4 November 2023
RENUNGAN PENDAHULUAN
Kalau kita berdiri pada hari besar Tuhan bersama Kristus sebagai pelindung kita, menara kita yang tinggi, maka kita harus membuang semua kedengkian, segala usaha untuk keunggulan. Kita harus membinasakan akar dari perkara-perkara yang najis ini agar itu tidak bisa tumbuh lagi dalam kehidupan kita. Kita harus menempatkan diri kita sepenuhnya pada pihak Tuhan —TDG 258 (1903)
Apabila para pekerja memiliki Kristus yang tinggal dalam jiwa mereka, bilamana segala sifat mementingkan diri sudah mati, manakala tidak ada persaingan, tidak ada usaha untuk saling unggul, bila ada kesatuan, apabila mereka menyucikan diri sehingga kasih terhadap satu sama lain terlihat dan terasakan, maka hujan rahmat Roh Kudus itu pasti akan datang ke atas mereka sebagaimana janji Allah itu tidak akan pernah gagal meski hanya satu noktah atau titik pun. Tetapi bilamana pekerjaan orang lain tidak dianggap, supaya pekerja-pekerja itu bisa menonjolkan kehebatan mereka, maka mereka menyatakan bahwa pekerjaan mereka sendiri tidaklah mengandung ciri yang semestinya. Allah tidak dapat memberkati mereka —-1 SM 175 (1876)
Pertobatan sejati adalah perubahan dari sifat mementingkan diri kepada perasaan kasih sayang yang disucikan terhadap Allah dan sesamanya.—1 SM 114, 115 (1901)
Saya melihat tidak ada orang yang kebagian “penyegaran” itu kecuali mereka memperoleh kemenangan atas setiap kemalangan, kesombongan, mementingkan diri, cinta akan dunia, dan atas setiap perkataan dan perbuatan yang salah. Karena itu kita harus kian dekat dan semakin dekat kepada Tuhan dan dengan sungguh-sungguh mengusahakan persiapan yang perlu guna menyanggupkan kita bertahan dalam peperangan di hari Tuhan itu.— EW 71 (1851). PAZ 149.5
Pada hari penghakiman sebagian orang akan memohon perbuatan yang baik ini dan itulah alasannya mengapa mereka harus mendapat pertimbangan. Mereka akan mengatakan, “Saya mempekerjakan orang-orang muda. Saya menyumbangkan uang untuk mendirikan rumah sakit. Saya mencukupkan kebutuhan para janda dan membawa orang-orang miskin ke rumah saya.” Benar, tetapi motifmu begitu dicemari dengan sifat mementingkan diri sehingga perbuatan baik itu tidak berterima dalam pemandangan Tuhan. Dari semua yang engkau lakukan itu, dirilah yang sangat ditonjolkan.— Ms 53, 1906. PAZ 170.5
Adalah motif yang memberi ciri terhadap tindakan-tindakan kita, mencapnya dengan tanda celaan atau dengan nilai moral yang tinggi.— DA 615 (1898).
Terserah kepada kitalah untuk memperbaiki cacat-cacat tabiat kita, untuk membersihkan bait suci jiwa dari setiap pencemaran. Kemudian hujan akhir akan turun ke atas kita sebagaimana hujan awal telah turun atas murid-murid itu pada hari Pentakosta.— 5T214 (1882). PAZ 150.1
PENTINGNYA “R E N D A H H A T I”
Allah menginginkan agar kita menguasai diri kita sendiri. Tetapi Ia tidak dapat menolong kita tanpa persetujuan dan kerjasama kita. Roh Ilahi bekerja melalui kuasa dan kesanggupan yang diberikan kepada manusia. Tentang diri kita sendiri, kita tidak sanggup untuk membawa maksud dan keinginan dan kecenderungan selaras dengan kemauan Allah; tetapi jika kita “mau untuk dijadikan rela” Juruselamat akan melaksanakannya untuk kita, “Kami mematahkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan setiap pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” 2 Korintus 10:5 —–KR 407.2
Rendah hati kehendak Allah dari umatNya
Untuk melakukan pekerjaan-Nya, Kristus tidak memilih orang terpelajar atau yang fasih dari Sanhedrin orang Yahudi atau kuasa Roma. Mengabaikan guru-guru Yahudi yang membenarkan diri sendiri, Pekerja yang Agung itu memilih yang rendah hati, orang yang tidak terpelajar untuk memasyhurkan kebenaran yang akan menggerakkan dunia ini. Orang-orang ini Ia maksudkan untuk dilatih dan dididik sebagai pemimpin-pemimpin sidang-Nya. Mereka sebaliknya harus mendidik orang-orang lain dan mengirim mereka dengan pekabaran Injil. Supaya mereka memperoleh kemajuan dalam pekerjaan Tuhan, mereka harus diberi kuasa Roh Suci. Bukannya dengan kuasa manusia atau dengan kebijaksanaan manusia Injil itu harus dimasyhurkan, tetapi dengan kuasa Allah. —–KR 15.1
Allah menginginkan setiap orang jangan berharap kepada yang terbatas saja, mengurangi ketergantungan kepada manusia. Pada kita ada para penasihat yang membuat pernyataan bahwa mereka tidak memiliki suatu pengetahuan atas anugerah Kristus dan tidak memahami kebenaran sebagaimana adanya di dalam Kristus. Orang yang bekerja sama dengan Allah tentulah memiliki pandangan rendah hati tentang diri mereka sendiri. Mereka tidak sombong, tidak merasa cukup dan meninggikan diri. Mereka panjang sabar, ramah, penuh kemurahan serta membuahkan buah-buah yang baik. Ambisi manusia dibelakangkan. Kebenaran Kristus berada di depan mereka dan kemuliaan Tuhan menjadi upah mereka. .——-Nasihat kepada Pendeta dan Pelayan Injil sub judul “Organisasi Allah” hal. 205-208.
Roh dalam mana engkau mengadakan penyelidikan kitab suci itulah yang menentukan ciri-ciri penolong yang ada pada sisimu. Malaikat-malaikat dari dunia terang itu akan beserta dengan orang yang dengan rendah hati mencahari pimpinan Allah. Tetapi jikalau Kitab Suci dibuka dengan rasa kurang hormat, dan diiringi perasaan sudah cukup pintar dan hati dipenuhi dengan prasangka, maka setan berdiri disisimu lalu ia akan memutar-balikan perkataan Allah yang sederhana itu —–Testimonies to Minsters, hal 107, 108.
Hal-hal tidak rendah hati
Janganlah berbicara begitu banyak mengenai diri sendiri, karena ini tidak menguatkan siapapun. Janganlah buat dirimu suatu pusat
Biarlah hatimu dilembutkan dan dilelehkan oleh pengaruh Ilahi dari Roh Allah. Janganlah berbicara begitu banyak mengenai dirimu sendiri, karena ini tidak menguatkan siapapun. Janganlah buat dirimu suatu pusat dan bayangkanlah bahwa engkau harus senantiasa menjaga dirimu dan menuntun orang lain untuk memperhatikan engkau. Alihkanlah pikiranmu dari dirimu sendiri kesaluran yang lebih sehat. Bicarakanlah mengenai Yesus, dan tinggalkanlah dirimu sendiri; biarlah dirimu tenggelam dalam Kristus, dan biarlah ini menjadi bahasa hatimu; “Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:20). Yesus akan menjadi penolong yang senantiasa hadir pada setiap waktu diperlukan. Ia tidak akan membiarkanmu berperang sendirian melawan kuasa-kuasa kegelapan. Oh, tidak; Ia telah menjadi penolong yang mampu menyelamatkan sampai sesempurnanya.—–2T 320, 321 (1869).
————————–
Menyenangkan dan memuaskan diri sendiri mempermalukan Tuhan.
Bahaya akhir zaman telah datang ke atas kita. Mereka yang hidup untuk menyenangkan dan memuaskan diri sendiri mempermalukan Tuhan. Tuhan tidak dapat bekerja melalui orang-orang seperti ini, karena mereka akan salah menggambarkan Dia dihadapan orang-orang yang tidak mengerti kebenaran. ….Allah dapat melihat bahwa engkau mengembangkan kebanggaan diri. Ia dapat melihat bahwa adalah perlu untuk menghentikan dari padamu berkat-berkat yang gantinya dikembangkan, engkau telah gunakan untuk memuaskan kebanggaan dirimu sendiri.—-MS 24, 1904. (1SM 87)
————————–
Menyayangi dan mengasihani diri sendiri
Kita perlu waspada terhadap rasa kasihan pada diri sendiri. jangan pernah menurutkan perasaan bahwa engkau tidak dihargai sebagaimana yang seharusnya, bahwa usaha-usahamu tidak dihargai, bahwa pekerjaanmu terlalu sukar. Biarlah ingatan terhadap apa yang telah ditanggung Kristus demi kita mendiamkan setiap pemikiran keluhan. Kita diperlukan lebih baik daripada Tuhan kita.”Masakan engkau mencari hal-hal yang besar bagimu sendiri? janganlah mencarinya! (Yeremia 45:5) —MH 476 (1905)
Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1
Contoh-contoh
- Daud
- Memperoleh teguran dari Abigail
Catatan :
Daud bersama pasukannya dalam pelariannya menghindari raja Saul datang ke tempat Nabal (suami Abigail) bekerja memotong bulu dombanya, namun ketika meminta upah tidak dihargai oleh Nabal, sehingga Daud murka
Suatu kehidupan Kristen yang berserah senantiasa memancarkan terang dan penghiburan, serta damai. Itu ditandai oleh kesucian, kebijaksanaan, kesederhanaan dan kegunaan. Itu dikendalikan oleh kasih yang tidak mementingkan diri itu, yang dapat menyucikan pengaruh. Itu dipenuhi oleh Kristus, dan meninggalkan suatu bekas yang terang ke mana saja pemiliknya, pergi. Abigail adalah seorang penegur dan penasihat yang bijaksana. Amarah Daud hilang di bawah kuasa pengaruh dan pertimbangannya. Ia telah diyakinkan bahwa ia telah mengambil jalan yang tidak bijaksana, dan telah kehilangan kendali atas rohnya sendiri. ——-PB2 278.2
Dengan rendah hati ia menerima teguran itu, sesuai dengan kata-katanya, “Baiklah aku dipalu oleh orang yang benar, maka ia itu menjadi kebajikan bagiku; Baiklah aku ditegur olehnya, maka ia itu seperti minyak pada kepalaku.” Mazmur 141:5. Ia mengucapkan terima kasih dan berkat oleh sebab ia telah menasihatinya dengan penuh kebenaran. Banyak orang apabila ditegur, merasa bahwa adalah terpuji jika mereka menerima teguran itu tanpa menjadi tiada kesabaran; tetapi betapa sedikitnya orang yang menerima teguran dengan rasa syukur dan mengucapkan berkat bagi mereka yang berusaha menyelamatkannya dari jalan yang jahat. ——–PB2 278.3
- Ketika ada kesempatan untuk membunuh Saul
Dengan diselubungi oleh bayangan yang pekat bukit-bukit itu, Daud dan para pengawalnya memasuki perkemahan musuh. Sementara mereka sedang berusaha untuk memastikan jumlah yang tepat daripada musuh mereka, mereka mendapati Saul sedang tertidur, tombaknya tertancap di tanah, dan sebuah buyung air terletak dekat kepalanya. Di sampingnya terbaring Abner, pemimpin bala tentaranya, dan di sekeliling mereka terdapat tentara-tentara, yang sedang tertidur dengan lelapnya. Abisai mengangkat tombaknya, dan berkata kepada Daud, “Pada hari ini juga seteru tuan sudah diserahkan Allah kepada tangan tuan, biarkanlah hamba menikam dia dengan pendahan ini sampai tercucuk ia kepada bumi dengan sekali tikam juga, maka tidak usah hamba perbuat pada kedua kalinya.” Ia menunggu ijin; tetapi terdengar oleh telinganya bisikan berkata, “Jangan engkau membinasakan dia karena siapa gerangan sudah mendatangkan tangannya kepada orang yang telah disiram bagi Tuhan, serta tinggal suci juga daripada salah? …. Demi Tuhan yang hidup, jangan begitu, melainkan dipalu Tuhan juga akan dia kelak, atau ajalnya akan sampai kelak sehingga matilah ia, atau ia akan pergi perang dan mati begitu. Dijauhkan Tuhan kiranya aku daripada mendatangkan tanganku kepada orang, yang sudah disiram bagi Tuhan; maka sekarang ambillah akan pendahan yang pada sebelah kepalanya dan akan kuja ini, lalu hendaklah kita pergi. Maka diambil Daud akan pendahan dan kuja itu dari sebelah kepala Saul, lalu pergilah keduanya, maka seorangpun tiada yang melihatnya atau yang mengetahuinya, dan seorangpun tiada yang jaga, maka tertidurlah sekaliannya, karena tidur yang lelap daripada pihak Tuhan sudah berlaku atas mereka itu sekalian.” Betapa mudahnya bagi Tuhan untuk melemahkan orang yang paling kuat, melenyapkan hikmat dari orang yang paling bijaksana, dan meniadakan keahlian dari orang yang paling teliti sekalipun! ———-PB2 279.3
- Ketika mendapatkan teguran dari nabi Natan
Nabi Natan telah diperintahkan untuk menyampaikan satu teguran kepada Daud. Teguran itu merupakan satu kabar yang sifatnya keras. Teguran seperti itu hanya dapat diberikan kepada sedikit saja dari antara raja-raja tetapi itupun dengan upah kematian kepada orang yang mengadakan teguran itu. Natan menyampaikan hukuman ilahi dengan beraninya, tetapi dengan disertai hikmat yang berasal dari sorga sehingga bisa memperoleh simpati dari raja, untuk membangkitkan hati nuraninya, dan untuk mengeluarkan dari dalam bibirnya sendiri hukuman mati terhadap dirinya. Sambil menyatakan bahwa Daud adalah seorang pembela hak-hak rakyatnya yang sudah diangkat oleh ilahi, nabi itu telah menuturkan satu cerita tentang tindakan yang salah dan menekan yang perlu untuk diperbaiki. ——PB2 332.2
Teguran nabi itu menjamah hati Daud, hati nuraninya dibangkitkan; kesalahannya nampak dalam segala kekejiannya. Jiwanya tertunduk dalam pertobatan kepada Allah. Dengan bibir yang gemetar ia berkata, “Bahwa aku sudah berdosa kepada Tuhan.” Segala kesalahan yang diperbuat kepada orang lain telah terpantul kembali dari yang disakiti kepada Allah. Daud telah melakukan dosa yang keji, baik terhadap Uria dan juga Batsyeba, dan ia benar-benar merasakannya. Tetapi jauh lebih besar daripada itu adalah dosanya terhadap Allah.—— PB2 333.3
Sekalipun tidak akan didapati seorang di dalam Israel untuk melaksanakan hukuman mati kepada orang yang sudah dilantik bagi Tuhan, Daud gemetar, karena jangan-jangan, dalam keadaan yang bersalah dan tidak diampuni, ia akan dibunuh oleh hukuman Allah yang segera. Tetapi satu kabar telah dikirimkan kepadanya oleh nabi, “Bahwa Tuhan juga sudah mengangkat dosa itu daripada tuanku, supaya jangan tuanku mati dibunuh.” Namun demikian keadilan harus dipertahankan. Hukuman mati itu dipindahkan dari diri Daud kepada anak yang telah diperolehnya dalam dosa. Dengan demikian raja diberi kesempatan untuk bertobat; sementara kepadanya penderitaan dan kematian anak itu, sebagai sebahagian daripada hukumannya itu, adalah lebih getir daripada kematiannya sendiri. Nabi itu berkata, “Sebab tuanku sudah menyebabkan segala seteru tuanku itu menghujat sangat, tak dapat tiada putera tuanku yang baharu jadi bagi tuanku, itu akan mati kelak.” ——-PB2 334.1
- Musa
Tuduhan-tuduhan mereka itu ditanggung oleh Musa tanpa persungutan sedikitpun. Ini adalah pengalaman yang diperolehnya selama tahun-tahun yang penuh kesukaran di Midian—roh kerendahan hati dan panjang sabar telah dikembangkan di tempat ini—yang telah mempersiapkan Musa untuk menghadapi dengan sabar sikap tidak percaya dan persungutan daripada orang banyak itu, dan kesombongan serta iri-hati daripada mereka yang seharusnya menjadi penolong yang tetap baginya. Musa “adalah seorang yang amat lemah lembut perangainya, terlebih lembut ia daripada segala orang yang di atas bumi,” dan inilah yang menyebabkan mengapa telah dikaruniai dengan hikmat dan pimpinan ilahi lebih daripada semua orang yang lainnya. Kata Alkitab, “Bahwa Ia memimpin orang yang rendah hatinya kepada yang benar dan diajarkannya jalannya akan orang yang lemah-lembut hatinya.” Orang yang lemah-lembut dipimpin oleh Tuhan oleh karena mereka bisa diajar, mau untuk diberi petunjuk. Mereka mempunyai satu keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah. Janji Juruselamat adalah, “Jikalau barang seorang suka melakukan kehendak Bapa, ia akan mengerti pengajaran ini. Yohanes 7:17. Dan melalui rasul Yakub, Ia berkata, “Jikalau ada orang di antara kamu yang kurang bijak, hendaklah ia memohonkan kepada Allah, yang mengaruniakan dengan murahnya kepada tiap-tiap orang dengan tiada membangkit-bangkitkan, niscaya dikaruniakannya kelak kepadanya.” Tetapi janjiNya ini hanyalah bagi mereka yang mau mengikut Tuhan dengan segenap hatinya. Allah tidak memaksa kemauan seorangpun; oleh sebab itu Ia tidak dapat memimpin mereka yang terlalu sombong untuk diajar, yang cenderung untuk mengikuti jalannya sendiri. Tentang orang yang pikirannya bercabang—ia berusaha mengikuti kemauannya sendiri, sementara mengaku sedang melakukan kehendak Allah—telah tertulis, “Maka orang yang semacam itu janganlah menyangka, bahwa ia akan beroleh barang apapun daripada Tuhan.”—-PB1 403.2
- Gideon
Pemimpin yang telah dipilih Allah untuk menghancurkan bangsa Midian (Gideon), tidaklah menempati satu kedudukan yang penting di antara orang Israel. Ia bukanlah seorang penghulu, atau imam, atau seorang Lewi. Ia merasa dirinya yang terkecil dari antara keluarga bapanya. Tetapi Allah melihat di dalam dirinya seorang yang berani dan jujur. Ia tidak berharap kepada dirinya sendiri, dan ia mau mengikuti pimpinan Tuhan. Tuhan tidak selalu memilih, untuk pekerjaanNya, orang-orang yang mempunyai talenta yang besar; tetapi Ia memilih mereka yang dapat digunakanNya dengan sebaik-baiknya. “Maka rendah hati itu dahulu daripada hormat.” Amsal 15:33. Tuhan dapat bekerja dengan berhasil melalui orang-orang yang paling peka terhadap kekurangan diri mereka sendiri, dan yang akan bergantung kepadaNya sebagai pemimpinnya dan sumber tenaganya. Ia akan menjadikan mereka kuat oleh menggabungkan kelemahan mereka dengan kuasaNya, serta bijaksana oleh menggabungkan kebodohan mereka dengan hikmatNya. ——-PB2 152.3
Jikalau mereka mau memupuk kerendahan hati yang sejati, Tuhan akan dapat berbuat lebih banyak lagi bagi umatNya; tetapi hanya sedikit dari antara mereka yang diberi kepercayaan untuk memikul suatu tanggung jawab yang besar atau sukses tanpa menjadi bersikap percaya kepada diri sendiri, dan melupakan ketergantungan mereka kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa, di dalam memilih alat-alat bagi pekerjaanNya, Tuhan melewati mereka yang dianggap oleh dunia sebagai orang-orang besar, bertalenta dan cerdas. Mereka sering menjadi sombong dan merasa diri cukup. Mereka merasa sanggup bekerja tanpa nasihat dari Tuhan. ——PB2 153.1
- Mereka yang memperoleh kesempatan berkenalan dengan kebenaran tentang WAKTU zaman William Miller
Pada waktu panggilan, “Mempelai datang! Songsonglah Dia!” yang menunggu “bangun semuanya, lalu membereskan pelita mereka.” Mereka mempelajari firmari Allah dengan perhatian yang sungguh-sungguh yang sebelumnya belum diketahui. Malaikat-malaikat dikirimkan dari surga untuk membangunkan mereka yang tawar hati, dan menyediakan mereka untuk menerima pekabaran itu. Pekerjaan itu tidak bergantung kepada kebijaksanaan dan pengetahuan manusia, tetapi kepada kuasa Allah. Bukanlah orang yang paling berbakat, tetapi orang yang paling rendah hati dan yang paling berserah yang pertama sekali mendengar dan menuruti panggilan itu. Para petani meninggalkan tanamannya di ladang, ahli mekanik meletakkan peralatan mereka, dan dengan air mata dan sukacita mereka pergi keluar memberitakan amaran itu. Mereka yang dulunya memimpin pekerjaan ini adalah di antara orang yang terakhir yang bergabung dengan pergerakan ini. Pada umumnya gereja-gereja menutup pintu kepada pekabaran ini, dan sekelompok besar yang menerima pekabaran itu menarik diri dari persekutuan. Dengan pertolongan Allah, penyiaran ini bersatu dengan pekabaran malaikat yang kedua, dan memberikan kuasa kepada pekerjaan itu.——KA 420.1
- Paulus dan pekerja-pekerja pengikutnya
- Contoh dari pribadi Paulus yang rela berkorban merendahkan hati dan siap bekerja pada keadaan yang rendah maupun tinggi
Orang-orang muda yang rindu untuk menggunakan pemberian mereka dalam pekerjaan pelayanan, akan mendapati suatu pengalaman yang berguna dalam teladan Paulus di Tesalonika, Korintus, Efesus, dan tempat-tempat yang lain. Meskipun seorang pembicara yang fasih, dan dipilih oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang istimewa, ia tidak pernah lebih daripada pekerja, dan ia tidak pernah lelah dalam mengorbankan pekerjaan yang dikasihinya. “Sampai pada saat ini,” ia menulis kepada orang-orang Korintus, “kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.” 1 Korintus 4:11, 12. ——KR 298.2
Seorang dari guru manusia yang terbesar, Paulus dengan gembira melaksanakan kewajiban yang terendah maupun yang paling tinggi. Bila dalam pelayanannya untuk Tuhan keadaan-keadaan nampaknya memerlukan dia, ia rela bekerja dengan tangannya. Namun demikian, ia pernah menguasai dirinya sendiri sedia untuk mengesampingkan pekerjaan duniawinya, supaya menemui pertentangan musuh-musuh Injil, atau memperbaiki kesempatan yang istimewa untuk memenangkan jiwa-jiwa kepada Yesus. Semangat dan kerajinannya adalah suatu tempelakan pada kemalasan dan keinginan yang remeh. —–KR 298.3
Paulus memberikan suatu teladan melawan perasaan, kemudian memperoleh pengaruh dalam sidang, supaya Injil dapat dimasyhurkan dengan berhasil oleh mereka yang sudah dibebaskan sepenuhnya dari keperluan kerja keras badani. Ia melukiskan dalam cara yang praktis apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang awam yang berserah di banyak tempat di mana orang-orang tidak berkenalan dengan kebenaran Injil. Jalannya mengilhamkan banyak pekerja yang rendah hati untuk melakukan apa yang mereka dapat untuk memajukan pekerjaan Allah, sementara pada waktu yang sama mereka menyokong diri sendiri dalam pekerjaan sehari-hari. Akwila dan Priskila tidak dipanggil untuk memberikan segenap waktu mereka kepada pelayanan Injil, tetapi pekerja-pekerja yang rendah ini dipergunakan oleh Allah untuk menunjukkan kepada Apolos jalan kebenaran dengan lebih sempura. Tuhan mempergunakan alat yang bermacam-macam untuk melaksanakan maksud-Nya, dan sementara beberapa orang dengan talenta yang istimewa dipilih untuk mengabdikan segala tenaga mereka kepada pekerjaan mengajar dan mengkhotbahkan Injil, banyak orang-orang yang lain, ke atas siapa tangan manusia tidak pernah diletakkan dalam pengurapan, dipanggil melakukan bagian yang terpenting dalam menarik jiwa. —–KR 298.4
Seorang hamba Allah yang mengorbankan diri yang bekerja dengan tidak kenal lelah dalam perkataan dan doktrin, memikul suatu beban yang berat di hatinya. Ia tidak mengukur pekerjaannya menurut jam. Upahnya tidak mempengaruhi dia dalam pekerjaan, pula ia tidak berbalik dari kewajibannya sebab keadaan yang tidak menyenangkan. Dari surga ia menerima perintahnya, dan dari surga ia memandang untuk upahnya bila pekerjaan yang dipercayakan kepadanya telah dilakukan. —–KR 299.2
Adalah maksud Allah bahwa pekerja-pekerja seperti itu akan dibebaskan dari kecemasan yang tidak perlu, supaya mereka boleh mempunyai kesempatan yang sempurna untuk mentaati perintah Paulus kepada Timotius, “Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang,” 1 Timotius 4:15. Meskipun mereka harus berhati-hati dalam menggunakan dengan secukupnya menjaga tenaga pikiran dan tubuh dalam keadaan yang kuat, namun bukanlah rencana Allah bahwa mereka harus dipaksa menggunakan sebagian besar daripada waktu mereka untuk pekerjaan duniawi. —–KR 299.3
- Pekerja pengikut Paulus yang rela untuk menggunakan dan digunakan bagi Injil tidak bebas dari pencobaan— kekurangan keuangan untuk mereka dan keluarga
Pekerja-pekerja yang setia ini, meskipun rela untuk menggunakan dan digunakan bagi Injil, tidak bebas dari pencobaan. Bila dihalangi dan dibebani dengan kecemasan sebab suatu kegagalan di pihak sidang untuk memberikan kepada mereka tunjangan keuangan yang layak, beberapa orang diserang dengan ganasnya oleh penggoda itu. Bila mereka melihat pekerjaan mereka dihargai dengan sangat remehnya, mereka menjadi sedih. Benar mereka memandang kepada waktu pehakiman untuk pahala mereka yang adil, dan hal ini memberanikan mereka; tetapi dalam pada itu keluarga mereka harus mempunyai makanan dan pakaian. Jika mereka dapat merasa bahwa mereka dibebaskan dari perintah Ilahi mereka akan rela bekerja dengan tangannya. Tetapi mereka menyadari bahwa waktu mereka kepunyaan Allah, meskipun pandangan yang singkat dari mereka yang harus menyediakan bagi mereka dana yang cukup. Mereka bangkit atas pencobaan untuk masuk ke dalam pencarian oleh mana dapat dengan segera menempatkan diri sendiri melebihi jangkauan kekurangan, dan mereka meneruskan untuk bekerja bagi kemajuan pekerjaan yang lebih mahal kepada mereka daripada diri sendiri. Tetapi supaya melakukan hal ini, mereka boleh dipaksa untuk mengikuti teladan Paulus dan sibuk untuk sementara waktu dalam pekerjaan jasmani sementara meneruskan menjalankan pekerjaan kependetaan mereka. Hal ini mereka lakukan untuk memajukan bukan saja minat mereka sendiri, melainkan minat pekerjaan Allah di dunia ini. ——KR 300.1
Dalam melakukan pekerjaan-Nya Tuhan tidak selamanya menjadikan segala sesuatu nyata di hadapan hamba-hamba-Nya. Ia kadang-kadang mencoba kepercayaan umat-Nya yang membawa keadaan-keadaan yang memaksa mereka maju di dalam iman. Sering Ia membawa mereka ke dalam tempat yang sukar, dan meminta kepada mereka untuk maju bila nampaknya kaki mereka menjamah air sungai Yordan. Adalah pada waktu seperti ini, bila doa hamba-hamba-Nya naik kepada-Nya dalam iman yang sungguh-sungguh, Allah membuka jalan di hadapan mereka dan membawa mereka keluar ke suatu tempat yang besar. . ——KR 301.1
Bila pesuruh-pesuruh Allah mengenal tanggung jawab-tanggung jawab mereka terhadap bagian-bagian yang berkekurangan dari kebun anggur Tuhan, dan dalam roh Pekerja yang Agung bekerja dengan tidak kenal jerih lelah untuk pertobatan jiwa-jiwa, malaikat-malaikat Allah akan menyediakan jalan bagi mereka, dan alat-alat yang perlu untuk menjalankan pekerjaan akan disediakan. Mereka yang diterangi akan memberikan dengan limpah untuk menyokong pekerjaan yang dilakukan demi kepentingan mereka. Mereka yang menyambut dengan leluasa kepada setiap panggilan untuk menolong, dan Roh Allah akan menguasai hati mereka untuk menolong pekerjaan Allah bukan saja di ladang-ladang di dalam negeri, tetapi di daerah-daerah seberang. Dengan demikian kekuatan akan datang kepada kemajuan pekerjaan di tempat-tempat lain, dan pekerjaan Tuhan akan maju dalam cara yang ditentukan-Nya sendiri. ——KR 301.2
Pengorbanan – menerima salah satu yang terkecil dari umat Allah
Allah sedang memanggil orang-orang yang rela meninggalkan ladang mereka, perusahaan mereka, kalau perlu keluarga mereka, untuk menjadi misionaris bagi-Nya. Dan panggilan itu akan disambut. Pada waktu dulu ada orang yang digerakkan oleh kasih Kristus telah meninggalkan kesenangan rumah dan sanak saudara, bahkan istri dan anak-anak, untuk pergi ke negeri-negeri asing bagi orang-orang yang hilang, di antara penyembah-penyembah berhala dan orang-orang biadab, guna memasyhurkan kabar kemurahan. Banyak orang dalam usaha ini telah kehilangan hidup mereka, tetapi orang-orang telah didorong untuk menjalankan pekerjaan itu. Dengan demikian langkah demi langkah pekerjaan Kristus terus maju, dan benih yang ditaburkan dalam kesusahan telah menghasilkan tuaian yang berlimpah. Pengetahuan tentang Allah telah meluas ke mana-mana dan panji salib itu telah ditegakkan di negeri-negeri kafir. —–KR 311.3
Allah sendiri tak dapat memerintah atas orang yang sombong, orang yang mementingkan diri sendiri, dan orang yang merasa kecukupan sendiri. Tetapi terhadap umatNya, bahkan hanya anak-anak dan orang-orang perempuan dapat memerintah atas mereka itu……..Ia menegaskan, bahwa umatNya yang sesungguhnya adalah mampu menerima perintah-perintah sekalipun itu dari wanita-wanita dan anak-anak.
Umat Allah menerima perintah-perintah dari setiap orang yang ditunjuk Allah, sebab mereka berjalan di dalam terang Tuhan, bukan di dalam percikan cahaya orang-orang ……(sebagaimana dalam penjelasan VTH dalam Yesaya 2:11—banyak dari mereka sedang mengikuti percikan cahaya dari manusia, mengikuti intepretasi-interpretasi Alkitab yang tidak diilhami, yaitu hasil penyelidikan orang-orang yang mengolok-olok terhadap hasil pendapat Ilham).
Yesaya 3:15:
“Apa sebabnya, maka kamu sudah memijak-mijak umatKu, dan menendang muka orang yang miskin itu? Demikianlah firman Hua, Tuhan Serwa Sekalian Alam”.
Betapa mengerikan tuduhan itu terhadap mereka yang mengambil keuntungan dari orang-orang miskin. Adalah sangat jelek, bahwa saudara-saudara kita telah jatuh sedemikian dalamnya. Dan bahkan jauh lebih jelek lagi adalah bahwa mereka sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap amaran-amaran kiriman Sorga……..dan kiranya kita boleh menyadari, bahwa untuk menerima salah satu yang terkecil dari umat Allah, adalah sama dengan menerima Allah sendiri. Betapa bersyukur kita seharusnya bagi kesempatan yang besar ini.–—-Amaran Sekarang jld 1 no. 5
WASPADA !!!
PELAJARAN DARI HAL BIASA DAN DIPANDANG SEDERHANA YANG MENGGAGALKAN KESELAMATAN YANG SUDAH DITANGAN
TAMAK
Dari antara jutaan orang Israel hanya satu orang saja, yang di tengah-tengah suasana yang khidmat daripada kemenangan dan pehukuman itu, yang telah berani melanggar perintah Allah. Sifat tamak Akhan telah dirangsang oleh penglihatan akan jubah-jubah Babiloni yang indah; sekalipun pada saat itu telah membawa dia berhadapan dengan maut, ia menyebutnya “sehelai kain Babiloni yang indah-indah. ” Sebuah dosa telah menuntun kepada dosa yang lainnya, dan ia telah mengambil mas dan perak yang telah diserahkan kepada perbendaharaan Allah—ia telah merampok dari Tuhan akan buah sulung dari negeri Kanaan. —PB2 88.1
Dosa keji yang telah memimpin kehancuran Akhan berakar pada sifat tamak, di antara segala dosa, inilah yang paling biasa terjadi dan yang paling dianggap remeh. Sementara pelanggaran-pelanggaran yang lainnya diselidiki dan dihukum, betapa jarangnya usaha diadakan untuk meneliti pelanggaran terhadap hukum yang kesepuluh ini. Kekejian dosa ini, dan akibat-akibatnya yang hebat, adalah pelajaran dari sejarah Akhan. —PB2 88.2
Sifat tamak adalah satu kejahatan yang berkembang dengan lambat laun. Akhan telah memanjakan rasa ingin untuk memperoleh keuntungan sehingga itu telah menjadi kebiasaan, yang telah mengikat dia dengan satu tali yang hampir-hampir mustahil untuk diputuskan. Sementara memanjakan kejahatan ini, ia sebenarnya dipenuhi oleh rasa gentar mengingat akan datangnya malapetaka ke atas Israel; tetapi pandangannya telah digelapkan oleh dosa, dan bilamana penggodaan datang, ia telah jatuh sebagai satu mangsa yang empuk. Bukankah dosa-dosa yang sama masih tetap dilakukan, di hadapan amaran-amaran yang sama khidmat dan jelasnya? Larangan yang sama tegasnya terhadap pemanjaan sifat tamak diberikan kepada kita seperti kepada Akhan pada waktu ia mengambil barang-barang rampasan di Yerikho. Tuhan telah menyatakan hal itu sebagai satu penyembahan berhala. Kepada kita diamarkan, “Engkau tidak dapat melayani Allah bersama-sama dengan Mammon.” Matius 6:24. “Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu daripada segala tamak.” Lukas 12:15. “Jangan sampai namanyapun di antara kamu.” Efesus 5:3. Kita melihat di hadapan kita kutuk yang mengerikan yang telah menimpa Akhan, Yudas, Ananias dan Sapira Di belakang dari semuanya ini kita juga melihat hal yang sama dari Lucifer, “anak fajar itu,” yang, dengan mengingini satu kedudukan yang lebih tinggi, telah kehilangan terang serta kemuliaan sorga. Namun demikian, sekalipun adanya segala amaran ini, sifat tamak tetap merajalela. —PB2 88.3
Dan kejahatan ini ada bukan hanya di dalam dunia saja tetapi juga di dalam gereja. Betapa lazimnya sekalipun di dalam gereja kita dapati sifat mementingkan diri, kejahatan, perbuatan yang berlebih-lebihan, melalaikan belas kasihan, dan merampok Allah “dalam perpuluhan dan persembahan.” Di antara anggota-anggota gereja “dalam status yang baik dan tetap” amat disayangkan, terdapat banyak Akhan. Banyak orang yang datang dengan rajin ke gereja, duduk pada meja perjamuan Tuhan, sementara itu di antara harta bendanya terdapat laba yang keji, perkara-perkara yang telah dikutuk oleh Allah. Untuk sehelai kain Babiloni yang indah, banyak orang telah mengorbankan bisikan hati nuraninya dan harapan mereka untuk memperoleh sorga. Banyak orang memikirkan sifat kejujuran mereka, dan kesanggupan mereka untuk menjadi manusia yang berguna, untuk memperoleh sekarung uang perak. Teriakan dari orang-orang miskin yang menderita tidak dipedulikannya lagi; terang Injil telah terhalang dalam perjalanannya; ejekan orang-orang dunia telah ditimbulkan oleh praktek-praktek yang bertentangan dengan pengakuan Kristen; namun demikian orang-orang yang bersifat tamak ini terus menimbun harta benda. “Bolehkah manusia menipu Allah? Maka kamu hendak menipu Aku?” (Maleakhi 3:8), kata Tuhan. PB2 89.1
Ada dua jenis maling yaitu terang-terangan mencuri dan yang selalu berusaha memperoleh lebih daripada yang merupakan haknya, hal ini masih juga ditemukan diantara Kristen-Kristen yang baik
Mikah 6 : 10, 11 :
“Adakah lagi di dalam rumah orang-orang jahat itu harta-harta kejahatan, dan alat timbangan yang kurang yang keji itu? Bolehkah Aku memperhitungkan mereka itu benar dengan neraca timbangan jahat, dan dengan pundi-pundi berisikan batu-batu timbangan penipu?”
Di sini dengan pasti mengandung arti, bahwa segala perkara keji ini – kekayaan-kekayaan yang diperoleh dengan timbangan-timbangan palsu masih terdapat di dalam rumah orang jahat. Tujuan menjadi kaya dengan cepat secara tidak jujur dengan biaya keringat orang lain, adalah dituduhkan di sini. Semua kekejian ini, yang didorong oleh sifat mementingkan diri, harus disingkirkan oleh semua orang yang ingin luput pada hari Tuhan yang besar dan hebat itu.
Pertanyaan Tuhan yang terkemudian, “Bolehkah Aku memperhitungkan mereka itu bersih dengan neraca timbangan yang jahat, dan dengan pundi-pundi yang berisikan batu-batu timbangan penipu?” menunjukkan, bahwa masih ada beberapa orang yang bergantung kepada batu-batu timbangan palsunya, dan mengharapkan secara keliru untuk terhitung pula di antara orang-orang yang bersih.
Ada dua jenis maling. Maling yang pertama ialah orang yang betul-betul dan terang-terangan mencuri. Maling yang kedua ialah orang yang dalam sesuatu pembagian selalu berusaha untuk memperoleh sedikit lebih banyak dari pada apa yang sesungguhnya adalah haknya. Ia tidak perduli jika dalam pembagian itu kawan yang lainnya memperoleh sedikit atau tidak memperoleh sama sekali. Semua yang dipikirkannya ialah agar dia sendiri memperoleh yang sepantas mungkin. Jenis pencurian yang sedemikian ini adalah yang terburuk, sebab ini dipraktikkan juga oleh mereka yang disebut Kristen-Kristen yang terbaik..—-Amaran sekarang jld 1 no. 27
SOMBONG/TINGGI HATI
Hal yang harus diwaspadai oleh umat Allah adalah “kesombongan” meninggikan diri lebih berbahaya daripada kekayaan, karena kekayaan dapat menjadi berkat walaupun juga dapat menjadi laknat.
Alkitab berisikan catatan, bahwa Ibrahim adalah sangat kaya. Tetapi ia disebut “teman Allah”. Oleh sebab itu, kekayaan itu sendiri dapat merupakan suatu berkat, sungguhpun itu seringkali menjadi suatu lanat. Tetapi kesombongan adalah tidak pernah baik——Amaran Sekarang jld 1 No. 49 (buku 9 hal 21.
(itulah sebabnya Tuhan sangat membenci sikap para pemimpin sidang Laodekia yang sombong, karena dengan kesombongan tersebut tidak ada lagi jalan untuk dapat membangunkan orang tersebut untuk menyadari kekurangannya)
Terdapat cerita dalam pengalaman Yesus berada bersama muridnya, terdapat 2 orang yang datang kepadanya, yaitu satu orang muda kaya raya, dan satu orang bernama Nicodemus, kepada yang seorang hartanyalah yang menjadi penghalang, kepada Nicodemus ia harus dilahirkan kembali, alasannya adalah karena penghalangnya adalah kesombongannya.
Fokus terhadap membahas mengenai kesombongan, pertanyaan timbul: Apakah setelah Nicodemus dilahirkan kembali kesombongannya menjadi hilang?.
Jawaban yang dapat diberikan adalah:
Karena Yesus sendiri untuk menjadi satu dengan kita Ia harus dilahirkan kembali; Ia harus menjadi seorang manusia di bumi. Dan bagi kita untuk menjadi satu dengan Dia, kita harus dilahirkan kembali, yaitu dilahirkan oleh Roh. Perbedaannya ialah, bahwa Yesus pertama-tama lahir sebagai seorang rohani, seorang mahluk Ilahi, dan kemudian sebagai seorang mahluk manusia; sebaliknya kita pertama-tama lahir adalah mahluk-mahluk manusia, dan kemudian mahluk-mahluk rohani. —-Amaran Sekarang jld 1 No. 49 (buku 9) hal 23
Dari Injil kini terlihat jelas, bahwa dalam peristiwa ini apabila seseorang menggabungkan diri kepada sidang, maka sidang akan mengandung dengan anggota itu. Demikianlah, bahwa semenjak saat seseorang menjadi anggota sidang sampai kepada saat ia “dilahirkan kembali”, ia secara rohani terus berkembang untuk jam dari kelahiran kedua ini. Kemudian sesudah ia “dilahirkan kembali” ia masih harus terus bertumbuh sampai ia menjadi suatu mahluk rohani yang sudah penuh bertumbuh, dan masak, yaitu suatu manusia yang sempurna menurut ukuran dan keadaan Kristus —-Amaran Sekarang jld 1 No. 49 (buku 9) hal 25
(catatan: Dengan demikian oleh karena persyaratan babtisan adalah harus adanya persiapan seseorang yang sungguh-sungguh, dan juga kewajiban setelah babtisan dimana disana ia harus menerapkan tahapan membangun iman maka tentunya dari proses belajar, mengerti, percaya dan berbuat maka kesombongan tersebut akan dapat ia hilangkan).
Roh percaya kepada diri sendiri dan meninggikan diri itulah yang telah menyediakan jalan bagi kejatuhan Daud. Puji-pujian dan bujukan yang licik daripada kekuasaan dan kemewahan bukannya tanpa akibat terhadap dirinya. Pergaulan dengan bangsa-bangsa sekeliling juga mendatangkan satu pengaruh yang tidak baik. Sesuai dengan adat kebiasaan yang ada di antara raja-raja Timur, kejahatan-kejahatan yang tidak boleh ditolerir jikalau dilakukan oleh rakyat jelata tidak akan dihukum jikalau itu dilakukan oleh raja-raja, maka raja tidak perlu mengadakan pengendalian diri yang sama seperti yang dilakukan oleh rakyat. Semuanya ini cenderung untuk mengurangi kepekaan Daud terhadap kejinya dosa. Dan gantinya dengan rendah hati bergantung atas kuasa Tuhan, ia mulai berharap kepada kebijaksanaan dan kekuatannya sendiri. Segera setelah setan berhasil memisahkan jiwa dari Allah, satu-satunya Sumber kekuatan itu, ia akan berusaha untuk membangkitkan keinginan-keinginan yang keji daripada sifat alamiah manusia yang jahat itu. Pekerjaan musuh itu bukanlah secara mendadak; pada permulaannya, itu tidak mengejutkan; itu merupakan suatu usaha yang diam-diam untuk menghancurkan benteng-benteng prinsip. Itu dimulai dengan perkara-perkara yang kelihatannya kecil—kelalaian untuk setia kepada Allah dan untuk bergantung dengan sepenuhnya kepadaNya, kecenderungan untuk mengikuti kebiasaan dan praktek-praktek duniawi. ———PB2 328.2
Saya telah melihat malaikat yang berdiri dengan neraca di tangannya menimbang pikiran dan minat umat Allah, terutama orang-orang muda. Dalam satu daun neraca terdapatlah pikiran dan minat yang cenderung ke surga; dalam daun neraca yang lain terdapatlah pikiran dan minat yang cenderung ke bumi. Dan dalam daun neraca ini dimasukkan segala pembacaan buku cerita, pikiran tentang pakaian dan pertunjukan, sifat suka berlagak, kesombongan, dan lain-lain. Oh, betapa hebatnya saat itu! Malaikat-malaikat Allah berdiri dengan neraca, menimbang pikiran orang-orang yang mengaku anak-anak-Nya-mereka yang mengaku mati bagi dunia dan hidup bagi Allah. Daun neraca yang dipenuhi dengan pikiran tentang dunia sifat suka berlagak, dan kesombongan turun dengan cepatnya, meskipun berat dikeluarkan sebagian demi sebagian dari neraca itu. Daun neraca yang penuh pikiran dan minat yang cenderung ke surga naik dengan cepatnya sedangkan yang lain turun, dan oh, alangkah ringannya bagian itu! Saya dapat menceritakan hal ini seperti yang saya lihat; tetapi tidak pernah saya dapat memberikan kesan yang serius dan jelas yang tertera di atas pikiran saya sebagaimana saya melihat malaikat dengan neraca menimbang pikiran dan minat umat Allah. Malaikat berkata: “Dapatkah orang seperti itu masuk surga? Tidak, tidak, tidak pernah. Katakanlah kepada mereka bahwa pengharapan yang ada pada mereka sia-sia adanya, dan kecuali mereka bertobat dengan cepat dan mendapat keselamatan, mereka mesti binasa.” ——-NBS 35.4
MEREMEHKAN ATAU MENYEPELEKAN
“Masuknya anggota-anggota yang belum memperbaharui hatinya dan belum mereformasikan hidupnya adalah merupakan sumber kelemahan bagi sidang. Kenyataan ini seringkali dilalaikan . Sebagian pendeta-pendeta dan gereja-gereja adalah demikian bernapsu untuk mendapatkan peningkatan jumlah anggota sehingga mereka tidak memberikan kesaksian yang jujur melawan kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek yang bukan Kristen. Orang-orang yang menyambut kebenaran tidak diajarkan bahwa mereka tidak mungkin berhasil sebagai orang-orang duniawi dalam sikap sementara mereka adalah Kirsten dalam nama saja. Sebelum ini mereka adalah pengikut-pengikut Setan; mulai sekarang mereka harus menjadi pengikut-pengikut Kristus. Kehidupan harus membuktikan kepada penggantian pemimpin. Pendapat umum menyenangi pengakuan sebagai orang Kristen. Sedikit saja penyangkalan diri atau pengorbanan diri yang dipersyaratkan untuk memakaikan bentuk peribadatan, dan untuk mendaftarkan nama seseorang di dalam buku sidang. Sebab itu banyak orang menggabungkan diri dengan sidang tanpa terlebih dahulu bersatu dengan Kristus. Dalam hal inilah Setan berhasil menang. Orang-orang bertobat yang sedemikian ini adalah agen-agennya yang paling tepatguna. Mereka melayani sebagai pemikat jiwa-jiwa yang lainnya. Mereka adalah terang-terang yang palsu yang membujuk-bujuk orang yang tidak waspada ke dalam kebinasaan. Adalah sia-sia orang berusaha membuat jalan Kristen itu menjadi luas dan menyenangkan bagi orang-orang dunia. Allah tidak melicinkan ataupun melebarkan jalan yang kasar berbatu-batu dan sempit itu. Jika kita mau masuk ke dalam kehidupan, maka kita harus menelusuri jalan yang sama itu juga yang telah dijalani oleh Yesus dan murid-muridNya, —yaitu jalan kesederhanaan, penyangkalan diri dan pengorbanan.” —-Testimonies, vol. 5, p. 172
Mengingat singkatnya waktu kita sebagai umat harus berjaga-jaga dan berdoa, dan jangan biarkan diri kita teralihkan dari pekerjaan persiapan yang khusyuk untuk peristiwa besar yang ada di hadapan kita. Karena waktu tampaknya diperpanjang, banyak yang menjadi ceroboh dan acuh tak acuh terhadap kata-kata dan tindakan mereka. Mereka tidak menyadari bahaya mereka dan tidak melihat dan memahami belas kasihan Tuhan kita dalam memperpanjang masa percobaan mereka, agar mereka memiliki waktu untuk membentuk karakter untuk masa depan, kehidupan abadi. Setiap momen adalah nilai tertinggi. Waktu diberikan kepada mereka, bukan untuk digunakan dalam mempelajari kemudahan mereka sendiri dan menjadi penghuni di bumi, tetapi untuk digunakan dalam pekerjaan mengatasi setiap cacat dalam karakter mereka sendiri dan dalam membantu orang lain, dengan teladan dan usaha pribadi, untuk melihat keindahan kesucian. Allah memiliki suatu umat di bumi yang dalam iman dan harapan suci menelusuri gulungan nubuatan yang dipenuhi dengan puasa dan berusaha untuk menyucikan jiwa mereka dengan menaati kebenaran, agar mereka tidak ditemukan tanpa pakaian pernikahan ketika Kristus akan muncul.——- 4T 306.3
Kebiasaan-kebiasaan buruk lebih mudah dibentuk daripada kebiasaan-kebiasaan baik, dan lebih banyak kesulitan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut. Kemerosotan moral alamiah dari dalam hati untuk fakta yang dikenal secara baik ini yang memerlukan jauh lebih sedikit pekerjaan untuk melemahkan moralitas pemuda, mengotori ide-ide mereka tentang karakter moral dan religius daripada menanamkan pada karakter mereka kebiasaan-kebiasaan yang tidak kotor, murni, dan kekal dari kesalehan dan kebenaran. Pemaafan diri, cinta kesenangan, rasa permusuhan, kesombongan, harga diri, iri hati, kecemburuan, akan tumbuh secara spontan tanpa contoh dan pengajaran. Dalam keadaan kejatuhan kita yang perlu dilakukan adalah menyerahkan pikiran dan karakter kepada kecenderungan-kecenderungannya yang alami. Dalam dunia alami, tinggalkanlah sebidang tanah sendirian dan engkau akan melihat bahwa ia itu diselubungi dengan onak dan semak berduri; tetapi jika ia itu menghasilkan butir-butir yang berharga atau bunga-bunga yang indah, maka perawatan dan pekerjaan yang terus-menerus harus diberikan. 229.3—Maranatha 9 Agustus hal 229
“……..Saya ingin mengamarkan kepadamu agar jangan menunda-nunda, jangan menunggu kepada sesuatu saat bilamana kamu akan lebih cenderung untuk melayani Allah dari pada waktu ini. Setiap jam yang kamu tunda, engkau mengalihkan dirimu sendiri dari Allah, engkau mendirikan barikade-barikade memisahkan dirimu melawan Dia oleh semua kebiasaan-kebiasaan perbuatan-perbuatanmu, maka pertobatanmu dan kembalimu kepada jalan-jalan yang benar akan makin menjadi sulit. Kiranya Allah menolong orang murtad dan orang berdosa agar supaya tidak lagi mereka tetap di dalam ikatan yang sedang dipasang mengelilingi mereka oleh si jahat itu. Jangan lagi menunggu dengan berbagai alasan, jangan lagi mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Putuskan segera hubungan dengan penipu itu Jangan lagi mempermalukan Roh Allah. Majulah terus ke tahta kemurahan itu melalui kuasa-kuasa tantangan yang melawan neraka. Kamu sedang berdiri pada tepi perbatasan dunia kekal itu. Berlarilah segera ke Kerajaan Allah itu. Ini memerlukan setiap tenaga pikiran dan maksud dari jiwa. Janganlah menunda sambil mengatakan, “Saya belum cenderung untuk beragama.” Kenyataan ini hendaknya membuat kamu takut karena sebaliknya Roh Allah akan dengan sedih meninggalkan kamu pada akhirnya. Beranikah kamu mengambil risiko?.
Orang yang berulang kali ditarik oleh Juru Selamatnya, dan yang melalaikan amaran-amaran yang telah disampaikan, tidak berserah diri sesuai keinsyafannya untuk bertobat serta tidak mau mendengar bilamana ia dinasehati untuk berusaha mencari pengampunan dan kemurahan akan berada di dalam kedudukan yang sangat berbahaya. Yesus sedang memanggil dia, Roh sedang menggunakan kuasanya ke atas dia sambil mengajurkan kepadanya untuk menyerahkan kemauannya kepada kemauan Allah, maka bilamana undangan ini tidak juga diperhatikan, maka Roh itu akan meninggalkannya dengan sedih. Pelaku dosa itu memilih untuk tetap di dalam dosa dan tanpa perasaan menyesal, walaupun ia memiliki kenyataan untuk mendorong imannya, dan makin banyak kenyataan tidak akan membawa kebaikan. Dosa-dosanya di masa lalu serta dosa-dosanya di waktu ini semuanya dikemukakan kehadapannya, namun penarikan inipun sia-sia saja, sebab ia menolak untuk merobah tindak tanduknya. Ada suatu penarikan lagi untuk mana ia boleh menyambutnya, maka itu adalah penarikan dari Setan. Ia tunduk kepada kuasa-kuasa kegelapan. Jalan inilah yang mematikan, meninggalkan jiwa di dalam keadaan tidak menyesal secara gigih. Inilah pendurhakaan yang sangat umum terdapat diantara manusia, dan kerjanya adalah demikian licik caranya, sehingga pelaku dosa sama sekali tidak merasakan kesadaran menyesal, tidak bertobat, dan akibatnya tidak diampuni. Orang ini dibiarkan kepada dirinya sendiri mencintai kegelapan lebih besar dari pada terang. Ini adalah masyalah dari beribu-ribu orang diwaktu ini.
Namun saya ingin menyampaikan beberapa penggarisan ini kepada mereka yang memiliki terang, mereka yang memiliki hak dan kesempatan-kesempatan, mereka yang telah memperoleh amaran-amaran dan undangan-undangan, yaitu mereka yang belum mengambil keputusan untuk berusaha menyerahkan dirinya sendiri dengan penyerahan penuh kepada Allah. Saya ingin mengamarkan kepadamu supaya takutlah, agar supaya tidak kamu berdosa melawan Rohulkudus, lalu dibiarkan kamu kepada jalanmu sendiri, tenggelam di dalam ketiduran moral, sehingga tidak pernah lagi memperoleh pengampunan. Mengapa kau membiarkan dirimu lebih lama lagi dididik pada sekolahnya Setan, dan mengikuti jalan kehidupan yang tidak akan memungkinkan untuk bertobat dan bereformasi?.”—–Review and Herald, Juni 29, 1897
Dewasa ini sebagian besar dari mereka yang menjadi anggota sidang sudah mati dalam pelanggaran dosa. Mereka datang dan pergi seperti pintu di atas engselnya. Bertahun-tahun lamanya mereka telah mendengarkan dengan perasaan puas kepada kebenaran yang serius dan mengharukan jiwa, tetapi mereka belum mempraktikkannya. Itulah sebabnya mereka kian lama kian tidak dapat merasakan betapa berharganya kebenaran itu. Kesaksian-kesaksian berupa teguran dan amaran yang menggerakkan itu tidak membangunkan mereka kepada pertobatan. Lagu-lagu yang paling merdu yang datang dari Allah melalui bibir manusia-pembenaran iman, dan kebenaran Kristus-tidak mendapatkan dari mereka suatu sambutan kasih dan perasaan terima kasih. Meskipun Saudagar surga menunjukkan di hadapan mereka permata iman dan kasih yang paling mewah, meskipun Ia mengundang mereka untuk membeli daripada-Nya “emas yang diuji di dalam api,” dan “pakaian putih” agar mereka dapat berpakaian, dan “celak mata” agar mereka dapat melihat, namun mereka mengeraskan hati melawan Dia, dan tidak menukar kesuaman mereka dengan kasih dan kerajinan. Sementara mengaku pengikut Tuhan, mereka menyangkal kuasa kesalehan. Kalau mereka tinggal terus-menerus dalam keadaan ini, Allah akan menolak mereka. Mereka tidak melayakkan diri mereka untuk menjadi anggota keluarga-Nya.——-NBS 55.1
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menundanunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.—–KA 653.3
MALAS/TIDAK SEPENUHNYA
Jika sekiranya kita menyadari apa yang ada di depan, kita tidak akan bermalas-malas dalam pekerjaan TUHAN. Kita sedang berada pada masa penampian dimana segala sesuatu yang ringan akan terbuang ke luar. TUHAN tidak memaafkan mereka yang mengetahui kebenaran jika mereka tidak mengikuti hukum-hukum-Nya dalam perkataan dan perbuatan. Jika kita tidak berupaya memenangkan jiwa kepada Kristus, kita akan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang sepatutnya kita lakukan, tetapi tidak melakukannya karena kemalasan rohani kita. Mereka yang akan menjadi rakyat kerajaan Allah harus bekerja sungguh-sungguh untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Mereka harus melakukan bagian mereka untuk meneguhkan dan memeteraikan hukum Allah dalam diri murid-murid-Nya . —–ML 9.2
Tiap-tiap pelanggaran, tiap-tiap kelalaian atau penolakan atas anugerah Kristus, mendatangkan reaksi atas dirimu sendiri; yaitu mengeraskan hati, merusak kemauan, mematikan pengertian, bukan saja membuat engkau kurang ingin berserah tetapi juga kurang mampu berserah terhadap bujukan Roh Suci Allah yang lemah-lembut. ——KS 28.1
Kita sedang hidup dalam masa paling genting sejarah dunia ini. Nasib orang banyak di dunia ini tidak lama lagi ditentukan. Keselamatan masa depan kita sendiri, dan juga keselamatan orang-orang lain, tergantung pada jalan yang kita tempuh sekarang. Kita perlu dituntun oleh Roh kebenaran. Setiap pengikut Kristus harus dengan sungguh-sungguh bertanya, “Tuhan, apa yang Engkau kehendaki kulakukan?” Kita perlu merendahkan diri kita di hadapan Tuhan, dengan berpuasa dan berdoa, dan merenungkan lebih banyak firman-Nya, terutama yang menyangkut penghakiman. Sekarang kita harus mencari pengalaman yang dalam dan hidup dalam perkara-perkara Allah. Jangan ada sesaat pun waktu yang terbuang. Peristiwa-peristiwa penting yang vital sedang terjadi di sekitar kita. Kita berada dalam daerah Setan yang mempesonakan. Janganlah tertidur, hai pengawal-pengawal Allah; musuh sedang mengintai, siap sedia setiap saat untuk menerkam dan memangsamu, jikalau engkau jadi lalai dan mengantuk.—–KA 632.2
Banyak orang yang tertipu mengenai keadaan mereka yang sebenarnya di hadirat Allah. Mereka memuji dirinya sendiri atas perbuatan-perbuatan salah yang mereka tidak lakukan, dan lupa untuk menghitung perbuatanperbuatan baik dan luhur yang dituntut oleh Allah dari mereka, tetapi yang mereka lalai melakukannya. Tidak cukup menjadi pohon saja di kebun Allah. Mereka harus memenuhi harapan-Nya oleh mengeluarkan buah-buah. Tuhan meminta pertanggungjawaban atas kegagalan mereka mengeluarkan yang baik, yang sebenarnya mereka dapat lakukan melalui anugerah-Nya yang menguatkan mereka. Dalam kitab-kitab surga mereka tercatat sebagai penghalang di tanah kebun itu. Namun golongan ini tidak berarti tanpa harapan sama sekali. Kepada mereka yang telah meremehkan kemurahan Allah dan menyalahgunakan anugerah-Nya, Pengasih yang panjang sabar itu masih tetap mengimbau, “Itulah sebabnya dikatakan: Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu. Karena itu perhatikanlah . .. dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.” (Efesus. 5:14-16).—–KA 633.1
Tiada hal-hal yang berharga bisa didapat tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Di dalam dunia perdagangan atau perusahaan lainpun hanyalah orang-orang yang mempunyai kemauan bekerja yang bisa berhasil. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh kita tidak bisa berharap akan mendapat satu pengetahuan tentang perkara-perkara rohani. Orang yang mau mendapat permata kebenaran haruslah menggalinya seperti seorang pekerja tambang menggali batu yang indah-indah yang tersembunyi di dalam tanah.
Orang yang bekerja dengan setengah-setengah hati serta kurang peduli kelak tidak akan berhasil apa-apa. Baik orang muda maupun orang tua harus membaca perkataan Allah, bukannya hanya membacanya, melainkan harus dipelajarinya dengan rajin dan sungguh-sungguh hati, dalam doa, dengan percaya dan dengan penyelidikan. Sehingga mereka mendapat harta yang tersembunyi itu; karena Tuhan akan menyegarkan pikiran mereka.—–Pasal 83, Amanat kepada orang muda hal. 240.
Lemah dalam iman, kurang dalam pengetahuan……pasti akan tertipu diakhir zaman:
Karena kesempatan yang dilalaikan dan hak istimewa yang digunakan salah, tetapi anggota- anggota ini tidak bertumbuh “dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Ptr. 3:18). Itulah sebabnya mereka lemah dalam iman, kurang dalam pengetahuan, dan masih kanak-kanak dalam pengalaman. Mereka tidak berakar dan beralas yang teguh dalam kebenaran. Kalau mereka tetap dalam keadaan demikian, banyak penipuan pada akhir zaman ini sudah pasti akan menipu mereka, sebab mereka tidak akan mendapat pandangan rohani untuk membedakan kebenaran dan kesalahan. Allah Ingin Memberikan Karunia Roh Suci ——NBS 53.3
Adalah penting untuk mempercayai firman Allah dan bertindak cepat sesuai dengan perintah itu, sementara malaikat-malaikatNya menunggu untuk bekerja bagi kita. Malaikat-malaikat jahat siap untuk menghalangi setiap langkah dalam perjalanan kita. Dan apabila pimpinan Allah menyuruh anak-anakNya untuk bergerak maju, apabila Ia siap untuk berbuat perkara-perkara yang besar bagi mereka, setan menggoda mereka untuk mendukakan hati Allah dengan cara berlambat-lambatan; ia berusaha untuk membangkitkan satu roh pemberontakan atau membangkitkan persungutan dan sikap tidak percaya, dan dengan demikian menghalang-halangi berkat-berkat yang akan diberikan Allah kepada mereka. Hamba-hamba Allah haruslah berlaku sebagai orang-orang yang bertindak cepat, selalu siap bergerak dengan cepat pada saat pimpinan Allah membuka jalan. Setiap sikap berlambatan akan memberikan waktu bagi setan untuk bekerja mengalahkan mereka. —–PB2 12.2
MENAMBAH-NAMBAH SESUATU KEPADA KEBENARAN ALLAH YANG ADA, ATAU MENGURANGI SESUATU DARI PADA KEBENARAN ITU DAN PENDERITAAN BERBAGAI NASIB
Cara kerja setan pada masa akhir zaman ini ….. dua caranya yang terkuat dan yang sangat berhasil
Lagi pula adalah pasti selama Iblis masih hidup, bahwa ia akan menggunakan setiap cara apa saja yang mungkin untuk menambah-nambah sesuatu kepada Kebenaran Allah yang ada, atau mengurangi sesuatu dari pada Kebenaran itu, sambil lebih mempersulit dan menakut-nakuti terutama membesar-besarkan segala penderitaan berbagai nasib kurang beruntung dari pihak orang-orang suci, supaya dengan sedemikian ini sedapat mungkin berhasil menjatuhkan mereka. Terutama sekali ia akan bergantung pada dua caranya yang terkuat dan yang sangat berhasil yaitu — faham-faham yang ekstrim — yang satu mendorong ke kanan dan yang Iainnya mendorong ke kiri. Dalam usahanya untuk mencerai-beraikan sebanyak mungkin orang-orang dari pada jalan terang yang di tengah, maka ia akan berusaha mengendalikan kelas orang-orang yang satu ke dalam faham fanatik yang berapi-api, dan menjerumuskan kelas orang-orang lainnya ke dalam sifat acuh tak acuh yang dingin yang tidak bersemangat. Untuk yang terakhir ini ia akan berusaha menyadarkan kelas orang-orang yang pertama itu, bahwa penderitaan-penderitaan dan berbagai nasib kurang beruntung mereka itu adalah akibat-akibat yang nyata daripada penurutan mereka yang tidak sempurna terhadap kebenaran sekarang, dan akan mengolok-olok kelas orang-orang terakhir itu sebagai terlalu ketat fanatik dalam iman mereka.
Orang-orang yang akan dapat tahan sampai kepada kesudahan hanyalah mereka yang dengan saksama mengawasi langkah-langkah mereka untuk tidak dihanyutkan baik oleh tambahan-tambahannya terhadap perbuatan-perbuatan Ilham, ataupun oleh pengurangan-pengurangannya dari pada perbuatan-perbuatan IIham yang ada. .—- Amaran Sekarang jld 2 No. 46 (buku 8) hal 118
Waktu menunggu mungkin tampaknya lama, jiwa mungkin ditindas oleh keadaan-keadaan yang membuat putus asa, banyak orang yang tadinya mempunyai keyakinan mungkin akan jatuh di jalan; tetapi dengan nabi yang telah memperlihatkan ketabahan untuk membangkitkan semangat Yehuda pada zaman kemurtadan yang tiada bandingannya, marilah kita dengan yakin menyatakan, “Tuhan ada didalam baitNya yang kudus. Berdiam dirilah dihadapanNya, ya segenap bumi.” Habakuk 2:20. Marilah kita selalu ingat akan pekabaran yang menggembirakan itu, “Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh…..Orang yang benar itu akan hidup oleh percaya.” Ayat 3,4—–Para Nabi dan Raja pasal 32 hal. 15
NASIHAT AKHIR DARI BERBAGAI PENGHALANG
Tetapi orang-orang yang menerima pekabaran akan bersukacita dan bukannya didorong dan dihalau untuk putus asa. Tidak ada sesuatu pun, bahkan segala penderitaan Ayub pun tidak akan mengecilkan hati mereka, karena mereka akan menjadi bijaksana dan mereka akan mengerti. Mereka akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran akan membebaskan mereka dari semua jerat Setan. Mereka akan ingat selalu, bahwa orang buta itu (Yahya 9 : 1 – 3) telah dilahirkan buta, bukan karena dosa seseorang, melainkan hanya agar supaya Anak Manusia dapat dipermuliakan di dalam dia. Mereka pun akan berpikir, bahwa baik Lazarus maupun Dorkas telah jatuh sakit dan mati, bukan karena mereka itu adalah orang-orang yang sangat berdosa dalam zamannya, melainkan agar supaya Anak Allah dapat memperlihatkan, bahwa Ia memiliki kuasa bukan saja untuk menyembuhkan penyakit melainkan juga untuk membangkitkan orang mati sesuai kemauan hati-Nya. Mereka akan melihat, bahwa kesusahan dan berbagai ketidak-beruntungan dalam kehidupan yang telah menimpa mereka itu tidak berhasil menjauhkan mereka dari Allah, melainkan justru telah mendatangkan mereka lebih dekat kepada-Nya; sehingga adalah lebih baik mereka pergi masuk ke dalam kerajaan dalam keadaan miskin, timpang, kudung, dan buta, dari pada pergi masuk ke dalam kebinasaan dalam keadaan kaya memiliki rumah-rumah, tanah, lembu, dan kesehatan atau pun apa saja yang lainnya.
Akan ditemukan kelak, bahwa akan terdapat beribu-ribu suara, sebagian datang dari orang-orang percaya, dan sebagian datang dari orang-orang yang berperang melawan iman orang-orang suci, suara yang satu mempersalahkan perkara yang satu, dan suara yang lain mempersalahkan perkara yang lain, dan apa yang seseorang tuduhkan, orang lain akan membenarkan. Tetapi apabila berpegang dekat kepada terang firman Allah, maka semua alasan pemikiran dan berbagai persungutan mereka yang bertentangan itu, semua rencana ciptaan manusia dan pendapat-pendapat jahat mereka itu, akan kelak terlihat merupakan hanya suatu pertikaian yang berasal dari dengki, iri hati, kesombongan, membenarkan pendapat sendiri, kebencian, dendam, politik, gelojoh, sangka-sangka jahat, dan setiap sifat mementingkan diri lainnya. Orang-orang malang yang mengutus dirinya sendiri ini, ternyata masih berada dalam kegelapan rohani, dengan yakin mereka merasa dirinya sedang bekerja bagi Allah dengan penuh semangat dan tenaga. Tetapi pada suatu hari kelak mereka akan menemukan secara menggemparkan, bahwa mereka telah bekerja melawan Tuhan, sama seperti halnya Saul dari Tarsus yang telah menemukan dirinya sendiri. Kiranya doa-doa semua orang suci dapat membangkitkan mereka itu, Ialu membuat mereka bekerja bagi Tuhan, sama seperti doa-doa dari Stephanus yang telah membuat Saul menjadi Rasul Paulus yang besar baik bagi orang-orang Yahudi maupun bagi orang-orang Kapir. Maka kiranya barangsiapa yang bertelinga, hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan oleh Roh, dan peganglah teguh apa yang telah ia miliki supaya jangan musuh merebutnya dengan tipu dari pada genggamannya. .——- Amaran sekarang jld 2 no. 46
Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2
Bilamana waktu ujian tiba, mereka yang membuat firman Allah sebagai pengatur hidup akan nyata. Pada musim panas tidak ada perbedaan nyata antara pohon yang daunnya hijau sepanjang tahun dengan pohon-pohon lain, tetapi bilamana serangan musim dingin tiba, pohon yang daunnya hijau sepanjang tahun itu tidak berubah, sementara pohon-pohon lainnya kehilangan daun-daunnya. Demikianlah halnya dengan orang-orang yang sekadar mengaku beragama sekarang tidak bisa dibedakan dengan orang Kristen yang sesungguhnya. Tetapi waktunya segera tiba bilamana perbedaan itu akan nyata. Biarlah terjadi perlawanan, biarlah kefanatikan dan sifat tidak toleransi merajalela, biarlah penganiayaan disulut, maka orang-orang yang setengah-setengah hati dan orang yang munafik akan goyah dan meninggalkan imannya, tetapi orang Kristen sejati akan berdiri teguh bagaikan batu karang, imannya semakin kuat, harapannya semakin cerah, lebih dari pada waktu hari-hari kemakmuran dan kesenangan.—–KA 633.2
Sekarang, sementara Imam Besar kita sedang mengadakan pendamaian bagi kita, seharusnyalah kita berusaha menjadi sempurna di dalam Kristus. Sekalipun hanya melalui pikiran kita kepada Juruselamat, kita tidak boleh dipaksa untuk menyerah kepada pencobaan. Setan mencari di dalam hati manusia beberapa tempat di mana ia dapat berpijak, beberapa keinginan-keinginan berdosa dimanjakan oleh mana pencobaan-pencobaannya menunjukkan kuasanya. Tetapi Kristus menyatakan diri-Nya, “Sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” (Yohanes 14:30). Setan tidak menemukan sesuatu pada Anak Allah yang menyanggupkannya memperoleh kemenangan. Ia telah memelihara perintah-perintah Bapa-Nya, dan tidak ada dosa di dalam Dia yang dapat digunakan Setan menjadi keuntungannya. Inilah seharusnya keadaan mereka yang akan ber- diri teguh pada waktu kesesakan.—–KA 656.3
Tetapi kalau kita menghinakan dan melalaikan segala ketentuan dan kesempatan-kesempatan yang baik ini, Tuhan Allah tidak akan mengadakan mujizat untuk menyelamatkan salah seorang dari kita, dan kitapun akan hilang sama seperti Yudas dan setan.
Janganlah sekali-kali pikir bahwa Tuhan Allah akan melakukan satu mujizat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang lemah yang sangang akan dosa, yang hidup dalam dosa, atau yang sesuatu anasir surga akan dimasukkan dalam hidup mereka itu, mengangkatnya ke luar dari diri kepada satu suasana yang lebih tinggi di mana segala-galanya akan menjadi gampang, dengan tidak usah mengeluarkan tenaga istimewa, pergumulan yang luar biasa, dengan tiada menyalibkan diri, karena semua orang yang membuang-buang tempo dalam daerah setan dengan maksud hal yang demikian diadakan atasnya, akan binasa dengan orang yang berbuat jahat. Mereka itu akan dibinasakan dengan sekonyong-konyong dan itupun dengan tidak ada penawar suatu apa.—Testimonies to Ministers, p 453.
Mereka yang sudah memiliki terang besar itu dan melecehkannya berada pada posisi yang lebih buruk daripada mereka yang belum diberikan keuntungan-keuntungan yang demikian banyak. Mereka itu meninggikan diri sendiri, bukan Tuhan. Hukuman yang dijatuhkan kepada umat manusia pada setiap kasus akan seimbang dengan penghinaan yang mereka telah tujukan kepada Allah.—- 8MR 168 (1901)
Kemalasan adalah kutuk yang terbesar yang dapat terjadi ke atas diri manusia
Kemalasan adalah kutuk yang terbesar yang dapat terjadi ke atas diri manusia, karena kejahatan dan kekejaman akan mengikutinya. Itu melemahkan pikiran, merusakkan pengertian dan menjadikan merosotnya jiwa seseorang. Setan berada di tempat yang tersembunyi, siap untuk membinasakan mereka yang tidak waspada, yang waktu luangnya memberikan kepada setan kesempatan untuk menutupi dirinya di bawah jubah yang menarik. Ia tidak pernah lebih berhasil selain daripada apabila ia datang kepada manusia di saat-saat ia sedang bermalas-malasan. —–PB1 156.2
Oleh cara-cara yang paling sederhana sering tabiat kita diuji. Mereka yang di dalam saat-saat yang berbahaya bermaksud mencukupi kebutuhannya sendiri, bukanlah orang-orang yang patut dipercayai dalam keadaan darurat. Tuhan tidak mempunyai tempat di dalam pekerjaanNya bagi orang yang malas dan suka memanjakan diri. Orang-orang pilihanNya adalah mereka yang jumlahnya sedikit yang tidak mau membiarkan kebutuhan pribadinya memperlambat panggilan tugas. Ketiga ratus orang pilihan itu bukan saja memiliki keberanian dan pengendalian diri, tetapi juga adalah orang-orang yang beriman. Mereka tidak pernah menajiskan diri dengan penyembahan berhala. Allah dapat memimpin mereka, dan melalui mereka Ia dapat mengadakan kelepasan bagi Israel. Sukses tidaklah bergantung kepada jumlah bilangan. Ia tidaklah lebih dihormati oleh jumlah yang lebih besar daripada oleh tabiat dari mereka yang melayani Dia. ———-PB2 150.3
Diri sendiri adalah musuh, jangan kita menyayangi diri, nasihat tentang keluhan-keluhan kita
Kita tidak tahan membiarkan roh kita luka atas setiap kesalahan yang disengaja atau tidak disengaja yang dilakukan pada orang lain. Diri kita sendiri adalah musuh yang sangat perlu kita waspadai. Tidak ada bentuk kejahatan yang mempunyai pengaruh terselubung atas tabiat melebihi nafsu manusia yang tidak berada di bawah pengendalian Roh Kudus. Tidak ada kemenangan lain yang dapat kita raih yang lebih berharga daripada kemenangan atas diri sendiri. ——-PI 407.4
Kita tidak boleh membiarkan perasaan kita dengan mudah tersinggung. Kita harus menghayati, bukan sekadar menjaga perasaan kita atau nama baik kita, tetapi untuk menyelamatkan orang. Manakala kita tertarik kepada keselamatan orang lain, maka kita tak akan memikirkan lagi perbedaan kecil yang sering timbul dalam pergaulan kita satu dengan yang lain. Apa saja yang mungkin orang lain pikirkan tentang kita, itu tidak perlu mengganggu kesatuan kita dengan Kristus, yakni perhubungan dengan Roh itu. “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah” (1 Petrus 2:20). ——-PI 407.5
Kita cenderung memandang kepada sesama kita untuk memperoleh simpati dan keringanan, gantinya memandang kepada Yesus. Dalam rahmat dan kesetiaan Tuhan, Tuhan sering membiarkan orang yang kita percayai mengecewakan kita, supaya kita dapat mempelajari betapa bodohnya berharap pada manusia, dan menghidupkan senjata kita. Marilah kita berharap sepenuhnya kepada Tuhan dalam kerendahan hati, dengan tidak mementingkan diri. Ia mengetahui kesusahan yang kita rasakan sampai ke lubuk jiwa, yang tidak dapat kita ungkapkan. Bilamana segala sesuatu tampak gelap dan tak dapat diterangkan, ingatlah perkataan Kristus, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak” (Yohanes 13:7). —-PI 408.8
Jikalau kata amarah diucapkan kepadamu, jangan menjawab dengan roh yang sama. Ingatlah bahwa “jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman” (Amsal 15:1). Dan memang ada kuasa yang luar biasa dalam sikap berdiam diri. Kata-kata yang diucapkan kepada orang yang marah kadang-kadang hanya menimbulkan kejengkelan; tetapi amarah yang dihadapi dengan berdiam diri, dengan roh lemah lembut yang sabar, dengan cepat padam. —-PI 408.2
Di bawah semburan kata yang menyengat dan mencari-cari kesalahan, tetapkan pikiran supaya tetap pada firman Allah. Biarlah pikiran dan hati diisi dengan janji-janji Allah. Jikalau engkau diperlakukan dengan buruk atau dituduh dengan salah, gantinya membalas dengan amarah, ulangi pada dirimu sendiri janji-janji yang indah: —–PI 408.3
“Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan” (Roma 12:21). —–PI 408.4
Pelajarilah kisah tentang Yusuf dan Daniel. ‘Tuhan tidak mencegah rencana orang yang berusaha membahayakan mereka, tetapi Ia menyebabkan semua rencana ini bekerja demi kebaikan bagi hamba-Nya, yang berada di tengahtengah kesukaran dan pertentangan, memelihara iman dan kesetiaan mereka. —–PI 409.1
Tidak perlu kita menyimpan catatan tentang kesukaran, kesulitan, kesedihan dan kesusahan kita. Semua hal ini tertulis dalam buku surga, dan surga yang akan menjaganya. Sementara kita menghitung-hitung hal-hal yang tidak menyenangkan, banyak hal yang menyenangkan untuk dipantulkan berlalu dari ingatan; antara lain seperti kebaikan Allah yang penuh rahmat yang mengelilingi kita setiap saat, dan kasih di atas mana malaikat-malaikat kagum, yaitu Allah mengaruniakan Anak-Nya mati demi kita. Jikalau sebagai pekerja Kristus engkau merasa bahwa engkau telah mengalami kekurangan dan kesukaran yang lebih besar daripada yang telah menimpa orang lain, ingatlah bahwa bagimu ada kedamaian yang tidak diketahui oleh mereka yang menolak beban ini. Terdapat hiburan sukacita dalam pekerjaan Kristus. Biarlah dunia melihat bahwa hidup bersama Dia tidak pernah gagal. ——PI 409.3
Jikalau engkau tidak merasa hati senang dan gembira, janganlah berbicara tentang perasaan-perasaanmu. Janganlah lontarkan bayang-bayang ke atas kehidupan orang lain. Agama yang dingin, yang tidak bercahaya tidak pernah menarik jiwa kepada Kristus. Justru itu mengusir mereka jauh dari pada-Nya, kepada jaring yang telah dibentangkan Setan untuk kaki orang yang kesasar. Gantinya memikirkan kekecewaanmu, pikirkanlah kuasa yang dapat engkau tuntut dalam nama Kristus. Biarlah imajinasimu tetap teguh atas hal-hal yang tidak tampak. Biarlah pemikiranmu diarahkan kepada bukti-bukti kasih Allah yang besar untukmu. Iman dapat menahan kesukaran, menolak pencobaan, benahan di bawah kekecewaan. Yesus hidup sebagai pembela kita, berkat jaminan pengantaraan-Nya semua menjadi milik kita. ——PI 410.1
Pupuklah kebiasaan membicarakan yang baik tentang orang lain. Tetaplah dengan kualitas yang baik dalam pergaulanmu, dan lihat sesedikit mungkin kesalahan dan kegagalan mereka. Bilamana tergoda untuk mengeluh terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan seseorang, pujilah sesuatu dalam kehidupan atau tabiat orang itu. Kembangkan rasa syukur. Pujilah Allah karena kasih-Nya yang ajaib dalam mengaruniakan Kristus untuk mati bagi kita. Tidak ada gunanya memikir-mikirkan tentang kesengsaraan kita. Allah meminta kita untuk memikirkan kemurahan-Nya dan kasih-Nya yang tiada taranya, sehingga kita dapat digerakkan pujian. ——PI 410.4
MEMAHAMI TENTANG PENILAIAN-PENILAIAN MENGGUNAKAN PERASAAN
“Tuhan bekerjasama dengan kemauan dan kegiatan manusia sebagai perantara. Inilah kesempatan dan kewajiban setiap manusia untuk berpegang pada Allah melalui firmanNya untuk percaya pada Yesus sebagai juruselamat pribadinya dan untuk menyambut dengan penuh kesungguhan secepatnya kepada ajaran-ajaran kemurahan yang dibuatNya. Ia harus belajar untuk percaya, lalu mematuhi petunjuk ilahi di dalam Alkitab. Ia harus melandaskan imannya bukan pada perasaan, melainkan pada kenyataan dan firman Allah.”—- EGW. Bible Commentary , vol. 7, p 928
“Janganlah anda mengukur imanmu dengan perasaan-perasaanmu.” —–Messages to Young People, p. 122.
4 Spirit of Prophecy, pp. 443 – 444
Kepada semua, masa ujian itu akan datang. Oleh saringan pencobaan itu, maka Kristen yang sejati akan muncul keluar. Adakah umat Allah pada waktu ini kokoh berdiri pada landasan Firman-Nya, sehingga mereka tidak akan mau menyerah kepada kenyataan dari berbagai perasaan mereka? Maukah mereka dalam krisis yang sedemikian ini, bergantung pada Alkitab, dan h a n y a Alkitab saja ?”.
Lt 17, 1902 (Ev 138):
Kita tidak mendorong suatu roh antusiasme yang menimbulkan semangat untuk sementara tetapi yang segera pudar, yang meninggalkan tawar hati dan depresi. Kita memerlukan Roti hidup yang datang dari surga yang memberikan hidup kepada jiwa. Pelajarilah Firman Allah. Jangan kamu dikendalikan oleh perasaan. Semua orang yang bekerja di kebun anggur Tuhan harus mengetahui bahwa perasaan bukan iman. Tidak diperlukan untuk selalu berada pada tempat yang tinggi. Tetapi dibutuhkan agar kita mempunyai iman yang teguh dalam firman Allah sebagai daging dan darah Kristus.
“Engkau akan tidak pernah mencapai kebenaran, jikalau engkau mempelajari Kitab Suci dengan maksud membenarkan pikiranmu sendiri. ……..
Janganlah baca firman Allah itu dalam rangka pikiran-pikiranmu sendiri melainkan selidikilah ia dengan teliti dan dalam doa disertai pikiran yang tiada bercampur prasangka. Dan jikalau sementara membaca, engkau mendapat keyakinan bahwa engkau melihat bahwa pikiran-pikiran yang ada padamu tidak sesuai dengan perkataan Allah, janganlah engkau mencoba hendak menyesuaikan perkataan itu dengan perasaanmu itu. Sesuaikanlah pendapatmu dengan perkataan Allah. Jangan biarkan hal-hal yang tadinya engkau yakini atau biasa kau lakukan memerintah pikiranmu. Bukalah mata pikiranmu untuk melihat perkara-perkara yang ajaib yang muncul dari hukum Tuhan. Periksalah apa yang sudah tertulis lalu injakkanlah kakimu di atas Batu Karang Kekal itu……. .—–Pasal 83, Amanat kepada orang muda hal. 240-241.
Tidak aman untuk percaya kepada perasaan atau kesan-kesan, hal-hal ini adalah tuntutan yang tidak dapat diandalkan. Hukum Allah adalah satu-satunya ukuran kesucian Tabiat dihakimi oleh hukum. Jika seseorang yang sedang mencari keselamatan bertanya “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal? Pengajar teori penyucian modern akan menjawab “Hanya percaya kepada Yesus bahwa Ia akan menyelamatkanmu”. Tetapi pada saat Kristus ditanya pertanyaan seperti ini Ia menjawab “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca disana? Dan pada saat orang yang bertanya menjawab “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” Yesus berkata “Jawaban itu benar, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup (Lukas 10:25-29) —IP 83.1
KESIMPULAN:
- Perasaan = pendapat
- Perasaan cenderung digunakan orang yang kurang memahami atau kurang pengetahuan, biasanya ini digunakan untuk kepentingannya atau maksud tertentu,
- Perasaan/pendapat dipengaruhi oleh wawasan, lingkungan, latar belakang pendidikan, status dan informasi yang didengar bila kurang pengetahuan,
- Tingkat pengetahuan atau pemahaman akan firman Tuhan ditentukan oleh MEMBACA,
- Pengetahuan firman Tuhan bertolak belakang dengan perasaan.
- Pendapat/perkataan dapat berubah bila seseorang bersedia tunduk dan menyesuaikan kepada apa yang ia baca.
SEHINGGA AGAR PENDAPAT/PERKATAAN ITU TIDAK BERBEDA DENGAN FIRMAN TUHAN, MAKA LANGKAH PERTAMA PEMBENARAN OLEH IMAN HARUS DILAKUKAN, AGAR SELAIN MENINGKATKAN NILAI DIRI DIMATA TUHAN JUGA UNTUK MENGHINDARKAN DARI ANGIN-ANGIN PENGAJARAN
HATI-HATI DENGAN RAGI ORANG FARISI DAN SADUKI
Catatan:
Pelajaran bahwa hati-hati akan musuh dalam selimut, setan bekerja tidaklah terang-terangan, ia menggunakan orang-orang yang dapat menyusup dengan halus dan perlahan-lahan, siapa yang tidak waspada dan bersungguh-sungguh merekalah akan menjadi korbannya. Peringatan ini dingatkan Yesus kepada murid-muridnya, akibat adanya permintaan tanda atau bukti-bukti dahulu untuk sesuatu apakah benar atau tidak, murid-murid tidak memikirkan sejauh pikiran Yesus…..dengan tidak pekanya pikiran murid-murid nasihat ini menjadi pelajaran berharga bagi kita.
Ragi yang ditaruh di dalam tepung dengan tidak kelihatan, mengubahkan segenap adonan menurut sifatnya sendiri. Demikian juga, jika kepura-puraan diizinkan berada di dalam hati, ditembusinyalah tabiat dan kehidupan itu. Suatu contoh yang menarik tentang kepura-puraan orang Farisi, sudah ditegur oleh Kristus dalam mencela kebiasaan “Korban” yang olehnya kelalaian dalam kewajiban sebagai anak disembunyikan di bawah kepura-puraan berupa kedermawanan kepada Bait Suci Ahli Taurat dan orang Farisi sedang memasukkan prinsip-prinsip yang menyesatkan. Mereka menyembunyikan kecenderungan doktrin mereka yang sebenarnya, dan menggunakan setiap kesempatan untuk memasukkannya sedikit demi sedikit dengan lihainya ke dalam pikiran para pendengarnya. Sekali diterima, prinsip-prinsip yang salah ini bekerja bagaikan ragi dalam tepung, menembusi dan mengubahkan tabiat. Ajaran yang menyesatkan inilah yang sangat mempersulit orang banyak untuk menerima firman Kristus. ——-KSZ2 14.3
Pengaruh-pengaruh yang sama sedang bekerja dewasa ini dengan per-antaraan mereka yang berusaha menjelaskan hukum Allah sedemikian rupa untuk menyesuaikannya dengan kebiasaan mereka. Golongan ini tidak menyerang hukum dengan terang-terangan, melainkan mengemukakan teori-teori yang bersifat mengadu untuk yang melemahkan prinsip-prinsipnya. Mereka menjelaskannya agar dapat merusakkan kekuatannya. ——–KSZ2 15.1
Kepura-puraan orang Farisi ialah hasil memikirkan diri sendiri. Memuliakan diri sendiri merupakan tujuan kehidupan mereka. Inilah yang memimpin mereka kepada sifat memutarbalikkan dan menyalahgunakan Kitab Suci, serta membutakan mereka terhadap maksud tugas Kristus. Murid-murid Kristus sekalipun ada dalam bahaya memelihara kejahatan yang licik ini dalam hati. Mereka yang menggolongkan diri dengan para pengikut Kristus, tetapi yang tidak meninggalkan semuanya agar menjadi murid-murid-Nya, sebagian besarnya dipengaruhi oleh pendapat orang Farisi. Mereka sering ragu-ragu antara iman dan kurang iman, dan mereka tidak melihat harta hikmat yang tersembunyi dalam Kristus. Murid-murid sekalipun, meskipun secara lahir mereka telah meninggalkan semuanya karena nama Kristus, namun dalam hati belum berhenti mencari perkara-perkara besar bagi diri sendiri. Roh inilah yang mendorong pertikaian tentang siapa yang seharusnya terbesar. Inilah yang timbul antara mereka dengan Kristus, menjadikan mereka kurang menaruh simpati terhadap tugasnya yang bersifat mengorbankan diri, terlalu lambat mengerti rahasia penebusan. Sebagaimana ragi, jika ditinggalkan untuk menyelesaikan pekerjaannya, akan menyebabkan kebejatan dan kebusukan. demikian juga Roh memikirkan diri sendiri, bila dipelihara dalam hati, menyebabkan kenajisan dan kebinasaan jiwa. ——–KSZ2 15.2
Dalam kalangan para pengikut Tuhan kita dewasa ini, sebagaimana pada masa yang lampau, alangkah meluasnya dosa yang licik dan menyesatkan itu! Betapa sering pelayanan kita kepada Kristus, persekutuan kita satu dengan yang lain dirusakkan oleh keinginan yang tersembunyi untuk meninggikan diri! Alangkah cepat kita memikirkan pemuasan diri sendiri dan kerinduan untuk mendapat persetujuan manusia! Cinta akan diri sendiri, keinginan akan jalan yang lebih mudah daripada jalan yang telah ditentukan Allah, memimpin kepada penggantian ajaran-ajaran Ilahi dengan teori-teori dan tradisi-tradisi manusia. Kepada murid-murid-Nya sendiri perkataan amaran Kristus diucapkan, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi.”—– KSZ2 15.3
Cara kerja setan yang menggunakan cara tidak terang-terangan (menambah kutipan dari KSZ2 15.1):
Dosa Akhan telah mendatangkan malapetaka ke atas segenap bangsa itu. Untuk dosa satu orang murka Allah telah turun ke atas segenap sidangNya sampai pelanggaran itu diselidiki dan dibuangkan. Pengaruh yang harus paling ditakuti oleh gereja bukanlah pengaruh dari orang-orang yang menentang dengan terang-terangan, orang-orang kapir, dan penghujat-penghujat, tetapi pengaruh dari orang-orang yang mengaku diri Kristen tetapi tidak hidup seperti orang Kristen. Mereka inilah yang telah menahan berkat-berkat Allah Israel dan menyebabkan kelemahan di antara umatNya. ——PB2 89.2
Toggle Content
PENUTUP
Nasihat untuk tekun memperhatikan
Bila sabda itu diucapkan (EGW maksudkan didalam perbaktian), kamu harus giat, saudara-saudaraku, bahwa kamu sedang mendengarkan suara Allah melalui hamba Allah yang diwakilkanNya. Dengarkanlah dengan penuh perhatian. Jangan tertidur sesaat pun, karena oleh tertidur ini kamu mungkin kehilangan perkataan yang sangat kamu perlukan yang kalau diperhatikan, akan menyelamatkan kakimu agar jangan tersesat ke jalan yang salah.”—–Nasihat Bagi Sidang 95.5
Makin mirip kita dengan pola Ilahi makin menjadi sasaran setan
Sejak zaman Adam sampai kepada zaman kita, musuh besar kita telah menggunakan kuasanya untuk menindas dan membinasakan. Sekarang ia sedang bersiap-siap untuk kampanyenya yang terakhir melawan jemaat. Semua yang mau mengikut Yesus akan menghadapi pertentangan dengan musuh kejam ini. Semakin mirip orang Kristen meniru pola Ilahi semakin pasti ia jadikan dirinya menjadi sasaran serangan-serangan Setan. Semua yang giat dalam pekerjaan Allah, yang berusaha menelanjangi penipuan si jahat dan menyatakan Kristus di hadapan orang-orang, akan dapat bergabung dengan Rasul Paulus, di mana ia berbicara dari hal melayani Tuhan dengan segala kesederhanaan pikiran serta dengan air mata dan pencobaan.—–KA 534.3