ataupun lainnya, namun sama sekali hampa kebenarannya. Dan jangan seorangpun mengabaikan kenyataan, bahwa kepercayaan palsu yang akan datang yang akan melanda dunia ini akan diberi kekuasaan dengan mujizat-mujizat, sampai juga menurunkan api dari langit (Wahyu 13 : 13, 14). Meskipun demikian melalui Firman Allah kita diamarkan supaya jangan terbawa olehnya.

Juga jangan sekali dilupakan bahwa tidak semua nabi-nabi Alkitab memperoleh khayal-khayal di bawah kesadaran. Apa yang dicatat oleh Daud dan Solaiman itu bukan yang diberikan kepada mereka dalam khayal, melainkan yang mereka terima melalui cara-cara yang lain. Dan Yahya Pembaptis bahkan telah disebut sebagai melebihi seorang nabi, namun tidak ada satupun ucapan nubuatan yang dicatat olehnya, juga tidak ada satupun catatan bahwa ia pernah dibawa di bawah kesadaran lalu diberikan khayal-hayal. Ia hanyalah  seorang penterjemah tulisan-tuIisan para nabi. Demikianlah Allah telah berbicara pada berbagai masa yang berlainan dalam berbagai cara kepada nabi-nabi-Nya (Ibrani 1 : 1)

Sungguhpun demikian perlu dicatat, bahwa hanya sebagian kecil tulisan-tulisan Nyonya White yang telah diterima melalui khayal di bawah kesadaran. Dan perkara-perkara yang diperlihatkan dalam khayal-khayal yang sedemikian ini, sebagai aturannya, adalah bersifat nubuatan — yang memandang ke depan ke beberapa peristiwa masa depan — dan, lebih kurang merupakan suatu tambahan kepada nubuatan-nubuatan, bukan interpretasi dari nubuatan-nubuatan itu.

Ternyata umat Allah pada waktu sekarang ini tidak memerlukan khayal-khayal, melainkan sebaliknya memerlukan para penterjemah khayal-khayal nubuatan-nubuatan lama yang masih belum dimengerti. Dan itulah yang oleh-Nya dipandang pantas untuk diberikan kepada kita supaya kita dapat memahami Alkitab. Inilah mujizat yang terbesar yang berkaitan dengan Tongkat Gembala itu. (Lihatlah ilustrasi di dalam Buku Traktat No. 6, Mengapa Binasa!).

Tetapi janganlah iman Saudara bergantung pada mujizat-mujizat atau pada pengalaman-pengalaman manusia, melainkan bergantunglah pada ungkapan-ungkapan Firman nubuatan-Nya.

Maka sekarang satu-satunya prosedur yang aman dan sehat ialah membaca dengan seksama setiap halaman dari pekabaran penting yang terdapat di dalam terbitan-terbitan Tongkat Gembala. Jangan membiarkan satu barispun luput dari perhatianmu. Pelajarilah setiap kata dengan seksama dan dengan penuh doa. Berlakulah bersungguh-sungguh dan rajin dalam engkau mempelajari Kebenaran, dan “buktikanlah segala perkara; berpegang teguh pada mana yang baik.” 1 Tesalonika 5 : 21.

 

Pelajaran tentang struktur Hukum Allah

 

 

 

Kronologis dari hukum Tuhan yang awalnya disampaikan dari mulut ke mulut, kemudian menjadi tertulis, dari 10 hukum berkembang  +  peraturan pelaksanaan

 

 

Adam mengajarkan keturunannya tentang hukum Allah, dan hal itu disampaikan dari bapa kepada anak, dan terus sepanjang generasi-generasi mendatang. Tetapi walaupun persediaan yang penuh dengan kemurahan itu telah diadakan untuk penebusan manusia, hanya sedikit saja yang menerimanya dan menunjukkan penurutan mereka. Melalui pelanggaran dunia ini menjadi begitu jahat sehingga perlu untuk dibersihkan dari kejahatannya itu dengan Air Bah. Hukum itu telah dipelihara oleh Nuh dan keluarganya, dan Nuh mengajarkan keturunannya tentang Sepuluh Hukum itu. Apabila manusia sekali lagi berpaling dari Allah, Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. ——PB1 380.2

 

Pada saat itu ia tidak mempercayakan hukumNya itu ke dalam ingatan satu bangsa yang cenderung untuk melupakan tuntutan-tuntutanNya, melainkan Ia telah menuliskannya di atas loh batu. Ia mau membuangkan dari Israel segala kemungkinan untuk mencampur-baurkan tradisi-tradisi kapir dengan hukumNya yang suci, atau mengacau-balaukan tuntutan-tuntutanNya dengan adat kebiasaan manusia. Tetapi Ia tidak berhenti hanya dengan memberikan kepada mereka peraturan-peraturan dari Sepuluh Hukum itu saja. Bangsa itu telah menunjukkan diri mereka sangat mudah untuk tersesat sehingga Ia tidak mau membiarkan satupun pintu pencobaan yang tidak dijaga. Musa diperintahkan untuk menuliskan, sebagaimana dikatakan Allah kepadanya, pertimbangan-pertimbangan serta hukum-hukum sambil memberikan petunjuk-petunjuk yang terperinci tentang apa yang dituntut. Petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan tugas bangsa itu kepada Allah, kepada satu dengan yang lainnya, dan kepada orang-orang asing hanyalah merupakan prinsip-prinsip daripada hukum Allah yang diperluas, dan diberikan dalam cara yang khusus agar tidak seorangpun keliru. Mereka dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum-hukum yang diukirkan dalam loh batu itu. ——PB1 381.1

 

Jikalau manusia telah menurut akan hukum Allah, sebagaimana yang telah diberikan kepada Adam setelah kejatuhannya, telah dipelihara oleh Nuh dan diturut oleh Ibrahim, maka tidak perlu diadakan upacara sunat. Dan jikalau keturunan Ibrahim telah memelihara perjanjian itu, untuk mana sunat adalah merupakan satu tanda, mereka tidak akan pernah terjerat oleh penyembahan berhala, dan tidak perlu bagi mereka untuk menderita perbudakan di Mesir; mereka akan memelihara hukum Allah di dalam pikiran mereka, dan hukum itu tidak perlu diumumkan dari Sinai atau diukir di atas loh batu. Dan kalau bangsa itu mempraktekkan prinsip-prinsip Sepuluh Hukum itu, maka tidak perlu petunjuk-petunjuk tambahan diberikan kepada Musa. ——PB1 381.2

 

Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka—PB1 386.3

 

 

Penjelasan tentang kedudukan 10 hukum dan hukum Musa sebagai peraturan pelaksanaan, yang satu tidak dapat berubah, sedangkan yang satunya dapat berubah bahkan tidak lagi berlaku

 

 

Upacara persembahan korban, yang telah diserahkan kepada Adam, juga telah disalahgunakan oleh keturunannya. Tahyul, penyembahan berhala, kekejaman dan perbuatan cabul telah menodai upacara yang sederhana dan penuh arti yang telah ditetapkan Allah itu. Melalui pergaulan yang lama dengan penyembah-penyembah berhala itu bangsa Israel telah mencampurbaurkan banyak adat kapir dengan perbaktian mereka; oleh sebab itu Tuhan telah memberikan kepada mereka di Sinai petunjuk-petunjuk yang tertentu sehubungan dengan upacara korban. Setelah dibangunkannya kaabah itu Ia telah mengadakan hubungan dengan Musa dari awan kemuliaan yang ada di atas tutupan grafirat, dan memberikan kepadanya petunjuk-petunjuk yang lengkap tentang tata cara persembahan korban itu, dan bentuk perbaktian yang harus dipertahankan di dalam kaabah. Hukum upacara ini dengan demikian diberikan kepada Musa, dan telah ditulisnya di dalam sebuah buku. Tetapi Sepuluh Hukum yang diucapkan dari gunung Sinai telah ditulis oleh Allah sendiri di atas loh batu, dan disimpan dengan hati-hati di dalam peti perjanjian. ——–PB1 381.3

 

Ada banyak orang yang mencoba untuk menggabungkan kedua macam hukum ini, sambil menggunakan ayat-ayat Alkitab yang membicarakan tentang hukum upacara untuk membuktikan bahwa hukum moral itu telah dihapuskan; tetapi ini adalah satu penyalahgunaan ayat-ayat Kitab Suci. Perbedaan antara kedua hukum ini sangat luas dan jelas. Hukum upacara itu terdiri dari lambang-lambang yang menunjuk kepada Kristus, kepada pengorbananNya dan keimamatanNya. Hukum upacara ini, dengan segala korban dan acara-acaranya harus dijalankan oleh orang Ibrani sampai lambang itu menemui wujudnya di dalam kematian Kristus, Anak Domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini. Kemudian segala persembahan korban itu tidak berlaku lagi. Hukum inilah yang Kristus “telah ambil dari kita lalu memakukannya kepada salib.” Kolose 2:14. Tetapi tentang Sepuluh Hukum, pemazmur berkata, “Bahwa firmanMu, ya Tuhan, tetap berdiri selama-lamanya dalam segala langit.” Mazmur 119:89. Dan Kristus sendiri berkata, “Janganlah kamu sangkakan Aku datang untuk merombak hukum. . . . Sesungguhnya Aku berkata kepadamu”— menjadikan sebutan ini setegas-tegasnya “sehingga langit dan bumi lenyap, satu noktah atau satu titikpun sekali-kali tidak akan lenyap daripada hukum Torat ini sampai semuanya telah jadi.” Matius 5:17, 18. Di sini Ia mengajarkan, bukan semata-mata apa yang menjadi tuntutan daripada hukum Allah pada saat itu, tetapi juga bahwa tuntutan-tuntutan itu akan tetap berlaku selama langit dan bumi berdiri. Hukum Allah sama kekalnya seperti takhtaNya. Itu akan tetap mempertahankan tuntutannya kepada manusia sepanjang zaman. —–PB1 382.1

 

Syarat-syarat “perjanjian lama”, adalah, turut dan hidup: “Jikalau diturutnya akan dia, ia akan hidup di dalamnya” (Yehezkiel 20:11; Imamat 18:5), tetapi “kutuklah dia yang tidak membenarkan segala firman torat ini dengan melakukan dia.” Ulangan 27:26. “Perjanjian baru” diteguhkan di atas “janji-janji yang lebih baik”—janji pengampunan dosa-dosa dan akan anugerah Allah untuk memperbaharui hati manusia dan membawanya kembali kepada keselarasan dengan prinsip-prinsip hukum Allah. “Maka inilah perjanjian yang akan kubuat dengan orang isi rumah Israel kemudian daripada hari ini, demikianlah firman Tuhan: Bahwa Aku akan memberikan hukumKu di dalam batinnya dan menyuratkan dia di dalam hatinya. . . . Aku akan mengampuni segala kejahatannya dan tiada Aku ingat lagi akan segala dosanya.” Yermia 31:33, 34. ——-PB1 390.1

 

Hukum yang sama ini yang diukirkan di atas loh batu dituliskan oleh Roh Kudus di atas loh hati manusia. Gantinya kita berusaha meneguhkan kebenaran kita sendiri, maka kita menerima kebenaran Kristus. DarahNya menebus dosa-dosa kita. PenurutanNya diterima bagi kita. Kemudian hati yang telah dibaharui oleh Roh Kudus akan menghasilkan “buah-buah Roh itu.” Melalui anugerah Kristus kita akan hidup dalam penurutan kepada hukum Allah yang ditulis di dalam hati kita. Setelah memiliki Roh Kristus, kita akan berjalan sama seperti Dia. Melalui nabi Ia berkata tentang diriNya sendiri, “Aku suka berbuat kehendakMu, ya Allah! dan hukumMu adalah di dalam dadaku.” Mazmur 40:9. Dan pada waktu hidup di antara manusia, Ia berkata, “Bapa tidak pernah meninggalkan Aku sendirian; karena Aku selalu melakukan perkara-perkara yang menyukakan hatiNya.” Yohanes 8:29. ——-PB1 390.2

 

 

Contoh lain dari peraturan pelaksanaan yang dapat berubah bahkan tidak berlaku lagi selain kewajiban-kewajiban upacara yang melambangkan Yesus sebagai anak domba sesungguhnya

 

 

Sekarang mereka dapat melihat bukit-bukit yang ada di negeri Kanaan. Perjalanan beberapa hari saja akan membawa mereka ke tapai batas Negeri Perjanjian. Mereka berada tidak jauh dari Edom, tanah kepunyaan keturunan Esau, dan melalui negeri inilah terbentang jalan yang telah ditetapkan menuju ke Kanaan. Perintah telah diberikan kepada Musa, “Hendaklah kamu balik ke sebelah utara, dan katakanlah olehmu kepada bangsa ini: Bahwa sekarang kamu pergi melangkahkan perhinggaan negeri saudaramu, yaitu bani Esau, yang duduk di Seir; sungguhpun mereka itu takut akan kamu kelak. . . . Bahwa makanan hendaklah kamu beli kepada mereka itu dengan uang, supaya dapat kamu makan, dan airpun hendaklah kamu beli kepada mereka itu dengan uang, supaya dapat kamu minum. Ulangan 2:3, 4, 6. Petunjuk-petunjuk ini seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan kepada mereka mengapa persediaan air untuk mereka itu telah dihentikan; mereka akan segera melewati satu negeri yang subur dan banyak airnya dalam satu perjalanan langsung menuju ke tanah Kanaan. Allah telah menjanjikan kepada mereka satu perjalanan yang tidak akan mengalami satu gangguan melalui Edom dan juga satu kesempatan untuk membeli makanan, dan juga air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan orang banyak itu. Oleh sebab itu berhentinya air yang mengalir secara ajaib itu seharusnya menjadikan mereka bergembira, sebagai satu tanda bahwa pengembaraan di padang belantara telah berakhir. Andaikata mereka tidak dibutakan oleh sikap tidak percaya mereka, mereka akan dapat mengerti tentang hal ini. Tetapi apa yang seharusnya telah menjadi bukti daripada kegenapan janji Allah telah dijadikan sebagai kesempatan untuk bersungut-sungut dan bimbang. Orang banyak itu kelihatannya sudah menyerahkan segala harapan bahwa Allah akan membawa mereka ke Kanaan dan merekapun menuntut berkat-berkat yang ada di padang belantara.——– PB1 438.2

 

Sebelum Allah mengizinkan mereka memasuki Kanaan, mereka harus menunjukkan bahwa mereka percaya kepada janjiNya. Air itu telah berhenti mengalir sebelum mereka tiba di Edom. Di sini ada satu kesempatan bagi mereka untuk sesaat berjalan dengan iman gantinya dengan penglihatan. Tetapi ujian yang pertama ini telah menimbulkan roh memberontak dan roh tidak berterima kasih yang sama seperti yang telah ditunjukkan oleh bapa-bapa mereka. Pada saat mereka melupakan tangan yang selama bertahun-tahun lamanya telah mencukupkan kebutuhan mereka, di saat itu pulalah teriakan yang meminta air terdengar di dalam perkemahan, dan gantinya berpaling kepada Allah untuk meminta pertolongan, mereka telah bersungut kepada Dia, dan di dalam kesedihan mereka berseru, “Lebih baik kami sudah mati bersama-sama dengan saudara kami, pada waktu mereka itu mati di hadapan hadirat Tuhan!” (Bilangan 20:1-13); ini berarti, mereka lebih baik termasuk kepada bilangan orang-orang yang telah dibinasakan dalam peristiwa pemberontakan Korah.——- PB1 438.3

 

Teriakan mereka itu ditujukan kepada Musa dan Harun: “Mengapa engkau telah membawa sidang Tuhan ke padang ini, supaya matikah di sini baik kami baik binatang kami? Bahkan, mengapa engkau menyuruhkan kami berangkat ke luar dari Mesir hendak membawa kami ke padang celaka ini? Bahwasanya bukannya ini tempat biji-bijian dan pokok ara dan pokok anggur dan pokok delima, sampai air akan diminumpun tiada!” Bilangan 20:4, 5. ——–PB1 439.1

 

Pemimpin-pemimpin itu pergi ke pintu kaabah dan bersujud. Kembali “kemuliaan Tuhan kelihatan,” dan Musa diperintahkan, “Ambillah akan tongkat itu dan kumpulkanlah orang banyak itu, baik engkau baik abangmu Harun, berkatalah kepada bukit batu di hadapan pemandangan mereka itu, maka bukit batu itu kelak memberi airnya, dan engkaupun akan mengeluarkan air bagi mereka itu daripada bukit batu itu dan engkaupun memberi minum akan orang banyak ini dan akan segala binatangnyapun.” Bilangan 20:8. —-PB1 440.1

 

 

 

Catatan tambahan:

  1. Hukum Tuhan terbagi 2 yaitu :
  1. Hukum Taurat yang ditulis oleh tangan Allah sendiri,,
  2. Hukum upacara yang ditulis oleh Musa yaitu merupakan peraturan pelaksanaan dari 10 perintah Taurat, dan kehadirannya “dimaksudkan untuk menjaga kesucian hukum-hukum yang diukirkan dalam loh batu itu”.

Peraturan pelaksanaan ini diberikan untuk tujuan dan maksud tertentu, apabila telah tercapai dapat berubah atau tidak lagi berlaku dan harus ditinggalkan, bila tetap dilaksanakan fungsinya berbalik dari dahulunya menyelamatkan, ia itu dapat menjadi penyebab kebinasaan bila tetap dipertahankan.

  1. Sifat dari kedua hukum ini adalah :
  1. Hukum Taurat : TIDAK DAPAT BERUBAH,
  2. Peraturan pelaksanaan: SEMENTARA
  1. Hukum Tuhan (pokok maupun peraturan pelaksanaan) awalnya dipandang cukup penyampaiannya dilakukan secara lisan turun-temurun dari generasi ke generasi, kemudian menjadi TERTULIS dan DIBUKUKAN adalah karena alasan orang-orang Israel:
  1. Mencampur-baurkan tradisi-tradisi kapir dengan hukumNya yang suci,
  2. Mengacau-balaukan tuntutan-tuntutanNya dengan adat kebiasaan manusia.
  1. Setelah rencana Tuhan telah selesai, setelah dosa telah dihilangkan dari antara umat Allah dan hati batu diganti dengan hati daging, maka terhadap orang-orang hasil dari pembersihan di dalam sidang nantinya hukum Allah kembali lagi TIDAK TERTULIS atau TIDAK DIBUKUKAN, yaitu langsung dituliskan oleh Roh Kudus di atas loh hati manusia”.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa di dunia-dunia yang tidak pernah jatuh dalam dosa, hukum Tuhan secara langsung tertulis di dalam hati penduduk-penduduknya yang suci.

 

 

 

Pelajaran memahami peraturan pelaksanaan:

 

 

Kita mempunyai banyak pelajaran-pelajaran yang masih harus dipelajari, dan banyak, masih banyak yang harus ditinggalkan. Allah dan Sorga sajalah yang tidak mungkin bersalah. Mereka yang berpikir bahwa mereka tidak akan seharusnya meninggalkan sesuatu pandangan yang disenanginya tidak pernah akan memperoleh kesempatan untuk merobah sesuatu pendapat, mereka kelak akan kecewa. Selama kita tetap berpegang kepada pikiran-pikiran dan pendapat-pendapat kita sendiri dengan tekat yang teguh, maka kita tak akan mencapai persatuan yang untuk mana Kristus telah mendoakan.—- Testimonies to Ministers, p.30.

 

Alkitab telah ditulis oleh orang-orang yang diilhami, tetapi itu bukanlah bentuk pikiran dan ucapan dari Tuhan Allah. Itu adalah dari kemanusiaan sendiri. sebagai seorang penulis Allah tidak dapat diwakili………. Penulis-penulis Alkitab adalah juru-juru tulisNya Tuhan Allah, bukan p e n a Nya.

Bukan kata-kata dari Alkitab itu yang diilhami, melainkan orang-orang yang diilhami. Ilham berlaku bukan ke atas perkataan-perkataan seseorang atau ke atas ucapan-ucapannya, melainkan ke atas orang itu sendiri, yaitu orang yang oleh pengaruh Roh Suci telah diresapi dengan pemikiran-pemikiran. —–Selected Messages, book 1, p. 21.

 

 

 

Tugas kita sebagai pelajar-pelajar Alkitab :

 

 

Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jilid 1 buku 2 no. 7 hal 28

 

 “……Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merobah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi route perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaanNya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merobah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.

Sementara ilham membukakan gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merobah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu. —— Buku Amaran Sekarang buku 4 jld 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”

 

Beberapa contoh dari tulisan-tulisan yang harus kita buktikan apakah benar atau tidak :

 

Petunjuk telah diberikan kepada saya bahwa buku-buku penting yang berisi terang yang telah Allah berikan berkenan dengan kemurtadan setan di dalam Sorga hendaklah disebarkan secara luas di waktu ini, sebab melalui buku-buku itu kebenaran akan mencapai banyak orang. Patriatch and Prophets, Daniel and the Revelation, and the Great Controversy adalah sangat diperlukan sekarang daripada sebelumnya. Buku-buku itu hendaknya disebarkan secara meluas sebab kebenaran-kebenaran yang ditekankan didalamnya akan mencelekkan banyak mata yang buta.—– Colpolteur Ministry, p. 123.

 

Tuhan telah memandang pantas untuk menasehati pendeta Smith, memberikan kepadanya kata-kata tegoran sebab ia telah keliru. Tetapi apakah ini suatu bukti bahwa Allah telah menyangkalnya? – t i d a k.——Selected Messages, book 2, p. 81

 

 

Tuhan Allah mengendalikan pikiran William Miller kepada nubuatan-nubuatan dan memberikan kepadanya terang besar terhadap buku Wahyu.—— Early Writing, p. 231.

 

 

………maka kamu yang mengaku sebagai umat Allah yang sisa ( the remnant of the people of God) sebaiknya tidak didapati menolong dia (DM. Canright) dengan terus menerus mempersalahkan, mengutuk, serta menuduh-nuduh. Berusahalah membetulkan, tetapi tidak memecah belah, melarang, serta merusak. ——- EGW. Review and Herald vol. 6, p. 516.

Catatan:

Ajaran Canright (1892/1893):

  1. Menggunakan Roh Nubuatan untuk menguatkan ajaran susunannya,
  2. Menyebut Masehi Advent hari ketujuh sebagai babil,
  3. Memberitakan bahwa Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah jatuh sebelum tahun 1893.
  4. Menyerukan supaya umat Allah keluar meninggalkan Masehi Advent Hari Ketujuh dan supaya menggabungkan diri ke dalam organisasi gerejanya.

Roh saya menggelisahkan saya. Saya merasakan sesuatu beban tanggungan bagi umat Allah, bukan saja hanya karena hasil yang satu ini (hasil perbuatannya D. M. Canright), melainkan disebabkan oleh perkara-perkara yang seperti ini, yang sedang akan datang kehadapan umat Allah, yang mengaku sebagai pekabaran-pekabaran dari Tuhan Allah. —– EGW. Review and Herald, vol. 6, p. 513.

 

 

Adalah terlalu banyak terdapat semangat-semangat yang berdiri sendiri-sendiri yang dimiliki di antara para juru-juru kabar. Ini harus disingkirkan, dan harus terdapat suatu pendekatan dari semua hamba-hamba Tuhan………berkumpullah………..berkumpulah.—– Testimonies, vol. 1.pp.113, 114.

 

Allah sedang menghantarkan keluar suatu umat bukan sekelompok kecil orang-orang yang terpisah di sini maupun di sana, seseorang mempercayai ini seseorang mempercayai itu. —- Testimonies, vol. 1.pp.207.

 

Umat Allah harus bergerak dengan bijaksana, dan harus bersatu dalam segala usaha-usaha mereka. Mereka harus memilki pengertian yang sama, mereka harus memiliki pertimbangan yang sama; dengan begitu usaha mereka tidak akan terpisah-pisah, melainkan usaha itu akan memberitakan dengan penuh kuasa dalam memperkembangkan kepentingan kebenaran sekarang. Ketertiban harus dipatuhi, dan harus ada persatuan dalam memelihara ketertiban, atau setan akan mengambil keuntungan. ——– Testimonies, vol. 1.pp.210.

 

Tuhan Allah mempunyai satu sidang di dunia ini, yaitu umat pilihanNya, yaitu mereka yang memeliharakan hukum-hukumNya. Ia memimpin bukan terhadap cabang-cabang yang terlepas sendiri-sendiri (pasilan), bukan terhadap satu di sana satu di sini, melainkan terhadap suatu umat. —— Testimonies to Ministers, p. 61.

 

 

Nasihat yang perlu direnungkan:

 

Tuhan menegor kesalahan-kesalahan yang terdapat di dalam umatNya, tetapi inikah suatu bukti bahwa Ia telah menolak mereka?— t i d a k. Terdapat kesalahan-kesalahan di dalam sidang, maka tuhan tunjukkan kepada mereka melalui perwakilan-perwakilan pilihanNya sendiri, tidak selalu melalui tulisan-tulisan T e s t i m o n I e s. —– Selected Messages, book 2, p. 81.

 

 

Bilamana buku-buku Daniel dan Wahyu itu dapat dimengerti dengan sebaik-baiknya, maka orang-orang percaya akan memperoleh suatu pengalaman beragama yang sama sekali berlainan. —– Testimonies to Ministers, p. 114.

 

Bilamana kita sebagai suatu umat mengerti apa manfaatnya buku ini (buku Wahyu) bagi kita, maka akan terlihat diantara kita suatu pembangunan besar. —— Testimonies to Ministers, p. 113.

 

Jika umat kita setengah bangun saja, jika dapat mereka menyadari dekatnya peristiwa-peristiwa yang digambarkan di dalam Wahyu, maka suatu reformasi akan dapat terlaksana di dalam gereja-gereja kita, dan lebih banyak lagi yang akan mempercayai pekabaran itu. —— Testimonies to Ministers, p. 118.

 

 

Bagaimana perbedaannya setelah kita dengan sebaik-baiknya memahami buku Daniel dan Wahyu:

 a. Pekerjaan/pekabaran yang disampaikan bukan merupakan sesuatu yang menghibur atau membesarkan hati. 

Kita tidak akan pernah mampu melaksanakan pekerjaan Eliyah dengan kata-kata yang baik dan pembicaraan-pembicaraan yang indah. Maka jika kita membawa pekabaran Eliyah, kita akan menimbulkan ketidak puasan pada pihak orang-orang yang tidak setia, sehingga memerlukan suatu perjuangan sampai kepada akhirnya—– Symbolic code buku 1 jld 10 no. 7

 

Pekabaran yang harus kita bawa ini bukanlah sebuah pekabaran yang perlu membuat orang ngeri memberitakannya. Jangan mereka berusaha menutup-nutupinya, atau merahasiakan asal mula dan maksud tujuannya. Penganjur-penganjurnya harus orang-orang yang tidak akan mau mendiamkan suaranya baik siang atau pun malam. Sebagaimana orang-orang yang telah membuat janji-janji setia kepada Allah, dan yang telah ditugaskan sebagai utusan-utusan Kristus, sebagai penatalayan-penatalayan dari rahasia-rahasia kemurahan Allah, maka kita berkewajiban untuk menyatakan dengan setia keseluruhan nasehat Allah. Janganlah kita mengurangi pentingnya kebenaran-kebenaran istimewa yang telah memisahkan kita dari dunia, dan yang telah membuat kita sebagaimana adanya sekarang; karena sekaliannya itu adalah penuh dengan berbagai kepentingan yang kekal. Allah telah memberikan kepada kita terang mengenai perkara-perkara yang kini sedang terjadi dalam sisa-sisa sejarah yang terakhir, maka dengan pena maupun suara kita harus memberitakan kebenaran kepada dunia, bukan dalam cara yang jinak-jinak dan tidak bersemangat, melainkan dalam pameran Roh dan kuasa Allah. Pertikaian-pertikaian yang terhebat adalah termasuk dalam usaha memajukan pekabaran, dan hasil-hasil pemberitaannya ada masanya baik bagi sorga maupun bumi. —-Renungan doa Symbolic Code buku 2 jilid 12 no. 1

 

Perbedaan Ny. Ellen G. White dan Victor T. Houteff:

 

  1. Ny. Ellen G. White masih berbicara sebagaimana Paulus berbicara, sebagian dari tulisannya berisikan keindahan-keindahan yang menciptakan rasa damai sejahtera.

(Paulus hotbah-hotbahnya banyak berbicara janji-janji kedamaian adalah karena ia sedang memanggil orang-orang kapir atau bukan umat menjadi umat, Ellen G. White juga menyampaikan demikian adalah dimaksudkan untuk buah-buah kedua yang juga orang-orang non umat dipanggil untuk menjadi umat.)

 

Ny. Ellen G. White hadir dalam dua periode yaitu :

 

 I                                                                       I                                                                                       I

1844                                                             1888                                                                              1915

 

1844 s.d 1888 = gereja Advent masih terdiri dari 5 anak dara yang pintar.

1888 s.d 1915 = gereja Advent telah terdiri dari 10 anak dara yaitu 5 anak dara pintar dan 5 anak dara bodoh.

 

  1. Victor T. Houteff hadil tahun 1929 s.d 5 Februari 1955 sepenuhnya didalam kondisi gereja Advent terdiri dari 10 anak dara yaitu 5 anak dara pintar dan 5 anak dara bodoh, ia hadir bertugas sebagai EMAS, PAKAIAN PUTIH dan SALEB MATA artinya mengobati kondisi sidang Laodekia yang miskin buta dan bertelanjang.

Sesuai kata-kata:

“Alangkah besarnya kesesatan yang dapat menguasai pikiran orang daripada keyakinan bahwa mereka adalah b e n a r, padahal mereka sama sekali k e l i r u. Pekabaran dari Saksi Yang Benar itu menemukan umat Allah dalam suatu kesesatan yang sangat menyedihkan, namun mereka jujur dalam kesesatan itu.  Mereka tidak mengetahui, bahwa kondisi mereka adalah sangat menyedihkan dalam pemandangan Allah. Sementara orang-orang yang ditegur itu menyombongkan dirinya bahwa mereka sedang berada dalam kondisi kerohanian yang prima, maka pekabaran dari Saksi Yang Benar memecahkan ketenangan mereka dengan tuduhan-tuduhan yang  mengejutkan mengenai kondisi mereka yang sebenarnya, yaitu buta rohani, melarat dan malang. Kesaksian yang sedemikian keras dan tajam itu tidak mungkin salah, karena adalah Saksi Yang Benar itu sendiri yang mengucapkannya, maka kesaksian-Nya itu tak dapat tiada harus benar. ……………………

 

“Kepada saya ditunjukkan bahwa a l a s a n  y a n g  u t a m a  mengapa umat Allah kini ditemukan dalam kondisi  buta rohani ini, ialah karena mereka t i d a k  m a u  menerima  t e g u r a n.”-—- Testimonies, vol. 3, pp. 253 – 255.

 

  1. Ny. Ellen G. White masih belum sepenuhnya memahami prosedur Zakharia 4, sedangkan Victor T. Houteff telah mewajibkan sepenuhnya kita memanfaatkan mangkok keemasan, sehingga dibutuhkan penjelasan ekstra bila berbicara kepada orang Advent.

Seperti kutipan berikut :

“Tuhan bekerjasama dengan kemauan dan kegiatan manusia sebagai perantara. Inilah kesempatan dan kewajiban setiap manusia untuk berpegang pada Allah melalui firmanNya untuk percaya pada Yesus sebagai juruselamat pribadinya dan untuk menyambut dengan penuh kesungguhan secepatnya kepada ajaran-ajaran kemurahan yang dibuatNya. Ia harus belajar untuk percaya, lalu mematuhi petunjuk ilahi di dalam Alkitab. Ia harus melandaskan imannya bukan pada perasaan, melainkan pada kenyataan dan firman Allah.”-—- EGW. Bible Commentary , vol. 7, p 928

 

Kepada semua, masa ujian itu akan datang. Oleh saringan pencobaan itu, maka Kristen yang sejati akan muncul keluar. Adakah umat Allah pada waktu ini kokoh berdiri pada landasan Firman-Nya, sehingga mereka tidak akan mau menyerah kepada kenyataan dari berbagai perasaan mereka? Maukah mereka dalam krisis yang sedemikian ini, bergantung pada Alkitab, dan h a n y a  Alkitab saja ? ——- 4 Spirit of Prophecy, pp. 443 – 444

 

Adalah kewajiban yang utama dan tertinggi setiap manusia yang rasional untuk belajar dari Alkitab a p a  a r t i kebenaran itu lalu kemudian berjalan dalam terang, lalu menganjurkan kepada orang-orang lain untuk mengikuti teladannya.” —— The Great Controversy, p. 598

 

Kantongilah Alkitab kecil bersamamu sementara engkau bekerja dan manfaatkanlah setiap kesempatan untuk menghafalkan janji-janjinya yang berharga itu. —— RH, 27 April 1905:

 b. Memahami kebenaran hanya melalui mangkok keemasan Zakharia pasal 4 dan mengenal keberadaan posisi masing-masing

 

Ada orang-orang yang berdiri di mimbar-mimbar bagaikan gembala-gembala, yang bertugas memberi makan kawanan domba, padahal domba-domba itu sedang lapar akan roti hidup. Ada banyak hotbah yang panjang-panjang, yang kebanyakan telah dibuat dikaitkan dengan lelucon-lelucon; tetapi hati para pendengarnya  tidak tersentuh.  P e r a s a  a n  sebagian orang mungkin tergerak, mereka mungkin saja mengeluarkan sedikit air mata, namun h a t i  mereka itu tidak hancur. Tuhan Jesus ternyata hadir  sewaktu mereka itu menyampaikan a p a  yang disebut hotbah-hotbah, namun semua perkataan mereka itu adalah hampa akan embun dan hujan dari sorga.  Mereka itu membuktikan, bahwa keduanya yang diurapi itu yang dilukiskan oleh nabi Zakharia (lihat pasal 4) belum melayani mereka, sehingga dapat mereka melayani orang-orang lainnya. Apabila keduanya yang diurapi itu mengosongkan dirinya melalui pipa-pipa keemasan, maka minyak keemasan  dengan sendirinya mengalir keluar ke dalam mangkok-mangkok emas, untuk selanjutnya mengalir ke dalam pelita-pelita, yaitu gereja-gereja. Inilah  pekerjaan dari setiap hamba yang benar dari Allah yang hidup, yang membaktikan dirinya kepada tugas. Tuhan Allah dari sorga tidak mungkin banyak merestui a p a  yang dibawakan ke dalam mimbar oleh orang-orang yang bertugas membicarakan firman Allah. Mereka itu tidak menanamkan pendapat-pendapat yang akan menjadi suatu berkat bagi orang-orang yang  mendengarkannya. Adalah makanan kuda, yaitu makanan kuda yang paling kasar yang telah disajikan ke hadapan umat.  Testimonies to Ministers, pp. 336, 337

 

Kita semua perlu menyelidiki lebih dalam daripada sebelumnya akan perumpamaan tentang sepuluh anak dara itu. Lima dari mereka itu bijaksana, tetapi lima lainnya adalah  b o d o h.  Mereka yang bijaksana membawa minyak di dalam botol-botol  mereka berikut pelita-pelitanya. Inilah minyak yang  suci  itu yang dilambangkan  di  dalam  Z a k h a r i a   (Zakharia  4 : 11 – 14). Minyak  itu diterimakan  ke  dalam botol-botol yang  telah dipersiapkan bagi minyak itu. Itulah R o h  S u c i  di dalam hati yang bekerja oleh kasih lalu membersihkan jiwa. –– EGW. Bible Commentary, Vol. 7 A, p. 189.

 

Oleh karena itu, kedua pipa keemasan itu akan hanya merupakan lambang dari saluran-saluran yang diilhami yang mampu untuk mengeluarkan minyak (terang Kebenaran) dari pohon-pohon itu (dari kedua buku Wasiat) lalu menampungnya di dalam tempat minyak (buku-buku) bagi semua pipa-pipa itu (para pendeta) untuk menyalurkannya kepada kakidian (kepada sidang-sidang).


Oleh karena itu, lambang itu menunjukkan prosedur yang Surga telah tetapkan bagi penyampaian Firman Tuhan kepada sidang-Nya: bahwa Roh Nubuat pada fungsinya adalah satu-satunya obat melawan berbagai faham di dalam sidang dan di dalam dunia.


Barangsiapa yang tidak memakaikan bagi dirinya sendiri minyak keemasan itu, dan barangsiapa yang terus saja memburu mencarikan jenis-jenis minyak lain, atau barangsiapa yang mencoba mengeluarkan minyaknya sendiri, akan pasti jatuh ke dalam lubang apabila bumi mengangakan mulutnya untuk menelan segala air bah itu. Kemudian akan jadi, bahwa para penghirup dan pencari faham akan kelak lenyap untuk selama-lamanya.

 

………..

 

Dengan prosedur pengadaan dan pembagian Firman Allah yang sempurna ini, yaitu “makanan pada waktunya,” bagi umatNya, maka tidaklah perlu ditakuti, bahwa persediaan akan cepat kering, atau bahwa lampu-lampu akan makin kecil nyalanya. Lagi pula inilah satu-satunya prosedur yang dapat membuat sidang menjadi sempurna, tak bercacat, tak berkerut, atau sesuatu hal yang sedemikian — suatu umat dengan tiada tipu di dalam mulut mereka, semuanya sefaham, semuanya mengatakan perkara yang sama. Sungguh-sungguh “suatu bangsa besar dan kuat; belum pernah ada yang seperti itu.” Yoel 2 : 2. Ini di luar dugaan adalah kuasa besar yang menerangi bumi, ialah Seruan Keras itu. Sebenarnya lambang ini menyatakan sidang pada masa ia dipenuhi dengan Roh Nubuat dan dengan kebenaran Kristus.


Jelaslah, bahwa prosedur interpretasi Alkitab yang digambarkan oleh Zakharia adalah satu-satunya cara kepunyaan Tuhan. Inilah satu-satunya obat bagi berbagai faham dan perpecahan di antara umat Kristen. Demikianlah, bahwa para pengawal-Nya akan mengangkat suara, dengan suara itu bersama-sama mereka akan menyanyi, karena mereka akan sepakat, apabila Tuhan akan membawa kembali Sion.” Yesaya 52 : 8
—– Amaran Sekarang jilid 1 No. 14.

 

Catatan tambahan:

Setelah kita menerapkan prosedur mempelajari firman Tuhan melalui Zakharia pasal 4, beberapa pemahaman sebelumnya tidak lagi diteruskan:

1. Menginterpretasi secara langsung kepada ayat-ayat Alkitab sebelum terlebih dahulu memahami dari mangkok keemasan,

 2. Pemahaman tentang penghakiman hanya akan terjadi saat kedatanganNya kedua kali yang dipegang dari Matius 16:27:

Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,

 3. Menyampaikan kabar-kabar damai sejahtera atau hal yang indah-indah, melainkan “PEDANG” (Matius 10:34):

Testimonies treasure, vol. 1, p 327:

“Disini Tuhan tunjukkan kepada kita, bahwa pekabaran yang akan dibawakan kepada umatNya oleh para pendeta yang telah dipanggilNya untuk memberi amaran kepada umat bukanlah sebuah pekabaran damai dan sentausa. Pekabaran itu bukan hanya bersifat teori-teori belaka, melainkan bersifat praktis dalam setiap hal. Umat Allah dilukiskan di dalam pekabaran kepada orang-orang Laudikea itu bagaikan berada dalam kondisi kesentausaan yang fana. Mereka sedang bersantai-santai, sambil merasa yakin dirinya berada dalam kondisi kerohanian yang tinggi. “Sebab katamu ‘Aku kaya dan telah berlimpah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi; padahal tidak engkau ketahui, bahwa engkau adalah tidak terkasihan, dan sengsara dan miskin dan buta dan bertelanjang.”

 

(Berarti pekabaran saat ini yang harus kita bawakan adalah pekabaran REFORMASI dan PEMBANGUNAN)

 

Siapa menyuarakan DAMAI SEJAHTERA, atau hal-hal yang menenangkan atau membuat orang merasa nyaman dimasa nubuatan-nubuatan digenapi, kutipan ayat-ayat ini menjawab:

Yesaya 30:

30:8 Maka sekarang, pergilah, tulislah itu di depan mata mereka di suatu loh, dan cantumkanlah di suatu kitab, supaya itu menjadi kesaksian untuk waktu yang kemudian, sampai selama-lamanya.

30:9 Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN;

30:10 yang mengatakan kepada para tukang tilik: “Jangan menilik,” dan kepada para pelihat: “Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu,

30:11 menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.”

 

Yeremia 14:13-16; 23:16-32:

14:13 Lalu aku berkata: “Aduh, Tuhan ALLAH! Bukankah para nabi telah berkata kepada mereka: Kamu tidak akan mengalami perang, dan kelaparan tidak akan menimpa kamu, tetapi Aku akan memberikan kepada kamu damai sejahtera yang mantap di tempat ini!”

14:14 Jawab TUHAN kepadaku: “Para nabi itu bernubuat palsu demi nama-Ku! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.

14:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat demi nama-Ku, padahal Aku tidak mengutus mereka, dan yang berkata: Perang dan kelaparan tidak akan menimpa negeri ini –: Para nabi itu sendiri akan habis mati oleh perang dan kelaparan!

 

(Ayat-ayat ini sebagaimana yang dijelaskan dalam kata-kata Ellen G. White dalam Maranatha 26 Januari hal 34:

 

Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.” Wahyu 3:3. Kedatangan Kristus akan mengejutkan guru-guru palsu. Mereka mengatakan, “Damai dan sejahtera”. Seperti  para imam dan guru sebelum keruntuhan Yerusalem, mereka mencari gereja untuk menikmati kemakmuran dan kemuliaan duniawi. Tanda-tanda zaman mereka tafsirkan seperti meramalkan hal ini. Tetapi apa yang dikatakan oleh perkataan Ilham? “Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman – maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin – mereka pasti tidak akan luput. 1 Tesalonika 5:3.  Terhadap semua orang yang mendiami seluruh bumi, terhadap semua orang yang membuat dunia ini  sebagai rumah mereka, hari Tuhan Allah itu akan datang seperti perangkap …..   34.2)

 

====== Berarti pekabaran saat ini yang harus kita bawakan adalah pekabaran REFORMASI dan PEMBANGUNAN

 4. Mempercayakan atau menggantungkan pikiran kepada orang lain, termasuk kepada nabi sekalipun.

 

Ny. Ellen  G. White  mengatakan:

Maranatha hal 60 (sama dengan yang terdapat dalam buku PAZ 67.5)

Saya memberimu amaran supaya waspada terhadap persoalan-persoalan seperti ini, yang kecenderungannya mengalihkan pikiran dari kebenaran. Kesalahan tidak pernah tidak membahayakan. Ia tidak pernah menyucikan, tetapi selalu mendatangkan kekacauan dan perselisihan.

Ada seribu pencobaan yang terselubung yang disediakan untuk mereka yang memiliki terang kebenaran; dan satu-satunya keselamatan bagi kita masing-masing ialah tidak menerima doktrin baru, tidak ada penafsiran baru terhadap Kitab Suci, tanpa mula-mula menyampaikannya kepada saudara-saudara yang berpengalaman. Bentangkan itu kepada mereka dalam roh kerendahan hati, mau diajar, dengan doa yang tekun dan jika mereka melihat di dalamnya tidak ada terang; serahkanlah hal itu kepada pertimbangan mereka.

 

Victor T. Houteff mengatakan:

Symbolic Code jld 1. No. 4 (Calif – 1934):

Jangan menganyam pesan “Tongkat Gembala” interpretasi saudara sendiri dari Alkitab dan tulisan Ellen G. White atau konstruksi saudara apapun sebelum terlebih dahulu mengirimkan maksud saudara ke kantor ini. Jika pernyataan saudara terhadap sesuatu ajaran, yang mungkin saudara anut karena kebenarannya, ditemukan juga demikian itu disambut oleh kantor ini sebagai cukup berharga setelah melalui penyelidikan yang seksama, kami akan dapat menerbitkannya dan menyebarkan luaskannya ke seluruh barisan kita, sekiranya demikian itu yang saudara kehendaki. Tetapi jika kita tidak melihat terang dalam penyajian lisan dari saudara atau dari bukti dokumen dari pernyataan-pernyataan saudara, maka kami akan memberitahukan saudara secepatnya.

Tetapi jika ada di antara Anda yang sudah bersalah karena mengajarkan sesuatu tentang Anda sendiri atas biaya SRod, Anda akan memiliki waktu 30 hari sejak tanggal di mana Anda dapat, secara tertulis, memberi tahu kantor ini, menyatakan topik doktrin Anda dan niat Anda sehubungan dengan dia. Jika itu adalah keinginan Anda untuk menarik kembali, lakukanlah dan tidak akan ada yang menahan Anda. Tetapi jika Anda gagal untuk memenuhi ketentuan yang disebutkan di sini, beri tahu Anda sekarang bahwa Anda dapat menyerahkan atau mengirimkan pengunduran diri Anda dalam waktu yang ditentukan dan kami akan membebaskan Anda dari kewajiban apa pun di masa mendatang atas pesan kami.

Siapa pun yang melanggar perintah ini akan dianggap sebagai penjaga yang tidak setia, sebagai orang yang membunyikan terompet dengan suara yang tidak pasti

Bandingkan dengan kutipan Ellen G. White dan Victor T. Houteff berikut:

 

Testimonies  to Ministers , pp 109, 110, 111:

“Kita harus menyelidiki (membaca) sendiri kebenaran itu. Tidak seorang pun boleh diharapkan untuk berpikir bagi kita. Siapapun juga orangnya, atau apapun juga jabatan yang didudukinya, kita tidak boleh memandang kepada seseorang untuk menjadi teladan bagi.  Kita harus saling mendengar dan saling tunduk satu kepada yang lainnya, tetapi juga pada saat yang sama kita harus menggunakan kemampuan yang telah Allah karuniakan kepada kita untuk mencari tahu apa kebenaran  itu.

Orang-orang Yahudi binasa sebagai suatu bangsa karena mereka telah diselewengkan dari kebenaran Alkitab oleh para pemimpin, para imam dan para tua-tua mereka sendiri. Kalau saja mereka telah mematuhi ajaran Yesus, lalu menyelidiki sendiri Alkitab itu, maka mereka tidak akan binasa.Allah menghendaki agar kita bergantung padaNya, dan bukan pada manusia. Ia mengingini agar kita memiliki suatu hati yang baru, Ia akan mengaruniakan kepada kita ungkapan-ungkapan terang dari Tahta Allah”

 

Amaran Sekarang jilid 2 no. 26:

Demikianlah untuk bertanya, mengapa orang-orang Mohammedan dan orang-orang Buddha masih tetap saja orang-orang Mohammedan dan orang-orang Buddha sampai kepada hari ini — mengapa mereka tidak lebih maju dari pada semenjak kematian Mohammad dan Buddha dahulu; adalah sama saja dengan bertanya, mengapa orang-orang Katholik belum juga menjadi orang-orang Lutheran, mengapa orang-orang Lutheran belum juga menjadi orang-orang Presbyterian, mengapa orang-orang Presbyterian belum juga menjadi orang-orang Methodist, mengapa orang-orang Methodist belum juga menjadi orang-orang Baptist, mengapa orang-orang Baptist belum juga menjadi orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh, dan mengapa orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh belum juga menjadi orang-orang Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh? Keseluruhan jawabannya iaIah, bahwa setiap organisasi gereja yang datang menyusul itu telah gagal menyesuaikan langkahnya dengan kemajuan Kebenaran, sebab masing-masingnya telah gagal untuk naik lebih tinggi dari pada tinggi pendiri dari masing-masing organisasi gereja yang bersangkutan yang sedapat mungkin telah menghantarkan mereka itu selama masa hidupnya.

 

Dengan demikian nubuatan:

Yeremia 17:5:

Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

 

Yesaya 2:22:

Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?

 

Baru sepenuhnya tergenapi pada saat Ellen G. White dan Victor T. Houteff telah meninggal atau setelah nubuatan Zakharia 13:6, 7 tergenapi dan khayal pukulan mematikan buku Gedung Putih tergenapi.

5. Pemahaman tentang kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan didepan sidang pengadilan yang dipegang dari pemahaman :

a. Penghotbah 12:14:

Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

b. Roma 14:12:

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

c. Matius 12:36:

Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

d. II Korintus 5:10:

Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.

e. Maranatha 28 November hal 340.

….. Bilamana penghakiman itu duduk, dan buku-buku dibuka, maka akan terdapat banyak   pengungkapan yang menakjubkan. Orang-orang pada saat itu tidak akan tampak sebagaimana mereka tampak pada penglihatan dan penghakiman-penghakiman akhir manusia. Dosa-dosa rahasia akan dibentangkan secara terbuka ke hadapan semua orang. Motif-motif dan maksud-maksud yang telah disembunyikan dalam kamar-kamar yang gelap dari  hati akan diungkapkan. 340.3

Semuanya akan tampak seperti sebuah gambar-hidup yang nyata. 340.4

Dalam waktu yang serius dan menakutkan itu ketidaksetiaan suami akan dibukakan kepada isterinya, dan ketidaksetiaan isteri kepada suaminya. Para orangtua akan menyadari, untuk pertama kalinya, apa yang telah menjadi tabiat nyata dari anak-anak mereka, dan anak-anak akan melihat kesalahan-kesalahan dan kekeliruan-kekeliruan yang menodai kehidupan para orangtua mereka. Orang yang merampok tetangganya dengan penampilan-penampilan yang palsu, tidak dapat melarikan diri dengan keuntungan-keuntungannya yang diperoleh secara tidak halal. Allah memiliki sebuah rekaman yang pasti di dalam buku-bukuNya, dari setiap catatan yang tidak lalim dan urusan yang tidak adil. 340.5

Ingatan akan menjadi benar dan hidup di dalam kutukan dari setiap orang yang bersalah, yang pada hari itu ditemukan kurang layak. Pikiran akan memanggil kembali semua pemikiran dan perbuatan di masa lalu; seluruh hidup akan dilihat kembali seperti peristiwa-peristiwa dalam sebuah panorama.  340.6

6. Tentang penghakiman di dalam negeri sedang berlaku, atau penghakiman baru akan dilaksanakan ketika Yesus datang kedua kali.

 

Pandangan di orang-orang Advent terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Sebagian mempercayai bahwa penghakiman sementara telah berlaku di dalam sidang sekarang ini, landasan mereka adalah dari tulisan:

MARANATHA 11 JULI, halaman 200

 

 

11 Juli  – Masa Keguncangan

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Matius 24:12.

 

Segera sesudah umat Allah dimeteraikan di dahi mereka—tanda atau meterai ini tak dapat dilihat, namun merupakan penetapan ke dalam kebenaran, baik secara intelektual maupun spiritual, sehingga tak dapat dihapus—begitu umat Allah selesai dimeteraikan dan dipersiapkan untuk masa keguncangan itu, akan tibalah saatnya. Sesungguhnya saat itu sudah dimulai; penghakiman Allah sekarang di bumi ini, untuk memberikan kita amaran, agar kita tahu apa yang segera datang.   200.1

Hari-hari itu begitu cepatnya mendekat tatkala akan muncul kekacauan dan kecemasan besar. Setan, yang mengenakan jubah malaikat, akan menyesatkan, sekiranya mungkin, orang-orang pilihan. Akan ada banyak allah dan banyak tuhan. Setiap angin doktrin akan berhembus….. 200.2

Tanda binatang itu akan dipaksakan bagi kita. Mereka yang selangkah demi selangkah mengalah pada tuntutan duniawi dan menyerah pada kebiasaan-kebiasaan duniawi tak akan menemukan kesulitan untuk tunduk pada kuasa-kuasa yang akan muncul, daripada meneguhkan diri mereka pada penghinaan, ancaman penjara, dan kematian. Perintah-perintah Allah dan perintah-perintah manusia tampil bertarung. Pada masa ini, di dalam gereja kita, emas akan dipisahkan dari sampah. Keilahian yang benar akan secara jelas dibedakan dari kemunculan dan kecemerlangan yang murahan. Banyak orang terkenal yang sebelumnya kita kagumi atas kecemerlangannya akan pergi ke dalam kegelapan. Sekam seperti awan akan dihembuskan oleh angin, bahkan dari tempat-tempat di mana kita melihat hanya lantai yang penuh gandum. Semua yang memakai perhiasan-perhiasan bait suci, tetapi tidak mengenakan jubah kebenaran Kristus, akan malu atas ketelanjangan mereka.  200.3 

Tetapi ada orang-orang yang akan menerima kebenaran, dan mereka ini akan menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh orang-orang lain yang meninggalkan kebenaran…..  200.4

Orang-orang Kristen yang sejati akan menggantikan tempat mereka, dan akan menjadi penghuni rumah yang beriman dan dapat dipercaya, untuk menyebarkan firman Allah dalam sudut tinjauannya yang benar dan dalam kesederhanaannya. Tuhan akan bekerja sehingga orang-orang yang tidak setia akan dipisahkan dari orang-orang yang setia….. Barisan umat Allah tidak akan berkurang. Mereka yang teguh dan benar akan meraih peluang-peluang yang ditinggalkan oleh orang-orang yang murtad.  200.5

 

Maranatha 8 April halaman 106

 

 

8 April – Bunyikanlah Tanda Bahaya!

Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunungKu yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari Tuhan datang, sebab hari itu sudah dekat. Yoel 2:1.

 

Perkara-perkara yang berpusat pada kesejahteraan abadi kita adalah pada saat sekarang ini harus menyedot perhatian kita. Kita tidak bisa berupaya untuk memberikan tempat kedua bagi perkara-perkara surga …… Penghakiman-penghakiman Allah (sudah berlaku (buku cetakan)) berada di negeri itu (The judgments of God are in the land). Mereka berbicara dalam amaran yang serius, dengan berkata, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” 106.1

Ada banyak, banyak orang di dalam gereja-gereja kita yang mengetahui sedikit tentang makna yang sebenarnya akan kebenaran untuk masa kini. Saya mengimbau kepada mereka untuk tidak mengabaikan penggenapan tanda-tanda zaman, yang mengatakan secara jelas bahwa akhir zaman sudah dekat. Oh alangkah banyaknya orang yang tidak mencari keselamatan jiwa mereka akan segera merasakan ratapan yang pahit, “Sudah lewat musim menuai, sudah berakhir musim kemarau, tetapi kita belum diselamatkan juga!” 106.2

b. Sebagian mempercayai penghakiman akan dilakukan saat Yesus datang kedua kali:

Maranatha 11 Oktober halaman 292 – Penghakiman pada KedatanganNya yang Kedua

 

Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi pernyataanNya dan demi KerajaanNya. 2 Timotius 4:1.

 

Peristiwa penghakiman itu akan disaksikan oleh seluruh dunia ini; sebab di dalam penghakiman ini pemerintahan Allah akan dibenarkan, dan hukumNya akan ditegakkan sebagai “suci, benar, dan baik.” Kemudian setiap perkara akan diputuskan, dan vonis hukuman akan dijatuhkan atas semua orang. Dosa tidak akan tampak menarik pada saat itu, tetapi akan terlihat dalam segala kekuatannya yang tersembunyi.  292.1

 “Dan di hadapanNya akan dikumpulkan segala bangsa.” Dia yang satu-satunya itu yang telah wafat bagi manusia harus menghakimi manusia pada hari terakhir: karena Bapa “telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak: ….. dan telah menyerahkan kepadaNya kewenangan untuk menjalankan penghakiman juga, sebab Dia adalah Anak Manusia.” Bagaimana nantinya hari itu, ketika semua orang yang menolak Kristus akan menatap kepadaNya yang telah memakukan dosa-dosa mereka. 292.3

 

Bandingkan dengan pemahaman yang berkembang dibawah terang dari pekabaran Victor T. Houteff :

The Great Controversy, p. 425:

Oleh sebab itu perlu, bahwa “Sementara pemeriksaan pengadilan berlangsung di dalam sorga, sementara dosa-dosa orang-orang percaya yang bertobat disingkirkan dari kaabah, maka akan ada suatu pekerjaan pembersihan khusus, yaitu pembuangan dosa dari antara umat Allah dibumi.”

Seperti pada zaman dahulu dosa-dosa orang banyak, oleh iman, ditanggungkan ke atas persembahan karena dosa, dan melalui darah korban di-pindahkan dalam lambang ke tempat kudus duniawi, demikianlah juga pada peijanjian yang baru dosa-dosa orang-orang yang bertobat, oleh iman, ditanggungkan ke atas Kristus, dan dipindahkan ke tempat kudus surgawi. Dan sebagaimana pemulihan tempat kudus duniawi secara lambang dicapai oleh memindahkan dosa-dosa yang mencemari tempat kudus itu, demikianlah pemulihan yang sebenarnya tempat kudus surgawi dicapai oleh memindahkan, atau menghapuskan dosa-dosa yang telah dicatat di sana. Tetapi sebelum ini dilaksanakan, harus dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan buku-buku catatan untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh manfaat pendamaian Kristus, melalui pertobatan dari dosa dan iman kepada Kristus. Oleh sebab itu pemulihan tempat kudus itu melibatkan pekeijaan pemeriksaan—pekerjaan penghakiman. Pekerjaan ini harus dilakukan sebelum kedatangan Kristus untuk menebus umat-Nya, karena bila Ia datang, upah-Nya ada bersama-sama dengan Dia yang akan diberikan-Nya kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12). —–KA 441.1

 

Spirit of Prophecy, vol 4, p. 315:

“Pengadilan itu kini masih berlangsung di dalam tempat suci kaabah yang di atas…. Segera – tak seorangpun mengetahui berapa segeranya – itu akan berlangsung terhadap perkara-perkara dari orang-orang hidup. Dihadapan kehadiran Allah yang menakutkan itu semua kehidupan kita akan muncul terbuka untuk ditinjau kembali. Pada waktu ini diatas segala-galanya, demi kepentingan setiap jiwa agar memperhatikan nasehat Juruselamat yang berbunyi: Berjagalah dan berdoa karena tiada kami ketahui kapan kelak waktu itu tiba.  Olehnya itu berjagalah kami…. Agar tidak waktu itu datang mendapatkan kami tertidur. Jika olehnya kami tidak berjaga-jaga, maka Aku akan datang kepadamu bagaikan seorang pencuri; maka kamu tak akan mengetahui kapan saatnya Aku akan datang kepadamu.”

7. Tentang seruang keras pada saat ini telah dilaksanakan.

Review & Herald, November 22, 1892:

“Masa  u j i a n  itu sudah ada di depan kita, karena seruan keras dari malaikat yang ketiga itu sudah memulai dalam mengungkapkan p e m b e n a r a n Kristus, Juruselamat pengampun dosa itu. Inilah p e r m u l a a n  dari t e r a n g dari malaikat itu yang kemuliaannya akan kelak  memenuhi seluruh bumi.”

 

Bandingkan dengan penjelasan Victor T. Houteff yang merupakan kebenaran yang berkembang:

Untuk memperoleh pengertian yang sepatutnya tentang pekabaran malaikat yang ketiga itu, maka kita akan membaginya ke dalam tiga masa periode sebagai berikut: (1) Permulaan dari pemberitaan mengenai Sabat yang benar itu, Wahyu 14 : 6 – 11; (2Reformasi, dan pemeteraian dari mereka yang 144.000 itu, Wahyu 7 : 1 – 8; (3) Seruan Keras. Wahyu 18 : 1. Dengan diumumkannya kebenaran tentang pemeteraian itu, maka terbuktilah bahwa kita kini berada dalam masa periode yang kedua. Jika kita tidak mengetahui permulaan dari pekabaran malaikat yang ketiga itu sejak pertama dimulainya, maka kita tidak akan dapat memiliki pekabaran apapun juga. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui saat dari kedua masa periode yang terakhir itu kapan keduanya tiba, yang sesungguhnya tidak kurang pentingnya bagi kita.—-Tongkat Gembala jld 1 Bab 1 Sub judul Pemeriksaan Dimulai – sidang dalam kemerosotan.

 

Maranatha 19 Januari hal 27:

 

Waktunya akan datang bilaman banyak orang akan bertobat dalam satu hari sebagaimana pada hari Pantekosta, sesudah murid-murid menerima Roh Kudus.

Selama seruan yang nyaring, gereja dibantu oleh jaminan perantaraan Tuhan yang disembahnya, akan menyebarkan pengetahuan tentang keselamatan sebanyak-banyaknya supaya terang itu sampai ke setiap kota besar dan kecil. Bumi akan dipenuhi dengan pengetahuan tentang keselamatan. Begitu limpahnya nanti Roh Allah akan memahkotai dengan berhasil semua agen yang bekerja dengan giat, sehingga terang kebenaran masa kini akan kelihatan memancar ke mana-mana.

 

(Catatan: Terlihat dari kutipan-kutipan di atas seruan keras masih akan terlaksana diwaktu yang akan datang bukan sekarang ini, jika benar telah terlaksana saat ini, maka tentunya sudah ada contoh-contoh saingan dari Ananias dan Safira yang meninggal akibat dari kuasa Roh Suci).

 

 

 c. Perubahan sikap kita dan dampak kepada orang lain:

Contoh gambaran bagaimana Yesus setelah usia 12 tahun, ia jauh berbeda dengan saudara-saudara dan orang-orang:

 

Yesus disalah mengerti oleh saudara-saudara-Nya sebab Ia tidak seperti mereka. Asas yang dipegang-Nya bukanlah asas yang mereka pegang. Akibat memandang kepada manusia mereka telah menjauhkan diri dari Allah, dan mereka tidak mempunyai kuasa-Nya dalam hidup mereka. Segala peraturan agama yang mereka anut itu, tidak dapat mengubah tabiat. Mereka membayar “persepuluhan dari selasih adas manis dan jintan,” tetapi “yang terpenting dalam hukum taurat kamu abaikan yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” Mat. 23:23. Teladan yang diberikan Yesus merupakan suatu gangguan yang terus menerus bagi mereka. Hanya satu perkara yang dibenci-Nya di dunia ini, yaitu dosa. Ia tidak dapat menyaksikan satu perbuatan yang salah tanpa kepedihan yang tidak mungkin dapat disembunyikan. Di kalangan orang-orang yang beragama sekadar peraturan saja, yang kesuciannya secara lahiriah menyembunyikan kecintaan pada dosa, dengan suatu tabiat yang dalamnya semangat untuk kemuliaan Allah selamanya paling utama, perbedaan amat nyata. Oleh karena kehidupan Yesus mempersalahkan kejahatan, Ia dilawan baik di rumah maupun di luar rumah. Sifat tidak mementingkan diri dan ketulusan-Nya dibicarakan dengan sikap mengejek. Kesabaran dan kebaikan hati-Nya disebut sebagai pengecut. —–KSZ1 81.1

 

Tetapi bagi setiap penggodaan Ia mempunyai satu jawab, “Ada tertulis.” Ia jarang mengecam sesuatu perlakuan salah dari saudara-saudaraNya, tetapi pada-Nya ada kabar dari Allah untuk disampaikan kepada mereka. Kerapkali Ia dituduh sebagai pengecut karena tidak mau bergabung dengan mereka dalam sesuatu perbuatan terlarang; tetapi jawabNya ialah, ada tertulis, “Takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Ayub. 28:28 —–KSZ1 82.1

 

Maria acapkali menegur Yesus, serta mendesak agar Ia mengikuti kebiasaan rabi-rabi. Akan tetapi Ia tidak dapat dibujuk untuk mengubah kebiasaan-Nya dalam merenungkan perbuatan tangan Allah serta berusaha meringankan penderitaan manusia, bahkan penderitaan binatang-binatang yang bisu sekalipun. Apabila imam-imam dan guru-guru menuntut bantuan Maria dalam mengendalikan Yesus, ia merasa susah; tetapi damai datang ke dalam hatinya setelah diucapkan-Nya sebutan-sebutan Alkitab yang menyokong segala kebiasaan-Nya. —–KSZ1 84.1

 

 

Terjadi perubahan dalam diri:

 

Dalam keadaan manusia tanpa dosa, dia dapat mengadakan hubungan yang menyenangkan dengan Allah yang “di dalam Dia itu ada segala perhimpunan hikmat dan marifat terlindung.” Kolose 2:3. Tetapi sejak manusia jatuh ke dalam dosa, tiada lagi dia dapat menikmati kesenangan hubungan yang kudus itu, bahkan dia mencoba menyembunyikan dirinya dari hadapan hadirat Tuhan Allah. Demikianlah selalu keadaan hati yang masih belum dibaharui. Ia tidak sesuai dengan Allah dan tidak akan mendapat kesenangan dalam hubungan dengan Dia. Orang yang berdosa tidak senang di hadapan Allah, dia akan takut dan mengundurkan diri dari pergaulan dengan mahluk-mahluk yang suci. Sekiranya dia diperkenankan memasuki surga, hal itu tidak akan menggembirakannya. Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri yang bertahta di surga setiap hati menyambut hati-kasih Allah yang Tiada Batasnya — tidak akan mendapat sambutan di dalam jiwanya. Pikiran-pikirannya, yang memikat hati- nya, motif-motif yang terdapat padanya, berlawanan dengan orang-orang yang tiada berdosa yang tinggal di sana. Dia akan menjadi satu bunyi sumbang dalam irama surga. Baginya surga adalah tempat penuh siksa; dia lebih suka lenyap dari Tuhan yang menjadi terang itu, dan menjadi pusat dari segala kegembiraan. Bukannya Tuhan yang sewenang-wenang memerintahkan supaya orang jahat itu enyah dari surga, mereka sendirilah yang telah mengatupkannya dengan ketidak-layakan mereka menghadapi pergaulan yang terdapat di- sana. Bagi mereka kemuliaan Allah akan menjadi satu bara api yang menyala- nyala. Mereka menyambut kebinasaan supaya mereka dapat terlindung dari wajah Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus mereka.—- Kebahagiaan Sejati 11.2

 

 

Contoh suatu kutipan tulisan Roh Nubuatan bila tidak seutuhnya dipahami

 

Ada dalam Kitab Suci beberapa hal yang sulit untuk dipahami dan yang menurut bahasa Petrus, orang-orang yang tidak terpelajar dan tidak stabil berjuang untuk kehancuran mereka sendiri. Kita mungkin tidak, dalam hidup ini, dapat menjelaskan arti dari setiap bagian Kitab Suci; tetapi tidak ada poin penting dari kebenaran praktis yang akan diselimuti misteri. Ketika saatnya akan tiba, dalam pemeliharaan Tuhan, bagi dunia untuk diuji kebenarannya pada saat itu, pikiran akan dilatih oleh Roh-Nya untuk menyelidiki Kitab Suci, bahkan dengan puasa dan dengan doa, sampai tautan demi tautan dicari. keluar dan bersatu dalam rantai yang sempurna. Setiap fakta yang segera menyangkut keselamatan jiwa-jiwa akan dibuat begitu jelas sehingga tidak ada yang perlu melakukan kesalahan atau berjalan dalam kegelapan. —-TESTIMONIES FOR THE CHURCH VOL. 2  692.1

 

Orang yang berbakat telah mengabdikan seumur hidup belajar dan berdoa untuk menyelidiki Kitab Suci, namun masih banyak bagian Alkitab yang belum diperiksa sepenuhnya. Beberapa bagian Kitab Suci tidak pernah akan dimengerti dengan sempurna sampai dalam kehidupan pada masa yang akan datang Kristus baru akan menerangkannya. Ada rahasia-rahasia yang akan diungkap, pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dijangkau pikiran manusia. Dan musuh akan berusaha menimbulkan alasan terhadap hal-hal ini, yang lebih baik tetap tidak diperbincangkan.—-PI 274.2

PASANGAN KUDA DAUK
DAN PASANGAN KUDA TEJI – KEPEMIMPINAN RANGKAP

 

 

Dan pada “kereta yang keempat” terdapat “pasangan kuda dauk dan pasangan kuda teji“. Bagian yang ganjil dari nubuatan simbolis ini adalah nyata jelas, karena kereta yang keempat itu, yang berbeda dari tiga kereta lainnya, memiliki dua pasangan kuda. Tetapi yang sangat menarik dari seluruh simbol itu ialah kenyataan yang membingungkan bahwa pasangan kuda dauk itu pergi “menuju ke arah negeri selatan, dan pasangan kuda teji itu pergi keluar, lalu ……… berjalan ke sana ke mari di seluruh bumiZakharia 6 : 6, 7. Pasangan kuda dauk itu pergi ke arah yang satu, dan pasangan kuda teji ke arah yang lainnya, namun keduanya sama-sama menarik kereta yang sama.


Oleh sebab itu jelaslah, bahwa keadaan yang aneh ini tak dapat tiada harus memiliki sebuah pelajaran kebenaran sekarang yang sangat penting bagi sidang Allah pada jam sekarang, apabila khayal itu selesai diungkapkan dan kebenarannya dibukakan, yaitu saat di mana sidang akan berhadapan dengan suatu masalah yang aneh dan membingunkan yang tidak mungkin dapat dipecahkan oleh kepintaran manusia.

Adanya pasangan-pasangan kuda yang tidak sama terpasang pada kereta yang keempat itu, masing-masing menarik ke arah yang berlainan daripada sesamanya, bukan saja menunjukkan adanya suatu kepemimpinan rangkap di dalam sidang Laodikea, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan yang satu bertentangan dengan kepemimpinan yang lainnya baik dalam tabiat maupun dalam tujuan. Karena keadaan ini merupakan sesuatu yang aneh, maka orang yang bijaksana akan memikirkannya dengan sebaik-baiknya. Karena firman Allah telah membicarakannya, dan karena simbol itu menggambarkan dengan tepat persaingan itu yang sedang berlaku di depan mata mereka, maka mereka akan berpegang pada kebenaran itu dengan gigihnya.
       

Kini untuk memberikan penjelasan terhadap bagian yang tertinggi dan membingungkan dari simbol ini, maka kita harus mengikuti catatan sejarah masa lampau dan masa kini dari sidang Laodikea. Karena pekabaran kepada masing-masing sidang dialamatkan kepada “malaikat” itu yang bertugas mengawasi kakidian (sidang — Wahyu 1 : 20), maka kepada Yahya diperintahkan : “Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah.” Wahyu 3 : 14. Namun “malaikat” ini tidak mungkin adalah seorang malaikat sorga, karena ia adalah bersalah : “Dingin tidak panaspun tidak”, melainkan “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” “dan tidak mengetahui. Wahyu 3 : 16, 17. Apa lagi yang dapat dilambangkan oleh malaikat ini kalau bukan seseorang di bumi yang diberi tugas mengawasi “kaki dian” itu? Oleh sebab itu jelaslah, bahwa ia dan hamba itu “yang oleh Tuannya telah diangkat menjadi pemimpin atas rumah tangga-Nya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya” (Matius 24 : 45) adalah sama, kedua-duanya jelas melambangkan kepemimpinan sidang, bukan keanggotaan sidang.
       

Setiap orang yang memiliki pengetahuan Injil yang kuat akan mengetahui bahwa Allah tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi ini bersama-sama dengan suatu kepemimpinan sidang yang “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”; dan yang lebih parah lagi, yaitu dengan orang yang bahkan tidak mengetahui keadaannya sendiri. Orang-orang yang sedang memaafkan berbagai kejahatan yang merajalela dimana-mana adalah bukan umat Allah yang sejati; mereka adalah “lalang-lalang”, yaitu benih dari si Jahat itu.


Roh Nubuatan mengatakan : “Pekabaran yang dikirim Allah melalui perantaraan hamba-hamba-Nya akan diejek dan ditertawakan oleh gembala-gembala yang tidak setia, yang menginjak-injak dengan kaki mereka makanan dari padang rumput, yang memberikan kepada kawanan domba itu makanan yang sudah mereka kotorkan. ‘Celakalah bagi para Gembala yang membinasakan dan mencerai-beraikan domba-domba itu dari pada rumput-Ku!, demikianlah firman Tuhan.” — Review and Herald, June 25, 1901.

Melihat kepada kenyataan yang menyedihkan ini, maka Allah tak dapat tiada harus memiliki suatu kepemimpinan sidang yang kedua untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang terbesar semenjak dunia dimulai. Mengenai penempatan hamba-hamba yang kedua ini, kita baca sebagai berikut : “Maka aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawa meterai dari Allah yang hidup itu; maka berserulah ia dengan suara besar kepada keempat malaikat itu ……… katanya, janganlah merusakkan bumi ataupun laut, ataupun pohon-pohon kayu, sampai selesai kami memeteraikan hamba-hamba Allah kita pada dahi-dahi mereka.” “Dan di dalam mulut mereka tidak didapati tipu; karena mereka adalah tidak bercacad cela di hadapan tahta Allah.” Wahyu 7 : 2, 3; 14 : 5.
       

Demikianlah oleh perantaraan kesaksian maupun oleh perantaraan lambang Firman Allah mengemukakan dua kelas “hamba-hamba” yang  tidak sama — yang satu “suam“, dan lainnya “tidak bercacad cela.”
       

Adalah demikian pentingnya masalah ini sehingga Roh Nubuatan kembali mengarahkan terang kepada aspeknya yang lain lagi sebagai berikut :
       

“Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan segeranya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar …… Orang-orang yang menaruh harap kepada kemampuan berpikir, kemampuan istimewa, atau bakat, mereka tidak akan berdiri pada waktu itu pada barisan terdepan orang banyak.” — Testimonies, vol. 5, p. 80.
       

Dari kenyataan bahwa semua pertemuan kita memberikan surat keterangan kependetaan hanya kepada para tamatan perguruan tinggi menunjukkan bahwa mereka sedang menaruh kepercayaan penuh pada kepintaran manusia — yaitu kepintaran yang tidak lagi dapat diandalkan Allah di waktu ini daripada yang digunakanNya dahulu sewaktu Musa memamerkannya. Dan dari kenyataan bahwa mereka telah mempraktikkan cara yang bodoh ini bertahun-tahun lamanya, adalah bukti kenyataan yang lain lagi, bahwa dinas kependetaan pada waktu ini adalah terdiri dari orang-orang yang tidak mungkin Allah gunakan, bukan saja karena mereka adalah lepas (tidak bergantung) kepada-Nya, melainkan juga karena berlawanan dengan kehendak-Nya, mereka telah menghalangi dari pekerjaan-Nya orang-orang yang dapat Ia gunakan:
       

“Sekarang ingin saya katakan, bahwa Allah tidak menaruh sesuatu kekuasaan raja apapun di dalam barisan kita untuk mengontrol cabang ini atau itu daripada pekerjaan. Pekerjaan telah banyak dibatasi oleh usaha-usaha untuk mengontrolnya pada setiap garis. Di sinilah terdapat suatu kebun anggur yang memberikan tempat-tempatnya yang tandus yang belum memperoleh pekerja satupun. Dan jika seseorang hendak mulai mengolah tempat-tempat ini dalam nama Tuhan, jika ia tidak memperoleh persetujuan dari orang-orang di dalam sebuah lingkungan kekuasaan kecil itu, maka ia tidak akan memperoleh bantuan apapun. Allah menghendaki agar para pekerja-Nya harus memperoleh bantuan. Jika sekiranya seratus orang akan memulaikan suatu misi ke lapangan-lapangan yang tandus, dengan berseru kepada Allah, maka Ia akan membuka ke hadapan mereka.”
       

“Marilah ku ceritakan kepadamu, jika hatimu ada pada pekerjaan itu, dan engkau percaya pada Allah, engkau tidak perlu bergantung pada persetujuan pendeta manapun atau umat manapun; jika engkau pergi langsung bekerja dalam nama Tuhan, dalam cara yang sederhana melakukan apa saja yang dapat engkau ajarkan kebenaran itu, Allah akan meneguhkan engkau.”
       

“Jika sekiranya pekerjaan tidak dibatasi sedemikian rupa oleh sesuatu rintangan di sini, dan di sana, dan bahkan rintangan di seberang sana, maka ia itu sudah akan maju dalam kebesarannya. Ia itu sudah akan maju pertama sekali dalam kelemahan; namun Allah di sorga hidup,” –— Review and Herald, April 16, 1901.
       

Sesudah Paulus menyangkal semua harapan pada kepintaran manusia, sambil memperhitungkannya sebagai kerugian bagi Kristus, baharu dapat Allah meninggikan dia di dalam tangan kekuasaan-Nya. “Maka aku, saudara-saudaraku,” demikian kata rasul yang besar itu, “……… datang bukan dengan fasih lidah atau dengan kepintaran, memberitakan kepadamu kesaksian Allah.” 1 Korinthi 2 : 1. Tetapi berbeda dengan Paulus yang sederhana itu, maka orang-orang besar di dalam sidang pada waktu ini “adalah orang-orang yang merasa kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat menggunakan mereka ………… Panggilan kepada pekerjaan yang besar dan penting ini“, semenjak tahun 1844, “telah disampaikan kepada orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan. Sekiranya mereka ini telah memandang kecil dirinya, lalu berharap sepenuhnya pada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka, membuat mereka membawakan panji-panji-Nya dalam keberhasilan sampai mencapai kemenangan. Tetapi mereka telah memisahkan diri dari Allah, mereka menyerahkan diri kepada pengaruh dunia, maka Tuhan telah menolak mereka.” — Testimonies, vol. 5, pp. 80, 82.
             

Tetapi “Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yang dalam masa ujian dan kegoncangan akan muncul keluar. Ada jiwa-jiwa yang berharga yang kini tersembunyi yang tidak pernah menyembah sujud kepada Baal. Mereka belum memperoleh terang itu yang telah bercahaya dalam penyinaran yang terpusat atas kamu. Tetapi, mungkin di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli akan diungkapkan.” — Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81.

Demikianlah dalam kesamaannya yang saling menunjang dan sempurna, Alkitab dan Roh Nubuatan sekali lagi saling meninggikan sesamanya, dan menjelaskan paradoks dari kereta yang keempat itu — yaitu pasangan kudanya yang rangkap itu yang masing-masingnya diungkapkan oleh warna-warna dan tujuan-tujuannya, yang saling bertentangan dalam tabiat, prinsip, dan tujuan; masing-masing bersaing merebut kekuasaan atas kereta itu. Sambil berusaha mempertahankan kereta itu di negeri selatan (Mesir), di mana mereka secara buta “duduk dengan sentausanya,” pasangan kuda dauk itu, yaitu kepemimpinan pada haluan kereta itu, “mengatakan dalam hatinya, Tuhan tidak akan berbuat baik; Ia juga tidak akan berbuat jahat. Sebab itu segala harta benda mereka itu akan menjadi barang rampasan, dan rumah-rumah tinggal mereka menjadi sunyi.” Zepanya 1 : 12, 13. Sedangkan pasangan kuda teji, yaitu kepemimpinan di belakang pasangan kuda dauk itu, akan berusaha pergi ke sana ke mari di seluruh bumi.
    

Yang pertama itu mengatakan : “Ia adalah terlalu pengampun untuk menghukum umat-Nya” oleh menggenapi Yeheskiel pasal 9 atas mereka itu, sedangkan yang kedua itu berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang terdapat di tengah-tengahnya. Demikianlah sementara di belakang pasangan kuda dauk itu terdengar suatu seruan mengenai pehukuman Allah, maka di depan pasangan kuda teji itu terdengar suatu seruan “damai sejahtera ……… dari orang-orang yang tidak pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak,” demikian kata pendiri sidang, “adalah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, perempuan-perempuan, dan anak-anak kecil, sekaliannya binasa bersama-sama.” — Testimonies, vol. 5, p. 211.
     

Oleh sebab itu, sementara di satu pihak kita secara nubuatan melihat akan kegagalan pasangan kuda dauk itu memegang kendali pengawasan atas kereta (sidang) itu karena kelalaian mereka terhadap tugasnya, maka di lain pihak kita melihat pasangan kuda teji itu baik secara nubuatan maupun pada kenyataan sedang bersiap-siap untuk mengambil oper kendali kereta itu pada waktu yang ditentukan; atau, seperti yang dibicarakan malaikat itu dalam masa lalu nubuatan, menjelaskan : mereka “berusaha untuk pergi supaya mereka dapat berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi.” Zakharia 6 : 7.
      

Karena berbeda dalam warna, maka kedua pasangan itu melambangkan dua kelas hamba-hamba yang berbeda dalam tabiat. Kelas yang pertama (warna dauk) adalah “orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan,” tetapi merasa “kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat memakai mereka.” Kelas yang kedua (warna teji), yaitu mereka yang “Ia bangkitkan dan tinggikan di antara kita,” adalah “orang-orang yang diajarkan oleh dorongan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan secara lahiriah dari lembaga-lembaga ilmiah ……… Allah akan menyatakan, bahwa Ia tidak akan bergantung pada manusia-manusia fana yang terpelajar dan yang mementingkan diri sendiri.” Testimonies, vol. 5, p. 82.
     

Lagi pula, kelas yang terakhir ini memiliki “terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli”, “tetapi, ia itu mungkin berada di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik” — tidak dilapisi oleh “pendidikan tinggi” misalnya. “Ia akan menggunakan orang-orang bagi penyelesaian maksud tujuan-Nya, yaitu mereka yang mungkin akan ditolak oleh sebagian saudara-saudara karena dianggap tidak cakap untuk ikut serta dalam pekerjaan,” — Review and Herald, February 9, 1885. “Maka Aku akan menghimpunkan yang lagi tinggal dari kawanan domba-Ku itu dari semua negeri ke mana telah Ku halau mereka itu, dan Aku akan membawa kembali mereka itu ke kandang-kandang mereka; maka mereka akan berbiak dan bertambah-tambah. Maka Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka itu yang akan memberi makan mereka; maka mereka kelak tidak akan lagi takut, atau gentar, dan tiada lagi mereka akan hilang, demikianlah firman Tuhan”  Yeremiah 23 : 3, 4.
    

Walaupun hamba-hamba Allah ini, yang akan muncul keluar selama pembersihan sidang, “belum memperoleh terang yang telah bercahaya dalam sebuah penyinaran yang terpusat” atas orang-orang lainnya, namun dari hal mereka ada dikatakan : “Yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang, akan jadi seperti Daud — rela untuk berbuat dan berani ……… Kemudian sidang Kristus akan kelihatan ‘indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat seperti suatu bala tentara dengan panji-panji.'” “Ia akan keluar ke dalam seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” — Testimonies, vol. 5, pp. 81, 82; Prophets and Kings, p. 725.
    

Di manakah lagi di dalam seluruh dunia Kristen, kalau bukan di dalam madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (sidangnya orang-orang  Laodikea) akan ditemukan kegenapan sejarah sidang nubuatan yang diungkapkan di dalam penyelidikan ini? Jika wahyu kebenaran sekarang yang mengejutkan ini, yang telah jelas dan pasti seperti juga pertikaian itu sendiri di antara Baik dan Jahat, tidak juga berhasil mencapai hati orang Laodikea, maka tidak ada apapun lagi yang akan pernah dapat mencapainya. Saudara-Saudariku, janganlah membodohi diri; jika ini tidak berhasil mencapai hatimu pada waktunya sekarang untuk menyelamatkan engkau dari kejahatan yang akan datang, maka ia itu pada akhirnya kelak akan mengejar kamu, tetapi kemudian hanya untuk membinasakan, bukan untuk menyelamatkan kamu. Sebab itu jangan lagi tinggal bersama-sama dengan pasangan kuda dauk itu di Mesir, karena dengan berbuat begitu engkau akan binasa di sana bersama-sama mereka sementara

 

PASANGAN KUDA TEJI MEMBAWA

KERETA ITU MENUJU

KE TANAH PERJANJIAN

 

 

Karena kereta itu ditarik oleh kedua pasangan kuda itu, masing-masing menarik ke arah yang bertentangan satu dengan yang lainnya, maka jelaslah bahwa keduanya tidak mungkin menang tanpa memecahkannya menjadi dua, sehingga dengan demikian membiarkannya binasa dan tidak berguna. Oleh sebab itu, maka pasangan yang satu atau yang lainnya harus dipotong buang dari kereta itu. Dan dari kenyataan bahwa yang berwarna teji itu (“pasangan kuda yang kuat itu” — ayat 3 bagian akhir) adalah kuda-kuda yang akan “berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi” sedangkan yang berwarna dauk itu tetap tinggal di Mesir, menunjukkan bahwa hanya pasangan kuda teji itulah yang akan menguasai kereta itu lalu membawanya dari Mesir menuju tanah perjanjian.
    

Walaupun simbol nubuatan yang luar biasa ini, yang kini dibukakan sepenuhnya, adalah hanya sebuah nubuatan yang tertutup lainnya sewaktu buku Tongkat Gembala Jilid 1 terbit dan dikirim ke seluruh gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tahun 1930, namun di dalam pekabarannya yang tepat waktunya kepada Laodikea (yang memberitakan bahwa nubuatan Yeheskiel pasal sembilan sudah hampir digenapi, dan bahwa orang-orang yang luput dari “pembantaian” itu akan merupakan kepemimpinan sidang yang akan datang), amaran tragedi dalam paradoks tunggal yang diungkapkan di sini, memang sudah ditunggu-tunggu. Demikianlah kita lihat, bahwa sejak pertama sekali dalam memproyeksikan sebuah gambaran pertama mengenai masalah kritis yang sama yang ditemukan di dalam amaran yang membingungkan yang diungkapkan di sini, maka buku Tongkat Gembala telah diterbitkan sebagai penjelasan pendahuluan terhadap nubuatan Zakharia. Dan, sebagai timbal balik, bukan saja ramalan yang luar biasa ini memperlihatkan Firman Allah lebih mentaajubkan daripada sebelumnya, tetapi ia juga menunjang pekabaran itu di dalam buku Tongkat Gembala, dan mengungkapkan akibat dari kesulitan yang membingungkan, yang mana seperti itu belum pernah terjadi dalam sejarah sidang.
    

Walaupun para pemimpin gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertekad untuk mengusir keluar dari sidang semua orang yang percaya pada pekabaran dari Tongkat Gembala, mereka sedang mencoba memperlihatkan bahwa para penganut Tongkat Gembala itu sendiri sedang menarik diri keluar. Tetapi kebenaran yang membingungkan ini menunjukkan bahwa mereka itu akan menguasai “kereta itu”, dan penolakan mereka untuk meninggalkan sidang memperlihatkan dengan sungguh-sungguh kepastian pasangan kuda teji itu saja yang akan membawa kereta itu kepada tujuannya — yaitu “ke sana ke mari di seluruh bumi.”
    

Pengungkapan amaran paradoks ini juga memperlihatkan bahwa Allah mengawasi lnjil dan menghantarkannya kepada terang tepat pada saat umat-Nya perlu mengetahui jalan mana harus ditempuh. Dan sekarang, setelah menemukan jalan itu, marilah kita, seperti yang diperbuat para rasul dahulu, menunggu di dalam sidang bersama-sama dengan pekabaran itu sampai kelak diberitahu : “Keluarlah kamu dari sana, berjalanlah ke sana ke mari di seluruh bumi.” Setelah melaksanakan bagian kita sedemikian ini, maka dari hal kita akan dikatakan : “Raja-raja dari bala tentara-bala tentara melarikan diri dengan cepatnya; dan perempuan itu yang menunggu di rumah (sidang) membagi-bagikan barang jarahan. Sungguhpun engkau telah berbaring di antara belanga-belanga, namun engkau kelak akan jadi seperti sayap-sayap burung dara yang bersalutkan perak, dan buluh-buluhnya yang bersalutkan emas yang kekuning-kuningan.” Mazmur 68 : 12, 13.
    

Sebab itu sementara pasangan kuda teji itu kini mempersiapkan diri untuk pergi “ke sana ke mari di seluruh bumi”, pasangan kuda dauk terus berusaha untuk menendang keluar kuda-kuda teji dari kereta dan untuk tetap mempertahankannya di

 

NEGERI SELATAN

 

 

Untuk menentukan arti contoh saingan dari “negeri selatan” itu, maka kita tanyakan kepada buku Wahyu : “Dan Aku akan memberi kuasa kepada kedua Saksi-Ku, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari lamanya, berpakaikan kain goni. Dan apabila mereka kelak sudah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang buas yang naik keluar dari lobang yang tak terduga dalamnya itu akan memerangi mereka, dan akan mengalahkan mereka, dan membunuh mereka. Maka mayat-mayat mereka akan terbaring di jalan negeri yang besar itu, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan.” Wahyu 11 : 3, 7, 8.
    

Roh Nubuatan mengatakan : “Dua Saksi itu melambangkan Injil Wasiat Lama dan Wasiat Baru ……… Keduanya meneruskan kesaksiannya sepanjang seluruh masa periode 1260 tahun ……… Masa periode itu sewaktu dua Saksi itu harus bernubuat dengan berpakaikan kain goni, berakhir dalam tahun 1798 ……… Adalah dalam tahun 1793 bahwa keputusan-keputusan yang menghapuskan agama Kristen dan menyingkirkan Alkitab (atau membunuh ‘kedua Saksi’ itu), telah keluar dari Majelis Umum Prancis.” — The Great Controversy, pp. 267, 268, 287.
    

Oleh sebab itu, karena pemerintah Prancis yang atheis itu dalam tahun 1793 oleh Injil disebut “Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan,” maka Mesir kuno — “negeri selatan itu” – akan melambangkan dunia kita yang ada sekarang pada umumnya, di mana “Tuhan kita telah disalibkan.” Dengan sendirinya, walaupun “pasangan kuda hitam” dan “pasangan kuda putih itu” pergi “memasuki negeri utara” (dunia Kristen), namun “pasangan kuda dauk itu” pergi menuju “negeri selatan” (dunia).
    

Dalam bukti-bukti nyata mengenai tahap nubuatan yang satu ini, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, sesudah kekecewaan besar dalam tahun 1844 yang lalu, telah keluar menggenapi penugasan ilahi sebagai berikut: “Engkau harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa dan raja-raja.” Wahyu 10 : 11. Demikianlah “kata-kata nubuatan yang pasti,” yang dibuktikan secara terperinci oleh sejarah gereja, menguatkan kenyataan bahwa pekabaran dari Gereja Advent Hari Ketujuh telah disebarkan kepada dunia — Mesir. Sebab itu, maka bahayanya “kereta yang keempat” itu (Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) bukannya karena pergi memasuki Babil, melainkan karena memasuki Mesir.
     

Dalam pengukuhan berikutnya mengenai fakta nubuatan yang jelas dan menggemparkan ini Roh Nubuatan mengatakan sebagai berikut: “Saya sangat sedih apabila saya pikirkan keadaan kita sebagai suatu umat ……. Sidang telah berbalik daripada mengikuti Kristus sebagai Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menuju Mesir. Tetapi hanya sedikit yang merasa dalam bahaya dan tercengang karena kebutuhan mereka akan kuasa rohani.” — Testimonies, vol. 5, p. 217.
     

Tetapi sebagian orang dengan seolah-olah kebiasaan burung onta yang banyak didongengkan orang menanamkan kepalanya di bawah pasir untuk menghindari bahaya berseru : “Tidak ada bahaya. Pergerakan ini akan menang.” Tetapi kenyataannya bahwa tujuan besar dari pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh sedang berada dalam bahaya kejatuhan yang serius, adalah merupakan keprihatinan yang mendalam yang dikemukakan oleh Presiden General Conference di dalam sebuah amanatnya yang diterbitkan di dalam Review and Herald, tanggal 14 Oktober 1937, yang sebagiannya kami kutip sebagai berikut:
     

“Saya katakan kepadamu dengan sungguh bahwa ada terdapat kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh yang sedang bekerja, yang jika tidak diawasi, akan membuat kita tidak siap bagi kedatangan Kristus yang kedua kali seperti halnya Israel tidak siap menghadapi kedatangan-Nya yang pertama. Jangan membuat kekeliruan akan hal itu. Saya melihat pengaruh-pengaruh itu sedang bekerja sekarang. Roh orang-orang Saduki itu sedang bekerja bagaikan ragi, maka saya ingin mengangkat suaraku dengan imbauan yang serius agar kamu dapat melihat bahwa pintu adalah tertutup dari semua gangguan yang sedemikian ini ……… Saya mengundang anda sekalian untuk ikut memerangi roh orang-orang Saduki itu, yaitu roh penyesuaian dengan dunia, yaitu roh yang jika dibiarkan terus bergerak tanpa diawasi, akan menumbangkan dan merubah seluruh roh dan tujuan dari pergerakan ini ……… Pertanyaan ini juga datang kepada saya : Apakah kita, dalam mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran yang besar ini yang telah dipercayakan Allah kepada kita, sedang membiarkan jubah itu jatuh lepas dari bahu kita ke atas bahu orang-orang lain? Apakah kita sedang membiarkan orang-orang lain melangkah memasuki tempat-tempat kita lalu menyerukan kepada dunia suatu reformasi mengikuti sebagian dari garis-garis ajaran ini?

 

 

Maranatha 4 Februari – Akankah Anda Tahan Uji?

 

Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak. Ulangan 8:2.

 

Allah akan menguji umatNya….. Jika pesan [pekabaran tahun 1844] telah menjadi sesuatu yang berjangka waktu singkat sebagaimana banyak dari kita menduga demikian, maka tidak akan ada waktu lagi bagi mereka untuk mengembangkan tabiat. Banyak yang bergerak dari perasaan, bukan dari prinsip dan iman, dan pesan yang agung dan menakutkan ini telah mengarahkan mereka. Pesan itu menyentuh perasaan mereka dan membangkitkan ketakutan-ketakutan mereka, tetapi tidak menyelesaikan pekerjaan yang Allah telah rancangkan sebagaimana mestinya ….  43.1

Allah menuntun umatNya, langkah demi langkah. Dia membawa mereka pada titik-titik yang dianggap berbeda untuk memanifestasikan apa yang ada di dalam hati. Sebagian orang dapat bertahan pada satu titik, tetapi kemudian jatuh di titik berikutnya. Pada setiap titik yang lebih maju hati diuji dan dicoba dengan sedikit lebih dekat. Jika umat Allah menemukan hati mereka bertentangan dengan pekerjaan yang lurus ini, maka ia itu mesti meyakinkan mereka bahwa mereka harus melakukan suatu pekerjaan untuk mengatasinya….. Sebagian orang dengan segera mau menerima satu poin; tetapi ketika Allah membawa mereka pada titik uji yang lain, mereka terbenam dan berpaling, sebab mereka menemukan hal itu bertentangan langsung pada suatu pujaan yang disukai. Di sinilah mereka memiliki kesempatan untuk melihat apa yang ada di dalam hati mereka yang menutup diri pada Yesus. Mereka menghargai sesuatu lebih tinggi daripada kebenaran, dan hati mereka tidak bersiap untuk menerima Yesus. Setiap orang diuji dan dibuktikan sepanjang waktu untuk melihat apakah mereka akan mengorbankan pujaan-pujaan mereka…. Mereka yang meningkat ke setiap titik, dan tahan setiap ujian serta mengalahkan, berapa besar pun harganya, telah mengindahkan nasehat dari Saksi Yang Benar itu, dan mereka akan menerima hujan akhir, dan dengan demikian layak untuk diubahkan.  43.2

Allah menguji umatNya di dunia ini…… Di sini, di dunia ini, dalam zaman akhir ini, pribadi lepas pribadi akan menunjukkan kekuatan apa yang mempengaruhi hati mereka dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka.  Jika ia itu kuasa dari kebenaran ilahi, maka ia itu akan menuntun pada pekerjaan-pekerjaan yang baik. Ia itu akan mencerdaskan penerimanya, dan membuatnya berhati luhur dan murah hati, seperti Tuhannya yang ilahi….. 43.3

Wahai para muda-mudi dan orang-orang tua, Allah sekarang sedang menguji kalian. Kalian harus memutuskan takdir abadi kalian. 43.4

 

 

Maranatha 27 Januari – Sebuah Surga untuk Dimenangkan

 

“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” Lukas 21:36.

 

Hari-hari ini di mana kita sedang hidup adalah serius dan penting. Roh Allah adalah secara bertahap tapi pasti sedang ditarik dari bumi ini …..  35.1

Keadaan berbagai perkara di dunia ini menunjukkan bahwa masa yang menyusahkan adalah sudah di depan mata. Suratkabar harian penuh dengan indikasi akan konflik yang mengerikan di masa depan. Perampokan-perampokan hebat terjadi berkali-kali. Pemogokan-pemogokan buruh menjadi peristiwa yang biasa. Siapa saja bisa menjadi pencuri dan pembunuh. Orang-orang yang dikuasai roh-roh jahat mencabut nyawa orang laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Orang-orang sudah menjadi tergila-gila dengan maksiat, dan setiap jenis kejahatan merajalela. 35.2  

Setiap perkara di dunia ini ada di dalam pergolakan. Tanda-tanda zaman adalah menyeramkan. Peristiwa-peristiwa yang akan datang memancarkan bayangan-bayangannya sebelumnya. Roh Allah sedang menarik diri dari bumi, dan bencana demi bencana saling menyusul satu sama lain di darat dan di laut. Ada badai, gempa bumi, kebakaran, banjir, pembunuhan dari setiap tingkatan …… Dengan sangat segera orang-orang menaruh diri mereka sendiri di bawah perbudakan yang telah mereka pilih. Dengan gelisah mereka menunggu dan menyaksikan pergerakan-pergerakan dari para pemimpin mereka. Ada sebagian orang yang sedang menunggu dan menyaksikan dan bekerja untuk kedatangan Tuhan kita. Kelas yang lain sedang jatuh ke dalam kepemimpinan kemurtadan besar yang pertama. Sedikit orang saja yang percaya dengan hati dan jiwa bahwa kita memiliki sebuah neraka untuk dihindarkan dan sebuah surga untuk dimenangkan.   35.3

Krisis sedang mencuri secara bertahap atas kita. Matahari bersinar di langit, melalui jalur perputarannya yang biasa. ….. Orang-orang masih tetap makan dan minum, bercocok-tanam dan membangun, kawin dan mengawinkan. Para pedagang masih tetap membeli dan menjual. Orang-orang saling menyikut satu sama lain, bersaing untuk posisi yang paling tinggi. Para pecinta kesenangan masih tetap berkerumun ke teater-teater, tempat-tempat pacuan kuda, dan rumah-rumah perjudian. Kegembiraan tertinggi merajalela, namun masa pencobaan sedang berakhir dengan cepatnya, dan setiap perkara akan segera diputuskan secara abadi …..  35.4

Dengan sungguh-sungguh ada datang atas kita selama berabad-abad perkataan amaran dari Tuhan kita sejak di Bukit Zaitun: “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” 35.5

 

 

The Great Controversy, p. 537:

 

“Banyak yang menganggap berbagai ancaman di dalam Alkitab itu telah dibuat seolah-olah hanya untuk menakut-nakuti manusia supaya patuh, dan bukan untuk digenapi sebagaimana yang tertulis. Dengan demikian orang berdosa dapat hidup dalam keplesiran yang mementingkan dirinya sendiri, tanpa menghiraukan berbagai tuntutan dari Allah, sekalipun tetap juga berharap akan kelak pada akhirnya diterima ke dalam kasih Tuhan. Doktrin yang sedemikian itu yang menaruh harap pada hanya karunia Allah, tetapi melalaikan keadilan-Nya  akan memuaskan hati yang jahat, dan membesarkan hati orang-orang  jahat dalam  kejahatan mereka..”

 

kaitkan dengan kata-kata:

Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jld 1 buku 2 no. 7 hal 28

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart