14 November 2020
BEBERAPA PEDOMAN DASAR
TENTANG KEBERADAAN KELOMPOK 5 ANAK DARA PINTAR
“—- adalah tidak adil bagi seseorang untuk membela sesuatu masalah berlandaskan pada bobot dari hanya pendapat yang berasal dari satu atau dua ayat, tanpa lebih dulu mempertimbangkan semua ayat dalam terang dari seluruh pasal. Ya, bahkan dari seluruh Alkitab; karena jika interpretasi seseorang terhadap Alkitab tidak ditunjang oleh setiap kalimat dari Kitab Suci, maka itulah interpretasi yang salah, suatu penyimpulan yang buta tanpa landasan Alkitab. —– Mengapa binasa, Bagaimanakah Tentang Wanita-Wanita Yang Mengajar ? pp. 75, 76.
“Hendaklah kita ingat selalu untuk memperhatikan aturan yang tak dapat dilanggar bahwa suatu interpretasi terhadap suatu pernyataan yang diilhami harus cocok dengan semua pernyataan-pernyataan yang berkaitan lainnya.” —- Tanya Jawab buku 3, Pertanyaan No 56, halaman 34.
“Tidak ada satu pun siswa Alkitab yang jujur yang mau membangun suatu teori berlandaskan pada suatu interpretasi yang akan mengendalikannya mengesampingkan ayat-ayat lain yang membicarakan masalah itu, ia akan berusaha membuat analisa terakhirnya sedemikian rupa sampai sepenuhnya cocok dengan semuanya, atau sebaliknya ia akan mengaku bahwa ia belum memperoleh terang atas masalah itu.” —- Tanya Jawab buku 3, Pertanyaan No 65, halaman 44.
Di sini kepada kita diberitahukan, bahwa nubuatan, suatu khayal, adalah merupakan test asam kimia untuk menguji sesuatu yang disebut Kebenaran Alkitab, artinya, jika perkara itu tidak ada dalam nubuatan, jika tidak ada khayal dari hal perkara itu ditemukan dalam tulisan-tulisan para nabi, maka tidak akan ada kebenaran di dalamnya. Ya, khayal-khayal dari para nabi itu harus menjadi khayal-khayal milik kita jika kita memang harus dilindungi. — Amaran Sekarang jilid II buku 4 No. 24 hal 78, 79.
Jika sebelumnya belum pernah kita tahu, maka kini akan kita saksikan bahwa dimana terdapat contoh akan terdapat juga contoh saingannya dan bahwa dimana tidak ada contoh, maka tidak akan ada Kebenaran. — Amaran Sekarang jilid I buku 8 no. 47 hal 75.
Victor T. Houteff dalam penjelasan mengenai hal kekecewaan yang terjadi pada tahun 1844, menyatakan sebagai berikut :
Disini terlihat, bahwa ilham tidak secara sekaligus menerangi jalan kita menjadi jelas sampai kepada akhirat, melainkan dilakukanNya begitu secara langkah demi langkah; bahwa Kebenaran Allah itu adalah bersifat terus berkembang; bahwa kita tidak pernah dapat mengatakan dengan sungguh-sungguh kita memiliki semua kebenaran untuk membawa kita dengan jelas memasuki Pintu-Pintu Gerbang Mutiara. — Amaran Sekarang jilid 1 buku 3 no. 11 hal 11.
Marilah kita kenangkan selalu, bahwa kita oleh diri kita sendiri tidak akan mengetahui apapun dari hal rencana-rencana Allah terkecuali sesuai dengan yang diceritakan oleh hamba-hamba pilihanNya yaitu nabi-nabi dan sesuai apa yang kita saksikan dari hari ke hari. Jika kita setiap hari berjalan bersama Allah, jika kita percayakan segala-galanya kepadaNya, maka segala tanggung jawab adalah padaNya.— Amaran Sekarang jilid 1 buku 2 no. 7 hal 28.
PETUNJUK LEBIH LANJUT DARI KEBENARAN YANG BERKEMBANG
- Amaran Sekarang buku 3 jilid 1 No. 13, hal 39, 40 :
“…… Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merobah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi rute perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaanNya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merobah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.
Sementara ilham membukakan gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara – alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merobah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.
- Buku Amaran Sekarang buku 4 jilid 1 No. 20, hal. 47, Renungan doa hotbah “Kerajaan Yehuda, penyaringan terhadap segala bangsa”
Murid-murid mengharapkan Yerusalem yang ada dalam sejarah mereka ini akan menjadi ibu kota dari kerajaan Allah yang besar. Namun bertentangan dengan harapan-harapan mereka. Yesus memberitahukan, bahwa Yerusalem akan menjadi suatu kerobohan batu dan sebuah kaabah yang hancur! Jadi, berulang kali kita dibawa untuk menyaksikan, bahwa kita sebagai mahluk-mahluk yang terbatas tidak pernah mengetahui akan rencana-rencana Allah. Sesungguhnya, kita perlu berdoa memohonkan Roh-Nya untuk memimpin kita terus menerus dan untuk menunjukkan kepada kita jalan yang benar pada setiap persimpangan sepanjang perjalanan kita menuju Akhirat. Marilah kita sekarang berdoa agar supaya pengetahuan akan semua kebenaran ini akan membuat kita menjadi seperti yang sepatutnya bagi kita.
- The Great Controversy, Chapter 19, p. 343:
Tidak seorangpun, betapapun dihormati oleh sorga, pernah berhasil mencapai pengertian yang penuh mengenai rencana penebusan yang besar itu, ataupun mengerti dengan sempurna rencana ilahi dalam pekerjaan bagi masanya sendiri. Manusia tidak dapat sepenuhnya mengerti akan apa yang hendak Allah selesaikan dengan pekerjaan yang diberikanNya kepada mereka untuk dilaksanakan; mereka tidak dapat mengerti pekabaran yang mereka ucapkan dalam namaNya, dalam semua arahnya.”
KEBENARAN AKAN TERUS TERUNGKAP WALAUPUN JABATAN NABI TIDAK ADA
- Buku Symbolic Code buku 4 halaman 18
Yesaya 30 : 25, 26 :
“Maka akan ada kelak di atas setiap gunung yang tinggi, dan di atas setiap bukit yang tinggi, sungai-sungai dan aliran-aliran air pada hari pembantaian yang besar itu, apabila menara-menara berjatuhan. Lagi pula cahaya bulan akan jadi seperti cahaya matahari dan cahaya matahari akan menjadi tujuh kali lipat, bagaikan terang dari tujuh hari, yaitu pada hari Tuhan membebati segala luka umat-Nya, dan menyembuhkan bekas-bekas luka mereka”.
Hari dimana Tuhan membebati luka-luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas-bekas luka mereka ialah hari pengembalian segala perkara. Itulah hari kerajaan itu dikembalikan kepada umat Allah. Pada masa itu bulan dan matahari akan bercahaya berlipat kali terangnya. Ini tentunya merupakan bahasa simbolis, matahari berarti kebenaran Alkitab. Jika matahari akan bercahaya tujuh kali lebih terang, maka itu menunjukkan bahwa Kebenaran akan menjadi jauh lebih jelas dan terang. Karena sekarang pun kebenaran sedang bertumbuh makin hari makin jelas, maka kita saksikan dalamnya suatu kenyataan yang lain bahwa masa kegenapan nubuatan ini sudah dekat sekali.
- Buku Symbolic Code buku 2 halaman 18, 19
Victor T. Houteff mengatakan :
”Sampai kepada sesuatu waktu tertentu umat Allah tidak akan mengetahui hari dan jam itu, tetapi jika mereka terus menerus menerima makanan pada waktunya, maka sesuatu hari akan datang apabila hamba ini akan dibuat sadar akan jam itu, akan hari itu”.
“Ilustrasi ini bukan diberikan kepada kita saja, melainkan juga kepada semua umat Allah semenjak dari saat ia itu ditulis, maka kepada mereka telah diamarkan supaya bersedia pada segala waktu karena tidak seorang pun tahu akan hari dan jam kedatangan Nya. Namun sebagaimana Kebenaran terus berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka, maka umat Allah pada akhirnya akan sadar mengenai hari dan jam itu. Bukankah dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya”.
Penjelasan :
Ucapan ini menjelaskan kata-kata Yesus di dalam Matius 24 : 36 ( tetapi tentang hari dan saat itu tudak seorangpun yang tahu, malaikan-malaikan di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri) yang dijelaskan oleh Victor T. Houteff bagi kita yang hidup di akhir zaman.
Dari ucapan tersebut di atas berarti :
- Ucapan mengenai hari dan jam kedatangan Tuhan hanya Bapa saja yang mengetahui diberikan juga kepada umat semenjak dari saat ditulis (zaman Yesus sendiri),
- Khusus bagi umat Allah di akhir zaman pada sesuatu waktu tertentu akan dibuat mengetahui waktu kedatangannya, yaitu hari dan jam kedatangan Yesus kedua kali sebelum kedatangan Yesus di awan-awan tersebut terjadi.
- Kebenaran (sampai dengan diketahuinya hari dan jam tersebut) akan terus berkembang dan terbuka pengertiannya, walaupun tidak ada nabi lagi setelah Victor T. Houteff,
- Victor T. Houteff secara tidak langsung menugaskan dan memberi wewenang kepada penginjil, gembala dan guru untuk terus menggali kebenaran agar kebenaran tersebut berkembang dan gulungan firman Allah terus terbuka (menggali dari dalam mangkok keemasan bukan langsung dari pohon sait),
- Kita para domba diharuskan tidak menutup diri (berpikiran sempit) dari setiap pengungkapan kebenaran yang terus menerus terbuka, atau dengan kata lain kita harus selalu merasa lapar akan kebenaran, tidak merasa kaya sebagaimana kondisi Laodikea yang dinubuatkan dalam Wahyu pasal 3.
- Ucapan Yesus tersebut bukan merupakan harga mati.
- Di akhir zaman akan terdapat orang-orang yang tidak menerima dan mengikuti perkembangan kebenaran dan terbukanya setiap gulungan firman Allah (sekam).
- Kata-kata “bukankan dikatakan begitu? Justru itulah yang dikatakannya” menunjukkan bahwa Victor T. Houteff sangat yakin bahwa umat Allah akan diberitahu dan pencantuman kata-kata tersebut merupakan penegasan terhadap pemahamannya yang disampaikan kepada kita, agar kita tidak berhenti merasa puas dengan apa yang telah diperoleh serta menunggu penggenapan pemberitahuan waktu walaupun bukan berasal dari nabi melainkan dari Penginjil, Gembala dan Guru.
- Buku Amaran Sekarang jilid I buku 9 halaman 68.
Ny. White dalam buku Christ’s Object Lessons, halaman 20 menceritakan bagaimana dahulu Yesus berusaha untuk menarik perhatian orang banyak kepada kebenaran dengan pada permulaannya berbicara dalam kata-kata yang cukup jelas namun kebenaran itu tidak berakar kemudian Ia menggunakan perumpamaan-perumpamaan untuk membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dari mereka, namun hal inipun kurang berhasil,
Victor T. Houteff menjelaskan kata-kata Ny. White tersebut dengan menerangkan bahwa pada waktu itu Yesus telah menggunakan berbagai usaha yang mungkin untuk menarik perhatian orang banyak itu kepada kebenaran sekarang dari masaNya itu, tetapi betapa sedikitnya hasil yang dicapai Nya, demikian pula dengan keadaan kita sekarang tidak akan jauh berbeda. Dan agar supaya kita tidak disamakan dengan orang kebanyakan diwaktu Yesus dahulu maka Ia mengamarkan kita pemegang pekabaran sekarang:
“Oleh sebab itu marilah kita berdoa agar kita selalu berjaga, agar kita juga terus merasa tidak puas dengan semua perolehan kita dari hari ke hari, jika tidak, maka kita pun akan didapati kurang – kembali ke dalam paham Laodikea yang semula. Marilah kita berdoa agar supaya hati kita selalu tetap terbuka terhadap kebenaran Nya yang diungkapkan dan supaya kita tidak pernah akan melepaskan perasaan lapar kita terhadap makanan pada waktunya.
Penjelasan:
Dari kata-kata ini jelas bahwa kita diingatkan walaupun kita telah menerima pekabaran Victor T. Houteff dan kita telah masuk dalam barisan tersendiri sebagaimana khayal Ny. White tahun 1903 namun kita harus terus menerus merasa lapar dan terbuka terhadap kebenaran-kebenaran yang masih akan terungkap, serta apabila kita merasa cukup telah memiliki seluruh terang oleh karena tidak ada nabi lagi setelah Victor T. Houteff maka kita akan kembali dengan kondisi orang Laodikea atau artinya dimata Sorga disamakan dengan lalang merasa puas dan tidak membutuhkan apa-apa lagi.
Selanjutnya oleh karena kata-kata Victor T. Houteff tersebut kita dapat pahami :
- Kata-kata Victor T. Houteff tidak menunjukkan batasan kapan kita mengakhiri rasa lapar kita atas kebenaran,
- Victor T. Houteff mengetahui bahwa setelah dirinya tidak akan ada lagi muncul nabi namun Ia tetap mengingatkan kita untuk terus merasa lapar, hal ini menunjukkan bahwa Ia secara tidak langsung memberitahukan kepada kita bahwa :
- Penginjil, Gembala dan Guru diberi wewenang untuk menggali kebenaran,
- Domba untuk terus menerus merasa lapar dan terbuka kepada setiap pengungkapan kebenaran.
- Amaran Sekarang buku 7 jilid II halaman 69.
“Masih banyak kebenaran yang berharga yang akan diungkapkan kepada umat dalam masa yang berbahaya dan gelap sekarang ini, tetapi adalah maksud setan yang teguh untuk menghalangi terang kebenaran supaya tidak bersinar ke dalam hati manusia. Jika kita ingin memiliki terang yang telah disediakan bagi kita, maka kita wajib menunjukkan kerinduan kita terhadapnya dengan cara menyelidiki firman Allah dengan rajin. Kebenaran-kebenaran yang berharga yang sudah lama tersembunyi dalam gelap akan diungkapkan dalam suatu terang yang akan memanifestasikan kepatutannya yang suci; karena Allah akan memuliakan firman Nya, sehingga ia itu akan terlihat dalam suatu terang dimana kita belum pernah menyaksikannya sebelumnya. Tetapi barangsiapa yang mengaku mencintai kebenaran wajiblah membentangkan semua kekuatan mereka, supaya dapat mereka memahami perkara-perkara yang dalam dari firman Allah, supaya Allah dapat dipermuliakan dan umat Nya dapat memperoleh berkah dan terang. Dengan hati yang rendah, yang berserah kepada kemurahan Allah, hendaklah kamu datang kepada tugas penyelidikan injil, bersiap untuk menerima setiap sinar dari terang Ilahi dan supaya berjalan dalam jalan kesucian”.— Counsels on Sabbath School Work, p 25.
Terhadap kata-kata Ny. White tersebut Victor T. Houtef menjelaskan :
“Lagi pula, anda tidak pernah dapat melihat seluruh dunia ini pada sekali pandang. Anda hanya melihat sebagiannya saja pada sekali melihat. Sama juga halnya anda tak dapat mengharapkan untuk melihat seluruh Kebenaran secara sekaligus, melainkan hanya sedikit pada setiap kali. Berpeganglah kepada yang sedikit itu, maka sementara anda terus dalam doa dan belajar, semuanya kelak akan menjadi jelas secerah matahari dan anda akan mulai memahami pokok masalah itu dalam keseluruhannya.”
Kesimpulan:
1) Walaupun dari penjelasan Victor T. Houteff mengenai Zakharia pasal 4 bahwa seluruh kebenaran telah tertuang habis dalam mangkok keemasan namun ternyata dari penjelasan Victor T. Houteff sendiri dari hotbah-hotbahnya menunjukkan bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa pengertian kebenaran masih akan berkembang dan masih akan ada pengungkapan-pengungkapan walaupun jabatan nabi sudah tidak ada.
2) Penjelasan Victor T. Houteff di atas jelas sekali akan terjadi pada masa kasihan, bukan pada saat pintu kasihan ditutup, karena jika pintu kasihan ditutup yang terjadi sebagaimana dikatakan berikut :
Yeremia 31:34 :
“Dan tiada lagi mereka itu akan mengajarkan seorang akan seorang dan saudara akan saudaranya dengan mengatakan, hendaklah kamu mengenal akan Tuhan, karena mereka semuanya akan mengenal Aku, daripada yang terkecilnya sampai kepada yang terbesarnya demikianlah firman Tuhan; karena Aku akan mengampuni semua kejahatan mereka dan dosa mereka tiada akan diingat lagi.”
BUKU-BUKU TERBITAN NUBUATAN BERBICARA DAN WEWENANG UNTUK MENGINTERPRETASI SERTA MENJELASKAN BAGIAN-BAGIAN PEKABARAN
- Menjawab pertanyaan perihal ajarkanlah apa yang telah diterbitkan
- Kutipan-kutipan yang menunjukkan bahwa ajarkan hanya yang diterbitkan, tidak boleh menambah dan mengurang
“Tongkat Gembala, yaitu buku–buku yang oleh Ilham telah diberi nama sedemikian itu, dan yang telah mengilhami seluruh isinya, karena merupakan satu-satunya Tongkat di dunia yang dapat didengar bicaranya, maka Tuhan memerintahkan agar hendaklah kamu mendengarkannya, agar supaya jangan kamu membuang-buang waktu untuk memutuskan diantara buku-buku terbitan Tongkat yang telah dianjurkan Allah kepadamu untuk didengar. Maka apabila engkau mendengar akan Tongkat, engkau akan menemukan dirimu terbungkus dalam kasih Kristus dan di dalam lengan Allah. Cobailah akan dia!” —- Amaran Sekarang Jilid 2, No. 34, hal 35.
“Oleh sebab itu, maka wajiblah agar setiap penganut Kebenaran Sekarang supaya mengajarkan dan mempraktikkan hanya Kebenaran Sekarang — jangan mengajarkan kurang atau melampaui apa yang telah diterbitkan. Jangan menyisipkan tafsir-tafsir pribadi atau pengertian–pengertian, teori-teori dan pendapat-pendapat sendiri, dan janganlah mengurang-ngurang atau menambah-nambah apa yang telah dipesankan oleh pekabaran itu.” — Tanya Jawab, Buku 4, Pertanyaan No. 104, hal. 69.
“Sesudah kita menyambut buku-buku dari penerbitan ini Sdr Houteff selanjutnya mengamarkan kepada kita agar : Ajarkanlah pekabaran itu sebagaimana adanya – jangan menambahkan apa-apa kepadanya, dan jangan mengeluarkan apapun dari dalamnya. Janganlah merasa bahwa itulah tugasmu untuk menjawab setiap orang dengan semua pertanyaannya, atau untuk menjelaskan seluruh Alkitab dan Roh Nubuatan. Hanya orang bodoh yang mencoba berbuat sedemikian itu. Gulungan suratannya masih belum terbuka sejauh itu. Janganlah melangkah melampaui apa yang telah dijelaskan di dalam Tongkat Gembala.” — 1 Symbolic Code No. 4, p. 17.
“Para guru kebenaran sekarang, memiliki contoh dihadapan mereka akibat-akibat yang tragis oleh mempertentangkan pengajaran-pengajaran oleh pelayanan Advent dan tambahan lagi setelah berulang kali diingatkan untuk hanya mengajarkan apa yang telah diungkapkan dan diterbitkan, dipersalahkan dihadapan Allah jika mereka menetapkan pertentangan atau pandangan yang tidak disetujui mengenai sesuatu hal. Pastikanlah dengan benar bahwa saudara mengajarkan sesuai yang tertulis itu dan bukan apa yang menurut pikiran saudara seharusnya ataupun suatu hari kelak akan tertulis. Gagal memenuhi petunjuk/persyaratan ini akan menyebabkan ianya tidak diakui sebagai pekerja dalam pelayanan.” Symbolic Code jilid 3, No. 5, 6 hal. 14.
- Jawaban terhadap permasalahan tersebut :
1) Penjelasan yang diberikan oleh Victor T. Houteff dalam buku Tanya Jawab buku 5 hal. 50.
Pertanyaan No. 133 :
“The Symbolic Code mengatakan : “Ajarkanlah hanya apa yang diterbitkan.“ Mohon dijelaskan apakah pembatasan yang dimaksud ini meliputi Alkitab, Roh Nubuatan dan buku-buku Tongkat Gembala secara keseluruhan, ataukah hanya tulisan-tulisan Tongkat Gembala?
Jawab:
Karena Alkitab dan buku-buku Roh Nubuatan merupakan satu-satunya sumber dari pekabaran Tongkat Gembala, maka apabila Tongkat Gembala diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuat juga diajarkan. Dan karena tidak ada satupun, terkecuali Roh Kebenaran itu yang meneruskan rahasia-rahasia Ilham, yang dapat menginterpretasikannya, maka orang-orang yang mencoba mengajarkan sekaliannya itu tanpa kuasa interpretasi Ilham ini, mereka tak dapat tiada akan jatuh ke dalam praktik interpretasi sendiri yang terlarang itu (2 Petrus 1:20) – yaitu kejahatan besar yang telah menjerumuskan dunia Kristen ke dalam keadaan perselisihan faham yang tak terbatas sekarang ini dan menyusul kekacauan, persaingan dan ketidakmampuan.
Karena kami tidak berani mengikuti cara yang sedemikian itu, maka sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (penerbitan-penerbitan resmi dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh) kami harus mengajarkan hanya dalam terang dari Tongkat itu bagian-bagian yang satu dan lain hal perlu diberi interpretasi. Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran sekarang akan senantiasa memiliki pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama (1 Korintus 1:10; 1 Petrus 3:8; Yesaya 52:8).
Maka mereka yang sedemikian ini memilih untuk melibatkan diri dalam interpretasi sendiri, dengan ini dimohon dengan hormat agar berhenti mengajar di bawah nama Tongkat dan supaya jangan menggunakan perbelanjaannya. Sebagai orang-orang yang jujur, hendaklah mereka itu mengajar di bawah namanya sendiri dan dengan menggunakan biayanya sendiri.”
Komentar :
Dari pertanyaan dan jawaban pada buku Tanya Jawab 5 tersebut, dapat kita peroleh pemahaman sebagai berikut :
- Dari sisi penanya kita ketahui bahwa walaupun Victor T. Houteff masih hidup ternyata sudah terdapat pengertian-pengertian yang memandang bahwa yang perlu dijadikan pegangan hanyalah Tongkat Gembala (berikut terbitannya) sedangkan Alkitab dan Roh Nubuatan sudah tidak diperlukan lagi, sehingga pandangan-pandangan yang berpikiran yang sama pada saat ini bukanlah suatu pandangan baru.
- Jawaban yang diberikan Victor T. Houteff yang mengatakan “maka apabila Tongkat Gembala diajarkan, Alkitab dan Roh Nubuat juga diajarkan”, menunjukkan bahwa pernyataannya bukanlah dimaksudkan Alkitab dan Roh Nubuatan yang telah ada di dalam Tongkat Gembala, melainkan merupakan komponen-komponen yang berdiri sendiri, hal ini kiranya dapat dimengerti, karena apabila ia bermaksud Alkitab dan Roh Nubuatan yang telah ada di dalam Tongkat Gembala, maka ia tentunya tidak akan menjawab dengan memisahkan menjadi 3 (tiga) komponen, melainkan ia akan menjawab sesuai pertanyaannya dengan kata-kata: ”ajarkanlah hanya tulisan-tulisan Tongkat Gembala saja”.
- Hanya Roh Kebenaran yang dapat menginterpretasi rahasia-rahasia Ilham, orang-orang yang mencoba mengajarkan sekaliannya itu (rahasia-rahasia Ilham) tanpa kuasa interpretasi Ilham ini (Wujud dari Roh Kebenaran – Tongkat Gembala, Alkitab dan Roh Nubuatan) mereka jatuh ke dalam praktek interpretasi sendiri. Artinya apa yang dimaksud dengan interpretasi sendiri dapat disimpulkan adalah usaha untuk menginterpretasi rahasia-rahasia ilham yang tidak dibawah terang (otoritas) ketiga-tiganya, hanya menggunakan satu atau dua bagian saja sebagai contoh menggunakan Alkitab saja, dikatakan interpretasi inilah yang mengakibatkan dunia Kristen terpecah seperti sekarang ini, dan pada akhir jawabannya terhadap orang yang melakukan interpretasi sendiri ini diminta untuk tidak menggunakan nama, dan perbendaharaannya,
- Guru-guru dari Tongkat Gembala diperingatkan untuk tidak menggunakan cara-cara seperti itu (interpretasi yang mengakibatkan perpecahan dunia Kristen), selain itu kata-kata “guru-guru dari Tongkat Gembala kami harus mengajarkan hanya dalam terang dari Tongkat itu bagian-bagian yang satu dan lain hal perlu diberi interpretasi”, menunjukkan bahwa :
- Victor T. Houteff menyadari walaupun sesuai penjelasan Zakharia pasal 4 seluruh Alkitab telah tertuang habis ke dalam mangkok keemasan, namun ia menyadari masih terdapat bagian-bagian yang masih perlu diinterpretasi, dan perintah tersebut diawali dari dirinya sendiri “kami” (Victor T. Houteff mensejajarkan dirinya sebagai guru-guru Tongkat Gembala) dan kepada guru-guru ia memberikan wewenang untuk menginterpretasi dengan persyaratan harus dibawah terang dari Tongkat,
- Dengan menjalankan perintah ini maka kita akan memperoleh, “Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran sekarang akan senantiasa memiliki pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama,” artinya tanpa menghargai penginjil, gembala dan guru maka persyaratan untuk memperoleh sepikir, sepakat dan membicarakan hal yang sama tidak akan diperoleh,
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, apa yang dimaksud dengan “Ajarkanlah hanya apa yang diterbitkan.“ ternyata bukan sebagaimana penanya dan banyak orang-orang sekarang (termasuk Wako Texas) menyimpulkan dari beberapa tulisan-tulisan Victor T. Houteff yang tampaknya demikian, melainkan apabila Tongkat Gembala diajarkan maka Alkitab dan Roh Nubuatan juga diajarkan, dan selain itu perlu ditambahkan hasil interpretasi dari penginjil, gembala dan guru terhadap “bagian-bagian yang satu dan lain hal perlu diberi interpretasi, Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran sekarang akan senantiasa memiliki pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama,”. artinya tanpa menghargai penginjil, gembala dan guru maka persyaratan untuk memperoleh “pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama” tidak akan diperoleh.
Jadi perlu kita tegaskan kembali setelah membaca jawaban Victor T. Houteff tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap tulisan Victor T. Houteff yang mempunyai makna kata-kata yang sama dengan “Ajarkanlah hanya apa yang diterbitkan.“ harus dipahami bahwa maksud dari Victor T. Houteff adalah mengajarkan Tongkat Gembala, Alkitab dan Roh Nubuatan serta hasil interpretasi dari penginjil, gembala dan guru terhadap bagian-bagian yang masih harus diinterpretasi.
- Penjelasan mengenai buku Symbolic Code jilid I No. 4.
Kata-kata Victor T. Houteff dalam buku Symbolic Code jilid I No. 4, p. 17 dimaksudkan melarang untuk menjelaskan lebih dari yang telah terungkap pada saat itu, hal ini untuk menghindari para penganut kebenaran 144.000 di zaman Victor T. Houteff melakukan interpretasi sendiri karena pada saat buku tersebut disusun dalam tahun 1934 buku yang terbit barulah Tongkat Gembala jilid I dan II sehingga ia katakan “gulungan suratan belum terbuka sejauh itu”. Sehingga apabila kata-kata tersebut digunakan pada saat ini, maka secara tidak disadari orang-orang yang sedang melakukan hal tersebut sedang mempertentangkan antara tulisan Victor T. Houteff yang satu dengan tulisan Victor T. Houteff lainnya.
- Apakah penginjil, gembala dan guru tidak diijinkan menerangkan/memberikan penjelasan baik lisan maupun tertulis (menjawab anggapan tidak diperbolehkan mempercayai selain Nabi)
- Menjelaskan dengan cara yang dilakukan oleh Yahya Pembabtis untuk bagian-bagian yang belum jelas (gulungan belum terungkap sampai saat itu).
Penjelasan Victor T. Houteff atas pertanyaan No. 3 dalam buku Tanya Jawab buku 1 halaman 33-50 (penjelasan yang sama diberikan pula pada buku Tanya Jawab buku 2 halaman 68 jawaban atas pertanyaan no. 42)
(Hal 41…..)
“……apabila sesuatu hal di dalam tulisan-tulisan seseorang belum jelas, maka hanya penulis itulah yang harus diminta keterangannya mengenai hal itu, sekiranya ia masih hidup. Jika tidak, maka hanya Roh Ilham yang sama itu dari penulis tulisan-tulisan itu yang asli, yang dapat menjelaskan apapun juga yang terkandung di dalamnya”.
(Hal 42…..)
“Dari hal-hal yang sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas, bahwa hasil-hasil akhir dari pada ilham itu jatuh dalam dua kategori —– yaitu Ilham dalam kata-kata atau ilham dalam pendapat-pendapat.
…… Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan. Tetapi penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas dari pada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri atau kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” —- yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.
Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yahya Pembabtis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yahya telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian kerajaan itu. Ia telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaan – bahwa apabila Raja itu datang Ia pasti akan mendirikan kerajaanNya lalu dengan demikian membebaskan umat Nya dari belenggu Romawi.
Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, Ia menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang pincang ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yahya sebagai nabi palsu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yahya sebagai nabi yang benar dan menolak Yesus sebagai seorang Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan kebawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yahya.
Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, maupun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yahya. Dan dengan demikianlah sekarang seperti halnya di masa lalu orang-orang yang suka mengeritik, yang tidak mau percaya dan yang ragu-ragu akan menemukan banyak cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka. Tetapi sama halnya sekarang seperti di masa lalu orang-orang yang suka ragu-ragu itu akan terbawa dalam kepintarannya sendiri.
Komentar :
Dalam kutipan tersebut terlihat bahwa :
- Victor T. Houteff membagi Ilham menjadi dua bagian, yaitu :
- Ilham kata-kata
- Ilham pendapat-pendapat atau pengertian
- Suatu bagian kebenaran yang belum jelas dapat diperoleh penjelasannya dari dua cara, yaitu:
- Penggalian dari pekabaran itu sendiri,
- Dari suatu pengertian yang terbatas yang dimiliki pada saat itu (pandangan umum),
- Dalam menjelaskan khususnya ilham pendapat-pendapat Victor T. Houteff memberikan contoh dari Yahya Pembabtis (seseorang yang mempersiapkan jalan kedatangan Yesus I), yang diberikan pengetahuan hanya sebatas kedatangan seorang Raja, namun oleh desakan dan pengertian yang terbatas pada saat itu, ia menambahkan penjelasan (interpretasi) mengenai keberadaan kerajaan, sama dengan pengertian orang-orang pada umumnya,
- Interpretasi tersebut ternyata berbeda dengan penggenapannya, yaitu kerajaannya belum datang pada saat itu,
- Interpretasi tersebut menyaring umat Allah pada saat itu, yaitu “bijaksana” dan “orang yang berhenti tidak berkembang”,
- Walaupun hasil interpretasi yang dilakukan Yahya Pembabtis salah, namun kepada kita diperintahkan/diharuskan untuk menggunakan cara yang sama untuk menjelaskan bagian-bagian kebenaran yang belum jelas,
- Perintah yang diberikan tersebut dengan mengambil contoh dari kesalahan Yahya Pembabtis menunjukkan bahwa, tidak menjadi masalah apabila pengertian yang terbatas yang digunakan tidak sesuai dengan penggenapannya, dengan persyaratan apabila pengertian yang benar telah datang maka kita harus bersedia untuk menyesuaikan dengan perkembangannya,
- Oleh karena Victor T. Houteff adalah nabi yang terakhir dan hotbahnya termasuk penjelasan mengenai ilham tersebut ditujukan kepada para pengikutnya maka, tentu perintah tersebut diberikan kepada Penginjil, gembala dan guru yang dalam penjelasan tersebut tersimpul bahwa mereka termasuk juru kabar milik Allah, bukan hanya Nabi yang dikategorikan sebagai juru kabar Allah.
- Dari penjelasan dan perintah Victor T. Houteff tersebut secara implisit dapat disimpulkan bahwa Victor T. Houteff menyadari dimungkinkan terdapat bagian-bagian yang belum sepenuhnya jelas dan mudah dimengerti.
- Terhadap permasalahan yang belum jelas dapat dijelaskan dengan pengetahuan umum yang dimengerti dan apabila terjadi kesalahan penulisnya tidak dapat dipersalahkan (sama dengan penjelasan pada Tanya Jawab buku 1 jawaban pertanyaan no. 3 hal. 33-50.)
Pekabaran jam kesebelas telah sampai waktunya dan telah direncanakan untuk mengungkapkan Kerajaan Davidian itu yang bangkit kembali sebelum kedatangan Kristus di dalam awan-awan. Tetapi karena tidak memperoleh terang langsung terhadap tahapan ini mengenai Kerajaan itu, maka The Great Controversy sendiri tidak lagi dapat mengucapkan dalam sebutan-sebutan yang pasti seperti yang digunakan oleh pekabaran (Tongkat Gembala) di waktu ini, sama seperti halnya William Miller sendiri tidak lagi dapat mengucapkan untuk masalah pembersihan tempat kesucian, dengan sebutan-sebutan yang sedemikian ini seperti yang kita baca di dalam buku The Great Controversy.
Adalah perlu, bahwa setiap pernyataan yang berkaitan dengan sesuatu pokok masalah yang masih belum terlihat di dalam Lembaran Gulungan Suratan yang terbuka, dikemukakan hanya dengan sebutan-sebutan kebenaran yang terbatas sesuai yang terlihat pada saat itu atau yang umumnva dimengerti. Maka jika pengertian yang biasa mengenai pernyataan-pernyataan yang terbatas ini keliru, penulisnya tidak dapat dituntut bertanggung jawab untuk apa yang telah ia pinjam dari orang-orang lain, atau yang terlihat masih samar-samar dan oleh karenanya telah dikemukakannya secara tidak pasti.
Keadaan ini adalah biasa dan umum bagi setiap penulis yang menangani Kebenaran Sekarang, yang dimulai dengan penulis-penulis Wasiat Lama, dan terus-menerus semenjak itu. Dan akan terus sedemikian ini sampai kelak setiap bagian komponen dari Kebenaran diberitahukan. Ini dibuktikan dalam pekerjaan Yahya Pembaptis. Ia harus memberitakan, bukan pendirian Kerajaan itu, melainkan kedatangan Raja itu. Namun dalam mengumumkan yang satu, ia secara terbatas harus juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan yang lainnya. Sewaktu berbicara tentang Raja yang akan datang itu ia menyatakan dirinya dalam sebutan-sebutan Kebenaran yang sudah diungkapkan. Tetapi sewaktu menyinggung secara tidak langsung kepada kedatangan Kerajaan itu, pada mana belum ada sama sekali terang yang khusus yang menerangi masalah itu di zamannya, maka ia terpaksa perlu menyatakan dirinya dalam sebutan-sebutan doktrin-doktrin sesuai yang umumnya dipahami di waktu itu.
Meskipun demikian, setelah lembaran gulungan suratan terbuka makin jauh mengungkapkan bahwa Kerajaan itu belum akan didirikan pada waktu itu, maka para pencari kebenaran yang jujur tidak mempersalahkan Yahya maupun Kristus. Melainkan dengan suka-cita mereka terus mengikuti dengan seksama terbukanya lembaran gulungan suratan itu, lalu maju terus bersorak sorai bersama-sama dengan Kebenaran.
Sungguhpun demikian, tidaklah demikian halnya dengan mayoritas orang-orang Yahudi yang banyak itu. Pikiran mereka yang sombonq yang telah melarang mereka untuk meninggalkan kekeliruan-kekeliruannya dan memeluk Kebenaran yang terus berkembang, telah menjerumuskan mereka makin dalam ke dalam kekeliruan.
- Pengikut Kristus diilhami sesuai bagiannya. (lanjutkan dari jawaban Victor T. Houteff atas pertanyaan mengenai ilham, Buku Tanya Jawab I halaman 47).
“Demikianlah setiap pengikut Kristus yang benar itu diilhami dalam bagiannya sendiri-sendiri – seorang untuk menginterpretasikan, yang lainnya untuk menyelidiki yang lain lagi untuk mengajar, dan yang lain lagi untuk melihat dan sekaliannya untuk bertindak dan untuk berkorban bagi kepentingan Nya.”
Komentar :
Sebagaimana telah disimpulkan bahwa perintah Victor T. Houteff ditujukan kepada penginjil, gembala dan guru maka tentunya yang diilhami sesuai bagiannya masing-masing adalah mereka juga, selain nabi dan rasul.
- Tidak peduli melalui siapapun terang itu dikirim, kita harus membuka hati. (Tanya Jawab buku 1)
(Hal 2…..)
“membuat kita tercengang oleh mengungkapkan kuasaNya melalui alat-alat pilihanNya sendiri, sebaliknya Ia melewati orang-orang yang telah kita anggap sebagai orang-orang yang melalui merekalah terang harus datang. Allah menghendaki kita supaya menerima kebenaran itu atas dasar kebenarannya sendiri,— karena itulah kebenaran.” Testimonies to Ministers, p. 106.
“Tak peduli melalui siapapun juga terang itu dikirim, kita harus membuka hati kita untuk menyambutnya dengan kelemahan-lembutan Kristus….. Kita semua harus mengetahui apa yang sedang diajarkan di antara kita; karena jika ia itu adalah kebenaran, maka kita memerlukannya.” Gospel Workers p. 301.
(Hal 39…..)
“Oleh sebab itu, maka perhatikanlah dengan sungguh-sungguh akan setiap manifestasi yang bersifat luar biasa di dalam sidang Allah, tanpa mempedulikan sumbernya, apakah itu bersifat manusiawi atau kasar, kecil atau besar, hitam atau putih, kaya ataupun miskin. Janganlah ragu-ragu membandingkan pekerjaannya dengan Alkitab, maka jika ia itu sesuai dengan sekaliannya, jika ia menemukan landasannya dan ramalannya di sana, membuat orang setia mematuhi Torat dan nabi-nabi, dan menambahkan terang kepada kebenaran yang ada, maka sambutlah dia betapapun harganya dalam uang, harta kedudukan, teman-teman dan saudara-saudara karena itulah kehidupanmu yang sebenarnya. Orang yang mau membuktikan dengan jujur dalam tanggung jawab ini akan menerima seratus kali bagi pengorbanan yang timbul olehnya untuk mematuhi suara Tuhan dengan benar (Matius 19:29).
- Oleh karena keterbatasan ingatan maka selebaran dan cetakan adalah sangat penting dan penerbitan akan melakukan suatu tugas yang jauh lebih besar serta merupakan suatu alat yang ampuh.
“Kepada saya telah diberikan petunjuk bahwa bahkan dimana orang-orang telah mendengarkan pekabaran itu dari penghotbah yang hidup, penarik jiwa di lapangan harus terus melaksanakan tugasnya dalam kerjasama dengan pendeta; karena sekalipun pendeta mungkin saja dengan setia telah menyampaikan pekabaran itu, orang-orang tidak akan mampu untuk mempertahankannya sepenuhnya dalam ingatan. Oleh sebab itu, maka lembaran-lembaran cetakan adalah sangat penting, bukan saja untuk membangkitkan mereka kepada pentingnya kebenaran itu bagi masa ini, melainkan juga untuk membuat mereka itu tertanam dan berakar dalam kebenaran serta untuk mengukuhkan mereka melawan kekeliruan yang menyesatkan.
“Selebaran-selebaran dan buku-buku merupakan sarana-sarana kepunyaan Tuhan, untuk tetap mempertahankan pekabaran bagi zaman ini senantiasa berada di hadapan orang-orang. Dalam menerangi dan mengukuhkan jiwa-jiwa dalam kebenaran, berbagai penerbitan akan melakukan suatu tugas yang jauh lebih besar daripada yang dapat diselesaikan oleh pelayanan firman dari pendeta saja. Para j u r u k a – b a r yang d i a m itu yang ditempatkan di dalam rumah-rumah orang melalui jasa para pencari jiwa di lapangan, akan memperkuat pelayanan injil dalam setiap cara; karena Roh Suci akan menggerakkan pikiran orang-orang sementara mereka membaca buku-buku itu, sama seperti halnya Roh itu menggerakkan pikiran orang-orang yang mendengarkan hotbah dari firman itu. Pelayanan yang sama dari malaikat-malaikat ikut mengiringi buku-buku itu yang berisikan kebenaran, sama seperti juga mereka mengiringi pekerjaan dari pendeta.” — Testimonies, vol. 6, pp. 315, 316 (1900).
“Penerbitan adalah suatu alat yang ampuh, yang Tuhan Allah telah resmikan untuk dikombinasikan dengan tenaga dari para penghotbah yang hidup, untuk menghantarkan kebenaran ke hadapan semua bangsa, suku-suku bangsa, bahasa-bahasa dan umat.” — Life Sketches, p. 217 (1915).
- Dengan pena dan suara kita harus memberitakan kebenaran.
“Allah telah mengaruniakan kepada kita terang yang berkenan dengan perkara-perkara yang kini sedang terjadi dalam sisa waktu yang terakhir, maka dengan p e n a dan s u a r a kita harus memberitakan kebenaran itu kepada dunia, bukan dengan cara merayu-rayu yang tidak bersemangat, melainkan dalam mendemonstrasikan Roh dan kuasa Allah.” — Testimonies to Ministers, p. 470.
- Menyampaikan hanya kebenaran-kebenaran reformasi pertama yang paling sederhana
”Namun, dalam membicarakan atau mempelajari bersama-sama dengan seseorang yang anda ketahui adalah seorang anggota baru, maka anda hendaklah sangat hati-hati, adil dan bijaksana untuk menyampaikan hanya kebenaran-kebenaran reformasi pertama yang paling sederhana, sehingga tidak membingungkan pikiran orang yang baru saja seorang “bayi” (seorang “Maher-shal-al-hash-baz) di dalam Alkitab. (Tanya Jawab Buku 5, pertanyaan No. 128, p. 45)
- Wahyu 1:3 :
“Berbahagialah dia yang membaca dan mereka yang mendengar kata-kata nubuatan ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”
Komentar :
Dari ayat ini dibawah pengertian Tongkat yang telah kita pegang dapat kita simpulkan secara singkat bahwa :
1) Buku Wahyu tentunya berikut dengan interpretasinya akan tersedia dalam buku-buku,
2) Buku-buku yang menjadi bahan bacaan yang dapat membuat bahagia tersebut adalah hasil interpretasi nabi-nabi akhir zaman (Ny. White dan Victor T. Houteff),
3) Oleh karena nabi-nabi akhir zaman telah meninggal, maka kata-kata berbahagialah mereka yang mendengar tentunya mendengar dari penginjil, gembala dan guru, serta apa yang diajarkan merupakan hasil galiannya dari ajaran nabi, karena apabila yang dibacakan adalah tulisan nabi sesuai yang tertulis saja (tanpa sedikitpun menambahkan kata-katanya sendiri) maka tentunya hal tersebut telah terpenuhi pada kata-kata berbahagia yang pertama, dan secara kasar dapat disimpulkan bahwa mereka yang 144.000 adalah orang-orang buta huruf, karena untuk hal sedemikian itu dibutuhkan orang lain.
- Tuhan tidak memberikan semua kebenaran hanya kepada satu orang nabi (Tanya Jawab buku 2, Pertanyaan No. 42)
(Hal 67…..)
“Karena tidak ada satupun tulisan-tulisan nabi pernah meramalkan seluruh kebenaran yang diperlukan oleh sidang untuk menghantarkannya dengan jelas langsung sampai ke Kerajaan itu, dan karena nabi-nabi lainnya menyusul, ada yang memperluas atau menambahkan kepada nubuatan-nubuatan yang sudah ada tercatat di dalam Alkitab, maka siapapun juga yang menolak kabar-kabar baik dari hal Kerajaan itu oleh alasan, bahwa tahap ini mengenai Kerajaan itu tidak ditemukan di dalam tulisan-tulisan Ny. White, ia sedang mengambil pendirian yang sama bahayanya yang tak dapat dimaafkan seperti yang diambil oleh orang-orang Yahudi dahulu. Itulah yang dikatakan “Aku kaya dan telah bertambah kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi. Wahyu 3:17. Sikap inilah yang memaksa Allah untuk meludahkan dari dalam mulutNya orang-orang Laodikea yang merasa puas yang suam itu.”
(Hal 70 …..)
‘Setiap orang Kristen hendaknya ingat, bahwa karena Kebenaran itu senantiasa berkembang, maka Kebenaran itu tidak akan ditemukan di waktu ini dimana ia itu sudah ada kemarin dan bahwa karena sebab itulah para pengikut Kristus harus terus maju bersama-sama denganNya. Mereka tidak akan mengikuti teladan-teladan orang-orang Yahudi dan orang-orang Romawi.”
(Hal 72 …..)
“Tongkat Gembala dengan sendirinya tidak mengatakan, bahwa pekabarannya itu ada terdapat di dalam keseluruhan tulisan-tulisan seseorang nabi tertentu, melainkan sebaliknya terdapat di dalam tulisan-tulisan semua nabi — “disini sedikit dan di sana sedikit.”
- Sesudah Assiria menerima hukumannya kelak injil akan diberitakan dengan bahasa yang murni (Amaran Sekarang Buku 5 jilid 1 hal. 43)
Pada hotbah Victor T. Houteff tanggal 11 Januari 1947 dengan pokok masalah “Nasib dari Assiria dan Kemenangan Sidang”, ia menjelaskan kitab Zefanya 3:9 yang berbunyi :
“Karena pada masa itu Aku akan kembalikan kepada bangsa itu suatu bahasa yang murni, supaya mereka dapat semuanya menyebutkan nama Tuhan dan supaya mereka berbakti kepada Nya dengan sepaham.”
Penjelasan yang diberikan oleh Victor T. Houteff terhadap ayat ini yaitu :
“Ilham dengan pasti menjelaskan bahwa sesudah Assiria menerima hukumannya dan sesudah orang-orang jahat disingkirkan keluar dari sidangNya, maka kelak injil akan diberitakan dengan suatu bahasa yang murni (dalam kemurnian kebenaran injil) sehingga barangsiapa yang mau, mereka boleh menyebutkan nama Tuhan, “Berbakti kepadaNya” dengan hati dan jiwa.
Komentar :
Dari ayat dan penjelasan Victor T. Houteff tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1) Nubuatan Yehezkiel pasal 4 mengenai kacang-kacangan dikatakan bahwa yang ketujuh adalah murni, dapat disimpulkan bahwa dimaksudkan dapat terlaksana hanya sepenuhnya setelah pembersihan sidang (Assiria kalah perang),
2) Tentunya sebelum masa itu, atau dengan kata lain sekarang ini pekabaran 144.000 belum disampaikan secara mutlak dalam bahasa yang murni.
- Menggunakan gambar-gambar bagan, lambang-lambang dan berbagai macam peragaan (Halaman 1 Gambar nubuatan para Nabi)
“Oleh menggunakan gambar-gambar bagan, lambang-lambang dan berbagai macam peragaan, maka Pendeta dapat membuat kebenaran itu tampak jelas dan nyata. Inilah alat Bantu yang sesuai dengan Firman Allah”. Gospel Workers, p. 355.
Komentar :
Dari tulisan Ny. White tersebut terlihat jelas bahwa perintah yang diberikan adalah ditujukan kepada Pendeta bukan kepada Nabi (Victor T. Houteff, karena ia muncul setelah Ny. White), dan ditambahkan lagi dari kata-kata tersebut bahwa dengan mempergunakan berbagai macam peragaan tersebut akan membuat kebenaran itu tampak jelas dan nyata.
- Galilah dalam-dalam untuk mendapatkan kebenaran itu
“Para anggota dari sidang Allah perlu diberikan petunjuk dan dididik, baris demi baris sebagai suatu kelas dari Alkitab, Sembilan Puluh persen dari umat kita, termasuk banyak guru-guru dan pendeta-pendeta kita sudah merasa puas dengan kebenaran-kebenaran yang dangkal…… Saya menyerukan kepada Saudara –Saudaraku dalam nama Tuhan agar masukkanlah penggalimu itu lebih dalam lagi ke dalam tambang-tambang kebenaran” Ms. 35, 1901.
“Banyak yang sedang melayani sebagai pendeta perlu menyelidiki Firman. Galilah dalam-dalam untuk mendapatkan kebenaran itu. Mohon kepada Tuhan untuk mendapatkan pengertian terhadap FirmanNya. Mereka yang merasa memerlukan bantuan khusus dari Allah dapat memohon kepadaNya. Sumber dari semua hikmah pengetahuan itu untuk mengisi semua kebutuhan mereka. Mohon kepadaNya untuk menerangi pengertianmu, agar dapat engkau mengerti bagaimana memberikan terang kepada orang lain. Ingatlah selalu hal itu. Jangan sekali merasa puas dengan hanya sebagian pengetahuan akan kebenaran”…Ms. 174, 1899, pp. 7, 8 dikutip dari Manuscript release, vol. 1, p. 38.
Komentar :
Kembali lagi dari kutipan tersebut di atas kita diingatkan untuk tidak merasa puas dengan pengetahuan kebenaran yang kita miliki, kita diperintahkan untuk menggali dalam-dalam untuk mendapatkan kebenaran itu. Perintah ini ditujukan kepada kita bukanlah ditujukan kepada Nabi.
- Bagaimana Victor T. Houteff sendiri menerapkan (praktek) pengertian yang telah disampaikan kepada kita mengenai pembatasan atau larangan tidak boleh menambahkan/mengurang pengertian atau interpretasi (menjawab apakah kita perlu sedemikian kaku/ekstrim hanya menyajikan secara kata demi kata sesuai yang tertulis).
Setelah kita membaca kutipan-kutipan yang tampaknya melarang penginjil, gembala dan guru untuk menginterpretasi dan menulis, serta memperoleh penjelasan dari beberapa tulisan dan jawaban Victor T. Houteff sendiri yang berkaitan dengan hal tersebut, selanjutnya kita memperoleh gambaran dari praktek Victor T. Houteff sebagai pelaksana firman yang ia telah tulis.
- Victor T. Houteff mengijinkan kita untuk memperoleh pengertian sendiri terhadap sesuatu ayat dengan berpegang kepada yang telah diinterpretasikan olehnya
1) Amaran Sekarang buku 1 jilid II hal 11 :
Dalam hotbahnya Victor T. Houteff tanggal 9 Agustus 1947 yang berjudul “Jawaban Tuhan terhadap penyelidikan akan Allah” dengan menjelaskan ayat kitab Yeheskiel pasal 20, ia memberikan kelonggaran/keleluasaan kepada pembaca untuk memiliki pengertian sendiri terhadap beberapa ayat dari kitab Yeheskiel pasal 20 yang belum dijelaskan olehnya, yaitu sebagai berikut :
“Ayat-ayat yang sisa dari Yeheskiel pasal 20 itu menyajikan sebuah perumpamaan yang lain lagi. Tetapi karena waktu tidak lagi memungkinkan kita untuk membicarakannya, maka kita akan mengakhiri penyelidikan kita disini saja. Namun, pertama hendaklah dicatat, bahwa ayat-ayat yang sisa dari pasal ini, dan juga ayat-ayat dari pasal 21, dengan pegangan terang ini, sudah akan jelas dengan sendirinya; maka Saudara akan dapat mempelajarinya sendiri pada waktu senggang.”
2) Amaran Sekarang buku 2 jilid I hal 36 :
Demikian pula dalam hotbahnya Victor T. Houteff tanggal 21 September 1946 yang berjudul “Apakah yang membuat seseorang dapat terpilih?” pada akhir hotbahnya ia memberikan kelonggaran/keleluasaan kepada pembaca untuk memiliki pengertian sendiri dari kitab Iberani pasal 3, 4, 10 dan 11, yaitu sebagai berikut :
“Dengan terang ini yang kini bercahaya menerangi perjalanan kita, Iberani pasal 3, 4, 10 dan 11 akan dapat dimengerti sendiri.”
Komentar :
Dari pernyataan Victor T. Houteff tersebut terlihat bahwa :
- Victor T. Houteff memberikan keleluasaan kepada penginjil, gembala dan guru bahkan kepada para domba mengembangkan kemampuan yang telah dikaruniakan (“Tuhan telah melengkapi kamu dengan kemampuan-kemampuan, dengan kecerdasan, dengan akal sehat.” – Testimonies to Ministers, p. 452), untuk membuat penyimpulan dan pengertian dari ayat-ayat yang sisa dari Yeheskiel pasal 20, 21 dan Iberani pasal 3, 4, 10 dan 11 tersebut dibawah pengertian dari yang telah dijelaskan,
- Victor T. Houteff tidak mendikte dan kaku atau mengharuskan kepada pendengar pada saat itu untuk hanya menerima dari dirinya saja dan mendiamkan apa saja apabila ia tidak memberikan penjelasan, walaupun sebenarnya dalam pembahasan ayat-ayat tersebut, ia dapat melanjutkan pembahasannya pada sabat berikutnya.
Dengan demikian tentunya para pendengar dan pembaca (termasuk penginjil, gembala dan guru) akan membuat analisa dan pengertian didalam pikirannya untuk memahami ayat tersebut sesuai dengan ayat-ayat yang telah dijelaskan oleh Victor T. Houteff, atau dengan kata lain masing-masing pendengar dan pembaca melakukan interpretasi bagi dirinya sendiri, sedangkan penginjil, gembala dan guru selain membuat interpretasi bagi dirinya sendiri, hasil interpretasinya juga disampaikan pada saat mereka mengajarkan kepada orang lain (hal tersebut tentunya dilakukan juga oleh penginjil, gembala dan guru pada saat Victor T. Houteff masih hidup).
- Victor T. Houteff menghargai dan mengutip tulisan pendeta
1) Dalam buku Tanya Jawab 2 hal 43, pertanyaan no. 28, seseorang mempertanyakan kepada Victor T. Houteff mengapa dalam buku Tongkat Gembala jilid 2 mengutip dari buku pendeta James White “A World to the Little Flock” dan meragukan keabsahan pendeta James White dalam membuat tulisan.
Walaupun penjelasan dari Victor T. Houteff tersebut menyebutkan bahwa buku tersebut ditulis bersama-sama dengan Ny. White, namun dari hal ini dapat kita peroleh pelajaran yaitu :
- a) Victor T. Houteff tidak mempermasalahkan pendeta menulis buku,
- b) Victor T. Houteff tidak mengetahui secara tepat proses penulisan buku oleh pendeta James White tersebut,
- c) Buku “A World to the Little Flock” yang dibuat oleh pendeta James White pada saat Ny. White masih hidup dan masih aktif menulis,
- d) Tulisan pendeta James White tersebut berupa interpretasi mengenai binatang bertanduk dua.
- e) Roh yang memimpin Ny. White dan Victor T. Houteff adalah roh yang sama maka tentunya oleh karena Ny. White mengijinkan pendeta James White menulis maka Victor T. Houteff tentunya sependapat, jika tidak ia tidak mungkin mengutip tulisannya, lebih lanjut kita dapat memahami bahwa Ny. White bukannya melarang suaminya menginterpretasi dan membuat buku melainkan ia menegaskan “Allah telah memperkenankan terang kebenaran yang mulia itu bercahaya ke atas firmanNya dan telah menerangi pikiran suami saya. Ia juga telah memberikan kepada suami saya terang besar, atas banyak masalah Alkitab yang bukan bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi orang-orang lain.” Walaupun Ny. White menegaskan demikian namun hal tersebut tidak merubah status James White menjadi nabi.
- f) Penanya mempunyai pandangan yang sama dengan dengan orang-orang Davidian Wako Texas pada saat ini, yaitu pendeta tidak boleh menulis buku.
Selain itu Ny. White bukannya melarang suaminya pendeta James White menginterpretasi dan membuat buku, melainkan ia menegaskan dalam buku 3 Testimonies p. 85 : “Allah telah memperkenankan terang kebenaran yang mulia itu bercahaya ke atas FirmanNya, dan telah menerangi pikiran suami saya. Ia juga telah memberikan kepada suami saya terang besar atas banyak masalah Alkitab yang bukan bagi dirinya sendiri, melainkan juga bagi orang-orang lainnya.” Walaupun kata-kata Ny. White menegaskan demikian namun hal itu tidak merubah status James White yang adalah seorang pendeta menjadi Nabi sebagaimana dirinya.
2) Dalam Tanya Jawab buku 3 hal. 49, Victor T. Houteff mengutip tulisan pendeta A.G Daniels dari bukunya “The Abiding Gift of Prophecy, p. 6 mengenai karunia nubuatan.
3) Dalam buku”Melaporkan kegiatan-kegiatan yang non Adventist” hal. 27 (salah satu buku terbitan Tongkat Gembala) tercantum tulisan pendeta L. E Froom.
Dari kutipan dan penjelasan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa walaupun tampaknya Victor T. Houteff pada beberapa tulisannya melarang Penginjil, Gembala dan Guru menginterpretasi namun dalam prakteknya ia sendiri melanggar pernyataannya, dengan demikian pengertian dan maksud tulisan-tulisan Victor T. Houteff yang tampaknya melarang tersebut tidaklah sebagaimana yang dibaca dan dianut sebagian orang termasuk organisasi Wako Texas, hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memposisikan diri sebagai orang-orang yang tergabung dalam jenis yang ekstrim sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Tanya Jawab buku 5 halaman 72.
- Tentang pandangan-pandangan ekstrim (buku Tanya Jawab 5 hal. 72)
Pertanyaan No. 147. “Bolehkah memelihara kerbau dan ayam?”
Penanya mempertanyakan masalah ini disebabkan pada saat itu banyak anggota-anggota gereja Advent memelihara ternak dan unggas, kemudian beberapa orang menolak memelihara dengan menyebutkan bahwa Roh Nubuatan tidak menyetujui, terhadap hal ini Victor T. Houteff mempersalahkan karena tidak ada satu catatanpun dalam Roh Nubuatan yang melarang hal tersebut dan ia mengatakan “maka orang-orang yang mengemukakan pandangan-pandangan ekstrim yang sedemikian itu sedang memerangi Roh Nubuatan dan sedang memberi dukungan kepada pendapat-pendapat radikal mereka sendiri.”
Berdiri tetap”ditengah jalan” dan janganlah membiarkan orang-orang yang ekstrim membawa anda ke pihak sini ataupun ke pihak sana.
Kita harus belajar menghormati tulisan-tulisan orang-orang lain dengan Cara tidak memasukkan ke dalam tulisan-tulisan itu ataupun membiarkan tulisan-tulisan yang tidak pernah dimaksudkan atau dilarang oleh penulisnya.”
Dari kutipan di atas tersimpulkan bahwa walaupun tampaknya Victor T. Houteff di beberapa tulisannya (antara lain pada hal 1) melarang penginjil, gembala dan guru menginterpretasi namun dalam prakteknya ia sendiri tidak sejalan dengan tulisan-tulisan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari tulisan-tulisan tersebut tidaklah sebagaimana yang dipahami dan diterapkan oleh sebagian orang-orang.
Kondisi tersebut yang ternyata berbeda dengan maksud/perspektif penulis menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang tergolong jenis kelompok yang berpandangan ekstrim yang berpendapat radikal, yaitu pandangan dan perlakuan mereka terhadap tulisan Victor T. Houteff melebihi dari apa yang sebenarnya dimaksudkan penulis.
- Tulisan-tulisan Victor T. Houteff yang membutuhkan interpretasi dari Penginjil, Gembala dan guru
- Buku Amaran Sekarang, buku 1 Jilid 2 No. 4 hal. 53.
Pada hotbahnya tanggal 30 Agustus 1947 yang berjudul “Yang mati dan yang hidup sama-sama membentuk isi rumah Israel; Gog gagal”, dengan mempergunakan pasal-pasal kitab Yehezkiel pasal 37, 38 dan 39 yang menubuatkan tentang kembalinya Israel dan Yehuda dan penyerangan Gog terhadap kerajaan Daud. Dalam menjelaskan ayat-ayat dari kitab tersebut ia mengatakan :
“Saya tidak tahu adanya lagi pasal-pasal di dalam Alkitab yang lebih jelas daripada pasal-pasal dari buku Jehezkiel ini. Pasal-pasal ini tidak lagi memerlukan penjelasan apapun. Tetapi sekalipun demikian gereja telah mengesampingkannya seolah-olah pasal-pasal ini tidak terdapat di dalam Alkitab. Bahkan pada waktu inipun para pendeta bukannya mengajarkan berapa lama lagi pasal-pasal ini akan segera digenapi, yaitu berdirinya Kerajaan itu, mereka malahan sedang berusaha dengan sekuat tenaga mengacaukan pikiran para anggota serta menutup-nutupi injil ini menjadi sesuatu yang rahasia. Demikianlah bukti demi bukti menunjukkan bahwa malaikat sidangnya orang-orang Laodikea itu adalah buta,sehingga bagaimanapun ini tidak juga diketahuinya”.
Padahal setelah mempelajari buku tersebut, kita belum memperoleh pengertian tentang siapa itu Gog, tanah Magog itu dan apa yang dimaksudkan dengan masa lamanya membakar segala alat senjata dengan api tujuh tahun lamanya serta pengertian lamanya isi rumah Israel menguburkan mereka (Gog) selama tujuh bulan agar mereka dapat menyucikan tanah itu (Yehezkiel 39 : 9 & 12).
Menurut Victor T. Houteff nubuatan Jehezkiel pasal 37, 38 dan 39 itu sudah sedemikian jelasnya untuk dimengerti bahkan lebih jelas dari pasal-pasal sederhana misalnya yang menjadi pegangan seluruh dunia Kristen mengenai kehidupan Yesus, ataupun mengenai kejadian dunia.
Atas uraian Victor T. Houteff tersebut dapat kita peroleh kesimpulan bahwa :
1) Victor T. Houteff dengan tidak menjelaskan pasal-pasal ini menunjukkan bahwa ia beranggapan para pendengar hotbahnya (termasuk pembaca saat sekarang ini) telah secara jelas memahaminya,
2) Jika kita yang hidup sekarang ini tidak memiliki pemahaman terhadap pasal-pasal ini maka ini berarti roh yang membimbing Victor T. Houteff dan orang-orang yang mendengar hotbahnya berbeda dengan roh yang membimbing kita,
3) Jika kita tidak merasa jelas pasal-pasal ini maka kwalitas kita jauh lebih rendah dari orang-orang yang hidup di zaman Victor T. Houteff masih hidup, walaupun seharusnya pengetahuan kita harus lebih jauh dari mereka karena pada saat ini kebenaran telah berkembang dan nubuatan satu demi satu mulai terungkap atau tergenapi,
4) Mereka yang tidak jelas dari pasal-pasal ini disamakan kerohaniannya dengan orang-orang General Conference (lalang).
- Amaran Sekarang Buku 4 jilid 1 No. 18 hal 27.
Pada hotbah Victor T. Houteff tanggal 7 Desember 1947, mengenai “Berakhirnya dewa-dewa manusia dan para penyembahnya”, Victor T. Houteff menggunakan Zakharia 13:6,7 antara lain menyebutkan “paranglah akan gembala Ku, dan akan orang yang adalah kawan Ku…. Maka domba-domba itu akan tercerai berai; maka Aku akan mengunjuk tangan Ku kepada yang kecil-kecil”, terhadap ayat ini penjelasan Victor T. Houteff nya hanya mengatakan “Saya tidak mempunyai komentar khusus terhadap ayat-ayat 6 dan 7 selain dari pada apa yang umumnya telah dimengerti di antara orang-orang Kristen.”
- The Simbolic Code buku 2 hal. 49.
Hotbah Victor T. Houteff tanggal 14 Maret dan 30 Juni 1942 mengenai “Urut-urutan dan penjelasan dari beberapa pasal buku Yesaya”, terdapat ayat dari buku Yesaya 14 : 2 yaitu sebagai berikut :
“Dan orang banyak itu akan mengambil mereka, lalu membawa mereka ke tempatnya; maka isi rumah Israel akan menguasai mereka itu di tanah Tuhan sebagai hamba-hamba lelaki dan hamba-hamba perempuan; lalu mereka akan memperhamba orang-orang itu, yang tadinya memperhamba mereka; sehingga mereka akan memerintah atas para penindasnya.”
Terhadap ayat ini Victor T. Houteff menyatakan bahwa :
“Ayat ini hampir-hampir tidak perlu diperjelaskan lagi, karena ia itu menceriterakan kepada kita dengan cukup jelas, bahwa orang-orang yang pada waktu itu akan diperhamba, akan berada di bawah pemerintahan orang-orang yang dahulu telah mereka sendiri perhambakan”
Ayat ini tampaknya bertentangan dengan pengertian yang kita miliki selama ini dari pengertian interpretasi Victor T. Houteff yaitu pada saat Palestina disediakan bagi 144.000 tidak ada lagi orang kapir yang masih tertinggal di tanah itu, semuanya telah dibinasakan melalui peperangan Zakharia pasal 14. Terhadap ayat ini maka kita membutuhkan interpretasi penginjil, gembala, guru, jika para penginjil, gembala dan guru tidak berani melakukan interpretasi maka apa yang jelas bagi Victor T. Houteff (berikut orang-orang yang belajar dengannya pada saat itu) bagi kita masih merupakan hal yang tidak jelas dan tentunya hanya menunjukkan bahwa roh yang memimpin kita berbeda dengan roh yang memimpin Victor T. Houteff berikut pengikutnya pada saat itu. Sesuai konteksnya melanjutkan kepada penjelasan Victor T. Houteff atas ayat Yesaya 14 : 30 terlihat jelas bahwa memang tidak akan ada lagi orang kapir di Palestina, yaitu Ia akan membersihkan sama sekali tanah itu dari semua bangsa kapir yang ada di sana, lalu memberikannya kepada UmatNya“, maka kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah orang-orang yang dahulu menindas kita dan kemudian menjadi Hamba kita, mereka tentunya adalah orang-orang benar yang menjadi buah-buah kedua.
- Buku Pehukuman dan Penuaian hal. 60.
Dalam penjelasan mengenai penuaian (hasil bumi) terdapat kesimpulan yang dibuat oleh Victor T. Houteff sebagai berikut :
“Perhatikanlah bahwa dalam bagian pemisahan yang pertama, yaitu di dalam sidang, orang jahat diambil keluar dari antara orang-orang benar, sebaliknya pada bagian pemisahan yang kedua, yaitu di dalam Babilon orang benar dipanggil dari antara orang-orang jahat.”
Kesimpulan ini, tentunya akan bertentangan dengan pemahaman yang telah kita miliki dari interpretasi Victor T. Houteff yang telah kita telah pegang, yaitu pada pemisahan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (Sidang Laodikea) yang diambil dan dibawa ke tanah Palestina (dengan piring terbang) adalah orang-orang benar dan orang-orang jahat tertinggal serta menyerukan kata-kata sesuai Yeremia 8:20, sedangkan yang terjadi pada pemisahan buah-buah kedua sama halnya dengan kesimpulan tersebut, sehingga tampaknya tidak terdapat perbedaan keduanya.
Terhadap hal ini kita memerlukan interpretasi penginjil, gembala dan guru, sebab jika tidak kita tentunya akan mendiamkan atau memaksakan pengertian yang sesuai dengan pendapat kita (membuat dosa menambah-nambah atau mengurang-ngurang).
Untuk memahaminya tentunya kita harus pahami bahwa pekerjaan penuaian dilakukan pada dua tempat yaitu pada kebun anggur atau sidang dan padang belantara, sehingga jika demikian kita akan mengerti bahwa yang diambil dari pemisahan pertama adalah orang jahat dari kebun anggur atau sidang dari antara orang benar, sehingga orang benarnya tetap tertinggal di dalam kebun anggur atau sidang walaupun secara fisiknya mereka akan dibawa ke Palestina, sedangkan untuk pemisahan kedua terjadi sebagaimana kesimpulan tersebut yaitu yang tertinggal setelah orang benar diambil adalah orang-orang jahat di padang belantara.
Kutipan-kutipan ini merupakan contoh-contoh yang menunjukkan kata-kata yang dimaksudkan oleh Victor T. Houteff di dalam jawabannya kepada penanya pada pertanyaan no. 133 buku Tanya Jawab buku 5 hal 50 di atas yaitu “maka sebagai guru-guru dari Tongkat Gembala (penerbitan-penerbitan resmi dari Persekutuan Davidian Masehi Advent Hari Ketujuh) kami harus mengajarkan hanya dalam terang dari Tongkat itu bagian-bagian yang satu dan lain hal perlu diberi interpretasi. Hanya dengan demikian inilah semua penganut Kebenaran sekarang akan senantiasa memiliki pendapat yang sama, sefaham dan membicarakan perkara-perkara yang sama.”
Namun bagi mereka-mereka yang berpandangan kaku (ekstrim), yaitu hanya bersedia apabila segala sesuatunya berasal dari Nabi, sehingga kutipan-kutipan tersebut tidak akan mereka jelaskan dan mereka yang mengatakan bahwa apa yang mereka ajarkan adalah murni, tanpa disadari mereka telah melakukan praktek mengurang-ngurang (sebagaimana diatas dikatakan “seolah-olah tidak terdapat di dalam Alkitab”) dan menambah-nambah yaitu memasukkan apa yang tidak dimaksudkan oleh penulis.
Tanya Jawab buku 2
Pertanyaan No. 42 :
Buku “The Great Controversy,” pp. 322, 323, mengajarkan, bahwa “sesudah kedatangan Kristus secara pribadi baharu dapatlah umat-Nya menerima kerajaan itu ……… Tetapi apabila Yesus datang, la akan menganugerahkan keadaan tidak mati kepada umat-Nya; dan kemudian la memanggil mereka untuk mewarisi kerajaan itu yang sampai kepada saat itu mereka baru hanya menjadi pewaris-pewarisnya saja.” Mohon bantuan Saudara mencocokkan Alkitab dan “Tongkat Gembala” dengan tulisan-tulisan ini dan bagian-bagian lainnya di dalam tulisan-tulisan Nyonya White yang berkenan dengan pendirian Kerajaan itu!
Jawab :
……….
Pekabaran jam kesebelas telah sampai waktunya dan telah direncanakan untuk mengungkapkan Kerajaan Davidian itu yang bangkit kembali sebelum kedatangan Kristus di dalam awan-awan. Tetapi karena tidak memperoleh terang langsung terhadap tahapan ini mengenai Kerajaan itu, maka The Great Controversy sendiri tidak lagi dapat mengucapkan dalam sebutan-sebutan yang pasti seperti yang digunakan oleh pekabaran (Tongkat Gembala) di waktu ini, sama seperti halnya William Miller sendiri tidak lagi dapat mengucapkan untuk masalah pembersihan tempat kesucian, dengan sebutan-sebutan yang sedemikian ini seperti yang kita baca di dalam buku The Great Controversy.
Adalah perlu, bahwa setiap pernyataan yang berkaitan dengan sesuatu pokok masalah yang masih belum terlihat di dalam Lembaran Gulungan Suratan yang terbuka, dikemukakan hanya dengan sebutan-sebutan kebenaran yang terbatas sesuai yang terlihat pada saat itu atau yang umumnya dimengerti. Maka jika pengertian yang biasa mengenai pernyataan-pernyataan yang terbatas ini keliru, penulisnya tidak dapat dituntut bertanggung jawab untuk apa yang telah ia pinjam dari orang-orang lain, atau yang terlihat masih samar-samar dan oleh karenanya telah dikemukakannya secara tidak pasti.
Sebagai contoh, di zaman Kristus “ajaran mengenai suatu keadaan eksistensi yang sadar di antara kematian dan kebangkitan telah dipegang oleh banyak orang di antara orang-orang yang telah mendengarkan segala perkataan Kristus. Juruselamat mengerti akan pikiran mereka, maka la telah menyusun perumpamaan-Nya sedemikian rupa untuk menanamkan kebenaran-kebenaran penting melalui pikiran-pikiran yang sudah terbentuk sebelumnya. Ia mengangkat tinggi-tinggi ke hadapan para pendengar-Nya sebuah cermin di mana mereka dapat melihat dirinya sendiri dalam hubungan mereka yang sebenarnya dengan Allah. la menggunakan pikiran yang umum di waktu itu untuk membawakan pendapat yang la ingin menonjolkannya kepada semua …..” — Christ’s Object Lessons, p. 263.
Keadaan ini adalah biasa dan umum bagi setiap penulis yang menangani Kebenaran Sekarang, yang dimulai dengan penulis-penulis Wasiat Lama, dan terus-menerus semenjak itu, dan akan terus sedemikian ini sampai kelak setiap bagian komponen dari Kebenaran diberitahukan. Ini dibuktikan dalam pekerjaan Yahya Pembaptis. la harus memberitakan, bukan pendirian Kerajaan itu, melainkan kedatangan Raja itu. Namun dalam mengumumkan yang satu, ia secara terbatas harus juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan yang lainnya. Sewaktu berbicara tentang Raja yang akan datang itu ia menyatakan dirinya dalam sebutan-sebutan Kebenaran yang sudah diungkapkan. Tetapi sewaktu menyinggung secara tidak langsung kepada kedatangan Kerajaan itu, pada mana belum ada sama sekali terang yang khusus yang menerangi masalah itu di zamannya, maka ia terpaksa perlu menyatakan dirinya dalam sebutan-sebutan doktrin-doktrin sesuai yang umumnya dipahami di waktu itu.
Meskipun demikian, setelah lembaran gulungan suratan terbuka makin jauh mengungkapkan bahwa Kerajaan itu belum akan didirikan pada waktu itu, maka para pencari kebenaran yang jujur tidak mempersalahkan Yahya maupun Kristus, melainkan dengan suka-cita mereka terus mengikuti dengan seksama terbukanya lembaran gulungan suratan itu, lalu maju terus bersorak-sorai bersama-sama dengan Kebenaran. Sungguhpun demikian, tidaklah demikian halnya dengan mayoritas orang-orang Yahudi yang banyak itu. Pikiran mereka yang sombong yang telah melarang mereka untuk meninggalkan kekeliruan-kekeliruannya dan memeluk Kebenaran yang terus berkembang, telah menjerumuskan mereka makin dalam ke dalam kekeliruan.
Roh Nubuat mengatakan: “Demikianlah halnya yang diperbuat orang-orang Yahudi di zaman Kristus, maka kita diamarkan supaya tidak berbuat seperti yang mereka lakukan, lalu dibawa untuk memilih kegelapan dan bukan terang, sebab terdapat di dalam mereka suatu hati tidak percaya yang jahat yang menyeleweng dari Allah yang hidup.” — Testimonies on Sabbath School Work, p. 66; Counsels on Sabbath School Work, p. 30.
……..
Setiap orang Kristen hendaknya ingat, bahwa karena Kebenaran itu senantiasa berkembang, maka Kebenaran itu tidak akan ditemukan di waktu ini di mana la itu sudah ada kemarin, dan bahwa karena sebab itulah para pengikut Kristus harus terus maju bersama-sama dengannya. Mereka tidak akan mengikuti teladan-teladan orang-orang Yahudi dan orang-orang Romawi.
Tanya Jawab buku 1 pertanyaan No. 3:
Pertanyaan No. 3 :
Apakah artinya Interpretasi sendiri? Dalam cara bagaimanakah seseorang diilhami? Dan melalui siapakah Ilham bekerja?
Jawab:
…………
Ingatlah juga, bahwa praktik membanding-bandingkan ucapan-ucapan yang dilepaskan dari isi konteks tulisan pada dasarnya adalah tidak jujur, dan kini telah menimbulkan kekacauan-kekacauan dan penggunaan-penggunaan kebenaran secara tidak pada tempatnya, sama seperti halnya pertikaian yang sengaja dilakukan dalam tantangan Setan melawan Kristus : “Jika Engkau benar Anak Allah, buangkanlah diri-Mu ke bawah, karena ada tertulis, bahwa la akan memberikan malaikat-malaikat-Nya mengawasi Engkau, dan di dalam tangan merekalah mereka akan memikul Engkau, supaya tidak pada sesuatu saat terantuk kaki-Mu pada batu.” Matius 4 : 6.
Dari hal-hal yang sedemikian jauh telah dikemukakan, cukup kita saksikan dengan jelas, bahwa hasil-hasil akhir dari pada Ilham itu jatuh dalam dua kategori — yaitu Ilham dalam kata-kata atau Ilham dalam pendapat-pendapat. Gambarannya secara terperinci sebagai berikut : seseorang malaikat muncul dan mengatakan kepada seseorang : “Tuhan pada sesuatu saat yang sedemikian ini dan sedemikian ini akan berbuat demikian dan demikian kepada umat-Nya. Sampaikanlah kepada mereka pekabaran ini, dan tunjukkanlah itu kepada mereka dari Alkitab yang benar, karena nabi-nabi telah membicarakannya di dalamnya di zaman dahulu.” Pekabaran malaikat itu harus disampaikan dengan setia sesuai pendapat itu ; walaupun jelas pilihan kata-kata, yang menyimpang dari kutipan-kutipan itu perlu diserahkan kepada juru-kabar itu sendiri. Akibatnya, setiap saat ia melihat kemungkinan untuk membuat pendapat yang diilhami itu menonjol dengan lebih jelas dan lebih berkuasa, juru-kabar itu berada di bawah kewajiban moral yang dalam untuk selalu memperbaiki bahasanya. Hanya dengan demikian aliran pendapat yang diilhami itu dapat menjadi makin maju, makin jelas dan indah.
Selanjutnya, ada beberapa hal dalam kaitannya dengan aspek-aspek tertentu dari setiap pekabaran yang memerlukan penjelasan. Tetapi, penjelasan yang sedemikian ini tidak dapat lebih luas dari pada terang yang bercahaya pada waktu itu. Dan terang itu dapat datang hanya dari dalam pekabaran itu sendiri, atau kembali, ia itu dapat keluar dari suatu pengertian yang terbatas yang biasa untuk saat “pada waktu itu” — yaitu suatu pengertian yang dibagikan oleh juru-kabar itu sendiri.
Suatu hal yang sedemikian ini terdapat dengan Yahya Pembaptis. Telah diilhami untuk hanya menyatakan kedatangan Raja itu, namun Yahya telah ditantang dengan pertanyaan mengenai pendirian kerajaan itu. la telah menjawab sejalan dengan pengertian biasa yang ia miliki sama seperti pengertian yang dimiliki orang banyak itu dari hal kerajaan — bahwa apabila Raja itu datang la pasti akan mendirikan kerajaan-Nya lalu dengan demikian membebaskan umat-Nya dari belenggu Romawi. Tetapi setelah pada akhirnya Kristus muncul, la menjelaskan bahwa saat bagi pendirian kerajaan itu, dan bagi belenggu Romawi untuk disingkirkan dari pikulan umat-Nya belum lagi datang. Maka orang-orang yang benar-benar “bijaksana” tidak merisaukan ajaran-ajaran yang pincang ini, melainkan dengan gembira menyambut kebenaran itu dalam bentuk perkembangannya, lalu keluar dengan makin naik dan terus naik pegangan-pegangan kerohaniannya, sedangkan orang-orang yang terantuk pada perbedaan ini ada yang menyangkal Yahya sebagai nabi palsu lalu menyambut Yesus sebagai Kristus, atau menyambut Yahya sebagai nabi yang benar dan menolak Jesus sebagai seorang Kristus palsu, lalu dengan sendirinya jatuh makin jauh ke belakang dan ke bawah sampai mereka kemudian tidak lagi menjadi pengikut-pengikut Kristus ataupun Yahya.
Semua cara dari Ilham adalah tetap sama di masa lalu, hari ini, mau pun besok. Oleh sebab itu, maka pertanyaan-pertanyaan yang berkenan dengan kebenaran yang diungkapkan harus dijawab dalam cara yang sama di waktu ini seperti halnya di zaman Yahya. Dan dengan demikianlah sekarang seperti halnya di masa lalu orang-orang yang suka mengeritik, yang tidak mau percaya, dan yang ragu-ragu akan menemukan banyak cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka. Tetapi sama halnya sekarang seperti di masa lalu orang-orang yang suka ragu-ragu itu akan terbawa dalam kepintarannya sendiri.
………..
Sebagai akibatnya, meskipun semua terang kini bercahaya, namun orang banyak secara bodoh terus pergi sambil berlindung di bawah tudungan Setan, sambil pada saat yang sama membantu menarik dan menahan rombongan orang banyak yang lainnya ke bawah tudungan yang sama dengan mereka.