Sabat 11 Februari 2023
Renungan pendahuluan
Tulisan-tulisan Permulaan bab:
Persiapan untuk kedatangan Kristus
Saudara-dan saudari yang kekasih: Apakah kita percaya dengan segenap hati bahwa Kristus segera akan datang dan bahwa kita sekarang mempunyai pekabaran terakhir mengenai rahmat yang senantiasa akan diberikan kepada dunia yang berdosa? Apakah teladan yang kita tunjukkan itu sudah sepatutnya demikian? Apakah kita, dengan kehidupan dan percakapan kita yang kudus, menunjukkan kepada mereka yang berada di sekeliling kita bahwa kita sedang menunggu-nunggu kedatangan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus itu, yang akan mengubahkan tubuh yang fana ini dan membentuknya sama seperti tubuhNya yang mulia itu? Saya merasa khawatir kita tidak percaya dan menyadari hal-hal ini sebagaimana mestinya. Mereka yang percaya kebenaran-kebenaran penting yang kita akui itu, haruslah menyatakannya dalam kehidupan iman mereka. Terlalu banyak yang mencari di dunia ini, pikiran yang terlalu banyak dicurahkan pada pakaian, dan lidah yang terlibat terlalu sering dalam percakapan ringan yang sia-sia, yang menyangkal pengakuan percaya kita, sebab percakapan kita tidak tertuju ke sorga, dari mana kita menantikan kedatangan Juruselamat itu.
Malaikat-malaikat sedang memperhatikan dan menjaga kita; seringkali kita menyusahkan malaikat-malaikat ini dengan memanjakan percakapan yang sia-sia, lawakan dan senda gurau, dan juga oleh terbenam dalam sikap acuh tak acuh dan masa bodoh. Walaupun sekarang dan nanti kita mungkin melakukan suatu usaha untuk mencari kemenangan dan mencapainya, namun jikalau kita tidak memeliharanya, tetapi tenggelam dalam kelalaian yang sama, serta menunjukkan sikap tidak peduli, tidak sanggup menahan pencobaan dan melawan musuh itu, maka kita tidak tahan ujian iman kita yang lebih indah daripada emas. Kita tidak menderita demi Kristus, dan bermegah-megah dalam kesukaran.
Ada kekurangan besar dalam ketahanan Kristen dan berbakti kepada Allah oleh dorongan hati yang setia kepada azas-azas kebenaran. Kita tidak boleh mencari kesenangan dan kehormatan diri sendiri, tetapi menghormati dan memuliakan Allah, dan dalam apa yang kita perbuat dan katakan semata-mata hanyalah untuk memuliakanNya. Jikalau kita membiarkan hati kita dipengaruhi dengan perkataan penting yang berikut ini, dan senantiasa menaruhnya dalam pikiran kita, maka kita tidak akan begitu saja jatuh dalam pencobaan dan perkataan kita secukupnya saja dan dipilih dengan baik: “Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya, dan oleh bilur-bilurNya kita menjadi sembuh.” “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.” “Tuhan yang telah melihat aku.”
Kita tidak dapat memikirkan kata-kata yang penting ini, dan mengingat penderitaan-penderitaan Yesus supaya kita orang-orang berdosa yang malang dapat menerima pengampunan dan ditebus bagi Allah oleh darahNya yang sangat indah itu, tanpa merasakan suatu pembatasan suci bagi kta dan suatu kerinduan yang sungguh-sungguh mau menderita bagi Dia yang telah menderita dan menanggung begitu banyak kesusahan karena kita. Jikalau kita berpaut pada perkara-perkara ini, yaitu diri kita yang mahal dengan keanggungannya, akan direndahkan, dan tempatnya akan ditempati oleh kesederhanaan yang serupa dengan anak-anak yang akan mendatangkan tegoran dari orang-orang lain dan tidak akan mudah tersinggung. Roh yang keras kepala tidak lagi akan masuk untuk memerintah jiwa.
Kesukaan dan penghiburan sejati bagi orang Kristen harus dan nati di sorga. Kerinduan jiwa dari mereka yang telah mengecap kuasa dunia yang akan datang dan telah menikmati kesukaan sorgawi, tidak akan merasa puas dengan perkara-perkara dunia. Orang-orang yang demikian akan cukup pekerjaan pada waktu senggang mereka. Jiwa mereka akan terterak kepada Allah. Dimana harta berada, disanalah hati berada, sambil memegang perhubungan yang manis dengan Allah yang mereka sembah dan kasihi. Kesenangan mereka berada dalam merenung-renungkan harta mereka—yaitu Kota Kudus, bumi yang dibaharui, rumah mereka yang kekal. Maka semetara mereka berpaut pada perkara-perkara tersebut yang tinggi, suci dan kudus, sorga akan semakin dekat, dan mereka akan merasakan kuasa Roh Kudus, dan ini akancenderung membuat mereka semakin lama semakin jemu terhadap dunia dan menyebabkan penghiburan dan kesuakaan besar mereka tertuju kepada perkara-perkara sorga, yaitu rumah mereka yang manis. Kuasa penarikan kepada Alllah dan sorga nantinya akan menjadi begitu besar sehingga tidak ada yang dapat menyeret pikiran mereka dari tujuan besar menjamin keselamatan jiwa dan menghormati serta memuliakan Allah
Bila saya menyadari betapa besar yang telah dilakukan untuk kita supaya kita menjadi benar, saya tergerak untuk berseru, aduh, sungguh indah kasih, alangkah ajaibnya kasih, yanga ada pada Anak Allah untuk kita orang-orang berdosa yang malang!. Haruskah kita bertindak masa bodoh dan lalai sedangkan segala sesuatu telah dilakukan demi keselamatan kita yang dapat dilakukan? Segenap sorga menaruh perhatian pada kita. Kita harus hidup-hidup dan jangan tidur untuk menghormati, memuliakan, dan memuji oknum yang tinggi dan agung itu. Hati kita harus mengalir dalam kasih dan penghormatan kepadaNya yang begitu penuh dengan cinta dan kasih sayang pada kita. Kita harus menghormati Dia dengan kehidupan kita, dan dengan percakapan yang bersih dan suci menunjukkan bahwa kita dilahirkan dari atas, bahwa dunia ini bukanlah tempat kediaman kita, tetapi kita adalah pengembara dan orang menumpang di dunia ini, yang sedang mengadakan perjalanan menuju negeri yang lebih baik.
Banyak orang yang mengaku nama Kristus dan menyatakan sedang menunggu kedatanganNya yang segera itu, tidak mengetahui apa artinya menderita bagi Kristus itu. Hati mereka tidak ditaklukkan oleh kasih karunia, dan diri mereka belum dimatikan, sebagaimana yang sering dinyatakan dalam pelbagai cara. Pada saat yang sama mereka membicarakan tentang ditimpa pencobaan. Akan tetapi penyebab utama pencobaan yang menimpa mereka ialah hatinya yang belum ditaklukkan, yang menjadikan diri sendiri begitu peka sehingga sering tersinggung. Jikalau orang-orang terseubt menadari apa yang disebut seorang pengikut Kristus yang rendah hati, seorang Kristen yang sejati, maka mereka akan mulai bekerja dengan ketekunan yang baik dan mulai menjadi benar. Pertama mereka harus mematikan dirinya, kemudian senantiasa berdoa, dan memeriksa setiap nafsu hati. Serahkan keyakinan diri dan kepuasan dirimua saudara-saudara, lalu ikutlah akan Yesus bahwa Ia adalah teladanmu dan engkau harus mengikuti jejak langkah kakiNya. Pandanglah pada Yesus, penggubah dan penyempurnaan iman kita, dan yang dengan tiada merasa malu karena memandang kesukaan yang terbentang di hadapanNya telah menanggung salib itu. Ia yang menanggung perlawanan orang-orang berdosa yang menentang diriNya sendiri. Ia yang karena dosa kita pernah direndahkan, sebagai domba yang disembelih, terluka, disesah, dianiaya dan disengsarakan. Oleh sebab itu, marilah kita dengan bersuka menanggung sesuatu demi nama Yesus, salibkanlah diri setiap hari dan ambillah bagian dalam penderitaan Kristus di dunia ini, supaya kita dapat mengambil bagian dalam kemuliaanNya besarta dengan Dia, dan akan dimahkotai dengan kemuliaan, kehormatan, keadaan yang tidak akan binasa dan hidup yang kekal.
Saya mohon dengan sangat agar mengarahkan pandangan kita satu-satunya itu kepada kemuliaan Allah. Biarlah kuasaNya menjadi ketergantunganmu, kasih karuniaNya menjadi kekuatanmu. Dengan belajar Kitab Suci dan berdoa sungguh-sungguh usahakanlah memperoleh gambaran jelas akan tugasmu, dan dengan setia melakukannya. Saudara perlu mempertumbuhkan dengan setia segala perkara yang kecil, karena dengan berbuat demikian membekali saudara dengan kebiasaan untuk melakukan tanggung jawab yang lebih besar……Setiap peristiwa kehidupan itu besar artinya demi kebaikan ataupun kejahatan. Pikiran perlu dilatih dan diuji setiap hari, sehingga memperoleh kuasa untuk berdiri dalam kedudukan yang sulit sekalipun. Menghadapi hari-hari sulit saudara perlu memiliki keteguhan hati untuk berdiri benar, bebas dari segala pengaruh yang merusak.
Yesus sedia menanggung segala beban kita hanya apabila kita percaya kepadaNya. Ia berkata kepada kita: “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu. Serahkanlah kepadaKu bebanmu; Percayakanlah semua itu kepadaKu untuk melakukan yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.” Biarlah kita percaya kepadaNya. Ketakutan akan menghambat dan tak dapat membedakan hari esok. Tetapi Yesus melihat akhir dari suatu permulaan dan di dalam setiap kesukaran Ia mempunyai cara tersendiri untuk menyediakan jalan kelepasan. Tinggallah di dalam Kristus, karena kita hanya dapat menanggung segala perkara itu di dalam Dia yang menguatkan kita.——Buku Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan sub judul Tujuan Kasih Karunia 15 April hal 119.
Tanya Jawab buku 1:
APAKAH PENIPUAN SETAN ITU
SECARA BESAR-BESARAN ATAU KECIL-KECILAN?
Pertanyaan No. 4 :
Apakah Setan memasang sebuah balok rintangan khusus di hadapan sidang sebagai sebuah badan, ataukah hanya menyerang anggota-anggotanya secara pribadi?
Jawab :
Semenjak dari hari yang tragis di Eden itu pada waktu ia memperkenalkan dosa ke dalam dunia dan menimbulkan kejatuhan manusia, Setan telah memasang pada jalan dari setiap Pergerakan penebusan sebuah balok rintangan yang berbeda-beda pada mana banyak sekali orang telah terjerat dan jatuh. Oleh sebab itu, sangat pasti bahwa ia tak dapat tiada diharapkan memiliki sesuatu yang terkenal bahaya sedemikian ini yang ditanamkan pada jalan kita di waktu ini. Sungguhpun kita telah memiliki di zaman ini manfaat besar pengetahuan tentang masing-masing jerat yang telah terbukti berbahaya bagi orang banyak dalam Pergerakan-Pergerakan di masa lalu, namun kita akan menderita tuduhan dan hukuman yang jauh lebih besar dibandingkan mereka itu, jika kita lalai mengenali jerat-jerat kita sendiri. Dan lebih dari pada itu, jika kita gagal, maka dari padanya kita akan menyaksikan kepada alam semesta bahwa kita adalah yang terlemah dari pada mereka yang lemah. Kita harus berdiri – berdiri menentang jerat khusus yang sangat rapih yang pernah dipasang oleh Si Jahat itu! Tetapi bagaimanakah dapat kita melakukan hal ini jika kita belum mengetahui apa jerat itu dan di mana jerat itu terdapat?
Untuk menemukan bahaya itu di mana ia itu benar-benar mengintip, marilah kita meninjau secara singkat ke belakang kepada jerat-jerat yang terdahulu, menurut masa-masa periodenya dalam mana sekaliannya itu telah jadi, dimulai dengan Pergerakan sidang yang tercatat pertama sekali :
Pergerakan Nuh telah diciptakan untuk membangun bahtera baik sebagai sebuah amaran terhadap air bah yang tak dapat tiada akan datang maupun sebagai sebuah tempat berlindung dari pada air bah. Balok rintangan khusus yang dipasang oleh Setan menghalangi jalan orang banyak pada masa itu, direncanakannya dari kenyataan bahwa belum pernah dalam seluruh alam pernah manusia menyaksikan sesuatu yang memberikan bukti kenyataan yang begitu jauh mengenai kemungkinan akan terjadinya suatu perwujudan yang sedemikian ini seperti hujan misalnya. Sesuai dengan itu, sambil bersandar pada pengetahuan alam mereka yang terbatas dan mengenai kemampuan-kemampuannya, maka mereka telah mengejek dan mengolok-olok ilmu pengetahuan Nuh itu berikut amaran bahayanya, lalu mereka meneruskan “makan dan minum, dan kawin-mawinnya, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan tidak mereka sadari sampai datang air bah itu, menghanyutkan mereka semuanya,” Matius 24 : 38, 39.
Oleh sebab itu, maka ditinggikannya akan ilmu pengetahuan manusia dan diremehkannya akan ilmu pengetahuan samawi telah merupakan jerat khusus yang telah menjatuhkan orang-orang yang hidup sebelum air bah itu. Nasib mereka benar-benar mengamarkan kepada kita supaya secara seksama menghindari kekeliruan mereka itu.
Dalam Pergerakan Ibrahim, bapa dari segala orang percaya itu telah dipanggil untuk meninggalkan kota-kota dari dunia kuno yang lalu dengan harapan bahwa pada sesuatu waktu Pergerakan itu akan berhasil menguasai tanah perjanjian. Menyadari sepenuhnya akan hal ini, maka Setan bekerja dengan sekuat tenaga untuk mengalihkan perjalanan Pergerakan itu ke dalam kota-kota dari bangsa-bangsa sepanjang perjalanan itu. Pada balok rintangan inilah Lot jatuh, dengan akibatnya bahwa sewaktu Tuhan pada akhirnya merebut dia keluar dari kebinasaan kota Sodom itu, sebagai sebuah puntung yang dipetik dari tengah-tengah api, maka ia telah keluar sebagai orang yang termiskin dari pada semua orang miskin.
Demikianlah kota-kota dunia telah merupakan tempat-tempat tinggal bagi orang-orang yang hidup pertama sesudah air bah. Kiranya kita tidak akan kehilangan semua yang ada di dalamnya, seperti Lot.
Pergerakan Musa telah dibawa keluar dari Mesir untuk menguasai tanah perjanjian, dan untuk menjadi sebuah kerajaan di sana. Secara licik Setan menyesuaikan cobaan-cobaannya dengan kecenderungan-kecenderungan mereka, maka Setan mengilhami orang-orang yang sudah berumur tua sewaktu mereka meninggalkan tanah Firaun itu, untuk terus menerus bersungut-sungut, berbantah-bantah, suka mencari kedudukan dan pemberontakan, dan akhirnya mengissukan perasaan takut terhadap para penduduk yang katanya seperti raksasa-raksasa dari tanah perjanjian itu. Karena mereka lalai menyadari akan kekuatan dirinya sebagai tangan Tuhan yang berkuasa, maka mereka telah dipaksa untuk mengembara empat puluh tahun lamanya di padang belantara, lalu di sana mereka semuanya mati menjadi tulang-tulang kering, dan hanya dua dari antara orang-orang yang berumur itu pada waktu mereka keluar dari Mesir yang berhasil.
Oleh sebab itu ketidak-percayaan, keras kepala, tidak percaya kepada kepemimpinan Ilahi, dan suka mencari kedudukan telah menjadi hantu berkepala empat yang telah menelan orang banyak dari Exodus itu. Dan sekaliannya ini pun akan menelan setiap orang percaya penganut Kebenaran-Sekarang yang sesat ke dalam sarang mereka.
Pergerakan Kanaan di bawah Yusak telah dibersihkan dari semua orang-orang berdosa dan ditugaskan untuk menguasai tanah perjanjian itu, mengusir keluar orang-orang kapir dari dalamnya, dan mendirikan sebuah kerajaan yang kekal. Karena mengetahui bahwa kelanjutannya adalah bergantung pada kepatuhan mereka kepada petunjuk-petunjuk Tuhan oleh perantaraan nabi-nabi-Nya, maka Setan menggerakkan orang banyak itu untuk mengolok-olok para utusan Allah, meremehkan firmanNya, dan menyalah-gunakan para nabi-Nya, “sampai akhirnya murka Tuhan bangkit melawan umat-Nya, sehingga tidak ada lagi obatnya” (2 Tawarikh 36 : 16). lalu diserahkan-Nya mereka itu kembali menjadi tawanan bangsa-bangsa lain.
Sebab itu bagi rakyat kerajaan itu para nabi adalah merupakan batu karang ujian yang besar — sebuah batu karang pada mana tidak satupun zaman sebelumnya ataupun semenjak itu didapati bebas dari kejatuhan. Oleh sebab itu, maka orang-orang yang bijaksana di waktu ini tidak akan mau “meremehkan nubuatan-nubuatan.” 1 Tesalonika 5 : 20.
Pergerakan Rasul-Rasul telah dilahirkan untuk memberitakan pemindahan tugas. pelayanan tempat kesucian bumi ke “tabernakel sorga yang didirikan oleh Tuhan sendiri, dan bukan oleh manusia” (Iberani 8 : 2), dan untuk membaptiskan “dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh kudus” (Matius 28 : 19) semua orang yang bertobat dari pada dosa-dosanya. Namun untuk mengacaukan rencananya Setan lalu berusaha menciptakan suatu bentuk penipuan yang lain. Maka dengan perginya rasul-rasul ia cepat berhasil membuat sidang melupakan sama sekali baik akan kebenaran tentang keimmamatan Kristus maupun kebenaran tentang baptisan, lalu sebagai gantinya didirikan suatu model keimmamatan ciptaan di bumi dan baptisan terhadap anak-anak bayi.
Dengan demikian karena dipimpin untuk tidak mempercayai dan mengabaikan pelayanan-pelayanan tempat kesucian dan baptisan, sebagai penyelamatan mereka yang utama, maka sidang Kristen telah jatuh melalui pintu jerat Setan ke dalam kekeliruan. Dan pintu itu masih tetap terpasang untuk menangkap kaki-kaki orang-orang yang tidak berhati-hati — yaitu semua orang yang mengabaikan atau meremehkan Kebenaran yang terus berkembang yang diungkapkan di dalam pekabaran pemeteraian khusus bagi waktu ini.
Pergerakan-Pergerakan Protestan telah bangkit untuk menyatakan dan memanfaatkan keunggulan Alkitab, sebab dunia sebelum reformasi yang lalu terikat dalam kegelapan oleh peraturan agama manusia yang tidak diilhami, yang tidak memberikan kepada orang-orang biasa hak untuk memiliki Alkitab, sehingga membuat mereka bergantung pada hasil interpretasinya saja terhadap Alkitab itu. Kemudian datanglah gereja-gereja Protestan secara berturut-turut untuk mengembalikan Kebenaran yang sudah diinjak-injak itu, masing-masing memprotes semua penyalahgunaan ini dan perampasan-perampasan hak-hak azazi manusia, masing-masing muncul membuat dunia Kristen sadar akan perlunya Ilham yang benar dan kebebasan beragama, yaitu hak untuk memiliki sendiri sebuah Alkitab dan untuk mempelajarinya sendiri, dan kewajiban untuk menjadikan Alkitab itu dan Alkitab saja satu-satunya sebagai peraturan iman mereka.
Walaupun demikian, karena telah bertekad untuk menggagalkan Reformasi itu, maka Setan sejak permulaan Reformasi tetap bekerja untuk membuat setiap anggota gereja menggemari interpretasi sendiri Injil dan teori-teori Alkitab tambahan. Akibatnya, Protestantisme di waktu ini mendapati dirinya bukan saja berjalan mengikuti jalan dari hasil interpretasi-interpretasi Alkitab yang tidak diilhami karya satu orang, melainkan bahkan mengikuti banyak jalan dari hasil interpretasi-interpretasi yang tidak diilhami karya beribu-ribu orang. Dan hasilnya adalah bahwa dunia Kristen kini penuh dengan perpecahan dan kekacauan yang tidak ada tandingannya dalam sejarah — terbukti bahwa karya besar dari bapa-bapa pendiri Reformasi Protestan itu telah diselewengkan dan telah dikembalikan ke dalam suatu kekuatan perusak yang mengacaukan rencana istimewa Allah bagi sidang di waktu ini.
Demikianlah kita saksikan bahwa Reformasi itu, yang pada dasarnya di bawah pengendalian orang-orang yang diilhami sidang telah diangkat keluar dari kekacauan yang satu, maka kemudian di bawah pengendalian orang-orang yang tidak diilhami kembali mereka menjerumuskannya ke dalam kekacauan yang lain lagi, di mana di dalamnya sidang bagaikan terus menggelepar-gelepar sampai sekarang. Maka jika kita tidak membiarkan Kebenaran melepaskan kita dari lumpur kekacauan yang berbahaya ini, kita tidak mungkin dapat mengalahkan Musuh Ilham itu dalam usahanya yang kuat dan tidak mengenal lelah mengacaukan semua pelaksanaan penyelamatan kita untuk menjadi senjata-senjata pembinasa kita sendiri.
Pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh telah ditunjuk untuk menyatakan pelayanan di tempat kesucian : “Takutlah akan Allah, dan muliakanlah Dia, karena jam pehukuman-Nya (penuaian) itu ada datang” (Wahyu 14 : 7) untuk memindahkan dari Buku Kehidupan Anak Domba nama-nama orang-orang yang tidak mengisi botol-botol mereka dengan minyak –tambahan (Matius 25 : 3), dan orang-orang yang tidak memakaikan pakaian kawin (Matius 22 : 11), juga orang-orang yang tidak melipatgandakan talenta-talenta mereka (Matius 25 : 14 – 30); dan juga untuk membuang keluar lalang-Ialang dari antara gandum (Matius 13 : 30).
Pemberitaan mengenai orang-orang mati ini adalah untuk mempersiapkan orang-orang hidup bagi pengadilan mereka yang akan datang. Karena alasan inilah, maka Setan telah mempekerjakan setiap cara untuk menenangkan orang-orang Masehi Advent Hari Ketujuh untuk hanya menjadi pendengar-pendengar dan penghotbah-penghotbah tetapi bukan pelaksana-pelaksana Firman; untuk seolah-olah memungut perpuluhan atas mata uang dan jintan dan adas, tetapi mengabaikan masalah-masalah yang lebih penting di dalam hukum. Tegasnya, ia telah membuat mereka menjadi tidak terkasihan dan sengsara dan miskin dan buta dan bertelanjang, oleh kelalaian mereka di satu pihak untuk melaksanakan sendiri dengan setia apa yang mereka ajarkan kepada orang lain, dan oleh kelalaian mereka di lain pihak untuk menghindarkan dirinya sendiri dari pada berbuat apa yang mereka ajarkan kepada orang lain untuk jangan diperbuat. Dan untuk menghalangi mereka dari pada kesadarannya akan “kesesatan yang menyedihkan” ini (Testimonies, vol. 3, p. 254), maka ia terus mempertahankan mereka dalam kesuaman, dengan santai mengkhayalkan diri kaya dalam kebenaran sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, walaupun pada kenyataannya mereka adalah sengsara dan kekurangan dalam segala perkara.
Jadi, jelaslah, bahwa kesuaman dan khayalan merasa kaya adalah kesalahan-kesalahan yang aneh bagi orang-orang Laodikea, dan merupakan bahaya-bahaya yang jika tidak diketahui dan disingkirkan akan pada akhirnya hasilnya mereka akan diludahkan Allah dari mulut-Nya (Wahyu 3 : 16). Demikian inilah kembali Tuhan dengan penuh kasih sayang menghimbau kepada orang-orang penganut Kebenaran Sekarang supaya berjalan dalam terang dan supaya menghindari kesuaman itu, supaya jangan mereka jatuh kembali ke dalam persangkaan diri kaya dan bertambah kekayaan sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, lalu kembali menjadi miskin dan kekurangan dalam segala perkara. Demikianlah kita saksikan, bahwa sungguhpun Setan tidak berhasil menjatuhkan setiap anggota secara pribadi namun ia telah mampu menjatuhkan setiap Pergerakan sampai kepada hari ini.
Pergerakan Jam – Kesebelas karena merupakan yang terakhir sekali, maka dengan sendirinya berada dalam bahaya yang terbesar dari pada semuanya. Jadi, betapa perlunya kita supaya membuka mata lebar-Iebar supaya jangan kita pun ikut jatuh! Namun karena Pergerakan ini adalah usaha injil yang terakhir, maka tak dapat tiada ia harus “memberikan kuasa dan dorongan” kepada Pekabaran Malaikat Yang Ketiga dan “menerangi bumi dengan kemuliaannya” (Wahyu 18 : 1) ; ia harus menang, walaupun setiap Pergerakan yang mendahuluinya telah gagal. la ini bertujuan, bukan untuk “bernubuat lagi” kepada “banyak bangsa-bangsa” (Wahyu 10 : 11), melainkan kepada “semua.” Dan karena ia harus pergi kepada orang-orang yang belum mendengar akan kemasyuran nama-Nya, dan untuk membawa ke rumah Tuhan semua umat kesucian “keluar dari segala bangsa-bangsa” (Yesaya 66 : 19, 20), maka ia dengan sendirinya telah diiramalkan untuk mampu bertahan. Untuk memungkinkan terlaksananya maksud yang telah direncanakan sebelumnya ini, maka Allah kini sedang memegang kendali pemerintahan di dalam tangan-Nya sendiri (Testimonies to Ministers, p. 300), untuk menyucikan sidang dengan cara menyingkirkan dari dalamnya lalang-Ialang, dan untuk memeliharakannya tetap bebas lalang mulai dari sekarang dan seterusnya, supaya dapat ia berdiri di atas Gunung Sion bersama-sama dengan Anak Domba itu (Wahyu 14 : 1).
Memang, dalam keadaan yang sesungguhnya dari pada masalah itu, Pergerakan Jam – Kesebelas harus menang, sebab dia adalah yang terakhir, yaitu orang yang akan mengumpulkan penuaian ke dalam lumbung, maka sekiranya dia gagal, setiap orang di dunia di waktu ini akan tetap hilang untuk selama-Iamanya. Oleh sebab itu terdapat alasan ganda bahwa Tuhan menjanjikannya untuk tetap berdiri. Demikianlah orang-orang Davidian telah dipanggil ke “Kerajaan itu untuk waktu yang sedemikian seperti sekarang.”
“Karena,” demikian pernyataan Firman, “oleh api dan oleh pedang-Nya Tuhan akan menuntut kepada semua orang : maka besarlah kelak pembunuhan Tuhan itu …………. Maka Aku akan mengutus orang-orang yang luput dari antara mereka itu kepada bangsa-bangsa ……….. Dan mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku di antara bangsa-bangsa Kapir. Dan mereka akan menghantarkan semua saudaramu bagi suatu persembahan kepada Tuhan keluar dari segala bangsa.” Yesaya 66 : 16 – 20.
“Maka mereka (orang-orang Kapir itu) akan menyebut mereka itu, Umat yang suci, Umat tebusan Tuhan.” Yesaya 62 : 12.
“Tetapi siapakah yang dapat bertahan pada hari itu ….. ? Siapakah yang dapat berdiri apabila kelihatanlah Ia? Karena Ia adalah bagaikan suatu api pembersih, dan seperti sabun binara.” Maleakhi 3 : 2.
Maka lebih banyak lagi alasan, bahwa para penganutnya harus diuji dan harus terbukti pantas. Oleh sebab itu, apakah yang merupakan bahaya yang pertama dan yang terbesar menghadapi orang-orang penganut Kebenaran-sekarang di waktu ini?
Dengan berakhirnya perjalanan yang panjang di depan, maka pekerjaan ini belum pernah ada sedemikian besarnya, waktu yang tersedia untuk melaksanakannya belum pernah ada sedemikian singkatnya, dan para pekerjanya belum pernah ada sedemikian sedikitnya, seperti sekarang. Oleh sebab itu, maka terbukti dengan sendirinya bahwa usaha Setan yang terbesar pada jam inilah yang tak dapat tiada menjadi penyebab terbuang-buangnya waktu dan pekerjaan tidak terlaksana.
Sebab itu, bangunlah hai penganut Kebenaran – sekarang! Bangkitlah segera kepada tugas yang tersedia, maka “apapun juga yang dapat diperbuat tanganmu, lakukanlah itu dengan segala kekuatanmu.” AIkhatib 9 : 10. Jangan lagi membuang-buang waktu, karena setiap waktu yang berharga itu adalah penting bagi penyelamatan jiwamu sendiri dan bagi jiwa-jiwa orang lain.
PASANGAN KUDA DAUK
DAN PASANGAN KUDA TEJI – KEPEMIMPINAN RANGKAP
Dan pada “kereta yang keempat” terdapat “pasangan kuda dauk dan pasangan kuda teji“. Bagian yang ganjil dari nubuatan simbolis ini adalah nyata jelas, karena kereta yang keempat itu, yang berbeda dari tiga kereta lainnya, memiliki dua pasangan kuda. Tetapi yang sangat menarik dari seluruh simbol itu ialah kenyataan yang membingungkan bahwa pasangan kuda dauk itu pergi “menuju ke arah negeri selatan, dan pasangan kuda teji itu pergi keluar, lalu ……… berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi“! Zakharia 6 : 6, 7. Pasangan kuda dauk itu pergi ke arah yang satu, dan pasangan kuda teji ke arah yang lainnya, namun keduanya sama-sama menarik kereta yang sama.
Oleh sebab itu jelaslah, bahwa keadaan yang aneh ini tak dapat tiada harus memiliki sebuah pelajaran kebenaran sekarang yang sangat penting bagi sidang Allah pada jam sekarang, apabila khayal itu selesai diungkapkan dan kebenarannya dibukakan, yaitu saat di mana sidang akan berhadapan dengan suatu masalah yang aneh dan membingunkan yang tidak mungkin dapat dipecahkan oleh kepintaran manusia.
Adanya pasangan-pasangan kuda yang tidak sama terpasang pada kereta yang keempat itu, masing-masing menarik ke arah yang berlainan daripada sesamanya, bukan saja menunjukkan adanya suatu kepemimpinan rangkap di dalam sidang Laodikea, tetapi juga menunjukkan bahwa kepemimpinan yang satu bertentangan dengan kepemimpinan yang lainnya baik dalam tabiat maupun dalam tujuan. Karena keadaan ini merupakan sesuatu yang aneh, maka orang yang bijaksana akan memikirkannya dengan sebaik-baiknya. Karena firman Allah telah membicarakannya, dan karena simbol itu menggambarkan dengan tepat persaingan itu yang sedang berlaku di depan mata mereka, maka mereka akan berpegang pada kebenaran itu dengan gigihnya.
Kini untuk memberikan penjelasan terhadap bagian yang tertinggi dan membingungkan dari simbol ini, maka kita harus mengikuti catatan sejarah masa lampau dan masa kini dari sidang Laodikea. Karena pekabaran kepada masing-masing sidang dialamatkan kepada “malaikat” itu yang bertugas mengawasi kakidian (sidang — Wahyu 1 : 20), maka kepada Yahya diperintahkan : “Dan kepada malaikat sidangnya orang-orang Laodikea tuliskanlah.” Wahyu 3 : 14. Namun “malaikat” ini tidak mungkin adalah seorang malaikat sorga, karena ia adalah bersalah : “Dingin tidak panaspun tidak”, melainkan “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang” “dan tidak mengetahui.“ Wahyu 3 : 16, 17. Apa lagi yang dapat dilambangkan oleh malaikat ini kalau bukan seseorang di bumi yang diberi tugas mengawasi “kaki dian” itu? Oleh sebab itu jelaslah, bahwa ia dan hamba itu “yang oleh Tuannya telah diangkat menjadi pemimpin atas rumah tangga-Nya, untuk memberikan kepada mereka makanan pada waktunya” (Matius 24 : 45) adalah sama, kedua-duanya jelas melambangkan kepemimpinan sidang, bukan keanggotaan sidang.
Setiap orang yang memiliki pengetahuan Injil yang kuat akan mengetahui bahwa Allah tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi ini bersama-sama dengan suatu kepemimpinan sidang yang “tidak terkasihan, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang”; dan yang lebih parah lagi, yaitu dengan orang yang bahkan tidak mengetahui keadaannya sendiri. Orang-orang yang sedang memaafkan berbagai kejahatan yang merajalela dimana-mana adalah bukan umat Allah yang sejati; mereka adalah “lalang-lalang”, yaitu benih dari si Jahat itu.
Roh Nubuatan mengatakan : “Pekabaran yang dikirim Allah melalui perantaraan hamba-hamba-Nya akan diejek dan ditertawakan oleh gembala-gembala yang tidak setia, yang menginjak-injak dengan kaki mereka makanan dari padang rumput, yang memberikan kepada kawanan domba itu makanan yang sudah mereka kotorkan. ‘Celakalah bagi para Gembala yang membinasakan dan mencerai-beraikan domba-domba itu dari pada rumput-Ku!, demikianlah firman Tuhan.” — Review and Herald, June 25, 1901.
Melihat kepada kenyataan yang menyedihkan ini, maka Allah tak dapat tiada harus memiliki suatu kepemimpinan sidang yang kedua untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya yang terbesar semenjak dunia dimulai. Mengenai penempatan hamba-hamba yang kedua ini, kita baca sebagai berikut : “Maka aku tampak seorang malaikat lain naik dari sebelah timur, membawa meterai dari Allah yang hidup itu; maka berserulah ia dengan suara besar kepada keempat malaikat itu ……… katanya, janganlah merusakkan bumi ataupun laut, ataupun pohon-pohon kayu, sampai selesai kami memeteraikan hamba-hamba Allah kita pada dahi-dahi mereka.” “Dan di dalam mulut mereka tidak didapati tipu; karena mereka adalah tidak bercacad cela di hadapan tahta Allah.” Wahyu 7 : 2, 3; 14 : 5.
Demikianlah oleh perantaraan kesaksian maupun oleh perantaraan lambang Firman Allah mengemukakan dua kelas “hamba-hamba” yang tidak sama — yang satu “suam“, dan lainnya “tidak bercacad cela.”
Adalah demikian pentingnya masalah ini sehingga Roh Nubuatan kembali mengarahkan terang kepada aspeknya yang lain lagi sebagai berikut :
“Tetapi hari-hari penyucian sidang itu sedang mendekat dengan segeranya. Allah hendak memiliki suatu umat yang suci dan benar …… Orang-orang yang menaruh harap kepada kemampuan berpikir, kemampuan istimewa, atau bakat, mereka tidak akan berdiri pada waktu itu pada barisan terdepan orang banyak.” — Testimonies, vol. 5, p. 80.
Dari kenyataan bahwa semua pertemuan kita memberikan surat keterangan kependetaan hanya kepada para tamatan perguruan tinggi menunjukkan bahwa mereka sedang menaruh kepercayaan penuh pada kepintaran manusia — yaitu kepintaran yang tidak lagi dapat diandalkan Allah di waktu ini daripada yang digunakanNya dahulu sewaktu Musa memamerkannya. Dan dari kenyataan bahwa mereka telah mempraktikkan cara yang bodoh ini bertahun-tahun lamanya, adalah bukti kenyataan yang lain lagi, bahwa dinas kependetaan pada waktu ini adalah terdiri dari orang-orang yang tidak mungkin Allah gunakan, bukan saja karena mereka adalah lepas (tidak bergantung) kepada-Nya, melainkan juga karena berlawanan dengan kehendak-Nya, mereka telah menghalangi dari pekerjaan-Nya orang-orang yang dapat Ia gunakan:
“Sekarang ingin saya katakan, bahwa Allah tidak menaruh sesuatu kekuasaan raja apapun di dalam barisan kita untuk mengontrol cabang ini atau itu daripada pekerjaan. Pekerjaan telah banyak dibatasi oleh usaha-usaha untuk mengontrolnya pada setiap garis. Di sinilah terdapat suatu kebun anggur yang memberikan tempat-tempatnya yang tandus yang belum memperoleh pekerja satupun. Dan jika seseorang hendak mulai mengolah tempat-tempat ini dalam nama Tuhan, jika ia tidak memperoleh persetujuan dari orang-orang di dalam sebuah lingkungan kekuasaan kecil itu, maka ia tidak akan memperoleh bantuan apapun. Allah menghendaki agar para pekerja-Nya harus memperoleh bantuan. Jika sekiranya seratus orang akan memulaikan suatu misi ke lapangan-lapangan yang tandus, dengan berseru kepada Allah, maka Ia akan membuka ke hadapan mereka.”
“Marilah ku ceritakan kepadamu, jika hatimu ada pada pekerjaan itu, dan engkau percaya pada Allah, engkau tidak perlu bergantung pada persetujuan pendeta manapun atau umat manapun; jika engkau pergi langsung bekerja dalam nama Tuhan, dalam cara yang sederhana melakukan apa saja yang dapat engkau ajarkan kebenaran itu, Allah akan meneguhkan engkau.”
“Jika sekiranya pekerjaan tidak dibatasi sedemikian rupa oleh sesuatu rintangan di sini, dan di sana, dan bahkan rintangan di seberang sana, maka ia itu sudah akan maju dalam kebesarannya. Ia itu sudah akan maju pertama sekali dalam kelemahan; namun Allah di sorga hidup,” –— Review and Herald, April 16, 1901.
Sesudah Paulus menyangkal semua harapan pada kepintaran manusia, sambil memperhitungkannya sebagai kerugian bagi Kristus, baharu dapat Allah meninggikan dia di dalam tangan kekuasaan-Nya. “Maka aku, saudara-saudaraku,” demikian kata rasul yang besar itu, “……… datang bukan dengan fasih lidah atau dengan kepintaran, memberitakan kepadamu kesaksian Allah.” 1 Korinthi 2 : 1. Tetapi berbeda dengan Paulus yang sederhana itu, maka orang-orang besar di dalam sidang pada waktu ini “adalah orang-orang yang merasa kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat menggunakan mereka ………… Panggilan kepada pekerjaan yang besar dan penting ini“, semenjak tahun 1844, “telah disampaikan kepada orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan. Sekiranya mereka ini telah memandang kecil dirinya, lalu berharap sepenuhnya pada Tuhan, maka Ia sudah akan menghargai mereka, membuat mereka membawakan panji-panji-Nya dalam keberhasilan sampai mencapai kemenangan. Tetapi mereka telah memisahkan diri dari Allah, mereka menyerahkan diri kepada pengaruh dunia, maka Tuhan telah menolak mereka.” — Testimonies, vol. 5, pp. 80, 82.
Tetapi “Tuhan memiliki hamba-hamba yang setia, yang dalam masa ujian dan kegoncangan akan muncul keluar. Ada jiwa-jiwa yang berharga yang kini tersembunyi yang tidak pernah menyembah sujud kepada Baal. Mereka belum memperoleh terang itu yang telah bercahaya dalam penyinaran yang terpusat atas kamu. Tetapi, mungkin di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli akan diungkapkan.” — Testimonies, vol. 5, pp. 80, 81.
Demikianlah dalam kesamaannya yang saling menunjang dan sempurna, Alkitab dan Roh Nubuatan sekali lagi saling meninggikan sesamanya, dan menjelaskan paradoks dari kereta yang keempat itu — yaitu pasangan kudanya yang rangkap itu yang masing-masingnya diungkapkan oleh warna-warna dan tujuan-tujuannya, yang saling bertentangan dalam tabiat, prinsip, dan tujuan; masing-masing bersaing merebut kekuasaan atas kereta itu. Sambil berusaha mempertahankan kereta itu di negeri selatan (Mesir), di mana mereka secara buta “duduk dengan sentausanya,” pasangan kuda dauk itu, yaitu kepemimpinan pada haluan kereta itu, “mengatakan dalam hatinya, Tuhan tidak akan berbuat baik; Ia juga tidak akan berbuat jahat. Sebab itu segala harta benda mereka itu akan menjadi barang rampasan, dan rumah-rumah tinggal mereka menjadi sunyi.” Zepanya 1 : 12, 13. Sedangkan pasangan kuda teji, yaitu kepemimpinan di belakang pasangan kuda dauk itu, akan berusaha pergi ke sana ke mari di seluruh bumi.
Yang pertama itu mengatakan : “Ia adalah terlalu pengampun untuk menghukum umat-Nya” oleh menggenapi Yeheskiel pasal 9 atas mereka itu, sedangkan yang kedua itu berkeluh kesah dan menangis karena segala kekejian yang terdapat di tengah-tengahnya. Demikianlah sementara di belakang pasangan kuda dauk itu terdengar suatu seruan mengenai pehukuman Allah, maka di depan pasangan kuda teji itu terdengar suatu seruan “damai sejahtera ……… dari orang-orang yang tidak pernah lagi mengangkat suaranya bagaikan trompet untuk menunjukkan kepada umat Allah segala pelanggaran mereka dan isi rumah Yakub segala dosa mereka. Anjing-anjing yang bisu ini, yang tidak mau menyalak,” demikian kata pendiri sidang, “adalah orang-orang yang akan merasakan pembalasan yang adil dari suatu Allah yang murka. Laki-laki, perempuan-perempuan, dan anak-anak kecil, sekaliannya binasa bersama-sama.” — Testimonies, vol. 5, p. 211.
Oleh sebab itu, sementara di satu pihak kita secara nubuatan melihat akan kegagalan pasangan kuda dauk itu memegang kendali pengawasan atas kereta (sidang) itu karena kelalaian mereka terhadap tugasnya, maka di lain pihak kita melihat pasangan kuda teji itu baik secara nubuatan maupun pada kenyataan sedang bersiap-siap untuk mengambil oper kendali kereta itu pada waktu yang ditentukan; atau, seperti yang dibicarakan malaikat itu dalam masa lalu nubuatan, menjelaskan : mereka “berusaha untuk pergi supaya mereka dapat berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi.” Zakharia 6 : 7.
Karena berbeda dalam warna, maka kedua pasangan itu melambangkan dua kelas hamba-hamba yang berbeda dalam tabiat. Kelas yang pertama (warna dauk) adalah “orang-orang yang terpelajar dan berkedudukan,” tetapi merasa “kecukupan sendiri, tidak bergantung pada Allah, maka Ia tidak dapat memakai mereka.” Kelas yang kedua (warna teji), yaitu mereka yang “Ia bangkitkan dan tinggikan di antara kita,” adalah “orang-orang yang diajarkan oleh dorongan Roh-Nya, dan bukan oleh latihan secara lahiriah dari lembaga-lembaga ilmiah ……… Allah akan menyatakan, bahwa Ia tidak akan bergantung pada manusia-manusia fana yang terpelajar dan yang mementingkan diri sendiri.” Testimonies, vol. 5, p. 82.
Lagi pula, kelas yang terakhir ini memiliki “terang yang murni dari suatu tabiat Kristen yang asli”, “tetapi, ia itu mungkin berada di bawah suatu lahiriah yang kasar dan tidak menarik” — tidak dilapisi oleh “pendidikan tinggi” misalnya. “Ia akan menggunakan orang-orang bagi penyelesaian maksud tujuan-Nya, yaitu mereka yang mungkin akan ditolak oleh sebagian saudara-saudara karena dianggap tidak cakap untuk ikut serta dalam pekerjaan,” — Review and Herald, February 9, 1885. “Maka Aku akan menghimpunkan yang lagi tinggal dari kawanan domba-Ku itu dari semua negeri ke mana telah Ku halau mereka itu, dan Aku akan membawa kembali mereka itu ke kandang-kandang mereka; maka mereka akan berbiak dan bertambah-tambah. Maka Aku akan mengangkat gembala-gembala atas mereka itu yang akan memberi makan mereka; maka mereka kelak tidak akan lagi takut, atau gentar, dan tiada lagi mereka akan hilang, demikianlah firman Tuhan” Yeremiah 23 : 3, 4.
Walaupun hamba-hamba Allah ini, yang akan muncul keluar selama pembersihan sidang, “belum memperoleh terang yang telah bercahaya dalam sebuah penyinaran yang terpusat” atas orang-orang lainnya, namun dari hal mereka ada dikatakan : “Yang terlemah dan ragu-ragu di dalam sidang, akan jadi seperti Daud — rela untuk berbuat dan berani ……… Kemudian sidang Kristus akan kelihatan ‘indah bagaikan bulan, cerah bagaikan matahari, dan hebat seperti suatu bala tentara dengan panji-panji.'” “Ia akan keluar ke dalam seluruh dunia dengan kemenangan dan untuk memenangkan.” — Testimonies, vol. 5, pp. 81, 82; Prophets and Kings, p. 725.
Di manakah lagi di dalam seluruh dunia Kristen, kalau bukan di dalam madzab gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (sidangnya orang-orang Laodikea) akan ditemukan kegenapan sejarah sidang nubuatan yang diungkapkan di dalam penyelidikan ini? Jika wahyu kebenaran sekarang yang mengejutkan ini, yang telah jelas dan pasti seperti juga pertikaian itu sendiri di antara Baik dan Jahat, tidak juga berhasil mencapai hati orang Laodikea, maka tidak ada apapun lagi yang akan pernah dapat mencapainya. Saudara-Saudariku, janganlah membodohi diri; jika ini tidak berhasil mencapai hatimu pada waktunya sekarang untuk menyelamatkan engkau dari kejahatan yang akan datang, maka ia itu pada akhirnya kelak akan mengejar kamu, tetapi kemudian hanya untuk membinasakan, bukan untuk menyelamatkan kamu. Sebab itu jangan lagi tinggal bersama-sama dengan pasangan kuda dauk itu di Mesir, karena dengan berbuat begitu engkau akan binasa di sana bersama-sama mereka sementara
PASANGAN KUDA TEJI MEMBAWA
KERETA ITU MENUJU
KE TANAH PERJANJIAN
Karena kereta itu ditarik oleh kedua pasangan kuda itu, masing-masing menarik ke arah yang bertentangan satu dengan yang lainnya, maka jelaslah bahwa keduanya tidak mungkin menang tanpa memecahkannya menjadi dua, sehingga dengan demikian membiarkannya binasa dan tidak berguna. Oleh sebab itu, maka pasangan yang satu atau yang lainnya harus dipotong buang dari kereta itu. Dan dari kenyataan bahwa yang berwarna teji itu (“pasangan kuda yang kuat itu” — ayat 3 bagian akhir) adalah kuda-kuda yang akan “berjalan ke sana ke mari di seluruh bumi” sedangkan yang berwarna dauk itu tetap tinggal di Mesir, menunjukkan bahwa hanya pasangan kuda teji itulah yang akan menguasai kereta itu lalu membawanya dari Mesir menuju tanah perjanjian.
Walaupun simbol nubuatan yang luar biasa ini, yang kini dibukakan sepenuhnya, adalah hanya sebuah nubuatan yang tertutup lainnya sewaktu buku Tongkat Gembala Jilid 1 terbit dan dikirim ke seluruh gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dalam tahun 1930, namun di dalam pekabarannya yang tepat waktunya kepada Laodikea (yang memberitakan bahwa nubuatan Yeheskiel pasal sembilan sudah hampir digenapi, dan bahwa orang-orang yang luput dari “pembantaian” itu akan merupakan kepemimpinan sidang yang akan datang), amaran tragedi dalam paradoks tunggal yang diungkapkan di sini, memang sudah ditunggu-tunggu. Demikianlah kita lihat, bahwa sejak pertama sekali dalam memproyeksikan sebuah gambaran pertama mengenai masalah kritis yang sama yang ditemukan di dalam amaran yang membingungkan yang diungkapkan di sini, maka buku Tongkat Gembala telah diterbitkan sebagai penjelasan pendahuluan terhadap nubuatan Zakharia. Dan, sebagai timbal balik, bukan saja ramalan yang luar biasa ini memperlihatkan Firman Allah lebih mentaajubkan daripada sebelumnya, tetapi ia juga menunjang pekabaran itu di dalam buku Tongkat Gembala, dan mengungkapkan akibat dari kesulitan yang membingungkan, yang mana seperti itu belum pernah terjadi dalam sejarah sidang.
Walaupun para pemimpin gereja Masehi Advent Hari Ketujuh bertekad untuk mengusir keluar dari sidang semua orang yang percaya pada pekabaran dari Tongkat Gembala, mereka sedang mencoba memperlihatkan bahwa para penganut Tongkat Gembala itu sendiri sedang menarik diri keluar. Tetapi kebenaran yang membingungkan ini menunjukkan bahwa mereka itu akan menguasai “kereta itu”, dan penolakan mereka untuk meninggalkan sidang memperlihatkan dengan sungguh-sungguh kepastian pasangan kuda teji itu saja yang akan membawa kereta itu kepada tujuannya — yaitu “ke sana ke mari di seluruh bumi.”
Pengungkapan amaran paradoks ini juga memperlihatkan bahwa Allah mengawasi lnjil dan menghantarkannya kepada terang tepat pada saat umat-Nya perlu mengetahui jalan mana harus ditempuh. Dan sekarang, setelah menemukan jalan itu, marilah kita, seperti yang diperbuat para rasul dahulu, menunggu di dalam sidang bersama-sama dengan pekabaran itu sampai kelak diberitahu : “Keluarlah kamu dari sana, berjalanlah ke sana ke mari di seluruh bumi.” Setelah melaksanakan bagian kita sedemikian ini, maka dari hal kita akan dikatakan : “Raja-raja dari bala tentara-bala tentara melarikan diri dengan cepatnya; dan perempuan itu yang menunggu di rumah (sidang) membagi-bagikan barang jarahan. Sungguhpun engkau telah berbaring di antara belanga-belanga, namun engkau kelak akan jadi seperti sayap-sayap burung dara yang bersalutkan perak, dan buluh-buluhnya yang bersalutkan emas yang kekuning-kuningan.” Mazmur 68 : 12, 13.
Sebab itu sementara pasangan kuda teji itu kini mempersiapkan diri untuk pergi “ke sana ke mari di seluruh bumi”, pasangan kuda dauk terus berusaha untuk menendang keluar kuda-kuda teji dari kereta dan untuk tetap mempertahankannya di
NEGERI SELATAN
Untuk menentukan arti contoh saingan dari “negeri selatan” itu, maka kita tanyakan kepada buku Wahyu : “Dan Aku akan memberi kuasa kepada kedua Saksi-Ku, maka mereka akan bernubuat seribu dua ratus enam puluh hari lamanya, berpakaikan kain goni. Dan apabila mereka kelak sudah menyelesaikan kesaksian mereka, maka binatang buas yang naik keluar dari lobang yang tak terduga dalamnya itu akan memerangi mereka, dan akan mengalahkan mereka, dan membunuh mereka. Maka mayat-mayat mereka akan terbaring di jalan negeri yang besar itu, yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan.” Wahyu 11 : 3, 7, 8.
Roh Nubuatan mengatakan : “Dua Saksi itu melambangkan Injil Wasiat Lama dan Wasiat Baru ……… Keduanya meneruskan kesaksiannya sepanjang seluruh masa periode 1260 tahun ……… Masa periode itu sewaktu dua Saksi itu harus bernubuat dengan berpakaikan kain goni, berakhir dalam tahun 1798 ……… Adalah dalam tahun 1793 bahwa keputusan-keputusan yang menghapuskan agama Kristen dan menyingkirkan Alkitab (atau membunuh ‘kedua Saksi’ itu), telah keluar dari Majelis Umum Prancis.” — The Great Controversy, pp. 267, 268, 287.
Oleh sebab itu, karena pemerintah Prancis yang atheis itu dalam tahun 1793 oleh Injil disebut “Sodom dan Mesir, di sana juga Tuhan kita telah disalibkan,” maka Mesir kuno — “negeri selatan itu” – akan melambangkan dunia kita yang ada sekarang pada umumnya, di mana “Tuhan kita telah disalibkan.” Dengan sendirinya, walaupun “pasangan kuda hitam” dan “pasangan kuda putih itu” pergi “memasuki negeri utara” (dunia Kristen), namun “pasangan kuda dauk itu” pergi menuju “negeri selatan” (dunia).
Dalam bukti-bukti nyata mengenai tahap nubuatan yang satu ini, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, sesudah kekecewaan besar dalam tahun 1844 yang lalu, telah keluar menggenapi penugasan ilahi sebagai berikut: “Engkau harus bernubuat lagi ke hadapan banyak umat, dan bangsa-bangsa, dan bahasa-bahasa dan raja-raja.” Wahyu 10 : 11. Demikianlah “kata-kata nubuatan yang pasti,” yang dibuktikan secara terperinci oleh sejarah gereja, menguatkan kenyataan bahwa pekabaran dari Gereja Advent Hari Ketujuh telah disebarkan kepada dunia — Mesir. Sebab itu, maka bahayanya “kereta yang keempat” itu (Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) bukannya karena pergi memasuki Babil, melainkan karena memasuki Mesir.
Dalam pengukuhan berikutnya mengenai fakta nubuatan yang jelas dan menggemparkan ini Roh Nubuatan mengatakan sebagai berikut: “Saya sangat sedih apabila saya pikirkan keadaan kita sebagai suatu umat ……. Sidang telah berbalik daripada mengikuti Kristus sebagai Pemimpinnya, dan sedang terus menerus mundur menuju Mesir. Tetapi hanya sedikit yang merasa dalam bahaya dan tercengang karena kebutuhan mereka akan kuasa rohani.” — Testimonies, vol. 5, p. 217.
Tetapi sebagian orang dengan seolah-olah kebiasaan burung onta yang banyak didongengkan orang menanamkan kepalanya di bawah pasir untuk menghindari bahaya berseru : “Tidak ada bahaya. Pergerakan ini akan menang.” Tetapi kenyataannya bahwa tujuan besar dari pergerakan Masehi Advent Hari Ketujuh sedang berada dalam bahaya kejatuhan yang serius, adalah merupakan keprihatinan yang mendalam yang dikemukakan oleh Presiden General Conference di dalam sebuah amanatnya yang diterbitkan di dalam Review and Herald, tanggal 14 Oktober 1937, yang sebagiannya kami kutip sebagai berikut:
“Saya katakan kepadamu dengan sungguh bahwa ada terdapat kekuatan-kekuatan dan pengaruh-pengaruh yang sedang bekerja, yang jika tidak diawasi, akan membuat kita tidak siap bagi kedatangan Kristus yang kedua kali seperti halnya Israel tidak siap menghadapi kedatangan-Nya yang pertama. Jangan membuat kekeliruan akan hal itu. Saya melihat pengaruh-pengaruh itu sedang bekerja sekarang. Roh orang-orang Saduki itu sedang bekerja bagaikan ragi, maka saya ingin mengangkat suaraku dengan imbauan yang serius agar kamu dapat melihat bahwa pintu adalah tertutup dari semua gangguan yang sedemikian ini ……… Saya mengundang anda sekalian untuk ikut memerangi roh orang-orang Saduki itu, yaitu roh penyesuaian dengan dunia, yaitu roh yang jika dibiarkan terus bergerak tanpa diawasi, akan menumbangkan dan merubah seluruh roh dan tujuan dari pergerakan ini ……… Pertanyaan ini juga datang kepada saya : Apakah kita, dalam mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran yang besar ini yang telah dipercayakan Allah kepada kita, sedang membiarkan jubah itu jatuh lepas dari bahu kita ke atas bahu orang-orang lain? Apakah kita sedang membiarkan orang-orang lain melangkah memasuki tempat-tempat kita lalu menyerukan kepada dunia suatu reformasi mengikuti sebagian dari garis-garis ajaran ini?
Amaran Sekarang Jld 1 No. 13:
Rencana kita harus diubah disesuaikan dengan rencana Allah:
Tetapi anda mungkin bertanya, “tidakkah pendapat ini bertentangan terhadap kepercayaan kita yang terdahulu?” — Saya akui memang begitu. Tetapi akan kita terus berjalan dengan apa yang kita telah percayai, ataukah oleh apa yang Firman Tuhan katakan? Maka untuk tujuan apakah semua nubuatan itu jika kita tidak akan menaruh perhatian kepadanya? Dan mengapakah semuanya itu kini dibukakan lalu dibawakan ke hadapan perhatian kita jika ini bukan masanya dalam mana Allah akan menyatakan kuasa-Nya dan akan menyelesaikan semua perkara ini? Hendaklah diingat, bahwa kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang sudah akan merubah cara berpikir kita; kita bukanlah yang pertama dan satu-satunya umat yang menemukan, bahwa rencana-rencana Allah adalah bertentangan terhadap rencana-rencana kita. Musa juga menemukan, bahwa rencananya untuk melepaskan bani Israel dari perhambaan Mesir adalah bukan rencana Allah. Sama seperti rencana Allah bagi rute perjalanan yang akan ditempuh mereka dalam perjalanan mereka menuju ke tanah perjanjian adalah bukan rencana mereka. Rasul-rasul percaya dengan pasti, bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan-Nya pada kedatanganNya yang pertama, namun mereka juga harus merubah kepercayaan mereka. Lagi pula, oleh karena orang-orang Ibrani yang dari budak-budak telah dijadikan Allah raja-raja, telah dijanjikan, bahwa kerajaan mereka akan berdiri kekal untuk selama-lamanya, mereka betul-betul terkejut sewaktu ia itu runtuh. Maka masih terdapat berbagai kejutan yang lain sepanjang sejarah sampai kepada hari ini.
Para pelopor gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengharapkan Tuhan datang segera sesudah 144.000 orang bertobat menggabungkan diri dengan sidang, dan berharap hidup untuk menyaksikan kedatangan-Nya. Sungguh pun keanggotaan sidang sudah berjumlah beberapa kali lipat 144.000 orang, para pelopor itu sudah mati, dan Tuhan masih akan datang. Jadi, masalahnya adalah bukan apakah kita hendak merubah pikiran kita atau tidak, melainkan apakah kita harus merubah pikiran.
Beberapa tahun lalu kepada kita diceritakan, bahwa “Para pengerja akan tercengang oleh alat-alat sederhana yang Ia akan gunakan untuk mendatangkan dan menyempurnakan pekerjaan kebenaran-Nya. Orang-orang yang dinilai sebagai pengerja-pengerja yang baik akan perlu datang dekat kepada Allah, mereka akan memerlukan sentuhan Ilahi.” — Testimonies to Ministers, p. 300.
Sementara Ilham membukakan Gulungan kertas, maka pasti tak dapat tiada diharapkan, bahwa ia itu akan mendapatkan kita secara mengejutkan bodoh dalam banyak perkara — alasan yang sebenarnya sehingga Ia membukakan. Oleh karena itu, jika kita gagal merubah pikiran kita bagi pikiran-pikiran Tuhan, maka harapan apakah tersedia bagi kita untuk kelak dapat diterangi serta pantas bagi kekekalan? Semua pikiran kita akan jatuh merata, dan nubuatan-nubuatan Tuhan akan berdiri ‘tinggi dan terangkat ke atas.’ Kewajiban kita ialah membuktikan Firman Allah itu benar dan bukan berpegang teguh kepada konsep-konsep pengertian kita sebelumnya dan yang salah itu sampai kelak Allah sendiri datang dan membuat kita malu.
Catatan:
Kita adalah contoh saingan dari perjalanan orang Israel keluar dari Mesir, maka oleh karena Musa sendiri pemimpin yang secara langsung berkomunikasi dengan Tuhan Allah juga tidak menyangka dan harus merubah semua rencana-rencana perjalanan yang ia telah pahami lalu disesuaikan dengan perubahan perjalanan yang Tuhan tetapkan, maka kitapun tentu juga akan mengalami perjalanan yang sama, yaitu kita telah sebelumnya telah dibukakan oleh Victor T. Houteff rencana perjalanan kelepasan 144000 hingga berpindah ke kerajaan Daud, namun dalam perjalanannya terdapat peristiwa yang faktanya jauh berbeda dengan rencana-rencana perjalanan sebagaimana pemahaman Musa dahulu (namun Victor T. Houteff sendiri tidak sempat menyaksikan rencana-rencananya tidak sejalan dengan rencana Tuhan), dengan demikian kitapun harus rela merubah rencana-rencana kita dengan rencana-rencana Tuhan Allah, bila kita tetap mau terus dipimpin oleh RohNya hingga tujuan kerajaan Daud atau jika tidak bersedia merubah harus siap menerima murka Tuhan yang tidak bercampur.
CALON 144000 = CONTOH SAINGAN DARI PERJALANAN ISRAEL KELUAR DARI MESIR, MAKA BILA DALAM CONTOHNYA TERHADAP RENCANA-RENCANA MANUSIA DALAM KENYATAANNYA BERTENTANGAN DENGAN PENGGENAPANNYA YANG MERUPAKAN RENCANA PIKIRAN TUHAN ALLAH, MAKA DALAM PERJALANAN KITAPUN JUGA SEMUA PEMAHAMAN YANG TELAH DIAJARKAN DAN DIPEGANG DARI PENGERTIAN VICTOR T. HOUTEFF SEBELUMNYA HARUS JUGA DIRUBAH DISESUAIKAN DENGAN RENCANA PIKIRAN-PIKIRAN TUHAN.
Perbedaan antara perjalanan Israel dari Mesir dengan kita contoh saingannya adalah, saat terdapat penggenapan perjalanan bangsa Israel yang ternyata berbeda dengan rencana-rencana yang telah dipahami oleh Musa, Musa sendiri mengalami dan menyaksikannya sendiri bahwa rencana-rencananya bertentangan dengan rencana-rencana pemikiran Tuhan, sehingga bangsa Israel pada dasarnya jauh lebih beruntung tinggal mengikuti saja Musa pemimpinnya merubah rencana-rencananya. Sedangkan kita sebagai contoh saingannya, perjalanan kelompok Davidian faktanya berbeda dan bertentangan dengan rencana-rencana ajaran yang telah dipahami dari Victor T. Houteff yang mengajarkan bahwa keberadaan organisasi sejak diperdirikan akan terus hingga pintu kasihan baru kemudian berpindah ke kerajaan Daud, dan perubahan kenyataan penggenapannya dengan apa yang telah direncanakan sesuai ajaran Victor T. Houteff tidak dapat disaksikan dan dialami sendiri oleh Victor T. Houteff, kita sendiri lah yang menyaksikannya dari hari ke hari, sehingga tuntutan untuk merubah sebagaimana kepada Musa dahulu dihadapkan kepada kita sendiri harus memutuskan, sehingga kerendahan hati masing-masing kitalah kuncinya.
Amaran Sekarang Jld 2 No. 45:
Apakah kekristenan itu ? siapakah yang dapat berpegang kepadanya ? siapakah yang dapat lepas dari padanya ?
Kini kebenaran yang nyata itu ialah, bahwa jika sejarah akan diperpanjang, dan jika kita harus tetap tinggal dalam jalan Kekristenan yang benar di mana terang itu bercahaya, maka semua orang harus berbuat sesuatu terhadap pekerjaan melayani orang susah yang sangat dilalaikan ini, karena ia itu tidak akan terselesaikan dari satu tempat yang terpusat, melainkan harus dilokalisasikan di daerah dan negara dimana saja pekabaran dari hal jam itu “berakar dan mengeluarkan buah”. Yesaya 37 : 31.
Kemudian Raja akan mengatakan kepada mereka yang berada pada sebelah kanan-Nya itu: Marilah, hai kamu yang diberkati BapaKu, warisilah kerajaan yang telah dipersiapkan bagimu semenjak dari awal kejadian dunia; Karena pada masa Aku lapar, kamu memberi Aku makan; Aku berhaus, maka kamu memberi Aku minum; Aku seorang asing, maka kamu telah menampungKu; Aku bertelanjang, maka kamu telah memberi Aku pakaian; pada masa Aku sakit, maka kamu telah menengok Aku, Aku di dalam penjara, maka kamu telah datang kepada-Ku”. Matius 25 : 34 – 36.
Sungguhpun demikian kewajiban kita adalah bukan saja mematuhi anjuran ini, melainkan juga semua yang telah ditetapkan Ilham di hadapan kita. Semua itu harus menjadi sebagian daripada diri kita, seperti halnya makanan yang kita makan, jika kita hendak menikmati semua janji Allah, dan hendak menjadi waris Kerajaan yang kekal itu. Inilah segi yang cerah daripada gambaran itu.
Tetapi, dengan sedih, dan ada juga segi gelapnya. Gambarannya di latar depan ialah kepala suku yang bernama Lot. Sifat mementingkan diri dalam pilihannya bagi diri sendiri seluruh tanah yang subur dari dataran itu, lalu meninggalkan lereng-lereng yang gundul bagi pamannya Ibrahim yang lebih tua, ternyata tidak memberikan kepadanya hasil yang diharapkannya. Walaupun ia telah menjadi makmur untuk sementara waktu, namun pada waktu ia pada akhirnya lolos dari kota Sodom, ia telah keluar sebagai orang yang termiskin dari pada semua yang miskin. (Kejadian 19 : 15 – 17).
Phiraun dan orang-orang besar pengikutnya, karena berusaha untuk tetap mempertahankan umat Allah berada di bawah penindasannya, maka mereka telah ditelan oleh Laut Merah, dan terkubur hidup-hidup di tengah-tengah laut itu. (Keluaran 14 : 22, 23, 38).
Karena menipu Naboth keluar dari kebun anggurnya dan karena mengambil nyawanya, maka Ahab, raja Israel itu, berikut seluruh isi rumah tangganya telah mati di hujung pedang (1 Raja-raja pasal 21).
Orang-orang yang telah mencampakkan tiga pemuda Iberani itu ke dalam dapur api yang bernyala-nyala, mereka itu sendiri telah dibinasakan oieh nyala apinya (Daniel 3 : 22), sama seperti halnya orang-orang kejam, gelojoh, yang mementingkan diri sendiri, yang telah mencampakkan Daniel ke dalam lubang singa, mereka itu sendirilah yang pada akhirnya telah ditelan oleh binatang-binatang lapar itu (Daniel 6 : 24).
Haman telah mendirikan tiang-tiang gantungan untuk menggantungkan Mordekai di atasnya, tetapi pada akhirnya ia sendiri telah digantung di atasnya (Esther 7 : 10).
Karena mengambil bagi dirinya sendiri kemuliaan dan kepujian untuk pidatonya yang besar, maka Herodes telah dimakan oleh cacing-cacing (Kisah segala rasul 12 : 23).
Untuk hanya seharga sejumlah kecil keping perak yang tak berarti Yudas telah menghianati Tuhannya sampai kepada mati, lalu kemudian, berpura-pura gila karena upah kutukan itu, maka ia membalikkan terhadap dirinya sendiri tangan gelojoh dan penghianat yang telah mengambil uang itu, lalu dengan itu ia menghantarkan dirinya sendiri kepada suatu kutukan dan kematian yang kejam dan suatu penguburan orang yang sangat melarat, bahkan sebelum Kristus sendiri disalibkan (Matius 27 : 5; Kisah Rasul-RasuI 1 : 18).
Sesungguhnya “Barangsiapa yang membawa orang ke dalam tawanan ia sendiri akan masuk ke dalam tawanan; barangsiapa yang membunuh dengan pedang ia sendiri pun akan mati oleh pedang”. Wahyu 13 : 10.
Demikianlah hukum pembalasan yang kekal itu masih tetap membenarkan mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Oh, sesungguhnya benar sekali, bahwa apapun yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya (Galati 6 : 7).
Semua contoh teladan yang luar biasa ini hanya menyentuh lembaran suratan dari sejarah saja. Masih ada beribu-ribu contoh lainnya yang dapat dipertambahkan, belum terhitung teladan-teladan yang tidak tercatat semenjak permulaan sejarah dunia.
Demikianlah di bawah ungkapan cahaya lampu sorot kebenaran Sorga yang besar ini telah dikemukakan secara tersendiri dengan jelas “dua jalan bagi para pembuat perjalanan – yaitu jalan yang palsu, yang megah dan luas dan bebas rintangan, dimana banyak orang sedang berjalan di dalamnya menuju kepada kebinasaan; dan jalan yang benar, yang tidak megah dan lurus dan sempit, dimana hanya sedikit orang sedang berjalan di dalamnya menuju kepada hidup.
Tanya Jawab buku 2 :
ADAKAH TONGKAT GEMBALA MASIH
MENGAJARKAN “PERKARA-PERKARA YANG SAMA”?
Pertanyaan No. 33 :
Pada permulaannya, “Tongkat Gembala” sepaham bersama dengan Roh Nubuat, bahwa “yang lagi tinggal dari benihnya itu ialah mereka yang 144.000 itu, yaitu mereka yang diserang oleh ular naga itu.” — The Shepherd’s Rod, vol. 2, p. 265. Kini, sepuluh tahun kemudian, ia mengajarkan bahwa “yang lagi tinggal dari benihnya itu” di dalam contoh ini ialah orang-orang yang masih akan tertinggal di dunia Babilon menunggangi binatang itu (Wahyu pasal 17)” — The Simbolic Code, July – December, 1941, P. 9. Yang manakah yang benar — yang semula ataukah yang sekarang?
Jawab :
Jika orang tidak dapat menyangkal, bahwa mereka yang 144.000 itu, yaitu buah-buah pertama itu, adalah anggota-anggota sidang, maka orang tidak mungkin menyangkal, bahwa mereka itu adalah berasal dari benihnya. Dan karena mereka itu masih tetap hidup setelah pembantaian orang-orang yang tidak setia di tengah-tengahnya, maka oleh sebab itu mereka adalah “orang-orang yang tersisa” itu — yaitu yang masih tertinggal itu. Dengan tanda logika yang sama, adalah sama tak dapat dibantah bahwa karena wanita dari Wahyu pasal 12 itu melambangkan sidang sampai kepada akhir sejarah, maka buah-buah kedua dari benihnya, yaitu orang-orang yang masih hidup setelah kebinasaan orang-orang jahat di seluruh dunia, juga tergolong suatu “umat yang sisa.”
Oleh sebab itu jelaslah, bahwa kedua ucapan itu adalah benar. Satu-satunya titik perbedaan di antara keduanya ialah, bahwa sewaktu yang satu di dalam Tongkat Gembala jilid 2 itu dibuat, Tongkat belum memiliki terang tambahan yang kemudian mengilhami yang satunya yang terdapat di dalam Simbolic Code itu, dan yang menunjukkan bahwa baik mereka yang 144.000 itu maupun rombongan besar orang banyak itu adalah sama-sama tergolong umat yang sisa : yang pertama karena mereka itu luput dari pembantaian Tuhan terhadap orang-orang yang tidak setia di dalam sidang (Yesaya 66 : 19), dan yang kedua karena mereka baru dipanggil keluar dari Babilon setelah yang pertama itu pergi ke tanah Israel (Yesaya 66 : 20), juga karena masih hidup setelah orang-orang jahat, dari antara siapa mereka itu dipanggil telah binasa.
Tuhan tidak akan menghilangkan peluang untuk ragu, bila kita memupuk keraguan, maka kita akan mendapati keraguan kita semakin kuat:
Oleh karena Allah telah memberikan banyak bukti untuk percaya la tidak akan pernah menghilangkan semua maaf untuk mereka yang tidak percaya. Semua orang yang mencari gantungan-gantungan untuk menggan-tungkan keragu-raguan mereka akan menemukannya. Dan mereka yang menolak menerima dan menuruti firman Allah sebelum semua keberatan sudah dihilangkan dan tidak ada lagi kesempatan untuk ragu-ragu, tidak akan pemah datang kepada terang. KA 554.1
Rasa curiga dan tidak percaya kepada Allah adalah akibat dari hati yang belum dibarui, yang bermusuhan dengan Dia. Akan tetapi iman diilhamkan oleh Roh Kudus, dan itu akan bertumbuh subur hanya bila dipelihara. Tak seorang pun kuat dalam iman tanpa usaha yang tekun. Ketidakpercayaan akan kuat jika didorong; dan jikalau manusia membiarkan dirinya ragu dan mencela, gantinya tinggal dalam bukti-bukti yang telah dikaruniakan Allah untuk menunjang iman mereka, maka mereka akan mendapati keragu-raguan mereka itu menjadi semakin kuat. KA 554.2
“Jika orang-orang ini tidak merendahkan hati mereka dihadapan Allah, jika mereka menampung berbagai usulan Setan, maka keragu-raguan dan tidak setia akan menguasai jiwa, dan mereka akan melihat segala-galanya dalam suatu terang yang palsu. Sekali benih-benih keragu-raguan ditabur di dalam hatinya, maka mereka akan harus menuai suatu hasil tuaian yang limpah. Mereka akan datang menolak dan menyangkal kebenaran-kebenaran yang jelas dan penuh keindahan kepada orang-orang lain yang tidak mendidik dirinya dalam ketidak percayaan. Orang-orang yang melatih pikirannya untuk menggunakan apa saja yang dapat mereka gunakan sebagai kapstok untuk menggantungkan keraguannya, lalu menganjurkan pikiran-pikiran ini kepada orang lain, akan selalu menemukan kesempatan apa saja yang timbul dalam pengungkapan kebenaran, mengkritik apa saja yang timbul dalam pengungkapan kebenaran, mengkritik pekerjaan dan kedudukan orang-orang lain, mengeritik setiap cabang pekerjaan di mana mereka sendiri tidak ikut serta. Mereka akan hidup dari kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan-kesalahan orang lain, sampai kelak demikian kata malaikat, Tuhan Yesus akan bangkit meninggalkan tugas pembelaanNya dalam keabah sorga, lalu memakaikan diriNya dengan pakaian pembalasan, lalu mengejutkan mereka pada perayaannya yang tidak suci, maka mereka menemukan dirinya tidak siap bagi perjamuan kawin Anak Domba. Selera mereka telah menjadi sedemikian kacau sehingga mereka akan cenderung mengeritik sampai kepada meja Tuhan di dalam KerajaanNya.”—-Symbolic Code buku 1 hal 61, jld 11, No 7
Setan memiliki kemampuan untuk mengajurkan keragu-raguan dan untuk menciptakan sanggahan-sanggahan terhadap kesaksian yang tegas yang dikirimkan Allah, dan banyak orang menganggapnya sebagai suatu keuntungan, suatu tanda kecerdasan di dalam mereka untuk menjadi tidak percaya, dan untuk mempertanyakan dan memperdebatkan. Orang-orang yang suka meragukan akan mendapat banyak kesempatan untuk ragu. Allah tidak merencanakan untuk menyingkirkan segala kesempatan untuk tidak percaya, Ia memberikan bukti, yang harus diselidiki dengan pikiran yang rendah dan dengan roh suka belajar; maka semua orang harus mengambil keputusan dari bobotnya kenyataan. Allah memberikan cukup buktu bagi pikiran yang jujur untuk percaya, namun orang yang beralih dari kenyataan yang berbobot karena sebab adanya sejumlah kecil persoalan yang ia tidak dapat menjelaskan bagi pikirannya yang terbatas, ia akan dibiarkan dalam suasana ketidak percayaan dan keragu-raguan yang dingin dan mencekam, dan yang akan menghancurkan iman. —-Testimonies, Vol. 5, pp. 675, 676, Tanya Jawab buku 3 pertanyaan no. 55.
Banyak orang yang tidak mau menerima Kristus sampai seluruh rahasia daripada rencana keselamatan menjadi jelas kepada mereka. Mereka menolak untuk memandang dengan iman, sekalipun mereka telah melihat bahwa ribuan orang telah memandang dan merasakan khasiat daripada memandang kepada salib Kristus. Banyak yang telah mengembara di dalam segala macam filsafat, untuk mencari sebab-sebab dan bukti-bukti yang mereka tidak pernah akan peroleh, sementara mereka menolak bukti yang Allah suka berikan. Mereka menolak berjalan di dalam terang Matahari Kebenaran, sebelum sebab-sebab daripada bersinarnya terang itu dijelaskan kepada mereka. Semua orang yang tetap dalam sikap seperti ini akan gagal datang kepada pengetahuan akan kebenaran itu. Allah tidak pernah akan membuangkan setiap kesempatan untuk jadi bimbang. Ia memberikan bukti yang cukup di atas mana kita dapat mengalaskan iman kita, dan jikalau ini tidak diterima, maka pikiran kita akan dibiarkan berada dalam kegelapan. Jikalau mereka yang dipagut ular-ular itu telah bersikap bimbang dan ragu-ragu sebelum mereka mau memandang, maka mereka akan binasa. Adalah tugas kita, pertama-tama, untuk memandang; dan pandangan iman itu akan memberikan kepada kita hidup. —–Para Nabi dan Bapa Vol.2 hal 22.3
Semua orang yang mencarikan cantolan-cantolan untuk menggantungkan keragu-raguan mereka, mereka akan menemukannya. Dan orang-orang yang menolak untuk menyambut dan mematuhi firman Allah sampai kelak setiap sanggahan disingkirkan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk ragu-ragu, mereka tidak akan pernah datang kepada terang.—The Great Controversy, p. 52
PELAJARAN DARI PENGALAMAN MURID-MURID YESUS
Perjuangan Yohanes meninggalkan manusia lamanya:
Kasih yang mempercayai dan pengabdian yang tidak mementingkan diri yang ditunjukkan dalam kehidupan dan tabiat Yohanes memberikan pelajaran yang tak terkira nilainya kepada gereja Kristen. Yohanes tidak dengan sendirinya memiliki keindahan tabiat yang dinyatakan oleh pengalamannya yang lebih akhir ini. Oleh sifatnya ia mempunyai kelemahan-kelemahan yang serius. Ia bukan saja sombong, tegas, dan bercita-cita untuk kehormatan, tetapi tidak sabar, dan benci kepada hal yang merugikan diri sendiri. Ia dan saudaranya disebut “anak-anak suruh.” Sifat yang jelek, keinginan untuk membalas dendam, roh kritik, semuanya ada pada murid yang kekasih. Tetapi melebihi semuanya ini Guru yang Ilahi itu melihat hati yang sangat rajin, sungguh-sungguh dan mengasihi. Yesus memarahi sifat memikirkan diri, mengecewakan cita-citanya, menguji imannya. Tetapi Ia menyatakan kepada dia sesuatu untuk mana jiwanya merindukan keindahan kesucian, perubahan kuasa kasih. ——KR 455.3
Murid-murid mengetahui bahwa adalah maksud Kristus untuk memberkati orang-orang Samaria oleh hadirat-Nya; dan sikap dingin, kecemburuan, dan tidak hormat, yang ditunjukkan kepada Tuhan mereka memenuhi mereka dengan keheranan dan amarah. Yakobus dan Yohanes terutama telah digerakkan. Bahwa Ia yang mereka harus hormati harus diperlakukan secara demikian, tampaknya kepada mereka suatu kesalahan yang terlalu besar untuk dilewati tanpa hukuman segera. Dalam semangat mereka, mereka pun berkata, “Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?” menyinggung kepada kebinasaan kapten-kapten Samaria dan rombongan mereka yang dikirim untuk mengambil nabi Elia. Mereka terkejut untuk melihat bahwa Yesus merasa sedih oleh perkataan mereka, dan masih juga terkejut sementara kemarahan-Nya jatuh atas telinga mereka. Lukas 9:54-56. ——KR 456.2
Bahkan Yahya sendiripun, murid yang disayangi itu, salah-satu yang paling baik persamaannya dengan Juruselamat, bukanlah secara alam memperoleh keindahan tabiat itu. Dia bukan saja membesarkan diri serta menginginkan kehormatan, tetapi juga seorang yang mudah tersinggung dan gampang marah walau oleh kesalahan yang terkecil sekalipun. Tetapi karena tabiat Kristus dinyatakan padanya, maka dilihatnyalah kekurangannya, dan pengetahuannya ini merendahkan dirinya. Kekuatan dan kesabaran, kuasa dan kelemah-lembutan, keagungan dan kelembutan, yang tampak di dalam kehidupan Anak Allah sehari-hari, telah mengisi jiwanya dengan pujaan dan kasih. Sehari demi sehari hatinya ditarik kepada Kristus, sampai akhirnya pandangannya terhadap dirinya luluh karena kasihnya kepada Tuahnya. Tabiatnya yang cepat naik darah, keinginan akan kemuliaan diri sendiri, telah diserahkan kepada kuasa pembentukan yang datang dari Kristus. Pengaruh Roh Kudus telah membaharui hatinya. Kuasa kasih Kristus mengadakan perubahan tabiatnya. Inilah hasil yang pasti di dalam persatuan dengan Kristus. Jika Kristus tinggal di dalam hati, maka semua tabiat akan diubahkan. Roh Kristus, kasihNya, melembutkan hati, menaklukkan jiwa, serta meluhurkan pikiran-pikiran dan keinginan terhadap Allah dan surga. ——-KS 68.1
Dalam kehidupan murid Yohanes penyucian yang benar menjadi teladan. Selama tahun-tahun pergaulannya yang erat dengan Kristus, sudah sering ia diamarkan dan diberi peringatan oleh Juruselamat; dan amaran ini diterimanya. Sementara tabiat guru Ilahi itu dinyatakar kepadanya, Yohanes melihat kekurangan-kekurangannya sendiri, dan merendahkan diri oleh wahyu itu. Dari hari ke hari, berlawanan dengan rohnya sendiri yang keras, ia melihat kelemahlembutan dan kesabaran Yesus, dan mendengar pelajaran-pelajarannya tentang kerendahan hati dan kesabaran. Dari hari ke hari hatinya tertarik kepada Kristus, sampai ia melupakan dirinya sendiri karena kasih akan Tuhannya. Kuasa dan kelemahlembutan, keagungan dan kerendahan, kekuatan dan kesabaran, yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari dari Anak Allah, memenuhi jiwanya dengan kekaguman. Ia menyerahkan perangainya yang pemarah dan bercita-cita itu kepada kuasa Kristus yang mengubahkan, dan kasih Ilahi mengerjakan di dalamnya suatu perubahan tabiat.——————- KR 470.1
Pelajaran dari seorang Yudas (pribadi yang bertentangan dengan Yohanes):
Akan selalu ada dua kelompok orang-orang yang menyatakan dirinya pengikut-pengikut Kristus. Sementara kelompok yang satu mempelajari kehidupan Juruselamat dan dengan sungguh-sungguh memperbaiki kekurangan mereka serta menyesuaikan diri dengan Teladan mereka, kelompok yang lain menghindari kebenaran yang praktis dan mudah dimengerti, yang mengungkapkan kesalahan mereka. Bahkan dalam keadaan terbaik sekalipun, jemaat itu tidak terdiri dan orang-orang yang seluruhnya benar, suci dan sungguh-sungguh. Juruselamat kita mengajarkan bahwa mereka yang dengan sengaja memanjakan diri dalam dosa tidak boleh diterima menjadi anggota jemaat. Namun Ia menghubungkan kepada diri-Nya orang-orang yang bertabiat buruk dan memberikan kepada mereka manfaat pengajaran dan teladan-Nya, agar mereka boleh mempunyai kesempatan melihat kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Di antara kedua belas rasul terdapat seorang pengkhianat. Yudas diterima bukan karena cacad tabiatnya, tetapi ia di terima meskipun tabiatnya demikian. Ia telah dihubungkan dengan murid-murid itu, agar melalui pengajaran dan teladan Kristus mudah-mudahan ia boleh belajar apa itu tabiat Kristiani, dan dengan demikian dituntun untuk melihat kesalahannya, untuk bertobat, dan oleh rahmat Ilahi, menyucikan jiwanya “dalam menuruti kebenaran.” Tetapi Yudas tidak berjalan dalam terang yang dengan kemuramah diizinkan bersinar kepadanya. Oleh memanjakan diri dalam dosa, ia mengundang godaan Setan. Tabiat buruknya menjadi sangat menonjol. Ia menyerahkan pikirannya ke bawah pengendalian kuasa kegelapan. Ia menjadi marah bilamana kesalahannya ditegur, dan dengan demikian ia telah dituntun melakukan kejahatan mengerikan mengkhianati Tuhannya. Demikianlah semua orang yang menyukai kejahatan sementara mengaku saleh, membenci mereka yang mengganggu ketenangannya oleh menegur dosa-dosanya. Bilamana kesempatan diberikan kepada mereka, seperti Yudas, mereka akan mengkhianati yang menegur mereka meskipun demi kebaikan mereka. ——-KA 45.1
Dalam perbedaan yang mencolok kepada penyucian yang dikerjakan dalam kehidupan Yohanes adalah pengalaman teman sesama murid, Yudas. Sebagai rekannya, Yudas mengaku sebagai seorang murid Kristus, tetapi ia hanya memiliki suatu bentuk peribadatan. Ia merasakan ke-indahan tabiat Kristus; dan sering, sedang ia mendengarkan perkataan Juruselamat, keyakinan datang kepadanya, tetapi ia tidak mau merendah-kan hatinya atau mengaku dosa-dosanya. Oleh menolak pengaruh Ilahi ia tidak menghormati Tuhannya yang pura-pura dikasihinya. Yohanes memerangi dengan sungguh-sungguh terhadap kesalahan-kesalahannya; tetapi Yudas melanggar kata hatinya dan menyerah kepada pencobaan, mengikatkan lebih ketat pada dirinya sendiri kebiasaan-kebiasaannya yang jahat. Kebiasaan kebenaran yang diajarkan oleh Kristus berbeda dengan keinginan dan maksudnya, dan ia tidak dapat membawa dirinya sendiri untuk menyerah kepada buah pikirannya supaya menerima akal budi dari surga. Gantinya berjalan di dalam terang, ia memilih berjalan di dalam kegelapan. Keinginan yang jahat, loba, keinginan untuk membalas dendam, pikiran-pikiran yang gelap dan bersungut, dipelihara dalam hati sampai Setan mengendalikan dia sepenuhnya. ———————KR 470.2
Yohanes dan Yudas adalah wakil dari mereka yang mengaku pengikut-pengikut Kristus. Kedua murid ini mempunyai kesempatan yang sama untuk mempelajari dan mengikuti contoh Ilahi. Keduanya berhubungan erat dengan Yesus dan mendapat kesempatan untuk mendengarkan ajaran-Nya. Masing-masing mempunyai kekurangan tabiat yang serius; dan masing-masing mempunyai jalan masuk kepada rahmat Ilahi yang mengubahkan tabiat. Tetapi sementara seorang dalam kerendahan hati sedang belajar tentang Yesus, yang lain menyatakan bahwa ia bukannya pelaku perkataan itu, tetapi pendengar saja. Seorang, yang mati bagi dirinya sendiri setiap hari dan mengalahkan dosa, disucikan oleh kebenaran; yang lain, menolak kuasa anugerah yang mengubahkan dan mengikuti kehendaknya sendiri, terbawa ke dalam perhambaan Setan. ————–KR 471.1
Murid-murid Yesus tidak menghargai Yesus sebagaimana Maria Magdalena dan pencuri yang disalib sebelah kanan Yesus:
Pekerjaan Maria justru merupakan pelajaran yang diperlukan oleh murid-murid untuk menunjukkan kepada mereka bahwa pernyataan kasih mereka bagi-Nya akan menyenangkan hati Kristus. Ia sangatlah penting bagi mereka, dan mereka tidak menyadari bahwa tidak lama kemudian mereka akan kehilangan hadirat-Nya, bahwa tidak lama kemudian mereka tidak dapat lagi mempersembahkan kepada-Nya tanda terima kasih mereka karena kasih-Nya yang besar itu. Kesepian Kristus, yang terpisah dari istana-istana surga, hidup seperti manusia, tidak pernah dipahami atau dihargai oleh murid-murid sebagaimana sepatutnya. Ia sering merasa sedih karena murid-murid-Nya tidak memberikan kepada-Nya hal yang harus diterima-Nya dari mereka. Ia mengetahui bahwa jika mereka berada di bawah pengaruh malaikat-malaikat surga yang menyertai Dia, mereka juga akan berpendapat bahwa tidak ada persembahan yang cukup berharga untuk menyatakan kasih dalam batin. ——-KSZ2 184.1
Berjam-jam lamanya selama menderita kesengsaraan terdengarlah oleh Yesus segala hinaan dan ejekan. Sementara Ia tergantung di salib, masih juga terdengar oleh-Nya bunyi ejekan dan kutukan. Dengan hati yang penuh kerinduan Ia telah berusaha mendengarkan suatu pernyataan iman dari murid-muridNya. Ia telah mendengar hanya perkataan sedih, “Kita berharap bahwa Ialah yang akan membebaskan bangsa Israel.” Itulah sebabnya alangkah menyenangkan bagi Juruselamat mendengar ucapan iman dan kasih dari pencuri yang hampir mati! Sementara orang-orang Yahudi yang terkemuka menyangkali Dia, malah murid-murid sekalipun meragukan KeilahianNya, pencuri yang malang itu, ditepi jurang kekekalan, memanggil Yesus Tuhan. Banyak orang bersedia memanggil Dia Tuhan ketika Ia mengadakan mukjizat, dan sesudah Ia bangkit dari kubur; tetapi tidak seorangpun mengakui Dia sementara Ia tergantung hampir mati di salib kecuali pencuri yang menyesal yang diselamatkan pada saat terakhir.——KSZ2 401.2
Murid-murid Yesus masih mencari perkara-perkara bagi dirinya sendiri:
Kepura-puraan orang Parisi ialah hasil mementingkan diri sendiri yang merupakan tujuan hidup mereka…..Bahkan murid-murid, walaupun mereka telah meninggalkan segala sesuatu demi Kristus, namun dalam hati belumlah berhenti mencari perkara-perkara besar bagi dirinya sendiri……Sebagaimana ragi, jika dibiarkan menyelesaikan pekerjaannya, akan merusak dan membusukkan, demikian juga halnya dengan roh mementingkan diri sendiri, bila dipertumbuhkan dalam hati, akan menimbulkan kenajisan dan kebinasaan jiwa. Diantara para pengikut Kristus dewasa ini, sama seperti pada zaman dahulu, betapa besarnya dosa yang licik dan menyesatkan itu! Betapa seringnya pelayanan kita kepada Kristus, persekutuan kita satu sama lain dirusakkan oleh keingninan yang meninggikan diri!……Kepada murid-muridNya sendiri amaran Kristus diucapkan, “Ingatlah baik-baik, jagalah dirimu dari ragi orang Parisi.”……Hanya kuasa Allahlah yang dapat membuangkan sifat memikirkan diri sendiri dan kepura-puraan.——Kasih Karunia Allah Bagi Setiap Insan 8 April hal. 112
Tetapi kekecewaan ini tidak sebesar yang dialami oleh murid-murid pada waktu kedatangan Kristus yang pertama. Pada waktu Yesus mengendarai seekor keledai dengan kemenangan memasuki kota Yerusalem, para pengikut-Nya percaya bahwa Ia sudah mau menduduki takhta Daud dan membebaskan orang-orang Israel dari penindas-penindasnya. Dengan harapan-harapan yang tinggi dan antisipasi sukacita, mereka berlomba satu sama lain untuk menunjukkan penghormatan kepada Raja mereka. Banyak yang membentangkan pakaian mereka sebagai karpet di jalan yang akan dilalui-Nya, atau menyebarkan daun-daun palem dihadapan-Nya. Dalam sukacita mereka yang sangat besar, mereka bersatu dan berseru dengan gembira, “Hosana bagi anak Daud!” Pada waktu orang-orang Farisi terganggu dan marah oleh karena luapan kegembiraan besar ini, mereka meminta agar Yesus menegur murid-murid-Nya itu. Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, jika mereka ini diam, maka batu-batu ini akan berteriak.” (Lukas 19:40). Nubuatan harus digenapi. Murid-murid itu sedang melaksanakan rencana Allah, namun mereka menderita kekecewaan pahit. Tetapi beberapa hari telah berlalu sebelum mereka menyaksikan kematian Juruselamat yang memilukan itu dan meletakkan-Nya di dalam kubur. Yang mereka nantikan belum terwujud sedikit pun, padahal semua harapan-harapan mereka telah sirna bersama Yesus. Mereka tidak mengerti sebelum Tuhan mereka keluar dari kubur dalam kemenangan, bahwa semua telah diramalkan terlebih dahulu oleh nubuatan, dan “bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati.” (Kisah 17:3). ——–KA 422.2
Pikiran murid-murid masih terpengaruh konsep-konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia…….lebih-lebih Yakobus dan Yohanes ternyata juga mengincar kedudukan sama dengan Yudas (hanya dia tidak menjual Yesus demi ambisinya)
Walaupun pikiran manusia fana ini tidak mampu untuk memahami hal-hal yang kekal, atau mengerti sepenuhnya pelaksanaan rencana-Nya, namun sering hal itu disebabkan oleh beberapa kesalahan atau kelalaian di pihak sendiri, yang membuat tidak mampu memahami pekabaran-pekabaran Surga. Tidak jarang pikiran orang-orang, bahkan pikiran hamba-hamba Allah, dibutakan oleh pendapat-pendapat, tradisi-tradisi dan ajaran-ajaran palsu manusia, sehingga mereka hanya mampu menangkap sebagian saja perkara-perkara besar yang Ia sudah nyatakan dalam firman-Nya. Demikianlah halnya dengan murid-murid Kristus, walaupun pada waktu Juruselamat ada bersama mereka secara pribadi. Pikiran mereka telah diilhami oleh konsep populer mengenai Mesias sebagai raja dunia, yang akan mengangkat Israel ke takhta kekaisaran universal, dan mereka tidak bisa mengerti arti kata-kata-Nya yang memberitahukan penderitaan dan kematian-Nya—-KA 361.2
Pada kesempatan yang lain Yakobus dan Yohanes mengemukakan melalui ibu mereka suatu permohonan yang meminta supaya mereka diperkenankan menduduki jabatan yang tinggi dalam kerajaan Kristus. Meskipun nasihat yang diulang-ulangi mengenai pengajaran sifat kerajaan-Nya, murid-murid yang muda ini masih menghargai pengharapan tentang Mesias yang akan mengambil takhta dan kuasa kerajaan-Nya setuju dengan keinginan manusia. Ibu itu, yang mendambakan kehormatan dalam kerajaan ini untuk anak-anaknya, meminta, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, yang seorang lagi di sebelah kiriMu.” ——KR 457.1
Yesus mengetahui motif yang mendorong permintaan ini dan dengan demikian memperbaiki kesombongan dan cita-cita kedua murid ini: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Matius 20:25-28. ——KR 458.1
Lewat penderitaan pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan:
Pada setiap zaman para utusan pilihan Allah telah dicela dan dianiaya, namun lewat penderitaan mereka pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan. Setiap murid Kristus harus terjun ke dalam barisan itu dan melaksanakan pekerjaan yang sama, karena ia tahu bahwa musuhnya tak dapat berbuat apa-apa menentang kebenaran, tetapi justru untuk kebenaran. Allah bermaksud supaya kebenaran dinyatakan dan menjadi pokok ujian dan diskusi, bahkan melalui hinaan yang diberikan kepada kebenaran itu. Pikiran orang harus digerakkan, setiap pertentangan, setiap celaan, setiap upaya untuk membatasi kebebasan hati nurani, adalah alat Allah untuk membangunkan pikiran yang tanpa itu bisa tertidur——–KAB 43.2.
Pelajaran dari pengalaman Petrus yang karena ragu ia tenggelam:
Dengan memandang pada Yesus, Petrus berjalan dengan selamat; tetapi di saat perasaan kesombongannya muncul ia menoleh ke belakang kepada teman-temannya yang di dalam perahu, pandangannya dipalingkan dari Juruselamat. Angin mengamuk. Ombak bergulung tinggi, datang di antara dia dan Guru; ia pun takutlah. Seketika itu pandangannya lepas dari Kristus, lalu imannya pun runtuh, la mulai tenggelam. Tetapi waktu gelombang mengancam nyawanya, Petrus mengangkat matanya dari air yang bergelora itu dan mengarahkan pandangannya kepada Yesus, sambil berserulah ia, katanya: “Tuhan, tolonglah aku.” Dengan segera Yesus mengulurkan tangan-Nya sambil berkata kepadanya: “Hai orang yang kurang percaya mengapa engkau bimbang?”
Waktu berjalan berdampingan, dengan tangan Petrus dipegang oleh Tuhan, mereka naik ke dalam perahu bersama-sama. Tetapi kini Petrus menjadi tunduk dan diam. Tiada alasan baginya menyombongkan diri di hadapan kawan-kawannya, karena oleh kurang percaya dan kesombongannya ia hampir kehilangan nyawanya. Bila ia memalingkan matanya dari Yesus, langkahnya lenyap dan ia tenggelam di tengah-tengah gelombang.
Apabila kesusahan menimpa kita, betapa sering kita seperti Petrus! Kita memandang gelombang itu, gantinya menujukan mata kita pada Juruselamat. Langkah-langkah kita tergelincir, dan gelombang hidup keangkuhan itu menimpa jiwa kita. Yesus tidak menyuruh Petrus datang kepada-Nya agar ia binasa; Ia tidak memanggil kita mengikut Dia, dan kemudian meninggalkan kita. “Janganlah takut,” firman-Nya, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Aliahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruse- lamatmu.” Yesaya 43:1-3
Yesus membaca tabiat murid-murid-Nya. Ia tahu betapa hebatnya iman mereka diuji. Di dalam peristiwa di atas danau ini Ia ingin menunjukkan kepada Petrus kelemahannya, untuk menunjukkan bahwa keselamatannya terletak dalam ketergantungannya yang terus menerus pada kuasa Ilahi. Di tengah-tengah amukan topan pencobaan ia dapat berjalan dengan selamat hanyalah jikalau ia tidak bersandar pada dirinya sendiri, melainkan harus bergantung pada Juruselamat. Di saat ia merasa dirinya kuat di saat itulah Petrus lemah; dan sampai ia melihat kelemahannya barulah ia dapat menyadari perlunya ia bergantung pada Kristus. Jikalau ia telah mempelajari pelajaran yang telah ditunjukkan untuk mengajar dia di dalam pengalaman di atas danau itu, ia tidak akan gagal bila pencobaan yang besar datang kepadanya. —KSZ1 410.4-411.3
Mereka yang gagal menyadari perlunya ketergantungan;mereka yang tetap kepada Allah akan dikalahkan oleh pencobaan. Sekarang kita dapat menduga bahwa kaki kita berdiri teguh, dan bahwa kita tidak akan pernah bergerak dari sana. Kita dapat berkata dengan penuh keyakinan: Aku tahu kepada siapa aku percaya; tiada sesuatu yang dapat menggoncangkan imanku kepada Allah dan firman-Nya. Tetapi Setan bermaksud untuk mengambil keuntungan dari tabiat warisan dan sifat-sifat yang dipupuk, serta membutakan mata kita akan keperluan dan kekurangan kita. Hanyalah dengan menyadari akan kelemahan kita sendiri dan dengan teguh memandang pada Yesus, kita dapat berjalan dengan selamat. —KSZ1 412.1
Kesal karena Yesus guru mereka walau diremehkan, terus dicaci maki, tidak menunjukkan kuasanya:
Sifat tidak percaya telah menguasai hati dan pikiran mereka. Cinta akan kehormatan telah membutakan mereka. Mereka mengetahui bahwa Yesus dibenci oleh orang Farisi, sehingga mereka rindu melihat Dia diagungkan sesuai dengan pikiran mereka. Bersatu dengan seorang guru yang dapat melakukan mukjizat yang besar; malahan dicaci sebagai seorang penipu adalah suatu ujian yang dapat mereka tanggung dengan sukar. Apakah mereka selalu dianggap sebagai pengikut seorang nabi palsu? Apakah Kristus tidak pernah akan menyatakan kuasa-Nya sebagai raja? Mengapa Ia yang mempunyai kuasa semacam itu tidak memperlihatkan diri-Nya sendiri di dalam sifat-Nya yang sejati, dan membuat jalan mereka tidak begitu susah? Mengapakah Ia tidak menyelamatkan Yohanes Pembaptis dari kematian yang ngeri itu? Demikianlah pikiran murid-murid itu sehingga mereka menyelubungi diri mereka sendiri dengan kegelapan rohani yang besar. Mereka bertanya: Mungkinkah Yesus seorang penipu, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang Farisi? —–KSZ1 408.2
Catatan:
Kekecewaan murid-muridNya terhadap Yesus yang walaupun mendapatkan penghinaan tidak juga mau menyatakan kuasaNya adalah disebabkan :
Cinta dirilah yang merusak kedamaian kita. Bila diri masih hidup, kita terus siaga melindunginya dari pelecehan dan penghinaan; tapi bila ego kita telah mati, dan hidup kita tersembunyi dengan Kristus dalam Allah, hati tak lagi terusik bila ditolak dan diremehkan orang. Kita akan tuli terhadap celaan dan buta terhadap caci-maki atau hinaan. “Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan.” 1 Korintus 13”4-8. ——KAB 26.1
Pelajaran bagaimana seseorang mau menjadi pengikut Yesus, rela meninggalkan semua dan tanpa ragu akan segala kekawatiran hidup:
Pada suatu hari sementara ia duduk di kursi pemungut cukai, ia melihat Yesus yang sedang datang menuju padanya. Ia sangat heran mendengar perkataan yang ditujukan kepada dirinya, “Ikutlah Aku.”——- KSZ1 287.1
Matius “meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.” Tidak terdapat keragu-raguan dalam hatinya, atau pertanyaan dalam pikirannya mengenai pekerjaannya yang akan diganti dengan kemiskinan dan kesukaran. Telah cukup baginya jika ia telah bersama-sama dengan Yesus, agar ia boleh mendengar akan firman-Nya, dan bersatu dengan Dia di dalam pekerjaan-Nya. —–KSZ1 287.2
Demikian pula dengan murid-murid yang mula-mula dipanggil. Apabila Yesus memanggil Petrus dan kawan-kawannya untuk mengikuti Dia, dengan segera mereka meninggalkan perahu dan jala mereka itu. Beberapa dari murid-murid ini mempunyai kawan-kawan yang hidupnya bergantung pada mereka itu; tetapi bila mereka menerima undangan Juruselamat, mereka tidak ragu-ragu dan bertanya “Bagaimana saya akan hidup dan membiayai keluargaku?” Mereka patuh pada panggilan-Nya. dan setelah itu bila Yesus bertanya kepada mereka, “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?” Maka jawab mereka itu, “Tidak.” ———-KSZ1 287.3
Kepada Matius dengan kekayaannya dan kepada Andreas serta Petrus dengan kekurangannya, ujian yang sama telah diberikan dan penyerahan yang sama pula dibuat oleh masing-masing mereka. Pada saat mereka makmur, ialah bila jala mereka itu penuh dengan ikan dan di saat dorongan kehidupan yang lama menjadi lebih kuat, Yesus minta kepada murid-murid yang berada di tepi pantai itu untuk meninggalkan segala sesuatu untuk pengabaran Injil. Oleh sebab itu tiap-tiap jiwa diuji di dalam hal manakah yang lebih kuat kerinduannya bagi harta duniawi atau persekutuannya dengan Kristus. ———-KSZ1 287.4
Catatan:
Allah sedang memanggil orang-orang yang rela meninggalkan ladang mereka, perusahaan mereka, kalau perlu keluarga mereka, untuk menjadi misionaris bagi-Nya. Dan panggilan itu akan disambut. Pada waktu dulu ada orang yang digerakkan oleh kasih Kristus telah meninggalkan kesenangan rumah dan sanak saudara, bahkan istri dan anak-anak, untuk pergi ke negeri-negeri asing bagi orang-orang yang hilang, di antara penyembah-penyembah berhala dan orang-orang biadab, guna memasyhurkan kabar kemurahan. Banyak orang dalam usaha ini telah kehilangan hidup mereka, tetapi orang-orang telah didorong untuk menjalankan pekerjaan itu. Dengan demikian langkah demi langkah pekerjaan Kristus terus maju, dan benih yang ditaburkan dalam kesusahan telah menghasilkan tuaian yang berlimpah. Pengetahuan tentang Allah telah meluas ke mana-mana dan panji salib itu telah ditegakkan di negerinegeri kafir.—– KR 311.3
Mendekati zaman kesudahan, saya telah melihat bahwa dalam pertemuan ini hendaknya dikurangi khotbah, dan diberikan lebih banyak pelajaran Alkitab:
Terlalu banyak berkhotbah dari yang seharusnya di perkemahan kita. Ini menjadi beban berat bagi para pendeta, akibatnya banyak yang perlu diperhatikan terbengkalai. Banyak hal kecil yang membuka pintu kepada kejahatan serius lewat tanpa diperhatikan. Kekuatan jasmani si pendeta dirampok, dan waktu yang diperlukannya untuk merenung dan berdoa disita, yang diperlukannya untuk memelihara jiwanya sendiri di dalam kasih Allah. Dan bilamana begitu banyak ceramah yang dipadatkan, satu dengan yang lain, orang tidak mempunyai waktu untuk menyimak apa yang mereka dengar. Pikiran mereka menjadi kacau, dan acara-cara tampaknya bagi mereka mengesalkan dan membosankan.—-—- PI 353.2
Telah ditunjukkan kepada saya bahwa perkemahan kita harus meningkat dalam perhatian dan keberhasilan. Sementara kita mendekati zaman kesudahan, saya telah melihat bahwa dalam pertemuan ini hendaknya dikurangi khotbah, dan diberikan lebih banyak pelajaran Alkitab. Hendaknya ada kelompok kecil duduk di atas tanah, dengan Alkitab mereka di tangan, dan orang yang berbeda memimpin dalam suatu pelajaran Kitab Suci dalam percakapan yang lebih santai. ——–PI 353.3
Ini adalah metode yang diajarkan Kristus kepada murid-murid-Nya. Bilamana orang banyak berkumpul di sekeliling Juruselamat, Ia akan memberi petunjuk kepada murid-murid dan kepada orang. Kemudian setelah ceramah, murid-murid itu akan berbaur dengan khalayak itu dan mengulangi kepada mereka apa yang dikatakan Kristus. Sering para pendengar salah menerapkan kata-kata Kristus, maka murid-murid itu akan mengatakan kepada mereka apa yang dikatakan Kitab Suci, dan apa yang diajarkan Kristus menurut mereka.- Testimonies for the Church, Jilid 6, hlm. 87, 88. ————PI 353.4
Seakan-akan Ia tidak pernah memberi amaran itu kepada mereka:
Sebelum penyaliban-Nya, Juruselamat telah menerangkan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan dibunuh kemudian bangkit lagi dari kuburan, dan malaikat hadir untuk menanamkan kata-kataNya itu ke dalam pikiran dan hati mereka. Tetapi murid-murid itu mencari kelepasan sementara dari kuk orang Roma, dan mereka tidak bisa menerima pemikiran bahwa Dia yang merupakan satu-satunya tumpuan harapan mereka harus menderita kematian yang memalukan. Kata-kata yang mestinya mereka camkan itu terhapus dari pikiran mereka, dan pada waktu pencobaan datang mereka tidak siap untuk menghadapinya. Kematian Yesus sama sekali telah memusnahkan pengharapan mereka, sakan-akan Ia tidak pernah memberi amaran itu kepada mereka.
Begitulah dalam nubuatan, masa depan itu terbuka di hadapan kita dengan jelas sebagaimana itu telah dibukakan kepada murid-murid itu oleh kata-kata Kristus sendiri. Peristiwa yang berhubungan dengan penutupan pintu kasihan dan upaya persiapan menghadapi masa kesusahan, sangat jelas dinyatakan. Tetapi sejumlah besar manusia tidak memahami kebenaran penting ini seolah-olah belum pernah dinyatakan——- GC 594 (1911).
Sebagian orang yang mengakui dirinya benar akan seperti Yudas yang menyerahkan Tuhan secara berkhianat ke dalam tangan musuh-musuh besar-Nya.
Sebagian orang yang mengakui dirinya benar akan seperti Yudas yang menyerahkan Tuhan secara berkhianat ke dalam tangan musuh-musuh besar-Nya. Orang-orang yang percaya diri sendiri ini, yang bertekad mengikuti jalannya sendiri, lalu menganjurkan pendapat-pendapatnya sendiri, akan maju terus dari yang jelek kepada yang terburuk, sampai kelak mereka akan mengikuti jalan apa saja, tetapi tidak mau melepaskan kemauannya sendiri. Mereka akan maju terus secara buta pada jalan yang jahat; tetapi seperti halnya orang-orang Parisi yang tersesat itu, demikian itulah mereka tertipu sendiri, sehingga mereka mengira mereka sedang melaksanakan pelayanan Allah. Kristus menggambarkan perjalanan Itu yang akan ditempuh kelas orang-orang tertentu, apabila mereka memperoleh kesempatan untuk mengembangkan tabiatnya yang sebenarnya: ‘Maka kamu akan dikhianati baik oleh para orangtua, saudara-saudara, kaum, maupun teman-teman; dan sebagian dari kamu akan mereka tuntut untuk dihukum mati.’ “—– Testimonies, vol. 5, pp. 688 – 691.
Pelajaran ini adalah bagi semua yang mengakui dirinya pendeta-pendeta di dalam sidang, dan juga bagi orang-orang yang mengakui dirinya murid-murid Kristus. Orang-orang Parisi (para pendeta) tidak mau memperhatikan tegoran-tegoran dan Kebenaran dari Kristus sendiri. Yudas (salah seorang murid-Nya) juga tidak, namun sebaliknya Yudas telah menunjukkan tabiatnya yang sebenarnya pada akhirnya, bahwa ia adalah seorang pengkhianat yang jahat, bukannya seorang murid, seorang dermawan besar, atau pun seorang teman. Kiranya Allah membantu kita semua untuk mengerti sendiri, dan supaya senantiasa berada dalam hubungan yang langsung dengan-Nya agar jangan kita jatuh ke dalam cobaan, demikianlah hendaknya doa kita.——-Symbolic Code buku 1 jld 11 No. 7 Renungan Doa.
HIDUP PENUH PENDERITAAN, KEMISKINAN, PENUH KEKURANGAN PADA DASARNYA ADALAH KEUNTUNGAN BAGI MANUSIA YANG HENDAK MENANG
Orangtua Yesus miskin, dan mereka bergantung kepada pekerjaan berat sehari-hari. Ia sudah biasa dengan kemiskinan, penyangkalan diri dan kekurangan. Pengalaman ini adalah suatu pelindung bagi-Nya. Dalam hidup-Nya yang rajin itu tidak ada waktu yang terbuang untuk mengundang pencobaan. Tidak ada saat yang tidak bertujuan membuka jalan bagi pergaulan yang mencemarkan. Ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menutup pintu bagi penggoda itu. Tiada keuntungan ataupun kesenangan, pernyataan setuju ataupun kecaman, yang dapat membujuk Dia untuk menyetujui sesuatu tindakan yang salah: Ia sungguh bijaksana mengamati kejahatan, dan kuat melawannya.—— KSZ1 62.2
Kristuslah satu-satunya orang yang tidak berdosa yang pernah tinggal di dunia ini, namun hampir tiga puluh tahun lamanya Ia hidup di antara penduduk Nazaret yang jahat. Kenyataan ini merupakan suatu teguran bagi orang-orang yang mengira bahwa mereka bergantung pada tempat, nasib, atau kemakmuran, agar dapat hidup dengan tiada bercacat. Pencobaan, kemiskinan, kemelaratan, justru merupakan disiplin yang diperlukan untuk mengembangkan kesucian dan keteguhan. .—— KSZ1 62.3
Orang-orang yang paling miskin dan hina daripada murid-murid Yesus dapat menjadi berkat kepada orang-orang lain. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa mereka membuat kebaikan apapun, tetapi pengaruh mereka yang tidak disadarinya memulai ombak kebahagiaan yang makin lama makin dalam, dan berkat yang dihasilkannya tidak pernah mereka ketahui sampai tiba pada hari pemberian upah terakhir itu. Mereka tidak merasakan atau mengetahui bahwa mereka melakukan sesuatu perkara yang besar. Mereka tidak perlu mencemaskan diri mereka mengenai sukses. Mereka hanya perlu maju secara perlahan-lahan, mengerjakan pekerjaan Tuhan yang telah diserahkan dengan setiawan, sehingga hidup mereka tidak menjadi sia-sia. Jiwa mereka akan bertumbuh semakin lama semakin menyerupai Kristus; mereka adalah teman-teman pekerja bersama-sama dengan Allah di dalam kehidupan ini dan oleh karena itu layak bagi pekerjaan yang lebih tinggi dan kegembiraan yang tiada celanya dalam hidup mendatang.———KS 77.3
Kita ditempatkan dalam pencobaan di dunia ini untuk menentukan kemampuan kita untuk hidup yang akan datang. Tidak ada yang bisa masuk kesurga yang tabiatnya dicemari oleh noda mementingkan diri yang kotor. Karena itu, Allah menguji kita sekarang dengan mempercayakan kepada kita harta yang fana, dimana cara kita menggunakannya bisa menunjukkan apakah kita dapat dipercayakan dengan kekayaan-kekayaan yang kekal—CS 22 (1893)
Orangtua Yesus miskin, dan mereka bergantung kepada pekerjaan berat sehari-hari. Ia sudah biasa dengan, kemiskinan, penyangkalan diri dan kekurangan. Pengalaman ini adalah suatu pelindung bagi-Nya. Dalam hidup-Nya yang rajin itu tidak ada waktu yang terbuang untuk mengundang pencobaan. Tidak ada saat yang tidak bertujuan membuka jalan bagi pergaulan yang mencemarkan. Ia berusaha sedapat-dapatnya untuk menutup pintu bagi penggoda itu. Tiada keuntungan ataupun kesenangan, pernyataan setuju ataupun kecaman, yang dapat membujuk Dia untuk menyetujui sesuatu tindakan yang salah: Ia sungguh bijaksana mengamati kejahatan, dan kuat melawannya——KSZ1 62.2
Yesus tidak segan menghadapi kesusahan dan kewajiban, sebagaimana yang dibuat oleh banyak orang yang mengaku sebagai pengikutNya. Adalah sebab mereka berusaha menghindari disiplin ini maka banyak yang lemah dan tidak cakap. Mungkin mereka memiliki sifat tabiat yang bagus dan menarik hati, namun mereka lemah dan hampir tidak berguna apabila kesukaran harus dihadapi atau rintangan harus dilalui. Ketegasan dan tenaga, keteguhan serta kekuatan watak seperti yang dinyatakan dalam diri Kristus harus dipertumbuhkan dalam diri kita, dengan jalan disiplin yang ditanggung-Nya itu juga. Dan rahmat yang diterima-Nya itu adalah untuk kita. ——KSZ1 63.2
Allah menunjukkan kepada saya bahwa Ia memberi umatNya minum dari cawan yang pahit, untuk menyucikan dan membersihkan mereka. Itu adalah tegukan yang pahit, dan mereka dapat menambah kepahitannya dengan bersungut-sungut, mengeluh, dan merajuk. Tetapi mereka yang menerimanya dengan harus meminum tegukan yang lain, karena yang pertama tidak membawa pengaruh sesuai dengan yang direncanakan terhadap hati. Kalau yang kedua tidak membuahkan hasil pekerjaan itu, maka harus ada yang lain, dan yang lain, Saya melihat bahwa cawan yang pahit ini dapat dimaniskan dengan kesabaran, ketabahan, dan doa, sehingga dengan demikian akan memberikan hasil sesuai dengan yang direncanakan terhadap hati mereka yang menerimanya sedemikian rupa, dan Allah akan dihormati dan dimuliakan——Tulisan-Tulisan Permulaan 109
Ada suatu pelajaran bagi kita dalam pengalaman Paulus ini, karena hal itu menyatakan jalan Allah untuk bekerja. Tuhan dapat memberikan kemenangan yang nampaknya kepada kita boleh jadi penaklukan dan kekalahan. Kita ada dalam bahaya melupakan Allah, melihat pada perkara-perkara yang kelihatan, gantinya memandang dengan mata iman perkara-perkara yang tidak kelihatan. Bila kemalangan atau malapetaka datang, kita bersedia untuk membebankan kepada Allah dengan kelalaian dan kebengisan. Jika Ia melihat cocok untuk memotong kegunaan kita dalam beberapa bagian, kita bersusah, tidak memikirkan bahwa dengan berbuat demikian Allah boleh mengerjakan untuk kebaikan kita. Kita perlu belajar bahwa hukuman adalah sebagian dari rencana Allah yang besar dan di bawah cambuk kesusahan, orang Kristen kadang-kadang boleh berbuat lebih banyak untuk Tuhan dari pada bila ia giat bekerja.—–KR 406.1
Pada waktu bangsa Israel berada dalam satu keadaan yang senang dan amanlah mereka telah dituntun ke dalam dosa. Mereka telah gagal untuk membiarkan Allah selalu ada di hadapan mereka, mereka melalaikan doa, dan memanjakan roh percaya kepada diri sendiri. Kesenangan dan pemanjaan diri telah menyebabkan benteng jiwa tidak dijaga dan pikiran-pikiran yang merusak pun telah memasukinya……Oleh memandang kita diubahkan. Dengan pemanjaan pikiran yang kotor, manusia dapat mendidik pikirannya sedemikian rupa sehingga dosa yang dulunya memuakkan dirinya sekarang akan menjadi sesuatu yang menyenangkan baginya.—–SRNJ2 57.1
Pelajaran Yesus memisahkan diri dari pengaruh lingkungan
Acapkali Ia ditanya, mengapa Engkau selalu suka menyendiri dalam segala tingkah-lakumu, berbeda dari kami semuanya? Ada tertulis, kataNya, “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.” Mzm. 119:1-3. ———KSZ1 82.3
Apabila ditanya mengapa Ia tidak mengikuti senda gurau anak-anak muda Nazaret, Ia berkata, Ada tertulis, “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Mzm. 119:14-16———KSZ1 82.4
Sejak orangtua Yesus menjumpai Dia di Bait Suci, segala tingkah laku-Nya merupakan suatu rahasia bagi mereka, la tidak mau berbantah, namun teladan yang diberikan-Nya selamanya menjadi suatu pelajaran. Ia tampak sebagai seorang yang sudah diasingkan. Saat-saat kebahagiaan-Nya ialah bilamana Ia seorang diri dengan alam kejadian dan dengan Allah. Setiap kali ada kesempatan terluang bagi-Nya, Ia meninggalkan pekerjaan-Nya, lalu pergi ke ladang, untuk merenung di lembah-lembah yang menghijau, untuk mengadakan hubungan dengan Allah di lereng gunung atau di bawah pepohonan yang rindang daunnya. Sering di pagi-pagi buta Ia berada di suatu tempat yang sunyi, untuk merenung, menyelidiki Alkitab, atau berdoa. Dari saat-saat yang tenang ini Ia pulang ke rumah-Nya untuk melakukan kewajiban-Nya pula, dan guna memberikan suatu teladan dalam melakukan pekerjaan dengan sabar. ———KSZ1 83.3
Pelajaran dari pengalaman Yesus dalam menjawab pertanyaan dengan “Ada tertulis” (suatu contoh untuk tidak menggunakan pikiran sendiri)
Dalam usia yang masih sangat muda, Yesus sudah mulai bertindak menurut cara-Nya sendiri dalam pembentukan tabiat-Nya, bahkan hotmat serta cinta pada orangtua-Nya sekalipun tidak dapat mencegah Dia dari penurutan kepada firman Allah. “Ada tertulis” ialah alasan-Nya bagi tiap perbuatan yang berbeda dari kebiasaan keluarga. Akan tetapi pengaruh rabi-rabi menyebabkan pengalaman hidup-Nya amat pahit. Pada masa muda-Nya sekalipun Ia mesti memahami pelajaran-pelajaran berat dalam bertahan dengan diam dan sabar. ——KSZ1 78.3
Tetapi bagi setiap penggodaan Ia mempunyai satu jawab, “Ada tertulis.” Ia jarang mengecam sesuatu perlakuan salah dari saudara-saudaraNya, tetapi pada-Nya ada kabar dari Allah untuk disampaikan kepada mereka. Kerapkali Ia dituduh sebagai pengecut karena tidak mau bergabung dengan mereka dalam sesuatu perbuatan terlarang; tetapi jawabNya ialah, ada tertulis, “Takut akan Tuhan itulah hikmat dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Ayb. 28:28 ———–KSZ1 82.1
Ada juga orang yang suka bergaul dengan Dia, merasa damai kalau Ia ada; akan tetapi banyak juga orang yan menghindari Dia, sebab mereka tertempelak oleh hidup-Nya yang tidak bercela itu. Teman-teman-Nya orang muda membujuk Dia supaya melakukan apa yang mereka lakukan. Ia pintar dan selalu gembira; mereka merasa senang kalau Ia ada, serta menyambut gembira anjuran-anjuran-Nya yang selamanya siap sedia; tetapi mereka tidak sabar akan sikap-Nya yang amat berhati-hati dan menyebut Dia seorang yang berpandangan sempit dan picik. Yesus menjawab, Ada tertulis, “Dengan apakah seorang muda mempertaruhkan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” “Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.” Mzm. 119:9, 11.————- KSZ1 82.2
Acapkali Ia ditanya, mengapa Engkau selalu suka menyendiri dalam segala tingkah-lakumu, berbeda dari kami semuanya? Ada tertulis, kataNya, “Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.” Mzm. 119:1-3. ———KSZ1 82.3
Apabila ditanya mengapa Ia tidak mengikuti senda gurau anak-anak muda Nazaret, Ia berkata, Ada tertulis, “Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Mzm. 119:14-16 ———KSZ1 82.4
Berulang-ulang Ia ditanyai, mengapa Engkau menyerah saja pada perlakuan yang tidak senonoh itu, meski dari saudara-saudara-Mu? Ada tertulis, kata-Nya, “Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaran-Ku, dan biarlah hatimu memelihara perintah-Ku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu. Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Ams. 3:1-4. —–KSZ1-83.2
NASIHAT-NASIHAT TERKAIT DENGAN PERINTAH-PERINTAH ATAU SYARIAT-SYARIAT
Keluaran 20:5:
sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci.
Supaya senantiasa diingat, bahwa hanya ada dua penguasa pikiran di dunia ini, yaitu pikiran dari Allah dan pikiran dari Setan. Kita sebagai orang-orang berdosa telah dilahirkan dengan pikiran Setan, dan pikiran ini tinggal dengan kita sampai kelak kita dilahirkan kembali, yaitu lahir oleh Roh dan dengan pikiran Allah. Lalu untuk berbuat yang benar, maka kita harus berbuat bertentangan terhadap apa yang dibisikkan oleh pikiran daging kita, lalu kita akan kemudian melakukan apa yang pikiran Allah sedang perjuangkan bagi kita untuk dilakukan. —–Amaran Sekarang jld 1 No. 1
+
Warisan berkat & dosa Turun
+
Pendidikan Rumah Tangga
=
Tabiat terbentuk
Pengakuan kita tidak bernilai apapun bila tidak sebanding dengan perlakuan:
Yakub 2 : 19, 20:
“Engkau percaya bahwa terdapat ada satu Allah; itu benar; segala iblis pun percaya dan gementar. Tetapi maukah engkau mengetahui, hai manusia yang sia-sia, bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati?”.
B e r a g a m a yang benar artinya menghayati firman dalam praktik kehidupanmu. Pengakuanmu tidak akan bernilai apapun tanpa mempraktikkan firman itu.” – Testimonies to Ministers, p. 127.
| |||||||
| |||||||
BELAJAR
Cerita awalnya bagaimana kebiasaan dunia muncul dalam umat Allah
Tuhan telah memilih Ibrahim, tentang dia, Tuhan berkata, “Ibrahim telah menurut firmanKu dan telah dipeliharakannya syaratKu dan segala pesanKu dan hukumKu.” Kejadian 26:5. Kepadanya diberikan upacara sunat, yang menjadi satu tanda bahwa mereka yang menjalankannya telah diserahkan kepada pelayanan akan Allah—satu janji bahwa mereka akan tetap memisahkan diri dari penyembahan berhala, dan akan menurut hukum Allah. Kegagalan daripada keturunan Ibrahim untuk memelihara janji ini, sebagaimana ditunjukkan oleh kecenderungan mereka untuk mengadakan persekutuan dengan orang kapir dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan mereka, adalah penyebab daripada pengembaraan dan perhambaan mereka di Mesir. Tetapi di dalam pergaulan mereka dengan penyembah-penyembah berhala itu, dan dengan takluknya mereka secara terpaksa kepada orang Mesir, hukum ilahi itu menjadi lebih dinodai oleh kejahatan dan pengajaran-pengajaran kekapiran yang kejam itu. Oleh sebab itu pada waktu Tuhan membawa mereka keluar dari Mesir, Ia telah turun ke atas gunung Sinai, dengan dibungkus oleh kemuliaan dan dikelilingi oleh malaikat-malaikatNya, dan di dalam keagunganNya yang hebat itu Ia telah mengucapkan hukumNya di hadapan segenap bangsa itu. —–PB1 380.2
Bangsa campuran yang telah keluar bersama-sama dengan orang Israel dari Mesir adalah satu sumber daripada pencobaan dan kesulitan yang terus-menerus. Mereka mengaku telah meninggalkan penyembahan berhala dan berbakti kepada Allah yang benar; tetapi pendidikan dan latihan yang diterima pada masa kecil telah membentuk kebiasaan dan tabiat mereka, dan sedikit banyaknya mereka telah dinodai oleh penyembahan berhala dan oleh sikap tidak hormat kepada Allah. Merekalah yang paling sering menimbulkan pertengkaran dan yang pertama bersungut-sungut, dan mereka telah mempengaruhi perhimpunan itu dengan kebiasaan-kebiasaan penyembahan berhala mereka dan persungutan mereka kepada Allah. —–PB1 432.1
Allah memanggil Israel, dan memberkati serta meninggikan mereka, bukan supaya melalui penurutan mereka terhadap hukum-hukumNya maka mereka saja yang akan menerima belas kasihan serta berkat-berkatNya, melainkan agar supaya melalui mereka Ia dapat menyatakan diriNya kepada segenap penduduk dunia ini. Untuk kegenapan maksud inilah Ia telah memerintahkan agar mereka tetap menjadi bangsa yang berbeda daripada bangsa-bangsa penyembah berhala yang ada di sekeliling mereka. —-PB1 386.3
Penyembahan berhala dan segala dosa yang mengikutinya adalah sangat memuakkan di hadapan Allah, dan Ia memerintahkan umatNya agar jangan bercampur-baur dengan bangsa-bangsa lain,dan “meniru perbuatan mereka,” serta melupakan Allah. Ia melarang perkawinan mereka dengan penyembah-penyembah berhala, agar jangan hati mereka dipalingkan daripadaNya. Adalah sama perlunya pada waktu itu seperti halnya sekarang ini agar umat Allah itu suci, “tidak ternoda oleh yang duniawi. ” Mereka harus memelihara diri bebas dari roh yang demikian, sebab itu berlawanan dengan kebenaran. Tetapi Allah tidak bermaksud agar umatNya, dalam sikap menyendiri dan merasa diri benar, harus memencilkan diri mereka dari dunia ini, sehingga mereka tidak mempunyai pengaruh kepadanya. —-PB1 387.1
Seperti Guru mereka, pengikut-pengikut Kristus dalam setiap zaman harus menjadi terang dunia. ……—-PB1 387.2
+
Warisan berkat & dosa Turun
+
Pendidikan Rumah Tangga
+
Pergaulan dengan dunia
=
Tabiat terbentuk
OBATNYA
Selain dari nasihat-nasihat untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kita, nasihat berikut adalah salah satu obat yang dipandang mengatasi penyebab mengapa kita hanyut atau larut dalam berbagai pelanggaran:
Kebebasan moral memang pada tempatnya bila melawan dunia. Dengan menyesuaikan seluruhnya kepada kehendak Allah, kita akan berada di tempat yang menguntungkan, dan akan melihat pentingnya ketentuan berpisah dari adat istiadat dan cara-cara dunia. Tidak perlu kita mengangkat standar kita sedikit lebih tinggi di atas standar dunia, tetapi kita harus menunjukkan perbedaan yang mencolok. Bukanlah masalah yang mudah untuk mencapai harta indah hidup kekal. Tidak ada orang yang dapat melakukan hal ini sambil hanyut dengan arus dunia. Ia harus keluar dari dunia dan berpisah serta tidak menyentuh barang yang najis. Tidak ada orang yang berlaku kedunia-duniaan tanpa terbawa oleh arus dunia. Tidak ada orang yang akan mencapai kemajuan tanpa usaha yang tekun….——Maranatha hal 47.
Orang Kristen perlu kuasa berpikir, kemauan yang teguh, dan mengetahui apa yang menjadi hasil mempelajari Firman Allah. Mereka sama sekali tidak boleh mengisi pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak penting. Setiap hari mereka harus dibaharui dalam kuasa rohani—- Maranatha hal 120
Bercerailah dan berlaku lainlah dari dunia – di dalam dunia, tetapi bukan berasal dari dunia, memantulkan sinar terang matahari kebenaran, jadilah suci, kudus dan tak bercacat serta dengan iman membawakan terang ke jalan-jalan dan lorong-lorong di bumi——-Maranatha 111
Para pengikut Kristus harus bercerai dari dunia dalam prinsip-prinsip dan minat, tetapi mereka tidak boleh mengasingkan diri dari dunia. Dengan tetap Juruselamat bergaul dengan manusia,bukan untuk mendorong mereka dalam hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, tetapi untuk mengangkat dan mengagungkan mereka. “Aku menguduskan diriKu”. Yohanes 17:19. Begitulah orang Kristen harus tinggal di antara manusia, supaya nikmatnya kasih Ilahi menjadi seperti garam yang memelihara dunia dari kejahatan.—– Maranatha 112 (alasan kita dinasihati untuk bercerai dengan dunia dalam prinsip dan minat, namun tetap tidak mengasingkan diri adalah karena pemahaman EGW kita wajib menobatkan dunia, ia tidak memahami pekerjaan sekarang kepada sidang, sehingga pengertiannya sesuai kebenaran kita makanan pada waktunya – kita harus berpisah dengan dunia termasuk mengasingkan diri dari orang dunia, namun tetap dekat dengan gereja sebagai sasaran pekerjaan)
Tuntutan Ilahi telah membawa umat Allah keluar dari kebiasaan kemewahan dunia, menjauhkan diri dari pemanjaan selera dan hawa nafsu, berdiri di atas ketinggian penyangkalan diri dan pertarakan dalam segala perkara. Umat yang dipimpin Allah haruslah istimewa. Mereka tidak boleh sama dengan dunia. Tetapi kalau mereka mengikuti tuntunan Allah maka mereka akan menggenapi tujuanNya, dan akan menyerahkan kehendak mereka kepada kehendakNya. Kristus akan tinggal dalam hati…..Rasul itu berkata,”Tubuhmu itu adalah kaabah Roh Kudus.————Maranatha 118
Setiap pergaulan yang kita bentuk, betapapun terbatas membawa pengaruh terhadap kita. Meluasnya pengaruh yang menguasai kita itu akan ditentukan oleh derajat keakraban, pergaulan yang secara tetap, dan kasih serta pemujaan kita kepada orang yang menjadi teman kita bergaul. Maka dengan demikian oleh pengenalan dan pergaulan kita dengan Kristus kita boleh menjadi serupa dengan Dia, sebagai satu-satunya teladan yang tidak mempunyai kesalahan.——- Maranatha hal 74
Dalam pergaulan kita dalam masyarakat, dalam keluarga, atau dalam hubungan kehidupan apa saja kita ditempatkan, baik yang terbatas maupun yang meluas, ada banyak cara yang dalamnya kita dapat mengakui Tuhan kita dan banyak cara yang dalamnya kita dapat menyangkal Dia. Kita dapat menyangkal Dia dalam perkataan kita, oleh berkata jahat tentang orang lain, oleh percakapan yang bodoh, bersenda-gurau, oleh perkataan yang sia-sia dan tidak ramah, oleh memutar-balikkan perkataan, atau berkata-kata yang bertentangan dengan kebenaran. Dalam perkataan kita dapatlah kita mengakui bahwa Kristus tidak ada di dalam kehidupan kita. Dalam tabiat kita dapatlah kita menyangkal Dia oleh sifat kita yang suka pada enak-enak saja, oleh menghindari kewajiban dan beban kehidupan yang harus ditanggung oleh seseorang kalau kita tidak mau menanggungnya, dan oleh menyukai kesenangan yang berdosa. Kita dapat pula menyangkal Kristus oleh kesombongan dalam berpakaian dan penyesuaian diri kepada dunia, atau oleh kelakuan yang tidak sopan. Kita dapat menyangkal Dia oleh menyukai pendapat kita sendiri saja dan berusaha mempertahankan dan membenarkan diri sendiri. Kita dapat pula menyangkal Dia dalam membiarkan pikiran mengalir dalam saluran perasaan cinta yang meluap- luap dan memikir-mikirkan nasib dan ujian yang kita duga sangat berat. ——–NBS 117.4
Kepada saya ditunjukkan bahwa kita sebagai suatu umat berada dalam bahaya serupa dengan dunia gantinya menjadi serupa dengan Kristus. Sekarang ini kita berada di tapal batas dunia yang kekal, tetapi musuh berniat memimpin kita supaya waktu yang sudah dekat sekali itu kita anggap masih jauh.
Dalam setiap cara yang dapat diangan-angankan setan akan menyerang orang-orang yang mengaku sebagai umat Allah yang memelihara hukum dan menunggu kedatangan Juruselamat di awan-awan di langit dengan kuasa dan kemuliaan besar. Ia akan memimpin seberapa banyak orang untuk menangguhkan hari yang jahat itu dan menjadi seperti dunia dalam roh, meniru kebiasaannya ————–Nasihat Bagi Sidang2 85.1
Kebiasaan memikir-mikirkan keburukan yang dirasakan tidaklah bijaksana dan bukannya sifat kristen. Dalam berbuat demikian kita gagal menikmati berkat-berkat dan mempergunakan kesempatan masa sekarang. Tuhan minta agar kita melaksanakan kewajiban masa sekarang dan menanggung segala ujiannya. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga agar jangan kita bersalah dalam perkataan atau perbuatan. Sekarang ini kita harus memuji dan menghormati Allah. Dengan menggunakan iman yang hidup sekarang ini kita harus mengalahkan musuh. Sekarang ini kita harus berjaga-jaga dan bekerja dan berdoa seolah-olah inilah hari terakhir yang dikaruniakan kepada kita. Sebab itu, betapa tekunnya kita harus hidup sekarang ini. Kita harus mengikuti Yesus dengan sungguh-sungguh dalam segala perkataan dan perbuatan kita.——-NBS2 95.
Banyak orang berpakaian seperti dunia supaya dapat mempengaruhi orang-orang yang tidak beriman, tetapi dalam hal ini mereka mengadakan suatu kekeliruan yang sangat menyedihkan. Kalau mereka mau mempunyai suatu pengaruh yang benar dan menyelamatkan, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka, menunjukkan iman mereka oleh perbuatan mereka yang benar dan mengadakan perbedaan yang jelas sekali antara orang Kristen dan orang duniawi. Perkataan, pakaian, perbuatan, harus memberikan kesaksian untuk Allah. Dengan demikian suatu pengaruh yang suci akan dipancarkan ke atas semua orang di sekeliling mereka, dan orang-orang yang tidak beriman sekalipun akan mengetahui bahwa mereka telah tinggal bersama dengan Yesus. Kalau ada orang ingin bersaksi untuk kebenaran oleh pengaruh mereka, biarlah mereka hidup sesuai dengan pengakuan iman mereka dan dengan mereka meniru teladan yang rendah hati itu. ——NBS 3 96.
Untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan yang betul, kita harus bergaul dengan orang-orang yang mempunyai pengaruh akhlak dan kerohanian yang sehat. ——– NBS 189.2
Kalau orang muda dapat diyakinkan untuk bergaul dengan orang-orang yang suci, memikirkan kepentingan orang lain, dan ramah tamah, pengaruhnya akan sangat baik. Kalau mereka memilih sahabat-sahabat yang takut akan Tuhan, pengaruh itu akan menuntun kepada kebenaran, kewajiban, dan kesucian. Suatu kehidupan Kristen yang benar merupakan suatu kuasa bagi kebaikan. Tetapi sebaliknya, mereka yang bergaul dengan pria dan wanita yang mempunyai akhlak yang diragukan, atau prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, tidak lama kemudian mereka akan berjalan pada jalan yang sama. Kecenderungan hati yang biasa ialah ke arah bawah. Ia yang bergaul dengan seorang yang tidak percaya akan Allah tidak lama kemudian akan tidak percaya akan Allah lagi; ia yang memilih persahabatan dengan orang jahat hampir dapat dipastikan menjadi jahat. Berjalan dalam bicara orang fasik merupakan langkah pertama untuk berdiri pada jalan orang berdosa dan duduk dalam perhimpunan orang pengolok. —-NBS 189.3
Sahabat-sahabatku orang muda yang kekasih, ragukanlah pengalamanmu sendiri tentang pengaruh cerita-cerita yang mengobarkan perasaan. Dapatkah kamu, sesudah membaca cerita seperti itu, membuka Kitab Suci dan membaca sabda hidup itu dengan penuh minat? Bukankah kamu merasa Buku Allah itu tidak menarik lagi? Penarikan cerita percintaan berkesan pada pikiran, merusakkan kesehatannya, dan tidak memungkinkan dikau memusatkan perhatian pada kebenaran-kebenaran yang penting dan serius yang ada sangkut pautnya dengan kesejahteraan abadi. ——NBS 193.7
Ambillah tekad menjauhkan segala bacaan yang tidak berharga. Hal itu tidak akan menguatkan kerohanianmu, tetapi akan memasukkan ke dalam ingatan perasaan-perasaan yang merusak angan-angan, menyebabkan engkau kurang memikirkan tentang Yesus dan merenungkan pelajaran-pelajaran-Nya yang berharga. Jauhkanlah pikiran dari segala sesuatu yang dapat membawa ke jurusan yang salah. Jangan memberatkan pikiran itu dengan cerita-cerita yang tidak berharga, yang tidak memberikan kekuatan kepada kuasa pikiran. Pemikiran itu sama sifatnya dengan makanan yang disediakan untuk pikiran. Bacaan Yang Merusak Jiwa —–NBS 194.1
Percakapan itu seharusnya tentang perkara-perkara rohani dan Ilahi; tetapi hal yang sebaliknya telah terjadi. Kalau pergaulan dengan sahabat-sahabat Kristen digunakan terutama untuk perbaikan pikiran dan hati, tidak akan ada penyesalan kemudian, dan mereka dapat menoleh ke belakang pada wawancara itu dengan suatu kepuasan yang menyenangkan. Tetapi jika jam-jam itu digunakan dalam perbuatan yang sembrono dan percakapan yang sia-sia, dan waktu yang berharga itu digunakan dalam merusakkan kehidupan dan tabiat orang lain, maka hubungan persaudaraan itu akan terbukti menjadi sumber kejahatan, dan pengaruhmu akan menjadi suatu bau maut menuju mati.——NBS 197.2
Mungkin saja engkau menjadi seorang percaya yang setengah-setengah dan yang biasa, dan engkau akan didapati ringan serta akan kehilangan hidup yang abadi. Mungkin saja, dan menghidupkan sebagian anjuran Alkitab serta dianggap sebagai orang Kristen, tetapi akan binasa karena engkau kekurangan sifat-sifat yang sangat perlu bagi tabiat Kristen. Jika engkau menyia- nyiakan atau bersikap acuh tak acuh terhadap amaran yang sudah diberikan Allah, jika engkau menyimpan atau memberi maaf kepada dosa, berarti engkau sedang memeteraikan nasib jiwamu. Engkau akan ditimbang pada neraca dan akan didapati dalam keadaan ringan. Anugerah sejahtera dan ampunan akan ditarik untuk selama-lamanya. Yesus akan melewati engkau, tiada akan pernah datang lagi begitu dekat sehingga dapat dijangkau oleh doa dan permohonanmu. Selagi rahmat menunggu, selagi Juruselamat melakukan pekerjaan seorang pengantara, hendaklah kita melakukan pekerjaan yang saksama guna keselamatan kita.———-NBS 289.4
“Segala perkara itu sudah berlaku atas mereka itu menjadi teladan, dan yang telah tersurat seperti nasihat bagi kita, orang akhir zaman. Sebab itu siapa yang menyangka dirinya itu tegak, hendaklah ia beringat jangan ia jatuh.” 1 Korinti 10:11, 12. Setan mengetahui dengan baik materi yang harus dihadapinya di dalam hati manusia. Ia mengetahui—karena ia telah mempelajarinya dengan sungguh-sungguh selama beribu-ribu tahun —titik-titik kelemahan yang paling mudah untuk dikalahkannya di dalam setiap manusia; dan sepanjang generasi-generasi berikutnya ia telah berhasil menjatuhkan orang-orang yang paling kuat, penghulu-penghulu Israel, oleh pencobaan yang sama yang sangat berhasil di Baal-Peor. Sepanjang zaman terlihat puing-puing tabiat orang-orang yang telah kandas di atas batu karang pemanjaan nafsu. Apabila kita mendekati kesudahan zaman, apabila umat Allah berdiri di perbatasan Kanaan sorgawi, setan akan, seperti pada zaman dulu, melipatgandakan usahanya untuk menghalangi mereka memasuki tanah yang baik itu. Ia meletakkan jeratnya bagi setiap jiwa. Bukan hanya orang-orang yang bodoh dan yang tidak terdidik saja yang harus berjaga-jaga, ia akan menyediakan penggodaannya bagi mereka yang berada pada jabatan yang tertinggi, dalam jabatan yang paling suci; jikalau ia dapat menuntun mereka untuk menodai jiwa mereka, maka ia, melalui mereka, akan dapat membinasakan banyak orang. Dan ia menggunakan alat-alat yang sama sekarang ini seperti yang telah dipakainya tiga ribu tahun yang telah silam. Oleh pergaulan duniawi, oleh kecantikan, oleh mencari kepelesiran, pesta-pora, atau cawan anggur, ia menggoda manusia untuk melanggar hukum yang ketujuh. —–PB2 51.1
Dengan bergaul dengan penyembah-penyembah berhala serta ikut dalam upacara-upacara pesta mereka dimana bangsa Ibrani telah dituntun untuk melanggar hukum Allah dan mendatangkan hukumanNya ke atas bangsa itu. Demikian pula sekarang ini adalah oleh menuntun pengikut-pengikut Kristus untuk bergaul dengan orang-orang yang tidak bertuhan, dan ikut serta dalam kepelesiran mereka dimana setan paling berhasil dalam menjatuhkan mereka ke dalam dosa. “Keluarlah kamu dari antara orang kapir, dan bercerailah kamu, kata firman Tuhan, dan jangan menyentuh barang yang najis.” 2 Korinti 6:17. Tuhan menuntut umatNya sekarang ini untuk berbeda dari dunia dalam kebiasaan, dalam adat dan prinsip, seperti halnya Ia telah menuntut Israel pada zaman dahulu. Jikalau mereka setia mengikuti ajaran-ajaran firmanNya, perbedaan ini akan terlihat; itu tidak bisa menjadi sebaliknya. Amaran-amaran yang telah diberikan kepada bangsa Ibrani terhadap pergaulan dengan orang kapir tidaklah lebih ketat dan lebih tegas daripada amaran-amaran yang melarang orang-orang Kristen untuk meniru-niru roh dan adat kebiasaan orang-orang yang tidak bertuhan. Kristus berkata kepada kita, “Janganlah kamu mengasihi dunia atau barang yang ada di dalam dunia. Jikalau barang seorang mengasihi dunia, maka kasih Bapa itu tiadalah ada di dalam dia.” 1 Yohanes 2:15. “Persahabatan dengan dunia ini, ialah perseteruan dengan Allah? sebab itu barangsiapa yang mau bersahabat dengan dunia ini, ia itulah menjadi seteru Allah.” Yakub 4:4. Pengikut-pengikut Kristus harus memisahkan diri dari orang-orang berdosa, memilih untuk bersahabat dengan mereka hanya bilamana ada kesempatan untuk berbuat kebajikan kepada mereka. Kita harus berusaha sedapat-dapatnya menjauhkan diri dari persahabatan dengan mereka yang akan memberikan pengaruh yang akan memalingkan kita dari Tuhan. Sementara kita berdoa, “Jangan bawa kami ke dalam pencobaan,” kita harus menjauhkan diri dari pencobaan sedapat-dapatnya.—PB2 52.1
NASIHAT DALAM BERGAUL
Teladan yang diberikan Kristus dalam menghubungkan diri-Nya dengan kepentingan manusia haruslah diikuti oleh semua orang yang memasyhurkan sabda-Nya, dan oleh semua orang yang telah mendapat Injil rahmat-Nya. Kita tidak boleh meninggalkan hubungan sosial. Kita tidak boleh mengasingkan diri dari orang lain. Untuk dapat mencapai segenap golongah, kita mesti menjumpai mereka di mana mereka itu berada. Mereka jarang datang sendiri hendak mencari kita. Bukan dari mimbar saja hati manusia dapat dijamah oleh kebenaran Ilahi. Masih ada lagi lapangan pekerjaan lain, mungkin lebih hina, tetapi sama mengandung harapan penuh. Lapangan pekerjaan itu terdapat di rumah orang-orang yang hina-dina dan di rumah orang-orang besar, pada jamuan yang disediakan oleh orang yang suka menerima tamu dan pada kumpulan sosial yang polos. ———-KSZ1 152.1
Sebagai murid-murid Kristus tidak boleh kita bergaul dengan dunia ini hanya karena kita gemar akan kepelesiran belaka, untuk bersatu dengan mereka dalam kebodohan. Pergaulan serupa itu dapat mendatangkan bencana belaka. Kita sekali-kali tidak boleh membenarkan dosa perkataan atau perbuatan kita, oleh berdiam diri atau oleh kehadiran kita. Ke mana saja kita pergi, kita harus membawa Yesus beserta kita, dan harus menyatakan kepada orang-orang lain indahnya Juruselamat kita itu. Tetapi orang-orang yang berusaha hendak memelihara agamanya oleh menyembunyikannya di dalam tembok batu, kehilangan kesempatan yang indah untuk melakukan kebajikan. Oleh hubungan sosial, Kekristenan berhubungan dengan dunia ini. Setiap orang yang telah mendapat penerangan Ilahi, haruslah menerangi jalan orang-orang yang belum mengenal Terang kehidupan. ——–KSZ1 152.2
Kita semua harus menjadi saksi bagi Yesus. Kuasa sosial yang disucikan oleh rahmat Kristus, wajib dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam menarik jiwa-jiwa kepada Juruselamat. Biarlah dunia ini melihat bahwa kita tidak mencurahkan segenap perhatian dengan kikir atas kepentingan kita belaka, melainkan bahwa kita ingin supaya orang-orang lain juga turut beroleh berkat dan karunia yang kita peroleh. Biarlah mereka melihat bahwa agama kita tidak membuat kita tidak menaruh simpati dan bersifat keras. Biarlah semua orang yang mengaku telah menemukan Kristus, melayani sebagaimana Ia melayani dahulu untuk kebahagiaan manusia. ——-KSZ1 152.3
WASPADA KEPADA:
Dan janganlah seorangpun berkata kepada dirinya sendiri bahwa dosa yang disayangi pada suatu waktu nanti akan dengan mudah dihilangkan. Tidak demikian halnya. Setiap dosa yang disayangi melemahkan tabiat dan menguatkan kebiasaan; dan akibatnya adalah kerugian jasmani, mental dan moral. Engkau bisa menyesali kesalahan yang telah engkau perbuat, dan menjejakkan kakimu pada jalan yang benar; tetapi bentuk pikiranmu dan kebiasaanmu dengan yang jahat akan membuatmu sukar membedakan antara yang benar dan yang salah. Melalui kebiasaan salah yang terbentuk, Setan akan menyerangmu berulang-ulang.—COL 281 (1900)
Tabiat surga harus diperoleh di bumi ini, kalau tidak tabiat itu tidak pernah akan diperoleh sama sekali. Kalau begitu mulailah dengan lekas. Janganlah engkau memperdayakan diri sendiri dengan anggapan bahwa akan datang waktunya bila engkau dapat mengadakan suatu usaha yang tekun yang lebih mudah daripada sekarang ini. Setiap hari kian menjauhkan engkau dari Allah. Adakanlah persiapan untuk masa kekekalan dengan semangat yang belum pernah engkau tunjukkan sebelumnya. Didiklah pikiranmu menggemari Kitab Suci, menggemari kumpulan permintaan doa, menggemari saat merenungkan, dan lebih dari segala sesuatu, saat bila jiwa mengadakan hubungan dengan Allah. Milikilah alam pikiran surga kalau engkau mau menggabungkan diri dengan biduan surga di dalam tempat tinggal di atas.—-NBS3 102
Setan mengendalikan setiap pikiran yang tidak tegas dibawah pengendalian Roh Allah—-Lt 57, 1895 (TM 79 )
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa Ia sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosa- nya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.——KA 653.3
Contoh-contoh :
Pengalaman Abraham dan lot:
Pengalaman beratnya usaha Lot untuk dapat selamat:
Pengalaman Esau dan Yakub (gambaran tentang yang bergaul dan yang tidak bergaul):
Pengalaman Yohanes Pembabtis:
“Adalah suatu daerah yang sunyi sepi dimana ia telah menemukan tempat tinggalnya, yaitu di tengah-tengah bukit yang tandus, jurang-jurang yang menakutkan, dan gua-gua batu karang. Tetapi itulah pilihannya untuk menghindari kesenangan-kesenangan dan kemewahan-kemewahan hidup bagi disiplin yang ketat dari padang belantara.” – The Desire of Ages, halaman 101.
Yohanes memisahkan dirinya sendiri dari sahabat-sahabat dan dari kemewahan hidup. Kesederhanaan pakaiannya, baju yang dibuat dari bulu onta, merupakan teguran yang mantap terhadap keborosan yang ditunjukkan oleh para imam Yahudi dan orang banyak pada umumnya. Makanannya terdiri dari sayur-sayuran murni, dari belalang dan madu hutan, merupakan teguran terhadap pemanjaan selera dan kerakusan yang berlaku di mana-mana…..Pokok reformasi yang besar harus digalakkan dan perhatian umum harus digerakkan. Di dalam segala perkara pertarakan harus dikaitkan dengan pekabaran, untuk membalikkan umat Allah dari berhala mereka, kerakusan mereka, dan keborosan mereka dalam pakaian dan lain-lain.
Penyangkalan diri, kerendahan hati, dan pertarakan yang dituntut dari orang benar, yang khusus dipimpin dan diberkati Allah, haruslah dinyatakan kepada banyak orang untuk melawan pemborosan, kebiasaan merusak kesehatan dari mereka yang hidup dalam zaman yang merosot ini. Allah telah menunjukkan bahwa reformasi kesehatan berkaitan erat dengan pekabaran malaikat yang ketiga sebagaimana tangan dengan tubuh.——Maranatha 14 Jan, hal 22.3
Pengalaman Henoch:
Merasa tertekan oeh bertambahnya kejahatan orang-orang jahat itu, dan takut bahwa ketidak percayaan mereka itu akan mengurangi sikap hormatnya kepada Allah, Henoch menghindarkan diri dari pergaulan yang terus menerus dengan mereka dan mengambil banyak waktu untuk sendirian, untuk berenung dan berdoa. Dengan demikian ia menunggu di hadapan Tuhan, sambil mencari satu pengetahuan yang lebih jelas akan kehendakNya, agar ia dapat melaksanakannya. Baginya doa merupakan nafas jiwa; ia hidup dalam suasana sorga — PB 79.1
Pengalaman Daniel:
Pengalaman Ellen G. White dibabtis usia 13 tahun dan usia 11 tahun telah bertobat:
Pengalaman Samuel dan anak2 Imam Eli, yang sama-sama mendapat pendidikan Rumah Tangga, hanya kemudian anak2nya bergaul, namun Samuel tetap patuh tidak bergaul:
Nasihat-Nasihat Ellen G. White dan Victor T. Houteff:
Tidak ada iman yang kurang dari pada iman Nuh, dari pada iman Ayub, dan dari pada iman Daniel yang dapat membayar hutang, Saudara-saudariku, sebab apapun yang kurang dari ini ialah penghinaan kepada Allah.— Amaran Sekarang jld 2 No. 35
Pindah ke desa
Bersekolah di sekolah Advent
KESIMPULAN
- PERGAULAN SEBAGAI SARANA SETAN UNTUK MENAKLUKAN PEKERJAAN PENYELESAIAN 144000, PERGAULAN MUSUH YANG TIDAK DISANGKA-SANGKA,
- Contoh2 umat Allah dahulu musuhnya adalah sepenuhnya dari agen-agen setan, sedangkan musuh dari dirinya sendiri mereka seluruhnya TELAH MENYELESAIKANNYA,
- Umat Allah akhir zaman adalah awal ketika ia baru lahir musuhnya adalah DIRI SENDIRI, tetapi setelah ia telah berhubungan dengan dunia melalui pergaulan, maka = DIRI SENDIRI + DUNIA, namun dalam perkembangannya setelah keseluruhan kesenangan, perhatian, minat, impian, harapan, selera orang-orang dunia telah diserap orang umat Allah, maka musuhnya menjadi DIRI SENDIRI (ini untuk yang masih di dalam kekuasaan umat itu sendiri).
PERJUANGAN TERBERAT = MELAWAN DIRI SENDIRI YANG TELAH LENGKAP KESELURUHANNYA
Kesucian adalah usaha seumur hidup, dan usaha yang dilakukan tidak boleh setengah-setengah harus disiplin
“Kesucian ……. bukanlah dicapai melalui suatu perasaan terbang yang menggembirakan, melainkan adalah hasil daripada terus-menerus mati untuk dosa, dan senantiasa hidup bagi Kristus. Kesalahan-kesalahan tidak mungkin dapat diluruskan, juga reformasi-reformasi tidak mungkin dapat dilaksanakan di dalam tabiat oleh usaha-usaha yang hanya sekali-sekali dan lemah. Adalah hanya oleh usaha yang tekun dan lama, disiplin yang ketat, dan perjuangan yang keras, maka kita akan menang. Kita tidak tahu pada hari yang satu berapa kuatnya kelak perjuangan kita pada hari berikutnya. Selama setan memerintah, maka kita harus berhasil mengalahkan diri sendiri, menguasai semua dosa untuk menang; sepanjang hayat dikandung badan tidak akan ada satupun tempat berhenti, tidak ada satupun titik tujuan yang dapat kita capai lalu mengatakan : ‘Saya sudah sepenuhnya berhasil. Kesucian ialah hasil dari pada kepatuhan seumur hidup.” — The Acts of the Apostles, p. 560.
Pembenaran oleh iman yaitu KESUCIAN tidak akan didapat bagi orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran – – artinya KESUCIAN bertorelasi dengan kelengkapan kebenaran yang dimiliki (sesuai gambar profile umat Allah di akhir zaman)
“Tidak ada satupun kesucian Alkitab bagi orang-orang yang mengesampingkan sebagian kebenaran” (Testimonies, vol. 1, p. 338), karena “pekerjaan ini tidak mungkin dapat maju di dalam hati sementara terang atas sesuatu bagian kebenaran itu ditolak atau dilalaikan. Jiwa yang suci tidak akan merasa puas untuk tetap di dalam kebodohan, melainkan akan ingin terus berjalan dalam terang dan berusaha mendapatkan terang yang lebih besar lagi. Sebagaimana pekerja tambang menggali tanah mencari emas dan perak, maka demikian itu pula pengikut Kristus akan berusaha mencari kebenaran, bagaikan mencari harta benda yang tersembunyi, dan akan mendesak dari terang yang satu kepada terang yang lebih besar lagi, senantiasa meningkat dalam pengetahuan. Ia akan terus bertumbuh dalam kemurahan dan dalam pengetahuan kebenaran.” — The Review and Herald, June 17, 1890.
Jika jiwa dimurnikan dan dimuliakan, dan dibuat sedemikian rupa sesuai dengan pengadilan surga, ada dua hal yang harus dipelajari yaitu pengorbanan diri dan pengendalian diri. Beberapa orang mempelajari pelajaran penting ini lebih mudah dari yang lain, karena mereka telah dilatih oleh disiplin sederhana yang diberikan Tuhan dalam kelembutan dan kasih. Yang lainnya membutuhkan disiplin penderitaan yang lebih lambat, sehingga api penyucian akan memurnikan hati mereka dari kesombongan dan kebergantungan pada diri sendiri, dari hasrat keduniawian dan cinta akan diri sendiri, sehingga tabiat yang benar akan muncul dan mereka akan menjadi pemenang melalui kemurahan Kristus.—IP145. 2