Sabat 5 November 2022
Renungan pendahuluan:
- MEMAHAMI KEWAJIBAN KITA SELAIN DARIPADA MEMBACA
Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jilid 1 buku 2 no. 7 hal 28
“……Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merobah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi route perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaanNya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merobah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.
Sementara ilham membukakan gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara – alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merobah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu. —— Buku Amaran Sekarang buku 4 jilid 1 Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”
“Para pendengar dari jenis tanah yang baik menerima firman itu bukan sebagai kata-kata manusia, melainkan seolah-olah itulah kebenaran, yaitu firman Allah. Hanya orang yang menerima Injil sebagai suara Allah yang berbicara kepadanya, itulah pelajar yang benar. Ia gementar mendengar firman itu, karena baginya itulah kenyataan yang hidup. Ia membuka kemampuan berfikirnya dan hatinya untuk menerima firman itu. Pendengar-pendengar yang sedemikian ini adalah Kornelius dan teman-temannya, yang mengatakan kepada rasul Paulus, ‘Sebab itu sekarang kita berada di sini di hadapan Allah, untuk mendengarkan segala perkara yang diperintahkan kepadamu dari Allah.‘ Suatu pengetahuan kebenaran tidak terlalu banyak bergantung kepada kemampuan kecerdasan melainkan kepada maksud yang murni, kesederhanaan dari iman yang sungguh-sungguh.………….Para pendengar dari jenis tanah yang baik setelah mendengarkan firman itu, Ialu memegangnya dengan tekun. Setan berikut semua kaki tangannya yang jahat tidak dapat menangkapnya untuk dibuang. Dengan hanya mendengar atau membaca firman adalah tidak cukup. Barangsiapa yang rindu untuk memperoleh manfaat dari Alkitab harus merenungkan kebenaran itu yang telah disampaikan kepadanya. Oleh perhatian yang sungguh-sungguh dan pikiran yang penuh doa ia harus mempelajari arti dari semua firman kebenaran itu, dan minum sebanyak-banyaknya dari pada roh dari ucapan-ucapan yang suci itu.“— Christ’s Object Lessons hal. 59 paragraf yang kedua
Hanya sedikit saja manfaat yang diperoleh dari membaca Kitab Suci secara terburu-buru. Seseorang dapat membaca seluruh Alkitab namun tidak berhasil melihat keindahannya serta mengerti ke dalaman maknanya yang tersembunyi. Satu bagian yang pendek yang dipelajari sampai maknanya jelas kepada pikiran dan hubungannya dengan rencana keselamatan jelas betul, itu lebih bernilai daripada membaca beberapa fasal tanpa tujuan tertentu serta tiada pengajaran yang positif yang diperolehnya. Peganglah selalu Alkitabmu. Kalau kau mempunyai kesempatan, bacalah; lekatkan ayat-ayat Alkitab itu dalam pikiranmu. Meski engkau berjalan di jalan-jalan engkau dapat membaca satu bagian dan merenungkannya, dengan demikian memasukkan dalam pikiran. ——KS 84.2
Kita tidak akan dapat memperoleh akal-budi tanpa perhatian yang sungguh-sungguh disertai belajar dengan doa yang tekun. Beberapa bagian daripada Kitab Suci itu memang begitu mudah untuk tidak disalah pahami, tetapi ada pula yang lain yang artinya tidaklah terletak pada permukaan yang dapat dilihat hanya sekilas saja. Bagian-bagian Kitab Suci itu haruslah dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. Harus diadakan penyelidikan yang hati-hati disertai perhatian dan doa yang tekun. Cara belajar yang demikian memang amat banyak manfaatnya. Seperti seorang penambang yang menemukan saluran barang-tambang yang amat berharga tersembunyi di bawah bumi, demikianlah orang yang dengan tekun menyelidiki firman Allah seperti mencari permata-permata kebenaran yang tiada ternilai harganya, yang tersembunyi dari pandangan orang yang mencari dengan sembrono. Firman yang diilhamkan Allah, ditimbang-timbang dalam hati, akan menjadi seperti sungai yang mengalir dari pancaran kehidupan itu. ——KS 84.3
- Memahami hanya sebagian-sebagian dari kebenaran
“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.
“Ingatlah juga, bahwa praktik membanding-bandingkan ucapan-ucapan yang dilepaskan dari isi konteks tulisan pada dasarnya adalah tidak jujur, dan kini telah menimbulkan kekacauan-kekacauan dan penggunaan-penggunaan kebenaran secara tidak pada tempatnya, sama seperti halnya pertikaian yang sengaja dilakukan dalam tantangan Setan melawan Kristus. “Jika Engkau benar Anak Allah, buangkanlah diri Mu ke bawah, karena ada tertulis, bahwa ia akan memberikan malaikat-malaikat Nya mengawasi Engkau, dan di dalam tangan merekalah mereka akan memikul Engkau, supaya tidak pada sesuatu saat terantuk kaki Mu pada Batu.” Matius 4:6. Tanya Jawab buku 1, halaman 42
Tanya Jawab Buku 3 Pertanyaan No. 3 :
APAKAH PERWUJUDAN DARI PADA ILHAM ITU?
Pertanyaan No. 3 :
Apakah artinya Interpretasi sendiri? Dalam cara bagaimanakah seseorang diilhami? Dan melalui siapakah Ilham bekerja?
Jawab :
………………….
Ingatlah juga, bahwa praktik membanding-bandingkan ucapan-ucapan yang dilepaskan dari isi konteks tulisan pada dasarnya adalah tidak jujur, dan kini telah menimbulkan kekacauan-kekacauan dan penggunaan-penggunaan kebenaran secara tidak pada tempatnya, sama seperti halnya pertikaian yang sengaja dilakukan dalam tantangan Setan melawan Kristus : “Jika Engkau benar Anak Allah, buangkanlah diri-Mu ke bawah, karena ada tertulis, bahwa la akan memberikan malaikat-malaikat-Nya mengawasi Engkau, dan di dalam tangan merekalah mereka akan memikul Engkau, supaya tidak pada sesuatu saat terantuk kaki-Mu pada batu.” Matius 4 : 6.
Dari hal-hal yang sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas, bahwa hasil-hasil akhir dari pada Ilham itu jatuh dalam dua kategori — yaitu Ilham dalam kata-kata atau Ilham dalam pendapat-pendapat. Gambarannya secara terperinci sebagai berikut : seseorang malaikat muncul dan mengatakan kepada seseorang : “Tuhan pada sesuatu saat yang sedemikian ini dan sedemikian ini akan berbuat demikian dan demikian kepada umat-Nya. Sampaikanlah kepada mereka pekabaran ini, dan tunjukkanlah itu kepada mereka dari Alkitab yang benar, karena nabi-nabi telah membicarakannya di dalamnya di zaman dahulu.” Pekabaran malaikat itu harus disampaikan dengan setia sesuai pendapat itu ; walaupun jelas pilihan kata-kata, yang menyimpang dari kutipan-kutipan itu perlu diserahkan kepada juru-kabar itu sendiri. Akibatnya, setiap saat ia melihat kemungkinan untuk membuat pendapat yang diilhami itu menonjol dengan lebih jelas dan lebih berkuasa, juru-kabar itu berada di bawah kewajiban moral yang dalam untuk selalu memperbaiki bahasanya. Hanya dengan demikian aliran pendapat yang diilhami itu dapat menjadi makin maju, makin jelas dan indah.
Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan. Tetapi, penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas dari pada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri, atau, kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” — yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.
Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yahya Pembaptis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yahya telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian kerajaan itu. la telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaan — bahwa apabila Raja itu datang la pasti akan mendirikan kerajaan-Nya lalu dengan demikian membebaskan umat-Nya dari belenggu Romawi. Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, la menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat-Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang pincang ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yahya sebagai nabi palsu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yahya sebagai nabi yang benar dan menolak Jesus sebagai seorang Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan ke bawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yahya.
Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, mau pun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yahya. Dan dengan demikianlah sekarang seperti halnya di masa lalu orang-orang yang suka mengeritik, yang tidak mau percaya, dan yang ragu-ragu akan menemukan banyak cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka. Tetapi sama halnya sekarang seperti di masa lalu orang-orang yang suka ragu-ragu itu akan terbawa dalam kepintarannya sendiri.
Catatan:
Ini sebuah pelajaran tentang kemarahan Paulus terhadap orang-orang di 1 Korintus 3 yang ternyata mereka pada dasarnya bergantung kepada manusia yaitu kepada Paulus atau kepada Apolos, seharusnya kepada Tuhan.
Orang-orang yang tetap berpegang kepada ajaran salah Yohanes pembabtis adalah contoh dari orang-orang dari jenis yang bergantung kepada manusia……..mereka tidak rela meninggalkan ajaran nabi walaupun bertentangan dengan faktanya.
Orang-orang yang maju terus tidak mempermasalahkan kesalahan ajaran Yohanes pembabtis mengikuti perkembangan kebenaran………mereka inilah yang dari jenis orang-orang yang bergantung kepada Tuhan dan kita harus seperti mereka ini, bukan orang-orang yang tidak lagi beranjak dari pemahaman yang telah diajarkan nabiNya, terlebih nabiNya telah meninggal.
Pengalaman yang sama kita temukan juga kepada orang-orang di jaman William Miller, mayoritas yang kecewa dan meninggalkan imannya dan menolak untuk mempelajari kembali adalah dari jenis orang-orang yang bergantung kepada manusia, karena William Miller tidak ikut serta menggali kembali ketika Ellen G. White dipercayakan Tuhan untuk menggenapi Wahyu 10:10, 11.
Sementara dilain pihak orang-orang yang kemudian menjadi orang-orang pertama gereja Advent adalah jenis dari orang-orang yang bergantung kepada Tuhan, mereka mulanya tidak mengetahui bahwa Ellen G. White adalah nabi, namun mereka karena bergantung kepada Tuhan tidak mempermasalahkan mereka pada akhirnya harus berbeda dengan William Miller walaupun mereka paham bahwa William Miller adalah nabi.
Disini bukti bahwa kewajiban kita selain MEMBACA – BELAJAR KEBENARAN, juga kita harus MERENUNGKAN/MENGGALI kebenaran dan menguji apakah kebenaran itu yang telah dibagikan juru kabarNya BENAR DEMIKIAN.
DIBUTUHKAN KERENDAHAN HATI dan KESEDIAAN BERBEDA DENGAN ORANG LAINNYA, bukan melakukan sebagaimana kata-kata berikut:
Allah akan membantu kita untuk menjadi murid-murid Alkitab. Sampai engkau dapat melihat alasannya bagi dirimu sendiri dan sebuah kalimat “demikianlah Tuhan berfirman” di dalam Alkitab, jangan percaya kepada manusia hidup mana pun untuk menafsirkan Alkitab bagimu. Dan pada saat engkau dapat melihat hal ini, engkau akan mengetahuinya, dan mengetahui kebenaran Allah. Engkau akan berkata, “Saya telah membacanya, saya telah melihatnya, dan hatiku berpegang padanya, dan kebenaran Allah telah berbicara padaku melalui Firman-Nya.” Kita harus menjadi pribadi Kristen seperti ini. Kita harus memiliki sebuah pribadi, pengalaman pribadi. Kita harus bertobat, sebagaimana orang Yahudi. Jika engkau melihat terang yang kecil, janganlah engkau mundur dan berkata, “Saya akan menunggu sampai saudaraku yang lain melihatnya.” Jika engkau melakukan hal ini, engkau akan masuk ke dalam kegelapan. —-IP129.1
Demikian pula keadaan tersebut juga berlanjut kepada ujian berikutnya akan kehadiran Davidian, mereka terbagi kembali kepada 2 kelompok yang mengatakan keluar dari organisasi murtad akan tetap berada di dalam gereja Advent dengan organisasi General Conference dan kelompok yang melihat kepada perkembangan kebenaran, ia rela untuk tidak lagi berpegang dengan pemahaman yang sebelumnya lalu rela memasuki barisan Davidian kemudian lanjut terus.
Selanjutnya setelah Victor T. Houteff meninggal kembali menjadi tantangan kepada umatNya, terutama ketika organisasi dibubarkan dan gulungan-gulungan ternyata masih terus terbuka antara lain tentang time setting, umatNya terpecah yaitu orang-orang yang bergantung kepada manusia akan terus bertahan dengan tempat WACO TEXASnya berikut organisasinya walaupun terdapat petunjuk-petunjuk telah diberikan tentang tidak lagi Tuhan bekerja ditempat yang dipusatkan dan dengan pemahaman yang juga terhenti hanya sejauh yang disampaikan VTH dalam buku2nya saja yang disampaikan dengan jelas, kemudian dilain pihak orang-orang yang tidak mempermasalahkan organisasi dibubarkan dan terus belajar serta menggali maju terus mengikuti gulungan kebenaran yang berkembang walaupun makanan didapat hanya dari ajaran-ajaran guru-guru.
Victor T. Houteff mengatakan:
Amaran Sekarang jld 1 No. 18:
Setelah mengetahui sekarang dengan lebih baik, maka marilah kita jangan lagi mendewa-dewakan manusia; jangan lagi kita memberikan tempat di dalam diri kita bagi roh-roh yang najis. Sebaliknya marilah kita memberikan kesempatan bagi Roh Allah untuk memimpin kita ke dalam Kebenaran-Nya yang terus berkembang itu dengan pengertian pribadi.
Hendaklah kita menjadi pengikut-pengikut Kristus, jangan lagi menjadi pengikut Paulus, ataupun Appolos, ataupun Cephas, ataupun orang-orang lain.
Peristiwa 1844 pekerjaan William Miller:
Tulisan-Tulisan Permulaan:
Sub judul “Kekecewaan dan Akibatnya” (hal 23):
“Yesus tidak datang ke dunia sebagaimana yang diharapkan dan ditunggu-tunggu oleh serombongan orang dengan gembira, untuk memulihkan bait suci dengan menyucikan bumi oleh api. Saya melihat bahwa mereka tidak salah dalam menghitung masa nubuatan; masa nubuatan yang berakhir pada tahun 1844, dan Yesus memasuki tempat yang maha suci pada zaman akhir. Kesalahan mereka terjadi karena tidak mengerti apa itu bait suci dan sifat pemulihannya” – hal 243 (buku Great Controversy).
Sub judul “William Miller” (hal 397):
Allah mengutus malaikatNya untuk bekerja dalam hati seorang petani yang belum percaya akan Alkitab, untuk memimpin dia menyelidiki nubuatan. Malaikat-malaikat Allah berulang-ulang mengunjungi orang yang terpilih itu, untuk menuntun pikirannya dan membuka pengertiannya pada nubuatan-nubuatan yang selama ini masih gelap bagi umat Allah. Pemulaian rantai kebenaran diberikan padanya, dan ia telah dituntun untuk menyelidiki mata rantai demi mata rantai, sampai melihat dengan keheranan dan kekaguman akan Firman Allah.
Kemenangan Akhir hal. 368.2:
Dalam menerangkan Daniel 8:14, “Sampai lewat 2300 petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar,” Miller, sebagaimana sudah disebutkan, menerima pandangan umum yang lazim bahwa dunia ini adalah tempat kudus itu dan ia percaya bahwa pemulihan tempat kudus menggambarkan pembersihan dunia ini dengan api pada ke-datangan Tuhan. Itulah sebabnya bilamana ia menemukan akhir dari 2300 hari itu pasti dinubuatkan atau diberitahukan, ia menyimpulkan bahwa ini menyatakan kedatangan Kristus kedua kali. Kesalahannya adalah sebagai akibat dari penerimaannya pada pandangan populer atau pandangan umum, mengenai tempat kudus itu.
Kemenangan Akhir hal 388.1:
Banyak orang yang mengaku mengasihi Juruselamat, menyatakan bahwa mereka tidak menentang doktrin kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka hanya tidak setuju mengenai waktu yang dipastikan. Tetapi Allah Yang Mahatahu membaca hati mereka. Mereka tidak ingin mendengarkan kedatangan Kristus untuk menghakimi dunia ini dalam kebenaran. Mereka adalah hamba-hamba yang tidak setia.
KESIMPULAN:
William Miller diberikan pengetahuan tentang TIME SETTING mulainya sidang pemeriksaan pehukuman bukan kedatangan Yesus yang kedua kali, penyimpulan tentang kedatangan Yesus kedua kali adalah didapat dari pandangan populer dan orang-orang sebaliknya yang mereka permasalahkan adalah TIME SETTINGnya, sementara yang mereka terima adalah pemahaman William Miller yang salah tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Prilaku orang-orang ini yang menolak TIME SETTING masih diulangi kembali di akhir zaman, termasuk juga orang-orang yang mengaku pemegang kebenaran sekarang.
Kemenangan Akhir hlm. 327-331 (disampaikan juga dalam buku Maranatha 2 Januari – Pelajaran di Betlehem):
Sub judul 17 Berita kedatangan Kristus:
Pada waktu kedatangan Kristus yang pertama, imam-imam dan ahli-ahli taurat kota suci, kepada siapa firman Allah dipercayakan, seharusnya memahami tanda-tanda zaman, dan memberitakan kedatangan Dia yang dijanjikan itu. Nubuatan Mikha menunjukkan tempat kelahiranNya (Mikha 5:1). Daniel memperinci waktu kedatanganNya (Daniel 9:25). Allah memberikan nubuatan-nubuatan ini kepada para pemimpin Yahudi; tidak ada maaf bagi mereka jika mereka tidak mengetahuinya dan menyatakan kepada orang-orang bahwa kedatangan Mesias sudah dekat. Kebodohan mereka adalah akibat dari dosa kelalaian mereka.
….
Dengan perhatian yang mendalam dan sungguh-sungguh seharusnya tua-tua Israel sudah mempelajari tempat, waktu dan keadaan peristiwa paling besar dalam sejarah dunia kedatangan Anak Allah untuk menyelesaian penebusan manusia. Seharusnya semua orang sudah berjaga dan menunggu agar mereka boleh termasuk di antara yang pertama menyambut Penebus dunia itu.
…..
Seorang malaikat mengunjungi dunia ini melihat siapa-siapa yang bersedia menyambut Yesus. Tetapi ia tidak melihat adanya tanda-tanda kesediaan. Ia tidak mendengar suara puji-pujian dan kemenangan, bahwa waktu kedatangan Mesias sudah dekat. Malaikat itu melayang-layang sebentar di atas kota terpilih dan di atas Bait Suci di mana hadirat Ilahi dinyatakan berabad-abad lamanya. Tetapi disinipun yang terdapat hanya keadaan acuh tak acuh yang sama. Para Imam, dalam kebesaran dan kebanggaannya, mempersembahkan persembahan-persembahan yang telah cemar di Bait Suci itu. Orang-orang Parisi dengan suara nyaring berbicara kepada orang banyak, atau mengucapkan doa-doa kesombongan di sudut-sudut jalan. Di istana raja-raja, diperkumpulan-perkumpulan para ahli filsafat, di sekolah-sekolah para rabi, semuanya sama-sama tidak memperhatikan fakta ajaib yang telah memenuhi seluruh surga dengan sukacita dan pujian — bahwa Penebus manusia sudah hampir datang ke dunia.
Tidak ada tanda-tanda bahwa Kristus sedang ditunggu-tunggu, dan tidak ada persediaan menyambut Raja kehidupan itu. Dalam keheranan, utusan Surgawi itu sudah hampir kembali ke surga dengan satu berita yang memalukan, pada waktu ia menemukan sekelompok gembala yang menjaga ternak mereka pada waktu malam. Dan pada waktu mereka memandang ke langit yang penuh bintang, mereka merenungkan nubuatan mengenai seorang Mesias yang datang ke dunia, dan merindukan kedatangan penebus dunia itu. Kelompok gembala inilah yang bersedia menerima pekabaran Surga. Dan tiba-tiba malaikat Tuhan tampak menyatakan berita baik, berita kesukaan besar. Kemuliaan surga memenuhi seluruh padang itu; malaikat tampak tak terhitung banyaknya. Seolah-olah berita kesukaan itu terlalu besar untuk dibawa oleh seorang saja utusan dari surga: Sejumlah besar suara memperdengarkan nyanyian, yang suatu hari kelak seluruh bangsa akan menyanyikannya, “Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya” (Lukas 2:14).
Oh, betapa cerita Betlehem yang luar biasa ini menjadi suatu pelajaran! Bagaimana cerita itu menegur ketidakpercayaan kita, kesombongan kita dan kepuasan diri sendiri. Bagaimanakah cerita itu mengamarkan kita supaya berjaga-jaga, agar jangan oleh kelalaian kita, kita juga gagal memperhatikan tanda-tanda zaman, sehingga tidak mengetahui hari pehukuman kita.
Bukan hanya di bukit-bukit Yudea, bukan hanya di antara para gembala yang sederhana, malaikat menemukan orang-orang yang memperhatikan dan menantikan kedatangan Mesias. Di negeri orang kafir juga ada yang merindukanNya. Mereka adalah orang-orang bijaksana, orang-orang yang kaya, bangsawan dan ahli-ahli filsafat dari Timur. Sebagai pengamat alam, orang-orang Majus ini telah melihat Allah dalam ciptaanNya. Dari Alkitab Ibrani mereka telah mempelajari Bintang yang akan terbit di Yakub, dan dengan kerinduan mereka menunggu kedatanganNya, yang bukan saja menjadi “Penghiburan bagi Israel,” tetapi juga “terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain,” dan yang membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” (Lukas 2:25, 32; Kisah 2:47). Mereka adalah pencari terang, dan terang dari takhta Allah menerangi jalan mereka. Sementara imam-imam dan rabi-rabi di Yerusalem, yang menjadi pelindung dan penyebar kebenaran, telah diselubungi oleh kegelapan. Bintang yang dikirim surga menuntun orang-orang Majus, yang kafir ini, ke tempat Raja yang baru lahir itu.
Adalah “kepada mereka yang menantikan Dia” Kristus akan “menyatakan diriNya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan”. (Ibrani 9:28). Seperti berita kelahiran Juruselamat, pekabaran kedatangan kedua kali tidak diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama. Mereka telah gagal untuk memelihara hubungan mereka dengan Allah, dan telah menolak terang dari Surga. Oleh sebab itu mereka tidak tergolong kepada apa yang diterangkan oleh Rasul Paulus, “Tetapi kamu, Saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” (1 Tesalonika 5:4,5).
Penjaga-penjaga tembok kota Sion seharusnya adalah orang pertama yang menangkap berita kedatangan Juruselamat, orang pertama yang mengumumkan kedatanganNya yang sudah dekat, orang pertama yang mengamarkan orang-orang supaya bersedia kepada kedatanganNya. Tetapi mereka tenang-tenang saja, memimpikan perdamaian dan keamanan, sementara orang-orang tertidur di dalam dosa-dosa mereka. Yesus melihat gerejaNya bagaikan pohon ara yang tidak berbuah, ditutupi oleh daun-daun kesombongan, tetapi tidak menghasilkan buah-buah yang berharga. Ada kesombongan pemeliharaan formalitas agama, sementara roh kerendahan hati yang benar, pertobatan dan iman—yang satu-satunya bisa memberikan pelayanan yang berkenan kepada Allah — sangat kurang. Sebagai ganti kasih karunia Roh, mereka menunjukkan keangkuhan. Formalisme, kesombongan, mementingkan diri sendiri dan penindasan. Gereja yang murtad menutup matanya kepada tanda-tanda zaman. Allah tidak melupakan mereka, atau menahankan kasih setiaNya. Tetapi mereka meninggalkanNya dan memisahkan diri dari kasihNya. Pada waktu mereka menolak menuruti syarat-syarat, maka janji-janji Nya tidak akan digenapi kepada mereka.
Demikianlah akibatnya kalau lalai menghargai dan menggunakan terang dan kesempatan yang diberikan Allah. Kecuali jemaat mengikuti pimpinanNya dan menerima setiap sinar terang dan melakukan setiap tugas yang dapat dinyatakan, maka agama akan pasti merosot menjadi perbaktian formalitas, dan roh kesalehan yang vital akan lenyap. Kebenaran ini telah berulang kali digambarkan di dalam sejarah gereja. Allah menuntut pekerjaan-pekerjaan iman dari umat-umatNya, dan penurutan yang sejajar dengan berkat-berkat dan kesempatan-kesempatan yang diberikan. Penurutan memerlukan pengorbanan dan salib. Dan inilah sebabnya mengapa banyak orang yang mengaku pengikut Kristus menolak menerima terang dari surga dan seperti orang-orang Yahudi zaman dahulu, tidak mengetahui saat bilamana Allah melawat mereka (Lukas 19:44). Oleh karena kesombongan dan tidakpercayaan, Tuhan melewatkan mereka dan menyatakan kebenaranNya kepada orang lain yang telah memperhatikan semua terang yang telah diterima, seperti gembala-gembala di Betlehem dan orang-orang Majus dari negeri Timur.
Buku Hampir Jam Kesebelas Ekstra, sub judul “Tak satupun dapat menghalangi Tuhan” (bagian akhir):
Oleh sebab itu, maka kenyataan bahwa dari kereta itu Tuhan memerintahkan kepada nabi itu untuk pergi berbicara, menghantarkan pekabaran, kepada umat-Nya, dan bahwa pekabaran itu berjumlah seluruhnya lebih dari 1250 halaman buku-buku yang telah diterbitkan semenjak tahun 1930, yang mengungkapkan kebenarannya dari berbagai segi, mengungkapkan dengan sungguh-sungguh bahwa kereta itu walaupun tidak terlihat oleh manusia (seperti akan halnya “orang muda itu” yang tidak dapat melihat kereta-kereta itu yang menutupi gunung-gunung — 2 Raja-Raja 6 : 17), ia itu sudah datang. Dan karena kereta itu sekarang sudah ada di sini, maka ia itu tentunya harus menjadi alat ilahi yang melaluinya, sebagai sesuatu markas pusat pergerakan, Tuhan sedang memerintahkan dan mengarahkan pekerjaan-Nya, dan melaluinya juga Ia akan berbuat begitu sampai “injil kerajaan ini ……. kelak diberitakan di seluruh dunia menjadi suatu kesaksian kepada segala bangsa; lalu …….datang kesudahan”. Matius 24 : 14. “Kesudahan itu” —— tak masuk akal! Bagi mereka yang mengatakan : “Dimanakah janji kedatangan-Nya itu? Karena semenjak dari segala nenek moyang jatuh tertidur, segala perkara berlanjut seperti biasa semenjak dari permulaan kejadian dunia” (2 Petrus 3 : 4); tetapi orang-orang yang sudah lama menunggu itu, yaitu kepada mereka yang akan mengatakan: “Nah, inilah Allah kita; sudah lama kita menantikan Dia, maka Ia akan menyelamatkan kita” (Yesaya 25 : 9), —— Kesudahan yang mengerikan, menakutkan! Hal itu harus menggerakkan semua orang untuk mengetahui dengan pasti
SIAPAKAH YANG DAPAT
BERPEGANG KEPADANYA?
SIAPAKAH YANG DAPAT
LEPAS DARI PADANYA
Oleh: Victor T. Houteff Pendeta dari
Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh
Sabat, 25 Maret 1950
Gereja Mount Carmel, Waco, Texas
Amerika Serikat
Kekristenan yang benar ialah suatu pertumbuhan. la itu adalah seperti tanaman. Kristus sendiri telah dilambangkan sebagai sebuah Cabang (Yesaya 11 : 1), dan kerajaan-Nya sebagai sebutir benih sesawi (Matius 13 : 31, 32) yang sesudah ditanam ia akan menjadi sebatang pohon yang terbesar dari pada jenisnya. Tetapi oleh karena pohon yang sebenarnya itu harus memerlukan makan makanan jasmani, maka demikian pula halnya pohon rohani harus memerlukan makan makanan rohani, dengan sedemikian ini pula halnya Cabang itu sendiri memperoleh makanannya:
“Oleh sebab itu Tuhan sendiri akan memberikan kepadamu suatu tanda alamat. Tengoklah, seorang anak dara akan mengandung dan beranakkan seorang anak Ielaki, maka hendaklah kamu menamakan Dia Immanuel. Keju dan air madu akan dimakan-Nya sampai dapat Ia mengetahui membuang mana yang jahat dan memilih mana yang baik”. Yesaya 7 : 14, 15.
Sesungguhnya kita semua sepaham, bahwa bagian dari Alkitab ini adalah sebuah ramalan mengenai Immanuel dari Matius 1 : 23 — yaitu Kristus pada kedatangan-Nya yang pertama. Tetapi dari kenyataan yang ada, Kristus ternyata telah memakan segala jenis makanan yang halal, dan bahkan Ia telah dituduh sebagai ‘seorang yang gelojoh dan peminum air anggur’ (Lukas 7 : 34), yang makan bersama-sama “para pemungut cukai dan orang-orang berdosa” (Markus 2 : 16). Jadi, jelas sekali bahwa makanan ini yang terdiri dari ‘keju dan air madu’ bukanlah makanan dalam arti kata sebenarnya. Lagi pula kenyataannya, bahwa keju dan air madu secara mutlak tidak memiliki makna apapun untuk memberikan kepada seseorang kepintaran dan kemauan untuk memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat, bahkan sama sekali tidak menunjukkan kelebihan dari pada jenis-jenis makanan lainnya. Jadi, menunjukkan bahwa “keju dan air madu” ini adalah melambangkan sesuatu yang khusus, sama seperti juga lalat dan lebah dari ayat 18 yang melambangkan Mesir dan Assiria. Oleh karena itu apa lagi yang dilambangkannya kalau bukan makanan rohani, yaitu jenis makanan yang membangunkan moral tabiat, yang membuat orang “menolak yang jahat dan memilih mana yang baik?” Dan dari sumber mana lagi kalau bukan dari Alkitab datangnya makanan yang sedemikian ini? Lagi pula, apalagi yang dapat dilambangkan oleh air madu itu kalau bukan Roh Allah yang manis yang memberkahi setiap penyelidikan Firman yang jujur dan iman yang sederhana dalam Firman itu?
Oleh karena itu secara terbuka simbol keju dan air madu ini secara meyakinkan menceritakan kepada kita bahwa Immanuel, Kristus, telah mampu untuk melihat dan menguasai dosa karena penyelidikan-Nya terhadap Alkitab — yaitu oleh mencernakan seluruh isi Alkitab itu di dalam diri-Nya Ialu menjadikan seluruh firman itu bagian dari pribadi-Nya. Inilah kesenangan-Nya yang termanis, seperti yang diungkapkan oleh air madu itu. Demikian inilah telah dikatakan bahwa “Kata-Nya kepada mereka itu, Aku memiliki makanan untuk dimakan yang tiada kamu ketahui” (Yahya 4 : 32), dan, “Ada tertulis, bahwa Manusia tidak akan hidup oleh roti saja, melainkan oleh setiap firman yang keluar dari mulut Allah”. Matius 4 : 4.
Sesuai dengan itu, maka kebenarannya adalah nyata bahwa Kekristenan ialah suatu tanaman rohani yang mengambil makanannya dari Firman Allah seperti yang diungkapkan oleh Roh Kebenaran yang manis itu. Akibatnya jika Kristus sebagai Teladan kita dengan cara sedemikian itu “telah bertambah-tambah dalam hikmat pengetahuan ….., dan berkenan kepada Allah dan manusia” (Lukas 2 : 52), maka adalah juga lebih penting bahwa kita sebagai pengikutpengikut-Nya supaya hidup oleh Firman yang sama, yaitu oleh keju dan air madu yang sama itu juga, jika kita hendak memiliki Kekristenan yang benar, yang dapat menunjang hidup, dan yang dapat memeliharakan kehidupan. Sesungguhnya kepada kita diberitahukan dengan lebih tepat lagi, hal ini di dalam ayat-ayat berikut dari nubuatan Yesaya:
“Maka akan jadi kelak pada hari itu, bahwa seseorang akan memberi makan seekor lembu muda dan dua ekor domba; maka akan jadi kelak, bahwa karena kelimpahan susu yang akan dihasilkan binatang-binatang itu ia akan memakan keju; karena keju dan air madu akan dimakan oleh setiap orang yang tertinggal di negeri itu”. Yesaya 7 : 21, 22.
Dalam ayat-ayat ini Ilham mengarahkan perhatian kita kepada tiga mahluk penghasil keju itu — yaitu dua ekor domba dan seekor lembu muda, dan ilham mengamarkan bahwa hanya mereka yang memakan hasil-hasil dari binatang-binatang itu yang akan mendapat hak untuk tinggal di “negeri itu” — di negerinya umat Allah. Tidak ada orang lain, bahkan tidak seorangpun yang lain yang boleh berada di sana.
Oleh sebab itu, karena hanya orang-orang yang memakan keju, yaitu mereka yang sedemikian itu belajar untuk menolak mana yang jahat dan memilih mana yang baik, yang diijinkan hidup di tanah suci itu, maka makin jelaslah halnya bahwa keju itu adalah lambang dari pada makanan rohani. Dan karena sumber penghasilnya adalah dua ekor domba dan seekor lembu muda itu, maka adalah mutlak perlu agar kita menyelidiki di dalam bidang simbolisme AIkitab ini untuk menemukan apa yang dimaksudkan dengan ketiga ekor binatang itu.
Dua ekor domba itu adalah dari jenis yang sama dan tidak Iagi berumur muda, secara resmi melambangkan AIkitab Wasiat Lama dan Baru, yaitu Firman yang memungkinkan penganutnya untuk “memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat”. Dan lembu itu adalah masih muda, olehnya itu datangnya kemudian dari pada kedua ekor domba itu, dan juga bentuknya jauh lebih besar dari pada domba; maka sesuai dengan itu ia hanya akan melambangkan tulisan-tulisan Ilham yang datangnya kemudian dan yang isinya jauh lebih banyak dari pada AIkitab itu sendiri. Satu-satunya yang sedemikian ini di samping AIkitab yang ada iaIah buku-buku yang menghantarkan kepada kita “Kesaksian Yesus itu: …. karena kesaksian Yesus ialah Roh Nubuat” (Wahyu 19 : 10) — yaitu intepretasi AIkitab yang diilhami.
Juga perlu dicatat, bahwa keju ini dan air madu ini adalah dihasiIkan dalam sejarah Kristen, yaitu daIam masa periode pada waktu kedua ekor domba itu, kedua AIkitab Wasiat Lama dan baru itu, berada dalam peredaran, dan juga dalam masa periode dimana Roh Nubuat itu sedang bekerja.
Dan apakah yang dimaksudkan dengan Roh Nubuat? Pasal dan ayat yang sama dari Wahyu itu juga memberikan jawabannya sebagai berikut:
“Maka sujudlah aku pada kakinya (pada kaki orang yang mengungkapkan nubuatan itu kepada Yahya) untuk menyembah dia. Maka katanya kepadaku, Janganlah begitu, aku adalah sesama hamba dengan dikau, dan dengan segala saudaramu yang memiliki kesaksian Yesus itu”. Wahyu 19 : 10.
Di sini terlihat bahwa karena nubuatan-nubuatan itu telah dibukakan kepada Yahya oleh salah seorang dari saudara-saudaranya, maka olehnya itu telah diungkapkan kepadanya Kesaksian Yesus itu, yaitu Roh Nubuat. Jadi jelaslah, bahwa seorang hamba Allah yang diilhami yang membawakan sebuah pekabaran kepada saudara-saudaranya, ialah yang membawakan Kesaksian Yesus itu kepada mereka. Untuk menggambarkannya: Andai kata Tuhan Yesus menyampaikan sebuah pesan pribadi kepada anda melalui perantaraan seorang utusan, maka tidakkah pesan-Nya itu akan merupakan kesaksian-Nya kepada anda? Maka kalau saja Allah memberikan kepada utusan itu karunia dari pada Roh-Nya untuk mengungkapkan kepada anda nubuatan-nubuatan yang ada di dalam Alkitab, tidakkah ia itu akan datang kepada anda dengan Roh Nubuat?
Jadi jelaslah bahwa “Kesaksian Yesus” dan “Roh Nubuat” adalah sebutan-sebutan yang sama bagi suatu pekabaran pada waktunya yang datang dari Allah — yaitu “makanan pada waktunya”. Oleh sebab itu Roh Nubuat ialah upaya-upaya komunikasi Allah dari Sorga langsung kepada sidang-Nya di bumi, sama seperti juga mengungkapkan nubuatan-nubuatan yang tersegel itu kepada sidang.
Seperti yang sudah kita saksikan, bahwa kedua domba itu adalah lambang dari Alkitab Wasiat Lama dan Baru, maka kita sekarang juga melihat bahwa “lembu muda” itu adalah lambang dari pada interpretasi-interpretasi Alkitab yang diilhami, yaitu Roh Nubuat dalam sejarah kita sekarang. Kini jelaslah bahwa hasil dan ketiga binatang ini harus perlu menjadi makanan rohani kita jika kita berharap untuk dapat “tertinggal” dan diijinkan untuk hidup di Tanah Suci, dan bahwa tidak perlu kita berpikir untuk tetap tinggal dengan pehukuman itu dengan sesuatu cara yang lain. Dan jika masih saja ada sesuatu keragu-raguan mengenai hal ini, maka perhatikanlah kiranya apa yang dikatakan oleh Rasul Petrus mengenai masalah ini sebagai berikut:
“Kita memiliki juga suatu perkataan nubuatan yang pasti, maka baiklah kamu memperhatikan dia, seperti akan pelita yang bercahaya di dalam suatu tempat yang gelap, sampai hari siang dan bintang siang terbit di dalam hatimu: ketahuilah pertama-tama akan hal ini, bahwa tidak ada satupun nubuatan Alkitab yang berasal daripada akal orang sendiri. Karena nubuatan tidak datang di zaman dahulu oleh kehendak manusia, melainkan orangorang suci berbicara karena mereka itu dikendalikan oleh Roh Suci”. 2 Petrus 1 : 19 – 21.
Adakah anda mencatat apa yang dikatakan Ilham? Ilham menyatakan dengan jelas, bahwa Alkitab bukanlah hasil interpretasi manusia — bukan tanpa Roh Allah di dalam diri manusia, bukan oleh orang saja, dan bukan tanpa penunjukan dari Allah sendiri. Dan sebagai anda catat, aIasan yang diberikan adalah bukti nyata, bahwa nubuatan bukanlah datang oleh kehendak manusia, melainkan oleh kehendak Roh, melalui “orang-orang suci Allah”. Ini, Saudara-saudaraku, adalah hukum dan tata tertib Sorga. Maka siapakah kita ini yang hendak merobahnya? Oleh sebab itu menaruh harapanmu kepada interpretasi manusia adalah sama dengan menukar jiwamu kepada manusia. Terhadap praktik berbahaya yang sedemikian ini Tuhan memerintahkan:
“Jangan lagi kamu harap kepada manusia, yang napas hidupnya berada di dalam lobang hidungnya; karena dalam apa gerangan ia dapat dipertanggungjawabkan?” Yesaya 2 : 22.
Oleh karena kebenaran ungkapan adalah dibukakan hanya oleh Roh Kebenaran pada sesuatu masa, maka bagi seseorang untuk menolak wahyu yang sedemikian ini, yaitu “makanan pada waktunya” (Matius 24 : 45), sesungguhnya ialah dosa “melawan Roh Suci” Matius 12 : 31.
Oleh karena kini telah jelas, bahwa interpretasi Alkitab yang diiIhami yang senantiasa terus dibukakan adalah Roh Nubuat yang senantiasa hidup, yaitu mata dari sidang yang sedang bekerja (1 Samuel 9 : 9), maka hidup tanpa mata rohani ini adalah sama dengan berusaha berjalan dalam kegelapan malam yang buta.
Proses ilmiahnya menemukan persamaan yang erat di dalam aliran Iistrik yang digunakan di seluruh dunia. Listrik mulai berfungsi hanya apabila kawat yang hidup (bagian positifnya) datang menyentuh kawat tanah (bagian negatifnya). Demikianlah haInya, bahwa hubungan sidang dengan peralatan pilihan Allah (kawat tanah) yang dihubungkan dengan Roh Allah (kawat yang hidup) — yang sama-sama menunjukkan positif dan negatif – ialah yang mengalirkan listrik ke sidang, Ialu dengan demikian membuka hubungan komunikasi di antara sidang dengan Sorga.
Logika dari ilustrasi ini menunjukkan, bahwa Yesus Kristus ialah alat listrik yang besar, dan Bapa adalah tenaga dari alat itu. Oleh sebab itu, apabila seluruh sidang, tanpa kecuali seorang anggota pun, menghubungkan dirinya dengan Rumah Tenaga Sorga (Power House dari Sorga), maka bumi akan diterangi dengan kemuliaan dari malaikat itu (Wahyu 18 : 1). (Karena alasan inilah cara “tumpangan tanah” adalah suatu metode Alkitab dalam mengalihkan Roh Allah dari seseorang kepada orang lain). Akibatnya sebuah sidang yang tidak memiliki hubungan penting ini dengan Sorga adalah sebuah sidang yang mati rohani, yaitu sesuatu yang terikat untuk menjadi “melarat, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang.” Wahyu 3 :17. Kemudian sama saja halnya dengan setiap orang yang tidak ada hubungannya dengan sidang. Hanya kuasa inilah yang memungkinkan setiap anggota sidang secara pribadi untuk memilih mana yang baik dan menolak mana yang jahat, lalu pergi melalui hari Tuhan yang besar dan hebat itu. Bersamaan dengan itu terlihat kembali sekarang, bahwa apa yang berlaku terhadap sidang sebagai sebuah badan organisasi, ia itu berlaku juga terhadap pribadi anggota-anggotanya.
Kesimpulan yang jelas dari semua kenyataan lnjil ini ialah, bahwa satu-satunya umat yang akan luput dan akan diijinkan untuk tinggal di Tanah Suci selama “Hari Tuhan yang Besar dan Mengerikan itu” (Maleakhi 4 : 5) ialah orang-orang yang menjadikan masalah ini kepentingan mereka yang utama dan kebiasaan untuk berpesta dengan gembira (seperti yang ditunjukkan oleh “air madu” itu) dengan makanan hasil dari ketiga binatang penghasil keju ini.
Bencana yang akan menimpa orang-orang yang menolak keju dan air madu, dan kelepasan yang akan datang bagi orang-orang yang memakannya, adalah digambarkan oleh Pewahyu dalam sebuah gambaran lain sebagai berikut:
“Maka bumi menolong perempuan itu (sidang), lalu bumi membuka mulutnya dan menelan air bah (orang-orang jahat) yang disemburkan oleh naga itu dari dalam mulutnya. Maka naiklah amarah naga itu terhadap perempuan itu, lalu pergi memerangi mereka yang tertinggal dari pada benihnya (yaitu orang-orang yang memperoleh kelepasan itu), yang memeIiharakan perintah-perintah Allah, dan yang memiliki kesaksian Yesus Kristus …. karena kesaksian Yesus itu ialah Roh Nubuat”. Wahyu 12 : 16, 17; 19 : 10.
Bagian ini mengungkapkan, bahwa mereka yang tertinggal itu, yaitu orang-orang yang tertinggal setelah bumi menelan air bah semburan naga itu yang kini sedang mengancam untuk menghanyutkan perempuan itu (sidang yang senantiasa hidup), adalah orang-orang yang secara kelompok memeliharakan perintah-perintah Allah, dan memiliki “kesaksian Yesus Kristus”. Adalah pada waktu itu, bukan sekarang, bahwa mereka yang tertinggal itu sebagai suatu kelompok akan betul-betul memeliharakan perintah-perintah Allah, masih memiliki Roh Nubuat di tengahtengahnya, dan pada kenyataannya akan merupakan umat yang sisa, dan bukan lagi hanya dalam harapan atau pun teori, melainkan umat yang sisa yang sebenarnya.
Oleh karena pemisahan “lalang” dari antara “gandum” ini — “penuaian” — pekerjaan yang satu dan yang sama itu juga dengan Pehukuman terhadap orang-orang Hidup, maka satu-satunya perbedaan di antara pehukuman bagi orang mati dan Pehukuman bagi orang hidup ialah, bahwa dalam Pehukuman bagi orang mati nama-nama dari orang-orang jahat disingkirkan dari buku-buku yang ada di atas, sebaliknya dalam Pehukuman bagi orang hidup orang-orang jahat secara pribadi diseret keluar dari antara anggota-anggota Sidang yang hidup. Bukan saja nubuatan-nubuatan dan perumpamaan-perumpamaan yang dipertimbangkan di sini, melainkan juga contoh (upacara grafirat — Immamat 23 : 27, 29), termasuk pula tulisan Early Writings, halaman 118, dan tulisan Testimonies to Minister, halaman 234, mengajarkan kebenaran yang sama.
Inilah yang disebut pembersihan tempat kesucian itu (Daniel 8 : 14); inilah yang disebut grafirat contoh saingan itu (The Great Controversy, pp. 399 – 402; 420 – 422; 428 – 430); inilah pehukuman bagi orang hidup itu; inilah yang disebut pembersihan sidang itu (Testimonies, vol. 5, p. 80). Inilah yang menghantarkan akhir dunia; dan inilah yang mengembalikan kekekalan itu kepada Kekristenan.
Di bawah pengawasan khusus dari “Tuan pemilik kebun” yang tidak pernah keliru itu, Kekristenan sebagaimana yang sudah kita saksikan, adalah suatu kombinasi antara manusiawi dan Ilahi. Lagi pula, dengan menggunakan keju dan air madu rohani, maka orang-orang suci dimungkinkan untuk hidup dalam suatu kehidupan yang berguna dan berhasil juga di waktu ini, lalu dengan sedemikian ini mereka akan luput dari semua pehukuman Allah.
Demikianlah halnya, bahwa sementara Kristus sendiri telah belajar untuk menolak mana yang jahat dan memilih mana yang baik oleh menggunakan keju dan air madu ini, maka semua pengikut-Nya yang kini sedang memastikan diri mereka untuk dapat tertinggal hidup dan untuk dapat dibawa ke Tanah Suci itu, akan juga di sana kelak berpesta pora dengan hidangan hasil dari ketiga binatang penghasil keju yang tersebut di atas.
Di sinilah telah menjadi berkaitan untuk menanyakan sejak kapankah mulanya di dalam sejarah asal mulanya roh Kekristenan itu:
“Allah yang pada berbagai masa dan dalam bermacam cara telah berbicara di masa lalu kepada segala nenek moyang kita oleh perantaraan nabi-nabi, Ia telah berbicara kepada kita di hari-hari terakhir ini oleh perantaraan Anak-Nya, yang telah ditunjukNya menjadi waris dari segala perkara, yang oleh-Nya juga Ia telah menciptakan segala dunia.” — Iberani 1 : 1, 2 (Terjemahan yang lebih tepat).
Kata-kata Injil ini mengungkapkan, bahwa Kristus bukan saja adalah Juru selamat kita, melainkan juga adalah Pencipta kita; bahwa Ia telah menciptakan bukan hanya dunia kita ini, melainkan juga semua dunia yang lainnya; dan bahwa Ia adalah satu dengan Bapa. Adalah karena alasan inilah, maka “Allah (Bapa) mengatakan (kepada anak-Nya), marilah K i t a membuat manusia dalam bentuk peta Kita, yang sama dengan Kita.” Kejadian 1 : 26. Dan sementara Pergerakan Exodus itu masih berlangsung, maka semua orang “minum dari pada minuman rohani yang sama; karena mereka itu minum dari Batu Karang Rohani itu yang mengikuti mereka; dan Batu Karang itu ialah Kristus”. 1 Korinthi 10 : 4.
Jadi, jelaslah, bahwa karena orang itu yang kini disebut Kristus telah berada bersamasama dengan umat Allah semenjak mula pertama sejarah, selama sejarah Wasiat Lama maupun selama sejarah Wasiat Baru, maka Kekristenan di bumi mempersamakan diri-Nya dengan permulaan kejadian dunia.
Demikianlah Kekristenan yang dimulai semenjak kejadian dunia, oleh Kristus ditunjukkan, bahwa ia itu bagi dunia adalah bagaikan seekor induk ayam yang menjadi pelindung bagi anakanaknya yang kecil: “Hai Yerusalem, Yerusalem, kamu yang membunuh nabi-nabi, dan kamu yang melempari batu kepada mereka yang telah dikirim kepadamu, betapa seringnya Aku telah berusaha menghimpunkan anak-anakmu bersama-sama, bahkan seperti seekor induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau! Tengoklah, bahwa rumahmu akan dibiarkan bagimu dengan sunyi”. Matius 23 : 37, 38.
Lagi pula, Kekristenan adalah bagaikan seorang ibu, “karena segera setelah Sion berteriak kesakitan, maka lahirlah anak-anaknya”. Yesaya 66 : 8.
Selanjutnya, Kekristenan adalah bagaikan seorang ayah, “karena Aku mengenal dia,” demikianlah firman Tuhan, “bahwa ia akan memerintahkan anak-anaknya dan rumah tangganya mengikuti dia, maka mereka akan memeliharakan jalan Tuhan, melaksanakan keadilan dan hukum; sehingga Tuhan dapat mendatangkan ke atas Ibrahim apa yang Ia telah bicarakan mengenai dia.” Kejadian 18 :19.
Menyusul selanjutnya, Kekristenan adalah bagaikan sebuah sumber air, karena “barangsiapa minum dari pada air yang akan Ku berikan kepadanya” demikian kata Kristus, “maka ia itu tidak akan pernah berhaus lagi; tetapi air yang akan Ku berikan kepadanya itu akan menjadi di dalam dirinya sebuah mata air yang mengeluarkan air sampai kepada hidup yang kekal”. Yahya 4 : 14.
Kekristenan adalah juga bagaikan garam, karena “Kamulah garam bumi;” demikian pernyataan Kristus, “tetapi jika garam itu kehilangan rasa asinnya, maka dengan apakah kelak ia itu dapat diasinkan? Ia itu tak dapat tiada sia-sia saja, untuk kelak dibuang dan dipijak-pijak orang.” Matius 5 : 13.
Kembali Kekristenan adalah sama seperti sebuah rumah tangga yang baik: “Hai kamu yang tertindas, yang dilanda angin badai, dan yang tidak dihiburkan, bahwasanya Aku akan meletakkan semua batumu sesuai warna-warna yang serasih dan Aku akan mengalaskan dikau di atas permata nilam. Maka Aku akan membuat semua jendelamu dari pada batu delima, dan pintupintu gerbangmu dari pada permata intan, dan semua perhinggaan tanahmu dari pada batu-batu yang indah-indah. Maka semua anakmu akan diajarkan dari hal Tuhan; maka besarlah kelak perdamaian dari anak-anakmu”. Yesaya 54 : 11 – 13.
Terutama sekali, Kekristenan ialah kasih: “Maka berjalanlah dalam kasih, sama seperti Kristus juga telah mengasihi kita, dan telah menyerahkan diri-Nya bagi kita sebagai suatu persembahan dan suatu korban bagi Allah yang berbau harum”. Epesus 5 : 2.
“Hendaklah kamu mengasihi akan sesamamu seperti akan dirimu sendiri”. Matius 22 : 39. “Karena sedemikian rupa Allah mengasihi dunia ini, sehingga dikaruniakan-Nya Anak-Nya yang tunggal itu, supaya barangsiapa yang percaya dalam Dia tidak akan binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal”. Yahya 3 : 16. Sebagai tambahan, Kekristenan adalah bagaikan angin: tak seorang pun mengetahui dari mana datangnya dan kemana perginya, terkecuali Allah dan “orang yang dilahirkan kembali”, karena “angin kekristenan itu” meniup kemana dikehendakinya, dan kamu “yang tidak dilahirkan kembali” mendengar derunya, tetapi tiada kamu tahu dari mana datangnya dan kemana perginya; demikianlah halnya setiap orang yang lahir dari pada Roh tidak dapat dilihat oleh mereka yang tidak dilahirkan kembali. Yahya 3 : 8.
OIeh sebab itu, adalah tidak mungkin bagi orang yang bukan Kristen untuk dapat mengenal apa sebenarnya Kekristenan itu. Karena alasan inilah Alkitab mengamarkan dengan tegas: ” …. tetapi orang jahat akan makin melakukan kejahatan, dan tak seorangpun dari pada orang jahat itu akan mengerti”. Daniel 12 : 10. Oleh sebab itu hendaklah orang berdosa itu meninggalkan dosanya, hendaklah ia berdoa memohonkan Roh Kebenaran, maka kemudian pengertian akan datang kepadanya. “Hendaklah kamu mencari Tuhan sementara masih boleh mendapat Dia, berserulah kepada-Nya sementara lagi Ia hampir; hendaklah orang jahat itu meninggalkan jalannya, dan orang yang bersalah itu meninggalkan segala pemikirannya; dan hendaklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihani dia, dan bertobat kepada Allah karena Ia pun mengampuni dengan Iimpah. Karena segala pemikiran-Ku itu bukanlah pemikiran-pemikiranmu, dan segala jalanmu itu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Karena seperti halnya segala langit adalah lebih tinggi dari pada bumi, demikian pula adalah lebih tinggi segala jalan-Ku dari pada segala jalanmu, dan lebih tinggi segala pemikiran-Ku dari pada segala pemikiranmu”. Yesaya 55 : 6 – 9.
Tetapi Kekristenan adalah jauh lebih lagi dari pada sekaliannya ini. Kekristenan adalah roti bagi segala orang yang lapar, rumah bagi orang yang terbuang, jubah bagi orang yang bertelanjang, dokter dan tempat penginapan bagi orang yang sakit. Tegasnya, Kekristenan adalah segala-galanya bagi setiap orang di dalam rumah tangga Allah. Maka disinilah tantangan bagi semua penganutnya:
“Bukankah untuk membagi-bagikan rotimu kepada orang lapar, dan supaya engkau menghantarkan orang miskin yang terbuang itu ke rumahmu? apabila engkau melihat orang yang telanjang supaya engkau memberikan dia pakaian; dan supaya tiada engkau menyembunyikan dirimu sendiri daripada saudara sedagingmu? Yesaya 58 : 7.
Saudara-Saudariku, tantangan ini tidak akan dapat dihadapi jika tidak semua memberi bantuan secara bijaksana dalam kemampuan apapun yang mungkin, sambil mengingat bahwa tak ada usaha apapun yang lain terkecuali yang menuntut sesuatu pengorbanan, yang akan memperoleh pahala. Oleh karena perempuan itu memberikan segala-galanya yang dipunyainya, yaitu penghidupannya, maka uang dua keping milik perempuan janda miskin itu (Markus 12 : 41 – 44) jauh lebih berarti dari pada dollar-dollar orang kaya yang pernah disumbangkan. Juga perempuan janda dari Zarfat telah menggunakan tetesan minyaknya yang terakhir dan genggam tepungnya yang tersisa untuk memberi makan kepada nabi Allah, dengan tidak ada harapan apapun apakah kelak akan memperoleh lebih lagi, melainkan hanya memikirkan akan mati keIaparan, sama sekali tidak memikirkan untuk menyelamatkan anaknya sekalipun. Walaupun demikian, sebagai kebalikannya, maka minyaknya yang di dalam buli-buli dan tepungnya di dalam tempayan tidak pernah habis (1 Raja-raja 17 : 12, 15, 16), dan ia berikut anaknya itu terus hidup.
Ibrahim teIah menjadi bapa dari segala orang beriman dan menjadi seorang sahabat Allah karena ia telah mempersembahkan di atas medzbah korban bakaran miliknya yang terbaik dan segala-gala kepunyaan — yaitu putra satu-satunya miliknya itu.
Di zamannya Yusuf telah menjadi juruseIamat dunia, dan orang kedua dari Phiraun, sebab demi kesuciannya ia telah mengorbankan kedudukannya sebagai tuan untuk rela dimasukkan ke dalam penjara (Kejadian 39 : 7 – 20).
Musa telah menjadi pembebas bangsa dan jenderal yang terbesar dari segala zaman karena ia telah mengorbankan tahta kedudukannya yang tertinggi di zamannya bagi kemerdekaan segala saudaranya. (Iberani 11 : 24, 25; KeIuaran 3 : 10).
Harta milik dan keIuarga Ayub teIah dilipatgandakan karena ia dengan sabar telah memikul semua penderitaannya demi untuk kemuliaan Allah. (Ayub 42 : 10).
Samuel telah menjadi nabi, imam, dan hakim oleh karena kesetiaannya kepada guru pilihan Allah pengasuhnya, yaitu Eli (1 Samuel 2 : 18; 3 : 18; 7 : 6).
Eliyah telah diobahkan karena memilih menjadi seorang pelarian bagi kepentingan Reformasi (2 Raja-raja 2 : 1, 11).
Elisha telah dikaruniakan dua kali bagian Roh Allah, karena membakar semua jembatan yang di belakangnya dalam langkah majunya ke dalam jabatan nabi untuk mana ia telah terpanggil. Ya, ia telah membuatnya menjadi tidak mungkin lagi bagi dirinya untuk kembali pulang bertani. Lagi pula, ia telah melayani Eliyah dengan setia siang dan malam, dan terus memperhatikan Eliyah sampai “piring terbang” itu datang menjemputnya, dan sampai Eliyah menghilang dari pemandangannya (2 Raja-raja 2 : 9 – 15).
Daud telah diangkat menjadi raja karena ia telah mengambil resiko hidupnya untuk menyelamatkan hidup umat Allah (1 Samuel 19 : 5; 2 Samuel 2 : 4).
Solaiman telah menjadi seorang yang terpandai dan terkaya dari pada segala raja, karena telah memilih karunia hikmat pengetahuan di atas segala-galanya yang lain untuk mengadili umat Allah dengan adil dan benar (1 Raja-raja 3 : 11 – 13).
Para rasul telah memperoleh pahala oleh memiliki nama-nama mereka terukir pada pondasi-pondasi dari Kota Suci yang Kekal, sebab mereka tidak memperhitungkan nyawanya sama sekali demi untuk kepentingan Injil (Wahyu 21 : 14).
Luther telah menjadi bapa dari paham Protestantisme karena telah menjunjung tinggi Reformasi sebagai yang jauh lebih penting daripada hidupnya sendiri.
Henry Ford telah menjadi orang yang terkaya di dunia pada zamannya, karena mencoba berbuat bagi para buruh dan bagi masyarakat-masyarakat yang lebih miskin di dunia ini lebih dari pada yang diperbuat oleh para saingannya.
Demikianlah telah dibangun piramid besar dari kenyataan sejarah, bahwa orang-orang yang telah membuat keberhasilan hidup yang terbesar adalah mereka yang usaha-usahanya telah terpusat, bukan kepada kepentingan-kepentingan diri sendiri, melainkan untuk keberkatan orangorang lain. Belum ada seorang pun yang mampu untuk merubah hukum ini. Maka mengapakah kita hendak membodohi diri dengan cara berusaha merubahnya? Apapun juga cita-cita kehidupan anda, jika anda ingin berhasil, maka hendaklah segala usahamu diarahkan bagi kebaikan umat manusia dari pada bagi kebaikan diri sendiri. Nasehat dari Kristus sendiri adalah: “Carilah dahulu kerajaan Allah, dan kebenaran-Nya; maka semua perkara ini akan dipertambahkan kepadamu”. Matius 6 : 33.
Saudara, Saudariku, jangan lagi menjadi orang kapir atau orang yang tidak mengenal Allah; jadikanlah dirimu Kristen yang terus menerus. Janganlah seperti orang yang memikirkan diri sendiri, yang sombong, dan yang keduniawian, karena jalan yang bersaingan itu berakhir di dalam kayangan yang hina. Itu adalah jalan raya menuju ke neraka. Tinggalkanlah jalan itu. Renungkanlah keputusan yang mengerikan terhadap gembala-gembala yang gelojoh pada hari itu (Yeheskiel 34).
Maka sekarang, kembali kepada Yesaya pasal 58, kita menemukan, bahwa apabila Kekristenan menyadari sepenuhnya akan keperluan yang besar ini lalu berbuat sesuatu untuk itu, “m a k a,” demikianlah janji Tuhan, “terangmu kelak akan memancar seperti pagi cerah, dan kesehatanmu akan muncul dengan segera; dan kebenaranmu akan berjalan di hadapanmu, kemuliaan Tuhan akan menjadi pengiringmu. Pada masa itu kamu akan berseru dan Tuhanpun akan menjawab: apabila kamu menangis, maka Ia akan mengatakan: Disinilah Aku. Jikalau kiranya kamu membuang dari tengah-tengahmu segala aniaya, tunjuk-tunjuk jari, dan pembicaraan yang sia-sia; dan jikalau engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kau inginkan sendiri, dan memuaskan jiwa orang yang susah; maka terangmu akan terbit dalam kegelapan, dan kegelapanmu akan jadi seperti siang tengah hari: maka Tuhan akan memimpinmu selalu, dan akan memuaskan jiwamu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; maka engkau akan jadi seperti taman yang diairi dengan baik, dan seperti sebuah mata air yang airnya tidak mengecewakan.” Yesaya 58 : 8 – 11.
Kini kebenaran yang nyata itu ialah, bahwa jika sejarah akan diperpanjang, dan jika kita harus tetap tinggal dalam jalan Kekristenan yang benar di mana terang itu bercahaya, maka semua orang harus berbuat sesuatu terhadap pekerjaan melayani orang susah yang sangat dilalaikan ini, karena ia itu tidak akan terselesaikan dari satu tempat yang terpusat, melainkan harus dilokalisasikan di daerah dan negara dimana saja pekabaran dari hal jam itu “berakar dan mengeluarkan buah”. Yesaya 37 : 31.
Kemudian Raja akan mengatakan kepada mereka yang berada pada sebelah kanan-Nya itu: Marilah, hai kamu yang diberkati BapaKu, warisilah kerajaan yang telah dipersiapkan bagimu semenjak dari awal kejadian dunia; Karena pada masa Aku lapar, kamu memberi Aku makan; Aku berhaus, maka kamu memberi Aku minum; Aku seorang asing, maka kamu telah menampungKu; Aku bertelanjang, maka kamu telah memberi Aku pakaian; pada masa Aku sakit, maka kamu telah menengok Aku, Aku di dalam penjara, maka kamu telah datang kepada-Ku”. Matius 25 : 34 – 36.
Sungguhpun demikian kewajiban kita adalah bukan saja mematuhi anjuran ini, melainkan juga semua yang telah ditetapkan IIham di hadapan kita. Semua itu harus menjadi sebagian daripada diri kita, seperti haInya makanan yang kita makan, jika kita hendak menikmati semua janji Allah, dan hendak menjadi waris Kerajaan yang kekal itu. Inilah segi yang cerah daripada gambaran itu.
Tetapi, dengan sedih, dan ada juga segi gelapnya. Gambarannya di latar depan ialah kepala suku yang bernama Lot. Sifat mementingkan diri dalam pilihannya bagi diri sendiri seluruh tanah yang subur dari dataran itu, lalu meninggalkan lereng-lereng yang gundul bagi pamannya Ibrahim yang lebih tua, ternyata tidak memberikan kepadanya hasil yang diharapkannya. Walaupun ia telah menjadi makmur untuk sementara waktu, namun pada waktu ia pada akhirnya lolos dari kota Sodom, ia telah keluar sebagai orang yang termiskin dari pada semua yang miskin. (Kejadian 19 : 15 – 17).
Phiraun dan orang-orang besar pengikutnya, karena berusaha untuk tetap mempertahankan umat Allah berada di bawah penindasannya, maka mereka telah ditelan oleh Laut Merah, dan terkubur hidup-hidup di tengah-tengah laut itu. (Keluaran 14 : 22, 23, 38).
Karena menipu Naboth keluar dari kebun anggurnya dan karena mengambil nyawanya, maka Ahab, raja Israel itu, berikut seluruh isi rumah tangganya telah mati di hujung pedang (1 Raja-raja pasaI 21).
Orang-orang yang telah mencampakkan tiga pemuda Iberani itu ke dalam dapur api yang bernyala-nyala, mereka itu sendiri telah dibinasakan oieh nyala apinya (Daniel 3 : 22), sama seperti halnya orang-orang kejam, gelojoh, yang mementingkan diri sendiri, yang telah mencampakkan Daniel ke dalam lobang singa, mereka itu sendirilah yang pada akhirnya telah ditelan oleh binatang-binatang lapar itu (Daniel 6 : 24).
Haman telah mendirikan tiang-tiang gantungan untuk menggantungkan Mordekai di atasnya, tetapi pada akhirnya ia sendiri telah digantung di atasnya (Esther 7 : 10).
Karena mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan dan kepujian untuk pidatonya yang besar, maka Herodes telah dimakan oleh cacing-cacing (Kisah segala rasuI 12 : 23).
Untuk hanya seharga sejumlah kecil keping perak yang tak berarti Yudas telah menghianati Tuhannya sampai kepada mati, lalu kemudian, berpura-pura gila karena upah kutukan itu, maka ia membalikkan terhadap dirinya sendiri tangan gelojoh dan penghianat yang telah mengambil uang itu, lalu dengan itu ia menghantarkan dirinya sendiri kepada suatu kutukan dan kematian yang kejam dan suatu penguburan orang yang sangat melarat, bahkan sebelum Kristus sendiri disalibkan (Matius 27 : 5; Kisah Rasul-RasuI 1 : 18).
Sesungguhnya “Barangsiapa yang membawa orang ke dalam tawanan ia sendiri akan masuk ke dalam tawanan; barangsiapa yang membunuh dengan pedang ia sendiri pun akan mati oleh pedang”. Wahyu 13 : 10.
Demikianlah hukum pembalasan yang kekal itu masih tetap membenarkan mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Oh, sesungguhnya benar sekali, bahwa apapun yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya (Galati 6 : 7).
Semua contoh teladan yang luar biasa ini hanya menyentuh lembaran suratan dari sejarah saja. Masih ada beribu-ribu contoh lainnya yang dapat dipertambahkan, belum terhitung teladanteladan yang tidak tercatat semenjak permulaan sejarah dunia.
Demikianlah di bawah ungkapan cahaya lampu sorot kebenaran Sorga yang besar ini telah dikemukakan secara tersendiri dengan jelas “dua jalan bagi para pembuat perjalanan – yaitu jalan yang palsu, yang megah dan luas dan bebas rintangan, dimana banyak orang sedang berjalan di dalamnya menuju kepada kebinasaan; dan jalan yang benar, yang tidak megah dan lurus dan sempit, dimana hanya sedikit orang sedang berjalan di dalamnya menuju kepada hidup. Dengan kedua jalan itu yang kini terhampar di depan kita yang dibanjiri dengan terang semenjak dari permulaan sampai kepada akhir, maka para pembuat perjalanan akan mampu melihat keseluruhan panjang dari setiap jalan itu, sehingga oleh karenanya mengetahui apa yang dapat diharapkan oleh berjalan di dalam salah satu jalan itu. Maka sebab itu, mengapakah tidak memilih berjalan dalam jalan yang membawa kepada kehidupan, perdamaian, dan kebahagiaan, lalu untuk selama-lamanya meninggalkan jalan yang satunya itu yang membawa kepada kesusahan, kemelaratan, dan kematian? Mengapa membohongi diri lebih lama lagi dalam usaha memperoleh janji-janji Allah yang setia dengan cara berjalan di sini kemudian berjalan di sana, dari dukun yang satu kepada dukun yang lainnya? Mengapa tidak mengikuti berkat-berkat kehidupan di dalam jalan Allah? Tentu saja semua jalan kepunyaan Allah adalah bertentangan terhadap jalan-jalan manusia; tetapi kalau saja tidak begitu, bagaimanakah jalan-jalan Allah itu dapat diketahui lebih baik dari pada jalan kita sendiri? “Karena semua pemikiran-Ku adalah bukan pemikiranpemikiranmu dan semua jalanmu itu bukanlah jalan-jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan.” Yesaya 55 : 8.
Akhirnya, Kekristenan yang matang ialah p e t a Allah, terdapat di dalam umat-Nya apabila mereka sudah tumbuh dewasa; yaitu apabila mereka telah berkumpul satu demi satu keluar dari antara segala bangsa dan dihantarkan ke dalam “negerinya sendiri” (Yeheskiel 34 : 11 – 13); dimana dan apabila darah mereka telah disucikan, hati batu mereka telah dikeluarkan dari dalam dagingnya, dan hati daging yang berisikan hukum Allah terukir di atasnya telah dikaruniakan kepada mereka dalam penggantian yang meriah dan menang; apabila mereka semuanya mengetahui dan berbakti kepada Tuhan; karena Injil menyatakan: “Suatu hati yang baru juga akan Ku berikan kepadamu, dan suatu roh yang baru akan Ku masukkan ke dalam dirimu, maka hati batu akan Ku lalukan dari dalam tubuhmu, dan hati daging akan Ku karuniakan kepadamu. Dan Aku akan mengaruniakan Roh-Ku ke dalam bathinmu, dan Ku adakan supaya kamu menurut segala syariat-Ku, dan memeliharakan dan melakukan segala hukumKu.” Yeheskiel 36 : 26, 27. Demikianlah kelak mereka pada waktu itu di sana mempersiapkan diri bagi pengobahan.
Manakah yang bagi kita sekarang – jalan yang mulia itu ataukah yang hina, yang berbakti kepada Allah dan orang lain, atau kepada Setan dan kepada diri sendiri? Berbakti kepada Allah dan bagi kemanusiaan adalah mulia, tetapi berbakti kepada Setan dan kepada diri sendiri adalah hina. Maka tidakkah kita mau dengan senang hati memilih untuk berpesta pora dengan santapan keju dan air madu milik Allah supaya kita dapat mengetahui perbedaan di antara yang baik dan yang jahat, dan supaya kita belajar memilih mana yang baik dan membuang mana yang jahat? Maukah kita memilih untuk selamat dari kebinasaan, dan untuk dibawa ke “negeri yang permai itu”? Dijauhkan Allah kiranya, agar tidak seorangpun menolak undangan-Nya yang penuh kemurahan ini. Sekarang terserah kepada masing-masing kita untuk terus berpegang atau untuk melepaskan apa yang Kekristenan miliki baginya. Saya menghimbau anda agar jadikanlah hal ini perhatianmu yang terutama untuk dapat menerima berkat-berkat yang dijanjikan itu, supaya anda dapat menghindari kebinasaan orang-orang jahat, dari ketidak-percayaan dan keraguan-raguan, dan anda dapat menjadi orang-orang yang “tertinggal” itu untuk selama-lamanya menikmati janji yang berikut ini:
“Maka akan jadi kelak, bahwa barangsiapa yang tertinggal di Sion, dan barangsiapa yang menetap di Yerusalem, akan disebut suci, yaitu setiap orang yang tercatat namanya di antara segala orang hidup di Yeruselem. : . . . . . maka pada masa itu akan ada sebuah pondok bagi suatu naungan dari pada panas di siang hari, dan bagi suatu tempat perlindungan, dan bagi suatu tempat berlindung dari pada angin dan hujan. Karena Tuhan akan menghiburkan Sion; Ia akan menghiburkan semua tempat-Nya yang sudah dirusakkan, dan Ia hendak membuat padang belantaranya menjadi seperti Eden, dan padang pasirnya seperti taman kebun Tuhan; kesenangan dan kegembiraan akan ditemukan di sana, juga suara syukur dan bunyi suara yang merdu. Sebab itu umat tebusan Tuhan akan kembali, dan akan datang dengan bernyanyi-nyanyi bagi Sion; maka kesukaan yang kekal akan terdapat di atas kepalanya; mereka akan memperoleh kegembiraan dan kesenangan; maka keluhkesah dan kesedihan akan berlalu.” Yesaya 4 : 3, 6; 51 : 3, 11.
*****
Contoh-contoh tulisan Roh Nubuatan yang memberikan gambaran bahwa pemahaman penulis belum memperoleh pengetahuan yang jauh lebih luas dari kebenaran-kebenaran yang terakhir mendekati pintu kasihan tertutup, dan menjadi alat ujian kepada orang-orang Advent termasuk yang mengaku pemegang kebenaran sekarang.
Masehi Advent hari ketujuh, lebih daripada semua orang, harus menjadi teladan keilahian, suci di dalam hati dan di dalam percakapan. Kepada mereka telah dipercayakan kebenaran yang paling khidmat yang pernah diberikan kepada orang-orang yang fana. Setiap pemberian karunia dan kuasa serta keberhasilan telah disediakan dengan cuma-cuma. Mereka mengharapkan supaya kedatangan Kristus di dalam awan di langit tidak lama lagi. Bagi mereka memberikan kesan kepada dunia bahwa iman mereka bukanlah kuasa yang mengendalikan kehidupan mereka adalah penghinaan kepada Allah yang sebesar-besarnya.—— Maranatha hal 113
(Kutipan ini menunjukkan pemahaman Ellen G. White hanya kepada kedatangan Yesus kedua kali, sementara untuk kedatangan yang tiba-tiba ke kaabahNya belum ia miliki, sehingga larangan-larangannya mengenai time setting dapat kita simpulkan dimaksudkan kepada kedatanganNya yang kedua kali bukan ke kaabahNya)
Allah memiliki sebuah jemaah di atas bumi, yang menjadi umat pilihanNnya, yang memeliharakan hukum-hukumNya. Ia menuntun bukan sebagian-sebagian yang berkeliaran, bukan satu disini dan satu disana, tetapi suatu umat.
Tidak usah bimbang, tidak usah takut bahwa pekerjaan tidak akan berhasil. Allah yang mengepalai pekerjaan itu, dan Ia akan mengatur segala sesuatunya dengan tettib. Jikalau ada persoalan-persoalan yang perlu disesuaikan di bagian kepala pekerjaan itu, maka Allah akan mengurusnya, dan akan membetulkan setiap kesalahan. Marilah kita memiliki iman bahwa Allah akan membawa kapal mulia yang mengangkut umat Allah ke pelabuhan dengan selamat.— Maranatha hal 129
(Kutipan ini menjadi tantangan ketika organisasi Davidian dibubarkan tahun 1962, karena setelah ini pekerjaan Tuhan dikendalikan sendiri oleh Tuhan sebagai penggenapan dari Testimonies p.300 dan pekerjaan tidak lagi melalui tempat yang dipusatkan sebagaimana ditulis dalam Amaran Sekarang Jld 2 no. 45 dan Zhakaria 13:6,7, bila dibaca baik-baik hingga akhir terdapat kata-kata : “Bilamana engkau merasa bahwa pekerjaan dalam bahaya, berdoalah, “Tuhan berdirilah pada kemudi. Bawalah kami melalui kebimbangan. Bawalah kami kepelabuhan dengan selamat”. Tidakkah kita mempunyai alasan untuk percaya bahwa Tuhan akan membawa kita mau dengan sorak kemenangan?”……melihat kepada nasihat EGW untuk bertanya kepada Tuhan atas bahaya yang menerpa pekerjaan……maka seharusnya kita mengikuti dan mempercayai bahwa Tuhan akan memberikan jawabannya, dan jawabannya tentunya melalui petunjuk-petunjuk juru kabarNya yang telah lebih dahulu ia berikan sesuai Amsal 29:18……….sehingga keputusan membeli kembali tidak sesuai dengan petunjuk tersebut, karena jawaban yang kita dapatkan adalah Testimonies p. 300 dan Zhakaria 13:6,7)
Saya melihat bahwa banyak yang melalaikan persiapan yang amat dibutuhkan dan sedang menunggu-menunggu masa “penyegaran” dan “hujan akhir” untuk menjadikan mereka pantas berdiri pada hari Tuhan dan hidup dalam pemandanganNya. Aduh, betapa banyak orang yang kulihat tidak ada perlindungan pada masa kesukaran! Mereka telah melalaikan persiapan yang dibutuhkan; itulah sebabnya mereka tidak dapat menerima penyegaran yang harus dimiliki semua orang yang melayakkan mereka hidup dalam pemandangan Allah yang kudus. Mereka yang …. Gagal menyucikan jiwa merek dengan mengikuti seluruh kebenaran…. Akan tiba pada saat bela di jatuhkan, lalu kemudian melihat bahwa mereka perlu dilicinkan dan dibentuk untuk pembangunan. Tetapi nanti….tidak ada Perantara yang memohon belas kasihan atas perkara mereka dihadapan Bapa. Sebelum masa ini pemakluman yang sangat khidmat telah dikumandangkan. “ Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar’ biarlah ia terus berbuat kebenaran; barang siapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya.”——Maranatha hal 41
(Kata-kata Ellen G. White diatas memperlihatkan bahwa walaupun ia mengatakan “penyegaran” dan “hujan akhir” yang kita ketahui melalui kebenaran yang berkembang dari VTH bahwa itu adalah pencurahan Roh Suci, namun terlihat Ellen G. White tidak mengkaitkannya dengan pembersihan sidang atau Yehezkiel 9, melainkan ia langsung kepada pencuran 7 bela yang terakhir. Hal ini memperlihatkan bahwa Ellen G. White pemahamannya langsung kepada kedatangan Yesus ke dua kali, ia sama sekali tidak memahami bahwa terdapat pembersihan sidang terlebih dahulu).
Dari kutipan-kutipan diatas (dari awal) kita dapat melihat keterbatasan pemahaman Ellen G. White tentang kedatangan Yesus, tampak ia tidak memahami adanya kedatangan Yesus ke kaabahNya dahulu terjadi sebelum kedatangan Yesus ke dua kali, sehingga bila kita membaca…..hal 149-151 tentang tanda-tanda mendekati kedatangan Yesus tidak lah kita perlu heran bila diakhir paragraf ia katakan “ Tetapi hari dan jam kedatanganNya tidak dinyatakan oleh Kristus…..Saatnya yang tepat untuk kedatangan Anak manusia itu adalah rahasia Allah”……karena yang ia maksudkan adalah untuk kedatangan Yesus yang kedua kali yang sesuai Matius 24:36 adalah WEWENANG ALLAH SENDIRI. Akan tetapi hal ini menjadi ujian bagi orang-orang yang tidak memahami tulisan-tulisan Ellen G. White dengan keterbatasan-keterbatasannya, kemudian mengeneralisasikannya kepada pekabaran sekarang.
Ada orang-orang yang di dalam hatinya perlu dijamah oleh Roh Ilahi. Kemudian pekabaran untuk masa kini akan menjadi tanggungan mereka. Mereka tidak akan mencari-cari ujian manusia, atau sesuatu yang baru dan ganjil. Hari Sabat hukum yang ke empat itulah yang menjadi ujian untuk masa kini.
Hukum Allah yang hampir ditolak seluruhnya, adalah ujian kebenaran untuk masa kini….Masanya akan tiba apabila semua mereka yang menyembah Allah akan dikenal dengan tanda ini. Mereka akan dikenal sebagai hamba-hamba Allah, dengan tanda ini atas kesetiaan mereka terhadap Sorga. Tetapi semua ujian buatan manusia akan membelokkan pikiran dari ajaran-ajaran besar dan penting yang melembagakan kebenaran masa kini.——-Maranatha 147
(kata-kata ini disampaikan Ellen G. White dalam kapasitas ia saat itu, sedangkan bagi kita sekarang ini bukanlah makanan penentu bagi orang-orang yang sedang menunggu kedatangan Yesus yang tiba-tiba ke kaabahNya. Kata-kata EGW ini seakan-akan bertentangan dengan pekabaran 144000 dari VTH, sehingga wajar bila orang-orang Advent yang hanya percaya kepada EGW menolak tawaran-tawaran pekabaran dari kelompok makanan pada waktunya.
Penyebab pemahaman EGW demikian adalah karena ia memang diberikan pekabaran 3 malaikat yang sasarannya adalah dunia bukan gereja, dan oleh karena memang nanti pada saat pekerjaan telah tiba waktunya untuk bukah kedua pekabaran tentang SABAT itu akan menjadi penentu, maka tidak heran bila ia katakan SABAT ADALAH UJIAN BAGI MASA KINI)
……Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain daripada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
Inilah ujian yang harus dihadapi umat Allah sebelum mereka dimeteraikan. Semua yang membuktikan kesetiaan mereka kepada Allah dengan memelihara hukumNya, dan menolak untuk menerima sabat yang palsu, akan berbaris di bawah panji Tuhan Allah Yehova, dan akan menerima tanda Allah yang hidup. Mereka yang membuang kebenaran yang berasal dari sorga, dan menerima sabat hari Minggu, akan menerima tanda binatang itu.
Ketika Yohanes diberi penglihatan terhadap perjuangan terakhir gereja yang sengit dengan kuasa-kuasa duniawi, ia juga diijinkan memandang kemenangan terakhir dan kelepasan umat yang setia….Memandang di seberang asap dan hiruk pikuknya pertempuran, ia memandang suatu rombongan di atas Bukit Sion dengan Anak Domba, yang gantinya memiliki tanda binatang itu, “pada dahi mereka tertulis nama Bapa.”——Maranatha hal 164
(kutipan ini memperlihatkan pemahaman EGW yang sangat terbatas, pemahamannya gereja Advent akan sampai kepada pemaksaan hari sabat yang palsu, tanda binatang untuk dapat berjual dan membeli…….hal ini tentunya juga menunjukkan bahwa EGW juga tidak dapat membedakan kesusahan Yakub dan kesusahan besar. Sehingga bila dengan pemahaman yang terbatas ini, kata-katanya langsung ditelan bulat-bulat khususnya bagi kita yang mengaku pemegang makanan pada waktunya—-akhirnya akan banyak berbenturan dengan kebenaran sekarang)
Kutipan yang sama kita dapat baca:
Segera setelah umat Allah dimeteraikan pada dahi mereka—itu bukan suatu tanda atau meterai yang dapat dilihat, tetapi suatu ketetapan kepada kebenaran, baik secara pikiran maupun secara rohani, sehingga hal itu tidak dapat digoncangkan – segera setelah umat Allah dimeteraikan dan bersedia untuk penggoncangan, maka penggoncangan itupun mulai berlaku. Sesungguhnya, hal itu sudah mulai, penghakiman Allah sekarang sudah berlaku dalam negeri, yang memberi kita amaran, supaya kita mengetahui apa yang akan terjadi.
Hari berganti hari dengan cepat berlalu sehingga telah mendekati akan terjadinya kesukaran dan kekacauan besar. Setan, yang berpakaian jubah malaikat, akan mengadakan penipuan kalau boleh yang terpilih itu juga. Akan ada banyak allah dan banyak tuhan kelak. Setiap angin pelajaran akan berhembus.
Tanda binatang akan dipaksakan kepada kita. Mereka yang telah takluk langkah demi langkah kepada tuntutan-tuntutan duniawi dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan dunia tidak akan menemukan kesulitan untuk takluk kepada kuasa tersebut, daripada membiarkan diri mereka sendiri tercemplung kepada ejekan, penghinaan, ancaman dipenjarakan dan kematian. Pertandingan terjadi antara hukum Allah dan hukum manusia. Pada waktu inilah emas akan dipisahkan dari sanga di dalam gereja. Kesalehan yang sejati dengan jelas akan dapat dibedakan dari apa yang kelihatan dan yang mengkilap daripadanya. Banyak orang yang kita kagumi sebagai bintang yang cemerlang kemudian akan keluar kepada kegelapan. Sekam seperti awan akan melayang dihembus angin, walaupun dari tempat kita melihatnya di lantai hanya terdapat gandum yang bertimbun dengan kebenaran Kristus, akan muncul dengan perasaan malu atas ketelanjangan mereka sendiri…..—-Maranatha hal 200
Seperti pada zaman dahulu dosa-dosa orang banyak, oleh iman, ditanggungkan ke atas persembahan karena dosa, dan melalui darah korban di-pindahkan dalam lambang ke tempat kudus duniawi, demikianlah juga pada peijanjian yang baru dosa-dosa orang-orang yang bertobat, oleh iman, ditanggungkan ke atas Kristus, dan dipindahkan ke tempat kudus surgawi. Dan sebagaimana pemulihan tempat kudus duniawi secara lambang dicapai oleh memindahkan dosa-dosa yang mencemari tempat kudus itu, demiki-anlah pemulihan yang sebenarnya tempat kudus surgawi dicapai oleh me-mindahkan, atau menghapuskan dosa-dosa yang telah dicatat di sana. Tetapi sebelum ini dilaksanakan, harus dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan buku-buku catatan untuk menentukan siapa yang berhak memperoleh manfaat pendamaian Kristus, melalui pertobatan dari dosa dan iman kepada Kristus. Oleh sebab itu pemulihan tempat kudus itu melibatkan pekerjaan pemeriksaan—pekerjaan penghakiman. Pekerjaan ini harus dilakukan sebelum kedatangan Kristus untuk menebus umat-Nya, karena bila la datang, upah-Nya ada bersama-sama dengan Dia yang akan diberikan-Nya kepada tiap-tiap orang menurut perbuatannya.” (Wahyu 22:12). —-KA 441.1
Dalam tahun 1844 Imam Besar kita memasuki bilik yang mahasuci pada kaabah surgawi, untuk memulai pekerjaan penghakiman penyelidikan. ——–Maranatha 26 Maret hal 93.1
Sebagaimana buku-buku catatan dibukakan dalam penghakiman itu, kehidupan dari semua orang yang percaya kepada Yesus diperlihatkan kembali di hadapan Allah. Dimulai dari mereka yang pertama-tama hidup di bumi, Pembela kita itu menyajikan kasus-kasus dari masing-masing generasi pengganti, dan berakhir dengan orang-orang hidup. Setiap nama disebutkan, setiap kasus diselidiki secara teliti. Ada nama-nama yang diterima, ada yang ditolak. Bilamana setiap orang mempunyai dosa yang tertinggal pada buku-buku catatan itu, yang tidak ditinggalkan dan dimaafkan, maka nama-nama itu akan dicoret dari kitab kehidupan….. —–Maranatha 26 Maret hal 93.2
Kita sekarang hidup di dalam hari besar pendamaian. Dalam pelayanan tipikalnya, sementara imam besar sedang melakukan pendamaian bagi umat Israel, semua orang dituntut untuk menyesah jiwa mereka dengan pertobatan dosa dan kerendahan hati di hadapan Allah, agar jangan mereka dimusnahkan dari antara umat. Dalam cara yang sama, semua orang yang memiliki namanya tercatat dalam kitab kehidupan, seharusnya sekarang ini, dalam beberapa hari yang tersisa dalam masa kasihan mereka, menyesah jiwa mereka di hadapan Allah dengan kesedihan bagi dosa dan pertobatan yang benar. Mesti ada pencarian yang dalam dan penuh iman atas hati…. Ada peperangan yang sungguh-sungguh di hadapan semua orang yang mau menundukkan kecenderungan-kecenderungan jahat yang berjuang untuk menguasai. Pekerjaan persiapan adalah sebuah pekerjaan pribadi. Kita tidak diselamatkan dalam kelompok-kelompok. Kemurnian dan pengabdian dari seseorang tidak akan menutupi kekurangan kualitas-kualitas ini di dalam diri orang lain….. Setiap orang harus diuji, dan ditemukan tanpa cacat atau noda atau segala hal yang seperti itu. —– Maranatha 26 Maret hal 93.3
Pekerjaan penghakiman pemeriksaan dan penyucian dosa akan diselesaikan sebelum kedatangan yang kedua kalinya Tuhan kita. Karena orang mati harus diadili berdasarkan perkara-perkara yang tercatat di dalam buku-buku, adalah mustahil bahwa dosa orang harus dibersihkan hingga selesainya penghakiman di mana kasus mereka akan diselidiki…… Ketika penghakiman pemeriksaan berakhir, Kristus akan datang, dan ganjaranNya akan Dia bawa besertaNya untuk diberikan kepada setiap orang sebagaimana mestinya. —– Maranatha 31 Agustus hal 251.1
Bandingkan dengan :
Ketika Musa turun dari Kehadiran ilahi di gunung itu, di mana ia telah menerima dua loh kesaksian itu, umat Israel yang merasa bersalah tidak dapat menahan cahaya yang memuliakan wajahnya. Betapa akan lebih sedikit lagi para pelanggar hukum yang bisa melihat wajah Anak Allah ketika Dia datang dalam kemuliaan BapaNya, dikelilingi oleh semua penghuni surga, untuk menjatuhkan penghakiman atas para pelanggar hukumNya dan para penolak penebusanNya—– Maranatha 1 Feb hal 40.4
Peristiwa penghakiman itu akan disaksikan oleh seluruh dunia ini; sebab di dalam penghakiman ini pemerintahan Allah akan dibenarkan, dan hukumNya akan ditegakkan sebagai “suci, benar, dan baik.” Kemudian setiap perkara akan diputuskan, dan vonis hukuman akan dijatuhkan atas semua orang. Dosa tidak akan tampak menarik pada saat itu, tetapi akan terlihat dalam segala kekuatannya yang tersembunyi. . ——Maranatha 11 Oktober hal 292.1
Tak ada bahasa manusia yang bisa melukiskan peristiwa-peristiwa kedatangan kedua Anak Manusia itu dalam awan-awan langit. Dia harus datang dalam kemuliaanNya sendiri, dan dalam kemuliaan Bapa dan para malaikat suci. Dia akan datang berpakaikan jubah terang, yang Dia telah kenakan dari hari-hari keabadian. Para malaikat akan mengiringi Dia. Sepuluh ribu kali sepuluh ribu malaikat itu akan mengawal Dia pada jalanNya. Suara terompet akan terdengar, memanggil orang-orang mati yang tidur dari kubur. Suara Kristus akan menembus makam, dan menembus telinga orang mati, “dan semua yang ada di dalam kubur……. akan bangkit.” . ——Maranatha 11 Oktober hal 292.2
“Dan di hadapanNya akan dikumpulkan segala bangsa.” Dia yang satu-satunya itu yang telah wafat bagi manusia harus menghakimi manusia pada hari terakhir: karena Bapa “telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak: ….. dan telah menyerahkan kepadaNya kewenangan untuk menjalankan penghakiman juga, sebab Dia adalah Anak Manusia.” Bagaimana nantinya hari itu, ketika semua orang yang menolak Kristus akan menatap kepadaNya yang telah memakukan dosa-dosa mereka. ——Maranatha 11 Oktober hal 292.3
Kita percaya tanpa ragu bahwa Kristus segera datang…… Kita tidak ragu, juga tidak ragu selama bertahun-tahun ini, bahwa doktrin-doktrin yang kita pegang saat ini adalah kebenaran sekarang, dan bahwa kita sedang mendekati hari penghakiman itu. Kita sedang mempersiapkan diri untuk menemui Dia, yang dikawal oleh rombongan para malaikat suci, muncul dalam awan-awan langit untuk memberikan bagi orang-orang yang beriman dan benar sentuhan akhir dari keabadian. Bilamana Dia datang Dia tidak membersihkan kita dari dosa-dosa kita, untuk membuang dari kita cacat tabiat kita, atau untuk merawat kita dari kelemahan-kelemahan atas kemarahan-kemarahan dan kekacauan-kekacauan kita. Jika ditempa seluruhnya bagi kita, pekerjaan ini akan diselesaikan sebelum waktu kedatanganNya itu. —– Maranatha 13 Maret hal 80.2
Ketika Tuhan datang, orang-orang yang suci akan terus menyucikan diri mereka. Mereka yang telah memelihara tubuh dan roh mereka dalam kesucian, di dalam pemurnian dan kehormatan, akan menerima sentuhan akhir dari keabadian. Tetapi orang-orang yang tidak benar, yang tidak suci, dan najis akan selamanya demikian. Tak ada pekerjaan yang akan diperbuat bagi mereka untuk membuang cacat-cacat mereka dan memberi mereka tabiat-tabiat yang suci…. Semuanya ini harus diberikan dalam masa kasihan ini. Sekaranglah pekerjaan ini harus diselesaikan bagi kita….. —– Maranatha 13 Maret 80.3
Andaikan bahwa hari ini Kristus tampak di dalam awan-awan di langit, maka siapakah…. yang siap bertemu dengan Dia? Andaikan kita harus diubah ke dalam kerajaan surga sebagaimana adanya kita sekarang. Akankah kita siap untuk bersatu dengan para kudus Allah, untuk hidup dalam keharmonisan dengan keluarga kerajaan itu, anak-anak Raja surgawi? Persiapan apa yang telah engkau buat untuk penghakiman itu? Sudahkah engkau berdamai dengan Allah? Apakah engkau sedang bekerja bersama dengan Allah? Apakah engkau berupaya untuk menolong mereka yang berada di sekitarmu, mereka yang berada di rumahmu, para tetanggamu, mereka yang berhubungan dengan kamu yang tidak memelihara hukum-hukum Allah?……. Apakah kita sedang mempersiapkan diri untuk menemui Sang Raja? —– Maranatha 31 Maret 98.1
Perkara-perkara yang berpusat pada kesejahteraan abadi kita adalah pada saat sekarang ini harus menyedot perhatian kita. Kita tidak bisa berupaya untuk memberikan tempat kedua bagi perkara-perkara surga …… Penghakiman-penghakiman Allah berada di negeri itu. Mereka berbicara dalam amaran yang serius, dengan berkata, “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.” —–Maranatha 8 April hal 106.1
Tanda-tanda zaman memberikan bukti bahwa penghakiman-penghakiman surga sedang dicurahkan, bahwa hari Tuhan itu sudah dekat. Suratkabar-suratkabar harian penuh dengan petunjuk-petunjuk dari suatu konflik yang keras di masa depan. ….—– Maranatha 16 Juni hal 175.2
Waktunya di depan mata manakala akan terdapat kesedihan di dunia ini yang tak dapat disembuhkan oleh obat balsem apapun buatan manusia. Bahkan sebelum kehancuran besar yang terakhir itu menimpa dunia ini, monumen-monumen yang menyanjung kehebatan manusia akan dihancurkan dalam debu. Penghakiman-penghakiman pembalasan yang berasal dari Allah akan menimpa mereka yang dalam terang besar telah terus-menerus berbuat dosa. ….—– Maranatha 16 Juni hal 175.4
Tentang kepausan dan pemaksaan hari minggu:
Sebelum dunia akan digerakkan untuk membenci Masehi Advent, sebab mereka tidak mau memberi hormat kepada Kepausan, oleh menyucikan hari Minggu, lembaga yang memiliki kuasa anti kristen. Itulah maksud setan membuat mereka terhapus sama sekali dari dunia ini supaya dalam keunggulannya atas dunia ini tidak dipertentangkan lagi.——-Maranatha hal 217
Saya melihat bahwa empat malaikat itu akan menahan keempat angin itu sampai pekerjaan Yesus dalam bait suci selesai, baru kemudian datanglah ketujuh laknat yang terakhir itu. Laknat-laknat ini membangkitkan amarah orang-orang jahat terhadap orang-orang benar; mereka mengira bahwa kita yang mendatangkan hukuman Allah ke atas mereka, sehingga sekiranya mereka membersihkan bumi dengan menyingkirkan kita maka laknat itu akan berhenti. Suatu perintah untuk membantai orang-orang saleh dikeluarkan, yang menyebabkan mereka berseru siang dan malam meminta kelepasan. Inilah masa kepicikan Yakub, Maka semua orang saleh berseru dengan semangat yang pedih, dan dilepaskan oleh suara Allah……—-Maranatha hal 258
Ketika pekerjaan keselamatan hendak ditutup, kesukaran akan melanda bumi, bangsa-bangsa akan marah, namun waspada supaya tidak menghalangi pekerjaan malaikat yang ketiga. Pada saat itu “ hujan akhir” atau penyegaran dari hadirat Tuhan, akan turun, untuk memberi kuasa pada suara nyaring malaikat yang ketiga itu, dan mempersiapkan orang-orang saleh supaya tahan berdiri pada masa tujuh laknat terkahir dicurahkan.—–Maranatha hal 259
Ketika perlindungan undang-undang manusia akan ditarik dari mereka yang menghormati hukum Allah, akan ada, di berbagai tempat, sebuah pergerakan yang serempak untuk kehancuran mereka. Mengingat waktu yang ditentukan dalam undang-undang itu dekat, orang-orang akan bersekongkol untuk menyingkirkan sekte yang dibenci itu. Akan ditentukan dalam satu malam untuk menciptakan sebuah pukulan yang mematikan, yang akan benar-benar mendiamkan suara perbedaan pendapat dan teguran. ——- Maranatha 18 September hal 269.2
Undang-undang itu akan memerintahkan bahwa mereka harus mengabaikan Sabat dari hukum keempat dan menghormati hari yang pertama, atau kehilangan hidup mereka; tetapi mereka tidak akan menyerah dan tidak akan menginjak-injak Sabat Tuhan tersebut dan menghormati lembaga kepausan. Kerajaan Setan dan orang-orang jahat akan mengepung mereka dan bersuka ria atas mereka, karena tampaknya tidak akan ada jalan keluar bagi mereka. ——- Maranatha 18 September hal 269.3
Di atas lautan kristal di hadapan takhta itu, yakni laut kaca sebagaimana ia bercampur dengan api—yang sedemikian gemerlapnya ia dengan kemuliaan Allah—ada berkumpul rombongan yang “telah memperoleh kemenangan atas binatang itu, dan atas patungnya, dan atas tandanya, dan atas bilangan namanya.” Bersama dengan Anak Domba di Bukit Sion, “dengan memegang kecapi-kecapi Allah,” mereka berdiri, yaitu seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari antara umat manusia itu; dan ada terdengar, seperti suara air bah, dan seperti suara sebuah guruh yang besar, “suara para pemain kecapi yang beriringan dengan kecapi-kecapi mereka.” Dan mereka menyanyikan “sebuah lagu baru” di hadapan takhta itu, yakni sebuah nyanyian yang tidak seorang pun dapat mempelajarinya selain seratus empat puluh empat ribu orang itu. Ia itu adalah nyanyian Musa dan Anak Domba—sebuah nyanyian kelepasan. —— Maranatha 16 November hal 328.1
Tak seorang pun selain seratus empat puluh empat ribu orang itu yang bisa mempelajari nyanyian tersebut; sebab ia itu adalah nyanyian dari pengalaman mereka—sebuah pengalaman yang tak ada rombongan lain manapun yang pernah miliki. “Inilah mereka yang mengikuti Anak Domba itu ke manapun Dia pergi.” Mereka ini, setelah diubahkan dari bumi, dari antara orang-orang yang hidup, adalah terhitung sebagai “buah-buah pertama kepada Allah dan kepada Anak Domba itu.” Wahyu 15:2,3; 14:1-5. “Inilah mereka yang keluar dari kesusahan besar itu;” mereka telah melewati masa kesusahan seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya sebuah bangsa; mereka telah menahan penderitaan dari masa kesusahan Yakub; mereka telah berdiri tanpa seorang pengantara selama pencurahan akhir dari penghakiman-penghakiman Allah. Tetapi mereka telah dilepaskan, sebab mereka telah “membasuh jubah mereka, dan memutihkannya di dalam darah Anak Domba.” “Pada mulut mereka tidak ada tipu: sebab mereka adalah tanpa salah” di hadapan Allah. “Oleh sebab itulah mereka di hadapan takhta Allah, dan melayani Dia siang dan malam di kaabahNya: dan Dia yang duduk pada takhta itu akan berdiam di antara mereka.” —— Maranatha 16 November hal 328.2
Mereka telah melihat bumi dicemarkan dengan kelaparan dan sampar, matahari yang mempunyai kekuatan untuk menghanguskan manusia dengan panas yang besar, dan mereka sendiri telah tahan menderita, lapar, dan haus. Tetapi “mereka tidak akan lagi lapar, tidak akan lagi dahaga; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi.” Wahyu 7:14-16. —— Maranatha 16 November hal 328.3
Tanya Jawab buku 3 :
AKAN SAMPAIKAH SEMUA ORANG PADA
MASA BELA – BELA ITU ?
Pertanyaan No. 56 :
Jika sidang akan disucikan sebelum berakhir masa kasihan bagi dunia dan tetap tinggal bersih sesudah itu tanpa seseorang berdosa pun di dalamnya, sesuai yang diajarkan oleh Tongkat Gembala, maka bagaimanakah Saudara mencocokkan hal ini dengan buku Early Writings, p. 71 yang mengatakan : Sebagian orang “akan datang sampai kepada masa kejatuhan bela-bela itu, lalu kemudian melihat bahwa mereka perlu ditebang dan dibentuk bagi bangunan itu” ?
Jawab:
Masih ada lagi penegasan-penegasan lain dari penulis buku Early Writings yang memberikan juga bukti yang lebih pasti, bahwa Allah sebelum waktu itu hendak memiliki sebuah sidang yang bersih dan benar. (Bacalah The Great Controversy, p. 425; Prophets and Kings, p. 725; Testimonies, vol. 5, p. 80; Yesaya 52 : 1, 2).
Karena penegasan-penegasan yang banyak ini yang menunjuk kepada suatu pembersihan pendahuluan adalah tepat dan benar sesuai dengan yang disebut di dalam Early Writings yang tampaknya mengingkari suatu pembersihan, maka orang tidak mungkin secara jujur mengabaikan begitu saja sekaliannya lalu menaruh perhatian hanya pada yang itu. Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.
Sebagian orang yang cemas mempertaruhkan Kebenaran Sekarang pada bobot dari apa yang dikatakan atau terkandung dari sesuatu pernyataan ilham, akan dengan demikian secara lancang atau sangat bodoh mengabaikan “bobot kenyataan.” Orang-orang lainnya sedang berbuat ini karena berpandangan picik, sementara yang lainnya lagi sedang melakukannya untuk menunjang pendapat-pendapat tertentu kesayangan mereka sendiri.
Pondasi dasar bagi ajaran tentang tidak adanya pembersihan pendahuluan, dibangun bukan pada batu karang yang kokoh, melainkan pada pasir saringan yang sama seperti yang menggarisbawahi yang sedemikian ini seperti halnya pendapat-pendapat yang keliru mengenai keadaan sadar dari orang mati, siksaan kekal orang-orang jahat, baptisan dengan cara percikan, kesucian hari Minggu, dan zaman seribu tahun perdamaian di bumi.
Oleh karena Kebenaran bersifat terus berkembang, dan karena pembersihan sidang itu belum lagi terungkap sewaktu pernyataan di dalam buku Early Writings ditulis, maka bahaya yang diramalkan dan nasehat yang diberikan di dalamnya itu belum mungkin dapat ditegaskan dalam kata-kata yang lain daripada kata-kata yang telah terbiasa dipahami di waktu itu. Semua mereka telah diberi amaran dengan jelas sedemikian di waktu itu bahwa jika mereka terus berdosa, maka sesudah masa kasihan berakhir bagi dunia, bela-bela itu yang sudah dipahami sebagian oleh mereka akan menjadi pembalasannya. Oleh sebab itu bagi Tuhan untuk dapat menjelaskan masalah itu di dalam Early Writings seperti yang dilakukan-Nya melalui Tongkat di waktu ini, la sudah akan mengungkapkannya di luar waktunya yang tepat, sewaktu Early Writings masih sedang ditulis, sedangkan pekabaran itu akan berlaku hanya bagi sidang sekarang ini, dan yang oleh karenanya kita sekarang menerimanya.
Dalam analisa yang terakhir, orang-orang berdosa yang tidak bertobat yang kini terdapat di dalam sidang, tidak akan pernah menyaksikan tujuh bela yang terakhir itu, sedangkan yang lainnya, yang kini terdapat di dunia, dalam masa seruan keras mereka masih akan memperoleh kesempatan untuk “dibentuk” bagi bangunan itu, dan disimpan bersama-sama dengan “batu-batu yang hidup” itu, atau sebaliknya akan menderita akibat-akibat dari bela-bela itu.
Tidak seorang pun akan menemui kesulitan untuk melihat hal ini sekarang, karena semua mereka terhadap siapa Early Writings terutama berbicara di waktu itu kini sudah meninggal, sekalipun bela-bela itu masih belum lagi datang. Lagi pula, masih banyak lagi terang yang akan datang mengenai kebenaran tentang tujuh bela yang terakhir itu, dan apabila ia itu datang, kita akan kembali melihat bahwa kita memiliki “banyak pelajaran untuk dipelajari, dan banyak, banyak yang harus ditinggalkan.” — Testimonies to Ministers, p. 30.
Kemenangan Akhir Bab 20 Kebangunan Keagamaan yang Besar
(Gambaran awal bagaimana pengetahuan Time setting tersebut akhirnya dibukakan, dari yang sebelumnya tidak ada sama sekali pengetahuan tersebut dimiliki —– Sebagai contoh bagi Time Setting yang sebenarnya mendekati hari kelepasan, menjawab bagaimana Tuhan menyampaikan pekabaranNya yaitu disaat yang tepat)
Pekabaran itu sendiri memancarkan terang seperti pada saat pergerakan ini dimulai. Ia dinyatakan sebagai bagian dari “Injil kekal ” Dan pekabaran itu mengumumkan pembukaan penghakiman. Kabar keselamatan telah disiarkan pada segala zaman, tetapi pekabaran ini adalah bagian dari Injil yang dapat dikabarkan hanya pada akhir zaman, karena hanya sesudah itulah benar bahwa saat penghakiman telah tiba. Nubuatan-nubuatan itu menyatakan suatu rentetan peristiwa yang menuntun kepada dimulainya penghakiman. Hal ini terutama benar dalam buku Daniel. Tetapi bagian dari nubuatan ini yang berhubungan dengan akhir zaman, telah diperintahkan kepada Daniel agar disembunyikan dan dimeteraikan “sampai pada akhir zaman.” Kita tidak boleh memberitakan berita tentang penghakiman sebelum tiba waktunya, yang didasarkan atas penggenapan nubuatan-nubuatan itu. Tetapi pada akhir zaman, kata nabi itu, “banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah.” (Daniel 12:4). ———-KA 373.1
Rasul Paulus mengamarkan gereja agar jangan mencari kedatangan Kristus pada zamannya. “Sebab sebelum hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka yang harus binasa.” (2 Tesalonika 2:3). Kita tidak bisa melihat kedatangan Tuhan sebelum kemurtadan besar, dan pemerintahan yang lama dari “manusia durhaka.” .“Manusia durhaka,” yang juga dijuluki “rahasia kejahatan,” “si manusia jahanam,” dan “si jahat,” melambangkan kepausan, yang mempertahankan keunggulan selama 1260 tahun, sebagaimana diramalkan dalam nubuatan. Masa ini berakhir pada tahun 1798. Kedatangan Kristus tidak akan terjadi sebelum waktu itu. Rasul Paulus menutupi seluruh dispensasi Kristen sampai tahun 1798 dengan amarannya. Saat setelah waktu inilah pekabaran kedatangan Kristus yang kedua kali itu dikabarkan. ———KA 373.2
Tidak ada pekabaran yang seperti itu pernah diberitakan pada masa lalu. Paulus, sebagaimana kita lihat, tidak mengkhotbahkannya, ia menunjukkan saudara-saudaranya kepada hari depan yang jauh kepada kedatangan Tuhan. Para Pembaru tidak Memberitakannya. Martin Luther menempatkan penghakiman itu kira-kira 300 tahun di muka zamannya. Akan tetapi sejak tahun 1798 buku Daniel telah dibukakan meterainya, pengetahuan akan nubuatan telah dipertambahkan, dan banyak yang telah mengabarkan berita penghakiman yang sudah dekat. ———KA 373.3
Seperti Pembaruan besar pada abad keenam belas, Pergerakan Advent muncul di berbagai negeri Kekristenan pada waktu yang bersamaan. Baik di Eropa maupun di Amerika orang-orang beriman dan yang penuh doa telah dituntun untuk mempelajari nubuatan, dan meneliti catatan-catatan yang diilhamkan. Mereka menemukan bukti bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Di berbagai negeri ada badan-badan Kristen yang terpencil yang, sama sekali hanya mempelajari Alkitab, sampai pada keyakinan bahwa kedatangan Juruselamat sudah dekat. ——— KA 374.1