<< Go Back

Sabat 11 Maret 2023

Renungan Pendahuluan.

 

Tulisan Permulaan sub judul “Bagi Orang yang Tak Berpengalaman”:

…………..

Saya lihat bahwa umat yang sisa itu tidak sedia menghadapi apa yang akan terjadi di atas bumi. Kebodohan seperti kelesuan, tampaknya berkecemuk dalam pikiran sebagian besar orang-orang yang mengaku percaya bahwa kita memiliki pekabaran yang terakhir. Malaikat yang membawa saya berseru dengan kehidmatan yang mengerikan, “Bersedia! Bersedia! Bersedia! Karena murka Tuhan yang hebat segera akan datang. MurkaNya akan dicurahkan, tidak lagi bercampur rahmat, sedangkan kamu belum bersedia. Robeklah hati, bukan pakaian. Suatu pekerjaan besar harus dilakukan untuk umat yang sisa. Banyak dari mereka yang berpaut pada pencobaan-pencobaan kecil.” Kata malaikat itu, “beribu-ribu malaikat jahat berada disekitarmu, dan berusaha untuk mendesakkan kegelapan mereka yang mengerikan, sehingga kamu dapat terjerat dan ditawan. Kamu membiarkan pikiranmu terlampau mudah diselewengkan dari pekerjaan persiapan dan dari semua kebenaran yang sangat penting pada zaman akhir ini. Sedangkan kamu tetap berkecimpung dalam pencobaan-pencobaan kecil dan membahas kesulitan-kesulitan kecil secara khusus untuk menerangkannya demi kepuasan orang ini atau orang itu.” Pembicaraan diperpanjang sampai berjam-jam lamanya di antara kedua belah pihak yang bersangkutan dan bukan saja waktu mereka terbuang percuma, tetapi hamba Allah tertahan untuk mendengarkan mereka, sedangkan hati kedua belah pihak itu tidak ditaklukkan oleh kasih anugerah. Jikalau kecongkakan dan mementingkan diri dikesampingkan, maka lima menit saja lamanya segala kesulitan yang paling sengit sudah lenyap. Malaikat-malaikat telah didukakan dan Allah tidak senang dengan waktu yang dipergunakan hanya untuk membenarkan diri sendiri. Saya melihat bahwa Allah tidak akan memiringkan telingaNya dan mendengar perkataan panjang-panjang untuk membenarkan diri, dan Ia tidak menginginkan hamba-hambaNya berbuat demikian, sehingga waktu yang indah terbuang percuma yang seharusnya dipergunakan untuk menunjukkan kepada para pendurhaka kesalahan jalan mereka dan menarik jiwa-jiwa dari api.

Saya melihat bahwa umat Allah sedang berada diantara daerah yang memikat hati, sehingga dengan demikian ada orang yang telah kehilangan hampir semua kesadaran terhadap singkatnya waktu dan harga jiwa itu. Keangkuhan telah merayap masuk diantara para pemelihara hari Sabat – keangkuhan berpakaian dan penampilan. Kata malaikat itu, “ Para pemelihara hari Sabat harus mematikan dirinya, mematikan keangkuhan dan cinta akan pujian.”

Kebenaran-kebenaran yang menyelamatkan harus diberikan kepada orang-orang lapar yang berada dalam kegelapan. Saya melihat bahwa banyak orang yang berdoa supaya Allah menjadikan mereka rendah hati; tetapi jikalau Allah sampai menjawab doa mereka, akan merupakan hal-hal yang mengerikan dalam kebenaran. Adalah kewajiban mereka untuk merendahkan diri. Saya melihat bahwa jikalau roh meninggikan diri dibiarkan masuk, maka hal itu akan dengan pasti menyebabkan jiwa-jiwa tersesat, dan jikalau tidak diatasi akan mendatangkan kebinasaan pada mereka. Apabila orang mulai menjadi tinggi di matanya sendiri dan merasa bahwa ia dapat melakukan sesuatu, maka Roh Allah diangkat, dan orang itu akan maju dengan kekuatannya sendiri sampai ia hancur sendiri. Saya melihat bahwa satu orang suci jikalau ia benar, dapat menggerakan tangan Allah; tetapi orang banyak bersama-sama, kalau mereka salah, akan menjadi lemah dan tidak dapat berbuat apa-apa.

Banyak orang yang tidak berserah, tidak merendahkan hati, dan lebih banyak memikirkan tentang kesusahan-kesusahan dan pencobaan kecil daripada memikirkan jiwa-jiwa berdosa. Jikalau mereka memandang kemuliaan Allah, maka mereka akan merasakan kebinasaan jiwa-jiwa yang berada di sekeliling mereka; dan bilamana mereka menyadari keadaan mereka yang akan binasa, akan bertahan dengan kekuatan dan mengerjakan iman dalam Allah, serta memegang tangan hamba-hambaNya, supaya mereka dengan berani tetapi dengan cinta, dapat memaklumkan kebenaran itu dan memberi jiwa-jiwa amaran supaya tetap memegang kebenaran itu sebelum suara merdu kemurahan itu lenyap berlalu. Malaikat itu berkata, “ Mereka yang mengaku namaNya tidak bersedia.” Saya melihat bahwa tujuh laknat yang terakhit itu sudah hendak tercurah ke atas orang-orang jahat yang tidak mempunyai perlindungan; lalu kemudian mereka yang telah merintangi jalan mereka akan mendengar kata-kata penyesalan orang-orang berdosa, dan hati mereka itupun hancurlah di dalam dirinya.

Kata malaikat itu, “Kamu hanya mengerjakan hal-hal yang tidak berarti – menyusahkan diri dengan pencobaan-pencobaan kecil – dan orang-orang berdosa harus binasa sebagai akibatnya.” Allah suka bekerja bagi kita dalam perkumpulan kita, dan adalah kesenanganNya untuk bekerja. Tetapi Setan berkata, “ Aku akan menghalangi pekerjaan itu.” Agen-agennya berkata, “Amin”. Orang-orang yang mengaku percaya akan kebenaran membicarakan panjang lebar pencobaan-pencobaan dan kesulitan-kesulitan kecil yang telah dibesarkan Setan dihadapan mereka. Waktu terbuang dengan percuma dan tidak pernah akan didapat kembali. Musuh-musuh kebenaran telah melihat kelemahan kita, Allah telah didukakan, Kristus dilukai. Tujuan Setan tercapai, rencana-rencananya berhasil, dan ia bersorak-sorai.

 

PELAJARAN DARI PENGALAMAN MURID-MURID YESUS

 

Perjuangan Yohanes meninggalkan manusia lamanya:

Kasih yang mempercayai dan pengabdian yang tidak mementingkan diri yang ditunjukkan dalam kehidupan dan tabiat Yohanes memberikan pelajaran yang tak terkira nilainya kepada gereja Kristen. Yohanes tidak dengan sendirinya memiliki keindahan tabiat yang dinyatakan oleh pengalamannya yang lebih akhir ini. Oleh sifatnya ia mempunyai kelemahan-kelemahan yang serius. Ia bukan saja sombong, tegas, dan bercita-cita untuk kehormatan, tetapi tidak sabar, dan benci kepada hal yang merugikan diri sendiri. Ia dan saudaranya disebut “anak-anak suruh.” Sifat yang jelek, keinginan untuk membalas dendam, roh kritik, semuanya ada pada murid yang kekasih. Tetapi melebihi semuanya ini Guru yang Ilahi itu melihat hati yang sangat rajin, sungguh-sungguh dan mengasihi. Yesus memarahi sifat memikirkan diri, mengecewakan cita-citanya, menguji imannya. Tetapi Ia menyatakan kepada dia sesuatu untuk mana jiwanya merindukan keindahan kesucian, perubahan kuasa kasih. ——KR 455.3

 

Murid-murid mengetahui bahwa adalah maksud Kristus untuk memberkati orang-orang Samaria oleh hadirat-Nya; dan sikap dingin, kecemburuan, dan tidak hormat, yang ditunjukkan kepada Tuhan mereka memenuhi mereka dengan keheranan dan amarah. Yakobus dan Yohanes terutama telah digerakkan. Bahwa Ia yang mereka harus hormati harus diperlakukan secara demikian, tampaknya kepada mereka suatu kesalahan yang terlalu besar untuk dilewati tanpa hukuman segera. Dalam semangat mereka, mereka pun berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” menyinggung kepada kebinasaan kapten-kapten Samaria dan rombongan mereka yang dikirim untuk mengambil nabi Elia. Mereka terkejut untuk melihat bahwa Yesus merasa sedih oleh perkataan mereka, dan masih juga terkejut sementara kemarahan-Nya jatuh atas telinga mereka. Lukas 9:54-56. ——KR 456.2

 

 

Bahkan Yahya sendiripun, murid yang disayangi itu, salah-satu yang paling baik persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dilihatnyalah kekurangannya, dan pengetahuannya ini merendahkan dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemah-lembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di dalam kehidupan Anak Allah sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasihnya kepada Tuahnya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membaharui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasihNya, melembutkan hati, menaklukkan jiwa, serta meluhurkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Allah dan surga. ——-KS 68.1

 

Dalam kehidupan murid Yohanes penyucian yang benar menjadi teladan. Selama tahun-tahun pergaulannya yang erat dengan Kristus, sudah sering ia diamarkan dan diberi peringatan oleh Juruselamat; dan amaran ini diterimanya. Sementara tabiat guru Ilahi itu dinyatakar kepadanya, Yohanes melihat kekurangan-kekurangannya sendiri, dan merendahkan diri oleh wahyu itu. Dari hari ke hari, berlawanan dengan rohnya sendiri yang keras, ia melihat kelemahlembutan dan kesabaran Yesus, dan mendengar pelajaran-pelajarannya tentang kerendahan hati dan kesabaran. Dari hari ke hari hatinya tertarik kepada Kristus, sampai ia melupakan dirinya sendiri karena kasih akan Tuhannya. Kuasa dan kelemahlembutan, keagungan dan kerendahan, kekuatan dan kesabaran, yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari dari Anak Allah, memenuhi jiwanya dengan kekaguman. Ia menyerahkan perangainya yang pemarah dan bercita-cita itu kepada kuasa Kristus yang mengubahkan, dan kasih Ilahi mengerjakan di dalamnya suatu perubahan tabiat.——————- KR 470.1

 

Pelajaran dari seorang Yudas (pribadi yang bertentangan dengan Yohanes):

Akan selalu ada dua kelompok orang-orang yang menyatakan dirinya pengikut-pengikut Kristus. Sementara kelompok yang satu mempelajari kehidupan Juruselamat dan dengan sungguh-sungguh memperbaiki kekurangan mereka serta menyesuaikan diri dengan Teladan mereka, kelompok yang lain menghindari kebenaran yang praktis dan mudah dimengerti, yang mengungkapkan kesalahan mereka. Bahkan dalam keadaan terbaik sekalipun, jemaat itu tidak terdiri dan orang-orang yang seluruhnya benar, suci dan sungguh-sungguh. Juruselamat kita mengajarkan bahwa mereka yang dengan sengaja memanjakan diri dalam dosa tidak boleh diterima menjadi anggota jemaat. Namun Ia menghubungkan kepada diri-Nya orang-orang yang bertabiat buruk dan memberikan kepada mereka manfaat pengajaran dan teladan-Nya, agar mereka boleh mempunyai kesempatan melihat kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Di antara kedua belas rasul terdapat seorang pengkhianat. Yudas diterima bukan karena cacad tabiatnya, tetapi ia di terima meskipun tabiatnya demikian. Ia telah dihubungkan dengan murid-murid itu, agar melalui pengajaran dan teladan Kristus mudah-mudahan ia boleh belajar apa itu tabiat Kristiani, dan dengan demikian dituntun untuk melihat kesalahannya, untuk bertobat, dan oleh rahmat Ilahi, menyucikan jiwanya “dalam menuruti kebenaran.” Tetapi Yudas tidak berjalan dalam terang yang dengan kemuramah diizinkan bersinar kepadanya. Oleh memanjakan diri dalam dosa, ia mengundang godaan Setan. Tabiat buruknya menjadi sangat menonjol. Ia menyerahkan pikirannya ke bawah pengendalian kuasa kegelapan. Ia menjadi marah bilamana kesalahannya ditegur, dan dengan demikian ia telah dituntun melakukan kejahatan mengerikan mengkhianati Tuhannya. Demikianlah semua orang yang menyukai kejahatan sementara mengaku saleh, membenci mereka yang mengganggu ketenangannya oleh menegur dosa-dosanya. Bilamana kesempatan diberikan kepada mereka, seperti Yudas, mereka akan mengkhianati yang menegur mereka meskipun demi kebaikan mereka. ——-KA 45.1

 

Dalam perbedaan yang mencolok kepada penyucian yang dikerjakan dalam kehidupan Yohanes adalah pengalaman teman sesama murid, Yudas. Sebagai rekannya, Yudas mengaku sebagai seorang murid Kristus, tetapi ia hanya memiliki suatu bentuk peribadatan. Ia merasakan ke-indahan tabiat Kristus; dan sering, sedang ia mendengarkan perkataan Juruselamat, keyakinan datang kepadanya, tetapi ia tidak mau merendah-kan hatinya atau mengaku dosa-dosanya. Oleh menolak pengaruh Ilahi ia tidak menghormati Tuhannya yang pura-pura dikasihinya. Yohanes memerangi dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan-kesalahannya; tetapi Yudas melanggar kata hatinya dan menyerah kepada pencobaan, mengikatkan lebih ketat pada dirinya sendiri kebiasaan-kebiasaannya yang jahat. Kebiasaan kebenaran yang diajarkan oleh Kristus berbeda dengan keinginan dan maksudnya, dan ia tidak dapat membawa dirinya sendiri untuk menyerah kepada buah pikirannya supaya menerima akal budi dari surga. Gantinya berjalan di dalam terang, ia memilih berjalan di dalam kegelapan. Keinginan yang jahat, loba, keinginan untuk membalas dendam, pikiran-pikiran yang gelap dan bersungut, dipelihara dalam hati sampai Setan mengendalikan dia sepenuhnya. ———————KR 470.2

 

Yohanes dan Yudas adalah wakil dari mereka yang mengaku pengikut-pengikut Kristus. Kedua murid ini mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari dan mengikuti contoh Ilahi. Keduanya berhubungan erat dengan Yesus dan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ajaran-Nya. Masing-masing mempunyai kekurangan tabiat yang serius; dan masing-masing mempunyai jalan masuk kepada rahmat Ilahi yang mengubahkan tabiat. Tetapi sementara seorang dalam kerendahan hati sedang belajar tentang Yesus, yang lain menyatakan bahwa ia bukannya pelaku perkataan itu, tetapi pendengar saja. Seorang, yang mati bagi dirinya sendiri setiap hari dan mengalahkan dosa, disucikan oleh kebenaran; yang lain, menolak kuasa anugerah yang mengubahkan dan mengikuti kehendaknya sendiri, terbawa ke dalam perhambaan Setan. ————–KR 471.1

 

Murid-murid Yesus tidak menghargai Yesus sebagaimana Maria Magdalena dan pencuri yang disalib sebelah kanan Yesus:

Pekerjaan Maria justru merupakan pelajaran yang diperlukan oleh murid-murid untuk menunjukkan kepada mereka bahwa pernyataan kasih mereka bagi-Nya akan menyenangkan hati Kristus. Ia sangatlah penting bagi mereka, dan mereka tidak menyadari bahwa tidak lama kemudian mereka akan kehilangan hadirat-Nya, bahwa tidak lama kemudian mereka tidak dapat lagi mempersembahkan kepada-Nya tanda terima kasih mereka karena kasih-Nya yang besar itu. Kesepian Kristus, yang terpisah dari istana-istana surga, hidup seperti manusia, tidak pernah dipahami atau dihargai oleh murid-murid sebagaimana sepatutnya. Ia sering merasa sedih karena murid-murid-Nya tidak memberikan kepada-Nya hal yang harus diterima-Nya dari mereka. Ia mengetahui bahwa jika mereka berada di bawah pengaruh malaikat-malaikat surga yang menyertai Dia, mereka juga akan berpendapat bahwa tidak ada persembahan yang cukup berharga untuk menyatakan kasih dalam batin. ——-KSZ2 184.1

 

Berjam-jam lamanya selama menderita kesengsaraan terdengarlah oleh Yesus segala hinaan dan ejekan. Sementara Ia tergantung di salib, masih juga terdengar oleh-Nya bunyi ejekan dan kutukan. Dengan hati yang penuh kerinduan Ia telah berusaha mendengarkan suatu pernyataan iman dari murid-muridNya. Ia telah mendengar hanya perkataan sedih, “Kita berharap bahwa Ialah yang akan membebaskan bangsa Israel.” Itulah sebabnya alangkah menyenangkan bagi Juruselamat mendengar ucapan iman dan kasih dari pencuri yang hampir mati! Sementara orang-orang Yahudi yang terkemuka menyangkali Dia, malah murid-murid sekalipun meragukan KeilahianNya, pencuri yang malang itu, ditepi jurang kekekalan, memanggil Yesus Tuhan. Banyak orang bersedia memanggil Dia Tuhan ketika Ia mengadakan mukjizat, dan sesudah Ia bangkit dari kubur; tetapi tidak seorangpun mengakui Dia sementara Ia tergantung hampir mati di salib kecuali pencuri yang menyesal yang diselamatkan pada saat terakhir.——KSZ2 401.2

 

 

 

Murid-murid Yesus masih mencari perkara-perkara bagi dirinya sendiri:

 

Kepura-puraan orang Parisi ialah hasil mementingkan diri sendiri yang merupakan tujuan hidup mereka…..Bahkan murid-murid, walaupun mereka telah meninggalkan segala sesuatu demi Kristus, namun dalam hati belumlah berhenti mencari perkara-perkara besar bagi dirinya sendiri……Sebagaimana ragi, jika dibiarkan menyelesaikan pekerjaannya, akan merusak dan membusukkan, demikian juga halnya dengan roh mementingkan diri sendiri, bila dipertumbuhkan dalam hati, akan menimbulkan kenajisan dan kebinasaan jiwa. Diantara para pengikut Kristus dewasa ini, sama seperti pada zaman dahulu, betapa besarnya dosa yang licik dan menyesatkan itu! Betapa seringnya pelayanan kita kepada Kristus, persekutuan kita satu sama lain dirusakkan oleh keingninan yang meninggikan diri!……Kepada murid-muridNya sendiri amaran Kristus diucapkan, “Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu dari ragi orang Parisi.”……Hanya kuasa Allahlah yang dapat membuangkan sifat memikirkan diri sendiri dan kepura-puraan.——Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan 8 April hal. 112

 

Tetapi kekecewaan ini tidak sebesar yang dialami oleh murid-murid pada waktu kedatangan Kristus yang pertama. Pada waktu Yesus mengendarai seekor keledai dengan kemenangan memasuki kota Yerusalem, para pengikut-Nya percaya bahwa Ia sudah mau menduduki takhta Daud dan membebaskan orang-orang Israel dari penindas-penindasnya. Dengan harapan-harapan yang tinggi dan antisipasi sukacita, mereka berlomba satu sama lain untuk menunjukkan penghormatan kepada Raja mereka. Banyak yang membentangkan pakaian mereka sebagai karpet di jalan yang akan dilalui-Nya, atau menyebarkan daun-daun palem dihadapan-Nya. Dalam sukacita mereka yang sangat besar, mereka bersatu dan berseru dengan gembira, “Hosana bagi anak Daud!” Pada waktu orang-orang Farisi terganggu dan marah oleh karena luapan kegembiraan besar ini, mereka meminta agar Yesus menegur murid-murid-Nya itu. Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan berteriak.” (Lukas 19:40). Nubuatan harus digenapi. Murid-murid itu sedang melaksanakan rencana Allah, namun mereka menderita kekecewaan pahit. Tetapi beberapa hari telah berlalu sebelum mereka menyaksikan kematian Juruselamat yang memilukan itu dan meletakkan-Nya di dalam kubur. Yang mereka nantikan belum terwujud sedikit pun, padahal semua harapan-harapan mereka telah sirna bersama Yesus. Mereka tidak mengerti sebelum Tuhan mereka keluar dari kubur dalam kemenangan, bahwa semua telah diramalkan terlebih dahulu oleh nubuatan, dan “bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati.” (Kisah 17:3). ——–KA 422.2

 

Pikiran murid-murid masih terpengaruh konsep-konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia…….lebih-lebih Yakobus dan Yohanes ternyata juga mengincar kedudukan sama dengan Yudas (hanya dia tidak menjual Yesus demi ambisinya)

Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal yang kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juruselamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya—-KA 361.2

 

Pada kesempatan yang lain Yakobus dan Yohanes mengemukakan melalui ibu mereka suatu permohonan yang meminta supaya mereka diperkenankan menduduki jabatan yang tinggi dalam kerajaan Kristus. Meskipun nasihat yang diulang-ulangi mengenai pengajaran sifat kerajaan-Nya, murid-murid yang muda ini masih menghargai pengharapan tentang Mesias yang akan mengambil takhta dan kuasa kerajaan-Nya setuju dengan keinginan manusia. Ibu itu, yang mendambakan kehormatan dalam kerajaan ini untuk anak-anaknya, meminta, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, yang seorang lagi di sebelah kiriMu.” ——KR 457.1

Yesus mengetahui motif yang mendorong permintaan ini dan dengan demikian memperbaiki kesombongan dan cita-cita kedua murid ini: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:25-28. ——KR 458.1

 

Lewat penderitaan pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan:

Pada setiap zaman para utusan pilihan Allah telah dicela dan dianiaya, namun lewat penderitaan mereka pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan. Setiap murid Kristus harus terjun ke dalam barisan itu dan melaksanakan pekerjaan yang sama, karena ia tahu bahwa musuhnya tak dapat berbuat apa-apa menentang kebenaran, tetapi justru untuk kebenaran. Allah bermaksud supaya kebenaran dinyatakan dan menjadi pokok ujian dan diskusi, bahkan melalui hinaan yang diberikan kepada kebenaran itu. Pikiran orang harus digerakkan, setiap pertentangan, setiap celaan, setiap upaya untuk membatasi kebebasan hati nurani, adalah alat Allah untuk membangunkan pikiran yang tanpa itu bisa tertidur——–KAB 43.2. 

 

Pelajaran dari pengalaman Petrus yang karena ragu ia tenggelam:

 

 

Dengan memandang pada Yesus, Petrus berjalan dengan selamat; tetapi di saat perasaan kesombongannya muncul ia menoleh ke belakang kepada teman-temannya yang di dalam perahu, pandangannya dipalingkan dari Juruselamat. Angin mengamuk. Ombak bergulung tinggi, datang di antara dia dan Guru; ia pun takutlah. Seketika itu pandangannya lepas dari Kristus, lalu imannya pun runtuh, la mulai tenggelam. Tetapi waktu gelombang mengancam nyawanya, Petrus mengangkat matanya dari air yang bergelora itu dan mengarahkan pandangannya kepada Yesus, sambil berserulah ia, katanya: “Tuhan, tolonglah aku.” Dengan segera Yesus mengulurkan tangan-Nya sambil berkata kepadanya: “Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?”

 

Waktu berjalan berdampingan, dengan tangan Petrus dipegang oleh Tuhan, mereka naik ke dalam perahu bersama-sama. Tetapi kini Petrus menjadi tunduk dan diam. Tiada alasan baginya menyombongkan diri di hadapan kawan-kawannya, karena oleh kurang percaya dan kesombongannya ia hampir kehilangan nyawanya. Bila ia memalingkan matanya dari Yesus, langkahnya lenyap dan ia tenggelam di tengah-tengah gelombang.

 

Apabila kesusahan menimpa kita, betapa sering kita seperti Petrus! Kita memandang gelombang itu, gantinya menujukan mata kita pada Juruselamat. Langkah-langkah kita tergelincir, dan gelombang hidup keangkuhan itu menimpa jiwa kita. Yesus tidak menyuruh Petrus datang kepada-Nya agar ia binasa; Ia tidak memanggil kita mengikut Dia, dan kemudian meninggalkan kita. “Janganlah takut,” firman-Nya, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Aliahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruse- lamatmu.” Yesaya 43:1-3

 

Yesus membaca tabiat murid-murid-Nya. Ia tahu betapa hebatnya iman mereka diuji. Di dalam peristiwa di atas danau ini Ia ingin menunjukkan kepada Petrus kelemahannya, untuk menunjukkan bahwa keselamatannya terletak dalam ketergantungannya yang terus menerus pada kuasa Ilahi. Di tengah-tengah amukan topan pencobaan ia dapat berjalan dengan selamat hanyalah jikalau ia tidak bersandar pada dirinya sendiri, melainkan harus bergantung pada Juruselamat. Di saat ia merasa dirinya kuat di saat itulah Petrus lemah; dan sampai ia melihat kelemahannya barulah ia dapat menyadari perlunya ia bergantung pada Kristus. Jikalau ia telah mempelajari pelajaran yang telah ditunjukkan untuk mengajar dia di dalam pengalaman di atas danau itu, ia tidak akan gagal bila pencobaan yang besar datang kepadanya. —KSZ1 410.4-411.3

 

 

Mereka yang gagal menyadari perlunya ketergantungan;mereka yang tetap kepada Allah akan dikalahkan oleh pencobaan. Sekarang kita dapat menduga bahwa kaki kita berdiri teguh, dan bahwa kita tidak akan pernah bergerak dari sana. Kita dapat berkata dengan penuh keyakinan: Aku tahu kepada siapa aku percaya; tiada sesuatu yang dapat menggoncangkan imanku kepada Allah dan firman-Nya. Tetapi Setan bermaksud untuk mengambil keuntungan dari tabiat warisan dan sifat-sifat yang dipupuk, serta membutakan mata kita akan keperluan dan kekurangan kita. Hanyalah dengan menyadari akan kelemahan kita sendiri dan dengan teguh memandang pada Yesus, kita dapat berjalan dengan selamat—KSZ1 412.1

 

Kesal karena Yesus guru mereka walau diremehkan, terus dicaci maki, tidak menunjukkan kuasanya:

 

 

Sifat tidak percaya telah menguasai hati dan pikiran mereka. Cinta akan kehormatan telah membutakan mereka. Mereka mengetahui bahwa Yesus dibenci oleh orang Farisi, sehingga mereka rindu melihat Dia diagungkan sesuai dengan pikiran mereka. Bersatu dengan seorang guru yang dapat melakukan mukjizat yang besar; malahan dicaci sebagai seorang penipu adalah suatu ujian yang dapat mereka tanggung dengan sukar. Apakah mereka selalu dianggap sebagai pengikut seorang nabi palsu? Apakah Kristus tidak pernah akan menyatakan kuasa-Nya sebagai raja? Mengapa Ia yang mempunyai kuasa semacam itu tidak memperlihatkan diri-Nya sendiri di dalam sifat-Nya yang sejati, dan membuat jalan mereka tidak begitu susah? Mengapakah Ia tidak menyelamatkan Yohanes Pembaptis dari kematian yang ngeri itu? Demikianlah pikiran murid-murid itu sehingga mereka menyelubungi diri mereka sendiri dengan kegelapan rohani yang besar. Mereka bertanya: Mungkinkah Yesus seorang penipu, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang Farisi? —–KSZ1 408.2

 

Catatan:

 

Kekecewaan murid-muridNya terhadap Yesus yang walaupun mendapatkan penghinaan tidak juga mau menyatakan kuasaNya adalah disebabkan :

 

Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1

 

 

Pelajaran bagaimana seseorang mau menjadi pengikut Yesus, rela meninggalkan semua dan tanpa ragu akan segala kekawatiran hidup:

 

Pada suatu hari sementara ia duduk di kursi pemungut cukai, ia melihat Yesus yang sedang datang menuju padanya. Ia sangat heran mendengar perkataan yang ditujukan kepada dirinya, “Ikutlah Aku.”——- KSZ1 287.1

 

Matius “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.” Tidak terdapat keragu-raguan dalam hatinya, atau pertanyaan dalam pikirannya mengenai pekerjaannya yang akan diganti dengan kemiskinan dan kesukaran. Telah cukup baginya jika ia telah bersama-sama dengan Yesus, agar ia boleh mendengar akan firman-Nya, dan bersatu dengan Dia di dalam pekerjaan-Nya. —–KSZ1 287.2

 

Demikian pula dengan murid-murid yang mula-mula dipanggil. Apabila Yesus memanggil Petrus dan kawan-kawannya untuk mengikuti Dia, dengan segera mereka meninggalkan perahu dan jala mereka itu. Beberapa dari murid-murid ini mempunyai kawan-kawan yang hidupnya bergantung pada mereka itu; tetapi bila mereka menerima undangan Juruselamat, mereka tidak ragu-ragu dan bertanya “Bagaimana saya akan hidup dan membiayai keluargaku?” Mereka patuh pada panggilan-Nya. dan setelah itu bila Yesus bertanya kepada mereka, “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Maka jawab mereka itu, “Tidak.” ———-KSZ1 287.3

 

Kepada Matius dengan kekayaannya dan kepada Andreas serta Petrus dengan kekurangannya, ujian yang sama telah diberikan dan penyerahan yang sama pula dibuat oleh masing-masing mereka. Pada saat mereka makmur, ialah bila jala mereka itu penuh dengan ikan dan di saat dorongan kehidupan yang lama menjadi lebih kuat, Yesus minta kepada murid-murid yang berada di tepi pantai itu untuk meninggalkan segala sesuatu untuk pengabaran Injil. Oleh sebab itu tiap-tiap jiwa diuji di dalam hal manakah yang lebih kuat kerinduannya bagi harta duniawi atau persekutuannya dengan Kristus. ———-KSZ1 287.4

 

Catatan:

 

Allah sedang memanggil orang-orang yang rela meninggalkan ladang mereka, perusahaan mereka, kalau perlu keluarga mereka, untuk menjadi misionaris bagi-Nya. Dan panggilan itu akan disambut. Pada waktu dulu ada orang yang digerakkan oleh kasih Kristus telah meninggalkan kesenangan rumah dan sanak saudara, bahkan istri dan anak-anak, untuk pergi ke negeri-negeri asing bagi orang-orang yang hilang, di antara penyembah-penyembah berhala dan orang-orang biadab, guna memasyhurkan kabar kemurahan. Banyak orang dalam usaha ini telah kehilangan hidup mereka, tetapi orang-orang telah didorong untuk menjalankan pekerjaan itu. Dengan demikian langkah demi langkah pekerjaan Kristus terus maju, dan benih yang ditaburkan dalam kesusahan telah menghasilkan tuaian yang berlimpah. Pengetahuan tentang Allah telah meluas ke mana-mana dan panji salib itu telah ditegakkan di negerinegeri kafir.—– KR 311.3

 

 

Mendekati zaman kesudahan, saya telah melihat bahwa dalam pertemuan ini hendaknya dikurangi khotbah, dan diberikan lebih banyak pelajaran Alkitab:

Terlalu banyak berkhotbah dari yang seharusnya di perkemahan kita. Ini menjadi beban berat bagi para pendeta, akibatnya banyak yang perlu diperhatikan terbengkalai. Banyak hal kecil yang membuka pintu kepada kejahatan serius lewat tanpa diperhatikan. Kekuatan jasmani si pendeta dirampok, dan waktu yang diperlukannya untuk merenung dan berdoa disita, yang diperlukannya untuk memelihara jiwanya sendiri di dalam kasih Allah. Dan bilamana begitu banyak ceramah yang dipadatkan, satu dengan yang lain, orang tidak mempunyai waktu untuk menyimak apa yang mereka dengar. Pikiran mereka menjadi kacau, dan acara-cara tampaknya bagi mereka mengesalkan dan membosankan.—-—- PI 353.2

 

Telah ditunjukkan kepada saya bahwa perkemahan kita harus meningkat dalam perhatian dan keberhasilan. Sementara kita mendekati zaman kesudahan, saya telah melihat bahwa dalam pertemuan ini hendaknya dikurangi khotbah, dan diberikan lebih banyak pelajaran Alkitab. Hendaknya ada kelompok kecil duduk di atas tanah, dengan Alkitab mereka di tangan, dan orang yang berbeda memimpin dalam suatu pelajaran Kitab Suci dalam percakapan yang lebih santai. ——–PI 353.3

 

Ini adalah metode yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya. Bilamana orang banyak berkumpul di sekeliling Juruselamat, Ia akan memberi petunjuk kepada murid-murid dan kepada orang. Kemudian setelah ceramah, murid-murid itu akan berbaur dengan khalayak itu dan mengulangi kepada mereka apa yang dikatakan Kristus. Sering para pendengar salah menerapkan kata-kata Kristus, maka murid-murid itu akan mengatakan kepada mereka apa yang dikatakan Kitab Suci, dan apa yang diajarkan Kristus menurut mereka.- Testimonies for the Church, Jilid 6, hlm. 87, 88. ————PI 353.4

 

Seakan-akan Ia tidak pernah memberi amaran itu kepada mereka:

Sebelum penyaliban-Nya, Juruselamat telah menerangkan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan dibunuh kemudian bangkit lagi dari kuburan, dan malaikat hadir untuk menanamkan kata-kataNya itu ke dalam pikiran dan hati mereka.  Tetapi murid-murid itu mencari kelepasan sementara dari kuk orang Roma, dan mereka tidak bisa menerima pemikiran bahwa Dia yang merupakan satu-satunya tumpuan harapan mereka harus menderita kematian yang memalukan. Kata-kata yang mestinya mereka camkan itu terhapus dari pikiran mereka, dan pada waktu pencobaan datang mereka tidak siap untuk menghadapinya. Kematian Yesus sama sekali telah memusnahkan pengharapan mereka, sakan-akan Ia tidak pernah memberi amaran itu kepada mereka. 

Begitulah dalam nubuatan, masa depan itu terbuka di hadapan kita dengan jelas sebagaimana itu telah dibukakan kepada murid-murid itu oleh kata-kata Kristus sendiri. Peristiwa yang berhubungan dengan penutupan pintu kasihan dan upaya persiapan menghadapi masa kesusahan, sangat jelas dinyatakan. Tetapi sejumlah besar manusia tidak memahami kebenaran penting ini seolah-olah belum pernah dinyatakan——- GC 594 (1911). 

 

Sebagian orang yang mengakui dirinya benar akan seperti Yudas yang menyerahkan Tuhan secara berkhianat ke dalam tangan musuh-musuh besar-Nya.

Sebagian orang yang mengakui dirinya benar akan seperti Yudas yang menyerahkan Tuhan secara berkhianat ke dalam tangan musuh-musuh besar-Nya. Orang-orang yang percaya diri sendiri ini, yang bertekad mengikuti jalannya sendiri, lalu menganjurkan pendapat-pendapatnya sendiri, akan maju terus dari yang jelek kepada yang terburuk, sampai kelak mereka akan mengikuti jalan apa saja, tetapi tidak mau melepaskan kemauannya sendiri. Mereka akan maju terus secara buta pada jalan yang jahat; tetapi seperti halnya orang-orang Parisi yang tersesat itu, demikian itulah mereka tertipu sendiri, sehingga mereka mengira mereka sedang melaksanakan pelayanan Allah. Kristus menggambarkan perjalanan Itu yang akan ditempuh kelas orang-orang tertentu, apabila mereka memperoleh kesempatan untuk mengembangkan tabiatnya yang sebenarnya: ‘Maka kamu akan dikhianati baik oleh para orangtua, saudara-saudara, kaum, maupun teman-teman; dan sebagian dari kamu akan mereka tuntut untuk dihukum mati.’ “—– Testimonies, vol. 5, pp. 688 – 691.

Pelajaran ini adalah bagi semua yang mengakui dirinya pendeta-pendeta di dalam sidang, dan juga bagi orang-orang yang mengakui dirinya murid-murid Kristus. Orang-orang Parisi (para pendeta) tidak mau memperhatikan tegoran-tegoran dan Kebenaran dari Kristus sendiri. Yudas (salah seorang murid-Nya) juga tidak, namun sebaliknya Yudas telah menunjukkan tabiatnya yang sebenarnya pada akhirnya, bahwa ia adalah seorang pengkhianat yang jahat, bukannya seorang murid, seorang dermawan besar, atau pun seorang teman. Kiranya Allah membantu kita semua untuk mengerti sendiri, dan supaya senantiasa berada dalam hubungan yang langsung dengan-Nya agar jangan kita jatuh ke dalam cobaan, demikianlah hendaknya doa kita.——-Symbolic Code buku 1 jld 11 No. 7 Renungan Doa.

 

Pelajaran dari sikap Yesus dalam jawaban tiap pertanyaan dengan “Ada tertulis” memperlihatkan mulainya ia memisahkan diri dengan lingkungan

 

Dalam usia yang masih sangat muda, Yesus sudah mulai bertindak menurut cara-Nya sendiri dalam pembentukan tabiat-Nya, bahkan hormat serta cinta pada orangtua-Nya sekalipun tidak dapat mencegah Dia dari penurutan kepada firman Allah. “Ada tertulis” ialah alasan-Nya bagi tiap perbuatan yang berbeda dari kebiasaan keluarga. Akan tetapi pengaruh rabi-rabi menyebabkan pengalaman hidup-Nya amat pahit. Pada masa muda-Nya sekalipun Ia mesti memahami pelajaran-pelajaran berat dalam bertahan dengan diam dan sabar. ——KSZ1 78.3

 

Tetapi bagi setiap penggodaan Ia mempunyai satu jawab, “Ada tertulis.” Ia jarang mengecam sesuatu perlakuan salah dari saudara-saudaraNya, tetapi pada-Nya ada kabar dari Allah untuk disampaikan kepada mereka. Kerapkali Ia dituduh sebagai pengecut karena tidak mau bergabung dengan mereka dalam sesuatu perbuatan terlarang; tetapi jawabNya ialah, ada tertulis, “Takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Ayb. 28:28 ———–KSZ1 82.1

 

Ada juga orang yang suka bergaul dengan Dia, merasa damai kalau Ia ada; akan tetapi banyak juga orang yan menghindari Dia, sebab mereka tertempelak oleh hidup-Nya yang tidak bercela itu. Teman-teman-Nya orang muda membujuk Dia supaya melakukan apa yang mereka lakukan. Ia pintar dan selalu gembira; mereka merasa senang kalau Ia ada, serta menyambut gembira anjuran-anjuran-Nya yang selamanya siap sedia; tetapi mereka tidak sabar akan sikap-Nya yang amat berhati-hati dan menyebut Dia seorang yang berpandangan sempit dan picik. Yesus menjawab, Ada tertulis, “Dengan apakah seorang muda mempertaruhkan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Mzm. 119:9, 11.————- KSZ1 82.2

 

Acapkali Ia ditanya, mengapa Engkau selalu suka menyendiri dalam segala tingkah-lakumu, berbeda dari kami semuanya? Ada tertulis, kataNya, “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.” Mzm. 119:1-3. ———KSZ1 82.3

 

Apabila ditanya mengapa Ia tidak mengikuti senda gurau anak-anak muda Nazaret, Ia berkata, Ada tertulis, “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Mzm. 119:14-16 ———KSZ1 82.4

 

Berulang-ulang Ia ditanyai, mengapa Engkau menyerah saja pada perlakuan yang tidak senonoh itu, meski dari saudara-saudara-Mu? Ada tertulis, kata-Nya, “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaran-Ku, dan biarlah hatimu memelihara perintah-Ku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Ams. 3:1-4. —–KSZ1-83.2

 

 Sejak orangtua Yesus menjumpai Dia di Bait Suci, segala tingkah laku-Nya merupakan suatu rahasia bagi mereka, la tidak mau berbantah, namun teladan yang diberikan-Nya selamanya menjadi suatu pelajaran. Ia tampak sebagai seorang yang sudah diasingkan. Saat-saat kebahagiaan-Nya ialah bilamana Ia seorang diri dengan alam kejadian dan dengan Allah. Setiap kali ada kesempatan terluang bagi-Nya, Ia meninggalkan pekerjaan-Nya, lalu pergi ke ladang, untuk merenung di lembah-lembah yang menghijau, untuk mengadakan hubungan dengan Allah di lereng gunung atau di bawah pepohonan yang rindang daunnya. Sering di pagi-pagi buta Ia berada di suatu tempat yang sunyi, untuk merenung, menyelidiki Alkitab, atau berdoa. Dari saat-saat yang tenang ini Ia pulang ke rumah-Nya untuk melakukan kewajiban-Nya pula, dan guna memberikan suatu teladan dalam melakukan pekerjaan dengan sabar. ———KSZ1 83.3

 

Pelajaran tentang memahami “Pencobaan”

 

Demikianlah juga setiap orang Kristen yang benar dibuat mampu secara ilahi untuk menderita atau untuk bergembira. Oleh sebab itu, apapun juga yang menimpanya, apakah itu penderitaan atau kesusahan, atau kebahagiaan dan kegembiraan, anak Allah yang penuh harap itu hanya akan menagih kepada Tuhan dan tidak kepada seorangpun yang lain untuk bagiannya. Maka ingatlah bahwa “cobaan-cobaan yang kamu alami itu ialah cobaan-cobaan biasa, karena Allah adalah setia, tidak dibiarkan-Nya engkau dicobai melebihi kemampuanmu; melainkan dengan cobaan itu juga akan diberikan jalan untuk keluar, supaya engkau mampu memikulnya.” 1 Korinthi 10 : 13.

…………..

Oleh sebab itu janganlah kamu menjadi orang-orang yang bersungut-sungut seperti halnya orang-orang yang “meremehkan tanah yang permai itu,” dan “yang tidak percaya pada FirmanNya; melainkan bersungut-sungut di dalam” perkemahan-perkemahan mereka, dan tidak mematuhi suara Tuhan. Oleh sebab itu la mengangkat tangan-Nya menentang mereka itu, untuk meruntuhkan mereka itu di padang belantara.” Mazmur 106 : 24 – 26.

Tetapi jadilah seperti rasul yang setia itu : “Ku katakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupi diri dalam segala keadaan. Aku tahu bagaimana berkekurangan, dan aku tahu bagaimana berkelimpahan. Di mana saja dan dalam segala perkara aku diberi petunjuk baik untuk menjadi kenyang dan untuk menjadi lapar, baik untuk berkelimpahan maupun untuk menderita kekurangan. Aku dapat berbuat segala perkara melalui Kristus yang menguatkan daku.” Pilipi 4 : 11 – 13.———- Tanya Jawab buku, pertanyaan No. 3.

 

Pencobaan adalah bujukan untuk berdosa, dan ini tidak datang dari Allah, melainkan dari setan, dan dari kejahatan pikiran-pikiran kita sendiri. Allah tidak dapat dicobai dengan kejahatan, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.”——Mount Of Blessing, halaman 170.

 

Catatan:

Pencobaan adalah sesuatu yang merupakan kekawatiran semua orang, baik beragama maupun yang tidak beragama. Dalam ayat ini terdapat janji penghiburan kepada kita bahwa pencobaan tidak akan melebihi dari kemampuan kita, namun sering diantara kita mengalami kekecewaan, kepahitan hidup, kesedihan, dan lain-lain yang dirasakan sudah berada pada titik puncak kelemahan, sehingga tidak sedikit orang yang bersungut-sungut dan putus asa hingga banyak yang pada akhirnya meninggalkan imannya. Kata-kata ayat 1 Korintus di atas banyak orang yang tidak sepenuhnya memahaminya, untuk itu perlu kita sama-sama mempelajarinya apakah kata-kata ini hanya sebuah kata-kata penghiburan yang sebenarnya tidak akan diwujudkan oleh Tuhan, hanya untuk meredakan kekecewaan ataukah kemungkinan kitalah yang sebenarnya tidak memahami maksud dari janji-janji sedemikian ini.

Untuk kita dapat memahami pencobaan-pencobaan yang bagaimana sebenarnya yang janji Tuhan akan benar-benar dipenuhi, terdapat banyak contoh-contoh pengalaman umat Allah dimasa lalu dapat memberikan gambaran kepada kita, diantaranya kita mendapatkan  umat-umat Allah yang setia dan patuh kepada petunjuk-petunjuk yang diberikanNya dan umat-umatNya yang mencoba-coba menjalankan kehidupannya dengan cara-caranya sendiri. Dalam perjalanan kehidupannya masing-masing contoh-contoh ini mengalami suatu peristiwa-peristiwa diluar dugaan yang menguji kesetiaan iman mereka. Dengan memperhatikan cerita pengalaman mereka, maka marilah kita mencoba  untuk mengelompokkan beberapa contoh-contoh umat Allah, yaitu yang pertama adalah dari pengalaman Ayub, Yusuf, Daniel sebagai contoh dari orang-orang yang menghadapi cobaan yang bukan dari hasil kesalahannya sendiri, kemudian dari pengalaman seorang Adam dan Hawa, Samson, Lot dan Yudas kita dapat contoh lainnya yang mereka sendiri membuat atau membawa dirinya ke dalam pencobaan tersebut, disini kita akan menyaksikan kata-kata 1 Korintus 10:13 tersebut hadir pada contoh-contoh umat Allah yang mana.

Pada pengalaman Abraham bersama Ishak anaknya, Ayub, Yusuf, Daniel dan umat lainnya yang seperti mereka kita dapat saksikan bagaimana Tuhan benar-benar mengenali kekuatan mereka masing-masing, Ia tidak membiarkan beban yang sama menimpa kepada pribadi orang yang lainnya tanpa mempedulikan ketahanan dan kemampuan masing-masing umat itu mampu melewatinya dan kita saksikan terlihat akhir dari suatu pengalaman yang pahit masing-masing dari mereka memperoleh buah hasil jerih payah yang sangat indah. Disini kita dapat lihat bagaimana ayat 1 Korintus di atas tergenapi dalam contoh-contoh mereka.

Sementara kita saksikan dari contoh yang membawa diri mereka sendiri ke dalam pencobaan yaitu Adam dan Hawa, Samson, Lot, Akhan dan Yudas, artinya bukan perkenan Tuhan cobaan atau kesulitan yang mereka harus hadapi, dari nama-nama umat Tuhan ini, kita dapat kembali membagi dalam dua kelompok yaitu pengalaman Adam dan Hawa, Samson dan Lot adalah merupakan kelompok contoh gambaran jenis umat yang walaupun salah melangkah menciptakan sendiri cobaan atau kesulitannya, pada akhirnya mereka bangun bertobat dan segera menyadari kesalahannya serta membiarkan Tuhan hadir dalam sisa hidupnya, berikutnya Akhan dan Yudas adalah contoh dari orang yang terlambat sadar akan kesalahannya dan tidak menyerahkan dirinya kepada kemurahan Tuhan. Kita dapat melihat adanya perlakuan Tuhan yang berbeda dengan contoh-contoh dari orang yang cobaannya bukan dari dirinya sendiri, khususnya dari pengalaman Akhan dan Yudas setelah keduanya mengabaikan kesempatan yang masih tersedia, namun pada akhirnya Tuhan tidak sama sekali menahan usahanya untuk mengakhiri hidupnya. Berikut cerita beberapa dari mereka masing-masing khususnya yang perlu kita fokuskan adalah kepada mereka yang membawa dirinya sendiri ke dalam pencobaan:

 

Cerita pertama kita coba dapatkan dari pengalaman manusia pertama Adam dan Hawa:

Malaikat-malaikat telah mengamarkan Hawa agar jangan memisahkan diri dari suaminya sementara sedang asyik dengan pekerjaan mereka sehari-hari dalam taman itu; bersama-sama dengan suaminya ia berada dalam bahaya pencobaan yang lebih kecil daripada kalau ia berjalan sendirian. Tetapi sedang asyik dalam tugas yang menyenangkan itu, dengan tidak sadar ia telah meninggalkan suaminya. Pada waktu ia menyadari bahwa ia sendirian ia merasakan adanya bahaya, tetapi sambil mengusir rasa takutnya itu, ia merasa bahwa ia mempunyai akal budi dan kekuatan yang cukup untuk mengetahui serta menolak yang jahat. Dengan tidak mengindahkan amaran-amaran malaikat-malaikat segera ia mendapati dirinya sedang melihat-lihat pohon yang dilarang itu dengan perasaan ingin tahu bercampur dengan rasa kekagumannya. Buahnya memang indah sekali, dan ia bertanya-tanya dalam dirinya mengapa Tuhan telah menahan buah ini dari mereka. Sekarang adalah kesempatan untuk sipenggoda itu. Seakanakan mengetahui apa yang sedang dipikir-pikirkan oleh Hawa, ia berkata kepada perempuan itu: “Barangkali firman Tuhan begini: jangan kamu makan buah-buah segala pohon yang ada di dalam taman ini?” Hawa merasa heran dan terkejut karena seolah-olah ia dapat mendengar gema dari pikirannya. Tetapi ular itu meneruskan, dengan suatu suara yang merdu, memberikan pujian akan kecantikannya; dan kata-katanya bukanlah sesuatu yang tidak menyenangkan. Gantinya lari dari tempat itu ia tetap berdiri di sana sambil mengagumi seekor ular yang dapat berkata-kata. Kalau saja ia telah disapa oleh suatu mahluk seperti malaikat-malaikat, rasa takutnya akan bangkit; tetapi ia tidak pernah memikirkan bahwa ular yang indah itu dapat dijadikan sebagai satu alat musuh yang sudah jatuh ke dalam dosa. ——–PB1 44.2

 

Menjawab pertanyaan sipenggoda itu ia berkata: “Boleh kami makan buah pohon yang ada dalam taman ini, akan tetapi akan buah pohon yang di tengah taman itu adalah firman Allah: jangan engkau makan atau jamah akan dia supaya jangan engkau mati. Lalu kata ular kepada perempuan itu: Niscaya tiada kamu akan mati, melainkan telah diketahui Allah akan hal jika engkau makan buah itu, tak dapat tiada pada ketika itu juga celiklah matamu dan engkau jadi seperti Allah, sebab mengetahui baik dan jahat.” ——PB1 44.3

 

Begitulah cara setan bekerja semenjak zaman Adam sampai sekarang ini, dan melalui cara ini ia telah beroleh hasil yang gemilang. Ia menggoda manusia untuk meragukan kasih Allah dan hikmatNya. Ia senantiasa berusaha membangkitkan roh ingin tahu yang tidak hormat, satu keinginan yang didorong oleh rasa gelisah dan bertanya-tanya untuk mendalami rahasia hikmat serta kuasa ilahi. Di dalam usaha mereka untuk menyelidiki apa yang disembunyikan Tuhan dari mereka, banyak orang telah mengabaikan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakanNya dan yang perlu bagi keselamatan. Setan menggoda manusia untuk berbuat pelanggaran oleh memimpin mereka untuk mempercayai bahwa mereka sedang memasuki satu bidang pengetahuan yang ajaib. Tetapi semuanya ini adalah suatu penipuan belaka. Dirangsang oleh keinginan untuk lebih maju, mereka, dengan menginjak-injak tuntutan Allah, sedang menjejakkan kaki mereka pada jalan yang menuntun mereka kepada kemerosotan dan kebinasaan. ——-PB1 45.2

 

Tatkala mereka melihat adanya tanda-tanda kematian yang pertama di dalam bunga-bunga yang layu dan daun-daun yang berguguran, Adam dan Hawa mengalami perasaan duka yang lebih dalam daripada perasaan duka manusia sekarang ini atas kematian kekasih mereka. Layunya bunga yang indah dan mungil itu sungguh-sungguh menyebabkan kesedihan; tetapi bilamana pepohonan yang indah itu melepaskan daun-daunnya yang berguguran, pemandangan ini dengan jelas menghadapkan kepada pikiran ———–PB1 53.4

 

mereka akan fakta bahwa maut adalah merupakan bahagian daripada setiap benda hidup. Taman Eden tetap berada di atas bumi ini lama setelah manusia terbuang dari jalan-jalannya yang penuh kesukaan itu. Umat yang berdosa itu lama diizinkan untuk dapat memandang kepada rumah mereka sebelum berdosa, pintu gerbangnya terhalang hanya oleh malaikat-malaikat. Di pintu Firdaus yang dikawal oleh malaikat-malaikat kemuliaan ilahi dinyatakan. Ke tempat inilah Adam dan anak-anaknya telah datang untuk menyembah Tuhan. Di sini mereka memperbaharui janji-janji mereka untuk taat kepada hukum terhadap mana pelanggaran mereka telah menyebabkan terbuangnya mereka dari Eden. …….. ——–PB1 54.1

 

Cerita kedua dari pengalaman Samson:

Janji ilahi kepada Manoakh pada waktunya telah digenapkan dengan lahirnya seorang anak lelaki, yang diberi nama Simson. Apabila anak itu bertumbuh, nyatalah bahwa ia memiliki kekuatan jasmani yang luar biasa. Namun demikian, hal ini bukanlah, sebagaimana diketahui dengan baik oleh Simson dan orang tuanya, bergantung atas otot-ototnya yang terjalin dengan baik itu, melainkan atas syaratnya sebagai seorang nazir, untuk mana rambutnya yang tidak pernah dicukur itu merupakan satu lambang. Kalau saja Simson telah menurut perintah-perintah ilahi sama setianya seperti yang telah dilakukan oleh orang tuanya, maka ia akan mempunyai masa depan yang lebih agung dan lebih berbahagia. Tetapi pergaulan dengan orang-orang yang menyembah berhala telah merusakkan dirinya. Oleh karena kota Zora berada dekat dengan negeri orang Filistin, maka Simson telah bergaul dengan mereka dengan alasan bersahabat. Dengan demikian di dalam masa mudanya, keakrabanpun timbul, yang pengaruhnya telah menggelapkan seluruh kehidupannya.  ——PB2 163.4

Perlindungan Allah telah menyertai Simson, agar ia dapat disediakan untuk melaksanakan pekerjaan yang untuknya ia telah dipanggil. Dari sejak kecilnya ia dikelilingi oleh satu lingkungan yang baik untuk kekuatan jasmaninya, kesegaran pikirannya dan kesucian moralnya. Tetapi di bawah pengaruh pergaulan yang jahat ia telah melepaskan pegangannya dari Tuhan yang merupakan satu-satunya pelindung manusia, dan iapun telah dihanyutkan oleh arus kejahatan. Mereka yang berada pada jalan tugas dan dibawa kepada ujian bisa merasa pasti bahwa Allah akan memeliharakan mereka; tetapi jikalau manusia dengan sengaja menempatkan diri mereka di bawah kuasa penggodaan, mereka akan jatuh, lambat atau segera——PB2 170.2

 

Pelajaran berharga dari pengalaman Samson adalah walaupun pencobaan yang dialaminya adalah akibat dari perbuatan dirinya, penderitaan atau kesusahan yang ditimbulkan pada akhirnya ia sadari dan ia terima dengan tidak kecewa, bersungut-sungut ataupun putus asa. Ia menyadari akan kesalahannya, kemudian ia bertobat dengan sungguh-sungguh. Pada akhirnya walaupun Tuhan menerima pertobatannya, namun ia harus tetap menanggu sendiri upah perbuatannya dan ia mengakhiri drama keperkasaannya dengan kematian.

 

Cerita ketiga pengalaman Lot:

…. Lut pergi ke luar untuk mengamarkan anak-anaknya, la mengulangi kata-kata malaikat itu, “Bangkit dan keluarlah kamu dari tempat ini; karena Tuhan akan membinasakan kota ini.” Tetapi kepada mereka ia kelihatannya seperti seorang penipu. Mereka menertawakan apa yang mereka sebut sebagai perasaan takut Lut yang bersifat tahyul. Anak-anak perempuannya terpengaruh oleh suami-suami mereka. Mereka merasa cukup baik di tempat mereka berada. Mereka tidak melihat bukti-bukti akan adanya bahaya. Segala sesuatu berjalan seperti sebelumnya. Mereka memiliki banyak harta benda, dan mereka merasa bahwa mustahil Sodom yang indah itu akan dibinasakan. ——–PB1 160.1

 

Lut kembali ke rumahnya dengan hati yang sedih dan menceritakan kegagalannya itu. Kemudian malaikat-malaikat memerintahkan untuk bangkit dan membawa isterinya serta kedua anak perempuannya yang ada di rumahnya, dan meninggalkan kota itu. Tetapi Lut berlambatan. Sekalipun setiap hari merasa susah menyaksikan perbuatan-perbuatan yang kejam, ia tidak mempunyai pandangan yang sebenarnya tentang kejahatan-kejahatan yang keji yang dilakukan di kota yang jahat itu. Ia tidak menyadari akan perlunya hukuman Allah untuk menghentikan dosa. Beberapa dari anak-anaknya berpegang erat kepada Sodom, dan isterinya menolak untuk pergi tanpa mereka. Pikiran untuk meninggalkan mereka yang paling dekat di hatinya di atas dunia ini kelihatannya lebih berat daripada apa yang dapat ditanggungnya. Adalah berat untuk meninggalkan rumahnya yang mewah dan segala harta benda yang telah diperoleh dengan jerih payah usaha selama hidupnya dan kemudian pergi sebagai seorang pengembara yang miskin. Dipengaruhi oleh rasa susah ia berlambatan dan enggan untuk pergi dari tempat itu. Tetapi bagi malaikat-malaikat Allah ini berarti bahwa mereka semua akan binasa di dalam puing-puing kota Sodom. Pesuruh-pesuruh sorga itu memegang tangannya dan membawa dia dan isterinya, dan anak-anaknya perempuan keluar dari kota itu. —–PB1 160.2

 

Lut bermukim di Zoar untuk sementara waktu saja. Kejahatan merajalela di sana sebagaimana halnya di Sodom, dan ia merasa takut tetap tinggal di sana. Karena jangan-jangan kota inipun akan dibinasakan pula. Tidak lama sesudah itu Zoar dibakar, seperti yang telah direncanakan Allah. Lut berjalan menuju ke gunung dan tinggal di dalam sebuah goa, kehilangan segala sesuatu untuk mana ia telah berani membiarkan keluarganya berada di bawah pengaruh-pengaruh kota yang jahat itu, tetapi kutuk Sodom mengikuti dia hingga di tempat ini sekalipun. Perbuatan yang keji dari putri-putrinya adalah akibat daripada pergaulan yang salah di kota yang jahat itu. Kejahatan akhlaknya telah demikian berpadu dengan tabiat-tabiat mereka sehingga mereka tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Keturunan Lut, orang-orang Moab dan Amon, adalah bangsa yang jahat dan penyembah berhala, pemberontak terhadap Allah dan musuh besar daripada umatNya. . —–PB1 166.3

 

Betapa besar perbedaan hidup Ibrahim dan Lut! Dulu mereka bersahabat, berbakti pada satu mezbah yang sama, tinggal berdampingan di dalam tenda-tenda mereka; tetapi sekarang betapa jauhnya perpisahan mereka! Lut telah memilih Sodom untuk memperoleh kepelesiran dan keuntungannya. Dengan meninggalkan mezbah Ibrahim dan korban hariannya kepada Allah yang hidup, ia telah mengizinkan anak-anaknya bercampur baur dengan bangsa jahat dan menyembah berhala; namun demikian ia telah memelihara di dalam hatinya rasa takut akan Allah, karena di dalam Alkitab ia dikatakan sebagai seorang yang “benar”; jiwanya yang benar itu terganggu oleh percakapan yang jahat yang didengarnya setiap hari; oleh kejahatan serta kekejaman yang ia sendiri tidak berdaya untuk mencegahnya. Akhirnya ia diselamatkan seperti “satu puntung yang sudah direbut dari dalam api.” Zakharia 3:2, tetapi kehilangan segala harta bendanya, berkabung atas isteri dan anak-anaknya, tinggal di dalam sebuah goa, seperti binatang-binatang buas, dipenuhi rasa malu pada masa tuanya; dan ia telah menurunkan ke atas dunia ini, bukan satu bangsa manusia yang benar, tetapi dua bangsa penyembah berhala, yang bermusuhan dengan Allah dan berperang dengan umatNya, sampai cawan kejahatan mereka itu penuh, dan merekapun ditetapkan untuk dibinasakan. Betapa ngerinya akibat daripada satu langkah yang tidak bijaksana! —–PB1 167.1

 

Sama halnya dengan Samson Lot juga harus mengakhiri drama perjalanan kehidupannya dengan kehilangan semuanya termasuk keluarganya, pengalaman ini sangat berbeda dengan Abraham yang tidak membawa diri ke dalam pencobaan, dasar penyebabnya adalah karena Lot tidak mengingat alasan pertama sekali mereka diminta untuk meninggalkan kota Ur Kasdim, yaitu karena besarnya kebejatan dan bahaya pengaruhnya kepada diri dan keluarga Abraham dan lot. Akhirnya terdapat harga yang mahal harus dibayarnya. Pelajaran lainnya yang kita dapat dari pengalaman orang yang membawa dirinya sendiri ke dalam pencobaan, apabila kita membandingkan dengan bagaimana Tuhan bersikap kepada Ayub yang sama-sama kehilangan harta dan keluarganya. Kita saksikan akibat yang sangat menyedihkan harus dipikul oleh Lot pada masa tuanya, jauh berbeda dengan Ayub yang bahkan memperoleh lebih banyak dari bagaimana ia sebelumnya.

 

Cerita keempat pengalaman Akhan:

 

 

 

Akhan mengakui kesalahannya, tetapi sesudah terlambat waktunya dimana pengakuan itu dapat menjadi keuntungan bagi dirinya. Ia telah melihat bala tentara Israel kembali dari Ai dengan kekalahan serta kekecewaan; namun demikian ia tidak berani maju ke depan dan mengakui dosanya. Ia telah melihat Yusak dan tua-tua Israel bersujud di atas bumi dalam kesedihan yang tidak terlukiskan oleh kata-kata. Andaikata ia telah mengadakan pengakuan pada saat itu, ia akan dapat memberikan bukti adanya pertobatan yang sejati; tetapi ia tetap berdiam. Ia telah mendengar pengumuman bahwa satu kejahatan besar telah dilakukan, dan malahan telah mendengar sifat kejahatan itu disebutkan. Tetapi bibirnya terkatup terus. Kemudian datanglah penyelidikan yang khidmat itu. Betapa jiwanya telah dipenuhi oleh kegentaran apabila ia melihat suku bangsanya dinyatakan, kemudian keluarga dan rumah tangganya! Tetapi tetap ia tidak mengadakan pengakuan, sampai jari Allah ditunjukkan kepada dirinya. Barulah, apabila dosanya tidak dapat disembunyikan lagi, ia mengakui apa yang sebenarnya. Betapa seringnya pengakuan serupa diadakan. Ada satu perbedaan yang besar antara mengakui kenyataan-kenyataan setelah semuanya itu dibuktikan dengan pengakuan dosa-dosa yang hanya diketahui oleh diri sendiri, dan Allah saja. Akhan tidak akan mengadakan pengakuan kalau ia tidak berharap bahwa dengan berbuat hal itu akan dapat melepaskan dirinya dari akibat-akibat kejahatannya. Tetapi pengakuannya hanyalah menyatakan bahwa hukuman terhadap dirinya adalah adil. Tidak ada pertobatan yang sejati, tidak ada penyesalan, tidak ada perubahan dalam maksud, tidak ada rasa kekejian dosa di dalam dirinya. ——PB2 90.1

 

Cerita kelima pengalaman Yudas:

“Aku telah berdosa,” teriak Yudas sekali lagi, “karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Tetapi imam besar, setelah tenang kembali, menjawab dengan menghina, “Apa urusan kami dengan itu? Itu urusanmu sendiri.” Mat. 27:4. Imam-imam sudah rela memperalat Yu das, tetapi mereka menghinakan tingkah lakunya yang rendah itu. Ketika ia berbalik kepada mereka dengan pengakuan, mereka hanya menolak dia dengan penghinaan. ——-KSZ2 365.5

 

Kini Yudas tersungkur di kaki Yesus, mengakui Dia sebagai Anak Allah, dan memohon agar Ia melepaskan diri-Nya. Juruselamat tidak mencela orang yang telah mengkhianati Dia. Ia mengetahui bahwa Yudas tidak bertobat; pengakuannya dipaksakan dari jiwanya yang bersalah oleh suatu perasaan bersalah yang menakutkan dan oleh menunggu pehukuman, tetapi ia tidak merasakan kesedihan yang dalam dan menghancurkan hati, bahwa ia telah menyerahkan Anak Allah yang tidak bercacat, dan menyangkal Kesucian Israel. Meskipun demikian Yesus tidak mengucapkan perkataan yang mempersalahkan. Ia memandang kepada Yudas dengan belas kasihan, dan mengatakan, Untuk masa ini Aku datang ke dalam dunia. ———KSZ2 366.1

 

Yudas melihat bahwa permohonannya sia-sia belaka, dan ia cepat-cepat meninggalkan ruangan itu sambil berseru-seru, Sudah terlambat’ Sudah terlambat! Ia merasa bahwa ia tidak dapat hidup melihat Yesus disalibkan, dan dalam keadaan putus asa keluarlah ia dan menggantung dirinya. ——-KSZ2 366.3

 

 

 

 

Terkait dengan janji Tuhan bahwa cobaan yang kita hadapi tidak akan melampaui kemampuan kita (1 Korintus 10:13) nasihat Ellen G. White adalah sebagai berikut:

“Kepada semua orang masa ujian itu akan datang. Oleh penyaringan melalui pencobaan-pencobaan , maka Kristen yang sejati itu akan muncul keluar. Adakah umat Allah kini secara kokoh berdiri pada landasan firmanNya sehingga mereka tidak mau tunduk kepada kenyataan dari berbagai indera mereka? Maukah mereka itu dalam suatu krisis yang sedemikian sekarang ini, bergantung pada Alkitab dan hanya pada Alkitab saja?.” 4 Spirit Prophecy, pp. 443 – 444

 

“Tanpa penerangan dari Roh maka manusia tak akan mampu untuk membedakan kebenaran daripada kesalahan, lalu mereka akan jatuh ke bawah cobaan-cobaan Setan yang licik.” Christ Objects Lessons, p 409

 

 

Sementara itu, dilain sisi terkait dengan betapa bahayanya cobaan-cobaan yang kita sendiri menghantarkan diri kedalamnya nasihat Ellen G. White adalah sebagai berikut:

Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1

 

 

Meski satu sifat tabiat yang salah, satu keinginan yang penuh dosa, jika terus-menerus dilakukan dan ditimang-timang akan merusakkan semua kuasa injil. Tiap-tiap perbuatan jahat yang dimanjakan mengukuhkan jiwa tidak senang terhadap Allah. Orang yang menunjukkan kelakuan yang tak beriman, atau pendirian yang sama sekali tidak peduli akan kebenaran ilahi, akan menuai tuaian yang ditanamnya sendiri. Di dalam Alkitab tiada satu amaran yang lebih menakutkan melawan bermain-main dengan kejahatan daripada ucapan orang yang bijaksana Sulaiman, bahwa orang berdosa “itu akan dijerat oleh kejahatannya sendiri dan iapun akan terikat dengan tali dosanya sendiri.” Amsal 5:22. —- Kebahagiaan Sejati 28.3

 

Apakah baik untuk menjadi demikian kurang percaya? Mengapa kita tidak tahu berterimakasih dan mengapakah kita curiga? Yesuslah sahabat kita; semua penghuni surga memperhatikan kesejahteraan kita. Kita seharusnya jangan memperkenankan kekacauan dan kesusahan hidup sehari-hari menyakiti pikiran dan mengabutinya dengan ketakutan. Jika kita mau, selalu ada sesuatu yang hendak mengganggu dan menjengkelkan. Janganlah kita memanjakan satu keinginan yang hanya mengganggu dan memenatkan kita, bukannya membantu kita menanggung pencobaan-pencobaan. —-Kebahagiaan Sejati 115.2

 

Kita hidup dalam suasana sihir setan. Musuh akan menganyam serangan ketidak bermoralan disekeliling setiap jiwa yang tidak dibarikade dengan kasih karunia Kristus. Pencobaan akan datang; tetapi jika kita berjaga-jaga melawan musuh dan menjaga keseimbangan pengendalian diri dan kemurnian maka roh-roh yang menggoda tidak akan mempengaruhi kita. Mereka yang tidak melakukan apa-apa untuk mendorong pencobaan (melibatkan diri) akan mempunyai kekuatan untuk menahannya bilamana pencobaan itu datang, tetapi mereka yang terus berada dalam suasana jahat adalah salah mereka sendiri jika mereka dikalahkan dan jatuh dari kesetiaan mereka. Di masa yang akan datang alasan-alasan yang baik akan kelihatan bagi amaran-amaran yang diberikan mengenai roh-roh yang menggoda. Kemudian akan kelihatan kekuatan kata-kata Kristus, “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna” (Matius 5:48) —CT 257 (1913)

 

 

Nasihat tentang penyesalan dosa dan pertobatan yang harus kita ketahui:

Di dalam pertobatan termasuk penyesalan akan dosa dan berpaling daripadanya. Kita tidak akan meninggalkan dosa itu kecuali kita melihat betapa jahatnya dosa-dosa itu; sebelum kita mengenyahkannya dari dalam hati kita, tidak akan ada perubahan yang sesungguhnya di dalam kehidupan. .—-Kebahagiaan Sejati 18.2

 

 Banyak orang yang gagal mengerti keadaan yang sesungguhnya daripada pertobatan itu. Orang banyak merasa sedih karena mereka telah berbuat dosa dan mengadakan pembaharuan secara lahiriah karena mereka takut terhadap perbuatan yang salah yang dilakukan mereka akan membawa bencana kepada diri mereka sendiri. Tetapi bukan pertobatan yang semacam ini yang dikatakan di dalam Alkitab. Mereka meratapi kesengsaraan melebihi dosa itu sendiri. Demikianlah duka yang dialami oleh Esau ketika hak-sulungnya hilang untuk selama-lamanya. Bileam, takut karena malaikat berdiri di tengah jalan- nya dengan pedang yang terhunus, mengaku kesalahannya supaya nyawanya jangan hilang tetapi bukan itulah pertobatan sejati terhadap dosanya, tiada perubahan maksud, tiada kemuakan akan kejahatan. Judas Iskariot, setelah menghianati Tuhannya berseru: “Aku berdosa, sebab menyerahkan darah orang yang tiada bersalah.’’Matius 27:4. —– Kebahagiaan Sejati 18.3

 

Pengakuan terdorong dari jiwanya yang merasa bersalah dengan perasaan akan hukuman yang dahsyat dan satu pandangan yang menakutkan atas pehukumannya. Akibat-akibat yang ditanggungnya memenuhi dirinya dengan perasaan yang dahsyat, namun tiada berakar dalam, dengan hati yang hancur di dalam jiwanya, karena dia telah menghianati Anak Allah yang tiada bersalah sama sekali serta menyangkal Yang Maha Suci orang Israel. Firaun, yang mengakui salahnya untuk menghindarkan hukuman yang berikutnya, bahkan kembali melawan Allah begitu kutuk itu dihentikan. Semua ratapan semacam ini hanyalah akibat-akibat dosa itu, tetapi bukan karena berdukacita atas dosa itu sendiri. —- Kebahagiaan Sejati 18.4

 

(Catatan:

Sebagai ilustrasi sederhana untuk memahami nasihat ini adalah sebagaimana sejak tahun 1863 Tuhan telah menegakan kewajiban untuk bertarak, namun kebanyak orang tidak bersedia untuk meninggalkannya, orang-orang TIDAK MERASAKAN PENOLAKAN ITU SEBAGAI DOSA SELAMA AKIBAT DARI DOSA TERSEBUT BELUM HADIR DALAM MASING-MASING PRIBADI, BARULAH KETIKA AKIBAT MEMAKAN MAKANAN TIDAK BERTARAK ITU MUNCUL, BARULAH ORANG-ORANG MENYESALI KETIDAK MENURUTANNYA ATAU DOSANYA…………jadi yang disesali bukan dosa itu sendiri, tetapi akibat atau dampak dari dosa tersebut, dengan demikian mungkinkah seseorang akan bertobat dan meninggalkan dosanya jika anggaplah hingga akhir hayatnya AKIBAT dari DOSA itu tidak juga muncul?……MAKA PADA AKHIRNYA ORANG YANG SEPERTI ITU TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN DOSANYA.

Kembali kepada contoh dari pertarakan tersebut, kita dapat memahami mengapa Tuhan tidak menerima pertobatan karena adanya AKIBAT, tetapi Tuhan menuntut seseorang harus sadar akan dosanya walaupun akibatnya belum tiba…..sebagai gambaran lain untuk memudahkan kita adalah melanjutkan ilustrasi di atas, seandainya seseorang itu yang tidak bertarak itu pada akhirnya AKIBAT dari ketidak bertarakannya tiba, yaitu keluarnya penyakit-penyakit….barulah ia bertobat, maka APAKAH JAMINAN APABILA PENYAKITNYA DIANGKAT DARIPADANYA, ia sembuh total………..ia tidak akan kembali lagi menjamah barang yang keji?……….PADA MASA KITA DOSA CALON 144000 ADALAH MENAMBAH ATAU MENGURANG/BERGANTUNG KEPADA MANUSIA…..TERHADAP HAL INI KITA TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MENYAKSIKAN DAHULU AKIBATNYA BARU DAPAT BERTOBAT…..AKAN SANGAT TERLAMBAT, SEHINGGA SEKARANGLAH WAKTUNYA ATAU SEGERALAH KITA BERANJAK MENYADARI UNTUK BERTOBAT MENINGGALKAN DOSA ITU TANPA PERLU MENUNGGU TERLEBIH DAHULU BUKTI DARI AKIBAT……..menyambung dari pelajaran renungan 2 minggu yang lalu dari 8 orang-orang istimewa yang telah terseleksi dari peristiwa air bah yang lalu, ternyata waktu berjalan orang-orang kembali lagi melanjutkan pelanggaran-pelanggaran yang bahkan lebih jauh dosa-dosanya daripada sebelum orang-orang di zaman air bah itu. )

NASIHAT-NASIHAT TERKAIT DENGAN PERINTAH-PERINTAH ATAU SYARIAT-SYARIAT

 

 

Keluaran 20:5:

sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci.

 

Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

=

Tabiat terbentuk

Pengakuan kita tidak bernilai apapun bila tidak sebanding dengan perlakuan:

 

Yakub 2 : 19, 20:

“Engkau percaya bahwa terdapat ada satu Allah; itu benar; segala iblis pun percaya dan gementar. Tetapi maukah engkau mengetahui, hai manusia yang sia-sia, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati?”.

 

B e r a g a m a yang benar artinya menghayati firman dalam praktik kehidupanmu. Pengakuanmu tidak akan bernilai apapun tanpa mempraktikkan firman itu.” – Testimonies to Ministers, p. 127.

        
  
   
  

Mengerti

 
   

Percaya

 
 
 
 

 

 

BELAJAR 

 

 

Cerita awalnya bagaimana kebiasaan dunia muncul dalam umat Allah

Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2

Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang  diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah—–PB1 432.1

Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka. —-PB1 386.3

Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembah-penyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya. —-PB1 387.1

Seperti Guru mereka, pengikut-pengikut Kristus dalam setiap zaman harus menjadi terang dunia. ……—-PB1 387.2

 

+

Warisan berkat & dosa Turun

+

Pendidikan Rumah Tangga

+

Pergaulan dengan dunia

=

Tabiat terbentuk

 

 

OBATNYA

Selain dari nasihat-nasihat untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita, nasihat berikut adalah salah satu obat yang dipandang mengatasi penyebab mengapa kita hanyut atau larut dalam berbagai pelanggaran:

 

Kebebasan moral memang pada tempatnya bila melawan dunia. Dengan menyesuaikan seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan berada di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat pentingnya ketentuan berpisah dari adat istiadat dan cara-cara dunia. Tidak perlu kita mengangkat standar kita sedikit lebih tinggi di atas standar dunia, tetapi kita harus menunjukkan perbedaan yang mencolok. Bukanlah masalah yang mudah untuk mencapai harta indah hidup kekal. Tidak ada orang yang dapat melakukan hal ini sambil hanyut dengan arus dunia. Ia harus keluar dari dunia dan berpisah serta tidak menyentuh barang yang najis. Tidak ada orang yang berlaku kedunia-duniaan tanpa terbawa oleh arus dunia. Tidak ada orang yang akan mencapai kemajuan tanpa usaha yang tekun….——Maranatha hal 47.

 

Orang Kristen perlu kuasa berpikir, kemauan yang teguh, dan mengetahui apa yang menjadi hasil mempelajari Firman Allah. Mereka sama sekali tidak boleh mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak penting. Setiap hari mereka harus dibaharui dalam kuasa rohani—- Maranatha hal 120

 

Bercerailah dan berlaku lainlah dari dunia – di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia, memantulkan sinar terang matahari kebenaran, jadilah suci, kudus dan tak bercacat serta dengan iman membawakan terang ke jalan-jalan dan lorong-lorong di bumi——-Maranatha 111

 

Para pengikut Kristus harus bercerai dari dunia dalam prinsip-prinsip dan minat, tetapi mereka tidak boleh mengasingkan diri dari dunia. Dengan tetap Juruselamat bergaul dengan manusia,bukan untuk mendorong mereka dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan mengagungkan mereka. “Aku menguduskan diriKu”. Yohanes 17:19. Begitulah orang Kristen harus tinggal di antara manusia, supaya nikmatnya kasih Ilahi menjadi seperti garam yang memelihara dunia dari kejahatan.—– Maranatha 112 (alasan kita dinasihati untuk bercerai dengan dunia dalam prinsip dan minat, namun tetap tidak mengasingkan diri adalah karena pemahaman EGW kita wajib menobatkan dunia, ia tidak memahami pekerjaan sekarang kepada sidang, sehingga pengertiannya sesuai kebenaran kita makanan pada waktunya – kita harus berpisah dengan dunia termasuk mengasingkan diri dari orang dunia, namun tetap dekat dengan gereja sebagai sasaran pekerjaan)

 

Tuntutan Ilahi telah membawa umat Allah keluar dari kebiasaan kemewahan dunia, menjauhkan diri dari pemanjaan selera dan hawa nafsu, berdiri di atas ketinggian penyangkalan diri dan pertarakan dalam segala perkara. Umat yang dipimpin Allah haruslah istimewa. Mereka tidak boleh sama dengan dunia. Tetapi kalau mereka mengikuti tuntunan Allah maka mereka akan menggenapi tujuanNya, dan akan menyerahkan kehendak mereka kepada kehendakNya. Kristus akan tinggal dalam hati…..Rasul itu berkata,”Tubuhmu itu adalah kaabah Roh Kudus.————Maranatha 118

 

Setiap pergaulan yang kita bentuk, betapapun terbatas membawa pengaruh terhadap kita. Meluasnya pengaruh yang menguasai kita itu akan ditentukan oleh derajat keakraban, pergaulan yang secara tetap, dan kasih serta pemujaan kita kepada orang yang menjadi teman kita bergaul. Maka dengan demikian oleh pengenalan dan pergaulan kita dengan Kristus kita boleh menjadi serupa dengan Dia, sebagai satu-satunya teladan yang tidak mempunyai kesalahan.——- Maranatha hal 74

 

Dalam pergaulan kita dalam masyarakat, dalam keluarga, atau dalam hubungan kehidupan apa saja kita ditempatkan, baik yang terbatas maupun yang meluas, ada banyak cara yang dalamnya kita dapat mengakui Tuhan kita dan banyak cara yang dalamnya kita dapat menyangkal Dia. Kita dapat menyangkal Dia dalam perkataan kita, oleh berkata jahat tentang orang lain, oleh percakapan yang bodoh, bersenda-gurau, oleh perkataan yang sia-sia dan tidak ramah, oleh memutar-balikkan perkataan, atau berkata-kata yang bertentangan dengan kebenaran. Dalam perkataan kita dapatlah kita mengakui bahwa Kristus tidak ada di dalam kehidupan kita. Dalam tabiat kita dapatlah kita menyangkal Dia oleh sifat kita yang suka pada enak-enak saja, oleh menghindari kewajiban dan beban kehidupan yang harus ditanggung oleh seseorang kalau kita tidak mau menanggungnya, dan oleh menyukai kesenangan yang berdosa. Kita dapat pula menyangkal Kristus oleh kesombongan dalam berpakaian dan penyesuaian diri kepada dunia, atau oleh kelakuan yang tidak sopan. Kita dapat menyangkal Dia oleh menyukai pendapat kita sendiri saja dan berusaha mempertahankan dan membenarkan diri sendiri. Kita dapat pula menyangkal Dia dalam membiarkan pikiran mengalir dalam saluran perasaan cinta yang meluap- luap dan memikir-mikirkan nasib dan ujian yang kita duga sangat berat. ——–NBS 117.4

 

Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.

Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1

 

 

Kebiasaan memikir-mikirkan keburukan yang dirasakan tidaklah bijaksana dan bukannya sifat kristen. Dalam berbuat demikian kita gagal menikmati berkat-berkat dan mempergunakan kesempatan masa sekarang. Tuhan minta agar kita melaksanakan kewajiban masa sekarang dan menanggung segala ujiannya. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga agar jangan kita bersalah dalam perkataan atau perbuatan. Sekarang ini kita harus memuji dan menghormati Allah. Dengan menggunakan iman yang hidup sekarang ini kita harus mengalahkan musuh. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga dan bekerja dan berdoa seolah-olah inilah hari terakhir yang dikaruniakan kepada kita. Sebab itu, betapa tekunnya kita harus hidup sekarang ini. Kita harus mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh dalam segala perkataan dan perbuatan kita.——-NBS2 95.

 

Banyak orang berpakaian seperti dunia supaya dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak beriman, tetapi dalam hal ini mereka mengadakan suatu kekeliruan yang sangat menyedihkan. Kalau mereka mau mempunyai suatu pengaruh yang benar dan menyelamatkan, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka, menunjukkan iman mereka oleh perbuatan mereka yang benar dan mengadakan perbedaan yang jelas sekali antara orang Kristen dan orang duniawi. Perkataan, pakaian, perbuatan, harus memberikan kesaksian untuk Allah. Dengan demikian suatu pengaruh yang suci akan dipancarkan ke atas semua orang di sekeliling mereka, dan orang-orang yang tidak beriman sekalipun akan mengetahui bahwa mereka telah tinggal bersama dengan Yesus. Kalau ada orang ingin bersaksi untuk kebenaran oleh pengaruh mereka, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka dan dengan mereka meniru teladan yang rendah hati itu. ——NBS 3 96.

 

Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang betul, kita harus bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengaruh akhlak dan kerohanian yang sehat. ——– NBS 189.2

 

Kalau orang muda dapat diyakinkan untuk bergaul dengan orang-orang yang suci, memikirkan kepentingan orang lain, dan ramah tamah, pengaruhnya akan sangat baik. Kalau mereka memilih sahabat-sahabat yang takut akan Tuhan, pengaruh itu akan menuntun kepada kebenaran, kewajiban, dan kesucian. Suatu kehidupan Kristen yang benar merupakan suatu kuasa bagi kebaikan. Tetapi sebaliknya, mereka yang bergaul dengan pria dan wanita yang mempunyai akhlak yang diragukan, atau prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak lama kemudian mereka akan berjalan pada jalan yang sama. Kecenderungan hati yang biasa ialah ke arah bawah. Ia yang bergaul dengan seorang yang tidak percaya akan Allah tidak lama kemudian akan tidak percaya akan Allah lagi; ia yang memilih persahabatan dengan orang jahat hampir dapat dipastikan menjadi jahat. Berjalan dalam bicara orang fasik merupakan langkah pertama untuk berdiri pada jalan orang berdosa dan duduk dalam perhimpunan orang pengolok—-NBS 189.3

 

Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Allah itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan dikau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi. ——NBS 193.7

 

Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran. Bacaan Yang Merusak Jiwa —–NBS 194.1

 

Percakapan itu seharusnya tentang perkara-perkara rohani dan Ilahi; tetapi hal yang sebaliknya telah terjadi. Kalau pergaulan dengan sahabat-sahabat Kristen digunakan terutama untuk perbaikan pikiran dan hati, tidak akan ada penyesalan kemudian, dan mereka dapat menoleh ke belakang pada wawancara itu dengan suatu kepuasan yang menyenangkan. Tetapi jika jam-jam itu digunakan dalam perbuatan yang sembrono dan percakapan yang sia-sia, dan waktu yang berharga itu digunakan dalam merusakkan kehidupan dan tabiat orang lain, maka hubungan persaudaraan itu akan terbukti menjadi sumber kejahatan, dan pengaruhmu akan menjadi suatu bau maut menuju mati.——NBS 197.2

 

Mungkin saja engkau menjadi seorang percaya yang setengah-setengah dan yang biasa, dan engkau akan didapati ringan serta akan kehilangan hidup yang abadi. Mungkin saja, dan menghidupkan sebagian anjuran Alkitab serta dianggap sebagai orang Kristen, tetapi akan binasa karena engkau kekurangan sifat-sifat yang sangat perlu bagi tabiat Kristen. Jika engkau menyia- nyiakan atau bersikap acuh tak acuh terhadap amaran yang sudah diberikan Allah, jika engkau menyimpan atau memberi maaf kepada dosa, berarti engkau sedang memeteraikan nasib jiwamu. Engkau akan ditimbang pada neraca dan akan didapati dalam keadaan ringan. Anugerah sejahtera dan ampunan akan ditarik untuk selama-lamanya. Yesus akan melewati engkau, tiada akan pernah datang lagi begitu dekat sehingga dapat dijangkau oleh doa dan permohonanmu. Selagi rahmat menunggu, selagi Juruselamat melakukan pekerjaan seorang pengantara, hendaklah kita melakukan pekerjaan yang saksama guna keselamatan kita.———-NBS 289.4

 

“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1

 

Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1

 

NASIHAT DALAM BERGAUL

Teladan yang diberikan Kristus dalam menghubungkan diri-Nya dengan kepentingan manusia haruslah diikuti oleh semua orang yang memasyhurkan sabda-Nya, dan oleh semua orang yang telah mendapat Injil rahmat-Nya. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan sosial. Kita tidak boleh mengasingkan diri dari orang lain. Untuk dapat mencapai segenap golongah, kita mesti menjumpai mereka di mana mereka itu berada. Mereka jarang datang sendiri hendak mencari kita. Bukan dari mimbar saja hati manusia dapat dijamah oleh kebenaran Ilahi. Masih ada lagi lapangan pekerjaan lain, mungkin lebih hina, tetapi sama mengandung harapan penuh. Lapangan pekerjaan itu terdapat di rumah orang-orang yang hina-dina dan di rumah orang-orang besar, pada jamuan yang disediakan oleh orang yang suka menerima tamu dan pada kumpulan sosial yang polos. ———-KSZ1 152.1

 

Sebagai murid-murid Kristus tidak boleh kita bergaul dengan dunia ini hanya karena kita gemar akan kepelesiran belaka, untuk bersatu dengan mereka dalam kebodohan. Pergaulan serupa itu dapat mendatangkan bencana belaka. Kita sekali-kali tidak boleh membenarkan dosa perkataan atau perbuatan kita, oleh berdiam diri atau oleh kehadiran kita. Ke mana saja kita pergi, kita harus membawa Yesus beserta kita, dan harus menyatakan kepada orang-orang lain indahnya Juruselamat kita itu. Tetapi orang-orang yang berusaha hendak memelihara agamanya oleh menyembunyikannya di dalam tembok batu, kehilangan kesempatan yang indah untuk melakukan kebajikan. Oleh hubungan sosial, Kekristenan berhubungan dengan dunia ini. Setiap orang yang telah mendapat penerangan Ilahi, haruslah menerangi jalan orang-orang yang belum mengenal Terang kehidupan. ——–KSZ1 152.2

 

Kita semua harus menjadi saksi bagi Yesus. Kuasa sosial yang disucikan oleh rahmat Kristus, wajib dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam menarik jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Biarlah dunia ini melihat bahwa kita tidak mencurahkan segenap perhatian dengan kikir atas kepentingan kita belaka, melainkan bahwa kita ingin supaya orang-orang lain juga turut beroleh berkat dan karunia yang kita peroleh. Biarlah mereka melihat bahwa agama kita tidak membuat kita tidak menaruh simpati dan bersifat keras. Biarlah semua orang yang mengaku telah menemukan Kristus, melayani sebagaimana Ia melayani dahulu untuk kebahagiaan manusia. ——-KSZ1 152.3

 

 

 

WASPADA KEPADA:

 

Dan janganlah seorangpun berkata kepada dirinya sendiri bahwa dosa yang disayangi pada suatu waktu nanti akan dengan mudah dihilangkan. Tidak demikian halnya. Setiap dosa yang disayangi melemahkan tabiat dan menguatkan kebiasaan; dan akibatnya adalah kerugian jasmani, mental dan moral. Engkau bisa menyesali kesalahan yang telah engkau perbuat, dan menjejakkan kakimu pada jalan yang benar; tetapi bentuk pikiranmu dan kebiasaanmu dengan yang jahat akan membuatmu sukar membedakan antara yang benar dan yang salah. Melalui kebiasaan salah yang terbentuk, Setan akan menyerangmu berulang-ulang.—COL 281 (1900)

 

Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—-NBS3 102

 

Setan mengendalikan setiap pikiran yang tidak tegas dibawah pengendalian Roh Allah—-Lt 57, 1895 (TM 79 )

 

Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosa- nya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.——KA 653.3

 

Contoh-contoh :

 

Pengalaman Abraham dan lot:

 

Pengalaman beratnya usaha Lot untuk dapat selamat:

 

Pengalaman Esau dan Yakub (gambaran tentang yang bergaul dan yang tidak bergaul):

 

Pengalaman Yohanes Pembabtis:

“Adalah suatu daerah yang sunyi sepi dimana ia telah menemukan tempat tinggalnya, yaitu di tengah-tengah bukit yang tandus, jurang-jurang yang menakutkan, dan gua-gua batu karang. Tetapi itulah pilihannya untuk menghindari kesenangan-kesenangan dan kemewahan-kemewahan hidup bagi disiplin yang ketat dari padang belantara.” – The Desire of Ages, halaman 101.

Yohanes memisahkan dirinya sendiri dari sahabat-sahabat dan dari kemewahan hidup. Kesederhanaan pakaiannya, baju yang dibuat dari bulu onta, merupakan teguran yang mantap terhadap keborosan yang ditunjukkan oleh para imam Yahudi dan orang banyak pada umumnya. Makanannya terdiri dari sayur-sayuran murni, dari belalang dan madu hutan, merupakan teguran terhadap pemanjaan selera dan kerakusan yang berlaku di mana-mana…..Pokok reformasi yang besar harus digalakkan dan perhatian umum harus digerakkan. Di dalam segala perkara pertarakan harus dikaitkan dengan pekabaran, untuk membalikkan umat Allah dari berhala mereka, kerakusan mereka, dan keborosan mereka dalam pakaian dan lain-lain.

Penyangkalan diri, kerendahan hati, dan pertarakan yang dituntut dari orang benar, yang khusus dipimpin dan diberkati Allah, haruslah dinyatakan kepada banyak orang untuk melawan pemborosan, kebiasaan merusak kesehatan dari mereka yang hidup dalam zaman yang merosot ini. Allah telah menunjukkan bahwa reformasi kesehatan berkaitan erat dengan pekabaran malaikat yang ketiga sebagaimana tangan dengan tubuh.——Maranatha 14 Jan, hal 22.3

 

Pengalaman Henoch:

Merasa tertekan oeh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidak percayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henoch menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendakNya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan nafas jiwa; ia hidup dalam suasana sorga — PB 79.1

 

Pengalaman Daniel:

 

Pengalaman Ellen G. White dibabtis usia 13 tahun dan usia 11 tahun telah bertobat:

……

Umur sebelas tahun saya dibabtis serta menjadi anggota gereja Metodis. Umur tiga belas tahun saya mendengar ceramah umum yang diadakan William Miller untuk kedua kalinya di Portland Maine. Ketika itu saya merasa bahwa sayat tidak layak, dan tidak siap untuk bertemu dengan Yesus. Jadi, ketika undangan diadakan untuk para anggota gereja dan orang-orang berdosa supaya tampil ke depan untuk didoakan, maka saya tidak menyia-nyiakan kesempatan pertama, sebab saya mengetahui bahwa saya harus melakukan kewajiban besar yang dapat melayakkan saya untuk masuk ke sorga. Jiwa saya haus akan keselamatan yang penuh dan diberikan cuma-Cuma, tetapi tidak mengetahui bagaimana untuk mencapainya—— Tulisan-tulisan Permulaan, sub judul “Pengalaman dan Khayal-khayal”.

 

 

Pengalaman Samuel dan anak2 Imam Eli, yang sama-sama mendapat pendidikan Rumah Tangga, hanya kemudian anak2nya bergaul, namun Samuel tetap patuh tidak bergaul:

 

Nasihat-Nasihat Ellen G. White dan Victor T. Houteff:

Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35

 

Pindah ke desa

 

Bersekolah di sekolah Advent

 

 

KESIMPULAN

 

  1. PERGAULAN SEBAGAI SARANA SETAN UNTUK MENAKLUKAN PEKERJAAN PENYELESAIAN 144000, PERGAULAN MUSUH YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA,
  2. Contoh2 umat Allah dahulu musuhnya adalah sepenuhnya dari agen-agen setan, sedangkan musuh dari dirinya sendiri mereka seluruhnya TELAH MENYELESAIKANNYA,
  3. Umat Allah akhir zaman adalah awal ketika ia baru lahir musuhnya adalah DIRI SENDIRI, tetapi setelah ia telah berhubungan dengan dunia melalui pergaulan, maka = DIRI SENDIRI + DUNIA, namun dalam perkembangannya setelah keseluruhan kesenangan, perhatian, minat, impian, harapan, selera orang-orang dunia telah diserap orang umat Allah, maka musuhnya menjadi DIRI SENDIRI (ini untuk yang masih di dalam kekuasaan umat itu sendiri).

PERJUANGAN TERBERAT = MELAWAN DIRI SENDIRI YANG TELAH LENGKAP KESELURUHANNYA

 

Kesucian adalah usaha seumur hidup, dan usaha yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah harus disiplin

 

“Kesucian ……. bukanlah dicapai melalui suatu perasaan terbang yang menggembirakan, melainkan adalah hasil daripada terus-menerus mati untuk dosa, dan senantiasa hidup bagi Kristus. Kesalahan-kesalahan tidak mungkin dapat diluruskan, juga reformasi-reformasi tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam tabiat oleh usaha-usaha yang hanya sekali-sekali dan lemah. Adalah hanya oleh usaha yang tekun dan lama, disiplin yang ketat, dan perjuangan yang keras, maka kita akan menang. Kita tidak tahu pada hari yang satu berapa kuatnya kelak perjuangan kita pada hari berikutnya. Selama setan memerintah, maka kita harus berhasil mengalahkan diri sendiri, menguasai semua dosa untuk menang; sepanjang hayat dikandung badan tidak akan ada satupun tempat berhenti, tidak ada satupun titik tujuan yang dapat kita capai lalu mengatakan : ‘Saya sudah sepenuhnya berhasil. Kesucian ialah hasil dari pada kepatuhan seumur hidup.” — The Acts of the Apostles, p. 560.

 

 

Pembenaran oleh iman yaitu KESUCIAN tidak akan didapat bagi orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran – – artinya KESUCIAN bertorelasi dengan kelengkapan kebenaran yang dimiliki (sesuai gambar profile umat Allah di akhir zaman)

 

“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.

 

Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2

 

NASIHAT UNTUK KITA YANG AKAN MENGHADAPI MASA KESUKARAN

 

Tulisan-Tulisan Permulaan, sub judul “Kewajiban Dalam Pemandangan Akan Masa Kesukaran”

……….

Tuhan telah menunjukkan kepada saya bahaya membiarkan pikiran kita dipenuhi dengan pikiran-pikiran dan perhatian duniawi. Saya melihat bahwa pikiran beberapa orang dijauhkan dari kebenaran masa kini dan kasih akan Alkitab yang Kudus dengan membaca buku lain yang mengasyikkan; pikiran-pikiran orang lain dipenuhi dengan kerisauan dan perhatian untuk apa yang mereka akan makan, minum dan pakai. Ada yang mengharapkan supaya kedatangan Tuhan itu masih begitu lama. Waktu telah berlangsung lebih cepat beberapa tahun daripada yang diharapkan mereka; itulah sebabnya mereka merasa bahwa waktu akan berlangsung beberapa tahun lagi, dan di dalam cara ini pikiran mereka dijauhkan dari kebenaran masa kini dan menuju kepada dunia. Dalam hal-hal ini saya melihat bahaya besar; karena jikalau pikiran dipenuhi dengan hal-hal lain, maka kebenaran masa kini terdesak ke luar, dan tidak ada tempat lagi pada dahi kita untuk memetrai Allah yang hidup itu. Saya melihat bahwa saatnya Yesus berada di tempat yang maha kudus sudah hampir berakhir dan saat tersebut dapat diperpanjang tetapi tidak berlangsung lama. Sesungguhnya waktu seggang kita haruslah digunakan untuk menyelidiki Alkitab, yang akan menghakimkan kita pada hari kiamat. Saudara-saudara saya yang kekasih, biarlah hukum Allah dan kesaksian Yesus Kristus selalu dalam ingatanmu dan biarlah hal itu mendesak keluar segala pikiran dan percintaan dunia. Bila engaku tidur dan bila engkau bangun, hendaknya itulah yang dipikir-pikirkan. Hiduplah dan berbuatlah seluruhnya ditujukan kepada kedatangan Anak Manusia. Masa pemeteraian itu sangat singkat adanya, dan segera akan berakhir. Sekaranglah waktunya, sementara keempat malaikat itu menahan empat angin itu, untuk memperkokoh panggilan dan pilihan kita.

Penutup

 

Hati-hati dengan kepiawaian usaha-usaha setan:

  1. Melalui kebenaran

Dosa Akhan telah mendatangkan malapetaka ke atas segenap bangsa itu. Untuk dosa satu orang murka Allah telah turun ke atas segenap sidangNya sampai pelanggaran itu diselidiki dan dibuangkan. Pengaruh yang harus paling ditakuti oleh gereja bukanlah pengaruh dari orang-orang yang menentang dengan terang-terangan, orang-orang kapir, dan penghujat-penghujat, tetapi pengaruh dari orang-orang yang mengaku diri Kristen tetapi tidak hidup seperti orang Kristen. Mereka inilah yang telah menahan berkat-berkat Allah Israel dan menyebabkan kelemahan di antara umatNya. ——PB2 89.2

Pengaruh-pengaruh yang sama sedang bekerja dewasa ini dengan perantaraan mereka yang berusaha menjelaskan hukum Allah sedemikian rupa untuk menyesuaikannya dengan kebiasaan mereka. Golongan ini tidak menyerang hukum dengan terang-terangan, melainkan mengemukakan teori-teori yang bersifat mengadu untuk yang melemahkan prinsip-prinsipnya. Mereka menjelaskannya agar dapat merusakkan kekuatannya—-KSZ2 15.1

 

  1. Melalui diluar kebenaran – keluarga

 

Kita harus berhati-hati agar jangan meremehkan usaha Allah yang penuh kemurahan untuk keselamatan kita. Ada orang Kristen yang berkata, “Saya tidak mau diselamatkan kecuali isteri dan anak-anak diselamatkan bersama sama dengan saya.” Mereka merasa bahwa sorga bukanlah sorga tanpa kehadiran mereka yang sangat dikasihi. Tetapi apakah mereka yang memanjakan perasaan seperti ini mempunyai satu pemikiran yang benar akan hubungan mereka kepada Allah, mengingat akan kebajikan serta rahmatNya yang besar itu terhadap diri mereka? Apakah mereka telah melupakan bahwa mereka telah diikat oleh ikatan kasih dan hormat serta kesetiaan yang paling erat kepada pelayanan akan Khalik dan Penebus mereka? Panggilan rahmat ditujukan kepada semua orang; dan oleh sebab sahabat kita menolak panggilan kasih dari Juruselamat, apakah kita juga akan menolaknya? Penebusan jiwa mahal harganya. Kristus telah membayar dengan satu harga yang tidak terbatas bagi keselamatan kita, dan tidak seorangpun yang menghargakan nilai daripada pengorbananNya yang besar ini, atau daripada nilai jiwa itu akan menyia-nyiakan rahmat Allah itu hanya karena orang lain telah memilih untuk berbuat demikian. Kenyataan bahwa orang lain mengabaikan tuntutan-tuntutanNya yang adil harus membuat kita lebih sungguh-sungguh, agar kita sendiri menghormati Allah, dan menuntun orang lain yang dapat kita pengaruhi untuk menerima kasihNya. ——PB1 162.2

 

 

 

<< Go Back

Start typing and press Enter to search

Shopping Cart