Sabat 20 Mei 2023
RENUNGAN PENDAHULUAN
Dalam penghakiman, penggunaan setiap talenta akan diteliti dengan cermat. Bagaimanakah kita menggunakan modal yang dipinjamkan Surga kepada kita? Apakah Tuhan pada waktu kedatangan-Nya menerima bagianNya dari bunganya? Apakah kita sudah mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diberikan kepada kita, melalui tangan dan hati serta pikiran kita untuk memuliakan Allah dan untuk memberkati dunia ini? Bagaimanakah kita menggunakan waktu, pena, suara, uang dan pengaruh kita? Apakah yang sudah kita perbuat bagi Kristus, melalui orang-orang miskin, orang-orang yang susah dan menderita, yatim piatu, atau janda-janda? Allah telah membuat kita menjadi tempat penyimpanan firman-Nya yang suci; apakah yang telah kita lakukan dengan terang dan kebenaran yang telah diberikan kepada kita yang membuat manusia berhikmat dan menuntun kepada keselamatan? Tidak ada gunanya hanya mengaku beriman kepada Kristus, hanya kasih yang ditunjukkan melalui perbuatan, yang dianggap sejati. Dalam pemandangan surga, hanya kasih saja yang membuat sesuatu tindakan bernilai. Apa saja yang dilakukan dengan kasih, betapapun kecilnya bagi pemandangan manusia, akan diterima dan diberi upah oleh Allah. —–KA 510.1
Sifat mementingkan diri sendiri manusia yang tersembunyi tetap nyata di dalam kitab-kitab surga. Di sana tercatat tugas-tugas yang tidak dilaksanakan kepada sesamanya, tentang tuntutan-tuntutan Juruselamat yang di-lupakan. Dalam kitab itu mereka akan melihat betapa seringnya waktu, pikiran, dan kekuatan yang menjadi milik Kristus diberikan kepada Setan. Betapa menyedihkan laporan yang dibawa malaikat ke surga. Makhluk-makhluk yang cerdas, yang mengaku pengikut Kristus, begitu larut mengejar harta duniawi atau kesenangan dan kepelesiran duniawi. Uang, waktu, dan kekuatan dikorbankan demi penonjolan dan pemanjaan diri, tetapi hanya sedikit waktu yang digunakan untuk berdoa, untuk menyelidiki Alkitab, untuk merendahkan diri dan mengakui dosa. —–KA 510.2
Setan menciptakan berbagai rencana untuk mengisi pikiran kita, agar tidak memikirkan pekerjaan yang harus dikerjakan dengan baik. Penipu utama itu membenci kebenaran agung yang menyingkapkan korban penda-maian, Pengantara Yang Mahakuasa itu. Setan tahu bahwa baginya segala sesuatu tergantung pada usahanya untuk memalingkan pikiran manusia dari Yesus dan kebenaran-Nya. —–KA 510.3
Mereka yang ingin mendapat bagian manfaat dari pengantaraan Juruselamat tidak boleh mengizinkan sesuatu pun untuk mengganggu tugas penyucian yang sempurna dalam takut akan Allah. Jam-jam yang berharga, gantinya digunakan untuk kepelesiran, pamer, atau mencari keuntungan, harus digunakan untuk mempelajari Firman kebenaran dengan sungguh-sungguh dan dengan doa. Pelajaran mengenai tempat kudus dan pengadilan pemeriksaan harus dimengerti dengan jelas oleh umat Allah. Semua harus mengerti kedudukan dan pekerjaan Imam Besar Agung mereka. Kalau tidak, mustahil mereka mengamalkan iman yang diperlukan sekarang ini atau menempati kedudukan yang Allah rencanakan bagi mereka. Setiap orang mempunyai jiwa-jiwa yang akan diselamatkan atau dibiarkan hilang. Masing-masing mempunyai kasus yang akan diputuskan di pengadilan Allah. Masing-masing harus menghadap Hakim Agung muka dengan muka. Betapa pentingnya, agar setiap pikiran sering memikirkan pemandangan yang sungguh-sungguh dan khidmat pada waktu pengadilan dimulai dan kitab-kitab dibukakan, bilamana, bersama Daniel setiap orang harus berdiri sendiri pada hari kesudahan. —-KA 511.1
Kita sekarang hidup pada hari pendamaian yang besar. Dalam acara di Bait Suci duniawi, sementara imam besar mengadakan pendamaian bagi orang-orang Israel, semua diharuskan merendahkan diri mereka oleh pertobatan dari dosa dan merendahkan diri di hadirat Tuhan agar mereka tidak dipisahkan dari antara umat itu. Dengan cara yang sama, semua yang mau agar namanya tetap tertulis di dalam kitab kehidupan, sekarang harus, dalam hari-hari terakhir masa percobaan itu merendahkan diri mereka di hadirat Allah oleh menyesali dosa-dosa dan bertobat dengan sungguh-sungguh. Harus ada penyelidikan hati yang sungguh-sungguh dan mendalam. Roh sembrono dan menganggap enteng yang dimanjakan oleh banyak yang mengaku Kristen harus ditinggalkan. Ada peperangan yang sungguh-sungguh yang harus dihadapi semua orang yang mau mengalahkan kecenderungan-kecenderungan jahat yang mau menguasainya. Pekerjaan persediaan adalah pekerjaan individu, perseorangan. Kita tidak diselamatkan secara kelompok. Kesucian dan penyerahan seseorang tidak akan bisa memenuhi kebutuhan ini pada orang lain. Walaupun seluruh bangsa melewati pengadilan di hadirat Allah, namun Ia akan memeriksa kasus setiap orang dengan sangat teliti seolah-olah tidak ada lagi orang lain yang hidup di atas dunia ini. Setiap orang harus diuji, dan didapati “tanpa cacat atau kerut atau yang serupa dengan itu” (Efesus 5:27).——-KA 512.1
Pekerja-pekerja injil kadang-kadang mengadakan bahaya yang besar oleh membiarkan kesabaran mereka terhadap yang bersalah untuk merosot ke dalam toleransi dosa dan sedang berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian mereka terpimpin untuk memaafkan dan meringankan sesuatu yang telah dipersalahkan Allah, dan sesudah suatu saat mereka menjadi begitu buta untuk mempersalahkan orang—orang lain yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk dipersalahkan. Ia yang mengumpulkan pandangan rohaninya oleh kelonggaran yang berdosa kepada siapa yang dipersalahkan Allah, tidak lama kemudian akan melakukan dosa yang lebih besar dengan kehebatan dan kekerasan terhadap mereka yang disetujui Allah. ——KR 426.1
Tidak ada yang lebih besar bahayanya dari pengaruh roh-roh jahat daripada mereka yang menyangkal keberadaan Setan dan agen-agen roh jahat serta malaikat-malaikatnya, walaupun secara langsung Alkitab memberi kesaksian mengenai keberadaannya. Selama kita meremehkan tipu muslihat mereka, maka mereka memperoleh kemajuan yang hampir tidak disadari. Banyak yang memperhatikan usul-usul atau saran-saran Setan sementara seharusnya mengikuti kata hikmat mereka. Inilah sebabnya, sementara kita mendekati akhir zaman, bilamana Setan bekerja dengan kuasa yang lebih besar untuk menipu dan membinasakan orang-orang, ia menyebarkan ke mana-mana kepercayaan bahwa ia tidak ada. Adalah kebijakannya untuk menyembunyikan dirinya dan cara kerjanya. —-KA 541.3
Adalah oleh karena ia telah menyembunyikan dirinya dengan keahlian yang sempurna, sehingga pertanyaan ini sering ditanyakan, “Apakah makhluk seperti itu benar-benar ada?” Adalah suatu bukti keberhasilannya bahwa teori-teori yang mengatakan bohong pada kesaksian Alkitab yang paling sederhana diterima secara umum oleh dunia agama. Dan adalah oleh karena Setan dapat dengan mudah mengendalikan pikiran mereka yang tidak menyadari pengaruhnya, sehingga firman Allah memberikan kepada kita banyak contoh-contoh pekerjaan ganas Setan itu dan mengungkapkan kepada kita kekuatan rahasianya, dan dengan demikian membuat kita berjaga-jaga terhadap serangan-serangannya. —-KA 542.2
NASIHAT-NASIHAT TERKAIT PERGAULAN
Keluaran 20:5:
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci.
Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1
+
Warisan berkat & dosa Turun
+
Pendidikan Rumah Tangga
=
Tabiat terbentuk
Cerita awalnya bagaimana kebiasaan dunia muncul dalam umat Allah
Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2
Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah. —–PB1 432.1
Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka. —-PB1 386.3
Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembah-penyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya. —-PB1 387.1
Setan terus-menerus berusaha mengalahkan umat Allah dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah yang memisahkan mereka dari dunia ini. Israel kuno terbujuk melakukan dosa pada waktu mereka memberanikan diri mengadakan hubungan yang terlarang dengan bangsa-bangsa kafir. Dengan cara yang sama juga orang-orang Israel modern disesatkan. ” … orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat adanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4). Semua yang bukan pengikut-pengikut Kristus yang sejati adalah hamba-hamba Setan. Dalam hati yang tidak diperbaharui terdapat kasih terhadap dosa, dan kecenderungan untuk membela dosa itu dan memaafkannya. Dalam hati yang sudah diperbaharui ada kebencian terhadap dosa dan tekad untuk melawan dosa itu. Bilamana orang Kristen memilih bergaul dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak percaya, mereka membukakan dirinya kepada pencobaan. Setan menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka, dan dengan diam-diam menutupi mata mereka dengan tipuan. Mereka tidak bisa melihat bahwa pergaulan seperti itu bisa mendatangkan bahaya. Dan sementara semua waktu digunakan untuk berbaur dengan dunia ini di dalam tabiat, perkataan dan tindakan atau perbuatan, maka mereka menjadi semakin dibutakan. —-KA 533.1
Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —–KA 533.2
+
Warisan berkat & dosa Turun
+
Pendidikan Rumah Tangga
+
Pergaulan dengan dunia
=
Tabiat terbentuk
OBATNYA
Selain dari nasihat-nasihat untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita, nasihat berikut adalah salah satu obat yang dipandang mengatasi penyebab mengapa kita hanyut atau larut dalam berbagai pelanggaran:
Kebebasan moral memang pada tempatnya bila melawan dunia. Dengan menyesuaikan seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan berada di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat pentingnya ketentuan berpisah dari adat istiadat dan cara-cara dunia. Tidak perlu kita mengangkat standar kita sedikit lebih tinggi di atas standar dunia, tetapi kita harus menunjukkan perbedaan yang mencolok. Bukanlah masalah yang mudah untuk mencapai harta indah hidup kekal. Tidak ada orang yang dapat melakukan hal ini sambil hanyut dengan arus dunia. Ia harus keluar dari dunia dan berpisah serta tidak menyentuh barang yang najis. Tidak ada orang yang berlaku kedunia-duniaan tanpa terbawa oleh arus dunia. Tidak ada orang yang akan mencapai kemajuan tanpa usaha yang tekun….——Maranatha hal 47.
Orang Kristen perlu kuasa berpikir, kemauan yang teguh, dan mengetahui apa yang menjadi hasil mempelajari Firman Allah. Mereka sama sekali tidak boleh mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak penting. Setiap hari mereka harus dibaharui dalam kuasa rohani—- Maranatha hal 120
Bercerailah dan berlaku lainlah dari dunia – di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia, memantulkan sinar terang matahari kebenaran, jadilah suci, kudus dan tak bercacat serta dengan iman membawakan terang ke jalan-jalan dan lorong-lorong di bumi——-Maranatha 111
Para pengikut Kristus harus bercerai dari dunia dalam prinsip-prinsip dan minat, tetapi mereka tidak boleh mengasingkan diri dari dunia. Dengan tetap Juruselamat bergaul dengan manusia,bukan untuk mendorong mereka dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan mengagungkan mereka. “Aku menguduskan diriKu”. Yohanes 17:19. Begitulah orang Kristen harus tinggal di antara manusia, supaya nikmatnya kasih Ilahi menjadi seperti garam yang memelihara dunia dari kejahatan.—– Maranatha 112 (alasan kita dinasihati untuk bercerai dengan dunia dalam prinsip dan minat, namun tetap tidak mengasingkan diri adalah karena pemahaman EGW kita wajib menobatkan dunia, ia tidak memahami pekerjaan sekarang kepada sidang, sehingga pengertiannya sesuai kebenaran kita makanan pada waktunya – kita harus berpisah dengan dunia termasuk mengasingkan diri dari orang dunia, namun tetap dekat dengan gereja sebagai sasaran pekerjaan)
Tuntutan Ilahi telah membawa umat Allah keluar dari kebiasaan kemewahan dunia, menjauhkan diri dari pemanjaan selera dan hawa nafsu, berdiri di atas ketinggian penyangkalan diri dan pertarakan dalam segala perkara. Umat yang dipimpin Allah haruslah istimewa. Mereka tidak boleh sama dengan dunia. Tetapi kalau mereka mengikuti tuntunan Allah maka mereka akan menggenapi tujuanNya, dan akan menyerahkan kehendak mereka kepada kehendakNya. Kristus akan tinggal dalam hati…..Rasul itu berkata,”Tubuhmu itu adalah kaabah Roh Kudus.————Maranatha 118
Setiap pergaulan yang kita bentuk, betapapun terbatas membawa pengaruh terhadap kita. Meluasnya pengaruh yang menguasai kita itu akan ditentukan oleh derajat keakraban, pergaulan yang secara tetap, dan kasih serta pemujaan kita kepada orang yang menjadi teman kita bergaul. Maka dengan demikian oleh pengenalan dan pergaulan kita dengan Kristus kita boleh menjadi serupa dengan Dia, sebagai satu-satunya teladan yang tidak mempunyai kesalahan.——- Maranatha hal 74
Dalam pergaulan kita dalam masyarakat, dalam keluarga, atau dalam hubungan kehidupan apa saja kita ditempatkan, baik yang terbatas maupun yang meluas, ada banyak cara yang dalamnya kita dapat mengakui Tuhan kita dan banyak cara yang dalamnya kita dapat menyangkal Dia. Kita dapat menyangkal Dia dalam perkataan kita, oleh berkata jahat tentang orang lain, oleh percakapan yang bodoh, bersenda-gurau, oleh perkataan yang sia-sia dan tidak ramah, oleh memutar-balikkan perkataan, atau berkata-kata yang bertentangan dengan kebenaran. Dalam perkataan kita dapatlah kita mengakui bahwa Kristus tidak ada di dalam kehidupan kita. Dalam tabiat kita dapatlah kita menyangkal Dia oleh sifat kita yang suka pada enak-enak saja, oleh menghindari kewajiban dan beban kehidupan yang harus ditanggung oleh seseorang kalau kita tidak mau menanggungnya, dan oleh menyukai kesenangan yang berdosa. Kita dapat pula menyangkal Kristus oleh kesombongan dalam berpakaian dan penyesuaian diri kepada dunia, atau oleh kelakuan yang tidak sopan. Kita dapat menyangkal Dia oleh menyukai pendapat kita sendiri saja dan berusaha mempertahankan dan membenarkan diri sendiri. Kita dapat pula menyangkal Dia dalam membiarkan pikiran mengalir dalam saluran perasaan cinta yang meluap- luap dan memikir-mikirkan nasib dan ujian yang kita duga sangat berat. ——–NBS 117.4
Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.
Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1
Kebiasaan memikir-mikirkan keburukan yang dirasakan tidaklah bijaksana dan bukannya sifat kristen. Dalam berbuat demikian kita gagal menikmati berkat-berkat dan mempergunakan kesempatan masa sekarang. Tuhan minta agar kita melaksanakan kewajiban masa sekarang dan menanggung segala ujiannya. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga agar jangan kita bersalah dalam perkataan atau perbuatan. Sekarang ini kita harus memuji dan menghormati Allah. Dengan menggunakan iman yang hidup sekarang ini kita harus mengalahkan musuh. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga dan bekerja dan berdoa seolah-olah inilah hari terakhir yang dikaruniakan kepada kita. Sebab itu, betapa tekunnya kita harus hidup sekarang ini. Kita harus mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh dalam segala perkataan dan perbuatan kita.——-NBS2 95.
Banyak orang berpakaian seperti dunia supaya dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak beriman, tetapi dalam hal ini mereka mengadakan suatu kekeliruan yang sangat menyedihkan. Kalau mereka mau mempunyai suatu pengaruh yang benar dan menyelamatkan, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka, menunjukkan iman mereka oleh perbuatan mereka yang benar dan mengadakan perbedaan yang jelas sekali antara orang Kristen dan orang duniawi. Perkataan, pakaian, perbuatan, harus memberikan kesaksian untuk Allah. Dengan demikian suatu pengaruh yang suci akan dipancarkan ke atas semua orang di sekeliling mereka, dan orang-orang yang tidak beriman sekalipun akan mengetahui bahwa mereka telah tinggal bersama dengan Yesus. Kalau ada orang ingin bersaksi untuk kebenaran oleh pengaruh mereka, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka dan dengan mereka meniru teladan yang rendah hati itu. ——NBS 3 96.
Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang betul, kita harus bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengaruh akhlak dan kerohanian yang sehat. ——– NBS 189.2
Kalau orang muda dapat diyakinkan untuk bergaul dengan orang-orang yang suci, memikirkan kepentingan orang lain, dan ramah tamah, pengaruhnya akan sangat baik. Kalau mereka memilih sahabat-sahabat yang takut akan Tuhan, pengaruh itu akan menuntun kepada kebenaran, kewajiban, dan kesucian. Suatu kehidupan Kristen yang benar merupakan suatu kuasa bagi kebaikan. Tetapi sebaliknya, mereka yang bergaul dengan pria dan wanita yang mempunyai akhlak yang diragukan, atau prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak lama kemudian mereka akan berjalan pada jalan yang sama. Kecenderungan hati yang biasa ialah ke arah bawah. Ia yang bergaul dengan seorang yang tidak percaya akan Allah tidak lama kemudian akan tidak percaya akan Allah lagi; ia yang memilih persahabatan dengan orang jahat hampir dapat dipastikan menjadi jahat. Berjalan dalam bicara orang fasik merupakan langkah pertama untuk berdiri pada jalan orang berdosa dan duduk dalam perhimpunan orang pengolok. —-NBS 189.3
Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Allah itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan dikau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi. ——NBS 193.7
Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran. Bacaan Yang Merusak Jiwa —–NBS 194.1
Percakapan itu seharusnya tentang perkara-perkara rohani dan Ilahi; tetapi hal yang sebaliknya telah terjadi. Kalau pergaulan dengan sahabat-sahabat Kristen digunakan terutama untuk perbaikan pikiran dan hati, tidak akan ada penyesalan kemudian, dan mereka dapat menoleh ke belakang pada wawancara itu dengan suatu kepuasan yang menyenangkan. Tetapi jika jam-jam itu digunakan dalam perbuatan yang sembrono dan percakapan yang sia-sia, dan waktu yang berharga itu digunakan dalam merusakkan kehidupan dan tabiat orang lain, maka hubungan persaudaraan itu akan terbukti menjadi sumber kejahatan, dan pengaruhmu akan menjadi suatu bau maut menuju mati.——NBS 197.2
Mungkin saja engkau menjadi seorang percaya yang setengah-setengah dan yang biasa, dan engkau akan didapati ringan serta akan kehilangan hidup yang abadi. Mungkin saja, dan menghidupkan sebagian anjuran Alkitab serta dianggap sebagai orang Kristen, tetapi akan binasa karena engkau kekurangan sifat-sifat yang sangat perlu bagi tabiat Kristen. Jika engkau menyia- nyiakan atau bersikap acuh tak acuh terhadap amaran yang sudah diberikan Allah, jika engkau menyimpan atau memberi maaf kepada dosa, berarti engkau sedang memeteraikan nasib jiwamu. Engkau akan ditimbang pada neraca dan akan didapati dalam keadaan ringan. Anugerah sejahtera dan ampunan akan ditarik untuk selama-lamanya. Yesus akan melewati engkau, tiada akan pernah datang lagi begitu dekat sehingga dapat dijangkau oleh doa dan permohonanmu. Selagi rahmat menunggu, selagi Juruselamat melakukan pekerjaan seorang pengantara, hendaklah kita melakukan pekerjaan yang saksama guna keselamatan kita.———-NBS 289.4
“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1
Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1
NASIHAT DALAM BERGAUL
Teladan yang diberikan Kristus dalam menghubungkan diri-Nya dengan kepentingan manusia haruslah diikuti oleh semua orang yang memasyhurkan sabda-Nya, dan oleh semua orang yang telah mendapat Injil rahmat-Nya. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan sosial. Kita tidak boleh mengasingkan diri dari orang lain. Untuk dapat mencapai segenap golongah, kita mesti menjumpai mereka di mana mereka itu berada. Mereka jarang datang sendiri hendak mencari kita. Bukan dari mimbar saja hati manusia dapat dijamah oleh kebenaran Ilahi. Masih ada lagi lapangan pekerjaan lain, mungkin lebih hina, tetapi sama mengandung harapan penuh. Lapangan pekerjaan itu terdapat di rumah orang-orang yang hina-dina dan di rumah orang-orang besar, pada jamuan yang disediakan oleh orang yang suka menerima tamu dan pada kumpulan sosial yang polos. ———-KSZ1 152.1
Sebagai murid-murid Kristus tidak boleh kita bergaul dengan dunia ini hanya karena kita gemar akan kepelesiran belaka, untuk bersatu dengan mereka dalam kebodohan. Pergaulan serupa itu dapat mendatangkan bencana belaka. Kita sekali-kali tidak boleh membenarkan dosa perkataan atau perbuatan kita, oleh berdiam diri atau oleh kehadiran kita. Ke mana saja kita pergi, kita harus membawa Yesus beserta kita, dan harus menyatakan kepada orang-orang lain indahnya Juruselamat kita itu. Tetapi orang-orang yang berusaha hendak memelihara agamanya oleh menyembunyikannya di dalam tembok batu, kehilangan kesempatan yang indah untuk melakukan kebajikan. Oleh hubungan sosial, Kekristenan berhubungan dengan dunia ini. Setiap orang yang telah mendapat penerangan Ilahi, haruslah menerangi jalan orang-orang yang belum mengenal Terang kehidupan. ——–KSZ1 152.2
Kita semua harus menjadi saksi bagi Yesus. Kuasa sosial yang disucikan oleh rahmat Kristus, wajib dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam menarik jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Biarlah dunia ini melihat bahwa kita tidak mencurahkan segenap perhatian dengan kikir atas kepentingan kita belaka, melainkan bahwa kita ingin supaya orang-orang lain juga turut beroleh berkat dan karunia yang kita peroleh. Biarlah mereka melihat bahwa agama kita tidak membuat kita tidak menaruh simpati dan bersifat keras. Biarlah semua orang yang mengaku telah menemukan Kristus, melayani sebagaimana Ia melayani dahulu untuk kebahagiaan manusia. ——-KSZ1 152.3
WASPADA KEPADA:
Dan janganlah seorangpun berkata kepada dirinya sendiri bahwa dosa yang disayangi pada suatu waktu nanti akan dengan mudah dihilangkan. Tidak demikian halnya. Setiap dosa yang disayangi melemahkan tabiat dan menguatkan kebiasaan; dan akibatnya adalah kerugian jasmani, mental dan moral. Engkau bisa menyesali kesalahan yang telah engkau perbuat, dan menjejakkan kakimu pada jalan yang benar; tetapi bentuk pikiranmu dan kebiasaanmu dengan yang jahat akan membuatmu sukar membedakan antara yang benar dan yang salah. Melalui kebiasaan salah yang terbentuk, Setan akan menyerangmu berulang-ulang.—COL 281 (1900)
Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—-NBS3 102
Setan mengendalikan setiap pikiran yang tidak tegas dibawah pengendalian Roh Allah—-Lt 57, 1895 (TM 79 )
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.——KA 653.3
Lanjut ke pelajaran…… “TABIAT DAN PENGARUH PERGAULAN DALAM CONTOH”
TABIAT DAN PENGARUH PERGAULAN DALAM CONTOH
Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1
(catatan: dari bacaan ini terlihat bahwa hakekatnya kita manusia ini setelah kejatuhan Adam dan Hawa di taman Eden yang lalu telah memiliki kelemahan dalam mematuhi tuntutan kebenaran, untuk berbuat yang benar kita harus melawan diri sendiri, artinya sebelum kita manusia ini membangun hubungan dengan dunia sekitar saja manusia untuk menurut perlu perjuangan, terlebih-lebih lagi kita sekarang adalah kelanjutan dari berbagai warisan-warisan tumpukan kejatuhan-kejatuhan manusia yang telah berkembang beribu-ribu tahun)
Pikiran seorang pria atau seorang wanita tidak turun sekejap mata dari kesucian dan kejernihan kepada yang rusak, jahat dan bobrok, diperlukan cukup waktu.
Tabiat tidak dibentuk oleh kesempatan. Tidak pula ditentukan oleh satu ledakan amarah yang tiba-tiba, selangkah yang mengarah pada tujuan yang salah. Hal itu merupakan tindakan yang diulang-ulangi sehingga menjadi kebiasaan lalu membentuk tabiat untuk kebaikan atau kejahatan.—–Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Pengaruh Kasih Karunia 4 Agustus hal 238.
|
|
Contoh-contoh dampak pergaulan
- Perbedaan Ibrahim dan keturunannya bangsa Israel:
- Ibrahim
Pekabaran dari Allah datang kepada Ibrahim, “Keluarlah engkau dari negerimu dan daripada kaum keluargamu dan dari dalam rumah bapamu, pergilah ke negeri yang akan kutunjukkan kepadamu kelak.” Agar supaya Allah dapat melayakkan dia bagi tugasnya yang besar sebagai pemelihara hukum-hukum yang suci itu, Ibrahim harus dipisahkan dari pergaulan masa kanak-kanaknya. Pengaruh kaum kerabat dan sahabat-sahabatnya akan menghalangi latihan-latihan yang akan Tuhan berikan kepada hambaNya. Karena Ibrahim sekarang, dengan satu cara yang istimewa mempunyai hubungan dengan sorga, ia harus hidup di antara orang-orang asing. Tabiatnya harus berbeda daripada orang-orang di dalam dunia ini. Ia sendiri tidak dapat menjelaskan segala tindakan yang telah diambilnya agar dapat dimengerti oleh sahabat-sahabatnya. Perkara-perkara rohani harus dipahami secara rohani, motif yang menggerakkan tindakannya tidak dapat dipahami oleh kaum keluarganya yang menyembah berhala-berhala itu. —-PB1 123.1
Ibrahim dihormati oleh bangsa-bangsa di sekelilingnya sebagai seorang penghulu yang gagah perkasa dan seorang pemimpin yang sanggup dan arif bijaksana. Ia tidak menutup pengaruh hidupnya dari tetangga-tetangganya. Kehidupan dan tabiatnya, yang amat berbeda dengan penyembah-penyembah berhala itu, telah memberikan satu pengaruh yang memberikan kesaksian akan imannya yang benar. Kesetiaannya kepada Allah tidak dapat digoyahkan, sementara keramah-tamahan dan kedermawanannya membangkitkan kepercayaan serta persahabatan, dan keagungannya itu membuat dia disegani dan dihormati. —–PB1 132.2
Pada zaman itu bapa adalah pemimpin dan imam daripada keluarganya, dan ia menjalankan kekuasaannya terhadap anak-anaknya sekalipun setelah mereka sudah mempunyai keluarga sendiri. Keturunannya diajar untuk memandang kepadanya sebagai pemimpin mereka baik dalam hal keagamaan dan juga hal-hal yang sekuler. Ibrahim berusaha untuk mengabadikan sistem pemerintahan bapa seperti itu, karena itu cenderung untuk memelihara pengetahuan akan Allah. Hal itu perlu untuk mengikat anggota-anggota rumah tangga bersama-sama, agar supaya dapat membangun satu pelindung terhadap penyembahan berhala yang telah begitu mendalam dan merajalela. Ibrahim berusaha segala cara menurut kemampuannya untuk menjaga orang-orang yang ada di dalam tenda-tendanya agar jangan bercampur baur dengan orang-orang kapir dan menyaksikan penyembahan berhala yang mereka lakukan, oleh karena ia mengetahui bahwa menjadi biasa dengan hal-hal yang jahat akan dapat merusak prinsip-prinsip. Usaha yang sungguh-sungguh dilaksanakan untuk menutup segala bentuk agama palsu dan memberikan kesan kepada pikiran mereka akan keagungan serta kemuliaan Allah yang hidup sebagai satu Oknum yang harus disembah. —-PB1 140.4
- Keturunan Ibrahim (Israel)
Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2
Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah. —–PB1 432.1
Setan terus-menerus berusaha mengalahkan umat Allah dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah yang memisahkan mereka dari dunia ini. Israel kuno terbujuk melakukan dosa pada waktu mereka memberanikan diri mengadakan hubungan yang terlarang dengan bangsa-bangsa kafir. Dengan cara yang sama juga orang-orang Israel modern disesatkan. ” … orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat adanya cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.” (2 Korintus 4:4). Semua yang bukan pengikut-pengikut Kristus yang sejati adalah hamba-hamba Setan. Dalam hati yang tidak diperbaharui terdapat kasih terhadap dosa, dan kecenderungan untuk membela dosa itu dan memaafkannya. Dalam hati yang sudah diperbaharui ada kebencian terhadap dosa dan tekad untuk melawan dosa itu. Bilamana orang Kristen memilih bergaul dengan orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak percaya, mereka membukakan dirinya kepada pencobaan. Setan menyembunyikan dirinya dari pandangan mereka, dan dengan diam-diam menutupi mata mereka dengan tipuan. Mereka tidak bisa melihat bahwa pergaulan seperti itu bisa mendatangkan bahaya. Dan sementara semua waktu digunakan untuk berbaur dengan dunia ini di dalam tabiat, perkataan dan tindakan atau perbuatan, maka mereka menjadi semakin dibutakan. —-KA 533.1
Persesuaian kepada kebiasaan-kebiasaan dunia membuat gereja bertobat kepada dunia, dan tidak akan pernah mempertobatkan dunia kepada Kristus. Keakraban dengan dosa pasti menyebabkan dosa itu tampak kurang menjijikkan. Ia yang memilih bergaul dengan hamba-hamba Setan, akan segera kehilangan rasa takut kepada tuannya. Bilamana dalam tugas kita menghadapi pencobaan, sebagaimana Daniel di istana raja, kita boleh merasa pasti bahwa Allah melindungi kita. Tetapi jikalau kita menempatkan diri di bawah penggodaan, lambat atau cepat kita akan jatuh. —–KA 533.2
Pelajaran dari pengalaman usaha Bileam membantu raja Balak raja Moab
Bileam mengaku bahwa ia telah datang dengan maksud untuk mengutuki Israel, tetapi kata-kata yang diucapkannya sama sekali bertolak belakang dengan keinginan hatinya. Ia dipaksa untuk mengucapkan berkat-berkat, sementara jiwanya dipenuhi oleh kutuk. ——PB2 38.5
Apabila Bileam memandang kepada perkemahan Israel ia melihat dengan rasa heran akan bukti kemakmuran mereka. Mereka telah digambarkannya kepada dia sebagai satu bangsa yang kejam dan tidak teratur, merusak negeri itu oleh perampokan-perampokan sehingga menjadi satu kegentaran kepada bangsa-bangsa di sekelilingnya; tetapi penampilan mereka berbeda sama sekali dengan keterangan itu. Ia melihat bagaimana besarnya dan teraturnya perkemahan mereka itu, segala sesuatu ditandai oleh disiplin dan peraturan. Kepadanya dinyatakan bagaimana Allah mengasihi mereka dan tabiat mereka yang berbeda sebagai umat pilihanNya. Mereka tidak akan berdiri setaraf dengan bangsa-bangsa lain, tetapi akan ditinggikan melebihi mereka semua. “Ia itulah satu bangsa yang duduk berasing dan yang tiada mau dibilangkan dengan segala bangsa kapir.” Pada waktu kata-kata ini diucapkan bangsa Israel belum mempunyai tempat tinggal yang menetap, dan tabiat mereka yang berbeda, pembawaan dan kebiasaan mereka, merupakan sesuatu yang asing kepada Bileam. Tetapi betapa tepatnya nubuatan ini telah digenapkan oleh Israel di dalam sejarah kehidupan mereka selanjutnya! Melalui masa tawanan mereka, sepanjang zaman semenjak mereka tercerai berai di antara bangsa-bangsa lain, mereka tetap berdiri sebagai satu bangsa yang berbeda. Demikian pula umat Allah—Israel yang benar—sekalipun tersebar luas di antara bangsa-bangsa, di dunia ini sebagai pengembara, yang kewarganegaraannya ada di sorga. ——PB2 38.6
Atas usul Bileam, satu pesta meriah untuk menghormati ilah-ilah mereka telah ditetapkan oleh raja Moab, dan dengan sembunyi-sembunyi telah diatur agar Bileam mengajak orang Israel menghadirinya. Ia dianggap oleh mereka sebagai nabi Allah, dan oleh sebab itu sedikit saja kesulitan yang akan dihadapinya sehubungan dengan rencana itu. Banyak sekali dari orang Israel ikut bersama dengan dia menyaksikan upacara perbaktian itu. Mereka telah memberanikan diri melangkah ke daerah yang terlarang dan telah terjerat dalam perangkap setan. Digelapkan oleh musik dan tarian-tarian, terpesona oleh kecantikan perempuan-perempuan kapir itu, mereka telah meninggalkan kesetiaan mereka terhadap Tuhan. Apabila mereka ikut serta dalam pesta-pesta kekapiran itu, minuman anggur telah merusakkan indera mereka, dan menghancurkan pagar pengendalian diri. Nafsu menguasai diri mereka sepenuhnya, dan setelah menodai hati nurani mereka oleh perbuatan mesum, merekapun terbujuk menyembah berhalaberhala. Mereka mempersembahkan korban di atas mezbah kapir dan turut ambil bagian dalam upacara-upacara yang paling keji. —–PB2 47.4
Orang-orang Israel, yang tidak dapat dikalahkan oleh senjata ataupun tenungan orang Midian, telah menjadi mangsa perempuan-perempuan sundal. Demikianlah kuasa kaum wanita, yang menggabungkan diri dalam pelayanan kepada setan, telah diadakan untuk menjerat dan membinasakan jiwa. “Banyaklah orang yang mati dibinasakan olehnya, dan amat banyak bilangan orang yang telah dibunuhnya.” Amsal Solaiman 7:26. Dengan cara yang sama anak-anak Set telah ditipu sehingga menyimpang dari kesetiaan mereka, dan benih yang suci itupun telah dinodai. Dengan cara seperti itu pula Yusuf digoda. Dengan cara ini juga Simson telah menyerahkan kekuatannya, pembela Israel, ke dalam tangan orang Filistin. Di dalam hal ini Daud telah jatuh. Dan Solaiman, yang paling bijaksana dari antara raja-raja, yang untuk tiga kali telah disebut sebagai orang yang dikasihi Allah, telah menjadi hamba nafsu, dan mengorbankan kesetiaannya kepada kuasa yang menyesatkan itu. —–PB2 50.3
Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya. —-PB2 52.1
- Pengalaman beratnya usaha Lot untuk dapat selamat:
Lot tinggal sebentar di Zoar. Kejahatan merajalela disana sama seperti di Sodom, dan ia takut tinggal, kalau-kalau kota itu harus dibinasakan. Tidak lama sesudah itu, Zoar dimusnahkan, sebagaimana direncanakan Allah. Lot melarikan diri ke gunung dan tinggal di sebuah gua, dilucuti dari semua untuk mana berani menghadapkan keluarganya kepada pengaruh kota yang jahat itu. Tetapi kutuk Sodom mengikutnya sampai ke sini. Perilaku berdosa anak-anak gadisnya adalah akibat dari pergaulan dengan kejahatan di tempat yang menjijikan itu. Kejahatan moral tempat itu menjadi dianyam dengan tabiat mereka sehingga mereka tidak bisa membedakan antara yang baik dan jahat. Keturunan Lot satu-satunya orang-orang Moab dan Amon, adalah jahat menjijikan, suku-suku penyembah berhala, yang memberontak melawan Allah dan menjadi musuh paling kejam umatNya — PP 167, 168 (1890)
Betapa besar perbedaan hidup Ibrahim dan Lut! Dulu mereka bersahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lut telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Ibrahim dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anak-anaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “satu puntung yang sudah direbut dari dalam api.” Zakharia 3:2, tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas isteri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah goa, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala, yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umatNya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan merekapun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat daripada satu langkah yang tidak bijaksana! —-PB1 167.1
Pada waktu Lut memasuki Sodom ia bermaksud dengan sepenuhnya akan menjaga dirinya dari kejahatan, dan memerintahkan rumah tangganya untuk menuruti akan dia. Tetapi ia telah gagal. Pengaruh-pengaruh jahat di sekelilingnya telah memberikan satu akibat buruk terhadap imannya dan hubungan anak-anaknya dengan penduduk Sodom sedikit banyak telah mengikat perhatiannya menjadi satu dengan perhatian mereka. Dan akibatnya ada di hadapan kita. —– PB1 167.3
(Catatan: dalam pengalaman umat Allah dahulu, kita bukan saja mendapat pelajaran dari peristiwa contoh Ibrahim dan Lot, tetapi ternyata anak-anak lot juga sebagai contoh berharga bagi kita untuk direnungkan dengan baik, Lot awalnya mendapat didikan moral dan tabiat akibat bergaul dengan pamannya Ibrahim baru kemudian ia membuka diri bergaul dengan orang-orang kota sodom dan Gomora, sementara anak-anak Lot yang lahir dan dibesarkan di dalam kota Sodom dan Gomora tidak pernah mendapatkan didikan moral dan tabiat dari Ibrahim sebagaimana Lot, mereka bisa dikatakan hasil produk pengaruh kota Sodom dan Gomora, disini kita saksikan mereka semua mengalami pengalaman, dan saksi hidup secara langsung terhadap murka Tuhan atas dosa-dosa Sodom dan Gomora dan seharusnya menjadi pelajaran berharga dan trauma bagi anak-anak Lot, namun ternyata sebagaimana Tuhan berhasil mengeluarkan Israel dari Mesir, namun Tuhan tidaklah berhasil mengeluarkan Mesir dari pribadi-pribadi orang-orang Israel. Anak-anak Lot benar-benar tidak belajar dari peristiwa yang ia alami sendiri, mereka tidak bersatu dengan ayahnya yang memilih tinggal di goa, mereka membiarkan dirinya binasa di kota Zoar, akibat TABIAT SODOM DAN GOMORA TELAH MENYATU DENGAN DIRI MEREKA. Hal demikian terjadi pula dalam diri anak-anak Lot, DENGAN DEMIKIAN SEKARANG KITA HARUS BERHATI-HATI DAMPAK DARI PERGAULAN, SEMOGA KITA ADALAH CONTOH SAINGAN DARI LOT BUKAN DARI ANAK-ANAK LOT).
- Pengalaman Esau dan Yakub (gambaran tentang yang bergaul dan yang tidak bergaul):
Esau bertumbuh dalam sifat pemanjaan diri, dan memusatkan segenap perhatiannya di dalam perkara-perkara masa kini. Tidak tahan dengan hal-hal yang mengekang hidupnya, ia menyukai satu kebebasan yang buas, dan sejak kecilnya ia telah memilih satu kehidupan sebagai seorang pemburu. Namun demikian ia adalah anak mas bapanya. Gembala yang hidupnya tenang dan cinta damai itu, tertarik oleh keberanian dan semangat anak sulungnya itu, yang tanpa rasa takut telah menjelajahi gunung serta padang pasir, kembali ke rumah dengan hasil buruannya bagi bapanya, dan dengan cerita-cerita yang menarik tentang hidup petualangannya. Yakub, seorang yang penuh dengan pemikiran, rajin dan bertanggung jawab, senantiasa memikirkan lebih banyak tentang masa depan lebih daripada yang sekarang ini, merasa puas untuk tinggal di rumah, sibuk memelihara kawanan domba serta bercocok tanam. Sifatnya yang tabah, hemat serta pandangan yang jauh ke depan sangat dihargakan oleh ibunya. Kasihnya dalam serta teguh, dan perhatiannya yang terus-menerus serta lemah lembut, menambah lebih banyak kebahagiaan kepada ibunya daripada kebaikan Esau yang tidak menentu, dan hanya sekali-sekali saja. Bagi Ribkah, Yakub adalah anak yang lebih dekat ke hatinya. —–PB1 179.2
Ishak telah memberitahukan kepada anak-anaknya tentang kesempatan-kesempatan dan syarat-syarat tersebut (janji Tuhan kepada Ibrahim), dan dengan jelas menyatakan bahwa Esau, sebagai anak sulung, adalah seorang yang berhak kepada hak kesulungan itu. Tetapi Esau tidak suka kepada hidup pengabdian, tidak mempunyai kecenderungan kepada hidup keagamaan. Tuntutan-tuntutan yang menyertai hak kesulungan dalam perkara rohani baginya merupakan satu kekangan yang tidak diingini bahkan dibencinya. Hukum Allah, yang merupakan syarat daripada perjanjian ilahi dengan Ibrahim, dianggap oleh Esau sebagai satu kuk perhambaan. Dengan kecenderungan akan sifat-sifat pemanjaan diri, ia tidak menghendaki sesuatu selain daripada kebebasan untuk menurut kemauan hatinya. Baginya kekuasaan dan kepelesiran, dan pesta pora, adalah kebahagiaan. Ia bermegah-megah dalam kebebasan yang tidak ada batasnya, dalam kehidupannya yang buas itu. Ribkah mengingat akan kata-kata malaikat, dan ia dapat membaca dengan pandangan yang lebih jelas daripada suaminya akan tabiat anak-anak mereka. Ia merasa yakin bahwa pusaka perjanjian ilahi itu dimaksudkan bagi Yakub. Ia mengulangi kepada Ishak kata-kata malaikat itu; tetapi kasih bapa itu terpusat kepada diri anak sulung, dan ia tidak tergoyahkan dalam maksudnya itu. —- PB1 180.2
- Pengalaman Yohanes Pembabtis:
“Adalah suatu daerah yang sunyi sepi dimana ia telah menemukan tempat tinggalnya, yaitu di tengah-tengah bukit yang tandus, jurang-jurang yang menakutkan, dan gua-gua batu karang. Tetapi itulah pilihannya untuk menghindari kesenangan-kesenangan dan kemewahan-kemewahan hidup bagi disiplin yang ketat dari padang belantara.” – The Desire of Ages, halaman 101.
Di suatu daerah yang sunyi ia tinggal, di antara bukit-bukit yang tandus, jurang-jurang yang dalam, dan gua-gua batu. Tetapi adalah kemauannya sendiri untuk meninggalkan segala kesenangan dan kemewahan hidup demi disiplin yang keras di padang belantara. Di sana keadaan di sekelilingnya cocok bagi kebiasaan-kebiasaan kesederhanaan dan penyangkalan diri. Dalam keadaan tidak terganggu oleh keramaian dunia, ia dapat mempelajari pelajaran-pelajaran dari alam kejadian, dari wahyu dan dari Allah. Perkataan malaikat kepada Zakharia itu telah sering diulangi kepada Yohanes oleh ayah bundanya yang beribadah itu. Sejak kecil tugasnya itu telah dinyatakan kepadanya, dan ia telah menerima kewajiban yang kudus itu. Baginya kesunyian padang belantara itu merupakan suatu tempat menjauhkan diri dari masyarakat di mana kecurigaan, sikap kurang percaya, dan percabulan yang sudah hampir merata. Ia tidak percaya pada kuasanya sendiri untuk melawan pencobaan, dan menjauhkan diri dari hubungan yang tetap dengan dosa, agar ia jangan kehilangan rasa akan kedahsyatan dosa itu. ———KSZ1 92.2
- Pengalaman Henoch:
Merasa tertekan oleh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidak percayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henoch menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendakNya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan nafas jiwa; ia hidup dalam suasana sorga — PB 79.1
- Pengalaman Musa:
Allah telah mendengar doa-doa ibu itu; imannya telah mendapat pahala. Adalah dengan rasa syukur yang dalam di mana sekarang ia telah menerima tugas yang aman dan membahagiakan itu. Dengan setia ia gunakan kesempatan untuk mendidik anaknya bagi Allah. Ia merasa yakin bahwa anaknya telah diselamatkan untuk melaksanakan satu tugas yang besar, dan ia tahu bahwa dengan segera anak itu harus diserahkan kembali kepada ibunya yang ada di istana, untuk kemudian dikelilingi oleh pengaruh-pengaruh yang cenderung akan memalingkannya dari Allah. Pemikiran ini telah membuat dia lebih tekun dan lebih rajin dalam memberi petunjuk-petunjuk kepada anak ini dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain. Dia berusaha untuk menanamkan di dalam pikirannya rasa takut akan Allah, dan kasih akan kebenaran serta keadilan, dan dengan sungguh-sungguh berdoa agar ia dipelihara dari segala pengaruh-pengaruh yang jahat. Dia menunjukkan kepadanya kebodohan dan dosa dari penyembahan berhala, dan mengajar dia semasa kecilnya untuk bersujud serta berdoa kepada Allah yang hidup, satu-satunya yang dapat mendengar dia serta menolongnya dalam keadaan darurat. —-SRNJ1 285.3
Ia memelihara anak itu selama yang dapat diusahakannya, tetapi harus melepaskannya pada waktu ia sudah mencapai usia dua belas tahun. Dari rumahnya yang sederhana itu ia dibawa ke dalam istana kerajaan, kepada putri Firaun, “dan menjadi anaknya.” Namun demikian, sekalipun berada di tempat ini ia tidak kehilangan kesan yang diperolehnya pada masa kanak-kanaknya. Pelajaran-pelajaran yang didapat di sisi ibunya tidak dapat dilupakannya. Semuanya itu merupakan satu perisai terhadap kesombongan, kekafiran dan kejahatan yang merajalela di tengah-tengah kemegahan istana itu.— SRNJ1 286.1
Musa telah belajar banyak perkara yang sekarang harus ia lupakan (Sebagai ahli sejarah, ahli sastra. ahli filsafat, panglima tentara dan ahli hukum). Pengaruh-pengaruh yang mengelilinginya di Mesir kasih kepada ibu angkatnya, kedudukannya sendiri yang tinggi sebagai cucu raja, kehidupan yang gelojoh di sekitarnya, penarikan, tipu daya dan sifat mistik agama palsu, kemegahan penyembahan berhala, keagungan bangunan dan patung-patung—semuanya ini telah meninggalkan kesan yang dalam pada pikirannya yang sedang berkembang dan sedikit banyaknya telah membentuk kebiasaan serta tabiatnya. Waktu, perubahan sekelilingnya, dan hubungan dengan Allah dapat menghapuskan kesan-kesan ini. Hal ini menuntut dari pihak Musa sendiri satu pergumulan yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan kesalahan dan menerima kebenaran, tetapi Allah akan menjadi penolongnya bilamana pergumulan tersebut menjadi terlalu berat bagi kekuatan manusia. ——-SRNJ1 291.2
- Pengalaman Salomo:
Dalam usaha untuk mempererat hubungan dengan kerajaan yang kuat di Selatan Israel, Salomo melakukan suatu hal yang berbahaya di atas tanah yang langka. Setan mengetahui hasil-hasil yang menyertai penurutan; dan selama tahun-tahun pertama pemerintahan Salomo–tahun-tahun cemerlang oleh karena hikmat, kebijaksanaan, dan ketulusan sang raja–Setan berusaha memasukkan pengaruh-pengaruh busuk yang dapat merusak kesetiaan Salomo terhadap asas dan menyebabkan ia terpisah dari Allah. Bahwa musuh itu berhasil dalam usahanya, kita ketahui dari catatan: “Salomo menjadi menantu Firaun, raja Mesir, ia mengambil anak Firaun, dan membawanya ke kota Daud.” 1 Raja-raja 3:1. —–PR 30.1
Dari sudut pandangan manusia, perkawinan ini, meskipun bertentangan dengan ajaran-ajaran hukum Allah, nampaknya mendatangkan berkat; oleh karena permaisuri Salomo yang kafir ini bertobat dan bersatu dengan dia dalam berbakti kepada Allah yang benar. Apalagi, Firaun menunjukkan setia kawannya kepada Israel oleh merebut Gezer, membunuh “orang-orang Kanaan yang diam di kota itu,” lalu memberikan kota itu “sebagai hadiah kawin kepada anaknya, istri Salomo.” 1 Raja-raja 9:16. Salomo membangun kembali kota ini dan dengan demikian menambah kebesaran kekuatan kerajaannya sepanjang pantai Laut Tengah. Tetapi dalam menjalin suatu persekutuan dengan suatu bangsa kafir, dan memeteraikan perjanjian itu oleh perkawinan dengan seorang putri penyembah berhala, Salomo dengan gegabah tidak menghargai jaminan kebijaksanaan yang Allah telah buat untuk mencapai kesucian umat-Nya. Harapan bahwa istrinya orang Mesir itu mungkin bisa bertobat hanyalah suatu dalih yang lemah terhadap dosa. Untuk suatu jangka waktu dalam rahmat-Nya yang penuh kasihan menaklukkan kesalahan yang mengerikan ini; dan sang raja, oleh nasihat yang bijaksana, seharusnya dapat memeriksa sekurang-kurangnya luasnya akan kekuatan-kekuatan jahat yang oleh kelalaiannya telah ada dalam pekerjaan. Tetapi Salomo telah mulai kehilangan penglihatan terhadap Sumber kuasa dan kemuliaannya. Ketika kehendak hati mencapai penguasaan terhadap akal budi, maka keyakinan atas diri sendiri bertambah-tambah, dan ia berikhtiar untuk menjalankan maksud Tuhan dengan caranya sendiri. Ia mengira bahwa ikatan-ikatan dagang dan politik dengan bangsa-bangsa luar akan membawa bangsa-bangsa ini untuk mengenal akan Allah yang benar; lalu ia memasuki persekutuan yang kotor dengan bangsa demi bangsa. Banyak kali ikatan-ikatan ini dimeterai dengan perkawinan-perkawinan dengan putri-putri kafir. Perintah-perintah Yehova telah dikesampingkan demi adat istiadat bangsa-bangsa luar. Salomo memuji dirinya sendiri bahwa hikmat dan kuasa teladannya akan memimpin istri-istrinya dari penyembahan berhala ke penyembahan akan Allah yang benar, dan bahwa ikatan-ikatan juga akan menarik bangsa-bangsa luar untuk berhubungan erat dengan Israel. Pengharapan yang sia-sia! Kesalahan Salomo yang fatal ialah menganggap dirinya cukup kuat untuk menolak sendiri pengaruh orang kafir yang menjadi sekutu-sekutunya. Dan lebih fatal lagi, ialah penipuan yang memimpin ia berharap meskipun bagian yang dikerjakannya tidak menghormati Allah, tetapi ada orang lain yang nanti memuja-muja dan menurut perintah-perintah yang kudus itu. ——PR 30.2
- Begitu perlahan kemurtadan Salomo sehingga sebelum ia menyadarinya, ia telah tersesat jauh dari Allah. Hampir tak terasa ia mulai berkurang-kurang dalam bimbingan dan berkat Ilahi, dan menempatkan keyakinan dalam kekuatannya sendiri. Sedikit demi sedikit ia terlepas dari Allah dari penurutan yang tetap yang menjadikan orang Israel suatu umat khusus, dan lama kelamaan ia menyesuaikan diri lebih rapat dengan adat kebiasaan bangsa-bangsa di sekitarnya.—PR 31.2
- Pengalaman Ellen G. White dibabtis usia 13 tahun dan usia 11 tahun telah bertobat:
……
Umur sebelas tahun saya dibabtis serta menjadi anggota gereja Metodis. Umur tiga belas tahun saya mendengar ceramah umum yang diadakan William Miller untuk kedua kalinya di Portland Maine. Ketika itu saya merasa bahwa saya tidak layak, dan tidak siap untuk bertemu dengan Yesus. Jadi, ketika undangan diadakan untuk para anggota gereja dan orang-orang berdosa supaya tampil ke depan untuk didoakan, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan pertama, sebab saya mengetahui bahwa saya harus melakukan kewajiban besar yang dapat melayakkan saya untuk masuk ke sorga. Jiwa saya haus akan keselamatan yang penuh dan diberikan cuma-Cuma, tetapi tidak mengetahui bagaimana untuk mencapainya—— Tulisan-tulisan Permulaan, sub judul “Pengalaman dan Khayal-khayal”.
- Pengalaman Samson:
Janji ilahi kepada Manoakh pada waktunya telah digenapkan dengan lahirnya seorang anak lelaki, yang diberi nama Simson. Apabila anak itu bertumbuh, nyatalah bahwa ia memiliki kekuatan jasmani yang luar biasa. Namun demikian, hal ini bukanlah, sebagaimana diketahui dengan baik oleh Simson dan orang tuanya, bergantung atas otot-ototnya yang terjalin dengan baik itu, melainkan atas syaratnya sebagai seorang nazir, untuk mana rambutnya yang tidak pernah dicukur itu merupakan satu lambang. Kalau saja Simson telah menurut perintah-perintah ilahi sama setianya seperti yang telah dilakukan oleh orang tuanya, maka ia akan mempunyai masa depan yang lebih agung dan lebih berbahagia. Tetapi pergaulan dengan orang-orang yang menyembah berhala telah merusakkan dirinya. Oleh karena kota Zora berada dekat dengan negeri orang Filistin, maka Simson telah bergaul dengan mereka dengan alasan bersahabat. Dengan demikian di dalam masa mudanya, keakrabanpun timbul, yang pengaruhnya telah menggelapkan seluruh kehidupannya. Seorang perempuan muda yang tinggal di kota Timnat di negeri Filistin telah memikat kasih Simson, dan ia bertekad menjadikan dia sebagai isterinya. Kepada orang tuanya yang takut akan Tuhan itu, yang berusaha membatalkan niatnya itu, jawabnya ialah, “Karena sukalah aku akan dia.” Akhirnya orang tua itu menyerah kepada kemauannya, dan perkawinanpun diadakan.—–PB2 163.4
- Pengalaman Samuel dan anak2 Imam Eli, yang sama-sama mendapat pendidikan Rumah Tangga, hanya kemudian anak2nya bergaul, namun Samuel tetap patuh tidak bergaul:
Kesempatan-kesempatan yang tidak ternilai harga-nya, pekerjaan yang amat berharga, telah diserahkan kepada setiap ibu. Selama tiga tahun pertama dari kehidupan nabi Samuel, ibunya dengan saksama mengajar dia untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat. Melalui setiap benda yang dikenal yang ada di sekelilingnya ia berusaha menuntun pikiran anaknya kepada Khalik itu. Dalam menggenapi nazarnya untuk menyerahkan anaknya kepada Allah, dengan penuh penyangkalan diri ia telah menempatkan dia di bawah pengawasan Eli, imam besar itu, untuk dididik bagi pelayanan di dalam rumah Allah…. Pendidikannya pada masa kanak-kanaknya telah menuntun dia untuk memilih mempertahankan kejujuran sebagai umat Tuhan. Sungguh ini adalah suatu upah yang telah diterima oleh Hana! Dan teladannya itu sungguh merupakan satu dorongan supaya menjadi setia! ——- MABJ 207.2
Eli tidak mengatur rumah tangganya sesuai dengan peraturan-peraturan Allah sehubungan dengan pemerintahan keluarga. Ia mengikuti pertimbangannya sendiri. Bapa yang sifatnya memanjakan tidak memperhatikan kesalahan dan dosa-dosa anak-anaknya pada masa kanak-kanak mereka, sambil menghibur dirinya bahwa satu waktu mereka dengan sendirinya akan dapat mengalahkan kecenderungan-kecenderungan mereka yang jahat itu. Banyak orang sekarang ini sedang melakukan kesalahan yang serupa ini. Mereka beranggapan bahwa mereka mengetahui cara yang lebih baik untuk mendidik anak-anak mereka daripada apa yang telah diberikan Allah di dalam firmanNya. Mereka menguatkan kecenderungan-kecenderungan yang salah di dalam diri mereka, sambil berdalih, “Mereka masih terlalu kecil menerima hukuman. Tunggu sampai mereka telah menjadi lebih besar, dan bisa diajak berembuk.” Dengan demikian kebiasaan-kebiasaan yang salah dibiarkan menjadi lebih kuat sampai menjadi sifat alamiah mereka yang kedua. Anak-anak menjadi besar tanpa pengendalian, dengan tabiat-tabiat mereka yang akan menjadi bahagian mereka untuk seumur hidup, dan bisa dihasilkan kembali di dalam diri orang lain. —–PB2 182.1
Tidak ada kutuk yang lebih besar terhadap rumah tangga selain daripada membiarkan anak-anak muda mengikuti jalan mereka sendiri. Apabila orang tua mengikuti segala kemauan anak-anak mereka, dan memanjakan mereka di dalam perkara-perkara yang mereka tahu bukan untuk kebaikan mereka, dengan segera anak-anak mereka akan kehilangan segala perasaan hormat bagi orang tua, hormat kepada Allah atau manusia, dan akan ditawan oleh kemauan setan. Pengaruh rumah tangga yang tidak teratur dengan baik merajalela, dan membahayakan masyarakat. Itu bertimbun-timbun menjadi arus kejahatan yang mempengaruhi keluarga-keluarga, masyarakat dan pemerintah. —–PB2 182.2
Akibat manusia membangun hubungan dengan bangsa/orang-orang dunia
Banyak orang yang menyebutkan dirinya umat Allah tidak lebih dari-pada hanya manusia moralis. Mereka telah menolak pemberian satu-satunya yang menyanggupkan mereka untuk menghormati Kristus dengan mewakili Dia ke dunia ini. Pekerjaan Roh Kudus bagi mereka merupakan suatu pekerjaan yang aneh. Mereka bukanlah pelaku sabda itu. Prinsip-prinsip surga yang membedakan orang yang bersatu dengan Kristus dengan orang yang bersatu dengan dunia hampir-hampir tidak dapat dibedakan. Orang-orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus bukan lagi umat yang terpisah dan asing. Garis pembatasan tidak jelas. Orang-orang menaklukkan dirinya kepada dunia, perbuatannya, kebiasaannya, dan sifat mementingkan diri. Jemaat telah menjadi duniawi dalam melanggar hukum, di mana seharusnya dunia datang kepada jemaat dalam penurutan pada hukum. Jemaat kian hari kian berubah menjadi duniawi. —-MKA 244.1
Nasihat Ellen G. White untuk orang-orang di sisa waktu penyelesaian pekerjaan bagi sidang.
“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1
Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1
Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35
Meninggalkan kota dan pindah ke desa
Hanya sedikit orang yang menyadari pentingnya menghindari, sejauh mungkin, semua pergaulan yang tidak bersahabat dengan kehidupan beragama. Dalam memilih lingkungan hanya sedikit orang yang membuat kesejahteraan kerohanian menjadi pertimbangan pertama.
Para orangtua berduyun-duyun dengan keluarga mereka memasuki kota oleh karena mereka beranggapan adalah lebih mudah memperoleh penghidupan di kota daripada di kampung. Anak-anak, yang tidak mempunyai apa-apa untuk dilakukan pada waktu mereka tidak disekolah memperoleh pendidikan jalanan. Dari pergaulan jahat mereka memperoleh kebiasaan buruk dan foya-foya. Orang tua melihat semua ini, tetapi membutuhkan pengorbanan untuk memperbaiki kebiasaan salah ini, dan mereka tetap tinggal pada tempat mereka berada sampai setan dapat mengendalikan seluruhnya anak-anak mereka. Adalah lebih baik mengorbankan sesuatu dan semua pertimbangan duniawi daripada membahayakan jiwa-jiwa berharga yang dipercayakan kepada pemeliharaanmu—–5T 232 (1882)
Kota-kota pada zaman ini dengan cepat menjadi seperti kota Sodom dan Gomora. Banyak sekali hari-hari libur; ramainya putaran kegembiraan dan kepelesiran menarik ribuan orang dari tugas-tugas kehidupan yang sungguh-sungguh. Olah raga yang menggembirakan – pergi ke pertunjukan, pacuan kuda, berjudi, meminum minuman keras dan berpesta pora – merangsang semua nafsu keinginan untuk aktif.
Orang-orang muda disapu oleh arus mutahir yang populer. Mereka yang belajar menyukai hiburan membuka pintu kepada banjirnya pencobaan. Mereka menyerahkan diri mereka kepada kegembiraan sosial dan keriangan yang tidak bijaksana. Mereka dituntun dari satu bentuk pemborosan tenaga kepada pemborosan tenaga yang lain, sampai akhirnya kehilangan baik keinginan maupun kemampuan untuk suatu hidup yang berguna. Aspirasi keagamaan mereka menjadi dingin; kemuliaan jiwa, semua yang menghubungkan manusia dengan dunia kerohanian, direndahkan derajatnya. —-9T 89, 90 (1909)
Keluarlah dari kota-kota sesegera mungkin dan belilah sebidang tanah di mana engkau dapat berkebun, di mana anakanakmu dapat memperhatikan bunga-bunga yang sedang tumbuh dan belajarlah dari padanya pelajaran kesederhanaan dan kemurnian.— 2SM 356 (1903). —-PAZ 71.1
Keluarlah dari kota, adalah pekabaran saya sekarang ini. Pastikanlah bahwa seruan ini adalah bagi anggota-anggota kita agar bermukim berkilo-kilo meter dari kota-kota besar. Sekilas memandang San Francisco dengan keadaannya sekarang ini akan berbicara kepada akalmu yang cerdas itu, menunjukkan kepadamu perlunya untuk keluar dari kota-kota besar. . . . —-PAZ 71.2
Tuhan menyerukan kepada anggota-anggota kita untuk bermukim jauh dari kota-kota, sebab pada saat yang tidak disangka-sangka, api dan belerang akan dicurahkan dari langit ke atas kota-kota ini. Hukuman itu setimpal dengan dosa-dosa mereka. Bilamana sebuah kota dibinasakan, janganlah anggota-anggota kita menganggap hal itu suatu kejadian yang enteng, lalu berpikir bahwa jika peluang memungkinkan maka mereka bisa membangun sendiri rumah-rumah di kota yang sama yang telah hancur itu…. —PAZ 71.3
Sebagai umat Allah yang memelihara hukum kita harus meninggalkan kota-kota. Seperti Henokh, kita harus bekerja di kota- kota tetapi tidak bermukim di dalamnya.— Ev 77, 78 (1899). —-PAZ 71.6
Bilamana kejahatan merajalela di tengah suatu bangsa selalu ada suara terdengar yang memberikan amaran dan petunjuk, sebagaimana suara Lot terdengar di Sodom. Sebenarnya Lot dapat menyelamatkan keluarganya dari banyak kejahatan seandainya dia tidak bermukim di kota yang jahat dan tercemar ini. Apa yang dilakukan Lot bersama keluarganya di Sodom dapat dilakukan oleh mereka sekalipun mereka tinggal jauh dari kota.— Ev 78 (1903). PAZ 72.3
Kami katakan lagi, “Keluarlah dari kota-kota.” Janganlah menganggapnya sebagai suatu kemerosotan besar kalau kamu harus pergi ke perbukitan dan gunung-gunung, tetapi carilah tempat terpencil di mana kamu bisa berada sendirian dengan Allah, untuk mempelajari kehendak dan jalan-Nya. . . . —-PAZ 72.5
Saya mendesak anggota-anggota kita agar menjadikan usaha mengejar kerohanian sebagai pekerjaan seumur hidup. Kristus ada di depan pintu. Inilah sebabnya mengapa saya berkata kepada anggota-anggota kita, “Janganlah menganggapnya suatu kemunduran apabila kamu dipanggil untuk meninggalkan kota-kota dan pindah ke pedesaan. Di sana menunggu berkat-berkat yang limpah bagi mereka yang mau menerimanya. Dengan menyaksikan pemandangan alam, karya-karya Sang Pencipta, dengan mempelajari pekerjaan tangan Allah, secara tak terasa kamu akan berubah kepada citra yang sama.— 2SM 355, 356 (1908). —PAZ 72.6
Sudah tiba waktunya bagi anggota-anggota kita untuk membawa keluarganya keluar dari kota ke tempat-tempat yang lebih tenang, kalau tidak banyak dari antara orang-orang muda bahkan juga banyak dari orang-orang yang lebih tua akan terjerat dan ditawan oleh musuh itu.— 8T 101 (1904). PAZ 73.4
Tidak ada satu di antara seratus keluarga yang akan bertambah secara jasmani, pikirani ataupun rohaninya dengan tinggal di kota. Iman, pengharapan, kasih, kebahagiaan, akan jauh lebih baik diperoleh di tempat-tempat yang tenang di mana terdapat ladangladang, bukit-bukit dan pepohonan. Bawalah anak-anakmu jauh dari pemandangan dan kebisingan kota, jauh dari hiruk-pikuk lalu lintas di jalan-jalan raya, maka pikiran mereka menjadi lebih sehat. Ternyata akan lebih mudah memasukkan kebenaran firman Allah ke dalam hati mereka.— AH 137 (1905). PAZ 73.5
KESIMPULAN
- PERGAULAN SEBAGAI SARANA SETAN UNTUK MENAKLUKAN PEKERJAAN PENYELESAIAN 144000, PERGAULAN MUSUH YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA,
- Contoh2 umat Allah dahulu musuhnya adalah sepenuhnya dari agen-agen setan, sedangkan musuh atau halangan dari dirinya sendiri TELAH mereka selesaikan, berbeda dengan kita,
- Umat Allah akhir zaman awal ketika ia baru lahir musuhnya adalah DIRI SENDIRI, tetapi setelah ia telah berhubungan dengan dunia melalui pergaulan, maka = DIRI SENDIRI + DUNIA, namun dalam perkembangannya setelah keseluruhan kesenangan, perhatian, minat, impian, harapan, selera orang-orang dunia telah diserap orang umat Allah, maka musuhnya menjadi sepenuhnya DIRI SENDIRI (ini untuk yang masih di dalam kekuasaan umat itu sendiri).
PERJUANGAN TERBERAT = MELAWAN DIRI SENDIRI
SEORANG KRISTEN
Dapatkah aku disebut Kristen
Sekiranya setiap orang tahu
Berbagai ingatan dan perasaanku yang tersembunyi
Dan setiap perkara yang ku lakukan ?
Oh, dapatkah mereka melihat akan kesamaan
Kristus di dalam diriku setiap hari ?
Oh, dapatkah mereka mendengar DIA berbicara
Dalam setiap kata yang ku ucapkan ?
Dapatkah aku disebut Kristen
Kalau saja setiap orang dapat mengetahui
Bahwa aku ditemukan di berbagai tempat
Dimana Yesus tidak akan mau ke sana
Oh, dapatkah mereka mendengar pantulan suaraNya
Dalam setiap lagu yang ku nyanyikan?
Dalam makan, minum, dan berpakaian
Dapatkah mereka melihat Yesus dalam diriku?
Dapatkah aku disebut Kristen
Jika dinilai dari apa yang ku baca,
Dari semua rekreasi kegemaranku
Dan dari setiap pikiran dan perbuatanku?
Dapatkah aku dipersamakan dengan Kristus
Karena aku kini bekerja dan berdoa
Tidak mementingkan diri, ramah, suka mengampuni
Terhadap orang lain setiap hari?
— The Evangel.
(Amaran Sekarang Jld 1 No. 2)